CorpU, di Project Academy Nasri Sebayang
Pegawai Harus Memahami Mobile Learning Mudahkan Pegawai Belajar Dimana Saja Kapan Saja QUIZ BERHADIAH MENARIK Edisi Juni 2013
Edisi Juni 2013
SOSOK u 4 Nasri Sebayang
“Pegawai Harus Memahami”
LAPORAN UTAMA u 6 CorpU, di Project Academy Dampak pembelajaran (Diklat) yang inline dengan kebutuhan perusahaan mulai dirasakan. Dampak ini terjadi dari penyelenggaraan pembelajaran di Project Academy Bogor.
Cakrawala u 12 l Pusdiklat
Ketenagalistrikan adalah hal mutlak. Tidak boleh ada kelemahan, harus sempurna, karena itu maunya masyarakat. Apapun yang terjadi pada ketenagalistrikan gaungnya akan menjadi gaung nasional. Untuk itu, SDM PLN harus mulai melakukan perubahan dengan terus belajar. Perubahan diperlukan, agar semua proses bisnis PLN dari hulu sampai hilir bisa ditangani oleh SDM PLN dengan baik.
Galeri u 18
l Gathering
PLN Corporate University
Kini Menjadi Organisasi
Penentu l Mobile Learning Mudahkan Pegawai Belajar Dimana Saja dan Kapan Saja l Video Confrence, Alternatif Pembelajaran Baru
inspirasi u 20 l Terbang
ke Jerman, Membawa Pulang (Tak Sekedar) Harapan
Pembina : Suharto • Pemimpin Redaksi : A Kristianto • Wakil Pemimpin Redaksi : Dedi Ruspendi • Sekretaris Redaksi : Dyah Prasetyanti, Ujang Subagja• Redaktur Pelaksana : Novianto • Redaktur : Roy Hadinata Sijabat, Satria Indraprasta• Reporter : Pranesti Novitasari, Febriana Budhi • Fotografer : Nano Subiantoro • Kontributor : Sri Heny Purwanti, Ridho Hutomo, Ratna Putri Mindasa, Teguh Tyas Santoso, Ikhfan, Tony Widiatmoro, Riska Setiawan, Reza Hardiansyah • Promosi : Khoirur Rohmat, Fitriana Budiarti • Koresponden: DM Pengajaran Udiklat • Alamat : Jln. HR. Harsono RM. No. 59, Ragunan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, 12550 Telp. (021) 7811292, 7811293, 7800832, Faks. (021) 7811294, 7811295 e-mail :
[email protected]
salam
Mulai Berdampak
D
ampaknya mulai kelihatan. Dampak dari pembelajaran yang inline dengan kebutuhan korporat, setelah PLN Pusdiklat mengimplementasikan Corporate University. Seperti dimuat pada Laporan Utama edisi ini, dampak itu terjadi dari pembelajaran yang diselenggarakan Project Academy yang diketahui melalui action learning. Melihat dampak positif yang ditimbulkan, Akademi tersebut tampak bersemangat. Itu ditunjukan dengan LC dan LSC-nya yang saling bahu membahu dalam menuntaskan kurikulum, silabus dan materi pembelajarannya untuk satu semester ke depan. SDM PLN yang memiliki pengetahuan dan kompetensi dengan bidang proyek ketenagalistrikan memang lagi perlu ditingkatkan. Itu sebabnya, belum lama ini, pasca Kuliah Perdana, Akademi tersebut kembali menyelenggarakan pembelajaran yang langsung dibuka oleh LC-nya, Nasri Sebayang, dengan memberikan Kuliah Umum. Hingga kini, Project Academy telah menghasilkan lulusan tiga angkatan. Para lulusan itu terdiri dari manajemen konstruksi yang pesertanya seluruh manajer-manajer UPK, Asman Teknik UPK dan Engineer Supervisi. Dan sekarang mereka langsung dilibatkan di lapangan dalam pengerjakan proyek-proyek PLN yang menangani bidang pembangkitan, transmisi dan distribusi di seluruh Indonesia. Ke depan, e-Magz pun akan lebih bersemangat lagi, menggali berbagai kemajuan dampak dari pembelajaran yang diselenggarakan di AkademiAkademi lainnya. Harapannya, informasi tentang kemajuan ini akan memotivasi seluruh pegawai PLN dari Sabang sampai Merauke, dalam mendukung PLN Pusdiklat bertransformasi menjadi organisasi pembelajar. Yang jelas, keberhasilan PLN Pusdiklat dalam mewujudkan cita-citanya, otomastis akan berdampak pada peningkatan mutu pembelajaran. Terjadinya peningkatan mutu pembelajaran otomatis akan berdampak pada peningkatan mutu pegawai. Peningkatan mutu pegawai akan berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan. Dan peningkatan kinerja perusahaan otomatis akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan pegawai. Oleh karena itu, mendukung cita-cita CorpU adalah mendukung bagi terjadinya peningkatan kesejahteraan pegawai. Selamat Membaca! A Kristianto
e-Magz PLN Pusdiklat l Juni 2013
3
sosok Nasri Sebayang, LC Project Academy, Direktur Konstruksi dan Energi Baru/Terbarukan
“Pegawai Harus Memahami”
M
enjadi pegawai PLN harus memahami dan mengetahui apa yang menjadi pekerjaannya”. Pernyataan itu disampaikan Nasri Sebayang selaku Learning Council sekaligus sebagai Direktur Konstruksi dan Energi Baru/Terbarukan, pada Kuliah Umum dihadapan peserta pembelajar (Diklat) di Project Academy, Bogor, pada pertengahan Juni 2013 lalu. Menurut Nasri yang pernah ditugaskan sebagai Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN
4 e-Magz PLN Pusdiklat l Juni 2013
sejak Desember 2009 dan sebagai Kepala Satuan Energi Primer pada 2008, pegawai memahami pekerjaannya ini penting mengingat PLN adalah perusahaan yang sangat besar. Terbesar di dunia dari sisi pelanggan yang mencapai ± 49 juta pelanggan, penggunaan anggaran per tahun terbesar, jumlah revenue terbesar kedua, juga perusahaan yang menangani area geografis terbesar di dunia, dan asetnya
terbesar dibandingkan dengan BUMN lain di Indonesia. “Apa yang menjadi pekerjaan kita, harus tahu. Begitu pula dengan apa yang terjadi di perusahaan kita,” ujar Sarjana lulusan Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara pada 1979. Dalam pandangan peraih gelar Master Bisnis Administrasi dari Erasmus University & Center for Global Leadership pada 2007, ketenagalistrikan adalah hal mutlak. Tidak boleh ada kelemahan, harus sempurna, karena itu maunya masyarakat. Apapun yang terjadi pada ketenagalistrikan gaungnya akan menjadi gaung nasional. “Bisa dibayangkan dari puluhan juta pelanggan, 0,01 permil saja yang protes tiap hari, sudah mencapai ribuan orang. Bayangkan jumlah pelanggan yang protes selama satu tahun dan jika terjadi akan menjadi issue nasional,” kata ayah tiga anak, Prananta Sebayang, Marina Sebayang, dan Meyrinda Sebayang, buah dari pernikahan dengan istrinya tercinta, Chairani. Untuk itu, kata pria kelahiran 1956 ini, SDM PLN harus mulai melakukan perubahan dengan terus belajar. Perubahan diperlukan, agar semua proses bisnis PLN dari hulu sampai hilir bisa ditangani oleh SDM PLN dengan baik. Salah satu sisi proses bisnis di PLN adalah kegiatan pembangunan. Yaitu membangun seluruh infrastruktur yang diperlukan agar bisa melayani kebutuhan masyarakat. Perkembangan ekonomi dalam waktu 5 - 10 tahun kedepan direncanakan mencapai 6 - 10 persen. Dan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sebesar itu, maka ketenagalistrikan juga harus didukung sebesar 1,5 kali dari pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Corporate University sudah didesain sedemikian rupa untuk meningkatkan kompetensi pegawai baik soft kompetensi
maupun hard kompetensi, mulai dari pegawai pada level bawah sampai dengan level atas, melalui delapan Learning Council-nya. Dengan adanya Corporate University, pegawai diharapkan akan memperoleh pengakuan baik nasional maupun internasional. Khususnya pada Project Academy, kata mantan General Manager PLN Pembangkitan Muara Tawar, 2005-2006, ini menginginkan, agar para pegawai konstruksi tidak hanya mengenal dunianya sendiri, tidak seperti katak dalam tempurung. Akan tetapi juga mengetahui apa yang terjadi di luar. Ia ingin agar pembelajaran tidak berhenti, akan tetapi terus menerus dengan saling berbagi informasi, saling berdiskusi, agar kompetensi tetap terjaga. l e-Magz PLN Pusdiklat l Juni 2013
5
laporan utama
CorpU, di Project Acad 6 e-Magz PLN Pusdiklat l Juni 2013
emy Bogor
laporan utama
Project Academy Bogor, untuk keduakalinya menyelenggarakan Kuliah Umum. tingkatkan wawasan proyek ketenagalistrikan SDM yang masih minim
M
acetnya jalur Kota Bogor yang di luar perkiraan, tak menyurutkan semangatnya. Hari itu, Rabu 19 Juni 2013, beliau harus mengisi Kuliah Umum. Setelah melewati kemacetan dengan sabar, Direktur Konstruksi PLN Nasri Sebayang, akhirnya tiba di Project Academy Bogor pada pukul 08.15 WIB. Tiba di tempat, ia disambut sejumlah Kepala Divisi (Kadiv) Direktorat Konstruksi, serta Manajer Project Academy Musthofa dan para siswa peserta pembelajaran yang terdiri dari Manajemen Konstruksi untuk Asisten Manajer (Asman) Teknik UPK dan Supervisi Konstruksi Pembangkit dan Transmisi, Tim Pengadaan Tanah, serta siswa prajabatan. Sejenak ia beramah tamah. Setelah itu, Nasri Sebayang yang datang dalam kapasitas sebagai Learning Council (LC) di Project Academy tersebut, langsung memberikan Kuliah Umum. Tema yang diangkat, “Kebijakan Investasi Pembangunan Ketenagalistrikan”. Dihadapan peserta yang berjumlah 120 siswa itu, selama dua jam, Nasri menyampaikan materi tersebut dengan penuh semangat dan komunikatif. Kuliah Umum itu diakhiri dengan sesi tanya jawab. Perubahan Pembelajaran Itulah perubahan yang sedang terjadi setelah PLN Pusdiklat mengimplementasikan Corporate e-Magz PLN Pusdiklat l Juni 2013
7
laporan utama
Universty (CorpU) dan Udiklat Bogor mendapat penugasan baru sebagai Project Academy. Menurut Musthofa, kedatangan Nasri ke Project Academy bukan yang pertama. Sejak Kuliah Perdana pada 28 Januari 2013 lalu, itu menjadi kedatangan yang keduakalinya untuk memberikan Kuliah Umum. Juga dengan para Kadiv di Direktorat Konstruksi. Kehadiran mereka selaku Learning Steering Committee (LSC) malah lebih sering lagi, sebagai Narasumber / Instruktur untuk setiap pembelajaran yang diselenggarakan Project Academy. “Para LC dan LSC sangat antusias. Suportingnya besar sekali ke Project Academy. Itu dibuktikan dengan Direktur Konstruksi sudah dua kali ke sini untuk memberikan General Lecture. Kami juga dibantu para expert di bidang konstruksi mulai dari ahli project enginering, supervisi, pengendalian kontrak dari Widyaiswara Purnakarya PLN. Ada juga dari kalangan akademisi dari ITB dan konsultan dari Jerman. Pak Nasri 8 e-Magz PLN Pusdiklat l Juni 2013
memang bersemangat dalam membangun Project Academy,” kata Musthofa kepada e-Magz, di ruang kerjanya, Bogor, beberapa waktu lalu.
laporan utama Sedangkan perubahan besarnya, terjadi para proses learning. Direksi dan para Kadiv selaku LC dan LSC, terlibat langsung dalam penyusunan kurikulum, silabus dan materi pembelajaran serta bertindak langsung sebagai Instruktur. Agar pembelajaran sesuai dengan kebijakan korporat maka mulai dari penetapan Learning Focus, Learning Theme, Curricullum and Syllabus, serta materi pembelajaran ditangani langsung oleh LC dan LSC bersama CLO Pusdiklat selaku Learning Partner. Terjadinya perubahan proses pembelajaran itu adalah sebuah konsekuensi. Sebab Direksi dan para Kadiv di lingkungan Direktorat Konstruksi memang yang lebih tahu persoalan di lapangan berkaitan dengan pembangunan proyek-proyek PLN di bidang konstruksi pembangkitan, transmisi dan distribusi di seluruh Indonesia dan kompetensi pegawai yang harus dikembangkan di lingkungan Direktorat Konstruksi. Untuk itu, jika Direksi menghendaki agar pengetahuan dan kompetensi SDM yang dihasilkan dari pembelajaran dapat mendukung kinerja korporat, maka menjadi tugas mereka untuk menyusun kurikulum, silabus beserta materinya. “Itulah ciri khas CorpU. Jadi pembelajaran apa saja yang dibutuhkan, itu yang menentukan adalah Bussines owners. Pemilik bisnisnya adalah Direktur Konstruksi. Tentunya apa yang dibutuhkan dalam pengembangan kompetensi SDM project dalam menghadapi tantangan pembangunan infrastruktur kelistrikan, beliaulah yang merumuskan,” kata Musthofa. Kejar kebutuhan Berkenaan dengan itu, di lingkungan PLN, insan SDM yang memiliki pengetahuan dan kompetensi dalam penanganan bidang proyek ketenagalistrikan memang masih perlu ditingkatkan. Menurut Musthofa, itu disebabkan selama ini materi-materi yang bertalian dengan kompetensi di bidang pengelolaan poyek ketenagalistrikan belum banyak diselenggarakan di Udiklat-Udiklat di lingkungan PLN Pusdiklat. Kalaupun ada, bisa dihitung dengan jari. Akibatnya, PLN menjadi kekurangan SDM yang kompeten untuk bidang tersebut. Padahal bisnis utama PLN, mulai dari pembangkitan, transmisi dan distribusi keberadaanya perlu didukung oleh proyek in-
vestasi pembangunan sistem ketenagalistrikan. Sementara itu, jika mengacu kepada RUPTL Tahun 2011-2020, seperti digambarkan Nasri Sebayang dalam kuliah umumnya, PLN telah merencanakan meningkatkan rasio elektrifikasi dari 71,9 persen pada 2011 menjadi 94,4 persen pada 2020. Sedangkan proyeksi dana investasi untuk memenuhi kebutuhan pembangunan ketenagalistrikan hingga 2020, total diperkirakan mencapai 60,5 miliar dolar (ekuivalen 540 triliun rupiah), dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,9 persen dan proyeksi beban puncak mencapai 55.053 MW. Melihat besarnya alokasi dana investasi, lamanya jangka waktu yang diperlukan untuk membangun proyek ketenagalistrikan, serta belum terstrukturnya pembelajaran, menurut Musthofa, inilah yang menjadi tantangan terberat Project Academy. Di samping itu, untuk mendukung penyelesaian proyek-proyek dilakukan juga penguatan organisasi khususnya pembentukan UPK baru di lingkungan Indonesia Timur yang tentunya diperlukan penyiapan Manajer UPK dan Asman Teknik di UPK. Untuk penyiapan kompetensi Manajer UPK dan Asman Teknik UPK juga diserahkan pembelajarannya kepada Project Academy. Implementasinya adalah untuk Modul Project Management bagi Manajer UPK telah dilaksanakan sebanyak dua angkatan. Sedangkan untuk penyiapan Asman Teknik UPK telahdilaksanakan dua angkatan dan direncakan seluruhnya empat angkatan untuk mengisi posisi jabatan 59 Asman Teknik UPK di seluruh UIP. Tak heran, jika Project Academy saat ini seakan tengah mengejar target untuk memenuhi kebutuhan SDM di bidang proyek ketenagalistrikan yang masih perlu ditingkatkan. Itu pula sebabnya, untuk keduakalinya Project Academy menyelenggarakan pembelajaran, yang langsung dibuka dengan pemberian Kuliah Umum oleh Direktur Konstruksi. Saat ini Project Academy telah mempunyai delapan Fokus Pembelajaran (Learning Focus) sebagai Learning Programnya untuk satu semester. Kedelapan Learning Focus tersebut telah dibuat kurikulum, silabus dan materinya. Kedelapan Learning Focus itu adalah Project Initiation, Project Financing, Project Engineering, Project Administration, Project Procurement, Project Support, Project Supervision dan Project Completion. Dari delapan Learning Focus tersebut, beberapa di e-Magz PLN Pusdiklat l Juni 2013 9
laporan utama antaranya, sudah disusun modul pembelajarannya seperti Manajemen Konstruksi Untuk Manajer UPK, Manajemen Konstruksi Untuk Asman Teknik UPK, Manajemen Konstruksi Untuk Site Supervision, Pengadaan Barang dan Jasa APBN, Pengadaan Tanah, Kepabeanan dan Logistik, Perijinan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan, Pengukuran Progres Fisik dan Pembayaran, dan Primavera. Serta beberapa kali pelaksanaan workshop. Sementara yang lainnya segera menyusul. Menurut Musthofa, SDM dengan pengetahuan itulah yang saat ini memang mendesak dibutuhkan. Itu berkaitan dengan beberapa proyek PLN yang tengah berjalan dan membutuhkan keterlibatan SDM dengan kualifikasi tersebut. Seperti project procurement, supervisi dan supporting misalnya. Proyek ini sudah berjalan, akan tetapi SDM proyek masih belum banyak dibekali tentang ilmu-ilmu proyek. Padahal di lapangan mereka harus mengawasi satu proyek pembangkit yang nilainya bisa mencapai triliunan. Sementara para tenaga supervisi di lapangan notabene anak-anak baru, masih kurang pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana mensupervisi tentang sebuah proyek. “Syukurlah sampai dengan hari ini kita sudah ada lima angkatan untuk manajemen konstruksi yang pesertanya seluruh manajer-manajer UPK, Asman Teknik UPK dan Engineer Supervisi. Mereka lulusan Project Academy Angkatan Perdana,” jelas Musthofa. Inline dengan kebutuhan Dari gambaran tadi, sekaligus memperlihatkan, dari pembelajaran (Diklat) yang diselenggarakan Project Academy, yang inline dengan kebutuhan, dampaknya sudah dirasakan. Itu dikarenakan para lulusan akademi tersebut langsung bisa dilibatkan di lapangan untuk menangani proyek-proyek PLN bidang pembangkitan dan transmisi yang tersebar di seluruh Indonesia. Diketahuinya bahwa pembelajaran yang diselenggarakan Project Academy berdampak pada pekerjaan, melalui Action Learning. Di Project Academy, pembelajaran biasanya berlangsung antara 3 - 4 hari dengan model in class training. Sebelumnya, mulai dari hari pertama hingga keempat mereka diminta membuat paper dari materi yang diperoleh. Setelah itu, di hari keempat, mereka harus memilih salah satu materi sebagai tugas action learning untuk dibawa ke unitnya. Selanjutnya, mereka diminta membuat paper dari kasus aktual yang dialami di unitnya masing-masing. 10 e-Magz PLN Pusdiklat l Juni 2013
Mereka dipantau oleh mentor atau pengawasnya dan hasilnya di kirim ke Project Academy. Dari sini kemudian baru dilakukan evaluasi, formatnya dalam bentuk bedah kasus permasalahan proyek di unit masing-masing. Dan dari hasil evaluai inilah diketahui, bahwa itulah pengetahuan yang mereka butuhkan. Komentar dari para peserta mengatakan bagus dan memang ini yang kami
laporan utama
butuhkan dalam mengawasi pekerjaan proyek di lapangan. “Knapa nggak dari dulu,” kata Musthofa menirukan ucapan peserta pembelajaran. Gedung Penunjang Yang tak kalah pentingnya juga, untuk lebih memantapkan peran dan tugasnya, di Project Academy, Bogor, berencana segera melakukan renovasi gedung untuk memenuhi kebutuhan proses pembelajaran. Gedung akan dilengkapi dengan dua ruang utama, masing-masing memiliki fungsi berbeda namun saling menunjang. Pertama, ruang consulting center. Di tempat inilah, seluruh pekerja proyek PLN di seluruh Indonesia bisa mengkonsultasikan masalahnya yang ditemukan di lapangan. Nantinya, konsultasi bisa dilakukan dengan cara chatting atau melalui email dan ditangani langsung oleh para expert. Dengan demikian, segala persoalan yang dihadapi pekerja lapangan segera bisa dicarikan solusinya. Selanjutnya, dari berbagai persoalan yang muncul beserta jawabannya, nantinya akan menjadi benchmark dan Les-
son Learn dari permasalahan proyek di unit-unit lainnya yang tersebar. Cikal bakal pembentukan consulting center saat ini sudah dibentuk. Yaitu dengan membentuk forum konsultasi melalui mailing list : project.academy.
[email protected]. Kedua, ruang audio visual. Ruang ini akan dilengkapi dengan aplikasi berbasis WBS (Work Breakdown Structure) dan CBS. Bekerjasama dengan PMO (Project Management Office), ruang ini berfungsi memonitor setiap perkembangan proyek PLN yang tengah dikerjakan di seluruh Indonesia, sehingga progres proyek – seperti transmisi, pembangkit dan sebagainya – yang di lapangan bisa terpantau dengan baik. Misalnya untuk pekerjaan sipil, progresnya akan terpantau dari sisi tahap pekerjaan, biaya dan sebagainya. Untuk pembangunan gedung ini, menurut Musthofa, Dirkon telah menyetujui. “Insya Allah pada 2014, proyeknya segera realisasi.” Dengan kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran seperti ersebut diatas diharapkan mampu menjawab tuntutan dan kebutuhan kompetensi SDM Project sesuai yang diharapkan oleh Bussiness Owner. l e-Magz PLN Pusdiklat l Juni 2013 11
cakrawala Catatan Raker Triwulan I dan Bulan April 2013
Pusdiklat Kini Menjadi Bagian dari Solusi pusdiklat telah berubah. posisioningnya tidak seperti dulu lagi
K
Pusdiklat Suharto, memberikan perhatian khusus pada Rapat Kerja (Raker) PLN Pusdiklat Triwulan I dan Bulan April 2013, yang berlangsung di Padang pada 17 Mei 2013. Perhatian khusus itu berkenaan dengan posisioning PLN Pusdiklat. Dihadapan peserta Raker yang dihadiri seluruh Manajer Senior Pusdiklat serta Manajer Akademi-akademi, ia menyatakan, bahwa posisioning PLN Pusdiklat yang sekarang tidak seperti dulu lagi. Dulu Pusdiklat hanya dikenal sebagai Unit Penunjang atau Pelengkap. Tapi sekarang, posisioningnya sudah mengarah atau memposisikan diri sebagai bagian dari solusi. “Pusdiklat merupakan Unit penentu kaderisasi para pemimpin di PLN. Pusdiklat menjadi penentu baik buruknya PLN,” ujarnya, yang disampaikan dalam kata sambutannya sebagai pengantar Raker. Suharto tampak meminta perhatian khusus dari segenap pegawai dan manajemen PLN Pusdiklat sehubungan
12 e-Magz PLN Pusdiklat l Juni 2013
dengan adanya pergeseran posisioning itu. Itu ditunjukan dengan keberadaannya yang semakin diperhitungkan. Buktinya, Suharto mencontohkan, pembelajaran yang diselenggarakan Pusdiklat kini mulai banyak diminati oleh UnitUnit Operasional. Pusdiklat saat ini juga banyak menerima tawaran memfasilitasi kegiatan pembelajaran dari Unit-unit. Kenyataan itu, tentu perlu terus dijaga keberlangsungannya. Sebab, mampu tidaknya Pusdiklat mempertahankan posisioningnya itu, kata Suharto, sangat tergantung pada reputasi Pusdiklat karena berujung pada kepercayaan orang pada lembaga ini. Disamping itu, untuk menjaga kredibilitas dan kualitas Pusdiklat, lembaga ini harus mulai memberikan pesan pada stakeholder bahwa Pusdiklat adalah Unit unggulan dan hanya bisa dijaga keberlangsungannya jika diisi oleh individu-individu yang unggul pula. Untuk itu, “Kita harus selektif dalam menentukan siapa yang bisa bergabung di Pusdiklat,” tegasnya dalam Raker yang melakukan review kerja Pusdiklat dan melihat kesesuaian perencanaan atau program kerja PLN Pusdiklat selama satu Tahun, serta melakukan asses terhadap kinerja individu yang diperlukan untuk mengejar ketertinggalan Pusdiklat. Beragam persoalan Selain memberikan memberikan perhatian terhadap posisioning Pusdiklat, Suharto juga menggarisbawahi beberapa persoalan yang tengah dihadapi Pusdiklat. Antara lain berkenaan
cakrawala dengan minimnya SDM dan belum memadainya fasilitas yang dimiliki Pusdiklat. Untuk mengatasinya, kata Suharto, Pusdiklat antara lain perlu melakukan sourcing strategy. Caranya, Pusdiklat perlu memilah dan memilih, source mana saja yang dapat diserahkan kepada pihak ke tiga dan yang bisa dihandle secara langsung oleh Pusdiklat. Dengan begitu, Pusdiklat dapat fokus pada kompetensi inti, yaitu pembelajaran, assessment dan sertifikasi. “Ini yang perlu dipertajam,” ujarnya. Catatan lain yang diberikan, pada Raker yang berlang-
Pengembang perlu segera menetapkan diklat yang akan dimasukkan di combo box IKD Online 2014. “Ini diusahakan agar dapat diselesaikan dalam bulan ini.” Begitu pula dengan impact pembelajaran corpu. Adanya perubahan setelah implementasi corpu, terutama instruktur, menurut Suharto, tidak bisa menyerahkan pembelajaran pada instruktur sepenuhnya. Perlu dilakukan evaluasi dan feedback terhadap kinerja instruktur. Dan yang tidak kalah pentingnya juga, asset produktif, kelas, laboratorium dan tanah, pemanfaatannya perlu dipikir-
sung selama dua hari itu, Pusdiklat menurutnya perlu (1) mereview implementasi corporate university, apakah progresnya sudah sesuai atau masih memerlukan perbaikan; (2) membuat sister company pada perusahaan yang sudah dijadikan pembanding, agar perusahaan tadi bisa mensupervisi dan mensupport Pusdiklat menjadi seperti perusahaan pembanding tersebut; (3) perubahan proses bisnis dan struktur organisasi harus segera ditindaklanjuti. Karena dengan adanya Corporate University, struktur organisasi di kantor induk seharusnya menjadi lebih ramping; (4) pengembang yang tadinya ada di kantor induk di dorong untuk berada di Udiklat menjadi think tang. Akademi diharapkan menjadi material developing bagi Pusdiklat. Juga tentang diklat mandatory. Dalam catatan Suharto, agar segera menetapkan diklat-diklat mandatory.
kan kembali. Sedangkan untuk progress LMS, orang di luar PLN dapat mengakses melalui single login, namun aksesnya perlu dibatasi. Sementara pada program evaluasi level satu, masih ditemukan ada pihak Udiklat yang mengisikan milik siswa. Dan diharapkan, masing-masing Udiklat untuk melakukan standarisasi monitor dan sound system agar ada keseragaman. Raker juga membahas masalah outsourcing. Jenis outsourcing di Pusdiklat terdiri dari help desk, programmer, sekretaris, editing, operator telepon, administrasi, receptionist. Tugas itu bisa dikategorikan ke dalam management building. Untuk jenis outsourcing yang tidak masuk dalam kategori management building, dicoba dialihkan pekerjaannya ke dalam jenis outsourcing yang sesuai di management building. l e-Magz PLN Pusdiklat l Juni 2013 13
cakrawala
Mobile Learning, Mudahkan Pegawai Belajar Kapan Saja dan Dimana saja Mobile learning, cara baru untuk mengikuti pembelajaran. aplikasinya bisa download di internet.
P
egawai PLN makin dimanjakan saja. Khususnya, bagi pegawai yang memilih program pembelajaran (pendidikan dan pelatihan/diklat) menggunakan metode e-learning. Bagi pegawai tersebut, kini ada cara yang lebih mudah mengikuti pembelajaran dengan metode e-learning. Anda tak perlu lagi bersusah-susah membuka komputer PC atau laptop, tapi cukup lewat telepon genggam (HP/ handphone) atau tablet yang Anda miliki, pembelajaran yang harus Anda ikuti pun sudah bisa dilaksanakan. Itulah kemudahan yang akan dirasakan pegawai dengan dibangunnya alternatif pembelajaran baru di PLN Pusdiklat menggunakan mobile learning. Menurut Manajer Senior Perencanaan Teknologi Informasi PLN Pusdiklat A Kristianto, mobile learning ini merupakan pengembangan dari e-learning PLN. “Kita sudah uji coba,” jelasnya. Bahkan, kata Kris, panggilan akrab Kristianto, mobile learning PLN sudah android market. Bagi pengguna HP berbasis android bisa langsung mendownlod aplikasi e-learning PLN ini di HP Anda. Jadi jika ingin mengakses e-learning PLN, tinggal klik aplikasi itu, portal e-learning PLN pun langsung muncul di HP Anda. Tapi jika Anda tak memakai HP android, Anda harus ketik https://
14 e-Magz PLN Pusdiklat l Juni 2013
elearning.pln-pusdiklat.co.id, lalu enter, maka portal e-learning PLN pun terbuka. Tentu saja, untuk bisa mengikuti pembelajaran melalui mobile learning, HP atau tablet yang dimiliki pegawai harus terhubung internet dengan kecepatan memadai. Sementara untuk proses pembelajarannya sendiri, caranya tetap sama dengan ketika pegawai mengikuti pembelajaran e-learning menggunakan komputer atau laptop. Seperti ketika akan login, Anda harus mengisi username dan password. Selanjutnya, Anda tinggal mengikuti alurnya sama seperti ketika memakai komputer, dengan mengklik fitur-fitur tertentu sesuai keperluan. Namun yang pasti, kata Kris, pembelajaran melalui mobile learning, lebih memberi kemudahan ketimbang ketika pegawai menggunakan komputer atau laptop. Ia bisa belajar kapan saja dan dimana saja, sama seperti fungsi HP yang juga bisa digunakan kapan saja dan dimana saja. Bisa ketika pada jam istirahat kerja, atau saat mengantar istri belanja ke pasar/mall, atau saat mengantar keluarga rekreasi. Selama ada waktu senggang maka pembelajaran melalui mobile learning bisa dilakukan. Kemudahan lainnya, untuk mengikuti
cakrawala pembelajaran melalui mobile learning, pegawai tak perlu ganti HP baru. Soalnya, mobile learning yang dirancang PLN Pusdiklat bisa digunakan dengan berbagai jenis HP, termasuk yang berbasis android. Ada sekitar 2886 device yang bisa mengakses e-learning PLN, dengan Hp atau tablet berbagai merk. Dengan begitu, HP yang lama pun, selama si pegawai nyaman menggunakan dan koneksi internetnya memadai, mereka bisa belajar. PLN menyadari, ada pegawai yang senang pakai telepon seluler merk tertentu. “Nah ini kita coba tidak membatasi, sehingga semua jenis HP atau Tablet bisa akses e-learning,” kata Kris.
Pembelajaran PLN ke depan Sementara itu, KPusdiklat Suharto menyatakan, ke depan berbagai kemudahan dalam pembelajaran memang akan terus dikembangkan di PLN. Perkembangannya akan mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Ia mencontohkan, seperti pembelajaran menggunakan e-learning, kalau dulu hanya sebatas pakai komputer atau laptop, ke depan pakai HP. Orang sambil belanja bisa belajar. “Jadi ke depan arahnya selalu memberi kemudahan. Apa saja yang bisa memberi kemudahan, itu yang akan kita kembangkan. Tren pembelajaran PLN ke depan akan seperti itu,” ucap Suharto. Selain itu, alternatif pembelajaran melalui e-learning sudah masuk dalam Program Rencana Jangka Panjang (RJP), dan PLN sudah komit untuk mengembangkan e-learning ini. Targetnya, pada 2015 pembelajaran dengan e-learning mencapai 45 persen. Untuk itu, kata Suharto, para pegawai diminta perlu segera mengakrabkan diri dengan teknologi mutakhir. Termasuk mengikuti pembelajaran melalui e-learning atau mobile learning. “Sebagai perusahaan PLN tidak bisa lepas dari IT. Kalau PLN tidak beradaptasi dengan cara kerja, gaya dan budaya generasi IT, niscaya PLN akan ketinggalan.” Tak kalah pentingnya juga, dikembangkannya e-learning dan mobil learning, bisa memberi pemerataan kesempatan pada pegawai untuk mengikuti pembelajaran. Ini mengingat wilayah kerja PLN yang sangat luas, hingga berada di wilayah yang terpencil. Sementara itu, menurut Suharto, para pegawai yang bekerja di tempat jauh tidak selalu bisa dipanggil untuk mengikuti pembelajaran di pusat-pusat pembelajaran, antara lain lantaran terkendala pekerjaan. Dengan begitu, e-learning dan mobile learning menjadi salah satu jawaban alternatif pembelajaran di PLN. l e-Magz PLN Pusdiklat l Juni 2013 15
cakrawala
Video Confrence, Alternatif Pembelajaran Baru pusdiklat luncurkan produk baru untuk mudahkan pegawai mengikuti pembelajaran
MS Pengembangan, Inovasi dan Kemitraan Ermawan Arief Budiman bersama Sri Wahyudi (tengah) saat memberikan pembelajaran PLN Bersih No Suap melalui Video confrence.
M
alam itu, 13 Juni 2013, suasana di ruang rapat lantai II tegang. Menjelang detik-detik acara Kuliah Perdana PLN Bersih No Suap menggunakan metode video confrence, yang diselenggarakan Bidang Pengembangan, Inovasi dan Kemitraan PLN Pusdiklat, peserta siswa pra jabatan dari Akademi (Udiklat) Semarang belum hadir di ruangan. Di layar kaca (televisi), belum hadirnya para siswa dari Udiklat Semarang itu terlihat jelas. Tak ada satu pun orang di sana. Sementara siswa lain dari Udiklat Bogor, Pandaan dan Suralaya, juga terlihat di layar kaca, sudah siap. Kondisi itu membuat Manajer Senior Pengembangan, Inovasi dan Kemitraan PLN Pusdiklat Ermawan Arief Budiman cemas. Sesekali ia menanyakan, kenapa siswa peserta masih belum hadir, padahal acara sebentar lagi akan dimulai. DM Prajabatan dan Purnabakti Djoko Agung dan DM Pengelolaan Pembelajaran Digital Ujang
16 e-Magz PLN Pusdiklat l Juni 2013
Subagja yang mendampingi Ermawan pun menjadi kalang kabut sibuk menelpon pihak Semarang. “Ada salah informasi pak, mereka kira acara dimulai jam 20.00, tapi sekarang mereka sedang menuju kelas,” jelas Djoko. Sementara itu, operator video confrence Safrudin yang mencoba cek kesiapan peralatan melalui remote control, untuk layar Akademi Suralaya masih terdapat masalah. Di layar kaca, gambarnya kadang tampak kadang hilang. Ketegangan makin menjadi setelah Ketua Tim PLN Bersih No Suap PLN Pusdiklat Sri Wahyudi yang akan mengisi materi datang, tapi siswa peserta dari Semarang belum juga menampakkan batang hidungnya. Ketegangan baru reda, setelah akhirnya acara bisa dimulai pada pukul 19.15 molor sedikit dari yang dijadwalkan pada pukul 19.00. Ermawan pun langsung membuka acara itu, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi oleh Sri Wahyudi. Inovation learning Alternatif pembelajaran melalui video confrence merupakan hal baru yang kini mau dikembangkan PLN Pusdiklat. Dan malam itu, alternatif pembelajaran melalui video confrence tersebut diujicobakan pada penyelenggaraan Kelas Perdana PLN Bersih NoSuap, yang diikuti 53 orang siswa pra jabatan, yang tersebar di empat Akademi: Pandaan, Suralaya, Bogor dan Semarang. Maka, harap maklum, kalau suasananya menjadi sedikit tegang. “Saya sendiri merasa dredeg,” komentar Sri Wahyudi sambil tersenyum, yang malam itu menjadi orang pertama yang mengajar dengan menggunakan video confrence, ketika diminta tanggapannya mengajar melalui video. Padahal ia termasuk salah seorang pengajar senior di lingkungan PLN Pusdiklat. Secara teknologi, penyelenggaraan Kuliah Perdana melalui video confrence ini menggunakan layar televisi dua buah ukuran 42 inchi, satu buah video camp yang
Quiz Berhadiah
013
i 20 si Jun
Edi
cakrawala
Dapatkan hadiah menarik dengan menjawab pertanyaan di bawah ini : 1. Apa judul Laporan Utama e-Magz edisi Juni 2013 ? 2. Di halaman berapa pembahasan tentang mobile learning ? 3. Siapa nama tokoh yang terdapat dalam rubrik “SOSOK” ?
Catatan : l Tiga penjawab pertama berpeluang menang l Jawaban dikirim ke
[email protected] sampai dengan 15 Juli 2013 l Jawaban akan diumumkan pada e-Magz edisi berikutnya l Jawaban dikirim menggunakan email korporat disertai alamat lengkap
bisa dikendalikan dengan remote control untuk zooming dan pembagian layar, dan satu lagi alat komunikasi. Dua buah layar televisi itu digunakan, satu diperuntukan untuk menampilkan gambar peserta pembelajar, dan satu lagi digunakan untuk materi tayang, yang memandu pengajar pada saat pemberian materi. Ketika seorang pengajar menyampaikan materinya, ia berbicara berhadapan dengan layar televisi, bak seorang penyiar berita di televisi, sementara peserta yang menyimak materi berada di tempat lain dan hanya tampak di layar kaca. Pada saat sesi tanya jawab, memang sempat terjadi masalah. Ketika seorang siswa peserta dari Akademi Semarang mengajukan pertanyaan, sempat keluar suara bising yang mengganggu dari alat komunikasi peserta. Tapi suara bising itu tidak berlangsung lama. “Kemungkinan karena mereka menggunakan ruangan besar, suara yang keluar jadi mantul,” jelas Ujang Subagja, sambil menambahkan, “Ini masih akan disempurnakan. Untuk pembelajaran melalui video confrence membutuhkan ruang khusus.” Tapi secara keseluruhan, hingga berakhir acara pada pukul 20.54, acara Kuliah Perdana berlangsung mulus. Siswa peserta di layar kaca tampak jernih. Juga saat proses presentasi dan tanya jawab, suara yang dihasilkan pun cukup jernih. Indikatornya, dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa masih relevan dengan materi yang diajarkan. Itu memperlihatkan, mereka bisa menyimak dari materi pembelajaran yang diberikan. Sementara itu, Ermawan Arief Budiman menyatakan, alternatif pembelajaran melalui video confrence ini
merupakan implementasi pengembangan dari inovation learning, yang kini tengah digarapnya, selaras dengan excellance programs PLN Pusdiklat 2013. “Selain video confrence ke depan akan banyak lagi metode-metode baru yang akan diperkenalkan,” katanya. Tolak saja Terkait dengan materi Kuliah Perdana yang diberikan, Ermawan menyatakan, pemberian materi PLN Bersih No Suap adalah suatu bentuk penghargaan terhadap generasi baru untuk kepemimpinan di PLN. Senada dengan itu, Sri Wahyudi menyatakan, penegakan PLN Bersih No Suap sudah menjadi komitmen Direksi, dan Direksi siap menjadi role model. Itu dilakukan agar PLN ke depannya bisa dikelola secara baik dan modern. Untuk itu, langkah Direksi ini, kata Sri, agar dikuti oleh seluruh pegawai PLN termasuk generasi baru yang akan bergabung dengan PLN. “Inilah bekal yang harus dipegang para siswa sebagai calon pemimpin PLN masa depan,” ujarnya. Oleh karena itu, Sri meminta agar seluruh siswa memahami benar pola kerja PLN Bersih No Suap dan Whistle Blowing System (WBS) yang diimplementasikan di PLN. Dan yang terpenting, kata Sri, agar seluruh siswa harus memiliki sikap tegas dan tidak ragu-ragu lagi untuk menolak segala bentuk praktek korupsi, kolusi, nepotisme dan gratifikasi yang akan merugikan perusahaan. “Laporkan saja jika menemukan kasus suap, sertai dengan alat bukti berupa foto atau data pendukung. Tak perlu takut, Direksi akan melindungi saudara,” tegas Sri. l e-Magz PLN Pusdiklat l Juni 2013 17
galeri
Gathering PLN Corporate University Mengambil tema: “Dengan Kebersamaan Kita Wujudkan CorpU Menuju the center of excellence in learning”, PLN Pusdiklat menyelenggarakan Gathering PLN Corporate University, yang diselenggarakan di Bogor pada 14-15 Juni 2013. Acara ini diikuti seluruh pegawai.
18 e-Magz PLN Pusdiklat l Juni 2013
galeri
Musda Serikat Pekerja PLN Pusdiklat. Serikat Pekerja PLN Pusdiklat kini aktif kembali. Mengawalinya, dengan diselenggarakannya Musyawarah Daeran pada 7 Juni 2013 di kantor PLN Pusdiklat. Pada Musda itu terpilih Yandi Heriandi sebagai Ketua Umum.
Pakta integritas. Ketua Tim PLN Bersih No Suap PLN Pusdiklat, Sri Wahyudi memnyampaikan materi PLN Bersih No Suap pada Juni 2012, sebelum dilakukan penandatangan pakta integritas oleh pegawai PLN.
Foto Bersama. Para peserta dan nara sumber foto bersama usai acara experience sharing, melalui bedah buku karya Djiteng Marsudi dengan judul “Sejarah Perkembangan Ketenagalistrikan di Indonesia pada 27 Juni 2013. Acara ini diselenggarakan kerjasama PLN Pusdiklat dengn IKPLN di Gedung Serbaguna PLN Pusdiklat. e-Magz PLN Pusdiklat l Juni 2013 19
Inspirasi
Terbang ke Jerman Membawa Pulang (Tak Sekedar) Harapan Bersama Direktur SDM dan UMUM eddy d erningpraja, kpusdiklat terbang ke jerman. hasilnya, jerman siap membantu mengembangkan renewable academy.
I
ni sebuah perjalanan kerjasama dan pembelajaran. Direktur SDM dan Umum Eddy D Erningpradja bersama KPusdiklat Suharto dan rombongan terbang ke Jerman. Perjalanan ini untuk melakukan kerjasama dengan GIZ, sebuah lembaga bentukan pemerintah – Kementerian Lingkungan Jerman – yang berfokus untuk menangani masalah lingkungan. GIZ juga memiliki kantor perwakilan di Indonesia, misi yang diemban lembaga ini salah satunya mengembangkan
20 e-Magz PLN Pusdiklat l Juni 2013
renewable energi di beberapa negara, termasuk di Indonesia. GIZ tertarik menjalin kerjasama dengan PLN, lantaran melihat komitmen PLN yang kuat yang kini tengah mengembangkan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan (renewable energy). Sebagai wujud dari komitmen itu, seperti diketahui, sejak diimplementasikan metodologi Corporate University, PLN mengembangkannya dengan mendirikan pusat
INSPIRASI kendaraan listrik bertenaga matahari, seperti mobil listrik, sepeda motor listrik dan sepeda (ontel) listrik. “Kami juga diminta untuk mencoba kendaraannya.” Yang juga mengesankan selama keliling empat hari, kata Suharto, rombongan PLN dibawa ke ladang-ladang solar sel (solar farm) yang terhampar di atas lahan puluhan hektar. Di antaranya, ada yang bekas lapangan pesawat terbang. Dan di antara solar farm itu, ada yang menghasilkan listrik mencapai 20 megawatt. Ke depan, kata Suharto, ketenagalistrikan Jerman memang akan didominasi oleh renewable energi. Ada yang berasal dari angin, biomasa, hibrido dan matarahari. Sebelumnya, Jerman banyak mengembangkan energi nuklir. Tapi sejak terjadi kecelakaan nuklir fukushima di Jepang, Jerman punya cita-cita yang dominan adalah pembelajaran (Renewable Energy Academy) di Makasar. Nah, seturut dengan akan dikembangkannya akademi tersebut, untuk itulah PLN menjalin kerjasama dengan GIZ. Jadi kunjungan rombongan PLN ke Jerman, selain untuk menjalin hubungan kerjasama dalam mengembangkan Renewable Energy Academy, rombongan sekaligus melihat secara langsung kemajuan Jerman dalam pengembangan teknologi energi terbarukan. Hanya saja, di dalam membangun kerjasama dengan PLN, sebagai lembaga pemerintah GIZ tak mungkin melakukan sendirian. Untuk itulah ia menggandeng RENEG, lembaga pelatihan swasta di Jerman yang berfokus pada pelatihan-pelatihan renewable energi. “Untuk kerjasama pengembangan Renewable Energy Academy nantinya, hampir sepenuhnya akan dibiayai pemerintah Jerman,” jelas Suharto. Rombongan PLN di Jerman berlangsung lima hari, dari 27 - 31 Mei 2013. Selama empat hari, rombongan PLN diajak keliling. Di hari pertama, rombongan dibawa ke institusi yang mengembangkan keterampilan tenaga kerja yang akan mengoperasikan dan memelihara renewable energi. “Kalau di sini seperti BLK (Balai Latihan Kerja). Umumnya, tenaga kerja yang dilatih para lulusan SLTA.” Di hari berikutnya, rombongan PLN dibawa ke industri yang memproduksi solar sel, industri yang memproduksi alat pengontrol renewable energi, industri yang mengembangan software pengatur beban (scada) untuk renewable energi, industri yang memproduksi baterai solar sel dan industri yang memproduksi e-Magz PLN Pusdiklat l Juni 2013 21
Inspirasi renewable energy. “Sekarang ini Jerman 21 persen sudah renewable energi. Tapi beberapa tahun ke depan, untuk jangka panjangnya akan ditingkatkan hingga 80 persen.”
ide baru. Dan dari lulusan S2 ini digarapkan kelak tumbuhnya kemandirian dalam pengembangan teknologi energi terbarukan dan SDM.”
Penandatanganan MOU Setelah perjalanan keliling Jerman selaman empat hari, barulah pada hari kelima, tepatnya pada 31 Mei 2013, dilakukan penandatangan MOU kerjasama tiga pihak antara PLN, GIZ dan RENEG. Dalam penandatanganan ini, masing-masing PLN diwakilkan Direktur SDM dan Umum PLN, GIZ diwakilkan Project Director GIZ dan CEO RENEG. Seperti tertuang dalam MOU, skup kerjasama meliputi tiga hal. Pertama, RENEG memberi bantuan supervisi untuk pengembangan Renewable Energy Academy di Makasar. Hasilnya, berupa master plan pengembangan akademi tersebut. Kedua, PLN berkewajiban agar beberapa pegawainya mengikuti beberapa pelatihan yang diselenggarakan RENEG. Penyelenggaraan pelatihan bisa dilakukan di Jerman atau di Indonesia. Jika penyelenggaraannya di Jerman berarti pegawai PLN yang ke sana. Tapi jika di Indonesia seperti di Makasar misalnya, maka PLN yang mengundang fasilitator dari sana. Ketiga, RENEG juga menyediakan beasiswa program pendidikan S2 renewable energi untuk pegawai PLN. “Dari pegawai PLN yang memperoleh kesempatan mengenyam pendidikan ini nantinya diharapkan mampu mengembangkan potensi renewable energi yang ada di Indonesia. Mereka bisa melihat potensi lalu memunculkan ide-
Membuat Master Plan Sebagai kelanjutan dari MOU, seperti telah direncanakan, pada Agustus 2013, dari RENEG akan datang ke Jakarta lalu bertolak ke Makasar. Di Makasar, mereka akan melakukan assassment terhadap Renewable Energy Academi. Yaitu mengidentifikasi mana saja yang masih ada gap, yang masih kurang, yang masih ketinggalan, baik dari sisi modul, materi pembelajaran, instruktur, laboratorium dan peralatanperalatannya lainnya. Intinya, RENEG akan melakukan assassment terhadap kondisi Akademi (Udiklat) Makasar sekarang dengan idealnya sebuah Renewable Energy Academy. Kemudian menyusun konsep pengembangannya, baik dari sisi software, brandware dan hardware-nya. Dari gap itu, kemudian mereka akan mengusulkan pengembangannya yang mewujud dalam master plan. Selanjutnya, karena perlu pentahapan dan tidak bisa sekaligus untuk mengembangkannya, setelah master plan dibuat skala prioritas. Itu sebabnya kerjasama seperti tertuang dalam MOU akan berlangsung selama dua tahun. Menurut Suharto, perjalanan ke Jerman menjadi penting sekali untuk melihat di tempat lain seperti apa best practice-nya. Sebab kalau tidak, kita akan ngarangngarang sendiri dalam mengembangkan Renewable Energy Academy, sementara di luar perkembangannya sudah sangat jauh. “Makasar sudah ditetapkan, maka saatnya untuk dikembangkan. Dengan yang di Jerman, terus terang kita ketinggalan jauh,” ucapnya. Selain itu, kata Suharto, untuk pengembangan renewable energi di Indonesia potensinya masih sangat besar, terutama untuk pengembangan energi solar sel, hydro dan biomasa. Sementara, kalau angin potensinya masih belum jelas, tidak kontinyu, alias masih anginanginan. Ini tidak efektif untuk win power. Makanya di Indonesia belum berkembang. Lebih dari itu, kata Suharto, yang menarik dari perjalanan lima hari ke Jerman adalah berkaca pada kesungguhan Jerman. Kesungguhan itulah yang kini telah membawa Jerman sebagai salah satu negara yang patut di perhitungkan dalam pengembangan teknologi energi terbarukan. l Liany Fatmasari
22 e-Magz PLN Pusdiklat l Juni 2013
Yuk jaga selalu fikiran dan hati, tak tergoda korupsi dan gratifikasi
PT PLN (Persero) Pusdiklat Jln. HR. Harsono RM. No. 59, Ragunan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, 12550 Telp. (021) 7811292, 7811293, 7800832, Faks. (021) 7811294, 7811295 E-mail:
[email protected] website:http//www.pln.co.id/pusdiklat