FAKTOR-FAKTOR
YANG
BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN
MALARIA
DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO TAHUN 2014 Sri Wahyunigtyas Syahrain*Nova H. Kapantow,*Woodford B.S.Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian. Tahun 2013 Kota Manado menempati urutan ke-4 di Provinsi Sulawesi Utara dengan kasus malaria positif berjumlah 269 kasus. Kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Tuminting meningkat pada tahun 2013 dengan adanya 52 kasus malaria positif. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado. Penelitian ini adalah observational analitik dengan desain studi kasus dan kontrol. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling. Sampel penelitian ini berjumlah 72 responden terdiri dari 36 responden kelompok kasus dan 36 responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner serta analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Chi Square α = 5% CI= 95% dengan menggunakan SPSS versi 20. Responden yang menggunakan kelambu yaitu 30 orang (51,7%), sedangkan yang tidak menggunakan kelambu yaitu 42 orang ( 58,3%) dengan nilai (p = 0,001;OR=5,5;CI = 1,958-15,44 ). Responden yang memakai obat anti nyamuk yaitu 33 orang (45,8%) dan yang tidak memakai obat anti nyamuk 39 orang (54,2%) dengan nilai (p = 0,000; OR=6;CI = 2,154-16,712). Untuk aktivitas keluar malam hari yaitu yang sering keluar malam yakni sama 36 orang (50%) dengan nilai p= 0,157. Terdapat hubungan antara pengguna kelambu dengan (OR=5,5) dan pengguna obat anti nyamuk (OR=6). Tetapi tidak ada hubungan antara aktivitas keluar malam dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Tuminting. Kata Kunci :
Faktor-faktor kejadian malaria
ABSTRACT Malaria is a public health problem that can lead to death . In 2013 the city of Manado ranks 4th in North Sulawesi Province with a positive malaria cases amounted to 269 cases . The incidence of malaria in Community Health Center Tuminting Manado increased in 2013 with the 52 positive cases of malaria . The purpose of this study was to analyze factors associated with the incidence of malaria in Community Health Center Tuminting Manado. This research is an observational analytic case study design and control . The sampling method is purposive sampling . Sample size was 72 respondents consisted of 36 respondents case group and 36 respondents . Retrieving data using questionnaires and univariate and bivariate analysis using Chi Square test α = 5 % CI = 95 % by using SPSS version 20 . Respondents who use nets that 30 people ( 51.7 % ) , while those not using bed nets that 42 people ( 58.3 % ) with the value ( p = 0.001 ; OR = 5.5 ; CI = 1.958 to 15.44 ) . Respondents were taking anti mosquito that 33 people ( 45.8 % ) and were not taking anti mosquito 39 people ( 54.2 % ) with the value ( p = 0.000 ; OR = 6 ; CI = 2.154 to 16.712 ) . For a night out activities which are often going out at night that 36 people ( 50 % ) , with p = 0.157 . There is a relationship between the user nets ( OR = 5.5 ) and antimosquito users ( OR = 6 ) . But there is no relationship between the activity of a night out with the incidence of malaria in Community Health Center Tuminting Manado. Keywords : Factors malaria incidence
(253,4‰), NTT (117,5‰), Maluku Utara
PENDAHULUAN Malaria adalah salah satu penyakit
(103,2‰),
Kepulauan
Bangka
Belitung
masalah
(91,9‰), Maluku (76,5‰), Sulawesi Utara
kesehatan di dunia. Setiap tahun, lebih dari 500
(61,7‰), Bengkulu (56,7‰), Sulawesi Barat
juta manusia terinfeksi malaria dan lebih dari 1
(56,0‰), Kalimantan Barat (53,1‰), dan
juta diantaranya meninggal dunia. Kasus
Jambi (52,2‰). Besarnya angka Kasus Baru
terbanyak berada di Afrika namun juga
malaria di kawasan Luar Jawa-Bali adalah 45,2
melanda Asia, Amerika Latin, Timur Tengah
per mil atau hampir 6 kali angka Kasus Baru
dan beberapa
Di
malaria di kawasan Jawa-Bali (7,6‰). Data
Indonesia terdapat 424 Kabupaten endemis
riskesdas tahun 2013 insiden dan prevalensi
malaria dari 576 kabupaten yang ada, dan
malaria di Sulawesi utara yakni 2,7% dan 10%.
menular
yang
masih
menjadi
bagian negara
Eropa.
diperkirakan 45% penduduk Indonesia berisiko
Penelitian
Erdinal
dkk
(2006)
tertular malaria. Malaria merupakan salah satu
menyatakan bahwa ada hubungan bermakna
penyakit
antara
yang
mempengaruhi
tingginya
tempat
perkembangbiakan
nyamuk
kematian bayi, anak balita, wanita hamil, dan
dengan kejadian malaria dengan risiko 2,8 kali
dapat menurunkan produktivitas sumber daya
lebih
manusia. (Anonim, 2010)
pemakaian kelambu dengan kejadian malaria
Faktor-faktor risiko terjadinya kejadian penyakit
malaria
epidemiologi
antara
dimana
lain
agent,
segitiga
host,
dan
malaria
malaria.
Faktor
yang bermakna dengan risiko 2,4 kali lebih besar terserang malaria. Penelitian Regina (2013) yang dilakukan
berkesinambungan
di puskesmas Silian Kabupaten Minahasa
dengan teori H.L. Blum bahwa 4 (empat)
Tenggara menyatakan bahwa ada hubungan
faktor yang dapat mempengaruhi derajat
antara penggunaan bahan anti nyamuk dengan
kesehatan dimana ini juga bias meningkatkan
nilai p= 0,019 dengan risiko 2,8 kali lebih
kejadian
besar terserang malaria.
malaria
dan
terserang
mempunyai nilai p=0,017 berarti ada hubungan
environment berperan penting dalam kejadian penyakit
besar
di
suatu
daerah yaitu
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
yang
hereditas/genetik. (Arsin,2012)
Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi
Data
Riskesdas
tahun
2010
Utara
dilakukan
di
Penelitian Rooroh Kecamatan
Kema
(2013) menyatakan juga bahwa ada
menunjukkan bahwa besarnya angka Kasus
hubungan yang bermakna antara orang yang
Baru malaria tahun 2009/2010 di seluruh
biasa keluar rumah pada malam hari dengan
Indonesia adalah 22,9 per mil. Angka Kasus
nilai p= 0,015 dengan risiko 3 kali lebih besar
Baru malaria terendah di Bali (3,4‰), tertinggi
terserang malaria
di Papua (261,5‰), diikuti Papua Barat
Keadaan
wilayah
kerja
puskesmas
Tuminting Kota Manado yang ada yakni
dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado.
rumah-rumah yang padat penduduk, belum tersedianya sistem pembuangan air limbah yang menyebabkan air-air sisa pemakaian
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan studi kasus
warga tergenang dan tidak bisa mengalir,
control
keadaan rumah yang berada di pesisir pantai
menggunakan teknik sampling nonprobabilitas
dengan keadaan pantai yang kotor dengan
yaitu purposive sampling, dalam hal ini
banyaknya sampah sehingga bisa menjadi
pengambilan sampel berdasarkan penilaian
tempat perkembang biakan nyamuk, kebiasaan
peneliti mengenai siapa saja yang pantas
masyarakat yang keluar pada malam hari yang
memenuhi persyaratan untuk dijadikan sampel.
hanya
dengan
Tempat penelitian ini yaitu wilayah kerja
tetangga dan banyak juga aktivitas masyarakat
Puskesmas Tuminting Kota Manado bulan
yang
yang
Mei-Februari tahun 2015. Populasi dalam
untuk
penelitian ini adalah penduduk wilayah kerja
untuk
sekedar
dilakukan pada
memungkinkan
nyamuk
berkumpul
malam
hari
anopheles
menggigit.
(case
control
study),
dengan
puskesmas Tuminting yang datang berobat ke
Data Provinsi Sulawesi Utara pada tahun
puskesmas selama bulan Juni tahun 2013
2013 Kota Manado menempati urutan ke-4
sampai Mei tahun 2014. Sampel dalam
dengan jumlah penduduk 434.845 penduduk
penelitian ini berjumlah 36 orang untuk sampel
dengan kasus malaria positif berjumlah 269
kasus dan 36 orang untuk sampel kontrol. Data
kasus dengan Annual Parasite Incidence (API)
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
0,62. Di puskesmas tuminting pada tahun 2012
data primer, yaitu data yang diperoleh dari
terdapat 3 kasus malaria positif. Pada tahun
responden
2013 kejadian malaria di puskesmas tuminting
menggunakan kuesioner dan data sekunder
meningkat dengan adanya 52 kasus malaria
yaitu data rekam medik pasien di puskesmas.
positif. Pada tahun 2014 sampai dengan bulan
Instrumen penelitian yang digunakan dalam
mei 2014 sudah terdapat 15 kasus malaria
penelitian
positif.
pengumpulan data yang dilakukan dalam Berdasarkan keadaan tersebut
melalui
ini
wawancara
adalah
langsung
kuesioner.
Cara
maka
penelitian ini adalah pengumpulan data primer
penelitian ini adalah untuk tentang faktor-
yang diperoleh melalui wawancara langsung
faktor yang berhubungan dengan kejadian
kepada responden. Tahap penelitian meliputi
malaria di wilayah kerja Puskesmas Tuminting
tahap persiapan dan pelaksanaan.
Kota Manado. Tujuan penelitian ini adalah
persiapan
menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
penelitian, yaitu membuat surat izin penelitian
dilakukan sebelum
Tahap
pelaksanaan
dari Fakultas Kesehatan Masyarakat yang
terlebih dahulu dilakukan editing, coding,
ditujukan kepada Kepala Puskesmas Tuminting
processing (entry data), dan cleaning.
Kota
Manado.
Tahap
pelaksanaan
pada
4. Menggunakan uji statistik Chi Square
penelitian ini dengan cara pengambilan data
dengan CI = 95% pada tingkat kesalahan
menggunakan kuesioner. Tahap pengambilan
5% (α = 0,05). Dengan ketentuan jika nilai
data menggunakan kuesioner meliputi:
p < 0,05 dikatakan ada hubungan yang
1. Permohonan izin penelitian di Kepala
bermakna dan tidak ada hubungan jika
Puskesmas Tuminting Kota Manado.
nilai p > 0,05, atau bisa dikatakan
2. Peneliti memberikan penjelasan kepada
Hipotesis
0
(H0)
ditolak
jika
nilai
orang yang bersedia menjadi sampel
probability ( p value) < α dan H0 diterima
penelitian bahwa tujuan dari pengisian
jika nilai p value > α serta melihat
kuesioner ini adalah untuk pelaksanaan
besarnya nilai Odds Ratio (OR).
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas
Kesehatan
Universitas
Sam
Masyarakat
Ratulangi
tentang
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat
“Faktor-faktor yang berhubungan dengan
Analisis
kejadian
kerja
menjelaskan
Puskesmas Tuminting Kota Manado”.
karakteristik
Selanjutnya orang yang bersedia menjadi
Analisis ini hanya menghasilkan distribusi
responden
infromed
frekuensi
memberikan
variabel.
consent,
malaria
di
wilayah
menandatangani dan
peneliti
pertanyaan dari kuesioner yang ada dan dijawab responden.
terkumpul dilakukan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti baik kasus maupun kontrol dan analisis bivariat untuk melihat antara
variabel
independen
(penggunaan kelambu, pemakaian obat anti nyamuk, dan aktivitas keluar malam hari) dengan
kejadian
malaria
selanjutnya
dilakukan analisis data secara univariat dan bivariat,
pengolahan
data
kuantitatif,
bertujuan
atau tiap
dan
untuk
mendekripsikan
variabel
persentase
penelitian.
dari
setiap
1) Karakteristik responden berdasarkan Kelompok
3. Setelah semua data yang dibutuhkan telah
hubungan
univariat
Umur,
Jenis
Kelamin,
Pendidikan, dan Pekerjaan disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik subjek penelitian berdasarkan kelompok Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Dan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado No
Variabel
1.
Umur ( Tahun) 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 Jumlah Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Sarjana Jumlah Pekerjaan Tidak bekerja Nelayan PNS Wiraswasta Buruh Lain-lain Jumlah Tempat Tinggal Tumumpa 1 Tumumpa 2 Karang Ria Maasing Sumompo Tuminting Kelurahan Islam Sindulang 1 Sindulang 2 Mahawu Jumlah
2.
3.
4.
5.
Kasus
Kontrol
Jumlah n %
n
%
n
%
3 16 6 6 4 1 36
4,2 22,2 8,3 8,3 5,6 1,4 50
3 16 6 6 4 1 36
4,2 22,2 8,3 8,3 5,6 1,4 50
6 32 12 12 8 2 72
8,4 44,4 16,7 16,7 11,1 2,8 100
17 19 36
23,6 26,4 50
17 19 36
23,6 26,4 50
34 38 72
47,2 52,8 100
1 9 9 14 3 36
1,4 12,5 12,5 19,4 4,2 50
0 5 7 19 5 36
0 6,9 9,7 26,4 6,9 50
1 14 16 33 8 72
1,4 19,4 22,2 45,8 11,1 100
13 5 4 4 4 6 36
18,1 6,9 5,6 5,6 5,6 8,3 50
13 3 6 7 1 6 36
18,1 4,2 8,3 9,7 1,4 8,3 50
26 8 10 11 5 12 72
36,2 11,1 13,9 15,3 6,9 16,7 100
4 4 2 3 5 4 4 4 3 3 36
5,6 5,6 2,8 4,2 6,9 5,6 5,6 5,6 4,2 4,2 50
4 4 2 3 5 4 4 4 3 3 36
5,6 5,6 2,8 4,2 6,9 5,6 5,6 5,6 4,2 4,2 50
8 8 4 6 10 8 8 8 6 6 72
11,1 11,1 5,6 8,3 13,9 11,1 11,1 11,1 8,3 8,3 100
Berdasarkan
distribusi
frekuensi
berjumlah 8 responden (11,1%), dan responden
responden pada kelompok umur pada tabel
yang paling sedikit berada di Karang Ria yaitu
diatas, responden paling banyak terdapat pada
berjumlah 4 responden (5,6%).
kelompok umur 21-30 tahun yaitu sebanyak 32
2. Analisis Bivariat
responden (44,4%), selanjutnya secara berturut
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua
turut responden yang berumur 31-40 dan 41-50
variabel
masing-masing
(Notoadmodjo, 2012).Uji statistika yang
sebanyak
12
responden
yang
diduga
berhubungan
(16,7%), kelompok umur 51-60 sebanyak 8
digunakan
adalah
responden (11,1%), kelompok umur 11-20
pemakaian
uji
sebanyak 6
kemudian
independent dan data yang dianalisa
responden yang paling sedikit pada kelompok
dalam bentuk kategori skala nominal.
umur 61-70 sebanyak 2 responden (2,8%).
Untuk
responden (8,3%)
Subjek menurut jenis kelamin pada
uji
ini
chi
square,
karena
sampel
menginterpretasikan
hubungan risiko pada
faktor
penelitian ini
tabel diatas adalah yang paling banyak menjadi
digunakan Odds Ratio (OR).
responden
adalah
2) Hubungan antara Variabel penelitian
perempuan sebanyak 19 responden (26,4%)
dengan kejadian malaria di wilayah
dan yang sedikit adalah laki-laki sebanyak 17
Kerja Puskesmas Tuminting Kota
responden (23,6%). Sedangkan berdasarkan
Manado
pada
penelitian
ini
tingkat pendidikan responden paling banyak yaitu SMA sebanyak 33 responden (45,8%), dan tingkat pendidikan responden paling sedikit
yaitu
tidak sekolah sebanyak 1
responden (1,4%). Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan paling banyak yaitu yang tidak bekerja sebanyak 26 responden (36,2%) dan paling
sedikit
yaitu
buruh
sebanyak
5
responden (6,9%). Karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal di mana responden terbanyak bertempat tinggal di desa Sumompo dengan jumlah 10 responden (13,9%) dan untuk yang bertempat tinggal di Tumumpa 1, Tumumpa 2, Tuminting, Sindulang Kelurahan Islam yaitu
Tabel 2. Hubungan Penggunaan Kelambu, Penggunaa Obat Anti Nyamuk, Aktivitas Keluar Malam Hari dengan Kejadian Malaria. Faktor Risiko Penggunaan Kelambu Ya Tidak Penggunaan Obat Anti Nyamuk Ya Tidak Aktivitas Keluar Malam Ya Tidak
Kejadian Penyakit Malaria Kasus Kontrol n % n %
n
%
8 28
26,7 66,7
22 14
73,3 33,3
30 42
100 100
0,001
5,5
9 27
69,2 27,3
24 12
30,8 72,7
33 39
100 100
0,000
6
21 15
41,7 58,3
15 21
58,3 41,7
36 36
100 100
0,157
Total
p value
OR
CI ( 95%) 1,95815,477
2,15416,712
malaria dengan nilai OR 2,6 (CI 95% = 1,2Berdasarkan kelambu
pada
distribusi
saat
tidur
penggunaan malam
hari
5,5) yang menyatakan responden yang tidak menggunakan kelambu memiliki risiko 2,6 kali
menunjukkan kelompok kasus dan kelompok
menderita
kontrol yang paling bamyak adalah responden
responden yang menggunakan kelambu.
yang tidak
dengan
Karakteristik subjek penelitian tentang
yang
pemakaian obat anti nyamuk pada saat tidur
menggunakan kelambu pada saatu tidur malam
malam hari yaitu paling banyak yang tidak
hari sebanyak 30 orang. Dilanjutkan dengan
menggunakan oabat anti nyamuk sebanyak 39
perhitungan menggunakan SPSS versi 20
responden, sedangkan yang menggunakan obat
diperoleh nilai p = 0,001 odds ratio (OR) 5,5
anti nyamuk sebanyak 33 responden dan
(CI=1,958-15,477)
diperoleh nilai p = 0,000 OR = 6 (CI=2,154-
42
orang,
maka
kelambu
dibandingkan
yaitu
sebanyak
menggunakan
malaria
sedangkan
dapat
dikatakan
bahwa responden yang tidak menggunakan
16,712)
kelambu pada saat tidur malam hari berisiko
responden yang tidak menggunakan obat anti
menderita
nyamuk
malaria
5,5
kali
lebih
besar
maka
berisiko
dapat
6
diaktakan
kali
lebih
bahwa
besar
dibandingkan yang menggunakan kelambu
dibandingkan orang yang menggunakan obat
pada saat tidur malam hari. Penelitian ini
anti nyamuk.Hasil penelitian ini hampir mirip
hampir sama dengan penelitian yang dilakukan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sagay
oleh Ristadeli (2013) dengan nilai probabilitas
(2013)
0,017 yang menyatakan terdapat hubungan
Minahasa Utara yang menyatakan bahwa
antara pengguna kelambu dengan kejadian
responden yang tidak sering memakai anti
di
Kecamatan
Kema
Kabupaten
nyamuk
4,189
kali
menderita
malaria
responden yang menggunakan kelambu. Ada
dibandingkan dengan responden yang selalu
hubungan antara pengguna obat anti nyamuk
menggunakan anti nyamuk. Penelitian yang
dengan kejadian malaria di wilayah kerja
dilakukan oleh Babba (2006) di wilayah kerja
Puskesmas Tuminting dimana responden yang
Puskesmas
tidak menggunakan obat anti nyamuk berisiko
Hamadi
Kota
Jayapura
mendapatkan nilai probabilitas 0,01 yang
6
menyatakan terdapat hubungan yang bermakna
dibandingkan
antara
menggunakan obat anti nyamuk. Tidak ada
penggunaan
anti
nyamuk
dengan
kali
lebih
besar dengan
menderita responden
hubungan antara
95% = 1,7-4,88) yang berarti responden yang
dengan kejadian malaria di wilayah kerja
tidak menggunakan anti nyamuk mempunyai
Puskesmas Tuminting.
resiko 2,39 kali menderita malaria dari pada
Daftar Pustaka
responden yang menggunakan anti nyamuk.
Anonim, 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Arsin,A.A.2012.Malaria Di Indonesia Tinjauan Aspek Epidemiologi. Jakarta: Masagena Press Babba, I., Hadisaputro, S.,Sawandi, S. 2006. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian malaria (studi kasus di wilayah kerja Puskesmas Hamadi Kota Jayapura) (online).(http://www.eprints.u ndip.ac.id). Di akses 7 Desember 2014. Erdinal,dkk.2006.Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di kecamatan Kampar kiritengah, kabupaten Kampar,2005/2006.Jurnal Ke sehatan (Online) Vol. 10, No. 2, hal. 6470.Didownload pada tanggal 28 April 2014. Hasyim, H.dkk.2014. Determinan Kejadian Malaria di Wilayah Endemis.Jurnal Kesehatan Masyarakat N asional Vol. 8, No. 7, Februari 2014. Di akses 7 Desember 2014 Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Panigoro, R. 2013.Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah kerja puskesmas silian kabupaten minahasa tenggara. Di download pada tanggal 28 april 2014.
responden
berdasarkan
aktivitas keluar malam hari yaitu terbagi secara merata yaitu 36 responden kelompok kasus yang pernah menderita malaria berdasarkan pemeriksaan sediaan darah yaitu hasilnya Plasmodium positif, sedangkan 36 responden kelompok kontrol yang tidak pernah menderita malaria. Hasil penelitian menggunakan uji chi square menunjukan bahwa nilai probabilitas 0,157 (p > 0,05) hasil tersebut menyatakan tidak ada hubungan bermakna antara aktivitas keluar
malam
dengan
kejadian
malaria.
Penelitian yang sama dilakukan oleh Hasyim (2014) kebiasaan keluar rumah pada malam hari tidak berhubungan bermakna dengan kasus malaria (nilai p = 0,439). Kesimpulan Ada hubungan antara pengguna kelambu dengan kejadian malaria , responden yang tidak menggunakan kelambu berisiko 5.5 kali lebih besar menderita malaria dibandingkan dengan
keluar
yang
kejadian malaria dengan nilai OR = 2,970 (CI
Distribusi
aktivitas
malaria
malam