JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
ANALISIS TINGKAT RISIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) DENGAN THE BRIEFTM SURVEY DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KELUHAN MSDs PEMBUAT WAJAN DI DESA CEPOGO BOYOLALI Annisa Mutiah1, Yuliani Setyaningsih, SKM, M.Kes2, dr. Siswi Jayanti, M.Sc2 1.
Mahasiswa Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
2.
Staf Pengajar Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRAK
Musculoskeletal disorders (MSDs) adalah gangguan pada sistemmuskuloskeletal yang dapat disebabkan/diperburuk oleh pekerjaan dan performansi kerja seperti postur tubuh
tidak alamiah, beban, durasi, frekuensi serta faktor individu(usia, masa kerja,
kebiasaan merokok). Penelitian ini bertujuan mencari hubungan tingkat risiko dan karakteristik
individu
terhadap keluhan
MSDs. Metode
yang
digunakan
adalah
analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Alat ukur berupa The BRIEF
TM
Survey dan Nordic Body Map. Populasi penelitian adalah pembuat wajan
di desa Cepogo Boyolali berjumlah 75, jumlah sampel 44 responden, didapatkan dengan metode random sampling. Data diuji menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan tingkat risiko MSDs tinggi dominan pada bagian punggung (77,3%). Keluhan MSDs juga dominan pada punggung sebanyak 33 responden (75%). Responden berusia ≥30 tahun sebanyak 59,1%, masa kerja ≥5 tahun (72,7%) dan responden memiliki kebiasaan merokok (68,2%). Terdapat hubungan antara tingkat risiko dengan MSDs pada punggung (p=0.038). Tidak terdapat hubungan antara tingkat risiko dengan MSDs pada tangan kanan (p=0,276), tangan kiri (p=0,695), bahu kanan (p=0,246), bahu kiri (p=0,590), dan leher (p=0,159). Tidak terdapat hubungan antara faktor individu (usia, masa kerja, dan kebiasaan merokok) dengan MSDs per bagian tubuh karena semua nilai p>0,05.
Kata kunci : Musculoskeletal disorders, BRIEF, pembuat wajan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
PENDAHULUAN
MSDs selama tahun 2007 sebesar
Ergonomi membahas
secara hubungan
umum
29%
dibandingkan penyakit
antara
kerja lainnya. Data EODS (Eurostat
manusia pekerja dengan tugas-tugas
figures
dan pekerjaanya serta desain dari
diseases)
objek
kerja di Eropa pada tahun 2005,
yang
digunakan.
berusaha untuk
menjamin
pekerjaan dan pekerjaan sesuai
Ergonomi
setiap
bahwa
tugas
tersebut didesain dengan
dari agar
kemampuan dan
kapasitas
pekerja,
untuk
mewujudkan
efisiensi
dan
on
akibat
MSDs
pekerja
di
bahwa
kesehatan
antara lain:
desain
sistem
pekerja mengeluh
sakit punggung, 22,8% nyeri otot,dan dilaporkan nyeri
bekerja
dan
35% diantaranya
lelah
pada dimana
bekerja
dengan
beban
berat.Sedangkan
kerja untuk mengurangi rasa nyeri
Indonesia,
data
dan ngilu pada sistem kerangka dan
oleh Herryanto, peneliti dari Pusat
otot
Riset
manusia,
suatu
kerja
pada
Eropa menyebutkan
24,7%
keadaan
dan
pertama
survey yang juga dilakukan
dalam keselamatan
urutan
sebesar 38,1 %. Selainitu, sebuah
45,5%
faktor
tentang penyakit akibat
menempati
kesejahteraan kerja. Peran ergonomi meningkatkan
recognised occupational
desain stasiun kerja
untuk alat peraga visual.
1
Musculoskeletal
disorders
(MSDs) adalah
suatu
muskuloskeletal
yang
gangguan ditandai
dengan terjadinya sebuah luka pada otot, tendon, ligament, saraf, sendi, kartilago,
tulang
atau
pembuluh
yang dikumpulkan
dan Pengembangan
kesehatan
Departemen
pada 2004, sebesar
di
Ekologi
Kesehatan
menyebutkan
8% perajin
bahwa
kuningan
di
Jawa Tengah mengeluhkan nyeri di bagian
punggung,
pergelangan tangan. Faktor
bahu,
dan
3,4,5
pekerjaan
yang
darah pada tangan, kaki, kepala, leher,
menyebabkan
atau
dapat
dengan postur tidak alamiah, beban,
oleh
durasi dan frekuensi. Hasil studi H.C
punggung.
MSDs
disebabkan
atau diperburuk
pekerjaan,
lingkungan
performansi kerja.
kerja dan
2
Amerika
berkaitan
Wu, menyatakan pekerja
dengan
jumlah tahun kerja dan umur lebih
Data BLS (Bureau of Labour Statistics)
MSDs
dapat
melaporkan
jumlah penyakit akibat kerja berupa
banyak, lebih
berisiko mengalami
MSDs pada bagian punggung bagian atas,
bahu
tangan,
pergelangan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
tangan dan lutut. Selain itu, faktor
mengidentifikasi
individu berupa kebiasaan merokok
yang
juga dapat mempengaruhi terjadinya
kegiatannya
MSDs. Dalam penelitian Palmer et
Survey digunakan untuk menentukan
al,
sembilan bagian tubuh meliputi tangan
menemukan hubungan
yang
bahaya
diterima
ergonomi
pekerja
dalam
sehari-hari.
BRIEF
signifikan antara kebiasaan merokok
kiri dan
dengan nyeri muskuloskeletal, pada
bahu
beberapa
bagian
pergelangannya, siku kanan, bahu
punggung,
bahu,
perokok maupun
tubuh siku,
seperti
lutut
mantan
pada
pergelangannya, kiri,
kanan,
siku
tangan kanan
leher, punggung
kiri, dan
dan
kaki
perokok.
yang berisiko terhadap MSDs melalui
Hal ini, disebabkan karena kandungan
4 faktor yaitu postur tubuh, beban,
nikotin
yang terdapat
rokok
frekuensi
dapat
menyebabkan
berkurangnya
penelitian
pada
aliran darah ke jaringan.6,7,8
kerusakan
yang
parah
karakteristik keluhan
permanen
pembuat
mengurangi
kemampuan
kerja.
terjadi dalam
rentang
Kasus
lama. Meningkatnya
kronis
waktu
juga meningkatkan biaya kompensasi
MSDs wajan
di
MSDs
Survey
dan
terhadap pada
pekerja
desa
Cepogo
Kabupaten Boyolali.6 MATERI DAN METODE Metode digunakan
meningkatkan
observational
yang dapat
risiko
individu
yang dikeluarkan untuk pekerja, serta
pekerja
tingkat
untuk
yang
kasus MSDs
tingkat
Tujuan dari
adalah
dengan The BRIEF
sehingga berdampak pada disabilitas dan
durasi.
ini
menganalisis
Pada kasus MSDs kronis dapat terjadi
dan
absensi merugikan
cross
penelitian adalah
yang Analitic
dengan pendekatan
sectional.
Populasi
dalam
perusahaan.
Proses penyembuhan
penelitian ini adalah pembuat wajan di
pada
MSDs
desa Cepogo Kab. Boyolali berjumah
kasus
kurang efektif untuk
kronis kadang
sehingga
lebih
melakukan
baik
tindakan
pencegahan.4,9
75 orang. Besar sampel penelitian yang
diambil
dihitung
dengan
menggunakan rumus sampel minimal
The BRIEF Survey merupakan metode penilaian
untuk
mengukur
risiko
ergonomi
dengan
menggunakan
sistem
rating
untuk
dan sampel digunakan berjumlah 44 responden. digunakan adalah
The
Instrument dalam penelitian BRIEF
yang ini
Survey untuk
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
mengukur tingkat risiko MSDs per
menyelesaikan tugasnya, dimana hal
bagian tubuh dan Nordic Body Map
ini dapat meningkatkan beban yang
untuk mendapatkan
dapat menyebabkan
data keluhan
MSDs responden.
kelelahan
dan
ketegangan pada otot dan tendon. Gerakan
yang terlalu sering,
cepat
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan dalam waktu yang lama dapat
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tingkat
menyebabkan keluhan otot karena
Risiko
otot menerima tekanan akibat beban
MSDs
Responden
tiap
Bagian
Tubuh
Pembuat Wajan
Desa
kerja
terus
menerus
tanpa
melakukan relaksasi.10,11
Cepogo Kab.Boyolali Tahun 2013.
Tabel
2. Distribusi
tiap Bagian Pembuat
Keluhan
Tubuh Wajan
MSDs
Responden
Desa
Cepogo
Kab.Boyolali Tahun 2013
Berdasarkan BRIEF per Bagian
hasil
bagian
penilaian
tubuh
pekerja.
tubuh yang memiliki risiko
tinggi dominan adalahpunggung yang dialami
oleh 77,3%
Risiko
tinggi
disebabkan
responden.
pada
karena
punggung membentuk
punggung
Berdasarkan dapat dilihat
postur
yaitu
sudut
≥200,
responden.
penelitian
bahwa
mengalami keluhan
adanya
dirasakan
punggung
paling sebesar
Keluhan
banyak 75%
pada sektor
≥2
punggung dapat disebabkan karena
kali/menit dan durasi ≥10 detik dari
sikap kerja responden adalah sikap
postur tidak alamiah. Postur
kerja duduk dengan posisi punggung
miring,
berputar,
alamiah tidak
dapat menyebabkan
dapat
karena kekuatan
frekuensi
hasil
bekerja efisien,
itu, lebih
otot
tidak otot
membungkuk
oleh
durasi panjang.
memerlukan untuk
dapat
ke
depan
dalam
Keluhan
pada
sektor ini juga meliputi keluhan pada bagian
pinggang. Pinggang
adalah
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
bagian
yang
rentan
oleh karena
lunak
menyebabkan
iskemia
mekanisme tubuh manusia dan tipe
(menipisnya suplai darah ke jaringan
jaringan
lokal), sehingga kekurangan oksigen
serta
membentuk
struktur
tulang
yang
belakang.
dan
terjadi
penumpukan
karbon
Kekuatan
yang
menekan secara
dioksida dan produk limbah seperti
kompresif
pada
tulang
asam laktat sehingga menyebabkan
belakang
adalah terbesar terjadi pada daerah
kelelahan otot.12
tersebut. Tekanan
salah
Tabel
akibat
responden pembuat
posisi
Cepogo Boyolali menurut umur pada
satunya
kompresi
dapat dihasilkan
tubuh
mempertahankan
membungkuk ke dapat
depan.
Tekanan
menyebabkan
4
Distribusi
Frekuensi
wajan
desa
tahun 2013
kerusakan
diskus pada masing masing vertebra.1 Tabel
3. Distribusi
Responden
Jenis
Keluhan
Pembuat Wajan
Desa
Cepogo Kab. Boyolali Tahun 2013
Berdasarkan
hasil
penelitian
dilakukan
diketahui
sebagian besar
responden
yang telah bahwa Berdasarkan
hasil
penelitian,
pegal/nyeri paling banyak dirasakan responden Pegal
yaitu
atau rasa
implikasi Kelelahan
sebesar nyeri
52%.
merupakan
adanya
kelelahan
otot.
otot
terjadi
karena
kontraksi kuat otot yang berlangsung lama. Saraf terus menerus bekerja dengan
baik,
tetapi
semakin
lama
semakin
karena serabut
otot
kontraksi lemah
kekurangan
ATP. Adanya tekanan pada jaringan
berumur lebih dari 30 tahun yaitu sebesar
59,1%
responden
dari
penelitian,
seluruh dengan
umurresponden paling muda adalah 17 tahun dan paling tua berusia 61 tahun. Usia merupakan faktor yang dapat keluhan
mempengaruhi
timbulnya
MSDs. Hingga usia 30 an
tahun awal, tulang secara bertahap bertambah
padat.
Namun
setelah
usia ini, tulang mulai dirombak lebih cepat
daripada
penggantinya
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
sehingga kepadatan tulang menurun.
mengakibatkan
Pada
menyempit
usia
30
tahun
terjadi
rongga
secara
diskus
permanen dan
degenerasi yang berupa kerusakan
juga
jaringan, pergantian jaringan menjadi
tulang
jaringan parut, pengurangan cairan.
menyebabkan nyeri punggung bawah
Hal tersebut menyebabkan stabilitas
kronis.14
pada
Tabel
tulang
berkurang. Tabel
dan otot menjadi
11,13
5.
mengakibatkan belakang
6.
yang
Distribusi
responden pembuat Distribusi
responden pembuat
Frekuensi wajan
desa
degenerasi akan
Frekuensi wajan
desa
Cepogo Boyolali menurut kebiasaan merokok pada tahun 2013
Cepogo Boyolali menurut masa kerja pada tahun 2013
Berdasarkan
hasil
penelitian,
didapatkan bahwa sebagian besar Berdasarkan
hasil
penelitian,
responden
penelitian
memiliki
didapatkan bahwa sebagian besar
kebiasaan merokok yakni sebanyak
responden penelitian memiliki masa
68,2% responden, dengan minimal
kerja lebih
yakni
jumlah rokok yang dihisap per hari
sebanyak 72,7% responden, dengan
adalah 1 batang dan jumlah paling
masa kerja paling pendek adalah 6
banyak adalah 24 batang per hari.
bulan sedangkan masa kerja paling
Sebuah
penelitian
lama adalah 40 tahun. Sebuah studi
bahwa
kandungan nikotin
yang
rokok
dari
dilakukan
5
tahun
Boshuizen
et
al,
akan
menyebutkan dalam
meningkatkan plasma
seseorang yang bekerja lebih dari 5
epinefrin yang dapat menyebabkan
tahun meningkatkan risiko terjadinya
insomnia
back pain dibandingkan kurang dari
kandungan
5
sehingga menyebabkan nyeri
tahun
dikarenakan belakang
paparan.
Hal
pembebanan dalam
waktu
ini tulang lama
dan mineral
berkurangnya pada
tulang akibat
terjadinya keretakan atau kerusakan pada tulang.15
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Tabel
7. Rangkuman
Karakteristik
Hasil
Uji
Statistik
Tingkat
risiko
MSDs
dan
Individu terhadap Keluhan MSDs pada Pembuat Wajan desa
Cepogo Boyolali tahun 2013
Hubungan tingkat risiko terhadap
terdapat faktor beban pada tangan
keluhan MSDs tangan
kanan
Berdasarkan
uji
square didapatkan kanan
statistik
nilai
p
chi
tangan
sebesar 0,276 dan pada
tangan kiri p sebesar 0,695. Hal menunjukan hubungan
bahwa antara
terhadap keluhan
tidak tingkat
ini
terdapat risiko
musculoskeletal
dan
tangan kanan
kiri.
semua
beban
dari
alat
responden
yang digunakan
tidak ≥907,2 gr dan responden juga melakukan
power
grip
ketika
memegang palu, tetapi beban tidak ≥4.535,9
gr.
Semua
(100%)
melakukan
maupun kiri. Tidak adanya hubungan
dengan
frekuensi
dapat
Meskipun
karena tidak
pada
melakukan postur pinch grip, tetapi
disorders pada bagian tangan kanan
disebabkan
Meskipun
tidak
responden pinch
≥2
grip
kali/menit.
berhubungan,
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
responden yang mengalami keluhan
(recovery), hal ini dapat mendorong
pada tangan
timbulnya gangguan pada otot.17
kanan
yaitu
47,7%.
Dalam penelitian ini, gerakan repetitif yang dilakukan
kiri
6,8
%
ketika
responden mengalami keluhan pada
tangan
kanan
tangan kiri. Hal ini dapat disebabkan
tinggi, dimana
minimal
tangan
responden
menempa dengan tergolong
Pada
yang
frekuensi
dilakukan pekerja
karena
postur
dilakukan
tidak alamiah
dengan
yang
durasi panjang
ketika menempa mencapai 50 kali
pada tangan kiri ketika menahan
permenit.
wajan yang sedang ditempa. Adanya
Penelitian
epidemiologi dilakukan dan
secara
Bernard
BP
hasilnya menunjukan bahwa
durasi panjang
dapat
menimbulkan
beban kerja statis pada otot pekerja.
faktor pekerjaan seperti gerak repetitif,
Otot
beban,
statis tidak menerima aliran darah
durasi
merupakan
dan
salah
postur tubuh
satu
penyebab
utama timbulnya MSDs pada bagian tangan.
16
yang mengalami
segar, gula serta oksigen dan hanya bergantung dimiliki.
Sebuah
penelitian
yang
pembebanan
pada cadangan Suplai
menurun
oksigen
akan
yang yang
menyebabkan
dilakukan oleh Sinta Dwi Rosalina,
penimbunan asam laktat yang dapat
yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor
mengantarkan
pada
kondisi
nyeri
18
Yang Berhubungan dengan Kejadian
otot.
Musculoskeletal
Hubungan tingkat risiko terhadap
Disorders
Segmen
Lengan, Bahu, dan Kaki pada Pekerja Tenun
Ikat
penelitiannya
di
Jepara”.
keluhan MSDs bahu
Dalam
Dalam
pvalue
adanya
antara gerakan
berulang
menunjukan angka 0,246 dan bahu
dengan keluhan pada bagian lengan.
kiri (0,590), yang artinya tidak ada
Dimana
86,7%
hubungan
melakukan
gerakan repetitif
respondennya tinggi
bagian
ini
menunjukan
hubungan
pada
penelitian bahu
yang
kanan
signifikan
antara
tingkat risiko dengan keluhan MSDs
yaitu gerakan dengan frekuensi ≥30
pada bagian
kali
Adanya gerakan
kiri. Tidak adanya hubungan dapat
berulang dalam jangka waktu lama
disebabkan karena dalam penelitian
akan
ini
permenit.
melebihi
kemampuan
otot
pekerja untuk melakukan pemulihan
tidak
responden,
bahu
ada dan
kanan
beban
maupun
pada bahu
frekuensi
dari
postur tidak alamiah yang dilakukan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
pada
bagian
berisiko
baik
akantetapi
bahu
responden
kanan maupun
tidak
kiri
tergolong tinggi
adalah 0,159
(pvalue>0.05),
yang
artinya
ada hubungan
yang
tidak
signifikan
antara
tingkat
risiko
sebab postur membentuk sudut ≥450
dengan keluhan MSDs pada bagian
hanya
leher. Tidak
dilakukan
dengan frekuensi
terdapat
hubungan
kurang dari 20 kali. Menurut ART
dapat disebabkan karena pada leher
tool (Assessment
tidak terdapat beban tambahan dan
Tasks)
of
Repetitive
yang dikeluarkan oleh
HSE
semua responden melakukan postur
menjelaskan bahwa gerakan repetitif
leher
tinggi adalah gerakan yang dilakukan
kali/menit.
>20 kali permenit.19
berhubungan, dalam
Penelitian yang dilakukan oleh Sinta Dwi bahwa
Rosalina,
menunjukan
terdapat hubungan
gerakan bahu. responden
antara
berulang
dengan keluhan
Dalam
penelitiannya
bekerja
menenun
kain
≥200 dengan frekuensi ≥2
bagian
Meskipun
leher
responden
tidak penelitian ini
sebanyak
mengalami
MSDs. Responden postur tidak
27.3% keluhan
juga
melakukan
alamiah
diantaranya
menunduk (fleksi) ≥ 200, berputar dan miring, dimana postur
ini
dilakukan
dan melakukan gerakan repetitif yang
pada durasi lebih dari 10 detik serta
melibatkan bahu dengan frekuensi
terdapat
tergolong tinggi yaitu lebih dari ≥ 30
sebanyak 2 kali permenit. Hal ini
kali permenit. Bahu
17
yang
kanan
berhubungan,
meskipun
45,5%
mengalami keluhan
tidak
responden
pada
bagian
pengulangan
dapat
gerakan
menjadi
penyebab
terjadinya keluhan pada responden. Sebuah
penelitian yang dilakukan
Maya Dewayani pada tahun 2006,
bahu kanan dan 9,1% pada bahu
menemukan
kiri.
bahu
signifikan antara beban otot statis
karena
dengan keluhan bagian leher. Beban
Keluhan
kemungkinan
pada
disebabkan
responden melakukan alamiah
bagian
postur tidak
seperti mengangkat bahu
otot dalam
hubungan
statis ditimbulkan keadaan
akibat
tegang
yang
otot tanpa
membentuk sudut ≥450.
menghasilkan
gerakan
Hubungan tingkat risiko terhadap
postur
dalam
keluhan MSDs leher
alamiah, dalam hal ini adalah leher
Berdasarkan hasil uji statistik nilai p yang dihasilkan pada bagian leher
tubuh
dan ketika kondisi
tidak
melakukan fleksi (menunduk) ≥ 200 ketika bekerja selama 4 menit.20
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Hubungan tingkat risiko terhadap keluhan MSDs punggung Hasil
uji
statistik
menunjukan
Hasil
penelitian
dengan penelitian
Chi
square
nilai p pada punggung
Himawan
yang
Fathoni
penelitiannya
ini
berbeda dilakukan
dkk
dalam
yang
berjudul
sebesar 0,038. Dalam penelitian ini,
“Hubungan Sikap dan Posisi Kerja
semua
dengan
responden
minimal
Low
Back
Pain
di RSUD
pada
Purbalingga”.
melakukan satu posisi tidak alamiah
Perawat
antara
Penelitian tersebut menunjukan nilai
lain
berupa
membungkuk
posisi tubuh
kedepan
membentuk
p
(0,272)
yang
artinya tidak
sudut >200, berputar, miring (kanan
hubungan
maupun
tubuh
dan posisi kerja dengan kejadian
membungkukdilakukan dalam durasi
low back pain pada perawat sebagai
panjang (>10 detik) dan frekuensi ≥2
respondennya. Sikap
kali permenit. Hal ini sejalan dengan
kerja dari responden akibat postur
temuan
tidak ergonomis dibedakan menjadi
kiri),
posisi
Bureau
(BLS)
bahwa
tahun
2001
of
di
Amerika
terjadi
MSDs disebabkan
Labor Statistic Serikat
69.724
posisi
kasus
punggung
yang membungkuk dan memutar.3 Menurut
NIOSH,
Musculoskeletal terjadi pada
pinggang
“low
cedera
antara
sikap
dan
(sebesar
posisi
31,25%)
dan tidak berisiko (68,75%). Hasil penelitian
ini
berbeda
dapat
disebabkan karena dalam penelitian
keluhan
Disorders
berisiko
signifikan
ada
Himawan
tidak mempertimbangkan
yang
faktor
durasi
dan frekuensi
dari
back
postur tidak ergonomis yang dilakukan
pain‟
selain dapat muncul akibat
responden.21
postur
kerja
Hubungan usia terhadap keluhan
yang buruk
seperti
membungkuk juga dapat disebabkan adanya
gerakan
memaksa
kerja
berulang sehingga otot/sendi
tulang
MSDs per bagian tubuh Hubungan antara usia dengan keluhan
tiap
sektor
tubuh
belakang. Gerakan berulang dalam
berdasarkan
durasi
otot
semua nilai didapatkan nilai p diatas
menerus
0.05, yang menyatakan bahwa tidak
dan dapat menimbulkan stress atau
terdapat hubungan yang signifikan
tekanan pada bagian tubuh tersebut
antara usia dengan keluhan pada
dan akhirnya
setiap sektor tubuh. Teori
lama
berkontraksi
pada sendi.10
membuat secara terus
terjadi pembengkakan
dijelaskan
uji statistik Chi square,
Bridger bahwa
yang sejalan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
dengan
meningkatnya
usia akan
terjadi degenerasi pada tulang dan keadaan
ini
mulai
seseorang berusia 30
tahun
terjadi
30
Hubungan
Usia
terjadi degenerasi yang
kerja
terhadap
keluhan MSDs per bagian tubuh
disaat
tahun.
masa
Hubungan
antara
masa
kerja
dengan keluhan pada tiap bagian tubuh berdasarkan uji
chi
square,
berupa kerusakan jaringan, pergantian
semua nilai didapatkan nilai p diatas
jaringan
nilai 0,05 yang
menjadi
pengurangan
jaringan
cairan.
Hal
parut, tersebut
menyatakan
bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan
menyebabkan stabilitas pada tulang
antara masa kerja
dan otot menjadi berkurang. Dengan
MSDs di tiap bagian tubuh. Sebuah
kata
penelitian
lain, semakin
semakin
seseorang,
tinggi risiko orang tersebut
mengalami pada
tua
penurunan
tulang
yang
elastisitas
menjadi pemicu
timbulnya gejala MSDs.11 Responden
pada
yang
tahun
bahwa
dengan
dilakuan Noviyanti 2011,
tidak
keluhan
menyatakan
terdapat
hubungan
signifikan antara masa kerja dengan keluhan MSDs pada bagian bahu,
dengan
usia
<30
pinggang dan kaki, dimana nilai p
tahun belum mengalami degenerasi
>0,05
tulang, namun
Responden
kelompok
ini
juga
pada
semua dibagi
bagian.
menjadi
2
mengalami keluhan MSDs. Meskipun
kelompok masa kerja yaitu dibawah
daya regenerasi tulang masih bagus
5 tahun dan ≥5 tahun. 86,7% dari
tetapi responden dibawah 30 tahun
responden yang telah bekerja lebih
juga bekerja dengan risiko ergonomi
dari
tinggi
MSDs pada segmen tersebut.22
sehingga menyebabkan pada
penelitian ini usia tidak berhubungan secara
signifikan
MSDs.
dengan keluhan
Faktor
memungkinkan mengeluhkan musculoskeletal
5
tahun
Tidak adanya hubungan antara masa kerja dengan keluhan MSDs
lain
yang
kemungkinan
pekerja
tidak
faktor
pada
terhadap
sakit adalah
pernah
mengalami
namun
diabaikannya
rasa
pekerja sakit, karena
dianggap sebagai hal yang biasa.
mengalami keluhan
lain,
disebabkan
pekerjaan
lebih berpengaruh
timbulnya
proses
karena
MSDs. Faktor
adaptasi
dapat
memberikan efek positif yaitu dapat menurunkan
ketegangan
peningkatan
aktivitas
performansi
kerja.
dan atau
Kemungkinan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
responden
telah
beradaptasi
dengan pekerjaannya. Hubungan
tidak
merokok
serta
membedakan antara perokok berat,
kebiasaan
merokok
sedang
maupun
ringan.
terhadap keluhan MSDs per bagian
penelitian dilakukan
tubuh
menemukan
Berdasarkan
hasil
maka kebiasaan
tidak
uji
Sebuah
Palmer
et
hubungan
al,
yang
statistik
signifikan antara kebiasaan merokok
tidak
dengan nyeri muskuloskeletal, pada
merokok
memiliki hubungan signifikan dengan
beberapa bagian
terjadinya keluhan MSDs pada tiap
punggung,
bagian
perokok maupun mantan perokok.
tubuh
responden
semua nilai p>0,05. Hasil
karena
penelitian
bahu,
tubuh
seperti
siku, lutut
pada
Meningkatnya keluhan otot erat
tidak sejalan dengan penelitian yang
hubungannnya
dilakukan
tingkat kebiasaan merokok. semakin
oleh
Zulfiqor
yang
faktor-faktor
Muhamad
Taufik
membahas tentang yang
berhubungan
dengan MSDs pada pekerja suatu
lama
dengan
lama
dan
dan semakin tinggi frekuensi
merokok, semakin tinggi pula tingkat keluhan otot yang dirasakan.8
industri. Penelitian tersebut membedakan kebiasaan
merokok
responden
SIMPULAN Responden
menjadi
kelompok berat,
sedang,
desa Cepogo
ringan
dan
merokok
paling
berdasarkan
tidak
jumlah
yang dihisap
perhari.
menunjukan berarti
batang
Nilai
angka 0,044
terdapat
rokok
hubungan
p
ini
dapat
dominan
Serta
Tidak adanya hubungan dalam penelitian
kerja
yang
dengan keluhan MSDs responden.
disebabkan
di
Boyolali
≥30
tahun
yaitu 26 responden (59,1%). Masa
sebanyak
23
wajan
kabupaten
banyak berusia
yang
bermakna antara kebiasaan merokok
pembuat
32 30
≥5
tahun yaitu
responden (68,2%)
(72,7%). responden
memiliki kebiasaan merokok. Tingkat risiko MSDs tinggi dominan terdapat pada
bagian punggung (77,3%).
Berdasarkan uji chi square diketahui
karena pada penelitian ini, pekerja
bahwa
hanya
berhubungan dengan keluhan MSDs
dikelompokan berdasarkan
merokok responden
dan yang
tidak telah
merokok, berhenti
merokok digolongkan pada kelompok
tingkat
pada bagian Tingkat risiko
risiko
pungggung tidak
MSDs
(p=0,038).
berhubungan
dengan keluhan MSDs pada bagian
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
tangan, bahu dan siku. Serta tidak terdapat
hubungan
3.
karakteristik
BLS (Bureau of Labour Statistics). Musculoskeletal
disorders
and
individu terhadap keluhan MSDs per
days away from work in 2007. BLS
bagian tubuh.
(online). 2008.(http://www.bls.gov/opub/ted/
SARAN
2008/ dec/wk1/art02.htm, diakses
Untuk
mengurangi
keluhan MSDs
terjadinya
sebaiknya
pekerja
11 September 2012.) 4.
European Agency for Safety and
melakukan istirahat pendek selama 5-
Health at Work. OSH in figures:
10 menit di sela-sela waktu kerja
Work-related
untuk
disorders in the EU - Facts and
relaksasi
agar
otot
musculoskeletal
mendapatkan suplai oksigen cukup,
figures,
memperbaiki sikap kerja yaitu tidak
2010.(http://osha.europa.eu/en/pu
mempertahankan
kerja
blications/
yang
TERO09009ENC, diakses 27 Juli
sikap
membungkuk dalam
waktu
lama dan sikap kerja duduk di selingi dengan
sikap
berdiri
untuk
(online)
reports/
2012) 5.
Arnita. Prinsip Ergonomik Kurangi
melemaskan otot dan menghindari
Gangguan
stres
FARMACIA Edisi Januari 2006
otot
sehingga
menyebabkan
tidak keluhan
(online),
muskuloskeletal.
Kesehatan
Vol.5
No.6,
Kerja.
2006.
(http://www.majalahfarmacia.com/r ubrik/one_news.asp?IDNews=13,
DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
Tarwaka.
diakses 6 September 2012)
Ergonomi
Industri.
6.
Humantech. Applied Ergonomic
Surakarta: Harapan Press, 2011.
Training Manual Second Edition.
European Agency for Safety and
Australia: Barkeley Vale, 1995.
Health at Work. OSH in figures: Work-related
musculoskeletal
7.
H.C Wu, et al. Key risk factors associated with musculoskeletal
disorders in the EU - Facts and
disorders
figures,
Taiwan.
(online)
in
computer
work.
2010.(http://osha.europa.eu/en/pu
(online).(http://www.cyut.edu.tw/~h
blications/
cchen/
reports/
TERO09009ENC, diakses 27 Juli 2012)
downdata/art0530.pdf,
diakses 22 Oktober 2012).
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
8.
9.
Palmer, KT, et al. Smoking an
(http://pubget.com/paper/1531556/
Musculoskeletal
Disorders:
Self_reported_back_pain_in_fork_l
Findings From a British National
ift_truck_and_freight_container_tra
Survey.
ctor_drivers_exposed_to_whole_b
Ann
Rheum
Dis
2003;62:33–36. 2003.
ody_vibration, diakses 7 Februari
Luttmann, Alwin, et al. Preventing
2013)
Musculoskeletal Disorders In The
15. McPartland
JM,
Mitchell
JA.
Workplaces. WHO (online), 2003.
Caffeine and Chronic Back Pain.
(http://www.who.int/occupational_h
Arch
ealth/
(Online).1997.
publications/en/oehmsd3.pdf,
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm
diakses 27 Juli 2012.)
ed/9014959,
10. NIOSH. Ergonomics Risk FactorsAwkward Posture. (online), 2009.
Phys
Med
Rehabil.
diakses
11
Desember 2012) 16. Bernard
BP.
Musculoskeletal
(http://www.imana.org/IMANA/files
disorders and workplace factors: a
/ccLibraryFiles/Filename/0000000
critical review of epidemiologic
00426/4Risk_FactorsAwkwardPos
evidence
tures.pdf,
musculoskeletal disorders of the
diakses
17
Oktober
2012). 11. Bridger,
for
work
related
neck, upper extremity, and low to
back. Cincinnati,OH: Department
Ergonomics. 2ndEdition. London:
of Health and Human Services,
Taylor&francis Inc., 2003.
NIOSH
12. Guyton,
R.S.
Introductions
Arthur.
(online).
1997.
Fisiologi
(http://www.cdc.gov/niosh/docs/97
Kedokteran edisi 5. Jakarta: EGC
-141/pdfs/97-141.pdf, diakses 27
Penerbit Buku Kedokteran, 1989.
Juli 2012)
13. Fox-Spencer, Rebecca and Pam Brown.
Sinta
Dwi.
Analisis
Guides
Faktor-Faktor yang Berhubungan
Osteoporosis. Jakarta: Erlangga,
dengan Kejadian Musculoskeletal
2007
Disorders Segmen Lengan, Bahu,
14. Boshuizen
Simple
17. Rosalina,
Self-reported
dan Kaki pada Pekerja Tenun Ikat
back pain in fork-lift truck and
Industri X Di Kabupaten Jepara.
freight-container
Skripsi
exposed
et
al.
tractor
drivers
to
whole-body
vibration.(online),
1992
tidak
diterbitkan.
Semarang. FKM UNDIP. 2011.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
18. Kroemer and Grandjean. Fitting
Disorders pada Welder di Bagian
the Task to the Human : A
Fabrikasi Pt. Caterpillar Indonesia
Textbook
of
Occupational
Tahun 2010. Skripsi. Jakarta. FK
Ergonomics
5Th
Ed.Taylor
UIN Syarif Hidayatullah. (online).
&
Francis e-Library. 2003.
2011
19. HSE. Assessment of Repetitive
(http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_d
Tasks of the upper limbs (the ART
igital/SKRIPSI%20MUHAMAD%20
tool).
TAUFIK%20ZULFIQOR.pdf,
(online),
2010.
(http://www.hse.gov.uk/pubns/indg 438.pdf, diakses 3 Agustus 2012). 20. Dewayani,
Maya.
Hubungan
Antara Beban Otot Statis Dengan Nyeri Leher Pada Penjahit Di Sentra
Industri
Pendan,
Klaten.
diterbitkan.
Konveksi
Kec.
Skripsi
tidak
Semarang.
FKM
UNDIP. 2006. 21. Fathoni, Himawan dkk. Hubungan Sikap dan Posisi Kerja dengan Low Back Pain Pada Perawat Di Rsud
Purbalingga.
Keperawatan
Soedirman
Jurnal Vol.4
No.3 2009. 22. Noviyanti. Hubungan Faktor Risiko Pekerjaan dan Individu dengan Keluhan Musculoskeletal Segmen Bahu, Pinggang dan Kaki pada Pekerja
Welding
Repair
PT.
Komatsu Indonesia. Skripsi tidak diterbitkan.
Semarang.
FKM
UNDIP. 2011. 23. Zulfiqor, Muhamad Taufik. FaktorFaktor yang Berhubungan dengan Keluhan
Musculosceletal
diakses 14 Februari 2013)