Dari Redaksi Di tengah kemacetan atau di saat menunggu keberangkatan di bandara, investor pasar modal kini bisa dengan mudah dan nya man memantau posisi dan mutasi portofolio Efek mereka yang ada di AKSes KSEI. Cukup menggunakan smart phones yang memiliki aplikasi RIM-BlackBerry, Android atau Apple. Fasilitas AKSes Mobile ini sengaja disediakan KSEI untuk mempermudah investor melaku kan monitoring portofolio Efek dan dana. Bagaimana komentar para investor yang telah memanfaatkan AKSes Mobile, simak kisah mereka pada tulisan utama kali ini. Untuk terus mengembangkan fasilitas dan layanannya, KSEI pertengahan Maret lalu menan datangani perjanjian kerjasama dengan Korea Securities Deposi tory. Memorandum of Understan ding tersebut dibuat dalam rangka pertukaran informasi pasar modal kedua negara. Selain ulasan se putar kerjasama tersebut, kami sajikan pula ringkasan workshop mengenai pasar modal Korea Selatan yang diadakan usai MoU tersebut. Simak pula pengem bangan C-BEST Next Generation. Selamat Membaca. Redaksi
Website KSEI www.ksei.co.id �������������
������������� email �������������� ��������������
[email protected] ��������������� Toll Free ��������������� ����������������� 0800 -1- 865734 ����������������� ������������������ Call Center KSEI ������������������ 021 - 515 2855
Memantau Portofolio Efek Kapan Saja & Dimana Saja
Perkembangan teknologi smart phones dimanfaatkan KSEI untuk memfasilitasi investor agar lebih mudah dalam mengakses informasi. Fasilitas AKSes Mobile diakui investor semakin membuat mereka nyaman melakukan monitoring portofolio Efek dan dana.
S
ebagai seorang ibu rumah tangga, Vivin Rogio ingin melakukan aktivitas positif yang dapat menghasilkan keuntungan. Ia akhirnya memilih berinvestasi di pasar modal sejak tahun 2009 lalu, setelah diperkenalkan oleh sang suami kepada temannya yang bekerja di Perusahaan Efek. Awalnya, ia mengaku sempat was-was karena
investasi saham disebut-sebut berisiko tinggi. Tetapi setahun kemudian, ketika ia memiliki Kartu AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas), kekhawatirannya langsung hilang. Begitu memiliki akses untuk log in ke Fasilitas AKSes, setiap ada kesempatan membuka internet, Vivin mengaku sela lu menyempatkan diri untuk log in, terutama
daftar isi 1
Memantau Portofolio Efek Kapan Saja dan Dimana Saja
4
Aliansi Strategis KSEI dan KSD
5
Workshop KSEI-KSD:
7
C-BEST ‘Next Generation’
8
aktivitas & Statistik
Berbagai Ilmu dari Korea Selatan
02 Edisi
Tahun 2012
������������� ����������
Edisi 02, 2012
untuk mengecek Inquiry Securities Balance. “Dengan membuka fitur itu saya yakin dana yang saya investasikan ada dalam jumlah yang sesuai dengan order yang saya berikan ke Perusahaan Efek tempat saya menjadi nasabah. Dan saya merasa tenang,” ujarnya. Manfaat memiliki Kartu AKSes makin ia rasakan sejak KSEI meluncurkan aplikasi AKSes Mobile. “Dimana saja saya berada, dan kapan saja, jika ada kesempatan, saya selalu membuka AKSes Mobile. Misalnya saat saya ke Jakarta, atau dalam perjalanan yang membutuhkan waktu lama dan macet, AKSes Mobile sangat membantu,” ungkap nasabah yang tinggal di Banjarmasin itu.
Fokuss
“Dimana saja saya berada, dan kapan saja, jika ada kesempatan, saya selalu membuka AKSes Mobile.”
Tiamto Rachman Vivin Rogio
Pendapat senada disampaikan Tiamto Rachman yang mulai berinvestasi di pasar modal sejak 2001 dan memiliki Kartu AKSes sejak Agustus 2009. Keuntungan dengan adanya Kartu AKSes, menurut Tiamto, membuatnya bisa memantau portofolio Efek dan dana secara langsung tanpa melalui Perusahaan Efek lagi. Ditambahkannya, fasilitas ini akan me ningkatkan kepercayaan investor pasar modal Indonesia kedepannya. Tiamto biasa melakukan monitoring menggunakan aplikasi AKSes Mobile dengan komputer tablet berbasis An droid, yang menurutnya sangat mudah ketimbang mengakses melalui personal computer (PC). Bila melalui PC, katanya, investor harus menjawab beberapa per tanyaan (secret question) untuk keamanan. “Hampir tiap hari saya selalu mengakses
AKSes Mobile, menu yang sering saya lihat adalah Securities Balance dan Fund Balance,” ujar investor yang menjadi salah satu pemenang hadiah utama Undian Berhadiah Kartu AKSes periode I itu. Namun untuk tampilan aplikasi AKSes Mobile untuk Android, lanjutnya, Tiamto memberi masukan agar beberapa menu pilihan yang menggunakan background dan tulisan hitam bisa diperbaiki, sehingga lebih mudah dibaca. Dipaparkan Vivin, di awal penggunaan AKSes Mobile, ia mengalami sedikit ke sulitan untuk mengaksesnya. Itu karena Vivin memiliki dua Kartu AKSes dari dua perusahaan Efek tempat ia menjadi nasabah. Ternyata, setelah menghadiri sosialisasi KSEI di kota tempatnya ber domisili, ia baru paham, kalau cukup menggunakan satu kartu untuk meng akses informasi portofolionya di dua Perusahaan Efek tersebut. Vivin juga menyambut positif Pemi sahan Rekening Dana Nasabah (RDN) yang mulai berlaku awal tahun ini. Menurutnya, ini merupakan suatu kebijakan yang bermanfaat buat investor. “Kami tidak perlu lagi mentransfer dana ke rekening Perusahaan Efek, cukup ke Rekening Dana Nasabah. Kebijakan ini membuat investor merasa lebih aman, karena dana yang dimilikinya tidak akan disalahgunakan,” papar Vivin. Tiamto sangat mendukung pemisahan RDN. Ia pernah mengalami pengalaman pahit saat menjadi nasabah PT Sarijaya Sekuritas pada awal tahun 2009, dimana dana nasabah disalahgunakan oleh oknum perusahaan tersebut. Sampai sekarang penyelesaian dana miliknya masih belum beres. “Saya berharap dengan adanya RDN, maka pencatatan dana tunai nasabah akan transparan, sehingga mencegah penyalahgunaan oleh pihak yang tidak berhak. Saya berharap pihak yang mau melakukan penyalahgunaan dana investor dapat terdeteksi sedini mungkin dengan adanya RDN,” paparnya. Kemudahan melakukan pengecekan portofolio Efek juga dibenarkan Choe Jim Fai, pria asal Medan yang sudah menjadi investor selama empat tahun. Faktor
Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penasihat: Direksi KSEI • Dewan Redaksi: Zylvia Thirda, Dharma Setyadi, Susiyanti, Novian Harry Wibowo, Annisa Indri Hapsari, M. Ridwan, Rachmat Irfan, Adisty Widyasari, Dimas Prayogo • Penanggung Jawab: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI • Alamat Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199 • Sirkulasi: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI
Syafruddin
Informasi lain yang sedang dalam pengembangan adalah informasi status transaksi yang dilakukan investor di bursa efek Indonesia, yang saat ini sudah tersedia pada Fasilitas AKSes versi web. Menyusul setelah itu, pengembangan untuk penyediaan informasi hak dan kewajiban settlement investor T+3, sesuai perhitungan hak dan kewajiban yang dihitung oleh KPEI. KSEI pun membuka segala masukan dan kritik dari nasabah pasar modal karena hal ini untuk pengembangkan di masa mendatang. “Ke depannya, Fasilitas AKSes Mobile ini juga akan dikembangkan dan dilengkapi dengan informasi data realtime dari BEI dan bursa regional, se perti pergerakan harga, pergerakan index, chart/grafik history dan lainnya,” tambah Syafruddin. l
Edisi 02, 2012
[ Redaksi ]
“Secara umum, informasi yang ada di aplikasi AKSes Mobile sama de ngan informasi pada versi web,” ujar Syafruddin, Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan Usaha KSEI. Sejak peluncurannya, tambah Syafruddin, informasi yang banyak diakses adalah saldo dan mutasi Efek, serta saldo dan mutasi dana di Rekening Dana Nasabah pada Bank Pembayaran. Sejak awal peluncuran, sudah ada beberapa investor yang mulai meng gunakan AKSes Mobile. Per 19 April 2012, jumlah pengguna Kartu AKSes sebanyak 273.020 investor. Namun dari jumlah tersebut, yang aktif melakukan log in ke Fasilitas AKSes baru 27.998 investor, dan yang log in menggunakan aplikasi AKSes Mobile sebanyak 1.106 investor. Syafruddin mengakui, jumlah tersebut memang belum terlalu banyak dan be lum mencapai yang diharapkan KSEI. Masih perlu dilaksanakan sosialisasi dan pemberian informasi kepada investor mengenai kemudahan dan keuntungan menggunakan AKSes Mobile.
“Dengan aplikasi AKSes Mobile, kendala investor dalam mengakses Fasilitas AKSes menggunakan internet browser karena kendala ukuran layar perangkat mobile yang terbatas, dapat diatasi.”
Fokuss
keamanan dengan adanya Fasilitas AKSes dan kemudahan untuk melakukan log in dari mana saja dengan aplikasi AKSes Mobile memberi kesan bagi Choe, yang juga menjadi salah satu pemenang di Undian Berhadiah Kartu AKSes periode I. Tiamto berharap, KSEI dapat berperan secara aktif dalam membentuk pasar modal indonesia yang modern, terpercaya dan selalu melakukan antisipasi ke depan dalam rangka melindungi kepentingan Investor. “Saat ini saya masih melihat fund balance yang ada ditampilkan pada Fasilitas AKSes sering tidak cocok dengan yang seharusnya tercatat. Saya berharap KSEI bisa mengaudit (secara random) dan berkala. Jangan mengharapkan investor, karena sebagian besar mereka tidak terlalu peduli tentang RDN, mereka nantinya hanya akan peduli ketika kasus sudah terjadi,” ujarnya. Ditanyakannya pula, dengan berja lannya implementasi RDN, proses pen catatan T+3 saham dan dana tunai nasa bah dapat dimonitor investor secara langsung melalui Fasilitas AKSes. Namun, bagaimana dengan pencatatan transaksi yang masih dalam proses settlement? “Jadi saran saya Fasilitas AKSes juga mencatatkan proses yang sedang dalam set tlement tersebut. Ketika terjadi masalah, bagaimana dengan status transaksi tersebut? Apakah investor bisa langsung memantau transaksi tersebut?” tandasnya. Tiamto bahkan berharap, proses settle ment dipersingkat menjadi T+1, sehingga transaksi hari ini sudah bisa dilihat di Fa silitas AKSes besok paginya. AKSes Mobile mulai diluncurkan KSEI pada 10 Januari 2012, sebagai inovasi pe ngembangan Fasilitas AKSes yang men cakup platform-platform utama perang kat mobile yaitu RIM-BlackBerry, Android dan Apple. Dengan menggunakan apli kasi tersebut, kendala investor dalam mengakses Fasilitas AKSes menggunakan internet browser karena kendala ukuran layar perangkat mobile yang terbatas da pat diatasi. Melalui aplikasi AKSes Mobile sudah tersedia juga informasi Rekening Dana Nasabah di Bank Pembayaran KSEI. Bagi investor yang sudah memiliki Rekening Dana Nasabah dan sudah memiliki Kartu AKSes, otomatis bila log in ke Fasilitas AKSes melalui internet browser ataupun aplikasi AKSes Mobile akan dapat memonitor catatan dana yang diadministrasikan oleh Perusahaan Efek di Bank Pembayaran KSEI.
Aliansi Strategis KSEI dan KSD KSEI bekerjasama dengan Korea Securities Depository (KSD) mengembangkan industri pasar modal di negara masing-masing. Perjanjian kerjasama yang disahkan melalui MoU tersebut, diharapkan saling menguntungkan kedua negara.
Edisi 02, 2012 Fokuss
“Tujuannya untuk menjadikan KSEI dan KSD sebagai CSD yang andal dan berdaya saing global, dengan layanan jasa yang sesuai standard dan best practice internasional.”
Foto: dok. KSEI
S
ebagai Central Securities Depository (CSD) di pasar modal Indonesia, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) senantiasa melakukan berbagai pengembangan, baik dari sisi internal maupun eksternal. Salah satu pengem bangan eksternal dilakukan melalui kerjasama dengan CSD dari negara lain, baik di kawasan regional maupun internasional. Dalam lingkup regional, Indonesia dan Korea Selatan bersama dengan 19 ne gara lain di kawasan Asia Pasifik, telah tergabung dan menjalin kerjasama dalam The Asia-Pacific Central Securities Depository Group (ACG). Organisasi yang berdiri pada bulan November 1997 ini, beranggotakan kustodian sentral dan lembaga kliring dari setiap negara, yang dibentuk oleh anggo tanya dengan tujuan untuk memfasilitasi pertukaran informasi dan meningkatkan kerjasama antar anggota. Dalam rangka meningkatkan hubung an kerjasama secara bilateral, khususnya mengenai pertukaran informasi pasar mo dal antar dua negara, pada 20 Maret 2012 lalu dilakukan penandatanganan Memo randum of Understanding (MoU) antara KSEI - KSD yang dilakukan Ananta Wiyogo, Direktur Utama KSEI, dan Kim Kyung Dong, Chairman & CEO KSD. Penandatanganan MOU tersebut dilakukan di Galeri BEI disaksikan Ketua Badan Pengawas Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Nurhaida, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito, dan Direktur
Ananta Wiyogo dan Kim Kyung Dong usai penandatanganan MoU, bersama Dirut BEI Ito Warsito (paling kiri), Ketua Bapepam-LK Nurhaida (tengah) dan Dirut KPEI Hoesen (paling kanan).
Utama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) Hoesen. Kerjasama dalam industri pasar modal, pengembangan produk layanan jasa pe nyimpanan dan penyelesaian transaksi serta peningkatan pertukaran informasi dan pengetahuan antar CSD menjadi fokus utama isi MoU. Tujuannya untuk menjadikan KSEI dan KSD sebagai CSD yang andal dan berdaya saing global, dengan layanan jasa yang sesuai standar dan best practice internasional. Ketua Bapepam-LK, Nurhaida, menyampaikan dukungannya terhadap kerjasama antara KSEI dan KSD melalui kata sambutannya di awal acara. “Kerjasama antar lembaga pasar modal sangat penting, karena hasil kerjasama dapat dimanfaatkan untuk perkembangan pasar modal di ke dua negara,” ujarnya. Lebih lanjut, Nurhaida berpesan agar kerjasama KSEI - KSD tersebut dapat terpelihara dengan baik. Dalam sambutannya, Ananta menyampaikan harapannya agar jalinan komunikasi antara KSEI dan KSD akan semakin erat dan senantiasa terjalin dengan baik. “Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan pertukaran informasi dan pengetahuan lebih mudah, sehingga KSEI dan KSD bisa menjadi CSD yang andal, terpercaya dan mampu bersaing di wilayah regional maupun internasional,” ujar Ananta.
Turut mendukung pernyataan Ananta, Kim Kyung Dong menyatakan kolaborasi antara dua CSD tersebut akan memudahkan proses pengembangan pasar modal di Indonesia dan Korea Selatan. “Penandata nganan MoU antara KSEI dan KSD adalah sebuah kemajuan yang berarti, dimana kedua lembaga telah melangkah ke arah kerjasama praktis untuk perkembangan pasar modal,” ungkapnya. Selepas penandatanganan MoU, de legasi KSD turut berbagi pengetahuan kepada para pelaku pasar modal. Helen Chai, Manager Global Securities Services Department KSD menjelaskan tentang Ko rean Depository Receipt, sementara Emily Kim, Assistant Manager Derivative Services Department KSD, memaparkan Securities Lending and Borrowing pada pasar modal Korea Selatan. Selain dengan KSD, sebelumnya KSEI pernah melakukan penandatanganan MoU dengan CSD dari negara lain, yaitu Thailand Securities Depository Co., Ltd. (TSD) pada Maret 2009 dan Japan Securities Depository Center, Inc. (JASDEC) pada November 2009. Melalui penandatangan an MoU tersebut, diharapkan pengem bangan industri pasar modal Indonesia semakin maju dan mampu memenuhi standar internasional. l [ Redaksi ]
Workshop KSEI-KSD:
Berbagi Ilmu dari Korea Selatan Selepas penandatanganan MoU, KSEI dan KSD menyeleng garakan workshop tentang pasar modal Korea Selatan. Korean Depository Receipt dan Securities Lending and Borrowing menjadi topik utama workshop.
Overseas
Domestic Fund for Subscription
Deposit of Underlying Shares
DR Depository Deposit Confirmation
Lead Manager DR Issuance DR Issuance
Fund for Subscription
Roles of KSD in DR Issuance Process l
Open safekeeping account at KSD Open cash account at KSD’s settlement bank l Issue IRC Certificate (Investment Registration Number) l Register DR issuance details in the SAFE + l
Investor
Proses Penerbitan Depositary Receipt Sumber: Korea Securities Depository
[3] Akses penelitian atas harga dan informasi perdagangan lebih luas. [4] Informasi kegiatan corporate action dalam bahasa lokal. [5] Pembayaran dividen dalam mata uang lokal sehingga mengurangi cur rency exposure. [6] Memberikan kesempatan pada inves tor untuk berinvestasi pada pasar yang lebih likuid. Helen Chai menambahkan, sejak tahun 1994 hingga sekarang, KSD membe rikan layanan custody services atas DR yang diterbitkan perusahaan Korea se bagai Efek utama di berbagai Bursa ne gara lain, seperti Samsung, Hyundai, LG, Lotte Shopping yang tercatat di London Stock Exchange serta LG, KB, SK telecom, Posco Hynix yang tercatat di New York Stock Exchange.
Edisi 02, 2012
Custodian of Underlying Shares (KSD)
Issuing Company
“Penerbitan Depository Receipt dapat memberikan beragam manfaat bagi pihak Emiten, penerbit Efek utama, maupun nasabah.”
Fokuss
W
orkshop yang digelar Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Korea Securities Depository (KSD) 20 Maret 2012 lalu di Auditorium Galeri BEI ini dihadiri KSEI, perwakilan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) dan Asosiasi Bank Kustodian Indonesia (ABKI). Pada sesi pertama, Helen Chai, Ma nager of Global Securities Services Depart ment KSD, memberikan pemaparan seputar depositary receipt (DR) dan im plementasinya di pasar modal Korea Selatan. DR adalah instrumen keuangan yang diterbitkan depositary di pasar mo dal suatu negara atas underlying securities (Efek utama) yang diterbitkan Emiten di negara lain. Menurut sejarah, DR pertama kali diterbitkan J.P Morgan di Amerika Serikat pada 29 April 1927. DR yang dikenal dengan nama American Depositary Re ceipt (ADR) tersebut, memiliki Efek utama Selfridges Provincial Stores Limited of Eng land yang diterbitkan di Inggris. Alasan penerbitan ADR saat itu karena adanya larangan dari kongres Inggris untuk memindahkan saham perusahaan Inggris ke negara lain. ADR diterbitkan untuk memenuhi kebutuhan nasabah Amerika yang ingin berinvestasi pada saham asing dengan mata uang US Dollar dan nilai fee yang rendah. Penerbitan DR dapat memberikan beragam manfaat bagi pihak Emiten penerbit Efek utama maupun nasabah. Bagi penerbit Efek utama, DR memberikan kemudahan untuk mengatasi konflik hukum yang kerap muncul antara Emiten dan nasabah lokal yang berbeda negara. Manfaat lainnya adalah pemberian akses kapital di luar pasar Emiten penerbit Efek utama, perluasan basis investor pemegang Efek utama, perluasan market shares Emiten penerbit Efek utama yang berpotensi meningkatkan likuiditas dan penyesuaian tingkat harga Efek utama terhadap rasio DR. Tak hanya Emiten penerbit Efek utama yang memperoleh manfaat, nasabah pemegang DR pun dapat merasakan berbagai manfaat, yaitu: [1] Instrumen investasi pada saham-saham asing lebih beragam, karena DR diperdagangkan, dikliringkan dan diselesaikan di pasar modal dalam negeri. [2] Beban biaya atas cross-border custody safekeeping fee yang ada berkurang.
Edisi 02, 2012 Fokuss
Untuk Efek utama yang diterbitkan di luar Korea Selatan, KSD pun memberikan layanan depositary atas Korean Depository Receipt (KDR). Sebagai depositary, KSD bertindak sebagai registrar, menerbitkan dan membatalkan KDR, melaksanakan proses kegiatan corporate action, bertindak sebagai agen pembayar saat pembagian dividen, dan mengkoordinasikan kegiatan voting rights bagi pemegang KDR. Pada sesi kedua, Emily Kim, Assistant Manager of Derivatives Services Depart ment KSD, berbagi pengetahuan tentang Securities Lending and Borrowing (SLB) Ser vices. Dalam presentasinya, Emily memberikan gambaran pasar SLB di Korea Selatan dan layanan SLB yang dilakukan KSD. Securities lending merupakan pinjaman yang bersifat sementara atas Efek dari pihak yang meminjamkan (lender) ke pihak peminjam (borrower). Kedua belah pihak dapat meminta atau mengembalikan Efek yang sedang dipinjam kapan saja. Secara hukum, pihak lender berhak atas semua keuntungan atas Efek yang sedang dipinjamkan, kecuali hak suara. Program SLB sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dan likuiditas pasar serta memberikan keuntungan tambahan bagi pihak lender. Bagi pihak borrower, program SLB sangat dibutuhkan untuk memenuhi kewajiban penyelesaian transaksi di pasar, mendukung strategi short sell dan mengelola risiko dalam me lindungi nilai portfolio. Di pasar modal Korea Selatan, umumnya pihak lender berasal dari perusahaan pendanaan pensiun dan asuransi, dengan tujuan memaksimalkan keuntungan portofolionya. Sementara pihak borrower sebagian besar adalah Manajer Investasi Reksa Dana, penyedia jasa dana proteksi dan Perusahaan Efek, menggunakan pro-
“Program SLB sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dan likuiditas pasar serta memberikan keuntungan tambahan bagi pihak lender.”
1) Application
1) Application
2) Collateral
Borrower
KSD 3) Matcing Report
4) Credit (+)
Lender 3) Matcing Report
Borrower A/C Book
Lender A/C Book
4) Debit (-)
SLB Transaction Flow Sumber: Korea Securities Depository
gram SLB untuk menghindari kegagalan, short sell, dan lindung nilai (hedges fund). Sejak tahun 1996, KSD telah memberikan layanan sistem perantara SLB yang terpusat (centralized SLB intermediary system), dimana pihak lender dapat me ngontak langsung pihak borrower dengan perantara KSD. Melalui sistem ini, akses ke pihak lender dan borrower menjadi lebih luas dan efisien karena dapat mengurangi biaya pencarian pihak lawan. Selain itu, Efek yang dipinjamkan lebih aman karena tersimpan di KSD selaku perantara. Hal ini membuat proses penyelesaian transaksi lebih terjamin karena dilakukan melalui sistem pemindahbukuan di KSD dan informasi kegiatan corporate action lebih akurat dan tepat waktu. Dengan adanya sistem ini, proses monitoring transaksi SLB menjadi lebih mudah dan tepat waktu karena diproses secara elektronik. Efek yang ditawarkan KSD dalam program SLB cukup beragam, antara lain: saham yang tercatat di Korea Exchange (KRX), obligasi korporasi dan obligasi ne gara yang tercatat di KRX, exchange traded fund (ETF) dan KDR. Sementara tipe trans aksi SLB yang ditawarkan KSD terbagi menjadi lima jenis, yaitu: settlement - co verage transaction, bid-offer transaction, customized transaction, arranged transact ion dan bridge transaction. SLB dengan tipe settlement-coverage transaction bertujuan untuk penanganan kegagalan pe-
nyelesaian transaksi bursa di T+2 dengan periode 3 hari kerja, sementara tipe SLB lain lebih bertujuan untuk strategi investasi. Dengan memberikan fasilitas SLB, sistem di KSD pun dilengkapi dengan sistem col lateral management yang memungkinkan proses menghitung dan mengevaluasi collateral rate, mark-to-market harian dan margin call, dimana KSD dapat memeriksa harga penutupan Efek yang dipinjamkan dan dijaminkan, serta melakukan pertukaran saham yang dijadikan collateral saat terjadi penurunan nilai saham yang dijaminkan. Pada akhir sesi presentasi, Emily Kim menyampaikan bahwa SLB market berkembang dengan baik di Korea Selatan karena peningkatan hedge funds yang diadopsi Korea sejak Desember 2012. Hanya saja saat ini institusi keuang an domestik Korea yang bertindak se bagai prime broker menghadapi credit risk atas perdagangannya dengan pihak asing. Saat ini KSD sedang melakukan pena nganan atas permasalahan tersebut. Pengetahuan yang telah disampaikan Helen Chai dan Emily Kim tentunya menjadi tambahan ilmu untuk pelaku pasar modal Indonesia. Diharapkan work shop sejenis dapat diadakan secara berkesinambungan sebagai modal dasar pe ngembangan pasar modal Indonesia. l [ Dian Kurniasarie ]
C-BEST ‘Next Generation’ Sebagai pengembangan dari versi sebelumnya, C-BEST Next Generation harus tetap menyediakan modul, fungsi dan proses yang telah ada, dengan beberapa penambahan untuk meningkatkan layan an jasa KSEI. Penambahan tersebut tentunya disesuaikan dengan kebutuhan pemakai jasa dengan menerapkan teknologi terkini. Selain itu, integrasi aplikasi dan data yang telah ada di KSEI ke dalam sistem ini harus lebih mudah diatur dan dioperasikan untuk melayani kebutuhan pemakai jasa.
Penerapan teknologi terkini pada sistem C-BEST Next Generation menjadi hal yang penting karena dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu: l Penyelesaian settlement transaksi yang lebih tepat dan akurat. l Performance sistem jauh lebih cepat. l Penanganan jumlah frekuensi dan volume penyelesaian transaksi yang lebih meningkat untuk mengimbangi jumlah transaksi pasar modal yang terus meningkat dari waktu ke waktu. l Ketersediaan sistem yang harus selalu terjaga dengan baik untuk menghindari adanya gangguan pada ke giatan operasional KSEI sehari-hari. l Penerapan teknologi terkini memungkinkan pengembangan sistem secara berkelanjutan dan terus menerus di masa mendatang. C-BEST Next Generation juga memerlukan Sistem Pengembangan Aplikasi secara modular. Hal ini diperlukan untuk mempermudah penambahan modul baru sebagai penyesuaian atas kebutuhan per
ubahan bisnis perusahaan. Penambahan dan perubahan modul juga diperlukan apabila terdapat perubahan teknologi sebagai imbas pesatnya perkembangan teknologi modern. Sistem C-BEST Next Generation ini harus ditunjang Business Contigency Plan (BCP) dengan penerapan Service Level Agreement (SLA) yang tinggi, agar Confi dentiality, Integrity dan Availability sistem dapat terus terjaga dengan baik. Untuk itu, penerapan Disaster Recovery Center (DRC) yang berfungsi untuk melindungi kelangsungan operasional layanan jasa KSEI dengan kemampuannya minimalisasi downtime ketika terjadi bencana, menjadi sebuah mandatory bagi sistem C-BEST Next Generation ini. Berdasarkan rencana, pengembangan sistem C-BEST Next Generation akan dimulai tahun depan oleh vendor terpilih, dimana pada tahun ini baru akan dilakukan pemilihan vendor konsultan yang akan mengembangkan sistem C-BEST Next Generation ini. Jika sistem C-BEST Next Generation mulai diterapkan, diharapkan stakeholder yang terkait di industri pasar modal akan memperoleh banyak manfaat dan secara tidak langsung pula kenyamanan investor pasar modal saat melakukan transaksi jual-beli Efek akan semakin meningkat. l [ Asep P. Suryana ]
“C-BEST Next Generation menyediakan modul, fungsi dan proses yang telah ada, dengan beberapa penambahan untuk meningkatkan layanan Jasa KSEI.”
Fokuss
P
T Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) senantiasa mengembangkan fasilitas dan layanannya guna menjamin kenyamanan investor dalam melakukan transaksi jual-beli Efek. Pada tahun 2000, sebuah terobosan telah dilakukan KSEI melalui pengembangan The Central Depository and Book Entry Settle ment System (C-BEST). C-BEST, yang dikembangkan pengembang aplikasi asal Belgia yaitu Capital Market Company (Capco), merupakan plat form elektronik terpadu yang mendukung penyelesaian transaksi Efek secara pemindahbukuan di pasar modal Indonesia. Sistem ini mengubah sistem perdagangan bursa yang sebelumnya berbentuk warkat (scrip) menjadi tanpa warkat (scripless). Seluruh saham yang tercatat di bursa efek telah selesai dikonversi menjadi bentuk scripless dua tahun setelah C-BEST ber operasi, tepatnya pada Juni 2002. Dengan aplikasi C-BEST, Efek yang diperdagangkan tersimpan dalam bentuk data elektronik. Proses penyelesaian transaksi hanya dapat dilakukan melalui pemindahbukuan Efek (book entry) dengan proses debet dan kredit Efek pada rekening Efek. Untuk mendukung sistem terpadu di industri pasar modal Indonesia, saat ini C-BEST telah terintegrasi secara host-tohost connection dengan beberapa sistem lain, yaitu: sistem Electronic Clearing and Guarantee System (e-CLEARS) KPEI, sistem BI-RTGS dan BI-SSSS Bank Indonesia, sistem back office Bank Pembayaran KSEI serta sistem The Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT). KSEI juga mengembangkan C-BEST Realtime Interface untuk mendukung in tegrasi dengan back office dari Perusahaan Efek dan Bank Kustodian. Ke depannya, tidak tertutup kemungkinan C-BEST akan terintegrasi dengan entitas lainnya. Kemajuan teknologi yang pesat, di tambah dengan semakin meningkatnya jumlah transaksi di pasar modal Indonesia, membutuhkan pengembangan fungsifungsi sistem C-BEST yang dikenal dengan nama C-BEST Next Generation.
Edisi 02, 2012
KSEI kini tengah mengembangkan C-BEST Next Generation. Transformasi sistem C-BEST ini tak hanya lebih maju dari segi teknologi, juga memberikan beragam manfaat.
aktivitas Sosialisasi KSEI
Sejak Februari - April 2012, KSEI bersama BEI dan KPEI, menyelenggarakan kegiatan workshop wartawan dan Forum Calon Investor (FCI) di beberapa kota di Indonesia. Rangkaian kegiatan workshop wartawan digelar di Palembang (23 Februari 2012), Bengkulu (7 Maret 2012), Jambi (29 Maret 2012) dan Bangka (4 April 2012), sedangkan FCI dilaksanakan di Kudus (19 Maret 2012) dan Gorontalo (30 Maret 2012). Rangkaian kegiatan tersebut merupakan bentuk sosialisasi dan edukasi yang dilaksanakan SRO secara berkesinambungan untuk memberikan informasi dan pengetahuan seputar pasar modal. Perwakilan KSEI yang hadir memberikan penjelasan seputar manfaat dan fungsi Kartu AKSes, serta AKSes Mobile. Rangkaian kegiatan tersebut akan dilaksanakan sepanjang tahun 2012. l
‘Investor Club’
Edisi 02, 2012
Sebagai bentuk penyediaan informasi yang tepat dan akurat kepada para investor pasar modal, sejak Januari 2012, KSEI turut berperan serta pada kegiatan Investor Club yang diselenggarakan BEI setiap sekali dalam satu bulan. Pada kegiatan tersebut, KSEI menyediakan booth dimana para investor dapat bertanya seputar layanan dan jasa KSEI, khususnya Kartu AKSes. Investor Club merupakan wadah yang dibentuk BEI untuk menjadi media interaksi para investor dalam berbagi pengalaman berinvestasi di pasar modal, melalui pelatihan, edukasi dan penyampaian informasi yang bersifat umum. l
Fokuss
Sekolah Pasar Modal 2012
Dalam rangka meningkatkan jumlah investor pasar modal Indonesia serta memberikan informasi yang menyeluruh ten tang dunia investasi, KSEI bekerjasama BEI dan KPEI kembali menyelenggarakan Sekolah Pasar Modal (SPM). Acara yang telah diadakan sejak tahun 2006 ini, digelar di Jakarta dan Surabaya mulai 28 Maret 2012. Beberapa Perusahaan Efek turut menjadi mitra dalam SPM 2012, yaitu PT CIMB Securities Indonesia, PT eTrading Securities, PT Indo Premier Securities, PT Bahana Securities, PT Profindo Internasional Securities, dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. Seperti penyelenggaraan sebelumnya, SPM terbuka untuk masyarakat umum dan gratis, dengan tiga tingkatan kelas, yaitu level 1, level 2 dan level 3. Khusus untuk Jakarta, terdapat tambahan kelas pasar modal Syariah. l
statistik ����������������� ������������������������������
������������������������������������������������������������ ������������������������������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
����������������������������������������������� ������������������������������
���������������������������������� ������������������������������� ����������������������
������� �������
�������� ��������
�������
��������
�������
�������
�������
�������
�������
�������