perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Strategi Pemenuhan Jam Mengajar Guru Tersertifikasi Pada Sekolah Menengah Atas Dan Sekolah Menengah Kejuruan ( Studi Kasus Pada SMA-SMK Berkelas Kecil Di Kabupaten Boyolali)
SKRIPSI
Oleh : AUGUSTHA MONIKA Sh K7408184
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA OKTOBER 2012 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini : Nama
: Augustha Monika Sh
NIM
: K7408184
Jurusan / Prodi
: P.IPS / Pendidikan Ekonomi / PAK
menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul JAM
MENGAJAR
GURU
STRATEGI PEMENUHAN
TERSERTIFIKASI
PADA
SEKOLAH
MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (STUDI KASUS
PADA
SMA-SMK
BERKELAS
KECIL
DI
KABUPATEN
BOYOLALI)
ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Sumber
informasi yang
dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila
pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Oktober 2012
Penulis
Augustha Monika Sh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
Strategi Pemenuhan Jam Mengajar Guru Tersertifikasi Pada Sekolah Menengah Atas Dan Sekolah Menengah Kejuruan ( Studi Kasus Pada SMA-SMK Berkelas Kecil Di Kabupaten Boyolali)
Oleh : AUGUSTHA MONIKA Sh K 7408184
Skripsi Dituliskan untuk Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA OKTOBER 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,
Pembimbing I
Oktober 2012
Pembimbing II
Drs. Wahyu Adi, M.Pd NIP. 19630520 198903 1 005
Jaryanto, S.Pd.,M.Si. NIP. 19760909 200501 1 001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
REVISI
Skripsi ini telah direvisi sesuai dengan arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Sukirman, MM
...................................
Sekretaris
: Dra. Sri Witurachmi, MM
...................................
Anggota I
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
...................................
Anggota II
: Jaryanto, S.Pd.,M.Si.
...................................
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Sukirman, MM
...................................
Sekretaris
: Dra. Sri Witurachmi, MM
...................................
Anggota I
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
...................................
Anggota II
: Jaryanto, S.Pd.,M.Si.
...................................
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan
Prof. Dr. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
MOTTO
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan kepada : Ibu Katarina Sri Hartini dan Bapak Suyanto yang aku cintai dan senantiasa memberikan doa serta dukungan disetiap langkahku. Keluarga yang aku cintai. Dika, Ian, Elsa, Mbak Dessy, Dewi yang
selalu
memberi
canda
tawa
ditengah kegundahan hatiku. Ardy Heriyanto yang selalu memberi semangat padaku. Tatas Rico yang selalu mengingatkanku untuk selalu mengerjakan skripsi. Nisa, Agus Ar, Agus Nug, Sita, Dhinda dan Abdoel yang selalu menemani disaat suka dan duka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
ABSTRAK
Augustha Monika Sh. K7408184. STRATEGI PEMENUHAN JAM
MENGAJAR GURU TERSERTIFIKASI PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAHKEJURUAN (STUDI KASUS PADA SMA-SMK BERKELAS KECIL DI KABUPATEN BOYOLALI). Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi guru tersertifikasi terhadap pemenuhan beban kerja guru berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, strategi kepala sekolah dan guru dalam pemenuhan beban kerja guru yang tersertifikasi, hambatan yang terjadi dalam pemenuhan beban jam mengajar guru yang tersertifikasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumen atau arsip. Pengambilan sampel dengan purposive sampling dan snowball sampling. Validitas data diperoleh dengan menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Persepsi guru terserifikasi terhadap pemenuhan beban kerja guru berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 yaitu tentang guru yang sudah sertifikasi harus memenuhi beban jam mengajar selama 24 jam per minggu. (2) Strategi Kepala Sekolah dan Guru adalah: (a) Mengajar disekolah lain; (b) Memberi tugas tambahan; (c) Mengajar mata pelajaran yang serumpun. (3) Hambatan yang terjadi dalam pemenuhan beban jam mengajar guru tersertifikasi yaitu: (a) Penentuan jam mengajar yang serumpun; (b) Jumlah kelas yang sedikit; (c) Jam mengajar yang sedikit. Simpulan dari penelitian ini adalah pelaksanaan jam mengajar 24 jam per minggu harus dilaksanakan oleh guru yang sudah bersertfikasi. Walaupun mengajar disekolah yang berkelas kecil banyak usaha atau upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Guru, dengan adanya upaya tersebut maka beban jam mengajar 24 jam per minggu bagi guru yang sudah tersertifikasi dapat dipenuhi. Kata Kunci : Beban jam mengajar 24 jam, sertifikasi guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
ABSTRACT Augustha Monika Sh. K7408184. STRATEGY OF MEETING THE TEACHNG HOUR IN SENIOR HIGH AND VOCATIONAL MIDDLE SCHOOLS (A CASE STUDY ON SMALLCLASS SENIOR HIGH ANS VOCATIONAL MEDDLE SCHOOLS IN BOYOLALI REGENCY) Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, October 2012. on the fulfillment of teacher workload based on Act Number 14 of 2005, the
This research employed a descriptive qualitative method with observation, interview, and document or archive as the technique of collecting data. The sampling technique used were purposive sampling and snowball sampling. The data validity was obtained using data triangulation and method triangulation. Meanwhile, technique of analyzing data used was an interactive analysis model.
certified teacher who should fulfill the workload of 24 hours per week. (2) The Hea giving additional assignment; (c) teaching the similar subject. (3) The obstacles determination of similar teaching hour; (b) the limited number of class; (c) very few teaching hours. The conclusion of research was that the implementation of 24-hour per week teaching hour should be implemented by the certified teacher. Many attempts had been taken by the headmaster and the certified teacher, including by teaching in the small-class school, so that the 24-hour per week teaching load for the certified teacher had been meet.
Keywords: 24-hour teaching load, teacher certification.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang penuh kasih penulisan skripsi ini guna memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Furqon Hidayatullah selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Syaiful Bachri selaku Ketua Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Dr. Wiedy Murtini, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Wahyu Adi, M.Pd. selaku Ketua BKK Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Drs. Wahyu Adi, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Jaryanto,S.Pd.,M.Si. selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Drs. Sukirman, MM selaku ketua penguji skripssi. 8. Dra. Sri Witurachmi, MM selaku sekretaris penguji skripsi. 9. Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. 10. Bapak Jasmanto selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Sawit, Boyoali yang telah memberikan ijin untuk penelitian ini. 11. Bapak Tresno selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Kemusu, Boyolali yang telah memberikan ijin untuk penelitian ini. 12. Bapak Jumadi selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kemusu, Boyolali yang telah memberikan ijin untuk penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
13. Bapak Najamudin selaku Kepala Sekolah SMA Negeri Nogosari, Boyolali yang telah memberikan ijin untuk penelitian ini. 14. Papah dan Mamah tercinta yang selalu memberikan segala dukungan dan doa yang selalu teriring di setiap langkahku. 15. Mbak Dessy kakakku tercinta yang selalu memberikan motivasi. 16. Dika, Ian, Elsa, Dewi yang menjadi penyemangatku disetiap harinya. 17. Ardy Heriyanto yang selalu memberi motivasi dan harapan besar dalam penyusunan skripsi. 18. Tatas Rico yang selalu memberikanku semangat. 19. Tri Hastuti yang selama penelitian selalu menjadi menemaniku dan sahabat setia dalam hidupku. 20. Agus Ariyanto yang selalu membantu dalam terlaksananya penyusunan skripsi ini. 21. Agus Nugroho dan Abdoel yang membantu dalam penyusunan skripsi ini. 22. Sita, Nisa dan Dinda untuk perjuangan kita selama 4 tahun ini. 23. Teman-teman angkatan 2008 PAK B. 24. Semua teman-teman yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis mohon maaf jika ada kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Penulis
commit to user
Oktober 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN .........................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
iv
HALAMAN REVISI .......................................................................................
v
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
viii
HALAMAN ABSTRAK ..................................................................................
ix
HALAMAN ABSTRACT ...............................................................................
x
KATA PENGANTAR .....................................................................................
xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii BAB I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Perumusan Masalah ...............................................................
5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
5
D. Manfaat Penelitian .................................................................
5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Dan Penelitian Yang Relevan ...........................
7
1. Sertifikasi Guru .................................................................
7
2. Beban Kerja Guru ..............................................................
11
3. Hasil Penelitian yang Relevan..... .....................................
16
B. Kerangka Berpikir ...................................................................
17
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................
20
1. Tempat Penelitian ..............................................................
20
2. Waktu Penelitian ...............................................................
20
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian..............................................
21
1. Pendekatan Penelitian ........................................................
21
2. Jenis Penelitian ..................................................................
21
C. Data dan Sumber Data ............................................................
21
D. Teknik Sampling ....................................................................
22
E. Teknik Pengumpulan Data .....................................................
23
F. Uji Validitas Data ....................................................................
25
G. Analisis Data ..........................................................................
27
H. Prosedur Penelitian .................................................................
28
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian .........................................
31
1. SMK Negeri 1 Sawit Boyolali.......... .................................
31
2. SMK Negeri 1 Kemusu Boyolali ...................................... .
33
3. SMA Negeri 1 Kemusu Boyolali ......................................
35
4. SMA Negeri Nogosari Boyolali ........................................
45
B. Deskripsi Temuan Penelitian .................................................
42
1. Persepsi Guru Tersertifikasi Terhadap Pemenuhan Beban Kerja Guru Berdasarkan UU No 14 Tahun 2005 .............. .
42
2. Strategi Kepala Sekolah dan Guru Dalam Pemenuhan Beban Kerja Guru yang Tersertifikasi ..............................
43
3. Hambatan yang Terjadi Dalam Pemenuhan Beban Jam Mengajar Guru yang Tersertifikasi ............................
46
C. Pembahasan..............................................................................
48
1. Persepsi Guru Tersertifikasi Terhadap Pemenuhan Beban Kerja Guru Berdasarkan UU No.14 Tahun 2005 .............. 2. Strategi Kepala Sekolah dan Guru Dalam Pemenuhan
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
Beban Kerja Guru yang Tersertifikasi ..............................
49
3. Hambatan yang Terjadi Dalam Pemenuhan Beban Jam Mengajar Guru yang Tersertifikasi ............................
50
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ..................................................................................
52
B. Implikasi...................................................................................
53
1. Implikasi Teoritis .................................................................
53
2. Implikasi Praktis ..................................................................
54
C. Saran.........................................................................................
54
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
56
LAMPIRAN .....................................................................................................
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis Tugas Tambahan Guru ............................................................
13
Tabel 2. Beban Kerja Maksimum Mengajar Di Sekolah Lain .......................
15
Tabel 3. Kondisi Khusus ................................................................................
16
Tabel 4. Jadwal Penelitian..............................................................................
20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berpikir ........................................................................
13
Gambar 2. Macam-macam Teknik Observasi................................................
19
Gambar 3. Trianggulasi Data .........................................................................
23
Gambar 4. Trianggulasi Metode ....................................................................
25
Gambar 5. Trianggulasi Peneliti ....................................................................
26
Gambar 6. Trianggulasi Teori ........................................................................
27
Gambar 7. Komponen-komponen Analisis Data Model Interaksi .................
28
Gambar 8. Prosedur Penelitian .......................................................................
30
Gambar 9. Struktur Organisasi SMK N 1 Sawit Boyolali .............................
32
Gambar 10. Struktur Organisasi SMK N 1 Kemusu Boyolali .........................
34
Gambar 11. Struktur Organisasi SMA N 1 Kemusu Boyolali .........................
40
Gambar 12. Struktur Organisasi SMA N Nogosari Boyolali ...........................
42
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara .................................................
58
Lampiran 2. Catatan Lapangan Informan 01 ................................................
59
Lampiran 3. Catatan Lapangan Informan 02 ................................................
62
Lampiran 4. Catatan Lapangan Informan 03 ................................................
64
Lampiran 5. Catatan Lapangan Informan 04 ................................................
66
Lampiran 6. Catatan Lapangan Informan 05 ................................................
68
Lampiran 7. Catatan Lapangan Informan 06 ................................................
70
Lampiran 8. Catatan Lapangan Informan 07 ................................................
72
Lampiran 9. Catatan Lapangan Informan 08 ................................................
74
Lampiran 10. Catatan Lapangan Informan 09 .................................................
76
Lampiran 11. Catatan Lapangan Informan 10 .................................................
78
Lampiran 12. Catatan Lapangan Informan 11 .................................................
80
Lampiran 13. Catatan Lapangan Informan 12 .................................................
82
Lampiran 14. Catatan Lapangan Informan 13 .................................................
84
Lampiran 15. Catatan Lapangan Informan 14 .................................................
86
Lampiran 16. Catatan Lapangan Informan 15 .................................................
88
Lampiran 17. Catatan Lapangan Informan 16 .................................................
90
Lampiran 18. Catatan Lapangan Observasi SMK N 1 Sawit Boyolali ............
92
Lampiran 19. Catatan Lapangan Observasi SMK N 1 Kemusu Boyolali........
93
Lampiran 20. Catatan Lapangan Observasi SMA N 1 Kemusu Boyolali........
94
Lampiran 21. Catatan Lapangan Observasi SMA N Nogosari Boyolali .........
95
Lampiran 22. Daftar Guru yang Bersertifikasi SMK .......................................
96
Lampiran 23. Daftar Guru yang Bersertifikasi SMA .......................................
97
Lampiran 24. Data Jumlah Kelas dan Jumlah Siswa SMK .............................
98
Lampiran 25. Data Jumlah Kelas dan Jumlah Siswa SMA .............................
99
Lampiran 26. Foto Penelitian ........................................................................... 100 Lampiran 27. Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian .............................................. 103P
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang pendidikan masyarakatnya rendah, maka pemerintah mencanangkan tentang Sistem Pendidikan Nasional. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan pendidikan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan demikian fungsi pendidikan sangatlah besar bagi kelangsungan hidup bangsa. Pendidikan merupakan salah satu harapan masyarakat yang diyakini bisa menumbuhkan sikap moral yang baik atau dalam sisi baiknya bisa digunakan untuk mencari kesejahteraan. Diakui atau tidak, dunia pendidikan kita sungguh telah terperangkap ke dalam kemelut yang mungkin belum pernah terbayangkan semula. Kritik sistim dan bongkar-pasang kurikulum se perti yang ditempuh selama ini ternyata tak pernah memuaskan, maka peran seorang guru sangatlah penting
dalam dunia pendidikan. Menurut Uno (2007:15), guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Sementara itu, Kunandar (2007:45), mengemukakan bahwa profesi adalah suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu yang mensyaratkan kompetensi (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) tertentu secara khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang insentif. Sedangkan menurut Popa (2006), yang membedakan antara profesi dengan pekerjaan adalah pengetahuan khusus, komitmen untuk klien dan otonomi dalam prakteknya. 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Profesi guru harus didasari oleh nilai-nilai idealisme. Hal ini disebabkan karena profesi Guru merupakan profesi yang berhubungan langsung dengan benda hidup (manusia) bukan benda mati. Objek yang menjadi sasaran profesi guru senantiasa dinamis, berubah dan berkembang, sehingga guru harus mengikuti zaman agar dunia pendidikan bisa semakin berkembang. Permasalahan Guru di Indonesia langsung atau tidak langsung berkaitan dengan sikap profesionalisme guru yang belum memadahi sehingga perlu adanya penyelesaian secara komprehensif yang menyangkut semua aspek terkait yaitu kesejahteraan, kualifikasi, pembinaan, perlindungan profesi, dan administrasinya. Dalam hal ini, ditandai dengan profesionalisme guru di Indonesia masih sangat rendah, dan pemerintah mencanangkan peningkatan mutu guru lewat program sertifikasi ini sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan (Muslich, 2007:8). Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Tujuan dan manfaat sertifikasi sebagaimana dinyatakan Abdul Halim Wicaksono (2010) adalah sebagai berikut : Pertama, menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional; kedua, meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan; ketiga, meningkatkan martabat guru; keempat, meningkatkan profesionalisme guru. Setelah mengetahui tujuan dari serifikasi kita akan melihat manfaat sertifikasi, adapun manfaat sertifikasi adalah : Pertama, melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten yang hanya dapat merusak citra profesi guru; kedua, melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional; ketiga, meningkatkan kesejahteraan guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas. Civil Effect dari program sertifikasi adalah dengan diberikannya tunjangan profesi bagi guru dan dosen yang telah bersertifikasi (Murtiyasa, 2008:12). Permasalahannya sekarang dapatkah program sertifikasi guru meningkatkan profesionalisme guru? Guru profesional di samping mereka akan berkualifikasi akademik juga dituntut memiliki kompetensi, artinya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasainya dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Untuk menjadi guru yang profesional harus mempunyai 4 (empat) Kompetensi Dasar (KD) yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat. Kompetensi profesional adalah kamampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan (Team Kreatif Pustaka Pendidikan, 2008:15-18). Pelaksanaan sertifikasi guru yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam jabatan dilaksanakan dalam bentuk penilaian portofolio dan PLPG. Portofolio dan PLPG itu sendiri adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu (Team Kreatif Pustaka Pendidikan, 2008:83). Dasar utama pelaksanaan sertifikasi adalah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) yang disahkan pada tangga 30 Desember 2005. Landasan hukum lainnya adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan yang ditetapkan pada tanggal 4 Mei 2007.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
Mengenai masa kerja, belum tentu guru yang sudah mengajar selama puluhan tahun memiliki kemampuan yang baik dalam proses pembelajaran. Guruguru muda juga banyak yang memiliki metode dan strategi yang jauh lebih bagus, karena banyak guru yang telah lama mengajar jika tidak ada perkembangan secara bertahap tentu akan semakin ketinggalan informasi tentang pendidikan dalam hal proses pembelajaran (Ahmad Makki, 2008). Pada peraturan Undang-Udang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dapat memperkuat posisi guru sebagai jabatan profesional, tapi tampaknya banyak meresahkan dan membingungkan guru karena pada salah satu pasalnya mengatur tentang beban mengajar guru minimal 24 jam (pasal 52). Hal tersebut, memunculkan konsekwensi bagi guru yang tidak memenuhi jam mengajar minimal tersebut terancam haknya untuk mendapat tunjangan profesional dan tunjangan fungsional. Seiring bertumbuhnya jumlah penduduk bertambah pula sarana pendidikan yang dibutuhkan, tetapi persebaran penduduk yang tidak merata berimbas pada pembangunan sarana pendidikan. Seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Boyolali, daerah ini banyak masalah yang terjadi di dunia pendidikan salah satunya adalah tentang pembagian jam kerja guru. Realita di lapangan berdasarkan pengamatan sementara, tidak semua guru bisa memenuhi beban mengajar minimal karena keterbatasan rombongan belajar atau guru mata pelajaran tertentu terlalu banyak dan penyebaran guru di sekolah-sekolah yang tidak merata. Untuk mengantisipasi hal tersebut Pemerintah telah menerbitkan pe
Pemenuhan Beban
Kerja Tahun 2009. Berdasarkan Undang-Undang tersebut banyak guru mulai mencari sekolah yang lain untuk memenuhi 24 jam mengajar. Berdasarkan hal tersebut diatas penelitingin mengetahui bagaimana strategi pengambilan kebijakan disekolah khususnya keputusan kepala sekolah dalam mengatasi kekurangan jam mengajar bagi guru tersertifikasi, oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
Tersertifikasi Pada Sekolah Menengah Atas Dan Sekolah Menengah Kejuruan (Studi Kasus Pada SMA-SMK Berkelas Kecil Di Kabupaten Boyolali)
B. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana persepsi guru tersertifikasi terhadap pemenuhan beban kerja guru berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005?
2.
Bagaimana strategi kepala sekolah dan guru dalam pemenuhan beban kerja guru yang tersertifikasi?
3.
Hambatan apa saja yang terjadi dalam pemenuhan beban jam mengajar guru yang tersertifikasi.
C. Tujuan Penelitian
dan makna bagi penelitian. Tanpa tujuan yang jelas suatu proyek penelitian dapat dengan mudah diawali dengan langkah yang salah, menyimpang selama pelaksanaannya dan berakhir dengan laporan yang tidak meyakinka Moore, 1995:1). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui persepsi guru tersertifikasi terhadap pemenuhan beban kerja guru berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005.
2.
Untuk mengetahui strategi kepala sekolah dan guru dalam pemenuhan beban kerja guru yang tersertifikasi.
3. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang terjadi dalam pemenuhan beban jam mengajar guru yang tersertifikasi.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi sekolah-sekolah yang bersangkutan, bagi penulis dan bagi program Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
1.
Manfaat Teoritis. a. Sebagai bahan pengembangan wawasan konseptual tentang pengelolaan sekolah, dalam hal ini tentang pengelolaan jam pembelajaran bagi guru yang tersertifikasi. b. Sebagai bahan pertimbangan peneliti selanjutnya dalam bidang yang sama dengan objek cakupan yang lebih luas.
2.
Manfaat Praktis a. Bagi sekolah diharapkan dapat memberi masukan dan bahan perimbangan untuk mengambil keputusan, khususnya kepala sekolah maupun para pihak yang terkait. b. Bagi guru di Kabupaten Boyolali diperolehnya informasi tentang pemenuhan beban mengajar bagi gpuru bersertifikat pendidik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori Dan Penelitian Yang Relevan 1. Sertifikasi Guru Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini kurang merata, ada beberapa daerah yang kurang maju dalam bidang pendidikan yaitu seperti di daerah Boyolali tepatnya di daerah Sawit, Nogosari dan Kemusu. Daerah ini kualitas pendidikannya masih rendah, hal ini bisa dilihat dari keadaan sekolah dan keadaan kualitas siswanya yang tidak begitu mementingkan pendidikan. Keadaan orangtua siswa yangkebanyakan buruh tani dan buruh pabrik menyebabkan para murid tidak memetingkan sekolah mereka padahal para guru sudah memberikan motivasi yang berupa memberikan dorongan untuk semangat belajar dan selalu memberikan tugas rumah, dengan hal itu di harapkan pendidikan para siswa bisa berkembang maju. Didaerah Boyolali yaitu tepatnya diderah Sawit, Nogosari dan Kemusu keadaan sekolah di daerah itu cukup bisa tergolong memprihatinkan karena termasuk kelas kecil tetapi jumlah guru banyak. Keadaan kelas yang kecil tapi gurunya banyak menyebabkan masalah di sekolah ini, guru-guru yang sudah bersertifikasi di tuntut untuk mengajar 24 (dua puluh empat) jam tetapi keadaan sekolah yang tidak memadahi, hal ini menyebabkan masalah di sekolah-sekolah tersebut. a.
Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Sertifikasi Guru. Ada beberapa pendapat yang mendefinisikan tentang sertifikasi salah satunya definisi sertifikasi yaitu proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen atau bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada tenaga profesioanal yaitu guru 7
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
atau dosen (Martinis Yamin, 2006:1). Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru yang telah memenuhi standar kompetensi guru(Team Kreatif Pustaka Pendidikan, 2008: 5). Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian sertifikasi guru adalah pemberian sertifikat pendidik kepada guru atau dosen sebagai tenaga yang profesional. Tujuan dan manfaat sertifikasisebagaimana dinyatakan(Team Kreatif Pustaka Pendidikan, 2008: 5), tujuan sertifikasi adalah sebagai berikut : Pertama, menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional; kedua, meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan; ketiga, meningkatkan martabat guru; keempat, meningkatkan profesionalisme guru. Setelah mengetahui tujuan dari serifikasi kita akan melihat manfaat sertifikasi, adapun manfaat sertifikasi adalah : Pertama, melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten yang hanya dapat merusak citra profesi guru; kedua, melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional; ketiga, meningkatkan kesejahteraan guru. b. Prinsip Sertifikasi Syarat-syarat sertifikasi menurut Team Kreatif Pustaka Pendidikan, 2008: 5, tujuan sertifikasi adalah sebagai berikut : Pertama, dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel; kedua, berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan mutu guru dan kesejahteraan guru; ketiga, dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; keempat, dilaksanakan secara terencana dan sistematis; kelima, menghargai pengalaman kerja guru; keenam, jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah. c. Syarat dan Penetapan Peserta Sertifikasi Guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
Syarat dan penerapan peserta sertifikasi guru sebagaimana dinyatakan(Team Kreatif Pustaka Pendidikan, 2008: 5),syaratpeserta sertifikasi adalah sebagai berikut: 1) Syarat Peserta Sertifikasi (a) Memiliki kualifikasi minimal S1 atau D4. (b) Guru PNS dan non PNS pada sekolah negeri dan swasta. (c) Khusus guru non PNS adalah guru tetap yayasan dibuktikan dengan surat keputusan dari yayasan. (d) Masa kerja minimal 5 tahun pada satu sekolah atau sekolah berbeda dalam yayasan yang sama. (e) Memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK).
2) Penetapan Peserta Sertifikasi Mengingat terbatasnya jumlah guru yang akan mengikuti sertifikasi setiap tahunnya dibandingkan dengan jumlah guru keseluruhan, maka perlu dilakukan pengaturan peserta yang didasarkan pada kriteria dengan urutan prioritas sebagai berikut. (a)
Masa kerja sebagai guru.
(b)
Usia.
(c)
Golongan (bagi PNS).
(d)
Beban mengajar.
(e)
Tugas tambahan.
(f)
Prestasi kerja.
d. Mekanisme Sertifikasi Guru Menurut Trianto dan Tutik (2007:27), mekanisme sertifikasi guru dapat dilakukan melalui dua bentuk, yaitu sertifikasi bagi calon guru untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
menjadi guru professional dansertifikasi bagi guru yang sudah memiliki jabatan (sertifikasi guru dalam jabatan). 1) Sertifikasi bagi calon guru Sertifikasi bagi calon guru dapat ditempuh setelah yang bersangkutan memiliki kualifikasi pendidikan minimal (S1/D4) baik yang berlatarbelakang
kependidikan maupun
non-kependidikan
dengan syarat bahwa kesarjanaan tersebut relevan dengan jenjang dan jenis pendidikan serta mata pelajaran yang akan diampu (Trianto dan Tutik2007:27). Sertifikasi bagi calon guru dilakukan melalui pendidikan profesi, dipadukan dengan uji kompetensi guru pada akhir pendidikan profesi dan dilakukan secara terintegrasi. 2) Sertifikasi guru dalam jabatan Berbeda dengan sertifikasi bagi calon guru, sertifikasi guru dalam jabatan dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu, Pertama, bagi guru yang belum memiliki kualifikasi pendidikan minimum S1/D4, maka yang bersangkutan harus mengikuti program peningkatan kualifikasi akademik sesuai dengan bidang studi pada perguruan tinggi yang terakreditasi yang dilanjutkan dengan pendidikan profesi guru dengan memperhatikan penilaian hasil belajar melalui pengalaman sampai lulus sebelum mengikuti sertifikasi
melalui uji kompetensi
untuk mendapatkan sertifikat pendidik dari perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan terakreditasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Kedua, bagi guru yang memiliki kesarjanaan non-kependidikan yang belum memiliki akta IV sampai berlakunya UUGD, maka yang bersangkutan harus mengikuti terlebih dahulu pendidikan profesi guru dengan mempertimbangkan penilaian hasil belajar melalui pengalaman sebelum mengikuti sertifikasi melalui uji kompetensi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
untuk mendapatkan sertifikat pendidik dari perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan terakreditasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Ketiga, bagi guru yang memiliki kesarjanaan atau diploma empat kependidikan dan non-kependidikan yang sudah memiliki akta IV langsung mengikuti sertifikasi guru melalui uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikat pendidik dari perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan terakreditasi yang ditetapkan oleh pemerintah.
e. Sertifikat Pendidik Merujuk pada ketentuan Pasal 42 ayat (1) UU Sisdiknas, menuntut bahwa guru dan dosen wajib memiliki sertifikat pendidik sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Istilah sertifikasi dalam makna kamus berarti surat keterangan (sertifikat) dari lembaga berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan sekaligus pernyataan (lisensi) terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas. Menurut Trianto dan Tutik
(2007: 11), guru yang dianggap baik dalam
mengemban tugas profesi mendidik maka ia harus memiliki sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik tersebut diberikan kepada guru dan dosen yang telah memenuhi persyaratan. Sertifikasi secara yuridis menurut ketentuan pasal 1 ayat (11) UUGD adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru yang telah memenuhi persyaratan. Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada tenaga profesioanal yaitu guru atau dosen (Martinis Yamin, 2006:1). Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
pendidik untuk guru yang telah memenuhi standar kompetensi guru(Team Kreatif Pustaka Pendidikan, 2008: 5). Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian sertifikasi guru adalah pemberian sertifikat pendidik kepada guru atau dosen sebagai tenaga yang profesional. Sertifikasi guru merupakan keniscayaan masa depan untuk meningkatkan kualitas dan martabat guru.
2. Beban Kerja Guru Guru adalah bagian yang tak terpisahkan dari komponen pendidikan lainnya yaitu peserta didik, kurikulum/program pendidikan, fasilitas, dan manajemen. Perencanaan guru harus berbasis pada jenis jurusan atau program keahlian, dan jumlah rombongan belajar yang dibuka di sekolah. Terpenuhi atau tidaknya beban mengajar 24 jam tatap muka per minggu bagi jenis guru tertentu sebenarnya sudah dapat dideteksi pada saat jumlah guru yang dibutuhkan sudah dihitung. Namun apabila dilihat secara detail pada jenis guru tertentu di beberapa daerah dilaporkan terdapat kekurangan guru atau kelebihan guru. Kondisi sekolah yang memiliki kelebihan guru akan menyebabkan guru tidak dapat memenuhi kewajiban mengajar 24 jam per minggu. Sementara sekolah yang kekurangan guru akan menyebabkan beban kerja guru menjadi lebih tinggi dan proses pembelajaran menjadi tidak efektif. Kenyataan ini menunjukkan bahwa perencanaan guru di sekolah belum baik. Dalam melaksanakan tugas, guru mengacu pada jadwal tahunan atau kalender akademik dan jadwal pelajaran. Kegiatan tatap muka dalam satu tahun dilakukan kurang lebih 38 minggu atau 19 minggu per semester. Kegiatan tatap muka guru dialokasikan dalam jadwal pelajaran yang disusun secara mingguan. Khusus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ada kalanya jadwal pelajaran tidak disusun secara mingguan, tapi mengunakan sistim blok atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
perpaduan antara sistim mingguan dan blok. Pada kondisi ini, maka jadwal pelajaran disusun berbasis semester, tahunan, atau bahkan per tiga tahunan.Diluarkegiatan tatap muka, guru akan terlibat dalam aktifitas persiapan tahunan/semester , ujian sekolah maupun Ujian Nasional (UN), dan kegiatan lain akhir tahun/semester. Dalam menyusun jadwal pelajaran guru juga menyusun tugas tambahan yaitu sebagai berikut: a. Melaksanakan Tugas Tambahan. Tugas-tugas tambahan guru dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) kategori yaitu tugas struktural, dan tugas khusus. 1) Tugas tambahan struktural (a) Tugas tambahan struktural sesuai dengan ketentuan tentang struktur organisasi sekolah, (b) Jenis tugas tambahan sruktural dan wajib tatap muka guru seperti tercantum dalam Tabel 1.
2) Tugas tambahan khusus (a) Tugas tambahan khusus hanya berlaku pada jenis sekolah tertentu, untuk menangani masalah khusus yang belum diatur dalam peraturan yang mengatur organisasi sekolah. (b) Jenis tugas tambahan khusus dan ekuivalensi beban tatap muka seperti tercantum dalam Tabel 1.
Tabel 1.Jenis Tugas Tambahan Guru. No I
Kategori Struktural
Jenis Tugas Tambahan 1
Kepala Sekolah
commit to user
Wajib Mengajar*
Ekuivalensi jabatan
6
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
II
Khusus
2
Wakasek
12
12
3
Kep. Perpus.
12
12
4
Kep. Lab.
12
12
5
Ket. Jur. Prog. Keahlian
12
12
6
Kep. Bengkel
12
12
1
Pemb. Praktek Industri
12
12
2
Kep. Unit Produksi
12
12
Kerja
Keterangan : *
Nilai minimal
* * Tergantung jenis sekolah
b. Kondisi Penyebab Kekurangan Jam Mengajar. Seorang guru tidak dapat memenuhi jumlah jam mengajar sebanyak 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per minggu disebabkan salah satu atau beberapa kondisi sebagai berikut. 1) Jumlah peserta didik dan rombongan belajar terlalu sedikit . Jumlah peserta didik terlalu sedikit atau jumlah rombongan belajar juga sedikit, akan mengakibatkan jumlah jam tatap muka untuk mata pelajaran tertentu belum mencapai angka 24 jam per minggu. Agar jumlah beban mengajar mencapai 24 jam atau kelipatannya, dibutuhkan jumlah rombongan belajar yang memadai. 2) Jam pelajaran dalam kurikulum sedikit. Jumlah jam pelajaran mata pelajaran tertentu dalam struktur kurikulum ada yang hanya 2 jam per minggu antara lain Bahasa asing lain, Sejarah, Agama, Penjas, Kesenian, Kewirausahaan, Muatan Lokal, Keterampilan, dan Pengembangan Diri mengakibatkan guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
yang mengajar pelajaran tersebut tidak dapat memenuhi kewajiban minimal 24 jam tatap muka per minggu. 3) Jumlah guru di satu sekolah untuk mata pelajaran tertentu terlalu banyak. Kondisi ini biasanya terjadi kerena kesalahan dalam proses rekruitmen atau karena perubahan beban mengajar guru dari 18 jam menjadi 24 jam pelajaran per minggu. Jumlah guru yang melebihi dari kebutuhan yang direncanakan, mengakibatkan ada guru yang tidak dapat mengajar 24 jam per minggu. 4) Sekolah pada daerah terpencil atau sekolah khusus. Sekolah yang berlokasi di daerah terpencil biasanya memiliki jumlah peserta didik yang sedikit.Kondisi ini terjadi karena populasi penduduk juga sedikit Sekolah khusus yang karena kekhususan programnya, jumlah peserta didiknya sangat sedikit. Karena rombongan belajarnya sedikit, mengakibatkan guru mengajar tidak sampai 24 jam per minggu. Salah satu contoh adalah sekolah luar biasa, dimana jumlah muridnya memang sedikit. Contoh lain pada Program Keahlian Pedalangan di SMK. Animo terhadap program keahlian ini sangat sedikit, tapi memiliki nilai strategis melestarikan budaya seni tradisi.Animo pada program keahlian yang terkait dengan sektor pertanian pada daerah tertentu juga rendah.
c. Pemenuhan beban kerja 1) Mengajar pada sekolah lain, pendidikan terbuka, dan kelompok belajar. 2) Melaksanakan Team Teaching.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
3) Melaksanakan Pengayaan dan Remedial Khusus. Berikut ini adalah tabel Beban Kerja Maksimum Mengajar Disekolah Lain, tabel 3: Tabel 2. Beban Kerja Maksimum Mengajar Disekolah Lain. No 1
2
3
Tugas
Beban kerja maksimum 12
Mengajar di sekolah lain (dengan mata pelajaran yang sama) Guru Bina SMP Terbuka (sesuai mata pelajaran)
2
Guru Pamong SMP Terbuka
4
2
Tutor pada pendidikan non formal (sesuai mata pelajaran) Sumber : Depdiknas (2008)
2
Keterangan Sesuai tugas pelajaran.
beban
jam
Khusus untuk kunjungan ke TKB. Bimbingan belajar siswa SMP Terbuka di sekolah induk dihitung sebagai beban jam pelajaran regular. Tugasnya lebih banyak pada bagian administrasi pembelajaran sesuai dengan jadwal belajar di TKB. Jumlah jam pelajaran sesuai dengan jadwal.
d. Kondisi Khusus dengan Persetujuan Menteri. Ada kondisi bagi guru yang secara konstektual tidak mungkin memiliki beban mengajar 24 jam. Kondisi yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Bertugas pada satuan pendidikan layanan khusus. 2) Berkeahlian khusus. 3) Dibutuhkan atas dasar pertimbangan kepentingan nasional. Kondisi khusus yang dimintakan persetujuan Menteri Pendidikan Nasional sebagaimana tabel 3 berikut ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
Tabel 3. Kondisi Khusus. No
Kondisi
Alternatif
Keterangan
Dapat dipenuhi dengan mengajar multisubject dan multigrade
Jumlah siswa/rombel sedikit, tidak ada sekolah lain yang tidak bisa dijangkau
1.
Lokasi di daerah terpencil/kepulauan/ perbatasan dengan negara lain
2.
Bidang yang keahlian langka
3.
Sekolah Indonesia di Luar Negeri
Dapat dipenuhi dengan mengajar multisubject dan multigrade
Jumlah siswa/rombel sedikit, tidak ada sekolah lain yang tidak bisa dijangkau
4.
Dalam keadaan yang darurat, bencana dan konflik
Dapat dipenuhi dengan mengajar multisubject dan multigrade
Tidak selamanya (sementara)
5.
Jumlah jam Pelajaran pada gambar Struktur Kurikulum sedikit dan rombelnya sedikit
Dapat dipenuhi dengan ektra kurikuler
Mata pelajaran yaitu Bahasa asing lain
Pedalangan, kelautan, mekatronika
Sumber : depdiknas (2008)
3. Hasil Penelitian Yang Relevan Joshua D. Angrist dan Jonathan Guryan. Penelitian tersebut berjudul Does Teacher Testing Raise Teacher Quality? Evidence from State Certification Requireme
The Institute for the Study of Labour (IZA)
tahun 2005 IZA Discussion Paper No. 1500. Penelitian ini menjelaskan bahwa gerakan reformasi bidang pendidikan meliputi usaha untuk meningkatkan kualitas guru dengan cara lebih keras dalam menentukan syarat sertifikasi dan lisensi. Sebagian besar negara bagian Amerika Serikat membutuhkan
banyak
guru
sekolah
negeri
yang
lolos
ujian
terstandarisasi.Ujian rekrutmen guru ini memerlukan segala kemampuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
yang dapat diukur dengan tes itu, tetapi juga memerlukan biaya yang mahal bagi para pelamar/calon guru.Sehingga mahalnya biaya menjadi hambatan bagi guru yang berkualitas tinggi untuk mengikuti ujian terstandarisasi dan mengajar di sekolah negeri. Pamela Esprivalo Harrell and Mary Harris. Penelitian tersebut berjudu
Preparation without Boundaries: A Two-Year Study of an
Online Teacher Certification Program Journal of Technology and Teacher Education tahun 2006; 14, 4; Academic Research Library. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa program sertifikasi guru secara online yang bernama The Online Post Baccalaureate Program berhasil dengan baik dalam mencapai tujuan selama 2 tahun pelaksanaannya. Penelitian ini mengindikasikan keberhasilan program sertifikasi online dalam (a)pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh jumlah beragamnya kandidat yang memasuki program itu termasuk etnis dan gender;(b) meningkatkan jumlah calon guru yang disiapkan oleh University of North Texas (UNT) dalam waktu singkat untuk matematika dan science;(c) mendapatkan sikap calon guru yang setidaknya sama dengan program tradisional calon guru yang berkualitas dengan indikator meliputi ujian sertifikasi negara dan menilai dokumen portofolio; dan (d) calon guru puas dengan program sertifikasi online. Keadaan yang sebenarnya di Indonesia masih banyak masalah tentang kondisi jam mengajar. Masih banyak sekolah-sekolah yang mengalami masalah tersebut, padahal hal ini sangatlah penting bagi pendidikan. Kelas yang berskala kecil tapi gurunya banyak benar-benar mengalami masalah di beberapa daerah.Dalam masalah ini peneliti ingin mencoba memberi konstribusi dalam pemecahan masalah karena belum banyak yang mengangkat tentang masalah ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
B. Kerangka Berfikir Beban jam mengajar guru sekarang ini memang sedang banyak terjadi masalah. Pada dasarnya guru bersertifikat pendidik harus memenuhi beban mengajar 24 jam.Tetapi pada kenyataannya tidak semua guru bisa memenuhi beban mengajar minimal, karena keterbatasanrombongan belajar atau guru mata pelajaran tertentu terlalu banyak dan penyebaran guru disekolah-sekolah yang tidak merata.Guru yang bersertifikasi di tuntut untuk memenuhi beban jam mengajar. Dilihat dari pengertian sertifikasi bahwa pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen atau bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional tentunya harus bisa memenuhi beban jam mengajar 24 jamdalam sehari. Untuk mengantisipasi hal tersebut Pemerintah telahmenerbitkan peraturan
pen pemenuhan jam mengajar selama 24 jam yang dilaksanakan di kelas yang berskala besar memang tidak ada masalah tetapi masalah muncul ketika pembagian tugas jam mengajar guru di tempatkan di kelas yang berskala kecil seperti yang peneliti ketahui yaitu di Boyolali khususnya di daerah Sawit, Nogosari dan Kemusu. Permasalahan ini tentunya butuh jalan keluar yang baik agar guru selalu dapat memenuhi beban jam mengajar 24 jam. Secara garis besar rancangan dari penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi pengambil kebijakan disekolah khususnya kepala sekolah dalam mengatasi kekurangan jam mengajar bagi guru tersertifikasi dan bagai mana mekanismenya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
Guru Bersertifikasi
24 Jam Mengajar
Permendiknas
Kelas Berskala Besar
Kelas Berskala Kecil
Strategi
Terpenuhnya Masalah Beban Jam Mengajar Gambar 1. Kerangka Berfikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan untuk memperoleh data, informasi, keterangan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kepentingan penelitian sekaligus sebagai tempat pelaksanaan penelitian adalah di sekolah-sekolah yang berada di Kabupaten Boyolali. Adapun alasan pemilihan tempat penelitian tersebut adalah sebagai berikut : a. Terdapat
permasalahan
tentang
pemenuhan
jam
mengajar
guru
tersertifikasi. b. Tersedianya data-data yang ada di sekolah masing-masing. c. Belum pernah ada penelitian dengan permasalahan yang sejenis. d. Sekolah yang ada di daerah Boyolali memberi izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian ditempat ini. 2. Waktu Penelitian Penelitian terhadap permasalahan yang telah dirumuskan didepan dilaksanakan dari bulan Maret 2012 - Agustus 2012, dengan jadwal berikut : Tabel 4. Jadwal Penelitian Kegiatan Mar Apr a.Persiapan Penelitian 1. Pengajuan judul 2. Koordinasi dengan kepala sekolah 3. Penyusunan proposal 4. Perijinan b.Pelaksanaan Penelitian 1. Pengumpulan Data 2. Analisis Data c.Penyusunan Laporan 1. Penyusunan draf 2. Pengetikan skripsi d.Pelaksanaan ujian skripsi dan revisi commit to user 20
Mei
Jun
Jul
Agus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Adapun peneliti memilih menggunakan jenis kualitatif karena sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan. 2. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif itu adalah serangkaian proses untuk menggambarkan obyek yang diteliti, melalui pengumpulan data yang diperoleh dari obyek penelitian maupun narasumber serta pengamatan secara langsung keadaan obyek yang diteliti. Peneliti memusatkan pada deskripsi data berupa kalimat-kalimat yang memiliki arti mendalam yang berasal dari informan dan perilaku yang diamati (Sugiyono, 2007;13).
C. Data dan Sumber Data Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data-data tambahan seperti dokumen dan lainlain(Lofland dalam Moleong, 2007:157). Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Data tidak akan diperoleh tanpa adanya sumber data. Adapun sumber data yang digunakan antara lain : 1. Narasumber (Informan) Narasumber (informan) adalah orang yang memiliki peran penting dalam penelitian sebagai sumber informasi yang dibutuhkan. Informan atau narasumber, yang terdiri dari guru bersertifikat pendidik dan kepala sekolah di SMK/SMA di Kabupaten Boyolali yang mempunyai jumlah rombongan belajar kecil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
2. Peristiwa atau Aktivitas Peristiwa atau aktivitas yang dilaksanakan secara langsung pasti hasilnya akan penuh dengan kepastian. Hal ini tentunya membutukan narasumber untuk melengkapi data. Dalam pengamatan secara langsung di lakukan di SMK/SMA di Kabupaten Boyolali yang mempunyai rombongan belajar kecil. Sumber data diharapkan dapat memberikan berbagai informasi tentang kondisi riil yang terjadi di SMK/SMA di Kabupaten Boyolali. 3. Tempat atau Lokasi Untuk mendapatkan informasi yang sebenarnya tentunya perlu pengamatan langsung dilapangan, hasil antara data dari nara sumber dan data dari tempat atau lokasi dilapangan dilakukan pencocokan agar data yang di peroleh bisa dikatakan valid. Tempat atau lokasi yang akan dijadikan sasaran adalah di SMK/SMA di Kabupaten Boyolali.
D. Teknik Sampling Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses suatu pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi (Sutopo, 2002:55). Sampel (cuplikan) adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian. Menurut Sugiyono (2010: 300) dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu, seperti mengenai pemilihan narasumber yang dapat memudahkan penjelajahan obyek atau situasi sosial yang diteliti. Cuplikan ini memberikan kesempatan maksimal pada kemampuan peneliti untuk menyusun teori yang dibentuk dari lapangan. Populasi yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah semua guru dan kepala sekolah SMA/SMK di Kabupaten Boyolali yang mempunyai rombongan belajar kecil yang sudah tersertifikasi. Untuk menentukan sampel penelitian berdasarkan populasi wilayah yang menjadi tempat penelitian, maka pengambilan sampel menggunakan tehnik purposive sampling. Teknikpurposive sampling ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
merupakan pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu, dasar pertimbangan itu adalah masalah yang ada di sekolah ini yaitu tentang pemenuhan jam mengajar guru tersertifikasi.Selain menggunakan teknik purposive sampling juga menggunakan tekniksnow ball sampling atau teknik bola salju yaitu peneliti tidak membatasi atau tidak menyeleksi jumlah informan. Mengingat sumber data dari informan sangat penting maka di harapkan dapat membantu memecahkan masalah yang sedang diteliti.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian, dimana tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Observasi. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung. Observasi yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah observasi langsung
yang
mengikutsertakan
peneliti
di
dalam
kegiatan
yang
diamati.Menurut Sugiono (2010:310), pemahaman mengenai macam-macam observasi adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Macam
macam Teknik Observasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
Penelitian ini menggunakan teknik observasi partisipasi aktif. Observasi partisipasi aktif ini merupakan cara khusus dan peneliti tidak berperan pasif sebagai pengamat, tetapi memainkan berbagai peran yang dimungkinkan dalam suatu situasi yang berkaitan dengan penelitiannya, dengan berperan aktif tetapi juga bisa melakukan berbagai peran peneliti ingin bisa mengumpulkan data yang sesuai dengan masalah yaitu tentang pemenuhan jam mengajar gutu tersertifikasi. 2. Wawancara. Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang sama. Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai data pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi dan perasaan .Sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa manusia yang dalam posisi sebagai narasumber atau informan. Menurut Sutopo (2002:58 ) ada 2 (dua) jenis wawancara yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur yang sering disebut sebagai wawancara mendalam (Sutopo, 2002:58). Wawancara terstruktur merupakan jenis wawancara yang sering juga disebut wawancara terfokus yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif. Biasanya jenis wawancara ini dilakukan dalam situasi yang formal sedangkan wawancara tidak terstrukutur atau wawancara mendalam mengarah pada kedalaman informasi yang dilakukan tidak secara formal dan wawancara biasa dilakuakan beberapa kali. Peneliti ini menggunakan wawancara melalui 2 (dua) tahap yaitu yang pertama menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur yang dilakukan secara bebas tanpa menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap, wawancara ini dilakukan sebelum diketahuinya secara pasti data yang akan didapat sehingga lebih mendengarkan apa yang dijelaskan oleh narasumber, setelah mendapatkan data yang diperoleh dan yang kedua menggunakan teknik wawancara terstruktur atau wawancara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
terfokus wawancara ini dilakukan untuk mengetahui secara pasti tentang informasi yang akan diperoleh dengan menyiapkan pertanyaan tertulis. Wawancara ini dilakukan kepada kepala sekolah dan guru di SMK/SMA Kabupaten Boyolali.
3. Dokumen atau arsip. Dokumen merupakan catatan peristiwa masa lalu yang berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental dari seseorang (Sugiono, 2007;240). Teknik ini akan dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang bersumber dari dokumen atau arsip yang terdapat di SMK/SMAKabupaten Boyolali yang mempunyai rombongan belajar kecil. Untuk memperkuat penelitian ini maka dokumentasi sangat diperlukan yaitu yang berupa foto.
F. Uji Validitas Data Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Sutopo, 2002: 78).Trianggulasi merupakan teknik yang didasarkan pada pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif, yaitu untuk menarik kesimpulan tidak hanya didasarkan hanya pada satu cara pandang. Patton (1984) dan Sutopo (2002: 78) menyatakan bahwa ada empat macam teknik trianggulasi, yaitu : a.
Triangulasi data (triangulasi sumber). Cara ini mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
Informan 1 Data
wawancara
Informan 2 Informan 3
Gambar 3. Triangulasi data
b.
Triangulasi metode. Jenis triangulasi ini biasa dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Disini yang ditekankan adalah penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya. Kuisioner Data
Wawancara
Sumber data
Observasi Gambar 4. Triangulasi metode
c.
Triangulasi peneliti. Triangulasi peneliti ini adalah hasil penelitian baik data atau pun simpulan mengenai bagian
tertentu atau keseluruhannya bisa diuji
validitasnya dari beberapa peneliti. Dari pandangan dan tafsir data yang dilakukan oleh beberapa peneliti terhadap semua informasi yang berhasil digali dan dikumpulkan berupa catatan, diharapkan bisa terjadi pertemuan pendapat yang pada akhirnya bisa lebih memantapkan hasil. Peneliti 1 Tafsir data
Peneliti 2 Peneliti 3
Gambar 5. Triangulasi peneliti
commit to user
Data
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
d.
Triangulasi teori. Triangulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Dari beberapa perspektif akan diperoleh pandangan yang lengkap, tidak hanay sepihak, sehingga bisa dianalisis dan ditarik kesimpulan yang lebih utuh dan menyeluruh.
Teori 1 makna
Teori 2
Suatu peristiwa (konteks)
Teori 3 Gambar 6. Triangulasi teori Melihat empat teknik trianggulasi tersebut, maka penelitian menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode, yaitu dengan melakukan pengecekan dan pembandingan sumber data untuk mengetahui kebenaran suatu informasi melalui waktu dan alat yang berbeda serta melakukan pengecekan mengenai penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan beberapa sumber data dengan metode yang sama serta akan melakukan wawancara dan observasi untuk melengkapi dokumen.
G. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis interaktif yaitu suatu teknik analisis data kualitatifyang terdiri dari tiga alur kegiatan (reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasinya) yang terjadi secara bersamaaan (Miles dan Huberman dalam Pawito, 2007). Dalam teknik analisis ini, tiga alur analisisnya yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasinya, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Peneliti dalam melaksanakan proses ini aktivitasnya tetap bergerak di antara alur analisis dengan pengumpulan datanya selama proses pengumpulan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
data masih berlangsung. Selanjutnya peneliti hanya bergerak di antara tiga alur analisis tersebut sesudah pengumpulan data selesai pada setiap unitnya dengan menggunakan waktu yang masih tersisa dalam penelitian ini. Untuk lebih jelasnya, proses analisis interaktif dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut:
Pengumpulan data
Penyajian data
Reduksi data
Kesimpulan-kesimpulan: Penarikan/Verifikasi
Gambar 7 . Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif. Sumber: Milles and Hubberman, 1984 Reduksi data dilakukan dengan mengklasifikasikan data yang sejenis dan memberi kode. Penyajian data dilakukan dengan mendeskripsikan data-data yang sudah diklasifikasikan sesuai dengan pokok masalah. Penarikan kesimpulan atau verifikasi dilakukan dengan mengambil kesimpulan-kesimpulan atau keputusankeputusan yang sebenarnya sudah dimulai dilakukan bersamaan dengan reduksi dan penyajian data. Menurut Pawito (2007: 106), peneliti dalam kaitan ini masih harus mengkonfirmasi, mempertajam, atau mungkin merevisi kesimpulankesimpulan yang telah dibuat untuk sampai pada kesimpulan final berupa proposisi-proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas yang diteliti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah kegiatan penelitian mulai dari awal hingga akhir. Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Tahap Awal. Pada tahap ini dipersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian, yaitu: a) Mengurus surat ijin penelitian ke jurusan. b) Menentukan lokasi penelitian: yaitu SMA/SMK di Kabuten Boyolali. c) Meninjau lokasi terpilih sebagai lokasi penelitian untuk secara sepintas mempelajari keadaannya, serta kemungkinan memilih informan yang tepat, khususnya warga lingkungan sekolah SMA/SMK di Kabuten Boyolali, yaitu guru; kepala sekolah dan siswa. d) Menyusun proposal penelitian, pengembangan pedoman pengumpulan data (daftar pertanyaan dan petunjuk observasi), dan juga menyusun jadual kegiatan secara rinci. e) Memilih dan melatih pembantu penelitian agar mampu secara tepat mengumpulkan data dan mencatat dengan lengkap dan benar.
2. Tahap Pelaksanaan Dalam tahap pelaksanan penelitian ini Peneliti sebagai instrumen utama dalam penelitian ini mengumpulkan data-data tentang persepsi guru bersertifikat pendidik dan strategi kepala sekolah di SMA/SMKKabuten Boyolali pemenuhan beban kerja guru bersertifikat pendidik.
3. Tahap Akhir Dalam tahap akhir penelitian ini, peneliti ; a) Melakukan analisis awal di SMA/SMK Kabuten Boyolali b) Mengembangkan bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan matriks bagi kepentingan analisis data lanjut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
c) Melakukan kegiatan analisis di SMK/SMA Kabupaten Boyolali dan mengembangkan matrik antar kasus. d) Melakukan pencocokan, pengayaan, dan pendalaman data. Bila dalam persiapan analisis ternyata ditemukan data kurang lengkap atau kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara lebih terfokus. e) Melakukan analisis antarkasus. Semua hasil analisis di SMA/SMK Kabuten Boyolali disatukan dalam proses analisis antarkasus, dan dikembangkan struktur sajian datanya bagi susunan laporan f) Merumuskan temuan akhir sebagai temuan penelitian g) Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam laporan akhir penelitian. h) Penyusunan laporan penelitian awal i) Reviu laporan: melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk mendiskusikan laporan yang telah disusun sementara j) Perbaikan laporan, dan disusun sebagai laporan akhir k) Perbanyak laporan sesuai dengan kebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
Prosedur Kegiatan Penelitian
Perumusana Masalah
Kerangka Berfikir
Tahap Awal Pemilihan Kasus
NaskahPenelitian Dan Rancangan Pengumpulan Data.
Tahap Pelaksanaan
Mengumpulkandata-data tentang pendapat guru bersertifikat pendidik dan strategi kepala sekolah di SMA/SMA se-Kabuten Boyolali tentang pemenuhan jam mengajar guru bersertifikat pendidik.
Tahap Akhir
Menganalisis data-data tentang pendapat guru bersertifikat pendidik dan strategi kepala sekolah di SMA/SMK se-Kabuten Boyolali tentang pemenuhan jam mengajar guru bersertifikat pendidik.
Menarik Kesimpulan, Verifikasinya, dan Uji Validitas Data
Gambar 8. Prosedur Kegiatan
commit to user
Penyusunan Laporan Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. SMK Negeri 1 Sawit, Boyolali. a. Profil Sekolah. SMK Negeri 1 Sawit, Boyolali beralamat di jalan Solo-Jogja Km 15 Bendosari Sawit Boyolali RT/RW 02/11. Akreditasi Sekolah pada tahun 2005 adalah B dengan program keahlian yaitu: 1) Tehnik Kendaraan Ringan(TKR). 2) Tehnik Komputer dan Jaringan. 3) Farmasi. 4) Tehnik Industri. Empat jurusan tersebut didukung oleh fasilitas yang memadahi dan mempunyai sarana praktek yang lengkap. SMK Negeri 1 Sawit, Boyolali mempunyai luas tanah 2.250 meter persegi yang terdiri dari beberapa ruangan yaitu ruang kelas, perpustakaan, ruang kepala sekolah dan lain sebagainya.
b. Visi dan Misi SMK Negeri 1 Sawit Boyolali. 1) Visi. Mempersiapkan SDM yang professional, mampu bersaing di era globalisasi, menguasai iptek, beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Misi. a) Santun, beriman, bertaqwa dan berakhlaq mulia. b) Antusias belajar dalam menguasai iptek. c) Wawasan luas dan mampu berkompetisi. d) Inovatif, kreatif dalam berkarya. e) Tangguh dalam menghadapi tantangan global.
commit to user 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
c. Tujuan Sekolah SMK Negeri 1 Sawit, Boyolali. 1) Meningkatkan Status SMKN1 sawit dari SMK bertaraf daerah menuju SMK bertaraf Nasional dan menuju sekolah bertaraf Internasional. 2) Meningkatkan mutu tenaga kependidikan melalui penataran, magang industri dan kursus - kursus. 3) Meningkatkan mutu kegiatan pembelajaran normatif, adaftif dan produktif. 4) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana sekolah. 5) Meningkatkan prestasi kegiatan kesiswaan melalui kegiatan kesiswaan, ekstrakurikuler. 6) Meningkatkan pemasaran Lulusan dilapangan kerja di dunia usaha dan dunia industri. d. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Kemusu, Boyolali. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Sawit Boyolali Komite Sekolah
Kepala Sekolah
Wakil Manajemen Mutu Ka. Subag Ka.pengendalian dokumen.
Waka kulikulum
Ka. TKR Ka. Bengkel TKR
Ka.audit internal
Waka kesiswaan
Waka sarana prasarana
Ka. TKJ
Ka. farmasi
Ka. Lab TKJ
Ka.Lab Farmasi
Wali kelas/guru
Siswa
commit to user
Waka humas industri
Ka. Industri Ka.Lab industri
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
Gambar 9. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Sawit Boyolali 2. SMK Negeri 1 Kemusu, Boyolali. a. Profil Sekolah. SMK Negeri 1 Kemusu beralamat di jalan Klewor, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali. Letak Geografis berada pada pedesaan. Akreditasi Sekolah pada Tahun 2009 adalah B dengan program keahlian yaitu: 1) Teknik Mesin. 2) Tata Niaga. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri
1 Kemusu, Boyolali
dipimpin oleh Bapak Handono sebagai kepala sekolah yang sudah menjabat selama 3 tahun 10 bulan. Bapak Handono selaku Kepala Sekolah tentunya menginginkan sekolah yang dipimpin setiap tahun akan menjadi semakin maju. Oleh sebab itu Bapak Handono dan rekan-rekan sekolah membuat visi, misi dan tujuan sekolah.
b. Visi dan Misi SMK Negeri 1 Kemusu, Boyolali. 1) Visi. Mewujudkan pelatihan berstandar Nasional yang menghasilkan tenaga kerja yang berkompeten dan mandiri. 2) Misi. (a) Melaksanakan pelatihan yang berstandar pada mutu. (b) Melakukan kegiatan yang berorientasi pada teknik dan tata niaga. (c) Menghasilkan SDA yang berkompeten dan mandiri. c. Tujuan Sekolah. 1) Meningkatkan pendidikan melaluin target pencapaian efektifitas. 2) Meningkatkan sarana dan prasarana sekolah. 3) Meningkatkan mutu pendidikan agar tercipta tenaga yang profesional dan yang siap bekerja. 4) Meningkatkan kreatifitas dan prestasi melalui kegiatan ekstrakulikuler.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
5) Meningkatkan rasa tanggung jawab disekolah yang berlaku untuk semua guru, karyawan dan siswa. 6) Mengutamakan pelayanan untuk para siswa. 7) Membentuk peserta didik yang taat kepada Tuhan Yang Maha Esa. 8) Meningkatkan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan tepat guna. 9) Meningkatkan kepribadian yang lebih baik.
d. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Kemusu, Boyolali. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Kemusu Boyolali Kepala Sekolah Kepala Tata Usaha
Wakasek kesiswaan
Ka. Teknik mesin
Wakasek kurikulum
Wakasek SARPRAS
Ka. Tata niaga
BP/BK
Guru
Siswa
Gambar 10. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Kemusu Boyolali
commit to user
Wakasek Ketenagaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
3. SMA Negeri 1 Kemusu, Boyolali. a. Profil Sekolah. SMA Negeri 1 Kemusu, Boyolali beralamat di jalan Klewor, wilayah desa, kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Letak geografis berada diperdesaan. Alamat email
[email protected] dan websitenya www.smakemusu.net. Sekolah yang di pimpin Bapak Jumadi sudah terakreditasi A. Selaku Kepala Sekolah Bapak Jumadi menginginkan sekolah yang dipimpinnya setiap tahun akan maju yaitu dengan di tambahnya ruang kelas dan labolatorium sekolah yg lengkap.
b. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Kemusu, Boyolali. 1) Visi. Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dalam kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Indikatornya adalah sebagai berikut: (a) Terwujudnya pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien. (b) Terwujudnya pendidikan dalam nuansa ketertiban dan kedisplinan secara bersama dalam keterbukaan dan kekeluargaan. (c) Terwujudnya budaya ;Asah, Asih, Asuh, Adat dan Abdi pada seluruh warga sekolah. (d) Meningkatnya potensi dan prestasi akademik maupun nonakademik peserta didik. (e) Meningkatnya kemandirian sikap dan ketrampilan seluruh warga sekolah sebagai warga negara yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (f) Meningkatnya motivasi peserta didik /tamatan untuk melanjutkan kejenjang pendidikan tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
(g) Meningkatnya motivasi seluruh warga sekolah untuk selalu meningkatkan inovasi, kreasi, prestasi dan kompetensinya secara optimal dalam rangka mewujudkan kesejahteraan. (h) Terwujudnya rasa kecintaan dan kepedulian terhadap sekolah. 2) Misi. (a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien. (b) Menyelenggarakan pendidikan dalam nuansa ketertiban dan kedisplinan secara bersama dalam keterbukaan dan kekeluargaan. (c) Mengembangkan budaya ; Asah, Asih, Asuh, Adat dan Abdi pada seluruh warga sekolah. (d) Mengembangkan potensi dan prestasi akademik maupun non akademik peserta didik secara optimal. (e) Mengembangkan kemandirian sikap dan ketrampilan seluruh warga sekolah sebagai warga negara yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (f) Memotivasi peserta didik /tamatan untuk melanjutkan kejenjang pendidikan tinggi. (g) Memotivasi seluruh warga sekolah untuk selalu meningkatkan inovasi, kreasi, prestasi dan kompetensinya secara optimal dalam rangka mewujudkan kesejahteraan. (h) Menanamkan rasa kecintaan dan kepedulian terhadap sekolah.
c. Tujuan sekolah. Penyelenggaraan Pendidikan di SMA Negeri 1 Kemusu mengacu pada tujuan jangka panjang maupun menengah, dan dengan berpijak pada Visi dan Misi yang ada menetapkan tujuan sekolah SMA Negeri 1 Kemusu adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
1) Menciptakan dan menyelenggarakan proses pendidikan yang berorientasi pada target pencapaian efektifitas proses pembelajaran berdasarkan konsep MPMBS. 2) Mewujudkan sistem kepemimpinan yang kuat dalam mengakomodasikan, menggerakkan dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. 3) Mengelola tenaga kependidikan secara efektif berdasarkan analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kerja, hubungan kerja, imbal jasa yang memadai. 4)
Penanaman budaya mutu kepada seluruh warga sekolah yang didasarkan pada keterampilan / skill dan profesionalisme.
5)
Menciptakan sistem kebersamaan melalui teamwork yang kompak, cerdas dan dinamis dalam rangka menghasilkan output pendidikan yang tinggi.
6)
Menciptakan sikap kemandirian secara kelembagaan melalui peningkatan sumber daya yang memadai.
7)
Mengembangkan dan meningkatkan adanya partisipasi seluruh warga sekolah dan masyarakat dengan dilandasi sikap tanggungjawab dan dedikasi.
8)
Menciptakan dan mengembangkan sistem pengelolaan yang transparan (terbuka) dalam pengambilan keputusan, pengelolaan anggaran dan sebagainya.
9)
Program peningkatan mutu, kualitas prestasi output siswa dalam bidang akademik maupun non akademik secara berkelanjutan.
10)
Memprioritaskan pelayanan pendidikan kepada para siswa dalam rangka meminimalisir angka drop out/putus sekolah.
11)
Memberi rasa kepuasan bagi seluruh warga sekolah (staf) sesuai dengan tugas dan tanggug jawabnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
Tujuan sekolah tersebut dikembangkan menjadi tujuan penyelenggaraan pendidikan 5 tahun kedepan mengacu pada garis besar tujuan sebagai berikut: a. Bidang Pengembangan Akademik. 1)
Terwujudnya peningkatan kualitas akademik yang baik (sekolah mandiri).
2)
Meningkatnya mutu lulusan dan kuantitas lulusan 100% tiap tahunnya.
3)
Peran aktif dalam kegiatan dan meningkatnya berbagai macam prestasi lomba baik siswa maupun guru.
4)
Meningkatnya peran kegiatan ekstrakurikuler secara efektif bagi peningkatan kualitas siswa.
5)
Peningkatan angka melanjutkan ke perguruan tinggi bagi lulusan mencapai 25 %.
6)
Peningkatan kompetensi guru seiring perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek).
7)
Organisasi kesiswaan tertata dengan tertib dan rapi.
b. Bidang Pengembangan Fisik. 1) Melengkapi sarana pembelajaran dan teralis pada ruang kelas. 2) Terbangunnya ruang laboratorium IPA (fisika, kimia, biologi) dan bahasa secara memadai. 3) Pembangunan lapangan olahraga yang memadai. 4) Pembangunan saluran air. 5) Pagar sekolah terbangun 100 %. 6) Terpeliharanya sarana dan prasarana yang dipunyai. 7) Pengembangan dan penggunaan ruang multi media yang efektif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
c.
Bidang Personal dan Ketenagaan. 1) Meningkatnya budaya disiplin kerja. 2) Meningkatnya budaya mutu. 3) Pendidik termotivasi untuk melakukan penelitian (PTK) dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 4) Kesejahteraan warga sekolah meningkat dengan baik. 5) Guru telah bersertifikat pendidik profesional. 6) Guru telah dapat menggunakan komputer dengan baik. 7) Kesadaran beragama dan beribadah warga sekolah meningkat.
d. Bidang Administrasi 1) Administrasi perkantoran berjalan tertib sesuai dengan ketentuan. 2) Administrasi kesiswaan, kurikulum, sarana prasarana, kehumasan, ketenagaan, ketata usahaan dan keuangan telah berjalan dengan tertib dan menggunakan jasa komputer. 3) Berfungsinya Sistim Informasi Manajemen (SIM) dengan baik. 4) Kelengkapan dan kerapian data/arsip tertata dengan baik.
e. Bidang Pengembangan Organisasi dan Manajemen. 1) Terberdayanya SDM yang efektif dan efisien. 2) Peran dan fungsi dalam struktur organisasi berjalan dengan baik. 3) Pelayanan sekolah terhadap warga sekolah dan masyarakat meningkat dengan baik. 4) Kerjasama dengan berbagai instansi berjalan dengan baik.
f. Bidang Pendanaan. 1) Meningkatkan penggalangan dana dari Pemerintah,
Komite dan
fihak lain yang dibenarkan. 2) Pengelolaan pendanaan secara efektif dan efeisien dengan mengacu pada APBS yang ada. 3) Mengadakan pelaporan secara tepat waktu dan sasaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
d.
Struktur sekolah SMA Negeri 1 Kemusu, Boyolali. Struktur Organisasi Sekolah SMA Negeri 1 Kemusu Boyolali Komite Sekolah
Kepala Sekolah
Kasubag Tata Usaha
Wakasek Urusan Kesiswaan
Wakasek Urusan Kurikulum
Wakasek Urusan Sarana/Prasarana
Wakasek Urusan Humas
Koordinator BP Guru-Guru
Seluruh Siswa Kelas X, XI, dan XII Gambar 11. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Kemusu.
4. SMA Negeri Nogosari, Boyolali. a. Profil Sekolah. SMA Negeri Nogosari, Boyolali ini beralamatkan di Desa Glonggong, Kec. Nogosari, Boyolali, Jateng, Kode Pos 57378. Sekolah ini terakreditasi A dan rintisan dari Sekolah Kategori Mandiri (RSKM). SMA Negeri Nogosari, Boyolali membuka 2 (dua) jurusan yaitu IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Nogosari, Boyolali ini dipimpin oleh Bapak Najamuddin sejak tahun 2011, sebagai Kepala Sekolah Bapak Najamudin, selalu ingin bisa mewujudkan visi dan misi sekolah agar sekolah menjadi lebih baik disetiap tahunnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
b. Visi dan Misi SMA Negeri Nogosari, Boyolali. 1) Visi. Bertakwa, berwawasan global, berbudi pekerti luhur, terampil, dan mandiri. 2) Misi. 1) Melaksanakan pembinaan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif. 3) Mengembangkan kompetensi peserta didik dalam bidang iptek. 4) Menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi secara nasional maupun global. 5) Memberi bekal pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan.
c. Tujuan sekolah. 1) Membentuk peserta didik yang memiliki ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Mewujudkan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, dan inovatif. 3) Mengembangkan sikap dan kepribadian yang santun, beretika
dan
berestetika tinggi. 4)
Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
5)
Membentuk peserta didik yang memiliki pengetahuan dan keterampilan teknologi tepat guna.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
d. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Sekolah SMA Negeri Nogosari Boyolali Komite Sekolah
Kepala Sekolah
Kasubag Tata Usaha
Wakasek Urusan Kesiswaan
Wakasek Urusan Kurikulum
IPA
Wakasek Urusan Sarana/Prasarana
IPS
Wakasek Urusan Humas
Koordinator BP Guru-Guru
Seluruh Siswa Kelas X, XI, dan XII Gambar 12. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Nogosari Boyolali.
B. Deskripsi Temuan Penelitian. 1. Persepsi Guru Tersertifikasi Terhadap Pemenuhan Beban Kerja Guru Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005. Berdasarkan hasil wawancara kepala sekolah dan guru di SMA dan SMK Boyolali memang berbeda-beda ketika mereka mengutarakan tentang UndangUndang Nomor 14 Tahun 2005. Salah satunya adalah informan 04 pada u yang bersertifikasi
Kemudian informan 11 pada wawancara tanggal 21 Juni 2012 juga mengatakan bahwa:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
beban mengajar 24 jam dan sesuai dengan mata pelajaran yang mereka ampu agar tidak kesulitan dan itu ada di Undang-Undang Nomor 14
Berdasarkan informan 04 dan 11 maka dapat disimpulkan guru yang sudah bersertifikasi wajib memenuhi beban jam mengajar 24 jam dalam seminggu. Kegiatan belajar mengajar disemua sekolah diatur oleh Kepala Sekolah dan Wakakurikulum. Pada awal ajaran baru Kepala Sekolah dan Wakakurikulum mendapat tugas untuk mengatur jadwal mengajar untuk para guru. Seluruh informan menyebutkan bahwa yang berhak mengatur jadwal mengajar adalah Kepala Sekolah dan Wakakurikulum. Informan 05 pada wawancara tanggal 19 Juni 2012 mengatakan bahwa: -Undang itu tentang beban jam mengajar guru yang sudah
Informan 13 pada wawancara tanggal 26 Juni 2012 mengatakan -Undang Nomor 14 tahun 2005 itu mengatur tentang guru yang sudah tersertifikasi dituntut untuk mengajar selama 24 jam tatap muka per seminggu atau sebanyakBerdasarkan keterangan dari informan-informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman guru tentang Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 sudah baik dan isinya mengatur tentang beban kerja selama 24 jam yang berlaku untuk guru yang sudah tersertifikasi.
2. Stategi Kepala Sekolah Dan Guru Dalam Pemenuhan Beban Kerja Guru Yang Tersertifikasi. Kondisi kegiatan belajar mengajar disekolah memang berbeda-beda, hal tersebut bisa terjadi apabila jumlah kelas tidak sebanding dengan guru yang sudah tersertifikasi. Dengan adanya hal tersebut banyak guru yang tidak bisa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
memenuhi beban jam mengajar selama 24 jam padahal itu adalah beban tanggung jawab yang harus mereka laksanakan. Melihat dari masalah itu sekolah mencari upaya-upaya yang dapat dilakukan agar tidak merugikan guru yang sudah bersertifikasi. Berdasarkan penelitian jalan keluar tersebut adalah sebagai berikut: a. Mengajar disekolah lain. Guru yang mengajar disekolah lain itu maksudnya adalah guru mencari sekolah yang jam mengajarnya masih kurang. Jadi guru yang beban jam mengajarnya kurang dari 24 jam di satu sekolah harus mencari sekolah lain yang masih ada kelebihan jam mengajar. Hal itu dilakukan agar guru tersebut dapat memenuhi beban jam mengajar 24 jam. Seperti yang dikemukakan oleh informan 07 pada tanggal 19 Juni 2012 bahwa: Salah satu upayanya adalah dengan mengajar disekolah lain, dalam hal ini guru harus bisa mencari sekolah yang kelebihan jam yaitu dengan menghubungi teman-teman disekolah lain, agar bisa memenuhi beban jam mengajar 24 jam per minggu Sedangkan informan 10 pada tanggal 21 Juni 2012 mengungkapkan bahwa: Sekolah ini masih berkelas kecil maka ada 2 guru yang harus mengajar disekolah lain, guru tersebut yang mengajar mata pelajaran PPKn dengan Olahraga, untungnya kami para guru yang ada di Boyolali khususnya yang sudah bersertifikasi bekerja sama dalam hal itu, makanya selama ini kami masih bisa melaksanakan beban jam mengajar 24 jam Informan 16 dan 03 mengungkapkan hal yang sama yaitu: mengajar disekolah lain masih diperbolehkan karena untuk memenuhi beban kerja guru Dari pernyataan yang disampaikan informan 07, 10, 16 dan 03 dapat disimpulkan bahwa dengan mengajar disekolah lain merupakan solusi yang sangat baik walaupun masih ada beberapa kesulitan, tetapi kesulitan itu masih dapat ditangani dengan baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
b. Memberi tugas tambahan. Sekolah mengupayakan agar guru yang sudah bersertifikasi bisa memenuhi beban jam mengajar 24 jam. Salah satu cara agar guru bisa memenuhi beban mengajar 24 jam yaitu dengan memberi tugas tambahan. Seperti yang dikemukakan oleh informan 11 pada tanggal 21 Juni 2012 bahwa: disekolah lain tetapi dengan melaksanakan tugas tambahan dari kepala sekolah yaitu guru Geografi, guru tersebut melaksanakan tugas tambahan sebagai kepala labolatorium IPS yang tentunya sesuai dengan
Sedangkan informan 13 pada tanggal 26 Juni 2012 mengungkapkan Sebisa mungkin sekolah memberikan jalan keluar kepada guru yang sudah sertifikasi, salah satuny Pendapat para informan 11 dan 13 diperkuat dengan pendapat informan 02 pada tanggal 5 Juni 2012 mengungkapkan bahwa: Sebisa mungkin kepala sekolah harus bisa mencari jalan keluar agar guru yang kekurangan jam mengajar tidak usah mencari sekolah lain
Dari pernyataan yang disampaikan oleh informan 11, 13 dan 02 bisa diambil kesimpulan bahwa dengan adanya tugas tambahan guru yang bersertifikasi dituntut untuk bisa memenuhi beban jam mengajar 24 jam. Kepala Sekolah dan Wakakurikulum dituntut untuk bisa menemukan jalan keluar salah satunya yaitu dengan memberikan tugas tambahan untuk guru yang kurang jumlah beban jam mengajarnya seperti menjadi kepala labolatorium, wali kelas, guru ekstrakulikuler dan lain sebagainya.
c. Mengajar mata pelajaran yang serumpun. Mengajar mata pelajaran yang serumpun juga merupakan salah satu cara Kepala Sekolah dan Wakakurikulum agar guru tidak usah kerepotan mencari sekolah lain untuk memenuhi tambahan jam mengajar. Mata
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
pelajaran serumpun adalah mata pelajaran yang masih memiliki kerelevanan dalam pelajaran, seperti guru yang mengajar mata pelajaran IPA juga harus mengajar mata pelajaran IPA bukan mengajar Bahasa Jawa. Seperti yang diutarakan oleh informan 16 pada tanggal 26 Juni 2012 bahwa: mata pelajaran yang serumpun misalnya IPA juga mengajar IPA, tidak
Selain itu informan 08 pada tanggal 19 Juni 2012 mengungkapkan bahwa: serumpun, ya kalau mengajar mata pelajaran yang serumpun harus tetap
Dari pernyataan informan 16 dan 08 dapat ketahui bahwa untuk memenuhi beban jam mengajar 24 jam masih diijinkan untuk mengajar mata pelajaran yang serumpun agar tidak usah repot untuk mencari sekolah lain. 3. Hambatan yang terjadi dalam pemenuhan beban jam mengajar guru yang tersertifikasi. Hamabatan yang terjadi disetiap sekolah memang berbeda-beda, tetapi dengan adanya hambatan secara otomatis akan mempengaruhi kegiatan belajar mengajar siswa, hambatan tersebut yaitu: a. Penentuan mata pelajaran yang serumpun. Penentuan mata pelajaran yang serumpun memang belum banyak dipahami oleh sebagai besar guru, mereka hanya menjalankan tugas yang diberikan oleh Kepala Sekolah. Seperti yang diutarakan oleh informan 01
mengetahui mata pelajaran yang serumpun mekanismenya bagaimana,
Sedangkan informan 06 pada tanggal 19 Juni 2012 mengungkapkan bahwa:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
tidak mengetahui jelas bagaimana mekanisme mata pelajaran yang serumpun itu, saya ini guru Bahasa Indonesia tetapi saya malah di suruh mengajar Bahasa Jawa, apa itu juga termasuk mata pelajaran yang
Alasan ketidakjelasan soal mata pelajaran yang serumpun itu diperkuat ketika informan 09 berpendapat bahwa: termasuk guru yang belum memenuhi beban jam mengajar selama 24 jam, tetapi Bapak Kepala Sekolah memberi tugas tambaham kepada saya untuk mengajar mata pelajaran yang tidak serumpun yaitu mengajar Seni Budaya karena pada dasarnya saya adalah guru
Berdasarkan informan 01,06 dan 09 bisa ditarik kesimpulan bahwa para guru belum paham betul tentang mekanisme mata pelajaran yang serumpun dan hanya melaksanakan tugas dari Kepala Sekolah di masing-masing sekolah. Mata pelajaran yang serumpun itu sendiri adalah mata pelajaran yang masih memiliki kerelevanan seperti guru yang mengajar IPA juga harus mengajar mata pelajaran IPA buka yang lain.
b. Jumlah kelas yang sedikit. Jumlah kelas yang sedikit memang menjadi hambatan bagi guru yang sudah bersertifikasi seperti yang diungkapkan oleh informan 12 pada
(enam) saja padahal jumlah guru yang sertifikas Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan 14 pada tanggal 26 Juni 2012 juga mengatakan bahwa: jam mengajarnya 24 jam seperti mata pelajaran PPKn yang hanya mendapatkan total jam mengajar 9 jam, nah padahal kalau guru PPKn
Selain dari informan 12 dan 14, informan 15 pada tanggal 26 Juni 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
disini masih kesulitan untuk mencari jam tambahan bagi guru PPKn, ya sementara ini kepala sekolah menghendaki guru PPKn menjadi wali kelas
Berdasarkan informan 12,14 dan 15 dapat ditarik kesimpulan bahwa kelas berskala kecil memang menjadi hambatan karena tidak sesuai dengan jumlah guru yang ada.
c. Jam mengajar yang sedikit. Sekolah yang jumlah kelasnya sedikit otomatis jam mengajar guru akan lebih sedikit hal ini dialami oleh beberapa sekolah yaitu Sawit, Nogosari dan Kemusu. Seperti yang diungkapkan oleh informan 03 pada tanggal 5 Juni 2012 bahwa: itu mengakibatkan ada beberapa guru yang harus melaksanakan tugas tambahan seperti menjadi wali kelas atau mengajar disekolah lain, hal ini cukup merep Informan 05 pada tanggal 19 Juni 2012 juga mengungkapkan
Berdasarkan
informan
10
pada
tanggal
21
Juni
2012
juga
mengungkapkan bahwa: g termasuk kelas yang berskala kecil dan ini menyebabkan jumlah jam mengajar guru juga sedikit, ini memang menjadi hambatan tetapi sampai saat ini sekolah masih bias mengatasi masalah tersebut dan guru yang sudah sertifikasi masih bisa memenuhi beban jam m Dari ketiga informan tersebut dapat disumpulkan bahwa kelas yang berskala kecil mengakibatkan jam mengajar guru sedikit, hal itu menghambat kewajiban guru untuk bias mengajar selama 24 jam per minggu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
C. Pembahasan. Dari hasil wawancara dilapangan yang dilaksanakan di 4 (empat) sekolah yaitu di SMK Negeri 1 Sawit, SMK Negeri 1 Kemusu, SMA Negeri 1 Kemusu dan SMA Negeri Nogosari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di 4 (empat) sekolah tersebut, temuan studi yang dihubungkan dengan kajian teori adalah sebagai berikut: 1. Persepsi Guru Tersertifikasi Terhadap Pemenuhan Beban Kerja Guru Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005. Didalam lingkungan pendidikan, guru dan dosen yang sudah bersertifikasi dituntut harus bisa profesional. Tapi disini peneliti mengkhususkan pada guru saja. Guru yang sudah sertifikasi dituntut untuk memenuhi beban jam mengajar yaitu 24 jam. Berdasarkan data dilapangan persepsi guru tentang Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 sama dengan isi yang tercantum di Undang-Undang yaitu tentang guru yang sudah bersertifikasi dituntut untuk memenuhi beban mengajar 24 jam per minggu. Apabila guru tidak bisa memenuhi beban jam mengajar 24 jam , maka guru tidak bisa mendapatkan tunjangan apapun tetapi apabila guru tersebut dapat melaksanakan tambahan jam mengajar dengan baik, maka guru tersebut bisa memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok.
2. Stategi Kepala Sekolah Dan Guru Dalam Pemenuhan Beban Kerja Guru Yang Tersertifikasi. a. Mengajar disekolah lain. Mengajar disekolah lain merupakan strategi Kepala Sekolah agar guru yang jam mengajarnya kurang bisa memenuhi beban mengajar 24 jam. Mengajar disekolah lain berarti guru harus mencari jam mengajar yang sesuai dengan pelajaran yang diampu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Guru yang profesional adalah guru yang siap menjalankan tugas dalam bentuk apapun walaupun dalam hal ini guru mengajar di 2 (dua) sekolah juga harus siap dalam pembelajarannya. b. Memberi tugas tambahan. Memberi tugas tambahan untuk guru yang jam mengajarnya kurang memang merupakan cara yang efektif. Misalnya guru PPKn hanya mendapatkan beban jam kurang dari 24 jam. Guru PPKn itu harus melaksanakan tugas tambahan seperti menjadi wali kelas atau kepala laboratorium yang serumpun. Selama ini memberi tugas tambahan guru memang belum ada kendala yang serius semua masih bisa diatasi, maka dalam hal ini kerja sama antara Guru, Wakakurikulum dan Kepala Sekolah masih sangat dibutukan agar semua bisa berjalan dengan baik. c. Mengajar mata pelajaran yang serumpun. Terdapat beberapa jenis mata pelajaran yang memiliki rumpun atau kerelevanan antara mata pejaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain. Guru yang harus mengajar mata pelajaran yang serumpun berarti harus mengajar 2 mata pelajaran sekaligus. Dengan cara demikian guru yang mengajar mata pelajaran yang serumpun atau yang relevan sudah bisa memenuhi beban mengajar selama 24 jam. Strategi-strategi yang dilakukan oleh masing-masing sekolah tersebut apabila dikaitkan dengan teori yaitu memberi tugas tambahan untuk guru, mengatur jumlah kelas agar tidak terlalu sedikit dan mengatur jumlah guru agar sesuai dengan jumlah kelas.
3. Hambatan yang terjadi dalam pemenuhan beban jam mengajar guru yang tersertifikasi. a. Penentuan jam mengajar yang serumpun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
Penentuan mata pelajaran yang serumpun ini sampai sekarang ini guru masih belum bisa paham dengan mekanismenya kerana kenyataan yang ada dilapangan masih ada guru yang mendapat jam mengajar tambahan tetapi yang diajarkan tidak sesuai dengan sertifikat
guru
tersebut. Hal inilah yang menjadi masalah karena secara otomatis banyak guru yang mengalami kesulitan ketika harus mengajar mata pelajaran yang tidak serumpun.
b. Jumlah kelas yang sedikit. Jumlah kelas yang sedikit memang menjadi polemik saat ini, banyaknya jumlah guru yang sertifikasi tidak sesuai dengan jumlah kelas yang sedikit. Akibatnya guru yang bersertifikasi harus mencari jam tambahan agar beban jam mengajar selama 24 jam per minggu bias dipenuhi. c. Jam mengajar sedikit. Jumlah kelas yang sedikit memang menjadi masalah karena hal tersebut mengakibatkan jam mengajar guru menjadi sedikit. Padahal guru yag sudah bersertifikasi dituntut untuk bisa memenuhi beban jam mengajar selama 24 jam per minggu. Apabila guru tidak bisa memenuhi beban mengajar selama 24 jam per minggu ada konsekwensinya sendir yaitu tidak akan menerima tunjangan berupa apapun.
Hambatan-hambatan tersebut yang dialami di SMK Negeri 1 Sawit, SMK Negeri 1 Kemusu, SMA Negeri 1 Kemusu dan SMA Negeri Nogosari adalah tentang kondisi sekolah yang berkelas kecil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan. Berdasarkan pemaparan mengenai Strategi Pemenuhan Jam Mengajar Guru Tersertifikasi Pada Kelas Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan (Studi Kasus Pada SMA-SMK Berkelas Kecil Di Kabupaten Boyolali), maka simpulan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1. Persepsi Guru Tersertifikasi Terhadap Pemenuhan Beban Kerja Guru Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005. Banyak guru yang berpendapat tentang isi Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 yaitu tentang sertifikasi. Guru yang sudah bersertifikasi di tuntut untuk mengajar selama 24 jam dan kenyataan dilapangan sudah banyak guru yang mematuhi peraturan. Guru bersertifikasi di SMA-SMK kabupaten Boyolali pada umumnya sudah menguasai materi pelajaran dan dapat melaksanakan tugas dengan baik yaitu sudah melaksanakan beban jam mengajar selama 24 jam. Hal tersebut dapat dilihat dari tugas yang dibebankan selalu selesai dan berarti guru tersebut sudah profesional karena sudah melasanakan tugas dengan tuntas dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005. Guru yang profesional juga tercantum didalam Undag-Undang Nomor 14 tahun 2005 pada pasal 52. Guru yang sudah tersertifikasi harus bisa memenuhi beban jam mengajar 24 jam per minggu, apabila beban jam mengajar 24 jam per minggu tidak bisa terlaksana maka guru tersebut akan mendapatkan konsekwensi yaitu tidak bisa menerima tunjangan dalam bentuk apapun.
2. Stategi Kepala Sekolah Dan Guru Dalam Pemenuhan Beban Kerja Guru Yang Tersertifikasi. Guru bersertifikasi di SMA-SMK kabupaten Boyolali sudah menjalankan tugas sesuai dengan peraturan yaitu mengajar selama 24 jam. Dalam
commit to user 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
pembagaian jam, peran seorang Kepala Sekolah dan Wakakurikulum memang sangat penting, karena merekalah yang membagi jam mengajar guru sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. Apabila memang masih banyak guru yang sudah bersertifikasi tapi belum memenuhi beban jam mengajar selama 24 jam maka Kepala Sekolah dan Wakakurikulum mengambil kebijakan seperti mengajar disekolah lain, member tugas tambahan, mengajar mata pelajaran yang serumpun.
3. Hambatan yang terjadi dalam pemenuhan beban jam mengajar guru yang tersertifikasi. Pembagian jam mengajar di SMA-SMK yang berkelas kecil memang menjadi hambatan karena jumlah guru yang tidak sesuai dengan jumlah kelas yang terbatas. Guru yang jam mengajarnya kurang bisa mengajar disekolah lain, tetapi harus melihat sekolah mana yang masih membutuhkan guru tambahan. Berdasarkan hasil wawancara dilapangan hambatan yang terjadi yaitu dalam penentuan jam mengajar yang serumpun, jumlah kelas yang sedikit dan jam mengajar yang sedikit.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikaji implikasinya baik secara teoritis maupun praktis, yang antara lain sebagai berikut : 1. Implikasi Teoritis Beban jam mengajar guru yang bersertifikasi saat ini memang menjadi masalah ketika dibagi dikelas yang berskala kecil terutama di beberapa daerah yang terpencil. Padahal peran guru sangatlah penting dalam dunia pendidikan, guru yang lolos dalam ujian sertifikasi memang dituntut untuk profesional dan selalu siap dalam keadaan apapun, oleh sebab itu guru yang jam mengajarnya belum memenuhi 24 jam akan mendapatkan tugas tambahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
Kenyataan dilapangan membuktikan penerapan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 ada masalah seperti penentuan mata pelajaran yang serumpun, jumlah kelas yang sedikit dan jam mengajar yang sedikit. Apabila hal tersebut tidak bisa dilaksanakan dengan baik maka akan ada konsekwensinya yaitu guru tidak akan menerima tunjangan dalam bentuk apapun.
2. Implikasi Praktis Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan bahwa penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi SMA-SMK di Boyolali khususnya sekolah yang berkelas kecil. Kepala Sekolah dan Wakakurikulum diharapkan bisa membagi pembagian jam mengajar selama 24 jam khususmya bagi guru yang sudah bersertifikasi dengan baik. Apabila hambatan yang terjadi seperti penentuan jam mengajar yang serumpun, jumlah kelas yang sedikit dan jam mengajar yang sedikit tidak bisa terpenuhi dengan baik maka secara otomatis guru tidak bisa memenuhi beban jam mengajar 24 jam per minggu. Maka hal yang harus dilakukan agar sekolah menjadi lebih baik salah satunya dengan menambah jumlah kelas yang ada dimasing-masing sekolah.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka diajukan sejumlah saran. Saran tersebut ditujukan kepada kepala sekolah, guru, dan peneliti selanjutnya. 1. Bagi Kepala Sekolah a.
Sebaiknya Kepala Sekolah mengusahakan menambah jumlah ruang kelas agar guru tidak banyak dibebankan untuk mengajar disekolah lain.
b.
Sebaiknya Kepala Sekolah mengusahakan untuk selalu berinteraksi dengan sekolah lain agar guru tidak kesulitan mencari sekolah yang membutuhkan guru tambahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
2. Bagi Guru a.
Guru yang sudah bersertifikasi harus siap menjalankan tugas tambahan dengan baik dan sesuai dengan peraturan.
b.
Guru harus aktif dalam memberikan usul kepada Kepala Sekolah agar Kepala Sekolah bisa berinisiatif untuk menambah jumlah ruang kelas.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya a.
Diharapkan dapat melakukan penelitian yang memberikan gambaran tentang sekolah yang berkelas kecil dan bisa memberikan masukan untuk sekolah yang diteliti.
b.
Bagi peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian yang memberikan gambaran tentang beban kerja guru yang sudah bersertifikasi.
commit to user