-
ISBN : 978-602-70313-2-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DISERTAI MEDIA MINIATUR TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF FISIKA SISWA SMP NEGERI 1 PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2016/1017 Ayu Cahyaning Fitri1, Dedy Hidayatullah Alarifin2 1
Universitas Muhammdiyah Metro, Lampung Universitas Muhammdiyah Metro, Lampung
2
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 116 Iringmulyo KotaMetro Telp./Fax. (0725) 42445-42454 Email: 1)
[email protected] Abstrak
Hasil belajar kognitif fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pekalongan Tahun Pelajaran 2016/2017 berdasarkan hasil pra survey masih banyak yang belum memenuhi KKM senilai 70. Setelah melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran ternyata terdapat banyak siswa yang belum tuntas dikarenakan siswa kurang mampu memahami konsep pembelajaran sehingga dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar kognitif siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh pembelajaran kontekstual disertai media miniatur dan mengetahui manakah hasil belajar fisika siswa yang lebih tinggi antara pembelajaran kontekstual disertai media miniatur dengan pembelajaran yang biasa di lakukan. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain pretest-post-test only. Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling. Penelitian ini menggunakan 2 (dua) kelas yaitu kelas VIII.6 berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.7 berjumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol. Pengambilan data hasil belajar menggunakan test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pembelajaran kontekstual disertai media miniatur terhadap hasil belajar kognitif fisika siswa dan pengaruh paling besar ditunjukkan pada aspek implementasi (C3) perbedaan kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 32, pengaruh paling kecil ditunjukkan aspek pemahaman (C2) yaitu sebesar 7. Kata Kunci: pembelajaran kontekstual, media miniatur, hasil belajar kognitif Abstract Based on the preliminary research, the result of cognitive learning at the eight grade of SMP Negeri 1 Pekalongan in the 2016/2017 academic year had not adequate criteria of minimum mastery (KKM) as 70. By interviewing the teacher there, most students got difficulty in understanding the learning concept thus, many students had not adequate criteria of minimum mastery (KKM). That condition made the result of cognitive learning was low. This research aimed to find the influence of contextual learning by miniature and to know the value of the students in learning physiscs between contextual learning with miniature and conventional learning. This reaserch used quasi-experimental by using pretest-post-test.The sample taken by using cluster random sampling. This research used 2 classes, VIII.6 consisted of 30 students as experimental class and VIII.7 consisted of 30 students as control class. This research used test to get the data. The research result showed there was any influence in using contextual learning with miniature in physics learning process. Then, the highest influence occurred in implementation aspect (C3) difference on experimental class and control class as 32. Therefore, the lowest influence occurred in comprehension (C2) aspect as 7. Keywords: contextual learning, miniature media, cognitive learning result 130
Seminar Nasional Pendidikan 2017
-
ISBN : 978-602-70313-2-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
1. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada siswa guna mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Kenyataan yang dijumpai sehari-hari di kelas, hanya sebagian siswa yang aktif mengikuti pembelajaran di kelas dengan baik, tidak sedikit pula yang belum mengikuti proses pembelajaran tersebut dengan baik sehingga proses belajar yang berlangsung saat pembelajaran kurang optimal. Dalam memperbaiki proses pembelajaran ini peranan guru sangat penting, butuh usaha atau cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Oleh karena itu guru diharapakan mampu mencari metode pembelajaran yang tepat agar prestasi belajar siswa meningkat. Hasil belajar kognitif akan baik, jika materi pembelajaran dan metode yang digunakan sesuai dengan konsep pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilaksanakan pada hari Rabu 11 Januari 2017 siswa kelas VIII 6 tahun pelajaran 2016/2017 dengan guru mata pelajaran IPA menerangkan bahwa kemampuan belajar siswa pada aspek kognitifnya masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari data nilai tes pada aspek kognitif siswa pada tabel berikut: Tabel 1.Hasil nilai ujian semester ganjil Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pekalongan Tahun Pelajaran 2016/2017. No Nilai Keterangan Frekuensi % 1 ≥ 70 Tuntas 11 34% 2 < 70 Tidak Tuntas 21 66% Jumlah 32 100% Sumber data: Daftar Nilai IPA Kelas VIII 6. Berdasarkan tabel di atas yang tuntas KKM mencapai nilai 70 keatas hanya 34%, dan yang belum mencapai KKM sebesar 66% dari jumlah total siswa sebanyak 32 siswa, dalam belajar IPA kelas VIII SMP Negeri 1 Pekalongan. Berdasarkan hasil pra survei tersebut, didapatkan informasi juga siswa yang belum tuntas dikarenakan siswa kurang mampu memahami konsep pembelajaran dengan maksimal dengan menggunakan pembelajaran yang biasa dilakukan (ceramah), sehingga dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar kognitif siswa. Sebagai salah satu komponen penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan, kegiatan belajar mengajar (KBM) perlu diubah agar mampu meningkatkan perkembangan pada aspek kognitifnya sehingga hasil prestasi siswa meningkat. Salah satu upaya meningkatkan kemampuan atau hasil pembelajaran pada aspek kognitif siswa yaitu dengan pembelajaran kontekstual disertai media miniatur. Menggunakan model pembelajaran kontekstual siswa akan dihadapkan dengan sebuah masalah yang terjadi dikehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi pelajaran. Dengan pembelajaran kontekstual siswa diharapkan belajar melalui “mengalami” bukan “menghafal”. Pembelajaran kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada kondisi belajar siswa yang lebih bermakna bagi siswa karena menghubungkan pembelajaran dengan konteks kehidupan nyata dan mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan keseharian siswa. Media akan membantu siswa untuk mempermudah siswa dalam memahami suatu materi. Dengan menggunakan media yang menarik, siswa akan mudah untuk menghubungkan antara pengetahuan yang didapat dengan penerapannya dalam kehidupan nyata, sehingga hasil belajar kognitif siswa akan menjadi lebih baik. Guru harus menggunakan media yang sesuai dengan materi agar pembelajaran menjadi lebih bermakna dan siswa dengan mudah untuk memahami suatu materi. 131 Seminar Nasional Pendidikan 2017
-
ISBN : 978-602-70313-2-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian berjudul “Pengaruh Pembelajaran Kontekstual disertai Media Miniatur Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 1 Pekalongan Tahun Pelajaran 2016/2017”. Belajar kognitif didapatkan dua aktifitas kognitif, yaitu mengingat dan berfikir. Mengenal kembali orang berhadapan dengan suatu objek dan pada saat itu dia menyadari bahwa objek itu pernah dijumpai dimasa lampau. Yang selanjutnya mengingat kembali, dihadirkan suatu kesan dari masa lampau dalam bentuk suatu tanggapan atau gagasan, tetapi hal yang diingat itu hadir pada saat mengingat kembali [1]. [2] Dalam ranah kognitif dibagi menjadi beberapa indikator: 1) Mengenal dan mengingat kembali (Recall) yaitu kemampuan siswa untuk mengingat kembali satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana. 2) Pemahaman (Comprehension) yaitu kemampuan siswa untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan sederhana diantara faktor-faktor atau konsep. 3) Penerapan atau Aplikasi (Aplication) yaitu kemampuan siswa untuk menyeleksi atau memilih suatu abstraksi tertentu (konsep, hukum, dalih, gagasan, dan cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar. Contekstual Teaching and learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan siswa [3]. Secara garis besar langkah-langkah penerapan CTL dalam kelas [4] sebagai berikut: 1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkrontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. 2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. 3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. 4) Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok). 5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan. 7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara Adapun beberapa keunggulan dari model pembelajaran kontekstual [5] adalah: 1) Pembelajaran lebih bermakna dan riil. 2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa. 3) Dapat memaksimalkan peran siswa dalam pembelajaran. 4) Lebih menerdayakan peran siswa dalam kegiatan pembelajaran. 5) Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian dari guru 6) Pembelajaran lebih bermakna. Kelemahan dari pembelajaran Kontekstual adalah sebagai berikut: 1) Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran berlangsung. 2) Jika kelas tidak dikontrol akan kurang kondusif. 3) Guru lebih intensif dalam membimbing. 4) Siswa sulit diarahkan saat kegiatan pembelajaran. 5) Suasana kelas gaduh.
132 Seminar Nasional Pendidikan 2017
-
ISBN : 978-602-70313-2-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran [6]. manfaat dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar [7] sebagai berikut: 1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2) Media pembelajaran dapat meningkatkan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. 3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu; 4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman pada siswa tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan siswa, serta memungkinkan terjadi interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang. 2. METODE Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual disertai media miniatur terhadap hasil belajar kognitif fisika siswa. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pembelajaran kontekstual disertai media miniatur dan variabel terikatnya yaitu hasil belajar kognitif fisika siswa. Sedangkan variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi ranah kognitif fisika siswa tidak bisa dikontrol secara ketat sehingga jenis penelitian yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi exsperiment). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control design karena tujuan dari penelitian ini adalah mencari perbedaan dari perlakuan yang diberikan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Pekalongan Tahun Pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 7 kelas. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik Cluster Random Sampling (pengambilan kelas secara acak). Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan cara menuliskan nama-nama kelas pada kertas potongan kecil, kemudian kertas tersebut digulung satu persatu, kemudian mengambil dua dari gulungan kertas tersebut secara acak (undian). Dari langkah-langkah di atas didapatlah dua kelas sebagai sampel yaitu kelas VIII 6 sebanyak 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII 7 sebanyak 30 siswa sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan test. Pengukuran kemantapan alat pengumpul data menggunakan validasi dan reliabilitas. Untuk analisis data menggunakan rumus T-test dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Uji normalitas a. Hipotesis H0 :Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1 :Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. b. Statistik uji yang digunakan: 1) Rumus Perhitungan
133 Seminar Nasional Pendidikan 2017
-
ISBN : 978-602-70313-2-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
c. Tabel 4.Perhitungan Uji Normalitas N o
Nil ai
X 2
z i
S
f(z i)
S( zi)
|f(z i) – s(zi )|
1 N 1. Mengurutkan data (xi) 2. Menentukan nilai Zi dimana i = dengan = 3. Menentukan S (zi) = , dan S =
nilai Lobs = Max|F(z) – S (z)|
d. Daerah Kritik e. Keputusan Uji Pada tingkat signifikansi = 0,05 H0 diterima jika L tidak berada pada daerah kritik. 2. Uji homogenitas a. Hipotesis H0 : kedua populasi mempunyai variansi yang homogen. H1 : kedua populasi mempunyai variansi yang tidak homogen. 2,303 2 2 f log RKG f j log s j c 1) Statistik Uji
Dengan : k : banyaknya populasi = banyaknya sampel
f N k j 1 f j k
=derajat kebebasan untuk RKG N : banyaknya seluruh nilai (ukuran)
s ; j 1,2,...k ;
f j n j 1
2
=derajat kebebasan untuk j nj : banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j RKG
SS f
j
j
SS j X
2
X j
j
nj
DK 2 2 2 , k 1
e.
(n j 1) s 2j c 1
Taraf Signifikansi 0,05 Daerah Kritik
b. c.
d.
2
2
,
dengan
k
1 1 1 3k 1 fj f
adalah
banyak
kelompok.
Dimana
, k 1
diperoleh dari tabel Chi Square. Keputusan Uji H0 ditolak jika harga statistik uji berada di daerah kritik.
Kesimpulan a. Populasi – populasi homogen jika H0 diterima b. Populasi – populasi tidak homogenya jika H0 ditolak
3. Uji hipotesis a. Tes kesamaan dua rata-rata (tes dua pihak) 1) Hipotesis
134 Seminar Nasional Pendidikan 2017
-
ISBN : 978-602-70313-2-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
(tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan ranah kognitif fisika siswa yang menggunakan pembelajaran kontekstual disertai media dengan rata-rata kemampuan ranah kognitif fisika siswa menggunakan model pembelajaran yang biasa dilakukan). (ada perbedaan rata-rata pada setiap aspek kognitif fisika siswa yang menggunakan pembelajaran kontekstual disertai media dengan setiap aspek kognitif fisika yang menggunakan model pembelajaran yang biasa dilakukan). 2) Rumus Perhitungan Dengan S didapat dari: 3) Kriteria Uji Pada tingkat signifikansi dengan dk = (, kriteria pengujiannya adalah H 0 diterima jika . H0 ditolak jika mempunyai harga lain. (Sudjana, 2005:239). b. Tes perbedaan dua rata-rata 1) Hipotesis (rata-rata ranah kognitif fisika siswa yang menggunakan pembelajaran kontekstual disertai media miniatur lebih rendah atau sama dengan ranah kognitif fisika yang menggunakan model pembelajaran yang biasa dilakukan). (rata-rata pada setiap aspek kognitif fisika siswa yang menggunakan pembelajaran kontekstual disertai media lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pada setiap aspek kognitif fisika yang menggunakan model pembelajaran yang biasa dilakukan). 2) Statistik Uji Dengan S didapat dari:
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan 2 (dua) kelas sebagai sampel yaitu kelas VIII.6 dan kelas VIII.7. Kelas VIII.6, proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran kontekstual disertai media miniatur. Aspek yang diamati pada saat penelitian yaitu hasil belajar kognitif. Hasil penelitian ini adalah data berupa nilai yang diperoleh dari hasil tes akhir hasil belajar kognitif (posttes). Data tersebut sebagai berikut: 1. Data kelas eksperimen a. Nilai pretest Hasil pretest siswa kelas kelas VIII 6 yaitu kelas eksperimen dapat digambarkan dengan histogram pada gambar 1.
Gambar 1. Hasil pretest kelas VIII 6 b. Nilai Posttest
Hasil posttest siswa kelas kelas VIII 6 yaitu kelas eksperimen dapat digambarkan dengan histogram pada gambar 2.
135 Seminar Nasional Pendidikan 2017
-
ISBN : 978-602-70313-2-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
Gambar 2. Hasil posttest kelas VIII 6 2. Data Kelas Kontrol a. Nilai pretest
Hasil belajar kognitif siswa kelas VIII 7 yaitu kelas kontrol dapat digambarkan dengan histogram seperti pada gambar 3.
Gambar 3. Hasil pretest kelas VIII 7 b. Nilai Posttest
Hasil posttest siswa kelas kelas VIII 7 yaitu kelas kontrol dapat digambarkan dengan histogram pada gambar 4.
Gambar 5. Hasil posttest kelas VIII 7
Berdasarkan hasil analisis data untuk mengetahui uji normalitas pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol keduanya berada pada keadaan distribusi normal, hal tersebut terbukti pada hasil uji prasyarat bahwa dimana pada taraf signifikasi 0,05 sebesar 0,162, sedangkan dikelas eksperimen sebesar 0,15 kelas kontrol sebesar 0,16. Selain itu kedua kelompok ini juga bersifat homogen, terbukti berdasarkan uji prasyarat analisis yang menyatakan < dengan = 1,961 dan = 3,841. Kemudian untuk mengetahui perbedaan menggunakan uji hipotesis diperoleh bahwa pada uji perbedaan dua rata-rata terdapat perbedaan peningkatan kemampuan kognitif siswa yang menggunakan pembelajaran kontekstual disertai media miniatur dengan menggunakan pembelajaran yang biasa dilakukan (ceramah) dimana rata-rata kognitif siswa yang menggunakan pembelajaran kontekstual disertai media miniatur lebih besar dari rata-rata kemampuan siswa menggunakan pembelajaran yang biasa dilakukan (ceramah) yang ditunjukkan bahwa > dimana = 3,943 dan = 2,002 pada taraf signifikan 0,05, dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan H1 diterima. Dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara kemampuan kognitif siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan kata lain kemampuan kognitif siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kemampuan kognitif siswa di kelas kontrol mengenai materi Energi. Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar kognitif siswa diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan hipotesis bahwa terdapat pengaruh pembelajaran kontekstual disertai media terhadap hasil belajar kognitif fisika siswa SMP Negeri 1 Pekalongan tahun pelajaran 2016/2017. Hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata diperoleh dan sehingga atau sehingga H 0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti ada perbedaan rata-rata hasil hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan pembelajaran
136 Seminar Nasional Pendidikan 2017
-
ISBN : 978-602-70313-2-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
kontekstual disertai media miniatur dengan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran yang biasa dilakukan (ceramah). Adanya perbedaan hasil belajar kognitif siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol karena adanya treatment untuk kelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran konekstual disertai media miniatur. Secara teoritis, pembelajaran kontekstual dapat membantu siswa berperan aktif dalam menemukan konsep suatu materi karena guru mengaitkan pembelajaran melalui masalah yang nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa. Hal tersebut sejalan dengan Sanjaya (2008:253) menyatakan bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji-t (Uji Perbedaan Dua Rata – rata) diketahui bahwa rata-rata hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan pembelajaran kontekstual disertai media miniatur lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar kognitif yang menggunakan model pembelajaran yang biasa dilakukan (ceramah) pada taraf signifikan dan . Dilihat pula pada Tabel. 13 hasil perhitungan nilai pada tiap aspek kognitif bahwa pengaruh pembelajaran kontekstual disertai media miniatur terhadap masing-masing aspek kognitif paling besar ditunjukkan pada aspek implementasi (C3) dimana perbedaan kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 32, pengaruh paling kecil pada aspek pemahaman (C2) yaitu sebesar 7. Hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan pendekatan kontekstual lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan pembelajaran yang biasa dilakukan (ceramah). Meskipun pembelajaran kontekstual disertai media miniatur memberikan hasil hasil belajar kognitif siswa lebih besar daripada pembelajaran yang biasa dilakukan (ceramah), terlihat bahwa hasil yang diperoleh belum optimal. Hal tersebut, disebabkan masih adanya kelemahan pada pelaksanaan pembelajaran kontekstual disertai media miniatur. Pada penerapan pembelajaran kontekstual disertai media masih terdapat kendala-kendala seperti pembelajaran kurang efektif karena ada beberapa siswa yang tidak ikut dalam diskusi. Dalam diskusi kelompok hanya beberapa siswa yang fokus dan aktif dalam menyelesikan masalah dalam lembar kerja siswa. Masih banyak kegiatan yang tidak relevan saat diskusi yaitu seperti mengobrol, bermain-main, dan bermalas-malasan. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka pembentukan kelompok yang selektif sangat berpengaruh bagi kerjasama kelompok untuk menghasilkan hasil belajar kognitif siswa yang optimal. Selain itu, kemampuan guru memotivasi dan memberikan penguatan kepada siswa diperlukan agar siswa semangat untuk melakukan proses pembelajaran. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada pengaruh pembelajaran kontekstual disertai media terhadap hasil belajar kognitif fisika siswa SMP Negeri 1 Pekalongan tahun pelajaran 2016/2017 karena terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan pembelajaran kontekstual disertai media miniatur dengan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran yang biasa dilakukan (ceramah). Hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata diperoleh dan sehingga atau sehingga H 0 ditolak dan H1 diterima.
137 Seminar Nasional Pendidikan 2017
-
ISBN : 978-602-70313-2-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan
2. Pengaruh pembelajaran kontekstual disertai media miniatur terhadap masingmasing aspek kognitif paling besar ditunjukkan pada aspek implementasi (C3) dimana perbedaan kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 32, pengaruh paling kecil ditunjukkan pada aspek pemahaman (C2) yaitu sebesar 7. SARAN Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh selama melaksanakan penelitian dan hasil pengamatan dalam pelaksanaan penelitian, maka dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Bagi guru, pembelajaran kontekstual hendaknya dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran Fisika di SMP Negeri 1 Pekalongan dan dapat dilaksanakan secara bergantian dengan pembelajaran yang biasa diterapkan di sekolah, karena pembelajaran kontekstual lebih menekankan tentang penemuan sendiri (inkuiri) konsep pada suatu materi. Dengan menggunaan pembelajaran kontekstual dapat menjadikan siswa mengkontruksikan pengetahuan mereka melalui pengalaman kehidupan sehari-hari. 2. Penggunaan media pembelajaran lebih efektif untuk menyampaikan konsep dari suatu materi karena siswa akan lebih paham dan ingat jika konsep materi dimodelkan dengan media pembelajaran. Fisika dengan menggunakan media akan lebih menarik dan efesien. 3. Bagi peneliti lain hendaknya dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan pembelajaran kontekstual disertai media miniatur dengan pokok bahasan Fisika lain agar dalam proses pembelajaran lebih aktif dan aspek kognitif siswa lebih maksimal bukan hanya sekedar menghafal materi saja. DAFTAR PUSTAKA [1] Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. [2] Rohani, HM Ahmad. 2010. Pengelolaan Pembelajaran: Sebuah Penghantar Menuju Guru Profesional. Jakarta: Rineka Cipta. [3] Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. [4] Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasi Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. [5] Kurniasih. 2015. Pendekatan Contextual Teaching Learning Hubungannya dengan Evaluasi Pembelajaran. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Vol. 3, No. 1. April 2015. Halaman 20-22. [6] Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. [7] Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
138 Seminar Nasional Pendidikan 2017