FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS Ridho arrauuf megis1, DandesRifa, SE. Msi .Ak 2, Yunilma, SE. Msi .Ak 3 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas BungHatta Email:
[email protected] ABSTRACT Largest source revenue of this country is from taxes. Taxes are used to pay for public services and national development. Extentification and intensification of business taxes is the way and the action that has been taken by the government in order to increase tax revenue. The purpose of this study was to test empirically the effect of the tax paying consciousness, knowledge and understanding of tax laws, the tax system perception effectiveness, quality of service to the taxpayer of the willingness to pay taxes. The population in this study is the personal tax payers who perform independent activities listed in STO Padang. The sampling technique was convenience sampling and the number of samples obtained by 73 samples. Data analysis technique used is multiple linear regression technique. The results showed that taxpayers awareness, knowledge and understanding of tax laws and the perception of the effectiveness of the tax system have significant effect on willingness to taxpayers. While quality of service to the taxpayer does not effect to willingness to taxpayers. Keywords : Awareness of tax, tax knowledge, perception of the effectiveness of the tax system, quality of service, willingness to taxpayers bergeser dalam beberapa dasawarsa terakhir
PENDAHULUAN Pajak merupakan penerimaan terbesar
ini. Terlebih dengan bertambahnya jumlah
negara sampai dengan dekade 2010-an, yaitu
penduduk yang semakin meningkat setiap
mencakup lebih 2/3 dari penerimaan negara.
tahunnya (Widayati dan Nurlis, 2010).
Negara
menggunakan
membiayai
pelayanan
penerimaan
untuk
publik
dan
Tingkat Kepatuhan WP Orang Pribadi dan WP Badan Tahun 2012 Wajib Pajak
pembangunan nasional. Jika dilihat dari penerimaan negara, kondisi keuangan negara tidak lagi semata-mata dari hasil penerimaan alam berupa minyak dan gas bumi, tetapi lebih berupaya untuk menjadikan pajak sebagai primadona penerimaan negara. Oleh karena
Jumlah WP yang
Yang Membayar
Aktif Bekerja
SPT
SPT
110 Juta
8,5 Juta
7,7 %
12 Juta
466 Ribu
3,6 %
WP Orang Pribadi WP Badan
Rasio
Sumber: Kompas, 2012
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa wajib pajak orang pribadi yang menyerahkan SPT-nya hanya 8,5 juta wajib pajak. Padahal,
itu, struktur penerimaan negara sudah mulai Page | 1
penduduk yang aktif bekerja ada 110 juta
berpengaruh terhadap kemauan membayar
orang. Artinya rasio SPT terhadap kelompok
pajak. Hasil penelitian ini berbeda dengan
pekerja aktif itu hanya 7,7 persen sedangkan
penelitian oleh Widayati dan Nurlis (2010),
sisanya 92,3 persen tidak menyerahkan SPT.
Sapti
Dengan kata lain memang tingkat kemauan
pengetahuan
wajib pajak kita masih belum memadai.
peraturan perpajakan berpengaruh terhadap
Dibandingkan dengan Negara Jepang jumlah
kemauan membayar pajak.
penduduk yang menjadi pembayar pajak aktif
(2011)
yang
menunjukkan
dan
pemahaman
Penelitian
yang
bahwa tentang
dilakukan
oleh
bisa mencapai lebih dari 50 persen. Sementara
Pancawati dan Nila (2011) menunjukkan
itu untuk badan usaha hanya 466.000 badan
bahwa efektifitas sistem perpajakan tidak
yang menyerahkan SPT. Padahal, badan yang
berpengaruh terhadap kemauan membayar
berdominisili tetap dan aktif ada lebih dari 12
pajak. Penelitian ini didukung oleh penelitian
juta badan. Dengan kata lain, keputusan wajib
Widayati dan Nurlis (2010) dan Sapti (2011).
pajak badan relatif rendah karena jumlahnya
Hasil
hanya 3,6 persen yang menyerahkan SPT,
Setyonugroho
sedangkan
bahwa
sisanya
96,4
persen
tidak
menyerahkan SPT.
ini
berbeda
dengan
(2012)
efektifitas
yang
penelitian
menunjukkan
sistem
perpajakan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap
Kemauan membayar pajak yang timbul
kemauan membayar pajak.
pada wajib pajak juga sangat diperlukan.
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Pertanyaannya, sampai sejauh mana wajib
Pancawati dan Nila (2011) menunjukkan
pajak akan mematuhi peraturan perundang-
bahwa kualitas layanan berpengaruh positif
undangan perpajakan? Kemauan membayar
terhadap kemauan membayar pajak. Penelitian
merupakan suatu nilai dimana seseorang rela
ini didukung oleh penelitian Jatmiko (2006),
untuk
Setyonugroho (2012) dan Arum (2012).
membayar,
menukarkan
mengorbankan
sesuatu
memperoleh
Berdasarkan perbedaan hasil penelitian
barang atau jasa (Widaningrum, 2007 dalam
terdahulu mendorong penulis untuk kembali
Widayawati dan Nurlis, 2010).
meneliti bagaimana pengaruh faktor-faktor
Penelitian
untuk
atau
yang
dilakukan
oleh
yang
mempengaruhi
kemauan
membayar
Puncawati dan Nila (2011) menunjukkan
pajak bagi wajib pajak orang pribadi yang
bahwa faktor pengetahuan dan pemahaman
melakukan pekerjaan bebas untuk daerah
tentang
Padang. Penelitian ini merupakan replikasi
peraturan
perpajakan
tidak
Page | 2
dari penelitian Pancawati dan Nila (2011).
semua pengeluaran termasuk pengeluaran
Penelitian ini ditulis dengan skripsi yang
pembangunan.
berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi
Kemauan untuk Membayar Pajak Bagi
budgetair (penerimaan) dan fungsi regulerend
Wajib
(mengatur).
Pajak
Pribadi
yang
Melakukan
Menurut
Waluyo
(2011)
1) Fungsi Budgetair
Pekerjaan Bebas”.
Pajak berfungsi sebagai sumber dana Pajak
yang Mardiasmo (2011) menyatakan definisi
pajak merupakan Iuran pada kas Negara berdasarkan
undang-undang
(yang
dapat
disahkan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi),
yang
langsung
dapat
ditujukan
yang
digunakan
untuk
dan
membayar pengeluaran umum.
diperuntukkan
bagi
pembiayaan
pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Sebagai contoh: dimasukkan-nya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri. 2) Fungsi Regulerend Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi. Sebagai contoh:
Senada dengan itu, Adriani (2009)
dikenakannya pajak yang lebih tinggi terhadap
mengartikan pajak sebagai iuran pada negara
minuman keras, dapat ditekan. Demikian pula
(yang dapat dipaksakan) yang tertuang oleh
terhadap barang mewah.
yang wajib membayarnya menurut peraturanperaturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang
gunanya
adalah
untuk
membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan.
dalam
pembangunan
Tahun 2008, subjek pajak dikelompokkan sebagai berikut: 1. Orang Pribadi 2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu
3. Badan
Pajak mempunyai peranan yang sangat
khususnya
Berdasarkan Pasal 2 ayat 1 UU No. 36
kesatuan menggantikan yang berhak. Fungsi Pajak
penting
Subjek Pajak Penghasilan
di
kehidupan dalam
karena
pajak
4. Bentuk Usaha Tetap
bernegara, Subjek
pelaksanaan merupakan
sumber pendapatan Negara untuk membiayai
pajak
penghasilan
dikelompokkan menjadi subjek pajak dalam negeri
dan
subjek
pajak
luar
negeri. Page | 3
Pengelompokkan tersebut diatur dalam Pasal 2
memperoleh
ayat 2 UU No. 36 Tahun 2008.
Indonesia.
1.
dari
Subjek Pajak Dalam Negeri, adalah: a. Orang pribadi yang bertempat tinggal
Objek Pajak Penghasilan Dilihat dari mengalirnya tambahan
di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam
kemampuan ekonomis kepada wajib pajak penghasilan dapat dikelompokkan menjadi: 1. Penghasilan
jangka waktu 12 (dua belas) bulan. b. Badan yang didirikan atau bertempat
dari
perpajakan
dalam
hubungan kerja dan pekerjaan bebas seperti gaji, honorarium, penghasilan dan
kedudukan di Indonesia, c. Warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan menggantikan yang
praktik dokter, notaris, aktuaris, akuntan, pengacara, dan sebagainya. 2. Penghasilan dari usaha kegiatan.
berhak. 2.
penghasilan
3. Penghasilan dari modal, yang berupa harta
Subjek Pajak Luar Negeri, adalah : a. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12
bergerak, seperti bunga, dividen, royalti, sewa dan keuntungan penjualan harta atau hak yang tidak dipergunakan untuk usaha. 4. Penghasilan lain-lain, seperti pembebasan utang dan hadiah.
bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di
Wajib Pajak
Indonesia, yang menjalankan usaha atau
melakukan
kegiatan
melalui
bentuk usaha tetap di Indonesia.
Menurut Pasal 1 UU No. 28 Tahun 2007 mengartikan wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran
b. Orang pribadi yang tidak bertempat
pajak, pemotongan pajak, dan pemungut pajak
tinggal di Indonesia, orang pribadi
yang
mempunyai
hak
dan
kewajiban
yang berada di Indonesia tidak lebih
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
dari 183 hari dalam jangka 12 bulan,
perundang-undangan perpajakan.
dan badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat
kedudukan
di
Indonesia, yang dapat menerima atau
Kemauan Membayar Pajak Konsep kemauan membayar pajak (willingness to pay tax) diartikan suatu nilai
Page | 4
yang rela dikontribusikan oleh seseorang
pajak dalam memahami peraturan perpajakan
(yang ditetapkan dengan peraturan) digunakan
yang telah ada. Wajib pajak yang tidak
untuk membiayai pengeluaran umum Negara
memahami peraturan perpajakan secara jelas
dengan
timbal
cenderung akan menjadi wajib pajak yang
(kontraprestasi) secara langsung (Vanessa dan
tidak taat. Jelas bahwa semakin paham wajib
Hari, 2009).
pajak terhadap peraturan perpajakan, maka
tidak
mendapat
jasa
Beberapa faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini
semakin paham pula wajib pajak terhadap
yang kemungkinan
sanksi yang akan diterima bila melalaikan
mempengaruhi kemauan membayar pajak
kewajiban perpajakan mereka. Dimana wajib
wajib pajak orang pribadi, yaitu
pajak yang benar-benar paham, meraka akan tau sanksi administrasi dan sanksi pidana
1. Kesadaran Membayar Pajak Kesadaran memahami
merupakan
realitas
dan
sehubungan
unsur
dalam
bagaimana
yang
oleh
dan
NPWP
(Pancawati dan Nila, 2011). 3.
Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan
manusia
Pancawati dan Nila (2011) menyatakan
kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa
persepsi dapat dinyatakan sebagai suatu proses
silam,
pengorganisasian,
dan
dimiliki
SPT
cara
bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Kesadaran
dengan
kemungkinan
masa
depan.
(Widayati dan Nurlis, 2010). Kesadaran yang
terhadap
tinggi itu sendiri muncul tidak lain berasal dari
individu sehingga merupakan suatu yang
adanya
Apabila
berarti dan merupakan aktifitas integrated
kesadaran wajib pajak tinggi yang datang dari
dalam diri individu. Sedangkan efektifitas
motivasi
maka
memiliki pengertian suatu pengukuran yang
kemauan untuk membayar pajakpun akan
menyatakan seberapa jauh target (kualitas,
tinggi dan pendapatan Negara dari pajak akan
kuantitas, dan waktu) telah tercapai.
motivasi
untuk
wajib
pajak.
membayar
pajak,
stimulus
penginterprestasian oleh
organisasi
atau
meningkat. 4. 2. Pengetahuan dan Pemahaman Tentang
Menurut Pancawati dan Nila (2011)
Peraturan Perpajakan Pemahaman
wajib
Kualitas Layanan Terhadap Wajib Pajak
pajak
terhadap
peraturan perpajakan adalah cara wajib
Pelayanan adalah cara melayani (membantu mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang). Secara sederhana Page | 5
definisi kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang
berhubungan
manusia,
proses,
dengan dan
produk,
lingkungan
jasa
Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Terhadap Kemauan Membayar Pajak
yang Utami
(2012)
menunjukkan
bahwa
memenuhi atau melebihi harapan pihak yang menginginkannya.
hasil
penelitiannya
pengetahuan
dan
pemahaman berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak.
Pengembangan Hipotesis Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Pribadi Terhadap Kemauan Membayar Pajak Pancawati dan Nila (2011) hasil
Pancawati dan Nila (2011) hasil penelitiannya pemahaman
menunjukkan peraturan
bahwa
perpajakan
tidak
penelitiannya menunjukkan bahwa kesadaran
berpengaruh terhadap kemauan membayar
membayar
pajak. Semakin tinggi pemahaman wajib pajak
kemauan
pajak
berpengaruh
membayar
ini
terhadap peraturan perpajakan maka akan
menunjukkan bahwa semakin tinggi kesadaran
semakin tinggi pula kemauan wajib pajak
yang dimiliki wajib pajak maka akan semakin
dalam membayar pajak. Berdasarkan hal
meningkat kemauan membayar pajak.
tersebut, dapat dirumuskan hipotesis sebagai
Arum
(2012)
pajak.
terhadap
hasil
Hal
penelitiannya
menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
berikut: H2 : Pengetahuan dan pemahan tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.
terhadap kemauan membayar pajak. Semakin tinggi kesadaran membayar pajak maka akan semakin tinggi pula kemauan wajib pajak
Pengaruh Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan Terhadap Kemauan Membayar Pajak
dalam membayar pajak. Berdasarkan hal tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1 : Kesadaran Wajib Pajak dalam membayar pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.
Fikriningrum
(2012)
hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa efektifitas sistem
perpajakan
mempunyai
pengaruh
terhadap kemauan membayar pajak. Semakin baik persepsi atas efektifitas sistem perpajakan maka akan semakin tinggi kemauan membayar pajak.
Page | 6
Puncawati menunjukkan perpajakan
dan
bahwa tidak
Nila
(2011)
efektifitas
sistem
berpengaruh
H4 : Kualitas layanan terhadap Wajib Pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.
terhadap
kemauan membayar pajak. Berdasarkan hal tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah wajib
berikut: H3 : Persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Pengaruh Kualitas Layanan Wajib Pajak Terhadap Membayar Pajak
Terhadap Kemauan
pajak pribadi yang melakukan pekerjaan bebas yang sudah terdaftar di KPP Padang. Sampel dalam penelitian ini adalah wajib pajak pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Penentuan jumlah sampel penelitian berdasarkan pernyataan Roscoe (1975) dalam
Pancawati dan Nila (2011) melakukan
Sekaran (2011) yang menyatakan bahwa
penelitian yang berjudul faktor-faktor yang
jumlah sampel yang memadai untuk penelitian
mempengaruhi kemauan membayar pajak.
adalah berkisar antara 30 sampai 300. Teknik
Hasil
bahwa
sampling yang digunakan dalam penelitian ini
kualitas layanan berpengaruh dan signifikan
adalah convinience sampling yaitu sampel
terhadap kemauan membayar pajak. Semakin
diambil berdasarkan kemudahan. Dimana
baik tingkat pelayanan yang diberikan fiskus
bagian populasi yang dijadikan sampel adalah
terhadap wajib pajak maka akan semakin
yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
tinggi pula kemauan membayar pajak.
1. Wajib pajak orang pribadi terdaftar di
penelitiannya
Arum menunjukkan
(2012) bahwa
menunjukkan
hasil
penelitiannya
kualitas
layanan
berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Semakin bagus kualitas layanan yang diberikan maka akan semakin tinggi kemauan
kantor Pelayanan Pajak Padang. 2. Wajib pajak orang pribadi yang memiliki NPWP. 3. Wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas.
wajib pajak dalam membayar pajak. Jadi dapat Sumber Data dan Jenis Data
disimpulkan
bahwa
kualitas
layanan
berpengaruh
positif
terhadap
kemauan
Data yang digunakan dalam penelitian
membayar pajak. Berdasarkan hal tersebut,
ini adalah data primer yang mana sumber
maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
penelitian
yang diperoleh langsung dari
sumber asli. Data primer diperoleh melalui Page | 7
kuesioner yang diserahkan kepada responden.
dependen, baik secara positif maupun secara
Jawaban dari kuesioner akan diolah dan diuji
negatif. (Sekaran, 2011). Pada penelitian ini,
untuk memperoleh hasil penelitian.
secara umum
Pada
penelitian
ini
penyebaran
variabel
independen
yang
digunakan adalah sebagai berikut:
kuesioner dilakukan dengan cara langsung Kesadaran Membayar Pajak
kepada responden.
Kesadaran wajib pajak adalah suatu Definisi Operasional Variabel
dan
Pengukuran
Variabel dalam penelitian ini terlebih dahulu
dikelompokkan
independen
dan
menjadi
variabel
variabel dependen
pengukuran variabel dalam penelitian ini
kondisi dimana wajib pajak mengetahui, memahami
dan
melaksanakan
perpajakan
yang
berlaku
sukarela
dan
ketentuan
dengan
benar,
bersungguh-sungguh
untuk
memenuhi kewajiban pajaknya (Fikriningrum, 2012).
dilakukan dengan tujuan agar hipotesis yang
Kesadaran membayar pajak dalam
diajukan dapat diuji dan pertanyaan penelitian
penelitian ini diukur menggunakan indikator
dapat dijawab dengan baik.
yang merupakan replikasi dari kuesioner penelitian Pancawati dan Nila (2011). Untuk
Variabel Dependen
mengukur kesadaran membayar pajak yang
Variabel dependen merupakan variabel yang mendapatkan pengaruh dari variabel
terdiri dari 6 item pertanyaan maka digunakan skala Likert 5 point.
independen (Sekaran, 2011) yang menjadi variabel dependen pada penelitian ini adalah Kemauan membayar pajak ini diukur dengan menggunakan
indikator
yang
Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan
merupakan
Merupakan proses perubahan sikap
replikasi dari kuesioner penelitian Pancawati
dan tata laku seseorang wajib pajak atau
dan Nila (2011) yang terdiri dari 5 item
sekelompok wajib pajak dalam mendewasakan
pertanyaan maka digunakan skala Likert 5
manusia
point.
pelatihan (Pancawati dan Nila, 2011).
melalui
upaya
Pengetahuan Variabel Independen Variabel independen adalah variabel
perpajakan
dalam
menggunakan
pengajaran
akan penelitian
indikator
yang
dan
peraturan ini
diukur
merupakan
yang memberikan pengaruh kepada variabel Page | 8
replikasi dari kuesioner penelitian Pancawati
(2011) yang terdiri dari 5 item pertanyaan
dan Nila (2011).
maka digunakan skala Likert 5 point.
Pemahaman
wajib
pajak
terhadap
Kualitas Layanan Terhadap Wajib Pajak
peraturan perpajakan merupakan cara wajib
Merupakan cara petugas pajak atau
pajak dalam memahami peraturan perpajakan
fiskus
yang telah ada (Pancawati dan Nila, 2011).
menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan
Pemahaman akan peraturan perpajakan dalam
seseorang yang dalam hal ini wajib pajak
penelitian ini diukur menggunakan indikator
(Jatmiko, 2006).
yang merupakan replikasi dari kuesioner penelitian Pancawati dan Nila (2011).
dalam
membantu
mengurus
atau
Kualitas layanan terhadap wajib pajak dalam penelitian ini diukur menggunakan
Untuk mengukur pengetahuan dan
indikator yang merupakan replikasi dari
pemahaman tentang peraturan perpajakan
kuesioner penelitian Pancawati dan Nila
yang terdiri dari 7 item pertanyaan maka
(2011) yang terdiri dari 5 item pertanyaan
digunakan skala Likert 5 point.
maka digunakan skala Likert 5 point.
Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Persepsi merupakan proses aktifitas seseorang
dalam
kesan,
Data yang digunakan dalam penelitian
mehamami,
ini adalah data primer yang diberikan berupa
yang
kuesioner kepada wajib pajak badan yang
memungkinkan situasi, peristiwa yang dapat
terdaftar di KPP Pratama Padang. Dengan
memberikan kesan perilaku yang positif atau
jumlah kuisioner yang disebarkan sebanyak
negatif (Robbins, 1996) dalam Fikriningrum
100 lembar, jumlah kuisioner yang kembali
(2012)
sebanyak 73 lembar.
penilaian,
memberikan
pendapat,
mengorganisir,
menafsirkan
sedangkan
pengertian
suatu
efektifitas pengukuran
memiliki yang
menyatakan seberapa jauh target (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah tercapai.
Uji Instrumen Data Sebelum
melakukan
pengujian
Persepsi efektifitas sistem perpajakan
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian
dalam penelitian ini diukur menggunakan
instrumen dari item-item pertanyaan yang
indikator yang merupakan replikasi dari
digunakan untuk mengukur masing-masing
kuesioner penelitian Pancawati dan Nila
Page | 9
variabel. Proses pengujian instrumen data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
Hasil pengujian validitas terhadap instrumen pemahaman
pajak
peraturan
factor loading terendah
Tabel 1 Hasil Pengujian Validitas Kemauan membayar
akan
pengetahuan
dan
perpajakan
dengan 7 item pertanyaan yang valid dengan
Uji Validitas
Variabel
variabel
KMO
Factor loading
0,606
0,676-0,904
sebesar 0,518
sedangkan faktor loading tertinggi sebesar Ket
0,877, dengan nilai KMO (Kaiser Meyer Olkin
valid
) sebesar 0,505. Berdasarkan hasil pengujian
Kesadaran membayar pajak (X1)
0,663
0,548-0,958
valid
0,505
0,518-0,877
valid
0,696
0,511-0,806
valid
0,536
0,502-0,879
valid
Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan (X2) Persepsi atas efektivitas sistem perpajakan (X3)
dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh valid. Hasil pengujian validitas terhadap instrumen variabel persepsi yang baik atas
Kualitas layanan terhadap wajib pajak (X4)
pertanyaan yang valid dengan factor loading Berdasarkan tabel 1 diatas terlihat
bahwa hasil pengujian validitas terhadap instrumen variabel kemauan membayar pajak dengan 5 item pertanyaan yang valid dengan factor
efektivitas sistem perpajakan dengan 5 item
loading
terendah
sebesar
0,676
sedangkan factor loading tertinggi sebesar 0,904, dengan nilai KMO (Kaiser Meyer Olkin
) sebesar 0,606. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh valid. Kesadaran membayar pajak dengan 6 item pertanyaan yang valid dengan factor loading terendah sebesar 0,548 sedangkan
terendah sebesar 0,511 sedangkan faktor loading tertinggi sebesar 0,806, dengan nilai KMO (Kaiser Meyer Olkin ) sebesar 0,696. Berdasarkan
hasil
pengujian
dapat
disimpulkan bahwa data yang diperoleh valid. Hasil pengujian validitas variabel kualitas layanan terhadap wajib pajak dengan 5 item pertanyaan yang valid dengan factor loading terendah sebesar 0,502 sedangkan faktor loading tertinggi sebesar 0,879, dengan nilai KMO (Kaiser Meyer Olkin ) sebesar 0,536. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh valid.
faktor loading tertinggi sebesar 0,958, dengan nilai KMO (Kaiser Meyer Olkin ) sebesar 0,663. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh valid. Page | 10
Dari tabel 3 diatas dapat dilihat
Hasil Uji Reliabilitas Tabel 2
dengan jelas, dari hasil normalitas tersebut,
Hasil Pengujian Reliabilitas
variabel kesadaran membayar pajak (X1),
Variabel
Cronbach’s Alpha
Kemauan membayar pajak (Y) Kesadaran Membayar pajak (X1)
Keterangan
0,617
Reliabel
0,632
Reliabel
pengetahuan dan pemahaman akan peraturan perpajakan (X2), persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan (X3), Kualitas
Pengetahuan dan pemahaman Tentang
0,523
Peraturan Perpajakan
Reliabel
layanan terhadap wajib pajak (X4), dan
(X2)
kemauan membayar pajak (Y), semuanya
Persepsi efektivitas sistem perpajakan
0,675
Reliabel
0,546
Reliabel
(X3) Kualitas layanan terhadap wajib pajak (X4)
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2014
variabel
yang
dari 0,05. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel kesadaran membayar pajak
Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa seluruh
memiliki nilai Asymp. Sig. (2-tailed) besar
digunakan
dalam
(X1), pengetahuan dan pemahaman akan peraturan perpajakan (X2), persepsi yang baik
penelitian ini memiliki cronbach alpha diatas
atas
0,50 sehingga dapat disimpulkan bahwa
Kualitas layanan terhadap wajib pajak (X4),
seluruh variabel penelitian yang digunakan
dan kemauan membayar pajak (Y) dalam
memiliki tingkat kehandalan yang tinggi
penelitian ini berdistribusi normal, dengan
sehingga layak untuk terus digunakan dalam
demikian
tahapan pengujian hipotesis.
berdistribusi normal telah dipenuhi.
Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Multikolinearitas
Hasil Pengujian Normalitas Data
Kemauan membayar pajak (Y) Kesadaran Membayar pajak (X1) Pengetahuan dan pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan (X2) Persepsi efektivitas sistem perpajakan (X3) Kualitas layanan terhadap wajib pajak (X4)
sistem
asumsi
perpajakan
klasik
Asymp Sig (2-tailed) 0,082 0,062
Kesimpulan
0,068
Normal
tentang
data
Variabel Penelitian
Tolerance
VIF
Ket
Kesadaran Membayar
0,831
1,203
Tidak
pajak (X1) Normal Normal
Pengetahuan dan
terjadi 0,908
1,101
pemahaman Tentang
0,062
Normal
0,068
Normal
Tidak terjadi
Peraturan Perpajakan (X2) Persepsi efektivitas sistem
0,899
1,112
perpajakan (X3) Kualitas layanan terhadap
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2014
(X3),
Tabel 4 Hasil Pengujian Multikolinearitas
Tabel 3 Hasil Pengujian Normalitas Variabel
efektifitas
Tidak terjadi
0,848
1,179
wajib pajak (X4)
Tidak terjadi
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2014
Page | 11
Pada tabel 4 terlihat bahwa masingmasing variabel independen yang digunakan
pengaruhnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
telah memiliki nilai tolerance diatas 0,10. Sedangkan nilai Variance Influence Factor
Tabel 5 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
(VIF) dibawah 10 sehingga dapat disimpulkan Model
bahwa kemampuan membayar dan kemauan membayar
telah
terbebas
multikolinearitas
dari
sehingga
gejala tahapan
pengolahan data lebih lanjut dapat segera
R
R Square
.622a
1
Adjusted R Square
.387
.350
Std. Error of The Estimate 1.60679
a. Predictors: (Constant), tx4, tx3, tx2, tx1, Sumber: Data Primer yang Diolah, 2014
Dari tabel 5 diatas, diketahui angka R2 didapat sebesar 0,387 atau 38,7% artinya
dilaksanakan.
bahwa uji determinasi (R2) variabel kesadaran Hasil Pengujian Hipotesis
membayar pajak (X1), pengetahuan dan
Hipotesis dalam penelitian ini diuji
pemahaman akan peraturan perpajakan (X2),
dengan menggunakan analisis regresi linier
persepsi yang baik atas efektifitas sistem
berganda
dengan
perpajakan (X3), kualitas layanan terhadap
bantuan SPSS untuk menguji pengaruh antara
wajib pajak (X4), dan kemauan membayar
variabel
pajak (Y) sebesar 38,7%. Sedangkan sisanya
(multiple
regression)
independen
dengan
variabel
dependen sebagai berikut:
61,3% lagi dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji
koefisien
determinasi
(
R 2)
bertujuan untuk melihat besarnya pengaruh variabel
independen
dependen. Nilai R mendekati
0
2
terhadap
Hasil Uji F Sebelum
dilakukan
pengujian
variabel
hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian
berkisar 0-1, semakin
F statistik. Menurut Ghozali (2011) uji F
maka
semakin
lemah
statistik adalah uji yang digunakan untuk
pengaruhnya, sedangkan apabila semakin
mengetahui pengaruh variabel independen
mendekati 1 semakin kuat pengaruhnya. Hasil
terhadap variabel dependen secara simultan.
2
analisis dengan menggunakan R berkisar dari
Pengujian F statistik juga dilakukan untuk
0-1, semakin mendekati 0 maka semakin
menguji kelayakan model. Berdasarkan hasil
lemah
pengolahan
semakin
pengaruhnya, mendekati
sedangkan 1
semakin
apabila kuat
data
yang
telah
dilakukan
diperoleh ringkasan hasil seperti terlihat pada tabel 6 dibawah ini: Page | 12
wajib
Tabel 6
maka
Sum of Squeres
Df
Mean
F
Sig.
10.710
.000a
Square Regression
110.605
4
27.651
Residual
175.560
68
2.582
Total
286.164
72
dilakukan
mengetahui
F
apakah
pengujian
t-statistik.
dilakukan diperoleh ringkasan hasil seperti yang terlihat dibawah ini: Tabel 7 Hasil Pengujian t
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2014
uji
mempengaruhi
Berdasarkan proses analisis data yang telah
a. Predictors: (Constant), tx4, tx3, tx2, tx1, b. Dependent Variable: ty
Hasil
(X4),dapat
kemauan membayar pajak (Y) secara parsial
Hasil Pengujian F Model
pajak
Variabel
digunakan variabel
untuk
independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel
Konstanta Kesadaran membayar pajak (X1)
Koefisien
alpha
t-sig
0,781
0.05
.850
0,254
0.05
.087*
0.314
0.05
.000
.0.382
0.05
.004
-0.121
0.05
.407
regresi
didapat nilai signifikan kemauan membayar pajak
sebesar
0,00
sedangkan
tingkat
kepercayaan yang digunakan adalah 5 % ( 0,05). Dengan demikian nilai signifikansi sebesar 0,00 < 0,05, maka dapat disimpulkan
H1 Diterima
Pengetahuan dan pemahama tentang
dependen secara simultan. Pada tabel 6
ket
peraturan
H2 Diterima
perpajakan (X2) Persepsi atas efektifitas sistem perpajakan (X3) kualitas layanan terhadap wajib pajak (X4)
H3 Diterima H4 Ditolak
*) Signifikan pada level α = 10% Sumber: Data Primer yang Diolah, 2014
bahwa variabel kesadaran membayar pajak
Dari tabel 7 terlihat bahwa variabel
(X1), pengetahuan dan pemahaman akan
penelitian yang digunakan memiliki koefisien
peraturan perpajakan (X2), persepsi yang baik
regresi yang dapat dibuat kedalam persamaan
atas efektifitas sistem perpajakan (X3),
regresi linear berganda seperti yang terlihat
kualitas layanan terhadap wajib pajak (X4),
dibawah ini:
dapat mempengaruhi kemauan membayar
Y= 0,781 + 0.254X1 + 0.314X2 +0.382X3 - 0.121X4
pajak (Y). Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji
Hasil Uji t Untuk
membuktikan
pengaruh
secara empiris pengaruh variabel independen
kesadaran membayar pajak (X1), pengetahuan
yaitu
kesadaran
membayar
pajak,
dan pemahaman akan peraturan perpajakan
pengetahuan dan pemahaman akan peraturan
(X2), persepsi yang baik atas efektifitas sistem
perpajakan, persepsi atas efektivitas sistem
perpajakan (X3), kualitas layanan terhadap
perpajakan, kualitas layanan terhadap wajib Page | 13
pajak, dan terhadap variabel dependen yaitu
kuesioner disebarkan lebih banyak sehingga
kemauan membayar pajak badan . Penelitian
dapat mengantisipasi kemungkinan sedikitnya
ini dilakukan
kuesioner yang dapat diolah. Untuk penelitian
terhadap 73 responden dari
beberapa wajib pajak badan yang terdaftar di
selanjutnya
diharapkan
dapat
menambah
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang.
beberapa variabel yang mungkin berpengaruh
Hasil penelitian menunjukan dari 4 variabel
terhadap kemauan membayar wajib pajak.
yang diteliti, adanya 3 variabel terbukti yang
misalnya tingkat kepercayaan terhadap sistem
berpengaruh signifikan terhadap kemauan
pemerintahan dan hukum. Diharapkan model
membayar pajak yaitu kesadaran membayar
penelitian selanjutnya akan menjadi lebih baik
pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang
dari penelitian ini.
peraturan perpajakan dan presepsi efektifitas sistem perpajakan, sedangkan 1 variabel lainya meliputi kualitas layanan terhadap wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Saran
DAFTAR PUSTAKA Arum,
Harjanti Puspa, 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas. Skripsi. Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang.
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis maka diajukan beberapa saran yang dapat memberikan manfaat positif bagi peneliti selanjutnya. Diharapkan memperluas
untuk
penelitian
sampel
selanjutnya
penelitian
atau
menggunakan sampel yang lebih banyak atau yang lebih luas cakupannya sehingga dapat mewakili lebih banyak dari populasi yang dapat digeneralisasi. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk memastikan respoden yang akan dipilih benar-benar tepat untuk dijadikan sebagai sampel, agar hasil penelitian yang didapat lebih akurat dan dalam penyebaran
Fikriningrum, Winda Kurnia, 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wajib Pajak Prang Pribadi dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak. Skripsi SI. Universitas Diponegoro, Semarang. Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Jatmiko, Agus Nugroho, 2006. Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak: Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang. Strata 2. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro, Semarang.
Page | 14
Monica Dian Anggraeni, 2011. Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Perpajakan Sunset Policy Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang. Pancawati dan Nila, 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak. Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan. Volume 3 No. 1. Resmi, Siti, 2013. Perpajakan: Teori dan Kasus. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta. Sapti, Agus dan Umi, 2011, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas. Simposium Nasional Akuntansi ke 14. Purwokerto. Sekaran, Uma, 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta. Setyonugroho, Hariyadi, 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan untuk Membayar Pajak pada Wajib Pajak orang Pribadi di KPP Pratama Surabaya Tegalsari. Artikel Ilmiah. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Surabaya.
KPP Pratama Serang. Makalah Simposium Nasional Akuntansi 12, Serang. Vanessa Tantiana dan Priyo Hari, 2009. Dampak Sunset Policy Terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak. Makalah Simposium Nasional Indonesia Perpajakan II. Waluyo, 2011. Perpajakan Indonesia. Buku Satu Edisi Empat, Salemba Empat, Jakarta. Fakultas Ekonomi. Universitas Udayana. Widayawati dan Nurlis, 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas pada KPP Pratama Gambir Tiga. Makalah Simposium Nasional Akuntansi 13, Purwokerto. www.pajakpribadi.com diakses 5 Mei 2013. www.kompas.com diakses 8 Desember 2012.
Suandy, Erly, 2011. Perencanaan Perpajakan. Edisi Keenam, Salemba Empat, Jakarta. Supadmi, Ni Luh, 2006. Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas Layanan. Fakultas Ekonomi. Universitas Bung Udayana. Utami, Andi dan Ayu, 2011. Pengaruh Faktorfaktor Eksternal Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak di Lingkungan Page | 15