FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI KONSUMEN TERHADAP PRODUK TEPUNG SAGU (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT DESA SELAT AKAR MERBAU) SURADI Program Studi Administrasi Niaga Email. Suradi_Duker @yahoo.com
MUJIONO S.Pd.,MM Program Studi Administrasi Niaga
YUNELLY ASRA,SE.,MM Program Studi Administrasi Niaga
[email protected] om
ABSTRACT The influence factors of consumer interest buying to sago flour (Study at Selat Akar village Merbau subdistrict).This research aims to know the influence factors of consumer interest buying, the dominant factors that influence to consumer interest buying and category of consumer interest at selat akar village. This research used observational method. The result of this research are: There are 10 factors that influence to consumer interest buying, price is the dominant factors and the category of consumer interest buying at Selat Akar village is high. Key word: Consumer interest buying,sago flour. 1. Latar Belakang Sagu adalah salah satu sumber karbohidrat yang mencangkup potensial dalam pengertian bahwa Indonesia memiliki hamparan hutan sagu seluas 1 juta hektar. Pada beberapa kali simposium sagu baik nasional maupun internasional menunjukkan bahwa Indonesia termasuk satu dari 2 negara yang memiliki areal sagu terbesar didunia selain papua nugini. Areal sagu seluas ini belum di eksploitasi secara maksimal sebagai penghasil tepung sagu untuk bahan kebutuhan lokal (pagan) maupun untuk komoditi ekspor. Kondisi geografis dimana habitat tanaman sagu umumnya berada pada daerah marginal/rawa-rawa yang sukar dijangkau,serta adanya kecenderungan masyarakat menilai bahwa pangan sagu adalah tidak superior seperti halnya beras dan beberapa komoditas karbohidrat lainnya. Sagu merupakan tanaman tahunan, dengan sekali tanam sagu akan tetap berproduksi secara berkelanjutan yaitu: “Faktor-faktor Apa Saja Yang mempengaruhi Minat Beli Konsumen
selama puluhan tahun. Tanaman penghasil karbohidrat lainnya seperti padi, jagung, ubi kayu, dan tebu merupakan tanaman semusim. Namun, untuk panen pertama paling tidak harus menunggu 8 tahun. Masa tidak produktif ini dapat dikurangi dengan menggunakan bibit anakan berukuran besar. Sagu tumbuh baik pada lahan marginal seperti gambut, rawa, payau atau lahan tergenang di mana tanaman lain tidak mampu tumbuh. Oleh karena itu, pengembangan sagu untuk produksi bioetanol tidak akan mengganggu tanaman penghasil karbohidrat lain untuk ketahanan pangan nasional. Dari latar belakang diatas maka peneliti Tugas Akhir ini penulis tertarik untuk membuat judul penelitiannya yaitu: “ Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Terhadap Produk Tepung Sagu” (Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Selat Akar Kec. Merbau). 2. Rumusan Masalah Terhadap Produk Tepung Sagu Masyarakat Desa Selat Akar Merbau” 3. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen/masyarakat Desa Selat Akar dalam mengkonsumsi tepung sagu b. Untuk mengetahui faktor yang paling mempengaruhi konsumen/masyarakat 4. LANDASAN TEORI Penelitian ini mengacu pada Penelitian yang dilakukan oleh Hardiani 2005 yang berjudul “Analisis Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Produk Hemaviton” menemukan bahwa produk memiliki hubungan pengaruh terhadap minat beli konsumen. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Minarti Rahayu 2006 yang berjudul “Analisis Strategi Diferensiasi Produk Terhadap Pembelian Konsumen Pada Produk Pocary Sweat” berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya untuk mengetahui diferensiasi produk terhadap pembelian konsumen,hasil penelitian yang diperoleh adalah strategi diferensiasi produk berpengaruh positif terhadap pembelian konsumen. Minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Terdapat perbedaan antara pembelian aktual dan minat pembelian. Bila pembelian aktual adalah pembelian yang benar-benar dilakukan oleh konsumen, maka minat pembelian adalah niat untuk melakukan pembelian pada kesempatan mendatang. Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001:75). Minat beli konsumen merupakan kegiatankegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-
Desa Selat Akar dalam mengkonsumsi tepung sagu c. Untuk mengetahui minat beli konsumen masyarakat Desa Selat Akar terhadap produk tepung sagu. kegaitan tersebut (Swastha dan Handoko, 2000:87). Artinya bahwa minat beli konsumen merupakan tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakantindakan tersebut. Swastha dan Irawan (2001:79), mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat. Menurut Kotler dan Keller (2003:181), customer buying decision – all their experience in learning, choosing, using, even disposing of a product. Yang kurang lebih memiliki arti minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk. Definisi minat beli menurut Simamora (2002:46) adalah sesuatu yang pribadi dan berhubuanga dena sikap. Individu yang berminat terhadap suatu objek akan memiliki kekuatan atau dorongan untuk mendapatkan objek tersebut. a. Produk Produk adalah barang atau jasa yang dihasikan untuk digunakan konsumen guna untuk memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasannya. Dalam suatu perusahaan produk merupakan bagian dari
pada marketing karena jika perusahaan menghasilkan yang tidak baik, maka produk tersebut tidak dapat diterima oleh konsumen, pimpinan harus mempertimbangkan apakah susunan dari berbagai jajaran produk yang menunjukkan keserasian yang berkenan dengan peningkatan penjualan serta kesanggupan menghasilkan keuntungan produk yang dihasilkan. Individu dalam membeli produk selalu menginginkan untuk mendapatkan produk yang baik dan berkualitas. Selama ini persepsi konsumen terhadap kualitas suatu produk masih diwarnai keragu-raguan. Ini disebabkan karena konsumen hanya mendapat sedikit informasi yang obyektif dari produsen atau pemasar. Seseorang yang telah melihat dan mendengar kualitas suatu produk tentu telah mempunyai sikap dan keyakinan terhadap produk. Hal ini tentunya akan mempengaruhi perilaku yang dimilikinya berkaitan dengan stimuli yang diterimanya. Dengan kata lain terdapat rangsangan pada diri individu yang mendorongnya berperilaku sesuai dengan obyek stimuli yang diterimanya. Dalam bisnis, produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan. Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas. Siswanto Sutojo (2005:78) sebuah produk terbaru. Keinginan untuk mencoba produk dapat ditunjukkan dengan upaya konsumen mempergunakan produk dengan cara meminjam pada pihak lain.Produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Ia
mengemukakan bahwa ada beberapa faktor penting yang wajib diperhatikan perusahaan dalam menyusun strategi produk mereka. 1. Strategi pemilihan segmen pasar yang pernah mereka tentukan sebelumnya. 2. Pengertian tentng hakekat produk di mata pembeli. 3. Strategi produk pada tingkat kombinasi produk secara individual, pada tingkat seri produk dan pada tingkat kombinasi produk secara keseluruhan. 4. Titik berat strategi pemasaran pada tiap tahap siklus kehidupan produk. Menurut Kotler and Armstrong (2004:283) arti dari kualitas produk adalah “the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. Dimensi-dimensi yang membentuk minat beli dikemukan oleh Mac Kay (2001) sebagai berikut: pencarian informasi lanjut,kemauan untuk memahami produk, keinginan untuk mencoba produk, dan kunjungan. Pencarian informasi lanjut diwujudkan dengan upaya konsumen untuk mendapatkan informasi secara lebih lengkap tentang produk tertentu lewat kunjungan outlet produk tersebut.kemauan memahami produk dimaksudkan sebagai sikap positif yang ditunjukkan oleh konsumen apabila diperkenalkan pada meliputi benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan. (Kotler 2002:432). Kotler (Simamora, 2002:12) mengatakan bahwa kualitas merupakan totalitas fitur dan karakteristik yang yang mampu memuaskan kebutuhan, yang dinyatakan maupun tidak dinyatakan, kualitas mencakup pula daya tahan produk, kehandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut-atribut nilai
lainnya. Beberapa atribut itu dapat diukur secara obyektif. Dari sudut pandangan pemasaran, kualitas harus diukur sehubungan dengan persepsi kualitas para pembeli.MenurutTjiptono(2000:121),menge mukakan empat jenjang usia produk, yang disebut sebagai product life cycle dan terdiri dari urutan langkah yang bermula dari: ini produsen harus melakukan promosi besar-besaran terhadap produknya, karena pada saat tahap pertumbuhan bersaing inilah, promosi atau iklan produk yang diluncurkan harus benar-benar didengar, dilihat, dan dinikmati oleh konsumen. 3. Maturity atau kedewasaan produk, pada tahap ini adalah sebuah langkah antisipasi jika produk yang dilempar di pasaran tidak sukses, maka perlu diadakan inovasi pada atribut produk. 4. Decline atau kemunduran produk, pada tahap ini tidak menutup kemungkinan harus dilakukan inovasi dan menambah kegunaan (more usage) dari produk tersebut sehingga produk tersebut dapat mengimbangi kembali kompetitor, dengan kata lain tetap berusaha maju atau mundur dan kalah dalam bersaing. 5. Metode Penelitian lokasi pada Desa Selat Akar Kec. Merbau Kab. Meranti. Objek Penelitian tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli masyarakat terhadap tepung sagu. Jenis Dan Sumber, Data Kualitatif Data primer melalui kuesioner (daftar pertanyaan) yang dibagikan dan diisi oleh dari buku-buku referensi, literatur internet yang berkaitan dengan produk tepung sagu,serta elemen-elemen pendukungnya, media cetak yang memuat rubrik tentang Merbau. Sampel jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Yang menjadi sample pada penelitian ini adalah
1. Introduction atau pengenalan produk, tahap perkenalan ini adalah tahap dimana sebuah perusahaan/produsen memperkenalkan produknya ke khalayak dengan strategi yang sudah dirancang sebelumnya.
orang dari populasi yang ada pada Masyarakat Desa Selat Akar Kec. Merbau. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling. Metode pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah : a. Studi pustaka b. Observasi
c. Wawancara d. Kuisioner Skala pengukuran interval yang akan diberikan skor ( nilai ), seperti berikut:
2. Growth atau pertumbuhan produk, tahap Menurut Boyd, Walker, dan Larreche (2000:6-7), seseorang menginginkan produk, merek, dan jasa tertentu untuk memuaskan kebutuhan. Selain itu keinginan orang juga dibentuk oleh pengaruh sosial, sejarah masa lalu, dan pengalaman konsumsi. Sukmawati dan Durianto, (2003:24) minat membeli adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelumkeputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Menurut Kotler dan Keller (2003:186) the consumer may also form an intention to buy the most preffered produc yang berarti bahwa konsumen mempunyai keinginan untuk membeli suatu produk berdasarkan pada sebuah produk
60 responden. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang mengenai tanggapan responden terhadap variabel yang menunjukkan minat merenfesi. Data Sekunder. studi kepustakaan untuk memperoleh informasi produk sagu dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat desa Selat Akar seluruh Masyarakat Desa Selat Akar, tetapi cukup mewakili pendapat keseluruhan yang menjadi sample yaitu 60
a. Untuk jawaban Sangat Tinggi (ST) diberikan skor 5 b. Untuk jawaban Tinggi (T) diberikan skor 4
c. Untuk menjawab Sedang (SD) diberikan skor 3 d. Untuk jawaban Rendah ( R ) diberikan skor 2 e. Untuk jawaban Sangat Rendah (SR) diberikan skor1
tertinggi 5 (lima) dan terendah 1 (satu), maka diperoleh skor interval sebesar 0,8 yang diperoleh dengan cara = (5-1) 4/5. oleh karena itu ukuran rentang skor adalah sebagai berikut : 1 – 1,8 = Sangat rendah 1,7-2,6 = Rendah 2,7-3,4= sedang 3,5-4,2= Tinggi 4,3-5= sangat tinggi Metode ini digunakan untuk menjawab tujuan nomor 3
Metode analisa data adalah, Untuk mengetahui tingkat persepsi responden terhadap kuesioner penelitian, perlu dirumuskan ukuran makna terhadap ratarata skor yang dihasilkan, dengan menggunakan analisis deskriptif berdasarkan nilai rata-rata hitung pada 3 (tiga) tingkatan pemetaan. Dengan skor
Tabel .1.Variabel Operasional Penelitian,Definisi Konsep,dan Indikator No 1
Definisi Konsep Definisi Operasional Faktor-faktor yang Kebijakan Produk dipengaruhi dalam mengkonsumsi produk. Kotlerdan Keller (2003)
Indikator 1. Keinginan mencoba produk 2. Kemasan produk 3. Harga 4. Pengaruh orang lain 5. Tampilan produk 6. Sebagai substitusi 7. Sebagai bahan dasar 8. Mudah didapat 9. Kualitas 10. Selera
2
Minat beli konsumen
1. Keinginan melakukan pembelian 2. Pemilihan produk 3. Pengalaman dalam pemilihan produk 4. Pengalaman dalam menggunakan produk 5. Menggunakan produk 6. Keinginan untuk memiliki produk
Minat beli konsumen adalah sebuah prilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih,menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk. Kotler dan Keller (2003)
Skala Interval -
ST T S R SR
= Sangat Tinggi =5 = Tinggi = 4 = Sedang = 3 = Rendah = 2 = Sangat Rendah = 1
7. Hasil Pembahasan Tabel 2 Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin No 1 2
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
Sumber : Data Olahan
Jumlah 32 28 60
Persentase (%) 53,33 46,64 100
Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur No 1 2 3
Umur 20-29 30- 39 40-43 Jumlah
Jumlah 28 22 10 60
Persentase (%) 46,66 36,66 16,66 100
Sumber : Data Olahan
Tabel 4 Hasil Tanggapan Responden Tentang Faktor-faktor yang dipengaruhi dalam membeli produk tepung sagu No
Indikator-indikator
Hasil jawaban Responden
1
Keinginan mencoba melakukan pembelian
52
2
Kemasan
7
3
Harga
58
4 5
Melihat orang lain melakukan pembelian Tampilan warna
7 9
6
Bahan penganti
42
7
Bahan dasar
41
8
Mudah dijumpai
35
9 10
Kualitas Sesuai selera
13 50
Sumber : Data Olah
Tabel 5 Hasil Tanggapan Responden Tentang Faktor-Faktor yang paling Dominan dalam mengkonsumsi produk tepung sagu No
Ranking
1
1
Harga
2
2
Keinginan mencoba melakukan pembelian
3
3
Sesuai selera
4
4
Sebagai bahan pengganti
5
5
Sebagai bahan dasar
6
6
Mudah dijumpai dan didapat
7
7
Kualitas baik
8
8
Tampilan warna
9
9
Kemasan
10
10
Melihat orang lain melakukan pembelian
Sumber:Data Olahan
Indikator
Tabel 6 Rangkuman Deskriptif Responden Tentang Minat Beli Masyarakat Desa Selat Akar Terhadap Produk Tepung Sagu. Indikator Minat Beli 1 Minat Beli 2 Minat Beli 3 Minat Beli 4 Minat Beli 5 Total
Frek Skor Frek Skor Frek Skor Frek skor Frek Skor Frek skor
ST 5 56 280 37 185 33 165 32 160 47 235 205 1025
Deskriptif Frekuensi T S R SR 4 3 2 1 4 0 0 0 16 0 0 0 23 0 0 0 92 0 0 0 27 0 0 0 108 0 0 0 28 0 0 0 112 0 0 0 13 0 0 0 52 0 0 0 95 0 0 0 380 0 0 0
Berdasarkan hasil jawaban responden bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi produk tepung sagu antara lain : a. Keinginan mencoba produk tepung sagu Berdasarkan alasan responden terhadap indikator keinginan mencoba produk tepung sagu dengan jumlah 52 responden pada rangking kedua, bahwa keinginan untuk mencoba produk tepung sagu sebagai bahan pelengkap atau bahan makanan sampingan. b.
c.
Kemasan produk tepung sagu yang menarik Berdasarkan hasil responden pada indikator kemasan produk tepung sagu yang menarik dengan jumlah hasil jawabannya 7 responden pada rangking sembilan, bahwa kemasan tersebut bagus dan menarik sehingga konsumen tertarik untuk melakukan pembelian terhadap produk tepung sagu. Harga tepung sagu yang ditawarkan Hasil responden terhadap indikator harga sangat tinggi dengan jumlah respondenya yaitu 58 responden pada ranking pertama. Alasan responden memilih indikator harga yaitu bahwa harga tepung sagu yang ditawarkan murah dan terjangkau yang diberikan kepada konsumen.
Total 60 296 60 277 60 273 60 272 60 287 300 1405
Mean
Ket
4,93
Sangat Tinggi
4,61
Sangat Tinggi
4,55
Sangat Tinggi
4,53
Sangat Tinggi
4,78
Sangat Tinggi
4,68
Sangat Tinggi
d. Membeli tepung sagu karena melihat orang lain melakukan pembelian Hasil responden terhadap indikator melihat orang lain melakukan pembelian dengan jumlah respondenya yaitu 7 responden pada ranking kesepuluh. Alasan responden memilih indikator melihat orang lain melakukan pembelian yaitu rasa ingin tahu bagus atau tidaknya produk tepung sagu yang akan dikonsumsi. e. Tampilan warna tepung sagu yang menarik Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa faktor warna tepung sagu yang menarik berjumlah 9 responden pada ranking kedelapan. Alasan respoden bahwa tampilan warna tepung sagu bersih sehingga menarik daya beli konsumen. f. Tepung sagu dapat dijadikan sebagai bahan penganti makanan pokok Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa faktor tepung sagu dapat dijadikan sebagai bahan pengganti makanan pokok dengan jumlah responden yaitu 42 responden pada ranking keempat. Alasan yang diberikan responden memilih indikator sebagai bahan pengganti yaitu bahwa tepung sagu sebagai bahan alternatif makanan kedua seperti nasi.
g.
h.
i.
Tepung sagu dapat dijadikan sebagai bahan dasar untuk membuat berbagai jenis makanan. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari indikator bahan dasar yang sudah kenal yaitu berjumlah 41 responden pada ranking kelima. Alasan responden memilih bahwa selain bahan pelengkap dapat juga dijadikan berbagai jenis aneka makanan dari tepung sagu tersebut. Tepung sagu mudah dijumpai dan didapat Data yang diperoleh dari hasil jawaban responden terhadap faktor mudah dijumpai dan didapat yaitu berjumlah 35 responden pada ranking keenam. Alasan responden memilih indikator mudah dijumpai dan didapat yaitu bahwa tepung sagu berada dikalangan masyarakat dan dijual secara eceran kepada konsumen. Kualitas tepung sagu baik Dari data yang diperoleh bahwa jumlah responden adalah 13
Kesimpulan Dan Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen masyarakat desa selat akar dalam mengkonsumsi produk tepung sagu adalah, keinginan mencoba produk tepung sagu,kemasan produk tepung sagu yang menarik, harga tepung sagu yang ditawarkan, membeli tepung sagu karena melihat orang lain melakukan pembelian terhadap tepung sagu,t ampilan warna tepung sagu yang menarik, tepung sagu dapat sebagai pengganti makanan pokok, tepung sagu bisa dijadikan sebagai bahan dasar untuk membuat berbagai jenis makanan,kualitas tepung sagu baik,rasa makanan yang terbuat dari tepung sagu sesuai selera. 2. Faktor-faktor yang paling mempengaruhi masyarakat Desa Selat
responden pada ranking ketujuh. Alasan respoden memilih indikator kualitas tepung sagu yaitu bahwa tepung sagu bersih serta menyakinkan konsumen untuk membuat berbagai jenis aneka makanan. j.
Rasa makanan yang terbuat dari tepung sagu sesuai selera Dari data yang diperoleh bahwa jumlah responden adalah 50 responden pada ranking ketiga. Alasan responden memilih sesuai selera bahwa jenis makanan yang terbuat dari tepung sagu tersebut sesuai dengan selera yang diinginkan oleh konsumen. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden dari 5 indikator minat beli yaitu dengan total rataratanya sebesar 4,68 artinya minat beli masyarakat desa selat akar terhadap produk tepung sagu dikategorikan pada kategori sangat tinggi.
Akar dalam mengkonsumsi produk tepung sagu adalah faktor harga 3. Minat beli konsumen masyarakat Desa Sela Akar dalam mengkonsumsi produk tepung sagu adalah sangat tinggi dan memuaskan. Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut 1. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa faktor harga, sangat mempengaruhi masyarakat Desa Selat Akar terhadap produk tepung sagu. Maka sebaiknya, perusahaan lebih mengutamakan dan memperhatikan harga, dengan adanya harga yang terjangkau maka daya minat beli konsumen semakin tinggi terhadap produk tepung sagu. 2. Sebaiknya perusahaan juga harus memperhatikan faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi minat beli masyarakat Desa Selat Akar terhadap
3.
produk tepung sagu supaya minat beli masyarakat tersebut tidak berkurang Bagi peneliti selanjutnya,yang ingin meneliti tempat dan objek yang sama,sebaiknya penelitian ini dilanjutkan dengan penelitian uji pengaruh untuk mengetahui apakah indikator harga memang benar-benar mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk tepung sagu. DAFTAR PUSTAKA
Assael H. (2001). Consumers Behavior and Marketing Action, Edisi 3, Kent Publishing Company, Boston Massachusset, AS. Boyd,Walker,dan Larreche, (2000).Prinsip-Prinsip Pemasaran. Erlangga,J akarta Basu Swastha dan T. Hani Handoko. (2000). Manajemen Barang Dalam Pemasaran. Cetakkan Kedua BPFE,Yogyakarta. Basu
Swastha. (2000). Azas-azas Marketing ,Liberty.Yogyakarta
Engel, James F. Blacwell, Roger D. Miniard, Paul W. 2000. Perilaku Konsumen. Jakarta : Bina Rupa Aksara Kotler & Amstrong, ( 2001). Prinsipprinsip Pemasaran, Erlangga, Jakarta. Sab’atun, I. (2001). Minat Membeli Kosmetik Produk Luar Negeri Ditinjau dari Penerimaan Diri dan Dukungan Sosial Dikalangan Peragawati. Skripsi (tidak diterbitkan). Sugiyono, Prof, Dr. (2006). Metodologi Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta
4.
Penelitian ini juga bisa dilanjutkan dengan meneliiti lebih lanjut faktorfaktor lain yang mungkin saja berpengaruh terhadap minat beli selain harga seperti keinginan mencoba produk, kemasan produk, pengaruh orang lain, tampilan produk, sebagai bahan substitusi, sebagai bahan dasar, mudah didapat dan dijumpai kualitas dan selera Kotler, Philips. (2002). Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Prehallindo. Jakarta. Nugroho,J.Setiadi Dr. SE,. M.M. (2003). Edisi Revisi Perilaku Konsumen Perspektif Kontemporer Pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Cetakkan Keempat. Jakarta : Prenada Media Group Tjiptono. (2000). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset. Ferdinand, (2002) Pengertian Minat Beli. http://www.Referensioline.Info./Pdf / html, Download.Bengkalis, 07 Maret 2012 Hardiani.(2005),/Pub/Artikel/Bukudrektor 055/5ProdukPdf,http:www.google. comMugcs.Ums.ac.id Download. Bengkalis,14 Maret 2012 Kotler Dan Keller, (2003). Membangun Minat-Beli-Definisi-Fakotr.html http://Jurnal-sdm.bloghspotcom. Download.Bengkalis,15 Maret 2012 Mac.Kay. (2001). Produk-Definisi Klasifikasi-Dimensi http://JurnalSdm-Bloghspot.Com/2009/07/ _30htm.Download,Bengkalis 13 Maret 2012 Rahayu Minarti, (2006). Pengertian Produk,http://Id,Shovoong.com/Bu sines Managemen/Marketing/2205285.D ownload,Bengkalis 23 Februari 2012 Sukmawati, dan Durianto (2004). Pengertian Minat Beli,http:/www.referensionline info./pdf/.Download,Bengkalis 15 Maret 2012
Shiffman Kanuk,(2004).Pengertian Produk.http://.google com.Download. Bengkalis 17 Maret 2012 Simamora, (2000). Pengertian Kualitas Produk.http://google com.download. Bengkalis 23 Maret 2003 .