ESTIMASI PERHITUNGAN VOLUME RUMAH TINGGAL TYPE 36 I.
PekerjaaanPesiapan Lahan, Galian, Dan Urugan 1. Persipan lahan Lahan yang akan dibanguna harus dalam keadaan bersih terutama akar pohon, sampah dll. Pekerjaan pembersihan lahan dihitung dengan satuan m2 V=pxl V = 12,5 m’ x 6 m’ = 75.5 m2 Ket. : V= volume pembersihan lahan P= panjang lahan L= lebar lahan 2. Pengukuran dan pemasangan bouwplank Bouwplank merupakan papan kayu sebagai pembatas pekerjaan, bouwplank dipasang mengikuti bentuk lahan yang akan dibangun dengan jarak 1 m’ dari galian pondasi. Volume pasang bouwplank dihitung dengan satuan m’. V = panjang seluruh keliling yang di pasang bouwplank. V = (12,5+2)2 + (6+2)2 = 45 m’ 3. Pekerjaan galian tanah untuk pondasi Pondasi menggunakan pondasi batu kali mengelili panjang bangunan (menerus). Volume gallian tanah dihitung dengan satuan m3. Lebar galian pondasi P1 = 0,60 m’ Tinggi galian pondasi P1 = 0,75m’ Panjang P1 = 64 m’ V=bxhxp V = 0,60 x 0,75 x 62.25 = 28 m3 Ket. : v = volume tanah galian b = lebar pondasi h = tinggi pondasi p = panjang pondasi
4. Urugan tanah kembali bawah pondasi setebal 10 cm. Setelah pekerjaan galian tanah pondasi selesai, selanjutnya dasar galian tanah diberi urugan pasir, gunanya untuk menstabilkan tanag dan perletakan adukan pasangan pondasi batu kali yang akan di pasang. Volume urugan tanah kembali dihitung dengan satuan m3. Urugan pasir bawah pondasi P1 V=hxbxp V = 0.5 x 0,6 x 25.25 = 7.57 m3 1
Urugan pasir bawah pondasi P2 V=hxbxp V = 0,5 x 0,6 x 37 = 11.1 m3 Ket. : v = volume pasir urug b = tebal urugan h = lebar urugan p = panjang pondasi 5. Urugan pasir di bawah lantai keramik setebal 10 cm. Urugan pasir di bawah lantai berfungsi untuk mestabilkan tanah, juga sebagai landasan lantai kerja. Volume urugan pasir dihitung dengan satuan m3. V=hxl V = 0,1 (6 x 6) + (2,75 x 1,5 ) = 4,0125 m3 Ket. : v = volume uruganpondasi h = tebal urugan pasir l = luas lantai keramik 6. Urugan tanah kembali sisi-sisi pondasi Urugan tanah kembali sisi kanan dan kiri pondasi berfungsi untuk mengisi sisa galian pondasi yang telah dipasang pondasi batu kali, untuk mencegah penurunah lantai pondasi. Volume urugan tanah kembali sisi pondasi dihitung dengan satuan m3. V = v. Galian tanah – (v. Pasanagn batu kali + v. Urugan pasir di bawah pondasi). volume pondasi kali type P1 Va = Va =
(
)
(
)
volume pondasi kali type P2 Va = Va =
( (
) )
Ket. : va = volume pondasi 2
a = lebar pondasi atas b = lebar pondasi bawah h = tinggi pondasi
II.
A. Pekerjaan Pondasi Dan Beton Bertulang 1. Pekerjaan pondasi batu kali Pondasi batu kali dibuat menerus sepanjang dindidng bangunan berfungsi sebagai penahan beban diatasnya untuk diteruskan ke daya dukung tanah. Volume pondasi batu kali type a dan type dihitung dengan satuan m3. Ket. : volume pondasi kali type P1 Va = Va =
(
)
(
)
volume pondasi kali type P2 Va = Va =
( (
) )
va = volume pondasi a = lebar pondasi atas b = lebar pondasi bawah h = tinggi pondasi
B. Perhitungan besipolos 1. Menghitung besi tulangansloof
Panjang sekang atau begel = (0,112) + (0,6 x 2) + (6 x 0,6) x 2 =1,26 m
3
Jumlah sengkang untuk 1 m panjang dibagi jarak sengkang = 100/30 + 1= 4 buah, dengan demikian kebutuhan tulangansloof sepanjang 43,25 mᴵ dan sebagainya. Jenis Tulangan pokok (m) Tulangan bagi (m)
Panjang (m) Ø 12 Ø6 173
217, 98
Berat (kg/mᴵ) Ø 12 Ø6 0,888
0,222 Berat total kg =
Berat (kg) Ø 12 Ø6 153, 63
48, 39 202, 021
Untuk membuat sloof sepanjang 43, 25 mᴵ dibutuhkan tulangan 202, 021 kg dengan volume beton 1,3 m³, sehingga tetap 1 m³ beton sloof dibutuhkan tulangan dengan berat (1/1,3) x 202,021 = 155,415 kg/m3.
2. Menghitung tulangan ring balk Volume perhitungan Sama dengan sloof, sehingga berat total besi yang diperlukan adalah 202,021 kg
3. Menghitung besi tulangan kolom
Volume beton kolom = 1,1 m³, dugunakantulangan pokok Ø 12 jumlah 4 buah/kolom maka jumlah yang dibutuhkan adalah 4 x 3,2m = 12,8 mᴵ. Jumlah kolom 15 bh x 12,8 m’ 192 m. Panjang 1 begel setiap 1 m =
+ 1 = 4 bh. Karena tinggi kolom 3, 2 maka 3,2 x 4 bh = 12,8 buah.
Panjang sengkang = (0,11 x 2) + (0,11 x 2) + ( 6 x 0,06) = 1,16 m, dengan demikian panjang sengkang untuk 1 buah kolom adalah 1,16 x 12,8 = 14,848 mᴵ x 15 buah kolom = 222,72 m’ Jenis tulangan Tulangan pokok (m) Tulangan
Panjang (m) Ø 12 Ø6 192
222,72
Berat (kg/mᴵ) Ø 12 Ø6 0,888
0,222
Berat (kg) Ø 12 Ø6 170, 49
49, 44 4
bagi (m) Berat total kg =
291, 93
Dari tabel di atas kebutuhan tulangan untuk seluruh kolom = 291,93 kg, dengan demikian dapat dihitung berat tulangan genap 1 m³ beton = (1/1,1) x 291,93 = 265,39 kg /m³
4. Menghitung tulangangewel
Volume beton gewel = 0, 514 m³ Panjang besi / tulangan pokok yang dibutuhkan = 22,86m’ x 4bh =91, 44 mᴵ Panjang 1 begel / 1 m³ = Karena panjang gewel 22, 86 x 4 bh = 91,44 bh Panjang keliling sengkang = (0,11 x 2) + (0,11 x 2) + (6 x 0,06 x 2) = 1,16 m² Panjang sengkang untuk seluruh gewel 1,16 mᴵ x 91,44 bh = 106, 07 mᴵ
Jenis tulangan Tulangan pokok (m) Tulangan bagi (m)
Panjang (m) Ø 12 Ø6 91,44
106,07
Berat (kg/mᴵ) Ø 12 Ø6 0,888
0,222 Berat total kg =
Berat (kg) Ø 12 Ø6 81,198
23,55 104,74
Dengan demikian berat tulangangewelpem³ beton = (1/0,52) x 104,74 = 201,423 kg/m³.
5. Menghitung tulangan kolom teras
5
Volume beton teras = 0,3 x 0,3 x 6 mᴵ = 0,54 m³ Panjang tulangan yang di butuhkan = 6m x 9 = 54 mᴵ Panjang 1 begel/ 1 m = Karena panjang seluruh kolom teras 6 mᴵ x 4 bh = 24 bh Panjang keliling begel = (0,26 x 2) + (0,26 x 2) + (6 x 0,06 x 2) = 1,76 m³ Panjang sekang untuk seluruh kolom teras = 1,76 x 24 = 42,24 mᴵ
Jenis tulangan Tulangan pokok (m) Tulangan bagi (m)
Panjang (m) Ø 12 Ø6 54
42,24
Berat (kg/mᴵ) Ø 12 Ø6 0,888
Berat (kg) Ø 12 Ø6 47,95
0,222 Berat total kg =
9,37 57,32
Dengan demikian berat tulang kolom teras per m³ beton = (1/0,54) x 57,32 = 106,148 kg/m³.
6. Tulangan plat luifel atau beton lisplank (tipe A) V=PxLxt V = 5,95 x 0,2 x 0,1 = 0,119 m³ Diperlukan tulangan lapangan sepanjang Ø 6 – 20 0,18 x (5,95 : 0,2) = 1,187 mᴵ. Tulangan lapangan P = 5,35 x 0,222 = 1,187 kg 1/0,119 x 1,187 =9,97 kg/m³
7. Tulangan plat luifel atau beton lisplank (tipe B) V=PxLxt V = 2,75 x 0,2 x 0,1 = 0,05 m³ Diperlukan tulangan lapangan sepanjang Ø 6 – 20, 0,18 x (2,75 x 0,2) = 2,475 mᴵ. Tulangan lapangan P = 2,75 m x 0,222 = 0,61 kg 6
(1/0,119) x 0,61 =12,2 kg/m³
Total besi yang diperlukan per kg 1. 202, 021 kg/m³ 2. 202, 021 kg/m³ 3. 219, 44 kg/m³ 4. 104, 74 kg/m³ 5. 57, 32 kg/m³ 6. 1, 187 kg/m³ 7. 0, 61 kg/m³ + 787, 319 : 10 kg = 78, 73 kg/10 kg C. Perhitungan bekisting 1. Hitung volume bekisting -
Sloof 15/20 20 15
15 = 50 cm = 0,5 m
Bekisting : 0,5 mᴵ x 43, 25 mᴵ = 21, 625 m² : 2 kali pakai =10, 812 m2 -
Ringbalk 15/20 Volume bekistingringbalk sama dengan sloof = 10,812 m2
-
Kolom 15/15
15 15
15
15 3,2m x 15 bh = 48 mᴵ x 0,6 = 28,8 28,8 : 2 kali pakai = 14,4 m2 - Bekisting teras : Keliling bekisting 0,3 x 4 sisi = 1,2 m’ 7
6m’ x 1,2 m’ = 7,2 m2 : 2 kali pakai = 3,6 m2 - Bekisting seluruh gewel 22, 86 mᴵ = 0,45 x 22,86 = 10,287 : 2 kali pakai = 5,143 m2 - Bekisting plat luifel : 0,1 + 0,1 + 0,2 (x panjangnya 5,95) = 2,38 m² : 2 kali pakai = 1,19 m2
2. Pekerjaan sloof beton bertulang Sloofdiletakan dia atas sepanjang pondasi batu kali untuk meratakan beban yang bekerja pada pondasi dan pengikat struktur bawah. Volume sloof beton dihitung dengan satuan m3. V = bxhxb V = 0,15 x 0,20 x 43,25 = 1,2975 m³ Ket. : v = volume sloof beton b = lebar penampang sloof beton h = tinggi penampang sloof beton p = panjang pondasi
3. Kolom beton 15 cm x 15 cm Kolom beton (tiang beton) adalah bagian dari struktur atas dalam posisi vertikal yang berfungsi sebagai pengikat pasangan dinding bata dan meneruskan beban di atasnya. Volume kolom beton dihitung dengan satuan m³. V = (b x h x t) Ʃk V = (0,15m x 0,15m x 3,20m) 15 bh = 1,08 atau 1,1 m³ Ket. : Ʃk= jumlah kolom atau banyak kolom V = volume kolom beton b = lebar kolom h = tebal kolom t = tinggi kolom
4. Kolom beton teras atau pilar 30cm x 30cm 8
Sama halnya dengan kolom beton teras atau pilar juga merupakaan struktur Atas dalam posisi pertikal sebagai penopang struktur atas antara struktur atap dan struktur bawah atau lantai.Volume kolom beton dihitung dengan satuan m³. V = (b x h x t) Ʃk V = (0,3m x 0,3m x 3m) 2 bh = 0,54 atau 0,6 m³ Ket. : Ʃk= jumlah kolom atau banyak kolom V = volume kolom beton b = lebar kolom h = tebal kolom t = tinggi kolom
5. Kolom pagar dinding beton 15cm x 15 cm Kolom pagar dinding beton adalah struktur yang berfungsi sebagai dinding pembatas.Volume kolom beton dihitung dengan satuan m³. V = (b x h x t) Ʃk V = (0,5m x 0,15m x 1,8m) 8 bh = 0,324 m³ Ket. : Ʃk= jumlah kolom atau banyak kolom V = volume kolom beton b = lebar kolom h = tebal kolom t = tinggi kolom
6. Beton ring balk15cm x 20cm² Beton ring balk adalah bagian struktur atas yang terletak di atas pasangan bata. Beton ring balk berfungsi sebagai tumpuan konstruksi atap di atasnya dan pengikat pasangan dinding bata di bawahnya. Volume beton ring balk dihitung dengan satuan m³. V=bxhxp V = 0,15 x 0,20 x 43,25 = 1,2975 atau 1,3 m³ Ket. : v = volume beton rinkbalk b = lebar beton ring balk h = tinggi beton ring balk 9
p = panjang ring balk
7. Beton gewel 15cm x 15cm Beton gewel adalah............... Volume betongewel dihitung dengan satuan m³. V=bxhxp V = 0,15 x 0,20 x 43,25 = 1,2975 atau 1,3 m³ Ket. : v = volume beton beton gewel b = lebar beton beton gewel h = tinggi beton beton gewel p = panjang beton gewel
8. Pekerjaan plat luivel atau beton topi teras5,95 m (tipe A) Plat luivel atau topi teras adalah ..........Volume beton gewel dihitung dengan satuan m³. Lebar = 20cm Tebal = 10cm V = 5,95 x 0,2 x 0,1 = 0,119 m³ Panjang seluruh plat luivel atau beton plat topi teras 2,75 m (tipe B) Panjang = 20 cm Tebal = 10cm V = 2,75 x 0,2 x 0,1 = 0,055 m³
Total volume beton bertulang yang di perlukan sebagai berikut : 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Sloof beton 1,397 m3 Kolom beton 1,08 m3 Kolom beton teras 0,54 m3 Ringbalk 1,297 m3 Gewel 0,514 m3 Plat luifel 1 0,119 m3 Plat luifel 2 0,055 m3 +
Total v. beton bertulang =4, 888 m3 10
III.
Pekerjaan Pasangan Dinding dan Plasteran A. Pasangan Dinding Pekerjaan dinding bata dilaksanakan setelah sloof beton. Pasangan dinding berfungsi sebagai pembagi atau penyekat antara ruangan satu dengan ruangan yang lainnya sehingga membentuk suatu ruangan dengan ukuran tertentu seperti yang diencanakan. 1. Pasangan dinding ½ bata merah untuk trassram setinggi 30 cm diatassloof dengan perbandingan 1 semen : 3 pasir. V= h x p – Lpintu = 0,3 x 34,74 – 7,72 = 2,7 m² 2. Pasangan dinding ½ batu dengan perbandingan 1 semen : 5 pasir. Tinggi seluruh dinding 3,20 m di kurangi dinding trasram 0,3 m (3,20 – 0,3 = 2,9) V= h x p – (Lpintu, Ljendela, Lventilasi, Llubang angin) = 2,90 x 34,,75 - 24, 93 = 75,845 m² 3. Pasangan dinding ½ batu dengan perbandingan 1 semen : 5 pasir. Tinggi seluruh dinding 2 m V= h x p = 2 x 11,75 = 23,5 m² L pintu 1 seluruh = (0,90 x 2,15) x 4= 7,72m² L pintu 2 seluruh = (0,70 x 2) x 1 =1,4 m² L jendela 1 seluruh = (1,45x 1,95) x 2 = 5,6 m² L jendela 2 seluruh = (1,30 x 1,35) x 2 = 3,51 m² L jendela 3 seluruh = (0,60 x 2,5) x 2 = 3 m² L jendela 4 seluruh = (1,95 x 1,90) x 1 = 3,7 m²
-
Pasangan dinding di bawah gewel (balok gewel).
V=L L = ½ x A x t = ½ x 7,75 x 2,57 = 9,95 x (2) = 19,91 m² Total pas. Dinding = 75,845 + 19,91 = 95,755 m2
11
3. Pasangan bata rolaag dipasang di bagian tepi teras dengan perbandingan 1 semen : 3 pasir di pasang sepanjang 6 mᴵ, tinggi bata rolaag 25 cm. Pasangan bata rolaag biasanya dipasang di bagian tepi teras atau tangga. Pasangan bata ini berfungsi sebagai pembatas dan penyangga tepi lantai, agar lantai tidak mengalami penurunan serta memudahkan dalam pekerjaan pemasangan lantai keramik. Volume pasangan bata rolaag dihitung dengan satuan m². V = h x p = 0,25 x 6 = 1,5 m² Ket. : V = volume pasangan bata rolaag h = tinggi bata rolaag p = panjang teras B. Plasteran dan Aci Pekerjaan plasteran dilakukan setelah pekerjaan pasangan dinding bata merah berfungsi sebagai pelapis pasangan dinding bata yang telah dipasang rapi.pekerjaanplasteran dilakukan dengan sistem yang benar dan baik serta pada t sehingga hasilnya terlihat lurus dan memilikki permukaan yang merata. Ini dilakkukan agar mempermudah pengerjaan selanjutnya yaitu pengacian (aci). 1. Plasteran dan aci dengan perbandingan 1 semen : 3 pasir untuk trasramdiatassloof sepanjang 34,74mᴵ V = h plasteranx p plasteran– L pintu V = (0,3m x 34,74m – 1,4 m²) x 2 = 18 m² Ket. : 2 = jumlah dinding yang di plaster (luar dan dalam) V = volume plasteran dan aci h plasteran = tinggi plasteran dan aci p plasteran = panjang plasteran dan aci L pintu = luas pintu yang akan diplaster dan aci
2. Plasteran dan Aci dengan perbandingan 1 semen : 5 pasir untuk dinding dikurangi plasterantrasram 0,3 m. V = { h plasteran x p plasteran– L (bukaan-bukaan)} x 2 = (2,90 m x 3 mᴵ - 14, 685 m²) x 2 = 179, 43 m² IV.
Perkerjaan Lantai dan Dinding 12
A. Lantai Keramik Bahan dasar keramik adalah tanah merah liat dengan campuran bahan kimia tertentu yang diproses melalui pembakaran cukup tinggi. Keramik dipakai untuk lantai ruangan, KM (WC), lantai garasi, dinding KM (WC), dinding tempat cuci meja dapur dan sebagainya. Keramik ini mempunyai jenis, sifat dan kegunaan yang berbeda-beda. Ada keramik yang berpermukaan kasar atau bertekstur sebaliknya dan ada juga keramik yang berpermukaan halus atau licin.
1. Lantai berkeramik atau tegel 30 cm x30 cm Jumlah luas lantai yang di pasang keramik adalah rumah tipe 45 = = (3 x 3).2 + (4,75 x 3) + + (1,20 x 3) + (1,80 x3) V = ƩL = 44,2 m²
2. Lantai keramik 20 cm x 20 cm untuk wc Luasnya adalah (2 x 1,75) = 3,5 m² V = ƩL = 3,5m²
B. Dinding Keramik Pekerjaan dinding keramik di kerjakan setelah pekerjaan pengacian.pelapi dinding digunakan pada tempat-tempat yang kedap air seperti KM (WC). Volume dinding keramik dihitung dengan satuan m². 1. Dinding keramik 20 cm x 20 cm untuk tempat cuci dan kamar mandi dipasang setinggi 1,60 m dan panjang dinding = 8,18 m V = h x p = 1,50 mᴵ x 6,2 mᴵ = 9, 3 m²
V.
Pekerjaan Plafon Plafon atau sering disebut langit-langit rumah merupakan lapisan penutup rangka atap ruangan. Keseluruh pekerjaan plafon dikerjakan setelah pekerjaan dinding.
A. Rangka Plafon Rangka plafon sama dengan luas ruangan yang di plafon dengan satuan m². Palafon yang digunakan menggunakan bahan polywood 60 cm x 120 cm, ukuran kayu 5/7.
13
V = ƩL ruang yang di plafon L ruang = (3 x 3).2 + (4,75 x 3) + (1,75x3) + (1,20 x 3) + (1,80 x3) + (0,80x3) + (1 x 3) = 54,85 m²
B. Plafon Triplek Volume plafon dihitung dengan satuan m² sama dengan seluruh ruang yang berplafon. V = 54,85 m²
C. Lis Plafon Kayu 5 cm di pasang di sisi pinggir dinding di sekeliling ruang. Jumlah panjangnya adalah 53,5 mᴵ. V = Ʃpanjang ruang V = 84,6 m²
VI.
Peekerjaan kusen, Pintu, dan Jendela. Pekerjaan kusen, pintu dan jendela dilaksanakan bersamaan dengan pemasangan dinding bata. Fungsi kusen adalah sebagai rangka utama untuk meletakan daun pintu , daun jendela dan asesoris lainnya. A. Kusen Kayu Penampang kusen kayu berukuran 6 cm x 12 cm Panjang seluruh kusen kayu adalah = 59, 78 m1 Volume kusen kayu dihitung dengan satuan m³ Panjang seluruh kusen kayu ukuran 6 x 12 P1 = 5,4 x 4 = 21, 6 mᴵ P2 = 4,9 x 1 = 4,9 mᴵ J1 = 5,55mᴵ x 2 = 11,1 mᴵ J2 = 4,2 mᴵ x 2 = 8,4 mᴵ J3 =3,89 x 2 = 7,78 mᴵ J4 =6 x 1 = 6 mᴵ Jumlah atau totalnya = 59,78 V=Lxp V = (L x p) x p V = (0,06 x 0,12) x 59,78 mᴵ = 0,43 m³
14
B. Pekerjaan Daun Pintu dan Jendela Daun pintu 1 = (90 x 215) cm Daun pintu 2 = (70 x 200) cm Daun jendela 1 = (145 x 195) cm Daun jendela 2 = (130 x 135) cm Daun jendela 3 = (60 x 250) cm Daun jendela 4 = (190 x 195) cm
1. Pekerjaan daun pintu panel multiplek Dihitung dengan satuan buah atau m². Daun pintu 1 V = 1 x h x Ʃp = 0,82x 2,10 x 4 buah = 6,8 m² Daun pintu 2 V = 1 x h x Ʃp = 0,60 m x 1,95 m x 1 buah = 1,17 m² Total volume daun pintu = 5,09 + 2,99 = 8,08 m2 Daun jendela 1 V= 1 x h x Ʃj = 1,30 m x 1,80 m x 2 buah = 4,68 m² Daun jendela 2 = V = 1 x h x Ʃj = 1,20 m x 1,30 m x 2 buah = 3,12 m² Daun jendela 3 = V = 1 x h x Ʃj = 0,50m x 2,39 m x 2 buah = 2,39 m² Daun jendela 4 = V = 1 x h x Ʃj = 1,70 m x 1,80 m x 1 buah = 3,06 m² Total volume daun jendela = 1,68 +2,54 = 4,22 m2 Ket. : V = volume daun pintu I = lebar daun pintu h = tinggi daun pintu Ʃp = jumlah pintu 15
VII.
Pekerjaan Atap A. Pekerjaan rangka atap rumah Pekerjaan menggunakan beton gewel atau kuda-kuda menggunakan gewel. 1. Gording dan nok digunakan kayu ukuran 6/12, perletakan antara gording jarak 1 m. Panjang penggunaan gording dan nok adalah = 65 mᴵ V = 0,06 x 0,12 x 63 mᴵ = 0,453 m³ 2. Gording dan nok atap teras ukuran 6/12. Panjang penggunaan gording dan nok 12,22 mᴵ V = 0,06 x 0,12 x 12,22 = 0,087 m³ ƩV gording dan nok ukuran 6/12 = 0,4536 + 0,087 = 0,542 m³ Ket. : V = volume gewel ƩV = jumlah seluruh volume gewel 3. Kaso (usuk) dan reng, kaso yang akan digunakan ukuran 5/7 dan reng 5/3. Volume kaso dan reng sama dengan jumlah luas bidang atap. Luas seluruh bidang atap 1 = (6,5 x 4,88) = 31,72 ² Luas seluruh bidang atap 2 = (6,5 x 4,88) – (4,52) = 27,2 m² Luas seluruh bidang atap 3 (teras) = (6 + 1.875) = 4. Lisplang kayu menggunakan papan dengan ukuran 2/20. Volume lisplang dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh panjang barisan teritisan atau overstek. Jumlah pajang teritisan adalah = 12,25 mᴵ V = P0 = 12, 25 mᴵ
5. Jurai luar, jurai dalam dan talang. Jurai luar digunakan balok ukuran 6 x12, digunakan sepanjang 4 mᴵ Vjd = 0,06 x 0,12 x 4 = 0,28 m³ Jurai dalam digunakan ukuran 6 x 12, digunakan sepanjang 4 mᴵ Vjd = 0,06 x 0,12 x 4 = 0,28 m³ Total v jurai luar dan dalam = 0,28 + 0,28 = 0,56 m3 Talang digunakan papan ukuran 2 x 20, digunakan sepanjang 8 mᴵ Vjd = 0,06 x 0,12 x 8 = 0,057 m³
16
B. Penutup Atap Atap genteng adalah bahan penutup akhir suatu bangunan rumah yang berfungsi sebagai penahan atau pelindung ruangan dari pengaruh panas dan hujan. Jenis penutup atap barmacam-macam sesuai kebutuhan, tipe dan merek. Adapun yang digunakan adalah genteng plentong. Volume atap genteng dihitung dengan satuan m². 1. Dugunakan penutup atap genteng luas penutup alat sama dengan volume kaso dan reng. VPA= 66, 795 m²
2. Nok genteng Nokgenteng adalah asesoris atap agar rumah terlihat rapi dan estetis. Fungsinya sebagai pengikat pertemuan antara dua susunan atap genteng sehingga atap genteng tidakakan terlepas dari dudukannyareng kayu. Volume nok genteng menjumlah seluruh pajang balik nok atau jurai luar yang ditutupi nok genteng. VNg = (6,5 + 4)= 10, 5 mᴵ
VIII. Pekerjaan Perlengkapan Pintu dan Jendela A. Kunci pintu menggunakan kunci dua slaag (putaran). Kunci pintu berfungsi sebagai sistem keamanan dan penambahan asesoris keindahan pada pintu.Satuan dalam buah volume kunci pintu dihitung dengan cara menjumlahkan pintu yang akan diberi kunci. V = Ʃp Ʃp = jumlah pintu yang akan diberi pintu dua slaag Vpintu utama = 1 buah Vpintu kamar = 4 buah B. Engsel Pintu dan Jendela Engsel pintu berfungsi untuk menggantungkan daun pintu pada rangka kusen dan memudahkan orang membuka tau menutup pintu. Jumlah daun pintu yang akan diberi engsel ada 5 bh. Volume engsel pintu dihitung dengan cara menjumlahkan pintu yang akan diberi engsel dikali 3 bh dengan satuan buah atau set. V = (Ʃdp x 3) V = 5 x 3 = 15 bh Jumlah daun jendela yang diberi engsel ada 8 bh . Volume engsel jendela dihitung dengan cara menjumlahkan pintu yang akan diberi engsel dikali 3 bh dengan satuan buah dan set. 17
V = (Ʃdj x 2) V = 8 x 2 = 14 bh
C. Grendel Jendela Fungsinya sebagai penahan daun pintu sebelahnya dan sebagai sistem keamanan tambahan. Daun jendela yang akan diberi grendel berjumlah 8 bh.Volumegrendel pintu dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh jendela yang akan diberi grendeldikali 2 bh dengan satuan buah dan set. V = (ƩDj x 2) V = 8 x 2 = 14 bh
D. Hak Angin Jendela Hak angin jendela dalahasesoris jendela yang biasanya dipasang pada bagian daun jendela paling bawah atau samping tergantung saping bukaan jendelanya. Fungsinya sebagai penyangga daun jendela. Jumlah daun jendela yang diberi hak angin ada 8 bh. Volume hak angin jendela yang diberi hak angin dikalikan 2 bh hak angin perdaun jendela. V = (ƩDj x 2) V = 8 x 2 = 14 bh
E. Tarikan Jendela Tarikan jendela adalah asesoris jendela yang dipasang pada bagian dalam daun jendela paling bawah atau samping, tergantung sistem bukaan jendelanya. Fungsinya sebagai alat bantu untuk memudahkan membuka atau menutup daun jendela. Volumenya dihitung dengan menjumlahkan seluruh daun jendela dikalikan 1 bh tarikan jendela. V = (ƩDj x 1) V = 8 x 1 = 8 bh
F. Kaca Polos Jendela 1 menggunakan kaca ukuran 24 cm x 129 cm x 3 bh V = 0,24 x 1,29 x 3 bh = 0,928 m³ Jendela 2 dan jendela 3 ukuran 29 cm x 129 cm x 4 buah V = 0,24 x 1,29 x 4 bh = 1,496 m³
IX.
Perkerjaan Sanitasi 18
Pekerjaan sanitair adalah pekerjaan perlengkapan yang akan dipasang pada ruangruang yang berhubungan dengan air seperti untuk ruang toilet maupun dapur. A. Bak Mandi Jumlah KM ada 1, volume bak mandi dihitung dengan jumlah bak mandi yang dibutuhkan perkamar mandi. VBM= 1 buah
B. Kloset Jongkok Sama dengan volume bak mandi Vkj = 1 buah
C. Kran Air Bersih Jumlah air yang dibutuhkan adalah 3 buah, kran tempat cuci, KM, dan kran depan rumah. Vka = 3 buah
D. FloorDrain Jumlah floordrain yang digunakan 2 buah, floordrain KM dan tempat cuci. Vfd = 2 buah
X.
Pekerjaan Instalasi Air A. Instalasi air bersih Satuan dalam menghitung volume pipa air bersih umumnya dengan meter panjang (mᴵ). Berikut ini merupakan volume perlengkapan pipa untuk instalasi air bersih. Volume pipa diameter ¾ inchi = 14 mᴵ Volume socket ¾ inchi = 3 bh Volume elbow 90° ¾ inchi = 3 bh Volume tee ¾ inchi = 1 bh Volume asesoris (lem pipa, amplas, klem) = 1 ls Volume lumsum = 1 ls/unit
B. Instalasi air kotor Satuan dalam menghitung volume pipa air kotor umumnya dengan meter panjang (mᴵ). Berikut ini merupakan volume perlengkapan pipa untuk instalasi air kotor. Volume pipa diameter 2 inchi = 2 mᴵ Volume elbow 90° 2inchi = 4bh 19
Volume pipa septictank 4 inchi = 3 mᴵ Volume elbow90° 4inchi = 1bh Volume asesoris (lem pipa/amplas) = 1 ls Volume lumsum = 1 ls/unit
C. Septic Tank dan Rembesan Volume septic tank dan rembesan dihitung dengan satuan unit. Jumlah unit septic tank yang dapat dilihat di gambar instalasi plumbing dan drainase. V = 1 unit
XI.
D. Penyambungan air bersih dan PAM Volume penyambungan air bersih dan PAM dihitung dengan satuan lumsum (ls). V = 1 ls Pekerjaan Instalasi Listrik Pekerjaan instalasi listrik ini dilakukan saat pekerjaan rangka plafon sedang atau selesai dikerjakan. A. Instalasi titik lampu Jumlah seluruh lampu adalah 8 bh, dengan cara menjumlahkan semua lampu baik yang ada di dalam maupun di luar ruang dengan satuan titik (ttk). V = 8 titik
B. Instalasi titik daya stop kontak Jumlah daya stop kontak adalah 3 titik. V = 3 titik
C. Lampu Jumlah ruangan yang akan dipasang lampu jenis TLbulats adalah 8 buah. V = 8 bh D. Penyambungan daya listrik ke PLN Untuk rumah sederhana digunakan daya listrik 1.300 watt dengan volume daya dengan satuan lumsum (ls). V = 1 ls
XII.
Pengerjaan Pengecatan
20
Pekerjaan pengecatan adalah akhir (finishing) setelah pekerjaan bagian yang akan dicat selesai dikerjakan. A. Pengecatan dinding Volume pengecatan dihitung dengan satuan luas meter persegi (m²). Volume pengecatan sama dengan volume plasterandukurangi dinding KM (WC) yang menggunakan keramik. V = (19 m² + 179,43 m²) – (13, 088) = 195, 342 m²
B. Pengecatan plafon Volume pengecatan plafon sama dengan volume plafon triplek yang dipasang dengan satuan m². V = 37, 875 m² C. Pengecatan kusen Pengecatan kusen digunakan satuan m². Volume pengecatan kusen dengan panjang seluruh kusen-kusen (pintu, jendela, Bv) dikali lebar penampang (digunakan kayu 6/12) sehingga 0,12 m dikalikan 2 , luar dalam. V = 59,74 x 0,12 x 2 = 14, 337 m²
XIII. Pekerjaan Pembersihan Lahan Pekerjaan pembersihan merupakn pekerjaan paling akhir dari semua pekerjaan. Pekerjaan pembersihan lahan meliputi : Pembersihan puing-puing sisa adukan, sisa batu bata, siaa genteng, sisa tanah, kaleng-kaleng cat, kayu dan sebagainya, Pembersihan lantai (dinding keramik) dari bekas pengecatan plafon maupun kusen serta sisa adukan semen dari pengecoran nat keramik, Pembersihan kusen, pintu dan jendela dari bekas pengecatan dinding maupun plafon, serta Pembersihan kaca pintu maupun jendela akibat pengecatan. Pembersihan lahan rumah type 36 adalah 20% dari volume persiapan lahan = 80 x 20%= 16 m2
21