EKOSISTEM DAN PELESTARIAN KAWASAN DANAU TOBA DENGAN BUDIDAYA KOPI Bilter Sirait(1 dan Charloq(2 1)Staf
Pengajar Kopertis Wil. I;
2)Staf
Pengajar Fak. Pertanian USU
ABSTRAK Ekosistem merupakan komunitas dari lingkungan fisik yang dapat diterapkan pada kesatuan lokal kecil maupun besar. Ekosistem kawasan Danau Toba terletak di pegunungan Bukit Barisan Provinsi Sumatera Utara, berada di 7 kabupaten yakni Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Toba, Samosir, Simalungun, Karo, dan Kabupaten Dairi. Secara geografis Ekosistem Kawasan Danau Toba terletak antara koordinat 2o10’ LU dan 98o20”BT-99o50”BT (Badan Koordinasi Pelestarian Ekosistem Kawasan Danau Toba, 2004). Jumlah penduduk mencapai 656 872 jiwa pada areal 5.814.39 kilometer persegi. Luas daerah tangkapan air Danau Toba lebih kurang 369.854 Ha yang terdiri dari 190 314 Ha daratan di Pulau Sumatera (keliling luar danau), 69.280 Ha daratan Pulau Samosir (di tengah danau) dan 110.260 Ha berupa Danau Toba-nya sendiri (luas permukaan). Ekosistem kawasan Danau Toba memiliki nilai ekologi, sosial budaya dan ekonomi bagi kehidupan manusia serta memiliki keterkaitan ekologis yang tidak terpisahkan dengan ekosistem kawasan sekitarnya. Ekosistem kawasan Danau Toba mengalami tekanan/stres yang mengakibatkan terjadinya perubahan fungsi alam dan ekosistem, menimbulkan dampak negatif terhadap perlindungan keseimbangan ekosistem, kelestarian alam, dan daya dukung lingkungan hidup. Hal ini disebabkan karena kegiatan sosial ekonomi yang memanfaatkan sumber daya alam secara tidak benar. Oleh sebab itu, sebagai solusi perlu didekati secara ekosistem yakni suatu pendekatan yang mengintegrasikan faktor-faktor ekologi, ekonomi, dan sosial yang mempengaruhi suatu entitas ekosistem bukan berdasarkan batas-batas politik maupun sektoral, dengan kata lain menempatkan upaya pemulihan, pelestarian, pengawasan, dan pemanfaatan komponen-komponen ekosistem dengan memperhatikan azas manfaat ekosistem terhadap kesejahteraan dan keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup masyarakat yang berada di ekosistem kawasan Danau Toba. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar diperoleh keberhasilan pemupukan dan pemberian zat pengatur tumbuh pada tanaman kopi arabika, di antaranya dosis/konsentrasi yang harus tepat, tepat waktu pemberian (pagi-sore), tepat jenis pupuk/ZPT yang dipilih, tepat fase pertumbuhan tanaman, dan tepat lingkungan dalam arti luas. Kata kunci: Ekosistem, Pelestarian, KTA Danau Toba, Budidaya kopi
DASAR PELESTARIAN KAWASAN DANAU TOBA: DAN KEBERLANJUTAN
EKOSISTEM PERTANIAN
Kata keberlanjutan digunakan secara meluas dalam lingkup program pembangunan. Keberlanjutan dapat diartikan sebagai menjaga agar suatu upaya terus berlangsung, kemampuan untuk bertahan dan menjaga agar tidak merosot (ILEIA, 1999). Dalam istilah pertanian, keberlanjutan pada dasarnya berarti kemampuan untuk tetap produktif sekaligus tetap mempertahankan basis sumber daya. Dalam hal ini, pertanian
berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. Batasan pertanian berkelanjutan: Mantap secara ekologis. Kualitas sumber daya alam dipertahankan dan kemampuan agroekosistem secara keseluruhan dari manusia, tanaman, dan hewan sampai organisme tanah ditingkatkan. Ke dua hal ini akan terpenuhi jika tanah dikelola dan1 kesehatan tanaman, hewan serta
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 3, Desember 2005: 1-7
masyarakat dipertahankan melalui proses biologis (regulasi sendiri). Sumber daya lokal dipergunakan sedemikian rupa sehingga kehilangan unsur hara, biomassa, dan energi bisa ditekan serendah mungkin serta mampu mencegah pencemaran. Tekanannya adalah pada penggunaan sumber daya yang bisa diperbarui; Bisa berlanjut secara ekonomis. Petani bisa cukup menghasilkan untuk pemenuhan kebutuhan dan atau pendapatan sendiri, serta mendapatkan penghasilan yang mencukupi untuk mengembalikan tenaga dan biaya yang dikeluarkan. Keberlanjutan ekonomis ini bisa diukur bukan hanya dalam hal produk usaha tani yang langsung namun juga dalam hal fungsi seperti melestarikan sumber daya alam dan meminimalkan risiko; Adil. Sumber daya dan kekuasaan didistribusikan sedemikian rupa sehingga kebutuhan dasar semua anggota masyarakat terpenuhi dan hak mereka dalam penggunaan lahan, modal yang memadai, bantuan teknis serta peluang pemasaran terjamin. Semua orang memiliki kesempatan untuk berperan serta dalam pengambilan keputusan baik di lapangan maupun di dalam masyarakat. Kerusuhan sosial bisa mengancam sistem sosial secara keseluruhan termasuk sistem pertaniannya; Manusiawi. Semua bentuk kehidupan (tanaman, hewan, dan manusia) dihargai. Martabat dasar semua mahluk hidup dihormati dan hubungan serta institusi menggabungkan nilai kemanusiaan yang mendasar seperti kepercayaan, kejujuran, harga diri, kerja sama, dan rasa sayang. Integritas budaya dan spritualitas masyarakat dijaga dan dipelihara; Luwes. Masyarakat pedesaan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi usaha tani yang berlangsung terus, misalnya pertambahan jumlah penduduk, kebijakan, permintaan pasar, dan lain-lain. Hal ini meliputi bukan hanya pengembangan teknologi yang baru dan sesuai namun juga inovasi dalam arti sosial dan budaya.
TANAMAN KOPI Kopi merupakan bahan perdagangan karena kopi dapat diolah menjadi minuman yang lezat rasanya artinya 2sebagai penyegar badan dan pikiran.
Badan yang lemah dan rasa kantuk dapat hilang bila minum kopi. Kopi merupakan komoditi penting sejak tempo dulu, kini juga masa yang akan datang. Kopi telah menjadi salah satu komoditi ekspor penting sebagai sumber penghidupan petani, pengusaha, yang berhubungan dengan tata niaga kopi. Investasi yang dipertaruhkan dalam usaha perkopian Indonesia tidaklah kecil, termasuk dana bank untuk kredit bagi petani kopi guna peremajaan dan perluasan tanaman pada tahun terakhir ini. Kopi juga merupakan salah satu dari industri pertanian Indonesia yang terpenting, produksi dan pemrosesan serta pemasarannya mempekerjakan banyak orang. Kopi arabika merupakan salah satu jenis kopi yang banyak ditanam, berdaun kecil, halus, mengkilat, panjang daun ± 1215 cm x 6 cm, panjang buah ± 1.5 cm, berbau harum; merupakan jenis tanaman dataran tinggi yang dapat ditanam antara ±1000-1850 m di atas permukaan laut (dpl) pada suhu 10-21 ºC. Bila ditanam di bawah 1000 m dpl relatif mudah terserang penyakit Hemileia vastatrix, sedang penanaman di atas 1850 m dpl, udara akan terlalu dingin sehingga akan banyak tumbuh vegetatif; curah hujan optimal 1500-2250 mm/tahun tetapi harus ada musim kering yang tegas 2-3 bulan untuk perkembangan bunga; tidak menghendaki angin kencang tetapi diperlukan angin yang tenang. varietas bourbon, captura, murago, pasumah, dan varietas congensis merupakan sederatan varietas kopi arabika. Kopi mengandung senyawa N aromatik yang disebut alkaloid. Secara kimia, alkaloid biasanya mengandung N di cincin heterosiklik yang bentuknya bermacammacam. N bertindak sebagai basa (menerima ion H) sehingga banyak alkaloid bersifat basa-purin. Alkaloid yang terdapat dalam biji kopi adalah kafein.
PEMELIHARAAN TANAMAN KOPI Pemeliharaan dianggap sangat penting karena sekalipun diperoleh bibit yang unggul, tanah dan iklim yang cocok, bilamana tanaman kopi dibiarkan saja tidak akan menghasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa kegiatan pemeliharaan tanaman kopi di antaranya: Penyulaman, penggemburan tanah,
Ekosistem dan Pelestarian Kawasan Danau Toba dengan Budidaya Kopi (Bilter Sirait dan Charloq)
pemangkasan, pengendalian hama, penyakit dan gulma; pemupukan dan pemberian zat pengatur tumbuh. Tulisan ini menitikberatkan pemupukan dan pemberian zat pengatur tumbuh. Penyulaman. Beberapa minggu selesai penanaman, dilakukan pemeriksaan, bilamana ada yang kurang sesuai lakukan penyulaman dengan bibit yang baik. Penggemburan. Dimaksudkan agar peredaran udara dan air lancar, sekaligus agar merangsang pertumbuhan akar baru tanaman perlu dibumbun. Pemangkasan. Bila tidak dipangkas tanaman bisa mencapai ± 7-10 m sehingga produksi berkurang. Pemangkasan dimaksudkan agar cahaya leluasa masuk secara merata guna merangsang pembentukan bunga; memperlancar udara sehingga proses penyerbukan berlangsung secara intensif; menghindari kelembaban berlebihan; membuang cabang tua yang kurang produktif atau terkena hama sehingga zat hara dapat disalurkan ke cabang muda yang lebih produktif. Ada berbagai macam pemangkasan yakni: (a) pangkasan bentuk, agar tanaman bisa membentuk mahkota pohon yang dikehendaki yang akhirnya pertumbuhan bertambah luas dan melebar; (b) pangkasan pemeliharaan, meliputi mewiwil, pemangkasan berat, pemangkasan Beaumont-Fukunaga (sistem pangkas berbatang ganda dengan masa pemotongan beberapa tahun) dan pemangkasan yang ditujukan untuk pengendalian hama, penyakit; (c) pangkasan peremajaan (rejunevasiperemajaan dengan penyambungan secara selektif atau peremajaan secara menyeluruh), adalah proses untuk membuat kebun kopi yang sudah tua dan pohon-pohon kopi yang tidak produktif menjadi muda kembali tanpa disertai penanaman secara besar-besaran, dengan kata lain untuk memperbaiki sifat pohon yang kurang baik.
PEMUPUKAN Pemupukan merupakan penambahan bahan organik atau anorganik ke tanah/tanaman dengan tujuan untuk menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Dalam hal ini pemupukan bermanfaat memperbaiki kondisi tanaman, meningkatkan produksi, mutu hasil, dan stabilisasi produksi. Dengan
demikian kebutuhan pupuk ditentukan setidaknya oleh pengambilan hara oleh tanaman dari dalam tanah (tergantung dari kandungan tanaman, persediaan kandungan hara dalam tanaman) dan persediaan kandungan hara dalam tanah. Oleh karena itu untuk mengetahui kebutuhan pupuk diperlukan analisis daun, analisis tanah serta percobaan lapangan. Waktu Pemupukan. Umumnya pemupukan kopi-nitrogen diberikan dua kali dalam setahun kecuali kopi muda, awal dan akhir musim hujan, sedang yang mengandung P, K diberikan hanya sekali setahun yaitu akhir musim hujan. Memilih Pupuk. Ada pupuk yang hanya mengandung pupuk tunggal, tetapi akhirakhir ini banyak pupuk majemuk yang beredar. Memilih pupuk yang tepat sangat penting karena ada pupuk yang mudah larut dan mudah diserap oleh tanaman dan ada yang agak lambat. Bila keadaan tanaman merana dan tanah tempat tumbuhnya miskin hara, harus menggunakan pupuk yang mudah diserap (N-N03-). Bila pupuk hanya sebagai cadangan sebaiknya memakai pupuk yang tahan lama (N-NH4+). Bila hasil analisis tanah kurang subur, sebelum penanaman kopi sebaiknya ditanam dulu pupuk hijau (tumbuh merambat seperti Centrosema pubescens, C. plumieri, Calopogonium mucunoides, C. caeruleum, Pueraria mucunoides atau dapat juga dipilih yang tumbuh dalam bentuk perdu seperti Crotalaria usaramoensis, C. anagyroides sedang preferasi tumbuhan berbentuk pohon seperti Leucaena leucocephala, Erythrina abyssinica dan Albizia stipulata). Selain itu, sebagai pupuk dasar dapat diberi pupuk organik lainnya seperti pupuk kandang, kompos (sisa bahan organik tanaman, sampah dapur, sisa makanan ternak campur kotorannya). Sebelum menutup lubang pertanaman kopi, bagi tanah yang amat miskin hara perlu ditambah lagi fosfat alam. Cara Pemupukan. Cara pemupukan ada yang disebarkan, dibenamkan dalam alur sekitar tanaman dan bisa melalui penyemprotan daun. Jika menggunakan pupuk N,P,K, dapat disebarkan sekitar tanaman atau dibenamkan. Bila menggunakan pupuk tunggal yang dicampur, sebaiknya dibenamkan3 dengan jarak 25-100 cm dari batang. Cara
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 3, Desember 2005: 1-7
lain adalah pupuk dimasukkan dalam rorak agar dapat dimanfaatkan oleh akar rambut. Pada kebun yang curam topografinya, pupuk diberi dibagian lereng sebelah atas, di bawah batang tanaman pokok. Dosis Pemupukan. Modal dari tanaman kopi terletak pada cabang-cabang dimana bunga/buah dibentuk. Pengaruh pemupukan dapat ditujukan terhadap cabang buah lebih panjang, jumlah cabang buah lebih banyak, biji kopi lebih besar, rendemen naik, daya tahan lebih tinggi. Pemupukan akan berhasil bila dilakukan tindakan kultur teknis seperti pengendalian OPT, pembukaan naungan secara bertahap, pupuk diberi setelah kopi sesesai dipangkas, teras dipelihara agar pupuk tidak tercuci. Tiap tanaman kopi terdiri dari air dan bahan kering. Bahan kering bila dibakar sebagian akan menguap (C, H, O, N) sisanya terdiri dari abu. Hara yang diserap kopi seperti pada Tabel 1.
4
Ekosistem dan Pelestarian Kawasan Danau Toba dengan Budidaya Kopi (Bilter Sirait dan Charloq)
Tabel 2. Hara yang Diserap oleh Tanaman Kopi Selama Pertumbuhannya (g) Hara
Umur (Tahun) 1.0
1.5
2.0
2.5
3.5
4.0
4.5
5.0
N
1.29
10.77
28.27
43.20
80.45
84.24
94.73
117.47
P2O5
0.11
1.83
3.67
4.32
9.38
9.89
14.38
16.44
K2O
1.43
15.18
20.85
35.21
85.45
70.88
116.85
121.32
CaO
0.63
6.65
22.80
29.33
64.65
59.61
76.67
77.11
MgO
0.22
0.80
2.16
10.25
22.33
13.18
25.10
23.47
(P2O5 x 0.44=P; K20 x 0.83 = K; MgO x 0.60 = Mg; CaO x 0.72 = Ca) Secara umum, kandungan hara dalam daun kopi seperti diterakan pada Tabel 2.
Tabel 3. Kandungan Hara Daun Tanaman Kopi N (%) 2.8-3.3
P (%) 0.11-0.15
K (%) 1.8-2.2
Ca (%) 1.0-2.4
Mg 0.30-0.40
Mn 50-200
Tabel 4. Dosis Pemupukan Kopi (g/pohon/tahun) Umur N Urea P2O5 DS / TSP K20 ZK (tahun) 1 20 40 20 50 40 20 40 2 40 100 40 100 80 40 80 3 60 150 40 100 80 60 120 4 80 200 40 100 80 80 160 5-10 120 300 60 150 120 120 240 >10 160 400 80 200 160 160 320 Catatan: Misal, tiap 1 ha ada 1200 batang tanaman, dosis anjuran untuk kopi produktif 326 kg urea, 195 superphosphat dan 400 kg ZK, maka tiap pohon membutuhlkan pupuk masingmasing 326000/1200=275 g; 195000/1200=165 g; 100000/1200=335 g.
Banyak aspek untuk menentukan dosis pemupukan, misalnya jenis pupuk, tanah, iklim, jenis tanaman, waktu, umur tanaman, ada tidaknya pohon pelindung. Pedoman sementara (sebagai alternatifdosis optimal atas dasar percobaan lapang) dapat dilihat pada Tabel 4.
terlibat dalam metabolisme tanaman, misalnya sebagai konstituen enzim atau dalam reaksi enzim unsur hara itu dibutuhkan.
UNSUR HARA ESENSIAL
Nitrogen (N). N merupakan bagian dari asam amino, amida, protein, asam nukleat, nukleotida dan koenzim, heksosaamin dan sebagainya. Dalam hal ini, N merupakan unsur hara yang utama bagi pertumbuhan vegetatif. N dengan P yang berimbang memberi pertumbuhan kopi muda cepat dan kuat, menambah jumlah cabang produktif. Kekurangan N dapat dilihat dari daun berwarna pucat hingga kuning, pertumbuhan tanaman lemah dan merana, hasil merosot. Phospor (P). P Merupakan komponen dari gula fosfat, asam nukleat, nukleotida, koenzim, fosfolipid, juga berperan dalam reaksi ATP. Bagi tanaman kopi muda, 5 P205 sebagai perangsang akar dan
Beberapa unsur hara mineral yang esensial untuk tanaman kopi di antaranya: Klasifikasi Unsur hara makro Unsur hara mikro Unsur hara mikro Beneficial element
Unsur N, P, S, K, Mg, Ca Fe, Mn, Zn, Cu, B Na, Si, Co I, V
Dikatakan esensial karena: (1) Tanaman kopi tidak lengkap siklus hidupnya bila kekurangan unsur hara di atas; (2) fungsi masing-masing unsur hara tidak dapat diganti oleh unsur hara yang lain; (3) unsur hara tersebut langsung
PERANAN HARA
MASING-MASING
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 3, Desember 2005: 1-7
UNSUR
cabang, dan organ tanaman yang paling banyak mengandung P bagian generatif. Selesai pembungaan, P diangkut ke biji dan disana mempengaruhi pemasakannya. Unsur ini juga mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan pembentukan buah, sehingga menentukan produktivitas tanaman. P berfungsi juga dalam respirasi, sintesis klorofil. Kandungan P di daun mempunyai hubungan dengan berat buah/pohon, sebagai berikut: P (% dari berat kering daun) 0.08 0.10 0.11 0.15
Tanaman Kopi g/tanaman 100 175 250 400
Kekurangan unsur hara P memperlihatkan gejala daun berwarna kuning kelabu dengan becak-becak pucat, pertumbuhan akar jelek sehingga produksi rendah. Kalium (K). K diperlukan sebagai suatu kofaktor bagi enzim, berperan dalam pergerakan stomata, mempertahankan netralitas listrik dalam sel tumbuhan. Unsur K (mobil) terdapat di semua tanaman kopi, unsur ini memperkuat sel dan jaringan tanaman sehingga mempertinggi daya ketahanan terhadap gangguan hama dan penyakit. K bersama dengan N, P akan memulihkan pengaruh buruk musim kemarau. Kadar K (%) di daun-cabang berbuah sekitar 0.571.15 dan pada daun-cabang tidak berbuah 0.96-1.90. K tidak mengambil bagian dalam pembentukan zat organik karena K terbentuk sebagai ion. K diperlukan pada waktu pembentukan dan pemasakan buah sehingga kadar K di daun pada saat itu turun. Hanya 20 % dari K dalam buah terkandung di biji sedang yang 80 % ada dalam kulit tanduk dan buah/pulp. Terdapat hubungan yang positif antara kadar K di daun dan kandungan pati. Apabila kandungan pati rendah, cabang dan daun baru terhambat pembentukannya. Kekurangan K, timbul gejala warna daun pucat, tepi daun mengering, mudah timbul penyakit die back. Calcium (Ca). Ca (tidak mobil) merupakan bagian 6lamela tengah dari dinding sel sebagai Ca pektat. Ca diperlukan sebagai
kofaktor oleh beberapa enzim yang terlibat dalam hidrolisis ATP dan fosfolipid. Makin tua daun/cabang kandungan Ca makin tinggi. Ca maximum pada waktu panen sebaliknya N,P,K. Dalam cairan sel, ion Ca mempunyai sifat mengurangi keasaman yang berlebihan. Ca dan K antagonis, Ca memperlambat permeabilitas dinding sel, K sebaliknya. Ca juga berfungsi untuk pertumbuhan tudung akar dan pembentukan rambut akar. Kekurangan Ca, pada daun muda klorosis sekeliling tepi daun, kadang daun berbentuk seperti mangkok sebagai akibat perkembangan yang tidak sama antara tulang dan helaian daun. Kadar Ca untuk kopi arabika berkisar antara 12.20 %. Pemberian kapur ke tanah dapat menaikkan pH, nitrifikasi dan penguraian bahan organik digiatkan, P yang dapat larut berkurang dan tersedianya hara mikro (Mn, Zn, Fe) berkurang. Sulfur (S). S merupakan komponen dari sistein, cystine, metionin dan protein. S merupakan bagian dari asam lipoat, koenzim A, thiamin pyrofosfat, glutathion, biotin, 3fosfo adenosin 5 fosfo sulfat-terdapat sebagai ion sulfat dalam cairan sel dan senyawa lainnya. Kandungan S pada akar kopi arabika sekitar 0.164 %, pada batang 0.121 %, cabang 0.141 % dan daun 0.238 %. Selanjutnya, tiap 100 g buah kopi basah, pada biji mengandung 0.022 g, kulit tanduk 0.001 g, daging buah 0.007 g. Tanda-tanda kekurangan S, menguningnya daun muda, klorosis dimulai sekitar tulang daun memanjang. Magnesium (Mg). Mg merupakan bagian dari molekul klorofil, diperlukan tidak spesifik oleh sejumlah besar enzim yang terlibat dalam transfer fosfat. Tandatanda kekurangan Mg (mobil) ditandai oleh klorosis antara tulang daun utama dan anak tulang daun, pada akhirnya terdapat bintik-bintik hitam pada ujung daun. Kandungan Mg di daun kurang lebih 0.30-0.40 %, perbandingan K/Mg di daun 4:1. Pemupukan K yang berat mengakibatkan “induced deficiency” Mg. Pemberian Mg (1-2 %) bisa melalui daun yaitu MgSulfat atau KMGSulfat/patenkali. Pada umumnya unsur hara mikro berperan pada sistem enzim. Ada 2 peran penting dari hara mikro yaitu: (1) sebagai pembawa elektron karena adanya kemungkinan terjadinya
Ekosistem dan Pelestarian Kawasan Danau Toba dengan Budidaya Kopi (Bilter Sirait dan Charloq)
perubahan valensi. Misalnya, Fe pada sistem sitokrom oksidase, Cu pada sistem oksidase polifenol dan asam askorbat dan Mo pada reduksi nitrat ke nitrit; (2) sebagai aktivator dalam reaksi enzimatik, misalnya enzim amino peptidase memerlukan ion Mn++ untuk dapat mengkatalisis.
ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik bukan nutrisi yang dalam konsentrasi rendah (<1 mM) mendorong, menghambat atau secara kualitatif mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ada beberapa ZPT di antaranya: (1) Auksin. IAA adalah auksin alamiah pada tumbuhan, translokasi di dalam tanaman terjadi melalui floem. Auksin eksogen terdiri dari IAA, IBA, NAA dan herbisida yang bersifat auksin seperti 2.4-D, 2.4.5-T, Dicamba, Tordon 4-CPA, Picloram. Peran fisiologis auksin adalah mendorong perpanjangan sel, pembelahan sel, diferensiasi jaringan xilem dan floem, pembentukan akar, menghambat pengguguran daun, bunga dan buah; (2) Gibberellin (GA). Gibberellin (C19 GA’S) disintesis dari Asam Mevalonat (MVA) di jaringan muda-pucuk muda dan pada biji yang sedang berkembang. Translokasi GA melalui xilem dan floem. Sintesis GA di antaranya GA3, GA4, GA7 dan lain-lain. Beberapa peran fisiologis GA diantaranya menyebabkan hiperelongasi batang melalui stimulasi divisi sel dan elongasi sel, “fruit setting” dan pertumbuhannya; (3) Sitokinin. Sitokinin alamiah di dalam tanaman adalah zeatin, zeatin ribosida dan zeatin ribotida. Biosintesis zeatin terutama di ujung akar dan dalam biji yang sedang berkembang. Translokasi zeatin terutama melalui xilem. Sitokinin sintetik terdiri dari Zeatin, Bensil Adenin (BA), 2-ip, PBA dan Kinetin. Selain itu adalah Senyawa Fenil Urea (2 Cl-4PU, 2.6 Cl-4PU), Tidiazuron, Adenin Sulfat, Benomil dan Air Kelapa. Peran fisiologis sitokinin adalah mendorong pembelahan sel, morfogenesis, pertunasan, pembentukan kloroplas, pembukaan stomata, menghambat senesens dan absisi; (4) Asam Absisik (ABA). ABA disintesis pada
jaringan yang mengalami stres terutama jaringan daun tua. ABA dapat ditranslokasikan melalui xilem dan floem. ABA sintetik jarang digunakan karena harganya terlalu mahal. Peran fisiologis ABA adalah penutupan stomata, transpor fotosintat ke biji, pembentukan protein cadangan dan mendorong absisi daun, bunga dan buah; (5) Etilen. Etilen di dalam tanaman disintesis pada jaringan yang mengalami penuaan, bersifat gas, bergerak secara difusi. Transpor etilen bukan dalam bentuk etilen tetapi dalam bentuk zat antara yaitu ACC. Etilen sintetik dalam bentuk ethepon/ethrel atau karbid (CaC2). Beberapa peran fisiologis etilen adalah mendorong pembungaan tanaman, senesens bunga dan daun; (6) Senyawa fenolik, Triacontanol, Poliamin dan Brasinolida. Contoh senyawa fenolik adalah asam cafeik, asam koumarat, flavonoid yang semuanya sebagai pelindung terhadap mikro organisme. Koumarin menghambat perpanjangan akar, mendorong pertumbuhan lateral akar. Senyawa monofenolik (koumarin, kaemferol) berantagonis dengan IAA. Atonik untuk meningkatkan produksi tanaman tergolong senyawa polifenolik. Triacontanol merupakan alkohol berantai panjang yang dapat menaikkan klorofil dan hasil tanaman. Poliamin (misalnya Putresin/Diamin, Spermidin/Triamin dan Spermin/Tetraamin) berperan mendorong dan membentuk makromolekul, stabilitas membran, mengontrol struktur protein dan aktifitas enzim dan memperlambat senesens. Brasinolida dapat menaikkan hasil, menaikkan ketahanan terhadap suhu dingin, toleran terhadap garam tinggi dan toksisitas herbisida. Brasinolida berpengaruh juga menyerupai auksin, giberelin dan sitokinin. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian ZPT eksogen di antaranya: (a) ZPT harus sampai di jaringan target (tergantung formulasi ZPT, konsentrasi, cara pemberian, waktu pemberian dan lingkungan); (b) ZPT harus berada cukup lama di jaringan target. Hal ini tergantung dari sifat translokasi ZPT dan persistensinya; (c) ZPT yang diberikan akan berinteraksi dengan fitohormon, bisa aditif/sinergis dengan fitohormon pendorong (auksin, 7 GA, sitokinin) atau antagonis dengan
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 3, Desember 2005: 1-7
kelompok penghambat (ABA, etilen, senyawa fenolik);(d) Bagian tanaman yang sehat memberi respon yang baik terhadap ZPT eksogen.
PENUTUP Dampak Pelestarian Ekosistem Kawasan Danau Toba akan menghasilkan manfaat di antaranya: air di ekosistem kawasan Danau Toba layak dipergunakan sebagai air minum dengan perlakuan tertentu; Danau Toba memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk berinteraksi dengan ekosistem kawasan Danau Toba-dapat direnangi dengan aman sekaligus untuk tujuan rekreasi; lahan di ekosistem kawasan Danau Toba mempunyai fungsi ekosistem yang optimal; ikan dan hasil pertanian dari ekosistem kawasan Danau Toba layak dikonsumsi/tidak terkontaminasi; air Danau Toba dapat dipergunakan sebagai sumber tenaga listrik; ekosistem flora dan fauna dalam keadaan sehat dan terpelihara keanekaragaman hayatinya; dan udara di ekosistem kawasan Danau Toba dapat mendukung kehidupan ekosistem yang sehat. Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemupukan dan pemberian Zat Pengatur Tumbuh pada Tanaman kopi arabika, di antaranya Dosis/konsentrasi yang harus tepat, tepat waktu pemberian (pagisore), tepat jenis pupuk/ZPT yang dipilih, tepat fase pertumbuhan tanaman dan tepat lingkungan dalam arti luas. Analisis tanah, analisis tanaman dan percobaan lapang sangat menunjang keberhasilan pemeliharaan tanaman kopi arabika khususnya dari aspek pemupukan dan pemberian ZPT.
DAFTAR PUSTAKA AAK.
1988. Budidaya Tanaman Kopi. Kanisius.
Marschner, H. 1995. Mineral nutrition of higher plants. Academic Press, Harcourt Brace and Company, Publishers. 889p. Salisbury, F. B. and C. W. Ross. 1995. Fisiologi tumbuhan (jilid 2). Terjemahan oleh D. R. Lukman, dan Sumaryono. Penerbit ITB Bandung. 173p. Sirait. B. 2003. Budidaya tanaman kopi dalam rangka pelestarian kawasan tangkapan air Danau Toba. Makalah pada pertemuan sosialisasi pelestarian DTA Danau Toba yang diselenggarakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara di Prapat, 13-14 Nopember 2003. _______, 2004. Pemeliharaan tanaman kopi dalam rangka pelestarian kawasan tangkapan air Danau Toba. Makalah pada pelatihan pelestarian KTA Danau Toba yang diselenggarakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara di Medan, 25 Nopember 2004. Taiz, L. and E. Zeiger. 1991. Plant physiology. The Benjamin/Cummings Publishing Company Inc. 559p.
8
Ekosistem dan Pelestarian Kawasan Danau Toba dengan Budidaya Kopi (Bilter Sirait dan Charloq)