Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0199 pp. 35- 51
17 Pages
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SYIAH KUALA Mursinah1, Said Musnadi2, Amri2 1)
Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: The purpose of this study was to determine whether the position description is correct, staffing and employee performance has been good, and then to determine the effect of either simultaneously or partial description of the position and placement on employee performance Personnel Board, Education and Training Aceh. The research was conducted in Banda Aceh, that the office of the Officer Education and Training Aceh, while the object of study is the effect of job analysis and placement of employees on performance Personnel Board of Education and Training in Aceh, with the number of respondents 131 people. Descriptive research results indicate that a position description obtained average value of 4.07, staffing obtained average value of 4.09 and employees performance values obtained by an average of 4.06 Personnel Board of Education and Training has been running Aceh better. While based on the results of testing simultaneously or partially indicates that a position description and placement significantly affect employee performance Personnel Board, Education and Training Aceh. Implementation of the position description provided to the employee by the party leadership should have to explain in detail about the details and the authority that will be borne by the employee in question Keywords: Description of The Position, Placement and Performance Abstrak: Fenomena yang muncul tentang ketidakpuasan dan rasa puas dari pegawai Kantor Pusat Administrasi Universitas Syiah Kuala, dapat dinyatakan dengan sejumlah cara, misalnya pegawai tidak disiplin, pegawai selalu mengeluh, tidak patuh terhadap peraturan yang ditetapkan, mencuri milik organisasi, atau mengelak dari sebagian tanggung jawab kerja mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara baik secara simultan maupun parsial faktor psikologis, faktor sosial, faktor fisik, faktor finansial terhadap kepuasan kerja pegawai negeri sipil Kantor Pusat Administrasi Universitas Syiah Kuala. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pusat Administrasi Universitas Syiah Kuala yang berlokasi di Darussalam Banda Aceh, dengan objek penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai negeri sipil pada Kantor Pusat Administrasi Universitas Syiah Kuala. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan menunjukkan bahwa faktor psikologis, faktor sosial, faktor fisik, faktor finansial secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai negeri sipil Kantor Pusat Administrasi Universitas Syiah Kuala, sedangkan hasil penelitian secara parsial juga menunjukkan bahwa faktor psikologis, faktor sosial, faktor fisik, faktor finansial juga berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai negeri sipil Kantor Pusat Administrasi Universitas Syiah Kuala. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor fisik dan sosial mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kepuasan kerja pegawai Kantor Pusat Administrasi Universitas Syiah Kuala, sehingga perlu diupayakan oleh pimpinan agar karyawan memperoleh fasilitas ruangan kerja tetap terjaga dengan baik sehingga mempengaruhi terhadap kepuasan kerja pegawai. Kata kunci : Deskripsi dari posisi, Penempatan dan Perforrma
PENDAHULUAN Universitas Syiah Kuala sebagaimana 35 -
Volume 2, No. 1, November 2012
disebutkan Menteri
dalam pasa
Pendidikan
dan
2
Keputusan Kebudayaan
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Republik
Indonesia
No.0200/0/1995,
yang baik. Karyawan yang lebih suka
mempunyai
tugas
pokok
menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan
menyelenggarakan
program pendidikan
akan lebih mengutamakan pekerjaannya
akademik dan profesional, dalam sejumlah
daripada balas jasa walaupun balas jasa itu
disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan
penting.
seni. Selanjutnya dalam pasal 3 disebutkan
Kepuasan kerja di luar pekerjaan
bahwa untuk melaksanakan tugas pokok
adalah kepuasan kerja karyawan yang
tersebut,
dinikmati
Universitas
mempunyai
fungsi
Syiah
Kuala
melaksanakan
di
luar
pekerjaan
dengan
dan
besarnya balas jasa yang akan diterima dari
mengembangkan pendidikan, penelitian,
hasil kerjanya agar dia dapat membeli
pengabdian
(Tri
kebutuhan-kebutuhannya. Karyawan yang
Dharma Perguruan Tinggi), pembinaan
lebih suka menikmati kepuasannya di luar
civitas
pekerjaan lebih mempersoalkan balas jasa
kepada
akademika
masyarakat
dan
melaksanakan
kegiatan administratif. Dalam
proses
pelaksanaan
tugas-tugasnya.
pencapaian
Kepuasan kerja kombinasi dalam dan luar
rencana
pekerjaan adalah kepuasan kerja yang
diformulasikan dalam dua bentuk kegiatan
dicerminkan oleh sikap emosional yang
yaitu kegiatan administratif dan kegiatan
seimbang
operatif atau fungsional. Kegiatan operatif
pelaksanaan pekerjaannya. Karyawan yang
yaitu kegiatan yang bertalian dengan
menikmati
pencapaian tujuan, sedangkan kegiatan
dalam dan luar pekerjaan akan merasa puas
administratif
kegiatan
jika hasil kerja dan balas jasanya dirasa
penunjang terlaksananya atau pelayanan
adil dan layak. Tidak ada tolok ukur
kegiatan operatif tersebut.
tingkat kepuasan yang mutlak karena
tujuan
setiap
daripada
organisasi
seluruh
merupakan
Kepuasan kerja merupakan sikap emosional
yang
mencintai
pekerjaannya.
balas
kepuasan
jasa
kerja
dengan
kombinasi
setiap individu karyawan berbeda standar
dan
kepuasannya. Indikator kepuasan kerja
ini
hanya dapat diukur dengan kedisiplinan,
kerja,
moral kerja, dan pergantian (turnover)
kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan
kecil maka secara relatif kepuasan kerja
kerja dapat dinikmati dalam pekerjaan, luar
karyawan
pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar
kedisiplinan, moral kerja, dan turnover
pekerjaan. Kepuasan dalam pekerjaan
karyawan besar maka kepuasan kerja
adalah kepuasan kerja yang dinikmati
karyawan di dalam organisasi berkurang
dalam
(Hasibuan, 2001: 202).
dicerminkan
menyenangkan
antara
oleh
pekerjaan
Sikap
moral
dengan
memperoleh
pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja
Menurut
baik.
Blum
Sebaliknya
(dalam
jika
As'ad,
2003:114), menyatakan faktor-faktor yang Volume 2, No.1, November 2012
- 36
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala memberikan kepuasan kerja adalah: (a)
persepsi pelanggan bukan dari persepsi
Faktor
minat,
perusahaan. Persepsi pelanggan terhadap
ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap
produktivitas jasa merupakan penilaian
kerja, bakat dan ketrampilan; (b) Faktor
total atas kebutuhan suatu produk yang
sosial, meliputi: interaksi sosial, baik
dapat berupa barang ataupun jasa.
psikologis,
meliputi:
antara sesama karyawan, dengan atasannya,
Menurut konsep sistem organisasi
maupun dengan karyawan yang berbeda
yang ideal, aktivitas atau pekerjaan suatu
jenis pekerjaannya (c) Faktor fisik meliputi,
organisasi merupakan suatu kolektivitas
jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja,
sehingga
dan waktu istirahat, perlengkapan kerja,
rangkaian pekerjaan seorang karyawan
keadaan ruang, suhu, penerangan, ventilasi,
dituntut untuk bekerja sama, saling terkait
kondisi
maupun
dan tidak akan melepaskan diri dengan
umur; dan (d) Faktor finansial meliputi
karyawan lain dalam organisasi itu. Dalam
sistem dan besarnya pemberian gaji,
sebuah organisasi, yang menjadi perhatian
jaminan sosial, macam-macam tunjangan,
utama adalah bagaimana menciptakan
bonus, promosi dan sebagainya.
keharmonisan dan keserasian dalam setiap
kesehatan
Sedangkan
karyawan,
setiap
penyelesaian
kerja
pelaksanaan kegiatan atau aktivitas kerja
yang
tersebut. Keharmonisan dan keserasian
diharapkan dan pengendalian atas tingkat
tersebut dapat tercipta jika sistem kerja
keunggulan untuk memenuhi keinginan
dibuat rukun dan kompak sehingga tercipta
konsumen.
iklim
merupakan
produktivitas
dalam
tingkat
keunggulan
Produktivitas
dimulai
dari
yang
kondusif.
Hal
ini
akan
kebutuhan pelanggan dan berakhir pada
membuat para karyawan termotivasi untuk
persepsi
dapat
bekerja
antara
akhirnya tujuan organisasi dapat terwujud
karyawan (pekerja) dan pelanggan yang
dengan tingkat efisien dan efektivitas yang
mencakup (a) ketepatan waktu, berkaitan
tinggi.
dengan kecepatan memberikan tanggapan
dengan penuh semangat apabila kepuasan
terhadap keperluan-keperluan pelanggan;
dapat diperolehnya dari pekerjaannya dan
(b) penampilan karyawa, berkaitan dengan
kepuasan kerja karyawan merupakan kunci
kebersihan
pendorong
pelanggan.
diimplementasikan
dan
Hal
ini
interaksi
kecocokan
dalam
dengan
optimal
Seseorang
moral,
yang
cenderung
pada
bekerja
kedisiplinan,
dan
berpakaian; (c) kesopanan dan tanggapan
prestasi kerja karyawan dalam mendukung
terhadap bantuan
keluhan, yang
menyelesaikan
berkaitan
dengan
terwujudnya tujuan perusahaan (Hasibuan,
diberikan
dalam
2003:203). Kepuasan kerja yang tinggi
masalah-masalah
yang
atau
baik
akan
membuat
karyawan
diajukan pelanggan (Gaspersz, 2003:130).
semakin loyal kepada perusahaan atau
Berarti produktivitas yang baik dilihat dari
organisasi. Semakin termotivasi dalam
37 -
Volume 2, No. 1, November 2012
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala bekerja, bekerja dengan resa tenang, dan
bukanlah
yang lebih penting lagi kepuasan kerja
(birokrasi) tetapi pengguna jasa layanan
yang
memperbesar
(mahasiswa). Oleh karena itulah dalam
produktivitas
pengukuran
tinggi
kemungkinan
akan tercapainya
penyelenggara
dan motivasi yang tinggi pula. Karyawan
maupu
yang
mahasiswa
tidak
merasa
puas
terhadap
suatu
tidak
layanan
produktivitas
mau
harus
yang
kerja
melibatkan
notabene
pernah
pekerjaannya, cenderung akan melakukan
merasakan manfaat dari pelayanan yang
penarikan atau penghindaran diri dari
diberikan
situasi-situasi pekerjaan baik yang bersifat
Administrasi Unsyiah.
fisik maupun psikologis. Untuk kerja
yang
pihak
Kantor
Pusat
Melihat berbagai permasalahan diatas,
meningkatkan
pegawai
oleh
produktivitas
tinggi
terutama
perlu dilakukan upaya untuk mencari pendekatan
yang
dapat
meningkatkan
terhadap pegawai di lingkungan Kantor
kepuasan kerja pegawai negeri sipil di
Pusat Administrasi Unsyiah, tidak hanya
lingkungan Kantor Pusat Administrasi
dibebankan pada level pimpinan saja,
Unsyiah terutama antar bagian yang ada
tetapi juga kepada para bawahan. Jika
dalam Kantor Pusat Administrasi Unsyiah,
hanya pada pimpinan yang mempunyai
sehingga terjalin sinergi dan komunikasi
produktivitas kerja yang tinggi, tetapi
dalam rangka meningkatkan kepuasan
bawahannya tidak memiliki produktivitas
kerja. Pendekatan yang dianggap sesuai
kerja yang tinggi, maka kualitas pelayanan
untuk meningkatkan kepuasan kerja itu
yang diberikan kepada mahasiswa juga
adalah pendekatan peningkatan kualitas
akan
sumber daya manusia. Dengan pendekatan
menjadi
rendah,
sehingga
menyebabkan ketidakpuasan di kalangan
yang
mahasiswa. Hal ini dikarenakan dalam
mengurangi
praktek di lapangan para pelaksana di
kepuasan kerja pegawai Kantor Pusat
lapangan justru adalah para bawahan. Oleh
Administrasi Unsyiah tersebut. Dengan
karena itu upaya peningkatan produktivitas
demikian maka kepuasan kerja pegawai
kerja
Kantor Pusat Administrasi Unsyiah dapat
yang
tinggi
harus
meliputi
keseluruhan level organisasi. Ukuran
produktivitas
demikian,
ditingkatkan kerja
yang
tinggi dari suatu organisasi tidak dapat
diharapkan
permasalahan
terutama
mampu rendahnya
dengan
adanya
faktor psikologis, sosial, fisik dan finansial. Fenomena
yang
muncul
tentang
diukur dari para pelaksana pelayanan,
ketidakpuasan dan rasa puas dari pegawai
tetapi justru dari penerima layanan itu
Kantor Pusat Administrasi Universitas
sendiri. Hal ini dikarenakan produktivitas
Syiah Kuala, dapat dinyatakan dengan
kerja itu pada dasarnya output dan bukan
sejumlah cara, misalnya pegawai tidak
input. Pihak yang dapat merasakan output
disiplin, pegawai selalu mengeluh, tidak Volume 2, No.1, November 2012
- 38
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala patuh terhadap peraturan yang ditetapkan,
work” (kepuasan kerja adalah perasaan
mencuri milik organisasi, atau mengelak
menyokong atau tidak menyokong yang
dari sebagian tanggung jawab kerja mereka.
dialami pegawai dalam bekerja). Wexly
Hal
dan Yuki (1973); mendefinisikan kepuasan
ini
tentu
berpengaruh
terhadap yang
kerja “is the way an employee feels about
rendah, seperti kurangnya pelayanan baik
his or this job” (adalah cara pegawai
pelayanan
merasakan tentang pekerjaannya).
pencapaian
produktivitas
administrasi
kerja
kepada
para
mahasiswa maupun juga pelayanan kepada
Pegawai akan merasa puas dalam
para pegawai dilingkungan Unsyiah sendiri
bekerja apabila aspek-aspek pekerjaan dan
seperti juga pelayanan kepada para dosen
aspek-aspek
dari
Faktor
sebaliknya jika aspek-aspek tersebut tidak
juga
menyokong, pegawai akan merasa tidak
masing-masing
ketidakpuasan
fakultas.
pegawai
pada
disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor
psikologis
pegawai
berkaitan
dirinya
menyokong
dan
puas. Seiring
dengan
perkembangan
dengan hubungan kondisi dan minat
tekhnologi yang berkembang sangat pesat,
pegawai, faktor sosial berhubungan dengan
dimana segala macam peralatan kerja telah
interaksi
diciptakan
sosial
antara
bawahan
dan
oleh
pimpinan, faktor fisik berhubungan dengan
mempercepat
kondisi
pekerjaan
kerja
dan
faktor
finansial
manusia
dan
untuk
dapat
untuk
mempermudah menghasilkan
berhubungan dengan kompensasi yang
produk yang lebih berkualitas, tetapi
diterima
ini
sumber daya manusia tetap memegang
kerja
peranan penting karena sekalipun peralatan
pegawai dalam menjalankan tugasnya,
tersebut sangat modern, namun peralatan
As’ad (2003). Berdasarkan pendapat diatas
tersebut tetap tidak akan berjalan dan
penulis merasa tertarik untuk meneliti
bahkan hanya merupakan benda mati dan
masalah tersebut, terutama masalah faktor-
dapat pula rusak apabila manusianya tidak
faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan
mempunyai kemampuan atau tidak cermat
kerja pegawai, sebagaimana pendapat yang
mengoperasikannya.
oleh
mengakibatkan
pegawai,
hal
ketidakpuasan
dikemukakan oleh As’ad (2003).
Menurut
Allen
(2002:146),
mengatakan bahwa : “Unsur manusia KAJIAN KEPUSTAKAAN Kepuasan Kerja
memegang peranan penting dalam proses
Menurut Keith Davis dalam Anwar
suatu pekerjaan, ia menyatakan bahwa
(2001 : 117) mengemukakan bahwa “job
betapapun sempurnanya rencana-rencana,
satisfaction
organisasi,
is
the
favorableness
or
unfavorableness with employees view their
dan
pengawasan
serta
penelitiannya, bila mereka tidak dapat menjalankan tugasnya dengan minat dan
39 -
Volume 2, No. 1, November 2012
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala gembira maka suatu perusahaan tidak akan
dalam pekerjaannya.
mencapai hasil sebanyak yang sebenarnya dapat dicapai”.
Pendapat Handoko tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan seseorang
Pada dasarnya kepuasan kerja bersifat
adalah tergantung bagaimana seseorang
individual, setiap individu akan memiliki
meyikapi pekerjaan yang dikerjakannya.
tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai
Seperti yang dikemukakan oleh Tiffin yang
dengan nilai-nilai yang berlaku pada
dikutip oleh As’ad (2003:104), bahwa
dirinya. Hal ini ada karena perbedaan
kepuasan kerja berhubungan erat dengan
masing-masing individu tersebut, semakin
sikap dari karyawan terhadap pekerjaan itu
banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai
sendiri, situasi kerja, kerja sama dengan
dengan
pimpinan dan dengan sesama karyawan.
keinginan
individu
tersebut,
semakin tinggi pula tingkat kepuasan yang
Dan
batasan-batasan
mengenai
diperoleh, dan akan memperoleh tingkat
kepuasan kerja di atas berarti bahwa
kepuasan
konsepsi kepuasan kerja semacam ini,
yang
rendah
jika
terjadi
sebaliknya.
melihat
kepuasan
kerja
itu
sebagai
Karyawan melewatkan sebagian besar
interaksi manusia dan lingkungan kerjanya
waktunya untuk bekerja dan bagian dari
yang sekaligus merupakan refleksi dari
hidupnya ini harus dibuat sedemikian rupa
sikapnya terhadap pekerjaan.
sehingga menyenangkan dan memuaskan.
Strauss
dan
Sayles
(2006:6),
Kepuasan kerja juga merupakan perasaan
mengatakan bahwa : “Karyawan yang
seseorang
tidak mendapatkan kepuasan kerja tidak
terhadap
pekerjaan
yang
ditekuninya. Jadi kepuasan kerja itu sendiri
akan
berkaitan antara harapan karyawan dan apa
psikologis
yang diperoleh dari pekerjaan.
menjadi frustasi, sebab karyawan seperti
Sedangkan (2003:193),
menurut
menyebutkan
Handoko bahwa
:
pernah
mencapai
dan
pada
kematangan
gilirannya
akan
ini akan sering melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah dan
“Kepuasan kerja (Job satisfaction) adalah
bosan,
keadaan emosional yang menyenangkan
mencari dan melakukan kesibukan yang
atau tidak menyenangkan dengan mana
tidak ada hubungannya dengan pekerjaan
karyawan memandang pekerjaan mereka”
yang sering dilakukannya”.
Pendapat tersebut dipahami bahwa karyawan
ditempatkan
Berdasarkan
tidak
stabil,
pemikiran
sering
tersebut,
pada
berarti kepuasan kerja mengandung arti
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan
yang sangat penting, baik dari sisi pekerja
dan
keterampilannya.
maupun perusahaan serta bagi masyarakat
Praktek semacam ini tentu dimaksudkan
secara umum. Oleh karena itu, maka
agar tercapainya kepuasan kerja karyawan
menciptakan keadaan yang bernilai positif
latar
harus
emosinya
belakang
Volume 2, No.1, November 2012
- 40
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dalam lingkungan kerja suatu perusahaan
Manfaat Kepuasan Kerja
mutlak merupakan kewajiban dari setiap jajaran
pimpinan
perusahaan
yang
bersangkutan. Konsep
diatas
apabila
pada Kantor Pusat Administrasi Unsyiah, maka pada dasarnya pimpinan selalu menciptakan
keadaan
yang
bernilai positif dalam lingkungan kerja para karyawannya, seperti membuat situasi kerja
karena dapat mempengaruhi produktivitas karyawan sebab karyawan yang memiliki
pemikiran
dihubungkan dengan kenyataan yang ada
berusaha
Kepuasan kerja menjadi hal penting
yang
menyenangkan
dengan
kepuasan yang tinggi akan memandang pekerjaannya
sebagi
hal
yang
menyenangkan, berbeda dengan karyawan yang memiliki kepuasan kerja rendah, ia akan melihat pekerjaannya sebagai hal yang
menjemukan
dan
membosankan
sehingga karyawan tersebut bekerja dalam keadaan terpaksa.
menciptanya dan hubungan baik antara dosen dengan karyawan secara struktural atau
fungsional,
karyawan
juga
antara
sesama
disamping
juga
selalu
memperhatikan kesejahteraan karyawan
yang
bekerja
dalam
keadaan terpaksa akan memiliki hasil kerja (performance)
yang
buruk
dibanding
dengan karyawan yang bekerja dengan semangat yang tinggi. Apabila perusahaan
dan sebagainya. Pada dasarnya kepuasan kerja
itu
menunjukkan kesesuaian antara harapan seseorang yang timbul dengan apa yang dia harapkan. Harapan tersebut dapat merupakan seperangkat kebutuhan, hasrat, keinginan dan pengalaman masa lalu yang menyatu dan membentuk harapan kerja. Kepuasan kerja dapat dijadikan suatu ukuran proses pembangunan iklim yang berkelanjutan
Karyawan
dalam
suatu
organisasi.
memiliki
karyawan
yang
mayoritas
kepuasannya rendah, dapat dibayangkan tingkat produktivitas perusahaan secara keseluruhan, dan ini akan merugikan perusahaan. Itulah sebabnya perusahaan perlu memperhatikan derajat kepuasan karyawannya dengan cara mengkaji ulang aspek-aspek yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Selanjutnya
Siagian
(2002:24),
Dalam hal ini, kepuasan kerja yang tinggi
menyatakan bahwa : “Karyawan yang
diinginkan oleh para manajer karena dapat
produktif adalah mereka yang merasa
dikaitkan dengan hasil positif yang mereka
bahagia dalam pekerjaannya. Dari teori
harapkan. Dan kepuasan kerja yang tinggi
sumber daya manusia diketahui bahwa
juga merupakan tanda organisasi yang
terdapat 4 variabel yang menjadi indikator
dikelola dengan baik dan pada dasarnya
bahagia tidaknya karyawan dalam berkarya
mencerminkan fungsi manajerial yang
yaitu, tingkat produktivitas yang tinggi,
efektif.
tingkat kemangkiran yang rendah, tingkat
41 -
Volume 2, No. 1, November 2012
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala perpindahan pegawai yang rendah dan
pegawai
tingkat kepuasan kerja yang tinggi.
kondisi kerja yang baik, teman sejawat
Kepuasan
kerja
mencerminkan
perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu
adalah
mencakup
jaminan,
yang cocok, jam kerja yang masuk akal, kerja yang berarti, pengakuan, peluang untuk maju, kebebasan bertindak dan pimpinan yang cakap.
yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
Pendapat yang dikemukakan oleh
Manajemen harus senantiasa memonitor
Ghiselli
kepuasan
itu
berikut : Kedudukan (posisi), pangkat
mempengaruhi tingkat absensi, perputaran
(golongan), umur, jaminan finansial dan
tenaga
jaminan sosial serta mutu pengawasan.
kerja,
kerja,
karena
hal
keluhan-keluhan,
dan
masalah-masalah personalia lainnya.
dan
Brown
adalah
sebagai
Burt telah memasukkan faktor-faktor yang
bersifat
keluarga
Variasi-variasi Kepuasan Kerja Komponen kepuasan kerja penting
umum
dan
mencerminkan
meliputi
rekreasi,
faktor
hal
kemanusiaan
ini yang
untuk dibahas khususnya guna memenuhi
seutuhnya dibandingkan dengan hanya
pertanyaan apa yang diukur dalam variabel
memperhatikan faktor-faktor yang ada
kepuasan
dalam
kerja.
Banyak
penulis
memperlihatkan sejumlah aspek situasi tertentu yang berbeda sebagai sumber
perusahaan
saja
seperti
yang
dikemukakan oleh Ghiselli dan Brown. Setiap
organisasi
memperkerjakan
penting dari kepuasan kerja. Wexley dan
sumber daya manusia yang memiliki
Yuki (2002:129), berpendapat bahwa :
berbagai tingkat kebutuhan. Organisasi
“Terdapat ratusan karakteristik pekerjaan
perlu mengantisipasi kepuasan kerja yang
yang dipertimbangkan seorang pekerja
bisa diciptakan pada tenaga kerja dilokasi
yang pada umumnya ditemukan dalam
tertentu. Kepuasan kerja dinilai penting
sikap, meliputi : gaji/upah, kondisi kerja,
karena dapat meningkatkan motivasi kerja
pengawasan, teman kerja, isi pekerjaan,
yang berpengaruh pada produktivitas kerja
jaminan kerja serta kesempatan promosi”.
(working life quality), mengurangi turn
Pengertian kepuasan kerja di belakang menjelaskan
bahwa
kepuasan
kerja
seseorang tergantung kepada selisih antara harapan,
kebutuhan
atau
nilai
yang
seharusnya dengan apa yang menurut perasaannya diperoleh
atau
melalui
persepsinya pekerjaan.
telah
Harapan
over tenaga kerja, mengurangi absensi, mengurangi keletihan/kebosanan kerja dan mengurangi keluhan. Konsekwensi
ketidakpuasan
kerja
disebut oleh French (2004:111), akan berakibat timbulnya tindakan defensif (devensif
behavior),
keinginan
Volume 2, No.1, November 2012
- 42
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala memberontak
(sabotage),
absensi
(absenteeism) dan menurunnya turn over. Dessler pula
(2005:364),
bahwa
:
menyebutkan
“Ketidakpuasan
penjumlahan. Dale (2003:253), meningkat sikap seseorang dengan skala likert yaitu menempatkan posisi pada suatu kontinum
kerja
efektif berkisar dari sangat positif sampai
mempunyai arti penting bagi pegawai
dengan sangat negatif atau sebaliknya.
maupun
karena
Kategori sikap tersebut bisa setuju, tidak
menciptakan keadaan positif di dalam
setuju, sangat setuju, sangat tidak setuju
lingkungan
ataupun sedang.
perusahaan,
(kinerja)
kerja kerja
penghargaan
terutama
organisasi”. yang
mendapatkan
dengan
Model
lain
dikutip
oleh
As’ad
persepsi
(2003:117), bahwa pengukuran kepuasan
dapat
kerja menggunakan suatu skala tetap
menimbulkan kepuasan kerja, namun bila
terhadap setiap anggapan yang disebut
penghargaan tersebut tidak sesuai dengan
dengan
persepsi pada dirinya akan berakibat
discription index) atau Smith Kendall,
timbulnya ketidakpuasan.
Hulin oleh lembaga riset sosial “Minnesota
individu
sesuai
Prestasi
bersangkutan
akan
indeks
diskripsi
tugas
(job
Satisfaction Questionnaire”. Pengukuran Kepuasan Kerja Pengukuran
kepuasan
kerja
pada
prakteknya sangat bervariasi, sampai saat ini dirasakan belum ada kesempatan tentang model terbaik yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seseorang. Dari teori ketidaksesuaian (discrepancy theory)
telah
disebutkan
bahwa
pengukuran kepuasan kerja adalah dengan menghitung selisih antara nilai harapan (expectation) dengan apa secara nyata diproses seseorang melalui pekerjaan. Bila selisih nilai tersebut positif maka orang tersebut dapat dinyatakan puas akan apa yang diperoleh dari pekerjaannya dan sebaliknya.
Robbins (2006:179), menurutnya ada dua macam metode yaitu : metode angka-
43 -
global
Berdasarkan dilakukan
tunggal
dan
metode
Volume 2, No. 1, November 2012
oleh
penelitian Daryatmi
yang (2004),
menyebutkan bahwa motivasi, pengawasan dan disiplin kerja secara bersama-sama mempunyai
pengaruh
positif
dan
signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Desa Kabupaten Karanganyar. Hasil
penelitian
secara
parsial
menunjukkan bahwa variabel motivasi mempunyai pengaruh dominan terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan Perusahaan
Pendekatan lainnya dikemukakan oleh
angka
Penelitian Sebelumnya
Daerah
Bank
Perkreditan
Rakyat Badan Kredit Desa Kabupaten Karanganyar dengan diperoleh nilai thitung = 4.639 > ttabel = 2.392 pada taraf = 1%,
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sedangkan
variabel
pengawasan
dan
Penelitian yang pernah dilakukan oleh
disiplin kerja mempunyai nilai thitung lebih
Aldar AB, (2004), menyebutkan bahwa
kecil daripada variabel motivasi.
Variabel kepuasan kerja yang mempunyai
Kemudian penelitian yang dilakukan
hubungan dominan dalam mencipatakan
oleh Parwanto dan Mahyuddin, (2007), Uji
prestasi kerja pegawai Dinas Kehutanan
signifikansi simultan (Uji statistik F) untuk
Kabupaten Aceh Tengah adalah variabel
menganalisis apakah semua variabel bebas
ganjaran yang pantas dengan diperoleh
yang
model
nilai Chi-Squarehitung (29.260,) dan Chi-
mempunyai pengaruh secara bersama-
Squaretabel (15.507) sedangkan variabel
sama terhadap variabel terikat. Dengan
lainnya mempunyai nilai Chi-Squarehitung
metode OLS hasil print out SPSS diperoleh
yang lebih kecil, sedangkan variabel kerja
nilai F sebesar 4,986 dengan signifikansi
yang secara mental menantang, rekan kerja
0,05 maka dengan derajat kepercayaan 95
yang mendukung, dan kondisi lingkungan
% atau N = 0,05. Jika menggunakan
kerja mempunyai nilai Chi-Squarehitung
metode LPM diperoleh nilai F sebesar
yang lebih kecil dibandingkan dengan
2812,102 dengan signifikansi 0,01 pada
variabel
derajat keyakinan 99% atau N = 0,01
diterima oleh pegawai.
dimasukkan
ke
dalam
sehingga yang memasukkan tiga variabel
ganjaran
yang
pantas
yang
Sedangkan dalam rangka untuk lebih
tersebut di atas adalah sama-sama terbukti
meningkatkan
berpengaruh secara signifikan.
hendaknya
prestasi
pimpinan
kerja dapat
pegawai membuat
Uji koefisien determinasi (R2) untuk
kondisi lingkungan kerja menjadi lebih
mengukur seberapa jauh variabel kinerja
nyaman, sehingga dalam melaksanakan
yang dijelaskan oleh tiga variabel yaitu
pekerjaan pegawai, dapat melaksanakan
gaji, kepemimpinan, dan sikap rekan
pekerjaan dengan tenang tanpa dipengaruhi
sekerja. Hasil perhitungan dengan metode
oleh suasana yang kurang menyenangkan.
OLS menunjukkan bahwa nilai R2 yaitu
Kemudian penelitian yang dilakukan
0,267. Ini artinya 26.7% dari tiga variabel
oleh Rita Johan (2002), menyebutkan
tersebut dapat menjelaskan variabel kinerja
bahwa locus of control, tipe perilaku dan
dan yang 73,3% dijelaskan oleh variabel di
harapan penggajian berpengaruh secara
luar model. Jika dengan metode LPM hasil
signifikan
perhitungan SPSS menunjukkan nilai R2
karyawan
sebesar 0,995%. Ini artinya, 99,5% tiga
pendidikan
variabel bebas yang dimasukkan dapat
Atmajaya Jakarta.
terhadap
kepuasan
kerja
dalam
lingkungan
institusi
pada
Universitas
Katolik
menjelaskan variabel terikat yaitu kinerja sedangkan yang 0,5% dijelaskan oleh
Kerangka Pemikiran
variabel di luar model.
Pengaruh faktor Psikologis Terhadap Volume 2, No.1, November 2012
- 44
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pengaturan
Kepuasan Kerja Pegawai Faktor psikologis merupakan faktor
waktu
kerja,
dan
istirahat, perlengkapan kerja,
waktu keadaan
yang behubungan dengan kondisi kejiwaan
ruang, suhu, penerangan, ventilasi, kondisi
karyawan
kesehatan karyawan, umur, dan sebagainya
yang
meliputi;
minat,
ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap
Berdasarkan
kerja, bakat dan ketrampilan. Berdasarkan
menunjukkan bahwa faktor fisik juga
teori yang dikembangkan oleh As’ad
mempunyai
(2003),
peningkatan kepuasan kerja karyawan,
menunjukkan
bahwa
faktor
teori
As’ad
(2003),
pengaruh
adanya
jenis
terhadap
psikologis mempunyai pengaruh terhadap
karena
peningkatan kinerja karyawan, karena
dilakukan
adanya minat yang tinggi dari karyawan,
waktu serta perlengkapan kantor.
maupun
pekerjaan
sistem
yang
pengaturan
adanya ketentraman dalam bekerja maupun sikap
pegawai
dalam
menjalankan
pekerjaan.
Pengaruh Faktor Finansial Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Faktor finansial merupakan faktor
Pengaruh
faktor
Sosial
Terhadap
kesejahteraan karyawan, meliputi; sistem
Kepuasan Kerja Pegawai Faktor sosial merupakan salah satu faktor
yang
yang berhubungan dengan jaminan serta
behubungan
dan besarnya pemberian gaji, jaminan
tercapainya
sosial, macam-macam tunjangan, bonus,
kepuasan kerja seorang karyawan. Dimana
promosi dan sebagainya. Berdasarkan teori
faktor sosial berhubungan dengan adanya
As’ad (2003), menunjukkan bahwa faktor
interaksi sosial yang baik antara sesama
finansial
juga
karyawan, dengan atasan maupun dengan
terhadap
peningkatan
karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya.
karyawan,
Berdasarkan teori yang dikembangkan oleh
kompensasi yang diterima oleh karyawan
As’ad (2003), menunjukkan bahwa faktor
baik
sosial
langsung.
mempunyai
pengaruh
terhadap
secara
mempunyai
karena
pengaruh
kepuasan adanya
langsung
kerja faktor
maupun
tidak
peningkatan kinerja karyawan, karena adanya suasana dan kegiatan sosial yang
Hipotesis
ada di lingkungan organisasi tersebut.
H1 :
Bahwa faktor psikologis, faktor sosial, faktor fisik, dan faktor
Pengaruh
faktor
Fisik
Terhadap
Faktor fisik merupakan faktor yang
karyawan, 45 -
dengan meliputi;
secara
simultan
berpengaruh terhadap kepuasan
Kepuasan Kerja Pegawai
berhubungan
finansial,
kondisi jenis
fisik
pekerjaan,
Volume 2, No. 1, November 2012
kerja pegawai pada Kantor Pusat Administrasi Unsiyah.
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala H2 :
Bahwa faktor psikologis secara
maka penulis berusaha mendapatkan data
parsial
langsung dari pegawai yang telah menjadi
berpengaruh
terhadap
kepuasan kerja pegawai pada
Pegawai
Kantor
Administrasi Universitas Syiah Kuala yang
Pusat
Administrasi
Unsiyah. H3 :
Negeri
berjumlah
Bahwa faktor sosial secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai pada Kantor Pusat
277
orang
Kantor
dengan
Pusat
teknik
pengambilan sampel stratified random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 178 orang atau 64,2% dari total populasi, dengan
Administrasi Unsiyah.
Sipil
menggunakan
rumus
Slovin,
dengan jumlah responden sebanyak 178 H4 :
Bahwa faktor fisik secara parsial
orang.
berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai pada Kantor Pusat Administrasi Unsiyah.
Operasional Variabel 1. Faktor Psikologis (x1), Faktor yang berhubungan dengan kondisi pegawai
H5 :
Bahwa faktor finansial secara parsial
berpengaruh
kepuasan kerja pegawai pada Kantor
Pusat
berupa minat, ketentraman dalam
terhadap
bekerja, sikap terhadap kerja, bakat, 2.
Administrasi
Faktor
Sosial
(x2),
Faktor
yang
berhubungan dengan interaksi sosial
Unsiyah.
baik antara sesama pegawai, dengan atasan, staf pengajar, mahasiswa,
METODE PENELITIAN
maupun pegawai yang berbeda jenis
Lokasi dan Objek Penelitian
pekerjaannya
Untuk mendapatkan data-data dan
3.
Faktor
Fisik
(x3),
Faktor
yang
keterangan untuk penelitian ini, penulis
berhubungan dengan kondisi kerja
melakukan penelitian langsung di Kantor
dan
Pusat
pekerjaan,
Administrasi
Universitas
Syiah
fisik
pegawai waktu
seperti kerja,
jenis waktu
Kuala yang berlokasi di Darussalam Banda
istirahat, perlengkapan kerja, keadaan
Aceh, dengan objek penelitian mengenai
ruang, suhu, penerangan, ventilasi,
faktor-faktor
kondisi kesehatan pegawai
yang
mempengaruhi
kepuasan kerja pegawai negeri sipil pada
4.
Faktor Finansial (x4), Faktor yang
Kantor Pusat Administrasi Universitas
berhubungan dengan jaminan serta
Syiah Kuala.
kesejahteraan
Populasi dan Sampel Untuk mendapatkan
pegawai
meliputi
pemberian gaji, tunjangan, bonus, data
primer
promosi, jaminan sosial
sebagai data utama dalam penelitian ini, Volume 2, No.1, November 2012
- 46
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 5.
Kepuasan
Kerja
(Y),
Keadaan
maka kepuasan kerja pegawai Kantor
emosional yang menyenangkan atau
Pusat Administrasi Universitas Syiah
tidak menyenangkan dengan mana
Kuala, adalah sebesar 2,299 pada
pegawai
satuan skala likert atau kepuasan kerja
memandang
pekerjaan
mereka
pegawai masih rendah.
HASIL PEMBAHASAN
Koefisien regresi faktor psikologis
Analisis Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Pegawai Kantor Pusat Administrasi Universitas Syiah Kuala Kepuasan kerja pegawai merupakan
(x1) sebesar 0,099. Artinya setiap
pencapaian tujuan yang ditetapkan dengan
Administrasi Universitas Syiah Kuala
usaha secara kerja sama maupun individu
sebesar 9,9% dengan asumsi variabel,
untuk mencapai tujuan bersama. Untuk
faktor sosial (x2), faktor fisik (x3),
mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu
faktor finansial (x4) di anggap konstan.
faktor psikologis (x1), faktor sosial (x2),
100%
perubahan
dalam
variabel
faktor psikologis akan meningkatkan kepuasan kerja pegawai Kantor Pusat
Koefisien regresi faktor sosial (x2)
faktor fisik (x3), faktor finansial (x4)
sebesar 0,106. Artinya setiap 100%
terhadap kepuasan kerja pegawai Kantor
perubahan (perbaikan) dalam variabel
Pusat
faktor
Administrasi
Universitas
Syiah
Kuala (Y).
sosial secara relatif akan
meningkatkan
Berdasarkan dari hasil dari output
kepuasan
kerja
pegawai Kantor Pusat Administrasi
komputer melalui program SPSS seperti
Universitas
terlihat pada tabel di atas, maka diperoleh
10,6% dengan asumsi variabel faktor
persamaan
psikologis (x1), faktor fisik (x3), faktor
regresi
berganda
sebagai
berikut.
Syiah
sebesar
finansial (x4) di anggap konstan.
Y = 2,299 + 0,099x1 + 0,106x2 + 0,119x3 + 0,105x4 Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui hasil penelitian sebagai berikut:
Koefisien regresi faktor fisik (x3) sebesar 0,119. Artinya setiap 100% perubahan (perbaikan) dalam variabel faktor
fisik
secara
meningkatkan
Dalam
penelitian
konstanta
sebesar
relatif
kepuasan
akan kerja
pegawai Kantor Pusat Administrasi
Koefisien Regresi (β) :
Kuala
diperoleh 2,299,
nilai
Artinya
Universitas 11,9%
Syiah
dengan
Kuala
sebesar
asumsi
faktor
bilamana faktor faktor psikologis (x1),
psikologis (x1), faktor sosial (x2),
faktor sosial (x2), faktor fisik (x3), dan
faktor finansial (x4) di anggap konstan.
faktor finansial (x4), dianggap konstan, 47 -
Volume 2, No. 1, November 2012
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Koefisien regresi faktor finansial (x4)
Sementara itu koefisien determinasi
sebesar 0,105. Artinya setiap 100%
yang diperoleh dengan nilai sebesar 0,671
perubahan (perbaikan) dalam variabel
Artinya bahwa sebesar 67,1% perubahan-
faktor finansial secara relatif akan
perubahan
meningkatkan
kerja
(kepuasan kerja pegawai Kantor Pusat
pegawai Kantor Pusat Administrasi
Administrasi Universitas Syiah Kuala)
Universitas
sebesar
dapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan
10,5%, dengan asumsi variabel faktor
dalam faktor-faktor faktor psikologis (x1),
psikologis (x1), faktor sosial (x2),
faktor sosial (x2), faktor fisik (x3), dan
faktor fisik (x3) di anggap konstan.
faktor finansial (x4). Sedangkan selebihnya
kepuasan
Syiah
Kuala
dalam
variabel
terikat
sebesar 32,9% dijelaskan oleh faktor-faktor Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa dari keempat
lain
diluar
empat
variabel
seperti
dijelaskan di atas.
variabel yang diteliti, ternyata variabel faktor fisik dan faktor sosial mempunyai pengaruh dominan dalam meningkatkan kepuasan kerja pegawai Kantor Pusat Administrasi Universitas Syiah
Kuala
karena diperoleh koefisien regresi masing-
Pengujian Secara Simultan Berdasarkan hasil pengujian dari uji ANOVA atau uji-F (secara simultan) diperoleh Fhitung sebesar 88,333, sedangkan Ftabel pada tingkat signifikansi adalah
masing sebesar 11,9% dan 10,6%.
sebesar
2,423.
= 5% Hal
ini
memperlihatkan bahwa Fhitung > Ftabel, Koefisien Korelasi dan Determinasi
dengan tingkat signifikansi 0.000. Hasil
Berdasarkan dari output komputer di
perhitungan ini dapat di ambil suatu
atas maka diperoleh koefisien korelasi
kesimpulan bahwa menerima hipotesis
dalam penelitian diperoleh nilai sebesar
alternatif dan menolak hipotesis nol,
0,819
tersebut
artinya bahwa variabel faktor psikologis
terdapat hubungan antara variabel bebas
(x1), faktor sosial (x2), faktor fisik (x3),
dengan variabel terikat adalah sebesar
faktor finansial (x4) secara bersama-sama
81,9%. Artinya kepuasan kerja pegawai
berpengaruh secara signifikan terhadap
Kantor Pusat Administrasi Universitas
peningkatan
Syiah Kuala erat hubungannya dengan
Kantor Pusat Administrasi Universitas
faktor-faktor faktor psikologis (x1), faktor
Syiah Kuala.
dimana
dengan
nilai
kepuasan
kerja
pegawai
sosial (x2), faktor fisik (x3), dan faktor finansial (x4).
Hasil Uji-t Variabel Faktor Psikologis (x1) Hasil penelitian terhadap variabel Volume 2, No.1, November 2012
- 48
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala faktor psikologis (x1) diperoleh nilai thitung
Universitas Syiah Kuala.
sebesar 4,391 sedangkan nilai ttabel sebesar 1,973, hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa
thitung
>
ttabel dengan
hasil perhitungan statistik menunjukkan parsial variabel
faktor
psikologis berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai Kantor Pusat
Administrasi
Universitas
Berdasarkan temuan hasil penelitian
tingkat
signifikansi sebesar 1%. Dengan demikian
bahwa secara
Variabel Faktor Finansial (x4)
Syiah
terhadap variabel faktor finansial diperoleh nilai thitung sebesar 5,680 sedangkan nilai ttabel sebesar 1,973, hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel, dengan tingkat signifikansi sebesar 1%. Berdasarkan
hasil
perhitungan
secara
statistik memperlihatkan bahwa secara
Kuala.
parsial
variabel
faktor
finansial
berpengaruh secara signifikan terhadap
Variabel Faktor Sosial (x2) Temuan hasil penelitian terhadap variabel faktor sosial diperoleh nilai thitung
kepuasan kerja pegawai Kantor Pusat Administrasi Universitas Syiah Kuala.
sebesar 5,984, sedangkan nilai ttabel sebesar 1,973, hasil perhitungan ini menunjukkan
KESIMPULAN DAN SARAN
bahwa
Kesimpulan
thitung
>
ttabel
dengan
tingkat
signifikansi sebesar 1%. Dengan demikian
a.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hasil perhitungan statistik menunjukkan
faktor psikologis, faktor sosial, faktor
bahwa secara parsial variabel faktor sosial
fisik dan faktor finansial secara
berpengaruh secara signifikan terhadap
simultan
kepuasan kerja pegawai Kantor Pusat
kepuasan kerja pegawai negeri sipil
Administrasi Universitas Syiah Kuala.
Kantor Pusat Administrasi Universitas
berpengaruh
terhadap
Syiah Kuala. Variabel Faktor Fisik (x3) Hasil penelitian terhadap variabel
b.
Kantor Pusat Administrasi Universitas
thitung > ttabel, dengan tingkat signifikansi
Syiah Kuala.
sebesar 1% atau probabilitas lebih kecil
signifikan pegawai 49 -
terhadap Kantor
kepuasan
Pusat
kerja
Administrasi
Volume 2, No. 1, November 2012
faktor
kepuasan kerja pegawai negeri sipil
hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa
variabel faktor fisik berpengaruh secara
terhadap
secara parsial berpengaruh terhadap
6,543, sedangkan nilai ttabel sebesar 1,973,
statistik menunjukkan bahwa secara parsial
penelitian
psikologis juga menunjukkan bahwa
faktor fisik diperoleh nilai thitung sebesar
dari β = 5%. Berdasarkan hasil perhitungan
Hasil
c.
Hasil penelitian terhadap variabel sosial
secara
parsial
berpengaruh
terhadap kepuasan kerja pegawai negeri sipil Kantor Pusat Administrasi Universitas Syiah Kuala.
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala d.
Hasil penelitian terhadap faktor fisik
DAFTAR KEPUSTAKAAN
secara
Aldar A.B., 2004. Hubungan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Dinas Kehutanan Kabupaten Aceh Tengah. Tesis. Program Magister Manajemen Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh. As’ad, Moh. 2003. Psikologi Industri. Yogyakarta: Penerbit Liberti. Bambang, W., 2002. Penilaian Kinerja Pegawai. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga. Gujarati, D., 1999. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Hasibuan, 2001. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara. Henry, S., 2004. Pengertian, Manfaat Penilaian Kinerja dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: STIE YKPN. Keban, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya. Malhotra, 2000. Metode Penelitian dengan Menggunakan Uji Validitas dan Reliabilitas dData. Jakarta: PT. Bina Aksara. Mathis dan Jacson, 2002. Organizational Behavior and Management. Texas: Business Publishing Inc. Muniem, 1999. Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan. http://www. psikologistatistik.blogspot.com (2007), tentang korelasi dan regresi. Parwanto dan Mahyuddin, 2007. Pengaruh Faktor-Faktor Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pusat Pendidikan Komputer Akuntansi IMKA Dl Surakarta. Jurnal Manajemen dan Bisnis. Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rita, J., 2002. Pengaruh Locus of Control, Tipe Perilaku dan Harapan Penggajian Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Manajemen dan Bisnis. Universitas Katolik Atmajaya Jakarta. Robbins, 2006. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontraversi. Yogyakarta: PT. Prihallindo. Santoso, 2000. Riset Pemasaran, Aplikasi Dengan Menggunakan SPSS. Yogyakarta: PT. Elek Media Komputindo. Setiaji, 2004. Aplikasi Dengan Menggunakan SPSS. Jakarta: PT. Elek Media Komputindo. Syafaruddin, 2001. Tentang Tujuan
parsial
juga
berpengaruh
terhadap kepuasan kerja pegawai negeri sipil Kantor Pusat Administrasi Universitas Syiah Kuala. e.
Hasil
penelitian
finansial
terhadap
faktor
parsial
juga
secara
berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai negeri sipil Kantor Pusat Administrasi Universitas Syiah Kuala Saran a. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor fisik, sosial dan finansial mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kepuasan kerja pegawai Kantor Pusat Administrasi Universitas Syiah
Kuala,
sehingga
diupayakan
oleh
karyawan
memperoleh
perlu
pimpinan
agar
fasilitas
ruangan kerja tetap terjaga dengan baik
sehingga
mempengaruhi
terhadap kepuasan kerja pegawai. b.
Rektor beserta jajaran top manajemen hendaknya lebih memotivasi para pegawai untuk dapat meningkatkan kepuasan
kerjanya
terutama
dari
faktor finansial, agar pegawai dapat mencukupi
segala
kebutuhan
hidupnya. c.
Faktor psikologis juga perlu mendapat perhatian dari pimpinan, agar pegawai yang bekerja pada kantor tersebut merasa nyaman, terutama dengan menjaga
hubungan
baik
pimpinan dengan bawahan.
antara
Volume 2, No.1, November 2012
- 50
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Penilaian Kinerja. Jakarta: Erlangga. Veithzal, R., 2004. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.
51 -
Volume 2, No. 1, November 2012