"FACTORS AFFECTING THE IMPLEMENTATION CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) IN COMPANY IN THE REGION JABODETABEK (2010)” Mia Laksmiwati, S.E, M.M Pambuko Naryoto, S.E,M.M Dicky Arisudhana, S.E, M.M Universitas Budi Luhur
Abstract This aims of this study is to determine the factors that affect the application of factors of Corporate Social Responsibility. The study was conducted by distributing questionnaires to various companies in Jabodetabek region and produce 136 respondents. Methods of data analysis using multiple regression. The results showed that the rate Adjusted R Square of 0.85 which means 85% of the importance of corporate social responsibility can be explained by the independent variable is the pressure ofgovernment regulation,societalpressures, environmental or ganizations and the pressure of mass media. The remaining 15% being explained by other variables not studied. While the greatest influence comes from the pressure of the mass media to the adoption of Corporate Social Responsibility. Based on the results of these studies, the role of a secretary as a key public relations or corporate information center is increasingly important in the future. Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), the pressure of government regulation,societalpressures, environmental organizations and the pressure of mass media
A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Perusahaan mengejar laba memang sudah menjadi wataknya. Tetapi jika kemudian sebuah perusahaan juga ikut repot-repot melibatkan diri dalam suatu gerakan mencerdaskan bangsa melalui pemberian bantuan beasiswa, bukan berarti mereka sedang tidak butuh laba. Perusahaan tersebut justru sedang mengejar laba yang sebenarnya, yang bukan sekedar selisih positif antara modal usaha dengan hasil usahanya, tetapi citra positif di mata publik yang bisa menjamin eksistensi dan kelangsungan usahanya. Laba yang semacam inilah yang belum banyak dipahami para pemilik perusahaan dan pengelola usahanya. Jika diibaratkan seperti orang yang bersedekah, maka tidak ada ceritanya perusahaan yang menjadi bangkrut karena bersedekah. Oleh karena itu patut didukung
upaya-upaya
“sedekah” melalui
apa
dari
dunia
usaha
yang dinamakan
yang
melakukan
corporate social
responsibility (CSR). Dalam menjalankan aktivitasnya diperlukan peran strategis yang dijalankan oleh seorang sekretaris yang akan memberikan pengaruh positif terhadap performansi organisasi secara jangka panjang melalui kelancaran arus informasi baik ke dalam maupun keluar perusahaan. Menurut Kwik dan Marbun (1990:82), teori atau gagasan tanggung jawab sosial perusahaan terutama didasarkan atas pertimbangan
rasional,
bahwa
apabila
perusahaan
tidak
memperhatikan faktor yang ada disekelilingnya, mulai dari karyawan perusahaan, konsumen, lingkungan, sumber daya alam, sebagai satu kesatuan yang saling mendukung sebagai satu system, maka pada akhir nya akan mempersulit atau dalam jangka panjang akan mngakhiri eksistensi perusahaan itu sendiri.
Sedemikian
rendahnya
kepedulian
sosial
perusahaan
perusahaan di Indonesia seperti menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk diamati secara komprehensif, dan tentunya untuk dapat mengetahui pemahaman atas tanggung jawab sosial perusahaan – perusahaan di Indonesia perlu dilakukan suatu penelitian empiris yang bertujuan menjelaskan variabel – variabel yang memengaruhinya penting nya tanggung jawab sosial perusahaan berdasarkan persepsi manajemen perusahaan. Para peneliti umumnya berlandaskan kepada kerangka pemikiran konsep stakeholder misalnya penelitian Henrique dan Sadorsky (1999)
yang
(Government
pressure),
telah
menguji
Regulation), Tekanan
variabel
Tekanan
organisasi
Regulasi
(Community
masyarakat
lingkungan
Pemerintah
(Environmental
organization pressure), Tekanan media massa (Mass media pressure). Keseluruhan hasil penelitian tersebut menunjukan pengaruh positif dan secara konsisten tentang variable variable yang
mempengaruhi
pentingnya
tanggung
jawab
sosial
perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam menerapkan
program
kepeduliannya
terhadap
lingkungan
perusahaan dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan di wilayah jabodetabek tahun 2010” 2. Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian yang telah dibahas dalam latar belakang penelitian, maka dapat disusun perumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana
pengaruh
Regulation),
regulasi
terhadap
(Government
pemerintah
pentingnya
tanggung
jawab
sosial
perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance) ? b. Bagaimana
pengaruh
pressure),
tekanan
terhadap
(Community
masyarakat
pentingnya
tanggung
jawab
sosial
perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance)? c. Bagaimana
pengaruh
tekanan
organisasi
lingkungan
(Environmental organization pressure) terhadap pentingnya tanggung
jawab
sosial
perusahaan
(Corporate
Social
Responcibility Importance)? d. Bagaimana pengaruh tekanan media massa (Mass media
pressure)
terhadap
pentingnya
tanggung
jawab
sosial
perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance)? e. Bagaimana
pengaruh
Regulation), tekanan
tekanan
regulasi
pemerintah
masyarakat
organisasi lingkungan
(Government
(Community
(Environmental
pressure), organization
pressure), tekanan media massa (Mass media pressure) terhadap
pentingnya
tanggung
jawab
sosial
perusahaan
(Corporate Social Responcibility Importance) secara simultan. 3. Tinjauan Pustaka Regulasi Pemerintah Menurut Azhar Maksum dan Azizul Kholis (2003:941) regulasi pemerintah dapat dipahami sebagai bagian yang tidak dipisahkan dari lingkungan perusahaan, sebab sebagai badan pembuat peraturan (Regulator Body) pemerintah memiliki peran signifikan terhadap kebijakan yang dibuat oleh perusahaan terhadap lingkungan eksternalnya.
Beberapa contoh yang termasuk dalam regulasi pemerintah ini adalah izin operasional perusahaan, analisis dan standar dampak lingkungan, peraturan tentang tenaga kerja/perburuhan dan lainnya. Tekanan Masyarakat Menurut Azhar Maksum dan Azizul Kholis (2003:938) Kelompok Masyarakat (Community) harus diperhatikan, karena kelompok masyarakat adalah elemen yang akan mengkonsumsi hasil produksi dari suatu perusahaan. Kelompok lain yang dapat dikategorikan bagian dari masyarakat dalah institusi pendidikan yang selalu merespon secara kajian akademis jika terjadi sesuatu hal di dunia usaha terutama yang merugikan masyarakat umum demi kepentingan dan tujuan kelompok tertentu. Menurut Azhar dan Azizul (2003:941) Tekanan masyarakat saat ini memiliki peran penting bagi kelangsungan hidup perusahaan karena masyarakat baik secara individu maupun kelompok dapat mempengaruhi arah dan kebijakan sebuah organisasi perusahaan. Di Indonesia peran masyarakat yang diwakili oleh organisasi masyarakat seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengatur tentang spesifikasi halal untuk menguji produk – produk yang dihasilkan
oleh
perusahaan
dapat
dijadikan
contoh
peran
masyarakat sebagai stakeholder yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Tekanan Organisasi Lingkungan Hunt
dan
Auster
(1990)
dalam
Azhar
dan
Azizuzi
(2003:941) menyatakan organisasi lingkungan memiliki peran sebagai wadah kontrol sosial yang focus terhadap pembangunan
berkelanjutan yang memperhatikan aspek – aspek lingkungan hidup. Pada dunia Internsional GreenPeace yang sangat focus terhadap isu – isu lingkungan, sedangkan keberadaan organisasi lingkungan hidup di Indonesia di kenal dengan organisasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) lingkungan hidup. Tekanan Media Massa William
(1993)
dalam
Azhar
dan
Azizul
(2001:93)
menjelaskan media massa dalam dunia bisnis saat ini memiliki peran yang sangat dominan dalam membentuk opini masyarakat terhadap suatu aktifitas perusahaan. Moody (1995) dalam Azhar dan Azizul (2001:939) media menyediakan informasi bagi perusahaan dan dapat pula sebagai alat publikasi dan sosialisasi yang digunakan oleh perusahaan untuk dapat membangun kepercayaan (image) publik tentang aktifitas – aktifitas sosial yang dijalankan perusahaan. Pada era teknologi informasi dewasa ini media massa dalam aktifitasnya sehingga perusahaan juga harus respon terhadap perkembangan teknologi dan media massa tersebut. Secara khusus perusahaan – perusahaan tidak pernah menghindari media massa jika terjadi informasi – informasi tentang aktifitas sosial dunia bisnis, tetapi selalu menyikapi sebagai salah satu bukti bahwa perusahaan mempersepsikan peran media sangat penting dalam dunia usaha. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Menurut (The Confederation of British Industry (CBI) 2001) dalam
Wakhid
Nurrokhim
(2005:35):
Corporate
Social
Responsibility reguires companies to acknowledge that they should be publicy accountable not only for their social and
environmental record. More widely, CSR encompasses the extent to whichcompanies should promotes human rights, democracy, community improvement, and sustainable development objectives thourghout the world. Menurut (Robin and Reidenbach, 1987) dalam Wakhid Nurrokhim (2005:36) Corporate social responcibility refers to
management’s obligation to make policies, make decisions and follow courses action beyond the requirement of the law that desirable in terms of the values and objectives of society. Menurut
Darwin
(2004)
dalam
Anggraini
(2006:5),
pertanggungjawaban sosial perusahaan adalah mekanisme dari suatu
organisasi
untuk
secara
sukarela
mengintegrasikan
perhatian terhadap lingkungan dan sosial dalam opersinya dan interaksinya dengan stockholder, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum. 4. Tujuan Kajian Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti secara empiris secara melalui studi eksperimen terhadap faktor – faktor yang memengaruhi tanggung jawab sosial perusahaan yang dirinci sebagai berikut : a. Untuk mengetahui pengaruh regulasi pemerintah (Government
Regulation), terhadap pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance) ? b. Untuk mengetahui pengaruh tekanan masyarakat (Community
pressure),
terhadap
pentingnya
tanggung
jawab
sosial
perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance) ? c. Untuk mengetahui
pengaruh tekanan organisasi lingkungan
(Environmental organization pressure) terhadap pentingnya
tanggung
jawab
sosial
perusahaan
(Corporate
Social
Responcibility Importance) ? pengaruh tekanan media massa (Mass
d. Untuk mengetahui
media pressure) terhadap pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance) ? e. Untuk mengetahui pengaruh regulasi pemerintah ( Government
Regulation),
tekanan
masyarakat
(Community
pressure),
tekanan organisasi lingkungan (Environmental organization
pressure), tekanan media massa (Mass media pressure) terhadap pentingnya
tanggung jawab sosial
perusahaan
(Corporate Social Responcibility Importance) secara simultan. B. Metode Penelitian 1. Operasional Variabel Pengukuran variabel merupakan penjelasan pengertian teoritis variabel sehingga dapat diamati dan diukur dalam menganalis dibutuhkan beberapa variabel penelitian. Variabel merupakan segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan dalam penelitian yang merupakan suatu konsep yang mempunyai variasi nilai yang dapat
membedakan
atau
mengubah
nilai,
sesuai
dengan
identifikasi yang akan dikaji dan model yang disusun dalam tinjauan pustaka maka opersional variabel yang digunakan sebagai berikut: a. Variabel Independen Menurut Sugiyono (2008:39) variabel ini sering disebut variabel
stimulus, predictor, dan antecedent. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel bebas. Varibel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya
variabel
dependent (variabel variabel independen
dalam
penelitian ini terdiri dari : 1)
regulasi pemerintah (Government Regulation)
2)
tekanan masyarakat (Community pressure)
3)
tekanan
organisasi
(Environmental
lingkungan
organization pressure) tekanan media massa (Mass media pressure)
4)
b. Variabel Dependen Menurut Sugiyono (2008:39) variabel dependen yaitu suatu hasil / output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel
terikat.
Variabel
terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas yaitu tanggung jawab sosial perusahaan. 2. Prosedur Pengumpulan Data Penelitian digunakan
ini
menggunakan
untuk
mengukur
data
variabel
primer.
Data
independen
primer (regulasi
pemerintah, tekanan masyarakat, tekanan organisasi lingkungan, tekanan media massa) dan variabel dependen (tanggung jawab sosial perusahaan). Data primer diperoleh melalui survei dengan mengisi kuesioner yang
diberikan
secara
langsung
(personally
administrered
quesionarries) kepada responden yang bersangkutan. Skala yang digunakan dalam kuesioner adalah skala Ordinal atau skala Likert dengan kategori jawaban terdiri dari 5 poin atau tingkatan. 3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Penelitian ini menggunakan instrumen dalam bentuk kuesioner yang harus diuji kualita datanya melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan
suatu instrumen mewakili sesuatu yang akan diukur. Uji validitas dengan menggunakan uji korelasi. a. Uji Validitas Menurut Sugiyono (2008:121) hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Selanjutnya validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul itemTotal Statistics. Untuk menilai kevalidan masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected item-Total
Correlation pada masing-masing butir pertanyaan. Suatu pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected item. Total Correlation > dari r-tabel. Menurut Bhuono Agung Nugroho (2005:67) Nilai r-tabel dapat diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-k. nilai k merupakan jumlah butir pertanyaan dalam suatu variabel, sedangkan n adalah jumlah responden. b. Uji Reliabilitas Menurut Sugiyono (2008:121) hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.Reliabilitas
menunjukan
konsisten
menunjukan
konsistensi dan stabilitas suatu skor dari suatu instrumen pengukur. Penerapan
uji
reliabilitas
atau
keandalan
ini
dimaksudkan bahwa setelah tingkat validitas ditentukan, maka dapat dilanjutkan reliabilitas. Reliabilitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat dari hasil output SPSS pada tabel dengan judul
Reliability
Statistics.
Untuk
menilai
masing-masing
butir
pertanyaan reliabel dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha
pada masing-masing butir pertanyaan. Suatu pertanyaan dikatakan reliabel jika memiliki nilai-nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Metode Analisis Data Analisis data dilakukan secara simultan maupun parsial dengan model sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Di mana : Y
= tanggung jawab sosial perusahaan
A
= konstanta
B1-b4
=koefisien
regresi
dari
setiap
variabel
independent X1
= regulasi pemerintah
X2
= tekanan masyarakat
X3
= tekanan organisasi lingkungan
X4
= tekanan media massa
E
= Error term
C. Hasil dan Pembahasan Penyajian Data Penelitian ini mengambil sampel dari perusahaan yang ada di sekitar Jakarta, Bogor Tangerang atau biasa disingkat dengan JABODETABEK. Berdasarkan kuisioner yang disebarkan sebanyak 150
kepada
sekretaris
(responden)
yang
ada
di
berbagai
perusahaan perusahaan yang beraktivitas atau berlokasi seperti tersebut di atas, terkumpul 136 jawaban yang layak untuk diproses lebih lanjut. Data yang terkumpul ,yang diklasifikasikan dalam lima variabel penelitian yaitu : jawaban responden tentang pentingnya tanggung
sosial perusahaan (CSR), tekanan regulasi pemerintah, tekanan masyarakat, tekanan organisasi lingkungan dan tekanan media massa. Analisis Data Untuk menguji pengaruh tekanan regulasi pemerintah, tekanan masyarakat, tekanan organisasi lingkungan dan tekanan media massa terhadap pentingnya tanggung sosial perusahaan (CSR) baik secara parsial maupun simultan akan dipaparkan, hasil korelasi, determinasi dan regresinya dari variabel-variabel tersebut di atas. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan asumsi dasar yang harus dipenuhi agar model analisis regresi dapat digunakan dalam menganalisis.Adapun asumsi klasik yang diuji dalam penelitian ini meliputi : Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi adalah keadaan di mana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan yang lain yang disusun menurut runtun waktu. Model regresi yang baik ditandai dengan tidak adanya autokorelasi.Dampak yang diakibatkan dengan adanya masalah autokorelasi yaitu varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasinya. Tabel 4.1 Uji Autokorelasi Model Summary(b) M
Adjust
Std.
o
ed R
Error of
R
Squar
the
Square
e
Estimate
d el
R
Change Statistics F R Square Chang Change
e
df1
df2
Durbi Sig.
n-
F
Wats
Chan
on
ge
1
0.8
47968
9(a
0.86
0.85
,00138
1,000
60,49
)
4
131
3 a
Predictors: (Constant), Tekanan media massa, Regulasi
pemerintah,
Tekanan
lingkungan
organisasi
Tekanan
masyarakat, (a) b Dependent Variable: Y Sumber : Hasil Output SPSS Berdasarkan tabel 4.1, angka Durbin Watson yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya Autokorelasi adalah diantara angka DW di bawah -2 sampai dengan + 2. Tabel 4.2 terlihat bahwa angka DW +2,109 yang berarti ada autokorelasi negatif. Uji Multikoleniaritas Tujuan Uji Multikoleniaritas adalah untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi antara variabel bebas di mana dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya.
Model
Unstandardi zed Coefficients
,004 0 0.44 4
Std. Error 0.00 1 0.05 2
0.23 4
0.04 5
B (Constan t) Regulasi pemerint ah Tekanan masyara
Tabel 4.2 Uji Multikoleniaritas Standardi zed Coefficien ts Beta
0.291 0.110
Collinearity Statistics
t 0.28 00 2.85 23
Sig. 0.78 0 0.00 0
2.43 48
0.00 0
Toleran ce
VIF
0.330
3.03 4
0.245
4.08 4
,000
2,10 9
kat Tekanan 0.56 0.08 0.075 lingkung 0 0 an organisa si Tekanan 0.85 0.12 0.025 media 8 5 massa a. Dependent Variable : Y
2.80 41
0.00 0
0.275
3.64 2
3.83 78
0.00 0
0.087
8.12 5
Sumber : Hasil Output SPSS Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa nilai tolerance (TOL) dan VIF (Variance Inflation Factor) ,di mana nilai VIF berada di bawah 10 semua variabel penelitian kecuali variabel tekanan media massa dan nilai TOL untuk variabel penelitian selain variabel tekanan media massa memiliki nilai tidak kurang dari 0,1. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa variabel selain tekanan media massa dapat digunakan sebagai data penelitian. Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: Y
Regression Standardized Predicted Value
3
2
1
0
-1
-2
-3 -4
-2
0
2
4
Regression Standardized Residual
Gambar 4.1 Sumber : Hasil Output SPSS Pada gambar 4.1 terlihat bahwa titik titik menyebar secara acak dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka
0 pada sumbu y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi,sehingga model regresi dalam
penelitian
ini
layak
dipakai
pentingnya
tanggung
jawab
social
independen
(bebas)
yaitu
tekanan
untuk
memprediksi
berdasarkan regulasi
variabel
pemerintah,
tekanan masyarakat, tekanan organisasi lingkungan dan tekanan media massa. Uji Normalitas Menurut Duwi Priyatno (2009 : 73) uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Histogram
Dependent Variable: Y
20
Frequency
15
10
5
Mean = -1.29E-11 Std. Dev. = 0.985 N = 136
0 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: VAR00001 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
Observed Cum Prob
0.8
1.0
Gambar 4.2 dan Gambar 4.3 Dengan melihat tampilan pada gambar 4.2 dan 4.3 terlihat bahwa titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah
garis
diagonal
dan
grafik
histogram
menunjukkan pola distribusi normal dan tidak menceng. Kedua gambar
tersebu
menunjukkan
bahwa
uji
statistic
pada
penelitian ini valid. Analisis Koefisien Korelasi Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel Y (variabel bebas) dengan variabel X (variabel terikat) dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Koefisien Korelasi
Pentingnya CSR
Regulasi pemerintah
Tekanan masyarakat
Tekanan lingkungan organisasi
Pearson Correlation Sig. (1tailed) N Pearson Correlation Sig. (1tailed) N Pearson Correlation Sig. (1tailed) N Pearson Correlation
Tekanan lingkung an organisa si
Tekana n media massa ,685(* ,318(**) *)
Pentingny a CSR
Regulasi pemerint ah
Tekanan masyara kat
1
,168(*)
,429(**)
,025
,000
,000
,000
136
136
136
136
,168(*)
1
,077
,139
136 ,518(* *)
,188
,053
,000 136 ,737(* *)
,025 136
136
136
136
,429(**)
,077
1
,473(**)
,000
,188
136
136
,318(**)
,139
,000
,000
136
136
136
,473(**)
1
,741(* *)
Sig. (1,000 ,053 ,000 tailed) N 136 136 136 Tekanan Pearson ,685(**) ,518(**) ,737(**) media massa Correlation Sig. (1,000 ,000 ,000 tailed) N 136 136 136 * Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
,000 136
136
,741(**)
1
,000 136
** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). Sumber : Hasil Output SPSS Tabel 4.4. menunjukkan bahwa ada korelasi antara variabel Y dengan variabel X dan antar variabel X. Koefisien korelasi
antara
regulasi
pemerintah
dengan
pentingnya
tanggung jawab social perusahaan sebesar 0,168 yang berarti hubungan antara regulasi pemerintah dengan pentingnya tanggung jawab social perusahaan sangat lemah , searah dan signifikan.
Jika
regulasi
pemerintah
makin
kuat
maka
perusahaan akan makin mematuhinya untuk melaksanakan program CSR Koefisien korelasi antara tekanan masyarakat dengan pentingnya tanggung jawab social perusahaan sebesar 0,429 yang berarti hubungan antara tekanan masyarakat dengan pentingnya tanggung jawab social perusahaan cukup kuat , searah dan signifikan. Jika tekanan masyarakat makin kuat maka perusahaan akan makin gencar untuk melaksanakan program CSR Koefisien korelasi antara tekanan lingkungan organisasi dengan pentingnya tanggung jawab social perusahaan sebesar 0,318 yang berarti hubungan antara tekanan lingkungan organisasi
dengan
pentingnya
tanggung
jawab
social
perusahaan cukup kuat , searah dan signifikan. Jika tekanan
136
lingkungan organisasi makin kuat maka perusahaan akan makin tergerak untuk melaksanakan program CSR Koefisien korelasi antara tekanan media massa dengan pentingnya tanggung jawab social perusahaan sebesar 0,685 yang berarti hubungan antara tekanan media massa dengan pentingnya tanggung jawab social perusahaan kuat , searah dan signifikan. Jika tekanan media massa makin kuat maka perusahaan makin berusaha dengan sekuat tenaganya untuk melaksanakan program CSR,karena jika tidak maka media akan memberitakan hal hal negatif tentang perusahaan yang pada akhirnya berdampak negatif bagi perusahaan.
Analisis Koefisien Determinasi Tabel 4.5 Koefisien Determinasi Model Summary(b) Change Statistics M o d e l R
R Squ are
Adju sted R Squa re
Std. Error of the Estimat e
R Square Change
1 0.8 9(a 0.86
0.85
,00138
1,000
F Change
df1
4796860,
)
493
df2
D ur bi nW Sig. F at Chang so n e 2,
4
131
9
a Predictors: (Constant), Tekanan media massa, Regulasi pemerintah,
Tekanan
masyarakat, (a)
lingkungan
organisasi
,000 10
Tekanan
b Dependent Variable: Y Sumber : Hasil Output SPSS Koefisien
determinasi
merupakan
ukuran
yang
digunakan untuk memberikan penjelasan kepada variabel terikat
yang
dapat
diterangkan
oleh
variabel
bebas.
Berdasarkan Tabel 4.5 ,mengenai koefisien determinasi, maka dapat dilihat bahwa angka R sebesar 0,89 menunjukkan bahwa korelasi antara hubungan antara tekanan regulasi pemerintah, tekanan masyarakat, tekanan organisasi lingkungan dan tekanan media massa dengan pentingnya tanggung jawab social sangat kuat, sempurna. Angka Adjusted R Square sebesar 0.85 yang berarti 85 % dari pentingnya tanggung jawab social perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel bebas yaitu pemerintah,
tekanan
masyarakat,
tekanan regulasi tekanan
organisasi
lingkungan dan tekanan media massa. Sedang sisanya 15 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Analisis Koefisien Regresi Analisis berikutnya adalah analisis regresi dengan metode enter karena pada analisis korelasi semua variabel menunjukkan signifikan hubungan antara vaiabel bebas dengan variabel terikat. Tabel 4.6 Koefisien Regresi Model Standardi Unstandardi zed Collinearity zed Coefficien Statistics Coefficients ts Std. Toleran VIF B Beta Error t Sig. ce (Constan ,004 0.00 0.28 0.78 t) 0 1 00 0 Regulasi 0.44 0.05 0.291 2.85 0.00 0.330 3.03
pemerint 4 2 ah Tekanan 0.23 0.04 masyara 4 5 kat Tekanan 0.56 0.08 lingkung 0 0 an organisa si Tekanan 0.85 0.12 media 8 5 massa a. Dependent Variable
23
0
4
0.110
2.43 48
0.00 0
0.245
4.08 4
0.075
2.80 41
0.00 0
0.275
3.64 2
0.025
3.83 78
0.00 0
0.087
8.12 5
:Y
Sumber : Hasil Output SPSS Tabel 4.6 menunjukkan bahwa persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = 0,0040 + 0,444 X1 + 0,234 X2 + 0,560 X3 + 0,858 X4 Berdasarkan garis regresi di atas dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar 0,0040 yang berarti jika tekanan regulasi pemerintah, tekanan masyarakat, tekanan organisasi lingkungan dan tekanan media massa tidak ada maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan tidak menganggap penting program CSR, sehingga tidak ada kepedulian perusahaan terhadap program tanggung jawab social kepada stakeholders Koefisien regresi yaitu tekanan regulasi pemerintah sebesar 0,444 yang berarti jika variabel tekanan masyarakat, tekanan lingkungan organisasi dan tekanan media massa tidak ada maka kepedulian perusahaan untuk menjalankan program CSR nya naik sebesar 0,444. Demikian sebaliknya. Koefisien regresi yaitu tekanan masyarakat sebesar 0,234 yang berarti jika variabel tekanan regulasi pemerintah, tekanan lingkungan organisasi dan tekanan media massa tidak
ada maka kepedulian perusahaan untuk menjalankan program CSR nya naik sebesar 0,234. Demikian sebaliknya. Koefisien regresi yaitu tekanan regulasi lingkungan organisasi sebesar 0,560 yang berarti jika variabel tekanan regulasi pemerintah, tekanan masyarakat dan tekanan media massa
tidak
ada
maka
kepedulian
perusahaan
untuk
menjalankan program CSR nya naik sebesar 0,560. Demikian sebaliknya. Koefisien regresi yaitu tekanan media massa sebesar + 0,858 yang berarti jika variabel tekanan regulasi pemerintah, tekanan masyarakat, tekanan lingkungan organisasi tidak ada maka
maka
kepedulian
perusahaan
untuk
menjalankan
program CSR nya naik sebesar 0,585. Demikian sebaliknya. Berdasarkan garis regresi terlihat bahwa tekanan media massa merupakan variabel yang sangat kuat hubungan dan pengaruhnya
terhadap
kesadaran
perusahaan
dalam
melaksanakan program CSR nya. Salah satu tugas atau peran sekretaris adalah sebagai
public relation (PR) di mana punya peran tepat untuk menjaga reputasi perusahaan, yang merupakan pemain kunci dalam mewujudkan Relationship Marketing, dalam rangka tugas membangun citra positif perusahaan jangka panjang. Public
Relation
memiliki dua fungsi yaitu membantu membentuk
organisasi dengan informasi manajemen yang diharapkan berdampak positif bagi citra perusahaan di masyarakat dan menerangkan serta memberi nasihat tentang suatu tindakan yang positif. Dalam perannya ini,PR benar benar merupakan fungsi manajemen, bertugas dengan tanggung jawab menjaga
reputasi
sutau
organisasi
–
membentuk,melindungi
dan
memperkenalkan serta memelihara citra perusahaan. Uji Hipotesis Pengujian Hipotesis secara parsial (Uji Tabel 4.7 Uji T Model Standardi Unstandardi zed zed Coefficien Coefficients ts Std. B Beta Error t Sig. (Constan ,004 0.00 0.28 0.78 t) 0 1 00 0 Regulasi 0.44 0.05 0.291 2.85 0.00 pemerint 4 2 23 0 ah Tekanan 0.23 0.04 0.110 2.43 0.00 masyara 4 5 48 0 kat Tekanan 0.56 0.08 0.075 2.80 0.00 lingkung 0 0 41 0 an organisa si Tekanan 0.85 0.12 0.025 3.83 0.00 media 8 5 78 0 massa a. Dependent Variable : Y
T)
Collinearity Statistics Toleran ce
VIF
0.330
3.03 4
0.245
4.08 4
0.275
3.64 2
0.087
8.12 5
Sumber : Hasil Output SPSS Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa semua variabel bebas memberikan kontribusinya terhadap program CSR yang dijalankan perusahaan,sehingga dapat dikatakan hipotesa alternatif dapat diterima artinya ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau dengan kata lain H0 ditolak.
Pengujian Hipotesis secara simultan (Uji F) Tabel 4.8 ANOVA(b) Mode l 1 Regression Residual Total a
Sum of Squares
Mean Square
df
36,417
4
9,104
F 4796860,4 93
,000 131 ,000 36,417 135 Predictors: (Constant), Tekanan media
massa,
Regulasi pemerintah, Tekanan lingkungan organisasi Tekanan masyarakat, (a) b
Dependent Variable: Pentingnya CSR
Pada tabel 4.8 terlihat bahwa nilai F hitung > F tabel yang berarti H0 ditolak dan yang berarti ada pengaruh antara semua variabel bebas dengan variabel terikat. D. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas yaitu tekanan regulasi pemerintah, tekanan masyarakat, tekanan organisasi lingkungan dan tekanan media massa berpengaruh secara signifikan terhadap penting program tanggung jawab sosial perusahaan. Namun jika dilihat variabel yang terbesar pengaruhnya adalah tekanan media massa.
Daftar Pustaka Buku Bhuono
Agung
Nugroho,
Statistik,Penelitian
1,Yogyakarta ,Andi
2005,
dengan
Strategi Jitu Memilih Metode Menggunakan SPSS ,Edisi
Sig. ,000(a)
Duwi
Priyatno,2009,SPSS Analisis Multivariate,Yogyakarta,Gava Media
Korelasi,Regresi
dan
Greener, Toni. 2002. Public Relations dan Pembentukan Citranya. Cetakan Ketiga. Bumi Aksara, Jakarta. Reza Rahman,2009, Corporate Social Responsibility Antara Teori dan Kenyataan, Yogyakarta ,MedPress Jurnal dan Artikel Aryani, Situ Nur. 2006. Penerapan CSR yang Lebih Strategis. Dokumen http://www.bisnis.com/, Sabtu, 01 April 2006. Azhar
Maksum,Azizul Kholis,2003, Analisis Tentang Pentingnya Tanggung Jawab dan Akuntansi Sosial Perusahaan,Simposium Nasional Akuntansi VI
Edy Rismanda Sembiring, 2003, Faktor factor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Jurnal Telaah Akuntansi, Vol 1 : 1.21. Widi Astuty,2004, Tanggung Jawab Akuntansi Sosial Perusahaan dan Permasalahannya di Indonesia, Jurnal Ilmiah Santina Vol 1 : 182 -189 Tesis Dachlan A Bandu,2001, Tanggung Jawab Sosial PT Newmont Nusa Tenggara Terhadap Masyarakat Lingkar Tambang,Jakarta, Program Pasca Sarjana UI Wakhid Nurrokhim,2005, Perspektif Stakeholder Dalam Upaya Adaptasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,Jakarta,Program Pasca Sarjana UI
ANALISIS KEUNGGULAN BERSAING PADA RESTORAN SIAP SAJI Diana Triwardhani FE UPN Veteran Jakarta Afni Sari Budiman FE UPN Veteran Jakarta
Abstract This study aims to determine how the potential, the position of competitive advantage of fast-food restaurants Izzi Pizza compared with the comparator service restaurant Papa Ron's Pizza and Domino's Pizza and find out how the performance generated by the fast-food restaurants Izzi Pizza with comparable restaurant Papa Ron's Pizza and Domino's Pizza. In this research technique used is a qualitative descriptive method, using the formula of proportion, data collection techniques to obtain data and information to primary data using a questionnaire and distributed to 100 respondents, and that the samples are visitor restaurant. The results of this study indicate that the highest value competitive advantage for Izzi Pizza is on the monitoring of food, knowledge servants and comfort of the room, for Papa Ron's the cleanliness of food, hospitality waitress and comfort room, while the dominos's Pizza in the comfort room, ease of parking and knowledge waitress . For the weighted value of the three restaurants are included on food hygiene Keyword: competitive advantage
A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Keunggulan bersaing adalah jantung kinerja perusahaan di dalam pasar yang bersaing, namun setelah beberapa dasawarsa perluasaan dan kemakmuran yang hebat, banyak perusahaan kehilangan pandangan akan keunggulan bersaing, dalam perjuangan untuk berkembang dan mengejar diversifikasi. (Michael E. Porter 2004:1). Salah satu kunci untuk mencapai keunggulan bersaing adalah dengan memenuhi kebutuhan konsumen tersebut yang berbeda-beda dan selalu berubah, juga dalam memenuhi produk-produk
yang
disajikan
bagi
konsumen.
Dengan
menawarkan berbagai produk dan pelayanan yang lebih unggul agar dapat menciptakan persepsi yang baik. Membangun persepsi dapat dilakukan melalui jalur pelayanan serta mengevaluasi temuan-temuan dan membuat perubahan yang diperlukan agar dapat memahami kebutuhan konsumen serta kepuasan konsumen. Pelayanan yang paling terbaik dan perstisius yang dimiliki oleh perusahaan akan sangat diharapkan oleh konsumen sehingga konsumen akan selalu merasa dihargai dan telah terlayani dengan baik. Dengan demikian konsumen dapat menilai kinerja perusahaan dengan membandingkan dengan perusahaan lain. Disebabkan kebutuhan dan keingginan yang selalu berubah-ubah maka mau tidak mau harus diikuti dan dipenuhi, begitu juga dengan industri jasa makanan yang semakin berkembang, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan yang tinggi di berbagai belahan dunia (Nonto 2006:13).
1
Sedangkan menurut (Aaker 2006:182) dalam persaingan di
bidang
makanan
khususnya
restoran,
menyebabkan
pengusaha harus mempunyai strategi yang paling baik dan tepat yang mempertimbangkan kondisi yang ada dalam perusahaan. Dewasa ini masyarakat modern ditandai dengan aktivitas kerja yang tinggi. Untuk setiap orang yang mempunyai aktivitas berdampak pada minimnya menyediakan makanan, oleh karena itu orang lebih menyukai untuk makan di restoran yang dapat menyajikan makanan maupun minuman dengan cepat, maka muncullah
restoran-restoaran
bermacam-macam,
cita
rasa
siap
saji
enak
serta
yang
menunya
suasana
yang
menyenangkan seperti oleh Mc. Donald’s, Texas Fried Chicken, Kentucky Fried Chiken, Pizza Hut, Hoka-hoka Bento, dan lainlain. Persaingan yang sangat ketat ini menjadikan pemenuhan kebutuhan dari suatu produk yang menjadi keinginan dan kebutuhan konsumen untuk membeli dan mengkonsumsinya secara jangka panjang dan mempelajari strategi yang dilakukan oleh
restoran
siap
saji
dalam
memenuhi
keinginan
dan
kebutuhan konsumen untuk lebih baik secara terus menerus (Dewi Nawangwulan : 2007). 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang berkaitan : Bagaimana Potensi, Posisi, Keunggulan Bersaing dan
Kinerja
pada restoran siap saji Izzi Pizza, Papa Ron’s Pizza dan Domino’s Pizza?
3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui potensi, posisi, keunggulan bersaing dan kinerja restoran siap saji Izzi Pizza dengan pembanding restoran siap saji Papa Ron’s Pizza dan Domino’s Pizza. 4. Tinjauan Pustaka a. Pengertian Keunggulan Bersaing Menurut
Michael
E.
Porter
(2004:1)
keunggulan
bersaing adalah : Jantung kinerja perusahaan di dalam pasar yang bersaing, namun setelah beberapa dasawarsa perluasaan dan kemakmuran yang hebat, banyak perusahaan kehilangan pandangan akan keunggulan bersaing, dalam perjuangan untuk berkembang dan mengejar diversifikasi Menurut Aaker (2006), bagaimana perusahaan mampu bersaing `bukanlah satu-satunya kunci keberhasilan, karena ada tiga faktor yang dibutuhkan untuk menciptakan suatu keunggulan bersaing yang dapat dipertahankan, yaitu ; 1) Dasar persaingan 2) Di pasar mana perusahaan bersaing 3) Dengan siapa perusahaan bersaing Pendapat diatas tampaknya cenderung mementingkan bagaimana
suatu
perusahaan
bersaing
dilihat
dari
sisi
perusahaan. Sementara itu, perusahaan tidak bisa lepas dari pelangganya. Sedangkan menurut (Keegan 2006:235), keunggulan bersaing ada kalau terdapat keserasian antara kompetensi yang membedakan dari sebuah perusahaan dan faktor-faktor
kritis untuk meraih sukses dalam industri yang menyebabkan perusahaan mempunyai prestasi yang jauh lebih baik dari pada pesaingnya. Ada 2 cara dasar untuk mencapai keunggulan bersaing, yang pertama dengan strategi biaya rendah yang memampukan perusahaan untuk menawarkan produk dengan harga yang lebih murah dari pesaingnya. Yang kedua, dengan strategi diferensiasi produk, sehingga pelanggan menganggap memperoleh manfaat unik yang sesuai dengan harga yang cukup. Akan tetapi kedua strategi tersebut mempunyai pengaruh yang sama yakni meningkatkan anggapan manfaat yang dinikmati oleh konsumen. b.Strategi Bersaing Menurut M. E. Porter (2006:16), pada suatu industri jenis apa pun, baik untuk dalam negeri atau internasional, atau menghasilkan produk dan jasa, terdapat 5 (lima) kekuatan dalam bersaing, yaitu : 1) Ancaman
Masuk
dari
pesaing
baru;
apabila
suatu
perusahaan dapat memasuki suatu industi khusus dengan mudah, maka intensitas persaingan di antara perusahaanperusahaan tersebut akan meningkat. Pendatang baru akan mengurangi potensi-potensi profit pada industri lama karena ia akan membawa kapasitas baRu, mencari pasar dan menurunkan margin. 2) Ancaman dari produk pengganti; pada banyak industri, perusahan-perusahan berkompetisi secara ketat dengan para produsen produk pengganti dari industri yang lain. Kehadiran
produk
pengganti
tersebut
merupakan
peringatan bagi perusahaan sebelum beralih ke produk pengganti tesebut. Tekanan persaingan akibat produk
pengganti
dapat
menyebabkan
terjadinya
penurunan
kualitas produk karena konsumen merasakan adanya penurunan harga. 3) Kekuatan
tawar
menawar
pembeli;
bila
persaingan
terkonsentrasi, berukuran besar dan konsumen membeli dalam volume besar, maka kekuatan tawar menawar sangat mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri.
Perusahaan
pesaing
mungkin
menggunakan
layanan atau jaminan khusus untuk mendapatkan loyalitas pelanggan apabila memiliki kekuatan tawar menawar yang substansial. 4) Kekuatan
tawar
menawar
pemasok;
kekuatan
tawar
menawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam industri, khususnya apabila, terdapat sejumlah besar pemasok, hanya ada beberapa bahan baku pengganti yang baik, atau apabila biaya pengalihan bahan baku yang sangat mahal. 5) Persaingan
diantara
pesaing-pesaing
yang
ada;
menyebabkan persaingan harga, iklan atau promosi, pengembangan produk, positioning, tenaga pemasar dan lain-lain. Suatu perusahaan memiliki banyak kekuatan dan kelemahan dalam berhadapan dengan para pesaingnya. Dari jenis dasar keunggulan bersaing digabungkan dengan cakupan aktivitas yang berusaha dicapai oleh sebuah perusahaan, maka akan menghasilkan 3 (tiga) Strategi Generik untuk mencapai kinerja di atas rata-rata dalam suatu industri, yaitu : a) Keunggulan biaya: Keunggulan biaya didasarkan pada posisi perusahaan sebagai produsen dengan biaya rendah
dalam pasar yang ditentukan secara luas atau meliputi bauran
produk
yang
luas.
Pada
dasarnya,
sebuah
perusahaan yang berusaha mendasarkan strategi bersaing pada kepemimpinan biaya menyeluruh harus sangat agresif mengejar kepemimpinan posisi itu sendiri dengan biaya per unitnya
paling
rendah
dalam industri.
Karena
pada
gilirannya pasti membuat produsennya memimpin dalam ciri pengalaman dengan pembuatan produk. b) Diferensiasi: kalau produk hasil dari sebuah perusahaan benar-benar unik atau dianggap untuk dalam pasar masal, dikatakan produk itu mempunyai keunggulan diferensiasi. Ini dapat menjadi strategi yang amat efektif untuk mempertahankan posisi pasar dan meraih pengambilan modal diatas rata-rata keunikan sering kali membuat perusahaan dapat menempatkan harga yang cukup tinggi untuk produknya. c) Fokus (Fokus Biaya dan Fokus Diferensiasi): strategi untuk mencapai keunggulan fokus menetapkan sasaran pasar atau
pelanggan
yang ditentukan secara
sempit.
Ini
merupakan keunggulan yang didasarkan pada kemampuan untuk menciptakan lebih banyak nilai pelanggan untuk segmen yang ditargetkan secara sempit dan hasil dari pemahaman yang lebih baik dari kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam pemilihan bisnis restoran, agar konsistensi rasa hidangan disetiap gerai dapat diperhatikan dari sisi kualitas dan kontrol makanan agar dapat berjalan kontinyu dengan baik, maka strategi yang perlu dilakukan adalah mengadaptasi segala perubahan yang ada yang bersifat rentan.
c. Restoran Cepat Saji Industri fast food berasal dan berkembang dari Amerika Serikat. Menurut Wikipedia restoran siap saji adalah restoran yang menyediakan makanan dengan cepat begitu makanan dipesan. Makanan yang disajikan seringkali dinamakan fast
food. Sebelum dinamakan restoran siap saji, outlet yang menjual fast food dinamakan fast food restaurant. Makanan yang disajikan disiapkan untuk dapat segera disajikan. Bisa dengan cara dioven atau dipanaskan, sehingga tidak membutuhkan proses yang rumit. Biasanya produknya berupa sandwich, burger, pizza, fried chicken, french fries,
chicken nuggets, fich and chips, ice cream dan sejenisnya. Industri fast food berasal dan berkembang dari Amerika Serikat. Salah satu contoh restoran fast food yang memiliki perkembangan dan jaringan terluas di dunia adalah Mc. Donald’s yang berasal dari Amerika Serikat. Tipe-tipe restoran
fast food, menurut Wikipedia : 1) Pengunjung datang ke counter, mengambil makanan yang pengunjung inginkan, membayar dan kemudian mencari tempat duduk dan mulai menikmati makanan. Tipe ini ada beberapa variasi antara lain : a. Pengunjung mengambil makanan yang telah tersedia pada porsi tertentu. b. Pengunjung mengambil sendiri dari kontainer-kontainer makanan yang ada, sehingga memilih dan mengambil sendiri makanan yang dikehendaki.
c. Pengunjung dilayani di counter, artinya pengunjung menyebutkan pesanannya dan menanti di counter makanan pesanan pengunjung. 2) Ada juga prosedur khusus dengan sistem tiket, yaitu pengunjung membayar di kasir untuk mendapatkan tiket, kemudian menuju counter makanan untuk menukarkan tiket dengan makanan yang telah dipesan. 3) Pengunjung akan menuju counter, makanan yang dipesan akan
diantar
ke
meja
pemesanan,
dan
mengenai
pembayaran bisa dilakukan pada waktu pemesanan atau pada waktu makanan diantar ke meja. d. Bauran Pemasaran Restoran Dalam sebuah restoran, bauran pemasaran (7 P) terdiri dari lokasi (place), produk (product), harga (price), promosi
(promotion),
orang
(people),
lingkungan
fisik
(physical
environment), proses (process) 1. Lokasi (place) Lokasi
merupakan
faktor
penting
dalam
mencapai
keberhasilan sebuah restoran, yaitu menyangkut : good
visibility, easy access, convenience, curb side appeal, parking. 2. Produk (product) Produk dalam bisnis restoran sangat bergantung pada pengalaman. Produk dapat berupa paket yang lengkap yang terdiri dari makanan, minuman, servis, atmosfer dan kenyamanan yang memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen menciptakan kesan yang tidak terlupakan. Pengunjung di restoran membayar untuk pengalaman makan secar total bukan hanya untuk makannya saja.
3. Harga (price) Harga juga merupakan pertimbangan yang sangat penting dalam memilih restoran. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga yang diterapkan dalam sebuah restoran adalah, hubungan antar permintaan dan penawaran, penurunan loyalitas konsumen, harga-harga dalam persaingan aspek psikologis, kebutuhan untuk meraih laba. 4. Promosi (promotion) Promosi adalah aktivitas yang dilakukan restoran untuk mencari konsumen, bukan hanya untuk sekali datang tetapi juga konsumen yang akan melakukan pembelian berulang. Tujuan dari promosi adalah meningkatkan
persepsi
meningkatkan awarness,
konsumen,
menarik
pembeli
pertama, mencapai persentase yang lebih tinggi untuk konsumen yang berulang, menciptakan loyalitas merek, meningkatkan penjualan pada makanan tertentu atau waktu-waktu khusus, dan mengenalkan menu baru. 5. Orang (people) Hal tersebut berkaitan dengan penyeleksian, pelatihan, pemotivasian
dan
peraturan
terhadap
sumber
daya
manusia, dimana sumber daya manusia harus mempunyai kemampuan akan pengetahuan yang cukup mengenai suatu produk yang ditawarkan secara mantap, sehingga dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada konsumen. Selain itu bisnis dalam restoran harus mengerti mengenai strandar pelayanan kepada pelanggan misalnya: a) Penampilan: penampilan harus rapi, sehingga enak dipandang baik dari segi pelanggan yang datang dan berkunjung maupun dari segi sumber daya itu sendiri,
yang harus diperhatikan mengenai penampilan antara lain pakaian, penampilan fisik misalnya bau badan. b) Komunikasi : harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan pelanggan guna terjalinnya suasana yang nyaman dan menyenangkan sehingga pelanggan yang datang merasa di terima kehadirannya. c) Kebersihan : harus selalu terjaga dengan baik, oleh karena
itu
mempunyai
diharapkan kesadaran
sumber sendiri
daya akan
manusia kebersihan
lingkungan tempat bekerja. d) Kecepatan pelayanan : kecepatan pelayanan harus selalu di tingkatkan, karena pelanggan tidak bisa menunggu makanan yang di pesan terlalu lama. Oleh karena itu harus diadakan pelatihan bagi sumber daya manusia
guna
mengkaji
ulang
kelebihan
serta
kekuranagan yang dimiliki yang berkaitan dengan kecepatan pelayanan. 6. Lingkungan fisik (physical environment) Merupakan lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung berinteraksi dengan konsumen. Ada 2 tipe physical evidence, yaitu: a) Essential evidence : merupakan keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemberi jasa mengenai desain dan layout dari gedung, ruang dan lain-lain. b) Peripheral evidence merupakan nilai tambah yang bila berdiri sendiri tidak akan berarti apa-apa. Jadi hanya berfungsi sebagai pelengkap saja, sekalipun demikian perannya sangat penting dalam proses produk jasa. 7.
Proses (process)
Yang dimaksud proses disini adalah situasi yang dialami oleh pelanggan pada saat menunggu produk yang di pesan. Perbedaan faktor utama dalam suatu perusahan jasa adalah kualitas akan layanan jasa atau pelanggan menjadi semakin selektif di dalam permintaan serta menuntut akan standar jasa yang lebih baik. Oleh sebab itu kualitas pelayanan terhadap pelanggan harus diperhatikan. Unsur-unsur dalam keunggulan bersaing yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: 1) Potensi keunggulan bersaing 2) Posisi keunggulan bersaing 3) Kinerja yang dihasilkan Dalam hal ini keunggulan bersaing yang ada mengenai restoran siap saji menyangkut pelayanan yang cepat dan baik yang mana hal tersebut mengenai pelayanan yang cepat di dalam penyajian terhadap pesanan oleh konsumen, kebersihan tempat
yang
dapat
memberikan
suasana
nyaman
bagi
konsumen di tempat tersebut, kesehatan makanan yang terjamin dimana setiap olahan makanan yang akan dimasak memiliki kebersihan yang segar untuk dimasak, makanan tersebut halal atau sudah mendapat sertifikat dari MUI. Pilihan makanan yang bervariasi dapat memberikan konsumen untuk memilih jenis makanan yang lain sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Harga yang relative murah dapat menarik konsumen ditambah dengan berbagai macam variasi dari berbagai macam menu
masakan yang lain, dimana dengan
harga yang relatif murah dapat menjadim pembanding dengan restoran yang lain di mata konsumen.
Menurut Freddy Rangkuti (124:2006) faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam pemilihan restoran siap saji diantaranya : 1) Halal dan higienis 2) Pemilihan menu bervariasi 3) Kualitas makanan dan minuman baik 4) Penyajian makanan dan minuman menarik 5) Harga makanan dan minuman 6) Keramahan pelayan 7) Pengetahuan pelayan baik 8) Kenyamanan tempat baik di dalam maupun di luar restoran 9) Layanan antar 10) Lokasi strategis 11) Areal parkir B. Metode Penulisan 1. Definisi Operasional dan Operasional Variabel Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keunggulan bersaing restoran siap saji, dimana skor yang diperoleh dari kuesioner tentang keunggulan bersaing, dilihat dari dimensi potensi keunggulan bersaing, posisi keunggulan bersaing dan kinerja dengan masing-masing indikator sbb : Kebersihan makanan, Variasi menu, Menu favorit, Kualitas makanan, Penyajian makanan cepat, Ruang restoran nyaman, Kebersihan ruang restoran, Harga
tidak mahal, Pelayan ramah,
Pengetahuan pelayan, Layanan antar baik, Lokasi yang strategis, Cabang banyak, Kemudahan parkir, Harga yang lebih rendah serta kepuasan menggunakan skala Likert berupa data interval.
2. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, menggunakan data cross section, pengumpulan data
yang digunakan adalah dengan kuesioner,
dimana instrumen sebelumnya melalui uji validitas dan reliabilitas menggunakan metode Alpha-Cronbach 3. Sampel Tehnik
penentuan
sampel
menggunakan
Convinience
Sampling. Jumlah yang di ambil sebanyak 100 responden yakni, pengunjung restoran siap saji Izzi Pizza, Papa Ron’s Pizza dan Domino’s Pizza, yang mengkonsumsi restoran siap saji Izzi Pizza , Papa Ron’s Pizza dan Domino’s Pizza. 4. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini penulis mengunakan analisis deskriptif mengunakan analisa adopsi dari Freddy Rangkuti Untuk menganalisis data dapat menggunakan rumus proporsi sebagai berikut : Proporsi ( P ) = f / n Dimana ; f = frekuensi n = total untuk semua kategori Untuk menganalisis Keunggulan Bersaing dapat dilakukan dengan cara-cara di bawah ini : 1) Menganalisis Potensi Keunggulan Bersaing dilakukan dengan menganalisis pembobotan benefit, yaitu sebagai berikut : a) Analisis suatu pembobotan benefit antara perusahaan dapat dihitung dengan: Total Nilai Benefit = Bobot kepentingan X Rating Kinerja tiap Perusahaan b) Perhitungan selisih total nilai benefit perusahaan kita dengan perusahaan pesaing, dengan :
Total Benefit Perusahaan Kita – Total Benefit Perusahaan Pesaing. 2) Menganalisis Posisi Keunggulan Bersaing, yaitu sebagai berikut ; a) Membandingkan Perceived Price Product perusahaan kita dengan perusahaaan pesaing, dengan : Perceived Price Perusahaan Kita - Perceived Price Perusahaan Pesaing Perceived price product adalah persepsi konsumen terhadap apa yang di korbankan oleh mereka untuk memperoleh produk atau jasa. b) Nilai Keunggulan Bersaing dapat dihitung dengan : Keunggulan Bersaing = Selisih Benefit – Selisih Harga Keunggulan bersaing ditentukan oleh seberapa besar benefit yang dirasakan oleh pelanggan dibandingkan biaya yang telah dikeluarkan untuk mempeoleh benefit tersebut. Artinya, semakin besar benefit yang diperoleh pelanggan
dibandingkan
dengan
biaya
yang
harus
perusahaan keluarkan, sehingga keunggulan produk tersebut akan semakin menarik. Untuk mengetahui keunggulan bersaing dapat dilihat melalui kuadran bobot kepentingan dan competitive performance, dimana competitive performance dapat dilihat melalui : Selisih nilai rata-rata rating kinerja perusahaan
kita
dengan
rata-rata
ranting
kinerja
perusahaan utama. 3) Menganalisis Kinerja Jika perusahaan memiliki potensi dan keunggulan bersaing yang optimal, maka akan memperoleh keuntungan dari harga
produk yang murah dan kualitas produk yang sesuai dengan harapan, sehingga hal ini akan memberikan keunggulan pada perusahaan. Maka kinerja perusahaan tersebut lebih tinggi dari perusahaan pesaing. C. Hasil dan Pembahasan 1. Uji Validitas Dan Reliabilitas Hasil dari uji validitas dengan 14 butir kuesioner untuk nilai kepentingan dan kinerja semuanya valid dengan Alpha Cronbach masing-masing sebesar 0,882 dan 0,916. 2. Analisis Data Hasil analisis Keunggulan Bersaing dilakukan dengan menganalisis pembobotan benefit, yang telah diperoleh dari hasil kuesioner mengenai tingkat kepentingan, dan kinerja
adalah
sebagai berikut : Tabel 1 Nilai Benefit dan Bobot Kepentingan dan Kinerja Restoran Benefit
Kebersihan Makanan Variasi Menu Menu Favorit Kualitas Makanan Penyajian Makanan Jangkauan Harga Keramahan Pelayan Pengetahuan Pelayan
Bobot Kepentingan
Kinerja Izzi Pizza
4,85
3,95
Kinerja Papa Ron’s Pizza 4,06
Kinerja
4,28 4,18 4,52
3,78 3,79 3,93
3,81 3,77 4,05
3,77 3,8 3,91
4,35
3,79
3,85
3,71
4,68
3,94
4,03
3,91
4,55
4,22
4,27
3,85
4,15
4,02
3,91
3,94
Idomino’s Pizza 3,86
Kenyamanan Ruangan Kebersihan Ruangan Layanan Antar Lokasi yang Strategis Outlet yang tersedia Kemudahan Parkir Sumber : hasil kuesioner
4,52
4,15
4,11
4,14
4,55
3,81
3,86
3,8
3,8 4,22
3,68 3,85
3,75 3,89
3,9 3,82
3,65
3,68
3,83
3,7
4,03
3,71
4,02
3,97
yang telah diolah Tabel 2
Perhitungan Total Nilai Benefit Dengan Para Pesaing Restoran RATA-RATA RATING KINERJA N
Benefit
Bobot Kepenti ngan
Izzi Pizza
Kebersiha n Makanan Variasi Menu Menu Favorit Kualitas Makanan Penyajian Makanan Jangkaua n Harga Keramah an Pelayan Pengetah uan Pelayan Kenyama nan Ruangan
4,85
3,95
4,28
3,78
4,18
3,79
4,53
3,93
4,35
3,79
4,67
3,94
4,56
4,22
4,15 4,53
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bobot x Ratin g 19,157 5
Papa Ron’ s Pizza 4,06
Bobo tx Ratin g 19,69 1
Domi no’s Pizza
16,178 4 15,842 2 17,802 9 16,486 5 18,399 8 19,243 2
3,81
16,30 68 15,75 86 18,34 65 16,74 75 18,82 01 19,47 12
3,77
3,85
17,712 3 16,138 5 18,259 7 17,556
4,02
16,683
3,91
16,22 65
3,94
16,351
4,15
18,799 5
4,11
18,61 83
4,14
18,754 2
3,77 4,05 3,85 4,03 4,27
3,86
3,8 3,91 3,71 3,91
Bobot x Ratin g 18,721 16,135 6 15,884
10 11 12 13 14
Kebersiha n Ruangan Layanan Antar Lokasi yang Strategis Outlet yang tersedia Kemudah an Parkir
4,55
3,81
17,335 5
3,86
17,56 3
3,8
17,29
3,8
3,68
13,984
3,75
14,25
3,9
14,402
4,22
3,85
16,247
3,89
16,41 58
3,82
16,120 4
3,65
3,68
13,432
3,83
13,97 95
3,7
13,505
4,02
3,71
14,914 2
4,02
16,16 04
3,97
15,959 4
TOTAL NILAI BENEFIT
234,5 057
238, 3552
Dari hasil kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut : Perhitungan Nilai Benefit - Izzi Pizza
: 234,51
- Papa Ron’s Pizza
: 238,36
- Domino’s Pizza
: 232,79
Jadi berdasarkan data diatas : a. Selisih Total Nilai Benefit Restoran Izzi Pizza dengan Papa Ron’s Pizza : 234,51 – 238,36 = -3,85 b. Selisih Total Nilai Benefit Restoran Izzi Pizza dengan Dominos Pizza : 234,51 – 232, 79 = 1,72 Untuk % Selisih Total Nilai Benefit antara Izzi Pizza dengan Papa Ron’s Pizza adalah = - 3,85 : 234,51 = -0,0164 = -0,0164 x 100% = -1,64 % Untuk % Selisih Total Nilai Benefit antara Izzi Pizza dengan Domino’s Pizza adalah = 1,72 : 234,51= 0,0073 = 0,0073 x 100% = 0,73%
232,7 891
Tabel 3 Selisih Nilai Benefit Izzi Pizza dengan Pesaing Restoran Pesaing Papa Ron’s Pizza Domino’s
Total Nilai
Selisih
% Selisih
238,36
- 3,85
- 1,64 %
232,79
1,72
0,73 %
Sumber : Berdasarkan hasil riset yang diolah Berdasarkan Total Nilai Benefit yang dimiliki, ternyata Kinerja Papa Ron’s Pizza lebih unggul dari Izzi Pizza. Sehingga Izzi Pizza harus dapat meningkatkan Kinerja Restoran, minimal sebesar : -1,64 agar dapat menyamai Kinerja Papa Ron’s Pizza, sehingga dapat mengetahui Posisi Keunggulan Bersaing. Namun Total Nilai Benefit yang dimiliki Izzi Pizza lebih unggul dari pada Domino’s Pizza sebesar 0,73. Analisis Posisi Keunggulan Bersaing : a. Membandingkan Perceived Price Produk Kita – Perusahaan Pesaing 1. Selisih Perceived Price Izzi Pizza dengan Papa Ron’s Pizza : = 3,94 – 4,03 = - 0,09 2. Selisih Perceived Price Izzi Pizza dengan Domino’s Pizza = 3,94 – 3,91 = 0,03 b. Untuk % selisih antara Izzi Pizza dengan Papa Ron’s Pizza = -0,09 : 3,94 = - 0,028 = -0,028 x 100% = -2,28% Untuk % selisih antara Izzi Pizza dengan Domino’s Pizza = 0,03 : 3,94 = 7,6 = 7,6 x 100% = 0,76%
Tabel 4 Perceived Price Izzi Pizza dengan Pesaing Restoran Pesaing
Total Nilai
Selisih
% Selisih
Papa Ron’s Pizza
4,03
-0,09
-2,28
Domino’s Pizza
3,91
0,03
0,76
Sumber : Bedasarkan hasil riset yang diolah Berdasarkan selissih perceived price Izzi Pizza memilliki harga yaang tidak mahal dibandingkan Papa Ron’s Pizza yaitu sebesar 2,28 sedangkan dibandingkan dengan Domino’s Pizza lebih mahal yaitu sebesar 0,76. Menghitung Nilai Keunggulan Bersaing Tabel 5 Nilai Keunggulan Bersaing RESTORAN PESAING
SELISIH BENEFIT
SELISIH HARGA
KEUNGGULAN BERSAING
Papa Ron’s Pizza Domino’s Pizza
-1,64
-2,28
0,64
0,73
0,76
-0.03
Sumber : Bedasarkan hasil riset yang diolah Berdasarkan data di atas, maka restoran Izzi Pizza memiliki keunggulan sebesar : 0,64 dibandingkan dengan Papa Ron’s Pizza dan memiliki nilai keunggulan bersaing sebesar : -0,03 dengan Domino’s Pizza
Tabel 6 Bobot Kepentingan Restoran Izzi Pizza dengan Para Pesaing No BENEFIT BOBOT COMPETITI COMPETITI KEPENTING VE VE AN PERFORMA PERFORMA NCE NCE Izzi Pizza Izzi Pizza dengan dengan Papa Ron’s Domino’s Pizza Pizza 1 Kebersihan 4,85 -0,5 0,4 Makanan 2 Variasi Menu 4,28 -0,1 0,04 3 Menu Favorit 4,18 0,1 -0,04 4 Kualitas Makanan 4,52 -0,5 -0,1 5 Penyajian 4,35 -0,3 0,3 Makanan 6 Jangkauan Harga 4,68 -0,4 0,1 7 Keramahan 4,55 -0,2 1,7 Pelayan 8 Pengetahuan 4,15 0,5 0,3 Pelayan 9 Kenyamanan 4,52 0,2 0,04 Ruangan 10 Kebersihan 4,55 -0,2 0,04 Ruangan 11 Layanan Antar 3,8 -0,3 -0,4 12 Lokasi yang 4,22 -0,2 0,1 Strategis 13 Outlet yang 3,65 -0,5 -0,1 tersedia 14 Kemudahan Parkir 4,03 -1,2 -1,0 TOTAL 4,31 -0,25 0,09
3. Pembahasan
Berdasarkan data yang telah diolah maka dapat terlihat kinerja restoran Izzi Pizza yang paling tertinggi dalam variabelvariabel seperti menu favorit, pengetahuan pelayan, kenyamanan ruangan, layanan antar, lokasi yang strategis, outlet yang tersedia, dan kemudahan parkir karena variabel-varibel tersebut sudah kuat yang kesemuanya ini nilainya relatif tinggi di bandingkan nilai yang dimiliki para pesaing. Namun restoran Izzi Pizza perlu tetap mempertahankan variabel kebersihan makanan, variasi menu, kulitas
makanan,
penyajian
keramahan pelayan, dan
makanan,
jangkauan
harga,
kebersihan ruangan dengan cara
meningkatkan ketujuh variabel ini sehingga menjadi lebih tinggi dibandingkan nilai yang dimiliki oleh para pesaing dengan cara mempertahankan
kebersihan makanan agar makanan tetap
terjaga kebersihannya, menambah variasi menu agar konsumen dapat memilih variasi menu yang beraneka beraneka ragam, menjaga kualitas makanan dan minuman, meningkatkan cara penyajian makanan yang jauh lebih menarik, memberikan harga yang terjangkau, meningkatkan keramahan untuk pelanggan dan meningkatkan kebersihan baik di dalam ruangan maupun diluar ruangan. Variabel-variabel tersebut sangat penting, tetapi nilainya masih jauh lebih rendah dibandingkan nilai yang diperoleh para pesaing. Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu, dengan judul Analisis Keunggulan Bersaing Sebagai Strategi Pemasaran Pada Restoran Siap Saji (Study Kasus antara Kentucky Fried Chiken, Mc. Donald’s dan California Fried Chiken) terdapat kesamaan dalam variabel kebersihan makanan dan kenyamanan ruangan. Keunggulan pada kebersihan makanan, dikarenakan Izzi Pizza dan Kentucky Fried Chiken benar-benar menjaga kebersihan
makanannya agar tetap higienis, karena setiap pemilihan bahan baku dipilih sayur dan daging yang segar serta dalam pengolahan makanan yang juga di jaga kebersihannya. Sedangkan pada variabel kenyamanan ruangan kedua restoran tersebut memiliki tempat yang nyaman untuk makan dan minum. Konsumen merasa nyaman makan dan minum direstoran tersebut karena suasana tidak bising dan lingkungan yang bersih dan ber AC. Bahkan tak jarang pelanggan menghabiskan waktu antara 1-2 jam di meja makan untuk mengobrol dengan keluarga dan teman-teman. C. Kesimpulan 1. Kesimpulan 1. Keunggulan
Bersaing
pada
restoran
Izzi
Pizza
dapat
disimpulkan bahwa Keunggulan Bersaing dalam pasar usaha persaingan yang potensial diperlukan adanya pengeloloan dan pengawasan yang baik dalam hal kebersihan makanan, variasi menu, kualitas makanan, penyajian makanan, jangkauan harga, keramahan pelayan dan kebersihan ruangan. 2. Nilai tertinggi Keunggulan Bersaing bagi Izzi Pizza adalah dalam hal pengawasan kebersihan makanan, keramahan pelayan,
pengetahuan
pelayan,
kenyamanan
ruangan.
Sedangkan nilai tertinggi Keunggulan Beraing bagi Papa Ron’s adalah
kebersihan
makanan,
keramahan
pelayan,
dan
kenyamanan ruangan. Sedangkan pada Domino’s Pizza, nilai tertinggi Keunggulan Bersaing yang dicapai adalah dalam hal kualitas makanan, pengetahuan pelayan, kenyamanan ruangan dan kemudahan parkir. 3. Berdasarkan hasil riset pada segmen jenis kelamin dan usia pelanggan yang mengunjungi dan mencoba produk ketiga
restoran, maka pelanggan yang paling banyak berkunjung adalah Wanita. Kemudian usia pelanggan mengunjungi adalah berkisar antara 21-37 tahun. 2. Saran Dari kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran yang sekiranya dapat bermanfaat untuk restoran Izzi Pizza, agar dapat meningkatkan Keunggulan Bersaing yang lebih baik lagi, sehingga dapat
mempertahankan
dan
mengembangkan
usaha
serta
pelanggannya. 1. Izzi Pizza agar dapat memperluas cabang atau outlet sehingga dapat
lebih terjangkau oleh banyak pelanggan, serta
memberikan servis layanan antar yang lebih baik, guna mendapatkan pangsa pasar atau jalur distribusi yang lebih luas. 2. Untuk penelitan lebih lanjut disarankan menambah satu merek pesaing sehingga mungkin posisi produk makanan yang diteliti akan lebih mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
DAFTAR PUSTAKA Adriana, Dedi., 2008, Pemasaran Stratejik, CV. Andi Offset, Yogyakarta. Bartono, Novianto., 2005, Strategi Jitu Menarik Pelanggan di Bisnis Restoran, PT. Gramedia Utama, Jakarta. Dirgantoro, Crown., 2004, Manajemen Stratejik ( Konsep, Kasus dan Implementasi ), PT. Grasindo, Jakarta. Djajanto, Ludfi., 1998, Analisis Strategi Pemasaran Untuk Industri Kecil di Jawa Timur, Majalah Bistek Edisi 06/TH VI, Jakarta. Porter, Michael., 2004, Keunggulan Bersaing ( Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul ), Binarupa Aksara, Jakarta. Rangkuti, Freddy., 2006, Measuring Customer Satisfaction, PT Gramedia Utama, Jakarta. Rangkuti, Freddy., 2005 Marketing Analysis Made Easy, PT Gramedia Utama, Jakarta. Sari,
2006, Analisis Keunggulan Bersaing Sebagai Strategi Pemasaran Pada Restoran Siap Saji ( Study Kasus antara Kentucky Fried Chiken, Mc. Donald’s dan California Fried Chiken), Jurnal Manajemen Vol. I No.2
Dewi.,
Jakarta.
Sugiono, 2008, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Jakarta. Thelia, Evi., 2006, Peranan Customer Value Dalam
Mempertahankan Keunggulan Bersaing Pada Restoran Siap Saji, Jurnal Manajemen Perhotelan, Jakarta.
Triton PB, SPSS 15. 2006, Terapan Riset Statistik Parametrik, CV Offset, Yogyakarta. Umar, Husein., 2003, Metode Riset Bisnis, PT Gramedia Utama, Jakarta. www.izzipizza.com www.wikipedia.com