LIPUTAN KHUSUS Cipta Karya Alirkan Air ke Kawasan Bandara Internasional Lombok 10
INFO BARU 2 Ada ‘Keseimbangan’di ASEAN Fair dari Desa Penglipurani 17
Formulasi dan Kuantifikasi Kebijakan dan Strategi Cipta Karya Terkait Perubahan Iklim
Edisi 11/Tahun IX/November 2011
Penataan Kawasan Jakabaring Sport City
Dukung SEA Games XXVI
daftar isi NOVEMBER 2011
Berita Utama 4 Penataan Kawasan http://ciptakarya.pu.go.id
Pelindung Budi Yuwono P Penanggung Jawab Antonius Budiono Dewan Redaksi Susmono, Danny Sutjiono, M. Sjukrul Amin, Amwazi Idrus, Guratno Hartono, Tamin MZ. Amin, Nugroho Tri Utomo Pemimpin Redaksi Dian Irawati, Sudarwanto Penyunting dan Penyelaras Naskah T.M. Hasan, Bukhori Bagian Produksi Erwin A. Setyadhi, Djoko Karsono, Diana Kusumastuti, Bernardi Heryawan, M. Sundoro, Chandra RP. Situmorang, Fajar Santoso, Ilham Muhargiady, Sri Murni Edi K, Desrah, Wardhiana Suryaningrum, R. Julianto, Bhima Dhananjaya, Djati Waluyo Widodo, Indah Raftiarty, Danang Pidekso Bagian Administrasi & Distribusi Luargo, Joni Santoso, Nurfathiah Kontributor Dwityo A. Soeranto, Hadi Sucahyono, Nieke Nindyaputri, R. Mulana MP. Sibuea, Adjar Prajudi, Rina Farida, Didiet A. Akhdiat, RG. Eko Djuli S, Dedy Permadi, Th Srimulyatini Respati, Joerni Makmoerniati, Syamsul Hadi, Hendarko Rudi S, Iwan Dharma S, Rina Agustin, Handy B. Legowo, Dodi Krispatmadi, Rudi A. Arifin, Endang Setyaningrum, Alex A. Chalik, Djoko Mursito, N. Sardjiono, Oloan M. Simatupang, Hilwan, Kun Hidayat S, Deddy Sumantri, Halasan Sitompul, Sitti Bellafolijani, M. Aulawi Dzin Nun, Ade Syaiful Rahman, Aryananda Sihombing, Agus Achyar, Ratria Anggraini, Dian Suci Hastuti, Emah Sudjimah, Susi MDS Simanjuntak, Didik S. Fuadi, Kusumawardhani, Airyn Saputri, Budi Prastowo, Aswin G. Sukahar, Wahyu K. Susanto, Putri Intan Suri, Siti Aliyah Junaedi Alamat Redaksi Jl. Patimura No. 20, Kebayoran Baru 12110 Telp/Fax. 021-72796578 Email
[email protected]
Redaksi menerima artikel, berita, karikatur yang terkait bidang cipta karya dan disertai gambar/foto serta identitas penulis. Naskah ditulis maksimal 5 halaman A4, Arial 12. Naskah yang dimuat akan mendapat insentif.
Jakabaring Sport City Dukung SEA Games XXVI
Liputan Khusus 10 Cipta Karya Alirkan Air ke Kawasan Bandara Internasional Lombok
Info Baru
4
14 PISEW Merajut Simpul Wilayah dengan KSK
17 Ketika Keramahan
‘Penglipuran’Menyapa ASEAN
21 Tambah Kapasitas IPA
Donorejo Atasi Kekeringan Pacitan
14
23 PAMSIMAS Terus
Melenggang Hingga 2016
Inovasi 25 Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) Regional Jateng Upaya untuk Mencapai Target MDGs 2015
27 Formulasi dan Kuantifikasi
Kebijakan dan Strategi Cipta Karya Terkait Perubahan Iklim
Gema PNPM 30 Vice President ADB Kunjungi RIS-PNPM di Babakan Loa
Lensa CK 32 World Delta Summit Jakarta
Convention Center, 21-24 Nopember 201 “The Pulse of Deltas and the Fate of our Civilization’
25
editorial
Penataan Kawasan Tidak Hanya Urusan Membangun Tidak ada kerja keras yang membahagiakan selain membuahkan hasil yang menggembirakan. Seperti partisipasi masyarakat dan stakeholders dalam mensukseskan gelaran Sea Games XXVI di Palembang dan Jakarta. Kementerian Pekerjaan Umum, khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya turut berbangga dengan prestasi Indonesia dalam mensukseskan Sea Games di Palembang. Dukungan Ditjen Cipta Karya dalam Penataan Kawasan di Jakabaring Sport City berhasil menyulap kawasan ini menjadi destinasi wisata yang menarik bagi masyarakat dan tempat latihan yang kondusif bagi para atlet. Penataan sebuah kawasan tidak saja urusan membangun, tapi perlu dikedepankan rasa kepemilikan masyarakat dan perencanaan yang berkelanjutan. Di dalamnya harus mengintegrasikan semua prasarana dan sarana yang tidak melenceng dengan tata ruang yang ada. Integrasi tersebut mencakup penyediaan prasarana dan sarana air minum, jalan, drainase, ruang terbuka hijau, dan infrastruktur vital lainnya. Penataan kawasan akan lebih indah jika dapat ditiru oleh daerah lain untuk menata kawasannya, baik di pusat olahraga maupun tempat vital lain. Penataan kawasan tidak saja membuat wajah kota menjadi indah dan menarik, tapi berdampak pada terdongkraknya aktifitas ekonomi multiple effects lainnya. Kegiatan ini tak bisa terwujud tanpa dukungan peraturan perundangan dan kearifan lokal. Tidak hanya dari perencanaan dan pelaksanaan, bahkan dalam mengatur efek dari penataan pun perlu kebijakan yang tepat. Pilihan tema ini dalam Buletin Cipta Karya Edisi November 2011 tidak saja mempublikasikan sebuah penataan kawasan, melainkan tujuan jangka panjangnya adalah penyadaran semua pihak untuk memperlakukan kota sebagai rumah bersama. Selamat membaca dan berkarya!
Foto Cover : Foto udara kompleks Jakabaring Sport City Palembang ( Foto : dok. Dit. PBL)
.....Suara Anda
Bedah Dusun Ploso Pacitan Kami masyarakat lingkungan RW 05 dan 06 Kelurahan Ploso, Kabupaten Pacitan sudah mengajukan proposal Bedah Dusun ke Gubernur Jawa Timur, Kepala Dinas Cipta Karya Provinsi Jawa Timur, Bupati Pacitan, Bappeda Pacitan, Cipta Karya Pacitan. Isi proposal tersebut yaitu permohonan bantuan material / bahan untuk peningkatan prasarana lingkungan dan peningkatan sarana sanitasi rumah warga miskin. Pelaksanaan dengan cara Gotong Royong Warga. Minta bantuan agar usulan kami dapat terealisasi. Imam Syafid, Pacitan
Kepada Yth. Bapak Imam Syafid di Pacitan Proposal dapat dikirimkan ke Dinas PU/Cipta Karya kabupaten/kota setempat. Di dinas tersebut selanjutnya dapat ditindaklanjuti untuk masuk dalam RPIJM (Rencana Program Investasi Jangka Menengah). dan selanjutnya dapat menjadi program/pekerjaan yang dapat diusulkan pemkab/pemkot setempat untuk mendapatkan pendanaan dari APBD kabupaten/kota, APBD Provinsi atau APBN Ditjen Cipta karya sesuai dengan sektor terkait (air minum, PLP/sanitasi, penataan lingkungan, atau pengembangan kawasan permukiman).
Redaksi menerima saran maupun tanggapan terkait bidang Cipta Karya ke email
[email protected] atau saran dan pengaduan di www.pu.go.id Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
3
Berita Utama
Penataan Kawasan Jakabaring Sport City
Dukung SEA Games XXVI Erwin A. Setyadhi *)
Ingar bingar persiapan Indonesia menyiapkan gelaran SEA Games ke XXVI menjadi sorotan, terutama persiapan pembangunan beberapa venue di kawasan Jakabaring Sport City, Palembang. Namun berbagai kritik dan sorotan itu dibayar lunas dengan rampungnya semua fasilitas menjelang penyelenggaraan. Apalagi, pada akhirnya Indonesia sukses menjadi juara umum ajang olahraga yang diikuti 11 negara itu.
K
Kota Palembang telah dicanangkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai “Kota Wisata Air”, seperti Bangkok di Thailand dan Phnom Penh di Kamboja. Dengan luas wilayah Kota Palembang adalah 102,47 Km² dan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Letak Palembang cukup strategis karena dilalui oleh jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan antar provinsi di Pulau Sumatera. Selain itu di Palembang juga terdapat Sungai Musi yang dilintasi Jembatan Ampera dan berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar wilayah. Prestasi Indonesia tak lepas dari usaha keras atlet, ofisial, dan dukungan yang tak henti dari semua lapisan masyarakat. Ma-
4 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
syarakat Kota Palembang dan para pendatang yang mendukung para atlet dimanjakan dengan suasana Jakabaring Sport City. Hal itu tak lepas dari kontribusi Kementerian Pekerjaan Umum yang membangun prasarana dan sarana pendukung berupa jalan, air minum, drainase, hingga penghijauan kawasan ini dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH). RTH ini melengkapi kecantikan Kota Palembang yang didaulat sebagai tuan rumah Sea Games XXVI bersama Jakarta. Selama persiapan, Pelembang sudah membangun venue yang dibutuhkan, fasilitas seperti wisma atlet, dan perkantoran. Selain itu juga didukung dengan prasarana dan sarana penunjang seperti akses jalan, parkir,
air minum dan drainase. Hal lain yang tak kalah penting adalah melakukan penataan kawasan Jakabaring dengan pengembangan rruang-ruang publik seperti ruang terbuka, gerbang kawasan, pedestrian, plaza penerima, dan amenitas kawasan seperti tempat duduk, penandaan, penataan lampu, serta pohon pelindung dan pengarah kawasan. Semua fasilitas itu mewujud menjadi tempat rekreasi yang nyaman dan menyenangkan selama penyelenggaraan maupun setelahnya. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Provinsi Sumatera Selatan Rizal Abdullah menyatakan kebanggaannya mewakili masyarakat Sumatera Selatan. “Ini kali pertama Sea
Foto-foto : dok. Dit. PBL
BERITAUTAMA
Games diselenggarakan di luar Jakarta. Kami bangga dan bertekad mensukseskannya,” tandasnya. Pembangunan venues dan fasilitas umum lainnya, menurut Rizal, harus ditata sedemikian rupa agar multifungsi satu sama lainnya. Penataan kawasan harus juga didukung de ngan penghijauan untuk mendukung gera kan ‘go green’, penghematan energi, memanfaatkan jenis tanaman yang bisa menyerap air dan CO2. Penataan kawasan di wilayah Jakabaring, terutama stadion Jakabaring, menghasilkan RTH yang dilengkapi penataan lansekap yang hijau dan berkelas. Hal ini berkaitan dengan beberapa komponen penataan kawasan
Foto Atas : Foto Bawah : Foto Kiri :
Amenitas kawasan berupa tempat duduk di sekitar pedestrian melengkapi indahnya penataan kawasan JBC Aktifitas pekerja dan masyarakat mengabadikan kegiatan penataan kawasan plaza JBC Sign Board kapal Sriwijaya diletakkan di tengah lingkaran depan plaza JBC
yang menjadi komitmen Ditjen Cipta Karya, yaitu menciptakan ruang terbuka hijau, drainase, dan penyediaan air minum. Terciptanya kawasan yang nyaman, sehat, bersih dan indah adalah harapan semua masyarakat. Hal ini yang menjadi perhatian bagi Ditjen Cipta Karya dalam program penataan kawasan kota. Pembangunan Kawasan Sport Center Jakabaring, menjadi bukti perwujudan tertatanya sebuah kawasan publik yang tidak hanya dipusatkan pada pembangunan dan revitalisasi penataan lansekap saja tapi juga pembangunan sistem penyediaan air minum dan pembangunan drainase primer. Stadion Gelora Sriwijaya yang juga disebut Stadion Jakabaring adalah stadion mul-
tifungsi terbesar ketiga di Indonesia setelah Stadion Bung Karno dan Stadion Palaran. Terletak di Palembang, Indonesia, stadion ini juga diakui sebagai salah satu stadion terbaik yang bertaraf internasional. Stadion ini dibangun 1 Januari 2001, ditujukan untuk penyelenggaraan PON XVI. Kini, stadion ini telah sukses menjadi tempat perhelatan yang lebih besar yaitu SEA GAMES XXVI. Pembangunan venues SEA GAMES XXVI di kawasan 300 ha Jakabaring Sport Center memiliki konsep pembangunan berwawasan lingkungan hijau. Diperlukan sarana dan prasarana pendukung seperti Ruang Terbuka Hijau, yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk bersosialisasi melalui Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
5
kegiatan olahraga ataupun rekreasi. Ahli Arsitektur Lansekap, Bintang Nug roho, yang menjadi Tim Pengembangan Jakabaring Sport City (JSC) menjelaskan, gerbang kawasan JSC yang baru berupa rangka kapal dengan memanfaatkan eksisting anjungan dan kemudian dilengkapi dengan sign board baru berupa kapal. Setelah masuk area, kita bisa menemui ruang terbuka hijau yang luas dan dilengkapi dengan jogging track bagi masyarakat. “Di sini merupakan daerah yang panas,
6 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
makanya di RTH kami tanami pohon peneduh seperti trembesi (samanea saman), mahoni, pule, dan beberapa jenis palm untuk melengkapi ornamen atau hiasan,” kata Bintang. Selain itu, dalam perawatan ke depan, Pemda juga memerlukan perawatan khusus selama enam bulan ke depan karena area Ja kabaring ini sebagiannya adalah bekas rawa, seperti dengan perbaikan tanah dan menjaga kebersihan lingkungan. Pembangunan JSC yang bertaraf internasional ini juga akan semakin membangkitkan perekonomian ko
Foto-foto : dok. Dit. PBL
Foto Atas : Pengerjaan pemasangan rumput di kompleks stadion Jakabaring Foto Bawah : Jogging track di kawasan JBC Foto Kanan : Masyarakat asyik menikmati kemegahan JBC nan asri
ta karena bisa menjadi tempat penyelenggaraan event-event olahraga skala internasional. Potensi ekonomi yang akan berkembang seiring adanya JSC harus segera ditata ke depannya agar tidak menambah permasalahan kota Palembang.
BERITAUTAMA
Dengan motto “membangun karakter, meraih prestasi”, penataan lansekap Gelora Jakabaring atau Jakabaring Sport City, ditujukan untuk membangun semangat dan rasa kebanggaan atas nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi dalam budaya olahraga dan
sportivitas. Hal ini terlihat dari unsur monumental dan ornamen dari bangunan Jakaba ring Sport City. Khusus untuk penataan Ruang Terbuka Hijau, memanfaatkan unsur softscape dari berbagai jenis tanaman yang memliki fungsi
estetis dan ekologis. Beberapa jenis tanaman yang dipakai untuk penataan lansekap juga dipilih dengan teliti sesuai manfaat dan keindahannya. Awalnya Stadion ini diberi nama berdasarkan kemaharajaan maritim Sriwijaya yang Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
7
berpusat di Palembang. Pada saat itu Kerajaan Sriwijaya berhasil mempersatukan wilayah barat Nusantara pada abad 7 sampai dengan abad 12. Sebagai bentuk rasa bangga dan semangat akan kejayaan kerajaan maritim Sriwijaya, maka pada penataan area di wilyah Jakabaring Sport City, mengambil tema kapal Sriwijaya. Hal ini terlihat dari beberapa pembagian area. Area 1 Gerbang Kawasan Stadion. Terdapat enam buah menara pada masing-masing sisi yang memvisualisasikan kapal Sriwi-
8 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
Penataan wilayah di Jakabaring mencakup banyak aspek. Tidak hanya memperhatikan kesediaan bangunan tapi juga masalah kesediaan air minum dan sistem drainase.
jaya yang sedang berlabuh dan juga sebagai simbolisasi petualangan Kapal Sriwijaya. Selain itu, juga tampak landmark Kawasan Olah Raga Jakabaring, berbentuk kapal.
Sedangkan untuk Area 2, 3, 8 dan 11 lebih fokus pada pengerjaan Plaza, jogging track dan taman. Untuk plaza nya sendiri terdapat rumput yang ditata sedemikian rupa mem-
BERITAUTAMA
Foto Atas Foto Kiri
: Gerbang masuk kompleks JBC berupa imaji petualangan kapal sriwijaya : Masyarakat menikmati suasana JBC di jogging track
Foto-foto : dok. Dit. PBL
siswa setempat, ia berharap dengan adanya JSC yang sudah bertaraf internasional akan melahirkan para atlet asal Palembang yang berprestasi, baik tingkat nasional maupun internasional. Sementara temannya bernama Yoan Pratama berharap, selain menjadi tempat rekreasi yang menyehatkan, ia juga bisa mengembangkan hobi fotografinya.
bentuk gelombang seperti ombak. Pupul, atlet ski air Indonesia pada Sea Games mengakui manfaat dari penataan kawasan JSC dalam mendukung pesta olah raga se ASEAN ini. “Saya salut, karena selama ini belum ada danau yang terintegrasi dengan arena lain. Biasanya memisah jauh dari pusat arena olahraganya. Saya berharap dengan fasilitas seperti ini bisa sering digunakan pertandingan skala internasional,” ujar Pupul. Lain lagi dengan Oktarina, seorang maha-
Dukungan Air Minum dan Drainase Dalam rangka mendukung pelaksanaan Sea Games ke-26 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum melalui Satker Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Provinsi Sumatera Selatan melaksanakan kegiatan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum untuk melayani tempattempat pertandingan di Jakabaring. Penyediaan Air Minum di lokasi Jakaba ring Sport Center, sangat penting kebera daannya. Mengingat para atlet yang nantinya akan bertanding di tempat ini, pasti membutuhkan air minum yang sehat dalam jumlah yang banyak. Air yang dipasok berasal dari Instalasi Pengelolaan Air Ogan, yang berada di seberang PDAM Tirta Musi Palembang dengan kapasitas 600 liter/detik, yang kemudian dialirkan ke chlorinator yang dibangun di wilayah Jakabaring. Selanjutnya air dengan kualitas portable water tersebut dialirkan ke tempat-tempat pertandingan. Penataan wilayah di Jakabaring menca kup banyak aspek. Tidak hanya memperhatikan kesediaan bangunan tapi juga masalah kesediaan air minum dan sistem drainase. Sistem Drainase menjadi penting dalam pe-
nataan lingkungan di wilayah Jakabaring, karena berhubungan dengan aliran air baik untuk kebutuhan Jakabaring Sport City itu sendiri maupun daerah di sekitarnya. Pembangunan drainase primer di kawa san Jakabaring Sport City memiliki beberapa potensi penting. Salah satunya adalah untuk menjaga ketinggian air permukaan agar tetap stabil guna penyelengaraan olahraga air pada event Sea Games Ke-26. Selain itu untuk memanfaatkan air dengan menahan air dalam sumur resapan dan kolam-kolam retensi. Hal ini dilakukan untuk menghindari genangan air di kawasan-kawasan tertentu. Penataan kawasan yang sudah dilakukan oleh Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, tentu saja dapat berhasil atas kerjasama dan dukungan dengan pemerintah setempat dan masyarakat. Semua ini dilakukan demi kesejahteraan masyarakat untuk mendapatkan lingkungan yang terpadu. Peran serta Ditjen Cipta Karya Kemente rian Pekerjaan Umum dalam penataan kawa san merupakan bentuk pelayanan kepada masyarakat agar mendapatkan lingkungan permukiman dengan sarana dan prasarana yang layak. Tentu saja hal ini menjadi harapan semua masyarakat Indonesia. Jadi, mari kita dukung bersama program-progam Kemen terian Pekerjaan Umum, melalui Ditjen Cipta karya. *) Kepala Seksi Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik, Subdit Data dan Informasi, Direktorat Bina Program, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
9
ke Kawasan Bandara Internasional Lombok T.M Hasan *) & Bambang Eko **)
Bandara Internasional Lombok (BIL) sudah diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 1 September 2011 lalu. Dua bulan setelahnya, BIL yang berlokasi di Desa Tanak Awu, Lombok Tengah, dan luas 551 ha itu beberapa tahun lagi akan nampak asri dengan dimulainya penghijauan. Sekitar 20 ribu bibit pohon Trembesi, Ketapang, dan Raju Mas sudah ditanam, 10 ribu diantaranya disumbangkan Presiden SBY saat peresmian.
Bandara Internasional Lombok, NTB
Foto : TM Hasan
Liputan Khusus 10 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
Cipta Karya Alirkan Air
SPAM Tibunangklok Pertambahan penduduk di Lombok Tengah membawa efek meluasnya daerah permukiman, dan semakin pesatnya perkembangan pusat-pusat perekonomian. Ditambah lagi dengan pembangunan Bandara Internasional Lombok dan rencana pembangunan kawasan pariwisata Kuta. Bertambahnya penduduk sama dengan meningkatnya kebutuhan pokok manusia, tak terkecuali air minum. Peningkatan pelayanan air minum dengan harga yang terjangkau oleh
PDAM setempat perlu dikelola dengan baik agar terjaga kualitas, kuantitas, dan keberlanjutannya. Pada tahun 2010, jumlah penduduk Lombok Tengah sekitar 856.675 jiwa dan jumlah penduduk di wilayah pelayanan sekitar 583.578 jiwa (68%). Jumlah Sambungan Rumah (SR) saat ini sebanyak 26.011 unit atau ekuivalen dengan 156.066 jiwa. Dengan kata lain, tingkat pelayanan secara total baru mencapai 26,74% penduduk di wilayah pela yanan, atau 18,22% dari penduduk Kabupaten Lombok Tengah. Dari angka-angka tersebut, tingkat pelayanan yang sudah dicapai kabupaten ini masih tergolong rendah jika me ngacu pada target MDGs 2015 dimana harus mencapai pelayanan 60% dari jumlah penduduk Lombok Tengah. Pengembangan jaringan distribusi air minum sangat dibutuhkan dan disesuaikan dengan eksisting dan peningkatan kapasitas pelayanan di pusat kota. Sejak tahun 1991, sistem penyediaan air minum Kabupaten Lombok Tengah dikelola oleh PDAM Lombok Tengah dengan tujuan untuk menyelenggarakan pelayanan air minum guna memenuhi kebutuhan dasar, dan meningkatkan aspek kesehatan, sosial, kesejahteraan dan pelaya nan umum. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan tersebut, pada tahun 2008, Direktorat Jende ral Cipta Karya melalui Satker PKP Air Minum Provinsi NTB mulai membangun SPAM Tibunangklok dengan debit rencana 150 liter per detik. Sasarannya adalah MBR di desa-desa yang terlalui jaringan perpipaan MBR di Kota Praya dan desa MBR di daerah sekitar Bandar
Bambang Eko Kasatker Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum Provinsi Nusa Tenggara Barat
Udara Internasional Lombok (BIL) dan Pantai Wisata Kuta. Khusus untuk bandara disediakan sekitar 10 lt/dtk. SPAM ini bersumber dari mata air Tibunangklok yang terletak di Desa Aik Berik Kecamatan Batukliang Utara dengan jarak sekitar 35 km ke utara dari Kota Praya. Mata air ini mempunyai kapasitas cukup besar sekitar 300 l/dt. PDAM sudah memanfaatkannya pada tahun 2004 dengan debit pengambilan sekitar 50 l/dt untuk memenuhi sebagian wilayah Kecamatan Kopang dan Kecamatan Janapria. Pada tahun 2008 dibangun Broncaptering
Pipa transmisi air minum untuk suplay ke bandara dan desa sekitarnya
Foto : TM Hasan
S
Selain penghijauan, kenyamanan BIL juga di lengkapi akses air minum yang aman setelah dibangunnya Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Tibunangklok. SPAM tersebut hasil Kolaborasi pemerintah pusat dan daerah melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Satuan Kerja Pengembangan Kinerja Pengelolaan (PKP) Air Minum Provinsi Nusa Tenggara Barat. Selain melayani kebutuhan air di bandara, SPAM ini juga melayani Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di sekitarnya. Bandara Internasional Lombok saat ini membutuhkan air minum 700 m3 tiap harinya. Kebutuhan tersebut dapat dilayani oleh SPAM Tibunangklok dengan debit 150 liter per detik atau dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Batujai. Di Bandara juga telah disiapkan 3 unit sumur pompa cadangan dengan kapasitas masingmasing sebesar 10 liter per detik. SPAM Tibunangklok dengan kapasitas 150 liter per detik dibangun untuk melayani kebutuhan air minum bagi MBR di kawasan Lombok Tengah bagian selatan. Kawasan ini memiliki 2 sistem, yaitu Tibunangklok dan Batujai dengan kapasitas 200 liter per detik. SPAM Batujai diperuntukkan bagi kawasan komersial di kawasan Lombok Tengah bagian selatan, termasuk kawasan wisata Kuta. Rencananya, untuk mencukupi kebutuhan di kawasan BIL ke depannya akan di kembangkan IPA Penujak kapasitas 200 liter per detik. IPA ini dibangun tahun 1995 de ngan pengambilan air dari Dam Batujai. Untuk pengelolaannya kemungkinan akan dikerjasamakan dengan pihak swasta oleh PDAM Kabupaten Lombok Tengah. Nantinya, tanggungjawab untuk merehabilitasi dan meningkatkan kinerja IPA Penujak dibebankan kepada pihak swasta. Perkiraan biaya biaya untuk kerjasama dengan pihak swasta tersebut sekitar Rp 82 miliar untuk membangun antara lain rehabilitasi IPA, pemasangan pipa, pembangunan reservoir Bontor, dan pembebasan tanah.
LIPUTANKHUSUS
Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
11
Kegiatan
Volume
1 Tahun 2008 - Broncaptering - Pembangunan BPT - Resvoir kap. 2000 m3 - Jaringan Perpipaan Ø 250 s/d 400 mm - Pemasangan Sambungan Rumah
1 Unit 2 Unit 1 Unit 38.000 M 50 Unit
2 Tahun 2009 - Resvoir kap. 1000 m3 - Jaringan Perpipaan Ø 150 s/d 300 mm - Pemasangan Sambungan Rumah - Talud Pengamanan Broncaptering
1 Unit 15.000 M 1.000 M 1 Unit
3 Tahun 2010 - Resvoir kap. 1000 m3 - Jaringan Perpipaan Ø 200 s/d 300 mm - Pemasangan Sambungan Rumah
1 Unit 10.000 M 500 Unit
4 Tahun 2010 - Resvoir kap. 500 m3 - Jaringan Perpipaan Ø 150 s/d 200 mm - Bangunan Penunjang
1 Unit 10.000 M 1 Pkt
Biaya (Rp. 1000) APBN
APBD
25.000.000
1.000.000
2.000.000 710.000 7.500.000
1.000.000 4.389.093
(bangunan penangkap air) dengan kapasitas 150 liter per detik, termasuk reservoir 2000 m3 di Pagutan. Tahun yang sama juga dipasang pipa transmisi yang menghubungkan broncaptering ke reservoir dengan menyasar daerah perlayanan antara lain Kota Praya 100 liter per detik, Praya Tengah 15 liter per detik, dan Praya Barat 35 liter per detik. Pembiayaan Pada tahun 2008 Rp. 25 miliar untuk membangun Broncaptering, Reservoir 2000 m3 dan pemasangan jaringan pipa sepanjang 38 Km.
44.389.093
4.710.000
Dengan jaringan yang terpasang ini baru bisa memenuhi kebutuhan air minum di wilayahwilayah Kecamatan Batukliang Utara, Kecamatan Batukliang (Mantang) dan MBR di Kecamatan Praya. Pemasangan sambungan rumah dibiayai oleh APBD sebesar Rp 1 miliar. Tahun 2009 dikucurkan lagi dana sekitar Rp. 7,5 miliar untuk melanjutkan memasang jaringan perpipaan sepanjang 15 km guna memenuhi kebutuhan air minum di desa-desa MBR Kecamatan Jonggat dan Kecamatan Praya Barat. Dengan besaran dana yang sama, pada ta-
Foto : dok Satker PKPAM NTB
IPA Penujak kapasitas 200 liter per detik
12 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
Foto : dok Satker PKPAM NTB
JUMAH
Foto : dok Satker PKPAM NTB
7.500.000
hun 2010 dengan dana Rp. 7,5 miliar dilanjutkan dengan membangun Reservoir kapasitas 1000 m3 di Kecamatan Pujut (Desa Sengkol) dan masing-masing jaringan pipa sepanjang 10 Km untuk MBR di sekitar daerah Bandara Internasional Lombok (BIL), Desa Tanak Awu, Desa Ketare, Desa Kawo, Desa Sengkol dan Desa Pengembur. Tahun 2011 dengan mata dana kurang lebih Rp. 4,3 miliar lagi-lagi dikucurkan untuk membangun Reservoar Kapasitas 500 m3, jaringan pipa sekitar 6,5 KM serta bangunan penunjang (bak penampung 50 m3
LIPUTANKHUSUS
Rencananya, untuk mencukupi kebutuhan di kawasan BIL ke depannya akan dikembangkan IPA Penujak kapasitas 200 liter per detik.
Reservoir kapasitas 2000 m3 yang dibangun oleh APBN TA 2008
dan Rumah Pompa dan Genset). Dengan demikian sampai tahun anggaran 2011 untuk SPAM Tibunangklok, telah menge luarkan dana kurang lebih Rp 44,3 Miliar (APBN) dan Rp. 4,7 Miliar (APBD). *) Staf Subdit Data dan Informasi, Direktorat Bina Program, Ditjen Cipta Karya **) Kasatker Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Provinsi Nusa Tenggara Barat
Skema jaringan pelayanan air minum sistem Tabunangklok Kabupaten Lombok Tengah Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
13
Info Baru 1 Foto-foto : Buchori
PISEW Merajut Simpul Wilayah
dengan KSK
Di tengah pesatnya pertumbuhan kota dan segela permasalahan ikutannya akibat urbanisasi, harus tetap ada yang melimpahkan perhatian kepada pertumbuhan perdesaan. Tanpa harus mengulas lebih banyak konsep pembangunan desa dan kota, sebaiknya kita patut mengapresiasi komitmen pemerintah daerah dalam ekspo Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) untuk mendorong perkembangan ekonomi di daerahnya.
14 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
E
Ekspo KSK yang dibarengi dengan Seminar Percepatan Pembangunan di KSK PNPM PI SEW (Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah) diadakan pertengah Novem ber 2011 di Ruang Pendopo dan Sapta Taruna Kementerian Pekerjaan Umum. Sedikitnya 256 peserta dari berbagai kementerian/lembaga, pemerintah kabupaten, swasta, dan pihak terkait tersebut turut menyemarakkan ajang ini. Acara dibuka oleh Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono dan dihadiri oleh pejabat di lingkungan PU serta bupati daerah penerima PNPM PISEW di Indonesia. Komitmen Pemda melalui KSK dalam
INFOBARU 1
Foto Kiri : Foto Atas : Foto Bawah :
mendorong perkembangan ekonomi di dae rah ditempuh dengan meningkatkan pro duksi dan kinerja dengan dukungan infrastruktur ke-PU-an. Ketersediaan infrastruktur yang berkualitas merupakan salah satu faktor penentu daya tarik suatu kawasan. “Program PNPM telah menelorkan sema cam Kawasan Strategis Kabupaten. Tiap daerah baik kabupaten, kecamatan atau desa memiliki kawasan unggulan. Kawasan tersebut juga memiliki komoditi unggulan yang sangat terbantu dengan infrastruktur ke-PUan,” ujar Budi Yuwono. Dalam sambutan Menteri Pekerjaan
Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono didampingi Direktur Pengembangan Permukiman Amwazi Idrus memukul gong tanda dimulainya KSK Ekspo dan Seminar PISEW Direktur Pengembangan Permukiman Amwazi Idrus (kanan) bersama para bupati penerima PISEW menandatangani kesepakatan bersama PISEW Dialog interaktif dengan para pelaksana PISEW di daerah di sela-sela KSK PISEW Ekspo
Umum yang dibacakan oleh Budi Yuwono, kinerja infrastruktur merupakan faktor kunci dalam menentukan daya saing global, selain kinerja ekonomi makro, efisiensi pemerintah dan efisiensi usaha. Seminar Percepatan Pembangunan di Ka wasan Strategis Kabupaten (KSK) PNPM-PI SEW dan Ekspo KSK menunjukkan komitmen pembangunan yang berwawasan lingkung an dan meningkatkan daya saing. Serta, ke tahanan pangan, pertumbuhan ekonomi na- sional, meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan cakupan pelayanan dasar bidang PU, mengurangi kesenjangan antar-
wilayah dan penguatan kelembagaan dan dukungan terhadap pelaksanaan otonomi daerah. Infrastruktur sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan peningkatan daya saing di dunia internasio nal. Melalui kebijakan dan komitmen pemba ngunan infrastruktur yang tepat. Dengan de- mikian dapat mengurangi masalah kemis kinan, mengatasi persoalan kesenjangan antar-kawasan dan wilayah, memperkuat ke tahanan pangan, dan mengurangi tekanan urbanisasi yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
15
INFOBARU 1 nis kepada 12 Bupati yang sudah menyusunnya. Sebelumnya, Direktur Pengembangan Permukiman Ditjen Cipta Karya Amwazi Idrus menandatangani MoU bersama para bupati penerima PISEW.
Foto-foto : Buchori
Capaian PISEW Sejak digulirkan pada 2008, PNPM PISEW telah merealisasikan pembangunan infrastruktur dasar di 34 KSK yang menelan dana sekitar Rp 64 miliar hingga Rp 68 miliar per tahunnya. Jumlah tersebut merupakan bagian dari rata-rata Rp 245 miliar total dana PNPM PISEW yang telah diimplementasikan setiap tahun. “Yang lebih menggembirakan adalah tingginya peran serta pemerintah daerah dalam pembangunan infrastruktur dasar tersebut, yaitu antara Rp 295 miliar sampai Rp 310 miliar setiap tahunnya” ujar Budi Yuwono. Terkait dengan KSK sudah ditetapkan 34 KSK masing-masing dengan komoditas unggulan dana Rencana Pengembangan KSK tersebut, bahkan 12 kabupaten diantaranya telah lengkap menyusun business plan-nya.
Foto Atas : Dirjen Cipta Karya ditemani Bupati Mukomuko di stand pameran Kabupaten Mukomuko Foto Bawah : Suasana pameran KSK PISEW Ekspo
Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman dimaksudkan un tuk mencapai tiga strategic goals yakni me ningkatkan pertumbuhan ekonomi, me ningkatkan kesejahteraan ekonomi dan meningkatkan kualitas lingkungan. Pemba ngunan infrastruktur juga harus benar-benar dirancang dan diimpelentasikan secara sis tematis, berkualitas agar mampu menciptakan dan membuka peluang mendapatkan keuntungan ekonomi, menghadirkan keun-
16 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
tungan sosial, meningkatkan pelayanan publik serta meingkatkan partisipasi politik. Dalam seminar akan diperoleh gagasan yang bermanfaat untuk percepatan pemba ngunan di KSK. Eksistensi KSK adalah amanat UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Seminar ini diharapkan dapat menjaring gagasan pengelolaan KSK yang efektif berdasarkan Pengembangan Ekonomi Lokal. Usai membuka acara tersebut, Budi Yuwono menyerahkan dokumen Rencana Bis-
Ekspo KSK Setelah mengikuti pembukaan seminar, mata peserta dimanjakan aneka macam hasil bumi yang merupakan komoditas penerima PNPM PISEW. Ada jagung dari Kabupaten Muko muko, aneka ragam kopi dari Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu, Aneka kue dan kerajinan lokal Kabupaten Tabalong, dan kreatifitas berbahan komoditas lokal lainnya. Bupati Mukomuko Ichsan Yunus saat men dampingi Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono di stand pamerannya mengatakan, komitmen kami dalam memajukan daerah semakin me nemukan akselerasinya saat mendapat program PNPM PISEW. Ada banyak yang kami bangun di perdesaan yang masuk dalam kawasan strategis selama 2009-2011, seperti jalan tani, irigasi, dan lainnya. “Produk unggulan lainnya berbahan baku ikan laut, ikan lele, ubi kayu, pisang serta bahan baku lainnya yang merupakan hasil pertanian masyarakat Kabupaten Mukomuko,” ujar Ichwan Yunus. Selain pameran yang diikuti oleh kabupa ten penerima PISEW dan beberapa lembaga seperti LIPI, di ajang pameran ini juga dimeriahkan dengan talkshow yang menampilkan para stakeholder di pusat dan daerah hingga para Kelompok Penerima dan Pemanfaatan (KPP). (bcr)
Info Baru 2
INFOBARU 2
Menyapa ASEAN
Dunia semakin panas ketika dua putra Raja Dasapati di Kerajaan Walederi, bernama Sunda dan Upa Sunda sedang bersemedi untuk meningkatkan kesaktiannya. Sebelumnya dikisahkan, Raja Dasapati menyuruh kedua putranya bersemadi di hutan, yang mana sebelumnya keduanya mendapat penganugerahan dari Dewa Siwa dan Dewi Durga. Sunda mendapat kesaktian dari Dewa Siwa, sedangkan Upasunda memperoleh kesaktian dari Dewi Durga.
B
Berangkatlah mereka ke hutan untuk menjalankan tapa semadi, dengan harapan men dapat kesaktian agar mampu menguasai ketiga dunia, yaitu bur, bwah, swah. Kesaktian kedua putra raja tersebut akhirnya terdengar sampai di Indraloka. Betara Indra khawatir dengan kesaktian yang dimiliki keduanya. Akhirnya, disuruhlah widiadari-widiadari – salah satunya yang tercantik bernama wi diadari Nilotama – turun ke bumi untuk menggoda tapa semadi kedua bersaudara itu. Dengan harapan, keduanya perang memperebutkan widiadari Nilotama, sehingga ke kuatannya melemah. Benar adanya, widiadari-widiadari dari
kahyangan itu mampu menggoda kekhusyukan tapa semadi Sunda dan Upasunda. Melihat widiadari Nilotama yang amat cantik, keduanya sama-sama ingin memiliki. Perang saudara pun terjadi. Sunda menjelma menjadi barong dan Upasunda menjadi rangda. Kekuatan keduanya dapat dinetralisir oleh kekuatannya sendiri. Langit pun seketika mendadak sejuk saat para pengunjung Desa Penglipuran menyelusuri kesetenangan desa ini. Ya, cerita Sunda dan Upasunda hanya sebuah fragmen yang dibawakan anak-anak muda Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali. Para pengunjung yang sebagian besar para peserta
Foto : Buchori
Zona parahyangan di Desa Penglipuran merupakan daerah suci dan paling tinggi dibandingkan zona lainnya dan merupakan wilayah sembahyang bersama bernama Pura Penataran.
Ketika Keramahan ‘Penglipuran’
Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
17
Foto: Buchori
Pentas seni menampilkan Sunda dan Upasunda menyambut kunjungan delegasi ASEAN Fair di Desa Penglipuran
ASEAN Summit itu pun bagai tersirap. Di depannya dipertontonkan tarian khas Bali dan fragmen Sunda dan Upasunda. Setelah disuguhi hiburan itu, peserta melanjutkan dengan mengelilingi lingkungan Desa Penglipuran dan dipandu oleh Kepala Desa Adat Penglipuran I Wayan Supat. Penglipuran berasal dari kata Pengeling yang berarti ingat dan kata Pura yang berarti tempat tinggal/tanah. Jadi kalau digabung menjadi penglipuran yang berarti ingat terhadap tanah leluhur atau tempat asalnya yaitu Desa Bayung Gede. Berdasarkan sejarah setempat, desa adat Penglipuran termasuk desa Bali Aga. Desa Bali Aga merupakan desa tua/asal mula masyarakat asli Bali. Desa adat Penglipuran berasal dari Desa Bayung Gede yang juga termasuk Desa Bali Aga. Kunjungan ke Desa Penglipuran oleh para partisipan ASEAN Summit difasilitasi Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum. Desa ini dipilih tidak hanya karena daya tarik adat setempat, keserasian lingkungan dan keunikan arsitekturnya. Alasan lain karena Ditjen Cipta Karya menjadikan desa ini sebagai desa contoh pelestarian adat dengan mempertahankan arsitektur lokalnya. Saat Cipta Karya masih bernama Ditjen Perumahan dan Permukiman, di Desa Penglipuran juga pernah dibantu prasarana dan sarana. Baru-baru ini Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PU memberikan bantuan berupa rumah contoh adat de ngan teknologi bambu luminasi. Rugi rasanya jika berwisata ke Bali tanpa singgah di kabupaten Bangli. Panorama dan budaya unik seperti Desa Adat Penglipuran
18 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
adalah daya tarik tersendiri. Lokasinya pun mudah, tak jauh dari kesejukan Kintamani dan Istana Tampaksiring serta Tirta Empul (Kabupaten Gianyar). Desa ini terletak di Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, sekitar 45 kilometer dari Kota Denpa sar. Begitu memasuki areal desa tersebut, mata sudah pasti akan bertemu arsitektur rumah yang hampir semuanya mirip. Kemiripan bangunan rumah itu antara lain bentuk gerbang yang sama dengan sedikit atap dari bambu, pintu pun hanya selebar orang dewasa berkacak pinggang dengan tinggi sekitar dua setengah meter yang biasa disebut angkul-angkul, dan cat rumah menggunakan dari tanah, bukan cat tembok. Itu keunikan awal perjumpaan. Kesamaan lainnya juga terdapat pada pembagian bangunan di dalam rumah, seper ti bale, kamar, dan dapur. Hampir semuanya juga menggunakan bahan baku bambu. Kepala Desa Adat Penglipuran I Wayan Supat mengatakan, keseragaman bangunan baik bentuk dan bahannya itu semata-mata membina kebersamaan. Selain itu, mereka berharap bisa terus bersahabat dengan alam sehingga mampu ramah dengan lingkungan. Keramahan lingkungan itu pun menjadikan desa mendapat penghargaan Kalpataru. Hanya saja, ia mengakui beberapa warga nya mulai menggeser sebagian bangunannya dengan material batu bata dari asalnya bambu. ”Kami memang berupaya mempertahan kan warisan leluhur. Namun, kami juga tak kuasa membendung modernisasi. Akhirnya,
kami merelakan jika warga meminta izin membangun beberapa bagian rumahnya dengan bahan baku lain selain bambu. Toh, bangunan inti dan bentuk bangunan tetap tak berubah,” jelas Supat. Namun, jangan khawatir. Harmoni yang terbangun di desa itu tak mengurangi keindahan alam yang ada. Dengan tiket wisatawan lokal Rp 7.500 per orang dan wisatawan asing Rp 10.000 per orang, kepuasan panorama indah dan keramahan masyarakatnya jadi nilai tambah siapa pun yang berkunjung ke sana. Sejak menjadi obyek wisata unggulan Pulau Dewata, setiap hari tercatat sekitar 100 wisatawan mengunjungi desa itu. Sejak 1995, Pemerintah Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli menetapkan desa ini menjadi salah satu obyek wisata unggulan Pulau Dewata. Daya tarik yang kuat dari Desa Adat Penglipuran ini masih berupaya memperta hankan zonasi hunian yang mirip pembagian tubuh manusia. Zona ini terbagi tiga bagian, yaitu zona parahyangan (hulu/kepala), zona pawongan (badan), dan zona palemahan (kaki). Zona parahyangan merupakan daerah suci dan paling tinggi dibandingkan zona lainnya dengan ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut dan merupakan wilayah sembahyang bersama bernama Pura Penataran. Menuruni beberapa anak tangga dari Pura Penataran, pengunjung memasuki zona pawongan, yang terdiri atas rumah tinggal di bagian barat (kauh) dan timur (kangin). Ke dua bagian kauh dan kangin dipisahkan oleh rurung gede yang berupa jalan sekitar tiga meter yang membujur dari utara menurun ke selatan. Pada wilayah pawongan dihuni 226 kepala keluarga. Penduduknya rata-rata bermata pencarian petani, peternak, dan perajin bambu. Nenek moyang mereka mengajarkan agar ramah lingkungan. Karena itu, luas tanah tinggal 112 hektar itu hampir 40 persennya adalah hutan bambu. Bahkan, menebang bambu pun tak bisa sembarangan tebang. Harus izin dan mendapat izin dari pemangku adat setempat. Menghormati Perempuan I Wayan Supat mengatakan, kekhasan keturunan Bali Aga di antaranya adalah sangat memuja dan menghormati perempuan, selain menjunjung tinggi keharmonisan alam, manusia, dan Tuhan (konsep Tri Hita Karana). Wujud hormat kepada perempuan itu dituangkan ke dalam awig-awig (semacam
INFOBARU 2
Foto : Seno Puskom
kesepakatan bersama dan biasanya berkaitan dengan pelanggaran), termasuk di Desa Penglipuran. ”Mereka pun sangat menjaga itu sampai sekarang. Belum ada warga yang berani me ngubah awig-awig itu. Bahkan, hampir tidak ada catatan warga yang melanggarnya,” kata Wayan. Dalam awig-awig, siapa pun laki-laki di desa itu hanya diizinkan menikah dengan satu perempuan. Tidak dibenarkan adanya poligami. Jika laki-laki itu ketahuan melakukan poligami atas sepengetahuan istri pertama atau tidak, ia tetap harus mendapatkan hukuman. Hukuman yang dijatuhkan adalah dikucilkan. Ya, laki-laki itu tak boleh tinggal serumah dengan istri pertamanya selamanya. Parah nya, ia juga tak boleh menginjakkan kaki dan bersembahyang di pura. Intinya, ia dikucilkan baik batin maupun secara sosial. Wah.... Di Desa Penglipuran, tempat pengucilan itu pun dinamai Karang Memadu. Luas tanahnya hanya sepetak. Sejarah ratusan tahun lalu hingga sekarang, Karang Memadu belum pernah ditempati sehingga masih berupa tanah tanpa bangunan. Selain dilarang menduakan istri, warga juga enggan melakukan kesalahan lainnya, seperti mencuri. Jika ketahuan melakukan kejahatan, hukumannya juga berat karena harus memberikan sesaji sedikitnya lima ekor ayam berbagai warna ke masing-masing empat pura leluhur mereka. Jadi, pasti semua warga akan tahu siapa yang melakukan kejahatan dengan adanya upacara itu. Malu! Sementara zona palemahan adalah zona untuk setra atau orang yang sudah meninggal. Karena secara budaya, warga Hindu Bali di Penglipuran tidak menganut budaya Ngaben. Jenazah hanya dikubur tanpa di- bakar. Alasannya, pembakaran bisa menjadikan pencemaran untuk lingkungan. Satu lagi yang khas dari desa adat ini, minuman asli loloh cemceman! Rasanya se perti air tape atau es rujak di Pulau Jawa. Namun, warnanya kehijauan karena berasal dari daun cemceman yang diperas, di beri air kelapa serta garam, dan direbus. Begitulah harmoni Desa Adat Penglipuran terbangun. Mereka berupaya tetap menjaga keasrian adat-istiadat secara turun-temurun. Mereka pun menyadari kekuatan alam lebih dari apa pun.
Hutan Bambu Ke Desa Cekeng
Pura Penataran pusat kegiatan spiritual
Ke Kintamani
Lahan Pertanian
Pusat Pengolahan Bambu
Desa Adat Kubu Hutan Bambu yang telah hilang
Mata Air Pintu Masuk Utama Karang Kerti (kapling rumah penduduk)
Desa Adat Cekeng Pusat Fasilitas Wisata
Karang Memadu
Tumbuh perumahan baru
Monumen Perjuangan Kapten Mudita
Ke Bangli
Peta Desa Adat Penglipuran
Keterangan :
Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan
Hutan Bambu Areal Pertanian Perumahan
Sumber : Kantor Lurah Kubu
Foto Atas : Dirjen Cipta Karya ditemani Bupati Mukomuko di stand pameran Kabupaten Mukomuko Foto Bawah : Siteplan desa penglipuran
ASEAN Fair Ada yang lain di Nusa Dua Bali di awal No-
Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
19
Foto: Buchori
INFOBARU 2
Kerafial lokal di Desa Adat Sade dipamerkan dalam booth Kementerian Pekerjaan Umum di ASEAN Fair.
Penyelenggaraan ASEAN Fair merupakan prakarsa Indonesia untuk menampilkan suatu penyelenggaraan yang populer dan bersifat persaudaraan budaya masyarakat yang tergabung dalam komunitas ASEAN.
vember 2011. Kesibukan yang luar biasa terlihat terkait pelaksanaan ASEAN Fair. Sebagai tuan rumah pelaksanaan ASEAN Summit 2011 sekaligus penyelenggara ASEAN Fair untuk pertama kalinya, Bali kembali di sibukkan dengan berbagai persiapan guna mensukseskan acara tersebut. ASEAN Fair merupakan bagian dari kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-19 dan KTT Asia Timur yang berlangsung pada 17-19 November 2011 di Bali. ASEAN Fair menjadi ajang untuk menggalang negara-negara ASEAN melalui pesta persaudaraan yang mengangkat seni dan budaya ASEAN. Penyelenggaraan ASEAN Fair merupakan prakarsa Indonesia untuk menampilkan suatu penyelenggaraan yang populer dan bersifat persaudaraan budaya masyarakat yang tergabung dalam komunitas ASEAN. Sesuai dengan ide ASEAN Fair itu sendiri yang ingin memperlihatkan wajah ASEAN dengan gambaran keanekaragaman kekayaan warisan budaya maupun persama an sejarah, budaya, dan masyarakat, maka
20 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
materi stand Kementerian PU mengusung tema infrastruktur terkait sosial budaya. Kearifan Lokal, Keseimbangan Alam Pada ASEAN Fair ini, Kementerian PU mengikuti pameran dengan menampilkan produkproduk yang memperlihatkan kebijakan dan program kementerian untuk membangun dan mengembangkan infrastruktur yang berguna bagi masyarakat luas dengan memperhatikan local wisdom atau sering kita sebut dengan kearifan lokal. Demikian dikatakan Staf Ahli Menteri PU Bidang Sosial Budaya dan Peran Serta Masyarakat Graita Sutadi dalam sambutannya saat membuka stand pameran PU dalam rangka ASEAN Fair di Pe ninsula Island, Nusa Dua Bali, Sabtu (12/11). Lebih lanjut Graita menjelaskan, salah satu contoh yang ditampilkan adalah pro duk dari Balitbang yakni Homese (Honai Menuju Sehat). Hasil penelitian Balitbang ini menawarkan salah satu model rancang an honai (rumah adat suku Papua) dengan menggunakan pendekatan budaya lokal,
seperti arsitektur venakular, bahan bangunan, teknik membangun, kesehatan dengan mempertimbangkan kondisi geografis dan iklim. Melalui penelitian tersebut, digali kearifan lokal budaya setempat untuk mendapatkan rancang bangun honai dan lingkungan hunian yang memenuhi persyaratan kesehatan. Tidak hanya itu, pengembangan Homese sekaligus memberikan informasi mengenai cara pandang budaya hidup sehat pada masyarakat Papua melalui transformasi budaya dan pengenalan fisik bangunan honai dan lingkungan yang sehat. Demikian pula dengan produk Balitbang lainnya yang dipamerkan, yaitu Jineng (rumah lumbung padi Bali) yang mengguna kan material berasal dari bambu dan teknologi bambu laminasi. Teknologi bambu laminasi yang dikembangkan oleh Balai Pengemba ngan Teknologi Perumahan Tradisional Bali ini berupaya memanfaatkan potensi bahan bangunan lokal dan pengolah kualitas bahan bangunan untuk konstruksi dan merupakan alternatif pengganti kayu konstruksi. Alih teknologi bambu ini dilakukan pada daerah - daerah yang memiliki potensi bambu, terutama di Propinsi Bali, NTB, dan NTT. Kearifan lokal juga terlihat pada kegiatan revitalisasi di beberapa tempat seperti Pura Taman Ayun dan Dusun Adat Sade. Merevitalisasi Taman Ayun ini penting karena secara turun menurun sangat menghormati warisan seni, budaya, dan spiritual yang mendalam dari para leluhurnya. Revitalisasi ini didasarkan atas karakteristik lingkungan pura, lingkungan alam, dan lingkungan buatan. Upaya yang dimulai sejak tahun 2009 ini mendukung prasarana dan sarana di kawasan Taman Ayun sebagai kawasan wisata. Demikian pula penataan dusun adat Sade di Pulau Lombok dimaksudkan untuk mena ta permukiman tradisonal bersama masyarakat. Dalam penataannya, digunakan material berbahan alami lokal seperti batu alam, koral, batukali tanpa finishing yang berlebihan. Graita berharap apa yang telah ditampilkan Kementerian PU dalam pameran ASEAN Fair ini, kiranya dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kearifan lokal itu sendiri, selain juga menginspirasi kita menjadi lebih cinta terhadap produk lokal dan menjaga keseimbangan dengan alam. Stand Kementerian PU akan berlangsung mulai tanggal 12 November hingga 23 November mendatang. (bcr/ berbagai sumber)
Foto-foto : Buchori
Info Baru 3
INFOBARU 3
Foto Atas : Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono meninjau IPA Sumber Barong Kabupaten Pacitan Foto Bawah : Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto meninjau pembangunan IPA Donorejo Kabupaten Pacitan
Tambah Kapasitas
IPA Donorejo Atasi Kekeringan Pacitan
Akhir Oktober lalu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan Kabupaten Pacitan sebagai daerah kritis air. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang asli Pacitan pun langsung mengutus Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto untuk memastikan kondisi sebenarnya.
E
Entah apa kriteria yang ditetapkan BNPB sehingga Pacitan berstatus kritis air. Tapi saat dikonfirmasi wartawan, Djoko Kirmanto me negaskan Pacitan memang daerah yang ke ring dan memerlukan perhatian khusus, karena persediaan airnya tak banyak. Sesuai tugasnya, Kementerian Pekerjaan Umum berusaha untuk menyediakan air bersih sebanyak-banyaknya kepada masyarakat. Air bersih merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Termasuk daerah Pacitan, saat ini Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya, saat sedang melihat lagi catatan di mana saja daerah yang rawan air. “Saya di sini melihat kecamatan-kecama tan yang selama ini dianggap kering. Itu kita cek, apakah sangat urgen, apakah instalasi yang kita pasang 2-3 tahun yang lalu masih berfungsi. Kalau yang kita lihat ini ternyata masih berfungsi,” jelas Djoko. Dalam kunjungan kerjanya, Djoko Kirmanto juga didampingi Direktur Jenderal Cipta Karya Budi Yuwono, DIrektur Pengembang an Air Minum Danny Sutjiono, Wakil Bupati Pacitan Prayitno, Direktur Bina Pelaksanaan Wilayah II Ditjen Bina Marga Winarno, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) V Ahmad Ghofar Ismail, dan Direktur PDAM Kabupaten Pacitan Riyanto. Di salah satu kecamatan di Pacitan, yaitu Donorojo, tercatat memang kekurangan
Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
21
Foto-foto : Buchori
INFOBARU 3
Foto Atas : Direktur Pengembangan Air Minum Ditjen Cipta Karya Danny Sutjiono meninjau kualitas air IPA Sumber Barong Kabupaten Pacitan Foto Bawah : Pembangunan IPA Donorejo berkapasitas 40 liter per detik
Sesuai tugasnya, Kementerian Pekerjaan Umum berusaha untuk menyediakan air bersih sebanyak-banyaknya kepada masyarakat.
22 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
air. Oleh karena itu Kementerian Pekerjaan Umum saat ini sedang membangun penambahan kapasitas Instalasi Pengolahan Air (IPA) menjadi 40 liter/detik (lt/det) pada 2012. Sebelumnya kapasitas terpasang IPA Donorojo sebesar 7,5 lt/det yang bersumber dari air Dung Banteng. “Progresnya cukup baik. Kita juga akan melihat tempat-tempat lain yang membutuhkan air. Di tempat-tempat lain juga akan kita lakukan hal yang sama,” imbuh Djoko. Untuk kecamatan-kecamatan lain yang kesulitan air, perlu dikenali dulu seperti apa daerahnya. Kalau memang ada sumber air, maka perlu pengolahan menjadi air bersih, kemudian didistribusikan oleh PDAM. IPA yang sedang dibangun nantinya akan disambungkan dengan pipa untuk meng hubungkan tiga tempat tampungan air (ground reservoir), guna mendistribusikan air ke rumah-rumah warga. Ke depan, direncanakan ada penambahan jumlah sambung an rumah (SR) yang dilayani, yaitu di Desa Sekar (400 SR), Desa Kepu (483 SR), Desa Cemeng (519 SR), Desa Klepu (804 SR), Desa Gendaran (338 SR), Desa Sukodono (526 SR), Desa Belah (759 SR), dan Desa Donorojo (783 SR). Sementara itu Direktur PDAM Kabupaten Pacitan Riyanto mengungkapkan sampai saat ini capaian pelayanan air minum di wilayah nya mencapai 23% dengan kapasitas air minum terpasang sebanyak 210 lt/det. Ditargetkan pada 2015 bisa dicapai 55%. “Pembangunan IPA Donorojo dan jaring an transmisinya didanai APBN 2011 senilai Rp 10,9 miliar. Agar cepat dimanfaatkan, kami sudah mengusulkan setidaknya Rp 1,7 miliar APBD untuk membangun jaringan distribusi nya. Kami masih perjuangkan karena tahun ini PDAM hanya mendapatkan alokasi APBD sekitar Rp 300 juta,” ujar Riyanto. Menteri PU juga berkesempatan meninjau IPA Sumber Barong di Desa Candi, Kecamatan Pringkuku, masih di Kabupaten Pacitan. Da lam wawancara di tempat tersebut, Djoko mengatakan bahwa tujuan kunjungannya ke Pacitan adalah dalam rangka melihat langsung kondisi ketersediaan air serta progres pembangunan instalasi air minum di Pacitan. Dijelaskan Djoko, pihaknya sangat peduli terhadap masalah ketersediaan air minum, sebab air merupakan kebutuhan utama masyarakat. Oleh karena itu, Kementerian PU tengah menganalisis kembali daerah-daerah rawan air (termasuk Pacitan) dan memperbanyak pembangunan instalasi pengolahan air di daerah tersebut. (bcr)
Info Baru 4
INFOBARU 4
Berlanjut Hingga 2016 Sebagai salah satu program pemberdayaan masyarakat di sektor sanitasi dan air minum yang bernama Program Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) tampaknya akan terus melenggang hingga 2016. Garansi keberlanjutan program tersebut diutarakan oleh Dirjen Cipta Karya di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional akhir November ini di Jakarta.
K
“Kami telah mencanangkan perluasan program ini kepada seluruh provinsi di Indonesia yang berminat mulai tahun 2013, sehingga pembelajaran yang berlangsung dalam tahap-I ini akan menjadi rujukan untuk penyusunan pola pendekatan program PAMSIMAS tahap-II nanti. Untuk jumlah desa sasaran akan kita analisa terlebih dahulu,” kata Budi Yuwono. Seperti kita ketahui, pelaksanaan kegiatan Pasmimas ini dimulai sejak tahun 2008, tahun ini merupakan tahun ke-4 sejak dimulainya program tersebut. Untuk tahun 2012 nanti merupakan tahun terakhir penyaluran dana bantuan langsung masyarakat dari sumber dana bantuan luar negeri yang berlaku saat ini.
Program Pamsimas ini telah menyasar 5500 desa di 15 provinsi dan 110 kabupaten/ kota untuk periode pelaksanaan dalam kurun waktu (2008-2012). Program ini dinilai cukup berhasil dalam meningkatkan peran serta masyarakat, sehingga program yang awalnya dibiayai dengan pinjaman lunak dari Bank Dunia menarik perhatian Pemerintah Australia yang kemudian mengucurkan hibah sebesar AUD 39 juta untuk menambah cakupan pela yanan yang awalnya 5000 desa menjadi 5500 desa. Program pemberdayaan ini sedikit berbeda dengan program lainnya, dalam Pamsimas terdapat penyertaan dana in cash dari masyarakat sebesar 4%, dan juga bantuan materi dan tenaga (in kind) dari masyarakat sebesar
Foto : Danang Pidekso
Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Budi Yuwono membuka Rakor PAMSIMAS
PAMSIMAS
Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
23
INFOBARU 4
Foto : Puskom
Tujuan Pamsimas yaitu untuk meningkatkan akses pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin perdesaan dan daerah pinggiran kota (peri urban), sehingga masyarakat dapat menerapkan praktik hidup bersih dan sehat secara benar
Masyarakat Desa Petanang Kecamatan Lembat Kabupaten Muara Enim memanfaatkan air minum dari menara air yang dibangun melalui PAMSIMAS
16%. Selain itu, dalam program ini pemerintah memberikan dana bantuan langsung masyarakat sebesar 250 juta untuk tiap desa. Menurut Budi Yuwono, tujuan Pamsimas yaitu untuk meningkatkan akses pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin perdesaan dan daerah pinggiran kota (peri urban), sehingga masyarakat dapat menerapkan praktik hidup bersih dan sehat secara benar, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesehatan masyarakat secara berkelanjutan. Ia menambahkan, program ini bisa disebut berhasil, apabila program ini dapat menjadi model untuk direplikasi, diperluas (scalling up), dan diarusutamakan (mainstreaming) oleh Pemerintah Daerah yang bersangkutan dengan dukungan APBD dan berbasis sumber dana lainnya, sehingga dapat mendukung pencapaian target MDGs di kabupaten tersebut. “Pusat sebenarnya hanya memberikan contoh bahwa ada program sanitasi dan air minum yang cocok untuk masyarakat, dan selanjutnya tugas pemerintah daerah untuk terus melanjutkannya,” tambah Budi. Karena itu Budi Yuwono berharap, pelaku PAMSIMAS, betul-betul memahami pendeka-
24 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
tan Program PAMSIMAS dalam pembangu nan sistem penyediaan air minum dan sanitasi yaitu dengan berbasis masyarakat, partisipatif dan keberlanjutan. Hal ini dapat dilakukan dengan menem patkan masyarakat sebagai pengambil keputusan utama dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan sarana air minum dan sanitasi, dan seluruh masyarakat miskin-kaya, perempuan-laki-laki, menjadi pelaku dan terlibat secara aktif dalam seluruh tahapan kegiatan PAMSIMAS. Kemudian sarana yang sudah terbangun ini, dimanfaatkan dalam jangka panjang dan dikembangkan sendiri oleh masyarakat, serta perubahan perilaku yang terbentuk ditingkat masyarakat akan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. “Intinya Pemerintah harus mampu berperan sebagai fasilitator untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dan tidak ikut melaksanakan kegiatan atau sebagian kegiatan, dengan alasan masyarakat tidak mampu me laksanakan,” jelas Budi. Terdapat beberapa pendekatan Program Pamsimas dalam pembangunan sistem penyediaan air minum dan sanitasi yaitu: • Berbasis masyarakat, artinya Program Pamsimas menempatkan masyarakat sebagai pengambil keputusan utama dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan sarana air minum dan sanitasi; • Partisipatif, artinya seluruh masyarakat miskin-kaya, perempuan-laki-laki, menjadi pelaku dan terlibat secara aktif dalam seluruh tahapan kegiatan Pamsimas; • Keberlanjutan, artinya sarana terbangun dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang dan dikembangkan sendiri oleh masyarakat serta perubahan perilaku yang terbentuk ditingkat masyarakat akan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Program ini juga telah diadudit baik ke uangan maupun kinerja oleh BPKP sebagai alat ukur kesesuaian pelaksanaan program. Berdasarkan laporan hasil audit konsolidasi keuangan oleh BPKP untuk pelaksanaan tahun anggaran 2008, 2009, dan 2010 disimpulkan bahwa laporan keuangan pelaksanaan
Pamsimas adalah ‘Wajar Tanpa Pengecualian’. Disamping itu juga terjadi peningkatan kinerja dalam penilaian BPKP yang pada tahun 2008/2009 tercatat nilai temuan sebesar 2,26% dari total pengeluaran program menjadi 0,79% pada tahun 2009/2010 dan termasuk untuk kategori cukup berhasil. Oleh karena itu tak salah kalau program ini termasuk dalam program prioritas pencapaian target MDGs sesuai Inpres No. 3 tahun 2010, serta menjadi model reformasi birokrasi dalam hal tata kelola kepemerintahan dilingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Maka, keberhasilan program ini sangat menjadi perhatian bagi kita semua. Rakornas PAMSIMAS 2011 Untuk melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antar para stakeholder, Ditjen Cipta Karya menyelenggarakan Rapat Koordinasi Tingkat Nasional Tahun 2011 di Hotel Mercu re Jakarta akhir November ini. Rakornas ini mengundang Para Ketua Bappeda dan Kepala Dinas PU yang tergabung dalam Tim Koordinasi Provinsi dan Kabupaten/Kota; Para KaSatker PKP-AM Provinsi; Para KaSatker PIP / PPK Pamsimas Kabupaten/Kota. Selaku pembicara terdapat pewakilan dari Ditjen Cipta Karya Kementerian PU, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri dan Bappenas. Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono menga takan, rapat koordinasi tingkat Nasional kali ini menjadi sangat penting artinya bagi kita semua untuk melakukan refleksi terhadap hasil pelaksanaan Pamsimas hingga saat ini, yang akan menjadi masukan untuk memperbaiki mekanisme pelaksanaan dan menyusun perencanaan program tahun 2012 secara le bih matang agar dapat memperbaiki kinerja Pamsimas sebelum berakhirnya loan pada tahun 2013. “Pelaksanaan program Pamsimas ini diselenggarakan oleh berbagai pihak terkait di tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, maka koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antar para pelaku menjadi sangatlah penting artinya. Berbagai hambatan perlu dicari solusinya dengan semangat kebersamaan dengan satu tujuan, yaitu terwujudnya laya nan air minum bagi masyarakat,” tambah (dvt) Budi.
Inovasi 1
INOVASI 1
P
Potensi sumber mata air di Kabupaten Brebes dengan kapasitas sekitar 300 L/detik yang bernama Mata air Tuk Suci
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jateng
Upaya untuk Mencapai Target MDGs 2015
Upaya pemerintah untuk mencapai target MDGs 2015 bidang air minum terus dilakukan. Pertengahan November lalu, Kementerian Pekerjaan Umum beserta 27 bupati dan walikota menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pembukaan sembilan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) regional Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bertempat di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Jawa Tengah.
Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Budi Yuwono, Dirjen Sumber Daya Air Mochammad Amron, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, para Bupati/Walikota, dan disaksikan Sekretaris Jenderal Agoes Widjanarko mewakili Menteri Pekerjaan Umum. Kesembilan regional di Jateng itu yakni Regional Bregas (Brebes Tegal), Wosusokas (Wonogiri, Sukoharjo, Solo, Karanganyar, Sragen), Petanglong (Pekalongan, Batang, Kota Pekalongan), Keburejo (Kebumen dan Purworejo), Purbamas (Purbalingga dan Banyumas), Wononegara (Wonosobo dan Banjarnegara, Semarsalat (Semarang dan Salatiga), Dadi Muria (Grobogan, Kudus, Pati, Jepara) dan Gelangmantul (Magelang, Sleman, Yogyakarta dan Bantul). Total anggaran Sembilan regional Jateng tersebut akan didanai dari APBN 2012 senilai Rp 6 triliun. Menurut Sekjen Agoes Widjanarko, pembangunan SPAM regional ini diharapkan dapat menambah kapasitas penyediaan air minum sebesar 9.550 liter/detik. Dengan anggaran sebesar Rp 6,8 triliun, ia mengingatkan perlunya berbagai alternatif pembiayaan, karena tidak mungkin seluruhnya dipikul oleh Pemerintah semata. Hal yang tidak kalah
Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
25
INOVASI 1
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pembukaan sembilan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) regional Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bertempat di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Jawa Tengah.
penting menurutnya adalah kajian yang lebih mendalam terhadap ketersediaan air baku agar tidak mengganggu keseimbangan kebutuhan lainnya yang ada saat ini. “Upaya terobosan untuk menggalang sumber-sumber pembiayaan ini perlu dilakukan oleh kita semua,” katanya. Sebagai informasi, kebutuhan investasi untuk masing-masing SPAM regional ini bervariasi. Sebagian sistem membutuhkan investasi yang sangat mahal karena panjangnya jaringan transmisi dan distribusi serta sistem pompa yang harus dibangun sehingga cen derung kurang layak secara finansial. Sebaliknya, terdapat sistem dengan sumber mata air dengan gravitasi dan jaringan perpipaan yang relatif pendek sehingga sangat potensial dan layak secara finansial. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan tarif air yang diberlakukan pada beberapa SPAM regional menjadi sangat tinggi dan tidak terjangkau oleh masyarakat di wilayah tersebut. Konsep SPAM regional yang difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut melalui subsidi silang antar sistem. Dengan demikian secara gabungan, SPAM regional yang difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dapat menjadi kegiatan yang layak bukan saja dari sisi teknis, tetapi juga dari sisi ekonomis dan keuangan. Agoes Widjanarko menambahkan, peme rintah pada dasarnya akan mendukung pemenuhan kebutuhan air baku yang diperlukan dengan membangun sistem transmisi air baku. Untuk beberapa SPAM regional yang
26 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
menggunakan sumber air melalui mata air dengan pipa transmisi yang tidak terlalu panjang pada prinsipnya dapat didukung dengan dana APBN Kementerian PU. Namun demikian, untuk beberapa SPAM regional dengan kapasitas besar dan pipa transmisi yang panjang, perlu dilakukan pentahapan dalam pelaksanaanya dan kajian skema pembiayaan diluar APBN diantaranya dengan melibatkan peran serta swasta. Dalam hal ini, APBN dialokasikan sebagai dukungan Pemerintah agar kegiatan ini layak bagi mitra swasta dan menarik bagi lembaga keuangan untuk mendanainyadengan tarif air minum yang terjangkau bagi masyarakat. “Demikian pula untuk membangun sistem distribusi dan layanan yang diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp. 2,4 Triliun, saya kira juga sulit apabila hanya mengandalkan APBD Provinsi/Kabupaten/Kota dan internal kas PDAM semata,” tambahnya. Agoes mengharap pemerintah Provinsi/ Kabupaten/Kota beserta DPRD diharapkan dapat mendukung penyelenggara SPAM da lam mencari terobosan pendanaan untuk membangun jaringan distribusi dan sambu ngan rumah. Terkait hal tesebut, pemerintah saat ini memberikan fasilitasi untuk mengakses berbagai alternatif pendanaan, seperti Pinjaman Perbankan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2009 tentang Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat dalam rangka Percepatan Penyediaan Air Minum. Selain itu dapat juga dilakukan Kerjasama Pemerintah
dan Swasta (KPS) sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 56 tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 67 tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur, serta diatur dalam Peraturan Menteri PU Nomor 12/PRT/M/2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengembangan Sis tem Penyediaan Air Minum. “Kami meletakkan harapan yang besar terhadap keberhasilan dan keberlangsung an SPAM Regional di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ini dalam peningkatan pelayanan air minum kepada masyarakat di dua provinsi ini. Harapan kami 9 SPAM Regional ini dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia untuk mengesampingkan ego kewilayahan dan meningkatkan kerjasama antar daerah dalam rangka meningkatkan pelayanan air minum kepada masyarakatnya,” tambah Agoes. Terkait SPAM Regional ini, dukungan penuh juga diberikan oleh Gubernur Jawa Tengah H. Bibit Waluyo. Menurutnya, nota kesepahaman ini mengandung arti bahwa pemenuhan kebutuhan air minum untuk masyarakat menjadi tanggung jawab bersama secara regional. Hal ini mengandung maksud agar upaya pemenuhan kebutuhan air bersih tidak bersifat sektoral dan terlokalisir pada tiap-tiap pemerintah kabupaten/kota tanpa adanya sinergi dan kerjasama dengan daerah lain di sekitarnya. Dengan pola ini maka diharapkan daerah yang mengalami surplus air akan mensubsidi daerah lain di sekitarnya agar upaya pemenuhan kebutuhan air bersih dapat terwujud secara merata dalam suatu kawasan regional. “Air sebagai kebutuhan dasar manusia untuk semua orang. Jadi kalau daerah tertentu sudah cukup, sudah tentu diberikan untuk daerah lain yang membutuhkan,” tandas Bibit. Penandatanganan kesepakatan bersama yang melibatkan Pemerintah Pusat, Provinsi serta Pemerintah Kabupaten dan Kota me rupakan langkah awal dalam mewujudkan SPAM Regional di Jawa Tengah. Setelah penandatangan dilaksanakan, diharapkan masing-masing pemda dapat menyiapkan dokumen-dokumen perencanaan yang diperlukan meliputi perencanaan teknis, pembia yaan, kelembagaan dan lingkungan. Satu hal yang juga perlu perhatian khusus diantaranya adalah penyiapan lahan yang diperlukan. Ka rena sudah banyak kasus pembangunan infrastruktur yang terkendala akibat lambatnya (dvt) penyiapan lahan yang diperlukan.
Inovasi 2
INOVASI 2
H
Kebijakan dan Strategi Cipta Karya Terkait Perubahan Iklim Sandhi Eko Bramono *)
Perubahan iklim saat ini telah menjadi topik hangat yang ditengarai sebagai salah satu penyebab berbagai bencana alam yang terjadi belakangan ini. Peningkatan jumlah penduduk dunia dan peningkatan standar kualitas hidup manusia, juga tidak diikuti dengan penambahan daya dukung lingkungan.
dapat mengakibatkan penurunan kinerja infrastruktur keciptakaryaan bagi masyarakat, meskipun juga terdapat dampak positifnya. Oleh karenanya, penyusunan kebijakan dan strategi yang tepat, aplikatif, terukur, andal, dan terjangkau, perlu untuk dirumuskan. Identifikasi Dampak Sejumlah parameter lingkungan yang pa ling signifikan dari perubahan iklim adalah perubahan temperatur, kelembaban udara, tingkat curah hujan, pola curah hujan, freku
ensi curah hujan, durasi curah hujan, kecepatan angin, dan arah angin. Dampak positif dan negatif dari perubahan iklim perlu untuk dihitung, serta dipertimbangkan daya rusaknya atau justru daya dukungnya terhadap infrastruktur yang ada. Sebagai contoh, dampak peningkatan temperatur udara terhadap pe ngeringan sampah yang mendukung kinerja proses insinerasi di Instalasi Pengolahan Sampah (IPS), dampak peningkatan tingkat curah hujan terhadap melambatnya kecepatan pe nurunan genangan air di permukiman, dan
Foto : Dok. PAMSIMAS
Hal ini sejalan dengan entropi alam dimana pertumbuhan ekonomi tidaklah sejalan de ngan upaya konservasi lingkungan. Upaya melawan entropi alam dengan menyelaraskan pertumbuhan ekonomi dan konservasi lingkungan berdampak pada kebijakan yang mahal dari aspek finansial, namun dapat menjadi murah dari aspek ekonomi. Hal ini juga berdampak pada infrastruktur keciptakaryaan, seperti bangunan, permukiman, air minum, air limbah, drainase, dan per sampahan. Perubahan iklim perlu diwaspadai
Formulasi dan Kuantifikasi
Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
27
TPA Sarimukti Kab. Bandung Barat
lain sebagainya. Toleransi Dampak Penurunan keandalan infrastruktur terkait perubahan iklim harus difokuskan pada tingkat keandalan pelayanannya kepada masyarakat. Jika penurunan keandalan sudah mencapai tahap yang merugikan masyarakat, maka per lu dilakukan suatu tahapan antisipasi yang memadai. Kerugian yang ditimbulkan juga perlu untuk dikuantifikasikan, dalam satuan yang dapat dihitung atau diukur. Misalnya, peningkatan tingkat curah hujan menyebabkan sampah yang belum terangkut dari kawasan permukiman menjadi lebih cepat membusuk dan mengganggu kenyamanan masyarakat. Dengan kata lain, pe ningkatan frekuensi pengangkutan sampah perlu untuk dilakukan, dengan mempertimbangkan tingkat toleransi masyarakat atas bau sampah yang ditimbulkan. Hal ini dapat dikorelasikan juga dengan Standar Pelayanan
28 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
Minimal (SPM) infrastruktur yang ada, dengan mempertimbangkan apakah keandalan infrastruktur tersebut masih memenuhi SPM yang telah ditetapkan. Biaya Mitigasi Penurunan keandalan infrastruktur yang akan dirancang terkait perubahan iklim, berdampak pada kebutuhan dalam upaya mitigasi untuk meminimasi dampak kerusakan yang ada. Upaya mitigasi ini membutuhkan sejumlah biaya yang akan berpengaruh terhadap besaran investasi yang harus ditanamkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, atau Pemerintah Daerah. Tambahan biaya investasi ini menjadi beban baru dalam pos Anggaran Pendapatan Belanja Negara/Daerah (APBN/D) karena menjadi kewajiban pemerintah untuk menjamin keandalan infrastruktur yang akan disediakan. Biaya ini dapat dikorelasikan sebagai biaya investasi untuk sejumlah masyarakat yang
dilayani oleh infrastruktur tersebut, dalam satuan Rupiah/kapita. Misalnya, dapat dihitung biaya mitigasi yang dibutuhkan untuk membuat perluasan kawasan resapan air di sekitar infrastruktur drainase untuk mengantisipasi luapan air yang tidak dapat tertangani oleh infrastruktur drainase kawasan yang ada. Biaya Rehabilitasi Pada infrastruktur yang telah terbangun, sejumlah penurunan keandalan infrastruktur juga perlu diantisipasi dengan penyesuaian desain fisik infrastruktur tersebut agar tidak menurunkan keandalan infrastruktur yang telah terbangun. Sejumlah biaya dibutuhkan untuk memperbaiki kerusakan infrastruktur yang ada, dimana tingkat keandalan infrastruktur harus tetap dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Kebutuhan biaya rehabilitasi ini dapat dinyatakan dalam biaya investasi terhadap jumlah layanan infrastruktur tersebut, dinyatakan dalam satuan Rupiah/kapita.
INOVASI 2 Misalnya, dapat dihitung biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki kawasan permukiman yang rusak akibat tergenang oleh banjir akibat peningkatan tingkat curah air hujan. Wigati atau Skala Prioritas Setelah mempertimbangkan tingkat kerusakan, toleransi, serta pembiayaan yang dibutuhkan, maka dapat ditentukan wigati dari infrastruktur-infrastruktur yang perlu diberi perhatian utama. Kesemua infrastruktur adalah sama pentingnya dan sama manfaatnya bagi masyarakat. Namun di tengah ke terbatasan anggaran yang ada, maka perlu dilakukan suatu pemeringkatan terkait dampak perubahan iklim yang terjadi, karena hal ini menjadi suatu pertimbangan yang sangat teknis untuk diputuskan. Misalnya, fluktuasi kualitas air sungai karena perubahan pola curah hujan berdampak pada terganggunya kinerja Instalasi Pengolahan Air (IPA). Dalam hal ini, diperlukan skala prioritas pada infrastruktur air minum untuk meningkatkan kinerja unit operasi pada IPA, sehingga mampu menghasilkan air minum dengan kualitas yang konstan, meskipun memperoleh air baku dengan kualitas yang fluktuatif. Sebagai perbandingan, pembiaya an untuk infrastruktur persampahan terkait sarana pengumpulan sampah, seperti perbaikan kualitas material pada gerobak sampah, dalam hal ini tidak menjadikannya sebagai suatu prioritas utama.
untuk pembiayaan infrastruktur air minum dengan menggandeng lembaga keuangan dalam negeri A dengan model kelembagaan B, untuk infrastruktur air limbah dengan bekerja sama bersama lembaga keuangan dalam negeri C dengan model kelembagaan D, dan lain sebagainya. Dengan mempertimbangkan urutan-urutan yang tersebut di atas, diharapkan akan dilahirkan kebijakan dan strategi yang tepat, aplikatif, terukur, andal, dan terjangkau. Kebijakan dan strategi yang tidak tepat dan tidak aplikatif akan sekedar menjadi suatu wacana tanpa realisasi. Kebijakan dan strategi yang tidak terukur akan menjadikan capaian-capaian yang tidak jelas arahannya. Kebijakan dan strategi yang tidak andal dan tidak ter-
jangkau akan menjadikan infrastruktur yang dirancang tidak dapat berfungsi dengan baik, tidak berkelanjutan, dan tidak memberikan manfaat finansial/ekonomi yang nyata bagi masyarakat. Keandalan kebijakan dan strategi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, akan menjadi ujung tombak terdepan dalam menjamin keandalan pelayanan infrastruktur cipta karya yang seluas-luasnya untuk rakyat. *)
Staf Sub Direktorat Kebijakan dan Strategi, Direktorat Bina Program, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum. Kontak dengan penulis:
[email protected]
Bron Capturing PAMSIMAS Desa Kapundutan Kabupaten Pekalongan
Kelembagaan dan Skema Pembiayaan Setelah semua dampak perubahan iklim dipetakan, besaran pembiayaan telah dihitung, dan skala prioritasnya telah diputuskan, maka dibutuhkan suatu sarana kelembagaan yang sesuai, serta skema pembiayaan yang tepat dan sesuai kebutuhan. Kelembagaan yang cocok akan memberikan kinerja pelayanan infrastruktur yang baik dan berkenlanjutan. Skema pembiayaan diharapkan sebagai pembiayaan dalam negeri, untuk meminimasi pembiayaan dari luar negeri (khususnya hutang luar negeri). Beban hutang luar negeri Indonesia yang saat ini sudah mencapai Rp 7,5 juta/kapita, harus menjadi suatu cambuk bahwa diperlukan pembiayaan dalam negeri yang bersifat kreatif, namun tetap mampu memberikan manfaat yang nyata dan luas bagi masyarakat. Pembiayaan dapat dilakukan dengan diversifikasi dari berbagai lembaga keuangan dalam negeri, yang sifatnya cocok bagi pembiayaan infrastruktur tersebut. Misalnya, Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
29
Gema PNPM Vice President ADB
Kunjungi RIS-PNPM di Babakan Loa Dedi Zubaidi *)
RIS-PNPM merupakan program pemberdayaan masyarakat yang koordinasinya berada di bawah payung PNPM Mandiri. Program ini memberikan fasilitasi pada pengembangan kapasitas masyarakat dalam perencanaan dan pengembangan desanya. Juga memberikan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) untuk pembangunan infrastruktur yang mampu memberikan kemudahan akses bagi masyarakat dalam peningkatan kualitas hidup dan ekonominya.
30 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
B
Babakan Loa, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, merupakan salah satu desa sasaran RIS-PNPM tahun 2009 yang menjadi lokasi kunjungan Stephen P. Groff-Vice President of Asian Development Bank. Keberhasilan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat di Desa Babakan Loa, telah menjadikan desa ini sebagai lokasi kunjungan Stephen P. Groff- Vice President of Asian Development Bank (ADB), didampingi oleh Fihir S. Batarai – Kepala Project Coordination and Monitoring Unit RIS-PNPM dan Teddy Kreswanto – Kepala Satuan Kerja Pembinaan Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Dalam kunjungannya Stephen P. Groff me ngatakan bahwa ADB telah melakukan kerjasama dengan pemerintah Indonesia lebih dari 40 tahun, dimana programnya difokuskan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Saya sangat senang berada disini dan melihat langsung keberhasilan masyarakat Babakan Loa dalam melaksanakan RIS-PNPM. Hal ini akan menjadi contoh bagi wilayah-wilayah lainnya,” ungkap Groff pada saat dialog de ngan masyarakat. Babakan Loan kecamatan Kedondong
GEMAPNPM
Selama kurang lebih 13 tahun, masyarakat mengambil air bersih dari lembah atau sungai yang kurang lebih berjarak 5 km untuk dusun terjauh dan 1 km untuk dusun yang dekat dengan sungai
Kabupaten Pesawan Provinsi Lampung, me rupakan desa yang mempunyai potensi be rupa hasil perkebunan seperti kakao, kopi dan pisang. Jarak tempuh yang harus dilalui masyarakat untuk menuju kota kecamatan memakan waktu sekitar satu jam dengan kondisi wilayah perbukitan dan jalan yang rusak. Kondisi ini telah menyebabkan masyarakat mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil perkebunanya. Di samping itu, kesulitan masyarakat dalam memperoleh air bersih juga telah menyebabkan kualitas kesehatan mereka tidak terjamin dan beban pengelua ran mereka bertambah. Selama kurang lebih 13 tahun, masyarakat mengambil air bersih dari lembah atau su ngai yang kurang lebih berjarak 5 km untuk dusun terjauh dan 1 km untuk dusun yang dekat dengan sungai. Masyarakat mengambil air bersih tersebut dengan diangkut menggunakan motor, sepeda, bahkan ada yang dipikul. Melalui RIS-PNPM, masyarakat Desa Babakan Loa sejak tahun 2009 telah dapat menikmati air bersih yang langsung tersedia di dapur mereka, dan mereka sangat berbahagia merasakan kemudahan tersebut. Pada kesempatan ini pula, Aries Sandi
Darma Putra - Bupati Pesawaran dalam sambutannya yang dibacakan oleh Drs. Achmad Balia - Kepala Bappeda Kabupaten Pesawaran mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Pesawaran mendukung sekali program yang digulirkan ADB ini dan berharap masih akan berlangsung pada tahun-tahun mendatang. Sebagai bentuk dukungan, kami menyediakan Biaya Operasional/ biaya pendamping untuk menyelenggarakan program tersebut sesuai kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan ADB. Untuk lebih menjamin terjadinya transparansi di masyarakat dan terwujudnya efektifitas dalam pencapaian sasaran program, kami melibatkan media, LSM serta menumbuhkan sikap kritis masyarakat untuk mengawasi jalannya pelaksanaan program. Pada tahun 2009, Kabupaten Pesawaran menerima bantuan program dari ADB sebesar 14 Milyar (56 desa), tahun 2010 sebesar 12,750 Milyar (51 desa) dan tahun 2011 sebesar 12,750 Milyar (51 desa). Dari dana sekitar 39 milyar yang diterima, digunakan sebagai wujud nyata pembangunan dalam rangka pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan secara langsung oleh masyarakat. Lebih lanjut, Achmad Balia mengatakan bahwa sebagai komitmen Pemerintah Kabupaten Pesawaran dan melihat besarnya manfaat program pemberdayan bagi masyarakat.
“Kami merencanakan membuat program pemberdayaan masyarakat yang serupa yang dibiayai melalui APBD Kabupaten Pesawaran untuk lebih mempercepat pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Pesawaran yang kita cintai ini,” ujarnya. Sementara itu dalam sesi dialog, masyarakat menginginkan program ini terus dilanjutkan di Babakan Loa. Kemiskinan yang hampir menyuluruh di dusun-dusun menyebabkan perlunya dukungan peningkatan infrastruktur yang berkesinambungan. Kebijakan pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat pada hakekatnya me rupakan pergeseran paradigma dari proses perencanaan pembangunan yang semula berpola top-down menjadi bottom-up. Pen dekatan pelaksanaan pembangunan ini dilakukan melalui peningkatan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok untuk dapat memecahkan ber bagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahte raannya. Mudah-mudahan, dengan keterli batan yang lebih besar dari perangkat pe merintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk bangkit secara mandiri menuju masyarakat yang madani. *) Sekretariat RIS PNPM Ditjen Cipta Karya
Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
31
Lensa CK
LENSACK
World Delta Summit Jakarta Convention Center, 21-24 November 2011
“The Pulse of Deltas and the Fate of our Civilization”
Foto-foto : Danang Pidekso
32 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
Lensa CK
LENSACK
Konstruksi Indonesia 2011 Forum Konstruksi dan Infrastruktur Indonesia Jakarta Convention Center, 23-25 November 2011
Foto-foto : Danang Pidekso
Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
33
Seputar Kita
SEPUTARKITA Ditjen Cipta Karya Sosialisasikan Program USRI
Ditjen Cipta Karya sosialisasikan program Urban Sanitation dan Rural Infrastucture (USRI) Support to PNPM Mandiri kepada 71 kabupaten/kota di 9 provinsi penerima program ini di Jakarta 9-10 November 2011. Sosialisasi ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut atas kerjasama pinjaman antara Pemerintah Indonesia dengan Asian Development Bank (ADB) senilai US$ 100 juta akhir September lalu. Dalam arahannya, Dirjen Cipta Karya Budi Yu wono mengatakan, USRI merupakan program pemberdayaan masyarakat di bawah payung PNPM Mandiri. Program ini dilaksanakan untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam per
SAK ETAP Bagi PDAM Mulai Disosialisasikan Setelah rampung menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) Oktober lalu, SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) bagi PDAM mulai disosilisasikan. Kementerian PU melalui Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) dan Dit. PAM Ditjen Cipta Karya serta PERPAMSI mulai mensosialisasikan sistem ini secara bergelombang dan regional ke seluruh PDAM di Indonesia. Diharapkan awal tahun 2012 nanti, semua PDAM sudah menerapkan laporan keuangan dengan sistem SAK ETAP ini. Kepala BPPSPAM Rachmat Karnadi mengatakan, salah satu cara meningkatkan layanan PDAM adalah dengan menerapkan sistem SAK ETAP dalam laporan keuangan setiap PDAM. Dengan menerapkan sistem yang mengacu pada standar akuntansi internasional ini, salah satu keuntungannya adalah investor asing akan berminat untuk investasi . Selain itu, dengan sistem ini PDAM akan lebih mudah dan tepat dalam menyusun laporan keuangannya karena lebih sederhana. “Sosialisasi ini rencananya akan dilaksanakan di tujuh kota yaitu Bandung, Makassar, Batam, Solo, Medan, Bali dan Banjarmasin untuk tahun 2011. Peserta sosialisasi adalah sejumlah PDAM yang terbagi dalam sembilan wilayah di Indonesia dan sebagai narasumber utama dalam sosialisasi ini adalah tim dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)” kata Rachmat. (dvt)
34 Buletin Cipta Karya - 11/Tahun IX/November 2011
baikan infrastruktur perdesaan dan mengentaskan kemiskinan di wilayah perdesaan serta penanganan permasalahan sanitasi di wilayah perkotaan. “Saya juga mengharap dukungan Pemprov maupun Pemda dalam bentuk Dana Biaya Operasional Proyek (BOP) untuk program ini. BOP ini merupakan tugas wajibnya daerah dan tidak akan membebani, karena kecil nilainya. Dengan adanya alokasi BOP ini maka program akan berjalan lancar dan tepat waktu,” kata Budi saat member arahan, Rabu (9/11). (puskom)
30 Mahasiswa Sapta Taruna Kunjungi Stand PU Sebanyak 30 mahasiswa jurusan teknik sipil dan teknik lingkungan dari Sekolah Teknologi Tinggi (STT) Sapta Taruna Jakarta kunjungi Stand Kementerian Pekerjaan Umum dalam pemeran IDEC 2011 (Indonesia Disaster Preparedness, Response, Recovery, Expo and Conference) di JI Expo Kemayoran Jakarta, Jumat (28/10). Para mahasiswa ini diundang oleh Kementerian PU untuk mendapatkan penjelasan mengenai penanganan rehabilitasi dan rekontruksi Gempa DIY oleh Ditjen Cipta Karya Kementerian PU. Selaku pembicara, Kasatker Rehab Rekon Ditjen Cipta Karya Aswin Sukahar menjelaskan, rehab rekon untuk Gempa DIY tahun 2006 memiliki beberapa tujuan. Diantaranya, memberi kemampuan masyarakat untuk membangun rumah tahan gempa, menyusun rencana penataan permukiman untuk meminimalisir resiko dan membangun infratruktur akibat gempa. “Pendekatan yang dilakukan adalah pemberdayaan, dimana mengedepankan masyarakat sebagai pelaku utama. Dalam rehab rekon ini kita ajak masyarakat untuk menyusun rencana penataan permukiman kedepan, tidak hanya gempa tapi juga kerawanan lain seperti banjir dan tanah longsor,” kata Aswin. (puskom)
semangat hari pahlawan10 november 1945
Menerusk an Perjuangan Pahlawan Kemerdek aan Membangun Bangsa dan Negar a
Citizen Journalism Cipta K arya Cerita adalah semangat. Mak a perlu sebuah rumah untuk menampungnya. Tulislah kisah perjalanan yang sudah membuka mata Anda, berbagilah dengan yang lain untuk memperkaya makna. Jurnalisme Warga Cipta Karya siap menampung kisah Anda lewat kata-kata dan karya foto. http://ciptakarya.pu.go.id/jurnalisme