EVALUASI STRATEGI BAURAN PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN WARUNG MIKRO PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG TANGERANG CIPUTAT
Disusun oleh:
ULFAH AZIZAH (NIM 1112053000046)
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M
EVALUASI STRATEGI BAURAN PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN WARUNG MIKRO PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG TANGERANG CIPUTAT SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Disusun oleh:
ULFAH AZIZAH (NIM 1112053000046)
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M
SURAT PER}I-YATAAN KARYA SENI}IRI Yang bertanda tangan di bawah ini, Nania IJI,FAI I A717
N]
NIM
:
"Turusan
. Manajemen Dakwah
Judul Skripsi
:"Evaluasi Strategi Bauran Pemasaran produk pembia_yaan Warung l,Iikro pada pT Bank Sl,ariah Kantor. Cabanu:
11 I20_53000046
Tangerang Ciputat,, Dosen Pernbimbing : hrniruciin. ivi.Si
NIP
Dengan
: I 9820608201 i01 1 11003
ini
meny'atakan bahrva skripsi .v-ang sa-va buat benar-benar hasir karya sendiri dan saya bertan-ugung jarvatr secara akademis atas apa .vang saya turis. Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh U.1ian Munaqasah.
Jakarta, 29 Maret 2t)15
NrM
11
120s3000046
,
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
EVALUASI STRATEGI BAURAN PEMASARAN PRODUK PENItsIAYAAN WAR.UIYG N'IKRO PADA PT. tsANK SYARIAII MANDIRI KAI{TOR CABANG TANGERANG CIPUTAT SKRIPSI Diajukan Kepada Fakurtas Irmu Dakwah dan Irmu Komunikasi unfuk Memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Sa4ana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
ULFAH AZIZAH
NIM: 1112053000046
Menyetujui, Pembimbing
11011003
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUAIYGAN SYARIAH JURUSAN MANAJEMEN DAI(WAH FAI(ULTAS ILMU DAKWAII DAN ILMU KOMUNIKASI UNIYERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016lyt
LEMBAR PEI\GESAIIAI{ PEMBIMBING SKRIPSI skripsi berjudul "Evaruasi stnategi Bauran pemasaran produk pembiayaan
warung Mikro pada Bank syariah Mandiri Kantor cabang Tangerang ciputat" yang disusun oreh urfbh Azizah. NIM,
r t 12053000046, Konsentrasi Manajemen Lembaga Keuangan Syariah. Jurusan Manajemen Dakwah. Fakultas Ilmu Dakwah Dan Irmu Komunikasi, Universitas
Isram Negeri (urN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Terah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 29
Yang mengesahkan,
Pemblsrbing,
-,(
AMIRUDIN.I}I.SI NIP" 19820608201 1011003
ilt
Maret20l6
LENIBAR PEI{GESAIIAN PAIiITTA TJJI.\N Skripsi yang berjudul "Evaruasi strategi Bauran pemasaran produk Fenrbiavaan warung &fikr, Fatia FT. ftank syariah &randiri Kantor cabang Tangerang ciputat, telah diujikan dalam sidang Munaqasah Fakultas IhnLr Dakwah dan lhru Komunikasi LrlN syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari
senin
tanggal tr4 April 20i6 skripsr rni teiah drterrma
sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana ilrrru Kotnunikasi tslam (S.Kom.t) pa4a Konsentrasi Lembaga Keuangan Sl,ariah program Studi Manalenlen Dakrvah.
Jak-ar:1a- 0.1
Apri!
2016
Sidang Munaqasah Ketua ivierangkap Anggota
Drs. Cecep Castrawiiaya. MA NrP. 1967081 8199803 1002
199603 1001
Anggota Penguji
I
Pengrgi
II
ftIuamar Adidl,a, S.E,
]I.Ak
NIP. 1982 1 1009201 101003
Pembimbing
1
101 1003
ABSTRAK ULFAH AZIZAH Evaluasi Strategi Bauran Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat Kemiskinan memang merupakan salah satu permasalahan sentral setiap negara didunia, khususnya bagi negara berkembang. Oleh karena itu, pengentasan kemiskinan serta menciptakan kesejahteraan bagi rakyat merupakan tujuan utama suatu negara. Salah satu upaya mengatasi masalah kemiskinan ini dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri dengan program pemberdayaan UMKM melalui produk warung mikro. Perlu adanya evaluasi dalam strategi pemasaran produk ini, karena masih banyaknya ketidaktahuan masyarakat terhadap program tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi apa saja yang digunakan dalam memasarkan produk pembiayaan warung mikro dan bagaimana respon masyarakat terhadap program tersebut. Penelitian ini dilakukan sejak Februari hingga Maret. Menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi strategi pemasaran produk Warung Mikro BSM KC Tangerang Ciputat memiliki peluang dan prospek yang menjanjikan dalam pengembangannya melihat kebutuhan masyarakat UMKM mengembangkan usahanya, persyaratan dan proses pembiayaan yang relatif mudah, anggaran yang cukup memadai dan dengan mulai dikenalnya warung mikro bagi masyarakat perkotaan. Namun demikian produk warung mikro juga menghadapi beberapa tantangan seperti pemasaran belum maksimimal di pedasaan dan daerah plosok, SDM yang belum memadai, lokasi yang cukup strategis diperkotaan namun tidak mampu menjangkau pedesaan, persaingan dengan bank lain dan jaringan yang belum luas merupakan suatu bahan pertimbangan untuk di evaluasi sebelum mengambil kebijakan yang solutif. Kata kunci : Evaluasi, Strategi, Bauran Pemasaran, dan Warung Mikro
v
KATA PENGANTAR Tiada kata yang pantas penulis ungkapkan selain puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW., yang telah membimbing umatnya menuju jalan yang di ridhai Allah. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun, skripsi ini merupakan hasil usaha dan upaya maksimal dari penulis. Tidak sedikit hambatan, cobaan dan kesulitan yang ditemui. Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademik di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam rangka menggapai gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.KOM.I). Dalam penyusunan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi maupun dorongan materil. Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada: 1. Dr. Arief Subhan, MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Suparto, M.Ed, Ph. D, selaku Wakil Dekan I (Satu), Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag, selaku Dekan II (Dua), Dr.Suhaimi, M.Si, selaku Dekan III (Tiga) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. 4. Drs. Sugiharto, MA, selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah. 5. Amirudin, Ma yang telah sabar dan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Jazakumullah khairan katsiran 6. Drs. H. Ade Marfudin dan Muammar Aditya, S.E, M.Ak yang telah bersedia menjadi dosen penguji penulisan skripsi ini. Terima kasih atas kritikan dan sarannya sehingga penulis memperbaiki skripsi ini 7. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga bapak dan ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Semoga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat dikemudian hari. vi
8. Bapak pimpinan Perpustakaan Utama beserta staff, Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi ini. 9. Rasa terima kasih, cinta, dan bakti penulis persembahkan kepada kedua orang tua, Ayahanda Subana S.Pd, MM dan Ibunda Nunung Nurjanah S.Pd, atas segala kasih sayang, doa, dan cinta yang tak pernah berkurang, dan tak pernah tergantikan. Untuk kanda tercinta, Aqilatul Munawaroh, untuk bibi cantik, Mila Nurkamila, Atik Nurhayati dan tak lupa adik-adik tersayang, Evi Latifah, Elis Nurkholisoh dan syifa. Terimasih atas do’a, semangat dan slalu membuat penulis tersenyum dan termotivasi, sehingga penulis bisa menyelesikan skripsi ini. Juga terima kasih untuk seluruh keluarga besar yang tak henti mendoakan penulis. Semoga Allah selalu membahagiakan orang-orang yang penulis cintai. Amiin. 10. Pimpinan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ciputat bapak Dadang Mohamad Baktiar, Bapak Demas Hartono Buanadhara, Ibu Huzaimah, serta seluruh karyawan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ciputat yang telah memberikan kesempatan dan membantu untuk melakukan penelitian skripsi ini. 11. Kepala mikro bapak Ahmad Irsyadi, bapak Uung Muhammad Syakur serta seluruh staff marketing Warung Mikro yang telah memberikan kesempatan dan membantu untuk melakukan penelitian skripsi ini. 12. Para sahabat terbaik seperjuangan penulis, Gandes Nurindah Sari, Syadiah Azzahra, Fatihatul Izzah, Siti Mustarsyidah, suka duka kita rasakan bersama, y ang selalu memberikan semangat, motivasi, dan kecerian. Terimakasih untuk semuanya. 13. Teman seperjuangan angkatan 2012 pondok pesantren Daar el Hikam, terkhusus hanna, yani, ipeh, kiki, nuy, arum, puput, sita, illa dan ela, yang selalu membuat penulis tersenyum dan termotivasi. Terima kasih atas pengalaman yang luar biasa.
vii
14. Pimpinan Pondok Pesantren Daar el Hikam Abi Bahrudin dan Umi Tuti beserta keluarga, serta tak lupa Santri puti Daar el-Hikam dan Keluarga besar Daar el Hikam. terimakasih atas semua yang diberikan. 15. Teman-temanku mahasiswa Manajemen Dakwah angkatan 2012, khususnya MD B yang sama-sama berjuang dan saling mendukung satu sama lain. 16. Kepada Kak Nuim, kak Cristo, Karim Amirullah, April, Ihya, Adi dan kak Reza Fahlevi. Terima kasih untuk motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 17. Keluarga besar Irmafa, khususnya Irmafa Remata yang selalu memberikan keceriaan dan motivasi. 18. Teruntuk Suhendra yang selalu menemani suka dan duka penulisan skripsi ini. Terimakasih atas motivasi, doa dan bantuan tiada henti yang menjadi pendorong agar penulis menyelesaikan skripsi ini. 19. Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatunya, yang telah berjasa membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis hanya dapat mendoakan kepada semua pihak yang turut berpartisipasi dengan tulus dalam penyusunan skripsi ini semoga menjadi amal baik yang akan dibalas oleh Allah SWT dengan berlipat ganda. Karya tulis yang sangat sederhana ini tentunya masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis tidak menutup kritik dan saran yang bersifat konstruktif. Tak lupa penulis mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya jika dalam penulisan skripsi ini ada yang kurang berkenan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis, umumnya bagi para pembaca sekalian.
Jakarta,
29 Maret 2016
Ulfah Azizah
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PERNYATAAN........................................................................... ..... i LEMBAR PERSETUJUAN/PENGESAHAN ................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN................................................... iv ABSTRAK ......................................................................................................... v KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi DAFTAR ISI....................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Pembatasan Masalah ............................................................................ 6 C. Perumusan Masalah .............................................................................. 7 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 7 1. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7 2. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7 E. Sistematika Penulisan ........................................................................... 8 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Evaluasi ................................................................................................. 10 1. Pengertian Evaluasi .......................................................................... 10 2. Model-Model Evaluasi .................................................................... 12 3. Tujuan dan Manfaat Evaluasi ........................................................... 13 B. Strategi Pemasaran ................................................................................ 15 1. Pengertian Strategi ........................................................................... 15 2. Pengertian Pemasaran ...................................................................... 17 3. Pengertian Strategi Bauran Pemasaran ............................................ 19 C. Pembiayaan ........................................................................................... 26
ix
1. Pengertian Pembiayaan .................................................................... 27 2. Penilaian Pemberian Pembiayaan .................................................... 28 3. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan ....................................................... 29 D. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah .................................................... 34 1. Pengertian UMKM .......................................................................... 34 2. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah .................................. 35 E. Produk Pembiayaan Warung Mikro pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat ................................................................... 36 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 40 B. Metode dan Jenis Penelitian ...................................................... 40 C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 41 1. Observasi .............................................................................. 43 2. Wawancara ........................................................................... 44 3. Dokumentasi ......................................................................... 47 D. Teknik Analisis Data ................................................................. 48 E. Teknik Penulisan ....................................................................... 52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil bank Syariah Mandiri ..................................................... 53 B. Strategi Bauran Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro .......................................................................... 60 C. Analisis Evaluasi Terhadap Strategi Bauran Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro ......................................... 63
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 68 B. Saran ......................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 71 LAMPIRAN
x
Daftar Gambar 2.1 Struktur Pembiayaan Warung Mikro ..................................................... 39 4.1 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri ............................................ 59
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang 1945, bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara yang adil dan sejahtera serta menjamin kedudukan hukum yang sama bagi warga masyarakat. Selain itu, Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang melaksanakan kegiatan pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah pembangunan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan serta merata di seluruh tanah air yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mensejahterahkan rakyat Indonesia secara adil dan merata. Namun, rupanya tujuan utama pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dinilai belum dapat menyentuh semua lapisan masyarakat, terbukti dengan masih tingginya angka kemiskinan di Indonesia. Kemiskinan memang merupakan salah satu permasalahan sentral setiap negara didunia, khususnya bagi negara berkembang. Oleh karena itu, pengentasan kemiskinan serta menciptakan kesejahteraan bagi rakyat merupakan tujuan utama suatu negara. Berbagai pemikiran maupun konsep-konsep tentang kemiskinan sudah dikaji dan diadaptasi diberbagai negara berkembang namun tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Dibandingkan negara-negara kawasan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat dalam lima tahun terakhir ternyata belum mampu untuk mengurangi tingkat kemiskinan yang signifikan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang didorong oleh sektor kosumsi rumah tangga ternyata tidak menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang dapat mengentaskan kemiskinan secara signifikan dan menciptakan lapangan pekerjaan yang luas serta belum menghilangkan tingkat disparitas antara golongan kaya dan golongan miskin.1
1
Yoghi Citra Pratama, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Di Indonesia, Esensi Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 4, no. 2, 2014, h. 210.
1
2
Badai krisis ekonomi yang mulai terjadi pada pertengahan 1997 telah menerpa hampir semua sektor perekonomian dan bisnis Indonesia. Hal ini dirasakan langsung oleh sektor perbankan dan bisnis korporasi, terbukti dengan ditutupnya operasi delapan buah bank secara bersamaan dan lumpuhnya unit-unit bisnis beraset milyaran hingga trilyunan rupiah. Akan tetapi tidak demikian halnya yang terjadi pada sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang ternyata memiliki kelenturan tersendiri menghadapi badai krisis tersebut. Hal ini antara lain disebabkan oleh tingginya bahan atau materi dari daerah setempat (local content) pada faktor-faktor produksi mereka, baik pada penggunaan bahan baku maupun permodalan. Selain itu, usaha mereka pada umumnya berbasis pada kebutuhan dasar (basic needs) masyarakat luas dan memiliki keunggulan komparatif. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga merupakan suatu subyek yang penting dalam pembentukan analisa kebijakan pemerintah Indonesia.2 Lembaga Keuangan Mikro (LKM) merupakan lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan. Keuangan mikro sendiri adalah sektor keuangan berupa himpunan dana dan pemberian pinjaman atau pembiayaan dalam skala mikro dengan suatu prosedur yang sederhana kepada masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah. Di Indonesia, institusi yang terlibat dalam keuangan mikro dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: institusi bank, koperasi, serta non bank/non koperasi. Institusi bank termasuk di dalamnya bank umum, yang menyalurkan kredit mikro atau mempunyai unit mikro serta bank syariah dan unit syariah.3
2
Docslide, Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Indonesia, artikel ini diakses pada 16 Januari 2016, dari (http://dokumen.tips/documents/strategian-usaha-mikro. html). 3 I Gde Kajeng Baskara, Lembaga Keuangan Mikro Di Indonesia, Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 18, no. 2, 2013, h. 115.
3
Keberadaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) tidak terlepas dari perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM hadir sebagai salah satu jalan keluar bagi Indonesia untuk bangkit dari masa-masa krisis ekonomi. Selain itu, UMKM tumbuh dengan berlandaskan ekonomi domestik karena pertumbuhan sektor ekonomi Indonesia pun sebagian besar didorong oleh ekonomi domestik. Disinilah dapat dilihat betapa kuatnya pengaruh UMKM di Indonesia, yang
jumlahnya sekarang masih terus bertambah. UMKM jelas
memegang peranan vital dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.4 Penguatan UMKM bisa menjadi salah satu program yang efektif dalam mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan. Hal ini bisa dilakukan melalui pemberian akses yang luas terhadap sumber-sumber pembiayaan bagi UMKM yang pada dasarnya memperkerjakan sebagian dari kalangan masyarakat yang tergolong miskin tetapi mempunyai kemauan dan kemampuan produktif, dan salah satu sumber pembiayaan UMKM ialah melalui sektor perbankan.5 Tidak hanya sebagai lembaga keuangan berbasis financial, perbankan juga merupakan lembaga keuangan yang saling bersaing untuk dapat memberikan pembiayaan usaha bagi masyarakat. Banyaknya perbankan di Indonesia baik swasta maupun perbankan milik pemerintah, khususnya lembaga keuangan mikro ini mengharuskan para pemimpin lembaga keuangan tersebut memiliki strategi yang lebih bagus dalam memasarkan produk-produknya, salah satunya ialah produk mikro bagi masyarakat menengah ke bawah. Tak dapat dipungkiri, pemahaman masyarakat akan produk-produk perbankan masih sangat rendah, oleh karena itu peran pemasaran dianggap sangatlah penting dalam mengenalkan produk-produk perbankan kepada masyarakat/konsumen. Saat ini bank di Indonesia selain mendirikan bank konvensional sudah banyak yang mendirikan bank-bank syariah, salah satu contohnya yaitu Bank Mandiri. Selain mendirikan bank konvensional juga mendirikan Bank Syariah Mandiri dan
4
Badan Eksekutif Mahasiswa Program Ekstensi FEUI (BEM PE FEUI), Nasib Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Indonesia, artikel ini diakses pada 20 Januari 2016, dari (http://bem.pefe.ui.ac.id/). 5 Tedy L , dkk., Peranan Intermediasi Perbankan Dalam Pemberdayaan UMKM Di Propinsi D.I Yogyakarta, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, Vol. XVI, 2008, h. 53.
4
memiliki cabang hampir di setip daerah. Dengan banyaknya bank yang ada di Indonesia, maka semakin banyak pula persaingan antar bank dan semakin gencar persaingan dalam memasarkan produk yang ada dibank tersebut. Maka dari itu, setiap bank membutuhkan strategi pemasaran yang tepat sehingga produk-produk di bank khususnya produk Warung Mikro ini sampai kepada konsumen sehingga bisa mendapatkan nasabah sebanyak-banyaknya. Untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan dan keinginan konsumen, manajemen juga perlu melakukan riset pemasaran, karena dengan hal tersebut bisa diketahui keinginan dan kebutuhan konsumen yang sebenarnya. Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran juga dilakukan dalam rangka menghadapi pesaing yang dari waktu ke waktu semakin meningkat. Para pesaing pun semakin gencar melakukan usaha pemasaran produknya.6 Sebagai Bank yang merupakan anak dari Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri telah banyak melalui berbagai pencapaian dan dinamika yang dihadapi, antara lain: 1. Hingga akhir Juni 2012, jumlah outlet Bank Syariah Mandiri mencapai 705 outlet yang terdiri atas 128 Kantor Cabang, 425 Kantor Cabang Pembantu, 49 Kantor Kas, sembilan konter layanan syariah, dan 94 payment point Bank Syariah Mandiri juga tetap fokus pada sektor UMKM. Per Juni 2012, porsi pembiayaan UMKM atau non korporasi sebesar 73,34% dan porsi pembiayaan korporasi 26,66%. Hal ini membuktikan bahwasannya sektor UMKM yang merupakan salah satu produk non korporasi mendapatkan suntikan dana yang besar. 2. PT Bank Syariah Mandiri menargetkan aset yang dimilikinya dapat mencapai senilai Rp. 100 triliun pada 2017. Berdasarkan data Bank Indonesia, aset yang dimiliki perusahaan per Desember 2014 mencapai Rp 66,94 triliun. Pada 2017, Bank Syariah Mandiri juga akan mengubah skema penyaluran kredit menjadi 76% untuk sektor ritel dan 25% sektor 6
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 4, h. 51-54.
5
korporasi. Saat ini, porsi penyaluran kredit perseroan 44% korporasi dan 56% untuk sektor ritel.Ini berarti Bank Syariah Mandiri menekankan pada peranan yang lebih besar, dari 56% meningkat menjadi 76%, pada sektor non korporasi dimana produk Warung Mikro yang membidangi UMKM berada di bawahnya. 3. Pemeringkat Fitch Ratings menaikkan peringkat jangka panjang Bank Syariah Mandiri dari AA menjadi AA+ dengan prospek stabil. Sementara peringkat obligasi subordinasi 1/2007 juga naik dari AA- menjadi AA. Pada saat bersamaan, pemeringkat tersebut juga telah memberikan peringkat AA untuk obligasi subordinasi sukuk yang total nilainya mencapai Rp 500 miliar dollar AS dan bertenor 10 tahun. Kenaikan peringkat BSM ini didorong oleh integrasi yang lebih kuat pada bagian manajemen risiko antara Bank Syariah Mandiri dengan perusahaan induknya, Bank Mandiri. Bank Mandiri mendapatkan peringkat BB+. Hal ini juga sejalan dengan persyaratan dari Bank Indonesia. Selain itu, komitmen untuk menambahkan permodalan juga mendukung kenaikan peringkat Bank Syariah Mandiri. 4. Prospek stabil didukung oleh harapan Fitch bahwa dukungan dari Bank Mandiri akan terus membuat Bank Syariah Mandiri bertumbuh dalam bisnis perbankan syariah. Bantuan keuangan Bank Mandiri kepada Bank Syariah Mandiri ditunjukkan dengan injeks modal terus sehingga mencapai Rp 1,3 triliun untuk tahun 2011-2013. Suntikan ini mungkin terus meningkat hingga tahun 2016 sejalan dengan target pencapaian modal Bank Syariah Mandiri sebesar 100 triliun di tahun 2017.7 Berdasarkan informasi di atas, Bank Syariah Mandiri sebagai salah satu bank yang mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia terus mengembangkan dan melebarkan jangkauannya untuk menyediakan bantuan finansial bagi pelaku UMKM. Bank Syariah Mandiri juga meningkatkan porsi keuangan untuk non korporasi lebih dari 50%. Dukungan ini terus ditingkatkan 7
http://www.syariahmandiri.co.id diakses pada 10 Februari 2016.
6
oleh Bank Mandiri, sebagai induk dari Bank Syariah Mandiri bahkan menargetkan total aset hingga 100 trilyun 2017. Bahkan salah satu lembaga pemeringkat di Singapura, memeringkat Bank Syariah Mandiri sebagai bank yang mengalami peningkatan yang signifikan, begitu juga penunjang induk Bank Syariah Mandiri, Bank Mandiri mengalami penigkatan yang serupa. Dalam hubungannya dengan strategi pemasaran perusahaan, institusi keuangan Bank Syariah Mandiri harus mengatur strategi pemasaran yang lebih unggul demi menjalankan promosi yang efektif agar proses komunikasi antara produk perusahaan dan nasabah berjalan dengan maksimal. Apabila dalam strategi pemasaran sudah dilakukan namun masyarakat masih banyak yang belum mengetahui produk dan kurangnya peminat terhadap produk Pembiayaan Warung Mikro ini maka harus adanya evaluasi strategi terhadap pemasaran produk Pembiayaan Warung Mikro tersebut. Karena dengan adanya evaluasi untuk merumuskan tujuan dan sasaran yang akan dicapai dan mengetahui sejauh mana keputusan yang dibuat apakah berhasil atau gagal dapat dilihat dari tingkat efektivitasnya, sehingga bisa menemukan kesempatan baru atau menghindari ancaman, mempertahankan dan menyelesaikan masalah agar sejalan dengan harapan yang akan dicapai. Evaluasi juga merupakan tahap akhir dalam strategi untuk mengambil keputusan selanjutnya dalam peningkatan nasabah dan untuk mengetahui apakah strategi pemasaran yang digunakan apakah efektif atau tidak dalam rangka menarik nasabah sebanyak-banyaknya. Maka dari itu perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang “Evaluasi Strategi Bauran Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat”.
B. Pembatasan Masalah Untuk menghindari terlalu luasnya pembahasan yang akan diteliti, maka penulis membatasi permasalahan hanya menekankan pada evaluasi strategi bauran pemasaran dalam memasarkan produk Pembiayaan Warung Mikro pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat.
7
C. Perumusan Masalah Adapun masalah pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai hal sebagai berikut : 1. Bagaimana strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat dalam memasarkan produk Pembiayaan Warung Mikro? 2. Bagaimana hasil evaluasi strategi bauran pemasaran produk Pembiayaan Warung Mikro pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat?
D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat dalam memasarkan produk Pembiayaan Warung Mikro. 2. Untuk mengetahui hasil evaluasi strategi bauran pemasaran produk Pembiayaan Warung Mikro pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Akademisi Bagi akademisi mahasiswa ataupun dosen, penelitian ini diharapkan dapat menambah keilmuan dan pengetahuan, melengkapi dan menjadi sumber pengetahuan serta memberikan tambahan informasi sebagai bahan referensi atau perbandingan penelitian untuk penelitian lainnya yang terkait tentang evaluasi strategi bauran pemasaran produk seperti yang dilakukan oleh PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat. 2. Bagi Lembaga Keuangan Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja lembaga keuangan dan menjadikan evaluasi serta referensi untuk mengambil keputusan selanjutnya dalam rangka menarik nasabah sebanyak-banyaknya pada
8
produk Lembaga Keuangan Mikro pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat. 3. Bagi Masyarakat Membantu mensosialisasikan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada di Indonesia sehingga membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
F. Sistematika Penulisan Untuk lebih mudah memahami pembahasan dan penulisan pada skripsi ini, maka penulis menguraikan secara terperinci masalah demi masalah yang pembahasannya terbagi menjadi lima bab dan masing-masing bab terdiri sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN Berisi tentang penjelasan latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
: LANDASAN TEORI Berisi
tentang
penjelasan
mengenai
definisi-definisi
yang
bersangkutan dengan judul penelitian yang ditinjau dari etomologi maupun terminologi yang bersandar dari kepustakaan. Yakni mengupas tentang teori-teori yang bersangkutan dengan pembahasan Evaluasi, Strategi Bauran Pemasaran, Pembiayaan, UMKM, serta teori yang membahas mengenai Warung Mikro. BAB III
: METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai tempat dan waktu penelitian, metode dan jenis penelitian yang digunakan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penulisan.
BAB IV
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Membahas tentang hasil penelitian yang di lakukan di Bank Syariah Mandiri mengenai Profil singkat Bank Syariah Mandiri, evaluasi
9
strategi bauran pemasaran produk Pembiayaan Warung Mikro, dan menganalisis hasil penelitian. BAB V : PENUTUP Merupakan bab penutup, yang mana di dalamnya penulis mengemukakan kesimpulan dari seluruh pembahasan sebelumnya dan sekaligus menjawab permasalahan pokok yang dikemukakan sebelumnya dan kemudian penulis mengemukakan saran-saran.
BAB II LANDASAN TEORI A. Evaluasi Evaluasi merupakan proses terus menerus sehingga didalam proses kegiatannya dimungkinkan untuk merevisi apabila dirasakan adanya suatu kesalahan.1 Evaluasi bertujuan agar kinerja sesuai jalurnya dan jika perlu memperbaiki plan untuk memelihara performance pada jalurnya. Evaluasi juga mencakup upaya mencari peluang baru di masa mendatang dan memberi masukan bagi proses perencanaan selanjutnya.2 1.
Pengertian Evaluasi Secara harfiah kata Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam
bahasa arab yaitu al-Taqdir yang berarti penilaian. Akar katanya adalah Value; dalam bahasa Arab; al-Qimah yang artinya nilai.3 Kata tersebut diserap ke dalam pembendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi “evaluasi”. Istilah “penilaian” merupakan kata dari “nilai”.4 Evaluasi adalah menentukan seberapa jauh sesuatu itu berharga, bermutu, atau bernilai.5 Menurut Ahmad Sofyan, “Evaluation atau evaluasi adalah penilaian yang meliputi aspek pengukuran dan asesmen. Inti dari evaluasi adalah adanya keputusan berdasarkan beberapa pertimbangan objektif dan memberi peluang subjektifitas di dalamnya”.6
1
Ahmad Sofyan, Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:UIN Jakarta Press, 2006), Cet 1, h. 31. 2 Ali Hasan, Marketing Bank Syariah: Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 241. 3 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 10, h. 1. 4 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin A.J, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 2010), h. 1. 5 Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Cet. 1, h. 39. 6 Ahmad Sofyan, Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:UIN Jakarta Press, 2006), Cet 1, h. 129.
10
11
Menurut M. Chabib Thoha, “Evalusi adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan”.7 Sedangkan menurut Suharsimi dan Capi Safruddin A.J, “Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan”.8 Husein Umar dalam bukunya merangkum definisi Evaluasi dari berbagai pakar, seperti yang dikemukakan pada ahli dalam tulisan yang mereka buat. Sehingga, evaluasi akan didefinisikan sebagai:9 a. “Suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh dengan kebutuhan”. Misalnya, untuk menentukan laba perusahaan dibutuhkan data mengenai seluruh pendapatan dan seluruh pengeluaran, lalu dianalisis dengan perhitungan matematika sederhana, sehingga akan dihasilkan besar laba perusahaan. b. “...sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui ada selisih di antara keduanya,...”, berarti bahwa evaluasi dimaksudkan untuk membandingkan suatu kegiatan yang telah diselesaikan dengan yang seharusnya diselesaikan. Hasilnya, apakah sesuai, dibawah standar, atau diatas standar yang telah ditentukan, hal ini membutuhkan tolak ukur tertentu. Misalkan, perkiraan suatu proyek yang sedang dikerjakan pada waktu 3 bulan akan selesai 75% dan pengeluaran anggaran sebesar 1 7
M. Chabib Toha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996), h. 1. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin A.J, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 2. 9 Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan: Teknik Evaluasi Bisnis Dan Kinerja Perusahaan Secara Komprehensif, Kuantitatif, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 3536. 8
12
milyar, kenyataannya proyek baru diselesaikan 65% dan pengeluaran anggaran habis 1,1 miliar. Lalu, diputuskan hasil evaluasi terhadap terjadinya perbedaan ini. Dapat disimpulkan dari pengertian evaluasi yang dikemukakan oleh para ahli diatas, bahwa Evaluasi adalah sebuah proses penentuan/atau hasil akhir tentang sejauh mana tujuan yang telah di capai dan tahap memberi keputusan selanjutnya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang belum tercapai. Dengan demikian, ada tiga unsur pokok yang erat kaitannya satu sama lain, yaitu:10 1) Keputusan, yaitu tujuan akhir dari penilaian, yang merupakan satu alternatif tindakan yang terpilih. 2) Pertimbangan, yaitu hasil akhir dari proses penilaian, yang merupakan penafsiran terhadap informasi yang diperoleh. 3) Informasi yaitu merupakan bahan baku yang diperlukan untuk melakukan pertimbangan yang dilakukan dengan berbagai cara.
2.
Model Evaluasi CIPP Model evaluasi adalah model desain evaluasi yang dibuat oleh para ahli atau
pakar evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatannya atau tahap pembuatannya. Evaluasi juga dibedakan berdasarkan waktu pelaksanaannya, kapan evaluasi dilakukan, untuk apa evaluasi dilakukan, dan acuan serta paham yang dianut oleh evaluator, disebut konsep evaluasi.11 Stufflebeam (1969,1971,1983), Stufflebeam & Shinkfield (1985). Ia merumuskan evaluasi sebagai “Suatu proses menggambarkan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan”. Dan (Stufflebeam, 1973, hlm. 127) membagi evaluasi CIPP menjadi empat macam: 12
10
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Cet. 1,
h. 37. 11
Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi: Untuk Program Pendidikan dan Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 13. 12 Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program, h. 14.
13
a. Contect evaluation to serve planning decision. Evaluasi ini membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai dan merumuskan tujuan oleh program. b. Input evaluation, structuring decision. Evaluasi ini untuk mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, apa rencana strategi untuk mencapai kebutuhan dan bagaimana prosedur untuk mencapainya. c. Process evaluation, to serve implementing decision. Evaluasi ini membantu mengimplementasikan keputusan, mengukur sejauh mana rencana yang telah diterapkan, apa saja yang harus direvisi, dan apabila sudah terjawab, langkah selanjutnya yaitu prosedur dapat dimonitor, dikontrol, dan diperbaiki. d. Product evaluation, to serve recycling decision. Evaluasi produk untuk menolong keputusan selanjutnya. Apa hasil yang telah dicapai? Apa yang akan dilakukan setelah program berjalan? Huruf pertama dari konteks evaluasi dijadikan ringkasan CIPP, model ini terkenal dengan nama model CIPP oleh Stufflebeam.
3.
Tujuan dan Fungsi Evaluasi Fungsi evaluasi berkaitan erat dengan tujuan dilakukannya evaluasi, namun
bukan berarti bahwa antara keduanya tidak dapat dibedakan. Perbedaan definisi diantara keduanya sudah memberikan alasan adanya perbedaan tersebut. Tujuan berhubungan dengan sesuatu yang ingin dicapai, sedangkan fungsi merupakan kedudukan dinamis yang dimiliki oleh evaluasi dalam usaha mencapai tujuan.13 a. Evaluasi memiliki beberapa tujuan yang dapat dirinci sebagai berikut : 1) Tujuan utamanya adalah untuk membuat sebuah keputusan.14 2) Menyiapkan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan.
13
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Cet. 1,
h. 49. 14
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi, h. 50.
14
3) Sebagai perbandingan dengan yang akan datang. Dengan adanya evaluasi memberikan masukan untuk mengambil keputusan ke depan agar lebih baik. 4) Mengidentifikasi bagian-bagian yang belum dapat terlaksana sesuai dengan tujuan. 5) Mencari alternatif tindak lanjut: diteruskan, diubah atau dihentikan.15 6) Mengukur
kemajuan,
menunjang
penyusunan
memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.
rencana,
dan
16
Dengan adanya evaluasi baik yang dilakukan oleh intern ataupun ekstern dengan adanya tujuan evaluasi sehingga bisa mengambil keputusan selanjutnya akan lebih baik sesuai tujuan dan sasaran yang akan dicapai. b. Evaluasi memiliki beberapa fungsi yaitu diantaranya: 1) Untuk mengetahui sejauh mana keputusan yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan, apakah berhasil atau gagal dapat dilihat dari tingkat efektivitasnya. 2) Untuk menemukan kesempatan baru atau menghindari ancaman, mempertahankan dan menyelesaikan masalah kinerja agar sejalan dengan harapan yang akan di capai.17 3) Untuk membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan dan merumuskan tujuan dan sasaran yang akan dicapai.18 4) Menunjang penyusunan rencana19 5) Memberikan informasi tentang hasil yang telah dicapai, maupun kelemahan-kelemahan dan kebutuhan terhadap perbaikan program lebih lanjut menuju tujuan yang akan dicapai.20
15
Ahmad Sofyan, Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:UIN Jakarta Press, 2006), Cet 1, h.31-32. 16 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 10, h. 8. 17 Ali Hasan, Marketing Bank Syariah: Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010)s, h. 241. 18 Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi: Untuk Program Pendidikan dan Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.14. 19 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 10, h. 9.
15
Seperti telah dikemukakan dalam pembicaraan terdahulu, evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk mengukur dan selanjutnya menilai, sampai manakah tujuan yang telah di rumuskan sudah terlaksana untuk dicapai secara bertahap, maka dengan evaluasi yang berkesinambungan akan dapat dipantau, tahapan manakah yang sudah diselesaikan, dan mana pula yang mengalami kendala.21
B. Strategi Bauran Pemasaran 1.
Pengertian Strategi Persaingan yang akan datang merupakan persaingan untuk menciptakan dan
mendominasi peluang-peluang yang timbul. Menciptakan masa yang akan datang merupakan lebih dari sekedar menangkap peluang yang telah ditetapkan sebelumnya, mengembangkan perusahaan untuk menciptakan peluang masa yang akan datang.22 Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk tetap hidup dan berkembang, tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan/laba perusahaan. Tujuan hanya dapat dicapai apabila pemasaraan perusahaan melakukan strategi yang mantap untuk menggunakan kesempatan atau peluang dalam pemasaran.23 Strategi adalah suatu rencana untuk mencapai suatu tujuan yang ingin di capai. Maka dari itu strategi sangat penting dalam sebuah perusahan atau di sebuah lembaga, karna tanpa strategi seperti mendirikan perusahaan atau suatu lembaga tetapi tidak memiliki sasaran yang tepat tujuan yang pasti. Karna sasaran menunjukan apa yang ingin akan dicapai suatu unit usaha. 24
20
Ahmad Sofyan, Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:UIN Jakarta Press, 2006), Cet 1, h 32. 21 Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 10, h. 9. 22 Ali Hasan, Marketing Bank Syariah: Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 29. 23 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 7, h. 167. 24 Freddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 139.
16
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.25 Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan sebagai “The art of the general” atau seni seseorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl Von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi merupakan pengetahuan tentang seni atau taktik yang digunakan saat pertempuran untuk memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik.26 Namun, dalam abad modern sekarang ini kata strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau seni seorang panglima dalam peperangan, tetapi sudah digunakan secara luas, termasuk dalam ilmu ekonomi maupun bidang olahraga. Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau pencapaian tujuan.27 Beberapa pengertian Strategi sebagaimana yang dikemukakan oleh para pakar, yaitu : 1) Menurut Husein Umar, “Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti “seni berperang”. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi, pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan” 28 2) Sedangkan menurut Philip Kotler dan Kevin Lance Keller, “Bahwasanya sasaran menunjukan apa yang ingin dicapai oleh suatu unit bisnis; Strategi adalah suatu rencana permainan untuk mencapainya”.29 3) Jack Trout dalam bukunya merumuskan bahwa inti dari yaitu:
25
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 5. 26 Freddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 139. 27 Freddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis, h. 139. 28 Husein Umar, Strategic Management in Action: Konsep, Teori, dan Teknik Menganalisis Manajemen Strategis, Strategic Business Unit Berdasarkan Konsep Michael R. Porter, Fred R. David, dan Wheelen-Hunger, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 31. 29 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Indeks, 2007), h.68.
17
strategi adalah bagaimana bertahan hidup dalam dunia yang semakin kompetitif, bagaimana membuat persepsi yang baik di benak konsumen, menjadi berbeda, mengenali kekuatan dan kelemahan pesaing, menjadi spesialisasi, menguasai satu kata yang sederhana di kepala, para pemimpinan yang memberi arah dan memahami arah dan memahami realitas pasar dengan menjadi yang pertama, kemudian menjadi yang lebih baik.30 Dari pengertian strategi di atas, dapat disimpulkan bahwa Strategi merupakan suatu atau serangkaian tujuan dan alat mencapai sasaran yang akan dituju untuk menangkap
sebuah
peluang
yang
telah
ditetapkan
sebelumnya,
dan
mengembangkan perusahaan untuk menciptakan peluang masa yang akan datang dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.
2.
Pengertian Pemasaran Dalam dunia pemasaran sering pula di identikkan dengan dunia yang penuh
janji manis namun belum tentu terbukti apakah produknya sesuai dengan apa yang telah di janjikan. Inilah yang harus dibuktikan dalam pemasaran khususnya pemasaran yang berprinsip syariah baik pada penjualan produk barang atau jasa, bahwa pemasaran yang berprinsip syariah bukanlah dunia yang penuh janji manis ataupun dengan tipu menipu tetapi pemasaran yang prinsip-prinsipnya berlandaskan syariah. 31 Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk dan jasa.32 Karena pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan suatu bisnis. Artinya, aspek pemasaran merupakan salah satu faktor penting yang menjamin kelangsungan hidup suatu perusahaan.33
30
Ali Hasan, Marketing Bank Syaria Ali Hasan, Marketing Bank Syariah: Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.29. 31 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 5-6. 32 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemaaasran, h.5-6. 33 Suyadi Prawirosentono, Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21: Kiat Membangun Bisnis Kompetitif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 152.
18
Pemasaran menjadi semakin penting dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat. Pemasaran juga dilakukan dalam rangka menghadapi pesaing yang dari waktu ke waktu semakin meningkat. Para pesaing justru semakin gencar melakukan usaha pemasaran dalam rangka memasarkan produknya.34 Istilah marketing berasal dari kata benda market yang artinya pasar. Sedangkan kata kerja to market berarti memasarkan. Pengertian pemasaran secara sederhana adalah seluruh kegiatan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui sarana dan proses pertukaran berupa barang dan jasa dari produsen ke konsumen dengan cara yang paling efisien.35 Beberapa pengertian Pemasaran sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya yaitu : 1) Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, “Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.36 2) Menurut Sofjan Assauri, “Pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran”.37 3) Menurut Freddy, “Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibatnya masing-masing individu maupun kelompok
34
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta : Kencana. 2010), h. 51. Suyadi Suyadi Prawirosentono, Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21: Kiat Membangun Bisnis Kompetitif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 153. 36 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Indeks, 2007), h. 67. 37 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 7,, h. 5. 35
19
mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang dimiliki nilai komoditias”.38 4) Sedangkan menurut Kasmir dalam bukunya, “Pemasaran adalah usaha yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya terhadap produk dan jasa dengan cara memberikan kepuasan”.39 Dapat disimpulkan dari pengertian pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli diatas, bahwa pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, ekonomi dan faktor lainnya yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran berupa barang dan jasa. Sedangkan Pemasaran menurut perspektif syariah merupakan segala aktivitas yang dijalankan dalam kegiatan bisnis berbentuk kegiatan penciptaan nilai (value creatingathties) yang dilandaskan atas kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan keikhlasan sesuai dengan proses yang berprinsip pada akad bermuamalah islami atau perjanjian transaksi bisnis dalam Islam. 40
3.
Pengertian Strategi Bauran Pemasaran a. Pengertian Strategi Pemasaran Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana, atau serangkaian tujuan
dan sasaran menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.41 Sedangkan menurut M. Nur Rianto Al Arif dalam bukunya, “Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang 38
Freddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 48. 39 Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 4, h. 53. 40 Abdullah Amrin. Strategi Pemasaran Asuransi Syariah: Memenangkan Persaingan Usaha Bisnis Asuransi dan Bank Syariah Secara Syariah. (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 1. 41 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 7, h. 168-169.
20
memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu pada masingmasing tingkatan serta lokasinya”.42 Dewasa ini pimpinan dan tenaga pemasaran sangat menekankan pentingnya peranan strategi pemasaran dalam suatu perusahan.43 Dengan adanya strategi pemasaran, maka implementasi program dalam mencapai tuuan organisasi atau suatu perusahaan dapat dilakukan secara aktif, sadar, rasional tentang bagaimana suatu merek produk mencapai tujuannya.44 Seperti diketahui, strategi pemasaran adalah himpunan asas yang secara tepat, konsisten, dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang dituju (Target market) dalam jangka panjang perusahaan dan tujuan perusahaan jangka panjang (Objectives), dalam persaingan tertentu.45
b. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Strategi pemasaran untuk perbankan syariah berdasarkan konsep bauran pemasaran
(marketing
mix)
adalah
hal
menarik
untuk
mempercepat
pengembangan perbankan syariah di Indonesia.46 Sedangkan menurut M. Nur Rianto Al Aeif
bauran pemasaran dapat
diartikan sebagai perpaduan seperangkat alat pemasaran yang sifatnya dapat dikendalikan oleh perusahaan sebagai bagian dalam upaya mencapai tujuan pada pasar sasaran.47 Dalam strategi pemasaran ini, terdapat Strategi Acuan/Bauran Pemasaran (Marketing Mix), yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat variabel pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju sekaligus mencapai 42
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 83. 43 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 7, h. 167. 44 Ali Hasan, Marketing Bank Syariah: Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 119. 45 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 7, h. 198. 46 Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 40 47 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 83.
21
tujuan dan sasaran perusahaan. Keempat unsur Bauran Pemasaran yaitu: Strategi Produk, Strategi Harga, Strategi Penentuan Lokasi, dan Strategi Promosi48 1) Strategi Produk (Product) Strategi produk dalam hal ini adalah menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para konsumenya dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatan share pasar.49 Menurut Kasmir mengutip dari Philip Kotler dalam bukunya, “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian untuk dibeli, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.50 Adapun faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu/kualitas, penampilan (features), pilihan yang ada (options), gaya (styles), merek (brand names), pengemasan (packaging), ukuran (sizes), jenis (product lines), macam (product items), jaminan (warranties), dan pelayanan (services).51 Pada dasarnya produk yang dibeli konsumen itu dapat dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu:52 a) Produk inti (core product), yang merupakan inti atau dasar yang sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh atau didapatkan oleh seorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut. b) Produk Formal (formal product), yang merupakan bentuk, model, kualitas/mutu, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut. c) Produk tambahan (augemented product), adalah tambahan produk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasangan (instalasi), pelayanan, pemeliharaan, dan pengangkutan secara Cuma-Cuma.
48
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 7, h. 198 49 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 198. 50 Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 4, h. 123. 51 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 7, h. 200. 52 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 202.
22
Adapun Keuntungan atau manfaat dari adanya produk, yaitu:53 a) Untuk meningkatkan penjualan b) Menimbulkan rasa bangga bagi nasabahnya c) Menimbulkan kepercayaan d) Menimbulkan kepuasan Di dalam strategi mix, strategi produk merupakan strategi yang paling penting atau utama dibanding dengan strategi bauran pemasran yang lainnya, karena dapat mempengaruhi strategi yang lainnya. Dalam strtategi produk bank harus mampu memodifikasi produk yang sudah ada menjadi lebih menarik.54 Sama halnya dengan perbankan konvensional, produk yang dihasilkan haruslah mengacu kepada nilai-nilai syariat atau yang diperoleh dalam Alquran. Namun, agar lebih menarik minat konsumen terhadap jasa perbankan yang dihasilkan, produk tersebut harus teteap melakukan strategi “differensiasi” atau ”versifikasi” agar para konsumen mau beralih dan mulai menggunakan jasa perbankan syariah.55 Strategi produk salah satu contohnya biasanya dimulai dari penciptaan logo dan moto yang dibuat semenarik mungkin. Kemudian menciptakan merek terhadap produk yang ditawarkan, menciptakan kemasan atau pembungkus suatu produk, dan keputusan label. 2) Strategi Harga (Price) Strategi harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan pemasaran. Harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan nantinya.56 Bagaimana bank menetapkan harga produknya. Harga bagi bank konvensional adalah bunga. Harga tersebut terdiri dari harga beli (bunga 53
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 140 54 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran, h. 14. 55 Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h.40-4. 56 Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 4, h. 135.
23
simpanan) dan harga jual (bunga kredit). Selisih dari harga jual dan harga beli ini merupakan keuntungan bank dan kita kenal dengan nama spread based.57 Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran dapat menentukan harga pokok dan harga jual suatu produk. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam suatu penetapan harga antara lain biaya, keuntungan, harga yang ditetapkan oleh pesaing dan perubahan keinginan pasar.58 Disamping itu, bank dapat pula mentukan harga berdasarkan beban atau biaya yang harus ditanggung nasabah, seperti biaya administrasi, biaya kirim, iuran, biaya tagih, biaya provisi, dan komisi atau biaya sewa. Biaya-biaya ini dalam dunia perbankan kita kenal dengan nama fee based. Penentuan harga berdasarkan spread based dan fee based ini dikenal dalam bank konvensional. Sedangkan bagi bank syariah dikenal dengan nama sistem bagi hasil atau profit and loss sharing. Untuk menentukan harga bank dapat menggunakan beberapa metode dan penggunaan masing-masing metode tergantung bank yang bersangkutan.59 3) Strategi Penentuan Lokasi (Place) Yang
dimaksud
dengan
lokasi
bank
adalah
tempat
dimana
diperjualbelikannya produk cabang bank dan pusat pengendalian perbankan. Dalam praktiknya ada beberapa macam lokasi kantor bank, yaitu lokasi kantor pusat, cabang utama, cabang pembantu, kantor kas, dan lokasi mesin-mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM).60 Strategi lokasi dan layout bagi bank adalah bagaimana menentukan lokasi dan layout suatu cabang bank. Pertimbangan penentuan lokasi biasanya mengarahkan dekat dengan masyarakat atau pasar atau pusat industri. Sedangkan strategi penentuan layout adalah strategi mengenai tata letak gedung dengan segala sarana dan prasarana yang dimiliki. layout juga
57
Kasmir, Pemasaran, h. 123. M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 15. 59 Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 4, h. 135-136. 60 Kasmir, Pemasaran Bank, h. 145. 58
24
dilakukan terhadap ruangan yang akan digunakan dengan menggunakan berbagai cara agar efisien dan efektif.61 Adapun tujuan strategi lokasi dan lay out adalah:62 a) Agar bank dapat menentukan lokasi yang tepat serta strategis untuk lokasi kantor pusat, kantor cabang, kantor pembantu, kantor kas atau lokasi-lokasi mesin ATM. b) Agar bisa menentukan teknologi yang tepat dalam memberikan kecepatan dan keakuratan guna melayani nasabahnya. c) Agar dapat menentukan lay out yang sesuai dan standar keamanan, keindahan dan kenyamanan bagi nasabahnya. d) Agar dapat menetukan metode antrian yang paling optimal terutama pada hari atau jam-jam sibuk. Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menentukan suatu bank adalah pertimbangan sebagai berikut:63 a) Dekat dengan kawasan industri atau pabrik b) Dekat dengan perkantoran c) Dekat dengan pasar d) Dekat dengan perumahan atau masyarakat e) Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di suatu lokasi Dalam memilih lokasi tergantung dari keperluan lokasi tersebut, terdapat paling enam lokasi yang dipertimbangkan sesuai keperluan perusahaan: 64 a) Lokasi untuk kantor pusat b) Lokasi untuk kantor wilayah c) Lokasi untuk kantor cabang utama d) Lokasi untuk kantor cabang pembantu e) Lokasi kantor kas f) Mesin ATM 61
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 4, h. 4-5. M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 131. 63 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 133. 64 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran h. 137. 62
25
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk lay out gedung adalah: a) Bentuk gedung yang memberikan kesan elegan dan baik b) Lokasi parkir luas dan aman c) Keamanan di sekitar gedung juga harus di pertimbangkan d) Tersedia tempat ibadah e) Tersedia toilet yang bersih dan nyaman f) Fasilitas penunjang lainnya. 4) Strategi Promosi (Promotion) Strategi promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir setelah produk, harga dan tempat, serta inilah yang paling sering diidentikan sebagai aktivitas pemasaran dalam arti sempit. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang termasuk penting selain produk, harga dan lokasi.65 Promosi merupakan sarana paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya. Salah satu tujuan promosi adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah baru. Kemudian promosi juga berfungsi meningkatkan nasabah akan produk, promosi juga ikut mempengaruhi nasabah untuk membeli dan akhirnya promosi juga akan meningkatkan citra bank di mata para nasabahnya.66
Kegiatan promosi yang dilakukan suatu perusahaan menggunakan acuan/bauran promosi (Promotional mix) yang terdiri dari:67 a) Periklanan (Advertising), merupakan promosi yang dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang dalam spanduk, brosur, billboard, koran, majalah, televisi, atau radio. b) Promosi penjualan (Sales promotion), merupakan promosi yang digunakan untuk meningkatkan penjualan melalui potongan harga atau hadiah pada waktu tertentu terhadap barang-barang tertentu pula. c) Promosi penjualan (sales promotion), merupakan promosi yang digunakan untuk meningkatkan penjualan melalui potongan harga atau hadiah pada waktu tertentu terhadap barang-barang tertentu pula. 65
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran h. 169. Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 4, h. 156. 67 Kasmir, Pemasaran Bank, h. 156. 66
26
d) Publisitas (Publicity) merupakan promosi yang dilakukan untuk meningkatkan citra bank di depan para calon nasabah atau nasabahnya melalui kegiatan sponsorship terhadap suatu kegiatan amal atau sosial atau olahraga. e) Penjualan pribadi (Personal selling), merupakan promosi yang dilakukan nelalui pribadi-pribadi karyawan bank dalam melayani serta ikut mempengaruhi nasabah.
C. PEMBIAYAAN Kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang diberikan oleh bank mengandung risiko, sehingga dalam setiap pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah harus memperhatikan asas-asas perkreditan atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang sehat dan berdasarkan prinsip kehati-hatian.68 Pada dasarnya ketentuan dan syarat yang berlaku di bank adalah sama, baik bank syariah maupun bank konvensional. Ketentuan umum yang berlaku dibank untuk dapat diberikan pembiayaan adalah feasible dan bankable. Feasible artinya layak dibiayai, atau anda membayar kewajiban atas pembiayaan yang diterima. Sedangkan bankable artinya memenuhi syarat teknis perbankan, yaitu hal-hal teknis yang disyaratkan oleh bank seperti adanya legalitas usaha, usaha yang ada telah berjalan baik minimal selama 2 tahun dan adanya aset sebagai agunan.69 Pola pembiayaan dalam bank syariah mempunyai karakteristik yang spesifik dibanding dengan bank konvensional. Pada bank konvensional, penilaian kelayakan pembiayaan didasarkan semata-mata hanya pada business wise, sedangkan pada bank syariah penilaian kelayakan pembiayaan selain didasarkan pada bussines wise, juga harus mempertimbangkan syariah wise. Artinya, bisnis tersebut layak di biayai dari segi usahanya, dan acceptable dari segi syariahnya.70 68
Rachmadi Usman, Aspek-aspek hukum perbankan indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 246. 69 Yusak Laksmana, Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah,. (Jakarta: Gramedia, 2009), h. 78. 70 Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah: Lingkuup, Peluang, Tantangan, dan Prospek, (Jakarta: AlvaBet, 2000), h. 115.
27
1.
Pengertian Pembiayaan Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak
kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan
yang
dikeluarkan
untuk
mendukung
investasi
yang
telah
direncanakan.71 Menurut Gita Danupranata dalam bukunya, “Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang tergolong sebagai pihak yang mengalami kekurangan dana (deficit unit)”. Gita Danupranata menurut M. Syafii Antonio dalam bukunya, menurut sifat penggunaannya, berikut ini adalah pembagian dar pembiayaan: 72 a. Pembiayaan produktif Jenis pembiayaan ini ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam definisi yang luas, yaitu untuk meningkatkan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi. b. Pembiayaan konsumtif Jenis pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan saat dipakai untuk memenuhi kebutuhan. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:73 a. Pembiayaan modal kerja Jenis pembiayaan ini ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan produksi (secara kuantitatif [jumlah hasil produksi] atau secara kualitatif [peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi]) dan untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.
71
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 681. 72 Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 103. 73 Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen), h. 103.
28
b. Pembiayaan investasi Jenis pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods) dan fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.
2.
Penilaian Pemberian Pembiayaan Berdasarkan penjelasan pasal 8 Undang-Undang Perbankan yang diubah,
yang semestinya di nilai oleh bank sebelum memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha dari nasabah debitur, yang dikenal dengan sebutan “The Five C of credit analysis” atau prinsip 5C’s.74 Berdasarkan permohonan kredit dan data pendukung petugas Bank Lembaga Keuangan melakukan analisis kelayakan kredit atas kelayakan untuk calon debitur dengan menggunakan kriteria 5C dalam pemberian pembiayaan yakni: a. Character (Penilaian Watak) Character (penilaian watak), yaitu Bank harus meniliti karakter atau permohonan yang merupakan penilaian terhadap individu atau calon debitor sejauh mana dapat mengemban amanah pembiayaan dari bank. Sehingga tidak akan menyulitkan atau menjadi kendala dalam proses pengembalian terhadap bank. . 75 b. Capacity (Kemampuan) Capacity (Kemampuan) yaitu Bank harus meneliti mengenai kemampuan atau keahlian calon debitor dalam bidang usahanya dan kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan dibiayainya dikelola oleh orang-orang yang tepat, sehingga calon debitornya dalam jangka waktu tertentu mampu menlunasi atau mengembalikan pinjamannya.76
74
Rachmadi Usman, Aspek-aspek hukum perbankan indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 246. 75 Yusak Laksmana, Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia, 2009), h. 79. 76 Rachmadi Usman, Aspek-aspek hukum perbankan indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h.247.
29
c. Capital (Permodalan) Capital, yakni penilaian terhadap permodalan usaha yang dijalankan, termasuk juga penilaian atas aspek keuangan pemohon. 77 Bank harus melakukan analisis terhadap posisi keuangan secara menyeluruh mengenai masa lalu dan yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan calon debitor dalam menunjang pembiayaan proyek atau usaha calon debitur yang bersangkutan.78 d. Condition (Kondisi) Condition (Kondisi) yaitu penilaian terhadap kondisi umum
yang
mempengaruhi kegiatan usaha seperti kondisi pasar, persaingan dagang, peraturan pemerintah, peraturan negara lain terkait ekspor-impor, dan sebagainya. 79 e. Collateral (Jaminan) Collateral (Jaminan) yaitu
penilaian terhadap jaminan kredit untuk
meyakinkan bank atas kesanggupan calon debitur dalam melunasi kreditnya.80 Untuk menangung pembayaran kredit macet, calon debitor umumnya wajib menyediakan jaminan berupa agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar jumlah kredit atau pembiayaan yang diberikan kepadanya.81
3.
Tujuan dan Fungsi Pembiayaan Secara umum, tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok besar,
yaitu tujuan pembiayaan untuk tingkat makro, dan tujuan untuk tingkat mikro.
77
Yusak Yusak Laksmana, Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia, 2009), h. 79. 78 Rachmadi Usman, Aspek-aspek hukum perbankan indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 246. 79 Yusak Laksmana, Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah,. (Jakarta: Gramedia, 2009), h. 79. 80 Barad Karnida, dkk., Direktori Skim Kredit Perbankan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013, (Palangka Raya: Kompas Mediatama, 2014), h. 129-130. 81 Rachmadi Usman, Aspek-aspek hukum perbankan indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 246.
30
Secara makro, pembiayaan bertujuan untuk: 82 a. Peningkatan ekonomi umat, artinya masyarakat yang tidak dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan akses ekonomi. Dengan demikian, dapat meningkatkan taraf ekonominya b. Tersedia dana bagi peningkatan usaha, artinya untuk pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini dapat diperoleh melakukan aktivitas pembiayaan. Pihak yang surplus dan menyalurkan kepada pihak minus dana, sehingga dapat tergulirkan. c. Meningkatkan produktivitas, artinya adanya pembiayaan memberikan peluang bagi masyarakat usaha agar mampu meningkatkan daya produksinya. Sebab upaya produksi tidak akan dapat jalan tanpa adanya dana. d. Membuka lapangan kerja baru, artinya dengan dibukanya sektor-sektor usaha melalui penambahan dana pembiayaan, maka sektor usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja. Hal ini menambah atau membuka lapangan kerja baru. e. Terjadinya distribusi pendapatan, artinya masyarakat usaha produktif mampu melakukan aktivitas kerja, berarti mereka akan memperoleh pendapatan dari hasil usahanya. Penghasilan merupakan bagian dari pendapatan masyarakat. Jika ini terjadi maka akan terdistribusi pendapatan. Adapun secara mikro, pembiayaan diberikan dalam rangka untuk:83 a. Upaya mengoptimalkan laba, artinya setiap usaha yang dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba usaha. Setiap pengusaha menginginkan mampu mencapai laba maksimal. Untukdapat menghasilkan laba maksimal maka mereka perlu dukungan dana yang cukup. b. Upaya meminimalkan resiko, artinya usaha yang yang dilakukan agar mampu menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha harus mampu meminimalkan
82
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 681. 83 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking, h. 681.
31
risiko yang mungkin timbul. Resiko kekurangan modal usaha dapat diperoleh melalui tindakan pembiayaan. c. Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam dengan sumber daya manusia serta sumber daya modal. Jika, sumber daya alam dan sumber daya manusia ada, dan sumber daya modal tidak ada. Maka dipastikan diperlukan pembiayaan. Dengan demikian, pembiayaan pada dasarnya dapat meningkatkan daya guna sumber-sumber daya ekonomi. d. Penyaluran kelebihan dana, artinya dalam kehidupan masyarakat ini ada pihak yang memiliki kelebihan sementara ada pihak yang kekurangan. Dalam kaitannya dengan masalah dana, maka mekanisme pembiayaan dapat menjadi jembatan dalam penyeimbangan dan penyaluran kelebihan dana dari pihak yang kelebihan (surplus) kepada pihak yang kekurangan (minus) dana. Sehubung dengan aktivitas bank Islam, maka pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah, sehingga tujuan pembiayaan bank syariah untuk memenuhi kepentingan stakeholder, yakni: 84 a. Pemilik Melalui sumber pendapatan di atas, para pemilik mengharapkan akan memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada bank tersebut. b. Karyawan Para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari bank yang dikelolanya. c. Masyarakat 1) Pemilik dana Sebagai pemilik, mereka mengharapkan dari dana yang diinvestasikan akan diperoleh bagi hasil. 2) Debitur yang bersangkutan Para debitur, dengan penyediaan dana baginya, mereka terbantu guna menjalankan usahanya (sektor produktif) atau terbantu untuk pengadaan barang yang diinginkannya (pembiayaan konsumtif) 84
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking, h. 681
32
3) Masyarakat umumnya-konsumen Mereka dapat memperoleh barang-barang yang dibutuhkan. d. Pemerintah Akibat penyediaan pembiayaan, pemerintah terbantu dalam pembiayaan pembangunan negara, di samping itu akan diperoleh pajak (berupa pajak penghasilan atau keuntungan yang diperoleh bank dan juga perusahaan). e. Bank Bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran pembiayaan, diharapkan bank dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap bertahan dan meluas jaringan usahanya, sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat dilayaninya. Sesuai dengan tujuan pembiayaan sebagaimana di atas, pembiayaan secara umum memiliki fungsi untuk:85 a. Meningkatkan Daya Guna Uang Para penabung menyimpan uangnya di bank berbentuk giro, tabungan, dan deposito. Secara mendasar melalui pembiayaan terdapat suatu usaha ditingkatkan kegunaannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan produktivitas secara menyeluruh. Dengan demikian, dana yang mengendap di bank (yang diperoleh dari para penyimpan uang) tidaklah idle (diam) dan disalurkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat, baik kemanfaatan bagi pengusaha maupun kemanfaatan bagi masyarakat. b. Meningkatkan Daya Guna Barang 1) Produsen dengan bantuan pembiayaan bank dapat mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat, misalnya peningkatan utility kelapa menjadi kopra dan selanjutnya menjadi minyak kelapa/goreng; peningkatan utility dari padi menjadi beras, benang menjadi teksti, dan sebagainya.
85
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking, h. 681
33
2) Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memindahkan barang dari suatu tempat yang kegunaannya kurang ke tempat yang lebih bermanfaat. Seluruh barang-barang yang dipindahkan/dikirim dari suatu daerah ke daerah lain yang kemanfaatan barang itu lebih terasa, pada dasarnya meingkatkan utility barang itu pemindahan barangbarang tersebut tidaklah dapat diatasi oleh keuangan para distributor saja dan oleh karenanya mereka memeperlukan bantuan permodalan dari bank berupa pembiayaan. c. Meningkatkan Peredaran Uang Pembiayaan yang disalurkan melalui rekening-rekening koran pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya seperti cek, bilyet giro, wesel, promes, dan sebagainya. Melalui pembiayaan, peredaran uang kertal maupun giral akan lebih berkembang karena pembiayaan menciptakan suatu kegairahan berusaha sehingga penggunaan uang akan bertambah baik secara kualitatif apalagi secara kuantitatif. Hal ini selaras dengan pengertian bank selaku money creator. Penciptaan uang itu selain dengan cara substitusi; penukaran uang kertal yang disimpan di giro dengan uang giral, maka ada juga exchange of claim, yaitu bank memberikan pembiayaan dalam uang giral. Disamping itu, dengan cara transformasi yaitu bank membali surat-surat berharga dan membayarnya dengan uang giral. d. Menimbulkan Kegairahan Berusaha Kegiatan usaha sesuai dengan dinamikanya akan selalu meningkat, akan tetapi peningkatan usaha tidaklah selalu diimbangi dengan peningkatan kemampuannya yang berhubungan dengan manusia lain yang mempunyai kemampuan. Karena itu pulalah maka pengusaha akan selalu berhubungan bank untuk memperoleh bantuan permodalan guna peningakatan usahanya. Bantuan pembiayaan yang diterima pengusaha dari bank inilah yang kemudian
digunakan
untuk
memperbesar
volume
usaha
dan
34
produktivitasnya. Kemudian timbulah kesan bahwa setiap usaha untuk peningkatkan produktivitas, masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan modal, karena masalanya dapat diatasi oleh bank dengan pembayaannya. e. Stabilitas Ekonomi Dalam ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah stabilitas pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha untuk antara lain: 1) Pengendalian inflasi 2) Peningkatan ekspor 3) Rehabiltasi prasarana 4) Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat Untuk menekan arus inflasi dan terlebih-lebih lagi untuk usaha pembangunan ekonomi maka pembiayaan bank memegang peranan yang penting. f. Sebagai Jembatan untuk Meningkatkan Pendapatan Nasional Apabila rata-rata pengusaha, pemilik tanah, pemilik modal, dan buruh/karyawan mengalami peningkatan pendapatan, maka pendapatan negara via pajak akan bertambah, penghasilan devisa bertambah dan penggunaan devisa untuk urusan konsumsi berkurang, sehingga langsung atau tidak, melalui pembiayaan, pendapatan nasional akan bertambah.86
D. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 1.
Pengertian UMKM Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
kecil dan Menengah (UMKM): 87 a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
86
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking, h. 681 Undang-Undanag Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. 87
35
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang diakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai. atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak Iangsung dan usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki. dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2
Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berdasarkan Undang-undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah (UMKM) maka yang dimaksud dengan: 88 1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro dengan: a. Memiliki kekayaan bersih (aset per tahun) paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha: atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan (omset per tahun) paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) 2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang usaha yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil, dengan:
88
Barad Karnida, dkk., Direktori Skim Kredit Perbankan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013, (Palangka Raya: Kompas Mediatama,2014), h. 3.
36
a. Memiliki kekayaan bersih (asset per tahun) lebih dar Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha: atau b. memiliki hasil penjualan tahunan (omset per tahun) lebih dan Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000M0 (dua milyar lima ratus juta rupiah). 3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria, dengan: a. Memiliki
kekayaan bersih (asset per tahun)
Iebih
dan Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. l0.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan (omset per tahun) lebih dari Rp. 2.500.00000000 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
E. Produk Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat Berawal pada 8 agustus 2010 Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat mulai memberikan pelayanan pembiayaan tidak hanya untuk sektor usaha mikro, tetapi Bank Syariah Mandiri memberikan pembiayaan untuk sektor kecil atau UMKM. Bank Syariah Mandiri (BSM) terus berjuang mewujudkan pembangunan umat dengan pengembangan program Warung Mikro. Program ini memudahkan nasabah mendapatkan pinjaman dana pengembangan usaha secara syariah. Bank Syariah Mandiri yang berpegang pada prinsip syariah ini, sengaja menyediakan dana
untuk
usaha
produktif
dengan
persyaratan
yang
ringan,
pembiayaannya cepat, angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo.
proses
37
Produk yang dikeluarkan oleh Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat adalah Produk Pembiayaan Warung Mikro. Produk pembiayaan Warung Mikro hadir karena masyarakat yang membutuhkan dana untuk mengembangkan usaha atau modal kerja dan pembiayaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Produk Pembiayaan Warung Mikro adalah produk yang dikhususkan untuk memberi pembiayaan kepada calon nasabah atau badan usaha yang bergerak di sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), yang bertujuan untuk membantu dan memberi akses kemudahan dalam memperoleh permodalan bagi masyarakat kecil menengah yang ingin mengembangkan usahanya, dan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat dan UMKM di Indonesia. Adapun yang termasuk produk warung mikro di Bank Syariah Mandiri yaitu: 1. Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas) a. Limit pembiayaan: minimal Rp. 2.000.000,- (Dua juta rupiah) sampai dengan Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). b. Jangka waktu: maksimal 36 bulan. c. Biaya administrasi sesuai ketentuan Bank Syariah Mandiri. 2. Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM-Madya) Limit pembiayaan: di atas Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sampai
a.
dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). b.
Jangka waktu: maksimal 36 bulan.
c.
Biaya administrasi sesuai ketentuan Bank Syariah Mandiri.
3. Biaya Usaha Mikro Utama (PUM-Utama) Limit pembiayaan: di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai
a.
dengan Rp200.000.000,- (Dua ratus juta rupiah). b.
Jangka waktu: maksimal 48 bulan.
c.
Biaya administrasi sesuai ketentuan Bank Syariah Mandiri.89 Adapun akad Pembiayaan yang digunakan adalah akad Murabahah dan akad
Ijarah. Pembiayaan Akad Murabahah adalah akad atau perjanjian jaul-beli antara bank dengan nasabah, dimana bank membeli barang yang diperlukan oleh 89
http://www.syariahmandiri.co.id/category/business-banking/commercial-banking/micro banking-business/, di kutip pada tanggal 28 Febuari 2016.
38
nasabah dan menjualnya kembali kepada nasabah sebesar harga yang diperoleh ditambah dengan margin/keuntungan dan adanya kesepakatan margin yang di sepakati antara keduanya. Seperti jual-beli rumah, renovasi rumah, modal usaha, mobil, motor, dan lain sebagainya. Sedangkan Pembiayaan Akad Ijarah adalah Akad atau perjanjian sewa menyewa suatu barang dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa. Seperti Sewa alat pengangkutan barang, biaya pendidikan, biaya kuliah, biaya pengobatan, dan lain sebagainya. Tetapi lebih dominan menggunakan akad murabahah, karna kebanyakan kebutuhannya jual beli, sedangan untuk kebutuhan yang menggunakan akad ijarah tidak terlalu banyak.90 Struktur organisasi Pembiayaan Warung Mikro pada Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat, yaitu:
90
2015.
Hasil wawancara langsung dengan Bapak Uung Muhammad Syakur pada tanggal 07 Maret
39
Micro Banking Group
Region Office
Area Office (Area Manager)
Area Micro banking Manager
Micro Banking Manager
Micro Financing
MFS (Micro Financing Sales)
Micro Admin
Analys Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pembiayaan Warung Mikro
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank Syari‟ah Mandiri KC Tangerang Ciputat, yang beralamat di Jl. Ir Juanda No. 111-112 Ciputat Tangerang Selatan 15412, Indonesia, Telepon +62217425267, Fax +62217423018. Adapun waktu penelitian penulis akan dilaksanakan pada 01 Febuari sampai dengan 31 Maret 2016.
B. Metode dan Jenis Penelitian Penelitian adalah proses yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganlisis informasi guna meningkatkan pemahaman pada suatu topik.1 Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.2 Menurut Imam Gunawan, “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalahmasalah manusia dan sosial, bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana dilakukan penelitian kualitatif dengan positivismenya”.3 Menurut Lexy J. Moleong, “Metodologi kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti. Misalnya perilaku, motivasi, persepsi, tindakan secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”.4 Menurut Sugiyono, “Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian digunakan untuk menenliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti 1
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. 1, h. 79. 2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. 20, h. 2. 3 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, h. 85. 4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), Cet. 32, h. 6.
40
41
adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi”.5 Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka dalam penelitian ini metode penelitian yang akan digunakan adalah metode kualitatif. Dan pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian yaitu pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut hadeli, ”Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, situasi-situasi atau kejadian-kejadian dan karakteristik populasi”.6 Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya yang dilakukan pada kondisi alamiah (natural setting); di sebut juga metode etnografi karna pada awalnya lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya. Metode etnografi merupakan strategi pendeskripsian pola-pola berkomunitas suatu suku bangsa di wilayah tertentu yang memiliki perbedaan „eksotis‟ antara satu dengan yang lainnya. Dan metode etnografi disebut sebagai kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.7 Jenis penelitian yang digunakan untuk informasi dan sumber data yaitu penelitian lapangan (field research). Yang di maksud dengan penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian yang akan diteliti.
C. Teknik Pengumpulan Data Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk melihat apa yang ingin dilihat, mendengar apa yang ingin didengar, dan melakukan apa yang menjadi keinginan. Anggapan dasar ini sering mengganggu peneliti sebagai manusia dalam mengadakan pengamatan.8 5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. 20, h. 9. 6 Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, (Ciputat: Ciputat Press, 2006), h. 63. 7 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatiif, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 1. 8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 265.
42
Menurut Sugiyono, dalam teknik pengumpulan data terdapat dua hal yang mempengaruhi data hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian yang berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulannya.9 Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategi dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.10 Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan mode eksperimenm dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain.11 Menurut Sugiyono, bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer, merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data atau hasil dari penelitian lapangan. Sedangkan sumber sekunder, yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data yang merupakan sebagai data pendukung. Data sekunder bisa didapat dari buku-buku, jurnal, majalah, koran, internet, dan penelitian terdahulu serta sumbersumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan penelitian.12 Selanjutnya apabila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan berdasarkan:
9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. 20, h. 137. 10 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatiif, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 62. 11 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. 20, h. 137. 12 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatiif, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 62.
43
1. Observasi Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam pendekatan penelitian kualitatif. Observasi merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti.13 Observasi sebagai alat pengumpulan data harus sistematis, artinya observasi serta pencatatannya dilakukan menurut prosedur dan aturan-aturan tertentu sehingga dapat diulangi kembali oleh peneliti lain.14 Observasi juga merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Apabila wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang sedangkan observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.15 Orang sering kali mengartikan observasi sebagai suatu aktiva yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, melalui kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh pancaindra, seperti melalui penglihatan, penciuman, peraba dan pengecap.16 Karena seseorang yang sedang melakukan pengamatan tidak selamanya menggunakan pancaindra mata saja, tetapi selalu mengaitkan apa yang dilihatnya dengan apa yang dihasilkannya oleh pancaindra lainnya.17 Menurut M. Burhan Bungin, “Observasi adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata dibantu dengan pacaindra lainnya”.18 13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. 20, h. 145. 14 S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. 12, h. 107. 15 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. 20, h. 145. 16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 199. 17 M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 4, h. 115. 18 M. Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif Untuk Studi Sosiologi, Kebijakan, Publik, Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet. 1, h. 142.
44
Sutrisno Hadi (1986) yang mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.19 Observasi yaitu metode melalui pengamatan secara langsung dilapangan terhadap obyek penelitian.20 Penulis melakukan penelitian dengan cara mengamati langsung terhadap segala sesuatu yang terkait dengan masalah yang akan diteliti, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam observasi ini peneliti akan melihat langsung kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh pihak yang terkait penelitian. Dalam penelitian ini ialah semua yang mencakup ruang lingkup lembaga keuangan. Hasil observasi ini akan digunakan untuk sumber data penelitian. Dalam observasi, ada tiga komponen yang menjadi objek penelitian, yaitu: Place (Tempat), Actor (Pelaku), dan Activities (Aktivitas).21 Place atau tempat disini adalah ruang lingkup Lembaga Keuangan yaitu Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat. Actor atau pelaku disini adalah staff marketing Warung Mikro, dan juga nasabah BSM atau nasabah BSM Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat. Dan Activities atau Aktivitas disini adalah evaluasi strategi pemasaran terhadap produk Pembiayaan Warung Mikro yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat tersebut.
2.
Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam
pendekatan penelitian kualitatif. Wawancara ini merupakan langkah kedua setelah observasi. Wawancara merupakan alat yang ampuh untuk mengungkapkan kenyataan hidup,apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh orang tentang berbagai aspek kehidupan.22 Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
19
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatiif, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 145. Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta : Kencana. 2010), h. 96 21 Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, (Ciputat: Ciputat Press, 2006), h. 228. 22 S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. 12, h. 114. 20
45
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui halhal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah responden sedikit/kecil.23 Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri dari pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.24 Menurut M. Burhan Bungin, “Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai”.25 Menurut Lexy J. Moleong, “Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai (Interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan”.26 Menurut Kartono, bahwa wawancara merupakan suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu; ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih behadap-hadapan secara fisik.27 Wawancara dapat dilakukan juga secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.28 Dapat disimpulkan dari pendapat para ilmuan, wawancara merupakan suatu percakapan yang diarahkan untuk memperoleh keterangan pada masalah tertentu, dengan cara proses tanya jawab dengan berhadapan atau bertatap muka antara pewawancara dengan responden.
23
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. 20, h. 137. 24 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 72. 25 M. Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan, Publik, Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet. 1, h. 133. 26 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), Cet. 32, h. 135. 27 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. 1, h. 160. 28 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. 20, h. 138.
46
Ada dua cara membedakan tipe wawancara dalam tataran yang luas, yaitu: a. Wawancara Terstruktur Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpulan data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan di peroleh.29 Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis dan alternatif jawabanya pun telah disiapkan.30 Dalam wawancara terstruktur, pertanyaan-pertanyaan, runtutannya, dan perumusan kata-katanya sudah “harga mati”, artinya sudah ditetapkan dan tidak boleh di ubah-ubah. Pertanyakan yang diajukan pewawancara sudah dilakukan secara ketat sesuai dengan daftar pertanyaan yang telah disiapkan.31 b. Tidak Terstruktur Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.32 Contoh: Bagaimana pendapat bapak/ibu terhadap kebijakan pemerintah tentang impor gula saat ini? Dan bagaimana dampak terhadap perdagangan dan petani? 33
Untuk mengetahui informasi yang lebih dalam tentang responden, maka peneliti juga dapat menggunakan wawancara tidak terstrukur. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa
29
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 73. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. 20, h. 138. 31 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. 1, h. 162. 32 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 74. 33 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. 20, h. 140. 30
47
yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden.34 Dalam wawancara peneliti akan berdialog dengan narasumber yang terkait penelitian. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal dari responden dan menilai keadaan responden terkait hal penelitian. Dalam wawancara disini, yang akan diwawancara adalah staff marketing Warung Mikro, dan juga nasabah BSM atau nasabah BSM Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat.
3.
Dokumentasi Sebagian besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang terbentuk
dokumentasi. Biasanya terbentuk surat-surat, catatan harian, laporan, artefek, fhoto dan sebagainya. Sifat utama data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.35 Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.36 Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, berarti mengajar.37 Dokumentasi adalah proses pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan atau tulisan-tulisan berbentuk transkrip, catatan, buku, surat kabar, majalah, fhoto, gambar, dokumen atau arsip-arsip metode dokumentasi, dan sebagainya. Menurut Gottschalk (1986:38), dokumen (dokumentasi) merupakan proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis. Dokumen sering kali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu:
34
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 74. Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. 1, h. 175. 36 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik , (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 201. 37 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. 1, h. 175. 35
48
a. Dokumen merupakan sumber tertulis bagi informasi sejararah sebagai kebalikan dari kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilas-petilas arkeologis. b. Dokumen juga diperuntukkan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara, seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah dan lainnya.38 Istilah dokumen dalam tiga pengertian sebagaimana dikatakan Renier (1997: 104), yaitu; a. Dokumen dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik tertulis maupun sumber lisan; b. Dokumen dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja; dan c. Dokumen dalam arti spesifik, yaitu hanya meliputi surat-surat dan suratsurat negara, seperti surat perjanjian, undang-undang, konsesi, hibah, dan sebagainya.39 Dalam dokumentasi ini, peneliti hanya meminta data-data sesuai kebutuhan yang terkait dengan penelitian di Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat.
D. Teknik Analisis Data Pekerjaan yang paling berat yang dilakukan peneliti setelah data terkumpul adalah analisis data.40 Analisis data dari hasil pengumpulan data, merupakan tahapan yang penting dalam penyelesaian suatu kegiatan penelitian ilmiah. Sebab data yang telah terkumpul bila tidak dianalisis hanya menjadi barang yang tidak bermakna, tidak berarti, data yang mati, data yang tidak berbunyi. Oleh karena itu, analisis data berfungsi untuk memberi arti, makna dan nilai terkandung dalam data tersebut.41 Perbedaan yang khas antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif ialah teknik analisis data yang digunakan. Umumnya pada penelitian kuantitatif 38
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, h. 175. Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. 1, h. 176. 40 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, h. 209. 41 Moh Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (Yogyakarta: UIN-Maliki Press, 2010), Cet. 2, h. 351. 39
49
menggunakan teknik statistik data, meskipun dimungkinkan bisa dilengkapi dengan analisis data kualitatif dengan teknik non statistik dengan maksud memperjelas makna analisis statistik.42 Kata analysis berasal dari bahasa Greek, terdiri dari kata ana dan lysis. Ana artinya atas (above), lysis artinya memecahkan atau menghancurkan. Agar data bisa dianalisis maka data tersebut harus dipecahkan dahulu menjadi bagian-bagian kecil (menurut struktur), kemudian mengaduknya menjadi bersama untuk memperoleh pemahaman yang baru.43 Menurut Imam gunawan, “Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengukur,
mengurutkan,
mengelompokkan,
memberi
tanda,
dan
mengategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab”.44 Sementara itu, menurut Sugiyono, analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.45 Dalam penelitian ini, analisis yang dikemukakan Miles dan Hubarman yaitu proses analisis melalui empat aktifitas dalam pelaksanaannya. Empat aktifitas tersebut ialah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan.46 Analisis data kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data berlangsung, artinya kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan juga selama dan sesudah pengumpulan data.47
42
Moh Kasiram, Metodologi Penelitian, h. 378. Moh Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (Yogyakarta: UIN-Maliki Press, 2010), Cet. 2, h. 353. 44 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. 1, h. 209. 45 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mix Methods), (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 334-335. 46 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. 20, h. 335. 47 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. 1, h. 211. 43
50
1. Pengumpulan Data (Data Collection) Pengumpulan data merupakan proses yang berlangsung sepanjang penelitian, dengan menggunakan seperangkat instrumen yang telah disiapkan, guna memperoleh informasi data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pada proses pengumpulan data, peneliti mencatat dan mengumpulkan data apa saja yang dianggap penting dan kredibel (dapat dipercaya). Data yang diperoleh dikumpulkan dan belum mengalami seleksi, meskipun peneliti sudah memulai mengira-ngira data mana yang penting dan kurang penting (analisis selama pengumpulan data). 2.
Data (Data Reduction) Menurut Moh Kasiram, “Data yang banyak yang berhasil dikumpulkan, dan
setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, maka di reduksi data. Reduksi data yaitu memilah data mana yang menjadi obyek formil dari teori yang digunakan untuk membedah fenomena itu”.48 Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memelukan kecerdasan, keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Karena tujuan utama penelitian kualitatif adalah temuan.49 Dan tujuan pokok dari reduksi data, selain untuk menyederhanakan data, juga untuk memastikan, bahwa data yang diolah itu adalah data tercakup dalam scrop penelitian, dimana dalam scrop penelitian inilah permasalahan penelitian berbeda.50 Maka dalam melakukan reduksi data, penelitian harus memperhatikan hal-hal baru yang didapat selama proses pengumpulan data. Reduksi
data
merupakan
proses
menyeleksi,
memfokuskan,
menyederhanakan, mengabstraksikan dan mentransformasi data mentah yang muncul dalam penelitian di lapangan. Reduksi data merupakan bagian dari analisis data. Reduksi data haruslah tajam, ringkas, terfokus, memilih data yang
48
Moh Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (Yogyakarta: UIN-Maliki Press, 2010), Cet. 2, h. 368. 49 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. XI, h. 339. 50 Moh Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (Yogyakarta: UIN-Maliki Press, 2010), Cet.2, h. 368-369.
51
penting dan membuang data yang tidak penting.51 Dalam penelitian ini, penulis hanya memilih (mereduksi) data-data yang terkait dengan Evaluasi Strategi Pemasaran Pembiayaan Warung Mikro pada KC Tangerang Ciputat. 3.
Paparan Data (Data Display) Setelah data mengalami reduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian
data. Menurut Miles & Huberman pempaparan data sebagai sekumpulan informasi tersusun, dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.52 Penyajian data digunakan untuk lebih meningkatkan pemahaman kasus dan sebagai acuan mengambil tindakan berdasarkan pemahaman dan analisis sajian data. data penelitian ini disajikan dalam bentuk uraian yang didukung dengan matriks jaringan kerja.53 Fenomena sosial yang bersifat kompleks dan dinamis terkadang menjadi penghambat dalam penyajian data. Perkembangan data dapat terjadi setelah penelitian dilakukan, sehingga peneliti harus terus menguji apa yang telah ditemukan di lapangan.54 4.
Penarikan Kesimpulan (Conclusions) Penarikan simpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus
penelitian berdasarkan hasil analisis data.55 Penarikan kesimpulan juga merupakan aktivitas analisis, dimana pada awal pengumpulan data, seorang analisis memulai memutuskan apakah sesuatu bermakna, atau tidak mempunyai keteraturan, pola, penjelasan, kemungkinan konfigurasi, hubungan sebab akibat, dan proporsi. Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada kajian penelitian. Berdasarkan analisis interactive model, kegiatan pengumpulan data, reduksi data, pempaparan data, dan penarik 51
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. XI, h. 339. 52 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. 1, h. 211. 53 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, h. 211. 54 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. XI, h. 342. 55 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. 1, h. 212.
52
kesimpulan/verifikasi merupakan proses siklus dan interaktif, dan menjadi gambaran keberhasilan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling menyusul.56 Dalam penyajian dan harus dapat menjelaskan hasil penelitian dengan jelas. Penyajian data harus bisa menemukan makna dari data, disusun secara sistematis supaya diperoleh sajian singkat dan efektif, artinya tidak ada makna ganda. Sajian data berupa kalimat-kalimat dan paragraf-paragraf singkat agar tidak ada kerancuan.57 Menurut Miles dan Hiberman, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tida ditemukan bukti-bukti yang kuat sebagai pendukung. Namun apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti yang valid dan tetap pada saat peneliti kembali ke lapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.58 Analisis penulis lakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul. Dalam teknik menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu suatu teknik data dimana penulis terlebih dahulu mempaparkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan secara sistematis kemudian dianalisis sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian, untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk laporan ilmiah.
E. Teknik Penulisan Sebagai pedoman dalam penulisan penelitian ini, penulis merujuk pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan Disertasi, 2007”, dan “Pedoman Penulisan Skripsi: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014”.
56
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, h. 212. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. XI, h. 30. 58 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. XI, h. 345. 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Bank Syariah Mandiri 1. Sejarah Bank Syariah Mandiri Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya. Sejarah singkat tentang Bank Syariah Mandiri KC Tanggerang Ciputat yaitu berawal Bank Syariah Mandiri sebelum menjadi Kantor Cabang (KC) awal berdirinya adalah berbentuk Kantor Kas (KK) yang mulai beroperasi pada tahun 2002, kemudian dari Kantor Kas (KK) menjadi Kantor Cabang Pembantu (KCP) Pondok Indah dan mulai beroperasi pada tahun 2006. Setelah adanya Rekomendasi dari pusat pada tahun 2012 Bank Syariah Mandiri berubah menjadi Kantor Cabang (KC) Tangerang Ciputat sampai sekarang. Selanjutnya berawal dari sejarah kehadiran Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
53
54
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi
serta
membentuk
Tim
Pengembangan
Perbankan
Syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam
55
kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
2. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan 1. Visi dari Bank Syariah Mandiri adalah: “Bank Syariah Terdepan dan Modern (The Leading & Modern Sharia Bank)”.
Bank Syariah Terdepan: Menjadi bank syariah yang selalu unggul di antara pelaku industri perbankan syariah di Indonesia pada segmen consumer, micro, SME, commercial, dan corporate.
Bank Syariah Modern: Menjadi bank syariah dengan sistem layanan dan teknologi mutakhir yang melampaui harapan nasabah.
2. Adapun Misi dari Bank Syariah Mandiri adalah: 1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang berkesinambungan. 2) Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi yang melampaui harapan nasabah. 3) Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen ritel. 4) Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal. 5) Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat 6) Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
3.
Budaya Bank Syariah Mandiri Untuk mengembangkan budaya perusahaan, segenap pegawai BSM
terlibat secara aktif pada program implementasi Shared Values terdiri dari nilainilai: Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity, dan Customer focus (ETHIC). Bsm juga memiliki program peningkatan integritas pegawai melalui kegiatan: a. Do’a Pagi dilakukan setiap hari. b. Pengajian bulanan yang dilaksanakan pada setiap Rabu Sore yaitu khataman Al-qur’an, satu karyawan mendapat bagian 1 Juz atau ½ Juz. c. Dzikir baca Qur`an, Yasin, Ma’tsurat pada hari jum’at pagi.
56
d. Pembacaan visi dan misi, budaya kerja PT. Bank Syariah Mandiri dan doa pagi besama kemudian sharing.
4.
Kegiatan Utama Bank Syariah Mandiri Pada dasarnya bank memiliki keiatan pokok yang dijalankan, baik bank
konvensional maupun bank syariah, ketiga kegiatan tersebut mencakup : a. Penghimpunan dana (Giro, Deposito dan Tabungan) dengan sasaran meminimalisir biaya perolehan dana. b. Penyaluran dana terdiri atas jual beli (Ba’i-Murabahah), bagi hasil (almusyarakah dan al-Mudharabah), pembiayaan, peminjaman, dan investasi dengan sasaran memaksimumkan pendapatan bank. c. Pelayanan jasa keuangan (Transfer, titipan Letter of Credit of credit, Cek Perjalanan, money changer, kliring, bank garansi dan lain – lain) dan jasa non keuangan (pelatihan pegawai, pengundangan, kotak pengamanan, jasa – jasa komputer) dengan sasaran memaksimumkan kepuasan nasabah.
5.
Produk dan Layanan Bank Syariah Mandiri Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu Bank Syariah yang banyak
diminati oleh masyarakat luas saat ini. Oleh karena itu upaya untuk senantiasa melayani dan memenuhi kebutuhan nasabah dalam pengelolaan keuangan secara syariah akan terus selalu dikembangkan. Dalam perbankan syariah yang mengutamakan keseimbangan layanan untuk kesejahteraan financial dan spiritual maka produk dan layanan yang kini terdapat di Bank Syariah saat ini meliputi: a. Produk Pendanaan Bank Syariah Mandiri: 1) BSM Tabungan, 2) BSM Tabungan Berencana, 3) BSM Tabungan Simpatik, 4) Tabungan Ku BSM, 5) BSM Tabungan Mabrur, 6) BSM Tabungan Mabrur Junior, 7) BSM Tabungan Dollar,
57
8) BSM Tabungan Investa Cendekia (TIC), 9) BSM Deposito, 10) BSM Deposito Valas, 11) BSM Giro, 12) BSM Giro Valas, 13) BSM Giro Singapore Dollar, 14) BSM Giro Euro, 15) BSM Obligasi, 16) BSM Tabungan Perusahaan.
b. Produk Pembiayaan Bank Syariah Mandiri: 1) BSM OTO, 2) BSM MMOB (Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet), 3) BSM Gadai Emas, 4) BSM MMOB Dana Berputar, 5) BSM Warung Mikro, 6) BSM Griya,
c. Produk Layanan Bank Syariah Mandiri: 1) BSM Electronic Payroll, 2) BSM SKBDN, 3) BSM Letter of Credit, 4) BSM Transfer Western Union, 5) BSM Card, 6) BSM Sentra Bayar, 7) BMS Mobile Banking, 8) BSM Net Banking, 9) BSM Mobile Banking GPRS, 10) PPBA (Pembayaran melalui menu Pemindah Bukuan di ATM), 11) BSM Pooling Fund, 12) BSM Kliring,
58
13) BSM Inkaso, 14) BSM Intercity Clearing, 15) BSM RTGS (Real Time Gross Settlement), 16) Transfer Dalam Kota (LLG), 17) Transfer D.U.I.T (Dana Untuk Indonesia Tercinta), 18) BSM Pajak Online, 19) BSM Pajak Impor,
d. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Di bawah ini adalah Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat: 1
1
Data dari Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat Tahun 2016
59
Branch Manager
Micro Banking Manager
Micro Financing sales
Pawning Officer
Business Banking Relationship Manager
Branch Operation & Service Manager
Consumer Banking Relationship Manager
Pawning Staff
Priority Banking Represe ntative
Business Banking Staff
Mitra Mikro
Consumer Administration staff
Customer servive officer
Customer Service
Head Teller
Clearing & Operatorion Service Supervisor
Teller
Customer Service Administration
Cleaning & Operation Service Staff
General Support Staff
Driver Security
Office Boy
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri
60
B. Strategi Bauran Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Strategi pemasaran yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat terhadap produk Pembiayaan Warung Mikro mengacu pada bauran pemarasan atau marketing mix yang meliputi empat unsur atau variabel, yaitu: 1.
Strategi Produk (Product) Dalam strategi pemasaran produk atau product yang dilakukan oleh Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat dalam upaya menarik nasabah yaitu dengan menampilkan mutu dari produk Pembiayaan Warung Mikro tersebut, sehingga bisa memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabahnya. Mutu dari produk Pembiayaan Warung Mikro, yaitu membarikan fasilitas pembiayaan relatif mudah dan cepat dalam pengajuan persyaratan Pembiayaan dalam mendapatkan modal usaha, serta plafon jumlah pembiayaan bisa disesuaikan dengan kebutuhan nasabah. Adapun produk Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri yaitu: Pertama, Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas), limit pembiayaan minimal Rp. 2.000.000,- (Dua juta rupiah) sampai dengan Rp. 10.000.000,(sepuluh juta rupiah), dengan jangka waktu maksimal 36 bulan. Kedua, Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM-Madya), limit pembiayaan: di atas Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), dengan jangka waktu maksimal 36 bulan. Dan yang ketiga, Pembiayaan Usaha Mikro Utama (PUM-Utama), limit pembiayaan: di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 200.000.000,- (Dua ratus juta rupiah).2
2.
Strategi Harga (Price) Berdasarkan hasil wawancara dengan staff marketing, penetapan strategi
harga pada produk Pembiayaan Warung Mikro yang dilakukan oleh Bank Syariah
2
2016
Hasil wawancara langsung dengan Bapak Uung Muhammad Syakur pada tanggal 07 Maret
61
Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat dengan masing-masing pembiayaan yaitu: a. Produk Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas) dengan plafon Pembiayaan Rp 2-10 Juta. Margin (berdasarkan jenis produk) adalah 36% efektif sesuai dengan periode angsuran, atau setara dengan kurang lebih 1,7% per bulan dan dengan jangka waktu maksimal 36 bulan. b. Produk Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM-Madya) dengan plafon Pembiayaan Rp 11-50 juta. Margin (berdasarkan jenis produk) adalah 32% efektif sesuai dengan periode angsuran, atau setara dengan kurang lebih 1,5% per bulan dan dengan jangka waktu maksimal 36 bulan. c. Produk Pembiayaan Usaha Mikro Utama (PUM-Utama) dengan plafon Pembiayaan Rp 51 – Rp 100 juta. Margin (berdasarkan jenis produk) adalah 28% efektif sesuai dengan periode angsuran, atau setara dengan kurang lebih 1,2% per bulan dan dengan jangka waktu maksimal 48 bulan.3 Apabila dilihat dari strategi penetapan harga atau price yang sudah ditentukan plafon pembiayaan awal oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat dengan limit pembiayaan mulai dari 2 juta-100 juta yang berlaku untuk pembiayaan segmen mikro yang disalurkan melalui Warung Mikro dengan tujuan golbertap (multiguna) multiguna ataupun non-golbertap (produktif) yang disalurkan melalui Kantor Cabang.
3.
Strategi Penentuan Lokasi (Place) Selanjutnya, strategi penentuan lokasi yang dilakukan oleh Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat sudah cukup strategis, berada di pinggir jalan utama, pusat perkotaan Ciputat, dimana berada diantara pusat perbelanjaan, dekat dengan pasar-pasar tradisional, kantor pemerintahan, dan institusi pendidikan. Sehingga, dengan lokasi yang strategis dengan mudah dapat diakses dan menjadi salah satu keuntungan bagi Bank Syariah Mandiri Kantor 3
2016
Hasil wawancara langsung dengan Bapak Uung Muhammad Syakur pada tanggal 07 Maret
62
Cabang Tangerang Ciputat dalam menjalankan strategi pemasaran yang dijalankannya, serta dapat memberikan kemudahan bagi nasabah atau masyarakat dalam bertransaksi atau berurusan dengan bank.4
4. Strategi Promosi (Promotion) Terakhir, strategi promosi yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat yang dilakukan Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat yaitu salah satunya melalui periklanan, seperti memasang spanduk di depan cabang atau di parkiran, di dalam gedung, di beberapa tempat seputar cabang, atau lokasi lainnya dan memasang banner di banking hall. Promosi selanjutnya penyebaran brosur yang menarik seperti brosur dibuat dengan berbeda warnanya, seperti dengan brosur berwarna hijau, kuning, biru dan terakhir warna putih yang disebarkan disetiap cabang atau pusat-pusat perbelanjaan, seperti ke pasar-pasar tradisional, ke warung- waung atau toko-toko, pedagang kaki lima, atau ke tempat usaha mikro lainnya, penyebarannya yang dilakukan marketingnya langsung dengan cara door to door atau terjun langsung kepasar-pasar, toko-toko, pedagang kaki lima, dan usaha kecil mikro lainnya. Dan promosi terakhir media sosial seperti, memperkenalkan Produk Pembiayaan Warung Mikro bahwa ada produk pembiayaan untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Bank Syariah melalui website, WhatsApp, BBM, Line, Facebook, dan media sosial lainnya. Tujuan promosi lewat iklan ini merupakan usaha untuk menarik, dan mempengaruhi masyarakat atau nasabah dan meberikan informasi tentang produk pembiayaan warung mikro yang ada pada Bank Syariah Mandiri yang dapat diakses oleh masyarakat luas, sehingga masyarakat dapat mengetahui dan semakin dikenal juga produk pembiayaan warung mikro tersebut.5
4
Hasil wawancara langsung dengan Bapak Uung Muhammad Syakur pada tanggal 07 Maret
5
Hasil wawancara langsung dengan Bapak Uung Muhammad Syakur pada tanggal 07 Maret
2016 2016
63
C. Analisis Evaluasi terhadap Strategi Bauran Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro 1.
Strategi Produk (Product) Evaluasi strategi produk yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Tangerang Ciputat dilihat dari perkembangan produknya, jenis produk tidak ada penambahan dari awal pendirian. Tetapi, pada awal 2015 adanya pengurangan jenis produk, produk Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas) di hapuskan, karena untuk memberikan peluang bagi lembaga keuangan lainnya yang lebih kecil. Jadi, pembiayaan 10 juta kebawah hanya untuk Koperasi dan BPR, BPRS, dan lainnya. Dan untuk produk sampai saat ini hanya Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM-Madya), dengan limit pembiayaan di atas 10 juta-50 juta dengan jangka waktu maksimal 36 bulan, dan yang kedua Pembiayaan Usaha Mikro Utama (PUM-Utama), limit pembiayaannya diatas 50-200 juta dengan batas waktu maksimal 48 bulan.6 Kemudian berdasarkan wawancara dengan beberapa nasabah Warung Mikro mengenai produk Pembiayaan Warung Mikro terdapat beberapa respon, antara lain: pertama, produk Warung Mikro dan istilah-istilahnya mampu dipahami dengan baik oleh masyarakat, seperti tentang jenis Pembiayaan Usaha Mikro (PUM-Tunas), Pembiayaan Usaha Mikro (PUM-Madya), dan Pembiayaan Usaha Mikro (PUM-Utama). Kedua, secara umum responden menilai persyaratan pembiayaan warung mikro relatif mudah, hal ini terbukti dengan jawaban dari responden nasabah mikro yang diwawancarai, yang semuanya menyatakan hal yang sama.7
2.
Strategi Harga (Price) Adapun evaluasi yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Tangerang Ciputat merubah plafon pembiayaan untuk Pembiayaan Usaha Mikro Utama (PUM-Utama), di awal dari limit pembiayaannya diatas 50-100 juta ternyata tidak sesuai dengan biaya untuk mengembangkan usaha. Sehingga, 6
Hasil wawancara langsung dengan Bapak Uung Muhammad Syakur pada tanggal 07 Maret
2016. 7
Hasil wawancara dengan nasabah Warung Mikro pada 14 Maret 2016
64
dinaikan plafon pembiayaanya diatas 50 juta sampai 200 juta, yang bertujuan untuk membantu mengembangkan usaha nasabah. Hal ini juga berdasarkan terus bertambahnya minat masyarakat terhadap PUM-Utama sebagaimana data yang diperoleh melalui wawancara dari beberapa nasabah. Hingga kini, mayoritas nasabah dari Warung Mikro Bank Syariah Mandiri berada pada pembiayaan PUM-Utama.8 Selain itu untuk strategi harga atau price yang lainnya yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat yaitu memberikan promo atau diskon dari produk pembiayaan Warung Mikro, yaitu disaat tren pembiayaan mikro sedang lesu. Dalam memberikan promo pada pembiayaan produk mikropun hanya pada waktu tertentu, misalnya promo awal tahun, promo Ramadhan, dan promo akhir tahun seperti September Ceria. Promo ini diberikan hanya untuk nasabah baru, tidak untuk nasabah lama, dengan tujuan untuk manarik nasabah sebanyak banyaknya.9 Kemudian berdasarkan wawancara dengan nasabah non mikro, mereka biasanya hanya beberapa yang mengetahui adanya promo maupun potongan harga dari, brosur, dan promosi door to door. Namun demikian, sebagian besar non mikro BSM hanya mengetahui secara umum apa itu warung mikro, tidak mengetahui dengan detail tujuan produk warung mikro Bank Syariah Mandiri.10
3.
Strategi Penentuan Lokasi (Place) Selanjutnya, dilihat dari strategi lokasi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Tangerang Ciputat berada di pusat perkotaan Ciputat, dimana berada diantara pusat perbelajaan, kantor pemerintahan, dan institusi pendidikan untuk memudahkan akses bagi nasabah. Tetapi, walaupun tempat sudah sedemikian strategisnya pasti tetap adanya persaingan antar bank lainnya, karena bank syariah dikeilingi oleh bank-bank lain.
8
Hasil wawancara langsung dengan Bapak Uung Muhammad Syakur pada tanggal 07 Maret
9
Hasil wawancara langsung dengan Bapak Uung Muhammad Syakur pada tanggal 07 Maret
2016 2016 10
Hasil wawancara dengan nasabah non Warung Mikro pada 11 Maret 2016
65
Sehingga, semakin gencarnya persaingan yang dilakukan oleh bank syariah maupun konvensional. Selain itu, lokasi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat diimpit oleh dua bank yaitu Bank Bjb Syariah dan Permata Bank yang tempatnya sejajar dengan bank syariah mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat, sehingga bank syariah semakin ketat dalam persaingan dengan bank tersebut dan bank syariah dituntut untuk memperluas market share-nya agar tidak kalah dengan bank lain, karna akan mempengaruhi pada pendapatan dan omset bank syariah mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat itu sendiri. Begitupun pernyataan dari responden nasabah Bank Syariah Mandiri menyatakan bahwa Kantor Cabang Tangerang Ciputat mudah terjangkau bagi nasabah, karena berada di daerah yang cukup strategis dan mudah di akses dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.11
5. Strategi Promosi (Promotion) Terakhir, strategi promosi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat menggunakan media periklanan seperti memasang sepanduk di berbagai tempat strategis. Promosi selanjutnya dengan menyebarkan brosur yang menarik perhatian dengan aneka warna yang disebar di tempat-tempat khalayak banyak. Di tambah dengan interaksi langsung dengan calon nasabah yang dilakukan oleh staff marketing (door to door) ke tempat-tempat berlangsungnya kegiatan UMKM. Media sosial seperi website, Facebook, dan lainnya juga digunakan untuk mempromosikan produk pembiayaan warung mikro BSM sehingga dapat diakses oleh masyarakat luas. Kemudian berdasarkan hasil wawancara dengan nasabah Bank Syariah Mandiri, baik nasabah mikro maupun non-mikro, promosi yang efektif menurut mereka adalah dengan door to door promotion. responden mengatakan promosi ini efektif karena selain nasabah mendapatkan informasi langsung secara verbal,
11
Hasil wawancara dengan nasabah BSM pada 14 Maret 2016
66
mereka juga bisa berkonsultasi dan langsung bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami dari produk warung mikro.12 Kemudian berdasarkan analisis dari staff marketing Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat, ada peluang dalam menyusun strategi pemasaran pada produk warung mikro, hal-hal ini antara lain: 1. Bank Syariah Mandiri memiliki beberapa daya jual yang kompetitif pada produk warung mikro. Bank Syariah Mandiri merupakan Bank Syariah yang mampu bersaing dengan bank lain dilihat dari harga (pricing), kemudahan persyaratan dan prosedur pembiayaan warung mikro relatif mudah, dan proses pencairan yang cepat, yang mana pencairan dana bahkan hanya memerlukan waktu 3 hari, berdasarkan keterangan nasabah yang menjadi responden. 2. Produk Warung Mikro memiliki prospek yang menjajnjikan dan peluang untuk berkembang. hal ini terbukti dengan dinaikannya anggaran pembiayaan produk Warung Mikro dari 100 juta pada tahun 2015 menjadi 200 juta di tahun 2016. Hal ini dilakukan dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat usaha mikro, kecil dan menengah untuk mendapatkan pinjaman modal usaha yang lebih besar seiring dengan perkembengan usahanya. Selain itu, Bank Syariah Mandiri melalui produk warung mikro memiliki kesempatan untuk merubah mindset masyarakat, terutama masyarakat menengah kebawah untuk mendapatkan bantuan usaha melalui program mikro yang mana prosedur peminjaman dan persyaratannya relatif mudah dibandingkan dengan produk Bank lainnya. Namun demikian, dalam mengembankan usahanya, produk warung mikro inipun
menghadapapi
beberapa
tantangan
dalam
menjalankan
strategi
pemasarannya, antara lain: 1. Pemasaran produk warung mikro Bank Syariah Mandiri ini belum mampu menyentuh masyarakat di luar perkotaan. Masyarakat pelosok dan pedesaan yang jauh dari counter-counter Bank Syariah Mandiri maupun warung mikro 12
Hasil wawancara dengan nasabah BSM pada 14 Maret 2016
67
secara khusus belum terlalu mengenal Warung Mikro karena kurangnya informasi. Padahal sasaran dari warung mikro ini adalah masyarakat menengah kebawah yang mana tidak hanya terdapat di perkotaan, namun tidak kalah banyaknya juga di pedesaan. Perkembangan produk warung mikro ini baru berkembang pesat di perkotaan saja, khususnya wilayang Tangerang dan Ciputat. 2. Kekurangan sumber daya manusia (SDM) menjadi tantangan lain yang dihadapi oleh produk warung mikro. Staff warung mikro Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat memiliki 6 personil yang terdiri dari 1 orang Kepala staff warung mikro, 1 orang staff administrasi, dan 4 orang sales marketing. Jumlah SDM ini belum mampu mengembangkan usaha mikro secara optimal mengingat luasnya pangsa pasar yang harus diakomodir. Selain itu, jaringan warung mikro ini belum terlalu luas sebagai implikasi dari kurangnya SDM pada staff Warung Mikro.
Berdasarkan temuan dan analisis data melalui instrumen wawancara internal (Staff marketing warung mikro) dan eksternal (nasabah BSM dan non mikro) dapat ditarik kesimpulkan bahwa, hasil evaluasi strategi pemasaran produk Warung Mikro Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat memiliki peluang dan prospek yang menjanjikan dalam mengembangkan usahanya melihat kebutuhan masyarakat UMKM mengembangkan usahanya, persyaratan dan proses pembiayaan yang relatif mudah, anggaran yang cukup memadai dan dengan mulai dikenalnya warung mikro bagi masyarakat perkotaan. Namun demikian produk warung mikro juga menghadapi beberapa tantangan seperti pemasaran belum maksimimal di pedasaan dan daerah plosok, SDM yang belum memadai, lokasi yang cukup strategis diperkotaan namun tidak mampu menjangkau pedesaan, persaingan dengan bank lain dan jaringan yang belum luas merupakan suatu bahan pertimbangan untuk di evaluasi sebelum mengambil kebijakan yang solutif.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Strategi bauran pemasaran yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat terhadap produk Pembiayaan Warung Mikro menggunakan strategi bauran pemasaran atau marketing mix yang terdiri dari empat unsur, yaitu strategi produk, strategi harga, strategi penentuan lokasi dan strategi promosi. Pertama, revolusi strategi produk yang terjadi pada awal tahun 2015 adalah dengan adanya pengurangan jenis produk, dimana produk Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas) dihapuskan, karena memberikan peluang untuk lembaga keuangan lainnya. Kemudian Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat dalam upaya menarik nasabah menampilkan mutu dari produk pembiayaan Warung Mikro sehingga bisa memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah. Pertama, Produk Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas) adalah 36% efektif sesuai dengan periode angsuran, atau setara dengan kurang lebih 1,7% per bulan. Kedua, Produk Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM-Madya) dengan adalah 32% efektif sesuai dengan periode angsuran, atau setara dengan kurang lebih 1,5% per bulan. Ketiga, Produk Pembiayaan Usaha Mikro Utama (PUMUtama) adalah 28% efektif sesuai dengan periode angsuran, atau setara dengan kurang lebih 1,2% per bulan. Selain itu, dalam strategi penetapan harga produk Pembiayaan Warung Mikro diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu golbertap (multiguna) maupun nongolbertap (produktif) dengan plafon pembiayaan mulai dari 2-100 juta sebagaimana lazimnya pembiayaan di Bank Syariah Mandiri. Namun, Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat menaikan limit pembiayaan maksimal sampai dengan 200 juta di awal tahun 2015. Dengan tujuan mengembangkan usaha nasabah. Adapun strategi harga lainnya yaitu dengan
68
69
memberikan promo atau diskon pada produk pembiayaan warung mikro disaat pembiayaan warung mikro sedang lesu. Selanjutnya, dilihat dari strategi lokasi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat berada di pusat perkotaan Ciputat, dimana berada diantara pusat perbelajaan, kantor pemerintahan, dan institusi pendidikan untuk memudahkan akses bagi nasabah. Terakhir, strategi promosi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat menggunakan media periklanan seperti memasang sepanduk di berbagai tempat strategis. Promosi selanjutnya dengan menyebarkan brosur yang menarik perhatian dengan aneka warna yang disebar di tempat-tempat khalayak banyak. Di tambah dengan interaksi langsung dengan calon nasabah yang dilakukan oleh staff marketing (door to door) ke tempat-tempat berlangsungnya kegiatan UMKM. Media sosial seperi website, Facebook, dan lainnya juga digunakan untuk mempromosikan produk pembiayaan warung mikro Bank Syariah Mandiri sehingga dapat diakses oleh masyarakat luas. Adapun evaluasi terhadap strategi bauran pemasaran, berdasarkan temuan dan analisis data melalui instrumen wawancara internal (Staff marketing warung mikro) dan eksternal (nasabah Bank Syariah Mandiri dan non mikro) dapat ditarik kesimpulkan bahwa, hasil evaluasi strategi pemasaran produk Warung Mikro Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat memiliki peluang dan prospek yang menjanjikan dalam mengembangkan usahanya melihat kebutuhan masyarakat UMKM mengembangkan usahanya, persyaratan dan proses pembiayaan yang relatif mudah, anggaran yang cukup memadai dan dengan mulai dikenalnya warung mikro bagi masyarakat perkotaan. Namun demikian produk warung mikro juga menghadapi beberapa tantangan seperti pemasaran belum maksimimal di pedasaan dan daerah plosok, SDM yang belum memadai, lokasi yang cukup strategis diperkotaan namun tidak mampu menjangkau pedesaan, persaingan dengan bank lain dan jaringan yang belum luas merupakan suatu bahan pertimbangan untuk di evaluasi sebelum mengambil kebijakan yang solutif.
70
B. Saran : Berdasarkan temuan, hasil analisis, dan kesimpulan dari penelitian ini, peneliti secara pribadi memberikan beberapa saran yang merupakan masukan terhadap penelitian ini yang diharapkan bisa memberikan dampak positif, antara lain: 1. Peneliti masih banyak memiliki kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini terutama dalam mengambil sampel nasabah sebagai responden wawancara, oleh karenanya peneliti berharap kedepan ada peneliti lain yang bisa mengambil sempel dalam skala yang besar dan menggunakan metode yang lebih komprehensif. 2. Terkait strategi pemasaran, penulis secara pribadi memberi masukan bahwa perlu adanya peningkatan strategi pemasaran yang terdiri dari aspek SDM, jangkauan pemasaran dan promosi melalui media yang lebih gencar lagi. 3. Terkait produk Warung Mikro perlu ditambah, counter Warung Mikro yang lebih banyak lagi terutama di daerah-daerah strategis yang mampu menjangkau masyarakat pelosok perkotaan dan pedesaan.
DAFTAR PUSTAKA Al Arif, M. Nur Rianto. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alfabeta, 2010. Amrin, Abdullah. Strategi Pemasaran Asuransi Syariah: Memenangkan Persaingan Usaha Bisnis Asuransi dan Bank Syariah Secara Syariah. Jakarta: Grasindo, 2007. Arifin, Zainul. Memahami Bank Syariah: Lingkup, Peluang, Tantangan, dan Prospek. Jakarta: AlvaBet, 2000. Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin A.J. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. XI, 2010. Assauri, Sofjan. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cet. 7, 2004. Badan Eksekutif Mahasiswa Program Ekstensi FEUI. Nasib Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. artikel ini diakses pada 24 desember 2015 14:14 dari (http://bem.pefe.ui.ac.id/). Baskara, I Gde Kajeng. Lembaga Keuangan Mikro Di Indonesia. Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 18, No. 2, 2013 . Bungin, M. Burhan. Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan, Publik, komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Jakarta: Kencana, Cet. 1, 2013. Bungin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial. Jakarta: Kencana, Cet. 4, 2007. Danupranata, Gita. Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba Empat, 2013. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2006. F, Ahmad Tonih. Dan Burhanudin M. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:UIN Jakarta Press, Cet. 1, 2006.
71
72
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 1, 2013. Hadeli. Metode Penelitian Kependidikan. Ciputat: PT. Ciputat Press, 2006. Hasan, Ali. Marketing Bank Syariah: Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank Syariah. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010. Johan, Suwinto. Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011. Karnida, Barad. dkk. Direktori Skim Kredit Perbankan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013. Palangka Raya: Kompas Mediatama, 2014. Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Yogyakarta: UINMaliki Press. Cet. 2, 2010. Kasmir. Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana. Cet. 4, 2010. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks, 2007. Laksmana, Yusak. Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah. Jakarta: Gramedia, 2009. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet. 32, 2014. Nasution, S. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Cet. 12, 2011 Pratama, Yoghi Citra. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan di Indonesia. Esensi Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol. 4. No. 2, 2014. Prawirosentono, Suyadi. FILOSOFI BARU Tentang MANAJEMEN MUTU TERPADU ABAD 21: Kiat Membangun Bisnis Kompetitif. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007. Prawirosentono, Suyadi. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21: Kiat Membangun Bisnis Kompetitif. Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Rangkuti, Freddy. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006.
73
Rivai, Veithzal dan Arviyan Arifin. Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Sameto, Hudoro. Proses Pembuatan Marketing Plan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999. Sudaryono. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Cet. 1, 2012. Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Cet. 10, 2011. Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatiif. Bandung: Alfabeta, 2010. .Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta, 2011. .Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Cet. 20, 2014. Tayibnapis, Farida Yusuf. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi: Untuk Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Tedy, L. dkk. Peranan intermediasi perbankan dalam pemberdayaan UMKM di propinsi D.I Yogyakarta. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan. Vol. XVI, 2008. Toha, M. Chabib. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996. Umar, Husein. Evaluasi Kinerja Perusahaan: Teknik Evaluasi Bisnis Dan Kinerja Perusahaan Secara Komprehensif, Kuantitatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005. . Strategic Management in Action: Konsep, Teori, dan Teknik Menganalisis Manajemen Strategis, Strategic Business Unit Berdasarkan Konsep Michael R. Porter, Fred R. David, dan Wheelen-Hunger. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro , Kecil, dan Menengah. Usman, Rachmadi. Aspek-aspek Hukum Perbankan Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003.
74
Docslide. Strategi pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (umkm) di indonesia. Artikel ini di akses pada 23 desember 2015 13:30 WIB dari http://dokumen.tips/documents/strategi-an-usaha-mikro.html http://www.syariahmandiri.co.id/category/business-banking/commercialbanking/micro banking-business/, di kutip pada tanggal 28 Desember 2015. http://www.syariahmandiri.co.id/category/businessbanking/commercialbanking/m icro-banking-business/, di kutip pada tanggal 28 Desember 2015.
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSTTAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI Jl. Ir. H. JuandaNo.95 Ciputat 15412 lndonesia
Telepon/Fax : (0211 7432728 I 74701580
Website: ww.fdkuiniakarta.ac.id
Nomor
Lamp
:
:
Hal :
E-mail
Un.01/F5 lPP.00.91273 12016
:
Jakarta,
l(satu)bundel Bimbingan Skripsi
0l
Februari 2016
Kepada Yth.
Amirudin, M.Si Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
As s al amu' al aikum
Wr.
Wb.
Bersama ini kami sampaikan outline dan naskah proposal skripsi yang diajukan oleh mahasiswa Fakultas llmu Dakwah dan llmu Komunikasi UIN Syarii Hiaayatuttatr Jakarta sebagai berikut, Nama Nomor Pokok Jurusan Semester Telp. Judul Skripsi
Ulfah Azizah r r 12053000046
Manajemen Dakwah/MLKS VIII (Delapan) 085716443204 Evaluasi Strategi Pemasaran produk Warung Mikro pada Bank Syariah Mandiri (BSM) KC. Ciputat Tangerang Selatan.
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalam penyusunan dan penyelesaian skripsinya selama 5 bulan dari tanggal 01 Februari 2016 s.d. 0l Agustus 2016. Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih. Wassalamu' alaikum Wr. Wb.
an. Dekan,
Wakil Dekan Bidang Akademik
Tembusan: l. Dekan 2. Ketua Jurusan Manajemen Dakwah (MD)
I(EMIiNTETTIAN AGAMA UNIVEIISITAS TSLAM NBGERI (UIN) SYA ITI !- FI I DA YA'TTJI,I-AH .IA'KA II'I'A ITAI(UL-I'AS ILMU DAI(WAIJ I)AN ILNIU I(OMUNII(ASI ((ll I ) 74.11718 / 7470.i511()
I clcpLin/l ir\ ll lr ll lLlittltiltNtr ().:(illLrta(l5Jl2lrriitlncsi2r \\'(hsrr(\rn\\riil.r,ru\r !,ril,rrrril
Ntlrnor' L.anr 1t ilitn I'1a
rr,riLrrr,rrrr.rrr,r,
[]n tJ l/[r.5/PP.00 9i,r4] Q0l6
.lakarta I
Fcbr.Lrari
l0I6
lzin Pcneli(iln (Skr.ipsi)
I
[(epada Yth. Irirtpi,ri, Btr.l< Sr,:ir.iah N4arrdiri K('. l a,gcr.arg (.iprrta1 di T
enrpat
A.t,s u I cr trt Lr'
.Iakarta
ul
rt i k t r
m
L|;
t.
Lli
b
I)el.arl Fa['Lrltas Dakwalr cian IlurLr KorliLrnikasi UIN SlaLif llicla.r,atLrllah nreneraLrgkan bahwa:
l.lalt.tir
L
Nonror Pokok
I I 120_s10000-16
1
entpati Tanggal L,ahir
S
enreste
.l u
flh
z\ziz.ah
Bogor. l6 l)eseniber VIII lDelapan)
r'
rurstrn/Konsentras
il
1994
N4anaiemen ll:rI< vvalr/l\4 l . KS
i
Alanrat
Kp. Rabak
ll.I
00
I(ah. 13ogor 08.5 7 1 6141104
-ielp.
t/001 l)csa Rabali Kec.
Ii.r-rnrpiir
adalalr betliiI nlathasisr'la aktif'pada Falirrltas llakwah clan Ilnrtr I(orlLrnil
ciellgan itLr. clinrol-ion kiranva Bapiilt/lhrr/Sdr. dapai liirnti tcr.se[rLrt (ir]anr pclirl\sillitilp kc-uratas
ntencr-ir.r.xr.in.rrn!liz,iril<ar'r nriLhasisir,a tlinrel,.sLrtl
l)crlliliiarl- xtils l'l'
tt,s.tr:r I tt
nt
ti
tt I tt
l\el'iLl.slt
i litt m ll. t.
[4:
trtit tllttt hitntrnnn-r'ir lianri nrengrrcaprl,.an tcr-iprir l,asih.
h
l)ei.an
Ter-nbusan:
I I
\\/aliil Dehan
13idang Akadenrik KetLra .lLrn-rsan,/Pt ocli lr.lanalertren l)aku,alr
ma syanah PT
BankSyrrlah Mendlrl
Cabang Tongrrrng
Clputrt
Jl. lrJuanda No. 1'l 1-l 12 Clputat Tangerang Selatan 1 54'12, lndonesla Telp. +6221 742 5267, 747 1 6706 Fax. +6221 7423018 wwwsyarlahmand lrl.co.ld
Yang bertanda tangan di bawah ini Nama: Jabatan:
:
Demas Hartanto Buanadhara Branch Operation & Senrbe Manager
l,/enyatakan bahwa. I'Jama NIM
;
Ulfah Azizah '1 12053000046 lVl a najemen Dakwah/M LKS Universitas lslam Evaruasi Bank Syariah 1
Jurusan Universitas : Judul Skripsi
:
St,ut"gi Man
i3**
,:X$|i?fi,fr1553?e*'
:H|iji*"Tiru,.,nn utat
Peneritian skripsi seiak tanssar 01 Februar
i
Mikro Di
2ol6sampai
Demikian surat keterangan ini kami buat, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Tangerang Selatan, 31 Maret 2016
PT BANK SYARIAH
MANDIRI KANTOR CABANG TANGEiANG CIPUTAT
fl
Lt
Demas Hartanto