PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Penulis: Drs. Darmawang, M.Kes Drs. Suardy, M.T Drs. Syafiuddin P., M.Pd
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Page |i
SAMBUTAN KETUA RAYON 1 24
Universitas Negeri Makassar (UNM) adalah salah satu Perguruan Tinggi yang diberi amanah oleh pemerintah menyelenggarakan sertifikasi guru dalam jabatan yang bertugas memberikan sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Pelaksanaan sertifikasi guru pada tahun 2012 mengalami beberapa perubahan, antara lain perubahan yang mendasar yaitu pola penetapan peserta dan pelaksanaan uji kompetensi awal sebelum PLPG. Selain itu, sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2012 dilaksanakan berbasis program studi sesuai dengan Permendikbud Nomor 5 tahun 2012. Yang dimaksud dengan berbasis program studi adalah bahwa hanya rayon yang memiliki program studi S1 kependidikan terakreditasi yang dapat melaksanakan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru pada mata pelajaran yang sesuai. PLPG merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk memperoleh sertifikat pendidik.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Untuk menjamin standardisasi isi/materi PLPG, diperlukan keseragaman format penyajian materi menurut bidang studi kepesertaan dengan memperhatikan empat kompetensi guru yang dalam penyusunannya mengacu pada kisi-kisi Uji Kompetensi Awal (UKA). Oleh karena itu, tersusunnya modul ini kami sambut dengan baik diiringi rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan pengharapan semoga modul ini dapat dijadikan sebagai acuan utama bagi instruktur dan peserta dalam pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Oleh sebab itu, Ketua Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada penyusun modul yang telah bekerja keras dengan penuh dedikasi dalam menyusun modul ini. Mudah-mudahan melalui modul ini proses penyelenggaraan PLPG dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien yang pada gilirannya dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru peserta Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).
Ketua Rayon 1 24/Rektor UNM,
Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT oleh karena atas rahmat dan InayahNya sehingga Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar dapat tersusun sebagaimana yang diharapkan.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Modul ini disusun berdasarkan pada Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal (UKA) dan Rambu-Rambu Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (Buku 4) yang dikeluarkan oleh Dirjen DIKTI Kemdikbud Tahun 2012, dikembangkan sesuai dengan kisi-kisi yang telah disahkan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG) dan kurikulum PLPG PSG Rayon 1 24 UNM. Perubahan mendasar yang membedakan pelaksanaan PLPG tahun 2012 ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya antara lain: (1) Pelaksanaan PLPG yang berbasis Program Studi; (2) Pemberian materi kebijakan pembinaan profesionalisme guru berkelanjutan; dan (3) Penguatan materi bidang studi dengan penambahan jumlah JP serta penyampaian materi yang menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Tujuan penyusunan modul ini adalah untuk memantapkan pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru pada Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru ini antara lain memuat isi Pedagogik Umum dan Pedagogik Khusus. Kepada tim penyusun serta pihak lain yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru ini disampaikan banyak terima kasih. Semoga Allah SWT memberkahi segala aktivitas kita.
Makassar,
April 2012 Ketua PSG,
Prof. Dr. H. Eko Hadi Sujiono, M.Si. NIP. 19691017 199303 1 003
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................................................ i Sambutan Ketua Rayon 1 24 ....................................................................................................... ii Kata Pengantar .......................................................................................................................... iii Daftar Isi .................................................................................................................................. iv
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
-
Media Pembelajaran Kejuruan .............................................................................................. 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................................................... 13 Strategi Pembelajaran Kejuruan............................................................................................ 24 Evaluasi Hasil Pembelajaran Kejuruan .................................................................................. 35 Pembacaan Gambar Bidang Otomotif ................................................................................... 46 Alat Ukur dan Servis Otomotif ............................................................................................. 55 Perbaikan Mesin Bensin ....................................................................................................... 65 Perbaikan Mesin Diesel ....................................................................................................... 86 Perbaikan Sistem Pemindah Tenaga .................................................................................... 93 Perbaikan Sistem Kemudi, Rem dan Suspensi ....................................................................... 99 Perbaikan Kelistrikan Otomotif ............................................................................................. 107 Perbaikan Sistem Air Conditioner (AC) .................................................................................. 121
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | iv
MEDIA PEMBELAJARAN KEJURUAN
Standar Kompetensi Sub Kompetensi Alokasi Waktu
: Media dalam pembelajaran otomotif : 1. Pentingnya media dalam pembelajaran otomotif 2. Menerapkan media dalam pembelajaran otomotif : 50 menit
A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat: 1. Menguraikan pengertian, peran, fungsi media dalam pembelajaran otomotif. 2. Menjelaskan pentingnya teori-teori belajar dalam kaitannya dengan pemilihan media. 3. Memilih media pembelajaran media visual 4. Menerapkan pembelajaran berbasis media komputer.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang disajikan. 2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang disediakan. C. Materi Pembelajaran 1. Rasional Pengunaan Media Pendidikan Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Dan kegiatan belajarmengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasitersendiri dimana dosen dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Pengalaman menunjukkan bahwa dalam komunikasi itu sering terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan tidak efisien yang antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan siswa, kurang minat dan kegairahan dan lain-lain. Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan di atas ialah penggunaan media di dalam proses belajar mengajar, mengingat bahwa fungsi media di dalam proses ini kecuali sebagai penyaji stimulus (informasi, sikap dan lain-lain), juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik. Kecuali dari hal itu juga media mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut : 1. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa. Pengalaman siswa berbeda-beda, kehidupan keluarga dan masyarakat sangat menentukan macam pengalaman siswa. Sebagai contoh dua anak yang hidup di dua lingkungan berbeda aka mempunyai pengalaman yang berbeda tersebut. 2. Media dapat mengatasi ruang kelas Banyak hal yang sukar untuk secara langsung oleh siswa di dalam kelas, seperti obyek yang selalu besar atau terlalu kecil, gerakan-gerakan yang akan diamati terlalu cepat. Dengan melalui kesukaran seperti di atas dapat di atasi. 3. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan. Gejala fisik dan sosial dapat diajak berkomunikasi dengannya. 4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan Pengamatan yang dilakukan oleh siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang dapat dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit dan realitas. Penggunaan media seperti gambar, film, modul, grafik dan lainnya dapat memberikan konsep dasar yang benar. 6. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang mahassiwa untuk belajar. Pemasangan gambar di papan buletin, pemutaran film, modul, grafik dan lainnya dapat menimbulkan rangsangan-rangsangan tertentu kearah keinginan untuk belajar.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Page |1
7. Minat dapat membangkitkan keinginan dan minat baru. Dengan menggunakan media, horizon pengalaman anak makin luas, persepsi semakin tajam dan konsep-konsep dengan sendirinya semakin lengkap. Akibatnya keinginan dan minat baru untuk belajar selalu timbul. 8. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari yang kongkrit sampai yang abstrak.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
2. Karakteristik Pemilihan Media Pendidikan Media adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Tetapi akan beraneka ragamnya serta masing-masing media mempunyai karakteristik sendiri, maka kita harus berusaha memilihnya dengan cermat agar dapat digunakan secara tepat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media antara lain : 1. Tujuan yang ingin di capai Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Masalah tujuan ini adalah kriteria yang paling pokok, sedangkan yang lainnya merupakan kelengkapan dan kriteria yang utama tadi. 2. Ketepatgunaan materi media Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari suatu benda maka gambar seperti bagan chart atau slide dapat digunakan, sedangkan kalau yang dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak, maka media film atau video lebih tepat. 3. Keadaan Siswa Sebuah program media mungkin cocok untuk tujuan tertentu. Tetapi bila kerumitannya serta kosakata yang dipakai jauh di atas kemampuan siswa kita, maka media tersebut tidak dapat dipilih. Di samping kemampuan dan kesiapan siswa kita yang akan mempergunakan media, besar kecilnya kelompok juga mempengaruhi media. 4. Ketersediaan Media Seringkali media yang kita nilai sangat tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran kita, umpamanya saja film, ternyata di perpustakaan kita tidak tersedia, sedangkan untuk memproduksi sendiri adalah suatu hal yang jauh dari mungkin. Dalam hal ini kita harus memilih alternatif yang lain, misalnya film strip, slide atau gambar mati, yang tersedia atau yang dapat dibuat sendiri. 5. Mutu teknis dari media Umpamanya kita akan menerangkan bagaimana cara kerjanya mesin turbin atau mesin ketam penebal. Ternyata pengambilannya tidak begitu memenuhi syarat, sehingga ada bagianbagian yang penting tidak jelas. Karena mutu teknisnya tidak memenuhi persyaratan, maka media slide tidak dapat digunakan. 6. Biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan dan penggunaan media. Kriteria yang tidak kalah pentingnya adalah masalah biaya. Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan dan menggunakan media hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil yang dicapai. Jika tujuan kita agar siswa dapat emnyebutkan bagian-bagian dari tubuh kita, gambar mati atau foto sudah dapat dipergunakan. Tidak perlu kita melihat media video yang biayanya jauh lebih mahal. 3. Fungsi Media Pembelajaran Kalau seorang guru akan melakukan proses belajar-mengajar, maka pertama-tama guru harus memiliki gagasan yang diwujudkan dalam desain instruksional. Hal ini guru akan mengadakan proses komunikasi dengan siswanya, Oleh karena itu dalam proses komunikasi itu selain ada gagasan dari guru, ada pula unsur-unsur yang dapat menunjang proses komunikasi dan ada tujuan dari komunikasi itu. Proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut :
SUMBER (RESOURCE)
KOMUNIKATOR (ENCODER)
SIGNAL (MESSAGE)
KOMUNIKAN (DECODER)
TUJUAN (DESTINATION)
Sebagai contoh, bila seorang guru akan mengadakan persamaan pemahaman mengenai suatu gagasan (ambil sebagai contoh tentang motor/engine, model pembelajaran kelilstrikan atau yang lain) dengan siswa, maka ia pertama-tama harus membentuk gagasan itu kedalam suatu “code” menjadi kata-kata yang sambung menyambung yang kita dapat sebut kalimat, sesudah guru siap dengan kalimat-kalimat, tentang bagaimana ia harus mengatakan kepada siswa, mulailah guru berbicara, kalau pembicaraan itu berlangsung dalam bentuk tatap muka, maka
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Page |2
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
kalimat-kalimat itu sampai kepada siswa dalam bentuk gelombang-gelombang suara yang kita kenal sebagai bahasa. Kalau pembicaraan berlangsung dalam jarak yang jauh atau dalam ruang dan waktu yang berbeda harus digunakan alat bantu misalnya radio, telepon, TV, atau bentuk karya tulis. Kalimatkalimat itu akhirnya diterima melalui indra telinga atau mata. Kalau melalui komunikasi itu siswa dapat berhasil membentuk gambaran yang berarti dalam otaknya, maka dikatakan siswa itu mengerti. Dalam komunikasi belajar mengajar yang menjadi sumber dari pada massage itu dari gagasan-gagasan yang terucapkan adalah juga otak guru. Dalam hal ini guru menjadi “ Sourse” dan sekaligus “Encoder”. Kalimat-kalimat yang terucapkan, yang berupa gelombang suara, yang disampaikan guru kepada siswa disebut signal. Siswa menerima signal dari guru dalam bentuk gelombang suara atau tulisan dan selanjutnya membentuknya kembali menjadi gagasan, maka siswa dalam hal ini disebut komunikan dan tujuan dan sekaligus, maka jelaslah sekarang bahwa “sumber/ source” adalah sumber dari massage/signal, misalnya Si guru dan komunikan/encoder pembentuk gagasan menjadi kata-kata dan kalimat yang diekspressikan. Komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar semakin penting artinya karena dalam proses komunikasi, tujuan utama harus tercapai, yaitu siswa menjadi mengerti/memahami. Media pendidikan digunakan dengan maksud untuk meningkatkan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar-mengajar, untuk memungkinkan media pendidikan berfungsi secara maksimal maka perlu memperhatikan ciri-ciri umum dari media tersebut sebagai berikut: 1. Media Pendidikan pada umumnya dapat dilihat atau dapat didengar (Media Pendidikan disebut alat pandang dengar). 2. Media Pendidikan adalah alat bantu belajar mengajar di kelas atau luar kelas 3. Media Pendidikan adalah suatu medium atau perantara yang digunakan untuk pendidikan 4. Media pendidikan sebagai alat belajar, misalnya modul, program radio, program TV. Media Pendidikan adalah satu bagian yang integral dalam proses pendidikan di sekolah. Media pendidikan telah berkembang sedemikian rupa berkat kemajuan ilmu dan teknologi dan perubahan sikap masyarakat untuk lebih maju sesuai dengan tujuan pendidikan dan ilmu jiwa belajar. Media dan teknologi banyak manfaatnya dalam pendidikan antara lain pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan pendidikan kejuruan. Dengan menggunakan media guru dapat mengatasi hal-hal yang secara biasa tidak dapat disajikan karena beberapa sebab. Media Pendidikan mempunyai beberapa nilai praktis sebagai berikut : 1. Media pendidikan dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi siswa, misalnya siswa yang berasal dari golongan yang mampu tidak akan sama pengalamannya sehari-hari dengan siswa dari golongan yang tidak/kurang mampu (yaitu dengan film, gambar, TV dan lainnya). 2. Media pendidikan dapat mengatasi batas-batas ruang kelas, misalnya : benda yang akan diajarkan terlalu besar atau berat bila dibawa ke ruang kelas untuk diajarkan/diamati secara langsung (yaitu dengan film, gambar, slide, film strip dan sebagainya). 3. Media pendidikan dapat mengatasi apabila suatu benda secara langsung tidak dapat diamati karena terlalu kecil, seperti molekul, sel atau atom (yaitu dengan model, gambar, film dan sebagainya). 4. Media pendidikan dapat mengatasi apabila secara langsung benda itu terlalu lambat gerakannya atau terlalu cepat, sedangkan gerakan itu yang menjadi pusat perhatian siswa (yaitu dengan film, film strip dan sebagainya). 5. Media pendidikan dapat mengatasi apabila hal-hal itu terlalu kompleks untuk dapat diamati, seperti sistem listrik pada pesawat terbang atau isi tabung binatang (yaitu dengan slide, film, gambar dan sebagainya). 6. Media pendidikan dapat mengatasi apabila suara terlalu halus untuk didengar secara biasa (yaitu dengan radio, kaset, sistem pengeras suara dan sebagainya). 7. Media pendidikan dapat mengatasi hal-hal seperti peristiwa-peristiwa alam misalnya tiupan angin, mekarnya bunga, terjadinya letusan gunung berapi (yaitu dengan film, film strip, slide dan sebagainya). 8. Media pendidikan memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan masyarakat atau dengan keadaan alamiah (yaitu dengan meninjau kebun binatang, taman nasional, museum dan sebagainya). Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Page |3
9. Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan terhadap sesuatu dimana pada mulanya pengalaman-pengalaman siswa itu bermacam-macam atau berbeda-beda (yaitu dengan film, slide dan sebagainya). 10. Media pendidikan membangkitkan minat belajar yang baru dan membangkitkan motivasi serta merangsang kegaiatan belajar (yaitu dapat menggunakan hampir semua jenis media yang telah disebutkan)
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
1. Metode Template Template adalah suatu alat bantu untuk mengambbar di papan tulis terbuat dari hardboard, sheet metal atau plastik yang dibuat menjadi sebuah pola tertentu sesuai dengan bentuk gambar yang akan dibuat di papan tulis. Dengan menggunakan template ini membuat gambar di papan tulis lebih cepat dan kelemahannya adalah bahwa template hanya khusus untuk membuat gambar. Dalam mempergunakan template ini sebaiknya dibuat desain gambar secara garis besarnya saja, kemudian dilengkapi gambar tersebut sewaktu porses belajar-mengajar berlangsung. 2. Metode Pola Lubang Pola lubang merupakan suatu alat bantu untuk menggambar di papan tulis. Pola lubang terbuat dari plastik atau kertas tebal yang diberi lubang-lubang kecil sesuai dengan bentuk gambar yang akan di gambar di papan tulis. Kertas yang sudah mempunyai lubang kecil-kecil sesuai dengan bentuk gambar yang dibuat tersebut di tempelkan di papan tulis kemudian dipukul-pukul dengan penghapus papan, hasilnya merupakan titik-titik putih sesuai dengan bentuk gambar yang dibuat. Keuntungan mempergunakan pola lubang ini adalah guru tidak menghabiskan waktu terlalu lama untuk membuat gambar di papan tulis. 3. Papan Tulis Putih (White Board) Papan tulis putih adalah suatu permukaan benda datar berwarna putih dipergunakan untuk menulis di depan kelas dengan mempergunakan alat tulis khusus. Papan tulis putih terbuat dari mika, sebagian ada yang dilapisi dengan metal, disebut magnetic board. Pemakaian white board tidak menggunakan kapur tulis melainkan spidol khusus ( feltmaker pen). Alat ini merupakan media pendidikan yang mewah dan biaya pemakaiannya sehari jauh lebih tinggi bila kita bandingkan dengan papan tulis biasa. Di pasaran tersedia dalam bermacam-macam ukuran, antara lain : 40 X 60 cm ; 90 X 180 cm ;
80 x 120 cm ; 90 x 240 cm ;
90 x 120 cm 120 x 240 cm
Keuntungan pemakaian white board terutama sekali adalah tidak berdebu dan bersih, juga kelihatan lebih bagus dan spidol tersedia dari bermacam-macam warna sehingga penyajian bahan akan lebih menarik. Kelemahan pemakaian white board antara lain adalah: harganya sangat mahal bila dibandingkan dengan papan tulis biasa, memerlukan spidol khusus dengan harga yang cukup mahal, sehingga kecil sekali kemungkinan digunakan di daerah terpencil, membutuhkan pangaturan cahaya yang baik karena lebih mengkilat dari papan tulis biasa. 4. Model Model merupakan modifikasi dari benda asli, benda asli ini dimodifikasi atau ditiru, karena beberapa hal. Misalnya, karena benda asli itu terletak jauh dari sekolah, atau terdapat di kota lain, sehingga bila siswa di bawa kedaerah tersebut akan memakan biaya yang besar dan banyak waktu yang hilang, dalam kasus seperti ini dosen atau guru dapat membuat model sebagai tiruan benda asli. Hal lain adalah karena benda asli tersebut ukurannya terlalu besar dan perlu dibuat lebih kecil, sehingga guru dapat menggunakannya di kelas. Kadangkala bila benda asli terlalu kecil, seperti microchips atau IC, maka guru dapat memperbesarnya menjadi sebuah model, sehingga model ini dapat diamati dengan baik oleh siswa. Pada sekolah-sekolah kejuruan penggunaan model sebagai alat bantu pembelajaran sangat bermanfaat sekali. Alat-alat seperti; mesin-mesin, motor-motor, konstruksi bangunan, dapat ditampilkan dalam bentuk mini, lebih jauh lagi konstruksi bagian dalam dari suatu alat dapat pula ditunjukkan dengan model dipotong, diharapkan dengan model ini pemahaman akan cara kerja
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Page |4
bagian-bagian penting alat, secara faktual dapat ditangkap oleh siswa dengan cepat dan tahan lama dalam ingatannya. Model dapat juga dapat berupa kit, seperti rangkaian instalasi listrik, turbin, bangunanbangunan, pesawat terbang dan lain-lain. Peranan guru dalam hal ini mendemostrasikan cara merakit kit tersebut sehingga menjadi alat, benda jadi atau model yang diharapkan. Kemudian dengan memberikan kesempatan pada siswa/siswa untuk merakit kit tersebut menjadi model, akan sangat membantu penanaman siswa akan obyek yang dikerjakan.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
1. Papan Magnit (Magnetic Board) Papan magnit adalah papan putih yang dilapisi metal. Dengan mempergunakan magnit (berupa magnit buah baju, magnit pita, dan lain-lain), bahan dapat disajikan bahan pada papan magnit itu. Biasanya, bahan yang disajikan adalah bahan pelajaran yang penting berupa konsep-konsep, ideide, atau gagasan yang dilengkapi dengan ikhtisar, ilustrasi, gambar, atau grafik. Bahan itu disiapkan secara baik dan sempurna terlebih dahulu. Keuntungan mempergunakan papan magnit : a) Dapat dipersiapkan sebelumnya di luar kelas; b) Bahan displaynya dapat dibuat dari bahan yang mudah diperoleh seperti karton dan kertas tebal lainnya. c) Dapat dipakai dengan mudah. d) Dapat dikembangkan selangkah, dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks sesuai dengan jalannya pelajaran. e) Dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, yaitu dengan jalan menyuruh siswa menyusunnya atau memberi nama bagian-bagian gambar/ilustrasi itu. Kelemahan mempergunakan papan magnit : a) biaya papan putihnya mahal. b) Mungkin sulit mendapatkan magnit pita dan magnit lempengan. 2. Papan Flanel (Flanelgraf). Papan flannel adalah salah satu alat bantu pelajaran yang paling tua, paling sederhana, dan barangkali merupakan yang paling efektif serta mudah dipergunakan di samping papan tulis. Alat ini juga paling murah bahannya Papan flannel pada umumnya dibuat dari kain flannel atau bahan-bahan selimut dengan warna netral dan menarik. Kain itu ditutupkan pada selembar papan atau multipleks ukuran 40x80 cm dengan mempergunakan paku gambar secukupnya. Papan flannel itu ditempatkan pada suatu standar yang dapat diturun naikkan. Seperti halnya pada papan magnit, bahan display untuk papan flannel juga dengan karton manila. Pilihlah yang berwarna dan tulislah dengan warna spidol yang serasi. Di belakang bahan yang telah disiapkan di tempelkan amplas kayu (kertas pasir) yang kasar. Karena permukaan flannel atau kain selimut itu kasar, maka bahan display akan tergantung dengan baik pada flannel. Ditinjau dari segi materi yang dapat disajikan pada papan flannel ini sama dengan papan magnit. a. Kegunaan Papan Flanel. a) Dapat di pakai pada semua tingkat sekolah, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi. b) Dapat dipakai pada berbagai situasi belajar c) Dapat dipakai untuk menerangkan perbandingan perkembangan atau persamaan secara sistematis sambil menambahkan butir yang satu pada yang lain. b. Keuntungan mempergunakan papan planel a) Bahan papannya mudah dibuat dan didapatkan. b) Dapat dibuat sendiri oleh guru atau guru bersama siswa c) Dapat dipersiapkan sebelumnya dengan teliti di luar kelas d) Bahan displaynya dapat dari bahan yang mudah diperoleh seperti karton dan kertas tebal lainnya. e) Dapat dipakai dengan mudah f) Dapat memusatkan perhatian siswa kepada masalah yang akan dibicarakan g) Dapat disajikan dan dikembangkan selangkah demi selangkah sesuai dengan jalannya pelajaran. h) Bahan yang sudah dibuat dapat digunakan berkali-kali tanpa mengurangi kwalitasnya. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Page |5
i)
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Dapat menghemat waktu dan tenaga bagi guru dengan hanya tinggal menerangkan hal-hal yang perlu saja, karena anak dapat melihat sendiri. j) Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi yaitu dengan jalan menyuruh siswa menyusun atau memberi warna bagian-bagian gambar/ilustrasi. c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian papan 6lannel a) Letakkan papan plannel setinggi garis mata anak (siswa). b) Butir harus cukup besar, jelas dan cukup diterangi. c) Jangan terlalu banyak menempelkan butir pada suatu saat, agar jangan mengacaukan dan membingungkan. d) Letakkan butir yang penting saja dan letakkan secara sistematis e) Adakan persiapan sebaiknya, agar pelajaran dapat berjalan lancar, persiapan butir meliputi: pengaturan, pemberian nomor, penempelan dalam amplop dan sebagainya. f) Adakan percobaan dan penelitian sebelum dipakai di muka kelas. g) Perhatikan materi yang akan disampaikan siapa yang akan dihadapi. d. Prosedur/langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut : a) Rencanakanlah komposisi dan lay out sebagai konsep sebelum dikerjakan pada kertas karton yang sesungguhnya. b) Buatlah secara sederhana c) Jangan menuliskan informasi atau keterangan terlalu banyak d) Pakai dan pilihlah warna yang serasi dan menarik e) Ukuran gambar dan tulisan harus cukup besar sehingga jelas dan mudah dilihat/dibaca dari belakang f) Pemakaian kertas pasir harus seimbang dengan karton yang akan menjadi bebannya g) Keterangan/informasi yang diperlukan sebagai pendukung, dapat disampaikan melalui media lainnya. 3. Flip Chart dan Wall Chart Flip Chart dan Wall Chart adalah media pendidikan (AVA) dua dimensi yang berbentuk gambar tidak diproyeksikan. Cara penggunaan flip chart dan wall chart, cara yang baik dalam proses belajar mengajar, karena sangat membantu kelancaran proses komunikasi antara guru dan siswa. Pesan yang disampaikan akan lebih mudah dan lebih cepat dipahami siswa. Penyajian akan menggunakan chart akan mempunyai arti tersendiri bagi siswa dalam usaha memahami materi pelajaran yang sedang dibicarakan, karena mereka dapat melihat dengan jelas hubungan-hubungan isi materi yang diterangkan. Di samping itu, penggunaan gambar atau ilustrasi yang telah dipersiapkan sebelum proses belajar-mengajar berlangsung dapat pula menghemat waktu dalam penyajian materi pelajaran. Pengertian Untuk jelasnya berikut ini akan dicoba menjelaskan prinsip-prinsip penggunaan flip chart dan wall chart tersebut. 1) Flip Chart Flip chart adalah gambar atau ilustrasi yang cukup besar yang dibuat pada lembaranlembaran kertas ini merupakan satu kesatuan rangkaian informasi satu kesatuan. Setiap lembar kertas mempunyai satu gambar yang merupakan satu bahagian atau satu tahap dari keseluruhan informasi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Selesai menerangkan satu tahap atau satu bahagian lembaran itu dibalikkan, dan lembaran berikutnya merupakan tahap lanjutan dari lembaran pertama. Demikian selanjutnya sampai pada lembaran terakhir pulalah disajikan satu kesatuan materi atau satu kesatuan informasi yang lengkap. Satu materi pelajaran atau informasi mungkin saja memerlukan 8 atau 10 lembar informasi ini disatukan agar tidak mudah terpisah antara satu dengan yang lainnya. Dengan menyiapkan flip chart ini pada akhirnya akan dimiliki suatu koleksi informasi yang lengkap dan dapat dipilih setiap akan mempergunakannya. Cara mempergunakan flip chart adalah dengan jalan menggantungkannya pada suatu standar gantungan atau dipasangkan pada papan agar dibalikkan dengan mudah. 2) Wall Chart Wall Chart adalah suatu gambar atau illustrasi yang dibuat pada selembar kertas dan biasa juga disebut gambar dinding. Gambar ini akan menampilkan suatu materi pelajaran atau suatu informasi yang lengkap mengenai suatu atau sub topik pelajaran.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Page |6
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Perencanaan dan Syarat-syarat Pembuatan Flip Chart dan Wall Chart biasanya disediakan oleh guru yang bersangkutan. Merencanakan suatu gambar harus sesuai dengan materi atau topik yang akan disajikan pada waktu tertentu. Seperti telah disebutkan di atas bahwa flip chart dan wall chart adalah salah satu alat bantu berkomunikasi dalam suatu proses belajar-mengajar dengan demikian di harapkan dapat mencapai efektivitas dan efisiensi yang tinggi. Untuk dapat mencapai efektivitas dan efesiensi inilah maka gambar atau illustrasi sebaiknya direncanakan dan dibuat sendiri oleh guru yang akan menerangkan materi tersebut. Dengan merencanakan dan membuat sendiri guru dapat menyesuaikan dan menerapkan ide/gagasan dalam bentuk visual yang diikuti dengan kata-kata sendiri yang merupakan suatu kesatuan informasi. Guru menghayati sekali apa saja yang harus terkandung dalam gambar yang dibuatnya dan informasi yang bagaimana yang harus diberikan untuk menjelaskan materi yang terkandung dalam gambar itu. Syarat-syarat yang diperlukan untuk suatu flip chart dan wall chart yang baik adalah sebagai berikut : a. Gambar atau ilustrasi harus dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh siswa/siswa dalam kelas. b. Gambar atau ilustrasi harus sederhana tidak rumit sehingga mudah dimengerti oleh siswa/siswa. c. Gambar atau ilustrasi harus sesuai dengan materi pelajaran yang bersangkutan. d. Pemberian warna akan lebih menarik minat siswa/siswa. Rencanakan paduan warna yang serasi untuk memperjelas bagian-gaian yang ada. e. Buatlah ukuran dan bentuk tulisan yang mudah dapat dibaca oleh seluruh peserta dalam kelas. f. Gambar yang disajikan adalah gambar yang betul sesuai dengan prinsip-prinsip teori yang mendukungnya. Selain syarat-syarat yang tersebut di atas, juga masih perlu diperhatikan ukuran kertas yang dipergunakan untuk membuat flip chart dan wall chart ini biasanya adalah kertas A1 atau A01, lebih kurang 60 x 84 cm atau 84 x 120 cm. Dengan mempergunakan kertas ukuran A1 atau A01 ini masing-masing gambar atau illustrasi pada setiap lembar kertas mempunyai ukuran yang cukup besar, sehingga akan jelas terlihat oleh seluruh anggota kelas. 4. Over Head Projector (OHP) Media transparansi sebagai media instruksional merupakan komunikasi yang sangat potensial dalam kegiatan belajar-mengajar di Perguruan Tinggi. Dewasa ini seluruh Perguruanm Tinggi di Indonesia sudah mempunyai Over Head Projector (OHP). Alat tersebut dapat digunakan dengan mudah serta tidak memerlukan ruangan yang gelap. Dalam kegiatan belajar mengajar dengan mempergunakan media transparansi seorang dosen dapat : 1. Berkomunikasi dengan siswa tanpa kehilangan pandangan. Untuk mengarahkan perhatian dia tidak perlu membelakangi kelas untuk menunjukkan saja pada bagain pesan pada transparansi yang ada dihadapan anda. 2. Menutup transparansi yang berisi pesan dengan transparansi lain yang kosong agar dapat digunakan untuk menambah catatan pada waktu memberikan kuliah tanpa merusak transparnasi aslinya. Setelah selesai dipergunakan transparansi penutup tersebut dapat dibersihkan kembali dengan alkohol. 3. Mempergunakan kertas penutup yang tidak tembus cahaya untuk mengatur kecepatan. Pada penutup tersebut dapat pula dituliskan catatan penting dari pesan yang akan disampaikan. Pada waktu dipergunakan untuk menutup transparansi hal tersebut tidak akan diproyeksikan kelayar karena kertasnya tidak tembus cahaya. 4. Mempergunakan overlays, yaitu transparansi lain yang berisikan bagian dari pesan yang akan disampaikan langkah demi langkah. Dengan demikian konsep yang sulit dapat diberikan tahap demi setahap selama memberikan kuliah. 5. Mempergunakan benda 3 dimensi untuk memproyeksikan sivetnya. Dengan memanipulasi bendabenda tersebut dapat terjadi animasi untuk menunjukkan gerak atau perubahan. Pada dasarnya prinsip-prinsip pembuatan media transparansi ada empat prinsip umum yang perlu diperhatikan seperti kesederhanaan, kesatuan, penekanan dan keseimbangan, serta lima unsur
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Page |7
tambahan seperti garis, bentuk, telestur warna dan ruang. Dengan demikian sedapat mungkin dalam mendesain media transparansi prinsip dan unsur tambahan tersebut perlu diperhatikan. Selain prinsip umum dan unsur tambahan yang disebutkan di atas, masih ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan di dalam membuat overhead transparancy (OHT) sebagai berikut : 1. Mudah terlihat, huruf yang dibuat pada OHT jangan terlalu kecil karena akan sulit di baca peserta atau siswa yang ada dibagian belakang. Huruf paling kecil pada transparansi adalah 6 mm atau diproyeksikan pada layar paling kecil 2,5 cm, baru dapat terbaca pada jarak 10m.m kalau bisa tulisan diatur secara horizontal agar lebih nyaman dilihat siswa. 2. Jelas, satu transparansi yang baik memuat satu ide, enam kata perbaris, enam baris per transparansi. Memberikan illustrasi dengan gambar mempermudah dan mempercepat orang mengerti. Gambar harus jelas, tidak ruwet dan sistematis. Warna warni memperbagus penampilan. 3. Sederhana, informasi dalam transparansi hanyalah hal-hal yang penting saja.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Pembuatan media transparansi dapat dikerjakan dengan dua cara yaitu : 1. Proses langsung, yaitu orang dapat menulis langsung, menggambar, membuat grafik pada bahan transparansi (write on transparancy atau write on film), atau plastik taplak meja, dengan mempergunakan marking pen yang dapat dihapus atau yang permanen sesuai dengan kebutuhan. Dalam membuat transparansi secara langsung ini disarankan agar anda menggunakan pena transparansi yang permanen. Karena jenis lain yaitu yang non permanen mudah terhapus. Tulisan yang menggunakan pena transparansi yang permanen tidak mudah dihapus sehingga dapat dipakai berulang-ulang. Akan tetapi jika kita akan menghapusnya, hal tersebut dapat dilaksanakan dengan menggunakan alkohol. 2. Proses tidak langsung, yaitu dengan menggunakan mesin heat termal atau infrared transparancy, yaitu memindahkan pesan yang sudah ada atau telah dibuat terlebih dahulu pada sehelai kertas dengan memakai thermofax. Alat pengatur ketebalan dapat diatur apakah hasilnya diperlukan tebal atau tipis, tinggal memutar atau menggeser jarumnya saja. Caranya sebagai berikut : 1. Terlebih dahulu buatlah pesan visual diatas sehelai kertas HVS jika perlu bahan tersebut dapat di foto copy dahulu. 2. Letakkan infrared transparancy diatas fotocopy atau bahan asli tadi. Perlu diperhatikan sudut yang dipotong harus terletak pada sudut kanan atas. 3. Masukkanlah bahan yang sudah disiapkan pada langkah-langkah ke dalam themofax, dengan bahan transparansi terletak di sebelah atas. Jangan lupa mengatur jarum penunjuk ketebalan untuk mengatur tebal tipisnya hasil yang diinginkan. Bahan-bahan untuk membuat transparansi Transparansi overhead adalah suatu karya grafis yang dibuat di atas sehelai plastik yang tembus pandang. Kemudian diproyeksikan ke sehelai layar dengan sebuah proyektor overhead (OHP) untuk mengajarkan atau menjelaskan sesuatu. Plastik yang dipakai untuk transparansi OHP adalah khusus. Ada yang disebut kertas acelate kertas write on transparancy dan merek-merek lainnya. Tapi transparansi OHP dapat pula dibuat dari sehelai plastik untuk taplak meja. Namun hasil hanya grafis yang dibuat di atas plastik biasa tidak sebaik bila di buat di atas kertas acetate atau kertas write on transparancy. Hasil yang dibuat di atas acetate atau kertas write on transparancy jernih bila diproyeksikan, sedangkan hasil di atas plastik biasa agak suram. Untuk membuat diperlukan bermacam-macam alat dan bahan terutama yang dianggap penting, antara lain ; 1. Kertas write on transparanscy, kertas acetate atau plastik biasa (untuk taplak meja) untuk transparan. 2. Kertas gambar putih 3. Kertas plastik beraneka warna yang khusus untuk keperluan ini(norma film ) dari mecanorma. 4. Pita plastik transparan khusus untuk keperluan ini dari mecanorma. 5. Letter press. 6. Visual marking pen (sigh pen) permanent dan non permanen macam-macam warna, merk 3M, Stabilio, Steadler. 7. Marking tape /selotape. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Page |8
8. 9. 10. 11. 12.
Bingkai khuaus untuk OHP transparansi dari karton. Pena rapido. Pisau /Gunting. Peralatan menggambar. Tinta cina, Retering, Steadler, dan sebagainya
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Untuk pembuatan transpran telah disebut terlebih dahulu pada bagian bahan – bahan. Untuk membuat garis hitam dan bloking dapat dipergunakan visual market / sign pen dari 3M atau stabilo. Ada yang permanen dan ada yang tidak permanen bila tertekan air atau keringat atau lentur dan gambarnya akan hilang terhapus. Ada pula cat air yang khusus untuk dipakai diatas plastik. Cat plakat dapat pula dipakai,hanya bila nanti gambar diproyeksikan semua gambar akan nampak berupa bloking hitam saja, warnanya tidak nampak. Untuk mendapatkan warna bila transparansi diproyeksikan selain dengan visual maker tadi juga dapat dengan menempelkan semacam kertas dan pita yang disebut dengan Norma Filem atau transparan adhesive film dan transparan adhesive tape. Dalam membuat gambar dan huruf usahakan sederhana saja, jangan terlalu ramai, jangan pula mempergunakan bentuk-bentuk yang sulit. Buatlah gambar seperti pada karton, atau distilasi. Pada bagian-bagian terpenting dari karya grafis, berilah tekanan, sehingga lebih nampak dan lebih menonjol dari obyek lainnya. Penekanan itu dapat diberi dengan macam-macam cara. Umpamanya, dengan memberikan garis pinggir (outline) yang jelas maupun tebal. Untuk membuat gambar lebih menarik atau menonjol dapat digunakan texture, yaitu berupa bintik-bintik garis-garis dan lain sebagainya. Untuk keperluan ini dapat dipergunakan kertas normatone. Cara memberi teks Pemberian teks pada transparansi OHP harus dipikirkan terlebih dahulu. Bila mempergunakan visual maker atau sign pen ada warna-warna yang tipis sekali. Sehingga bisa terjadi huruf atau teks tidak akan dapat di baca atau sukar di baca karena begitu tipisnya warna tersebut. Paling mempergunakan warna hitam dan warna gelap lainnya. Huruf yang berupa tulisan tangan dapat dibuat dengan visual maker atau dengan semacam pena, umpamanya Rapido. Mata pena rapido mempunyai ketebalan yang bermacam-macam. Untuk teks pergunakan cara huruf yang sederhana tidak banyak hiasan, dan tebal. Huruf lebih kecil dari ½`` (6 mm) akan sukar di baca. Bila mempergunakan leter press jangan memakai lebih kecil dan 14 pt. Untuk judul digunakan ukuran 24 pt atau 9 mm ke atas. Corak huruf yang baik dan tepat untuk teks judul antara lain, ialah huruf Futura, Grotesque, Univers dan Helvetica. Ada pula yang penting harus dipikirkan yaitu jarak antara huruf dengan huruf, kata dengan kata, dan baris yang satu dengan yang lain terlalu jauh atau terlalu dekat atau menganggu waktu dibaca. Demikian pula halnya jarak antara kata demi kata baris demi baris. Bila lebar semua huruf 6 mm, maka jarak a antara huruf yang satu dengan yang lain cukup sekitar 2-3 mm. Perlu diperhatikan bahwa jarak dari tiap bentuk huruf tidak dapat disamakan karena bentuknya berbeda-beda. Jadi bila jarak antara huruf N dengan huruf H sejauh 3 mm maka jarak antara A dan V lebih kecil lagi dari 3 mm. Hal ini supaya ruangan yang terjadi antara huruf -huruf enak dipandang mata. Jarak antara satu kata dengan kata yang lain kira-kira 1-1 12 kali lebar huruf N. Sedangkan jarak antara baris dengan baris berikutnya sebaiknya ialah sekitar 1-11/2 huruf. Dalam satu lembar transparan usahakan jangan sampai teks lebih 7 baris. Lebih dari itu akan terlalu penuh. Sebaiknya teks itu hanya 5 baris saja, sehinga jarak antara baris dapat leluasa diatur dan huruf dapat dipilih dengan tepat. Penyusunan teks huruf harus rapi, terletak pada satu garis lurus. Sebagai penolong dapat dipergunakan kertas yang sudah diberi garis, kemudian taruh disebelah bawah transparansi. Tapi teks yang tidak sam a nemberikan kesan kacan (semrawut ). Maka buatlah sebelah kiri teks rata terletak pada pada satu garis lurus yang vertikal. Penggunaan huruf yang bermacam-macam dalam satu bidang gambar akan membingungkan yang membacanya.Kalau akan mempergunakan huruf yang berbeda-beda juga, pakailah 2 macam saja. Umpamanya untuk judul satu macam lalu untuk teks satu macam lagi.Begitu pula tulisan tangan yang banyak variasinya akan menyukarkan untuk dibaca. a. Cara membuat overlays. Salah satu sifat yang sangat efektif dalam penggunaan media transparansi sebagai media instruksional ialah teknik overlays seperti telah dikemukakan di muka masalah, proses atau informasi dapat dibagi atau diuraikan menjadi unsur-unsur yang logis dan disiapkan dalam transparansi yang Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Page |9
terpisah untuk setiap unsur, dan kemudian diprosentasikan secara berurutan agar supaya kokmunikasi kita lebih efektif. Untuk memperlihatkan satu demi satu bagian dari gambar, selain cara lipatan (overlays), dapat dengan cara menutup sebahagian gambar dengan menarik kertas kemudian ditarik kertas tersebut sedikit demi sedikit, sehingga akhirnya seluruh gambar /transparansi kelihatan. Dengan demikian langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat overlays adalah sebagai berikut : 1. Buatlah sketsa yang menggambarkan keseluruhan materi. 2. Uraikanlah materi tersebut menjadi unsur-unsur yang logis. 3. Tentukanlah unsur-unsur yang akan dijadikan dasar dan unsur-unsur mana yang bagian-bagian yang mengikutinya(overlays) 4. Buatlah dengan lembaran yang terpisah transparansi dasar dan untuk setiap overlays. Hal tersebut dapat dibuat baik dengan proses langsung maupun tidak langsung 5. Tentukanlah transparansi dasar pada muka bagian bawah sedangkan lembaran overlays di tempelkan pada bagian atas bingkai.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
5. Media Laboratorium/Workshop a. Pengertian dan Fungsi Laboratory Work Dalam dunia pendidikan di sadari perlunya menghubungkan teori dan praktek. Prinsipprinsip akan dikaji dalam praktek. Yang terdapat dalam pengalaman praktek: di cari dasardasarnya, dalam teori dan dalam prinsip-prinsip. Hubungan antara teori dan praktek seyogyanya bersifat berlapis-lapis yang integratif dimana teori dan praktek secara bergantian dan bertahap salaming isi mengisi, saling mencari dasar dan saling mengkaji (Raka Joni, 1980, Pengembangan Kurikulum IKIP/FIP/FKG Suatu Kasus Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi, 19). Sehubungan kaitan antara teori dan praktek inilah “Laboratory Work” dan fasilitas lain dalam proses belajar mengajar patut mendapat perhatian. “Laboratory Work” atau kerja laboratorium adalah kegiatan (kerja) yang berlangsung dalam laboratorium. Laboratorium yang dimaksud tidak hanya berarti ruangan atau bangunan yang dipergunakan untuk percobaan ilmiah misalnya dalam bidang Sain teknologi dan kejuruan dan sebagainya., melainkan juga termasuk tempat aktivitas ilmiahnya sendiri baik itu berupa eksprimen, riset, observasi, demonstrasi yang terkait dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain Laboratory Work adalah kegiatan kerja ilmiah dalam suatu tempat yang dialkukan oleh dosen atau siswa atau pihak lain, baik berupa praktikum, observasi, penelitian, demonstrasi dan pembuatan model-model yang dilakukan dalam rangka kegiatan belajar-mengajar. Jadi dalam pengertian laboratorium tidak hanya termasuk di dalamnya gedung atau ruang dan peralatannya seperti misalnya Laboratorium kimia, Fisika, teknologi dan kejuruan atau workshop. Dalam pengertian labortatorium termasuk juga sekolah, kelas dan bahkan bengkel dan masyarakat sendiri. Lembaga kemasyarakatan, alam sekitar merupakan laboratorium pula. Ia meruapakan sumber belajar dan media dalam proses belajar-mengajar yang tiada akan kering. Darin uraian di atas maka yang disebut dengan laboratory work adalah kegiatan kerja ilmiah yang dilakukan dalam sebuah laboratorium-laboratorium dapat diartikan dalam bermacammacam segi. a. Laboratorium dapat merupakan wadah yaitu tempat, gedung, ruang dengan segala macam peralatan yang diperlukan untuk kegaiatan ilmiah. Dalam hal ini laboratorium dilihat sebagai perangkat keras (hardware). b. Laboratorium dapat merupakan sarana media dimana dilakukan kegiatan belajar mengajar. Dalam pengertian ini laboratorium dilihat sebagai perangkat lunaknya (software) dalam kegiatan ilmiah. c. Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat kegiatan ilmiah untuk menemukan kebenaran ilmiah dan penerapannya. d. Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat inovasi. Dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sebuah laboratorium diadakanlah kegiatan ilmiah; eksperimentasi sehingga terdapat penemuan-penemuan baru dalam bidang keilmuan yang membawa pembaharuan baik itu berupa mesin-mesin, bahan-bahan baru, cara-cara kerja dan sebagainya. e. Dilihat dari segi chentele maka laboratorium merpuakan tempat dimana dosen, siswa, guru, siswa dan orang lain melaksanakan kegiatan kerja ilmiah dalam rangka kegiatan belajar mengajar.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 10
f. g.
a. b. c. d.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
e. f.
Dilihat dari segi kerjanya laboratorium merupakan tempat dimana dialkukan kegiatan kerja untuk menghasilkan sesuatu. Dalam hal demikian ini dalam bidang teknik laboratorium di sini dapat diartikan sebagai bengkel kerja (Workshop) Dilihat dari hasil yang diperoleh maka laboratorium dengan segala sarana dan prasarana yang dimiliki dapat merupakan dan berfungsi sebagai pusat sumber belajar (PSB). Pertanyaan yang lebih lanjut adalah apakah fungsi laboratory work itu ? Secara garis besarnya fungsi laboratory work adalah sebagai berikut : Memberikan kelengkapan bagai pelajaran teori yang telah diterima sehingga antara teori dan praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah, melainkan dua sisi dari satu mata uang. Keduanya saling kaji mengkaji dan saling mencari pasar. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagai siswa / siswa Memberikanb dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial. Menambah ilmu keterampilan dalam mempergunakan alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang calon ilmuwan. Memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan yang diperoleh, penemuan yang di dapat dalam proses kerja laboratorium.
Uraian manfaat kegiatan laboratorium tersebut dapat dikaitkan dengan beberapa contoh manfaatnya dalam bidang studi tertentu. Dalam bidang teknologi misalnya dengan menggunakan laboratorium atau workshop, siswa diajak mempelajari konsep-konsep teknologi dalam situasi yang kongkrit dengan menggunakan objek-objek kongkrit misalnya membuat sesuatu benda kerja dengan menggunakan fasilitas yang ada di laboratorium atau workshop dan sebagainya. Dengan penggunaan alat peraga siswa aktif bekerja dan rasa keyakinannya menimbulkan rasa tertarik untuk mempelajari atau mencobanya lebih lanjut. Manfaat dari kegiatan dalam laboratorium antara lain adalah: a. Menimbulkan gairah dan mendorong untuk belajar hal-hal keteknikan, karena kegiatan laboratorium tekanan diberikan pada aktivitas siswa. b. Lebih meragakan konsep-konsep dan proses pembelajaran teknologi c. Mendorong penggunaan proses belajar-mengajar di bidang teknologi yang bersifat multimedia d. Membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesional calon guru teknik. b. Macam Ragam Laboratory Work Macam ragam laboratory work dapat dilihat dari beberapa segi. Dilihat dari segi pendekatan ada beberapa macam, yaitu :
a. Computer Assisted Learning (CAL)
Istilah CAL sering dikalangan buruh dalam kerajaan Inggris sedang istilah lain dengan isi yang sama adalah Computer Assisted Instruction (CAI) yang sering dipakai dikalangan guru-guru di Amerika Serikat. Komputer dalam pendekatan ini sebagai sarana atau media belajar. Seringkalai komputer untuk membuat model atau simulasi suatu situasi atau proses yang tidak mungkin tersedia untuk dipelajari, mungkin karena harganya mahal atau kelengkapannya sehingga tidak mungkin memperoleh pengalaman langsung dari padanya. Peranan guru digantikan oleh komputer, karena komputer dapat mengisi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada guru (dosen). b. Learning Aids Laboratory (LAL) Learning Aids Laboratory dapat dirumuskan sebagai pusat dimana siswa terlibat dalam individualized learning dengan memakai sarana/peralatan yang ada dalam laboratorium misalnya Audio Visual Aids, Calculator, Computer, Pameran, percobaan sendiri atau Studi Referensi. Keberhasilan belajar dengan memakai pendekatan LAL ini amat tergantung pada motivasi siswa sendiri karena peralatan dalam laboratorium baik yang perangkat keras (hardware) maupun perangkap lunaknya (Software-nya) tergantung pada niat, kemampuan dan irama kerja dari siswa sendiri. Jadi laboratorium di sini hanya berfungsi sebagai media belajar mengajar.
c. Modular Laboratory (ML)
Hal ini dimaksudkan adalah laboratorium dimana yang bersangkutan siswa atau dosen atau orang lain dapat bekerja dengan menggunakan modul-modul yang tersedia. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 11
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Penggunaan modul sebagai metode belajar mengajar, sebagaimana metode belajar mengajar lain yang bersifat inovatif disebabkan antara lain untuk mengatasi jumlah kelas yang besar yang tidak lagi memperhatikan perbedaan-perbedaan individual, apabila berbentuk kelas dengan metode ceramah. d. Integrated Laboratory Laboratorium yang terintegrasi berusaha mengintegrasikan, menyatakan disiplin yang terpisah-pisah atau sub-sub disiplin ke dalam satu paket belajar dengan media laboratorium yang terintegrasikan. Misalnya laboratorium/workshop teknik sipil teknik mesin, teknik otomotif, teknik elektro, elektronika dan PKK. Oleh karena itu demi pemakaian laboratorium yang berdaya guna dan berhasil guna, maka pendirian laboratorium terintegrasi untuk dua disiplin bidang studi tersebut amat bermanfaat. e. Project Work Belajar dengan bekerja merupakan suatu pengalaman belajar tersendiri dimana siswa dihadapkan kepada masalah-masalah yang kongkrit yang harus dipecahkan. Dalam Laboratorium Project, siswa atas nasehat dosen pembimbing memilih satu project topic. Atas dasar pilihan itu dia memilih kepustakaan untuk mendapatkan informasi. Informasi ini merupakan dasar penyusunan rencana kerja untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan terlebih dahulu. Barulah kemudian menyusul fase kerja lapangan, eksperimen dengan berbagai alat yang tersedia atau perlu dibuat terlebih dahulu. Langkah-langkah yang dijalankan dan persoalan yang timbul serta hasil-hasil yang dicapai di catat dalam laporan formal yang merupakan hasil kerja ilmiah. Selama proses berlangsung pembimbing project memberikan kesempatan pada siswa untuk berkonsultasi mengenai masalah-masalah yang dihadapi.
f. Partisipation in Research (PIR)
Di dalam macam atau model ini siswa ikut serta dalam real research yang sedang diadakan oleh Fakultas atau lembaga lain. Misalnya Lembaga Penelitian, Lembaga Pengabdian Masyarakat dan seterusnya. Riset yang sedang dilaksanakan itu meruapakan laboratorium dimana siswa mendapatkan pengetahuan langsung baik teori, maupun praktek dari pengalaman kerja dalam riset tersebut. Dalam riset inilah siswa mempelajari konsep yang dipadukan dalam praktek dalam kenyataan hidup (real life).
Di samping macam-macam laboratory work dapat didasarkan pada pendekatan bidang studi atau kelompok bidang studi : 1) Laboraorium work untuk bidang sains (Science), misalnya laboratorium IPA. 2) Laboratory work untuk bidang studi tertentu. Misalnya dalam Lab. Kimia, Lab. Fisika, Lab. Bahasa, Lab. IPS, Lab. PMP dan sebagainya. 3) Untuk bidang keguruan misalnya : PSB memberikan fasilitas yang ada. Untuk mempelajari bidang ini, misalnya AVA untuk micro teaching. Sekolah latihan dapat pula merupakan laboratorium kejuruan. 4) Untuk Ilmu Teknik : Laoratorium dapat diartikan dan berwujud bengkel kerja (Workshop).
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Standar Kompetensi Sub Kompetensi Alokasi Waktu
: Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran : 1. Memiliki pengetahuan tentang RPP 2. Memiliki kemampuan menyusun RPP : 50 menit
A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat: 1. Memahami anatomi RPP 2. Menganalisis format RPP 3. menerapkan prinsip-prinsip perumusan format RPP
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang disajikan. 2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang disediakan. C. Materi Pembelajaran 1. Kompetensi Dasar dalam Penyusunan Silabus Pengidentifikasian indikator dari suatu kompetensi dasar (KD) perlu dilakukan secara sistematis agar indikator-indikator yang diperoleh benar-benar merupakan representasi dari penanda dan KD yang dimaksud. Dalam penyusunan silabus, jabaran KD yang berupa indikator-indikator menentukan pemilihan bahan pelajaran, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, asesmen, dan sumber dan media pembelajaran. Bagian ini akan menyajikan serangkaian langkah latihan penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Uraian setiap langkah diawali dengan rasional, tujuan, dan kegiatan yang dilakukan. Kegiatan dalam setiap Iangkah disertai contoh untuk memudahkan penerapannya. Pemikiran-pemikiran yang melandasi uraian ini adalah: 1. Pelaksanaan pembelajaran hanya akan berlangsung efektif apabila indikator-indikator dari suatu KD telah dirumuskan di dalam silabus dengan baik. 2. Indikator-indikator dari suatu KD menunjukkan ‘apa yang harus diajarkan’ (bahan pelajaran), ‘bagaimana diajarkannya’ (kegiatan pembelajaran), dan ‘bagaimana diases.’ 3. RPP, sebagai suatu skenario pembelajaran, memandu kegiatan guru dan utamanya siswa melaksanakan pembelajaran di kelas. 4. Silabus adalah acuan pengembangan RPP dan RPP adalah acuan pelaksanaan KBM Penyusunan Silabus Langkah 1 : Identifikasi keoperasionalan rumusan KD Rasional : Tidak semua KD memiliki rumusan yang operasional, Tujuan : Menentukan tingkat keoperasionalan rumusan KD Kegiatan : 1. Tulis KD yang hendak dirinci ke dalam indikator-indikator pada rumusan KD tersebut benar-benar operasional Contoh 1). Gunakan Format B apabila rumusan KD tersebut tampaknya memuat dua kompetensi atau lebih (Contoh 2). 2. Kaji apakah KD tersebut menyuratkan satu atau lebih dari satu kompetensi : a. Apabila hanya memiliki satu kompetensi (lihat Lampiran 1 dan 2), lakukan analisis instruksional untuk mengidentifikasi indikator-indikatornya (teruskan ke Langkah 4). b. Apabila terdapat lebih dari satu kompetensi (lihat Lampiran 3 dan4), identifikasi sub-kompetensi/sub-KD-nya (lakukan Langkah 2).
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 13
Contoh 1 : Kompetensi Dasar (1) (KD dengan satu kompetensi)
1. 2.
Indikator (2)
Menjelaskan pengertian motor bakar di depan kelas dengan benar tanpa membuka buku catatan. Menyebutkan prinsip kerja motor secara benar tanpa dibantu oleh temannya.
Contoh 2 :
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Kompetensi Dasar
: (KD dengan lebih dari satu kompetensi)
Menyebutkan komponen-komponen sistem penerangan pada mobil (baterai, kunci kontak, sekering,kabel-kabel, dan bola lampu) serta prinsip kerja pada lampu jarak pendek dan jarak jauh.
Sub-kompetensi :… Dasar Sub-sub Kompetensi Dasar (1) …
Indikator (2) …
Langkah 2 : Identifikasi sub-tujuan/sub-KD Rasional : KD yang tidak operasional memiliki lebih dari satu kompetensi. Tujuan : mengidentifikasi sub-kompetensi/sub-KD Kegiatan : 1. Buatlah diagram pohon berupa kotak-kotak. 1. Tuliskan rumusan KD di dalam kotak teratas 2. Kaji bagian-bagian yang menjadi sub-kompetensi dari KD tersebut. 3. Rumuskan sub-kompetensinya dan tuliskan di dalam kotak-kotak di bawahnya. 4. Apabila sudah operasional (hanya terdapat satu kompetensi), tuliskan rumusan sub-kompetensi ke dalam kolom sub-kompetensi dasar (Silabus Format B) (lihat lampiran3 dan 4). Teruskan ke langkah 4. 5. Apabila belum operasional (masih terdapat lebih dari satu kompetensi), lakukan langkah 3.
Prinsip Kerja Motor
Motor 4 Tak
Motor 2 Tak
Langkah 3 : Identifikasi sub-sub kompetensi/sub-sub-KD Rasional : Sub-Kompetensi dari KD dimungkinkan belum operasional Tujuan : mengidentifikasi sub-sub-kompetensi/sub-sub-KD Kegiatan : 1. Kaji apakah sub-kompetensi pada Langkah 2 masih bisa dijabarkan lagi ke dalam sub-sub-kompetensi 2. Apabila sub-kompetensi tersebut masih memuat beberapa sub-sub-kompetensi, buat kotak-kotak tambahan di bawah diagram 3. Rumuskan sub-sub-kompetensi ini dan tuliskan di dalam kotak-kotak di bawahnya 4. Pindahkan rumusan sub-sub-kompetensi tersebut kedalam kolom sub-subkompetensi dasar (SIlabus Format B) (Lampiran 5). Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 14
Langkah 4 : Analisis Instruksional Rasional : Indikator dari suatu KD perlu diidentifikasi secara logis, sistematis, dan pedagogis Tujuan : Mengidentifikasi Indikator Kegiatan : 1. Tuliskan KD yang rumusannya operasional atau sub-KD/sub-sub-KD yang merupakan penjabaran dari KD yang rumusannya tidak operasional di bagian atas diagram. 2. Buat beberapa kotak di bawahnya dan hubungkan dengan tanda panah. 1 3. Rumuskan indicator-indikator dan tuliskan secara berurutan mulai dari indicator yang merupakan awal langkah kegiatan pembelajaran di dalam kotak-kotak yang tersedia.2 4. Pindahkan rumusan indicator ke dalam kolom Indikator pada format silabus.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Langkah 5 : Analisis instruksional lanjut Rasional : Kegiatan belajar dan mengajar tidak hanya menyangkut perumusan tujuan, tetapi juga apa yang dipelajari, bagaimana dipelajari, dan bagaimana diases. Tujuan : mengidentifikasi sub - indikator ( sub - keterampilan/ pengetahuan ) Kegiatan : 1. Setelah indikator dirumuskan, lakukan identifikasi sub-ketrampilan dan/atau pengetahuan yang dibutuhkan siswa untuk mampu menguasai masing-masing indikator. 2. Kembangkan hasil analisis indikator sebelumnya dengan menambahkan kotakkotak di bawah masing-masing indikator.1
Catatan: 1. Hanya indikator utama saja dipindahkan ke dalam silabus. Pengetahuan dan sub-ketrampilan yang teridentifikasi tidak perlu dituliskan di dalam silabus. 2. Hasil analisis instruksional digunakan sebagai dasar pemilihan bahan pelajaran, penyusunan kegiatan pembelajaran, pemilihan bentuk alat ukut asesmen, pemilihan indikator-indikator yang perlu diases, dan pengembangan alat ukurnya. 3. Lampirkan hasil analisis instruksional ini di bagian akhir RPP untuk panduan pelaksanaan pembelajaran. Langkah 6: Identifikasi bahan pelajaran Rasional : KD dicapai melalui sejumlah indikator dan sub indikator dapat dikuasai apabila butir-butir bahan pelajaran dipilih berdasarkan indikator. Tujuan : Mengidentifikasi butir-butir bahan pelajaran. Kegiatan : 1. Mengidentifikasi butir-butir bahan pelajaran berdasarkan rumusan butir-butir sub-indikator. 2. Menentukan butir-butir bahan pelajaran yang sesuai butir-butir sub-indikator.1 3. Tulis butir-butir bahan pelajaran di dalam kolom Bahan Pelajaran.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 15
B. Menyusun Silabus dan RPP Indikator (2) Indikator 1 : … Indikator 2 : … Indikator 3 : … Indikator 4 : …
Bahan Pelajaran (3) Butir bahan pelajaran 1: … Butir bahan pelajaran 2: … Butir bahan pelajaran 3: … Butir bahan pelajaran 4: …
Catatan :
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
1. Silabus KTSP adalah silabus yang berbasis visi. Oleh karena itu, butir-butir bahan pelajaran perlu diberi muatan yang mencerminkan pernyataan visi sekolah. Muatan ini bisa berupa tema, topic, bahan bacaan, tugas, dan/atau contoh (lihat Lampiran 1-5). Pernyataan Visi Sekolah Mencetak mekanik yang handal Membentuk pelopor kewirausahaan Mengutamakan sains dan teknologi Keimanan dan ketaqwaan
Muatan bahan Pelajaran Terkait dengan perbengkelan Terkait dengan semangat kewirausahaan dalam segala bidang kehidupan Terkait dengan isu-isu perubahan dan perkembangan sains dan teknologi Terkait dengan masalah-masalah keimanan dan ketaqwaan
Langkah 7: Identifikasi kegiatan pembelajaran Rasional : Keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh rumusan tujuan yang jelas dan pemilihan bahan pelajaran, tetapi juga langkah-langkah pembelajaran yang sistematis dan pedagogis. Tujuan : Mengidentifikasi kegiatan/langkah-langkah pembelajaran Kegiatan : 1. Memastikan bahwa hasil analisis instruksional telah menggambarkan dan memetakan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang mengarah pada pencapaian Sub-sub KD/Sub-KD/KD. 2. Memilih pokok-pokok kegiatan pembelajaran berdasarkan indikator dan subindikator (pengetahuan dan sub-ketrampilan)1 3. Tulis butir-butir kegiatan pembelajaran di dalam kolom Kegiatan Pembelajaran.
Indikator Indikator Indikator Indikator
Indikator (2) 1 :… 2 :… 3 :… 4:…
Butir Butir Butir Butir
Bahan Pelajaran (3) bahan pelajaran 1:… bahan pelajaran 2:… bahan pelajaran 3:… bahan pelajaran 4:…
Catatan : 1. Kegiatan pembelajaran juga diupayakan berupa kegiatan yang sejalan dengan butir bahan pelajaran-kegiatan pembelajaran berbasis visi. Langkah 8 : Penetapan alokasi waktu Rasional : Keberhasilan pencapaian kompetensi dipengaruhi oleh ketersediaan waktu belajar yang cukup. Tujuan : Menentukan alokasi waktu pembelajaran Kegiatan : 1. Membuat estimasi waktu penyelesaian penyajian bahan yang memungkinkan siswa mampu mencapai kompetensi 2. Menetapkan alokasi waktu pembelajaran 3. Tuliskan alokasi waktu pembelajaran di dalam kolom Alokasi Waktu
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 16
Kegiatan Pembelajaran (4) Kegiatan Pembelajaran 1 :… Kegiatan Pembelajaran 2 :… Kegiatan Pembelajaran 3 :… Kegiatan Pembelajaran 4 :…
Alokasi Waktu (5) Estimasikan waktu untuk menyelesaikan bahan pelajaran dan melakukan kegiatan pembelajaran terkait
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Langkah 9 : Penetapan bentuk asesmen dan alat ukur asesmen Rasional : Asesmen diperlukan untuk memperoleh simpulan/penjelasan apakah kompetensi telah tercapai sesuai standar yang diharapkan dan ditetapkan Tujuan : menentukan jenis asesmen dan alat ukur asesmen.1 Kegiatan : 1. Mengkaji indikator dan sub-indikator untuk menentukan jenis asesmen-hasil (tes) dan/atau proses (non-tes). 2. Menentukan jenis dan alat ukur asesmen sesuai indikator dan sub-indikator yang hendak diukur 3. Tuliskan jenis dan alat ukur asesmen di dalam kolom Asesmen. Sertai dengan contoh alat ukur Indikator (3) Indikator 1 : … Indikator 2 : … Indikator 3 : … Indikator 4 : …
Asesmen (6)
Asesmen hasil dan/atau proses? Alat ukur asesmen? Contoh?
Catatan :
Jenis asesmen dan alat ukur asesmen ditentukan berdasarkan indikator dan/atau sub-indikator. Asesmen diarahkan hanya pada sampel indikator dan/atau sub-indikator (pengetahuan dan/atau subketrampilan) yang dianggap penting (lihat penjelasannya di bagian Pengembangan RPP di bawah). Langkah 10 : Pemilihan sumber dan media pembelajaran Rasional : Pembelajaran lebih efektif apabila, selain guru, terdapat sumber informasi lain dan alat bantu pembelajaran. Tujuan : Menentukan sumber dan media pembelajaran Kegiatan : 1. Mengkaji bahan pelajaran untuk menentukan sumber dan media pembelajaran 1. Menentukan sumber dan media pembelajaran 2. Tuliskan sumber dan media pembelajaran di dalam kolom Sumber dan Media Pembelajaran 3. Periksa keseluruhan silabus untuk memastikan kesatuan antar isi deskripsi masing-masing kolom Bahan Pelajaran (3) Bahan Pelajaran 1 : … Bahan Pelajaran 2 : … Bahan Pelajaran 3 : … Bahan Pelajaran 4 : …
Sumber dan Media Pembelajaran (7) Tentukan sumber dan pembelajaran berdasarkan pelajaran
media bahan
Dengan dirumuskannya sumber dan media pembelajaran, penyusunan silabus untuk satu KD berakhir. Langkah selanjutnya adalah menyusun silabus untuk KD-KD yang lain atau mengembangkan Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 17
RPP untuk KD yang telah diselesaikan. Yang amat penting dalam setiap pengembangan silabus adalah tahapan analisis instruksional karena hasil dan analisis ini akan menentukan uraian yang diperlukan di kolom-kolom lain. Seperti yang akan terlihat pada penjelasan pada bagian berikut, pengembangan silabus amat mudah dilakukan apabila setiap kolom di dalam di silabus telah berisi uraian yang lengkah dan sesuai dengan keperluan. C. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Silabus adalah suatu rencana instruksional/pembelajaran yang dibuat untuk setiap mata pelajaran yang terdapat di struktur kurikulum. Silabus disusun untuk dilaksanakan selama kurun waktu tertentu (1 semester, 1 tahun, 2 tahun, atau 3 tahun). Satu silabus mata pelajaran memerlukan penjabaran ke dalam beberapa RPP. RPP sesuai namanya, adalah rencana pembelajaran satu unit pelajaran atau kompetensi dasar suatu mata pelajaran untuk dilaksanakan selama kurun waktu pembelajaran tertentu (1, 2,3, atau 4 x jam pembelajaran). Format RPP bisa berbeda, tetapi pada dasarnya memuat komponen-komponen sebagai berikut:
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 18
Format RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Ke Alokasi Waktu Kompetensi Dasar Sub-kompetensi Dasar Sub-sub-kompetensi Dasar Indikator Bahan Pelajaran Strategi pembelajaran Langkah-langkah Pembelajaran
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
a. Pembukaan
: : : : : : : : : : :
… … … … … … .. … … … …
: Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
…
…
b. Kegiatan Inti : Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
… c. Penutup 12. Asesmen 13. Sumber dan Media Pembelajaran 14. Lampiran :
… :… :… :…
RPP dibuat berdasarkan silabus. Beberapa bagian dari RPP tidak memerlukan pengembangan, namun beberapa yang lain perlu ditambah dengan rincian atau contoh-contoh sesuai keperluan (Lampiran 6 - 10). Bagian-bagian yang pengenbangannya sama, maupun yang berbeda, adalah: Kompetensi Dasar: 1. Sama dengan silabus. 2. Bagian Kompetensi Dasar diisi dengan rumusan KD seperti yang terdapat di dalam silabus.
Sub-kompetensi Dasar:
1. Sama dengan silabus. 2. Bagian Sub-kompetensi Dasar diisi apabila di dalam silabus terdapat rumusan sub-KD (Lampiran 8 dan 9). Apabila tidak ada rumusan sub-KD, bagian ini dibiarkan kosong Lampiran 6 dan 7). 3. Hanya satu sub-KD dipilih untuk dibuatkan RPP-nya.
Indikator:
1. Sama dengan silabus. 2. Bagian ini diisi dengan rumusan-rumusan indikatordari KD, Sub-KD, atau Sub-sub-KD. 3. Tuliskan indikator utama saja.
Bahan Pelajaran:
1. Diperjelas. 2. Bagian ini diisi deskripsi dan contoh bahan pelajaran. 3. Apabila bahan pelajaran tersebut terdapat di dalam buku paket, tuliskan bab atau judul pelajaran dan halaman butir-butir bahan pelajaran tersebut disajikan di buku paket. 4. Apabila bahan pelajaran tersebut diambilkan dan sumber lain, lampirkan bahan tersebut.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 19
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Langkah-langkah Pembelajaran: 1. Deskripsikan bagian ini berdasarkan hasil analisis instruksional. 2. Kelompokkan bagian ini menjadi bagian pembukaan, bagian inti kegiatan, dan bagian penutup. 3. Pembukaan: Bagian pembukaan bisa diisi dengan salah satu atau gabungan dari hal-hal berikut: a. Penciptaan suasana kelas yang produktif/kondusif. b. Persiapan mental dan intelektual siswa mengikuti pelajaran. c. Pemberian prates: Prates yang dimaksud disini berbeda dengan prates untuk mengases pengetahuan terdahulu. Prates ini adalah sejumlah pertanyaan yang langsung terkait dengan isi pembelajaran, diberikan dalam waktu singkat sehingga tidak menyita waktu kegiatan inti pembelajaran, berbentuk terbuka (open-ended), dan dijawab siswa dalam angan-angan unituk merangsang penemuan jawaban yang tepat sejalan dengan proses pembelajaran. d. Pemaparan tujuan pembelajaran: siswa diberitahukan tujuan-tujuan pembelajaran (indikatorindikator) yang diharapkan dapat dilakukan dan dikuasainya. e. Overview: deskripsi singkat isi bahan pelajaran dalam bentuk paragraf atau diagram. f. Advance organizer seperti overview, tetapi ditulis dalam bentuk abstraksi tingkat tinggi. 4. Kegiatan Inti: Kelompokkan bagian kegiatan inti menjadi dua bagian. Bagian pertama mendeskripsikan kegiatan guru dan bagian kedua kegiatan siswa. Rumuskan masing-masing bagian sedemikian rupa untuk menunjukkan waktu yang lebih lama digunakan siswa belajar dibandingkan waktu yang digunakan guru memberikan penjelasan — siswa aktif melakukan kegiatan pembelajaran dan guru memfasilitasinya, bukan mendominasi. 5. Penutup: Isi bagian penutup dengan pemberian tugas-tugas di luar jam pelajaran yang memungkinkan siswa mendalami bahan pelajaran yang baru dipelajari dan mempersiapkan bahan pelajaran selanjutnya. 6. Asesmen: Asesmen ditentukan berdasarkan sampling terhadap indikator.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 20
Contoh :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata pelajaran : Kelas/Semester : Tahun Pelajaran : Alokasi Waktu : Bidang Keahlian :
Teknologi Informasi dan Komunikasi I (Satu) / I 2009/2010 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit) …………………………………………………..
A. Standar Kompetensi B. Kompetensi Dasar
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
: Menggunakan ikon menggambar : Menggunakan ikon-ikon untuk penampilan (viewer) dan pembuatan gambar. C. Indikator pencapaian kompetensi siswa : 1. Produk: a. Mewarnai gambar yang tidak berwarna b. Mengganti komposisis warna gambar yang sudah berwarna c. Melakukan beberapa perubahan warna gambar. 2. Proses : a. Mendemonstrasikan ikon untuk : 1) memilih gambar 2) memilih warna 3) mewarnai gambar 4) menghapus warna dan 5) mengganti warna 3. Keterampilan social : a. Bekerja sama b. Komunikasi lisan c. Komunikasi tulisan, dan d. Menaggapi pertanyaan/pendapat D. Materi Pokok : Perangkat lunak pengolah gambar sederhana a. Ikon memilih gambar b. Ikon memilih warna E. Pendekatan dan metode pembelajaran : 1. Pendekatan pembelajaran : Direct Instruction (Pembelajaran langsung) Siswa diajak langsung berinteraksi kepada perangkat computer yang digunakan. 2. Metode pembelajaran : a. kerja kelompok b. Diskusi c. Demonstrasi F. Sumber dan media pembelajaran : 1. Buku paket 2. Lembar observasi (lembar kerja) 3. Laboratorium computer 4. Perangkat computer G. Skenario Pembelajaran : 1. Pra-pembelajaran : a. Memeriksa kelas b. mengabsen siswa c. Melakukan pre-test dengan cara : 1) Salah seorang siswa disuruh menceritakan pengalamannya dalam mewarnai, atau 2) Salah seorang siswa menyampaikan kelebihan mewarnai dengan computer. Jika tidak ada siswa yang mampu, maka sambil dibantu guru atau jika tidak ada yang memungkinkan, maka guru yang menyampaikan.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 21
2. Pembelajaran inti : a. Guru mengajak siswa membuka lembar kerja dan mengikuti contoh yang diberikan guru : 1) menyalakan computer 2) membuka program mewarnai 3) memilih gambar 4) memilih warna 5) menghapus warna 6) mengganti warna b. Siswa mengulangi kembali kegiatan (a) hanya dengan melihat lembar kerja, sementara guru berkeliling mengawasi dan membantu jika diperlukan. c. Siswa mengulangi kembali kegiatan (b) tanpa melihat lembar kerja, sementara guru berkeliling mengawasi dan membantu jika diperlukan. d. Siswa membentuk kelompok kecil dan mengerjakan tugas bersama memilih dan mewarnai gambar, memberi judul gambar, dan komentarnya. e. Perwakilan kelompok membacakan judul gambar dan komentarnya.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
3. Penutup : a. mengulas rangkuman materi kompetensi yang telah disajikan. b. Memberi penghargaan kepada kelompok yang berhasil dengan baik. c. Memberikan tugas-tugas kepada siswa untuk diselesaikan di rumah. H. Penilaian : 1. Jenis tugas : a. Test tulis b. Unjuk kerja (penilaian praktik) c. Proyek (tugas projek) d. Portofolio (kumpulan tugas) 2. Bentuk instrument : Menjodohkan dan lembar observasi 3. Soal/instrument : a. Uji kompetensi tertulis b. Uji kompetensi unjuk kerja : Mendemonstrasikan ikon-ikon untuk : 1) memilih gambar 2) memilih warna 3) menghapus warna 4) mengganti warna c. Tugas kelompok : 1) Memilih dan mewarnai gambar 2) memilih judul dan memberikan komentas 4. Contoh instrument penilaian : No 1 2 3 4
Aspek instrument Psikomotorik Menunjukkan ikon memilih gambar Menunjukkan ikon memilih warna Menunjukkan ikon menghapus warna Menunjukkan ikon mengganti warna Skor maksimal Afektif
Rentang nilai Kuantitatif 0-3 0–3 0–3
.../12 x 10 = …
0-3
A 1 2 3 4 5
Jumlah nilai
12 Kuantitatif B C D
Keterangan
Bekerja sama Komunikasi lisan Komunikasi tulisan Tanggung jawab Kedisiplinan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 22
Keterangan : 1. Nilai akhir =
Jumlah skor yang diperoleh
x 10 Skor maksimal 2. Untuk penilaian psikomotorik, bila siswa menjawab cepat diberi nilai 3, bila menjawab agak lambat diberi nilai 2, jika membutuhkan waktu yang lama untuk menjawab diberi nilai 1, dan bila tidak dapat menjawab diberi nilai 0. 3. Untuk penilaian aspek afektif : A = sangat baik B = Baik C = cukup D = kurang
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 23
STRATEGI PEMBELAJARAN KEJURUAN
Standar Kompetensi Sub Kompetensi Alokasi Waktu
: Menerapkan Strategi Pembelajaran : 1. Membandingkan model-model pembelajaran 2. Menerapkan model-model pembelajaran : 50 menit
A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat: 1. Model-model pembelajaran 2. Penerapan model-model pembelajaran
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang disajikan. 2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang disediakan. C. Materi Pembelajaran 1. Latar Belakang Strategi Pembelajaran Guru memegang peranan yang cukup penting baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran kejuruan. Guru adalah perencana, pelaksana dan pengembang pembelajaran di kelasnya. Karena itu, guru merupakan barisan terdepan dalam penciptaan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Menyadari hal itu, betapa pentingnya untuk meningkatkan aktivitas, kreativitas, kualitas dan profesiona-lisme guru kejuruan. Hal tersebut lebih tampak lagi dalam pendidikan yang dikembangkan secara desentralisasi sejalan dengan kebijaksanaan otonomi daerah, oleh karena itu guru disini diberi kebebasan untuk memilih dan mengembangkan materi standar dan kompetensi untuk disajikan dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian di negara-negara berkembang menunjukkan adanya dua kunci penting dari peran guru yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, yaitu jumlah waktu efektif yang digunakan guru untuk melakukan pembelajaran di kelas, dan kualitas kemampuan guru. Dalam hal ini, guru hendaknya memiliki standar kemampuan profesional untuk melakukan pembelajaran kejuruan yang berkualitas, kreatif dan menyenangkan. Kualitas guru kejuruan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi proses dan dari segi hasil pembelajaran. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun social dalam proses pembelajaran. Disamping itu, dapat dilihat dari gairah dan semangat mengajarnya, serta adanya rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang dilaksanakan mampu mengubah perilaku sebagian besar siswa ke arah penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik. Untuk memenuhi tuntutan tersebut diperlukan berbagai kompetensi pembelajaran. Pengembangan kualitas guru merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan berbagai faktor yang saling terkait. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya tidak hanya menuntut keterampilan teknis dari para ahli terhadap pengembangan kompetensi guru, tetapi juga harus dipahami berbagai faktor yang mempengaruhinya. Sehubungan dengan itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas guru dalam pengembangan berbagai aspek pendidikan dan pembelajaran. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang masih tetap menerapkan pola berbasis kompetensi dengan manajemen berbasis sekolah, dalam konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah. Pelaksanaan berbagai kebijakan tersebut secara benar dan transparan dapat meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Dalam penerapan berbagai kebijakan di atas, guru dituntut menjadi ahli penyebar informasi yang baik, karena tugas utamanya antara lain menyampaikan informasi (materi pelajaran) kepada siswa. Guru juga berperan sebagai perencana (planner), pelaksana (implementer), dan penilai (evaluator) pembelajaran. Apabila pembelajaran diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pribadi para peserta didik dengan penyediaan ilmu yang tepat dan latihan Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 24
keterampilan yang mereka perlukan, maka diperlukan ketergantungan terhadap materi standar yang efektif dan terorganisasi. Untuk itu, diperlukan peran baru dari para guru, mereka dituntut memiliki keterampilan-keterampilan teknis yang memungkinkan untuk mengorganisasi materi standar serta mengelolanya dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi siswa. Dalam implementasi KTSP yang berbasis kompetensi, guru terutama berperan dalam mengembangkan materi standar dan membentuk kompetensi peserta didik. Sehubungan dengan itu, guru harus kreatif, professional, dan menyenangkan dalam pengembangan materi pembelajaran. Guru harus kreatif dalam memilih dan memilah, serta mengembangkan materi standar sebagai bahan untuk membentuk kompetensi peserta didik. Guru harus professional dalam membentuk kompetensi peserta didik sesuai dengan karakteristik individual masing-masing. Guru juga harus menyenangkan, tidak saja bagi peserta didik, tetapi juga terhadap dirinya. Artinya, belajar dan pembelajaran harus menjadi makanan pokok guru sehari-hari, harus dicintai agar dapat membentuk dan membangkitkan rasa cinta dan gairah belajar peserta didik. Dalam kondisi dan perubahan yang bagaimanapun dahsyatnya, guru harus tetap guru, jangan terpengaruh oleh issu, dan jangan bertindak terburu-buru.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
2. Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi Keberhasilan dalam pembelajaran KBK sangat tergantung kepada guru. Sebab guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran. Bagaimanapun sempurnanya sebuah kurikulum, tanpa didukung oleh kemampuan guru, maka kurikulum itu hanya sesuatu yang tertulis dan tidak memiliki makna. Oleh karena itu, guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses implementasi kurikulum. Selanjutnya, peran apa saja yang harus dilakukan oleh guru? Dalam implementasi KBK, peran guru dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu: (1) peran guru sebagai perencana, (2) peran guru sebagai pengelola, (3) peran guru sebagai fasilitator dan (4) peran guru sebagai evaluator. 1. Guru sebagai perencana pembelajaran Keberhasilan dalam implementasi KBK dapat dipengaruhi oleh perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru. Oleh sebab itu, kepiawaian guru dalam menyusun rencana pembelajaran (instructional design) dapat menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi. KBK adalah kurikulum yang memberikan peluang kepada guru untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik serta kondisi daerah masingmasing. Oleh karena itu, dalam proses penyusunan perencanaan, guru dituntut agar memahami kebutuhan dan kondisi daerah setempat, di samping memahami karakteristik peserta didik. Melalui pemahaman itu, selanjutnya guru mendesain pembelajaran sesuai dengan kondisi lapangan dan kebutuhan. 2. Guru sebagai pengelola pembelajaran Tujuan dari pengelolaan pembelajaran adalah terciptanya kondisi lingkungan belajar yang menyenangkan bagi peserta didik, sehingga dalam proses pembelajaran peserta didik tidak merasa terpaksa apalagi tertekan. Oleh karena itulah, peran dan tanggung jawab guru sebagai pengelola pembelajaran (manager of leraning) menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, baik iklim social maupun iklim psikologis. Iklim social yang baik ditunjukkan dengan terciptanya hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didik, antara peserta didik dan peserta didik, serta antara guru dan pengelola sekolah. Sedangkan iklim psikologis ditunjukkan dengan adanya saling kepercayaan dan saling menghormati antara sesama unsur sekolah. Melalui iklim yang demikian, memungkinkan peserta didik untuk berkembang secara optimal, terbuka, dan demokratis. 3. Guru sebagai fasilitator Sebagai seorang fasilitator, tugas guru adalah membantu untuk mempermudah peserta didik belajar. Dengan demikian, guru perlu memahami karakteristik peserta didik, termasuk gaya belajar, kebutuhan kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik. Melalui pemahaman itu, guru dapat melayani dan memfasilitasi setiap peserta didik. Sebagai seorang fasilitator, guru harus menempatkan diri sebagai orang yang memberi pengarahan dan petunjuk agar peserta didik dapat belajar secara optimal. Dengan demikian, yang menjadi sentral kegiatan pembelajaran adalah peserta didik, bukan guru. Guru tidak berperan sebagai sumber belajar yang dianggap serba bisa dan serba tahu segala macam hal. 4. Peran guru sebagai evaluator Guru sebagai seorang evaluator tidak kalah pentingnya dengan peran yang lain. Dilihat dari fungsinya, evaluasi bisa berfungsi sebagai formatif dan sumatif. Evaluasi formatif berfungsi untuk melihat berbagai kelemahan guru dalam mengajar. Artinya, hasil dari evaluasi itu Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 25
digunakan sebagai bahan masukan untuk memperbaiki kinerja guru. Evaluasi sumatif digunakan sebagai bahan untuk menentukan keberhasilan peserta didik dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian, peran guru sebagai evaluator, menunjuk ke dua hal, yaitu untuk melihat keberhasilan dalam melakukan proses pembelajaran dan peran untuk menentukan ketercapaian peserta didik dalam menguasai kompetensi sesuai dengan kurikulum.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
3. Kompetensi Guru dalam Implementasi Pembelajaran Pekerjaan guru merupakan pekerjaan profesional. Sebagai pekerjaan profesional, seorang guru harus memiliki sejumlah kompetensi tertentu yang tidak dimiliki oleh profesi lain. Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan (Mc. Leod, 1999). Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan perannya secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi apa yang harus dimiliki guru dalam hubungannya dengan implementasi KBK? Sesuai dengan perannya, kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dalam hubungannya dengan implementasi KBK meliputi tiga hal, yaitu: a. Kompetensi yang berhubungan dengan proses perencanaan pembelajaran, b. Kompetensi yang berhubungan dengan proses implementasi pembelajaran, dan c. Kompetensi yang berhubungan dengan proses evaluasi pembelajaran, 1) Kompetensi proses perencanaan pembelajaran Kompetensi dalam hal penyusunan rencana pembelajaran, berhubungan dengan kemampuan guru dalam menyusun program pembelajaran termasuk menyusun silabus yang sesuai dengan kondisi sekolah tempat melaksanakan tugas mengajar. KBK adalah kurikulum yang memberikan peluang kepada guru untuk mengembangkan proses pembelajaran sesuai dengan kondisi daerah. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk mampu menjabarkan kompetensi dasar ke dalam sejumlah kegiatan pembelajaran yang dianggap sesuai dengan kemampuan peserta didik dan kondisi daerah. Dalam hal inilah letak perbedaan KBK dengan kurikulum sebelumnya. Sesuai dengan semangat otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan, guru dapat merencanakan proses pembelajaran sesuai dengan kondisi daerahnya dan kondisi peserta didik yang dihadapinya. KBK kemudian dikembangkan menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). 2) Kompetensi proses implementasi pembelajaran Kompetensi dalam implementasi kurikulum berhubungan dengan kemampuan guru mengelola proses pembelajaran. KBK adalah kurikulum yang menekankan kepada aktivitas peserta didik secara optimal. Asumsi dasar proses pembelajaran dalam KBK adalah bahwa pengetahuan itu akan bermakna manakala dicari, ditemukan, dan dikonstruksi oleh peserta didik sendiri. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran, guru bukan satu-satunya sumber belajar seperti selama ini, akan tetapi guru harus berperan sebagai pengelola atau pengatur lingkungan agar peserta didik belajar. Guru harus mampu memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tersedia, di samping menggunakan berbagai strategi pembelajaran. 3) Kompetensi proses evaluasi pembelajaran, Kompetensi dalam melakukan evaluasi, berhubungan dengan kemampuan guru untuk melakukan evaluasi sebagai fungsi formatif dan evaluasi sebagai fungsi sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dirancang dan dilakukan guru untuk menilai dirinya sendiri dalam melakukan proses pembelajaran. Artinya, hasil evaluasi ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai kekurangan kekurangan guru dalam mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai umpan balik untuk memperbaiki kinerjanya. Sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dirancang dan dilakukan guru untuk menilai keberhasilan peserta didik dalam mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalui evaluasi ini, guru dapat menilai sejauh mana kompetensi yang telah dicapai peserta didik, di samping guru dapat melihat kemampuan peserta didik dibanding dengan kelompok belajarnya. Untuk menunjang ketiga kompetensi guru dalam implementasi pembelajaran tentu saja guru harus memahami berbagai ilmu pengetahuan. Sebab, salah satu persyaratan sebagai profesi adalah adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam sesuai dengan bidang keahliannya (Moh. Ali, 1995). Bidang pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional untuk melaksanakan tugasnya diantaranya pengetahuan tentang: (1) psikologi perkembangan anak, (2) berbagai pendekatan dalam pembelajaran, (3) pengetahuan tentang media dan sumber belajar, (4) pengetahuan mengenai teknik penilaian, dan lain sebagainya. Tanpa pengetahuan yang memadai tentang hal-hal tersebut, tidak mungkin kompetensi itu dapat dimiliki setiap guru. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 26
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
4. Empat Kekeliruan Guru dalam Implementasi PBM Untuk mempercepat pemahaman terhadap kekeliruan yang mungkin pernah dilakukan guru, maka dikemukakan sebuah illustrasi pelaksanaan proses pembelajaran di suatu kelas sebagai berikut: Telah hampir satu jam pelajaran seorang guru menghabiskan waktunya untuk menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Tentu saja materi yang ia sampaikan adalah materi pelajaran yang ia pelajari pada malam harinya. Sebagian besar peserta didik sama sekali tidak merasa tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikannya, karena mereka merasa apa yang disampaikan sang guru sama persis dengan apa yang ada dalam buku yang telah mereka pelajari di rumah. Oleh karena itulah mereka merasa gelisah selama mendengarkan penjelasan guru. Di antara mereka ada yang asyik membaca buku, mengobrol, dan ada juga yang mengantuk. Memperhatikan gejala yang tidak mengenakkan itu, guru segera bereaksi. Sambil memukul-mukul mistar panjang ke papan tulis ia berkata: ”Anak-anak tolong perhatikan …..!” Materi yang bapak sampaikan ini adalah materi yang sangat penting untuk kalian kuasai. Nanti soal-soal ulangan tidak akan jauh dari apa yang saya sampaikan. Oleh karena itu, tolong perhatikan apa yang bapak sampaikan. Anak-anak diam sebentar. Yang sedang mengobrol segera menghentikan obrolannya, yang sedang membaca melipat buku bacaannya, demikian juga yang sedang mengantuk melepas kantuknya. Sang guru segera melanjutkan “mengajarnya”, bertutur menyampaikan informasi. Suara sedikit lemah, karena kehabisan energi, sehingga yang duduk di bangku bagian belakang semakin membuat bosan peserta didik. Mereka kembali dengan aktivitasnya semula : mengobrol, membaca, dan mengantuk. “Membosankan…..!”Gerutu seorang peserta didik yang duduk di belakang. Hari ini memang membosankan, baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Guru menganggap anak didiknya bandel-bandel. Ia merasa disepelekan oleh peserta didik yang tidak mau mendengarkan penjelasannya. Demikian juga peserta didik, ia merasa guru tidak mampu mengajar, karena ia hanya menyampaikan informasi yang sebetulnya sudah mereka kuasai. Oleh sebab itu ketika bel berbunyi tanda pelajaran berakhir, baik bagi guru maupun peserta didik seakan-akan keluar dari mimpi buruk yang menegangkan. Peserta didik pun bersorak kegirangan menyambut bel; sementara guru keluar dari kelas dengan langkah gontai karena kecapaian. Kita sering melihat bahkan mungkin merasakan peristiwa semacam itu. Bagi seorang guru, peristiwa itu sering dianggap sebagai peristiwa yang menjengkelkan, sehingga ia menganggap kalau kelas tersebut adalah kelas yang bandel, kelas yang tidak bisa diurus dan lain sebagainya. Bagaimana menurut Anda, bijaksanakah tindakan guru yang demikian? Sebelum Anda menjawab pertanyaan tersebut, marilah kita tinjau beberapa hal yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar di atas. Pertama, ketika mengajar guru tidak berusaha mencari informasi, apakah materi yang diajarkannya sudah dipahami peserta didik atau belum. Kurangnya perhatian peserta didik seperti dalam peristiwa belajar mengajar di atas, jelas disebabkan oleh peserta didik, karena sudah memahami informasi yang disampaikan guru, sehingga menganggap materi itu tidak penting lagi. Kedua, dalam proses belajar mengajar guru tidak berusaha berpikir untuk peserta didik. Komunikasi terjadi satu arah, yaitu dari guru ke peserta didik. Guru menganggap bahwa bagi peserta didik menguasai materi pelajaran lebih penting dibandingkan dengan mengembangkan kemampuan berpikir. Ketiga, guru tidak berusaha mencari umpan balik, mengapa peserta didik tidak mau mendengarkan penjelasannya. Keempat, guru menganggap bahwa ia adalah orang yang paling mampu dan menguasai pelajaran dibandingkan dengan peserta didik. Peserta didik dianggap sebagai “tong kosong” yang harus diisi dengan sesuatu yang dianggapnya sangat penting. Keempat hal tersebut di atas, merupakan kekeliruan guru dalam mengajar. Mengapa demikian? Mari kita analisis ke empat hal di atas.
a. Guru tidak berusaha mengetahui kemampuan awal siswa. Sebagai seorang Mekanik yang professional misalnya, sebelum ia melakukan perbaikan dan pengerjaan serta tindakan kendaraan yang rusak, terlebih dahulu ia akan melakukan diagnosis, misalnya ia akan bertanya kepada pemilik mobil, apa gejala mobil anda, apakah kendaraan anda susah bunyi? sejak kapan mobil anda mengalami gangguan? dan sebagainya, sambil memeriksa bagian kendaraan yang dikerjakan. Begitu pula dokter yang professional, sebelum ia melakukan treatment atau tindakan kepada pasien, terlebih dahulu ia akan melakukan diagnosis, misalnya ia akan bertanya, bagian mana yang sakit, apakah anda sudah makan obat sebelumnya? dan sebagainya, sambil memeriksa bagian tubuh pasien. Setelah dokter menemukan gejala-gejala sumber penyakit, baru ia menentukan apa yang harus dilakukannya; Apakah pasien cukup berobat jalan, harus diopname, dan lain sebagainya. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 27
Demikian juga seorang pengacara, sebelum melakukan tindakan hukum ia akan mempelajari kasus yang dihadapi kliennya, termasuk perundang-undangan sesuai dengan kasus yang sedang ditanganinya. Apakah seorang arsitek bangunan, sebelum ia membangun sebuah gedung bertingkat, atau membangun sebuah jembatan, tidak didahului survei tentang struktur tanah serta aspek-aspek pendukung lainnya? Tidak, bukan? Ya, seorang profesional, sebelum ia melakukan tindakan selamanya akan didahului oleh langkah diagnosis, sehingga langkah ini merupakan bagian dari pekerjaan profesionalnya. Kemudian bagaimana dengan guru dalam illustrasi di atas? Tampaknya ia tidak melakukan diagnosis tentang keadaan peserta didik, sehingga ia tidak mengetahui apakah peserta didik sudah faham tentang materi yang akan dijelaskannya; demikian juga ia tidak mengetahui apakah peserta didik sudah membaca buku yang ia baca. Jangan-jangan peserta didik lebih faham dari gurunya tentang materi pelajaran yang akan diajarkannya, karena selain peserta didik membaca buku yang menjadi rujukan guru, peserta didik pun mambaca buku lain yang dianggap relevan.
b. Guru tidak pernah mengajak siswa untuk berpikir
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Pernahkah seorang yang sedang bermain catur mengantuk? Tidak bukan? Ya, tentu tidak, sebab bermain catur membutuhkan konsentrasi dan motivasi, demikian juga halnya dengan seseorang yang sedang bermain kartu. Kita tidak akan menemukan mereka yang mengantuk atau melakukan aktivitas lain. Seorang yang sedang bermain catur akan memusatkan perhatiannya kepada bidak caturnya; seorang yang bermain kartu akan mengonsentrasikan pikirannya pada kartu yang sedang dimainkannya. Demikian juga halnya dalam mengajar. Mengajar bukan hanya menyampaikan materi pelajaran akan tetapi melatih kemampuan peserta didik untuk berpikir, menggunakan struktur kognitifnya secara penuh dan terarah. Materi pelajaran semestinya digunakan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir, bukan sebagai tujuan. Mengajar yang hanya menyampaikan informasi akan membuat peserta didik kehilangan motivasi dan konsentrasinya. Mengajar adalah mengajak peserta didik untuk berpikir, sehingga melalui kemampuan berpikir akan terbentuk peserta didik yang cerdas dan mampu memecahkan setiap persoalan yang dihadapinya.
3. Guru tidak berusaha memperoleh umpan balik
Proses mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh sebab itu apa yang dilakukan oleh seorang guru seharusnya mengarah pada pencapaian tujuan. Apa bedanya antara seorang guru dengan seorang tukang obat? Ya, perbedaannya terletak pada tujuan yang ingin dicapai. Walau keduanya sama-sama bicara, tapi bicaranya tukang obat tidak lebih dari keinginannya untuk menarik perhatian orang; sedangkan apa yang keluar dari mulut guru selalu diarahkan untuk mencapai tujuan belajar, yakni perubahan tingkah laku. Oleh karena itu dalam setiap proses mengajar, guru perlu mendapatkan umpan balik, apakah tujuan yang ingin dicapai sudah dikuasai oleh peserta didik atau belum, apakah proses atau gaya bicara guru dapat dimengerti atau tidak. Hal ini sangat diperlukan untuk proses perbaikan mengajar yang telah dilakukannya.
4. Guru menganggap paling mampu dan menguasai pelajaran.
Dewasa ini, berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi informasi setiap orang bisa memperoleh pengetahuan lewat berbagai media. Anda ingin belajar bahasa Inggris? Silahkan Anda belajar melalui kaset atau melalui video dan radio. Anda ingin belajar matematika atau lainnya? Silahkan Anda belajar melalui VCD dan CD-nya sudah banyak dijual di pasaran. Apakah Anda ingin mengetahui peristiwa-peristiwa aktual? Silahkan Anda berkomunikasi lewat internet. Dewasa ini setiap orang bisa belajar dari berbagai sumber belajar. Dengan demikian, kalau sekarang ini ada guru yang menganggap dirinya paling pintar, paling menguasai sesuatu, itu sangat keliru. Bila terjadi dewasa ini peserta didik lebih menguasai materi pelajaran dibandingkan dengan gurunya merupakan hal yang wajar. Hal ini bisa terjadi karena kemungkinan peserta didik yang di rumahnya banyak membaca koran, majalan, buku-buku, banyak mempelajari berbagai pengetahuan lewat internet, maka peserta didik yang demikian akan lebih hebat dibanding guru yang tidak pernah membaca koran, tidak mengikuti perkembangan dunia, tidak pernah berkomunikasi dengan internet karena tidak memiliki fasilitas untuk itu dan lain sebagainya. Jadi dengan demikian dalam era informasi sekarang ini seharusnya telah terjadi perubahan peranan guru. Guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber belajar (learning resources), akan tetapi lebih berperan sebagai pengelola pembelajaran (manager of instruction). Dalam posisi semacam ini bisa terjadi guru dan peserta didik saling membelajarkan. Salahkah kalau guru belajar dari peserta didik? Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 28
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
5. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran mengacu pada model pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan pembelajaran, tahapan kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Pendekatan pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992: 4). Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap pendekatan pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Seokamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) mengemukakan maksud dari pendekatan pembelajaran adalah: “Kerangka konseptual yang melukiskann prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak (1993) bahwa pendekatan pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar. Istilah pendekatan pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode atau prosedur. Menurut (Kardi dan Nur, 2000: 9), pendekatan pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah: a. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai). c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar pendekatan tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
1) Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
Istilah pendekatan pembelajaran meliputi pendekatan yang luas dan menyeluruh. Contohnya pada pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan pendekatan pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggu-nakan bernacam-macam keterampilan, prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis. Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivisme. Pada pendekatan ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerja sama antar siswa. Dalam pendekatan pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahaptahap kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan siswa.
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai) Pendekatan-pendekatan pembelajaran dapat diklasifi-kasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya. Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan adalah pembelajaran langsung, suatu pendekatan pembelajaran yang baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep matematika tingkat tinggi.
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar pendekatan tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil
Sintaks (pola urutan) dari suatu pendekatan pembel-ajaran adalah pola yang menggambarakan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yamg pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pemelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu pendekatan pembelajaran menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks dari macam-macam pendekatan pembelajaran memiliki komponen-komponen yang sama. Contoh, setiap pendekatan pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap pendekatan pembelajaran
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 29
diakhiri dengan menutup pelajaran, di dalamnya meliputi kegiatan merangkum poko-pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Tiap-tiap pendekatan pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya, pendekatan pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajara yang fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran diskusi para siswa duduk di bangku yang disusun secara melingkar atau seperti tapal kuda. Sedangkan pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran langsung, siswa berhadap-hadapan dengan guru. Pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada pendekatan pembelajaran langsung siswa harus tenang dan memperhatikan guru. Johnson (dalam Samani, 2000), menyatakan bahwa untuk mengetahui kualitas pendekatan pembelajaran harus dilihat dari dua aspek, yaitu aspek proses dan aspek hasil. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan (joyful learning) serta mendorong siswa untuk aktif belajar. Sedangkan aspek hasil mengacu kepada apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan, yaitu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuan atau kompetensi yang ditentukan. Dalam hal ini sebelum melihat hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah dapat dipastikan berlangsung baik. Tugas utama guru adalah mengajar dan karena itu setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi mengajar. Kompetensi mengajar dimiliki jika guru paling tidak mampu memahami dan menerapkan secara taktis berbagai metode belajar-mengajar di samping kemampuan-kemampuan lain yang menunjang. Menjadi guru kreatif, profesional, dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Cara guru melakukan suatu kegiatan pembelajaran mungkin memerlukan pendekatan dan metode yang berbeda dengan pembelajaran lainnya.
6. Kriteria Pendekatan Pembelajaran Selain ciri-ciri khusus, pendekatan pembelajaran dikatakan baik apabila memenuhi kriteria/aspek sebagai berikut: a. Aspek sahih (valid). Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal yaitu: (1) apakah pendekatan yang digunakan didasarkan pada rasionalitas teori yang kuat; dan (2) apakah terdapat konsistensi internal. b. Aspek praktis. Aspek kepraktisan hanya dapat dipenuhi jika: (1) para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan; dan (2) kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan. c. Aspek efektif. Aspek ini berkaitan dengan aspek efektifitas. Trianto (2007) menyatakan bahwa parameter keefektifan pendekatan pembelajaran meliputi: (1) para ahli dan praktisi berdasarkan pengalamannya menyatakan pendekatan tersebut efektif; dan (2) secara operasional pendekatan tersebut memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Khabibah (2006), bahwa untuk melihat tingkat kelayakan suatu pendekatan pembelajaran untuik aspek validitas dibutuhkan ahli dan praktisi untuk memvalidasi pendekatan pembelajaran yang dikembangkan. Sedangkan untuk aspek kepraktisan dan efektifitas diperlukan suatu perangkat pembelajaran untuk melaksanakan model pembelajaran yang dikembangkan. Sehingga untuk melihat kedua aspek ini perlu dikaji suatu perangkat pembelajaran untuk suatu topik tertentu yang sesuai dengan pendekatan pembelajaran. Sealin itu, perlu juga dikembangkan instrument penelitian yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 3. Jenis-Jenis Pendekatan pembelajaran Sedikitnya terdapat lima pendekatan pembelajaran yang perlu dipahami guru untuk mengajar dengan baik, yaitu pendekatan kompetensi, pendekatan keterampilan proses, pendekatan lingkungan, pendekatan kontekstual, dan pendekatan tematik, kelima pendekatan tersebut dijelaskan sebagai berikut. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 30
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
a. Pendekatan Kompetensi Kompetensi menunjuk kepada kemampuan melaksana-kan sesuatu yang diperoleh melalui pembelajaran dan latihan. Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran, kompetensi menunjuk kepada perbuatan (performance) yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar. Dikatakan perbuatan karena merupakan perilaku yang dapat diamati meskipun sebenarnya seringkali terlihat pula proses yang tidak tampak seperti pengambilan keputusan/pilihan sebelum perbuatan dilakukan. Kompetensi selalu dilandasi oleh rasionalitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran “mengapa” dan “bagaimana” perbuatan tersebut dilakukan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan indikator yang menunjuk kepada perbuatan yang diamati, dan sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta tahap-tahap pelaksanaannya secara utuh. Pembentukan kompetensi bersifat transaksional, bergantung pada kondisi-kondisi dan pihak-pihak yang terlibat secara aktual. Paling tidak terdapat tiga landasan filosofi yang mendasari pendidikan berdasarkan kompetensi. Pertama, adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran individual. Melalui pembelajaran individual peserta didik diharapkan dapat belajar sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Setiap peserta didik dapat belajar dengan cara dan berdasarkan kemampuannya masing-masing. Hal ini membutuhkan pengaturan kelas yang fleksibel, baik sarana maupun waktu, karena memungkinkan peserta didik belajar dengan kecepatan yang berbeda, penggunaan alat yang berbeda, serta mempelajari bahan ajar yang berbeda pula. Kedua, pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) atau belajar sebagai penguasaan (learning of mastery) adalah suatu falsafah tentang pembelajaran yang mengatakan bahwa dengan system pembelajaran yang tepat semua peserta didik akan dapat belajar dengan hasil yang baik dari seluruh bahan yang diberikan. Bloom dalam Hall (1986) menyatakan bahwa “Sebagian besar peserta didik dapat menguasai apa yang diajarkan kepadanya, dan tugas pembelajaran adalah mengkondisikan lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik menguasai materi pembelajaran yang diberikan”. Ketiga bagi perkembangan pendidikan berdasarkan kompetensi adalah usaha penyusunan kembali definisi bakat. Dalam kaitan ini Carrol dalam Hall (1986) menyatakan bahwa dengan waktu yang cukup, semua peserta didik dapat mencapai penguasaan suatu tugas belajar. Jika asumsi tersebut diterima, perhatian harus dicurahkan pada waktu yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas belajar. Implikasi terhadap pembelajaran adalah sebagai berikut. Pertama, pembelajaran perlu lebih menekankan pada pembelajaran individual meskipun dilaksanakan secara klasikal, dengan memperhatikan perbedaan peserta didik. Misalnya tugas diberikan secara individu, bukan secara kelompok. Kedua, perlu diupayakan lingkungan belajar yang kondusif dengan metode dan media yang bervariasi yang memungkinkan setiap peserta didik mengikuti kegiatan belajar dengan tenang dan menyenangkan. Ketiga, dalam pembelajaran perlu diberikan waktu yang cukup, terutama dalam penyelesaian tugas/praktek pembelajaran agar setiap peserta didik dapat mengerjakan tugas belajar dengan baik. Apabila waktu yang tersedia di sekolah tidak mencukupi, berilah kebebasan kepada peserta didik untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan di luar kelas. Dalam kaitannya dengan pengembangan pembelajaran berdasarkan pendekatan kompetensi, Ashan (1981) mengemukakan terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) menetapkan kompetensi yang ingin dicapai, (2) mengem-bangkan strategi untuk mencapai kompetensi, dan (3) evaluasi proses pembelajaran. Kompetensi yang ingin dicapai merupakan pernyataan tujuan (goal statement) yang hendak diperoleh peserta didik serta menggambarkan hasil belajar (learning outcomes) pada aspek pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap. Strategi mencapai kompetensi (the enabling strategy), merupakan strategi untuk membantu peserta didik dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan. Untuk itu, dapat dibuat sejumlah alternatif kegiatan, misalnya membaca, mendengarkan, berkreasi, berinteraksi, observasi, dan sebagainya sampai terbentuk suatu kompetensi. Evaluasi dilakukan untuk menggambarkan perilaku hasil belajar (behavioral outcomes) dengan respon peserta didik yang dapat diberikan berdasarkan apa yang diperoleh dari belajar. Sejalan dengan uraian di atas Sukmadinata (1983) mengemukakan tiga tahap yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran, yakni perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 31
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
1) Tahap Perencanaan Dalam tahap perencanaan pertama-tama perlu ditetapkan kompetensi-kompetensi yang akan diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan kompetensi-kompetensi tersebut selanjutnya dikembangkan tema, subtema, dan topik-topik mata pelajaran yang akan diajarkan. Pendekatan kompetensi yang mendasari konsep kesepadanan teori dan pratik sering menggunakan modul sebagai sistem pembelajaran. Modul merupakan suatu unit yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu peserta didik mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara jelas. Mengingat kondisi guru-guru di Indonesia sangat beragam, baik berkaitan dengan kemampuan maupun latar belakang pendidikannya, dalam pengembangan materi pembelajaran, khususnya dalam persiapan pembelajaran, disarankan minimal meliputi tiga hal, yakni (1) tujuan yang ingin dicapai, (2) materi yang perlu dipelajari, dan (3) sejumlah pertanyaan untuk menilai kemampuan belajar peserta didik. 2). Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan langkah merealisasikan konsep pembelajaran dalam bentuk perbuatan. Dalam pendidikan berdasarkan kompetensi pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu rangkaian pembelajaran yang dilakukan secara berkesinambungan, yang meliputi persiapan, penyajian, aplikasi, dan penilaian. a) Tahap persiapan Merupakan tahap guru mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran. Hal-hal yang termasuk dalam tahap ini adalah mempersiapkan ruang belajar, alat dan bahan, media, dan sumber belajar, serta mengkondisikan lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga peserta didik siap belajar. b) Tahap penyajian Merupakan tahap guru menyajikan informasi, menjelaskan cara kerja baik keseluruhan proses maupun masing-masing gerakan yang dilakukan dengan cara demonstrasi. c) Tahap aplikasi atau praktek Merupakan tahap peserta didik diberi kesempatan melakukan sendiri kegiatan belajar yang ditugaskan. Kegiatan guru lebih terkonsentrasi pada pengawasan dan pemberian bantuan secara perseorangan maupun kelompok. d) Tahap penilaian Merupakan tahap guru memeriksa hasil kerja dengan menyertakan peserta didik untuk menilai kualitas kerja serta waktu yang dipergunakan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. 3) Evaluasi dan Penyempurnaan Evaluasi dan penyempurnaan perlu dilakukan sebagai proses yang kontinu untuk memperbaiki pembelajaran dan membimbing pertumbuhan peserta didik. Dalam kaitannya dengan pembelajaran berdasarkan pendekatan kompetensi, evaluasi dilakukan untuk menggambarkan perilaku hasil belajar (behavioral outcomes) dengan respon peserta didik yang dapat diberikan berdasarkan apa yang diperoleh dari belajar. Evaluasi dan behavioral outcomes ini mengandung nilai-nilai yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas atau derajat pencapaian kompetensi yang ditetapkan. b. Pendekatan Keterampilan Proses Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengertian tersebut, termasuk diantaranya keterlibatan fisik, mental, dan social peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan. Indikator-indikator pendekatan keterampilan proses antara lain kemampuan mengidentifikasi, mengklasifikasi, menghitung, mengukur, mengamati, mencari hubungan, menafsirkan, menyimpulkan, menerapkan, mengkomunikasikan, dan mengekspresikan diri dalam suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu karya. Kemampuan-kemampuanyang menunjukkan keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran tersebut dapat dilihat melalui partisipasi dalam kegiatan pembelajaran berikut: 1) Kemampuan bertanya 2) Kemampuan melakukan pengamatan 3) Kemampuan mengidentifikasi dan mengklasifikasi hasil pengamatan 4) Kemampuan menafsirkan hasil identifikasi dan klasifikasi Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 32
5) 6) 7) 8)
Kemampuan Kemampuan Kemampuan Kemampuan
menggunakan alat dan bahan untuk memperoleh pengalaman secara langsung merencanakan suatu kegiatan penelitian menggunakan dan menerapkan konsep yang telah dikuasai dalam situasi baru menyajikan suatu hasil pengamatan dan atau hasil penelitian
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Pendekatan keterampilan proses bertolak dari suatu pandangan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda, dan dalam situasi yang normal, mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Oleh karena itu, tugas guru adalah memberikan kemudahan kepada peserta didik dengan menciptakan lingkungan yang kondusif agar semua peserta didik dapat berkembang secara optimal. Pembelajaran berdasarkan pendekatan keterampilan proses perlu memperhatikan halhal sebagai berikut: 1) Keaktifan peserta didik didorong oleh kemauan untuk belajar karena adanya tujuan yang ingin dicapai (azas motivasi). 2) Keaktifan peserta didik akan berkembang jika dilandasi dengan pendayagunaan potensi yang dimilikinya. 3) Suasana kelas dapat mendorong atau mengurangi aktivitas peserta didik. Suasana kelas harus dikelola agar dapat merangsang aktivitas dan kreativitas belajar peserta didik. 4) Dalam kegiatan pembelajaran, tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar melalui bimbingan dan motivasi untuk mencapai tujuan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendorong aktivitas dan krativitas peserta didik dalam pembelajaran antara lain: diskusi, pengamatan, penelitian, praktikum, tanya jawab, karyawisata, studi kasus, bermain peran, dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran c. Pendekatan Lingkungan Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian peserta didik jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungannya. Dalam pendekatan lingkungan, pelajaran disusun sekitar hubungan faedah lingkungan. Isi dan prosedur disusun hingga mempunyai makna dan ada hubungannya antara peserta didik dengan lingkungannya. Pengetahuan yang diberikan harus memberi jalan ke luar bagi peserta didik dalam menanggapi lingkungannya. Pemilihan tema seyogyanya ditentukan oleh kebutuhan lingkungan peserta didik. Misalnya di lingkungan petani, tema yang berkaitan dengan pertanian akan memberikan makna yang lebih mendalam bagi peserta didik. Demikian halnya di lingkungan pantai, tema tentang kehidupan pantai akan sangat menarik minat dan perhatian peserta didik. Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti peserta didik mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri apa-apa yang ada di lingkungan sekitar, baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah. Dalam hal ini, peserta didik dapat menanyakan sesuatu yang ingin diketahui kepada orang lain di lingkungan mereka yang dianggap tahu tentang masalah yang dihadapi. Berkaitan dengan pendekatan lingkungan, UNESCO (1980) mengemukakan bahwa jenis-jenis lingkungan yang dapat didayagunakan oleh peserta didik untuk kepentingan pembelajaran meliputi: 1) Lingkungan yang meliputi faktor-faktor fisik, biologi, sosio ekonomi, dan budaya yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung, dan berinteraksi dengan kehidupan peserta didik. 2) Sumber masyarakat yang meliputi setiap unsur atau fasilitas yang ada dalam suatu kelompok masyarakat 3) Ahli-ahli setempat yang meliputi tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan khusus dan berkaitan dengan kepentingan pembelajaran. Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat dilakukan dengan dua cara: 1) Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran. Hal ini biasa dilakukan dengan metode karyawisata, metode pemberian tugas, dan lain-lain. 2) Membawa sumber-sumber dari lingkungan sekolah (kelas) untuk kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli, seperti nara sumber, bisa juga sumber tiruan, seperti pendekatan, dan gambar.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 33
Guru sebagai pemandu pembelajaran dapat memilih lingkungan dan menentukan caracara yang tepat untuk mendayagunakannya dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan tema dan lingkungan yang akan didayagunakan hendaknya didiskusikan dengan peserta didik.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
d. Pendekatan kontekstual Pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang sering disingkat CTL merupakan salah satu pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan untuk mengefektifkan dan menyukseskan implementasi Kurikulum 2004. Pendekatan CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Melalui proses penerapan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik akan merasakan pentingnya belajar, dan mereka akan memperoleh makna yang mendalam terhadap apa yang dipelajarinya. CTL memungkinkan proses belajar yang tenang dan menyenangkan, karena pembelajaran dilakukan secara alamiah, sehingga peserta didik dapat mempraktekkan secara langsung apa-apa yang dipelajarinya. Pembelajaran kontekstual mendorong peserta didik memahami hakekat, makna, dan manfaat belajar, sehingga memungkinkan mereka rajin dan termotivasi untuk senantiasa belajar, bahkan kecanduan belajar. Dalam pembelajaran kontekstual tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hafalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar. Lingkungan belajar yang kondusif sangat penting dan sangat menunjang pembelajaran kontekstual, dan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan. Nurhadi (2002: 4) mengemukakan pentingnya lingkungan belajar dalam pembelajaran kontekstual sebagai berikut: 1) Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dari “guru akting di depan kelas, siswa menonton” ke “siswa aktif bekerja dan berkarya, guru mengarahkan”. 2) Pembelajaran harus berpusat pada ‘bagaimana cara’ siswa menggunakan pengetahuan baru mereka. Proses belajar lebih dipentingkan dibandingkan hasilnya. 3) Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian ( assessment ) yang benar. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kontekstual dipengaruhi oleh berbagai factor yang sangat erat kaitannya. Faktor-faktor tersebut bisa datang dari dalam diri peserta didik ( internal) dan dari luar dirinya atau dari lingkungan di sekitarnya (eksternal). Sehubungan dengan itu, Zahorik (1995) mengungkapkan lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual, sebagai berikut: 1) Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik 2) Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagian-bagiannya secara khusus (dari umum ke khusus) 3) Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, dengan cara: a) Menyusun konsep sementara b) Melakukan sharing untuk memperoleh masukan tanggapan dari orang lain c) Merevisi dan mengembangkan konsep 4) Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekan secara langsung apa-apa yang dipelajari 5) Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan pengetahuan.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 34
EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN KEJURUAN
Standar Kompetensi Sub Kompetensi Waktu
: Menerapkan Evaluasi Hasil Pembelajaran : 1. Prinsip-Prinsip Evaluasi Hasil pembelajaran 2. Prinsip-Prinsip dan Kaidah penulisan dan penskoran tes. : 50 menit
A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat: 1. Prinsip-Prinsip Evaluasi Hasil pembelajaran 2. Prinsip-Prinsip dan Kaidah penulisan dan penskoran tes.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang disajikan. 2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang disediakan. C. Materi Pembelajaran 1. Pengertian Penilaian Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka atau deskripsi verbal), analisis, dan interpretasi untuk mengambil keputusan. Sedangkan penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam hal ini, keputusan berhubungan dengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi, penilaian merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi. Penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian dilaksanakan melalui berbagai bentuk antara lain: penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri. Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan. 2. Prinsip Penilaian Dalam melaksanakan penilaian mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut. a) Memandang penilaian dan kegiatan pembelajaran secara terpadu. b) Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri. c) Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik. d) Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik. e) Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik. f) Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi. Penilaian dapat dilakukan dengan cara tertulis, lisan, produk portofolio, unjuk kerja, proyek, dan pengamatan tingkah laku. g) Melakukan penilaian secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil, dalam bentuk: ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Ulangan harian dapat dilakukan bila sudah menyelesaikan Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 35
satu atau beberapa indikator atau satu kompetensi dasar (KD), ulangan tengah semester dilakukan bila telah menyelesaikan beberapa KD atau satu stándar kompetensi (SK), ulangan akhir semester dilakukan setelah menyelesaikan semua KD atau SK semester bersangkutan, sedangkan ulangan kenaikan kelas dilakukan pada akhir semester genap dengan menilai semua SK semester ganjil dan genap, dengan penekanan pada semester genap. h) Penilaian kompetensi pada uji kompetensi melibatkan pihak sekolah dan Institusi Pasangan/Asosiasi Profesi, dan pihak lain terutama DU/DI. Idealnya, lembaga yang menyelenggarakan uji kompetensi ini independen; yakni lembaga yang tidak dapat diintervensi oleh unsur atau lembaga lain.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
3. Kegunaan Penilaian Kegunaan penilaian antara lain sebagai berikut: a) Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya dalam proses pencapaian kompetensi. b) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial. c) Untuk umpan balik bagi pendidik/guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan. d) Memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan. e) Memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Dinas Pendidikan Daerah) dalam meningkatkan kualitas penilaian yang digunakan. 4. Fungsi Penilaian Penilaian memiliki fungsi untuk: a) Menggambarkan sejauhmana peserta didik telah menguasai suatu kompetensi. b) Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk perencanaan program belajar, pengembangan kepribadian, maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan). c) Menemukan kesulitan belajar, kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik, dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik/guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan. d) Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya. e) Pengendali bagi pendidik/guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik. 5. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal untuk setiap mata pelajaran yang ditentukan oleh satuan pendidikan, berkisar antara 0-100%. a. KKM Program Normatif dan Adaptif Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator program normatif dan adaptif adalah 75%. KKM program normatif dan adaptif ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan ratarata peserta didik, kompleksitas kompetensi, dan kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran dengan rincian sebagai berikut: 1) Tingkat kemampuan rata-rata peserta didik ”A” Rata-rata nilai = 80 - 100, A diberi skor 3 Rata-rata nilai = 60 - 79, A diberi skor 2 Rata-rata nilai = < 60, A diberi skor 1 2) Tingkat kompleksitas/kesulitan kompetensi ”B” Kompleksitas/kesulitan rendah, B diberi skor 3 Kompleksitas/kesulitan sedang, B diberi skor 2 Kompleksitas/kesulitan tinggi, B diberi skor 1 3) Sumber daya pendukung pembelajaran (SDM, alat dan bahan) ”C” Dukungan tinggi, C diberi skor 3 Dukungan sedang, C diberi skor 2 Dukungan rendah, C diberi skor 1 Contoh penentuan KKM
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 36
Jika dalam pembelajaran suatu kompetensi/mata pelajaran memiliki kondisi: kemampuan ratarata peserta didik ”65”, tingkat kesulitan/kompleksitas ”sedang”, dan sumber daya pendukung ”sedang”, maka nilai KKM-nya adalah :
KKM
A B C X 100 9
2 2 2 X 100 66,7 9
dibulatkan 67
b. KKM Program Produktif KKM program produktif mengacu kepada standar minimal penguasaan kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang bersangkutan. Kriteria ketuntasan untuk masing-masing kompetensi dasar (KD) adalah terpenuhinya indikator yang dipersyaratkan dunia kerja yaitu kompeten atau belum kompeten dan diberi lambang/skor 7,00 bila memenuhi persyaratan minimal.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
6. Kriteria Penilaian a. Validitas Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Misal, dalam pelajaran bahasa Indonesia, pendidik/guru ingin menilai kompetensi berbicara. Bentuk penilaian valid jika menggunakan tes lisan. Jika menggunakan tes tertulis penilaian tidak valid. b. Reliabilitas Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Misal, guru menilai dengan proyek, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin penilaian yang reliabel petunjuk pelaksanaan proyek dan penskorannya harus jelas. c. Berfokus pada kompetensi Dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berbasis kompetensi, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan hanya pada penguasaan materi (pengetahuan). d. Menyeluruh/Komprehensif Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan peserta didik, sehingga tergambar profil kemampuan peserta didik. e. Objektivitas Penilaian harus dilaksanakan secara objektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor. f. Mendidik; Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi pendidik/guru dan meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik. Penilaian Hasil Belajar Kelompok Mata Pelajaran adalah sebagai berikut: 1. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui: a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik. b. Ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. 2. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai, 3. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik. 4. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan dilakukan melalui: a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik, dan b. Ulangan dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 37
7. Teknik Penilaian Berbagai teknik penilaian dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar, sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai. Penilaian kompetensi dilakukan melalui pengukuran indikatorindikator pada setiap kompetensi dasar. Dalam penilaian hasil belajar dapat digunakan berbagai teknik penilaian diantaranya adalah: penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
A. Penilaian Unjuk Kerja 1. Pengertian Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan suatu pekerjaan/tugas. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian penguasaan kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu, seperti: praktik di bengkel/laboratorium, praktik sholat, praktik olah raga, presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca puisi/deklamasi. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis, karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut: a. langkah-langkah kerja yang diharapkan untuk dilakukan peserta didik dalam menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi. b. kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut. c. kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. d. kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak (hanya yang esensial), sehingga semua dapat diamati. e. kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati. 2. Teknik Penilaian Unjuk Kerja Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Misalnya, untuk menilai kemampuan berbicara peserta didik perlu dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (”ya”/”tidak”), terhadap indikator-indikator pada setiap KD. Peserta didik dinyatakan ”kompeten” apabila seluruh indikator terpenuhi (ya) dan ”tidak kompeten” apabila ada indikator yang tidak terpenuhi. Contoh Format Penilaian Pembuatan Telor Asin Nama peserta didik: ___________ Kelas: ________ No. KD/Indikator Ya A. Memilih telor: 1. Telor dipilih berdasarkan kesegarannya menurut candle system 2. Telor dipilih berdasarkan keutuhannya B. Membuat adonan 1. Komposisi garam dan bahan pembungkus 1:3 2. Dst. C. Dst.
Tidak
3. Pengolahan Data Penilaian Unjuk Kerja Data penilaian unjuk kerja adalah skor yang diperoleh dari pengamatan terhadap unjuk kerja peserta didik dari suatu kompetensi. Skor diperoleh dari format penilaian unjuk kerja, berupa daftar ceklist. Nilai yang dicapai oleh peserta didik dalam suatu unjuk kerja adalah tingkat ketercapaian indikator pada setiap KD. Nilai unjuk kerja suatu kompetensi ditetapkan berdasarkan skor KD terendah.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 38
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
B. Penilaian Sikap 1. Pengertian Penilaian sikap merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati sikap peserta didik dalam berperilaku di lingkungan tempat belajar. Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan. Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut: a. Sikap terhadap materi pelajaran; Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik, akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan. b. Sikap terhadap guru/pengajar; Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru, akan cenderung mengabaikan halhal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. c. Sikap terhadap proses pembelajaran; Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran di sini mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman, dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. d. Sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu berhubungan dengan suatu materi pelajaran; Misalnya: kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi atau Kimia. Peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang lain, peserta didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu glondongan ke luar negeri. e. Sikap-sikap lain yang dimuat dalam tujuan pendidikan Misalnya: mandiri, kreatif, bertanggung jawab, demokratis, dan lain-lain yang secara umum digunakan pada unjuk kerja. 2. Teknik Penilaian Sikap Penilaian sikap dapat dilakukan dengan melakukan observasi perilaku peserta didik. Penggunaan skala penilaian (rating scale) memungkinkan penilai memberi skor/nilai terhadap sikap/perilaku tertentu secara lebih cermat. Berikut contoh penggunaan penilaian skala: No 1
Jenis/Aspek Sikap Sikap percaya diri
Standar Pencapaian Deskripsi Mampu tampil secara wajar dalam kegiatan di depan massa selalu sering kadang-kadang jarang sangat jarang
Skor
5 4 3 2 1
Strategi Penilaian Observasi aktivitas siswa dalam berdiskusi, kegiatan massa di sekolah/bermasyarakat
Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku harian catatan khusus tentang kejadian-kejadian yang berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 39
Contoh: Isi Buku Catatan Harian No.
Hari/tanggal
Nama peserta didik
Kejadian
Tanda tangan peserta didik
Catatan dalam lembaran buku tersebut untuk menilai perilaku peserta didik. Kejadian yang ditulis mencakup sikap positif maupun negatif peserta didik. Contoh: Format Penilaian Sikap
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
No. (n) 1. 2. 3. 4. 5 6 … nmax
Aspek Sikap /ranah Noninstruksional/ (Attitude)
Skor Perolehan Believe (B) Evaluation (E) (Preferensi oleh (Oleh Guru/ mentor) Peserta didik ybs.) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Kedisiplinan Kejujuran Kerja sama Mengakses dan mengorganisasi informasi Tanggung jawab Memecahkan masalah Kemandirian Ketekunan (Bn + En )
Nilai Attitude (NAt) =
X Smax (5 + 5) x nmax
Keterangan: nmax = banyaknya aspek sikap (dalam contoh diatas nmax = 8); Smax = Skor maksimum; 10,00; 100; atau sesuai ketetapan tertentu. Bn dan En : skor B dan E pada aspek sikap ke n; Pesrta didik dapat mengisi skor diri sendiri terlebih dahulu, kemudian diserahkan kepada guru/mentor untuk diisi dan diolah nilai NAt 3. Pengolahan Data Penilaian Sikap Penilaian sikap memiliki dua makna, yaitu: sikap minat mengikuti pembelajaran dan sikap (attitude) di lingkungan pembelajaran (sekolah, masyarakat, dan DU/DI). Nilai sikap mengikuti pembelajaran diperoleh dari data buku catatan harian peserta didik. Penilaian sikap (attitude) idealnya dilakukan oleh dua penilai atau lebih. Skor hasil penilaian selanjutnya dimasukkan dalam fishbean analysis. C. Penilaian Projek (Project Work) 1. Pengertian Penilaian proyek (project work) merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa kegiatan sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pelaksanaan tugas, pengolahan, dan penyajian produk (barang dan jasa). Teknik ini dimaksudkan untuk menilai kemampuan peserta didik secara menyeluruh (comprehensive) dalam pengorganisasian dan pelaksanaan suatu kompetensi.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 40
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
2. Teknik Penilaian Projek Komponen/kegiatan yang perlu dinilai: penyusunan disain atau proposal, unjuk kerja, produk (barang/jasa), penyajian hasil/produk, dan laporan tertulis. Dalam penilaian projek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: a. Kemampuan melaksanakan projek Kemampuan peserta didik dalam memilih topik / mencari informasi, melaksanakan tugas/projek, mengelola waktu, dan penulisan laporan. b. Relevansi Kesesuaian antara standar kompetensi yang dipelajari dengan jenis pekerjaan di masyarakat (Du/Di). c. Keaslian produk Produk yang dihasilkan peserta didik harus merupakan hasil karyanya. Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. 1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal. 2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan. 3. Pengolahan Data Penilaian Projek Data penilaian projek (project work) meliputi skor perolehan dari penilaian perencanaan, pelaksanaan, kulminasi, produk, dan attitude. Dalam menilai setiap tahap, guru dapat menggunakan 4 (empat) rentang skor, Status tidak kompeten kompeten
0,00 7,00 8,00 9,00
-
Skor 6,90 7,90 8,90 10
Predikat kurang baik sangat baik istimewa
Berikut ini contoh deskripsi dan penskoran untuk empat tahapan pengerjaan projek. Tahap Perencanaan/ persiapan
Pengumpulan data/informasi Pengolahan data/Pelaksanaan pekerjaan Penyajian data/ laporan
Deskripsi Memuat: topik, tujuan, bahan/alat, langkah-langkah kerja, jadwal, waktu, perkiraan data yang akan diperoleh, tempat pelaksanaan proyek, daftar pertanyaan atau format yang digunakan sesuai dengan tujuan. a. Data/informasi tercatat dengan rapi, jelas dan lengkap. b. Ketepatan menggunakan alat/bahan a. Ada pengklasifikasian data, penafsiran data sesuai dengan tujuan pelaksanaan pekerjaan. b. Ada uraian tentang pelaksanaan pekerjaan. Merumuskan topik, merumuskan tujuan, menuliskan alat dan bahan, menguraikan cara kerja (langkahlangkah kegiatan) Penulisan laporan sistematis, menggunakan bahasa yang komunikatif. Penyajian data lengkap, memuat kesimpulan dan saran. Total Skor
Skor 7,00 - 10
7,00 - 10 7,00 - 10
7,00 - 10
Semakin lengkap dan sesuai informasi pada setiap tahap semakin tinggi skor yang diperoleh.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 41
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
D. Penilaian Portofolio 1. Pengertian Penilaian portofolio merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan dengan menggunakan bukti-bukti hasil belajar (evidence) yang relevan dengan kompetensi keahlian yang dipelajari. Evidence tersebut dapat berupa karya peserta didik (hasil pekerjaan) dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi keahlian tertentu. Portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang peserta didik, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh peserta didik bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Jadi, tidak setiap kumpulan karya seorang peserta didik disebut portofolio. Portofolio digunakan sebagai instrumen penilaian atau salah satu komponen dari instrumen penilaian, untuk menilai kompetensi peserta didik, atau menilai hasil belajar peserta didik. Sebagai instrumen penilaian, portofolio difokuskan pada dokumen tentang kerja siswa yang produktif, yaitu ‘bukti’ tentang apa yang dapat dilakukan oleh siswa, bukan apa yang tidak dapat dikerjakan (dijawab atau dipecahkan) oleh siswa. Bagi guru, portofolio menyajikan wawasan tentang banyak segi perkembangan siswa dalam belajarnya: cara berpikirnya, pemahamannya atas pelajaran yang bersangkutan, kemampuannya mengungkapkan gagasangagasannya, sikapnya terhadap mata pelajaran yang bersangkutan, dan sebagainya. Portofolio penilaian bukan sekedar kumpulan hasil kerja siswa, melainkan kumpulan hasil siswa dari kerja yang sengaja diperbuat siswa untuk menunjukkan bukti tentang kompetensi, pemahaman, dan capaian siswa dalam mata pelajaran tertentu. Portofolio juga merupakan kumpulan informasi yang perlu diketahui oleh guru sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah perbaikan pembelajaran, atau peningkatan belajar siswa. Portofolio peserta didik untuk penilaian merupakan kumpulan produk siswa, yang berisi berbagai jenis karya seorang siswa, misalnya: a. Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik siswa, yang disajikan secara tertulis atau dengan penjelasan tertulis. b. Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa, dalam rangka melaksanakan tugas untuk mata pelajaran yang bersangkutan. c. Analisis situasi yang berkaitan atau relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan. d. Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah, dalam mata pelajaran yang bersangkutan. e. Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam mata pelajaran atau antarmata-pelajaran. f. Penyelesaian soal-soal terbuka. g. Hasil tugas pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan cara yang berbeda dengan cara yang diajarkan di sekolah, atau dengan cara yang berbeda dari cara pilihan teman-teman sekelasnya. h. Laporan kerja kelompok. i. Hasil kerja siswa yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam video, alat rekam audio, dan komputer. j. Fotokopi surat piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh siswa yang bersangkutan. k. Hasil karya dalam mata pelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugas-kan oleh guru (atas pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan). l. Cerita tentang kesenangan atau ketidaksenangan siswa terhadap mata pelajaran yang bersangkutan. m. Cerita tentang usaha siswa sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha peningkatan diri, dalam mempelajari mata pelajaran yang bersangkutan. 2. Teknik Penilaian Portofolio Penilaian portofolio dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Jelaskan kepada peserta didik maksud penggunaan portofolio. b. Jelaskan sampel-sampel portofolio yang dapat digunakan. c. Peserta didik diharuskan mengumpulkan dan mengarsipkan portofolio. d. Cantumkan tanggal pembuatan pada setiap evidence. e. Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio. f. Lakukan penilaian diri peserta didik. g. Lakukan perbaikan terhadap portofolio yang belum sesuai dengan kriteria. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 42
Contoh: Penilaian Portofolio Kompetensi Keahlian Mata Pelajaran/SK Alokasi Waktu Nama Siswa Kelas
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
No
Standar Kompetensi/ Kompetensi Dasar
1.
Menggambar macam-macam pondasi
2. 3.
Membuat analisa perencanaan bangunan gedung Dan seterusnya
: Teknik Gambar Bangunan : Menggambar Teknik Bangunan Gedung : 1 (Satu) Semester : .................................................. : X/1 Periode
Keaslian
Kriteria Kualitas / Kesesuaian Kerapihan
Waktu Pembuatan
Ket
30/7 10/8 dst. 1/9 30/9 dst. ...
Catatan: Setiap karya peserta didik sesuai Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai bukti pekerjaannya. Skor untuk setiap kriteria menggunakan skala penilaian 0,00 - 0,00 atau 0 - 100. Semakin baik hasil penugasan/karya peserta didik, semakin tinggi skor yang diberikan. Kolom keterangan diisi dengan catatan guru tentang kelemahan dan kekuatan/kelebihan bukti belajar (evidence) yang dinilai. 3. Pengolahan Data Penilaian Portofolio Data penilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap-tahap: perencanaan/persiapan, pengumpulan data, dan pengolahan data, pelaksanaan pekerjaan dan penyajian data/laporan. Dalam menilai setiap tahap, pendidik dapat menggunakan skor yang terentang dari 1 sampai 4. Skor 1 merupakan skor terendah dan skor 4 adalah skor tertinggi untuk setiap tahap. Jadi total skor terendah untuk keseluruhan tahap adalah 4 dan total skor tertinggi adalah 16. Berikut tabel yang memuat contoh deskripsi dan penskoran Tahap Perencanaan/ persiapan
Deskripsi Skor Memuat: 7,00 topik, tujuan, bahan/alat, langkah-langkah kerja, jadwal, waktu, perkiraan data yang akan diperoleh, tempat pelaksanaan proyek, daftar pertanyaan atau format yang digunakan sesuai dengan tujuan. Pengumpulan data/informasi a. Data/informasi tercatat dengan rapi, jelas dan 7,00 lengkap. b. Ketepatan menggunakan alat/bahan Pengolahan data/ a. Ada pengklasifikasian data, penafsiran data sesuai 7,00 Pelaksanaan pekerjaan dengan tujuan pelaksanaan pekerjaan. b. Ada uraian tentang pelaksanaan pekerjaan. Penyajian data/ laporan Merumuskan topik, merumuskan tujuan, menuliskan 7,00 alat dan bahan, menguraikan cara kerja (langkahlangkah kegiatan) Penulisan laporan sistematis, menggunakan bahasa yang komunikatif. Penyajian data lengkap, memuat kesimpulan dan saran. Total Skor Semakin lengkap dan sesuai informasi pada setiap tahap semakin tinggi skor yang diperoleh.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
10
10 10
10
P a g e | 43
PELAPORAN HASIL PENILAIAN Penilaian menghasilkan informasi tentang pencapaian kompetensi peserta didik yang dapat digunakan sebagai: (1) perbaikan (remedial) bagi peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan, (2) pengayaan bagi peserta didik yang sudah mencapai kriteria ketuntasan (KKM) lebih cepat dari waktu yang disediakan, (3) perbaikan program dan proses pembelajaran, (4) pelaporan, dan (5) penentuan kenaikan kelas.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
A. Interpretasi Hasil Penilaian Penilaian dilakukan untuk menentukan apakah peserta didik telah berhasil menguasai suatu kompetensi mengacu ke indikator yang telah dikembangkan. Penilaian dilakukan pada waktu pembelajaran atau setelah pembelajaran berlangsung. Sebuah indikator dapat dijaring dengan beberapa soal/tugas. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap indikator dalam suatu Kompetensi Dasar (KD) diberikan skor 0% - 100%. Kriteria ideal pencapaian masing-masing indikator adalah lebih dari 70%, tetapi sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator (misalnya: mulai dari 50%), dengan rasional acuan: tingkat kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator, dan ketersediaan daya dukung guru serta sarana dan prasarana. Kriteria ketuntasan untuk masingmasing Kompetensi Dasar (KD) adalah terpenuhinya indikator yang dipersyaratkan dunia kerja yaitu kompeten atau belum kompeten dan diberi lambang/skor 7,00 bila memenuhi persyaratan minimal. Kualitas sekolah akan dinilai oleh pihak luar/masyarakat secara berkala, antara lain melalui keberhasilan sekolah dalam ujian nasional. Penilaian ini akan menunjukkan peringkat suatu sekolah dibandingkan dengan sekolah lain (benchmarking). Dengan pemeringkatan ini diharapkan sekolah terpacu untuk meningkatkan kualitasnya, dalam arti meningkatkan kriteria pencapaian indikator. Berikut ini beberapa contoh ilustrasi Interpretasi hasil penilaian 1. Apabila perolehan nilai peserta didik pada suatu indikator KKM, artinya telah menuntaskan indikator tersebut. 2. Apabila semua indikator telah tuntas, artinya peserta didik telah menguasai KD terkait. Dengan demikian, peserta didik diinterpretasikan telah menguasai SK dan mata pelajaran. 3. Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang telah tuntas 50%, peserta didik dapat mempelajari KD berikutnya dengan mengikuti remedial untuk indikator yang belum tuntas, Sebaliknya, apabila nilai indikator dari suatu KD < KKM, artinya peserta didik belum menuntaskan indikator. Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang belum tuntas > 50%, peserta didik belum dapat mempelajari KD berikutnya (artinya harus mengulang KD tersebut). Contoh: Penghitungan nilai KD dan ketuntasan belajar suatu mata pelajaran. Kompetensi Dasar Menyimpulkan bahwa tiap wujud benda memiliki sifatnya masingmasing dan dapat mengalami perubahan
Hasil Belajar 1. Mendeskripsikan sifat-sifat benda padat, cair, dan gas
2.
Mendemonstrasika n bahwa beberapa benda dapat melarutkan benda lainnya
Indikator
KKM
Mendeskripsikan benda padat berdasarkan sifatnya. Menunjukkan bukti tentang sifat benda cair. Menunjukkan bukti tentang sifat benda gas Menunjukkan benda padat yang dapat dilarutkan pada benda cair. Mengidentifikasi benda cair yang
70%
Perolehan Nilai 70
70%
69
60%
69
Tuntas
60%
61
Tuntas
70%
80
Tuntas
60%
90
Tuntas
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Ketuntasan Tuntas Belum tuntas
P a g e | 44
Kompetensi Dasar
Hasil Belajar
Indikator
KKM
Perolehan Nilai
Ketuntasan
dapat melarutkan benda padat. Mengartikan larutan dan pelarut
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Nilai indikator pada hasil belajar No.1 cenderung 70, jadi nilai hasil belajar No.1 adalah 70 atau 7,00. Nilai indikator pada hasil belajar No.2 bervariasi, dihitung nilai rata-rata indikator. Jadi nilai hasil belajar No.2 : 70 77 61 80 90 77 atau 7,70 ; Dengan demikian nilai KD = 73,5 3 2 Pada hasil belajar No.1, indikator No.2 belum tuntas. Jadi peserta didik perlu mengikuti remedial untuk indikator No.2
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 45
PEMBACAAN GAMBAR BIDANG OTOMOTIF
Standar Kompetensi Sub Kompetensi Waktu
: Membuat dan Membaca Gambar : 1. Menerapkan konsep gambar teknik 2. Menerapkan konsep toleransi dalam gambar teknik. : 50 menit
A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat: 1. Menerapkan konsep gambar teknik 2. Menerapkan konsep toleransi dalam gambar teknik.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang disajikan. 2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang disediakan. C. Materi Pembelajaran Pengertian Gambar Teknik Gambar teknik merupakan alat untuk menyatakan ide atau gagasan ahli teknik. Oleh karena itu gambar teknik sering juga disebut sebagai bahasa teknik atau bahasa bagi kalangan ahli-ahli teknik. Sebagai suatu bahasa, gambar teknik harus dapat meneruskan keterangan-keterangan secara tepat dan obyektif. Gambar teknik dapat juga diartikan sebagai gambar yang dibuat dengan menggunakan cara-cara, ketentuan-ketentuan, aturan-aturan yang telah disepakati bersama oleh ahliahli teknik. Sebagai bahasa teknik, gambar teknik mencakup keterangan-keterangan dan pikiran yang berlimpah. Sebagai alat komunikasi di Industri, gambar mempunyai peran yang penting sebagai bahasa diantara perancang dan pelaksana. Agar dapat terjadi komunikasi yang intensif tanpa kesalahan interpretasi diantara mereka yang ada di Industri dalam pembuatan produk, maka diperlukan penguasaan kemampuan dalam membaca dan membuat gambar teknik. Dengan melihat penjelasan tentang Menggambar Teknik maka harus diketahui bahwa Menggambar Teknik merupakan bagian dari suatu mekanisme kerja dalam industri yang tak terpisahkan. Kegiatan Menggambar Teknik biasanya dilakukan dalam suatu tempat yang disebut studio gambar (engineering drafting department). Orang yang biasanya bertugas membuat Gambar Teknik disebut perancang (designer). Dalam menggambar teknik terdapat aturan-aturan menggambar yang disebut juga standar gambar. Standar gambar juga dapat disebut sebagai tata bahasa teknik, di mana akan mengatur cara penyampaian keterangan-keterangan melalui gambar agar gambar dapat dijadikan sebagai alat komunikasi seperti halnya bahasa lisan atau tulisan. 1. Gambar proyeksi Untuk menyajikan sebuah benda tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi dipergunakan cara proyeksi. Pada gambar 1 terdapat tiga buah titik A, B dan C, dan di antaranya terdapat sebuah bidang datar P. Jika titik A dihubungkan dengan titik-titik B dan C oleh garis-garis lurus, maka bidang P akan dipotong oleh garis AB di D dan AC di E. Tititk-titik D dan E pada bidang P disebut proyeksi dari titik A. Garis lurus AB dan AC disebut garis proyeksi, bidang P disebut bidang proyeksi dan titik A disebut titik penglihatan.
Gambar. 1 Proyeksi. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 46
Jika sebuah benda dilihat dari sebuah titik penglihatan O, seperti pada gambar. 2(a), maka proyeksi dari benda ini pada bidang proyeksi P disebut proyeksi perspektif dan gambarnya disebut gambar perspektif. Jika titik penglihatannya berada di tak terhingga, maka garis-garis proyeksi atau garis-garis penglihatan menjadi garis-garis sejajar, seperti pada gambar 2(b). Dalam hal ini cara proyeksinya disebut proyeksi sejajar. Bila pada proyeksi sejajar garis-garis proyeksi berdiri tegak lurus pada bidang proyeksi P, cara proyeksinya disebut proyeksi ortogonal. Dan bila garis-garis proyeksi menbuat sudut dengan bidang proyeksi P, cara proyeksi ini disebut proyeksi miring.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Gambar. 2 Proyeksi dari sebuah benda. a. Proyeksi ortogonal Gambar proyeksi ortogonal dipergunakan untuk memberikan informasi yang lengkap dan tepat dari suatu benda tiga dimensi. Untuk mendapatkan hasil demikian bendanya diletakkan dengan bidang-bidangnya sejajar dengan bidang proyeksi, terutama sekali bidang yang penting diletakkan sejajar dengan bidang proyeksi vertikal. Proyeksi ortogonal pada umumnya tidak memberikan gambaran lengkap dari benda hanya dengan satu proyeksi saja. Oleh karena itu diambil beberapa bidang proyeksi. Biasanya diambil tiga bidang tegak lurus, dan dapat ditambah dengan bidang bantu di mana diperlukan. Bendanya diproyeksikan secara ortogonal pada tiap-tiap bidang proyeksi untuk memperlihatkan benda tersebut pada bidang-bidang dua dimensi. Dengan menggabungkan gambargambar proyeksi tersebut dapatlah diperoleh gambaran jelas dari benda yang dimaksud. Cara penggambaran demikian disebut proyeksi ortogonal. Cara menggambarkannya diperlihatkan pada gambar 3. Antara benda dan titik penglihatan di tak terhingga diletakkan sebuah bidang tembus pandang sejajar dengan bidang yang akan digambar. Pada gambar. 3 bidang tebus pandang diambil vertikal. Apa yang dilihat pada bidang tembus pandang ini merupakan gambar proyeksi dari benda tersebut. Jika benda tersebut dilihat dari depan, maka gambar pada bidang tembus pandang ini disebut pandangan depan. Dengan cara demikian benda tadi dapat diproyeksikan pada bidang proyeksi horizontal, pada bidang proyeksi vertikal sebelah kiri atau kanan, dan masing-masing gambar disebut pandangan atas, pandangan kiri atau kanan (gambar 4).
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 47
Gambar. 3 proyeksi orthogonal.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Tiga, empat atau lebih gambar demikian digabungkan dalam satu kertas gambar, dan terdapatlah suatu susunan gambar yang memberikan gambaran jelas dari benda yang dimaksud.
Gambar 4. Proyeksi Ortogonal. Susunan pandangan-pandangan dapat dilihat pada gambar. 5.
Gambar 5. Susunan pandangan Proyeksi Orthogonal. Proyeksi Sistem Amerika Pada proyeksi sistem Amerika (Third Angle Projection = Proyeksi Sudut Ketiga), bidang proyeksi terletak diantara benda dengan penglihat yang berada di luar. Untuk memproyeksikan benda pada bidang proyeksi, seolah-olah benda ditarik ke bidang proyeksi. Dengan demikian kalau bidang-bidang proyeksi dibuka, maka pandangan depan akan terletak di depan, pandangan atas terletak di atas, pandangan samping kanan terletak di samping kanan, pandangan samping kiri terletak di samping kiri, pandangan bawah terletak di bawah, dan pandangan belakang terletak di sebelah kanan samping kanan (lihat Gambar 6).
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 48
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Gambar 6. Proyeksi sistem Amerika Proyeksi Sistem Eropa Pada proyeksi sistem Eropa (Fist Angle Projection = Proyeksi Sudut Pertama), benda terletak di dalam kubus diantara bidang proyeksi dan penglihat. Untuk memproyeksikan benda seolah-olah benda tersebut di dorong menuju bidang proyeksi. Dengan demikian jika bidang proyeksi di buka, maka pandangan depan tetap, pandangan samping kanan terletak di sebelah kiri, pandangan samping kiri terletak di sebelah kanan, pandangan atas terletak di sebelah bawah, pandangan bawah terletak di atas, dan pandangan belakang terletak di sebelah kanan pandangan samping kiri (lihat Gambar 7).
Gambar 7. Proyeksi Sistem Eropa
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 49
Dari kedua proyeksi yang telah dijelaskan di atas, nampak bahwa proyeksi sistem Amerika (Third Angle Projection = Proyeksi Sudut Ketiga) penggunaannya lebih rasional dan mudah dipahami. Atas dasar itulah proyeksi sistem Amerika pemakaiannya lebih luas dibandingkan dengan sistem Eropah. Negara-negara pantai laut Pacifik, seperti USA dan Canada, juga Jepang, Korea Selatan, Australia, dan juga Indonesia menggunakan proyeksi sistem Amerika.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
b. Gambar Sketsa (Proyeksi Piktorial) Gambar sketsa bagi para pendesain gambar adalah sangat bernilai untuk dapat menyusun pikiran dan gagasan mereka. Pensketsaan ini sangat efektif dan ekonomis untuk merumuskan berbagai penyelesaian untuk suatu masalah yang dihadapi sehingga pilihan dapat diambil dari berbagai penyelesaian tersebut. Oleh karena sketsa teknik dibuat untuk benda-benda tiga dimensi, bentuk sketsa tersebut hambir bersesuaian dengan jenis proyeksi standar. Dalam sketsa benda dapat ditunjukkan seperti potret dalam satu pandangan misalnya dengan sketsa perspektif, isometrik atau miring. 1). Proyeksi perspektif Jika antara benda dan titik penglihatan tetap diletakkan sebuah bidang vertikal atau bidang gambar, maka pada bidang gambar ini akan terbentuk bayangan dari benda tadi (gambar 8). bayangan ini disebut gambar perspektif. Gambar perspektif adalah gambar yang serupa dengan gambar benda yang dilihat dengan mata biasa, dan banyak dipergunakan dalam bidang arsitektur. Ini merupakan gambar pandangan tunggal yang terbaik, tetapi cara penggambarannya sangat sulit dan rumit dari pada cara-cara gambar yang lain. Untuk gambar teknik dengan bagian-bagian yang rumit dan kecil tidak menguntungkan, oleh karenanya jarang sekali dipakai dalam gambar teknik mesin.
Gambar 8. Proyeksi perspektif.
Gambar. 9 Gambar Perspektif. Dalam gambar perspektif garis-garis sejajar pada benda bertemu di satu titik dalam ruang, yang dinamakan titik hilang. Ada tiga macam gambar perspektif, seperti perspektif satu titik (perspektif sejajar), perspektif dua titik (perspektif sudut) dan perspektif tiga titik (perspektif miring), sesuai dengan jumlah titik hilang yang dipakai (gambar. 9). 2). Sketsa Isometrrik Sketsa isometrik merupakan salah satu dari metode sederhana untuk persiapan sketsa gambar yang sangat besar manfaatnya dalam mempelajari prinsip-prinsip proyeksi banyak pandangan. Untuk membuat sketsa isometrik, miringkan benda (terhadap pendesain) dengan sudut depan akan tampak tegak dan kedua tepi bawah dan tepi lain yang masing-masing sejajar dengannya membentuk sudut kira-kira 300 dengan bidang datar (gambar 10).
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 50
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
3). Sketsa Miring Sketsa miring merupakan metode sederhana lain untuk mensketsa gambar denga pertamatama membuat sketsa muka depan benda seakan-akan membuat pandangan depan. Kemudian sketsa garis-garis miring sejajar satu sama lain pada sudut 300 atau 450 dengan bidang datar. Jika panjang garis-garis miring dibuat tiga perempat atau setengahnya dari panjang sebenarnya, akan nampak lebih alami, sketsa yang demikian dinamai sketsa kabinet. Dan jika panjang garis miring dibuat sama dengan panjang sebenarnya, sketsa ini dinamai sketsa cavalier.
Gambar 11. Sketsa Miring 3. Gambar Potongan Penggunaan garis strip-strip (gores) untuk melukiskan bagian benda yang tidak terlihat dalam jumlah yang sedikit memang bisa membantu para pembaca gambar, tetapi bila bagian yang tidak terlihat banyak akan membingungkan. Untuk menghindari kebingungan dan memperjelas bagian dalam suatu benda yang akan digambar dipergunakan gambar potongan (sectional views). Untuk memperlihatkan bagian dalam suatu benda dengan menggunakan gambar potongan dapat dilakukan dengan potongan seluruhnya, potongan separoh dan potongan sebagian disesuaikan dengan kadar kebutuhan dari bagian dalam yang akan diperlihatkan (lihat Gambar 12). Memang penggunaan gambar potongan seluruhnya akan lebih memperlihatkan bagian dalam, tetapi dalam hal- hal tertentu justru akan mubazir terutama dalam penggunaan waktu menggambar, seperti benda kerja yang simetris, maka gambar potongannya cukup separoh atau sebagian saja tidak perlu seluruhnya.
Potongan Seluruhnya
Potongan Separoh
Potongan Sebagian
Gambar 12. Macam-macam potongan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 51
Cara Menggambar Potongan Bagian dalam yang mendapat potongan perlu dibedakan dengan bagian luar yang tidak dipotong. Untuk itu seluruh bagian yang dipotong diarsir dengan sudut 45o terhadap garis sumbu atau garis gambar (lihat Gambar 13). Jarak garis arsir yang dibuat disesuaikan dengan besarnya gambar dan jaraknya sama antara satu sama lainnya. Gambar susunan benda kerja yang menjadi satu, potongannya ditunjukkan dengan arsiran yang berbeda arah (lihat Gambar 14), sedangkan potongan dari satu benda harus diarsir dengan arah yang sama.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Gambar 13. Arsir untuk penunjukkan potongan
Gambar 14. Arsir berbeda untuk gambar susunan Untuk penampang yang tipis, seperti benda yang terbuat dari plat, baja profil, dan paking dapat digambar dengan garis tebal (dihitamkan), sedangkan daerah yang dihitamkan dari beberapa penampang yang berbeda dipisahkan (diberi jarak) sedikit (lihat Gambar 15).
Gambar 15. Arsir hitam untuk benda tipis Gambar potongan memang dapat membantu untuk menjelaskan bentuk bagian dalam yang tidak terlihat dan ukuran-ukurannya, namun demikian ternyata tidak semua benda dapat dipotong. Bagian-bagian benda seperti baut, paku keling, pasak, poros, dan sirip tidak boleh dipotong (lihat Gambar 16).
Gambar 16. Benda-benda yang tidak boleh dipotong Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 52
Pemotongan pada suatu pandangan dilakukan dengan menggunakan garis potong, yaitu garis strip titik dengan ujung tebal dan diberi anak panah yang diberi huruf sama. Pada penunjukkan bagian yang dipotong ditulis huruf yang sama dengan pemotongannya (lihat Gambar 17).
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Gambar 17. Penunjukkan pemotongan 4. Toleransi dan Suaian a. Toleransi Toleransi adalah penyimpangan yang diijinkan. Adanya toleransi pada benda kerja yang dibuat memungkinkan suatu produk yang dibuat oleh orang berbeda atau perusahaan berbeda dapat dipasangkan atau diasembling. Dengan demikian toleransi ini memungkinkan suatu benda kerja dapat diproduksi lebih banyak secara massal yang mempunyai kemampuan tukar untuk banyak komponen yang sesuai satu sama lain dengan tepat. Ada dua cara dalam menentukkan besarnya ukuran toleransi yang dikehendaki yaitu dengan sistem basis lubang dan sistem basis poros. Pada sistem basis lubang, semua lubang diseragamkan pembuatannya dengan toleransi “H” sebagai dasar, sedangkan ukuran poros berubah-ubah menurut macam suaiannya. Pada sistem basis poros ukuran poros sebagai dasar dengan toleransi “h” dan ukuran lubangnya berubah-ubah. Untuk menghindari kekeliruan dalam membaca antara huruf dan angka, maka tidak semua huruf dipakai sebagai pembacaan toleransi. Adapun huruf- huruf yang tidak dipakai adalah I, L, O, Q, dan W. b. Suaian Suaian yang menunjukkan keketatan atau kelonggaran pada suatu toleransi dapat diakibatkan oleh penerapan kerenggangan komponen yang berpasangan. Ada tiga jenis kemungkinan suaian pada toleransi, yaitu: (a) suaian longgar, suaian ini menghasilkan batas ukuran yang menjamin ruangan bebas antara komponen yang berpasangan pada waktu dirakit, (b) suaian transisi, suaian ini memungkinkan terjadinya kesesakan kecil atau kelonggaran yang kecil pada komponen yang berpasangan pada waktu dirakit, dan (c) suaian sesak, suaian ini menghasilkan kesesakan diantara dua komponen yang saling berpasangan pada waktu dirakit. Untuk sistem basis lubang, suaian longgar dengan pasangan daerah toleransi lubang ‘H’ maka daerah toleransi poros dari ‘a’ sampai ‘h’, suaian transisi dengan toleransi lubang lubang ‘H’, toleransi porosnya dari ‘j’ sampai ‘n’. Sedangkan untuk suaian sesak, toleransi lubang ‘H’, toleransi porosnya dari ‘p’ sampai ‘z’. Untuk sistem basis poros prinsipnya sama, cuma poros pakai huruf kecil, sedangkan lubangnya huruf besar. Untuk memperoleh suaian yang tepat antara dua komponen yang saling berpautan, maka perlu dihitung dahulu ukuran batas yang memodifikasi ukuran nominal kedua komponen itu lalu baru ditentukan besarnya penyimpangan (kelonggaran) yang diinginkan. Penyimpangan atas harus ditulis pada kedudukan atas, dan penyimpangan bawah pada kedudukan bawah, ini berlaku untuk lubang maupun untuk poros. Gambar 16 di bawah ini memperlihatkan pembatasan-pembatasan ukuran dalam toleransi lubang dan poros. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 53
Dari gambar 18, didapatkan notasi-notasi dan definisi sebagai berikut: a. Ukuran nominal: adalah ukuran yang tertulis pada gambar tanpa memperhatikan toleransi. b. Ukuran aktual: adalah ukuran dari hasil pengukuran. c. Penyimpangan atas: adalah selisih antara ukuran nominal dan ukuran aktual terbesar yang diijinkan. d. Penyimpangan bawah: adalah selisih antara ukuran nominal dan ukuran aktual terkecil yang diijinkan. e. Toleransi: Harga absolut dari selisih penyimpangan atas dan penyimpangan bawah. f. Kelonggaran: adalah selisih antara ukuran lubang dan ukuran poros pasangan suaiannya (disini ukuran lubang lebih besar dari poros). g. Kesesakan: adalah selisih antara ukuran lubang dan ukuran poros pasangan suaiannya (disini ukuran poros lebih besar dari lubang).
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Gambar 18. Pembatasan ukuran dalam toleransi lubang dan poros D. Latihan 1. Gambarkan pandangan depan, pandangan atas, dan pandangan samping gambar tersebut ini.
2. Gambarkan proyeksinya dengan sistem proyeksi Eropa gambar tersebut ini.
3. Buatlah sketsa perspektif benda tersebut dibawah ini.
4. Bagaimana maksud dari suaian elemen mesin yang tersebut ini.
5. Pada gambar seperti soal no. 4 terdapat dua macam suaian dengan besar toleransinya. Tunjukkan kedua macam suaian tersebut (dengan namanya) dan besar toleransinya
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 54
ALAT UKUR DAN SERVIS OTOMOTIF
Standar Kompetensi Sub Kompetensi Waktu
: Menggunakan alat ukur dan alat servis otomotif : 1. Menggunakan dan memelihara alat ukur mekanis 2. Menggunakan dan memelihara alat ukur analog dan digital : 50 menit
A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat: 1. Menggunakan dan memelihara alat ukur mekanis. 2. Menggunakan dan memelihara alat ukur listrik analog dan digital.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang disajikan. 2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang disediakan. C. Materi Pembelajaran Perbaikan automotif memerlukan pengukuran yang presisi,sehingga diperlukan pemahaman yang benar tentang alat ukur dan cara penggunaanya, baik alat ukur mekanis maupun alat ukur listrik analog ataupun digital. 1. Alat Ukur Mekanis Alat ukur mekanis presisi yang sering digunakan dalam kegiatan servis otomotif adalah vernier caliper dan micrometer. a. Vernier caliver Vernier caliper biasa juga disebut mistar geser, jangka sorong atau sigmat. Sebagai alat ukur presisi, vernier caliper mempunyai ketelitian 0.1, 0.05, 0,02 mm bahkan sampai ukuran micron. Skala/Vernier pada Mistar Geser Skala adalah alat pembanding yang pada umumnya terdapat pada semua jenis alat ukur sehingga memungkinkan mendapat hasil pengukuran yang tepat. Skala pada mistar geser terbagi menjadi 2 bagian, yaitu: a. Skala utama b. Skala nonius Skala utama terdiri atas skala standar yang pembagiannya sama seperti pada mistar baja. Skala nonius dibuat panjang tertentu sehingga dapat dibagi ke dalam beberapa bagian. Tiap bagiannya menunjukkan panjang yang proporsional terhadap skala pada bagian skala utama. Bagian-Bagian Mistar Geser Secara umum bagian mistar geser terdiri dari: a. Rahang tetap/fixed jaw, yang bingkainya terdapat pembagian skala yang sangat teliti. b. Rahang gerak/sliding jaw, yang skala noniusnya dapat digerakkan sepanjang bingkai. Bagian yang lainnya untuk jenis mistar geser tertentu, kadang-kadang dilengkapi dengan pengatur gerakan yang halus sepanjang bingkainya dan juga dilengkapi dengan bagian untuk mengukur kedalaman. Bagian-bagian mistar geser sebagaimana (Gambar 1) yaitu: • Beam (batang/rangka) • Fixed jaw (rahang tetap) • Sliding jaw (rahang gerak) • Main scale (skala tetap) • Vernier scale (skala nonius) • Fine adjustment (penggerak halus) • Clamping screws (baut pengencang)
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 55
Gambar 1. Bagian dari mistar ingsut nonius
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Fungsi Mistar Geser Mistar geser dapat digunakan untuk berbagai kegiatan pengukuran, di antaranya untuk mengukur: a. Ketebalan, jarak luar, atau diameter luar b. Kedalaman c. Tingkat/step d. Jarak celah atau diameter dalam
Prinsip Skala Metric Prinsip skala metric yang memiliki ketelitian 0,05 mm adalah pada rahang gerak, terbagi menjadi 20 bagian/garis. Jarak dari 0 sampai 20 = 19 mm, jarak antara garis satu dengan yang lainnya 19 : 20 = 0,95 mm. Jadi, selisih dari dua skala ini adalah 1 mm – 0,95 mm = 0,05 mm. Dengan demikian, mistar geser ini mampu mengukur sampai ukuran terkecil 0,05 mm (lihat Gambar 3)
Gambar 3 Prinsip skala metrik
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 56
Pembacaan Mistar Geser Ketelitian 0,05 mm Contoh pembacaan mistar geser ketelitian 0,05 mm pada pengukuran 9,5 mm sebagaimana Gambar 4 ada pengukuran 9,5 mm, maka kedudukan garis-garis ukurnya sebagai berikut. a. Garis 0 pada skala nonius terletak antara garis ke-9 dan 10 pada skala tetap. b. Garis ke-10 skala nonius segaris dengan salah satu garis pada skala tetap.
Gambar 4. Contoh pengukuran 9,5 mm
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Tata cara pengukuran dan pemeliharaan vernier caliper 1. sebelum diukur benda kerja dan vernier caliper di bersihkan terlebih dahulu. 2. sebelum digunakan pastikan skla vernier dapat bergeser dengan bebas, dan angka 0 pada kedua skala bertemu dengan tepat. 3. sewaktu mengukur, usahakan benda yang diukur sedekat mungki ke skala utama gigi pengukur, menghasilkan pembacaan yang kurang akurat. 4. untuk mencegah salah baca, bacalah langsung dari atas strip yang tepat. 5. untuk mencegah karat vernier caliper dilap dengan kain yang dibasahi oli sedikit. b. Mikrometer Mikrometer merupakan alat ukur linier yang mempunyai ketelitian/kecermatan yang lebih baik daripada mistar ingsut. Bagian-bagian mikrometer dapat dilihat pada Gambar 5
Gambar 5. Mikrometer luar dengan nama bagiannya Fungsi Mikrometer Mikrometer dapat digunakan untuk berbagai kegiatan pengukuran, di antaranya untuk mengukur: a. Diameter luar/dalam b. Ketebalan suatu benda kerja c. Panjang dari suatu bagian Pembacaan Mikrometer Pada bagian tabung ukur dan tabung putar terdapat angka-angka dan garis-garis (Gambar 6). Angka-angka inilah yang menunjukkan ukuran benda yang diukur. Angka-angka yang terdapat pada tabung ukur menunjukkan mm, misalnya 0 – 5 – 10 – 15 – 20 – 25. Dari 0 – 5 jaraknya 5 mm. Demikian pula 5 – 10 jaraknya 5 mm, dan seterusnya. Dari angka ke angka ini dibagi dalam 5 bagian, sehingga 1 bagian jaraknya 1 mm. Pada bagian garis bawah terdapat pula garis-garis ukur pembagi dua, yang artinya antara garis atas dan garis bawah jaraknya 0,5 mm. Pada tabung putar terdapat garis-garis ukur yang banyaknya Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 57
50 buah (Gambar 7). Apabila tabung putar diputar satu kali (misalnya dari 0 sampai ke 0 lagi), poros geser akan bergerak 0,5 mm. Jika diputar 2 kali, berarti 2 × 0,5 mm = 1 mm dan seterusnya. Dengan demikian, tabung putar dibagi dalam 50 bagian maka 1 bagian jaraknya 0,5 mm : 50 = 0,01 mm (Gambar 8).
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Gambar 6. Tabung ukur dan tabung garis
Gambar 7 Penunjukan garis ukur
Gambar 8. Penunjukan jarak ukur Contoh Pembacaan Mikrometer Contoh pembacaan mikrometer kapasitas 0–25 mm ketelitian/kecermatan 0,01, pada pengukuran 5,62 mm (Gambar 9).
Gambar 9. Contoh pembacaan mikrometer Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 58
Pada pengukuran 5,62 mm, kedudukan garis-garis ukurannya sebagai berikut: a. Pada tabung ukur terlihat dengan jelas garis ukur milimeter yang ke-5 b. Garis ukur 0,5 mm pada tabung ukur terletak antara garis ke-5 dan ke-6 serta terlihat posisi tabung putarnya melebihi garis ukur 0,5 mm c. Pada tabung putar posisi garis ke-12 segaris dengan garis tengah pada tabung ukur. Jadi cara pembacaannya adalah 5 mm + 0,5 mm + 0,12 mm = 5,62 mm Mikrometer Dalam Inside micrometer kelihatannya seperti outside micrometer tanpa kerangka. Tingkat pengukuran inside micrometer ialah 25 mm, dan prinsip pengukurannya sama dengan outside micrmeter.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Gambar 10. Mikrometer dalam Penggunaan inside micrometer lebih sukar daripada outside micrometer. Sebagai contoh untuk mengukur diameter silinder, peganglah grip pada inside micrometer dan sentuhkan anvilnya pada satu sisi. Putarkan thimblenya perlahan lahan sampai anvil menyentuh sisi yang lain. Posisi micrometer harus benar, gerakan micrometer secara vertikal seperti gambar A sampai didapat pembacaan yang paling kecil. Kemudian gerakkkan secara horisontal seperti gambar B sampai didapat pembacaan yang paling besar.
Gambar 11. Pengukuran diameter lubang/silinder Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan mikrometer 1. sebelum dipakai, periksa titik “0” jika perlu dilakukan kalibrasi 2. sebelum mengukur benda kerja dibersihkan dengan kain yang bersih 3. jepitlah micrometer dengan frame, putarlah thimble ke arah benda yang diukur, dan putarlah ratchet stopper sampai menyentuh spindle. Putarlah kembali stopper 2 sampai 3 kali agar penekanan lebih meyakinkan, kemudian baca. 4. ulangi pengukuran beberapa kali agar kesalahannya sekecil mungkin. c. Alat Ukur Listrik Untuk mengetahui besaran listrik DC maupun AC seperti tegangan, arus, resistansi, daya, faktor kerja, dan frekuensi kita menggunakan alat ukur listrik. Awalnya dipakai alat-alat ukur analog dengan penunjukan menggunakan jarum dan membaca dari skala. Kini banyak dipakai alat ukur listrik digital yang praktis dan hasilnya tinggal membaca pada layar display (Gambar 13). Bahkan dalam satu alat ukur listrik dapat digunakan untuk mengukur beberapa besaran, misalnya tegangan AC dan DC, arus listrik DC dan AC, resistansi kita menyebutnya Multimeter. Untuk kebutuhan praktis tetap dipakai alat ukur tunggal, misalnya untuk mengukur tegangan saja, atau daya listrik saja.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 59
Sampai saat ini alat ukur analog masih tetap digunakan karena handal, ekonomis, dan praktis (Gambar 12). Namun alat ukur digital makin luas dipakai, karena harganya makin terjangkau, praktis dalam pemakaian, dan penunjukannya makin akurat dan presisi.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Gambar 12. Meter listrik analog
Gambar 13. Meter listrik digital
Ada beberapa istilah dan definisi pengukuran listrik yang harus dipahami, diantaranya alat ukur, akurasi, presisi, kepekaan, resolusi, dan kesalahan. a. Alat ukur, adalah perangkat untuk menentu kan nilai atau besaran dari kuantitas atau variabel. b. Akurasi, kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari variabel yang diukur. c. Presisi, hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran, atau derajat untuk membedakan satu pengukuran dengan lainnya. d. Kepekaan, ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input atau variable yang diukur. e. Resolusi, perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu ditanggapi oleh alat ukur. f. Kesalahan, angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur. Besaran Listrik Secara praktis besaran listrik yang sering digunakan adalah volt, amper, ohm, henry, dan sebagainya. Kini sistem SI sudah membuat daftar besaran, satuan dan simbol di bidang kelistrikan dan kemagnetan yang berlaku internasional.
Tabel Besaran dan Simbol Kelistrikan Besaran dan simbol Arus listrik, I Gaya gerak listrik, E Tegangan, V Resistansi, R Muatan listrik, Q Kapasitansi, C Kuat medan listrik, E Kerapatan fluk listrik, D Permittivity, ε Kuat medan magnet, H Fluk magnet, Φ Kerapatan medan magnet, B Induktansi, L, M Permeability, µ
Nama dan simbol amper A volt, V V volt, V V ohm, Ω coulomb C farad F
weber tesla henry
V/m C/m2 F/m A/m Wb T H H/m
Persamaan R = V/I Q = It C = Q/V E = V/I D = Q/l2 e= D/E ∫ Hdl = nI E =d<5/dt B = O/l2 M = <5/l M = B/H
Ukuran Standar Kelistrikan Ukuran standar dalam pengukuran sangat penting, karena sebagai acuan dalam peneraan alat ukur yang diakui oleh komunitas internasional. Ada enam besaran yang berhubungan dengan Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 60
kelistrikan yang dibuat sebagai standar, yaitu standar amper, resistansi, tegangan, kapasitansi, induktansi, kemagnetan, dan temperatur. 1. Standar amper menurut ketentuan Standar Internasional (SI) adalah arus konstan yang
2.
3.
4.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
5. 6.
7.
dialirkan pada dua konduktor dalam ruang hampa udara dengan jarak 1 meter, di antara kedua penghantar menimbulkan gaya = 2 × 10-7 newton/m panjang. Standar resistansi menurut ketentuan SI adalah kawat alloy manganin resistansi 1Ω yang memiliki tahanan listrik tinggi dan koefisien temperatur rendah, ditempatkan dalam tabung terisolasi yang menjaga dari perubahan temperatur atmosfer. Standar tegangan ketentuan SI adalah tabung gelas Weston mirip huruh H memiliki dua elektrode, tabung elektrode positip berisi elektrolit mercury dan tabung elektrode negatip diisi elektrolit cadmium, ditempatkan dalam suhu ruangan. Tegangan elektrode Weston pada suhu 20°C sebesar 1.01858 V. Standar Kapasitansi menurut ketentuan SI, diturunkan dari standart resistansi SI dan standar tegangan SI, dengan menggunakan sistem jembatan Maxwell, dengan diketahui resistansi dan frekuensi secara teliti akan diperoleh standar kapasitansi (farad). Standar Induktansi menurut ketentuan SI, diturunkan dari standar resistansi dan standar kapasitansi, dengan metode geometris, standar induktor akan diperoleh . Standart temperatur menurut ketentuan SI, diukur dengan Kelvin. Besaran Kelvin didasarkan pada tiga titik acuan air saat kondisi menjadi es, menjadi air dan saat air mendidih. Air menjadi es sama dengan 0° celsius = 273,160 Kelvin, air mendidih 100°C = 100 + 273,160 = 373,160 K Standar luminasi cahaya menurut ketentuan SI.
Sistem Pengukuran Ada dua sistem pengukuran yaitu sistem analog dan sistem digital. Sistem analog berhubungan dengan informasi dan data analog. Sinyal analog berbentuk fungsi kontinyu, misalnya penunjukan temperatur dalam ditunjukkan oleh skala, penunjuk jarum pada skala meter, atau penunjukan skala elektronik (Gambar 14.a). Sistem digital berhubungan dengan informasi dan data digital. Penunjukan angka digital berupa angka diskret dan pulsa diskontinyu berhubungan dengan waktu. Penunjukan display dari tegangan atau arus dari meter digital berupa angka tanpa harus membaca dari skala meter. Sakelar pemindah frekuensi pada pesawat HT juga merupakan angka digital dalam bentuk digital (Gambar 14.b).
Gambar 14. Penunjukan meter analog dan meter digital Alat Ukur Listrik Analog Alat ukur listrik analog merupakan alat ukur generasi awal dan sampai saat ini masih digunakan. Bagiannya banyak komponen listrik dan mekanik yang saling berhubungan. Bagian listrik yang penting adalah, magnet permanen, tahanan meter, dan kumparan putar. Bagian mekanik meliputi jarum penunjuk, skala dan sekrup pengatur jarum penunjuk (Gambar 15).
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 61
Gambar 15. Komponen alat ukur listrik analog
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Mekanik pengatur jarum penunjuk merupakan dudukan poros kumparan putar yang diatur kekencangannya (Gambar 16). Jika terlalu kencang jarum akan terhambat, jika terlalu kendor jarum akan mudah goncang. Pengaturan jarum penunjuk sekaligus untuk memposisikan jarum pada skala nol meter.
Gambar 16. Dudukan poros jarum penunjuk Alat ukur analog memiliki komponen putar yang akan bereaksi begitu mendapat sinyal listrik. Cara bereaksi jarum penunjuk ada yang menyimpang dulu baru menunjukkan angka pengukuran. Atau jarum penunjuk bergerak ke angka penunjukan perlahan-lahan tanpa ada penyimpangan. Untuk itu digunakan peredam mekanik berupa pegas yang terpasang pada poros jarum atau bilah sebagai penahan gerakan jarum berupa bilah dalam ruang udara. Multimeter Analog Multimeter analog adalah salah satu meter analog yang banyak dipakai untuk pekerjaan kelistrikan termasuk bidang otomotif (Gambar 17). Multimeter memiliki tiga fungsi pengukuran, yaitu: 1. Voltmeter untuk tegangan AC dengan batas ukur 0-500 V, pengukuran tegangan DC dengan batas ukur 0-0,5 V dan 0-500 V. 2. Ampermeter untuk arus listrik DC dengan batas ukur 0-50 µA dan 0-15 A, pengukuran arus listrik AC 0-15 A. 3. Ohmmeter dengan batas ukur dari 1Ω-1MΩ.
Gambar 17. Multimeter analog
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 62
Alat Ukur Digital Alat ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan berbagai kelebihannya, murah, mudah dioperaikan, dan praktis. Multimeter digital mampu menampilkan beberapa pengukuran untuk arus miliamper, temperatur °C, tegangan milivolt, resistansi ohm, frekuensi Hz, daya listrik mW sampai kapasitansi nF (Gambar 18)
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Gambar 18. Tampilan penunjukan digital Pada dasarnya data /informasi yang akan diukur bersifat analog. Blok diagram alat ukur digital terdiri komponen sensor, penguat sinyal analog, analog to digital converter, mikroprosesor, alat cetak, dan display digital (Gambar 19). Sensor mengubah besaran listrik dan non elektrik menjadi tegangan, karena tegangan masih dalam orde mV perlu diperkuat oleh penguat input
Gambar 19. Prinsip kerja alat ukur digital Sinyal input analog yang sudah diperkuat, dari sinyal analog diubah menjadi sinyal digital dengan (ADC) analog to digital akan diolah oleh perangkat PC atau mikroprosessor dengan program tertentu dan hasil pengolahan disimpan dalam sistem memori digital. Informasi digital ditampilkan dalam display atau dihubungkan dicetak dengan mesin cetak. Display digital akan menampilkan angka diskrit dari 0 sampai angka 9 ada tiga jenis, yaitu 7segmen, 14-segmen dan dot matrik 5 x 7 (Gambar 20.). Sinyal digital terdiri atas 0 dan 1, ketika sinyal 0 tidak bertegangan atau OFF, ketika sinyal 1 bertegangan atau ON.
Gambar 20. Multimeter digital AC dan DC Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 63
Sebuah multimeter digital, terdiri dari tiga jenis alat ukur sekaligus, yaitu mengukur tegangan, arus, dan tahanan. Mampu untuk mengukur besaran listrik DC maupun AC. Sakelar pemilih mode digunakan untuk pemilihan jenis pengukuran, mencakup tegangan AC/DC, pengukuran arus AC/DC, pengukuran tahanan, pengukuran diode, dan pengukuran kapasitor. Terminal kabel untuk tegangan dengan arus berbeda. Terminal untuk pengukuran arus kecil 300 mA dengan arus sampai 10 A dibedakan. Carman Scan Scaner Scaner adalah alat untuk membaca ECU mobil EFI dan sebagai alat komunikasi antara mekanik dengan engine. Fungsi scaner adalah (1) membaca dan menghapus kesalahan sensor-sensor (trouble code) di ECU, (2) membaca dan merekam data engine secara live (current data) - Menguji kinerja komponen yang diatur oleh ECU (actuator test) dan (3) membaca data sensor dengan osciloscope
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Electronic Fuel Injection (EFI) Pengaturan bahan bakar, pengapian berdasarkan data dari sensor yang diolah oleh ECU, dengan tujuan pembakaran lebih efisien. Data yang diterima oleh ECU antara lain suhu udara masuk, suhu mesin, beban mesin, pengapian, knoking, pembukaan throtle dll. Dari data yang diterima oleh ECU, maka ECU memberikan perintah kepada sistem bahan bakar ( injeksi ) kapan, berapa banyak bahan bakar yang akan diinjeksikan sesuai dengan kebutuhan engine Dengan menggunakan beberapa sensor untuk memberikan input data ke ECU tentunya perawatan yang dibutuhkan lebih extra. Saat ini mobil EFI merupakan kendala bagi mereka (bengkel) yang tidak paham mengenai EFI jadi cenderung takut untuk menservice mobil mobil EFI. Untuk membantu pekerjaan ini bengkel membutuhkan alat scanner.
D. Latihan 1. Suatu mistar geser pada skala metrik jumlah skala nonius ada 40 skala. Hitung ketelitian dari mistar geser tersebut. 2. Jika pada skala british jumlah skala nonius ada 8 skala. Hitung ketelitian dari mistar geser tersebut. 3. Pada suatu hasil pengukuran menggunakan mistar geser dengan ketelitian 0,05 mm, skala batang menunjukkan 57 mm dan skala vernier yang segaris dengan skala batang pada angka 13. Hitung penunjukan ukuran tersebut. 4. Pada pengukuran dengan mikrometer, pembacaan skala diatas garis pada outer sleeve adalah 12, dibawah garis 0,5 dan skala thimble (tabung putar) 18. Hitung penunjukan ukuran tersebut. 5. Suatu arus listrik akan dilakukan pengukuran tegangan listrik menggunakan multimeter analog, jika belum diketahui batasan besarannya bagaimana langkah pelaksanaannya agar tidak terjadi kesalahan yang dapat merusak multimeter tersebut.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 64
PERBAIKAN MESIN BENSIN
Standar Kompetensi Sub Kompetensi
Waktu
: Mendiagnosis dan Memperbaiki Mesin Bensin : 1. Memelihara engine dan komponennya 2. Menyetel sistem bahan bakar 3. Mengovehaul sistem pelumasan 4. Mengoverhaul engine dan komponennya 5. Mendiagnosis dan mencari trouble pada engine : 100 menit
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat: 1. Memelihara engine dan komponennya 2. menyetel sistem bahan bakar 3. Mengovehaul sistem pelumasan 4. Mengoverhaul engine dan komponennya 5. mendiagnosis dan mencari trouble pada engine B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang disajikan. 2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang disediakan. C. Materi Pembelajaran MESIN BENSIN Komposisi Kendaraan Sebuah kendaraan terdiri dari komponen-komponen yaitu (1) Mesin (mesin Bensin dan Diesel) , (2) Pemindah Daya, .(3) Chassis (Suspensi, Kemudi dan Rem), (4) Kelistrikan Mesin, (5) Kelistrikan Bodi dan (6) Bodi Klasifikasi berdasarkan Tenaga Penggerak Kendaraan dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe tenaga penggerak sebagai berikut: 1. Kendaraan mesin bensin Kendaraan tipe ini menggunakan bahan bakar bensin. Karena mesin bensin menghasilkan tenaga yang tinggi dan hadir dalam bentuk kendaraan penumpang kecil, maka kendaraan tersebut banyak digunakan sebagai kendaraan penumpang. Mesin serupa juga digunakan pada mesin CNG, mesin LPG dan mesin alkohol, yang menggunakan tipe bahan bakar yang berbeda.
CNG: Compressed Natural Gas LPG: Liquefied Petroleum Gas
2. Kendaraan mesin diesel Kendaraan tipe ini menggunakan mesin berbahan bakar diesel. Karena mesin diesel menghasilkan momen yang besar dan menawarkan keekonomisan bahan bakar, maka mesin tersebut banyak digunakan pada truk dan kendaraan SUV.
SUV: Sports Utility Vehicle
3. Kendaraan hybrid Kendaraan tipe ini dilengkapi dengan tenaga penggerak yang memiliki tipe yang berbeda, seperti mesin bensin dan motor listrik. Karena mesin bensin membangkitkan listrik, kendaraan tipe ini tidak memerlukan sumber luar untuk mengisi ulang baterai. Sistem penggerak roda menggunakan tegangan 270V, dan arus listrik 12V. Sebagai contoh: selama start, kendaraan tersebut menggunakan motor listrik yang menghasilkan tenaga tinggi meskipun kecepatannya rendah. Saat kecepatan kendaraan naik, maka akan mengoperasikan mesin bensin yang lebih efisien sifatnya pada kecepatan yang lebih tinggi. Dengan cara menggunakan sebaik-baiknya ke dua tipe tenaga penggerak ini, maka gas buang dapat dikurangi dan bahan bakar dapat lebih ekonomis.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 65
4. Kendaraan listrik Kendaraan ini menggunakan tenaga baterai untuk mengoperasikan motor listrik. Tidak seperti bahan bakar, baterai memerlukan pengisian ulang. Kendaraan tersebut menawarkan banyak manfaat, termasuk tidak adanya gas buang dan suara yang rendah selama pengoperasian. Sistem penggerak rodanya menggunakan tegangan 290V, sedangkan arus listrik 12V. 5. Kendaraan berbahan bakar cell hybrid (Fuel cell hybrid vehicle) Kendaraan listrik ini menggunakan energi listrik yang diciptakan saat bahan bakar hidrogen bereaksi dengan oksigen di udara untuk membentuk air. Karena hanya mengeluarkan air, maka kendaraan ini dianggap sebagai kendaraan dengan tingkat polusi yang paling rendah, dan diperkirakan akan menjadi tenaga penggerak bagi generasi di masa datang.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Gasolin Engine Pada mesin bensin, percampuran udara-bahan bakar diledakkan di dalam mesin, dan daya ini dirubah menjadi gerakan rotasi untuk menggerakkan kendaraan. Untuk mengoperasikan mesin, berbagai macam sistem disediakan sebagai tambahan bagi mesin dasar. Sistem yang dimaksud (1) Bagian-bagaian Mesin , (2) Sistem isap , (3) Sistem bahan bakar, (4) Sistem pelumasan, (5) Sistem pendinginan dan (6) Sistem buang. Hampir seluruh mesin bensin komersial adalah Recipro-engines, kecuali jenis rotary engine yang mempunyai cara kerja yang berbeda. Kata “Recipro” berasal dari “Reciprocating”. Yaitu perpindahan mekanis secara bolak balik sehingga Recipro-engine adalah suatu alat yang digunakan untuk merubah gerakan reciprocal menjadi gerakan rotational dengan menggunakan crank pada alat yang mempunyai bentuk prominence dan depression.
Pada potongan gambar Recipro-engine terlihat bahwa piston reciprocal bergerak pada cylinder di bagian atas dan terdapat crankshaft pada bagian bawah, piston dan crankshaft terhubung menggunakan connecting rod. Mesin bensin menggunakan udara sebagai media pengubah untuk mengubahkan energi panas menjadi energi mekanis. Udara akan bercampur dengan kabut bensin di dalam cylinder. Ketika campuran ini terkompresi oleh piston dan terbakar, kemudian gas ledakannya akan menekan piston. Ledakan ini menghasilkan daya dorong yang mandorong piston untuk menjalankan mobil. Pada saat tersebut, selain ada gaya ekpansif juga terdapat gaya inertia yang perlu dipertimbangkan. Gaya inertia ini agak aneh karena tidak dihasilkan dengan sengaja, tetapi mengikuti gerakan bagian engine dengan sendirinya. Sehingga dapat berpengaruh terhadap performa engine atau bisa sebagai sumber munculnya getaran dan noise. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 66
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Prinsip kerja pergerakan reciprocal pada piston, yaitu piston mulai bergerak dari posisi berhentinya di posisi langkah paling atas (TMA), akan mencapai kecepatan maksimum pada saat pertengahan langkah, Setelah itu, kecepatan akan berkurang dan berhenti pada titik langkah paling bawah, dan kemudian kembali ke posisi paling atas lagi. Selama melakukan pergerakan ini, gaya inertia akan terbentuk pada saat perubahan kecepatan terjadi. Sebagai contoh, pada saat piston bergerak dari titik atas ke titik tengah, terdapat pertambahan gaya inertia. Setelah itu gaya inertia berkurang saat piston bergerak dari langhak tengah ke titik langkah bawah. Ketika gaya inertia pada piston ini dipantulkan dengan yang lainnya maka, kemungkinan akan terjadi getaran atau noise. Reciprocal Engine Recipro-Engines dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis 2-langkah (2 Tak) dan 4-langkah (4 tak). Setelah dikembangkan oleh Daimler di Jerman pada tahun 1883, jenis mesin 4-langkah yang dipakai sebagai standar untuk produknya, dan pada tahun 1900 digunakan pada hampir semua merek kendaraan.
Prinsip kerja dari reciprocal engine adalah campuran udara dan gasoline diinjeksikan kedalam cylinder, campuran ini akan dibakar menggunakan electric spark untuk meledakannya, gaya pembakaran yang terjadi mendorong piston bergerak secara berulang ulang (reciprocal), dan pergerakan ini diubah menjadi gerakan memutar oleh crankshaft. Cara Kerja Mesin 4 Tak Cara kerjanya sama seperti yang disebutkan diatas. Ketika piston berada pada posisi atas, intake valve membuka. Seiring dengan piston bergerak turun, campuran bahan baker diinjeksikan kedalam cylinder dan kemudian intake valve is closed [langkah isap] Selanjutnya, piston akan bergerak keatas untuk mengkompresikan campuran gas tersebut [langkah kompresi]. Kemudian, campuran bahan bakar dan udara yang terkompresi dibakar menggunakan sistim pengapian electrik [langkah pembakaran]. Gas yang terbakar mempunyai tekanan dan temperatur tinggi sehingga akan menekan piston bergerak turun. Pada saat ini, exhaust valve akan membuka untuk membuang gas yang terbakar [Langkah buang]. Langkah tersebut diatas akan terus diulang. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 67
Diantara keempat langkah tersebut, hanya pada saat langkah pembakaranlah mesin dapat menghasilkan tenaga. Maka dari itu dibutuhkan tambahan gaya untuk memasukan dan mengeluarkan gas pada langkah isap dan buang dengan memasang flywheel pada crankshaft dengan memanfaatkan gaya inertia untuk menjaga terjadinya gerakan memutar terus menerus.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Jenis engine 2 tak mempunya dua langkah. Cara kerja engine ini menggunakan empat komponen seperti yang ada pada engine 4-cycle yaitu Kompresi, pembakaran dan pembuangan.
Compression and Expansion
Exhaust and Intake
Prinsipnya sebelum dan sesudah piston berada pada titik atas, terjadi langkah compresi dan pembakaran, dan juga sebelum dan sesudah piston mencapai titik bawah ekhaust dan intake bekerja secara bersamaan. Sehingga, dengan dua langkah engine telah selesai melakukan proses kerja dengan sempurna. Jenis engine 4-cycle ( 4 tak ) melakukan langkah pembakaran sekali dalam dua putaran crankshaft, tetapi, pada engine 2-cycle ( 2 tak ) engine melakukan langkah pembakaran pada tiap putaran crankshaft. Maka dari itu, engine dengan jenis 2-cycle ( 2 tak ) mempunyai effisiensi lebih tinggi. Pada engine jenis 2 tak ini tidak mempunyai intake dan exhaust valves sehingga strukturnya simpel dan biayanya murah, sehingga menjadi satu keuntungan.
Exhaust gas dikeluarkan dengan cara memasukan campuran baru saat posisi piston pada titik bawah. Karena itu, beberapa campuran baru yang masuk kedalam intake dan yang belum terbakar akan ikut keluar. Hal ini menyebabkan polusi udara dan konsumsi bahan bakar menjadi lebih banyak. Mesin adalah bagian yang terpenting yang membuat kendaraan berjalan. Oleh karena itu, setiap komponen dibuat dari part-part presisi. Bagian mesin yang penting adalah (1) Kepala, silinder, (2). Blok silinder, (3.) Piston , (4). Poros engkol, (5). Flywheel, (6). Mekanis mekatup, 7. Drive belt, dan (8). Oil pan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 68
Kepala silinder Part-part yang membentuk ruang pembakaran dengan piston turun ke dasar kepala silinder Blok silinder Part-part yang membentuk bangunan kerangka mesin. Untuk mengoperasikan mesin dengan lembut, digunakan beberapa silinder
Kepala silinder Gasket Blok silinder
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Piston Piston bergerak secara vertikal di dalam silinder, sebagai hasil dari tekanan yang dibangkitkan oleh pembakaran percampuran udara-bahan bakar. Poros engkol Poros engkol merubah pergerakan linier piston menjadi pergerakan rotasi melalui batang persambungan (connecting rod). Flywheel Flywheel terbuat dari piringan baja berat, dan mengubah pergerakan rotasi poros engkol menjadi kelembaman. Oleh karenanya, ia dapat menghasilkan daya rotasi yang stabil.
Piston Pin piston Batang persambungan (Connecting rod) Poros engkol Flywheel
Drive Belt Drive belt mengirimkan tenaga rotasi poros engkol ke alternator, power steering pump, A/C compressor melalui puli. Biasanya, sebuah kendaraan memiliki dua atau tiga belt. Drive belt harus diperiksa apakah tegangannya tepat atau apakah mengalami keausan, dan harus diganti pada interval yang telah ditentukan Puli Puli Puli Puli Puli
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
poros engkol power steering pump alternator pompa air (Water pump) A/C compressor
P a g e | 69
Oil Pan Ini adalah wadah oli, yang terbuat dari baja atau aluminum. Oil pan terdiri dari bagian cekungan yang dalam dan partisi sehingga meskipun kendaraan sedang pada posisi menurun, maka akan tersedia oli yang cukup di dasar oil pan.
Oil pan No.1 Oil pan No.2
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Oil pan tanpa dinding penyekat Oil pan dengan dinding penyekat Mekanisme Katup Mekanisme katup adalah sekelompok kom-ponen yang membuka dan menutup katup-katup isap dan buang di dalam kepala silinder pada waktu yang tepat. Ket.
Poros engkol Timing sprocket Rantai timing Poros cam isap (Intake camshaft) Katup isap Poros cam buang (Exhaust camshaft) Katup buang Rantai timing Rantai ini mengirimkan pergerakan rotasi poros engkol ke poros-poros cam Ket.
Rantai timing Sprocket poros cam Sprocket poros engkol
Timing belt Seperti roda gigi, belt memiliki gigi-gigi untuk bertautan dengan gigi-gigi puli timing. Pada kendaraan, belt ini terbuat dari material berbahan dasar karet. Timing belt harus diperiksa apakah tegangannya tepat atau apakah mengalami keausan, dan gantilah pada interval yang telah ditentukan. Ket.
Timing belt Puli timing poros cam Puli timing poros engkol
Sistem VVT-i (Variable Valve Timing-intelligent) Sistem VVT-i menggunakan komputer untuk secara optimal mengontrol waktu pembukaan dan penutupan katup isap sesuai dengan kondisi mesin. Sistem ini menggunakan tekanan hidrolik untuk membedakan waktu pembukaan dan penutupan katup isap, sehingga menghasilkan Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 70
peningkatan efisiensi isap, momen, power output, penghematan bahan bakar, dan gas buang yang lebih bersih. Sebagai tambahan bagi sistem VVT-i ini, ada juga sistem VVTL-i (Variable Valve Timing and Lift- Intelligent) yang meningkatkan volume pengangkat katup (langkah) dan meningkatkan efisiensi isap selama putaran dengan kecepatan tinggi. Pengontrol VVT-I Sensor posisi poros cam Sensor temperatur air Katup kontrol oli timing poros cam Sensor posisi poros engkol
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Sistem Isap Sistem isap menyediakan udara bersih dengan volume yang cukup bagi mesin Ket.
Pembersih udara Throttle body Intake manifold
Turbo charger Turbo charger adalah alat untuk memampatkan udara isap dengan menggunakan energi gas buang dan mengirimkan percampuran dengan kepadatan tinggi ke dalam ruang pembakaran untuk meningkatkan pembangkitan tenaga. Saat roda-roda turbin berputar dengan energi dari gas buang, roda kompresor yang terhubung dengan poros pada posisi yang berlawanan, mengirimkan udara isap yang dimampatkan ke mesin. Terdapat juga alat yang disebut "super charger", yang menggerakkan kompresor melalui poros engkol ke drive belt secara langsung, dan meningkatkan volume udara isap Pembersih Udara Pembersih udara mengandung elemen pembersih udara untuk membuang debu dan partikel lain dari udara saat memasukkan udara luar ke dalam mesin. Elemen pembersih udara harus dibersihkan atau diganti secara berkala
Turbo charger Super charger Roda turbin
Roda kompresor
Elemen pembersih udara Kotak pembersih udara
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 71
Throttle Body Katup throttle menggunakan seutas kabel untuk beroperasi bersama-sama dengan pedal akse-lerator yang terletak di dalam interior kendaraan, guna mengatur volume per-campuran udara-bahan bakar yang ditarik ke dalam silinder. Saat pedal akselerator ditekan, katup throttle membuka untuk menarik udara dan bahan bakar dengan jumlah besar, sehingga meningkatkan output mesin. ISCV (Idle Speed Control Valve) juga tersedia, guna mengatur volume udara selama idling atau saat mesin dingin
Pedal akselerator, Kabel throttle, Katup throttle , ISCV
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
ISCV (Idle Speed Control Valve ISCV mengatur volume udara yang mengalir melalui saluran bypass yang disediakan di dalam katup throttle, untuk terus mengontrol kecepatan idling pada tingkat optimum. Manifold Isap Manifold isap terdiri dari beberapa pipa yang menyalurkan udara ke setiap silinder
ISCV, Bypass
Throttle body,
Katup throttle,
Melepas dan Memasang Distributor pada Mobil Melepas distributor Melepas semua kabel dari distributor Memutar poros engkol sehingga torak pada silinder 1 pada posisi TMA langkah kompresi (posisi saat pengapian ) Memberi tanda pada rumah distributor sesuai dengan arah jari rotor Memberi tanda pada rumah distributor dan blok motor Melepas distributor dari dudukannya
Memasang kembali distributor Pastikan bahwa posisi torak silinder 1 pada TMA langkah kompresi / posisi saat pengapian Menyesuaikan tanda pada rumah distributor dengan arah jari rotor Memasang distributor pada blok motor Memasang baut pengikat tapi jangan dikeraskan
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 72
Pasang sistem pengabelan Stel saat pengapian, dan keraskan baut pengikat Hidupkan motor
Menentukan letak silinder 1 Menurut normalisasi silinder 1 terletak paling jauh dari pemindah tenaga pada bentuk V atau bentuk datar silinder 1 terletak sebelah kiri dan paling jauh dari pemindah tenaga Pemindah tenaga
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Pemindah tenaga
Menentukan urutan pengapian Dengan melihat gerakan katup Perhatikan jumlah silinder, untuk menentukan besar sudut jarak pengapian Putar poros engkol sampai kedua katup silinder 1 dalam posisi menutup ( langkah kompresi ) Putar poros engkol sesuai dengan besar sudut jarak pengapian periksa dan catat silinder mana yang kedua katupnya menutup Ulangi langkah kerja diatas sampai silinder memperoleh urutan pengapian Menutup lubang busi dengan gabus Membuka busi silinder 1 dan mengantinya dengan gabus Memutar motor sampai gabus pada silinder 1 lepas Membuka semua busi yang lain dan menggantinya dengan gabus Perhatikan dan catat, bila gabus lepas berarti pada silinder itu terjadi kompresi Ulangi sampai semua silinder sampai memperoleh urutan pengapian Penyetelan Celah Katup, Motor Sebaris 4 Silinder
Alat Kotak alat Set kunci sok
Bahan Motor/ mesin hidup dan paking tutup kepala silinder Kain lap
Langkah kerja Cari besar celah katup didalam buku data.
Besarnya celah katup pada mesin panas/dingin biasanya tidak sama
Lepaskan tutup kepala silinder Putar motor searah dengan putarannya sampai tanda TMA Tanda TMA terletak pada puli motor ( gambar ) atau pada roda gaya.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 73
Tanda TMA pada puli motor
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Tentukan apakah silinder pertama atau terakhir, yang berada pada posisi saat akhir langkah kompresi. Pada saat akhir langkah kompresi, kedua katup mempunyai celah. Stel katup. Setengah jumlah katup dapat distel. Penyetelan pertama : silinder yang berada pada posisi saat akhir kompresi kedua katup dapat distel. Pada silinder berikut, katup masuk dapat distel. Pada silinder berikutnya lagi, katup buang dapat distel dan seterusnya. Katup-katup pada silinder terakhir tidak dapat distel. Lihat gambar berikut : Contoh : Motor 4 silinder, silinder pertama pada saat akhir langkah kompresi. M1 M2 M3 M4 M Katup masuk B Katup buang X Katup yang dapat distel B1
B2
B3
B4
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penyetelan katup : Fuler harus dapat didorong / tarik Fuler yang berombak harus diganti baru. Jangan mengencangkan mur-mur terlalu keras Gunakan kunci
ring rata dan obeng yang cocok.
Putar motor satu putaran lagi sampai tanda TMA Stel celah katup-katup yang lain (setengah jumlah katup ) Pasang tutup kepala silinder, lihat 60 45 10 20 Hidupkan motor dan kontrol dudukan/kebocoran paking tutup kepala silinder serta sambungan-sambungan ventilasi karter.
Sistem Bahan Bakar Kegunaan sistem bahan bakar bensin : Mengalirkan bensin dari tangki ke motor agar motor dapat hidup dan mengasilkan tenaga Membentuk campuran bahan bakar/udara serta mengatur jumlah campuran yang diisap motor agar campuran bensin + udara sesuai kebutuhan ( misalkan : untuk idle, beban rendah, beban penuh, dsb ).
Karburator
Sistem Injeksi
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 74
Karburator Pada gasoline engine, karburator atau ECM dipakai untuk mencampur udara dan bahan bakar. kebanyakan dari engine dengan 4-cylinder menggunkan sistim ECM, hanya beberapa mesin kecil yang menggunakan karburator
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Sistim yang dipakai pada karburator adalah spraying principle untuk mencampur gasoline dan udara. karena itu pada venturi dibuat lubang untuk menyemprotkan fuel dan aliran udara pada venturi tinggi. Sehingga tekanan pada lubang penyemprotan ful meningkat. Sehingga bahan bakar akan mengikuti aliran udara dalam bentuk kabut dan mencampurnya dengan udara. Peristiwa ini disebut dengan Venturi effect sesuai dengan nama penemunya. Untuk meningkatkan efek ini, venturi dibuat dengan bentuk menyerong mungkin. diameter dalam ini disebut main bore size yang mengindikasikan ukuran karburator. dengan mendefinisikan diameter venturi yang merupakan ukuran bore utama, jumlah bahan bakar dapat dikontrol berdasarkan pada udara yang mengalir, sehingga perbandingan bahan bakar dan udara dapat dijaga. Pipa untuk mensuplai bahan bakar disebut main jet (fuel spraying hole). dengan memilih jet yang tepat sesuai dengan kondisi pengendaraan, hal ini sangat memungkinkan untuk dapat digunakan dengan rpm Bagian-Bagian Karburator Bagian-bagian : 1. Saluran masuk bensin 2. Ruang pelampung 3. Pelampung 4. Ventilasi ruang pelampung 5. Pipa pengabur ( nosel ) 6. Venturi 7. Katup gas Prinsip Kerja :
Saat piston langkah isap terjadi aliran udara yang cepat pada venturi. Bensin akan terisap oleh turunnya tekanan ( vakum ) dan bercampur dengan udara masuk ke dalam silinder mesin. Prinsip kerja sistem utama
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Mengapa bensin dapat tersemprot ? Karena pada udara yang mengalir dengan cepat tekanannya turun
P a g e | 75
Sistem utama Bensin dapat diisap pada pipa pengabut sesuai kecepatan udara yang mengalir ke motor. Kabel gas Katup Gast
Venturi Saringan Udara Pipa pengabut Ruang Pelampung
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Venturi
Untuk apa memakai venturi ?
Untuk menurunkan tekanan lebih besar pada waktu udara mengalir pada venturi
Sistem utama dengan venturi Venturi pada pipa pengabut untuk menurunkan tekanan udara agar bensin juga terisap pada keadaan katup gas tebuka sedikit.
Venturi
Penyetelan Putaran Idle (Stationer)
Persyaratan penyetelan idle
Sebelum menyetel idle, kontrol saat pengapian, celah katup, sistem ventilasi karter dan saringan udara. Sewaktu penyetelan, motor harus pada temperatur kerja, tetapi jangan terlalu panas. Penyetelan campuran idle harus dilaksanakan saat saringan udara terpasang.
Langkah kerja Pasang takhometer, hidupkan motor Bandingkan rpm idle dengan spesifikasi (biasanya 750-850rpm). Jika salah, stel rpm pada sekrup penyetel katup gas yang terpasang pada mekanisme katup gas. Perhatikan : Sekrup penyetel katup gas jangan tertukar dengan sekrup penyetel putaran start dingin yang terletak pada mekanisme cuk.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 76
rpm
campuran
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Stel campuran idle dengan sekrup penyetel yang terletak pada rumah katup gas. Cara menyetel campuran idle tanpa pengetes gas buang Perbandingan campuran mempengaruhi putaran idle. Berdasarkan pengaruh tersebut. Kita bisa menyetel campuran yang sesuai.
Sekrup diputar ke arah luar.
Sekrup diputar ke arah dalam.
Langkah penyetelan : Sekrup penyetel diputar kearah luar, sampai putaran motor mulai turun. (Titik 1 pada diagram). Kemudian, sekrup penyetel diputar kearah dalam, sampai putaran motor mulai turun. (Titik 2 pada diagram) . Untuk ini, putar sekrup penyetel tahap demi tahap dengan 1/2 putaran. Setiap 1/2 putaran, tunggu sedikit dan perhatikan reaksi pada motor. Pada saat terdengar/ terasa * putaran mulai turun, kendorkan sekrup pada penyetel 1/2 putaran untuk mendapat penyetelan campuran yang benar. Jika setelah penyetelan campuran, tinggi putaran tidak sesuai, penyetelan katup gas dan penyetelan campuran perlu diulangi. Petunjuk Jangan menyetel idle pada saat motor sangat panas. Karburator sering dilengkapi dengan katup termostatik, yang terbuka saat temperatur karburator di atas 500C. Pada saat terbuka, katup tersebut mengalirkan udara tambahan ke saluran masuk, sehingga campuran menjadi lebih kurus. Oleh karena itu, penyetelan idle tidak boleh dilakukan, jika motor terlalu panas. Katup termostatik (Kijang) pada saat terbuka:
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 77
dari saringan udara pegas bimetal
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
ke saluran masuk (manifold) Penyetelan campuran idle yang terlalu kaya mengakibatkan pemakaian bahan bakar menjadi boros. Penyetelan campuran idle yang terlalu kurus mengakibatkan motor hidup tersendat-sendat pada idle dan pada beban rendah. (Beban rendah : katup gas hanya terbuka sedikit). Bila campuran idle distel dengan baik, pada saat motor dingin perlu menggunakan cuk selama 1 menit. Jika penggunaan cuk tidak perlu, berarti bahwa campuran idle terlalu kaya. Penyetelan Idle dengan Pengetes Emisi Gas Buang
Persyaratan Penyetelan Idle
Sebelum penyetelan idle dilakukan beberapa hal/persyaratan harus dipenuhi, agar hasil penyetelan idle menghasilkan data-data yang akurat. Langkah-langkah yang dilaksanakan sebelum penyetelan idle adalah sebagai berikut : Kontrol kondisi busi dan kabel busi Kontrol sudut dwell dan saat pengapian Kontrol celah katup Kontrol tekanan kompresi ( bila perlu ) Kontrol sistem ventilasi karter dan saringan udara Pada waktu penyetelan campuran idle, motor harus dalam kondisi temperatur kerja Kontrol kondisi saluran buang dan knalpot ( tidak boleh bocor ) Langkah Kerja Hidupkan pengetes emisi gas buang, dan biarkan alat beberapa saat untuk melaksanakan proses pemanasan (kode pada display 01) dan proses kalibrasi (kode 21)
2
3
1
5
4
Keterangan Saklar ON – OFF berada dibagian belakang 1. Layar monitor 2. Saklar ON dari posisi stand by 3. Tombol printer 4. Tempat kertas printer 5. Tombol printer memasukkan kertas
Proses pengujian dapat dilaksanakan bila parameter emisi gas buang pada monitor sudah menyala semua
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 78
Hidupkan motor pada posisi putaran idle Masukkan ujung probe paling sedikit 20 cm ke dalam ujung knalpot Lihat display layar monitor dan perhatikan kadar emisi gas buang Lakukan penyetelan jika hasil pengujian emisi gas buang diluar standar (pada posisi idle) Kemudian lakukan pengujian pada putaaran menengah ( 2000 – 2500 rpm dan putaran tinggi 3000 – 3500 rpm ) Hasil pengujian bandingkan dengan data standar dibawah ini
Mobil tanpa Katalysator
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Exhaust gas CO HC CO2 O2 Lambda
Sebelum tahun 1986 4 % max 400 ppm max 12 %- 15 % 0,5 % - 2 % 0,95 – 1,05
Mobil dilengkapi Katalysator Exhaust gas CO HC CO2 O2 Lambda
Sesudah tahun 1986 3,5 % max 300 ppm max 12 % - 15 % 0,5 % - 2 % 0,95 – 1,05
Nilai 0 % ( 2 % max ) 0 ppm ( 100 ppm max ) 13 % - 16 % 0,3 % - 2 % 0,97 – 1,03
Jika pengujian emisi gas buang telah selesai, lepas ujung probe dari knalpot Alat pengetes emisi gas buang tidak perlu dimatikan, biarkan ON terus, secara otomotis. Alat
pengetes emisi gas buang akan berada pada posisi 03 stand by / energi saving ( siap dipakai setiap saat ) Jika akan dipakai lagi, tinggal menekan ON-pump ( tombol paling kiri bagian atas / No.2 )
Informasi Emisi gas buang sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan Emisi gas buang hasil pembakaran motor bersifat beracun yang terdiri atas ; Carbon Monoksid ( CO ), Hidro Carbon ( HC ), Nitrogen Monoksid ( Nox ), Senyawa timah hitam ( Pb ), Carbon Dioksid ( CO2 ), dari beberapa kandungan gas beracun pada emisi gas buang, hanya beberapa yang dapat diuji melalui alat ini yaitu ; HC, CO dan CO2, dengan menganalisa kondisi HC, CO,CO2 dan ditambah O2, maka kita dapat menganalisa pembakaran didalam ruang bakar, yang secara otomatis kita juga dapat melihat performance motor. Petunjuk praktis cara analisa HC tinggi.umumnya disebabkan oleh problem pada sistem pengapian ( karena bensin tidak terbakar ) Misal : Kabel busi jelek, busi jelek, pengapian tidak tepat dan bisa juga dipengaruhi oleh kompresi yang rendah
CO besar disebabkan oleh campuran bahan bakar dan udara yang terlalu kaya, sehingga kekurangan O2, untuk mengubah CO menjadi CO2 Problem yang terjadi adalah : Carburator salah penyetelan ( dari sistem idle sampai dengan sistem utama ) Filter udara kotor Katup cuk tertutup Injektor kotor Sistem start dingin terganggu Dsb Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 79
Lambda merupakan perbandingan jumlah udara yang dibutuhkan dibagi jumlah perbandingan udara + bahan bakar yang ideal ( 1 kg bensin = 14,7 kg udara )
Jika lambda ( ) kurang dari 1 campuran kaya / boros Lambda ( ) lebih besar dari 1 campuran kurus / irit
O2 besar disebabkan knalpot bocor sehingga banyak O2 yang masuk ke knalpot yang akan juga
mempengaruhi hasil pengujian dari gas buang yang lain O2 besar bisa juga disebabkan oleh campuran yang kurus / irit CO2 rendah disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : Campuran bensin dan udara salah ( terlalu kaya ) Kurangnya pengapian ( pengapian lemah ) Kualitas bensin yang jelek.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Penyetelan Sistem Idle-Up Sistem idle-up digunakan pada mobil yang dilengkapi AC. Saat AC dihidupkan, motor dibebani oleh kompresor AC, maka rpm idle akan turun, motor dapat mati. Untuk mencegahnya, katup gas akan dibuka sedikit oleh sistem idle-up.
Poros katup gas
Ke solenoid AC
Sekrup penyetel idle-up
Cara mengontrol/meyetel Suruh seseorang menghidupkan/mematikan AC dan perhatikan kerjanya membran sistem idle-up. Stel pada sekrup penyetel sehingga rpm motor dinaikkan sedikit selama AC hidup (900-1000 rpm). Perhatikan : Jika penambahan oleh sistem idle-up terlalu banyak, fungsi penguat rem ( boster ) berkurang, karena vakum pada saluran masuk berkurang. Sistem Bahan Bakar (EFI) Sistem bahan bakar mengalirkan bahan bakar ke mesin. Ia juga memiliki fungsi untuk membuang sampah atau debu dan mengatur volume pemberian bahan bakar Ket.
Tangki bahan bakar Pompa bahan bakar Saringan bahan bakar Regulator tekanan Injektor Tutup tangki bahan bakar
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 80
Pompa Bahan Bakar Memompa bahan bakar dari tangki bahan bakar ke mesin, sehingga memungkinkan pipa bahan bakar menjaga tekanan tertentu. Ada tipe in-tank yang terletak di dalam tangki, dan tipe segaris (inline) yang terletak di tengah pipa bahan bakar. Terdapat cara-cara yang berbeda dimana pompa digerakkan; sistem EFI (Electronic Fuel Injection) meng-gunakan pompa yang digerakkan secara listrik oleh sebuah motor.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Injektor Bahan Bakar Dalam merespon sinyal dari ECU (Electronic Control Unit), koil mena-rik plunger dan membuka katup untuk menginjeksikan bahan bakar.
Motor Pendorong
Injektor, Katup,
Grommet, Nozzle, Koil, Plunger
Ring-O
Bahan bakar yang diinjeksikan dari injektor bahan bakar bercampur dengan udara, dan percampuran ter-sebut dikirim ke silinder. Untuk mendapatkan rasio percampuran udara bahan bakar yang optimal, ECU (Electronic Control Unit) mengatur waktu dan volume injeksi. Volume injeksi diatur oleh lamanya injeksi.
Injektor,
Intake port
Saringan Bahan Bakar Buang zat-zat kontaminasi dari bahan bakar. Untuk mencegah agar zat-zat tersebut tidak terpompa masuk ke dalam injektor, sebuah kertas saringan digunakan untuk menyaring zat-zat kontaminasi. Rakitan saringan bahan bakar harus diganti pada interval berkala
Saringan bahan bakar (tipe kotak tergabung) Rakitan pompa bahan bakar
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 81
Regulator Tekanan Mengatur bahan bakar ke tekanan tertentu, sehingga suplai bahan bakar akan selalu stabil.
Pressure regulator Rakitan pompa bahan bakar Sistem Pelumasan
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Sistem pelumasan menggunakan pompa oli untuk secara terus-menerus menyuplai oli mesin ke seluruh bagian dalam mesin. Sistem ini mengurangi gesekan diantara part-part dengan film oli. Bila mesin tidak bekerja dengan oli, maka ia akan bekerja dengan buruk, atau bahkan meleleh. Sebagai tambahan pelumasan, oli mesin mendinginkan dan membersihkan mesin.
Oil pan, Oil strainer, Pompa oli, Dipstick (Pengukur permukaan) Switch tekanan oli, Saringan oli, Pompa Oli a. Pompa trochoid Terdiri dari drive rotor dan driven rotor dengan poros yang berbeda. Pergerakan rotasi rotor-rotor ini menyebabkan celah antara rotor-rotor tersebut berubah-ubah, sehingga membentuk aksi pemompaan. Drive rotor digerakkan oleh poros engkol. Katup pembebas tersedia di dalam pompa untuk mencegah agar tekanan oli tidak melampaui nilai yang telah ditentukan.
Drive rotor,
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Driven rotor,
Katup pembebas
P a g e | 82
b. Pompa roda gigi Saat drive gear yang bergandengan dengan poros engkol berputar, ukuran celah ntara roda-roda gigi penggerak berubah, dan oli yang berada diantara sisi gigi dan area berbentuk bulan sabit (crescent) di-pompakan.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
c. Saringan Oli Saringan oli menyaring zat-zat yang terkontaminasi dari oli mesin, seperti partikelpartikel logam, dan menjaga oli mesin tetap bersih. Saringan oli memiliki katup pemeriksa (check valve) untuk menyimpan oli di dalam saringan saat mesin dimatikan. Sehingga saringan akan tetap mengandung oli saat mesin dihidupkan. Saringan oli juga memiliki katup pembebas untuk memungkinkan oli dikirim ke mesin saat saringan diisikan. Saringan oli adalah part yang harus diganti secara berkala, dan harus diganti sebagai satu rakitan pada jarak yang telah ditentukan.
Sistem Pendingin Sistem pendingin mengatur temperatur mesin ke tingkat optimal (80 sampai 90ºC pada temperatur air pendingin) dengan cara mengedarkan air pendingin ke seluruh mesin. Kipas pendingin mendinginkan air pendingin di dalam radiator dan pompa air mengedarkan air pendingin melalui kepala silinder dan blok silinder.
Drive gear, Driven gear Area berbentuk bulan sabit (Crescent)
Katup pemeriksa (Check valve) Elemen Kotak Katup pembebas
Radiator, Tangki reservoir, Kipas pendingin, Pompa air,
Tutup radiator Thermostat
Aliran air pendingin Daya dari pompa air menyebabkan air pendingin bersirkulasi melalui sirkuit air pendingin. Air pendingin menyerap panas dari mesin dan menghilangkannya ke udara melalui radiator. Air pendingin yang telah didinginkan kemudian kembali ke mesin.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 83
Radiator Radiator mendinginkan air pendingin yang telah mencapai temperatur tinggi. Air pendingin di dalam radiator menjadi dingin saat tube dan sirip-sirip radiator mendapat aliran udara yang diciptakan oleh kipas pendingin, dan aliran udara yang diciptakan oleh gerakan kendaraan.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Tutup radiator Tutup radiator memiliki katup tekanan yang menekan air pendingin. Temperatur air pendingin dibawah tekanan naik diatas 100ºC, sehingga menciptakan perbedaan yang lebih besar antara temperatur air pendingin dan temperatur udara. Hal ini menyebabkan efisiensi pendingin meningkat. Katup tekanan membuka dan mengirimkan kembali air pendingin ke tangki reservoir saat tekanan radiator dinaikkan. Katup vacuum membuka untuk membuang air pendingin dari tangki reservoir saat radiator dikurangi tekanan udaranya. Tangki Reservoir Tangki reservoir disambungkan ke radiator untuk menyimpan air pendingin yang mengalir secara berlebihan dari radiator, dan mencegahnya mengalir ke luar. Saat temperatur air pendingin di dalam radiator naik, temperatur tersebut kemudian menyebar dan mengalir ke dalam tangki reservoir. Saat radiator mendingin, maka radiator akan menyedot air pendingin dari tangki reservoir.
Pressure valve, Vacuum valve Tekanan naik saat temperatur tinggi Tekanan menurun, saat tekanan udara diturunkan
Tangki reservoir, Rediator
Slang tangki reservoir,
Pompa Air Pompa ini mengalirkan air pendingin ke dalam sirkuit pendingin. Drive belt digunakan untuk mengirim gerakan rotasi poros engkol guna menggerakkan pompa air.
Water pump
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 84
Thermostat Thermostat adalah part yang berfungsi memanaskan mesin dengan cepat dan mengatur temperatur air pendingin. Thermostat terletak di saluran antara radiator dan mesin. Saat temperatur air pendingin menjadi tinggi, katup yang menuju radiator membuka untuk men-dinginkan mesin. Terdapat dua tipe thermostat: Tipe 'Dengan katup bypass' untuk tipe-tipe bypass dasar, dan tipe 'Tanpa katup bypass' untuk tipe-tipe bypass segaris. Dengan katup bypass,
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Katup, Silinder, Katup jigle
Tanpa katup bypass
Katup bypass,
Wax
D. Latihan 1. Jelaskan dengan benar proses bagaimana mobil dapat bergerak dengan sendirinya tanpa ditarik atau didorong oleh tenaga dari luar. 2. Jelaskan dengan benar serta berurut cara mnyetel katup motor bensin 4 tak 4 silinder 3. Gambarkan sistem aliran bahan bakar mobil bensin jenis EFI dan jelaskan cara kerjanya sehingga dapat menyemprotkan bensin pada manifold masuk (ruang bakar) 4. Jelaskan secara berurut dan benar langkah-langkah menyetel putaran idle mesin bensin jenis karburator. 5. Jelaskan mengapa mesin perlu dilumasi dengan menggunakan oli tertentu dan kemukakan bagian mana saja yang perlu mendapat pelumasan. 6. Jelaskan dengan benar serta berurut cara memasang distributor pada mobil bensin
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 85
PERBAIKAN MESIN DIESEL
Standar Kompetensi Sub Kompetensi
Waktu
: Mendiagnosis dan Memperbaiki Mesin Diesel : 1. Memahami karakteristik komponen mesin diesel 2. Memperbaiki komponen sistem bahan bakar mesin diesel 3. Mengovehaul sistem bahan bakar mesin diesel 4. Memelihara sistem kontrol emisi : 100 menit
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat: 1. Memahami karakteristik komponen mesin diesel 2. Memperbaiki komponen sistem bahan bakar mesin diesel 3. Mengovehaul sistem bahan bakar mesin diesel 4. Memelihara sistem kontrol emisi B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang disajikan. 2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang disediakan. C. Materi Pembelajaran Mesin Diesel Mesin diesel mempunyai bentuk yang hampir sama dengan mesin bensin. Perbedaannya adalah pada metode pengapiannya. Pada mesin gasoline pembakaran campuran bahan bakar dilakukan oleh elektrik spark. Bedanya, pada mesin diesel, bahan bakar diinjeksikan ke dalam udara yang terkompresi dan mempunyai temperatur tinggi. Ketika udara dikompress maka udara tersebut akan mengalami peningkatan suhu. Pada mesin bensin campuran bahan bakar yang dikompress adalah 1/10 dari volume.
Pada mesin diesel udara yang dikompresi sekitar 1/20 dari volume untuk meningkatkan temperatur hingga lebih dari 600 derajat celcius, dan menginjeksikan bahan bakar yang bertekanan lebih dari 100 atm pada injection pump selama 1/1000•2/1000 detik. Untuk mesin bensin outputnya dikontrol dengan jumlah campuran bahan bakar yang diinjeksikan. Di lain hal, output dari mesin diesel dapat dikontrol dengan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan tanpa mengontrol udara (the fixed amount of the air). Untuk melakukan pembakaran dengan sempurna dilakukan dengan cara meningkatkan temperartur udara, perbandingan kompresinya harus naik. Karena itu tenaga expansinya akan meningkat juga. Mesin harus kuat untuk menahan gaya yang bertambah. Tambahannya, kualitas Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 86
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
penginjeksian bahan bakar yang baik sangat diperlukan. Kemudian mesin akan lebih berat dan biayanya juga mahal. Dengan alasan seperti tersebut diatas maka mesin diesel kebanyakan digunakan untuk kendaraan penumpang. Pada mesin diesel, dikarenakan volume udara yang diisap kedalam cylinder jumlahnya tetap, beban yang diberikan ke mesin relatif lebih ringan. Saat bahan bakar yang dibutuhkan saat kecepatan rendah sedikit, fuel harus terbakar dengan sempurna. Bagaimanapun juga, dengan beban yang penuh, mesin diesel akan membutuhkan fuel lebih banyak sehingga jumlah udara kecil, sehingga akan mengeluarkan asap hitam lebih banyak. Pada mesin bensin, pengapian dihasilkan oleh elektrik spark untuk membakar campuran bahan bakar sehingga waktu pembakarannya sangat pendek. Pada mesin diesel, bahan bakar disemprotkan ke udara yang terkompresi, sehingga dibutuhkan beberapa waktu untuk menguap. Oleh karena itu, kecepatan maksimum mesin relatif lebih rendah dan outputnya juga lebih rendah dari mesin bensin. Dibandingkan dengan mesin bensin, expansion force dan inertia dari komponen penggerak lebih besar sehingga suara yang ditimbulkannyapun lebih bising dan getarannya lebih besar. Keuntungannya mudah dalam perawatan karena tidak mengandung part yang halus seperti yang ada pada sistim pengapian dan juga mempunyai efisiensi bahan bakar yang baik maka dari itu lebih banyak dipakai sebagai kendaraan commercial atau business daripada sebagai kendaraan penumpang. Untuk membangkitkan tenaga peng-gerak bagi kendaraan, mesin 4-langkah biasa mengulang ke empat langkah seperti yang ditunjukkan pada diagram. Tidak seperti mesin bensin, mesin diesel tidak memiliki sistem pengapian. Akan tetapi, bahan bakar bertekanan tinggi diinjeksikan ke dalam udara ber-temperatur tinggi dan bertekanan tinggi guna membuat bahan bakar terbakar dengan sendirinya. Katup isap, Katup buang, Nozzle injeksi Ruang pembakaran, Piston, Batang persambungan Ruang Pembakaran Ruang pembakaran memiliki ruang yang tercipta diantara piston, blok silinder, dan kepala silinder. Tipe ruang melingkar (Swirl chamber) Tipe injeksi langsung (Utama) Ruang pembakaran Glow plug Nozzle injeksi Ruang melingkar (Swirl chamber) Saluran pemindah (Transfer passage)
Sistem Bahan Bakar Sistem bahan bakar mesin diesel menginjeksikan bahan bakar bertekanan tinggi ke dalam ruang pembakaran dimana udara telah dimampatkan ke tekanan tinggi. Hal ini memerlukan perlengkapan khusus yang tidak digunakan di dalam mesin bensin. Tangki bahan bakar Saringan bahan bakar dengan sedimenter Pompa injeksi Nozzle injeksi
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 87
Saringan Bahan Bakar Alat ini menyaring debu dan air dari bahan bakar untuk melindungi pompa injeksi dan nozzle-nozzle injeksi yang mengandung partpart kecil. Debu dan air harus dibuang dari bahan bakar untuk mencegah agar pompa injeksi tidak tersita atau berkarat karena pompa injeksi dilumasi dengan bahan bakar diesel.
Pompa priming,
Saringan
Sedimenter
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Pompa Injeksi Terdapat dua tipe pompa injeksi yang digunakan pada mesin diesel: Pompa injeksi mekanikal secara mekanik mengontrol volume dan waktu injeksi bahan bakar. Pompa injeksi elektronik menggunakan ECU (Electronic Control Unit) pada sistem EFI-D (Electronic Fuel Injection-Diesel). Pompa injeksi mekanikal Pompa injeksi elektronik Pompa injeksi Nozzle injeksi Timing belt ECU Sensor-sensor
Pompa injeksi memberi tekanan bahan bakar dan memompanya ke nozzle-nozzle injeksi. Volume dan waktu injeksi bahan bakar secara mekanik dikontrol sesuai dengan banyaknya usaha yang diberikan pada pedal akselerator dan putaran mesin.
Diesel EFI tipe konvensional Sistem ini menggunakan sensor-sensor untuk mendeteksi pembukaan akselerator dan putaran mesin, dan sebuah ECU untuk menentukan volume dan waktu injeksi bahan bakar. Mekanisme kontrol yang digunakan pada proses pemompaan, pendistribusian, dan injeksi didasarkan pada sistem diesel tipe mekanikal.
ECU (Electronic Control Unit) Sensor-sensor, Tangki bahan bakar Saringan bahan bakar, Pompa injeksi Nozzle injeksi
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 88
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Diesel EFI tipe Common-rail Bahan bakar yang telah diberi tekanan oleh pompa supply disimpan di dalam commonrail sebelum didistribusikan ke injektorinjektor. ECU (Electronic Control Unit) dan EDU (Electronic Driving Unit) mengontrol volume dan waktu injeksi bahan bakar ke tingkat optimum dengan cara mengoperasikan dan menutup injektorinjektor sesuai dengan sinyal-sinyal dari sensor-sensor. Proses ini serupa pada proses di sistem EFI yang digunakan pada Pompa supply, Common-rail, Sensor tekanan mesin bensin. bahan bakar, Pembatas tekanan, Injektor, Sensor-sensor, ECU, EDU, Tangki bahan bakar, Saringan bahan bakar, Katup pemeriksa Nozzle Injeksi Bagian ini menerima bahan bakar bertekanan tinggi dan menginjeksikannya ke dalam ruang pembakaran. Saat tekanan bahan bakar yang dipompakan oleh pompa injeksi menjadi lebih besar daripada beban pegas tekanan, maka tenaganya mendorong jarum nozzle ke atas. Hal ini menyebabkan pegas tekanan menjadi mampat dan bahan bakar diinjeksikan ke ruang pembakaran. Tekanan injeksi dapat disetel dengan cara membedakan ketebalan shim penyetel, yang secara efektif mengubah beban pada pegas. Pegas tekanan (Pressure spring) Jarum nozzle, Bodi nozzle Shim penyetel Sistem Pemanasan Awal Panas mampat yang cukup tidak dapat diperoleh selama start mesin dingin atau pada pengoperasian temperatur rendah. Sistem pemanasan awal memanaskan udara isap untuk meningkatkan kemampuan pengapian bahan bakar. Sistem ini menggunakan baterai untuk memanaskan udara isap. Terdapat dua tipe sistem pemanasan awal: Tipe Glow plug: Memanaskan ruang pembakaran. Tipe pemanas isap: Memanaskan udara isap
Glow plug Mengetes Gas Buang Motor Diesel Alat Bahan Pengetes asap Mobil/motor hidup Daftar evaluasi Tester evaluasi elektronik
Koil panas (heat coil) Waktu Instruksi Latihan
: 1 jam : 1 jam
Langkah Kerja Sebelum pengetesan dilakukan perhatikanlah hal-hal sebagai berikut : 1. Motor harus dijalankan dengan beban sampai mencapai temperatur kerja mesin
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 89
2. Elemen saringan udara telah diservis 3. Gerakan maksimum pedal gas harus menghasilkan gerak maksimum pada rak kontrol pompa injeksi 4. Sebelum tes, tekan 3 kali pedal gas sampai motor mencapai putaran maksimum Pasangkan pengetes gas buang, ujung slang diklem pada ujung knalpot seperti gambar dibawah Hidupkan motor Tekan bola karet sampai tuas pompa bergerak ke atas sambil menekan pedal gas maksimum (penekanan pedal gas dihentikan bila tuas pompa tidak naik lagi)
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Tekan tuas pompa kembali ke bawah sampai tuas tidak bergerak lagi Keluarkan kertas bekas penekanan gas buang dari pompa. Lakukan pengetesan dua kali lagi, agar diperoleh hasil kekotoran gas buang yang rata-rata pada kertas Cocokkan hasil kekotoran gas buang pada kertas dengan daftar evaluasi kekotoran gas buang Supaya tingkat kekotoran gas buang pada kertas dapat dinyatakan dalam angka yang pasti, gunakan tester evaluasi elektronik !
Langkah tes dengan tester evaluasi elektronik Kenalilah bagian-bagian tester sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pemegang tes Lampu Elemen foto sel Kertas filter Skala digital Tombol penyetel angka nol (0) Tomboltes Tempat kertas filter Tempat baterai (2 x 9V)
Ambil minimal 5 kertas filter di atas meja kerja, tekan pemegang tes tegak lurus terhadap kertas filter Tekan tombol penyetel angka nol sampai digital menunjukkan angka 0,0 Elemen foto sel sekarang dipindahkan ke kertas hasil pengukuran kekotoran gas buang, posisikan juga tegak lurus terhadap kertas itu sambil ditekan Tekan tombol ( c ) sampai keluar angka tingkat kekotoran gas buang pada digital
Petunjuk Tester evaluasi elektronik sebaiknya dipakai untuk membedakan tingkat kekotoran gas buang antar 1 sampai 4 Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 90
Bila kekotoran gas buang mempunyuai nilai 5 sampai 9, maka untuk menentukan tingkat kekotorannya cukup memakai kertas daftar evaluasi saja, karena tingkat kekotoran 5 sampai 9 sudah tidak diperbolehkan lagi Lakukan perbaikan bila tingkat kekotoran gas buang sudah menunjukkan angka 5 sampai 9 Kemungkinan penyebab kekotoran gas buang adalah sebagai berikut :
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Gas buang berwarna hitam 1. Saringan udara kotor Meskipun volume penyemprotan pada pompa injeksi sudah sesuai, tapi karena saringan udara kotor, maka udara yang masuk ke dalam silinder tidak sebanding dengan solar yang disemprotkan (udara terlalu sedikit). Solar tidak terbakar dengan sempurna, akibatnya asap hitam Ganti atau bersihkan saringan udara ! 2. Bentuk penyemprotan nosel injeksi tidak bagus/ada tetesan Bentuk penyemprotan atau ada tetesan pada nosel injeksi akan menyebabkan solar tidak bercampur dengan udara secara sempurna. Sebagian solar tidak terbakar, asap akan hitam Periksa tahanan injeksi, bentuk penyemprotan dan tetesan pada injektor ! 3. Saat penyemprotan terlambat Solar juga tidak akan terbakar dengan sempurna Stel saat penyemprotan ! 4. Taken turbo carjer kurang Pada motor-motor yang dilengkapi dengan sistem pengisian udara tekan pengisian silinder akan berkurang bila tekanan pengisian kurang. Hal ini disebabkan kerusakan pada turbocarjer itu sendiri atau kebocoran-kebocoran pada salurannya Periksa tekanan pengisian ! 5. Knalpot/saluran gas buang tersumbat Pada motor dengan turbocarjer, knalpot yang tersumbat akan menyebabkan asap hitam. Apabila gas buang tidak keluar silinder dengan lancar, maka udara bersih yang masuk kesilinder berkurang, tetapi jumlah penyemprotan bahan bakar tetap sesuai untuk pengisian udara yang normal Periksa dan bersihkan knalpot atau ganti bila perlu ! 6. Volume penyemprotan tidak sesuai (terlalu banyak) Sampai batas tertentu, penambahan volume penyemprotan akan menambah daya motor, tapi penambahan volume yang terlalu banyak tidak akan menaikkan lagi daya motor dan akan mengakibatkan asap hitam karena solar tidak terbakar dengan sempurna Stel volume penyemprotan pada pompa injeksi ! Gas buang berwarna putih 1. Takanan kompresi rendah 2. Suhu mesin rendah (motor belum panas) 3. Saat penyemprotan terlalu awal 4. Ada air pendingin yang masuk ke dalam silinder (melalui paking kepala silinder, atau retak) Gas buang berwarna biru Oli ikut terbakar (kebocoran oli pada cincin torak atau pada sil katup) D. Latihan 1. Jelaskan mengapa mesin diesel dapat mengadakan pembakaran tanpa harus dinyalakan oleh percikan bunga api? 2. Jelaskan mengapa mesin diesel lebih berasap dibanding dengan mesin bensin. 3. Jelaskan secara berurut langkah kerja mengetes gas buang mesin diesel 4. Jelaskan kemungkinan penyebab bilmana gas buang mesin diesel berwarna hitam 5. Beri nama komponen motor Diesel dibawah ini serta beri warna yang berbeda pada sistem aliran bahan bakarnya.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 91
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Nama bagian: 1. ........................................... 2. ........................................... 3. ........................................... 4. ........................................... 1. 2. 3. 4.
Bahan Bahan Bahan Bahan
bakar- kotor bakar bersih bakar tekanan tinggi bakar kembali ke tangki
Karakteristik komponen mesin diesel Perbaikan komponen sistem bahan bakar mesin diesel Ovehaul sistem bahan bakar mesin diesel Pemeliharaan sistem kontrol emisi
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 92
PERBAIKAN SISTEM PEMINDAH TENAGA
Standar Kompetensi Sub Kompetensi
Waktu
: Mendiagnosis dan Memperbaiki Sistem Pemindah Tenaga : 1. Merawat unit kopeling 2. Merawat unit transmisi 3. Memperbaiki dan memodifikasi transmisi otomatis 4. Memperbaiki dan memodifikasi differensial dan poros roda 5. Mendiagnosis dan mencari trouble pada sistem pemindah tenaga. : 100 menit
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat melakukan: 1. Perawatan kopeling 2. Perawatan unit transmisi 3. Perbaikan transmisi otomatis 4. Perbaikan differensial dan poros roda 5. Diagnosis dan trouble pada sistem pemindah tenaga. B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang disajikan. 2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang disediakan. C. Materi Pembelajaran Pemindah Daya (Power Train) Kendaraan dapat berjalan/ bergerak karena ada sistem yang memindahkan tenaga/ momen/ putaran dari mesin ke roda-roda. Kendaraan ditinjau dari sistem pemindah tenaganya dikelompokkan menjadi beberapa tipe/ jenis, yaitu : Front Engine Rear Drive (FR) yaitu kendaraan bermesin depan dan berpenggerak roda belakang Front Drive (FF) yaitu (kendaraan bermesin depan dan berpenggerak roda depan) Transmisi manual Transmisi otomatik Selain FF dan FR ada juga kendaraan 4 WD (4-Wheel Drive) atau (Berpenggerak 4-Roda) dan MR (Midship engine Rear-wheel drive) atau (Mesin sedang dan berpenggerak roda belakang).
FF Mesin, Transaxle, Transmisi, Diferensial, Poros axle, Axle , Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
FR Poros penggerak , Ban & roda
Poros propeller,
P a g e | 93
Kopling Kopling kendaraan bertransmisi manual memungkinkan tenaga mesin disalurkan atau diputus oleh pengoperasian pedal kopling Pedal kopling Batang pendorong (Push rod) Silinder master Slang hidrolik Silinder pembebas Garpu pembebas Penutup kopling
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Part-part kopling Karet penutup, Garpu pembebas Klip, Bantalan pembebas Penutup kopling, Piringan kopling, Fly wheel, Pegas diapragma, Plat tekanan (pressure plate)
Alur pengoperasian kopling Kopling terdiri dari bagian yang bekerja secara mekanik untuk mengirim tenaga, dan bagian yang memanfaatkan tekanan hidrolik untuk mengirim tenaga. Pengoperasian mekanikal Pengoperasian hidrolik
Pedal kopling, Batang pendorong, Silinder master, Slang hidrolik, Silinder pembebas , Garpu pembebas, Bantalan pembebas , Pegas diapragma, Plat tekanan (Pressure plate) , Piringan kopling Transaxle Transaxle, dimana transmisi dan diferensial tergabung, digunakan pada kendaraan-kendaraan berpenggerak empat roda dan kendaraan-kendaraan bermesin menengah Transmisi Diferensial Poros input Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Poros output
P a g e | 94
Transaxle manual Transaxle manual mengirim dan memutus tenaga dan merubah kombinasi roda-roda gigi yang bertautan. Akibatnya, ia dapat mengubah kekuatan tenaga, kecepatan putaran, dan arah putaran.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Mesin Kopling Lengan-lengan hub Poros output Poros-poros penggerak
Poros input, Tuas pemindah Diferensial Ban-ban
Transaxle Otomatik Transaxle otomatik terdiri dari sebuah torque converter, planetary gear unit, dan sistem kontrol hidrolik. Transaxle otomatik menggunakan tekanan hidrolik untuk secara otomatis memindah roda gigi sesuai dengan kecepatan kendaraan, pembukaan akselerator, dan posisi tuas pemindah. Oleh karena itu, tidaklah perlu memindah roda gigi seperti pada transaxle manual; bahkan ia tidak dilengkapi dengan kopling. Ia juga menggunakan komputer untuk mengatur pemindahan sesuai dengan kondisi pengendaraan yang terdeteksi oleh sensor-sensor. Sistem ini disebut ECT (Electronically Controlled Transmission) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Torque Converter Pompa Oli Planetary Gear Unit Vehicle speed sensor Counter gear speed sensor Input turbine speed sensor Sensor-sensor Mesin & ECT ECU (Electronic Control Unit) Katup solenoid Hydraulic Control Unit Tuas Pemindah
Torque Converter Torque converter kendaraan bertransaxle otomatik mengirimkan tenaga mesin ke transaxle dengan memanfaatkan daya dorong fluida. Prinsipnya sama dengan sepasang kipas yang saling berhadapan. Satu kipas meniup udara untuk memutar kipas lainnya. Putaran pendorong pompa (pump impeller) memberikan gaya sentrifugal kepada fluida, yang mengirimkan tenaga ke turbine runner. Pendorong pompa (Pump impeller) (dari mesin) Turbine runner (ke transaxle) Stator Penutup depan Kopling pengunci (Lockup clutch)
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 95
Pompa Oli Pompa oli digerakkan oleh torque converter untuk menyuplai tekanan hidrolik yang diperlukan bagi pengoperasian transmisi otomatik.
Bodi depan
Driven gear
Drive gear
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Planetary Gear Unit Unit ini memindahkan roda-roda gigi pada transmisi otomatik. Ia menggunakan tekanan hidrolik untuk menahan salah satu dari tiga tipe roda gigi (pinion gear, sun gear atau ring gear) guna menciptakan kondisi berikut seperti yang diinginkan deselerasi, rangkaian langsung (direct coupling) dan putaran balik.
Intermediate shaft Planetary carrier depan Sun gear belakang Ring gear gear (pendek) Pinion gear (pendek) Hydraulic Control Unit Komponen ini mengontrol tekanan (garis) hidrolik yang mengoperasikan planetary gear unit. Katup-katup yang mewakili Katup pengatur utama: Mengatur tekanan hidrolik dari pompa oli untuk menciptakan tekanan garis. Katup pemindah: Roda-roda gigi pemindah. Katup manual : Mengganti alur-alur tekanan garis sesuai dengan pergerakan tuas pemindah. Katup solenoid : Mengganti alur-alur hidrolik untuk memin-dahkan rodaroda gigi dengan cara menerima sinyal-sinyal dari ECU (Electronic Control Unit).
Pompa oli, Control Unit),
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Sun gear Pinion
Mesin & ECT ECU (Electronic Tuas pemindah
P a g e | 96
Diferensial Diferensial memiliki tiga fungsi sebagai berikut: Fungsi deselerasi mengurangi kecepatan putaran yang telah diubah oleh ransmisi guna meningkatkan torsi. Fungsi diferensial menyetel diferensial putaran antara roda kanan dan roda kiri saat kendaraan membelok. Tanpa fungsi diferensial, ban-ban akan mengalami slip dan kendaraan tidak akan dapat menyelesaikan belokan dengan lembut.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Fungsi perubahan arah gaya penggerak (FR) Fungsi ini merubah gaya putar dari transmisi di sudut kanan dan mengirimkannya ke roda-roda penggerak . Cara Kerja Roda-roda gigi diferensial terdiri dari rodaroda gigi sisi dan roda gigi pinion. Roda-roda gigi ini secara otomatis mengatur perbedaan putaran antara roda kanan dan roda kiri saat kendaraan membelok. FF (Kendaraan bermesin depan dan berpenggerak roda depan) FR (Kendaraan bermesin depan dan berpenggerak roda belakang)
Poros propeller Roda gigi penggerak/Pinion penggerak Ring gear Roda gigi pinion Roda gigi sisi Poros penggerak Poros Propeller (Untuk Kendaraan FR) Poros propeller mengirimkan tenaga dari transmisi ke diferensial kendaraan FR (Bermesin depan dan berpenggerak roda depan). Universal joint digunakan pada area dimana poros bergabung guna mengirimkan tenaga dengan lembut meskipun sudut poros propeller berubah karena pergerakan vertikal diferensial. Poros propeller tersedia dengan dua atau tiga persambungan. Kopling fleksibel (Flexible coupling) dapat digunakan pada persambungan-persambungan tersebut. Tipe 3-persambungan Tipe 2-persambungan Universal joint Bantalan tengah Sleeve yoke Flexible coupling
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 97
Universal Joint Persambungan ini dengan lembut mengirimkan tenaga dengan cara menyesuaikan ke sudut persambungan poros propeller. Yoke Bantalan laba-laba (spider bearing) Spider
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Poros Penggerak Poros penggerak mengirimkan putaran mesin ke roda-roda melalui transmisi dan diferensial. Mereka digunakan pada kendaraan-kendaraan dengan roda-roda penggerak yang ditopang oleh sistem suspensi independen. Poros axle digunakan pada kendaraan dengan suspensi tipe rigid.
Diferensial Poros-poros axle
Poros-poros penggerak Rumah axle
D. Latihan 1. Jelaskan mengapa mobil memerlukan sistem pemindah tenaga 2. Gambarkan secara berkaitan dan berurut komponen-komponen sistem pemindah tenaga pada mobil serta jelaskan fungsi masing-masing komponen tersebut 3. Tuliskan susunan kopling plat tunggal mulai dari Fly wheel sampai garpu pembebas 4. Jelaskan mengapa mobil bilamana berbelok tidak terjadi slip pada roda ? 5. Tuliskan nama bagian transmisi otomatis pada gambar di bawah ini sesuai dengan nomornya serta jelaskan masing-masing fungsinya
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 98
PERBAIKAN SISTEM KEMUDI, REM DAN SUSPENSI
Standar Kompetensi Sub Kompetensi Waktu
: Mendiagnosis dan Memperbaiki Sistem Kemudi, Rem dan Suspensi : 1. Memperbaiki sistem kemudi 2. Merawat sistem rem 3. Memelihara dan merawat sistem suspensi : 100 menit
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat melakukan: 1. Perawatan sistem kemudi 2. Perawatan sistem rem 3. Memelihara dan merawat sistem suspensi B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang disajikan. 2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang disediakan. C. Materi Pembelajaran Chasis Otomotif Bersama-sama dengan eksterior, interior, dan mesin, chasis merupakan bagian dari sebuah kendaraan. Ia memungkinkan fungsi pengendaraan, membelok, dan berhenti. Chasis terdiri dari: a. Sistem Suspensi b. Sistem kemudi c. Sistem rem d. ban-ban & roda-roda piringan Suspensi Sistem suspensi menggabungkan roda-roda pada bodi atau rangka guna secara fisik menopang kendaraan. Meningkatkan pengendaraan dengan cara meredam benturan yang diterima ban-ban dari permukaan jalan. Memastikan stabilitas pengendaraan.
Suspensi depan Suspensi belakang Pegas, Peredam kejut Batang stabilisator (Stabilizer bar) Ball joint
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 99
Tipe-tipe pegas Fungsi pegas-pegas adalah untuk menyerap benturan dari permukaan jalan dan mengurangi getaran yang dikirimkan ke bodi. Pegas koil Pegas daun Pegas batang puntiran (Torsion bar spring)
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Peredam Kejut Peredam kejut menahan pergerakan pegas-pegas dengan oli yang mengalir melalui alur di piston. Peredam kejut juga menyerap getaran bodi kendaraan, dan memberikan pengen-daraan yang baik. Piston Katup Lubang/mulut (Orifice) Pegas Peredam kejut
Ball Joint Ball joints membawa beban vertikal dan juga horisontal, dan juga berperan sebagai poros bagi steering knuckle saat roda kemudi diputar.
Tanam (Stud) Karet penutup (Boot) Tempat duduk Rumah Bantalan karet (Rubber cushion) Stabilizer Bar Saat kendaraan membelok, bodi kendaraan bergerak ke luar karena adanya gaya sentrifugal. Disini stabilizer bar mengontrol kendaraan dengan tenaga pegas yang berputar, dan menjaga ban-ban agar tetap dekat dengan tanah. Ia juga bekerja bila ban-ban pada satu sisi berjalan pada permukaan yang berbeda. Saat bodi kendaraan bergerak ke luar dan ban-ban masuk ke salah satu sisi, maka stabilizer bar diputar dan berfungsi sebagai pegas, yang mengangkat ban-ban bodi kendaraan yang miring ke samping. Pada kasus dimana ban-ban pada kedua sisi masuk secara merata, stabilizer bar tidak berfungsi sebagai pegas karena tidak diputar
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 100
Type Suspensi Terdapat dua tipe suspensi, tergantung pada bagaimana suspensi-suspensi tersebut menopang roda-roda. Suspensi rigid axle Suspensi independen
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Penyetelan Roda (Wheel Alignment) Kendaraan harus memiliki performa garis lurus yang tepat untuk pengendaraan yang stabil, dan performa membelok untuk pengendaraan mengitari tikungan. Oleh karena itu, roda-roda kendaraan dipasang pada sudut tertentu pada jalan dan suspensi tertentu untuk setiap tujuan. Hal ini disebut penyetelan roda.
Camber Kingpin Caster Radius Putaran Toe-in dan Toe-out
Kemudi Pada sistem kemudi, roda-roda depan kendaraan digerakkan dengan cara memutar roda kemudi. Ada dua tipe kemudi; tipe rack-dan-pinion dan tipe recirculating-ball. Tipe rack-dan-pinion Merubah gerakan rotasi roda kemudi menjadi gerakan ke kanan dan ke kiri steering rack. Konstruksinya sederhana dan ringan. Kemudi solid, dan respon roda kemudi sangat cepat.
Roda kemudi Poros utama kemudi & column tube Roda gigi kemudi Rumah steering rack Pinion Rack Power Steering Alat untuk usaha pengemudian dipasang di mekanisme kemudi untuk mengurangi banyaknya usaha pengemudian yang dikeluarkan oleh pengemudi. Terdapat dua tipe alat untuk usaha pengemudian: Tipe hidrolik dan tipe motor listrik. Power steering hidrolik Sistem power steering menggunakan tenaga mesin untuk menggerakkan vane pump yang membangkitkan tekanan hidrolik. Saat roda kemudi diputar, sirkuit oli diubah pada control valve. Saat tekanan oli diberikan pada power piston di power cylinder, maka tenaga yang dibutuhkan untuk mengoperasikan roda kemudi dikurangi. Pemeriksaan kebocoran fluida power steering perlu dilakukan secara berkala.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 101
Tangki reservoir Power piston
Vane pump Roda kemudi
Control valve Mesin
Power cylinde
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
EHPS (Electric Hydraulic Power Steering) Pada umumnya, sistem power steering menggunakan tenaga mesin untuk menggerakkan vane pump yang membangkitkan tekanan hidrolik. Akan tetapi EHPS menggunakan motor, dan mengurangi tenaga yang diperlukan untuk mengoperasikan roda kemudi.
Tangki reservoir Vane pump dengan motor EMPS ECU (Electronic Control Unit) Motor DC
EMPS (Electric Motor-assist Power Steering) EMPS membantu pengoperasian kemudi secara langsung dengan tenaga gerak motor DC, dan bukan tekanan hidrolik. Rem-rem Rem-rem mengurangi kecepatan atau menghentikan kendaraan yang sedang bergerak, atau mencegah agar kendaraan yang diparkir tidak bergerak.
Remkaki
Rem parkir
A Pedal rem B Booster rem C Master cylinder 1 Reservoir 2 Silinder 3 Ke rem-rem depan 4 Ke rem-rem belakang
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 102
Pedal rem Part-part yang dikontrol oleh daya kaki pengemudi. Daya ini berubah menjadi tekanan hidrolik, yang bekerja pada sistem rem. Kekuatan daya pengereman ditentukan oleh banyaknya penekanan pedal yang dilakukan oleh pengemudi. Adalah perlu untuk memeriksa gerak bebas pedal rem, tinggi, dan jarak cadangan pedal sebagai bagian dari pemeliharaan. Booster rem Alat untuk meningkatkan daya yang bekerja pada master cylinder sesuai dengan banyaknya usaha yang diberikan oleh pengemudi. Kevakuman dari engine intake digunakan sebagai sumber peningkatan tenaga.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Master cylinder Part-part untuk mengubah tekanan pedal pengemudi menjadi tekanan hidrolik. Terdiri dari reservoir yang menyimpan fluida rem dan sebuah silinder yang membangkitkan tekanan hidrolik. Master cylinder mengubah tekanan pedal pengemudi menjadi tekanan hidrolik. Kemudian tekanan hidrolik diberikan pada disc brake caliper rem-rem depan dan belakang, dan ke silinder-silinder roda rem-rem tromol. Penggantian fluida rem termasuk di dalam item-item perawatan. Rem Piringan Menekan pad rem piringan melawan rotasi rotor rem piringan dengan roda-roda, dan menciptakan gesekan. Mengontrol rotasi roda-roda dengan gesekan. Caliper rem piringan Piston piston mendorong pad rem piringan melawan rotor rem piringan dengan tekanan hidrolik dari silinder master. Caliper rem piringan Pad rem piringan Rotor rem piringan Piston Fluida
Sebelum pengoperasian pengoperasian
Rem tromol Tromol rem berotasi bersama-sama dengan roda. Sepatu rem ditekan melawan tromol dari dalam. Gesekan ini mengontrol rotasi roda. Adalah perlu untuk memeriksa tromol rem dan pelapis sepatu rem. Sepatu-sepatu rem ditekan melawan tromol yang berotasi dari dalam untuk mendapatkan tenaga pengereman. Saat ditekan ke arah yang sama saat tromol berputar, sepatu rem masuk ke arah rotasi oleh gesekan dengan tromol. Akibatnya, tenaga gesekan naik, yang disebut "selfenergizing action".
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Selama
Silinder roda Sepatu rem Pelapis sepatu rem Tromol rem Piston Tutup piston
P a g e | 103
Katup Proportioning (Katup P) Katup ini diletakkan diantara silinder master dan rem-rem belakang. Ia mendistribusikan tekanan hidrolik dengan tepat ke roda-roda depan dan belakang guna memberikan daya pengereman yang stabil. Tekanan hidrolik yang meningkat yang diberikan pada rem-rem belakang (yang dapat dengan mudah mengunci selama deselerasi) dibuat lebih rendah daripada rem-rem depan.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Booster rem, Silinder master rem Katup proportioning, Rem depan kiri Rem belakang kiri P & BV, LSPV dan LSPV & BV
1. Katup P (Proportioning) 2. Katup B (Bypass) 3. Dari depan master cylinder 4. Ke silinder roda depan 5. Dari master cylinder belakang 6. Ke silinder roda belakang 7. Load sensing spring P & BV (Katup Proportioning dan Bypass) P & BV mengandung katup bypass untuk mencegah agar fluida rem tidak mengalir melalui katup P saat terjadi malafungsi pada rem depan. LSPV (Katup Load Sensing Proportioning) Katup ini merasakan adanya beban dan menaikkan tekanan hidrolik pada rem-rem belakang bila beban berat. LSPV & BV (Katup Load Sensing Proportioning dan Katup Bypass) LSPV & BV adalah gabungan dari LSPV dan BV. Rem-rem Parkir Rem parkir digunakan terutama saat kendaraan diparkir. Secara mekanik mengunci roda-roda belakang. Itemitem perawatan termasuk penyetelan tuas rem parkir.
Tuas rem parkir Rem belakang
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Kabel rem parkir
P a g e | 104
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
ABS (Anti-lock Brake System) Bila roda menjadi terkunci saat rem difungsikan, ABS menggunakan komputer untuk mengontrol tekanan hidrolik yang diberikan pada silinder-silinder roda dan piston rem piringan. Dengan cara mencegah roda-roda agar tidak terkunci, sistem ini mencegah kendaraan agar tidak slip atau menjadi tidak stabil. Pengoperasian ABS 1. Sistem ini memonitor kecepatan putaran ke empat roda. Saat roda hendak mengunci, sistem ini dengan cepat membebaskan rem pada roda tesebut agar roda dapat mengembalikan putarannya. Setelah kendaraan yang hendak mengunci kembali ke putarannya, penerapan rem pada roda tersebut dilanjutkan kembali. 2. Bila roda hendak mengunci kembali, sistem ini membebaskan rem dari roda tersebut. 3. Sistem ini mengulang proses-proses di ECU atas lebih dari belasan kali setiap detiknya untuk memaksimalkan Aktuator kemampuan rem, dan untuk memastikan stabilitas dan kemampuan bermanuver kendaraan. Sensor Ban Diantara berbagai macam part yang digunakan di kendaraan, ban adalah satusatunya part yang mengalami kontak dengan permukaan jalan, dan menopang tiga efisiensi dasar: pengendaraan, membelok dan penghentian. Item-item perawatan termasuk pemeriksaan (kerusakan eksterior, kedalaman tapak, dan kondisi keausan), penyetelan tekanan udara, dan rotasi ban.
Ban radial Ban Bias (Bias Tire) Tapak Belt (rigid breaker) Carcass Garis dalam Bead wire Spesifikasi Sistem Pengkodean Ukuran, performa, dan konstruksi ban ditunjukkan pada dinding samping ban. Diagram di sebelah kiri menunjukkan nama ukuran berbagai macam area pada ban. Rasio tinggi bagian menyilang ban ke bagian yang lebar (dalam rentang 100) ditunjukkan dalam prosentasi (%). Rasio aspek = / x 100(%) Tinggi ban Diameter tepi roda
Lebar ban Diameter luar ban
Ban dengan rasio aspek tinggi : Performa membelok sedikit buruk. Memberikan pengendaran yang lebih baik, dan sesuai untuk mobil keluarga. Ban dengan rasio aspek rendah : Memberikan pengendaraan yang sedikit buruk. Namun sesuai untuk mobil-mobil sport karena performa membeloknya lebih baik.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 105
Bagaimana membaca ukuran ban
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Pelek Ukuran roda ditunjukkan pada tepi roda piringan. Roda piringan baja tempa Roda piringan logam tuang campuran Lebar tepi roda Bentuk flange tepi roda Offset Diameter tepi roda Pusat tepi roda P.C.D (Pitch Circle Diameter) Permukaan dudukan hub
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 106
PERBAIKAN KELISTRIKAN OTOMOTIF
Standar Kompetensi Sub Kompetensi
Waktu
: Mendiagnosis dan Memperbaiki Kelistrikan Otomotif : 1. Mengaplikasikan hukum ohm dan kirchoff 2. Membandingkan proses pembangkitan listrik generator AC dan DC. 3. Memasang, memelihara, menguji dan memperbaiki sistem kelistrikan engine. 4. Menganalisis sistem pengisian. : 100 menit
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat: 1. Menerapkan hukum ohm dan kirchoff 2. Menerapkan proses pembangkitan listrik generator AC dan DC. 3. Memasang, memelihara, menguji dan memperbaiki sistem kelistrikan engine. 4. Menganalisis sistem pengisian. B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang disajikan. 2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang disediakan. C. Materi Pembelajaran Kelistrikan Mesin
Berbagai macam perlengkapan diperlukan untuk menghidupkan mesin dan mengoperasikannya dengan cara yang stabil. 1. Baterai 2. Starter (Sistem start) 3. Starter (Sistem start) 4. Alternator (Sistem pengisian) 5. Switch pengapian 6. Meter kombinasi (Lampu peringatan pengosongan baterai) 7. Sensor-sensor Sistem Start Sistem start memaksa mesin untuk berputar dengan menggunakan motor listrik, dan menghidupkan mesin.
Baterai Switch pengapian Starter Pengoperasian starter Starter menghidupkan mesin dengan cara menautkan pinion gear ke dalam ring gear.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 107
Switch pengapian Pull-in coil Hold-in coil Field coil Armature Kopling Pinion gear Ring gear
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Cara Kerja A. Start mesin Saat switch pengapian diputar ke posisi START, arus mengalir ke pull-in coil dan hold-in coil. Lalu pinion gear bergeser dan bertautan dengan ring gear. Pada saat yang sama, arus mengalir ke field coil, menyebabkan rotor berotasi. Gerakan rotasi ini dikirimkan ke pinion gear, ring gear dan poros engkol untuk menghidupkan mesin. B. Setelah start mesin Saat switch pengapian diputar ke posisi START, arah arus yang mengalir ke pull- in coil berubah dan pinion gear kembali ke posisi semula. Saat arus berhenti mengalir ke field coil, rotasi starter berhenti. Sistem Pengisian Sistem pengisian menghasilkan arus listrik untuk mensuplai komponen-komponen kelistrikan dengan jumlah arus listrik yang diperlukan, dan untuk mengisi baterai saat mesin kendaraan sedang bekerja. Sesaat setelah mesin hidup, drive belt menyebabkan alternator bekerja.
Alternator Baterai Lampu peringatan pengosongan baterai Switch pengapian
Cara Kerja Pembangkitan Arus Saat mesin hidup, drive belt mengirim roatsi mesin ke puli alternator yang menyebabkan rotor berotasi. Akibatnya, stator coil membangkitkan alternating current.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 108
Rektifikasi (Pembetulan) Sistem kelistrikan kendaraan mengguna-kan arus langsung. Oleh karena itu, rectifier mengubah alternating current yang dibangkitkan oleh stator coil menjadi arus langsung. Pengaturan tegangan Tegangan sistem kelistrikan kendaraan diset sebesar 12V. IC regulator digunakan untuk mengatur arus ke tegangan konstan tanpa mengindahkan perubahan kecepatan alternator. Rotor coil
Stator coil
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Sistem Pengapian A. Sistem Pengapian Konvensional Sistem pengapian konvensional adalah sistem pengapian yang menggunakan platina dan kondensator untuk pemutusan arus primer dan banyak digunakan pada mobil. Sistem pengapian ini mempunyai beberapa komponen diantaranya adalah kunci kontak, koil, platina, kondensor, busi, kabel tegangan tinggi. Pada kendaraan bermotor yang bersilinder lebih dari satu menggunakan distributor untuk membagi tegangan ke busi sesuai dengan firing order (FO. Prinsip Kerja Apa bila kunci kontak dihubungkan “ON” dan posisi platina menutup, maka arus primer dari baterai akan mengalir ke koil pengapian terus ke platina dan massa (terjadi kemagnetan pada kumparan primer). Pada saat platina mulai membuka, maka : 1) Pada kumparan sekunder timbul arus induksi dengan tegangan 10 kv – 20 kv. Pada motor bersilinder satu, arus terus mengalir ke busi. Sedangkan pada motor bersilinder banyak, arus mengalir kebusi lewat pembagi arus sesuai dengan firing order (FO).
2) Pada kumparan primer timbul induksi sendiri dengan tegangan 300 – 400 volt. Arus ini kemudian mengalir dan di simpan untuk sementara dalam kondensator. Dan apabila platina menutup kembali maka muatan listrik yang ada dalam kondensator tersebut di atas akan mengalir ke rangkaian, arus primer segera menjadi penuh. B. Sistem Pengapian CDI Sistem pengapian CDI merupakan pengembangan dari sistem pengapian konvensional, dengan menambahkan komponen elektronik pada sistem ini, membuat kerja sistem pengapian menjadi lebih baik. Sistem pengapian CDI adalah sistem pengapian yang memanfaatkan pengisian dan pengosongan muatan kapasitor untuk menimbulkan induksi tegangan tinggi pada koil pengapian.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 109
Prinsip Kerja Sistem Pengapian CDI
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Apabila kunci kontak “ON” maka arus dari baterai mengalir menuju transformator yang berada dalam unit CDI, kemudian transformator menaikkan tegangan baterai 12 volt menjadi 400 volt, yang kemudian mengisi kapasitor. Jika pada SCR diberikan sinyal dari pulsa triger maka SCR akan ON, sehingga arus listrik muatan kapasitor akan mengalir menuju primer koil. Karena arus kapasitor mengalir hanya sesaat maka primer koil menjadi kehilangan kemagnetan dengan cepat, hal ini yang menyebabkan terbangkitnya tegangan tinggi (Induksi) pada koil pengapian yang selanjutnya dialirkan ke busi. C. Sistem Pengapian dgn Koil Igniter Sistem pengapian membangkitkan loncatan bunga api pada tegangan tinggi, dan menyalakan percampuran udara-bahan bakar yang dimampatkan di dalam silinder, pada waktu yang optimal. Berdasarkan sinyal-sinyal yang diterima dari sensor-sensor, engine ECU (Electronic Control Unit) mempengaruhi kontrol untuk mendapatkan waktu pengapian yang optimal
Switch pengapian Baterai Koil pengapian dengan igniter Busi Engine ECU Sensor posisi poros cam Sensor
Sistem Pengapian Langsung Sistem pengapian langsung menyuplai tegangan tinggi langsung dari koil pengapian ke busi. Tipe A Menyediakan koil pengapian dengan igniter untuk setiap silinder. Tipe B Menyediakan koil pengapian dengan igniter untuk setiap dua silinder. Menggunakan kawat bertegangan tinggi untuk menyuplai arus ke silinder-silinder. Koil pengapian (dengan igniter) Busi Kawat bertegangan tinggi
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 110
Distributor Tipe konvensional Mendistribusikan listrik dengan koil pengapian dan sebuah igniter, melalui kawat bertegangan tinggi dari distributor. Tipe IIA (Integrated Ignition Assembly) Mengandung koil pengapian dan igniter di dalam distributor.
Distributor Tutup distributor Rotor Koil pengapian Igniter Engine ECU (Electronic Control Unit) Signal rotor Pick-up coil
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Koil Pengapian Komponen ini meningkatkan tegangan baterai (12V) untuk membangkitkan tegangan tinggi di atas 10kV, yang perlu untuk pengapian. Primary dan secondary coil diletakkan saling berdekatan. Saat arus diberikan secara intermittent ke primary coil, terciptalah saling induktansi. Meka-nisme ini dimanfaatkan untuk membangkitkan tegangan tinggi pada secondary coil. Koil pengapian dapat membangkitkan tegangan tinggi yang berbeda-beda sesuai dengan jumlah dan ukuran gulungan koil.
Tipe konvensional Tipe DIS (Direct Ignition System) Tipe IIA (Integrated Ignition Assembly) Primary terminal (+) Primary terminal (-) Primary coil Pusat besi (Iron core) Secondary coil Secondary terminal Igniter Busi
Melepas dan Memasang Distributor pada Mobil Melepas distributor Melepas semua kabel dari distributor Memutar poros engkol sehingga torak pada silinder 1 pada posisi TMA langkah kompresi (posisi saat pengapian ) Memberi tanda pada rumah distributor sesuai dengan arah jari rotor Memberi tanda pada rumah distributor dan blok motor Melepas distributor dari dudukannya
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 111
Memasang kembali distributor Pastikan bahwa posisi torak silinder 1 pada TMA langkah kompresi / posisi saat pengapian Menyesuaikan tanda pada rumah distributor dengan arah jari rotor Memasang distributor pada blok motor Memasang baut pengikat tapi jangan dikeraskan Pasang sistem pengabelan Stel saat pengapian, dan keraskan baut pengikat Hidupkan motor Menentukan letak silinder 1 Menurut normalisasi silinder 1 terletak paling jauh dari pemindah tenaga pada bentuk V atau bentuk datar silinder 1 terletak sebelah kiri dan paling jauh dari pemindah tenaga
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Pemindah tenaga
Pemindah tenaga
Menentukan urutan pengapian Dengan melihat gerakan katup Perhatikan jumlah silinder, untuk menentukan besar sudut jarak pengapian Putar poros engkol sampai kedua katup silinder 1 dalam posisi menutup ( langkah kompresi ) Putar poros engkol sesuai dengan besar sudut jarak pengapian periksa dan catat silinder mana yang kedua katupnya menutup Ulangi langkah kerja diatas sampai silinder memperoleh urutan pengapian Menutup lubang busi dengan gabus Membuka busi silinder 1 dan mengantinya dengan gabus Memutar motor sampai gabus pada silinder 1 lepas Membuka semua busi yang lain dan menggantinya dengan gabus Perhatikan dan catat, bila gabus lepas berarti pada silinder itu terjadi kompresi Ulangi sampai semua silinder sampai memperoleh urutan pengapian Penyetelan Kontak Pemutus dengan Dwell Tester Langkah kerja Lepas tutup distributor, rotor dan piringan tutup. Periksa celah kontak secara visual. Untuk mobil biasanya 0,4 – 0,5 mm. Jika celah kontak lebih besar atau lebih kecil, stel menurut metode yang sudah dijelaskan pada penyetelan dengan fuller. Pasang pengetes dwel Start motor dan periksa sudut dwel. Jika salah, stel celah kontak sampai mendapatkan hasil yang baik dan keraskan sekrup-sekrup pada kontak tetap. Pasang kembali, kontrol sudut dwel sekali lagi selama motor ( putaran idle ) Petunjuk Besar sudut dwel untuk motor 4 silinder biasanya 52 - 560, untuk motor 6 silinder 36 - 380
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 112
Kadang-kadang ada perubahan pada sudut dwel, yang tergantung pada jumlah putaran motor. Itu diakibatkan oleh kebebasan plat dudukan kontak dan kebebasan poros governor. Kalau jumlah perubahan lebih dari 5 derajat, distributor harus dioverhoul. Kecuali : distributor buatan delco ( GM ) dan Ducellier ( Renault ). Distributor tersebut mengalami perubahan sudut dwel pada saat advans vakum bekerja. Perubahan itu dikarenakan oleh konstruksinya. Penyetelan Saat Pengapian Cara Menyetel Dengan Lampu Timing Pasang lampu timing dan tachometer Kontrol / stel putaran idle Lihat saat pengapian pada putaran idle. Tanda pengapian terletak pada puli atau roda gaya. Jika tanda kotor, bersihkan terlebih dahulu
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Apabila saat pengapian tidak tepat, kendorkan sekrup pengikat distributor sampai distributor dapat digerakkan Putar distributor sampai didapatkan saat pengapian tepat, kemudian keraskan sekrup kembali
Busi Komponen ini menerima tegangan tinggi yang dibuat di koil pengapian, dan membangkitkan bunga api guna mengapikan percampuran udara-bahan bakar di dalam silinder. Tegangan tinggi membangkitkan bunga api listrik di celah antara elektroda tengah dan elektroda massa.
Busi dengan banyak elektroda Busi beralur Busi dengan elektroda menonjol Elektroda tengah Elektroda massa Alur-V Alur-U Perbedaan pada volume tonjolan
1. Kelistrikan Bodi Komponen-komponen kelistrikan bodi terdiri dari part-part kelistrikan yang dipasang pada bodi kendaraan yaitu wire harness, switch dan relay , sistem penerangan, meter kombinasi dan pengukur,
penghapus dan pembasuh kaca, air conditioning
A. Wire Harness Wire harness dibagi menjadi kelompok-kelompok berikut untuk memudahkan persambungan antara komponen-komponen kelistrikan sebuah kendaraan: wire dan kabel, part-part persambungan, part-part pelindung sirkuit, dll.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 113
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Wire dan Kabel Tipe tipe utama wire dan kabel digunakan pada kendaraan. Untuk melindungi, digunakan part-part pelindung wiring:
1. Wire bertegangan rendah
Tipe wire yang digunakan secara luas pada kendaraan, terdiri dari elemen wire element dan penyekatan.
2. Kabel-kabel berpelindung
Tipe kabel yang dirancang untuk melindungi dirinya sendiri dari gangguan-gangguan luar, dan digunakan pada area-area sebagai berikut: Kabel radio antenna feeder, Garis-garis sinyal pengapian, Garis-garis sinyal oxygen sensor, dll.
3. Kawat bertegangan tinggi (High-tension cords) Tipe kawat yang digunakan sebagai part dari sistem pengapian mesin bensin. Kawat ini terdiri dari sebuah konduktor (core wire) yang ditutup oleh penyekat karet tebal yang mencegah agar tegangan tinggi tidak bocor keluar.
4. Part-part pelindung wiring
Part-part pelindung menutup atau membalut wire dan kabel, atau mengamankannya dari part-part lain guna melindungi wiring harness Untuk memudahkan persambungan, wire harness dipusatkan di beberapa tempat pada kendaraan: Junction block (J/B) Junction block adalah part dimana konektorkonektor untuk sirkuit listrik dikelompokkan bersama-sama. Pada umumnya, terdiri dari: Papan-papan sirkuit tercetak, fuse, relay, pemutus sirkuit, dan alat-alat lain. Relay block (R/B) Meskipun sangat serupa dengan junction block, relay block tidak memiliki papan-papan sirkuit tercetak atau fungsi-fungsi per-sambungan terpusat lainnya
Ruang mesin J/B atau R/B Fuse dan fusible link
Relay
Konektor-Konektor Fungsi konektor-konektor, yang digunakan diantara wire harness atau diantara wire harness dan komponen kelistrikan, adalah untuk memberikan persambungan listrik. Terdapat dua tipe
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 114
konektor: Konektor wire-ke-wire, Konektor wire-ke-komponen. Konektor-konektor dibagi menjadi tipe laki-laki dan perempuan, tergantung pada bentuk terminalnya. Konektor-konektor tersebut tersedia dalam bermacam warna. Junction connector Fungsi junction connector adalah untuk menghubungkan terminal-terminal dari kelompok yang sama. Konektor persambungan (Junction connector) Fungsi konektor persambungan (Junction connector) adalah untuk menghubungkan terminal terminal pada kelompok yang sama.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Baut-baut massa digunakan untuk memassakan wire harness dan komponen komponen listrik ke bodi kendaraan. Tidak seperti baut-baut biasa, permukaan permukaan baut ini dicat hijau untuk mencegah oksidasi. Part-part Pelindung Sirkuit Part-part pelindung sirkuit melindungi sirkuit dari arus yang berlebihan yang mengalir saat kawat atau komponen listrik/elektronik mengalami konsleting. Fuse Sebuah fuse dipasang diantara fusible link dan alat kelistrikan. Saat arus yang melebihi nilai amper yang ditentukan mengalir melalui sirkuit alat kelistrikan individu, fuse meleleh untuk melindungti sirkuit. Digunakan dua tipe fuse: tipe mata pisau, dan tipe cartridge.
Fusible Link Sebuah fusible link dipasang segaris diantara sumber tenaga dan alat kelistrikan tempat dimana arus dengan amper tinggi mengalir. Bila arus yang berlebihan mengalir sebagai akibat dari konsletingnya wire harness dengan bodi, fusible link mencair untuk melindungi wire harness. Digunakan dua tipe fusible link: Tipe cartridge dan tipe link. Pemutus sirkuit Pemutus sirkuit digunakan untuk melindungi sirkuit dengan beban amper yang tinggi yang tidak dapat dilindungi oleh sebuah fuse, seperti power window, defogger, blower motor, dll. Saat arus yang melebihi nilai amper yang ditentukan mengalir, elemen bimetal di pemutus membangkitkan panas dan menyebarkannya guna memutus arus.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 115
Meskipun bila arus di bawah nilai amper yang ditentukan, bila arus mengalir berulang kali dalam waktu pendek atau panjang, tempe-ratur bimetal akan naik untuk memutus arus tersebut.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Tidak seperti fuse, sebuah pemutus sirkuit dapat digunakan kembali saat bimetalnya diset kembali. Pemutus arus memiliki dua tipe seperti yang ditunjukkan oleh gambar di sebelah kiri: tipe reset otomatik yang secara otomatis mengeset kembali, dan tipe reset manual yang secara manual mengeset kembali. B. Switch dan Relay Switch dan relay membuka dan menutup sirkuit listrik guna menghidupkan dan mematikan lampulampu, dan juga untuk mengoperasikan sistem-sistem kontrol. Switch Beberapa switch dioperasikan secara manual, sementara yang lainnya beroperasi secara otomatis dengan merasakan adanya tekanan, tekanan oli, atau temperatur. Relay Relay memungkinkan fungsi ON/OFF dengan arus kecil sirkuit listrik yang mem-butuhkan arus besar. Saat relay digunakan, sirkuit-sirkuit yang membutuhkan arus yang besar dapat disederhanakan.
Tipe-tipe switch dan relay
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Switch
Relay
Baterai
P a g e | 116
Switch yang langsung dioperasikan dengan tangan
a. b. c. d.
Switch Switch Switch Switch
rotary tekan gergaji tuas
Switch yang bekerja karena perubahan temperatur atau arus listrik e. Switch deteksi temperatur f. Switch deteksi arus Switch yang dioperasikan oleh perubahan permukaan fluida Relay g. Relay elektromagnetik h. Switching relay tipe bergantung
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
C. Sistem Penerangan Lampu besar Lampu besar mengarahkan sinarnya ke depan untuk memastikan jarak pandang pengemudi selama pengendaraan malam hari. Lampu-lampu tersebut dapat diganti untuk memberikan menyinaran jarak jauh (diarahkan ke atas) dan jarak dekat (diarahkan ke bawah). Lampu-lampu tersebut juga memberitahukan pengemudi kendaraan lain atau pejalan kaki akan kehadiran kendaraan Anda. Beberapa model dilengkapi dengan lampu pengendaraan siang hari yang tetap menyala setiap saat untuk memberikan peringatan kepada kendaraan lain akan kehadiran kendaraan Anda. Pembersih lampu besar untuk membersihkan lensa-lensa lampu besar juga tersedia pada beberapa model.
Lampu-Lampu Lain 1. Lampu belakang/kecil Pada malam hari atau di dalam terowongan, lampu belakang/kecil memberitahukan kendaraan di belakang akan keberadaan kendaraan ini. 2. Lampu berhenti (lampu rem) Lampu-lampu tanda ini memberitahukan kendaraan yang berada di belakang bahwa sedang dilakukan pengereman. Biasanya, lampu rem berbagi rumah lampu yang sama dengan lampu belakang/kecil, dan menyala lebih terang. 3. Lampu-lampu tanda belok Lampu-lampu tanda ini memberitahukan kendaraan lain bahwa kendaraan anda sedang membelok ke kanan atau ke kiri, atau arah perjalanannya berubah. 4. Lampu-lampu peringatan tanda bahaya Lampu-lampu tanda ini memberitahukan kendaraan lain bahwa kendaraan anda sedang melakukan penghentian darurat atau diparkir. 5. Lampu-lampu mundur Lampu-lampu tanda ini menyala saat kendaraan mundur. Lampu-lampu ini juga menyala pada malam hari. 6. Lampu clearance (lampu-lmapu posisi) Pada malam hari, lampu-lampu ini memberitahukan kendaraan lain akan posisi dan lebar kendaraan anda. 7. Lampu plat nomor Lampu-lampu ini membuat nomor-nomor pada plat nomor terlihat saat malam hari.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 117
8. Lampu-lampu kabut depan & belakang Lampu-lampu indikator tambahan ini digunakan di bawah kondisi cuaca yang buruk, seperti kabut atau hujan. 9. Lampu panel instrumen Menyala agar meter dan pengukur terlihat pada malam hari. Menyala saat switch dimmer lampu besar di putar satu langkah 10. Lampu interior (lampu dome/ruang) Pada umumnya, lampu ini terletak di tengah atap, atau bagian atas dalam kaca spion. Switch untuk lampu ini biasanya memiliki 3 pengesetan sebagai berikut: "ON" : tetap dalam keadaan menyala. "OFF" : tetap dalam keadaan mati. "DOOR" : menyala hanya bila pintu dibuka.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
D. Meter Kombinasi dan Pengukur Meter kombinasi dan pengukur terdiri dari meter, pengukur, lampu peringatan, dam lampu indikator untuk menunjukkan informasi yang dibutuhkan oleh pengemudi guna pengendaraan yang aman. Meter dan Pengukur Meter dan pengukur berikut menunjukkan, melalui gerakan jarum-jarumnya, informasi yang sering berubah. Tachometer Speedometer Pengukur temperatur air Pengukur bahan bakar (dengan lampu peringatan permukaan bahan bakar) Pengukur tekanan oli Voltmeter
Lampu-lampu Peringatan Lampu-lampu peringatan ini menyala pada situasi berikut: - Untuk memberi peringatan kepada pengemudi bahwa ada malafungsi atau membutuhkan pengisian kembali atau penggantian. - Untuk memastikan keamanan pengendaraan. Digunakan bohlam berwarna merah dan jingga, tergantung pada kegentingan atau prioritas informasi.
Lampu Lampu Lampu Lampu
peringatan ABS (hanya kendaraan yang dilengkapi dengan ABS saja) peringatan permukaan fluida rem indikator malafungsi peringatan pengosongan baterai
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 118
Lampu Lampu Lampu Lampu Lampu Lampu Lampu
peringatan peringatan peringatan peringatan peringatan peringatan peringatan
sabuk pengaman pintu terbuka airbag (hanya kendaraan yang dilengkapi dengan airbag saja) permukaan bahan bakar rendah tekanan oli rendah sedimenter bahan bakar (hanya untuk kendaraan bermesin diesel) glowplug (hanya untuk kendaraan bermesin diesel
Lampu-lampu Indikator Lampu-lampu ini menyala untuk memberitahukan pengemudi bahwa masing-masing alat berfungsi, setelah pengemudi mengoperasikan switch atau tuas. Bohlam berwarna biru, hijau dan jingga digunakan, tergantung pada tujuannya.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Indikator peringatan tanda bahaya dan tanda belok Lampu indikator tuas pemindah A/T (hanya kendaraan dengan transmisi otomatik saja) Indikator lampu jauh Lampu indikator overdrive off Lain-lain Penghapus dan Pembasuh Kaca 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Wiper motor dan linkage Reservoir fluida pembasuh Wiper arm dan blade belakang Wiper motor belakang Wiper arm dan blade Nozzle pembasuh depan Nozzle pembasuh belakang
Fungsi-fungsi penghapus kaca Fungsi kecepatan: mengganti kecepatan penghapus kaca antara HI dan LO. Fungsi intermittent : mengoperasikan penghapus kaca pada kecepatan LO. Terdapat pula tipe dimana interval dapat disetel dalam beberapa tahap. Fungsi kabut : mengoperasikan penghapus kaca sekali saat switch sedang bekerja. Fungsi parkir otomatis : meskipun penghapus kaca sedang beroperasi, akan tetapi bila memutar switch ke posisi OFF, maka penghapus kaca akan kembali ke posisi asalnya. Fungsi persambungan pembasuh : secara otomatis mengoperasikan penghapus kaca saat switch pembasuh diputar ke posisi ON untuk beberapa detik. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 119
D. Latihan 1. Jelaskan kemungkinan penyebabnya bilamana motor starter tidak dapat berputar untuk memutar roda gila (Fly wheel) 2. Jelaskan kemungkinan penyebabnya bilamana tidak terjadi pengisian pada aki. 3. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional (Platina) serta jelaskan bagaimana prinsip kerjanya sehingga dapat meloncatkan bunga api pada busi. 4. Jelaskan cara memasang distributor pada mobil bensin 5. Jelaskan bagaimana cara menyetel kontak pemutus (platina) dengan menggunakan Dwell Tester 6. Jelaskan kemungkinan penyebabnya bila mana lampu kepala tidak mau menyala 7. Jelaskan bagaimana cara menyetel lampu kepala
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 120
PERBAIKAN SISTEM AIR CONDITIONER (AC)
Standar Kompetensi Sub Kompetensi Waktu
: Mendiagnosis dan Memperbaiki sistem AC Otomotif : 1. Mendiagnosis sistem AC pada kendaraan ringan 2. Mengoverhaul sistem AC pada kendaraan ringan. : 100 menit
A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat melakukan: 1. Mendiagnosis sistem AC pada kendaraan ringan 2. Mengoverhaul sistem AC pada kendaraan ringan.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
B. Kegiatan Belajar Agar peserta pelatihan dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap komponen yang disajikan. 2. Setelah mempelajari materi modul ini, diharapkan peserta menjawab soal-soal latihan yang disediakan. C. Materi Pembelajaran
Air Conditioners (AC)
AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian peralatan (komponen) yang berfungsi untuk mendinginkan udara di dalam kabin agar penumpang dapat merasa segar dan nyaman.
Heater
Cooler
Dehumidifier
Rangkaian peralatan (komponen) tersebut adalah: Compressor Berfungsi untuk memompakan Refrigrant yang berbentuk gas agar tekanannya meningkat sehingga juga akan mengakibat-kan temperaturnya meningkat. Condenser Berfungsi untuk menyerap panas pada Refrigerant yang telah dikompresikan oleh kompresor dan mengubah refrigrant yang berbentuk gas menjadi cair (dingin). Dryer/Receifer Berfungsi untuk menampung Refrigerant cair untuk sementara, yang untuk selanjutnya mengalirkan ke Evaporator melalui Expansion Valve, sesuai dengan beban pendinginan yang dibutuhkan. Selain itu Dryer/Receifer juga berfungsi sebagai Filter untuk menyaring uap air dan kotoran yang dapat merugikan bagi siklus Refrigerant Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 121
Expansion Valve Berfungsi Mengabutkan Refrigrant kedalam Evaporator, agar Refrigerant cair dapat segera berubah menjadi gas.
Evaporator Merupakan kebalikan dari Condenser Berfungsi untuk menyerap panas dari udara yang melalui sirip-sirip pendingin Evaporator, sehingga udara tersebut menjadi dingin
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Cara Kerja Komponen AC 1. Compressor Kompresor di gerakkan oleh tali kipas dari puli engine. Perputaran kompresor ini akan menggerakkan Piston/Vane dan gerakan piston/vane ini akan menimbulkan tekanan bagi Refrigerant yang berbentuk gas sehingga tekanannya meningkat yang dengan sendirinya juga akan meningkatkan temperaturnya. Jenis kompresor dapat dipisahkan seperti dibawah ini: Tipe Reciprocating Tipe Rotary
Tipe Crank Tipe Swash Plate Tipe Through Vane
Tipe Reciprocating mengubah putaran Crankshaft menjadi gerakan bolak-balik pada piston. Tipe Crank Pada tipe ini sisi piston yang berfungsi hanya satu sisi saja, yaitu bagian atas. Oleh sebab itu pada kepala silinder (Valve Plate) terdapat dua katup yaitu katup isap (Suction) dan katup penyalur (Discharge). Lihat gambar mekanis kompresi.
Pada langkah turun, Refrigerant masuk kedalam ruang silinder dari Evaporator, dan pada langkah naik Refrigerant keluar dari ruang silinder menuju ke Condenser dengan tekanan meningkat dari 2,1 kg/cm2 menjadi 15 kg/cm2 yang mengubah temperatur dari 0oC menjadi 70oC. Tipe Swash Plate Terdiri dari sejumlah piston dengan interval 72o untuk kompresor 10 silinder dan interval 120o untuk kompresor 6 silinder. Kedua sisi ujung piston pada tipe ini berfungsi, yaitu apabila salah satu sisi melakukan langkah kompresi maka sisi lainnya melakukan langkah isap (lihat bagan gambar mekanis kompresi)
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 122
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Tipe Through Vane Tipe Through Vane ini terdiri atas dua vane yang integral dan saling tegak lurus. Dan bila rotor berputar vane akan bergeser pada arah radial sehingga ujung-ujung vane akan selalu bersinggungan dengan permukaan dalam silinder. (lihat bagan gambar mekanis kompresi).
Kopling Magnet (Magnetic Clutch) Kopling magnet adalah perlengkapan kompresor yaitu suatu alat yang dipergunakan untuk melepas dan menghubungkan kompresor dengan putaran mesin. Peralatan intinya adalah: Stator, Rotor dan Pressure Plate. Sistem kerja dari alat ini adalah Elektro Magnetic.
Konstruksi
Puli terpasang pada poros kompressor dengan bantalan di antaranya menyebabkan puli dapat bergerak dengan bebas. Sedang stator terikat dengan kompressor housing, pressure plate terpasang mati pada poros compressor.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 123
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
2. Condenser Refrigerant yang masuk kedalam Condenser oleh karena tekanan kompresor masih dalam bentuk gas dengan temperatur yang cukup tinggi (80oC). Temperatur yang tinggi dari Refrigerant yang berada dalam Condenser yang bentuknya berliku-liku akan mengakibatkan terjadinya pelepasan panas oleh Refrigerant. Proses pelepasan panas ini di permudah dengan adanya aliran udara baik dari gerakan mobil maupun isapan Fan yang terpasang dibelakang Condenser. Semakin baik pelepasan panas yang di hasilkan oleh Condenser makin baik pula pendinginan yang akan dilakukan oleh Evaporator. Pada ujung pipa keluar Condenser Refrigerant sudah tidak berbentuk gas lagi akan tetapi sudah berubah menjadi Refrigerant cair dengan temperatur 57oC (cooled liquid). 3. Receifer/Dryer Refrigerant dari Condenser masuk ke tabung Receifer melalui lubang masuk (inlet port), kemudian melalui Dryer, Desiccant dan Filter Refrigerant cair naik dan keluar melalui lubang keluar (Outlet Port) menuju ke Expansion Valve. Dryer, Desiccant maupun Filter berfungsi untuk mencegah kotoran yang dapat menimbulkan karat maupun pembekuan Refrigerant terutama pada Expansion Valve yang mana akan mengganggu siklus dari Refrigerant. Bagian atas dari Receifer/Dryer disediakan gelas kaca (Sight Glass) yang berfungsi untuk melihat sirkulasi Refrigerant. 4. Expansion Valve Oleh karena fungsi dari Expansion Valve ini untuk mengabutkan Refrigerant kedalam Evaporator, maka lubang keluar pada alat ini berbentuk lubang kecil ( Orifice) konstan atau dapat diatur melalui katup (Valve) yang pengaturannya menggunakan perubahan temperatur yang dideteksi oleh sebuah sensor panas. Berdasarkan pengaturan pengabutan ini expansion valve dibedakan menjadi: Expansion Valve tekanan konstan Expansion Valve tipe thermal Pada gambar disamping adalah cara kerja Expansion Valve tipe thermal.
Pembukaan Valve sangat bergantung dari besar kecilnya tekanan Pf dari Heat Sensitizing Tube. Bila temperatur lubang keluar (Out Let) Evaporator dimana alat ini ditempelkan meningkat, maka tekanan Pf > dari tekanan Ps + Pe, maka Refrigerant yang disemprotkan akan lebih banyak. Sebaliknya bila temperatur lubang keluar (Out Let) Evaporator menurun maka tekanan Pf < Ps + Pe, maka Refrigerant yang disemprotkan akan lebih sedikit. Ps: tekanan pegas Ps: tekanan uap didalam evaporator
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 124
5. Evaporator Perubahan zat cair dari refrigerant menjadi gas yang terjadi pada evaporator akan berakibat terjadi penyerapan panas pada daerah sekelilingnya, udara yang melewati kisi-kisi evaporator panasnya akan terserap sehingga dengan hembusan Blower udara yang ke luar keruang kabin mobil akan menjadi dingin.
AC Otomatis
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Sistem AC otomatis mengatur temperatur interior secara otomatis pada temperatur yang telah ditentukan. Saat mode pengoperasian diset ke posisi AUTO dan temperatur diset, maka sensor-sensor mendeteksi temperatur udara ambient, temperatur interior, dan temperatur yang telah ditentukan. Kemudian, komputer secara otomatis mengontrol temperatur outlet, kecepatan blower, dan posisi outlet untuk mendapatkan temperatur yang telah ditentukan. Pengetesan Sistem AC Bermacam cara dapat dilaksanakan untuk pengetesan sistem AC, antara lain (1) Tes tekanan (2) Tes temperatur (3) Tes kebocoran
A. Bagian tekanan rendah tinggi
1. Tes tekanan
B. Bagian tekanan
Putaran mesin 2000 rpm Sistem AC yang bekerja normal saluran isap kompresor, zat pendingin harus berupa gas dengan tekanan 1,5 – 2 bar (21 – 29 psi). Pada saluran tekan kompresor zat pendingin masih berbentuk gas dengan tekanan 14,5 – 2 bar (200 – 213 psi). Besar tekanan ini juga berlaku sampai zat pendingin masuk ke katup ekspansi. Zat pendingin berubah bentuk dari gas menjadi cair karena didinginkan oleh kondensor. Keterangan : TR = Tekanan rendah. TT = Tekanan tinggi.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 125
Tekanan zat pendingin diturunkan oleh katub ekspansi, dalam evaporator zat pendingin mengambil panas di sekelilingnya, berubah bentuk menjadi gas dan kembali ke saluran isap Kompresor. Proses berulang terus seperti semula. - Sistem AC tidak bekerja normal Kedua manometer menunjukkan tekanan yang rendah dari semestinya. Tekanan yang kurang pada saluran tekan dan saluran hisap kompresor menunjukkan zat pendingin yang beredar dalam sistem volumenya sudah berkurang. Kekurangan zat pendingin yang sudah diisi penuh disebabkan kebocoran pada sistem, akibatnya sistem AC bekerja tidak efisien (AC kurang dingin). Bila tekanan tinggi diukur setelah saringan, hal ini bisa menunjukkan saringan sudah kotor.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Kedua manometer menunjukkan tekanan yang lebih besar Pengisian zat pendingin terlalu banyak.Tekanan pada bagian tekanan tinggi akan na-ik, volume zat pendingin yang disemprotkan katup ekspansi akan lebih besar, menyebabkan saluran tekanan rendah naik pula tekanannya. Pendingin kondensor yang kurang baik, menyebabkan temperatur evaporator menjadi naik, dan tekanan pipa kontrol katup ekspansi akan naik juga mengakibatkan katup ekspansi akan selalu membuka. Tekanan kedua bagian saluran tekanan tinggi & rendah akan naik
Bila manometer menunjukkan tekanan yang lebih besar lagi pada kedua saluran, hal ini berarti ada uap air yang beredar dalam sistem. Pengisian zat pendingin yang terlalu banyak harus dihindari, karena sistem AC bekerja lebih berat dan terasa kurang dingin Manomater tekanan rendah lebih tinggi dan manometer tekanan tinggi lebih rendah - Kebocoran pada bagian – bagian yang berge-sekan dari kompresor seperti katup – katup cincin torak, menyebabkan kompresor tidak bekerja dengan baik. - Langkah tekan kompresor tidak menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dan temperatur eva-porator naik, katup expansi akan selalu terbuka. - Katup – katup kompresor yang rusak akan menyebabkan zat pendinginan yang ditekan akan mengalami kebocoran kebagian saluran hisap, akibatnya saluran hisap tekanannya akan lebih naik/tinggi dan bagian saluran tekanan, tekanannya akan turun/rendah
2.
a.
Tes temperatur Mengukur temperatur udara dalam saluran evaporator Pengetesan kemampuan sistem AC dengan cara ini masih pada putaran mesin 2000 rpm, AC bekerja dengan beban penuh dan pengetesan dengan manometer menunjukkan sistem tidak ada kesalahan. Tabel perbandingan temperatur udara luar dan temperatur udara dalam saluran evaporator di bawah ini, dapat dijadikan pedoman untuk tes temperatur. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 126
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Temperatur udara luar (ºC) 15 20 26 32 37
Temperatur udara dalam saluran evaporator (ºC) 4–6 4–6 4–7 5–8 7 – 10
Bila temperatur udara pada saluran evaporator : 4 - 6ºC hal ini berarti pada waktu kopling magnet menghubung adalah : 6ºC dan waktu melepas 4ºC. b. Mengukur temperatur ruangan AC & kelembaban udara
Prosentase kelembaban udara relatif yang lebih besar dapat diturunkan oleh sistem AC, karena udara yang basah/lembab akan dikeringkan oleh evaporator, hal ini terlihat adanya tetesan air (kondensasi) di sekitar pipa – pipa evaporator. Dengan Higrometer kita dapat mengukur kelembaban udara dalam ruangan AC, kelembaban udara yang ideal adalah 45 –50% dengan temperatur ruangan 20 - 22ºC. Bila kelembaban udara luar tidak jauh berbeda dengan kelembaban udara dalam ruangan AC, hal ini berarti evaporator terlalu basah & kotor. Gejala ini juga terasa AC kurang dingin 3. Mengetes kebocoran Mengetes kebocoran zat pendingin pada sistem dapat dilakukan dengan macam – macam cara, secara sederhana dapat dilakukan dengan memeriksa sambungan – sambungan instalasi pipa memakai busa sabun, atau dengan kompor nyala api sipiritus. Gambar di sebelah memperlihatkan alat detektor elektronik yang dapat mencari kebocoran freon dari sistem
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 127
Melepas dan Memasang Kompresor, Mengganti Kopling Magnet Alat
Kotak alat Special service tool/SST) Manometer dan perleng-
kapannya
Stetoskop
Bahan Mobil dengan AC Kompresor dan kopling magnet Oli khusus kompresor AC Freon Kain lap
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
A. Pemeriksaan pada ruang mesin Langkah Kerja - Hidupkan sistem AC dengan putaran mesin 2000 rpm, lakukan pemeriksaan kemampuan kerja kompresor dengan manometer - Pemeriksa dudukan kompresor pada blok mesin. Kompresor harus duduk dan dibautkan dengan baik. Hubungan roda puli kompresor dengan poros mesin harus lurus bila dilihat dari samping mesin. Hubungan yang tidak lurus akan mengakibatkan sabuk (belt) cepat rusak dan bantalan magnet cepat aus.
Periksa kerja kopling magnet Kopling magnet dapat menghubung dan memutus dengan poros kompresor secara baik, tanpa menimbulkan suara yang kasar setelah kopling magnet bekerja. (Tapi sesaat kopling magnet menghubung memang menimbulkan bunyi karena sabuk penggerak mengalami slip untuk menyesuaikan putaran, hal itu adalah wajar !) Suara yang kasar juga dapat didengar pada kompresor saat bekerja, bunyi tersebut disebabkan oleh kerusakan mekanis yang terjadi dalam kompresor (kerusakan bantalan poros torak, dll) Pastikan bunyi terjadi dengan menggunakan steteskop !
Pada waktu mesin & sistem AC tidak bekerja, periksa tahanan gulungan kopling magnet Besaran tahanan 3 – 4 Ohm
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Periksa juga dari kemungkinan ada hubungan singkat dengan massa (bodi)
P a g e | 128
B. Pemeriksaan setelah kompresor dilepas dari sistem
Periksa kebocoran pada kompresor tutup sambungan TR & TT. Isikan freon dengan tekanan 3 bar ( 43 psi) ke dalam kompresor melalui katup pelayanan TT Periksa kemungkinan kebocoran freon dengan detektor !
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Periksa pegas penekan kopling magnet dari kemungkinan patah atau korosi Periksa besar celah plat penekan dengan roda puli. Besar celah 0,3 – 0,6 mm Celah yang lebih besar disebabkan keausan yang terjadi akibat gesekan antara plat penekan dengan roda puli
Lepas kopling magnet seperti urutan langkah pada gambar
Ukur besar tahanan gulungan kopling magnet Tahanan gulungan 3 – 4 Ohm
Bila pada kompresor terdapat kebocoran sil poros atau bantalan poros sudah rusak sehingga menimbulkan suara waktu kompresor bekerja, bongkar kompresor!
D. Latihan AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian peralatan (komponen) yang berfungsi untuk mendinginkan udara di dalam kabin agar penumpang dapat merasa segar dan nyaman. 1. Gambarkan rangkaian komponen AC mobil dan jelaskan bagaimana caranya sehingga dapat memberikan penumpang rasa segar dan nyaman. 2. Jelaskan masing-masing fungsi setiap komponen pada sistem AC mobil 3. Jelaskan kemungkinan penyebab bilamana AC mobil tidak dapat mengeluarkan hawa dingin. 4. Jelaskan bagaimana cara pengetesan sistem AC dengan Tes Tekanan 5. Jelaskan cara melepas dan memasang kompresor dan mengganti kopling magnet
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 129