Eksistensi Allah
I.
PENDAHULUAN Apakah eksistensi Allah itu? Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia Eksistensi
memiliki makna Keberadaan. Jadi, membahas eksistensi Allah adalah bagaimana mendalami pengertian akan keberadaan Allah itu sendiri. Apakah Ia selalu hadir dimana saja dan kapan saja tanpa terbatas oleh ruang dan waktu. Eksistensi juga membahas bagaimana permulaan dan jati diri Allah itu sendiri.
Tetapi pertama-tama yang perlu dipahami adalah bahwa mustahil
bagi manusia dalam memahami Allah sepenuhnya. Maka itu pembahasan eksistensi Allah memiliki limited pada informasi yang Allah berikan dalam Alkitab. Sproul berkata bahwa tidak ada seorangpun yang mempunyai kemampuan untuk mengerti Allah secara tuntas.[1]Menurut pengajaran kekristenan, Allah adalah pribadi. Pribadi yang bukan hanya menciptakan bumi dan segala isinya, tetapi juga memelihara dan care kepada apa yang mendiaminya, dalam hal ini manusia. Ia adalah pusat perlindungan dari ciptaan-Nya (Mzm 73:28). Dr. Strong mengatakan Allah adalah roh kekal dan sempurna, sumber segala hal, penopang segala hal, dan akhir dari segala hal. Jelas, terminologi ini berseberangan dengan kelompok deisme yang beranggapan sang Pencipta tidak mempedulikan ciptaan-Nya (dengan kata lain Allah sendiri tidak eksis). Hal ini tidak mengherankan karena sulit bagi mereka(bahkan golongan lain yang notabennya sama dengan mereka seperti : atheisme, agnotheisme, skepticisme dsb) untuk memahami Allah yang diluar ruang dan waktu manusia namun dapat menjalin hubungan sedemikian rupa kepada ciptaan-Nya sendiri. Salah satu alasan mendasar penyangkalan mereka adalah pengaruh teori evolusi yang mewabah di dunia ilmu pengetahuan modern, yang baik secara langsung maupun
tidak langsung, mendakwa bahwa Allah merupakan pribadi yang tidak ada pengaruhnya sama sekali bagi penciptaan alam semesta. Tetapi Alkitab dengan tegas mengatakan Allahlah penyebab dari apa yang ada di alam semesta ini. Dan manusia tidak dapat berdalih, karena Allah merupakan pribadi yang dapat dikenal dan dimuliakan oleh manusia (Roma 1:20-21). Oleh sebab itu, berikut akan membahas bukti-bukti ke-eksistensian Allah.
II. i.
EKSISTENSI ALLAH DINYATAKAN
Dalam penciptaan alam semesta Permulaan Allah adalah dari kekekalan( Mzm 93:2), itu sama artinya Dialah awal dari segala yang ada( Wah 22:13), sama artinya tidak diciptakan oleh siapapun. Ia memiliki jati diri yang kekal dan tidak pernah berubah( Mal 3:6) dan tetap setia( 2 Tim2:13). Dan, karena Ia bukan suatu
ciptaan maka pasti Ia adalah pencipta. Di dalam Alkitab secara eksplisit mengatakan Allah sebagai pencipta alam semesata ( bnd:kej 1:1-2:7,yes 40:26-28, Mzm 8:4 dsb). Alam semesta yang telah tercipta ini menyatakan rancangan dan tujuan Allah. Langit mendeklarasikan kemuliaan Allah dan cakrawala menunjukkan pekerjaan tanganNya( Mzm 8:4). Tetapi pengaruh seorang astronom (tahun 1924) Edwin hubble yang mengatakan sekumpulan gumpalangumpalan materi padat (debu dan gas) meletus dan menjauh dengan kecepatan yang setinggitingginya membentuk material-material alam semesta(termasuk bumi dan isinya), kemudian dinamakan big bang[2], membuat sebagian manusia tidak sepenuhnya mengakui karya Allah yang luar biasa ini. Sebenarnya, selain melalui karya-karya-Nya dan Firman-Nya, Allah juga dapat dikenal melalui hati nurani manusia sendiri yang telah Dia tanamkan sejak penciptaan. Hal ini dinyatakan di dalam Roma 1:19-20, “Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah telah nyata untuk mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab apa yang
tidak nampak dariNya, yaitu kekuatanNya yang kekal dan keilahianNya, dapat nampak kepada pikiran dari karyaNya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.” Dari perikop ini dapat dipahami bahwa ketika manusia melihat alam semesta ini yang begitu kompleks tetapi saling harmonis satu dengan lainnya, ia dapat berdecak kagum dan berkata memang ini karya dari yang maha segalanya.
Kepercayaan kepada Allah sudah tidak dipungkiri datang dengan sendirinya dari hati nurani manusia. Manusia menyembah batu, pohon, gunung dan lain sebagainya adalah sebagai bukti pengakuan hati nurani manusia akan sosok personal yang memiliki kuasa melebihi manusia. Selain itu, tertanamnya tingkat moral yang berotoritas tinggi dan mengikat di dalam nurani manusia tidak memungkiri keberadaan sang pencipta yang ber-sandard moral teritnggi( Mat 5:28, 7:12 ). Secara antropologis, desain manusia yang khusus (yang tidak seperti desain makhluk lainnya) dan berkualitas baik menunjukkan bahwa hal ini tidak terjadi dengan sendirinya. Pasti ada yang mendesain.
Pada sisi lain, pernyataan yang berbeda ditawarkan oleh teori evolusi, bahwa manusia adalah hasil perkembangan dari makhluk bersel satu yang disebut ontogenesis.[3] Tetapi sudah jelas itu tidak mungkin benar. Sebab kalau benar begitu, sederhananya,seharusnya tidak ada lagi makhluk bersel satu( dalam biologi makhluk bersel satu digolongkan ke dalam kingdom monera dan protista) saat ini. Faktanya, masih tetap ada. Lagi pula kalau memang segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini adalah proses evolusi( seperti yang ditawarkan oleh evolusionis) dapatkah mereka menjelaskan bagaimana teori big bang itu bisa “real” ? Bagiamanakah dengan eksistensi kejahatan dan kehancuran yang terjadi di kehidupan sosial masyarakat ? Tidak mungkin bisa! Karena kejahatan tidak timbul dari evolusi. Alkitab dengan jelas mengatakan kejahatan timbul
karena kecenderungan hati manusia (yang Allah berikan dengan kehendak bebas) membuahkan kejahatan( Kej 6:5 ) Sungguh, untuk mempercayai bahwa Allah telah eksis dalam penciptaan alam semesta, secara ex nihilo (dari yang tidak ada), merupakan hal yang jauh lebih masuk akal daripada percaya kepada teori evolusi. “Jika kita berasumsi suatu saat nanti ilmuwan menemukan cukup banyak "rantai yang hilang" untuk mengkonfirmasi bahwa kehidupan muncul dan berkembang secara bertahap dalam rentang waktu yang panjang, hukum-hukum probabilitas tetap memperlihatkan bahwa kita membutuhkan Sang Pencipta.”[4] Terlebih karena sukar untuk membuktikan sebuah ledakan dapat mengakibatkan sebuah tatanan yang rapi dan harmonis, selain hanya sebuah kehancuran saja. Jadi, alam semesta ini tercipta merupakan bukti yang memadai akan eksistensi Allah.
ii.
Dalam hubungan orang-orang yang tidak percaya yang berkaitan dengan sifatsifat Allah Allah bukan hanya telah memperkenalkan Diri kepada manusia melalui kemahakuasaanNya yang tidak nampak melalui alam-ciptaanNya tetapi juga sangat dekat dengan manusia, bahkan manusia sadar akan Allah. Pengetahuan tentang Allah mendorong manusia untuk mencari Allah. Kemampuan dari manusia ini salah satu yang membedakan ia dengan makhluk ciptaan Allah lainnya. Manusia telah diciptakan sesuai dengan gambaran dan rupa Allah (Kejadian 1:26).
Alkitab menyatakan bahwa Allah adalah roh( Yoh 4:24), terang( 1 Yoh 1:5), kasih( 1 Yoh 4:8) tetapi juga api yang menghanguskan( Ibrani12:29). Dan tentunya Ia adalah pencipta alam semesta( Kej 2:3). Perlu diketahui bahwa tujuan awal Allah menciptakan makhluk berkepribadian ( manusia dan malaikat) ialah agar mereka dapat memuliakan Allah( Mzm
50:15,23, 145:2, 146:2, Ams 14:31 dsb). Tetapi kemudian sepertiga malaikat menentang ( Wah 12:4), Adam dan Hawa(sebagai wakil manusia) jatuh kedalam dosa akibat ketidak-percayaan mereka kepada Allah. Manusia tidak dapat berdalih dari dosanya sebab Ia mengetahui dengan benar kesalahan-kesalahan yang dilakukan manusia( Mzm 69:6) bahkan keinginan-keinginan manusia pun tahu( Mzm 38:10). Allah adalah pribadi maha suci( Kel 15:11, Ima 11:45) yang artinya tidak mungkin terhampiri oleh dosa sekecil apapun. Ia juga maha adil( Yoh 17:25), artinya, dosa harus diselesaikan dengan penghukuman barulah dosa itu dapat terselesaikan. Dan Ia juga adalah maha kasih( 1 Yoh 4:8 ). Ia mau bahwa setiap manusia dapat diselamatkan( 2 Pet 3:9) tanpa perlu menanggung hukuman atas dosa mereka. Maka itu, Ia sendiri yang menanggung dosa itu melalui pribadi Yesus Kristus. Hukuman itu telah terlaksana ±2000 tahun yang lalu. Dan kini, Ia memanggil barangsiapa(manusia) yang hendak diselamatkan dari hukuman dosa untuk bertobat dan percaya pada Yesus Kristus( Markus 1:15).
Sepanjang sejarah manusia, Allah senantiasa menuntun manusia kepada kebenaran dan jalan keselamatan( Kej 24:48, Rom 2:4), baik melalui perantaraan( nabi-nabi, rasul, malaikat, dll) maupun secara langsung(melalui yesus kristus). Tetapi timbal balik manusia berseberangan dengan harapan Allah. Mereka justru menentang Allah. Walaupun demikian Ia tetap setia( 2 Tim2:13). Ia tetap bekerja di dalan hati manusia, memanggil, mengetuk dan meyerukan pertobatan untuk beroleh keselamatan. Tetapi perlu menjadi peringatan kepada manusia bahwa Allah juga adalah api yang menghanguskan( Ibra 12:29). Barangsiapa yang tetap menolak Dia sampai kepada batas waktu kesempatan yang diberikan maka Ia adalah setia untuk menjatuhi hukuman kepada dosa. Selama itu pula, sebenarnya Allah tetap memelihara makhluk ciptaanNya sehingga terhindar dari berbagai macam bahaya. Dapat dibayangkan, jikalau Allah
mengijinkan semua mara-bahaya yang bisa menimpa manusia, maka populasi manusia dengan cepat akan punah.
Jadi, Allah tidak hanya terlibat secara langsung kepada proses penciptaan alam semesta ini tetapi juga senantiasa terlibat dalam pemeliharaan makhluk ciptaan-Nya. Ia mengetahui segala sesuatu yang dilakukan oleh makhluk ciptaan-Nya. Dan, dengan tetap terpeliharanya populasi manusia di bumi bahkan bertambah banyaknya maka itu juga merupakan suatu bukti konkrit eksistensi Allah.
iii.
Dalam hubungan dengan orang-orang percaya Meskipun banyak manusia menetang sang penciptanya sendiri namun Allah tidak pernah menyesal menetapkan manusia kehendak bebas. Toh, diantara mereka masih ada yang mau percaya Allah dan mengikuti jalan-Nya. Merekalah orang-orang yang sudah berada di dalam Yesus( Gal 3 :26 ). Alkitab mencatat 2 kategori yang berbeda dari sikap Allah yaitu Ia tidak pernah menyesal( Yeh 24:14, Zak 8:14) dan menyesal( Kej 6:6). Perlu diketahui bahwa Allah tidak pernah menyesal dalam segala hal ketetapan-Nya kepada manusia. Tetapi Allah menyesal adalah lantaran karena respon negatif
yang ditunjukkan manusia. Kalau Allah saja
memperhatikan orang-orang yang menetang-Nya maka terlebih lagi kepada orang yang menerima-Nya. Allah dapat terlibat dalam setiap doa orang percaya. Di dalam setiap doa yang dipanjatkan oleh orang percaya membuktikan kemaha-hadiran Allah. Manusia dapat berdoa kepada Allah setiap waktu, di segala tempat dan dengan cara apapun secara sungguh-sungguh dan alami karena kemaha-hadiran Allah. Sebagai contoh, Yunus berdoa dari dalam perut ikan(Yunus pasal 2) sekalipun, TUHAN mendengarkan( menjawab) doanya. Bahkan Allah( Roh) senantiasa membantu orang percaya dalam berdoa(Rom 8:26). Selanjutnya, sebagaimana
Allah memelihara orang-orang tidak percaya, terlebih lagi anak-anak-Nya. Allah menghendaki anak-anak-Nya untuk menuruti perintah-Nya dengan tidak bercacat dan bercela(1 Tim6:14). Sebab Allah memperhatikan dan melihat tingkah langkah manusia(Kel2:25, Mzm 114:3).
iv.
Dalam rencana-rencana indah kepada makhluk ciptaan-Nya Setelah Allah menciptakan alam semesata ini, Ia tidak lantas pergi ke tempat yang tak terjangkau dan meninggalkan semuanya. Tentu, Allah mempunyai maksud-maksud(rencanarencana)
bagi setiap orang. Rencana-rencana itu diantaranya : 1. Setiap orang dapat
diselamatkan melalui injil yang benar(2 Pet 3:9). 2. Setiap orang dapat memenuhi panggilan Allah dan melayani-Nya( Rom 12:11). Benarlah perkataan Yesaya 25:1, bahwa rancanganrancangan Allah itu ajaib. Namun, justru banyak respon manusia malahan menentang rencana Allah itu. Manusia mengikuti rancangan-rancangan sendiri dan kedegilan hatinya yang jahat(Yer 7:24). Inilah jawaban yang tidak bisa dijawab oleh evolusionis dewasa ini, mengapa kejahatan bisa timbul di dunia ini, adalah karena mereka tidak mau mengikuti rancangan-rancangan ajaib Tuhan. Karena hati manusia yang licik(Yer 17:9) dan jahat(Kej 6:5) membuat kejahatan membanjiri dunia ini. Bagi mereka itu telah tersedia tempat api kekekalan. Tetapi Allah mengijinkan manusia memilih jalannya sendiri, sebab itulah yang ditetapkan Tuhan, yaitu kehendak manusia bisa bekerja dalam keputusan-keputusan manusia. Walaupun demikian, masih ada manusia yang mau mengikuti jalan-jalan-Nya. Tentu, Allah sangat mengasihi orang yang demikian sehingga pasti, Ia senantiasa “eksis” memeperhatikan dan menuntun jalannya(Mzm 1:6). Mungkin ada yang bertanya, bagaimana saya bisa memenuhi rencana-rencana Allah? Alkitab memberitahu di dalam markus 1:15 supaya seseorang dapat diselamatkan adalah
bertobat dan percaya kepada sang juruselamat( Yesus Kristus). Kemudian layanilah Dia dengan melaksanakan amanat agung Tuhan untuk menjadikan segala bangsa murid-Nya(Mat 28:19).
III.
KESIMPULAN Allah senantiasa “eksis” dalam segala yang terjadi di alam semesta ini. Dari proses
menciptakan sampai kepada akhir dunia ini sudah Allah beritahukan kepada manusia dalam kitab-Nya. Tidak ada yang perlu ragu akan apa yang Alkitab katakana sebab tidak ada yang bertentangan dengan akal budi manusia. Apa lagi lebih mempercayai teori evolusi yang sebenarnya tidak mendasar dan masuk akal sama sekali. Dalam setiap keputusan-keputusan yang manusia pilih Ia “eksis”. Yang perlu bagi setiap manusia lakukan adalah mensyukuri apa yang sudah Tuhan rancangkan sebab rancangan-Nya adalah kebahagian untuk manusia. Lalu, manusia perlu mengikuti rencana indah Allah itu, supaya Ia berkenan dan memimpin kepada kebahagiaan.
IV.
BIBLIOGRAFI
Sproul.R.C. kebenaran-kebenaran dasar iman Kristen.1997. (malang: departemen literatur saat) Dahler,franz. Teori (asal dan tujuan manusia) evolusi. 2011.(Yogyakarta: Penerbit Kanisius)
[1] R.C.Sproul, kebenaran-kebenaran dasar iman Kristen (Malang: departemen literature saat, 1997), hal. 39 [2] Franz Dahler, Teori (asal dan tujuan manusia) evolusi (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2011), hal. 31 .
[3] Ibid hal. 66
[4]
Jakarta, 21 november 2012, http://dedewijaya.blogspot.com/2008/11/10-alasan-untuk-mempercayai-keberadaan.html