ANALISIS PANGSA PASAR PENJUALAN RUMAH SEDERHANA TYPE 36 DI KABUPATEN GOWA Oleh: Ali Baba ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pangsa pasar penjualan rumah sederhana Type 36 yang dibangun oleh PT Bugowa Sarana Mandiri di Kabupaten Gowa. Metode analisis yang digunakan adalah analisis pangsa pasar dan analisis trend dengan pendekatan deskriptif kualitatif-kuantitatif untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang dicermati dan dijumpai di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan Pangsa pasar perusahaan PT Bugowa Sarana Mandiri Kabupaten Gowa dalam lima tahun terakhir (2003 – 2007) mengalami kecenderungan penurunan, meskipun pada tahun 2007 sedikit mengalami peningkatan market share. Penjualan perusahaan selama lima tahun ke depan (2008 – 2012) berdasarkan hasil analisis trend akan mengalami penurunan secara terus menerus, atau mengalami pertumbuhan negatif, jika faktor-faktor lain tidak berubah dan perusahaan tidak melakukan usaha-usaha pemasaran yang lebih baik untuk meningkatkan pangsa pasarnya. Kata Kunci:Pangsa Pasar ( Market Share), Penjulan, Trend Penjualan
PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu kebutuhan pokok manusia untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidupnya, selain pangan (makan, minum, dan sebagainya) adalah kebutuhan akan sandang (pakaian, papan, rumah atau tempat hunian). Dalam era modern seperti sekarang ini, salah satu bentuk kesejahteraan manusia yang utama adalah terpenuhinya kebutuhan pokok rumah yang dapat dijadikan sebagai tempat mengatur dan menjalankan kehidupan rumah tangga. Namun persoalan yang muncul, ialah di satu sisi pemenuhan kebutuhan rumah tersebut tidak selalu sesuai dengan keinginan dan syarat-syarat yang dikehendaki agar dapat ditempati secara aman, dan tenteram. Di sisi lainnya, daya beli masyarakat tidak selalu mampu menjangkau pemenuhan kebutuhan rumah tersebut sesuai dengan syarat-syarat yang dikehendakinya. Berangkat dari permasalahan di atas, maka bagi perusahaan pengembang PT Bugowa Sarana Mandiri yang telah cukup lama berkecimpung dalam pembangunan perumahan (real estate) hendaknya menyikapi masalah tersebut secara tepat. Sebab, jika hal itu tidak diantisipasi dengan tepat oleh manajemen perusahaan, maka bukan tidak mungkin perusahaan akan kehilangan penjualan rumah yang dibangunnya, yang berarti pula pangsa pasar (market share) perusahaan akan dapat menurun. Persaingan dalam pembangunan/penyediaan rumah sederhana sekarang ini semakin marak, seiring dengan kebijakan pemerintah yang membolehkan pihak swasta turut menyediakan kebutuhan rumah sederhana bagi masyarakat, di mana sebelumnya pembangunan rumah sederhana hanya dimonopoli oleh Perum Perumnas.
Menyikapi fenomena tersebut, PT Bugowa Sarana Mandiri telah melakukan upayaupaya pemasaran rumah yang dibangunnya, khususnya rumah sederhana Tipe 36 melalui dua lokasi perumahan yang strategis, yakni perumahan “Je’ne Tallasa Permai” yang berlokasi di Jalan Poros Gowa Takalar dan perumahan “Griya Barombong” yang berlokasi di Kecamatan Barombong. Dalam pembangunan perumahan, khususnya rumah sederhana, perusahaan perlu memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh baik internal maupun eksternal. Faktor internal di antaranya adalah mutu produk rumah, harga yang pantas, lokasi yang baik, promosi yang efektif. Sedangkan faktor eksternal di antaranya yang terpenting adalah kondisi ekonomi, supply dan demand, serta daya beli masyarakat. Ketidakmampuan perusahaan untuk menyikapi faktor-faktor tersebut dapat membuat perusahaan akan kehilangan penjualan atau pangsa pasarnya akan berkurang diambil oleh saingan yang mampu memberikan penawaran yang lebih baik kepada konsumen (user). Perumusan Masalah Rumusan permasalahan penelitian ini adalah: Apakah pangsa pasar rumah sederhana Type 36 yang dibangun oleh PT Bugowa Sarana Mandiri di Kabupaten Gowa dalam lima tahun terakhir (2003 – 2007) mengalami peningkatan atau penurunan? Metodologi Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif-kuantitatif. Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan pengembang (real estate) PT Bugowa Sarana Mandiri yang berkantor pusat di Jalan Poros Gowa Takalar Kabupaten Gowa. Teknik analisis yang dipakai adalah analisis market share. Rumus menghitung pangsa pasar relatif (Umar, 2002 : 220) adalah : Market share = Jumlah penjualan rumah sederhana Type 36 (unit) perusahaan/Jumlah penjualan rumah sederhana Type 36 (unit) industri, selain itu digunakan pula analisis trend, dengan formula: ˆ ab X Persamaan garis trend: Y
Di mana: Yˆ adalah nilai trend pada periode tertentu (variabel tak bebas) X adalah periode waktu (variabel bebas) a adalah intercept dari persamaan trend, dan b adalah koefisien slope atau gradient dari persamaan trend yang besarnya nilai Yˆ bila terjadi perubahan satu unit X. Nilai a dan b dicari melalui persamaan berikut:
b
n XY X Y n X X 2
2
a
Y b X n
menunjukkan
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
Pangsa Pasar (Market Share) Dalam usaha menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, maka perusahaan harus senantiasa berusaha untuk meninggkatkan volume penjualan produknya dan meningkatkan bagian pasar (market share) yang dikuasai perusahaam. Perusahaan yang tidak sadar akan hal tersebut, maka cepat atau lambat akn tergeser dalam dunia persaingan, sebab dari waktu kewaktu senantiasa terjadi perubahan dan munculnya pesaing baru yang dapat menghasilkan produk yang lebih murah dan lebih berkualitas disebabkan karena kemajuan ilmu dan tektologi. Dengan demikian perlu untuk mengetahui dan menganalisa market share perusahaan karena market share merupakan suatu ukuran atau kriteria tentang keberhasilan suatu perusahaan dalam mengejar tujuan dan sasaran. Yang dimaksud dengan market share atau pangsa pasar adalah persentase dari penjualan perusahaan dibagi dengan penjualan industri. Lebih lanjut Boyd (2000:287) memberikan definisi market share sebagai berikut: “Market share is the ratio of a company’s sales to total industry’s sales on either an actual or potential basis.” Sigit (2007:245) memberikan definisi mengenai market share yaitu “Market share adalah usaha pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dibandingkan dengan usaha pemasaran yang dilakukan oleh pesaing. Dari definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa market share suatu perusahaan adalah perbandingan antara penjualan perusahaan dengan penjulan industri secara keseluruhan baik atas actual sales ataupun dasar potential sales. Kemudian definisi lain yang menunjukkan bahwa market share adalah merupakan perbandingan volume penjualan industri baik dalam unit maupun dalam rupiah. Jadi kegiatan perusahaan yang dilaksankan untuk meningkatkan market share harus diarahkan dengan kepada langganan yang potensial guna menarik dan mendorong mereka melakukan pembelian kepada calon konsumen dan pelanggan yang sudah ada agar mereka tidak beralih kepada produk lain. Untuk menghitung besarnya market share suatu perusahaan dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut : Penjualan Perusahaan Market Share = X 100 % Penjualan Industri Dalam perumusan di atas, penjualan perusahaan adalah total penjualan yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri selama periode waktu tertentu, sedangkan penjualan industri merupakan total penjualan keseluruhan dalam industri menjual barang yang sejenis selama periode yang sama. Market share suatu perusahaan pada dasarnya dapat ditingkatkan debgan melakukan kegiatan pemasaran antara lain: a. Senantiasa berupaya melakkan innovasi produk sehingg dapat memasuki pasaran dengan kondisi yang lebi kompetitif.
b.
c. d. e.
Meningkatkan kegiatan promosi agar dapat menarik pelanggan baru dan mendemontrasika produk baru; misalnya mengadakan peragaan, pameran dan lainlain. Mengadakan perbaikan dan meningkatkan mutu pproduk, melakukan dipersifikasi prouk agar dapat lebih mudah dapat memasuki pasar. Meninggkatkan dan memperbaiki saluran distribusi serta mengajak para distributor untuk serta dalam promosi. Mengadakan dan mendorong kepada pembeli untuk melakukan pembelian tunai agar mendapatkan harga yang lebih murah
Posisi Bersaing dan Market Share Pada dasarnya ada keterkaitan antara posisi bersaing dan strategi bisnis, di mana setiap perusahaan menempati posisi bersaing yang berbeda-beda. Menurut Arthur D. Little (dalam Tjiptono, 2004: 305), menyatakan bahwa sebuah perusahaan akan menempati salah satu posisi bersaing dalam industri, yaitu: a. Dominan (dominant). Perusahaan pada posisi ini mampu mengendalikan prilaku dan/atau strategi pesaing-pesaing lainnya serta memiliki banyak pilihan strategis, tanpa terpengaruh tindakan-tindakan pesaingnya. b. Kuat (strong). Perusahaan yang berada di posisi kuat mampu bertindak bebas tanpa mempertanyakan posisi jangka panjangnya, walaupun para pesaing berbuat pa saja. c. Baik (favorable). Perusahaan ini memiliki kekuatan yang dapat dimanfaatkan dengan strategi-strategi tertentu bilamana kondisi industri membaik dan mempunyai kemampuan dan peluang di atas rata-rata industri untuk meningkatkan posisinya. d. Sedang (tenable). Pada posisi ini perusahaan mempunyai kekuatan dan/atau prestasi yang cukup memuaskan untuk menjamin kelangsungan usahanya. Namun perusahaan ini seringkali kalah bersaing karena ulah perusahaan yang dominan serta memiliki peluang yang lebih rendah dari rata-rata industri untuk meningkatkan posisinya. e. Lemah (weak). Prestasi perusahaan pada posisi ini tidak memuaskan, tetapi masih memiliki peluang dan kekuatan untuk perbaikan. Perusahaan ini harus mengubah dirinya, kalau tidak, ia terpaksa keluar dari industri. f. Tidak Ada Harapan (non-viable). Perusahaan yang berada pada posisi ini prestasinya sangat tidak memuaskan dan tidak memiliki peluang untuk perbaikan. Pemahaman terhadap berbagai posisi bersaing di atas, akan banyak membantu dalam proses pengambilan keputusan bisnis, yang pada gilirannya akan membentuk prilaku perusahaan di dalam industri apakah sebagai pemimpin, penantang, pengikut, atau menggarap sebagian kecil dari seluruh pasar yang tersedia. Dalam hubungan ini dilihat dari besarnya pangsa pasar (market share) suatu perusahaan dalam industri sejenis, maka terdapat empat jenis posisi bersaing, yaitu: 1. Pemimpin pasar (market leader) adalah perusahaan yang diakui oleh industri yang bersangkutan sebagai pemimpin. Karakteristik dari pemimpin pasar adalah: a. Memiliki pangsa pasar (market leader) yang terbesar (± 40%) dalam pasar produk yang relevan. b. Lebih unggul dari perusahaan lain dalam hal pengenalan produk baru, perubahan harga, cakupan saluran distribusi, dan intensitas promosi.
c. Merupakan pusat orientasi para pesaing (diserang, ditiru, atau dijatuhi). Penantang pasar (market challenger) adalah perusahaan “runner-up” yang secara konstan mencoba memperbesar pangsa pasar (market share) mereka, yang dalam usaha tersebut mereka berhadapan secara terbuka dan langsung dengan pemimpin pasar. Karakteristik penantang pasar adalah: a. Biasanya merupakan perusahaan besar dipandang dari sudut volume penjualan dan laba (pangsa pasarnya ± 30%). b. Selalu berupaya menemukan kelemahan pihak pimpinan pasar atau perusahaan lainnya, dan kemudian menyerangnya baik secara langsung ataupun tidak langsung. c. Panantang pasar biasanya juga memusatkan upaya mereka pada tindakan mengambil alih perusahaan-perusahaan yang lemah. 3. Pengikut pasar (market follower). Adalah perusahaan yang mengambil sikap tidak mengusik pemimpin pasar dan hanya puas dengan cara menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi pasar. Karakteristik pengikut pasar adalah: a. Memiliki pangsa pasar kurang lebih 20%. b. Selalu mencoba menonjolkan ciri khasnya kepada pasar sasaran, seperti lokasi, pelayanan, keunggulan produk, dan sebagainya. c. Memilih untuk meniru produk atau strategi pemimpin pasar dan penantang pasar dari[ada menyerang mereka. d. Biasanya memperoleh laba yang tinggi karena tidak menanggung beban pengeluaran yang tinggi untuk inovasi. 4. Penggarap ceruk (market nicher). Adalah perusahaan yang mengkhususkan diri melayani sebagian pasar yang diabaikan perusahaan besa, dan menghindari bentrok dengan perusahaan besar. Karakteristik market nicher antara lain: a. Memiliki pangsa pasar kurang lebih 10%. b. Biasanya berspesialisasi secara geografis. c. Merupakan perusahaan yang daya beli dan ukurannya cukup besar agar bisa menguntungkan. d. Memiliki potensi untuk berkembang. e. Memiliki keterampilan dan sumber daya yang memadai untuk memenuhi kebutuhan ceruk pasar tersebut secara efektif. f. Mampu mempertahankan diri dari pesaing besar dengan “customer goodwill” yang dibinanya. Pemahaman terhadap posisi-posisi bersaing dalam industri melalui besarnya penguasaan pangsa pasar (market share) akan dapat membantu perusahaan secara lebih baik bertahan dalam bisnis, serta menerapkan strategi yang tepat dalam menghadapi persaingan yang semakin tajam. 2.
PEMBAHASAN Perkembangan Penjualan Perusahaan Dalam menganalisis aktivitas suatu perusahaan, sudah tentu tak lepas dari penganalisisan aktivitas produksi dan penjualan/pemasaran perusahaan yang bersangkutan. Apalagi bila perusahaan tersebut memang merupakan usaha bisnis yang aktivitas utamanya memproduksi dan menjual/ memasarkan produk yang dihasilkannya seperti perusahaan
pengembang PT Bugowa Sarana Mandiri di Kabupaten Gowa. Hal ini disebabkan karena dari hasil analisis inilah akan dapat diketahui berbagai hal dari perusahaan yang bersangkutan, seperti tingkat produktivitas dan profitabilitasnya. Demikian pula kemampuan perusahaan dalam memasarkan atau menjual produk yang dihasilkannya. Kesemuanya itu dapat dijadikan indikator terhadap tingkat pertumbuhan pangsa pasar dalam rangka menjamin kelangsungan hidup/kontinuitas perusahaan. Banyak perusahaan yang membangun suatu usaha dan menjalankan bisnisnya dengan anggapan bahwa jika “sales” masih terus meningkat maka dianggap perusahaan tersebut tidak mempunyai permasalahan yang sifatnya strategis. Anggapan tersebut benar jika faktor lingkungan statis. Tetapi dunia luar, lingkungan bisnis dan faktor eksternal lainnya, terutama pesaing terus berubah dan pesaing semakin agresif. Karena itu, kalau perusahaan tidak mempunyai suatu strategi dan tidak mampu menemukan posisinya di tengah persaingan yang semakin ketat serta lingkungan yang berubah sangat cepat, maka lambat atau cepat perusahaan tersebut akan mengakhiri riwayat hidupnya. Dalam lima tahun terakhir perusahaan pengembang PT Bugowa Sarana Mandiri di Kabupaten Gowa memperlihatkan perkembangan penjualan sebagai berikut: Keadaan Penjualan Rumah Sederhana Type 36 Tahun 2003 – 2007 Perubahan naik (turun) Tahun Penjualan (unit) Unit % 2003 70 2004 60 10 (14,26) 2005 35 (25) (41,67) 2006 28 (7) (20) 2007 42 14 50 Sumber : PT Bugowa Sarana Mandiri di Kabupaten Gowa Tabel 1.
Penjualan (unit) 70 60
45 42 35 30 28 15 0
l 2003
l 2004
l 2005
l 2006
l 2007
tahun
Gambar 1. Grafik Perkembangan Jumlah Penjualan Perusahaan Tahun 2003 – 2007.
Berdasarkan Tabel dan Grafik di atas memperlihatkan suatu tendensi penurunan penjualan perusahaan dalam lima tahun terakhir, yang tentu saja akan berdampak kemudian pada laba perusahaan. Pada tahun 2003 perusahaan mampu menjual rumah sederhana type 36 sebanyak 70 unit, namun pada tahun 2004, perusahaan ini menghasilkan penjualan hanya sebesar 60 unit rumah sederhana type 36 atau penurunan sebesar 10 unit (14,26%), sedangkan pada tahun 2005 keadaan penjualan perusahaan memperlihatkan penurunan yang cukup berarti. Penjualan yang dicapai perusahaan pada tahun 2005 adalah sebesar 35 unit, jadi terjadi penurunan sebesar 25 unit dibandingkan tahun sebelumnya, atau menurun secara relative sebesar 41,67%. Pada tahun 2006 keadaan penjualan perusahaan memperlihatkan kembali angka penurunan sebesar 7 unit atau 20% dari tahun sebelumnya (2005). Sedangkan pada tahun 2007, penjualan perusahaan meningkat secara signifikan sebesar 50% dari tahun sebelumnya atau mengalami peningkatan sebesar 14 unit. Namun peningkatan penjualan perusahaan pada tahun 2007 tersebut masih tergolong rendah jika dibandingkan angka penjualan yang dicapai pada tahun 2004. Dengan melihat keadaan penjualan perusahaan yang dicapai selama empat tahun terakhir, maka dapat dikatakan bahwa masalah serius yang dihadapi perusahaan ini adalah masalah menurunnya volume penjualan perusahaan yang mengakibatkan menurunnya laba dan bahkan menghasilkan kerugian bagi perusahaan. Apabila hal tersebut tidak dapat ditemukan solusi pemecahaan masalahnya, maka sudah dapat diperkirakan manajemen perusahaan akan mengalami kesulitan yang besar untuk merealisasikan tujuan-tujuan perusahaan dan menghasilkan tingkat keuntungan yang memuaskan bagi para pemilik perusahaan. Analisis Pangsa Pasar (Market Share) Analisa pangsa pasar sangat penting bagi suatu perusahaan, hal ini bermanfaat untuk mengetahui prospek dan posisi pasar perusahaan dimasa yang akan datang, sekaligus merupakan bahan masukan yang penting bagi perusahaan dalam menyusun strategi perusahaan dalam menyusun strategi pemasaran selanjutnya dimasa mendatang agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan maka perusahaan harus mengusahakan adanya peningkatan volume penjualannya. Perusahaan yang lalai melakukan hal ini akan membahayakan eksistensinya, sebab dari waktu kewaktu selalu terjadi perubahan sebagai akibat dari perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh manusia melalui ilmu pengetahuan dan teknologi yang tentunya akan membuka kesempatan bagi pesaing, sehingga menciptakan kondisi yang kompetitif. Dalam hal ini pangsa pasar suatu perusahaan merupakan salah ukuran atau kriteria yang akan menggambarkan tingkat keberhasilan manajemen perusahaan. Untuk mengetahui kedudukan perusahaan dalam luas pasar yang asa, yaitu dengan menghitung besar share perusahaan yang bersangkutan. Dengan menghitung besarnya pangsa pasar tersebut, maka dapat menjadi petunjuk bahwa kebijaksanaan yang telah ditempuh oleh perusahaan telah baik atau masih perlu
diadakan penyempurnaan sehingga posisi yang didapat mampu memberikan keuntungan maksimal bagi perusahaan juga mampu mempertahankannya di masa yang akan datang. Selanjutnya untuk melihat pangsa pasar perusahaan selama lima tahun tersebut dapat dibandingkan dengan mengetahui jumlah penjualan untuk industri tersebut. Untuk lebih jelasnya berikut ini penulis akan menyajikan data mengenai jumlah permintaan atau penjualan industri rumah di Kabupaten Gowa selama 5 tahun terakhir yaitu : Tabel 2. Jumlah Penjualanindustri Rumah Sederhana Kabupaten Gowa Tahun 2003-2007 Penjualan Penjualan (Unit) Prosentase Tahun Perusahaan (Unit) naik (turun) (%) 2003 162 2004 153 (9) (5,55) 2005 157 4 2,61 2006 149 (8) (5,10) 2007 156 7 4,70 Total 777 Sumber : Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Kab. Gowa Dari tabel di atas, terlihat bahwa jumlah permintaan/penjualan industri dari tahun 2003-2007 selalu mengalami fluktuasi. Pada tahun 2003 jumlah penjualan industri sebesar 162 unit, namun kemudian mengalami penurunan pada tahun 2004 menjadi 153 unit atau terjadi penurunan sebesar 9 unit (5,55%). Pada tahun 2005 penjualan industri mengalami peningkatan sebesar 4 unit (2,61%) jika dibanding tahun sebelumnya, Kemudian pada tahun 2006 kembali terjadi penurunan sebesar 8 unit (5,10%), dan kemudian kembali meningkat pada tahun 2007 sebesar 7 unit (4,70%). Fluktuasi peningkatan penjualan industri tersebut dipengaruhi oleh perkembangan Kabupaten Gowa dan sekitarnya yang semakin pesat beberapa tahun terakhir ini akibat adanya kebijakan dari pemerintah pusat untuk menjadikan seluruh Kabupaten sebagai daerah otonom yang harus sejalan dengan Kebijakan Otonomi Daerah, di mana Kabupaten Gowa termasuk daerah pengembangan kawasan yang sangat pesat pertumbuhannya. Pertumbuhan pembangunan khususnya pembangunan perkantoran dan perumahan, serta makin meningkatnya pendapatan atau daya beli masyarakat dan kecenderungan membangun perumahan yang terjangkau masyarakat. Hal ini adalah merupakan peluang besar bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan penjualannya sekaligus memperkuat market share (pangsa pasar) pada masa yang akan datang. Berikut ini penulis akan menganalisa market share yang dicapai oleh PT Bugowa Sarana Mandiri di Kabupaten Gowa, dari tahun 2003 hingga 2007, guna melihat sejauh mana kedudukan perusahaan tersebut dalam memasarkan rumah di antara beberapa perusahaan yang sejenis yang ada di Kabupaten Gowa sebagai dasar perbandingan. Untuk mengetahui posisi market share perusahaan dalam kurun waktu 5 tahun dalam melakukan persaingan dengan perusahaan sejenis, maka penulis akan menggunakan rumus sebagai berikut :
Pangsa Pasar
=
JumlahPenj ualanPerus ahaan JumlahPenj ualanIndustri
x 100%
Sehingga dapat dihitung per tahun sebagai berikut : 70 Pangsa Pasar 2003 : x 100% = 43,21% 162 60 Pangsa Pasar 2004 : x 100% = 39,22% 153 35 Pangsa Pasar 2005 : x 100% = 22,29% 157 28 Pangsa Pasar 2006 : x 100% = 18,79% 149 42 Pangsa Pasar 2007 : x 100% = 26,92% 156 Dengan melihat hasil perhitungan diatas, maka perkembangan pangsa pasar PT Bugowa Sarana Mandiri di Kabupaten Gowa, selama lima tahun terakhir, yakni sejak 20032007 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3. Perkembangan Pangsa Pasar Penjualan Rumah Sederhana Type Rs-36 Perusahaan tahun 2003-2007 Penjualan Penjualan Industri Perusahaan (Unit) (Unit) 1999 70 162 2000 60 153 2001 35 157 2002 28 149 2003 42 156 Total 235 777 Sumber : PT Bugowa Sarana Mandiri di Kabupaten Gowa. Tahun
Market Share (%) 43,21 39,22 22,29 18,79 26,92 30,24
Melihat hasil yang diperoleh dari perhitungan di atas, maka posisi pangsa pasar untuk produk rumah sederhana type 36 PT Bugowa Sarana Mandiri di Kabupaten Gowa mampu meraih pangsa pasar rata-rata 30,24% per tahun dari perusahaan yang bergerak di bidang produksi rumah. Dengan melihat hasil perhitungan pangsa pasar di atas menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan bagi perusahaan PT Bugowa Sarana Mandiri di Kabupaten Gowa mengalami penurunan pangsa pasar, yakni menurun selama empat tahun, yakni dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2006, namun sedikit meningkat pada tahun 2007. Sehingga hipotesis yang diajukan sebelumnya dapat diterima. Sehubungan dengan hal tersebut diatas yaitu dimana belum memenuhi target pangsa pasar-nya maka perusahaan PT Bugowa Sarana Mandiri di Kabupaten Gowa harus memenuhi cara sebagai berikut : 1. Menempuh kegiatan promosi.
2. Meningkatkan kualitas produk dan senantiasa menciptakan produk yang sesuai dengan selera konsumen. 3. Memperhatikan saluran distribusi di perusahaan agar produk yang dikirim tiba ke tangan konsumen dengan cepat, tepat dan terjamin dari kerusakan. 4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 5. Menjalin kerjasama dengan instansi/perusahaan khususnya yang bergerak dibidang kontraktor dan konsultan bangunan, ataupun perusahaan real estate yang semakin menjamur. Cara dan kiat tersebut di atas belum dapat menjamin perusahaan untuk meraih market share dalam jangka waktu yang singkat. Akan tetapi jika diterapkan secara bertahap dan bersamaan, maka apa yang diharapkan akan terwujud. Analisis Trend Penjualan Rumah Sederhana Perusahaan Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya sangat dipengaruhi oleh potensi permintaan dimasa yang akan datang. Untuk itu perlu adanya ramalan dari potensi yang bersangkutan sebagai sasaran operasi perusahaan. Untuk mengetahui perkembangan penjualan produk rumah PT Bugowa Sarana Mandiri di Kabupaten Gowa di masa-masa yang akan datang, maka digunakan metode least square. Berdasarkan data 5 (lima) tahun terakhir yang telah dikemukakan sebelumnya, berikut ini dihitung besarnya ramalan penjualan PT Bugowa Sarana Mandiri di Kabupaten Gowa pada tahun 2003-2007. Tabel 4. Analisis Trend Penjualan Rumah PT Bugowa Sarana Mandiri Tahun 2003-2007 Tahun
Volume Penjualan (Y)
X
X2
2003 70 -2 4 2004 60 -1 1 2005 35 0 0 2006 28 1 1 2007 42 2 4 Jumlah 235 0 10 Sumber : PT Bugowa Sarana Mandiri di Kabupaten Gowa Persamaan garis trendnya : Y = a + bx Di mana : n ∑ XY - ∑ X ∑ Y b= n ∑ X2 - (∑ X)2 5 ∑ (-88) - ∑ (0) ∑ (235) b= 5 ∑ (10) - (∑ (0)2
XY - 140 - 60 0 28 84 - 88
- 440 b= 50 b=
- 8,8 ∑Y–b∑X
a= n 235 – (-- 8,8) (0) a= 5 235 a= 5 a = 47 sehingga persamaan trend : Y = 47 + (-8,8) (X) atau Y = 47 – 8,8 X Dengan persamaan pangkat dua terkecil (fungsi linear) Y = a + bx, maka dapat diramalkan besarnya penjualan tahun 2008-2012 sebagai berikut : (sebagai tahun dasar 2003) Y’ = a + bx Y2008 = 47 – 8,8 (X) = 47 – 8,8 (2) = 29,4 atau 29 unit (dibulatkan) Y2009 = 47 – 8,8 (X) = 47 – 8,8 (3) = 20,6 atau 21 unit (dibulatkan) Y2010 = 47 – 8,8 (X) = 47 – 8,8 (4) = 11,8 atau 12 unit (dibulatkan) Y2011 = 47 – 8,8 (X) = 47 – 8,8 (5) = 3 unit Y2012 = 47 – 8,8 (X) = 47 – 8,8 (6) = --5,8 atau --9 unit (dibulatkan) Hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut yaitu ramalan berikutnya :
Tabel 5. Perhitungan Ramalan Penjualan Tahun 2008-2012 Tahun
Jumlah Penjualan Yang Diramalkan
2008 2009 2010 2011 2012 Sumber : Data Diolah
29 21 12 3 -9
Jika dilihat dari hasil perhitungan peramalan di atas, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa PT Bugowa Sarana Mandiri di Kabupaten Gowa pada tahun-tahun yang akan datang akan terus mengalami penjualan yang semakin menurun, dengan asumsi faktor-faktor lain tidak berubah. Artinya, jika perusahaan PT Bugowa Sarana Mandiri di Kabupaten Gowa tidak melakukan usaha-usaha pemasaran yang jitu dan hanya tetap mengandalkan pada strategi yang ada sekarang tanpa kemajuan, maka penjualan perusahaan diramalkan akan terus merosot dalam beberapa tahun belakangan. Jadi berdasarkan data ini bahwa PT Bugowa Sarana Mandiri di Kabupaten Gowa hendaknya menjaga dan meningkatkan strategi-strategi pemasarannya agar kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin sekaligus dapat memperbesar peningkatan penjualannya
KESIMPULAN
1.
2.
Dari hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut Pangsa pasar perusahaan PT Bugowa Sarana Mandiri Kabupaten Gowa dalam lima tahun terakhir (2003 – 2007) mengalami kecenderungan penurunan, meskipun pada tahun 2007 sedikit mengalami peningkatan market share. Penjualan perusahaan selama lima tahun ke depan (2008 – 2012) berdasarkan hasil analisis trend akan mengalami penurunan secara terus menerus, atau mengalami pertumbuhan negatif, jika faktor-faktor lain tidak berubah dan perusahaan tidak melakukan usaha-usaha pemasaran yang lebih baik untuk meningkatkan pangsa pasarnya.
DAFTAR PUSTAKA Boyd Jr., Harper W. et. al., 2000, Manajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan Strategis, dengan Orientasi Global, Edisi Kedua, Terjemahan : I. Nurmawan, Erlangga, Jakarta. Boediono dan Wayan Koster. 2001. Statistika dan Probabilitas, Teori dan Aplikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung. Gunawan, Jonathan, 2005. Bisnis Real Estate, Edisi Pertama, Sekolah Tinggi Manajemen PPM, Jpakarta. Kamaruddin, 2006. Menelusuri Pembangunan Perumahan dan Pemukiman, Yayasan Real Estate Indonesia, Jakarta. Kotler, Philip, 2001. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian, Edisi Kelima, Terjemahan: H. Purwoko, Erlangga, Jakarta. Nijman, H.J. dan E. Van der Wolk, 2000, Strategi Pemasaran Modern, Terjemahan : SS dan Staf Lembaga PPM, Erlangga, Jakarta. Nitisasmito, Alexs. 2006. Marketing. Jakarta Ghalia Indonesia Sastra, Suparno dan Endy Marlina. 2006. Perencanaan dan Pengembangan Perumahan. ANDI, Yogyakarta. Sigit Suhadi. 2007. Marketing Praktis. Edisi ke empat Gajah Mada University Press. Jakarta. Stanton, William J., 2001, Fundamental of Marketing, Third Edition, McGraw–Hill, Kogakhusa, Tokyo. Swastha Dh, Basu dan Irawan, 2000, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua, Lembaga Penerbit AMP – YKPN, Yogyakarta. Tjiptono, Fandy, 2004, Strategi Pemasaran, Edisi Kedua, ANDI, Yogyakarta. Umar, Husein, 2002. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Cetakan Kedua, JBRC – Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Winardi, 2000, Aspek-aspek Bauran Pemasaran (Marketing Mix), Edisi Pertama, Mandar Maju, Bandung.