KATA PENGANTAR
Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Sulawesi Utara di tahun 2008 adalah Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008. Dengan demikian dapat dikatakan Buku Profil Kesehatan ini pada intinya berisi berbagai data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Sulawesi Utara pada tahun 2008. Oleh karena kedudukannya yang sangat strategis itu, penyusunan Buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008 ini perlu disusun dengan cermat dan sedapat mungkin diusahakan kesesuaian antara berbagai sumber data yang menjadi acuan dalam penyusunan Buku Profil Kesehatan ini, baik data yang berasal dari lingkungan Dinas Kesehatan tingkat Provinsi, Tingkat Kabupaten/Kota maupun dengan sektor terkait diberbagai tingkatan administrasi. Isi Buku profil Kesehatan dimulai dengan Pendahuluan, Gambaran Umum, Pembangunan Kesehatan Daerah, Pencapaian Pembangunan Kesehatan, Upaya Pelayanan Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, Penutup dan Daftar Pustaka. Buku Profil Kesehatan ini disajikan dalam bentuk hard copy (pencetakan buku) dan soft copy (CD), dan dapat diakses dalam website resmi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara dengan alamat http : www.dinkes-sulut.com. Kepada tim yang telah bekerja keras serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Buku Profil Kesehatan ini, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih. Kami menyadari bahwa data yang tersedia dan bentuk penyajian dalam Buku Profil Kesehatan ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan masukan dari pengguna untuk perbaikan buku ini di masa mendatang. Semoga Buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008 ini dapat bermanfaat. Manado, Oktober 2009 Kepala Balai Data, Surveilans dan Sistem Informasi Kesehatan
Dr. Nora Lumentut NIP. 196201081996032001
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
i
KATA SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI UTARA
Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan karuniaNya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008 dapat diterbitkan sebagai wujud kerja keras dan partisipasi seluruh jajaran lingkup Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. Saya menyambut baik terbitnya Buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008 ini karena di era informasi dan teknologi sekarang ini, semakin dirasakan bahwa data dan informasi kesehatan sangat dibutuhkan, baik untuk manajemen kesehatan, pelaksanaan pelayanan kesehatan, pengambilan keputusan serta dapat digunakan sebagai salah satu rujukan data dan informasi. Oleh karena itu perlu dibangun kerjasama dalam mengembangkan “Data Kesehatan” dengan cara meningkatkan koordinasi dalam pertukaran data dan informasi baik di lingkungan Dinas Kesehatan tingkat Provinsi, tingkat Kabupaten/Kota maupun dengan sektor terkait di berbagai tingkatan administrasi. Kerja sama tersebut dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas data yang dibutuhkan untuk manajemen kesehatan. Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik untuk penyempurnaan buku ini sangat kami harapkan, kerja sama yang telah dibina dalam proses penyusunan buku ini harus terus ditingkatkan. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam menyumbangkan usulan, pikiran, data dan informasi dalam pembuatan Buku Profil ini. Semoga Buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara ini dapat bermanfaat.
Manado, Oktober 2009 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara
Dr. MAXI R. RONDONUWU, DHSM NIP. 140 268 410
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
ii
DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
GAMBARAN UMUM
3
A. KEPENDUDUKAN
3
B. KEADAAN EKONOMI C. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
4 6
PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH
9
A. VISI
9
B. MISI
9
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
BAB VII
C. STRATEGI D. PROGRAM—PROGRAM
10 11
PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
13
A. UMUR HARAPAN HIDUP A. MORTALITAS B. MORBIDITAS C. STATUS GIZI
13 13 19 32
UPAYA PELAYANAN KESEHATAN
35
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
35
B. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
43
C. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
46
D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
47
E. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA
49
F. PEMBERANTASAN PENYAKIT
51
G. PENYEHATAN LINGKUNGAN
74
SUMBER DAYA KESEHATAN
79
A. SARANA KESEHATAN
79
B. TENAGA KESEHATAN
84
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
86
PENUTUP
89
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
iii
DAFTAR TABEL TABEL I.1.
LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
4
TABEL I.2.
PERBANDINGAN IPM KABUPATEN/KOTA
6
TABEL I.3.
KOMPONEN PENYUSUN IPM MENURUT KABUPATEN KOTA SEPROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
7
TABEL IV.1.
JUMLAH LAHIR HIDUP, LAHIR MATI, KEMATIAN BAYI DAN BALITA DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2007-2008
17
TABEL IV.2.
SEPULUH (10) BESAR PENYAKIT MENULAR MENONJOL DI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
19
TABEL IV.3.
DISTRIBUSI KASUS HIV/AIDS TOTAL TAHUN 1997 S/D 2008 MENURUT KABUPATEN/KOTA SE-PROVINSI SULAWESI UTARA
23
TABEL IV.4.
DISTRIBUSI KASUS GIGITAN DAN LYSSA PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
32
TABEL V.1.
DATA PUSKESMAS, TENAGA KESEHATAN DILATIH MTBS DAN SDIDTK TAHUN 2008
35
TABEL V.2.
DATA PUSKESMAS, TENAGA KESEHATAN DILATIH MANAJEMEN ASFIKSIA DAN BBLR TAHUN 2008
36
TABEL V.3.
JUMLAH BIDAN/BIDAN DESA DAN BIDAN KIT
40
TABEL V.4.
JUMLAH PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT DI SULAWESI UTARA YANG MAMPU MELAKSANAKAN PONED DAN PONEK
40
TABEL V.5.
JUMLAH DUKUN DAN DUKUN YANG BERMITRA DI PROVINSI SULAWESI UTARA S/D TAHUN 2008
41
TABEL V.6
KABUPATEN, KECAMATAN, PUSKESMAS DAN NAMA PULAU YANG TERMASUK DTPK SULAWESI UTARA TAHUN 2008
45
TABEL V.7.
HASIL CAKUPAN PROGRAM GIZI TAHUN 2000-2008
48
TABEL V.8.
JENIS PELATIHAN DAN JUMLAH TENAGA KESEHATAN TERLATIH PENANGGULANGAN BENCANA PROVINSI SULAWESI UTARA SAMPAI TAHUN 2008
50
TABEL V.9.
PRESENTASE PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MENURUT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS DAN KABUPATEN KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA
52
TABEL V.10.
DISTRIBUSI PETUGAN YANG TELAH DILATIH MTBS DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2001 S/D 2007
56
TABEL V.11.
PREVALENSI ISPA, PNEUMONIA, TB, CAMPAK, MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA
57
TABEL V.12.
PREVALENSI DIARE, DAN PEMAKAIAN OBAT DIARE MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA
58
TABEL V.13.
PREVALENSI FILARIASIS, DEMAM BERDARAH DENGUE, MALARIA, DAN PEMAKAIAN OBAT PROGRAM MALARIA MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA
65
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
iv
TABEL V.14.
PERSENTASE ANAK UMUR 12-59 BULAN YANG MENDAPATKAN IMUNISASI DASAR MENURUT KABUPATEN/KOTA DI SULAWESI UTARA
68
TABEL V.15.
PERSENTASE ANAK UMUR 12-59 BULAN YANG MENDAPATKAN IMUNISASI LENGKAP MENURUT KABUPATEN/KOTA DI SULAWESI UTARA
69
TABEL V.16.
PREVALENSI PENYAKIT PERSENDIAN, HIPERTENSI, DAN STROKE MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA
70
TABEL V.17.
PREVALENSI PENYAKIT PERSENDIAN, HIPERTENSI, DAN STROKE MENURUT KARAKTERISTIK RESPONDEN DI PROVINSI SULAWESI UTARA
71
TABEL V.18.
PREVALENSI PENYAKIT ASMA, JANTUNG, DIABETES, DAN TUMOR MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA
72
TABEL V.19.
PREVALENSI PENYAKIT ASMA, JANTUNG, DIABETES, DAN TUMOR BERDASARKAN DIAGNOSIS TENAGA KESEHATAN ATAU GEJALA MENURUT KARAKTERISTIK RESPONDEN DI PROVINSI SULAWESI UTARA
73
TABEL VI.1.
RASIO PUSKESMAS-PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
80
TABEL VI.2.
PERBANDINGAN DANA KESEHATAN DEKONSENTRASI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2005-2008 (x 1000)
87
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
v
DAFTAR GAMBAR GAMBAR II.1.
PETA WILAYAH PROVINSI SULAWESI UTARA DAN 13 KABUPATEN/KOTA TAHUN 2009
3
GAMBAR II.2.
PDRB ORVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2005-2008 9TRILIUN RUPIAH)
4
GAMBAR II.3.
STRU7KTUR EKONOMI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
5
GAMBAR II.4.
PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TAHUN 2001-2008
5
GAMBAR IV.1.
TREN UMUR HARAPAN HIDUP PROVINSI SULAWESI UTARA
13
GAMBAR IV.2.
PERBANDINGAN AKB NASIONAL DAN PROVINSI SULAWESI UTARA
14
GAMBAR IV.3.
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
15
GAMBAR IV.4.
PERSENTASE PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL DI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
15
GAMBAR IV.5.
PERBANDINGAN ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL NASIONAL DAN SULAWESI UTARA
16
GAMBAR IV.6.
KECENDERUNGAN JUMLAH KEMATIAN IBU PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
17
GAMBAR IV.7.
JUMLAH KEMATIAN IBU DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
18
GAMBAR IV.8.
PERSENTASE PENYEBAB KEMATIAN IBU DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
18
GAMBAR IV.9.
JUMLAH KASUS AFP DAN NON POLIO AFP RATE PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
21
GAMBAR IV.10.
NON POLIO AFP RATE PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
21
GAMBAR IV.11.
JUMLAH KASUS HIV/AIDS PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 1997-2008
22
GAMBAR IV.12.
PENDERITA MALARIA KLINIS DAN AMI DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2005-2008
24
GAMBAR IV.13.
DISTRIBUSI KASUS MALARIA KLINIS KABUPATEN/KOTA SEPROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
25
GAMBAR IV.14.
SPR KASUS MALARIA KLINIS SE PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2005 S/D 2008
25
GAMBAR IV.15.
JUMLAH KASUS DBD DAN KEMATIAN SELANG TAHUN 2005-2008
26
GAMBAR IV.16.
GRAFIK IR DAN CFR DBD 2005—2008
27
GAMBAR IV.17.
KASUS DBD DAN KEMATIAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA MENURUT BULAN TAHUN 2008
27
GAMBAR IV.18.
DISTRIBUSI KASUS DBD DAN KEMATIAN MENURUT KABUPATEN KOTA SEPROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
28
GAMBAR IV.19.
CDR TB PARU PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
29
GAMBAR IV.20.
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) TB PARU PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
GAMBAR IV.21.
KASUS DIARE BALITA DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
30
GAMBAR IV.22.
KASUS GIGITAN DAN LYSSA DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 20032008
31
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
vi
GAMBAR IV.23. .
KASUS GIGITAN DAN PEMBERIAN VAR DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2003-2008
31
GAMBAR IV.24.
KASUS GIZI BURUK MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2008
33
GAMBAR V.1.
CAKUPAN PELAYANAN K1 IBU HAMIL PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
37
GAMBAR V.2.
CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
37
GAMBAR V.3.
CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
38
GAMBAR V.4.
PERSENTASE DISTRIBUSI PENOLONG PERSALINAN PROVINSI SULAWESI UTARA
38
GAMBAR V.5.
DETEKSI IBU HAMIL RISTI/KOMPLIKASI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
39
GAMBAR V.6.
GRAFIK CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL (KN2) PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
39
GAMBAR V.7.
CAKUPAN UCI KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
41
GAMBAR V.8.
CAKUPAN IMUNISASI DPT1-Hb1 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
42
GAMBAR V.9.
DROP OUT (DPT1-CAMPAK) SULAWESI UTARA TAHUN 2008
42
GAMBAR V.10.
DATA PUSKESMAS BINA KESEHATAN LANJUT USIA PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2007
43
GAMBAR V.11.
JUMLAH POSYANDU USILA SE-PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
44
GAMBAR V.12.
CAKUPAN PELAYANAN PRA USILA DAN USILA SE-PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
44
GAMBAR V.13.
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PEKERJA INFORMAL PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
45
.GAMBAR V.14.
CAKUPAN MASYARAKAT MISKIN YANG MENDAPATKAN ASKESKIN DI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
47
GAMBAR V.15.
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A (2 KALI) BALITA DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
48
GAMBAR V.16.
CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI Fe-1 dan Fe-3 DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
49
GAMBAR V.17.
DISTRIBUSI KASUS HIV/AIDS BERDASARKAN TAHUN DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 1997 S/D 2008
51
GAMBAR V.18.
JUMLAH KASUS AIDS DAN KEMATIAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 1997 S/D 2008
51
GAMBAR V.19.
DISTRIBUSI KASUS HIV DAN AIDS BERDASARKAN KELOMPOK UMUR DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 1997 S/D 2008
52
GAMBAR V.20.
JUMLAH KASUS HIV DAN AIDS BERDASARKAN FAKTOR RESIKO DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 1997 S/D 2008
52
GAMBAR V.21.
CASE NOTIFICATION RATE TAHUN 2004-2008 PROVINSI SULAWESI UTARA
53
GAMBAR V.22.
POLA PENULARAN KASUS TBC PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 20012008
53
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
vii
GAMBAR V.23. .
PENDERITA BARU BTA POSITIF (cdr) DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2004 S/D 2008
54
GAMBAR V.24.
ERROR RATE < 5% DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2003-2007
54
GAMBAR V.25.
DATA CURE RATE PENDERITA BARU BTA (+) PER KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2004 S/D 2007
55
GAMBAR V.26.
DISTRIBUSI KASUS PNEUMONIA PADA BALITA BERDASARKAN KABUPATEN/ KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2007 S/D 2008
55
GAMBAR V.27.
DISTRIBUSI KASUS PNEUMONIA PADA BALITA BERDASARKAN KELOMPOK UMUR DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2007 S/D 2008
56
GAMBAR V.28.
TREND PENYAKIT DIARE DAN KEMATIAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2005 S/D 2008
57
GAMBAR V.29.
CDR/100.000 PENDUDUK DALAM 10 TAHUN TERAKHIR
58
GAMBAR V.30.
PROPORSI CACAT 2 DAN PROPORSI ANAK DALAM 10 TAHUN TERAKHIR
59
GAMBAR V.31.
JUMLAH MALARIA KLINIS, SD DIPERIKSA, SD POSITIF, POSITIF MALARIA PF + MIX DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2005 S/D 2008
60
GAMBAR V.32.
SITUASI MALARIA BERDASARKAN AMI 0/00 DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2004 S/D 2008
61
GAMBAR V.33.
PETA VEKTOR MALARIA KABUPATEN/KOTA DI SULAWESI UTARA TAHUN 2007
61
GAMBAR V.34.
DISTRIBUSI KASUS DBD PER BULAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2005 S/D 2008
62
GAMBAR V.35.
JUMLAH KASUS DBD PER KABUPATEN/KOTA DALAM 4 TAHUN TERAKHIR
62
GAMBAR V.36.
ZONASI STATUS WARNA BERDASARKAN INCIDENCE RATE PER KABUPATEN/ KOTA DI SULAWESI UTARA SELAMA 4 TAHUN TERAKHIR
63
GAMBAR V.37.
KASUS KRONIS FILARIA (KAKI GAJAH) PADA 5 KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2005 S/D 2007
64
GAMBAR V.38.
MIKROFILARIA RATE (Mf RATE) PADA 4 (EMPAT) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2007
65
GAMBAR V.39.
KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (GHPR) DAN LYSSA DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
66
GAMBAR V.40.
KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (GHPR) PER BULAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
67
GAMBAR V.41.
JUMLAH SPESIMEN HEWAN DIPERIKSA DAN YANG POSITIF DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2005 S/D 2008
67
GAMBAR V.42.
TREN % RUMAH YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DI SULAWESI UTARA DALAM PERSEN TAHUN 2006 S/D 2008
74
GAMBAR V.43.
TREN % JAMBAN YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DI SULAWESI UTARA DALAM PERSEN TAHUN 2006 S/D 2008
75
GAMBAR V.44.
TREN % SPAL YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DI SULAWESI UTARA DALAM PERSEN TAHUN 2006 S/D 2008
76
GAMBAR V.45.
TREN % TP PESTISIDA YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DI SULAWESI UTARA DALAM PERSEN TAHUN 2006 S/D 2008
76
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
viii
GAMBAR V.46. .
TREN % TTU YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DI SULAWESI UTARA DALAM PERSEN TAHUN 2006 S/D 2008
77
GAMBAR V.47.
TREN % TPM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DI SULAWESI UTARA DALAM PERSEN TAHUN 2006 S/D 2008
77
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
ix
BAB I PENDAHULUAN
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara adalah gambaran situasi kesehatan di Provinsi Sulawesi Utara yang diterbitkan setahun sekali. Profil ini memuat data tentang kesehatan, baik yang meliputi derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan. Profil kesehatan juga menyajikan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, data sosial ekonomi, data lingkungan. Data dianalisis dengan analisis sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Dalam setiap penerbitan Profil Kesehatan Sulawesi Utara selalu terdapat perbedaan baik dari segi materi, analisis maupun dari bentuk tampilan fisiknya sesuai masukan dari para pengelola program di lingkungan Dinas Kesehatan dan pemakai pada umumnya. Informasi yang disajikan dalam profil ini bersumber dari beberapa pihak baik dari bidangbidang di lingkungan internal Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se Sulawesi Utara maupun yang bersumber dari luar seperti kantor statistik (BPS Sulawesi Utara) dan hasil-hasil survey dan riset seperti Riset Kesehatan Daerah tahun 2007 (yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan) dan Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia (Indonesia Demographic and Health Survey 2007 (yang dilaksanakan oleh Macro International bekerja sama dengan Depkes, BKKBN dan BPS)
Bab II Gambaran Umum. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Sulawesi Utara. Selain uraian tentang letak geografis, demografis, administrasi, pendidikan ekonomi, bab ini juga menyajikan uraian singkat mengenai Indeks Pembangunan Manusia Bab III. Pembangunan Kesehatan Daerah. Bab ini berisi tentang Visi, Misi, Strategi dan Program Pembangunan Kesehatan di Provinsi Sulawesi Utara. Bab IV. Pencapaian Pembangunan Kesehatan . Bab ini berisi uraian tentang situasi Derajad Kesehatan, antara lain Umur Harapan Hidup, Angka Kematian, Angka Kesakitan dan Status Gizi. Bab V. Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini menguraikan hasil-hasil upaya-upaya kesehatan baik upaya kesehatan wajib seperti Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan Gizi, Promosi Kesehatan, Pengendalian Penyakit Menular (dan Tidak Menular), Lingkungan Sehat maupun upaya kesehatan pengembangan, termasuk uraian singkat tentang situasi jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin. Bab VI. Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, ketenagaan pembiayaan kesehatan. Bab VII. Penutup.
Tujuan utama diterbitkannya Profil Kesehatan Sulawesi Utara 2008 adalah untuk memberikan informasi / gambaran keadaan kesehatan / hasil pembangunan di bidang kesehatan di Provinsi Sulawesi Utara, khususnya untuk tahun 2008 dalam bentuk narasi , tabel dan gambar. Profil Kesehatan Sulawesi Utara 2008 ini terdiri dari 7 (tujuh) bab yaitu: Bab I Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang maksud dan tujuan penulisan Profil Kesehatan Sulawesi Utara serta sistematika penyajiannya
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
1
2
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
BAB I I GAMBARAN UMUM Provinsi Sulawesi Utara dengan ibu kota Manado terletak antara 0°15’ – 5°34’ Lintang Utara dan antara 123°07’ – 127°10’ Bujur Timur, yang berbatasan dengan Laut Sulawesi, Republik
Philipina dan Laut Pasifik disebelah utara serta Laut Maluku di sebelah timur. Batas sebelah selatan dan barat masing-masing adalah Teluk Tomini dan Provinsi Gorontalo.
Gambar II. 1. Peta wilayah Provinsi Sulawesi Utara dan 13 Kabupaten/Kota Tahun 2008
Luas Wilayah Sulawesi Utara tercatat 15.273,60 km2 (luas ini memang mengalami perubahan karena dihitung dengan menggunakan peta rupa bumi skala 1 : 50.000) yang meliputi sembilan kabupaten dan empat kota. Bolaang Mongondow merupakan kabupaten terluas dengan luas wilayah 6.230,95 km2 atau 40,79 persen dari wilayah Sulawesi Utara. Pada akhir tahun 2008 wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow telah mengalami pemekaran menjadi tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Oleh karena data demografik pasti tentang kabupaten-kabupaten baru tersebut belum diketahui, maka data demografi yang dimasukkan dalam buku ini hanyalah data Kabupaten Bolaang Mongondow sebelum pemekaran. Di Sulawesi Utara terdapat 41 gunung yang tersebar pada beberapa kabupaten/kota. Sedangkan jumlah danau tercatat ada sebanyak 17 danau dan jumlah sungai yang mengaliri wilayah Sulawesi Utara sebanyak 30 sungai.
Berdasarkan pencatatan Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi, rata-rata temperatur di Kota Manado dan sekitarnya sepanjang tahun 2007 adalah sekitar 26,2 oC. a. Kependudukan Berdasarkan estimasi data penduduk menurut Buku Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2007 -2011 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan RI Tahun 2009, jumlah penduduk di Sulawesi Utara tahun 2008 sebanyak 2.208.014 jiwa. Secara keseluruhan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari penduduk yang berjenis kelamin perempuan, yang tercermin dari angka rasio jenis kelamin yang lebih besar dari 100 yaitu 103,82. Jika dibandingkan dengan luas wilayah provinsi yang seluas 15.273,60 km2 maka kepadatan penduduk / km2 adalah 144,56 jiwa/ km2. Luas wilayah, jumlah penduduk (dijabarkan menurut rumus estimasi) dan kepadatan penduduk menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel I.1.berikut.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
3
Tabel II. 1. Luas Wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk menurut Kabupaten/Kota se Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008
Kabupaten / Kota
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kab.Bolaang Mongondow Kab. Bolmong Utara Kab. Kepulauan Sangihe Kab. Kepulauan Talaud Kab. Kepulauan SITARO Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
Jumlah
Luas
Jumlah
Kepadatan
Wilayah
penduduk
penduduk (jiwa/
(km2 )*
**
km2)
6.230,95 1.696,09 625,96 1.250,92 387,07 1.025,85 1.496,09 937,65 583,01 146,6 157,91 304 431,5
301.163 79.808 131.391 75.511 62.173 299.013 183.782 174.364 95.923 83.486 428.223 175.69 117.485
48,33 47,05 209,90 60,36 160,62 291,48 122,84 185,96 164,53 569,48 2.711,82 577,93 272,27
15.273,60
2.208.014
144,56
Sumber : ** Depkes 2009, * BPS 2008
b. Keadaan ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
pada tahun 2008 telah mencapai 15.42 triliun, sebagaimana terlihat pada grafik II.2 di bawah.
Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008 dihitung dengan menggunakan tahun dasar 2000 meningkat bila dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya. Nilai PDRB yang pada tahun 2005 hanya sebesar 11.79 triliun rupiah menurut harga berlaku (ADHB) pada tahun 2008 telah mencapai 27.84 triliun.
Semakin lebarnya perbedaan nilai antara PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB atas dasar harga konstan yang terlihat pada gambar 2 di bawah menunjukkan semakin tingginya nilai inflasi yang terjadi di tingkat harga produsen di Provinsi Sulawesi Utara.
Sementara PDRB menurut harga konstan (ADHK) pada tahun 2005 sebesar 10.93 triliun, Gambar II. 2. PDRB Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2005 - 2008 (Triliun Rupiah)
Sumber : BPS 2009
4
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Struktur ekonomi Struktur ekonomi Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008 ini didominasi oleh sektor pertanian dengan peranan sebesar 20,70 persen diikuti oleh sektor bangunan 17,17 persen, sektor
jasa-jasa sebesar 17,04 persen; sektor perdagangan, hotel dan restoran; 15,33 persen, sektor angkutan dan komunikasi 10,75 persen; serta sektor industri pengolahan 8,04 persen. Untuk sektor-sektor lain, peranannya terhadap perekonomian Sulawesi Utara di bawah 6 persen.
Gambar II. 3. Struktur ekonomi Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008
Sumber : BPS 2008
Pertumbuhan ekonomi Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Utara mengalami peningkatan dimana nilai pada tahun 2001 dan 2005 adalah
masing-masing 2.13 dan 4.9, pada tahun 2007 dan 2008 menjadi masing-masing 6.47 dan 7.56.
Gambar II. 4. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2001 - 2008
Sumber : BPS 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
5
C.
Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) Indeks pembangunan manusia digunakan sebagai alat ukur untuk melihat dampak kemajuan pembangunan, IPM tersebut menggunakan empat indicator yaitu Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, Rata-rata Lama Sekolah dan Pengeluaran per kapita riil. Secara nasional tahun 2008
Provinsi Sulawesi Utara berada di posisi ke- 2 nasional dengan IPM 75,16 lebih tinggi dibandingkan IPM tahun 2007 sebesar 74.68. Meskipun demikian jika dibandingkan dari 13 Kabupaten/ Kota, Kota Manado mempunyai ranking nasional tertinggi yaitu ranking 13, sedangkan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan mencapai ranking 282. Selengkapnya seperti pada tablel berikut
Tabel II.2. Perbandingan IPM Kabupaten /Kota
IPM
KABUPATEN/KOTA
RANKING NASIONAL
2007
2008
2007
2008
Bolang Mongondow Minahasa Sangihe Talaud Minahasa Selatan Minahasa Utara Bolmong Utara
71,98 74,50 74,19 73,77 73,32 74,80
72,11 74,86 74,67 74,34 73,79 75,33
143 59 68 78 88 52
158 66 70 79 89 56
71,30
71,84
176
180
Minahasa Tenggara
71,45
71,87
167
175
72,10
72,58
138
142
-
69,65
-
262
76,76 74,15
71,49 77,28 74,61
13 69
191 13 71
75,12 73,80 74.68 70,10
76,65 74,46 76,16 70,50
48 73 2
50 74 2
Siau Tagulandang Biaro Bolmong Selatan Bolmong Timur Manado Bitung Tomohon Kotamobagu SULUT INDONESIA Sumber : BPS 2009
Jika dilihat Dari indikator-indikator kesehatan dalam IPM tersebut, maka Angka Harapan Hidup di Sulawesi Utara Tahun 2008 mencapai 72,01, Angka melek huruf 99.31 %, Rata-rata lama seko-
6
lah 8.80 tahun dan Pengeluaran per kapita riil adalah Rp. 625.580.,- sebagaimana terlihat pada tabel II.3.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Tabel II. 3. Komponen penyusun IPM menurut Kabupaten/kota se Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008
No
Kab/Kota
Angka Harapan Hidup (tahun)
Angka Melek Huruf
Rata-rata Pengeluaran Lama Seko- per kapita riil lah (tahun) (.000 Rp.)
1
Bolang Mongondow
71,19
98,22
7,39
608,55
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Minahasa Sangihe Talaud MinSel MinUt Bolmong Utara Minahasa Tenggara Siau Tagulandang Biaro Bolmong Selatan Bolmong Timur Manado Bitung Tomohon Kotamobagu SULUT INDONESIA (2007)
72,18 72,50 71,29 71,89 72,20 69,45 69,77 68,31 71,20 71,22 72,37 70,20 72,16 71,35 72,01 68,70
99,52 98,50 99,30 99,40 99,68 98,30 99,38 99,61 98,21 99,38 99,83 99,03 99,83 99,49 99,31 91,87
8,80 7,70 8,47 8,54 9,07 7,10 8,08 8,24 6,05 6,30 10,58 9,20 9,60 8,85 8,80 7,47
619,74 628,55 623,35 610,86 622,71 620,13 605,77 623,27 589,52 607,37 631,88 628,47 621,61 620,26 625,58 624,37
Sumber : BPS 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
7
8
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH
A.
VISI
Pembangunan kesehatan yang berkualitas merupakan prasyarat untuk mendukung pembangunan secara keseluruhan. Kegiatan sektor kesehatan dapat diwujudkan dengan mendorong antara lain pengembangan sumberdaya kesehatan yang meliputi sarana dan prasarana, dokter dan tenaga kesehatan, dan pengembangan perilaku hidup sehat sebagai basis budaya masyarakat di masa depan. Pembangunan kesehatan mensyaratkan adanya partisipasi masyarakat sehingga diperlukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan manusia dan lingkungan yang sehat. Program pembangunan kesehatan di Provinsi Sulawesi Utara harus diletakkan pada pengembangan manajemen kesehatan dan pembudayaan perilaku hidup sehat yang bersumber pada sumberdaya kesehatan lokal. Sejalan dengan Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, pembangunan kesehatan yang merupakan tanggung jawab institusional Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara dilaksanakan dengan memperhatikan dasar-dasar pembangunan kesehatan sesuai RPJM tersebut yaitu : (I) Perikemanusiaan : tiap upaya kesehatan harus berlandaskan perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; (2) Pemberdayaan dan Kemandirian : Setiap orang dan juga masyarakat bersama dengan pemerintah berperan, berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya; (3) Adil dan merata : Dalam pembangunan kesehatan, setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, tanpa memandang perbedaan suku, agama, status dan status sosial ekonominya; dan (4) Pengutamaan dan Manfaat : Penyelenggaraan upayakesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih
mengutamakan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan, danpencegahan penyakit. Upaya kesehatan diarahkan agar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat, serta dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Mengutip Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Utara 20052010 bidang Kesehatan dimana terdapat 6 masalah yang perlu diperhatikan dalam pembangunan kesehatan di Provinsi Sulawesi Utara, yaitu: 1. Besarnya disparitas status kesehatan antara kelompok masyarakat, 2. Rendahnya jumlah, kualitas, pemanfaatan, dan keterjangkauan sarana dan prasarana kesehatan. 3. Rendahnya pelayanan kesehatan kepada kelompok masyarakat miskin dan terpencil. 4. Terbatasnya kualitas dan jumlah sumber daya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata. 5. Rendahnya perilaku masyarakat untuk menumbuhkan budaya hidup bersih dan sehat berdasarkan sumberdaya lokal. 6. Rendahnya kondisi sanitasi lingkungan pemukiman dan lingkungan kerja. Dengan memperhatikan dasar-dasar pembangunan kesehatan nasional sebagaimana disebutkan di atas dan RPJMD Sulawesi Utara 2005-2010, maka ditetapkan visi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara adalah :”Terwujudnya Masyarakat Sulawesi Utara Mandiri untuk Hidup Sehat” B.
MISI Dalam rangka menujudkan visi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, maka misi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara adalah sebagai berikut: 1.
Memantapkan Manajemen Kesehatan Yang Dinamis dan Akuntabel Keberhasilan pembangunan berwawasan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
9
hasil kerja keras sektor kesehatan saja, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta . Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara berperan sebagai penggerak utama dan memfasilitasi sektor-sektor lain agar segala upayanya memberikan kontribusi yang positif terhadap perwujudan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. Dengan terciptanya manajemen kesehatan yang akuntabel di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, diharapkan fungsi-fungsi administrasi kesehatan dapat terselenggara secara efektif dan efisien yang didukung oleh sistem informasi, IPTEK, serta hukum kesehatan. Melalui penyelenggaraan manajemen kesehatan yang akuntabel dengan menerapkan tata penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance), diharapkan upaya pembangunan kesehatan dapat dipertanggungjawabkan kepada semua lapisan masyarakat. 2. Meningkatkan Kinerja dan Mutu Upaya Kesehatan Peningkatan kinerja dan mutu kesehatan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara melalui pengembangan kebijakan pembangunan kesehatan, yang meliputi kebijakan manajerial, teknis serta pengembangan standar dan pedoman berbagai upaya kesehatan dari sisi tenaga, pembiayaan kesehatan, sumberdaya obat dan perbekalan kesehatan bagi para pelaku upaya/pembangunan kesehatan. Dengan meningkatkan kinerja dan mutu upaya kesehatan, diharapkan upaya kesehatan dapat terselenggara dengan baik, dapat dicapai (accessible), terjangkau dari sisi pembiayaan (affordable) oleh segenap kalangan masyarakat, serta terjamin mutunya (quality). 3.
Memberdayakan masyarakat dan desa Peran aktif masyarakat termasuk swasta, sangat penting dan akan menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara melaksanakan pemberdayaan masyarakat dengan tujuan agar masyarakat dapat berperan sebagai subjek pembangunan kesehatan. Pelaksanaan desentralisasi di bidang kesehatan sedang berproses yang tentu saja memerlukan fasilitasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. Fasilitasi lebih diutamakan pada pengembangan kapasitas (capacity building),
10
pelembagaan institusi di semua jajaran serta pengembangan sistem kesehatan daerah, sehingga ada kesinambungan program kesehatan dari tingkat nasional sampai daerah. 4. Melaksanakan Pembangunan Kesehatan Yang Berskala Nasional Disamping berperan dalam pembinaan dan pengembangan pembangunan kesehatan daerah, isu kesehatan yang berskala nasional juga memerlukan perhatian serta intervensi yang optimal untuk menjamin dan mengamankan derajat kesehatan penduduk secara nasional. Kegiatan-kegiatan berskala nasional tersebut dapat berupa pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, penanggulangan penyakit menular dan ganguan gizi, promosi kesehatan, pembangunan kesehatan di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan serta pendayagunaan tenaga kesehatan. Pelaksanaan Pembangunan nasional bidang kesehatan merupakan suatu tuntutan untuk menjawab permasalahan nasional yang semakin kompleks dan tantangan yang semakin besar akibat perubahan lingkungan yang begitu cepat dan sukar diprediksi.
C. STRATEGI Untuk dapat mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan tersebut maka pada tahun periode 2006-2010 ditempuh strategi sebagai berikut: 1. Memantapkan Koordinasi Lintas Program / Lintas Sektor. Untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan kerjasama lintas seKtor yang mantap. Demikian pula optimalisasi pembangunan kesehatan, menuntut adanya penggalangan kemitraan lintas sektor dan segenap potensi bangsa. Kebijakan dan pelaksanaan pembangunan sector lain perlu memperhatikan dampak dan mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan. Untuk itu upaya sosialisasi masalahmasalah dan upaya pengguna kesehatan ke sector lain perlu dilakukan secara intensif dan berkesinambungan. Kerjasama lintas sektor harus dilakukan sejak perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian, sampai pada pengawasan dan penilaiannya.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
2. Menggerakkan Peran Serta Masyarakat dan Swasta dalam Pembangunan Kesehatan. Agar masyarakat dan swasta dapat berperan aktif dalam pembangunan kesehatan, maka perlu dilakukan upaya sosialisasi mengenai berbagai permasalahan pembagunan kesehatan. Disamping itu perlu dilaksanakan upaya advokasi kepada para pengambil keputusan di kalangan penyelenggara Negara, guna terwujudnya komitmen, dukungan dan sinergisme pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan. Saat ini, masyarakat termasuk swasta harus berperan aktif dalam pembangunan kesehatan yang dimulai sejak penyusunan kebijakan pembangunan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan mendorong masyarakat agar mampu secara mandiri menjamin terpenuhinya kebutuhan kesehatan dan keseinambungan pelayanan kesehatan. Kemitraan dengan swasta diarahkan pada pengembangan upaya kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan peran swasta dalam upaya kesehatan masyarakat. 3. Meningkatkan Pemerataan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin maupun Daerah Terpencil, dan Perbatasan Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara memberikan perhatian khusus pada pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, penangulangan penyakit menular dan gizi buruk, promosi kesehatan, pembangunan kesehatan di daerah tertinggal, daerah terpencil, daerah perbatasan dan penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana. 4. Meningkatkan Sistem Surveilans, Monitoring dan Informasi Kesehatan. Peningkatan surveilans dan monitoring dilaksanakan dengan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pelaporan masalah kesehatan di wilayahnya. Disamping itu dikembangkan sIstem peringatan dini dan penunjang kedaruratan kesehatan dengan mengembangkan dan memantapkan sIstem informasi kesehatan pada semua tingkatan administrasi kesehatan sehingga tersedia informasi yang akurat, tepat waktu dan lengkap serta sesuai dengan kebutuhan sebagai bahan dalam proses pengambil keputusan termasuk di dalamnya pengawasan dan penilaian program kese-
hatan di semua tingkat administrasi. 5. Membina Sistem Kesehatan dan Sistem Hukum di Bidang Kesehatan. Untuk kesinambungan dan percepatan pembangunan kesehatan, hasil-hasil pengembangan pembangunan kesehatan dilembagakan dengan memberikan dukungan dan fasilitas dalam berbagai bentuk pedoman, standar-standar dan peraturan perundang-undangan, serta pelembagaan norma dan tata nilai masyarakat di bidang kesehatan. Dalam merespons dan menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan yang dengan terus baik nasional, regional maupun global, maka pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan terus mengembangkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan secara berkesinambungan.
D.
PROGRAM-PROGRAM Dengan memperhatikan secara seksama tentang perkembangan, permasalahan dan isu strategis dalam pembangunan kesehatan, maka program-program pembangunan kesehatan yang perlu dilaksanakan oleh semua pelaku pembangunan kesehatan baik pemerintah maupun swasta adalah sebagai berikut: 1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program ini bertuuan untuk memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agar ampu menumbuhkan perilaku hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM) 2.
Program Lingkungan Sehat. Program ini bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui penghembangan system kesehatan kewilayahan untuk mengerakkan pembangunan berwawasan kesehatan. 3.
Program Upaya Kesehatan Masyarakat. Program ini betujuan untuk meningkatkna jumlah, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan jaringannya meliputi Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan Bidan di Desa.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
11
4.
Program Upaya Kesehatan Perorangan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses, keterjangkauan dan kaulitas pelayanan kesehatan perorangan. 5. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Program ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular. 6.
Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi, balita serta usia produktif. 7.
Program Sumberdaya Kesehatan. Program ini betujuan untuk meningkatkan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga Kesehatan, sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan.
12
8. Program Pengawasan Obat dan Perbekalan Kesehatan. Program ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan, pemerataan mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatann termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan Rumah Tanga, dan Kosmetk serta pemberdayaan dan partisipasi masyarakat akan penyediaan tanaman obatobatan. 9. Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan. Program ini bertujuan untuk mengembangkan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan guna mendukung penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional. 10. Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Program ini bertujuan untuk meningkatkan penelitian dan p[engembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Kesehatan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan dan program kesehatan.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
BAB IV PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Untuk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat di Sulawesi Utara, maka digunakan angka-angka Umur Harapan Hidup, mortalitas dan morbiditas serta status gizi masyarakat. A.
UMUR HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR Umur harapan hiidup (UHH) penduduk Indonesia dari tahun ke Tahun terus mengalami peningkatan yang bermakna terutama pada periode tahun 1980-1995. Estimasi UHH sebesar 52.41 pada tahun 1980 (SP 1980) meningkat men-
jadi 63,48 tahun pada tahun 1995 (SUPAS 1995), 67.97 tahun pada tahun 2000, dan menjadi 69 tahun pada tahun 2005. UHH penduduk Sulawesi Utara juga mengalami peningkatan, dari 64.96 tahun tahun 1997 menjadi 69 tahun pada tahun 2000 (SP 2000) tahun 2004 meningkat lagi menjadi 71,0 tahun (BPS Sulut 2004), dan tahun 2008 sebesar 72,01 tahun, dengan posisi lebih tinggi dari angka nasional yang 68.5 tahun (BPS Sulut 2009).
Gambar IV.1. Trend Umur harapan Hidup Provinsi Sulawesi Utara
Sumber : BPS 2009
B. MORTALITAS Untuk mengevaluasi program program kesehatan /pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini biasanya dihubungkan dengan angka kematian bayi dan anak. Angka Kematian Bayi (AKB) bukan hanya digunakan untuk mengevaluasi kemajuan program kesehatan tetapi juga dimanfaatkan untuk memonitor situasi demografi dan memberikan masukan untuk proyeksi penduduk. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi subpopulasi yang yang mempunyai risiko kematian yang tinggi. a). Angka Kematian Bayi (AKB). Angka kematian Bayi (AKB) adalah angka
probabilitas untuk meninggal di umur antara lahir dan 1 tahun dalam 1000 kelahiran hidup. AKB di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan kecenderungan menurun . Berdasarkan SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) berturut-turut tahun 1997, 20022003 dan 2007, AKB Indonesia adalah 46, 35 dan 34. AKB di Provinsi Sulawesi Utara mempunyai pola yang berbeda dengan AKB nasional menurut SDKI. Jika pada tahun 1994 AKB Sulawesi Utara berdasarkan SDKI adalah 66/1.000 KH , menurun menjadi 48 pada SDKI 97, selanjutnya menurun tajam pada tahun 2002 menjadi 25/1.000 KH, tetapi tetapi di tahun 2007 meningkat menjadi 35/1.000 KH.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
13
Perbandingan AKB Nasional dan Provinsi Sulawesi Utara menurut tahun SDKI seperti terli-
hat pada gambar IV.2 di bawah
Gambar IV. 2. Perbandingan AKB Nasional dan Provinsi Sulawesi Utara
Sumber : Indonesia Demographic Health Survey, 2008
Beberapa faktor berpengaruh terhadap peningkatan angka kematian bayi termasuk di dalamnya status sosioekonomi, lingkungan dan faktor biologis. Faktor sosioekonomi termasuk di dalamnya tempat tinggal, pendidikan ibu dan indeks kesejahteraan ibu. Faktor biologis termasuk didalamnya jenis kelamin anak, usia ibu, paritas dan interval kelahiran. Beberapa variabel lain seperti berat waktu lahir, pemeriksaan antenatal dan penolong persalinan juga dipertimbangkan berpengaruh terhadap angka kematian bayi yang tinggi tersebut, yang untuk tahap lanjutan perlu dila-kukan studi lebih dalam. Sebagai contoh, anak-anak yang dilahirkan ibu yang tinggal di kota mempunyai angka kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang dilahirkan ibu yang tinggal di daerah rural, hal ini mungkin berhubungan dengan ketersediaan fasilitas dan praktek “health seeking” masyarakat yang tinggal di perkotaan. Komitmen untuk terus melakukan upaya percepatan penurunan AKB secara nasional tetap diperlukan. Bayi sangat rentan terhadap keadaan kesehatan dan kesejahteraan yang buruk; karena itu AKB merefleksikan derajat kesehatan masyarakat yang sekaligus juga mencerminkan umur harapan hidup pada saat lahir. Penurunan AKB menunjukan adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat.
14
Upaya percepatan penurunan AKB memperhatikan kondisi yang mempengaruhi AKB, antara lain lokasi geografis, taraf sosio-ekonomi masyarakat serta perilaku hidup sehat. Berdasarkan Riskesdas 2007, proporsi kematian bayi pada kelompok umur di bawah 1 tahun di daerah pedesaan labih besar dari perkotaan, yaitu 11% di pedesaan dan 6,3% di perkotaan. Strategi percepatan penurunan AKB mencakup: 1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas baik ditingkat dasar maupun rujukan, terutama bagi bayi dan balita dengan menggunakan intervensi yang telah terbukti menurunkan AKB: a. Tatalaksana penanganan asfiksia (bayi lahir tidak bisa menangis spontan) dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). b. Kunjungan neonatal secara berkala. c. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). d. Pelayanan Emergensi. 2. Menggerakkan dan mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat luas untuk hidup sehat. 3. Menggerakkan penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). 4. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan anak.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Berdasarkan pengolahan data program KIA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun
2008, kematian neonatal adalah sebagai berikut;
Gambar IV. 3. Jumlah kematian neonatal Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Sumber : Bidang Kesga dan Gizi, 2009
Adapun penyebab kematian neonatal tersebut di atas adalah seperti grafik IV.4 berikut :
Gambar IV. 4. Persentase penyebab kematian neonatal di Sulawesi Utara Tahun 2008
Sumber : Bidang KIA Kesga, 2009
Penyebab kematian terbesar pada bayi adalah BBLR dan asfiksia, sedangkan penyebab kematian pada umur lebih dari 1 bulan sampai 5 tahun adalah diare dan pneumonia. Persalinan juga masih banyak yang terjadi di rumah dan masih ditolong oleh biang kampung/dukun bayi, status gizi ibu hamil masih kurang, sarana dan prasarana masih terbatas, adanya disparitas pen-
didikan, sosial ekonomi dan pelayanan kesehatan, kendala geografis (DTPK), sumber daya manusia dan kompetensi yang masih belum memadai.Dari gambaran tersebut di atas menunjukkan bahwa kesehatan anak masih merupakan masalah yang harus dilakukan langkah-langkah strategis untuk penanggulangannya.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
15
Angka Kematian Balita (AKABA) Angka kematian balita (0-4 ) tahun adalah angka probabilitas kematian anak umur umur 0-4 tahun per 1.000 anak. AKABA mengambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lingkungan yang ber-pengaruh terhadap kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan. Indikator ini menggambarkan tingkat kesejahteraan social dan tingkat kemiskinan penduduk. AKABA di Indonesia menurut SDKI 97, 2002 -2003 dan 2007 adalah 58, 46 dan 44. AKABA di Provinsi Sulawesi Utara menurut SDKI 2007 adalah 43 yang masih lebih rendah dari angka nasional. Dari hasil penelitian terhadap semua kasus kematian balita yang disurvey pada SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 diperoleh gambaran bahwa gambaran besarnya proporsi penyebab utama kematian balita menunjukkan adanya pola penyakit penyebab kematian balita dimana penyakit infeksi masih merupakan penyebab kematian terbanyak. Pneumonia merupakan penyakit terbanyak penyebab kematian diikuti oleh Diare. Angka Kematian Ibu Maternal. Kematian maternal didefinisikan sebagai setiap kematian ibu yang terjadi pada waktu kehamilan, melahirkan, atau dua bulan setelah melahirkan atau penghentian kehamilan. Kematian maternal juga didefinisikan sebagai proporsi kematian pada wanita usia reproduktif atau proporsi kematian pada semua wanita di usia reproduktif yang disebabkan oleh penyebab maternal. Analisis Angka Kematian Maternal (MMR=Maternal Mortality Ratio) Indonesia sesuai
SDKI 1994 adalah 390 per 100.000 kelahiran. Data SDKI (yang tidak dipublikasi) 1997 mengimplikasikan sedikit penurunan yaitu 334 kematian per 100.000 kelahiran selama periode 19931997. SDKI 2002-2003 mendapatkan estimasi AKI Maternal Indonesia sebesar 307 kematian per 100.000 kelahiran dan menurun lagi pada SDKI 2007 menjadi 228 kematian per 100.000 kelahiran. Angka ini semakin mendekati target nasional RPJMN sebesar 226 /100.000 kelahiran. Gambaran tersebut menegaskan bahwa tren AKI maternal di Indonesia menurun, diperjelas dengan analisis angka pengurangan tahunan (Annual reduction rate=ARR) antara SDKI 20022003 dan SDKI 2007 sekitar 5 persen, dibandingkan ARR antara SDKI 1997 dan SDKI 2002-2003 sebesar 2 persen. Namun jika dibandingkan dengan target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010 yaitu 125 per 100.000 kelahiran maka apabila penurunannya masih seperti gambaran di atas, maka dapat dipastikan target tersebut tidak akan dapat tercapai. Di Provinsi Sulawesi Utara, AKI maternal menggunakan data SKRT 1992 sebesar 421 kematian per 100.000 kelahiran dan berdasarkan SDKI 1994 sebesar 390 kematian per 100.000 kelahiran. Sedangkan menurut SUPAS 1995 sebesar 212 kematian per 100.000 kelahiran. Tahun 2005 berdasarkan laporan Depkes bahwa situasi AKI maternal di Sulawesi Utara sebesar 150 kematian per 100.000 kelahiran. Gambaran tren AKI maternal Indonesia dan Provinsi Sulawesi Utara sebagaimana terlihat pada grafik 4.3 berikut.
Gambar IV. 5 Perbandingan Angka Kematian Ibu maternal Nasional dan Sulawesi Utara
16
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
AKI merupakan salah satu indikator penting yang merefleksikan derajat kesehatan di suatu negara, yang mencakup tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu pada masa nifas. Kesehatan ibu hamil/bersalin dan AKI memiliki korelasi erat dengan kesehatan bayi dan AKB. Faktor kesehatan ibu saat dia hamil dan bersalin berkontribusi terhadap kondisi kesehatan bayi yang dikandung serta resiko yang dilahirkan dengan lahir mati (still birth) atau yang mengalami
kematian neonatal dini (umur 0-6 hari). Sementara itu Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa gangguan kehamilan dan persalinan menempati urutan ke-5 penyebab kematian utama untuk semua umur di Indonesia. Berdasarkan data yang diolah program Kesga Dinas Kesehatan Provinsi yang bersumber dari laporan kabupaten/kota menunjukkan bahwa pada tahun 2008 terjadi kelahiran hidup, kelahiran mati, kematian bayi, kematian balita serta kematian maternal dengan jumlah seperti pada tabel IV. 1. berikut.
Tabel IV.1. Jumlah lahir hidup, lahir mati, kematian bayi dan balita di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2007-2008
2007 36.293
2008 38.472
Lahir mati Kematian bayi
343 249
307 29
Kematian balita
80
82
Kematian maternal
59
50
Lahir hidup
Sumber : Bidang Kesga dan Gizi, 2009
Adapun dari perbandingan jumlah kematian ibu dari tahun 2004 s/d tahun 2008 terlihat penurunan yang cukup berarti dari 75 di tahun 2004 menjadi 50 di tahun 2008.
Gambar IV. 6. Kecenderungan Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Sumber : Bidang kesga dan Gizi, 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
17
Adapun distribusi kematian ibu menurut Kabupaten/Kota selama tahun 2008 adalah
seperti pada Gambar IV. 7.
Gambar IV. 7. Jumlah kematian ibu di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Sumber : Bidang Kesga dan Gizi, 2009
Adapun penyebab kematian ibu sepanjang tahun 2008 adalah sebagai berikut :
Gambar IV. 8. Persentase penyebab kematian ibu di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Sumber : Bidang Kesga dan Gizi, 2009
Karena itulah Provinsi Sulawesi Utara memprioritaskan upaya kesehatan ibu dan penurunan AKI searah dengan kebijakan Departemen Kesehatan dalam dalam menurunkan AKI yaitu mendekatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir berkualitas kepada masyarakat untuk mewujudkan 3 pesan kunci untuk persalinan yang sehat (Making Pregnancy Safer): 1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
18
2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal ditangani secara memadai. 3. Setiap perempuan usia subur memiliki akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi abortus yang tidak aman.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
C. MORBIDITAS Angka Kesakitan penduduk diperoleh dari data yang bersumber dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui survey serta hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan yang berasal dari fasilitas kesehatan (facility based data) dan dikelola melalui sistem pencatatan dan pelaporan seperti pelaksanaan Surveilans Penyakit Terpadu (STP). Berdasarkan laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007, penyakit menular untuk wilayah Sulawesi Utara dalam satu bulan terakhir, berdasarkan diagnosa+gejala penyakit malaria, penyakit ini ditemukan di semua kabupaten/kota dengan prevalensi sangat bervariasi antara 0,3%11,2%. Dalam 12 bulan terakhir, berdasarkan diagnosa+gejala penyakit DBD, penyakit ini juga ditemukan di semua kabupaten/kota dengan prevalensi 0,1%-0,7%. Filariasis diketemukan di lima kabupaten/kota. Dalam 1 bulan terakhir, berdasarkan diagnosa+gejala penyakit ISPA diketemukan di semua kabupaten/kota dengan prevalensi 20,5% penduduk, sementara dalam 12 bulan terakhir, prevalensi TBC sebesar 0,6%, lebih rendah ketimbang angka nasional. Prevalensi diare dalam satu bulan terakhir 5,4%, dan tertinggi di Kabupaten Kepulauan Talaud (8,8%). Untuk penyakit tidak menular prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran cukup tinggi (31,2%), dan diketemukan dua kabupaten dengan prevalensi >40% yakni Kabupaten Minahasa dan Kota Tomohon. Prevalensi penyakit sendi juga cukup tinggi (25%), dengan prevalensi tertinggi 34% diketemukan di Kabupaten Minahasa Selatan. Dalam satu tahun terakhir, berdasarkan diagnosa+gejala penyakit jantung, prevalensi jantung 8,2%, dan prevalensi asma 2,7%. Secara rerata di Provinsi Sulawesi Utara hampir 1 di antara 10 penduduk (8,97%) menderita gangguan mental emosional, dan tertinggi di Kabupaten Kepulauan Talaud (20%). Prevalensi low vision dan kebutaan penduduk umur ≥5 tahun dalam 5 tahun terakhir 3,4 % dan 0,5%. Di Sulawesi Utara, berdasarkan diagnosa+gejala katarak, prevalensi katarak penduduk umur ≥30 tahun sebesar 20%, dengan prevalensi tertinggi 34% di Kabupaten Kepulauan Talaud. Hampir satu di antara tiga penduduk di Provinsi Sulawesi Utara mempunyai masalah gigi-mulut
namun persentase yang menerima perawatan gigi baru satu di antara empat. Sebagai negara tropis, Indonesia termasuk di dalamnya Provinsi Sulawesi Utara menghadapi permasalahan penyakit menular, diantaranya Tuberkolosis (TB), malaria, dan Demam Berdarah Dengue (DBD) selain HIV/AIDS dan beberapa penyakit lainnya. a)
10 penyakit menonjol Berdasarkan pengolahan data laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui surveilans terpadu penyakit didapatkan sepuluh besar penyakit menonjol di Sulawesi Utara tahun 2008 dengan urutan ranking sebagaimana pada tabel IV.2. di bawah.
Tabel IV. 2. Sepuluh (10) besar penyakit menular menonjol di Sulawesi Utara tahun 2008 No
Jenis Penyakit
urut
Jumlah
1. 2.
Influenza Diare
92.308 32.589
3.
Malaria Klinis
27.912
4.
Tersangka TB Paru
6.159
5.
Malaria Falciparum
4.087
6.
Malaria Vivax
3.685
7.
TBC BTA(+)
1.571
8.
Pneumonia
1.270
9.
DBD
701
10.
Batuk rejan
360
Sumber : Seksi Surveilans, 2009
Dari tabel IV. 2. di atas terlihat bahwa penyakit influenza masih menjadi penyakit yang paling banyak di derita oleh masyarakat dan yang berobat ke Puskesmas diikuti oleh penyakit Diare dan malaria klinis. Meskipun demikian data 10 penyakit menonjol tersebut sangat dipengaruhi oleh kelengkapan laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang merupakan indikator utama dari pelaksanaan surveilans terpadu penyakit. Secara umum laporan STP Kabupaten/Kota dikirimkan setiap bulan, namun beberapa Kabupaten/Kota tidak mempunyai cakupan kelengkapan laporan STP 100 persen.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
19
b)
Acute Flaccid Paralysis (AFP)
Polio merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya yang disebabkan oleh virus yang menyerang sitem saraf. Penyakit ini umumnya menyerang anak usia 3 tahun ini dan dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, lumpuh layu (kecacatan) bahkan kematian. Penyakit ini tidak dapat diobati dan hanya bisa dicegah dengan pemberian imunisasi polio sebanyak empat kali pada bayi umur dibawah satu tahun. Setalah cacar, polio merupakan penyakit yang dapat dieradikasi dari muka bumi. Pada hakekatnya, polio belum sepenuhnya dapat diberantas total dan masih menjadi masalah kesehatan yang perlu ditangani secara seksama. Dengan target mencapai mencapai status Indonesia Bebas Polio pada tahun 2010, Departemen Kesehatan memfokuskan strategi pemberantasan polio pada upaya surveilans Acute Flaccid Paralysis atau AFP secara ketat dan peningkatan cakupan imunisasi rutin. Starategi tersebut dijabarkan sebagai berikut : 1. Melaksanakan program imunisasi dasar lengkap pada seluruh bayi dibawah satu tahun secara konsisten dan berkesinambungan. 2. Meningkatkan surveilans secara berkesinambungan di seluruh wilayah Indonesia. 3. Mengamankan virus polio di laboratorium, 4. Memanfaatkan Posyandu sebagai sarana sosialisasi sekaligus pelaksanaan imunisasi. 5. Sosialisasi pentingnya imunisasi bagi balita melalui berbagai media secara terus menerus di seluruh wilayah Indonesia. 6. Menjalin kerjasama dengan ormas perempuan, ormas keagamaan, toko masyarakat, serta pihak-pihak lain yang relevan untuk bersama-sama mendorong masyarakat melaksanakan imunisasi bagi balita.
sanakan pada tahun 1995, 1996, 1997, 2000, 2005, dan 2006 dengan Sub-PIN dilaksanakan pada tahun 1998, 2000, 2001 dan 2006. Sasaran PIN adalah anak usia sekolah 6 – 14 tahun, dengan tujuan memutuskan rantai penularanvirus polio liar. WHO merekomendasikan pemberian imunisasi sejak anak lahir sebanyak 4 kali dengan interval 6 sampai 8 minggu, yang kemudian diulang pada usia 1,5 tahun dan 15 tahun. 3. Surveilans AFP atau penemuan penderita yang dicurigai lumpuh layu pada usia dibawah usia 15 tahun, untuk kemudian diperiksa tinjanya agar dapat dipastikan apakah karena polio atau bukan. 4. Mopping-Up, yaitu pemberian vaksinasi massal didaerah yang ditemukan penderita polio, terhadap anak usia dibawah 5 tahun tanpa melihat status imunisasi polio sebelumnya. Keberhasilan program eradikasi polio secara global dinilai dari keberhasilan pelaksanaan surveilans AFP. Melalui pelaksanaan surveilans AFP maka pendeteksian secara dini munculnya kasus polio liar yang mungkin terdapat di masyarakat dilakukan sehingga memungkinkan untuk segera dilakukan upaya penanggulangan. Terdapat 4 indikator pelaksanaan AFP diantaranya adalah Non Polio AFP rate anak berusia kurang dari 15 tahun. Secara nasional ditetapkan indikator non polio AFP rate 2 per 100.000 anak berusia kurang 15 tahun.
Target Indonesia Bebas Polio 2010 mengukur keberhasilan pelaksanaan strategi melalui indikator tercakupnya seluruh balita Indonesia (100%) dalam kegiatan imunisasi serta tidak adanya kasus serangan polio di seluruh wilayah Indonesia. Upaya program atau kegiatan yang dilakukan mencakup : 1. Imunisasi rutin dengan sasaran anak / balita usia kurang dari 1 tahun yang bertujuan melindungi anak secara individual agar tidak terserang polio. 2. Pekan Imunisasi Nasional atau PIN yang dilak-
20
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Gambar IV. 9. Jumlah kasus AFP dan Non Polio AFP rate Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008
Sumber : Seksi Surveilans, 2009 Sumber : Bidang PMK, 2009
Dari grafik di atas terlihat bahwa kontribusi terbanyak pada penemuan kasus AFP adalah Kota Manado sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja surveilans AFP Kota Manado lebih baik dibanding-
kan Kabupaten/Kota lainnya . Non Polio AFP rate Provinsi Sulawesi Utara dalam 4 tahun terakhir masih di atas indikator nasional (2.62 untuk tahun 2008) seperti terlihat pada gambar IV. 10. berikut.
Gambar IV. 10. Non Polio AFP rate Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008
Sumber : Seksi Surveilans, 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
21
c)
Penyakit HIV/AIDS HIV / AIDS merujuk pada sindroma menurunnya kekebalan tubuh yang berakibat fatal. HIV / AIDS telah menjadi masalah kesehatan pada tataran global, terutama pada negara-negara berkembang seperti Indonesia. Selama satu dasawarsa terakhir (1997 – 2007) kasus AIDS yang dilaporkan meningkat tajam, dengan kasus AIDS terbanyak DKI Jakarta, Papua, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali. Menurut kelompok umur 20 – 29 tahun yaitu sebesar 54% dari keseluruhan kasus; suatu hal yang mengkhawatirkan mengingat kelompok umur ini adalah kelompok umur yang produktif, dan dapat berdampak buruk terhadap pembangunan sosioekonomi Indonesia serta berpotensi menyebabkan umur harapan hidup menurun. Berdasarkan cara penularan, kasus penularan AIDS terbanyak adalah melalui penggunaan jarum suntik bersama terutama di kalangan penyalahguna NAPZA suntik (IDU). Upaya penanggulangan penyakit HIV / AIDS ditujukan bukan hanya pada penanganan penderita yang ditemukan, tetapi juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini melalui upaya penjangkauan yang dilanjutkan dengan upaya konseling. Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV / AIDS terhadap darah donor, pemantauan terhadap kelompok beresiko penderita Penyakit Menular Seksual (PMS), penyalahguna obat dengan suntik IDUs), penghuni Lapas
(Lembaga Pemasyarakatan) serta yang tidak kalah penting pemantauan dan penelitian terhadap kelompok umur beresiko rendah seperti ibu rumah tangga. Sejauh ini belum ditemukan obat atau vaksin yang efaktif bagi kasus HIV / AIDS; pengobatan terhadap HIV / AIDS dikelompokan sesuai tujuannya : a. Pengobatan suportif yang bertujuan meningkatkan keadaan umum penderita, mencakup pemberian gizi yang baik, obat simtomatik, vitamin dan dukungan psikososial. b. Pengobatab infeksi oportunistik yang dilakukan secara empiris c. Pengobatan anti-retrovital (ARV) yang dapat menghambat perkembangbiakan virus HIV, namun belum dapat menyembuhkannya atau membunuh virus HIV. Pengobatan ini terbukti dapat memperbaiki kualitas hidup penderita karena kemungkinan untuk menjadi infeksi oportunistik lebih jarang atau mudah diatasi. Di Provinsi Sulawesi Utara , kasus HIV/AIDS yang pertama kali dilaporkan pada tahun 1997, selang empat tahun terakhir terjadi peningkatan kasus yang cukup bermakna. Total kasus HIV/AIDS di Provinsi Sulawesi Utara adalah sampai akhir tahun 2008 adalah 456 kasus dengan perincian 199 kasus HIV dan 257 kasus AIDS. Gambaran kasus HIV/AIDS menurut tahun seperti terlihat pada gambar IV. 11 berikut .
Gambar IV. 11. Jumlah kasus HIV/AIDS Provinsi Sulawesi Utara tahun 1997 - 2008
Sumber : Bidang PMK, 2009
22
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Perubahan status HIV ke AIDS yang memerlukan waktu pada akhirnya akan mempengaruhi gambaran kurva dari tahun ke tahun pada waktu data di”update”. Diharapkan dengan pemberian ARV yang adekuat maka proses perubahan status HIV ke AIDS menjadi lebih lama atau bahkan tidak sama sekali.
Dari 13 Kabupaten / Kota se Provinsi Sulawesi Utara maka Kota Manado, Kota Bitung dan Kabupaten Minahasa adalah 3 kabupaten/kota penyumbang kasus terbanyak, yaitu masingmasing 177, 115 dan 45 kasus. Distibusi kasus HIV/ AIDS menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel IV. 3. di bawah.
Tabel IV. 3. Distribusi kasus HIV/AIDS total tahun 1997s/d 2008 menurut Kab/Kota se Provinsi Sulawesi Utara. Kabupaten/Kota Manado Bitung Minahasa Tomohon Minahasa Utara Minahasa Selatan Sangihe Bolaang Mongondow Talaud SITARO Bol. Mongondow Utara Tidak diketahui Jumlah
HIV 74 70 11 7 15 7 2 2 1 0 0 10 199
Diagnosa AIDS 103 45 34 29 21 10 4 2 0 1 1 7 257
Total 177 115 45 36 36 17 6 4 1 1 1 17 456
Sumber : Bidang PMK, 2009
Melihat perkembangan kasus AIDS yang menunjukkan peningkatan yang signifikan dari waktu ke waktu, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara mengikuti kebijakan Departemen Kesehatan dalam hal penanggulangan yang berfokus pada pencegahan, yang diintegrasikan dengan perawatan, dukungan dan pengobatan. Upaya meningkatkan akses layanan kesehatan bagi penderita AIDS dilaksanakan melalui : 1. Pelayanan VCT di Rumah Sakit. Hingga akhir 2008 terdapat lima Rumah Sakit di Sulawesi Utara yang memberikan layanan terapi antiretoviral (ARV) dan Voluntary Counselling and Testing (VCT) yaitu RSU Prof. Dr. R. D. Kandou -Manado, RS TNI Teling-Manado, RS Prof. Ratumbuysang-Manado, RSUD Bitung, RSU Bethesda-Tomohon 2. Meningkatkan cakupan penderita yang mendapatkan perawatan anti-retoviral, serta meningkatkan cakupan penderita yang mem-
3.
peroleh Terapi Anti-retroviral Kombinasi. Mengembangkan layanan MST (Maintenance Substitution Treatment).
d) Malaria Pengendalian penyakit Malaria telah menjadi prioritas penanggulangan masalah kesehatan masyarakat di dunia, termasuk Indonesia lebih khusus Provinsi Sulawesi Utara. Hampir disetiap bagian dunia, tidak terkecuali Indonesia yang merupakan salah satu negara yang beresiko malaria, penyakit malaria muncul sebagai Kejadian Luar Biasa. Upaya pemberantasan penyakit malaria dilakukan melalui strategi yang menekankan empat aspek, yaitu : 1. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat. 2. Pengendalian vektor yang selektif. 3. Pengendalian Kejadian Luar Biasa. 4. Sistem Surveillans yang efektif.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
23
Strategi tersebut dijabarkan dalam program -program berikut : 1. Pencegahan dan perlindungan kelompok masyarakat beresiko tertular malaria melaui kegiatan kelambunisasi dengan kelambu berinsektisida yang tahan lama (long lasting nets) untuk pencegahan. Tahun 2003-2008 telah dibagikan kelambu berinsektisida didaerah berpotensi/endemis malaria 2. Integrasi dan peningkatan penemuan kasus malaria (active case detection) dan pengendalian malaria. 3. Penggunaan rapid diagnostic tests untuk mempermudah diagnosis 4. Pengobatan profilaksis dan penggunaan obat malaria kombinasi derivat artemesinin. 5. Peningkatan jangkauan penemuan, pengobatan dan perawatan malaria yang berkualitas didaerah terpencil : a. Pembentukan revitalisasi Pos Malaria Desa (Posmaldes) b. Pelatihan dan pemberdayaan kader Posmaldes yang aktif c. Pendirian pos malaria desa di wilayah yang sulit dijangkau tenaga kesehatan. d. Penggunaan pokesdes pada Desa Siaga
6.
Memenuhi kebutuhan obat.
Target dan tujuan pemberantasan penyakit malaria adalah eliminasi penyakit ini yang dilakukan secara bertahap dimana untuk wilayah Sulawesi ditargetkan tereliminasi di tahun 2020. Selain itu, ditetapkan pula tujuan-tujuan khusus pemberantasan penyakit malaria sebagai berikut: 1. Penurunan 50% jumlah desa dengan kasus malaria lebih dari 5 per 1.000 penduduk pada tahun 2010. 2. Seluruh kabupaten / kota mampu melaksanakan pemeriksaan atas sedian darah malaria dan memberikan pengobatan secara tepat dan terjangkau pada tahun 2010. 3. Seluruh wilayah Indonesia telah melaksanakan intensifikasi dan integrasi dalam pengendalian malaria pada tahun 2020. Di Provinsi Sulawesi Utara, jumlah penderita malaria klinis tidak mempunyai pola yang tetap, namun jumlah kasus malaria klinis pertahun selama empat tahun terakhir berkisar pada angka 30.000 kasus, seperti pada gambar IV.12 di bawah.
Gambar IV. 12. Penderita Malaria Klinis dan AMI di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2005 – 2008 34000
16
33500
15,5
33000 32500
15
32000 31500
14,5
31000
14
30500 13,5
30000 29500
13
29000 28500
2005
2006
2007
2008
Kasus
32120
33321
30341
30856
AMI (0/00)
15,23
15,56
13,88
13,97
12,5
Sumber : Bidang PMK, 2009
24
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Dari grafik IV.12 terlihat bahwa selama 4 tahun terakhir kasus malaria klinis menunjukkan tren penurunan dengan Annual Malaria Incidence (AMI) per 1.000 penduduk Provinsi Sulawesi Utara lebih rendah dari indikator yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Penyakit malaria. AMI adalah Angka Kesakitan Malaria yang didasari oleh gejalah-gejalah klinis tanpa melalui tes laboratorium.
Sepanjang tahun 2008, Kabupaten Bolaang Mongondow melaporkan kasus malaria terbanyak diikuti oleh Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Minahasa Tenggara sementara Kota Tomohon melaporkan kasus yang paling kecil diikuti oleh Kabupaten Sitaro dan Kota Manado. Distribusi kasus malaria klinis dapat dilihat pada grafik distribusi kasus malaria klinis dan angka kematian karena malaria.
Gambar IV. 13. Distribusi kasus malaria klinis kab/Kota se Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Sumber : Bidang PMK, 2009
Dari sejumlah kasus malaria klinis sebagaimana grafik di atas, rata-rata selama 4 tahun terakhir hanya 35.7 persen yang diperiksa, dengan
hasil positif (slide positive rate) sebesar 49 persen, seperti pada gambar IV. 14. berikut.
Gambar IV. 14. SPR kasus malaria klinis se Provinsi Sulawesi Utara tahun 2005 s/d 2008 Grafik 4.10. SPR kasus malaria klinis se Propinsi Sulawesi Utara tahun 2005 s/d 2008 51,7
52 51 50 48,4
49 48
48,8
47
47 46 45 44 2005
2006
2007
2008
Sumber : Bidang PMK, 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
25
Malaria positif ditemukan dengan persentase meningkat dari tahun ke tahun. Penyakit malaria adalah penyakit musiman dimana penyakit ini akan semakin meningkat seiring dengan pergantian cuaca. Malaria biasanya meningkat pada kondisi dimana curah hujan pada waktu itu meningkat sehingga menyebabkan “breeding place” akan meningkat. Oleh karena itu upaya penyemprotan dilaksanakan pada saat-saat dimana curah hujan tinggi agar kepadatan nyamuk penular penyakit malaria akan berkurang. Sementara itu, angka kematian karena malaria berhasil ditekan dari 0.92 % pada tahun 2005 menjadi 0,42% pada tahun 2006 dan 0,56% pada tahun 2008. e)
Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegpti ini telah berkembang menjadi masalah kesehatan yang semakin serius. Selain faktor nyamuk penular serta keganasan virus yang terus berevolusi seiring dengan perubahan iklim (pemanasan global), serta keterlambatan mencari pengobatan dan kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan, menyebabkan kasus (Incidence Rata) penyakit DBD ini masih muncul dari tahun ke tahun. Target atau sasaran pengendalian DBD adalah menjaga Case Fatality Rate di bawah 1% dengan menurunkan Incidence Rate dan Case Fatality Rate. Upaya pemberantasan penyakit DBD mencakup langkah-langkah pencegahan dan penemuan kasus yang dapat secara efektif mengendalikan penyakit ini, yang meliputi: a) Upaya pencegahan yang memiliki peran penting dalam pemberantasan DBD : 1. Gerakan 3M Plus : Menguras, dan Menutup tempat penampungan air serta Mengubur barang-barang bekas, ditambah dengan menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk dan kelambu dan menaburkan bubuk abate. 2. Memberantas sarang nyamuk. 3. Melakukan pemeriksaan jentik secara berkala, baik secara mandiri maupun oleh Jumantik. 4. Memberantas nyamuk dewasa melalui pengasapan (fogging) secara periodik.
26
5. Menghilangkan genangan air 6. Menggalakkan perilaku hidup sehat dan bersih. b) Upaya penemuan kasus DBD dan pemberian pengobatan bagi penderita DBD yang dirawat di RS rujukan, dan disarana pelayanan kesehatan lain untuk menerima kartu Jamkesmas. c) Meningkatkan ketatalaksana kasus dan pelayanan kesehatan melaui pembentukan tim penanggulangan saat wabah KLB, penerapan sietem monitoring dan pengembangan Rapid Diagonostic Test untuk deteksi dini kasus DBD d) Meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dan pemerintah daerah untuk melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan DBD e) Penerapan COMBI (communication for behavioral inpact atau komunikasi perubahan perilaku), sebuah metode baru dalam program PSN DBD baik di pusat maupun daerah, suatumetode pendekatan PSN yang bersifat spesifik di suatu wilayah dan dengan cara PSN yang tepat (local area spesific), lebih mengoptimalkan kerjasama lintas sektor dan didukung data (evidence base) terutama data sosial budaya. Pelaksanaan COMBI telah dilaksanakan di Jakarta Timur(2005), Mojokerto (2006), Padang (2007), dan Yokyakarta (2007). Sedang dalam pelaksanaan di Surabaya, Semarang, Bandung, KabupatenTangerang dan Jakarta Selatang (2008). Keberhasilan pengendalian penyakit DBD ditujukan keberhasilan oleh persentase jumlah kasus yang ditangani. Kasus DBD dengan CFR di Provinsi Sulawesi Utara selama tahun 2005 s/d 2008 terlihat seperti gambar IV. 15 berikut. Gambar IV. 15. Jumlah Kasus DBD dan kematian selang tahun 2005-2008 2500
30
2000
25 20
1500
15 1000
10
500 0 Kasus meninggal
5 2005
2006
2007
2008
1926
1290
1430
1865
26
19
16
24
0
Sumber : Bidang PMK, 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Dapat dilihat bahwa selama tahun 2008 terjadi kenaikan kasus setelah 3 tahun berturut-turut dengan kecenderungan menurun, yang disertai dengan peningkatan kasus kematian. Jika dihitung
dengan menggunakan Incidence Rate (angka kejadian per 100.000 penduduk) dan Case Fatality Rate ( Angka kematian), maka didapatkan pola yang berbeda seperti pada gambar IV. 16. berikut.
Gambar IV. 16. Grafik IR dan CFR DBD 2005 - 2008 100
1,6
90
1,4
80
1,2
70 60
1
50
0,8
40
0,6
30
0,4
20
0,2
10 0
0 2005
2006
2007
2008
IR
90,4
59,6
63,6
86,1
CFR
1,3
1,5
1,1
1,3
Sumber : Bidang PMK, 2009
Pada tahun 2006, meskipun jumlah kasus dan kematian lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2005 tetapi CFR tahun 2006 menunjukkan pola yang berlawanan dengan pola pada grafik IV.15. Terjadinya peningkatan CFR dapat disebabkan oleh masalah manajemen kasus dan perilaku pencarian pengobatan selain oleh virulensi virus
sendiri. Sepanjang tahun 2008, jika dianalisis menurut bulan maka terlihat bahwa kasus tertinggi terjadi pada bulan Januari, Pebruari dan Maret. Pola ini sama seperti pola tahun-tahun yang sebelumnya. Begitu juga dengan kasus meninggal dimana banyak terjadi di bulan Januari.
Gambar IV. 17. Kasus DBD dan kematian di Provinsi Sulawesi Utara menurut bulan Tahun 2008 400
6
350
5
300 4
250 200
3
150
2
100 1
50 0 Kasus DBD Kematian
0 JAN
PEB MAR APR
MEI
JUN
JUL AGUS SEP OKT NOP DES
361
279
188
133
101
68
38
23
48
60
59
72
5
2
3
1
0
1
0
1
0
1
2
0
Sumber : Bidang PMK, 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
27
Gambar IV. 18. memperlihatkan grafik distribusi kasus DBD dan kematian menurut Kabupaten / Kota se Provinsi Sulawesi Utara tahun
2008 dimana Manado berkontribusi besar pada tingginya jumlah kasus DBD Tahun 2008.
Gambar IV. 18. Distribusi kasus DBD dan kematian menurut Kabupaten/Kota se Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008 700
9
654
8
8
600
7 500
6
400
5 4
300 200
170
2 113
100 0 Kasus Meninggal
3
3 198
1 101 0 31
1 11 0 28
100
1 0
0 20
Mdo
Btg
Tmhn
Ktmbg
Minhs
Mitra
Blmng
654
198
113
31
101
11
28
0
20
8
2
0
1
3
0
1
0
1
2
Bolmut Sangihe Talaud
0
2
0
2 1
0 0
0
Sitaro
Minsel
Minut
2
2
100
170
0
0
0
0
-1
Sumber : Bidang PMK, 2009
TUBERKOLOSIS (TB)
2.
Secara global, Tuberkolosis atau TB masih menjadi masalah kesehatan yang serius, sedangkan secara nasional beban TB masih sangat tinggi; data Riskesdas 2007 menunjukan sekitar 7,5 % angka kematian Indonesia disebabkan oleh penyakit yang mematikan ini. Dari data tersebut juga didapatkan prevalensi TB paru DI Provinsi Sulawesi Utara cenderung meningkat sesuai bertambahnya umur dan prevalensi tertinggi pada usia lebih dari 65 tahun. Prevalensi TB paru 20% lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan, tiga kali lebih tinggi di pedesaan dibandingkan perkotaan dan empat kali lebih tinggi pada pendidikan rendah dibandingkan pendidikan tinggi. Target pengendalian TB mencakup: 1. Tercapainya penemuan pasien baru TB menular (Basil Tahan Asam positif / BTA positif setidaknya sebanyak 70 % dari perkiraan. Angka Penemuan Kasus (Case Detectian Rate) = CDR) adalah persentase jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati dibandingkan dengan jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan dalam suatu
28
wilayah. Menyembukan 85% dari semua pasien tersebut dan mempertahankanya. Angka kesembuhan menujukan persentase pasien baru TB paru BTA positif yang menyelesaikan pengobatan (baik yang sembu maupun pengobatan lengkap) diantara pasien baru TB paru BTAS positif yang tercatat.
Penyakit TB Paru bukan hanya membawa kerugian terhadap sector kesehatan dan social, tetapi juga terhadap sector ekonomi, karena 75% penderita TB adalah mereka yang berusia produktif secara ekonomi (15-54 tahun) dan pada kelompok ekonomi lemah serta yang berpendidikan rendah. TB Paru menyebabkan sumberdaya manusia ekonomis berkurang, tingkat produktifitas ekonomi menurun, pendapatan berkurang dan pada akhirnya berdampak terhadap ekonomi secara luas. Tahun 2008, Angka penemuan kasus Baru TB Paru di Sulawesi Utara (CDR)secara umum memperlihatkan hasil yang baik kecuali di beberapa Kabupaten/Kota masih rendah/belum memenuhi target nasional >70 %, seperti terlihat pada gambar IV. 19.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Gambar IV. 19. CDR TB Paru Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008
Sumber : Bidang PMK, 2009
Dari 13 Kabupaten/Kota, Kota Manado dan Kabupaten Minahasa Utara mempunyai CDR di atas 100%, sementara lima Kabupaten/Kota sepanjang tahun 2008 memperlihatkan kinerja yang belum baik dalam penemuan kasus yaiu
Talaud, Minahasa Tenggara, Bolaang Mongondow Utara, Sangihe dan Talaud. Dari analisis kesembuhan penderita kasus 2007 didapatkan hasil sebagaimana terlihat pada grafik gambar IV. 20.
Gambar IV. 20. Angka kesembuhan (Cure Rate) Tb Paru Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008
Sumber : Bidang PMK 2009
Dari 13 Kabupaten/Kota di Provinsi, tiga diantaranya belum mencapai hasil yang diharapkan yaitu angka kesembuhan ≥ 85 % kasus yang ditangani sepanjang tahun 2007, namun demikian secara provinsial telah melebihi target yang diharapkan. Keberhasilan penanganan penyakit TB tidak terlepas dari program peningkatan akses kepada pelayanan kesehatan dan peningkatan peran serta
masyarakat melalui upaya kesehatan berbasis masyarakat serta mengaktifkan para kader Pos yandu untuk terlibat dalam penemuan suspek penderita TB. Selain itu keterlibatan Puskesmas Pembantu dan bidan desa serta para kader PKK diberbagai Kabupaten/Kota juga berkontribusi terhadap peningkatan penemuan dan kesembuhan penderita.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
29
g) DIARE Penyakit Diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun secara umum angka kesakitan masih berflukutuasi. Menurut data Riskesdas 2007, pada tingkat Provinsi, prevalensi penyakit diare di Sulawesi Utara lebih rendah daripada angka nasional. Sebaran antar kabupaten/kota bervariasi dari 3,1% - 9,4%. Prevalensi terendah (3,1%) ditemukan di Kota Manado, dan tertinggi di
kabupaten Kepulauan Talaud. Prevalensi diare berdasarkan kelompok umur tertinggi berturutturut adalah 55 - 64 tahun, 45-54 tahun,1-4 tahun dengan prevalensi yang lebih banyak di daerah persedaan berbeda dengan typhoid yang cenderung lebih banyak diperkotaan. Sepanjang tahun 2008, kasus diare terlaporkan lebih banyak terjadi di wilayah Kota Bitung. Keseluruhan penderita Diare yang ditemukan dilaporkan ditangani (100 %).
Gambar IV. 21. . Kasus Diare Balita di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008
Sumber : Bidang PMK, 2009
g)
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) Menurut laporan Riskesdas bahwa infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) tersebar di seluruh Provinsi Sulawesi Utara dengan bervariasi dengan rerata prevalensi tingkat Provinsi dalam satu bulan terakhir sebesar 20,5%, dengan rentang (12,1 – 34,6%). Angka prevalensi ISPA dalam sebulan di atas 20% ditemukan di 5 kabupaten/ kota. Seperti diketahui ISPA yang tidak ditangani dengan tuntas dapat berkembang menjadi pneumonia. Di Provinsi Sulawesi Utara, secara rerata, prevalensi penyakit pneumonia dalam satu bulan terakhir sebesar 1%, di bawah angka nasional (1,88%), dengan rentang 0,5 – 2,7%. Prevalensi terendah ditemukan di Kota Bitung dan Kota Tomohon, masing-masing 0,5% dan tertinggi didapatkan di Kabupaten Kepulauan Talaud (2,7%). Prevalensi ISPA tertinggi pada balita (>35%), sedangkan terendah pada kelompok umur 15 - 24
30
tahun. Prevalensi cenderung meningkat lagi sesuai dengan meningkatnya umur. Prevalensi antara laki -laki dan perempuan relatif sama, dan sedikit lebih tinggi di perdesaan. Prevalensi ISPA cenderung lebih tinggi pada kelompok dengan pendidikan dan tingkat pengeluaran RT per kapita lebih rendah. h)
RABIES Penyakit Rabies masih menjadi masalah kesehatan di Sulawesi Utara. Kasus gigitan rabies dalam empat tahun terakhir menunjukkan kecenderungan meningkat dibandingkan dengan tahun 2003 dan tahun 2004. Dalam empat tahun terakhir rata-rata kasus gigitan setiap tahun adalah 1.290 kasus dengan kematian karena rabies (lyssa) tidak pernah kurang dari 10. Angka ini masih jauh di atas harapan nasional yaitu 0 kematian pada setiap kasus gigitan.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Untuk melihat gambaran kasus gigitan dan kasus lyssa tahun 2003 – 2008, dapat terlihat pada
gambar IV.21 berikut. .
Gambar IV. 22. . Kasus gigitan dan Lyssa di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2003 - 2008 2000
35
1800
30
1600 1400
25
1200
20
1000 800
15
600
10
400 5
200 0
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Gigitan
506
598
1455
1769
1790
1619
Lyssa
14
16
30
19
15
14
0
Sumber : Bidang PMK, 2009
Kasus lyssa yang terjadi mungkin akan menjadi wajar jika melihat perbandingan antara jumlah kasus gigitan dengan jumlah kasus yang mendapatkan vaksin anti rabies. Gambar IV.22
menunjukkan bahwa ketersediaan VAR untuk mencegah terjadinya kasus Lyssa di Sulawesi Utara masih kurang setiap tahun.
Gambar IV. 23. . Kasus gigitan dan pemberian VAR di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2003 - 2008
Sumber : Bidang PMK, 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
31
Distribusi kasus gigitan menurut kabupaten/ kota se Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008 dan
kasus lyssa seperti pada tabel 4.2 berikut
Tabel IV. 4. Distribusi kasus gigitan dan Lyssa Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Kab/Kota
Gigitan
Lyssa
Manado Bitung Tomohon Minahasa Bolmong Sangihe Talaud Minsel Minut Mitra Sitaro Kotamobagu
171 86 173 574 86 44 41 237 71 102 11 1
1 0 0 4 2 2 2 1 1 1 0 0
Bolmut
23
0
Jumlah
1,620
14
Sumber : Bidang PMK, 2009
D.
STATUS GIZI Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang mengambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Tinggi rendahnya prevalensi gizi buruk dan kurang mengindikasikan ada tidaknya masalah gizi pada balita, tetapi tidak memberikan indikasi apakah masalah gizi tersebut bersifat kronis atau akut.
32
Jumlah kasus gizi buruk Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008 sebanyak 49 kasus. Jumlah tersebut adalah jumlah terkecil dalam 3 tahun terakhir yaitu 257 kasus pada tahun 2006 dan 106 kasus pada tahun 2007. Kota Manado merupakan penyumbang terbesar kasus gizi buruk di Sulawesi Utara tahun 2008, seperti terlihat pada gambar IV.23 berikut.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Gambar IV. 24. Kasus gizi buruk menurut kabupaten/kota tahun 2008
Sumber : Bidang Kesga dan Gizi, 2009
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN Pemantauan pertumbuhan balita adalah salah satu kegiatan penting untuk mengetahui adanya hambatan dalam pertumbuhan (growth faltering) secara dini. Untuk mengetahui hambatan tersebut perlu dilakukan penimbangan rutin setiap bulan di posyandu. Dalam pelaksanaan penimbangan di posyandu ditemukan kecenderungan makin tinggi umur anak, makin rendah cakupan penimbangan rutin. Jadi makin tinggi umur anak makin rendah pula persentase anak yang ditimbang diposyandu. Balita yang naik berat badannya pada tahun 2008 sebesar 84,14% melebihi target nasional sebesar 80%. Kabupaten Minahasa Selatan adalah daerah yang paling tinggi jumlah balita yang naik berat badannya yaitu sebesar 90,93% sedangkan daerah yang paling rendah adalah sebesar 77,22 persen di Kota kotamobagu. Balita dengan hambatan pertumbuhan yang ada di Sulawesi Utara adalah sebesar 1,12 %. Angka ini lebih rendah dari target nasional sebesar 5%. Hambatan pertumbuhan terbesar ada didaerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebesar 37,97 % sedangkan hambatan pertumbuhan terkecil ada di Kota Bitung sebesar 0,18 %.
kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan tambahan makanan dan minuman. Cakupan ASI Eksklusif (ASIE) didapat dengan meng-hitung Jumlah bayi yang mendapat hanya ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah seluruh bayi usia 0-6 bulan disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama dikali 100 persen. Di Sulawesi Utara jumlah bayi usia 0-6 yang mendapat ASIE pada tahun 2008 sebanyak 46.244 bayi dan yang mendapat ASIE sebesar 16.164 bayi. Cakupan pemberian ASI Eksklusif tahun 2008 adalah sebesar 19,2 persen. Rendahnya cakupan ASI eksklusif disebabkan ketidaktahuan ibu akan gunanya ASI, gencarnya iklan susu formula, kurang trampilnya dan kurang pedulinya petugas kesehatan pada kebutuhan ibu dan bayi tentang manajemen laktasi.
ASI EKSKLUSIF Untuk membantu menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dan meningkatkan status gizi bayi di Sulawesi Utara, dilakukan pemberian Air Susu Ibu Eksklusif yaitu Air susu ibu yang diberikan
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
33
34
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
BAB V UPAYA PELAYANAN KESEHATAN
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan, dan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Sulawesi Utara dimana salah satu strategi utamanya adalah Meningkatkan Kinerja dan Upaya Kesehatan, maka dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan sepanjang tahun 2008. A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat di atasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut. 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak a. Kesehatan Anak Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa Angka Kematian Neonatal (AKN) di Provinsi Sulawesi Utara adalah 24/1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi 33/1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Anak Balita 43/1000 kelahiran hidup. Cakupan kunjungan neonatal (KN 1) hanya 56%, cakupan kunjungan bayi 53% (target nasional 83%), Cakupan penanganan komplikasi neonatal 9%(target nasional 70%), cakupan imunisasi
Hepatitis B 0 38,8%(target nasional 80%), cakupan injeksi Vitamin K 03,55%, Cakupan imunisasi lengkap 58%, Cakupan ASI eksklusif 67,7%, dan cakupan inisiasi menyusui dini 67,7%. Prevalensi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) 7-20%, prevalensi balita dengan gizi kurang 11,4%, prevalensi balita gizi buruk 4,3% dan prevalensi gizi. Penyebab kematian terbesar pada bayi adalah BBLR dan asfiksia, sedangkan penyakit pe nyebab kematian pada umur lebih dari 1 bulan sampai 5 tahun adalah diare dan pneumonia. Selain itu faktor-faktor seperti persalinan yang terjadi di rumah dan masih ditolong oleh biang kampung/dukun bayi, status gizi ibu hamil masih kurang, sarana dan prasarana masih terbatas, adanya disparitas pendidikan, sosial ekonomi dan pelayanan kesehatan, kendala geografis (DTPK), sumber daya manusia dan kompetensi yang masih belum memadai menjadi pernyebab masih tingginya angka kematian bayi. Dari gambaran tersebut di atas menunjukkan bahwa kesehatan anak masih merupakan masalah yang harus dilakukan langkah-langkah strategis untuk penanggulangannya Jika ditinjau dari kesiapan petugas dalam hal kapasitasnya untuk penangulangan masalah kesehatan anak, maka hingga tahun 2008 telah dilakukan beberapa pelatihan dengan data sebagaimana terlihat dalam tabel V.1 dan V.2.
Tabel V. 1. DATA PUSKESMAS,TENAGA KESEHATAN DILATIH MTBS DAN SDIDTK TAHUN 2008
PUSKESMAS
PKM DILATIH
NAKES DILATIH
TT
NON TT
MTBS
SDIDTK
MTBS
SDIDTK
66
78
73
22
134
74
Sumber : Bidang Kesga dan Gizi, 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
35
Tabel V. 2. DATA PUSKESMAS, TENAGA KESEHATAN DILATIH MANAJEMEN ASFIKSIA DAN BBLR TAHUN 2008
MANAJEMEN BBLR
MANAJEMEN ASFIKSIA
Dr
Bida n
Per awa t
Jlh. PKM Yg tenagan ya tlh dilatih
24
85
6
94
Dr
13
Bid an
Pe ra wa t
Jlh. PKM Yg tenaga nya tlh dilatih
100
8
95
Jlh. Kab/Kota Yg mlkkn plth Afiksia
8
Sumber : Bidang Kesga dan Gizi, 2009
Dari data tersebut di atas terlihat bahwa seharusnya cukup banyak tenaga kesehatan dan puskesmas yang sudah pernah mengikuti pelatihan MTBS, SDIDTK, manajemen asfiksia dan BBLR tapi hasil yang dicapai belum optimal. Masih banyak petugas pengelolah program kesehatan anak yang merangkap tugas lain sehingga pencapaian program mengalami kendala. b. Kesehatan Ibu Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Ganguan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya. Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas kesehatan, mulai dari Posyandu sampai Rumah Sakit baik pemerintah maupun swasta. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) Masa kehamilan merupakan masa yang rawan kesehatan, baik kesehatan ibu yang mengandung maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur. Hal ini dilakukan guna menghindari gangguan sedini mungkin dari segala sesuatu yang
36
membahayakan terhadap kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) yang meliputi pengukuran ber badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan dapat dilihat dari cakupan pelayanan kunjungan ibu hamil K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan Cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Cakupan pelayanan K1 dapat dilihat pada grafik berikut.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Gambar V.1. Cakupan pelayanan K1 ibu hamil Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Sumber : Profil kab/Kota 2008
Dari grafik di atas, maka cakupan K1 terbesar pada tahun 2008 adalah di Kabupaten Bolaang Mongondow (107,2 %) dan Kabupaten Sangihe merupakan daerah dengan cakupan K1 terkecil (62,6 %).
Semenara itu jika dilihat dari cakupan K4 (grafik V.2) maka cakupan terbesar adalah di Kabupaten Minahasa Utara (94,1 %) dan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara merupakan kabupaten dengan pelayanan K4 terkecil (60,71%).
Gambar V.2 Cakupan pelayanan K4 Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008
Sumber : Profil kab/kota 2008
Pertolongan Persalinan oleh tenaga Kesehatan dengan Komptensi Kebidanan Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilkaukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan
(professional). Pada grafik terlihat cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut kabupaten/kota tahun 2008 dengan cakupan tertinggi adalah Kabupaten Bolmong (98.2%), sedangkan cakupan terendah adalah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (57.51%). Secara Provinsial, cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan adalah 80.92%.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
37
Gambar V.3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008
Sumber : Profil kab/kota 2008
Angka-angka di atas cukup baik dibandingkan dengan target nasional yaitu 60 %, juga ketika membandingkan dengan data SDKI 2007, dimana dari seluruh kejadian kelahiran hidup, hanya 55 % yang ditolong di lokasi / fasilitas kesehatan, yaitu 26.6
% di fasilitas kesehatan pemerintah dan 28.4% di fasilitas swasta. Berdasarkan SDKI 2007, persentase distribusi penolong persalinan dari yang ditolong di fasilitas kesehatan adalah seperti pada gambar di bawah.
Gambar V. 4. Persentase distribusi penolong persalinan Provinsi Sulawesi Utara
Sumber : IDHS, 2007
Dari gambaran di atas terlihat bahwa persentase terbanyak penolong persalinan adalah Bidan/ perawat/bidan desa, yang memperlihatkan bahwa peranan mereka sangat besar dalam menekan angka kematian ibu maternal. Deteksi Risiko dan Penanganan Komplikasi Kegiatan deteksi dini dan penanganan ibu hamil berisiko/komplikasi kebidanan perlu lebih ditingkatkan baik di fasilitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) maupun di masyarakat. Deteksi 38
Risiko oleh tenaga kesehatan untuk tahun 2008 Provinsi Sulawesi Utara adalah sebesar 30,76 %. Risiko/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Risti/ komplikasi kebidanan meliputi Hb< 8 g%, Tekanan darah tinggi (systole >140 mmHg, diastole > 90 mmHg). Oedema nyata, eklamsia, perdarahan pervaginam. Ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan >32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, persalinan premature.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Dari 13 kabupaten/kota yang melakukan deteksi risiko tinggi ibu hamil, Kota Tomohon mendeteksi ibu hamil paling tinggi yaitu 62,56 dan Kabupaten Minahasa Utara paling rendah yaitu 4,95 Gambar V. 5. Deteksi ibu hamil risti/komplikasi Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008
Sumber : Bidang Kesga dan Gizi 2009
Dari semua kasus bumil risti/komplikasi seluruhnya (100%) dilakukan penanganan. Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN2) Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari (KN1) dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari (KN2). Dalam melaksanakan pelayanan neonatus,
petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi ); pemberian vitamin K; manajemen terpadu balita muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah mengunakan buku KIA. Cakupan kunjungan neonatal (KN2)menurut kabupaten/kota tahun 2008 seperti pada grafik berikut.
Gambar V. 6. Grafik Cakupan pelayanan kesehatan neonatal (KN2) Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008
Sumber : Profil kab/kota 2008
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
39
Dari grafik tersebut terlihat bahwa cakupan KN2 tertinggi adalah Kabupaten Minahasa Selatan dan terendah pada Kabupaten Sangihe. Jika dilihat dari sumberdaya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan ibu, maka di sektor pemerintah telah ada bidan desa / bidan PTT yang ditempatkan di Poskesdes / Polindes namun penyebarannya belum merata di seluruh wilayah Provinsi Sulut. Melalui program desa siaga telah dilatih bidan desa dan bidang Koordinator serta dokter puskesmas di beberapa Puskesmas di Provinsi Sulawesi Utara. Sampai dengan tahun
2009 telah ada 1440 desa siaga di Provinsi Sulawesi Utara. Data Kesehatan Ibu 2008 menunjukkan ada 872 orang bidan desa di Provinsi Sulawesi Utara. 478 (67,2 %) orang bidan tinggal di desa dan 573 ( 81 % ) orang bidan desa yang memiliki bidan kit. Data menunjukkan belum semua desa memiliki bidan desa demikian juga untuk Kab./Kota masih ada 3 Kabupaten / Kota yang belum memiliki dokter spesialis kebidanan yaitu Kab. Bolaang Mongondow Utara, Kab. Minahasa Tenggara, Kab. Sitaro.
Tabel V.3.Jumlah Bidan / Bidan Desa & Bidan Kit Total
Total
Bidan
Bidan
Telah APN
Desa
Bidan
Desa
Tinggal di
1440
872
711
478
266
Mampu
Punya
GDON
Bidan Kit
281
573
Sumber : Bidang Kesga dan gizi, 2009
Di tingkat Puskesmas yang mempunyai dokter umum dan bidan, khususnya Puskesmas dengan tempat tidur, belum semua mampu memberikan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar. Di Provinsi Sulawesi Utara dari 56 Puskesmas Rawat Inap hanya 34 Puskesmas yang sudah mampu PONED. Demikian pula untuk
Rumah Sakit Kabupaten / Kota belum semua kab./ kota yang memiliki memberikan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif ( PONEK). Di Provinsi Sulawesi Utara terdapat 29 Rumah Sakit Pemerintah / Swasta hanya 9 Rumah Sakit yang mampu PONEK.
Tabel V.4. Jumlah Puskesmas dan Rumah Sakit di Sulawesi Utara yang mampu melaksanakan PONED & PONEK Jumlah PKM
Mampu
Jumlah RS
Mampu PONEK
56
34
29
9
Sumber : Bidang Kesga dan gizi, 2009
Sistem Pencatatan dan Pelaporan pelayanan kesehatan ibu di Kabupaten / Kota masih masih belum adekuat. Pelayanan Kesehatan Ibu di Rumah Sakit belum dapat didata secara tepat. Beberapa Kabupaten tidak bisa menyertakan data dari rumah sakit. Format – format untuk pendataan dan pelaporan data tidak tersedia di tingkat Puskesmas. Demikian juga tidak dilaksanakan lagi Audit Maternal Perinatal (AMP) di Kabupaten / Kota.
40
Posyandu yang dikelola oleh Kader Kesehatan memberi pelayanan antenatal dengan bantuan Bidan di desa. Dukun bayi diharapkan berperan dalam membantu bidan dalam memberikan pelayanan kehamilan, persalinan dan nifas. Di Provinsi Sulawesi Utara terdapat 1282 orang dukun bayi namun data 2008 menunjukkan yang bermitra hanya 356 atau orang dukun bayi.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Gambar V. 5. Jumlah Dukun dan Dukun yang Bermitra di Provinsi Sulawesi Utara s/d tahun 2008 Total Dukun
Bermitra
711
478
Sumber :
Fasilitas bidan praktek swasta terdapat di desa dan kota yang juga memberikan pertolongan persalinan. Namun sistem pencatatan data dan penyampaian laporan ke Puskesmas tidak ada. Sesuai data Riskesdas 2007 pemanfaatan pelayanan polindes / bidan di desa masih sangat rendah yaitu < 20 %. Lebih dari 50 % responden memberikan alasan yang tidak jelas mengapa tidak memanfaatkan polindes / bidan di desa. Jenis pelayanan polindes / bidan yang paling banyak dimanfaatkan dalam 3 bulan terakhir adalah pengobatan ( > 80 % ). Dalam hal pembiayaan program, pembiayaan program kesehatan ibu di Provinsi Sulawesi Utara untuk tahun 2009 sepenuhnya berasal dari APBN ( dana dekonsentrasi ). APBD Provinsi belum menyediakan dana untuk program kesehatan ibu. Program kesehatan ibu terdapat pada beberapa instansi pemerintah disamping Dinas Kesehatan seperti Badan Pemberdayaan Perempuan, BKKBN, Bappeda, Biro Sosial dan Dinas Sosial. Dinas dan Badan tersebut di atas tidak jarang mempunyai kepentingan yang sama di beberapa bidang namun kadang – kadang kegiatan ini sulit untuk diintegrasikan di lapangan, sehingga dapat menciptakan tumpang tindih yang tidak dapat dihindari serta tidak terlaksananya kemitraan.
5.
Pelayanan Imunisasi Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur 0-1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, Hb), imuisasi untuk Wanita Usia Subur/Ibu hamil (TT) dan imunisasi untuk anak SD (kelas 1:DT dan kelas 2-3: TT), sedangkan kegiatan imunisasi tambahan dilakukan atas dasar ditemukannya masalah seperti Desa non UCI, potensial/ risti KLB, ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan teknis. Pencapaian Universal child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Dalam hal ini Pemerintah menargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi desa/kelurahan. Suatu desa/kelurahan telah mencapai target UCI apabila >80% bayi di desa/kelurahan tersebut mendapat imunisasi lengkap. Secara Provinsi, pencapaian UCI tingkat desa/kelurahan tahun 2008 seperti pada grafik berikut.
Gambar V. 7. Cakupan UCI Kabupaten/Kota se Sulawesi Utara tahun 2008
Sumber : Bidang PMK, 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
41
Dari grafik di atas, seratus persen desa/ kelurahan di Kota Tomohon tercakup dengan UCI diikuti oleh Bolaang Mongondow Utara (93,0%) dan Kabupaten Minahasa Selatan (86,8%) sedangkan Kota Kotamobagu paling rendah cakupan UCI yaitu 17,2 %. Target jangkauan imunisasi bayi ditunjukkan dengan cakupan imunisasi DPT1, karena imunisasi ini merupakan salah satu antigen kontak pertama
dari semua imunisasi yang diberikan pada bayi. Sedangkan target tingkat perlindungan imunisasi bayi ditunjukkan dengan cakupan imunisasi campak karena imunisasi inim erupakan antigen kontak terakhir dari semua imunisasi yang diberikan pada bayi. Untuk menunjukkan tingkat efektifitas program digunakan angka drop out (DO)DPT1 – Campak.
Gambar V. 8. Cakupan imunisasi DPT1-Hb1 Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008
Sumber : Bidang PMK, 2009
Cakupan imunisasi DPT1-Hb1 di Sulawesi Utara dengan 90,4 % dari gambar terlihat cukup dipengaruhi oleh pencapaian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebanyak 154% diikuti oleh Kabupaten Bolaang Mongondow sebesar 116%. Dua kabupaten masih belum mencapai target na-
sional yaitu Kabupaten Sitaro dan Kota Kotamobagu (58,7 % dan 70,1%). Tingkat efektifitas program digunakan angka drop out (DO)DPT1 – Campak dapat dilihat seperti pada grafik berikut.
Gambar V. 9. Drop Out (DPT1-Campak) Sulawesi Utara tahun 2008
Sumber :
42
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Dari data di atas maka perlu dilakukan revisi data yang berasal dari Kabupaten Sitaro dan Kabupaten Minahasa Tenggara dimana cakupan campak jauh lebih besar dibandingkan cakupan DPT1Hb1 sehingga menghasilkan cakupan negatif. Adapun DO terbesar terdapat di kabupaten Sitaro dan Kota Tomohon meskipun secara keseluruhan terdapat lima Kabupaten yang tidak mencapai target program ( >10%) atau dengan kata lain terdapat 5 kabupaten yang tidak mencapai tingkat perlindungan program. Cakupan imunisasi bayi untuk masing-masing jenis vaksinasi menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran tabel 23. Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan salah satu kegiatan imuniasi tambahan yang bertujuan untuk menurunkan jumlah kasus Tetanus Neonatal di setiap Kabupaten hingga < 1 kasus per 1000 kelahiran hidup pertahun. Pada masa lalu sasaran kegiatan MNTE adalah calon penganten dan ibu hamil namun pencapaian target agak lambat sehingga dilakukan kegiatan akselerasi berupa pemberian TT 5 dosis pada seluruh Wanita Usia Subur termasuk ibu hamil (usia 15 – 49 tahun). Untuk cakupan imunisasi TT ibu hamil tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 26. B. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN Seperti diketahui, bahwa Upaya kesehatan pengembangan merupakan salah satu kegiatan Puskesmas di samping upaya kesehatan wajib. Kegiatan upaya kesehatan pengembangan tersebut dilaksanakan bila upaya kesehatan wajib telah terlaksana secara optimal (target cakupan dan mutu terpenuhi), namyn dalam keadaan tertentu ditetapkan sebagai penugasan dari Dinas kesehatan). Pemilihan kegiatan kesehatan Pengembangan oleh Puskesmas dilakukan bersama-sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari Badan penyantun Pelayanan (BPP).
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok yang telah ada, yakni : Upaya Kesehatan Usia Lanjut Upaya Kesehatan Kerja Upaya Kesehatan Indera Upaya Kesehatan Olah Raga Upaya Pembinaan pengobatan Tradisional Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Upaya Kesehatan Jiwa Perawatan Kesehatan Masyarakat Sebagai hasil pembangunan terlihat adanya peningkatan umur harapan hidup yang membawa dampak peningkatan jumlah usia lanjut dengan berbagai masalah dan kebutuhan bagi usia lanjut di bidang kesehatan. Prioritas pembangunan kesehatan saat ini masih ditujukan pada upaya penanggulangan penyakit menular, kekurangan gizi, kematian ibu maternal, sementara pada saat yang bersamaan pola penyakit juga bergeser yakni meningkatnya penyakit degeneratif dan kardiovaskuler. Dengan keterbatasan sumber daya yang ada, maka upaya promotif dan preventif harus ditingkatkan kepada kelompok pra usia lanjut di samping upaya kuratif yang perlu biaya tinggi. 1. Kesehatan Usila Dari 13 Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, maka terdapat 8 Kabupaten yang melaporkan kegiatan kesehatan bagi lanjut usia yaitu Kotas Manado, Kota Bitung dan Kota Kotamobagu, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Tengara dan Kabuapten Sabgihe dan Kabupaten Talaud. Dari 8 Kabupaten/Kota tersebut, hanya 1 kabupaten yang mempunyai Puskesmas Santun Usila yaitu Kota Kotamobagu dengan 1 Puskesmas santun usila.
Gambar V. 10. Data Puskesmas Bina Kesehatan Lanjut Usia Provinsi Sulawesi Utara tahun 2007
Sumber : Bidang UPK, 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
43
Dari gambar 5 di atas, maka terdapat 5 Kabupaten dimana seluruh Puskesmas (100 %) melaksanakan pembinaan kesehatan Usia lanjut, yaitru kota Manado, Kabupaten Minahasa, kabupaten Minahasa Utara Kabupaten Minahasa Tenggara dan Kota Bitung. Dari gambar 6. terlihat bahwa Kabupaten Minahasa Utara memiliki jumlah posyandu usila terbanyak di provinsi Sulawesi Utara, yaitu 97 po-
syandu, diikuti Kota Bitung dengan 40 posyandu, Kabupaten Sangihe 29 posyandu, Kota Manado 15 posyandu, Kota Kotamobagu 10 posyandu dan Kabupaten Minahasa Tenggara 7 posyandu. Sedangkan kabupen/kota lainnya, yaitu Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Sitaro, Kabupaten Bolaang Mongondow dan Bolaang Mongondow Utara belum melaporkan datanya
Gambar V. 11. Jumlah Posyandu Usila se-Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008 JUMLAH POSYANDU USILA SE PROPINSI SULUT TAHUN 2007 100 97
80
60 40
40 29 15
20
10
0 Jlh Pos
MINUT
BITUNG
97
40
SANGIHE MANADO 29
15
7
KOTAMO BAGU
MITRA
10
7
TOMOHO MINAHA N SA
MINSEL
SITARO
TALAUD
BOLMON BOLMUT G
Sumber : Bidang UPK, 2009
Secara keseluruhan di Sulawesi Utara, ada 4 kabupaten/kota yaitu Manado (92,9%), Minahasa Utara (100%), Minahasa Tenggara (100%) dan Bi-
tung (100%) yang telah mencapai bahkan melampaui target yang ditetapkan sebesar 70 persen seperti terlihat pada gambar 7
CAKUPAN PELAYANAN DANSulawesi Utara Gambar V. 12. Cakupan pelayanan kesehatanKESEHATAN Pra Usila dan PRAUSILA Usila se-Provinsi USILA PROP. SULUT TAHUN 2007 (dalam %) tahun 2008 100
Target : 70 %
50
0
KOTAMO BAGU
MITRA
SANGIH E
MINUT
MINSEL
Pra usila
55.1
8.6
1.3
49.3
1.1
100
0
0
0
0
0
0
0
30.7
Usila
51.2
28.2
35.8
51.5
5.4
78.3
0
0
0
0
0
0
0
32.8
MANADO BITUNG
MINAHA TOMOHO BOLMON PROP. SITARO TALAUD BOLMUT SA N G SULUT
Sumber : Bidang UPK, 2009
Untuk cakupan pelayanan kesehatan prausila dan usila di seluruh kabupaten/kota se-Sulawesi Utara tahun 2007, hanya kabupaten Minahasa Utara yang telah mencapai sasaran yang ditetapkan, yaitu 78,3 persen untuk usila dan 100 persen un-
44
tuk prausila. Kabupaten lain, meskipun telah melaporkan mempunyai Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan Usila, namun tidak melaporkan cakupan pelayanan yang dilakukan.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
3. Upaya Kesehatan pengembangan lainnya Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam Upaya Kesehatan pengembangan yaitu Kesehatan kerja, Kesehatan Indera, Kesehatan Olah Raga, Battra, Kesehatan Gigi Mulut, Kesehatan jiwa dan Perawatan Kesehatan Masyarakat.
Pelayanan kesehatan kerja tidak dilaksanakan oleh semua kabupaten/kota oleh karena keterbatasan program dimana sarana pekerja formal yang dilayani sesuai program tidak tersedia. Oleh karena itu kegiatan pelayanan kesehatan kerja hanya pada beberapa Kabupaten/Kota saja. Adapun cakupan pelayanan kesehatan kerja pekerja formal seperti pada grafik berikut.
Gambar V. 13. Cakupan pelayanan kesehatan pekerja informal Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008
Sumber : Bidang UPK, 2009
4. Upaya Pelayanan Kesehatan Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) Upaya pelayanan kesehatan di DTPK se Provinsi Sulawesi Utara dilaksanakan dalam kerangka upaya kesehatan komunitas di daerah
DTPK. Pada tahun 2008 pelayanan kesehatan DTPK dilaksanakan di beberapa kabupaten yang mempunyai DTPK sesuai Keppres 78/2005 tentang Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan, sebagaimana dalam tabel berikut.
Tabel V. 6. Kabupaten,Kecamatan, Puskesmas dan nama pulau yang termasuk DTPK Sulawesi Utara tahun 2008
Sumber : Bidang UPK, 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
45
Adapun kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan berbeda menurut tingkat administrasi di provinsi dan kabupaten. Sebagai contoh, di tingkat Provinsi kegiatan yang dilakukan adalah monitoring dan evaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan DTPK Kabupaten/Kota serta beberapa pelayanan spesialistik seperti pada kegiatan Manunggal ABRI, dimana dilakukan periksaan kesehatan gratis, operasi katarak dan pelayanan psikiatrik. Di tingkat Kabupaten, kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang meliputi promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular; kegiatan Kordinasi pelaksanaan serta monitoring evaluasi. Pengembangan sarana kesehatan di DTPK dilakukan dengan menggunakan dana yang bersumber dari DAK masing-masing serta bantuan dari Subdirektorat DTPK Depkes RI. C. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Sebagaimana diketahui bahwa salah satu program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 adalah upaya kesehatan perorangan yang bertujuan meningkatkan akses, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang aman melalui sarana pelayanan kesehatan perorangan (Puskesmas, Rumah Sakit dan fasilitas kesehatan lainnya). Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan adalah peningkatan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di kelas III di rumah sakit dan lain-lain. Berikut adalah uraian singkat tentang pelayanan kesehatan rujukan tersebut. Indikator Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Upaya kesehatan perorangan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara, meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan/ memulihkan kesehatan perorangan. Upaya pelayanan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan. Beberapa indicator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sa-
46
kit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (BOR), rata-rata lama hari perawatan (LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI). Persentase pasien keluar yang meninggal (GDR) dan persentase pasien keluar yang meningal < 24 jam perawatan (NDR). Pada tahun 2008, dari 30 Rumah Sakit yang tercatat di Provinsi Sulawesi Utara, hanya RSU Liun Kendage Sangihe, RSUD Manembo-nembo Bitung, RS Chantia Tompaso Baru, RSU Bethesda Tomohon, RSU Budi Mulia Bitung, RS Kalooran Amurang, RS TNI AL Bitung yang mengirimkan data kunjungan penderita, sehingga indicatorindikator berkaitan dengan keberhasilan pelayanan di rumah sakit tidak dapat dihitung secara umum. Demikian pula data yang diharapkan dari program kesehatan rujukan, oleh karena itu diperlukan upaya-upaya terobosan untuk mendapatkan data-data yang dimaksud dalam kerangka monitoring dan evaluasi serta perencanaan kesehatan di masa mendatang yang lebih baik. Pelayanan Kesehatan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (JPKMM) Tujuan umum JPKMM adalah terselenggaranya jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin secara berhasil guna dan berdaya guna. Tujuan tersebut dijabarkan ke dalam tujuan khusus yang meliputi : (1) terlaksananya registrasi masyarakat miskin yang tepat sasaran sebagai peserta program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin, (ii) terlaksananya pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif dalam meningkatkan pemanfaatan dan taraf kesehatan masyarakat miskin, (iii) terlaksananya pengelolaan keuangan yang akuntabel dan efisien dalam program jaminan kesehatan masyarakat miskin. Salah satu program yang member andil besar dalam peningkatan kesehatan masyarakat adalah program jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin (JPKMM). Program ini menjadi vital mengingat sebagian penduduk Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan. Mereka yang termasuk kelompok keluarga miskin (gakin) seringkali direpotkan masalah biaya saat berhadapan dengan problem kesehatan. Melalui program ini, gakin bisa terlepas dari beban biaya kesehatan, sebab pemerintah akan menanggung biaya pelayanan kesehatan untuk gakin.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Di Provinsi Sulawesi Utara, jumlah seluruh masyarakat miskin adalah 495.897 orang. Dari jumlah tersebut 92.66 % dicakup oleh Askeskin dan yang mendapatkan pelayanan adalah 73.91 % untuk rawat jalan dan 1.17 % untuk rawat inap. Jumlah absolut masyarakat miskin menurut kabu-
paten/kota dan yang terjangkau askeskin serta pemanfaatannya menurut jenis perawatan dapat dilihat pada tabel 37. Cakupan masyarakat miskin yang mendapatkan askeskin menurut kabupaten/kota seperti pada grafik berikut.
Gambar V. 14. Cakupan masyarakat miskin yang mendapatkan askeskin di Sulawesi Utara tahun 2008
Sumber : Bidang Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat, 2009
Dari grafik di atas nampak bahwa terdapat enam kabupaten yang tidak semua masyarakat miskinnya terjangkau oleh askeskin. Dalam program JPKMM, masyarakatmiskin tidak hanya mendapat pelayanan kesehatan umum/ dasar, tetapi juga untuk penyakit-penyakit berat misalnya hemodialisa, operasi jantung, cesar dan kanker. D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat antara lain kekurangan vitamin A dan anemia gizi
Gambaran status gizi masyarakat pada saat ini ditandai dengan tingginya masalah kekurangan gizi dan mulai meningkatnya masalah kelebihan gizi dan masalah-masalah gizi lain yang terkait penyimpangan gaya hidup. Masalah-masalah kekurangan zat gizi makro terutama kurang energi protein balita dan kekurangan gizi seperti anemia gizi besi (AGB), kurang vitamin A (KVA) dan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKY) belum secara tuntas dapat diatasi. Hasil cakupan program dari tahun 2000 s/d 2008 dapat dilihat pada tabel berikut
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
47
Tabel V. 7. Hasil Cakupan Program Gizi tahun 2000—2008 NO 1
2
3
4 5
6
KEGIATAN
Vitamin A - Bayi bulan Peb. bulan Agust - Balita bulan Peb bulan Agust - Ibu Nifas Tablet Tambah Darah - Fe1 - Fe3 Pemantauan Balita - D/S - N/D - BGM ASI Ekslusif Pemantauan Status Gizi - Gizi Buruk - Gizi Kurang - Gizi Baik - Gizi Lebih Kasus Gizi Buruk
HASIL CAPAIAN 2000
2001
2002
2003
2004
2005
81 81 88 84 79
54 76 81 76,5 52
50 54 53,6 76,2 36
64 85 84 87,6 28
80 92 84,8 92,2 57
84 83 92 94,8 38,6
81 81
54 76
50 54
64 85
80 92
67,8 82,4
73 83,3
77,3 88,6
67 78
73 83
-
-
-
-
1,5 11,1 76,4 2,2 -
0,55 7,36 89,4 2,69 -
0,99 9,42 87,86 2.02 -
0,56 7,31 89,43 2,7 -
2006
2007
2008
93 93,6 94,9 89 51,9
89,6 94,7 88,9 95,7 50,8
89,8 90,5 83,4 87,2 59
79 72,1
79,1 70,1
76,3 70,2
86,2 77,7
13
71,9 81,7 4,1 69
65,8 84,9 5,7 23,8
70,5 84,3 1,2 16,9
67,9 84 0,8 19,2
0,74 6,27 90,69 2,3 -
0,44 6,07 89,11 1,71 -
0,60 8,2 89,07 2,63 257
4,3 11,4 81,2 3,1 106
49
Sumber : Bidang Kesga & Gizi, 2009
Pemberian Kapsul Vitamin A Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun (Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan 1 kali. Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang bergunan untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Anak yang menderita kurang vitamin
A, bila terserang campak, diare atau penyakit infeksi lain, penyakit tersebut akan bertambah parah dan dapat mengakibatkan kematian. Infeksi akan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerab zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis habis simpanan vitamin A dalam tubuh. Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama juga akan mengakibatkan terjadinya gangguan pada mata, dan bila anak tidak segera mendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan. Pemberian kapsul vitamin A menurut sasaran dalam tahun 2008 dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar V. 15. Cakupan pemberian vitamin A (2kali) balita di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008
Sumber : Bidang Kesga dan Gizi, 2009
48
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Dari grafik di atas nampak cakupan yang sangat ekstrim yaitu Kabupaten Bolaang Mongondow, yang mungkin terjadi karena sasaran yang sangat rendah atau hal lain yang perlu untuk diklarifikasi. Pemberian Tablet Besi Pelayanan pemberian tablet besi (Fe) dimak-
sudkan untuk mengatasi kasus anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Perkembangan cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil 30 tablet (Fe-1) dan 90 tablet (Fe-3) Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2008 dapat dilihat pada grafik di bawah.
Gambar V. 16. Cakupan pemberian tablet besi Fe-1 dan Fe-3 di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008
Sumber : Bidang Kesga dan Gizi, 2009
Dari grafik di atas nampak bahwa cakupan pemberian tablet besi Fe-1 dan Fe-3 terendah berada di Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Sitaro. E. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA Bencana di Indonesia dapat dikategorikan menjadi 2 macam yaitu bencana lingkungan hidup dan bencana alam. Bencana lingkungan hidup terjadi akibat kerusakan lingkungan seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, kecelakaan industry, tumpahan minyak di laut, sedangkan bencana alam terjadi sebagai akibat aktifitas lapisan/kerak bumi/fenomena alam seperti gempa bumi, gelombang tsunami, letusan gunung berapi, badai atau angin rebut yang kejadiannya sulit diprediksi. Provinsi Sulawesi Utara yang telah ditetapkan Depkes sebagai Pusat Penanggulangan Krisis
Regional 8 yang membawahi provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo dan Makassar menjadi tulang punggung dalam penanganan bencana yang terjadi di tiga Provinsi tersebut. Tercatat selama tahun 2008 terdapat 14 kejadian bencana alam, mulai dari banjir bandang, angin kencang, tanah longsor, gunung meletus, tanah longsor dimana kejadiannya tersebar di hamper seluruh kabupaten/ kota se Provinsi Sulawesi Utara. Untuk menghadapi situasi bencana, maka hingga tahun 2008, kesiapsiagaan mutlak diperlukan yaitu adanya SDM kesehatan (kualitas dan kuantitas) yang mampu untuk memberikan pelayanan kesehatan secara optimal. Untuk itu berbagai pelatihan telah dilakukan untuk mempersiapkan sumberdaya manusia yang mampu bereaksi cepat dalam penanggulangan bencana. Adapun pelatihan-pelatihan yang telah diberikan dengan jumlah tenaga terlatih hingga tahun 2008 adalah sebagai mana terlihat pada tabel … berikut
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
49
Tabel V. 8. Jenis pelatihan dan jumlah tenaga kesehatan terlatih penanggulanan bencana Provinsi Sulawesi Utara sampai tahun 2008
No
Jenis Pelatihan
Jumlah
1
ATLS
120 orang
2
ACLS
61 orang
3
Emergency Nursing
90 orang
4
Em. Nursing basic 2
15 orang
5
Rumah sakit lapangan
36 orang
6
Farmasi bencana
85 orang
7
Perahu karet
30 orang
8
Sistem komunikasi dan informasi
9
Management bencana
10
Contingency plan
5 kab/kota
11
Dasipena
1400 orang
12
Bidan desa
7 orang 29 orang
377 orang
Sumber : Bidang PMK 2009
Selain pelatihan-pelatihan seperti di atas, pada tahun 2008 dilakukan pula simulasi bencanabencana seperti “gladi posko tsunami” (bekerja sama dengan Korem Santiago), “gladi lapang Flu Burung” yang bekerja sama dengan Kementerian Kesejahteraan Rakyat dan “Tsunami drill” yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara Untuk menangani bencana secara cepat, maka telah dibentuk tim di masing-masing unit, yaitu Tim Reaksi Cepat, Tim BSB (petugas Rumah Sakit Kandouw), Satgas bencana (Puskesmas dan Kabupaten/Kota).
50
Berbagai peralatan kesehatan emergency seperti peralatan resusitasi jalan nafas, resusitasi jantung, peralatan pneumatic/listrik, peralatan/ perlengkapan penanganan luka serta peralatan RS lapangan sudah dimiliki untuk menunjang penanganan bencana di regional Sulawesi utara. Begitu pula dengan sarana transportasi dan alat komunikasi telah disiapkan untuk mendukung pelaksanaan penanggulangan pada setiap kejadian bencana.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
F. PEMBERANTASAN PENYAKIT 1. Penyakit Menular Langsung a. HIV DAN AIDS Kasus AIDS pertama kali ditemukan di Sulawesi utara pada tahun 1997 di Rumah Sakit Bethesda. Sejak penemuan kasus tersebut jumlah kasus HIV dan AIDS di Provinsi Sulawesi Utara terus bertambah dari tahun ke tahun, sampai dengan bulan Desember tahun 2008 HIV dan AIDS di Provinsi Sulawesi Utara berjumlah 456 kasus, 257 diantaranya penderita AIDS sementara jumlah
kasus yang meninggal berjumlah 87 orang. Kasus HIV dan AIDS tersebut tersebar di 11 (sebelas) Kabupaten / Kota dari 15 Kab/Kota yang ada di Provinsi Sulawesi Utara. Penyebaran kasus ini sangat cepat terutama pada kelompok usia produktif, sedangkan hubungan seks merupakan cara penularan tertinggi Hal ini memberikan gambaran bahwa epidemi HIV dan AIDS berkembang dengan kecepatan yang mengkhawatirkan seperti terlihat dalam grafik di bawah ini.
Gambar V.17. Distribusi kasus HIV AIDS berdasarkan tahun di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 1997 s/d 2008
Sumber : Bidang PMK 2009
Gambar V.18. Jumlah kasus AIDS dan kematian di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 1997 s/d 2008
Sumber : Bidang PMK 2009
Dari Grafik di atas terlihat gambaran fatalitas dari HIV/AIDS di Provinsi Sulawesi Utara. Apabila kasus HIV dan AIDS dikelompokkan menurut kelompok umur, maka penderita terutama berasal
dari kelompok umur produktif yakni 20-29 tahun (50%) dan 30-39 tahun (26%) seperti yang terlihat pada grafik 3 dibawah ini:
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
51
DISTRIBUSI KASUS HIV DAN AIDS BERDASARKAN KELOMPOK UMUR DI SULUT TAHUN 1997 – 2008 2008 Gambar V.19 . Distribusi kasus HIV dan AIDS berdasarkan kelompok umur di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 1997 s/d 2008 12 0 10 0 80 60 40 20 0 5-14
15-19
2029
3039
10
1
8
112
17
2
1
115
<1
1-4
HIV
3
AIDS
5
4049
5059
Tdk diket
42
19
0
1
3
86
25
6
0
10
> 60
Sumber : Bidang PMK 2009
Faktor risiko tertinggi penyebab penularan kasus HIV dan AIDS di Provinsi Sulawesi Utara adalah heteroseks (75%) diikuti oleh IDU (Injecting
Drug User / pengguna jarum suntik) 13%, seperti yang disajikan pada grafik 4 di bawah ini.
Gambar V.20. Jumlah kasus HIV dan AIDS berdasarkan faktor resiko JUMLAH KASUS HIV dan AIDS di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 1997 s/d 2008 BERDASARKAN FAKTOR RISIKO DI PROPINSI SULUT TAHUN 1997– 1997–2008 2008
60 50
179
40
152 39
30 20
13
6
1
10 0
2
1
10
15
29
1
3 2
3
0
Td t ke
di
rh
U
D
ID
si
u sf
o& er
k
et
H
U
an
ID
Tr l
l
a su
a su
l ua
a at
in
s ek
ek os
ek os er
er
P
is
B
et
H
om
H
l
HIV
AIDS
Sumber : Bidang PMK 2009
Hasil Riskesdas menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat tentang HIV/AIDS masih pada
level menengah seperti terlihat dalam tabel di bawah ini
Tabel V.9. Persentase Penduduk 10 tahun ke Atas menurut Pengetahuan Tentang HIV/AIDS dan Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara Kabupaten/Kota Bolaang Mangondow Minahasa Kepulauan Sangihe Kepulauan Talaud Minahasa Selatan Minahasa Utara Kota Manado Kota Bitung Kota Tomohon Sulawesi Utara
Pernah Mendengar 20,2 72,5 30,8 38,8 63,3 65,8 77,3 68,1 69,0 58,6
Berpengetahuan benar tentang penularan HIV/AIDS 5,3 15,4 5,1 6,0 11,3 2,2 20,9 5,7 7,3 12,5
Berpengetahuan benar tentang pencegahan HIV/AIDS 30,8 32,2 25,6 28,1 63,7 43,8 72,5 57,7 45,9 51,8
Sumber : Riskesdas 2007
52
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Secara rerata di tingkat Provinsi, 58% penduduk yang berumur ≥10 tahun di Provinsi Sulawesi Utara pernah mendengar tentang HIV/ AIDS. Persentase tertinggi di Kota Manado (77%) dan terendah di Kabupaten Bolaang Mongondow (20%). Secara rerata yang mempunyai pengetahuan benar tentang HIV/AIDS hanya 12,5% atau satu di antara delapan penduduk yang berumur ≥10 tahun. Sementara yang berpengetahuan benar tentang cara penularan HIV/AIDS sebesar 50% dari yang pernah mengetahui.
b. TUBERKULOSIS Sejak mulai di pakai di provinsi Sulawesi Utara pada tahun 1993, maka strategi DOTS telah diterapkan di seluruh Kabupaten/Kota dan 95 % Puskesmas telah mengadopsi strategi ini, sisanya belum dapat dikembangkan berhubungan dengan keterbatasan sumber daya tenaga kesehatan yang akan mengimplementasikan strategi ini terutama di puskesmas pemekaran Trend penemuan kasus pada 5 tahun terakhir tergambar pada Grafik Case Notification Rate di bawah ini.
Gambar V. 21. Case Notification Rate Tahun 2004 – 2008 Provinsi Sulawesi Utara
200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Thn 2004
Thn 2005
Thn 2006
Thn 2007
Thn 2008
Sumber : Bidang PMK 2009
Fokus penemuan tetap pada penderita BTA positif untuk menuntaskan sumber penularan,
tanpa meninggalkan kasus lainnya, sepertin terlihat dalam grafik 6 di bawah ini.
Gambar V. 22. Pola penemuan kasus TBC Provinsi Sulawesi Utara tahun 2001 - 2008 5000 4000 3000 2000 1000 0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
BTA POSITIF
1737 1715 2393 3055 3344 4149 3753 4054
BTA NEGATIF
275
550
581
717
747
522
519
485
Sumber : Bidang PMK 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
53
Angka penemuan kasus baru pada beberapa tahun terakhir ini menggambarkan fluktuasi yang bukan disebabkan oleh pergeseran epi-
demiologis, tetapi lebih banyak disebabkan oleh dinamika program, seperti terlihat dalam grafik di bawah ini.
Gambar V.23 . Penderita baru BTA positif (CDR) di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2004 s/d 2008
Sumber : Bidang PMK 2009
Ket : Thn 2005 PR 210/10000 Pddk
Kualitas Diagnosa TB menunjukkan perkembangan yang cukup baik dimana pada tahun 2003 masih menunjukkan angka 5 %, tetapi kemudian
mulai menurun ke kisaran 3 %, walaupun ada beberapa kabupaten error ratenya masih terlalu tinggi seperti di Minahasa
Gambar V.24. Error rate < 5 % di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2003 - 2007
20 16 15 10
77
88 5 4
5 1
4 2 1
5 4
6
5
11
2211 0
6 3
2 12 0
211 0
00
1112
3 1 2 0
5 3 3 12
2003
2004
2005
2006
ul ut S
in ut M
in se l
n
M
oh o
To m
Ta la ud
ng B itu
in ah as a B ol m on g M an ad o
M
S
an g
ih e
0
2007
Sumber : Bidang PMK 2009
54
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Kegiatan pembinaan pengobatan selama 5 tahun terakhir ini berlangsung cukup baik dimana angka kesembuhan mencapai diatas 85 % di selu-
ruh Kabupaten/Kota, seperti terlihat pada grafik di bawah ini.
Gambar V.25. Data Cure rate penderita baru BTA (+) per kab/kota di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2004 s/d 2007 100 90
Sangihe Minahasa Bolmong Manado Bitung Talaud Tomohon Minsel Minut Sulut
80 70 60 50 40 30 20 10 0 Thn 2004 Thn 2005 Thn 2006 Thn 2007 Sumber : Bidang PMK 2009
c. ISPA Pada lokakarya nasional ke-3 tahun 1990, telah disepakati penanggulangan dan pemberantasan ISPA yang dititikberatkan pada penanggulangan Pnemonia Balita. Hal ini merupakan tindak lanjut dari fakta yang ada bahwa penyebab kematian tertinggi pada anak usia dibawah 5 (lima) tahun adalah penyakit pernafasan dan sebagian besar disebabkan oleh Pnemonia. Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) khususnya Pnemonia masih merupakan penyakit utama penyebab kesakitan pada bayi dan balita di Provinsi Sulawesi Utara. Angka cakupan penemuan penderita Pnemonia pada Balita di Provinsi Sulawesi Utara selang 2 tahun terakhir (2007 s/d 2008) mengalami peningkatan. Distribusi kasus Pnemonia berdasarkan kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Utara selang 2 (dua) tahun terakhitr (2006 s/d 2008), seperti yang disajikan pada Grafik 10 di bawah ini.
Gambar V.26. Distribusi kasus Pneumonia pada Balita berdasarkan Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2007 s/d 2008 6000 5000
JLH KASUS
4000 TAHUN 2007
3000 2000
TAHUN 2008
KAB. SITARO
KAB. TALAUD
KAB. MITRA
KAB. SANGIHE
KAB.
KAB. BOLMUT
KAB. MINUT
KAB/KOTA
KAB. MINSEL
KAB.
KOTA
KOTA
KOTA
0
KOTA BITUNG
1000
: Sumber : Bidang PMK 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
55
Berdasarkan Grafik 10 terlihat bahwa penemuan kasus Pnemonia pada Balita di Provinsi Sulawesi Utara mengalami peningkatan dari tahun 2006 s/d 2008. Kasus tertinggi ditemukan di Kab. Minahasa (2.165 kasus) diikuti dengan Kab. Bolmong (2.127 kasus).
Sedangkan distribusi penyakit Pnemonia berdasarkan kelompok umur di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008, terutama ditemukan pada kelompok umur 1-4 tahun, seperti pada Grafik 11 berikut:
Gambar V.27. Distribusi kasus Pnemonia pada Balita berdasarkan kelompok umur di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008 1200
1155
1000 835
834
<1TH
800 646
KASUS
1-4TH
600
512
400 207
200 6270 1011
76 30
98 49
95
8173 1837
38
2331
1011
1114
0 KOTA MANADO
KOTA KOTAMUBAGU
KAB. MINUT
KAB. MITRA
KAB. SITARO
KAB/KOTA
Sumber : Bidang PMK 2009
Perkembangan MTBS di Provinsi Sulawesi Utara Upaya untuk meningkatkan cakupan penemuan kasus dan kualitas tatalaksana penderita Pnemonia Balita, maka DepKes RI telah menerapkan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Unit Pelayanan Kesehatan Dasar.
Di Provinsi Sulawesi Utara kegiatan tersebut telah dimulai dengan sosialisasi MTBS dan pelatihan TOT yang diselenggarakan oleh DepKes RI. Jumlah puskesmas sudah mendapat pelatihan MTBS adalah 27 buah, sedangkan jumlah puskesmas yang melaksanakan MTBS yaitu 9 buah (33,3%). Adapun distribusi petugas yang telah dilatih MTBS, disajikan pada Tabel 2 berikut.
Table V.10. Distribusi Petugas yang telah dilatih MTBS di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2001 s/d 2007
No.
Tahun
1. 2. 3. 4.
2001 2002 2005 2007
Jumlah Petugas (orang) 21 20 27 15
Sumber : Bidang PMK 2009
Dari tabel diatas terlihat adanya ketidaksinambungan upaya ekspansi MTBS ke layanan kesehatan lainnya. Fakta-fakta epidemiologis dan layanan kesehatan P2 TB dan ISPA yang berbasis dari laporan unit pelayanan kesehatan ini ketika di
56
komparasi dengan hasil Riskesdas 2007, menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan, seperti terlihat pada table 3 di bawah ini. Asumsi awal dari ketidak cocokan ini adalah hasil Riskesdas tidak memisahkan antara kejadian infeksi dalam
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
suatu periode waktu dan kumpulan kumulasi kasus bergejala pada saat survey dilangsungkan. Sementara pada penyakit-penyakit kronik seperti
TB hal ini sungguh teramat penting untuk menilai kondisi epidemiologis sebenarnya dari penyakit ini.
Tabel V.11. Prevalensi ISPA, Pneumonia, TB, Campak menurut Kota/Kabupaten di Provinsi Sulawesi Kabupaten/Kota Bolaang Mongondow Minahasa Kepulauan Sangihe Talaud Kepulauan Talaud Minahasa Selatan Minahasa Utara Kota Manado Kota Bitung Kota Tomohon Sulawesi Utara
ISPA D 1,5 6,5 1,6 6,1 1,3 0,9 1,6 3,1 0,8 2,6
DG 19,0 25,7 25,3 34,6 29,9 21,3 12,1 15,7 18,1 20,5
Pneumonia D DG 0,1 0,9 0,1 0,8 0,1 1,1 0,3 2,7 0,0 1,4 0,1 0,8 0,1 0,9 0,1 0,5 0,0 0,5 0,1 1,0
TB D 0,0 0,1 0,4 0,3 0,1 0,4 0,4 0,2 0,0 0,2
DG 0,2 0,5 1,1 1,0 0,6 0,9 0,7 0,8 0,2 0,6
Campak D DG 0,6 0,6 0,3 0,5 0,5 0,6 1,2 1,9 0,1 0,4 0,5 0,7 0,2 0,8 0,4 0,5 0,2 0,2 0,4 0,6
Sumber : Riskesdas 2007
d. DIARE Penyakit Diare hingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini erat kaitannya dengan masih tingginya perilaku hidup tidak sehat dan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk. Berdasarkan survey P2 Diare di Indonesia pada tahun 2000, angka kesakitan Diare (insiden) adalah 301 per 1000 penduduk dan tahun 2003 sebesar 374 per 1000 penduduk, sedangkan episode penyakit Diare pada Balita adalah 1,0 – 1,5 kali pertahun. Selain angka kesakitan yang relative tinggi di Provinsi Sulawesi Utara, penyakit Diare merupakan penyakit yang potensial menimbulkan Ke-
jadian Luar Biasa (KLB) .Tahun 2005 jumlah kasus Diare sebanyak 18.110 kasus, dengan Insiden Rate 8,5 per 1000 penduduk, tahun 2006 jumlah kasus Diare sebanyak 22.794 kasus, dengan Insiden Rate 10,7 per 1000 penduduk, tahun 2007 jumlah kasus Diare 27.394 kasus, dengan Insiden Rate 12,5 per 1000 penduduk. Sedangkan tahun 2008 jumlah kasus Diare 19286 kasus, dengan Insiden Rate 7,9 per 1000 penduduk. Case Fatality Rate berada di bawah 0,05 % dengan angka kematian abosult tertinggi ada pada tahun 2007 sebanyak 8 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 12 dibawah ini:
Gambar V. 28. Trend Penyakit Diare dan Kematian di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2005 s/d 2008
Sumber : Bidang PMK 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
57
Hasil Riskesdas 2007 memperlihatkan hasil seperti table 4 dibawah ini.
Tabel V.12. Prevalensi , Diare dan Pemakaian Obat Diare menurut Kota/Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara
Bolaang Mongondow Minahasa Kepulauan Sangihe Talaud Kepulauan Talaud Minahasa Selatan Minahasa Utara Kota Manado
D 3,1 5,2 2,1 1,7 2,7 2,5 1,4
Diare DG 3,9 6,7 4,9 9,4 8,8 7,5 3,1
O 37,0 45,2 23,5 23,2 30,0 41,7 47,1
Kota Bitung
2,5
4,3
31,8
Kota Tomohon
1,9
6,0
41,0
Sulawesi Utara
2,7
5,4
37,4
Kabupaten/Kota
Sumber : Riskesdas 2007
Pada tingkat Provinsi, prevalensi penyakit diare di Sulawesi Utara lebih rendah daripada angka nasional. Sebaran antar kabupaten/kota bervariasi dari 3,1% - 9,4%. Prevalensi terendah (3,1%) ditemukan di Kota Manado, dan tertinggi di kabupaten Kepulauan Talaud. Hasil Riskesdas adalah survey sesaat, sehingga prevalensi yang dihasilkan juga hanya memperlihatkan gambaran pada periode tersebut, sehingga untuk mengkonversi ke periode yang lebih besar dan tepat seperti halnya indikator program akan sangat sulit. Karena pada penyakit-penyakit akut dengan perlangsungan penyakit yang pendek prevalensi setiap saat bisa berbeda. Tetapi Hasil Riskesdas akan sangat bermanfaat untuk menggambarkan kesenjangan antara
kejadian penyakit sebenarnya di masyarakat dan yang terdeteksi oleh petugas kesehatan. 5.KUSTA Perubahan visi Program penanggulangan kusta dari orientasi eliminasi kemudian bergerak kearah kesinambungan program yang berkualitas di lapangan, melahirkan beberapa kebijakan baru yang lebih memperhatikan aplikasi teknis pelayanan kusta yang berkualitas dari level Puskesmas ke level rujukan. Ekspansi program kearah kegiatan rehabilitasi medik maupun sosial ekonimi juga mulai dijajaki. Akan tetapi secara epidemiologis masalah kusta di Sulawesi utara terlihat sangat statis. Perlangsungan penyakit dan beberapa faktor lainnya yang masih belum terjawab diperkirakan menyebabkan hal ini.
Gambar V.29. CDR/100.000 penduduk dalam 10 tahun terakhir
Sumber : Bidang PMK 2009
58
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Trend penemuan kasus selama sepuluh tahun terakhir masih menggambarkan status yang high endemis untuk Provinsi Sulawesi Utara. Walaupun kecenderungan 5 tahun terakhir memperlihatkan grafik yang mulai menurun. Penjangkauan layanan Kusta sampai ke daerah-daerah terpencil tidak serta merta menambah penemuan kasus, karena di sisi lain penemuan kasus di daerah urban mulai memperlihatkan penurunan trend, meskipun trend ini lebih banyak terkait dengan intensitas kegiatan penemuan kasus di level puskesmas. Analisa dan perhatian khusus terhadap window periode dari setiap penderita belum dilakukan
optimal di lapangan, padahal dengan pendekatan melalui indikator ini akan dapat menekan waktu penderita menularkan terhadap orang lain. Dari survey sederhana terhadap 38 responden yang diinterview selama kegiatan supervisi ditemukan hasil window periode rata-rata di Sulawesi Utara adalah 1 tahun 6 bulan. Ke depan nanti perhatian terhadap masalah ini dengan penelitian khusus terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penderita dalam memperoleh layanan kusta, akan dapat mengidentifikasi lebih jelas alasan keterlambatan mereka dalam memperoleh pengobatan kusta yang tepat.
Gambar V. 30. Proporsi cacat 2 dan proporsi anak dalam 10 thn terakhir
Sumber : Bidang PMK 2009
Proporsi cacat tk II mengalami kenaikan yang cukup bermakna, penyebab utama adalah ditemukannya penderita backlog pada waktu kegiatan SAPEL di Kepulauan Sangihe dan pemekaran Kabupaten baru yang memungkinkan penjangkauan layanan di daerah-daerah sulit. Sama halnya dengan Proporsi Cacat, Proporsi Anak juga masih menggambarkan kondisi yang cukup tinggi, walaupun agak menurun dibanding tahun sebelumnya. Secara absolute (lihat tabel berikutnya) angka anak terbanyak ada di Kabupaten Bolaang Mongondow, dalam 1 kegiatan supervise tim provinsi mendiagnosa 3 kasus anak di
bawah 10 tahun di satu Puskesmas yang sebelumnya masih dinyatakan suspek oleh Petugas Puskesmas. Kabupaten ini memang menjadi salah satu kantong endemis dari Kusta dan transmisi penyakit masih berlangsung di masyarakat, mengingat penderita anak di daerah ini adalah penduduk yang pasif bila dilihat dari segi mobilitas. Kota Tomohon dan Kota Kotamobagu mencatat proporsi yang terbesar untuk kasus anak walaupun secara absolute hanya ada masing masing 3 orang anak di tiap Kota. Kegiatan survey sekolah menjadi salah satu sebab meningkatnya kasus anak di kota ini.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
59
2. PENANGGULANGAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG (P2B2)
1995/1996 di Kabupaten Minahasa Selatan sudah menggunakan obat tersebut. Akan tetapi diharapkan pada tahun tahun yang akan datang pengobatan Malaria sudah menggunakan Obat Artesunate Combine Therapy (ACT), dengan pembiayaann masing – masing Kabupaten / Kota. Di Provinsi Sulawesi Utara, diagnosis Malaria melalui klinis masih sering dilakukan, karena masih terbatasnya fasilitas pendukung laboratorium baik alat seperti mikroskop maupun bahan seperti reagen. Keadaan penyakit malaria berdasarkan jumlah malaria klinis, Sediaan Darah (SD) yang diperiksa, SD Positif, jenis parasit (Plasmodium falsifarum + Mix) di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2003 s/d 2007, disajikan pada Grafik 15 berikut:
a.
MALARIA Kebijakan Pemerintah untuk program PENANGGULANGAN penyakit Malaria di daerah luar Jawa – Bali menggunakan strategi diagnosa kasus dengan Malaria Klinis atau dikenal dengan Annual malaria Incidence (AMI). Namun bagi daerah yang resisten cloroquin untuk Plasmodium falsifarum diharapkan tidak lagi menggunakan diagnosis secara klinis dan menggantikan penggunaan cloroquin dengan ACT. Sedangkan untuk pengobatan Malaria di daerah yang sudah termasuk resisten malaria menggunakan Obat Artesunate Combine Therapy (ACT), dimana pada saat ini sesuai penelitian yang telah dilakukan tahun
Gambar V. 31. Jumlah Malaria Klinis, SD Diperiksa, SD positif, Positif Malaria Pf + Mix PEMERIKSAAN DAN POSITIP TAHUNs/d 20052008 - 2008 DiGRAFIK Provinsi Sulawesi SD Utara tahun 2005 5000 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 M A NA DO
B ITUN G
TOM O HON
KOTA M OB A GU
M INA HA SA
M INUT
M INSE L
M ITR A
B OLM ONG
B OLM UT
SA NGI HE
TA LA UD
SITA R O
2005 DIP ERIKSA
254
706
0
0
1697
286
699
0
966
0
1522
764
0
2005 P OSITIP
30
77
0
0
1167
170
369
0
243
0
968
215
0
2006 DIP ERIKSA
572
1030
22
0
4896
224
574
0
718
0
4347
550
0
2006 P OSITIP
150
267
1
0
2390
154
371
0
149
0
2664
118
0
2007 DIP ERIKSA
331
1723
11
0
4640
414
247
0
493
0
3179
2008
0
2007 P OSITIP
101
540
0
0
2288
205
128
0
101
0
1622
1314
0
2008 DIP ERIKSA
582
979
8
0
2728
362
182
2416
196
331
2890
1357
242
2008 P OSITIP
152
221
0
0
1615
259
101
1471
17
136
1362
816
104
Sumber : Bidang PMK 2009
Angka kesakitan Malaria Klinis periode 4 tahun terakhir menurun, dimana pada tahun 2005 angka kesakitan malaria klinis sebesar 15,23 per mil, sedangkan tahun 2008 turun menjadi 13,7 per
60
mil. Angka tersebut menurun akibat adanya beberapa puskesmas belum melaporkan situasi penyakit malaria ke kabupaten/kota, sehingga laporan klinis malaria sangat kecil.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Situasi AMI berdasarkan periode waktu dari tahun 2005 s/d 2008 di Provinsi Sulawesi Utara,
memperlihatkan penurunan yang cukup signifikan, seperti yang terlihat pada Grafik berikut.
Gambar V. 32. Situasi Malaria berdasarkan Annual Malaria Incidence (AMI) ‰ di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2004 s/d 2008
Sumber : Bidang PMK 2009
PENANGGULANGAN VEKTOR Upaya penanggulangan vektor (nyamuk) di Provinsi Sulawesi Utara mencakup 3 (tiga) jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui nyamuk yaitu penyakit DBD, Malaria dan Filariasis.
Kegiatan penangulangan dilakukan berdasarkan klasifikasi vektor yang ditemukan pada masingmasing wilayah. Adapun distribusi jenis vektor malaria yang terdapat di Provinsi Sulawesi Utara, disajikan pada peta di bawah ini.
Gambar V.33. Peta vektor malaria Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara tahun 2007
KET : 1.An. Barbirostis; 2.An. Vagus ; 3.An. Paragensis 4.An. Kochi; 5.An. Tesalatus; 6.An. Flavirostis; 7.An. Sub Pictus
Sumber : Bidang PMK 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
61
2.
DEMAM BERDARAH DENGUE (P2 DBD)
Di Indonesia saat ini dikenal 4 serotipe virus dengue yaitu D-1,D-2, D-3, D-4 . Dari serotipe tersebut yang paling banyak bersirkulasi adalah serotipe D-3.
Kasus DBD di Provinsi Sulawesi Utara biasanya meningkat pada bulan Oktober sampai dengan bulan Maret, dimana peningkatan kasus ini sejalan dengan mulai terjadinya musim hujan. Distribusi kasus DBD berdasarkan periode 2005 s/ d 2008 dapat dilihat pada Grafik 17 dibawah ini:
Gambar V. 34. Distribusi kasus DBD per bulan Di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2005 s/d 2008 j u m l a h k a su s D B D p e r B u l a n d a r i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 0 8 d i P r o p i n si S u l a w e si U t a r a
450
400
350
300
250
P
200
150
100
50
0
2005
2006
2007
2008
Sumber : Bidang PMK 2009
Gambar V. 35. Jumlah Kasus DBD Per Kabupaten/Kota dalam 4 tahun terakhir
Sumber : Bidang PMK 2009
62
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Kasus tertinggi pada tahun 2008 ditemukan di Kota Manado (CFR :1%o) dan urutan ke-2 kembali Kota Bitung menempatinya yang pada tahun 2007 menempati urutan ke 2 sedangkan urutan ke 3 bergeser dari Kabupaten Minahasa Selatan (CFR:0,63%) ke kabupaten Minahasa Utara kasus 170 dengan CFR = 0 %o. Jumah kabupaten/kota terjangkit DBD sampai dengan tahun 2008 meliputi 9 kabupaten/kota.
Sedangkan kabupaten/kota yang dapat dikategorikan sebagai daerah endemis DBD, meliputi semua kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Utara (9 kabupaten/ kota), dimana kasus DBD terdapat di daerah tersebut selama 3 tahun berturut-turut. Grafik dibawah ini menggambarkan perkembangan endemisitas DBD di Kabupaten Kota selama 4 tahun terakhir.
Gambar V. 36. Zonasi status warna berdasarkan Incidence rate per Kabupaten/Kota dI Sulawesi Utara selama 4 tahun terakhir
Sumber : Bidang PMK 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
63
Angka Bebas Jentik (ABJ) sebagai tolok ukur upaya pemberantasan vektor melalui PSN-3M menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat dalam mencegah DBD. Oleh karena itu pendekatan pemberantasan DBD yang berwawasan kepedulian masyarakat merupakan salah satu alternatif pendekatan baru. Upaya untuk memonitoring peningkatan kasus DBD setiap saat, perlu dilaksanakan kegiatan surveilans termasuk surveilans vektor yang dilakukan melalui kegiatan pemantauan jentik oleh tenaga/kader pemeriksa jentik (Jumantik/ Kamantik). Tahun 2007 telah dilatih sebanyak 50 orang Kamantik yang tersebar di Kota Manado dan Kota Bitung.
3. FILARIA Program P2 Filaria kembali bergulir sejak adanya komitmen Internasional bahwa di seluruh Indonesia harus bebas kasus Filaria (kaki gajah) sampai dengan tahun 2020. Pada tahun 2005 di Provinsi Sulawesi Utara dilaksanakan pemetaan kasus Kaki Gajah dengan menggunakan formulir Rapid Survey Kaki Gajah yang disebarkan ke seluruh puskesmas. Dari 123 formulir yang disebarkan hampir 90% yang mengembalikannya dan ditemukan beberapa kasus kronis Kaki Gajah, seperti yang tampak pada Grafik 20 di bawah ini:
Gambar V. 37. Kasus Kronis Filaria (Kaki Gajah) pada 5 Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2005 s/d 2007 7 7 6 Kasus…
5 4 3
2
2
2
1
1
1 0 Bitung TomohonMinahasaBolmong Sangihe Sumber : Bidang PMK 2009
Pada Grafik ini, menunjukkan bahwa kasus kronis Filaria terbanyak di Kota Tomohon. Dari hasil Rapid Survey Kaki Gajah, maka sejak tahun 2005 di Provinsi Sulawesi Utara dilakukan juga survey darah jari di daerah-daerah yang ditemukan kasus Kaki Gajah. Jumlah pengambilan darah jari sebanyak 500 orang dengan usia 13 tahun keatas dan apabila tidak sampai sampel darah maka dipindahkan ke desa tetangga. Dari rapid survey ini akan diadakan survey darah jari yang diikuti dengan pemetaan didaerah daerah yang endemis Kaki Gajah. Rapid Survey kasus Kaki Gajah belum memenuhi semua wilayah ini disebabkan masih adanya 10% puskesmas yang belum melapor dan kebanyakan berada di daerah-daerah yang sangat terpencil, jauh dari jangkauan transportasi, jauh dari jangkauan pelayanan kesehatan dan daerah tersebut sangat rawan dengan kasus kaki gajah
64
dimana adanya tempat-tempat perindukan yang sangat potensial untuk perindukan nyamuk terutama nyamuk penular Kaki Gajah seperti Anopheles, Culex dan lain sebagainya. Alasan lainnya adalah masih adanya ketidaktahuan masyarakat akan akibat penyakit ini dimana kebiasaan masyarakat bahwa penyakit Kaki Gajah ini akibat kutukan, guna-guna dan atau memang akibat kesalahan dari orang tua mereka yang tidak menuruti kemauan dari opo- opo sehingga yang kena getahnya adalah anak-anak mereka. Sejak adanya laporan hasil Rapid Survey maka Tim dari Provinsi Sulawesi Utara melaksanakan Survey darah jari Filaria baik di daerah yang ada kasus kronis Kaki Gajah maupun di daerah yang dulunya ada kasus dimana penderitanya sudah meninggal, yang kemungkinan di daerah tersebut masih ada mikrofilaria.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Pada tahun 2007 dilaksanakan kegiatan Survey Darah Jari di daerah Kota Bitung dan ditemukan 1 kasus kronis, Kabupaten Bolaang Mongon-
dow , Kab. Sangihe dan Kab. Talaud, dengan hasil seperti Grafik berikut.
Gambar V. 38. Mikrofilaria Rate (Mf Rate) pada 4 (empat) Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2007
0,3 0,3
0,25 0,2 0,15 0,1 0,05
0
0
Bitung
Bolmong
0
0 Sangihe
Talaud
Mf Rate(%)
Sumber : Bidang PMK 2009
Berdasarkan standar Nasional bahwa suatu kabupaten/kota dikatakan endemis Filaria bila pada survei darah jari mikrofilaria rate (Mf Rate) ≥ 1%. Dari Grafik B.4.2 diatas terlihat bahwa Mf Rate di Kabupaten Sangihe sebesar 0.3% belum dapat dikatakan sebagai daerah endemis Filaria. Tahun 2007 survei darah jari belum sepenuhnya dilaksanakan, karena terjadi efisiensi dana. Dari hasil survei tahun 2005 dan 2006 di Provinsi Sulawesi Utara dilaporkan jenis vektor Brugria Malayi dan dan Bwuchereria Bancrofti sebagai penyebab kasus filaria kronis yang ada. Di Indonesia hingga saat ini telah teridentifikasi 23 species nyamuk dari Genus Mansonia, Anopheles, Culex, Aedes dan Aermigeras, yang merupakan
vektor penyebab Filariasis. Untuk mengetahui pemberantasan vektor Filariasis perlu diketahui bionemik (tata hidup) vektor, seperti tempat berkembangbiak, perilaku menggigit (mencari darah) dan tempat istirahat. Pada umumnya nyamuk beristirahat di tempat-tempat teduh, seperti semak-semak, di dalam rumah pada tempat-tempat yang gelap. Pada tahun 2008 upaya penanggulangan vektor Filariasis di Provinsi Sulawesi Utara tidak dilakukan karena tidak adanya dana baik yang dialokasikan dari Dana APBN maupun APBD. Hasil Riskesdas memperlihatkan gambaran seperti di tabel di bawah ini.
Tabel V. 13. Prevalensi Filariasis, Demam Berdarah Dengue, Malaria dan Pemakaian Obat Program Malaria menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara
Sumber : Riskesdas, 2007
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
65
Di Sulawesi Utara dalam sebulan terakhir dijumpai prevalensi malaria 2,1%, dengan sebaran antar kabupaten/kota sangat bervariasi antara 0,2%-11,2%. Rerata prevalensi tingkat Provinsi ini dua kali lebih tinggi daripada angka nasional (1,13%). Terdapat lima kabupaten/kota yang prevalensinya di atas angka rerata Provinsi. Prevalensi penyakit malaria tertinggi di Kabupaten Kepulauan Talaud 11,2% dan terendah di Kota Tomohon, Dalam Riskesdas 2007 juga ditanyakan berapa banyak penderita penyakit malaria klinis dalam sebulan terakhir yang minum obat program untuk malaria. Secara rerata yang meminum obat masih rendah (38%), dengan kisaran 0-73%. Tampak bahwa di kabupaten/kota dengan prevalensi malaria tinggi, persentase orang yang minum obat program bervariasi dari sekitar 2073%. Di Kabupaten Kepulauan Talaud dengan prevalensi penyaklit malaria tertinggi, justru persentase orang yang minum obat masih rendah (19%), keadaan ini perlu mendapat perhatian karena dapat menimbulkan resistensi obat. Dalam 12 bulan terakhir penyakit DBD dapat diditeksi di seluruh Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara dengan rerata prevalensi sebesar 0,4%. Prevalensi tertinggi ditemukan di Kabupaten Minahasa (0,7%), dan terendah di Kota Bitung (0,1%). Sebaran prevalensi penyakit DBD, semakin jelas bahwa penyakit DBD tidak hanya menyerang daerah perkotaan saja, tetapi sudah menyebar sampai daerah perdesaan. Kejadian penyakit DBD sangat dipengaruhi oleh musim. Kejadian DBD umumnya meningkat pada awal musim penghujan. Penyakit DBD dapat bersifat fatal bila tidak segera ditangani dengan benar. Program promosi kesehatan yang selama ini dilakukan dengan menekankan pentingnya upaya
masyarakat melakukan 3M masih perlu ditingkatkan secara intensif sehingga memungkinkan kewaspadaan dan deteksi dini terhadap penyakit ini menjadi lebih baik Prevalensi Filariasis secara rerata di Sulawesi Utara cukup rendah sekitar satu permil (hampir sama dengan rerata nasional). Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kepulauan Sangihe Talaud merupakan dua kabupaten dengan prevalensi masing-masing empat dan dua kali angka Provinsi masing-masing dua dan 4 permil. 4.RABIES (P2 RABIES) Rabies (sinonim: Lyssa, hidrophobia, rege, toilwer) adalah penyakit infeksi akut susunan saraf pusat yang dapat menyerang semua binatang berdarah panas dan manusia. Penyakit tersebut ditandai dengan disfungsi susunan saraf pusat dan hampir selalu berakhir dengan kematian. Pada tahun 2008 di Provinsi Sulawesi Utara kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) terbanyak dilaporkan dari Kabupaten Minahasa (574 kasus) dan yang terkecil dari Kota Kotamobagu (1 kasus). Kasus Rabies pada manusia (Lyssa) di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008 sebanyak 14 kasus, yang paling banyak melaporkan yaitu Kabupaten Minahasa (4 kasus). Masih tingginya kasus kematian di Provinsi Sulawesi Utara disebabkan karena kurangnya sosialisasi penyakit rabies di masyarakat dan juga keenganan masyarakat untuk melaporkan adanya kasus gigitan ke Unit Pelayanan Masyarakat. Distribusi kasus gigitan yang menyebabkan kematian paling tinggi di Kabupaten Minahasa, diikuti oleh Kabupaten Bolmong, seperti yang terlihat pada Grafik 24 dibawah ini:
Gambar V. 39. Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) dan Lyssa di Provinsi Sulawesi Utara 2008 700
4.5 4
600
3.5 G
400
3 2.5
L
300
2
Lyssa
Jlh Gigitan
500
1.5
200
1 100
0.5 0
K
ot a
M
an K ot ad o a K ot Bit un a T g K om ab oh M o in n a K ab ha B sa ol m K ab o n g S an gi K ab he Ta l K ab aud .M K ins ab e l .M K inu ab t . K Mit K a r ot a a b. S K ot ita am ro K ob a ab g .B u ol m ut
0
Kab/Kota
Sumber : Bidang PMK 2009
66
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Distribusi kasus gigitan yang menyebabkan kematian paling tinggi di Kabupaten Minahasa,
diikuti oleh Kota Manado, seperti yang terlihat pada Grafik dibawah ini:
Gambar V. 40. Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) per Bulan di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
250
200
204
200 176
Jlh Gigitan
184
183
152
150
167
163
156
150 131
125
100 Series1 50
0 Se rie s 1
Jan
Fe br
M are t
April
Mei
Juni
Juli
Agus t
Se pt
Ok t
Nov
De s
176
200
152
156
150
163
183
204
184
167
131
125
Bulan
Sumber : Bidang PMK 2009
Dari Grafik 25 diatas terlihat bahwa tidak ada pola yang baku pada saat ini untuk memprediksikan kapan (bulan) dimana kasus gigitan tinggi. Pada tahun 2007 kasus mulai meningkat pada bulan Januari hingga Maret yang kemungkinan pada saat itu musim pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau dimana biasanya pada
musim tersebut musim kawin dari hewan penular Rabies. Berdasarkan laporan yang diterima dari kabupaten/kota selang tahun 2005 s/d 2008, jumlah hewan tersangka rabies yang diperiksa dan yang positif disajikan pada Grafik dibawah ini:
Gambar V. 41. Jumlah Spesimen Hewan Diperiksa dan yang Positif di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2005 s/d 2008
600 500
521 Diperiksa 394
Positif
298
256
300 Deperiksa
372
326
400
134
200
84
100 0 Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun
Sumber : Bidang PMK 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
67
Dari Grafik 26 diatas hewan tersangka Rabies yang diperiksa tahun 2005 ke tahun 2007 mengalami penurunan. Sedangkan keadaaan yang ada di masyarakat menunjukkan masih banyaknya gigitan hewan tersangka rabies khususnya anjing. Pada tahun 2007 di Provinsi Sulawesi Utara dilaporkan jumlah gigitan sebanyak 1798 dan jumlah yang divaksinasi 561 kasus. Hal tersebut dapat disebabkan karena tidak adanya laporan dari masyarakat karena masih minimnya pengetahuan masyarakat terhadap bahaya Rabies, kemungkinan HPRs sudah dibunuh dan HPRs tidak ditemukan. Faktor lain yang meyebabkan masih tingginya kasus GHPR di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun
2007 adalah ketersediaan VAR untuk HPRs tidak sebanding dengan jumlah HPRs khususnya anjing, masih adanya HPRs (anjing) yang berkeliaran secara liar. Pada tahun 2007 ketersediaan VAR untuk HPRs adalah ± 60.000 dosis, sedangkan jumlah HPRs yang ada (anjing) yaitu sekitar 200.000 ekor anjing (Dinas Peternakan Prop. Sulut, 2007). Demikian halnya dengan ketersedian VAR untuk manusia masih minim yaitu hanya ± 100 dosis per tahun. 3.
Status Imunisasi Cakupan imunisasi pada anak umur 12 – 23 bulan sesuai hasil riskesdas 2007 dapat dilihat pada tabel bawah ini.
Tabel V. 14. Persentase Anak Umur 12-59 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi Dasar menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara
Sumber : Bidang PMK 2009
Dilihat dari tabel di atas dari lima jenis imunisasi, imunisasi dengan cakupan terendah di Sulawesi Utara ialah imunisasi Hepatitis (71,5%), sedangkan cakupan tertinggi ialah imunisasi BCG (94,8%). Secara umum, di Sulawesi Utara cakupan imunisasi anak sudah mencapai di atas 80%, kecuali imunisasi HB3. Cakupan imunisasi BCG di perkotaan Bitung dan Minahasa sudah mencapai 100%, dan tujuh kabupaten/kota lainnya masih di bawah 100% tetapi sudah di atas 90%. Empat kabupaten/kota sudah mencapai 90% cakupan imunisasi Polio 3, sementara lima kabupaten/kota lainnya masih di bawah 60%. Cakupan
68
DPT 3, baru lima kabupaten/kota yang mencapai hampir 90%, empat kabupaten/kota masih di bawah 80%. Hanya tiga kabupaten/kota yang mencapai cakupan imunisasi HB3 ≥80%, dan enam kabupaten/ kota lainnya cakupannya masih di bawah 80%. Tujuh kabupaten/kota sudah mencapai cakupan imunisasi Campak ≥90%, dua kabupaten lainnya yakni Tomohon dan Bolaang Mongondow masih di bawah 90%.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Tabel V. 15 . Persentase Anak Umur 12-59 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi Lengkap menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara
Sumber : Bidang PMK 2009
Cakupan per antigen tidak serta merta menggambarkan perlindungan secara meyeluruh terhadap penyakit, karena itu dalam table 8 diatas gambaran sebenarnya terlihat bahwa hanya 48 % ratarata se provinsi Sulawesi Utara yang di Imunisasi lengkap, dalam hal ini banyak Balita yang drop out. Cakupan imunisasi lengkap anak balita umur 12 – 59 bulan tertinggi (74.6%) di Kabupaten Minahasa Utara dan terendah (28%) di Kabupaten Kepulauan Sangihe Talaud. 4.
PENYAKIT TIDAK MENULAR Karena distribusi dan pelaporan surveilans penyakit tidak menular belum merata di seluruh fasilitas kesehatan, sehingga tidak akan dapat menggambarkan secara tepat beban epidemiologisnya , maka penyusun menggunakan sepenuhnya data Riskesdas 2007 untuk menggambarkan situasi pengendalian penyakit tidak menular termasuk faktor resikonya . a.
Penyakit Tidak Menular Utama, Penyakit Sendi, dan Penyakit Keturunan
Data penyakit tidak menular (PTM) yang disajikan meliputi penyakit sendi, asma, stroke, jantung, DM, hipertensi, tumor/kanker, gangguan jiwa berat, buta warna, glaukoma, bibir sumbing, dermatitis, rinitis, talasemiaa, dan hemofiliaa dianalisis berdasarkan jawaban responden “pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan” (notasi D pada tabel) atau
“mempunyai gejala klinis PTM”. Prevalensi PTM adalah gabungan kasus PTM yang pernah didiagnosis tenaga kesehatan dan kasus yang mempunyai riwayat gejala PTM (dinotasikan sebagai DG pada tabel). Cakupan atau jangkauan pelayanan tenaga kesehatan terhadap kasus PTM di masyarakat dihitung dari persentase setiap kasus PTM yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan dibagi dengan persentase masingmasing kasus PTM yang ditemukan, baik berdasarkan diagnosis maupun gejala (D dibagi DG). Penyakit sendi, hipertensi dan stroke ditanyakan kepada responden umur 15 tahun ke atas, sedangkan PTM lainnya ditanyakan kepada semua responden. Riwayat penyakit sendi, hipertensi, stroke dan asma ditanyakan dalam kurun waktu 12 bulan terakhir, dan untuk jenis PTM lainnya kurun waktu riwayat PTM adalah selama hidupnya. Untuk kasus penyakit jantung, riwayat pernah mengalami gejala penyakit jantung dinilai dari 5 pertanyaan dan disimpulkan menjadi 4 gejala yang mengarah ke penyakit jantung, yaitu penyakit jantung kongenital, angina, aritmia, dan dekompensasi kordis. Responden dikatakan memiliki gejala jantung jika pernah mengalami salah satu dari 4 gejala termaksud. Data hipertensi didapat dengan metode wawancara dan pengukuran. Hipertensi berdasarkan hasil pengukuran/pemeriksaan tekanan darah/tensi, ditetapkan menggunakan alat pengukur tensimeter digital.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
69
Tensimeter digital divalidasi dengan menggunakan standar baku pengukuran tekanan darah (sfigmomanometer air raksa manual). Pengukuran tensi dilakukan pada responden umur 15 tahun ke atas. Setiap responden diukur tensinya minimal 2 kali, jika hasil pengukuran ke dua berbeda lebih dari 10 mmHg dibanding pengukuran pertama, maka dilakukan pengukuran ke tiga. Dua data pengukuran dengan selisih terkecil dihitung reratanya sebagai hasil ukur tensi. Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteria diagnosis JNC VII 2003, yaitu hasil pengukuran tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Kriteria JNC VII 2003 hanya berlaku untuk usia 18 tahun keatas, maka prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran tensi dihitung hanya
pada penduduk umur 18 tahun ke atas. Mengingat pengukuran tekanan darah dilakukan pada penduduk 15 tahun ke atas maka temuan kasus hipertensi pada usia 15-17 tahun sesuai kriteria JNC VII 2003 akan dilaporkan secara garis besar sebagai tambahan informasi. Selain pengukuran tekanan darah, responden juga diwawancarai tentang riwayat didiagnosis oleh tenaga kesehatan atau riwayat meminum obat anti-hipertensi. Dalam penulisan tabel, kasus hipertensi berdasarkan hasil pengukuran diberi inisial U, kasus hipertensi berdasarkan diagnosis nakes diberi inisial D, dan gabungan kasus hipertensi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dengan kasus hipertensi berdasarkan riwayat minum obat hipertensi diberi istilah diagnosis/minum obat dengan inisial DO.
Tabel V. 16. Prevalensi Penyakit Persendian, Hipertensi, dan Stroke menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara
Sumber : Riskesdas, 2007
Hampir semua kasus PTM dalam Riskesdas 2007, ditetapkan berdasarkan jawaban responden “pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan” atau “mengalami gejala PTM”. Pengukuran atau pemeriksaan fisik hanya dilakukan untuk penetapan kasus hipertensi yaitu melalui pengukuran tekanan darah. Kriteria Hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteria diagnosis JNC VII 2003, yaitu hasil pengukuran tekanan darah sistolik >= 140 mmHg atau tekanan darah diastolik >= 90 mmHg. Di Sulawesi Utara, satu dari empat penduduk umur >15 tahun menderita penyakit sendi yang
70
didasarkan pada diagnosis tenaga kesehatan dan gejala. Penyakit sendi yang didasarkan pada diagnosis dan gejala terdapat di seluruh Kabupaten/Kota dengan prevalensi bervariasi antara 16,% - 34,1% Penyakit sendi tertinggi di Kabupaten Minahasa Selatan 34,1% atau sekitar satu di antara tiga, dan terendah di Kota Manado (16,6%) atau satu di antara enam penduduk umur >15 tahun. Sementara jika didasarkan pada diagnosis saja maka penyakit sendi ditemukan pada sekitar satu diantara sepuluh penduduk umur > 15 tahun (11,4%).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Prevalensi tertinggi ditemukan di Kabupaten Bolaang Mongondow yakni hampir satu di antara empat penduduk umur > 15 tahun dan terendah di Kota Tomohon, empat di antara seratus penduduk > 15 tahun (4%) Berdasarkan pengukuran tekanan darah, secara rerata di Sulawesi Utara, penyakit hipertensi diderita oleh hampir satu di antara tiga penduduk umur >18 tahun (31,2%). Penyakit hipertensi
tertinggi di Kabupaten Kota Tomohon yakni empat di antara sepuluh penduduk (41,6%) dan terendah di Kota Bitung sekitar satu di antara lima penduduk (22,5%). Stroke di Sulawesi Utara diderita oleh satu di antara 100 penduduk dewasa (1,0%). Stroke tertinggi ditemukan di Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kota Bitung, masing-masing 1,4%, dan terendah di Kota Tomohon (0,4%).
Tabel V. 17. Prevalensi Penyakit Persendian, Hipertensi, dan Stroke menurut Karakteristik Responden Di Provinsi Sulawesi Utara
Sumber : Riskesdas, 2007
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
71
Penyakit sendi, stroke, hipertensi meningkat dengan bertambahnya umur dan tertinggi pada umur > 65 tahun. Prevalesni hipertensi dan stroke cenderung lebih tinggi meski sedikit pada perempuan dibandingkan laki-laki, sementara prevalensi penyakit sendi tidak berbeda. Semakin tinggi tingkat pendidikan, prevalensi penyakit sendi, hipertensi, dan stroke semakin rendah. Penyakit sendi, hipertensi dan stroke ditemukan pada penduduk dengan semua jenis pekerjaan.
Tidak terlihat pola hubungan antara prevalesni ke tiga penyakit PTM tersebut dengan jenis pekerjaan. Penyakit sendi cenderung lebih banyak pada penduduk perdesaan, sebaliknya hipertensi dan stroke cenderung lebih tinggi di perkotaan. Semakin tinggi tingkat pengeluaran rumahtangga per kapita per bulan, prevalensi penyakit sendi, stroke dan hipertensi juga cenderung semakin tinggi.
Tabel V. 18. Prevalensi Penyakit Asma*, Jantung*, Diabetes* Dan Tumor**Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Utara
Sumber : Riskesdas, 2007
Prevalensi asma yang didasarkan pada diagnosis secara rerata di Provinsi Sulawesi Utara sekitar satu di antara sepuluh reponden (1,2%), dan prevalensi berdasarkan diagnosis dan gejala dua kali dari angka berdasarkan diagnosis (2,7%). Angka-angka tersebut lebih rendah dari angka tingkat nasional. Prevalensi terendah asma berdasarkan diagnosis ditemukan di Kota Tomohon (0,2%) dan tertinggi di Kabupaten Kepulauan Sangihe Talaud (1,6%). Sementara prevalensi asma yang didasarkan pada diagnosis dan gejala, angka terendah didapatkan di Kota Bitung dan tertinggi di Kabupaten Kepulauan Talaud. Prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis hampir sama dengan prevalensi asma yakni 1,3%, terendah 0,7% di Kabupaten Bolaang Mongondow dan Minahasa Utara, tertinggi di Kabupaten Kepulauan Sangihe Talaud. Sementara itu prevalensi penyakit jantung yang didasarkan
72
pada data diagnosis dan gejala jauh lebih tinggi. Pada tingkat Provinsi, secara rerata didapatkan prevalensi 8,2%, tertinggi 15,2% di Kabupaten Kepaulauan Talaud dan terendah di Kabupaten Bolaang Mongondow (5,2%). Angka-angka prevalensi tersebut lebih tinggi dari angka tingkat nasional. Prevalensi diabetes, baik berdasarkan diagnosis maupun diagnosis dan gejala, secara rerata di tingkat Provinsi Sulawesi Utara didapatkan angka lebih tinggi daripada angka nasional. Penyakit ini tersebar di seluruh Kabupaten dan Kota di Sulawesi Utara, dengan prevalensi tertinggi di Kota Manado dan terendah di Kabupaten Bolaang Mongondow. Secara rerata, prevalensi Tumor di Provinsi Sulawesi Utara lebih tinggi daripada angka nasional. Prevalensi Tumor tertinggi di Kota Tomohon (0,9%), dan terendah di Kabupaten Bolaang Mongondow (0,1%).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Tabel V. 19. Prevalensi Penyakit Asma*, Jantung*, Diabetes* dan Tumor** Berdasarkan Diagnosis Tenaga Kesehatan Atau Gejala menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sulawesi Utara Asma Karakteristik responden Kelompok Umur (tahun) <1 1-4 5-14 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65-74 75+ Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan Tidak sekolah Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat PT Pekerjaan Tidak kerja Sekolah Ibu RT Pegawai Wiraswasta Petani/nelayan/ Buruh Lainnya Tipe daerah Perkotaan Perdesaan
Jantung
Diabetes
Tumor
D
D/G
D
D/G
D
D/G
D
0,0 0,2 0,8 0,8 0,4 0,8 2,2 2,3 4,0 4,4
0,0 0,3 1,7 1,4 1,3 2,3 4,6 5,5 8,5 8,2
0,0 0,1 0,2 0,5 0,5 2,0 2,1 3,1 4,6 2,4
1,6 0,7 1,8 4,9 6,8 11,4 13,9 15,8 21,6 15,2
0,0 0,1 0,0 0,1 0,2 1,1 2,3 2,0 6,1 2,4
0,0 0,1 0,3 0,3 0,4 1,7 3,9 3,1 7,9 4,1
0,0 0,1 0,0 0,2 0,3 0,8 1,0 2,0 1,7 0,7
1,2 1,2
2,7 2,7
1,1 1,5
7,1 9,4
0,7 1,3
1,4 1,9
0,3 0,9
2,5 2,4 1,2 0,8 1,4 0,8
5,0 4,9 3,2 2,4 2,2 1,4
1,3 1,4 1,3 1,5 1,5 2,6
11,8 12,2 10,1 8,8 8,6 8,1
0,0 1,0 1,0 1,2 1,2 2,3
0,7 1,8 1,9 1,7 2,0 2,9
0,6 0,8 0,4 0,7 0,7 2,0
2,2 0,7 1,4 0,6 0,8 1,9
1,7 0,1 2,0 2,1 2,0 1,2
1,7 0,1 2,0 2,1 2,0 1,2
11,0 2,8 13,6 8,3 10,2 10,5
1,6 0,1 1,8 1,6 1,0 0,6
2,9 0,4 2,5 2,0 2,8 1,0
0,9 0,1 1,4 0,8 0,2 0,3
1,6
2,5
2,5
10,3
3,7
4,6
1,1
1,2 1,2
2,3 3,0
1,3 1,3
7,7 8,8
1,2 0,9
2,3 1,2
0,7 0,5
Sumber : Riskesdas, 2007
Prevalensi penyakit asma, jantung, dan diabetes meningkat tajam dengan bertambahnya umur, sejak umur >45 tahun, sementara untuk penyakit tumor meningkat tajam sejak umur 35, dan menurun pada umur > 75 tahun. Penurunan prevalensi tumor pada usia >74 tahun kemungkinan karena kasus-kasusnya sudah banyak yang meninggal dunia. Prevalensi penyakit asma pada laki-laki dan perempuan sama, sedangkan pada penyakit
jantung, diabetes, dan tumor pada perempuan lebih tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan, prevalensi penyakit asma menurun. Penyakit jantung yang didasarkan pada diagnosis meningkat hampir dua kali pada kelompok berpendidikan perguruan tinggi, sebaliknya jika didasarkan pada diagnosis dan gejala, prevalensinya semakin menurun seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
73`
G. PENYEHATAN LINGKUNGAN 1. Program Sanitasi Perumahan dan Lingkungan a. Sosialisasi Pendekatan Kabupaten/Kota Sehat. Sampai tahun 2008 penyebaran informasi tentang Kabupaten/Kota Sehat telah dilaksanakan di 13 Kabupaten/Kota. Berkenaan dengan pelaksanaan sosialisasi, dalam rangka pembentukan forum kota sehat melibatkan seluruh lintas sektor / program terkait disetiap kabupaten/kota. Dari 13 Kabupaten/Kota, 7 kabupaten/kota telah melaksanakan program pembentukan kabupaten / kota sehat yaitu Kota Manado, Kota Bitung, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud. Kabupaten/Kota tersebut telah memiliki Forum Kabupaten/Kota Sehat ataupun dengan nama lainnya yang sesuai dengan daerah masingmasing, sedangkan kabupaten / kota lainnya masih dalam proses pembentukan Tim Pembina Kabupaten / Kota Sehat. Untuk menentukan tatanan yang akan dipilih, masing-masing daerah menyesuaikan dengan kesiapan dan kemampuan sumber daya yang dimiliki.
Pada tahun 2007 Prop. Sulawesi Utara telah mengajukan 3 (tiga ) Kab/Kota yaitu Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kota Bitung dan Kota Manado untuk dinilai di tingkat Nasional dalam penilaian Kota Sehat, dan hasil yang dicapai yaitu Prop. Sulawesi Utara mendapatkan penghargaan Kota Sehat untuk Kota Manado dan Kota Bitung dengan Swasti Saba kategori Padapa. Sedangkan tahun 2009, hanya 4 Kaupaten/Kota yang layak diusulkan untuk penilaian tingkat nasional yaitu, Kota Bitung, Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara dan Kabupaten Kepulauan Sangihe. b. Penyehatan Perumahan dan Lingkungan Kondisi perumahan yang ada di Provinsi Sulut sangat bervariasi karena hal ini dipengaruhi oleh kemampuan masyarakat dalam membangun rumahnya, dan data yang ada belum merupakan hasil secara keseluruhan dari jumlah rumah yang ada di seluruh daerah tetapi hanya menggambarkan dari jumlah rumah yang dapat dipantau oleh petugas di Puskesmas, namun demikian dari hasil pemantauan petugas, kualitas perumahan yang memenuhi syarat cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Gambar V. 42. Trend % Rumah Yang Memenuhi Syarat Kesehatan di Sulawesi Utara dalam persen Tahun 2006 s/d 2008
Sumber : Bidang PMK 2009
Jumlah rumah yang ada di Provinsi Sulawesi Utara kurang lebih sebanyak 544.129 kegiatan pemantauan yang dilaksanakan dari tahun 2007 yaitu jumlah rumah yang dapat diperiksa sejumlah 335.541 dan yang memenuhi syarat
74
sebanyak 234.363 rumah atau sebesar 69,85 % , dan pada tahun 2008 jumlah rumah yang dapat diperiksa sebanyak 323.230 rumah, yang memenuhi syarat sebanyak 227.339 rumah atau sebesar 70,33 %.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Dari data tersebut diatas dapat dilihat peningkatan rumah yang memenuhi persyaratan yaitu dari 69,85% menjadi 70,33 %. Hasil yang dicapai untuk penyehatan perumahan tersebut telah mencapai target yang ditetapkan pada tahun 2008 yaitu sebesar 69 %.
C. Penyehatan tempat pembuangan kotoran manusia. Dalam pelaksanaan pemantauan dan pengawasan pemanfaatan jamban keluarga, petugas melaksanakan kegiatan tersebut bersamaan pada saat melakukan pemantauan penyehatan perumahan.
Gambar V. 43. Trend % jamban Yang Memenuhi Syarat (MS) Kesehatan di Sulawesi Utara Tahun 2006 s/d 2008
Sumber : Bidang PMK, 2009
Hasil kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2007 yaitu, pemantauan sebanyak 268.349 unit jamban. Dari sejumlah jamban yang dapat diperiksa tersebut hasilnya menunjukkan bahwa jumlah masyarakat yang memanfaatkan / menggunakan jamban sebanyak 170.508 atau sebesar 63,69 %, sedangkan untuk tahun 2008 menunjukkan adanya penurunan jumlah jamban yang dipantau yaitu sebanyak 266.104 jamban yang dapat diperiksa, dan dari jumlah tersebut terjadi peningkatan sebesar 78.480 unit jamban yang digunakan masyarakat atau sebesar 70,50 %. Dari jumlah jamban yang dapat diperiksa tersebut, hanya menunjukkan kuantitas /jumlah dan belum menggambarkan segi kualitasnya. Dengan kondisi yang demikian memungkinkan timbulnya kasus penyakit yang berhubungan dengan masalah pembuangan kotoran manusia yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Disamping masalah penyakit yang mungkin dapat timbul tersebut diatas, yang menyebabkan terjadinya penurunan pemanfaatan jumlah jamban keluarga yang ada mungkin disebabkan karena sering terjadinya bencana alam sehingga jamban tersebut tidak / belum dimanfaatkan lagi. d. Sarana Pembuangan Air Limbah. Penyehatan Sarana Pembuangan Air Limbah yang ada dipermukiman masyarakat pada umumnya dengan sistem terbuka dan masih banyak yang di wilayah desa / kelurahan dengan sistem peresapan secara individu karena belum tersedianya riol yang disediakan oleh pemerintah. Sehingga yang menggunakan sistem riolering biasanya didaerah pusat perkotaan dan di pusat ibukota kecamatan.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
75
Dari hasil pemantauan di lapangan menunjukkan bahwa dari jumlah yang dapat diperiksa pada tahun 2007 sebanyak 244.283, yang memenuhi persyaratan hanya sebesar 112.627 atau 46,12 %, untuk tahun 2008 yang dapat diperiksa sebanyak 227.527 dan yang memenuhi persyaratan sejumlah 112.516 atau sebesar 49,44 %, Dari data tersebut diatas dapat dilihat adanya peningkatan jumlah SPAL yang diperiksa,
meskipun jumlahnya yang memenuhi persyaratan tetap namun dengan kondisi yang demikian, faktor ini dapat mempengaruhi kualitas lingkungan yang ada secara keseluruhan dan kondisi lingkungan yang demikian ini dapat digunakan vektor sebagai media penularan penyakit. Capaian kegiatan dapat dilihat seperti dibawah ini .
Gambar V. 44. Tren % SPAL Yang Memenuhi Syarat Kesehatan di Sulawesi Utara dalam persen Tahun 2006 s/d 2008
Sumber : Bidang PMK, 2009
e.Program TP3 Pestisida Pengawasan Tempat Pengelolaan Pestisida. Dari hasil pemantauan terhadap Tempat Penyimpanan, Pengolahan dan Penjualan Pestisida di Provinsi Sulawesi Utara, hasilnya menunjukkan peningkatan kualitas dalam
penanganan pestisida yaitu pada tahun 2007 dari 103 yang diperiksan Tempat Pengelolaan Pestisida yang memenuhi syarat sebanyak 92 atau sebesar 89,32 %, dan pada tahun 2008 dari 103 TP Pestisida yang diperiksa, yang memenuhi syarat 92 atau sebesar 89,32 %.
Gambar V. 45. Tren % TP PESTISIDA Yang Memenuhi Syarat Kesehatan di Sulawesi Utara dalam persen Tahun 2006 s/d 2008
Sumber : Bidang PMK, 2009
76
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
F.
Program Hygiene Sanitasi Tempat Tempat Umum. Kondisi tempat-tempat umum di Provinsi Sulawesi Utara selama periode 2007 - 2008 adalah sebagai berikut, pada tahun 2007 kegiatan yang dilaksanakan yaitu dengan pengawasan pada 2.777 TTU yang diperiksa dan yang memenuhi syarat sebanyak 2.183 atau sebesar 78,6 % , sedangkan pada tahun 2008 dari 2.777 TTU yang
diperiksa yang memenuhi syarat 2.183 atau sebesar 78,61 %, hasil tersebut tidak dapat dibandingkan karena jumlah yang diperiksa sangat berbeda, karena ini dipengaruhi oleh kemampuan dan ketersediaan sarana yang ada, namun dari hasil tersebut masing-masing telah menunjukkan hasil yang cukup yaitu diatas 70 % yang memenuhi syarat.
Gambar V. 46. Tren % TTU Yang Memenuhi Syarat Kesehatan di Sulawesi Utara Tahun 2006 s/d 2008
Sumber : Bidang PMK 2009
g.
Pengawasan TPM. Pengawasan/pemeriksaan Tempat Pengolahan Makanan dan Minuman di Provinsi Sulawesi Utara juga belum menunjukkan hasil yang memuaskan.Jumlah TPM yang dapat diperiksa pada tahun 2007 sebanyak 2.264 dan yang memenuhi syarat sebanyak 1.670 atau
sebesar 73,8 %, dan pada tahun 2008 dari 1.823 TPM yang diperiksa, yang memenuhi syarat sebanyak 1.403 atau sebesar 77%. Dari hasil tersebut menunjukkan adanya penurunan TPM yang diperiksa, tetapi jumlah TPM yang memenuhi syarat mengalami peningkatan.
Gambar V. 47. Tren % TPM yang memenuhi syarat Kesehatan di Sulawesi Utara Tahun 2006 s/d 2008
Sumber Sumber : Bidang PMK 2009 :
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
77
h.
Program Pengawasan Kualitas Air.
Program Pengawasan kualitas air bertujuan untuk memantau akses masyarakat terhadap air bersih dari segi kuantitas terlebih memperhatikan dan memantau kondisi kualitasnya . Dalam rangka pelaksanaan program pengawasan kualitas air di 13 Kabupaten/Kota, untuk kegiatan penyediaan air bersih pedesaan dan perkotaan penekanannya lebih besar diberikan kepada peran serta masyarakat dalam pencarian sumber air, perencanaan pembangunan sarana serta pemanfaatan dan pemeliharaannya. Ada beberapa sarana yang menjadi obyek dalam pelaksanaan tugas pengawasan kualitas air adalah sebagai berikut : Ledeng (PDAM), Depot Air Minum (Air Isi Ulang), PMA, PAH, PP Non PDAM, SGL, SPT, Sumur Bor, Kolam Renang, Pemandian Umum, Sungai, Danau dan lain – lain. Untuk penyediaan air bersih pedesaan perhatian lebih besar diberikan kepada peran
78
serta masyarakat dalam penyiapan sumber air bersih. Cakupan air bersih sampai dengan tahun 2006 di pedesaan sebesar 58,79 % , tahun 2007 terjadi peningkatan yaitu 60, 33% sedangkan untuk untuk daerah perkotaan tahun 2007 adalah 61,32 % pedesaan 57 %. Sedangkan tahun 2008 perkotaan 60,37 % dan pedesaan 57 %. Penurunan cakupan disebabkan adanya bencana banjir yang mengakibatkan rusaknya sarana air bersih di daerah bencana. Dalam tugas pengawasan air bersih dilapangan lebih khusus pengambilan sampel air , maka dari 258 sampel air bersih yang diambil yang berasal dari sarana air bersih yang diperiksa pada tahun 2006 , ternyata hanya 193 (74,81 %) yang memenuhi syarat bakteriologis. Sedangkan pengawasan terhadap depot air minum tahun 2006 sampel yang diambil dan diperiksa sebanyak 126 sampel yang memenuhi syarat bakteriologis sebanyak 122 sampel (96,82 %).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
BAB VI SUMBERDAYA KESEHATAN
Gambaran mengenai situasi sumber daya kesahatan dikelompokkan menjadi sarana kesehatan, tenaga kesahatan dan pembiayaan kesehatan.
tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan di tiap kecamatan memiliki peran yang sangat penting dalam memelihara kesehatan masyarakat.
A. SARANA KESEHATAN Sarana kesehatan meliputi puskesmas, rumah sakit (rumah sakit umum dan rumah sakit khusus), sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dan Pedagang Besar farmasi/ Apotik/Toko Obat. 1. Puskesmas Puskesmas merupakan unit pelaksanan teknis dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang berada di wilayah kecamatan yang melaksanakan
Pada tahun 2008 jumlah puskesmas di seluruh Sulawesi Utara sebanyak 149 unit. Jika dibandingkan dengan tahun 2007 terdapat peningkatan dari jumlah 147 unit. Distribusi puskesmas menurut kabupaten/kota Distribusi puskesmas menurut kabupaten/kota se Provinsi Sulawesi Utara tahun 2007 dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar VI. 1. Distribusi Puskesmas menurut jenis pelayanan
Dari gambaran di atas terlihat bahwa jumlah Puskesmas Non Rawat Inap lebih banyak dari Puskesmas Rawat Inap. Kota Kotamobagu adalah daerah yang tidak mempunyai Puskesmas Rawat inap, sebaliknya pada tahun 2008 Kota Tomohon hanya mempunyai Puskesmas dengan fasilitas Rawat Inap.
Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, maka pada tahun 2008 rasio Puskesmas - penduduk adalah satu puskesmas melayani 14.720 penduduk, atau 6,75 Puskesmas per 100.000 penduduk.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
79
Tabel VI.1. Rasio Puskesmas – penduduk Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008
Kab / Kota
Jml Penduduk
Jml Pusk
Ratio Pusk/ pddk
1
Kab. Bolaang Mongondow
301.163
20
1:15.058
2
Kab. Bol. Mongondow Utara
79.808
6
1:13.301
3
Kab. Kepulauan Sangihe
131.391
15
1:8.759
4
Kab. Kepulauan Talaud
75.511
19
1:3.974
5
Kab. Kepulauan SITARO
62.173
10
1:6.217
6
Kab. Minahasa
299.013
18
1:16.612
7
Kab. Minahasa Selatan
183.782
15
1:12.252
8
Kab. Minahasa Utara
174.364
10
1:17.436
9
Kab. Minahasa tenggara
95.923
7
1:13.703
10
Kota Tomohon
83.486
5
1:16.697
11
Kota Manado
428.223
13
1:32.940
12
Kota Bitung
175.690
6
1:29.282
13
Kota Kotamobagu
117.485
5
1:23.497
2.208.012
149
1:14.818
Provinsi Sulawesi Utara
Dari tabel di atas, maka dapat dikatakan bahwa rasio puskesmas pada tahun 2008 memenuhi konsep wilayah kerja Puskesmas, yaitu rata-rata satu unit puskesmas melayani 30.000 penduduk.
Perkembangan Puskesmas di Sulawesi Utara dapat terlihat dalam tiga tahun berturut-turut, dimana meskipun kecil, namun terjadi peningkatan dari tahun 2006, 2007 dan 2008 sebagaimana diperlihatkan pada gambar dibawah
Gambar VI. 2. Perkembangan Puskesmas se Sulawesi Utara tahun 2006-2008
80
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
2.
Rumah Sakit Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan menghitung jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk.
sakit milik Departemen Kesehatan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, TNI/POLRI dan 16 unit dikelola oleh swasta. Dari 13 kabupaten/kota di Sulawesi Utara, empat kabupaten tidak memiliki rumah sakit, yaitu Kabupaten Bolaang Mongondow, SITARO, Minahasa Tenggara dan Bolaang Mongondow Utara.
Pada tahun 2008, jumlah rumah sakit se Sulawesi Utara sebanyak 31 unit dimana 15 unit dikelola oleh Pemerintah yang terdiri atas rumah
Distribusi rumah sakit se Sulawesi Utara seperti pada gambar berikut.
Gambar VI. 3. Distribusi rumah sakit di Sulawesi Utara
berdasarkan kepemilikan tahun 2008
Perkembangan jumlah rumah sakit di Sulawesi Utara tahun 2006, 2007 dan 2008 dapat terlihat
sebagaimana pada gambar berikut,
Gambar VI. 4. Perkembangan jumlah Rumah Sakit di Sulawesi Utara tahun 2006, 2007, 2008
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
81
Jika dilihat dari kepemilikan maka perkembangan rumah sakit dalam 3 tahun terakhir terjadi pada
rumah sakit yang dikelola oleh swasta, sebagaimana terlihat pada gambar VI. 5 di bawah
Gambar VI.5. Perkembangan RS di Sulawesi Utara menurut kepemilikan tahun 2006-2008
Selain jumlah rumah sakit, untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan, perlu pula disajikan informasi jumlah tempat tidur rumah sakit. Rincian jumlah tempat tidur rumah sakit se Sulawesi .
apotek dan took obat tersebut ditunjang pula dengan keberadaan Pedagang Besar Farmasi sebanyak 43 perusahaan dimana 41 diantaranya berdomisili di Manado dan dua di Kabupaten Minahasa Utara.
3. Apotek dan Toko Obat Sebagai penunjang pelayanan kesehatan khususnya dalam penyediaan obat di masyarakat maka terdapat 117 apotek dan 141 toko obat yang tersebar di sembilan kabupaten/kota seSulawesi Utara pada tahun 2008. Keberadaan
Distribusi apotek dan toko obat dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar VI. 6. Distribusi apotek dan toko obat se Sulawesi Utara tahun 2008
82
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
4. Sarana Kesehatan Bersumber daya Masyarakat Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat, berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada termasuk yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin desa), Desa Siaga. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokkan ke dalam 4 strata posyandu yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Pada tahun 2008, jumlah Posyandu sebanyak 2.297 buah. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2007 dan 2006 yang sebanyak masingmasing 1898 dan 1888
han, maka rasio Posyandu terhadap desa/ kelurahan adalah 1,55 artinya 2 Posyandu melayani 3 desa. Polindes yang merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakatdalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan da pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga berencana. Polindes ini juga dikelompokkan ke dalam 4 strata atau tingkat perkembangannya yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Jika pada tahun 2006 jumlah Polindes sebanyak 425 dan pada tahun 2007 sebanyak 463, maka pada tahun 2008, jumlah Polindes sebanyak 444 yang berarti partisipasi masyarakat berkurang. Rasio Polindes terhadap desa/kelurahan tahun 2008 adalah 0,3 artinya 3 unit polindes untuk 10 desa/kelurahan.
Perkembangan Posyandu dan Polindes Sulawesi Utara tahun dalam 3 tahun berturut-turut dapat terlihat pada gambar di bawah
Jika dibandingkan dengan jumlah desa dan keluraGambar VI.7. Perkembangan Posyandu di Sulawesi Utara tahun 2006-2008
Sumber : Profil kesehatan kabupaten/kota, 2009
Adapun data jumlah Posyandu dan Polindes menurut kabupaten/kota tahun 2008. Salah satu kriteria desa siaga adalah memiliki minimal satu Poskesdes dengan tenaga Poskesdes minimal 1 (satu) orang bidan dan 2(dua) kader. Pada tahun 2008 jumlah desa siaga di Sulawesi Utara adalah sebanyak 718 buah. Namun
jika dibandingkan dengan jumlah Poskesdes sebanyak 215 buah, hanya 30% dari seluruh desa siaga yang ditetapkan yang mempunyai Poskesdes. Perbandingan antara desa siaga dan poskesdes menurut Kabupaten/kota dapat dilihat dari gambar berikut.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
83
Adapun data jumlah Posyandu dan Polindes menurut kabupaten/kota tahun 2008. Salah satu kriteria desa siaga adalah memiliki minimal satu Poskesdes dengan tenaga Poskesdes minimal 1 (satu) orang bidan dan 2(dua) kader. Pada tahun 2008 jumlah desa siaga di Sulawesi Utara adalah sebanyak 718 buah. Namun jika di-
bandingkan dengan jumlah Poskesdes sebanyak 215 buah, hanya 30% dari seluruh desa siaga yang ditetapkan yang mempunyai Poskesdes. Perbandingan antara desa siaga dan poskesdes menurut Kabupaten/kota dapat dilihat dari gambar berikut.
Gambar VI.8 . Jumlah Desa Siaga dan Poskesdes menurut Kabupaten/kota tahun 2008
Sumber : Profil kesehatan kabupaten/kota, 2009
B. TENAGA KESEHATAN 1. Persebaran Tenaga Kesehatan a. SDM kesehatan di Puskesmas
Jumlah sumber daya manusia yang bertugas di Puskesmas di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2008 tercatat sebanyak 3.221 orang yang terdiri atas 430 orang tenaga medis, 2.278 orang tenaga perawat
dan bidan, 85 tenaga farmasi, 110 orang tenaga gizi, 15 orang teknisi medis, 219 orang tenaga sanitasi, 84 orang tenaga kesehatan masyarakat lain. 3 daerah yang mempunyai tenaga medis terbanyak adalah Kabupaten Minahasa Utara (69), Kota Manado (67), dan Kabupaten Minahasa (50) seperti pada gambar di bawah.
Gambar VI.9. Persebaran tenaga medis di Puskesmas menurut Kabupaten/Kota tahun 2008
Sumber : Profil kesehatan kabupaten/kota, 2009
84
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Jumlah dokter umum yang bekerja di Puskesmas sebanyak 336 orang, sehingga jika dibandingkan dengan jumlah Puskesmas sebanyak 149 puskesmas, maka rata-rata tiap Puskesmas dilayani oleh 2,2 dokter umum. Jumlah paramedis (perawat dan bidan) yang bekerja di Puskesmas tahun 2008 adalah sebanyak
2,278 orang dengan wilayah terbanyak adalah Kab. Bolaang Mongondow (482 orang), Kab. Minahasa Utara (259 orang) dan Kota Manado (239 orang), sehingga rata-rata terdapat 15,3 perawat dalam 1 Puskesmas sebagaimana terlihat pada gambar berikut.
Gambar VI.10. Distribusi paramedis yang bekerja di Puskesmas menurut Kabupaten/Kota tahun 2008
Sumber : Profil kesehatan kabupaten/kota, 2009
b. Tenaga kesehatan di Rumah Sakit Distribusi tenaga kesehatan di rumah sakit tahun 2008 di rumah sakit pemerintah masih terkonsentrasi di RSU Prof. Dr. R.D. Kandou sedangkan di rumah sakit swasta terkonsentrasi di RS Bethesda-Tomohon sebagaimana terlihat pada lampiran tabel no.54. 2. SDM Kesehatan status Pegawai Tidak tetap. Departemen Kesehatan memiliki 3 jenis tenaga
kesehatan sebagai pegawain tidak tetap (PTT) yaitu dokter umum, dokter gigi, dan bidan. Sampai dengan tahun 2008 tenaga kesehatan PTT yang masih aktif di lapangan tercatat sebanyak 56 orang dokter umum, 4 dokter gigi . Dokter umum PTT terbanyak bertugas di Kabupaten Minahasa (6 orang), Kabupaten Talaud (12 orang) dan Kabupaten Minahasa Selatan (6 orang)
Gambar VI.11. Keberadaan jumlah dokter umum dan dokter gigi PTT Provinsi Sulawesi Utara s/d Desember 2008
Sumber : Profil kesehatan kabupaten/kota, 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
85
3. Peserta didik pada Institusi Pendidikan tenaga kesehatan. Jumlah peserta didik pada institusi pendidikan tenaga kesehatan dikelompokkan menjadi peserta didik Poltekkes dan Non Poltekkes. Pada tahun ajaran 2008/2009 jumlah peserta didik di Poltekkes sebanyak 1049 orang dimana peserta didik di jenis profesi Kebidanan mempu
nyai jumlah mahasiswa terbanyak diantara jenis profesin yang lain, diikuti oleh keperawatan dan gizi. Diantara peserta didik di keperawatan dan kebidanan terdapat peserta didik yang berasal dari jalur khusus Kaimana (Keperawatan 60 orang, Kebidanan 30 orang) dan jalur khusus Halamahera Barat (Kebidanan 32 orang).
Gambar VI.12. Jumlah Peserta didik di Poltekkes Depkes -Manado menurut jurusan tahun 2008
Sumber : Poltekkes Manado, 2009
Peserta didik non Poltekkes tersebar di beberapa perguruan tinggi yang melaksanakan pendidikan kesehatan seperti Universitas Sam Ratulangi, Universitas Sari Putra (UNSRIT), Universitas De La Salle, Akademi Keperawatan RS Teling, Akademi Keperawatan Matuari waya, Akademi Fisioterapi dan lain-lain. C. PEMBIAYAAN KESEHATAN Pembiayaan kesehatan di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008 yakni bersumber Pusat yaitu dari Dana Depkes berupa Dana Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan serta dana transfer ke daerah
yakni dana perimbangan berupa dana Alokasi Khusus (DAK) serta dana yang bersumber Pendapatan daerah yaitu APBD. Dana Dekonsentrasi tahun 2008 berjumlah Rp. 15,444,533.000,- yang digunakan untuk kegiatan Promosi Kesehatan, Kebijakan dan manajemen kesehatan, Upaya Kesehatan Masyarakat, Perbaikan gizi, Obat-obatan dan sumberdaya kesehatan. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka dana dekonsentrasi tahun 2008 mengalami penurunan.
Gambar VI.13. Dana kesehatan sumber dekonsentrasi Sulawesi Utara menurut program tahun 2005-2008 ( x 1.000)
Sumber : Seksi perencanaan, 2008
86
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
Adapun tabel dana dekonsentrasi selengkapnya menurut program tahun 2005-2008 adalah se-
bagai berikut
Tabel VI.2. Perbandingan Dana Kesehatan Dekonsentrasi Provinsi Sulawesi Utara tahun 2005 -2008 (x 1.000) Program Tahun
2005
Promkes
Manajemen
UKM
Gizi
Rujukan
Lingkungan
P2M
Obatobatan
SDK
Gambar VI.10. Jumlah Peserta didik di Poltekkes Depkes -Manado menurut jurusan tahun 400,000 24,339,913 9,695,180 1,549,110 892,600 1,750,000 350,000 229,000 750,000 2008
2006
1,647,065
4,465,220
18,670,643
7,090,330
4,055,700
5,940,215
620,000
1,054,210
2,016,732
2007
2,983,510
3,430,381
24,054,225
4,410,894
1,274,511
1,393,768
615,923
811,690
881,099
2008
1,208,100
3,219,554
9,473,513
205,676
0
0
0
287,800
1,047,882
Sumber : Seksi perencanaan, 2009
Dana kesehatan bersumber APBD dari tahun 20005 sampai dengan tahun 2008 mempunyai kecenderungan peningkatan, meskipun pada
tahun 2008 terjadi penurunan. Alokasi dan penyerapan dana APBD tahun 2008 dapat terlihat pada gambar berikut.
Gambar VI.14. APBD Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara 2004-2008 (x 1.000.000)
Sumber : Seksi perencanaan, 2008
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
87
Jika dibandingkan antara APBD dan dana dekonsentrasi maka gambaran yang terlihat menjelas-
kan prosentase APBD kesehatan terhadap dana dekonsentrasi setiap tahun sangat kecil
Gambar VI.15. Perbandingan dana kesehatan Provinsi Sulawesi Utara sumber Dekonsentrasi dan sumber APBD (belanja publik) tahun 2005-2008 (dalam Milyar)
Sumber : Seksi perencanaan, 2009
Sumber : Seksi perencanaan, 2008
88
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
BAB VII PENUTUP
Dari pemaparan menurut bab demi bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum terdapat peningkatan derajat kesehatan masyarkat Sulawesi Utara di tahun 2008 yang sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi serta kondisi umum masyarakat Sulawesi Utara. Hasil ini tentu saja perlu disosialisasikan / dikomunikasikan baik ke pimpinan maupun secara horizontal ke lintas sektor terkait dan masyarakat.
bahkan menyempurnakan sistem yang ada saat ini menjadi sesuatu yang optimal yang dapat dimanfaatkan oleh semua pihak. Akhirnya kiranya gambaran yang sudah disajikan dalam buku profil kesehatan ini bermanfaat dan menjadi inspirasi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Sulawesi Utara.
Seperti diketahui bersama bahwa Informasi yang disiapkan dengan baik di unit-unit kesehatan akan membantu pembuatan keputusankeputusan dalam unit kesehatan tersebut karena dapat berfungsi sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Hasil-hasil yang disajikan dalam profil kesehatan Sulawesi Utara ini tentu saja akan menjadin informasi yang sangat penting dan sangat dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan maupun oleh lintas sektor dan masyarakat. Disadari bahwa perkembangan sistem informasi kesehatan sangatlah cepat, tidak hanya disebabkan karena perubahan teknologi informasi yang sedemikian pesatnya, akan tetapi juga metode-metode pemanfaatan data untuk pengelolaan pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan selalu mengalami perkembangan. Efisiensi dalam pengelolaan informasi kesehatan menjadi sangat penting karena menyangkut pengendalian biaya pelayanan kesehatan dan efisiensi waktu. Dalam hal ini, pemanfaatan data dalam pengelolaan kasus klinis untuk level individu maupun dalam tingkat kesehatan masyarakat menjadi mutlak diperlukan. Seiring dengan perkembangan sistem informasi, kebutuhan data/informasi yang akurat makin meningkat, namun ternyata sistem informasi yang ada saat ini masih belum dapat menghasilkan data yang akurat, lengkap dan tepat waktu . Berbagai permasalahan yang masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan saat sekarang ini. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab bersama untuk memperbaiki /melengkapi
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
89
90
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008
TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KAB/KOTA PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KAB/KOTA 2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Kantor Statistik Kabupaten/Kota
LUAS WILAYAH (km 2) 3 6230.95 1696.09 625.96 1250.92 387.07 1025.85 1496.09 937.65 583.01 146.60 157.91 304.00 431.50
15,274
JUMLAH DESA 4 210 77 125 142 84 166 144 111 72 10 0 0 14
1,155
KELURAHAN
DESA+KEL.
5
6 2 1 22 11 0 38 12 7 4 30 87 69 18
301
JUMLAH PENDUDUK
212 78 147 153 84 204 156 118 76 40 87 69 32
7 301,163 79,808 131,391 75,511 62,173 299,013 183,782 174,364 95,923 83,486 428,223 175,690 117,485
1456
2,208,012
JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK TANGGA TANGGA /km 2 8 9 10 76,560 3.9 48 18,142 4.4 47 33,080 4.0 210 18,848 4.0 60 16,032 3.9 161 85,808 3.5 291 55,233 3.3 123 46,736 3.7 186 23,892 4.0 165 22,176 3.8 569 111,344 3.8 2,712 43,776 4.0 578 29,600 4.0 272
581,227
3.8
144.56
TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KAB/KOTA
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH PENDUDUK
2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/KOTA)
3 301,163 79,808 131,391 75,511 62,173 299,013 183,782 174,364 95,923 83,486 428,223 175,690 117,485
2,208,012
<1 4
LAKI-LAKI (TAHUN) 5-14 15-44 45-64 6 7 8
1-4 5
-
-
-
-
-
>=65 9
JML 10 -
-
-
<1 11
PEREMPUAN (TAHUN) 5-14 15-44 45-64 >=65 13 14 15 16
1-4 12
-
-
-
-
-
-
JML 17 -
-
RASIO BEBAN TANG GUNGAN
RASIO JENIS KELAMIN
18 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
19 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
Sumber: Kantor Statistik Kabupaten/kota Catatan : Jumlah kolom 10 + kolom 17 = kolom 3
;[
TABEL 3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
2 <1 1-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75+
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI 3
PEREMPUAN 4
LAKI-LAKI+PEREMPUAN 5
17,690 71,409 89,200 96,700 99,800 93,999 95,999 100,401 95,500 86,099 74,301 63,000 48,001 32,200 22,700 18,700 18,039
17,816 68,484 85,700 93,301 94,400 87,699 90,901 96,600 93,200 81,501 69,200 59,100 45,400 31,601 24,100 19,700 24,573
35,506 139,893 174,900 190,001 194,200 181,698 186,900 197,001 188,700 167,600 143,501 122,100 93,401 63,801 46,800 38,400 42,612
1,123,738
1,083,276
2,207,014
TABEL 4 PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS DIRINCI MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KAB/KOTA PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 LAKI-LAKI NO
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KAB/KOTA
2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/KOTA)
TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH
TIDAK/ BELUM TAMAT SD
3 5,865 255 -
PEREMPUAN AK/ DIPLO MA
SD/MI
SLTP/ MTs
4 15,639 916 -
5 50,826 3,134 7,912 -
6 44,962 2,248 2,681 -
7 39,097 1,411 1,074 -
8 25,413 72 50 -
9 13,684 37 -
SLTA/ MA
UNIVERSITAS
-
3,989
20,374
15,631
11,016
4,004
2,384
2,483 139
4,863 4,489
10,929 7,651
7,990 6,621
6,849 6,970
6,852 2,014
996 1,929
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH
10 195,486 6,852 11,717 57,398 40,962 29,813 -
TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH
TIDAK/ BELUM TAMAT SD
11 7,187 160 -
AK/ DIPLO MA
SD/MI
SLTP/ MTs
12 16,172 771 -
13 44,921 2,995 7,469 -
14 39,531 1,619 2,730 -
15 35,937 871 1,098 -
16 25,156 57 -
17 10,783 36 -
SLTA/ MA
UNIVERS ITAS
-
3,795
22,151
13,358
11,550
4,735
1,241
2,784 181
4,561 3,621
10,148 6,272
7,301 6,930
6,335 8,284
955 2,070
970 1,988
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH
18 179,687 6,509 11,297 56,830 33,054 29,346 -
TABEL 5 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KAB/KOTA 2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/KOTA)
LAKI-LAKI JUMLAH 3 222,410 21,178 2,265 30,913
MELEK HURUF
4 193,180 20,038 1,127 30,628
80,065
77,060
46,785
44,129
67,494
471,110
-
366,162
JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS PEREMPUAN MELEK HURUF % JUMLAH % 5 6 7 8 86.86 179,684 153,442 85.40 94.62 21,837 21,536 98.62 49.76 2,265 1,111 49.05 99.08 30,751 30,281 98.47 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 96.25 75,892 73,049 96.25 #DIV/0! #DIV/0! 94.32 40,420 37,999 94.01 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 67,452 #DIV/0! #DIV/0! 77.72
418,301
317,418
75.88
LAKI-LAKI + PEREMPUAN MELEK HURUF JUMLAH % 9 10 11 402,094 346,622 86.20 43,015 41,574 96.65 4,530 2,238 49.40 61,664 60,909 98.78 - #DIV/0! - #DIV/0! 155,957 150,109 96.25 - #DIV/0! 87,205 82,128 94.18 - #DIV/0! - #DIV/0! 134,946 - #DIV/0! 889,411
683,580
76.86
TABEL 6 JUMLAH KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT KAB/KOTA PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 JUMLAH NO 1
KAB/KOTA
2 1 Kab. Bolaang Mongondow
PUSKESMAS 3
LAHIR HIDUP
LAHIR MATI
4
5
JUMLAH BAYI LAHIR % LAHIR MATI MATI HIDUP+ LAHIR MATI 6 7 8 5,259 1.67 12
JUMLAH BALITA 9 24,060
JUMLAH BALITA MATI 10
20
5,171
88
17
8,555
6
1,078
16
1,094
1.46
6
6,376
6
6,638
3 Kab. Kep. Sangihe
15
2,090
11
2,101
0.52
4
10,497
1
6,067
4 Kab. Kep. Talaud
19
1,278
25
1,303
1.92
0
6,033
10
14,296
5 Kab. Kep. Sitaro
10
819
4
823
0.49
0
4,967
16
6,566
6 Kab. Minahasa
18
5,863
28
5,891
0.48
0
23,888
7
36,503
7 Kab. Minahasa Selatan
15
3,051
40
3,091
1.29
0
14,682
2
7,384
8 Kab. Minahasa Utara
10
3,405
15
3,420
0.44
2
13,930
1
15,131
2 Kab. Bolaang Mongondow Utara
7
1,781
19
1,800
1.06
13
7,663
4
11,532
10 Kota Tomohon
9 Kab. Minahasa Tenggara
5
1,697
17
1,714
0.99
3
6,670
3
17,396
11 Kota Manado
14
7,191
14
7,205
0.19
3
34,211
2
31,324
12 Kota Bitung
6
3,511
9
3,520
0.26
3
14,036
6
19,096
13 Kota Kotamobagu
5
1,717
25
1,742
1.44
1
9,386
16
218
150
38,652
38,963
0.80
JUMLAH (KAB/KOTA)
311
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
47 11.3
176,399
17 0.4
180,706
TABEL 7 JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL MENURUT KAB/KOTA PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL NO 1
KAB/KOTA
JUMLAH LAHIR HIDUP
PUSKESMAS
2 1 Kab. Bolaang Mongondow 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara
KEMATIAN
KEMATIAN
20
5,171
IBU HAMIL 5 16
3
4
KEMATIAN
JUMLAH
IBU BERSALIN 6 7
IBU NIFAS 7 17
8 40
6
1,078
3
1
1
5
3 Kab. Kep. Sangihe
15
2,090
4
-
-
4
4 Kab. Kep. Talaud
19
1,278
5
-
-
5
5 Kab. Kep. Sitaro
10
819
2
-
-
2
6 Kab. Minahasa
18
5,863
3
-
-
3
7 Kab. Minahasa Selatan
15
3,051
5
3
2
10
8 Kab. Minahasa Utara
10
3,405
4
-
-
4
3
4
-
7
7
1,781
10 Kota Tomohon
9 Kab. Minahasa Tenggara
5
1,697
11 Kota Manado
0
0
0
0
14
7,191
12 Kota Bitung
6
3,511
4
1
3
8
13 Kota Kotamobagu
5
1,717
1
-
-
1
150
38,652
50
16
23
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
-
ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL (DILAPORKAN)
Keterangan: - Jumlah kematian ibu maternal = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu Maternal (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
89 230.26
TABEL 8 JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN RASIO KORBAN LUKA DAN MENINGGAL TERHADAP JUMLAH PENDUDUK DIRINCI MENURUT KAB/KOTA TAHUN 2008
NO
KAB/KOTA
JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN
MATI
1
2
3
4
1 Kab. Bolaang Mongondow 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 3 Kab. Kep. Sangihe
JUMLAH KORBAN LUKA BERAT LUKA RINGAN 5
6
JML 7
11
12
127
5.75
55.91
3.94
40.16
100
1.90
602
7
33
275
315
14.27
2.22
10.48
87.30
100
0.52
-
-
3,949
78
3.53
5 Kab. Kep. Sitaro
126
11
21
46
78
3.53
6 Kab. Minahasa 596
19
48
555
8 Kab. Minahasa Utara
-
-
622
28.18
-
-
#DIV/0!
#DIV/0!
14.10 14.10 #DIV/0!
26.92 26.92 #DIV/0!
3.05 #DIV/0!
7.72 #DIV/0!
#DIV/0! 58.97 58.97 #DIV/0! 89.23 #DIV/0!
#DIV/0! 100 #DIV/0!
13
128
606
747
33.85
1.74
17.14
81.12
100
7
10
59
76
3.44
9.21
13.16
77.63
100
164
-
1
163
13 Kota Kotamobagu 6,453
139
267
1,801
-
164
7.43
-
-
2,207 99.95
100.00
#DIV/0!
#DIV/0! -
#DIV/0! 6.30
0.61 #DIV/0! 12.10
#DIV/0! 99.39 #DIV/0! 81.60
0.62 0.619047619 #DIV/0!
100 #DIV/0!
76
-
0
100
747
11 Kota Manado
RASIO PER 100.000 PENDUDUK
JML
51
46
JUMLAH (KAB/KOTA)
10
5
21
12 Kota Bitung
9
71
11
9 Kab. Minahasa Tenggara
LUKA BERAT LUKA RINGAN
67
126
10 Kota Tomohon
MATI 8
4 Kab. Kep. Talaud
7 Kab. Minahasa Selatan
RASIO KORBAN PER KEJADIAN KECELAKAAN
% KORBAN % THD TOTAL KORBAN
#DIV/0!
1.04 #DIV/0! 1.00 1 #DIV/0!
100 #DIV/0! 100
1 #DIV/0! 0.34
TABEL 9 AFP RATE, % TB PARU SEMBUH, DAN PNEUMONIA BALITA DITANGANI PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 TB PARU NO 1
KAB/KOTA
2 1 Kab. Bolaang Mongondow
AFP < 15 TH
PUSKESMAS
DIOBATI SEMBUH
% JML SEMBUH PENDERITA
JML PEND BALITA
BALITA DITANGANI
% BALITA DITANGANI
1
5 4,245
6 494
7 494
8 494
9 100.00
10 2,752
11 2,756
12 2,756
6
0
816
77
77
45
58.44
11
8
8
3 Kab. Kep. Sangihe
15
1
512
129
129
70
54.26
#DIV/0!
4 Kab. Kep. Talaud
19
0
1,342
114
114
122
107.02
#DIV/0!
5 Kab. Kep. Sitaro
10
2
277
33
33
23
69.70
#DIV/0!
6 Kab. Minahasa
18
5
5,578
544
544
467
85.85
7 Kab. Minahasa Selatan
15
2
3,056
319
319
124
38.87
8 Kab. Minahasa Utara
10
5
3,727
386
386
377
97.67
9 Kab. Minahasa Tenggara
4
(+)
20
2 Kab. Bolaang Mongondow Utara
3
KLINIS
PNEUMONIA
500
500
1
1,406
158
158
105
66.46
30
38
2
5
0
1,602
152
152
152
100.00
6
3
3
11 Kota Manado
14
6
11,028
1,090
1,090
790
72.48
12 Kota Bitung
6
2
2,661
316
316
147
46.52
13 Kota Kotamobagu
5
1
2,031
203
203
176
86.70
38,281
4,015
4,015
3,092
77.01
150
26 4.42
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien RS
100.00 #DIV/0!
7
ANGKA KESAKITAN
100 100.00
#DIV/0! 671
10 Kota Tomohon
JUMLAH (KAB/KOTA)
13
5.26 100 #DIV/0!
77
69
69
100 #DIV/0!
3,547
3,374
3,338
98.93
TABEL 10 HIV/AIDS, INFEKSI MENULAR SEKSUAL, DBD DAN DIARE PADA BALITA DITANGANI PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 HIV/AIDS NO
1
KAB/KOTA
2 1 Kab. Bolaang Mongondow 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara
PUSKESMAS
3
IMS
DBD
DIARE
JML KASUS
DITANGANI
% DITANGANI
JML KASUS
DITANGANI
% DITANGANI
JML KASUS
DITANGANI
4
5
6
7
8
9
10
11
20
-
-
-
-
-
-
28
12
% DITANGANI
12 42.86
JML KASUS
JML DIARE PADA BALITA
13
DIARE PADA % BALITA DITANGANI DITANGANI
82
82
15 82
16 100.00 64.23
6
-
-
-
-
-
-
0
0
0
671
432
431
3 Kab. Kep. Sangihe
15
-
-
-
-
-
-
20
20
100.00
-
-
-
4 Kab. Kep. Talaud
19
-
-
-
-
-
-
2
2
100.00
447
447
447
100.00
5 Kab. Kep. Sitaro
10
-
-
-
-
-
-
2
2
100.00
123
123
123
100.00
6 Kab. Minahasa
18
-
-
-
-
-
-
101
82
81.19
1,176
1,176
1,176
100.00
7 Kab. Minahasa Selatan
15
-
-
-
-
-
-
100
50
50.00
856
856
856
100.00
8 Kab. Minahasa Utara
10
-
-
-
-
-
170
150
88.24
1,376
1,376
1,376
100.00
9 Kab. Minahasa Tenggara
0
0
7
0
0
0
0
0
0
11
11
100.00
1,080
834
834
77.22
10 Kota Tomohon
5
22
22
100
0
0
0
113
91
80.53
602
602
602
100.00
11 Kota Manado
14
0
0
0
0
0
0
654
379
57.95
711
711
711
100.00
12 Kota Bitung
6
35
35
100
138
138
100
198
55
27.78
1,425
1,425
1,425
100.00
13 Kota Kotamobagu
5
-
-
-
-
31
27
87.10
993
993
993
100.00
138.00
138.00
61.61
9,542
9,057
9,056
94.91
JUMLAH (KAB/KOTA)
150
-
-
57.00
57.00
100
ANGKA KESAKITAN
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien RS
100
1,430 64.76
881
4.32
TABEL 11 PERSENTASE PENDERITA MALARIA DIOBATI PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 NO 1
KAB/KOTA
PUSKESMAS
17
MALARIA % POSTIF 6 0.30
DIOBATI 7 5,670
% DIOBATI 8 100.00
20
KLINIS 4 5,670
6
1,652
137
8.29
1,573
95.22
3 Kab. Kep. Sangihe
15
2,847
1,014
35.62
2,847
100.00
4 Kab. Kep. Talaud
19
2,134
835
39.13
2,134
100.00
5 Kab. Kep. Sitaro
10
241
105
43.57
241
100.00
6 Kab. Minahasa
18
2,299
1,824
79.34
2,050
89.17
7 Kab. Minahasa Selatan
15
2,360
101
4.28
2,360
100.00
8 Kab. Minahasa Utara
10
2,126
259
12.18
2,126
100.00
7
3,141
1,509
48.04
2,799
89.11
2 1 Kab. Bolaang Mongondow 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara
9 Kab. Minahasa Tenggara 10 Kota Tomohon
3
POSITIF 5
5
190
9
4.74
9
4.74
14
688
152
22.09
519
75.44
12 Kota Bitung
6
2,439
227
9.31
1,648
67.57
13 Kota Kotamobagu
5
2,924
-
-
2,660
90.97
150
28,711
6,189
21.56
26,636
11 Kota Manado
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KESAKITAN (API/AMI) PER 1000 PDDK
13.00
Ket : API untuk wilayah Jawa dan Bali (Malaria positif per 1000 penduduk) AMI untuk wilayah luar Jawa dan Bali (Malaria klinis per 1000 penduduk)
2.802973897
92.77
TABEL 12 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 NO 1
KAB/KOTA
2 1 Kab. Bolaang Mongondow 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara
PUSKESMAS 3 20
PEND PB 4 22
RFT PB 5 20
KUSTA % RFT PB PEND MB 6 7 90.91 55
RFT MB 8 49
% RFT MB 9 89.09
6
3
1
33.33
14
6
42.86
3 Kab. Kep. Sangihe
15
20
20
100.00
30
26
86.67
4 Kab. Kep. Talaud
19
2
2
100.00
-
-
5 Kab. Kep. Sitaro
10
20
13
65.00
-
-
6 Kab. Minahasa
18
4
4
100.00
33
30
90.91
7 Kab. Minahasa Selatan
15
3
3
100.00
32
32
100.00
8 Kab. Minahasa Utara
10
3
3
100.00
37
36
97.30
7
0
0
0
7
7
100.00
9 Kab. Minahasa Tenggara 10 Kota Tomohon 11 Kota Manado 12 Kota Bitung 13 Kota Kotamobagu JUMLAH (KAB/KOTA)
0.00 0.00
5
6
6
100.00
8
4
50.00
14
17
16
94.12
89
81
91.01
6
21
16
76.19
46
19
41.30
121
104
85.95
351
290
71.03
5 150
TABEL 13 KASUS PENYAKIT FILARIASIS DITANGANI PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
NO 1
KAB/KOTA
2 1 Kab. Bolaang Mongondow 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara
PENDERITA PENY. FILARIASIS
PUSKESMAS
JUMLAH 4
3 20 6
DITANGANI 5 1 0
0
15
4 Kab. Kep. Talaud
19
5 Kab. Kep. Sitaro
10
1
6 Kab. Minahasa
18
2
7 Kab. Minahasa Selatan
15
0
0
0.00
8 Kab. Minahasa Utara
10
0
0
0.00
7
0
0
0.00
10 Kota Tomohon
5
11 Kota Manado
14
12 Kota Bitung
6
13 Kota Kotamobagu
5
JUMLAH (KAB/KOTA)
150
0
1 0 2 0 8
1
0.00
3 Kab. Kep. Sangihe
9 Kab. Minahasa Tenggara
1
1
% DITANGANI 6 100.00 100.00
0
0.00
0
0.00
2
1 0 2 0 7
100.00
100.00 0.00 100.00 0.00 87.50
TABEL 14 JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 JUMLAH KASUS PD3I NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KAB/KOTA 2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS 3 20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5
DIFTERI
PERTUSIS
TETANUS
TETANUS NEONATORUM
CAMPAK
POLIO
4
5
6
7
8
9
-
-
-
-
-
2
31
HEPATITIS B 10 -
-
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
11
0
0
0 0
0 0
1 0
0 0
23 0
0 0
1 0
0
0
0
0
31
0
0
-
1
2
98
-
1
TABEL 15 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS, BAYI DAN BAYI BBLR YANG DITANGANI PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 NEONATUS NO
KAB/KOTA
JUMLAH 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/KOTA)
BAYI
BAYI LAHIR
PUSKESMAS
3
KN2
%
JML BAYI
KUNJ
JML LAHIR % DITIMBANG HIDUP DITIMBANG
%
20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5
4 5,259 1,451 2,101 1,303 823 5,891 3,091 3,420 1,800 1,703 7,205 3,520 1,742
5 4,509 1,067 1,485 1,234 809 4,645 3,159 3,166 1,781 1,656 6,992 3,442 1,470
6 85.74 73.54 70.68 94.70 98.30 78.85 102.20 92.57 98.94 97.24 97.04 97.78 84.39
7 5,011 1,445 2,880 1,781 1,350 7,066 4,308 3,671 2,106 1,947 8,791 3,858 2,030
8 5,011 1,199 1,566 98 1,081 2,433 3,255 2,131 2,107 1,222 7,011 2,975 123
9 100.00 82.98 54.38 5.50 80.07 34.43 75.56 58.05 100.05 62.76 79.75 77.11 6.06
10 5,171 1,078 2,090 1,278 819 5,863 3,051 3,405 1,781 1,695 7,191 3,511 1,717
11 1,005 1,076 2,572 1,278 307 3,697 2,549 308 1,037 2,466 4,365 2,227 641
12 19.44 99.81 123.06 100.00 37.48 63.06 83.55 9.05 58.23 145.49 60.70 63.43 37.33
150
39,309
35,415
90.09
46,244
30,212
65.33
38,650
23,528
60.87
BBLR 13
% BBLR
18 16 1 2 0 4 12 4 6 0 2 4 6
14 0.35 1.48 0.05 0.16 0.07 0.39 0.12 0.34 0.03 0.11 0.35
75
0.19
BBLR DITANGANI
15
% BBLR DITANGANI
2 4 6
16 100.00 93.75 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
74
98.67
18 15 1 2 4 12 4 6 -
TABEL 16 STATUS GIZI BALITA DAN JUMLAH KAB/KOTA RAWAN GIZI PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 JUMLAH BALITA NO
1
KAB/KOTA
2 1 Kab. Bolaang Mongondow 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara
PUSKESMAS
3 20
% BALITA
BALITA YANG ADA
DITIMBAN G
BB NAIK
BGM
Gizi Buruk
4
5
6
7
8
10 #DIV/0!
11 #DIV/0!
12 #DIV/0!
40.92
80.11
8.89
0.08
64.98
75.60
2.51
#DIV/0!
#DIV/0!
-
6
6,376
2,609
2,090
232
15
10,497
6,821
5,157
171
4 Kab. Kep. Talaud
19
6,033
5 Kab. Kep. Sitaro
10
4,967
6 Kab. Minahasa
18
23,888
7 Kab. Minahasa Selatan
15
14,682
8 Kab. Minahasa Utara
10
13,930
2
3,451
2,113
19
69.48 -
11,588
10,586
106
6
78.93
7
7,663
6,077
5,800
186
5
6,670
6,842
6,148
91
11 Kota Manado
14
34,211
12 Kota Bitung
6
14,036
13 Kota Kotamobagu
5
9,386
150
176,399
3 0
10,938
9,199
26
42,832
10,004
37
#DIV/0!
0.91
0.05
#DIV/0!
#DIV/0!
79.30
95.44
3.06
0.05
102.58
89.86
1.33
#DIV/0!
#DIV/0!
79.30 -
48,519
0.55 #DIV/0!
91.35
11,131
61.23 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
-
10 Kota Tomohon
JUMLAH (KAB/KOTA)
Gizi Buruk
9
24,060
3 Kab. Kep. Sangihe
9 Kab. Minahasa Tenggara
BGM
DITIMBANG BB NAIK
27.51
#DIV/0!
98.27
82.64
0.23
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
88.28
20.62
0.08
KEC BEBAS RAWAN GIZI 13
TABEL 17 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K1, K4), PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN DAN IBU NIFAS PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 IBU HAMIL NO
KAB/KOTA
JUMLAH 1
2 1 Kab. Bolaang Mongondow
IBU BERSALIN
PUSKESMAS %
K4
%
JUMLAH
DITOLONG NAKES
%
JUMLAH
MENDAPAT YAN.NIFAS
%
20
4 5,502
5 5,897
6 107.18
7 4,797
8 87.19
9 5,259
10 5,202
11 98.92
5,259
5,202
98.92
6
1,605
1,280
79.75
975
60.75
1,565
900
57.51
1,565
851
54.38
3 Kab. Kep. Sangihe
15
3,177
1,990
62.64
2,121
66.76
2,880
2,090
72.57
2,880
1,114
38.68
4 Kab. Kep. Talaud
19
2,042
1,550
75.91
1,367
66.94
1,781
1,278
71.76
1,781
1,249
70.13
5 Kab. Kep. Sitaro
10
1,488
1,060
71.24
948
63.71
1,423
819
57.55
1,423
818
57.48
6 Kab. Minahasa
18
7,864
7,146
90.87
6,369
80.99
7,091
5,863
82.68
7,066
4,645
65.74
7 Kab. Minahasa Selatan
15
4,739
3,868
81.62
3,543
74.76
4,531
3,051
67.34
4,531
3,053
67.38
8 Kab. Minahasa Utara
10
4,039
4,138
102.45
3,799
94.06
3,855
3,405
88.33
3,671
3,155
85.94
7
2,431
2,299
94.57
2,206
90.74
2,302
1,781
77.37
2,302
1,571
68.25
10 Kota Tomohon
5
2,142
2,148
100.28
1,903
88.84
1,947
1,695
87.06
1,947
1,569
80.59
11 Kota Manado
14
9,670
8,389
86.75
7,252
74.99
8,791
7,191
81.80
8,791
6,000
68.25
12 Kota Bitung
6
4,043
3,969
98.17
3,530
87.31
4,032
3,511
87.08
4,032
3,452
85.62
13 Kota Kotamobagu
5
2,219
2,028
91.39
1,702
76.70
2,122
1,717
80.91
2,122
1,073
50.57
50,961
45,762
89.80
40,512
79.50
47,579
38,503
80.92
47,370
33,752
71.25
2 Kab. Bolaang Mongondow Utara
9 Kab. Minahasa Tenggara
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
K1
IBU NIFAS
TABEL 18 CAKUPAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA, PEMERIKSAAN KESEHATAN SISWA SD/SMP/SMU PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 ANAK BALITA (PRA SEKOLAH) NO
KAB/KOTA
JUMLAH 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/KOTA)
SISWA SD/MI
SISWA SMP/SMU
PUSKESMAS 3 20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5
4 19,081 5,056 8,325 4,784 3,939 18,945 11,644 11,047 6,077 5,289 27,131 11,131 7,444
150
139,893
DIDETEKSI
%
JUMLAH
DIPERIKSA
%
JUMLAH
DIPERIKSA
%
5
6
7
8
9
10
11
12
20.91 28.81 49.23 11.88 13.23 -
12,514 20,602 11,840 9,749 46,885 28,817 27,340 15,041 13,090 67,145 27,548 18,421
10.32
298,992
1,473
6,464 2,542 5,007 9,938
25,424
29.13 55.51 41.83 94.67 89.28 -
7,905 13,014 7,479 6,158 29,617 18,203 9,501 8,669 42,414 17,402 11,637
1,653
18.17
171,999
17,745
5,244 4,268 5,040 1,540
622
3,471 1,665 2,546 -
8,304
4.97 12.04 11.07 19.45 2.78
TABEL 19 JUMLAH PUS, PESERTA KB, PESERTA KB BARU, DAN KB AKTIF MENURUT KAB/KOTA DAN PUSKESMAS PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 NO
KAB/KOTA
PUSKESMAS
JUMLAH PUS
PESERTA KB BARU
PESERTA KB AKTIF
20
4 63,961
JUMLAH 5 6,493
10.15
JUMLAH 7 46,091
6
13,425
1,672
12.45
9,510
70.84
3 Kab. Kep. Sangihe
15
21,916
3,171
14.47
18,879
86.14
4 Kab. Kep. Talaud
19
15,011
4,832
32.19
14,477
96.44
5 Kab. Kep. Sitaro
10
11,209
2,050
18.29
8,841
78.87
6 Kab. Minahasa
18
55,528
55,528
100.00
44,060
79.35
7 Kab. Minahasa Selatan
15
36,061
5,161
14.31
28,757
79.75
8 Kab. Minahasa Utara
10
31,967
5,325
16.66
25,731
80.49
7
17,743
5,109
28.79
14,808
83.46
10 Kota Tomohon
5
13,268
2,526
19.04
10,742
80.96
11 Kota Manado
14
70,112
12,075
17.22
51,193
73.02
12 Kota Bitung
6
35,119
6,292
17.92
28,151
80.16
13 Kota Manado
5
18,818
2,473
13.14
13,435
71.39
150
90,552
8,966
9.90
68,248
75.37
1
2 1 Kab. Bolaang Mongondow 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara
9 Kab. Minahasa Tenggara
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
% 6
% 8 72.06
TABEL 20 JUMLAH PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
NO
IUD
1
JUMLAH PESERTA KB AKTIF NON MKJP
MKJP
KAB/KOTA
MOP/ MOW
IMP LANT
SUNTIK
PIL
KONDOM
OBAT VAGINA
LAIN NYA
6
7
8
9
10
2 1 Kab. Bolaang Mongondow
3
4
2 Kab. Bolaang Mongondow Utara
842
103
1,885
3,270
3,292
118
0
3,200
6
2,100
7,106
4,866
100
0
3 Kab. Kep. Sangihe
5
% PESERTA KB AKTIF MKJP
4 Kab. Kep. Talaud 5 Kab. Kep. Sitaro
108
-
76
160
1,698
8
9 Kab. Minahasa Tenggara
4,134
254
2,248
10,507
10,332
144
0
-
0
2,341
184
1,758
5,222
4,197
47
1,991
417
1,003
5,301
1,841
189
1 0
1,458
712
2,273
8,724
10,102
96
0
SUNTIK
PIL
KONDOM
OBAT VAGINA
LAIN NYA
11
12
13
14
15
16
17
18
19
9,510
8.85
1.08
19.82
34.38
34.62
1.24
-
-
17,378
18.41
0.03
12.08
40.89
28.00
0.58
-
3.45
27,619
#DIV/0!
#DIV/0!
5.27
-
#DIV/0!
#DIV/0!
14.97
0.92
#DIV/0! 3.71 #DIV/0! 8.14
#DIV/0! 7.80 #DIV/0! 38.04
#DIV/0! 82.83 #DIV/0! 37.41
#DIV/0! 0.39 #DIV/0! 0.52
#DIV/0!
0
-
17.03
1.34
12.79
37.98
30.53
0.34
0.01
10,742
18.53
3.88
9.34
49.35
17.14
1.76
-
0
23,365
0
#DIV/0! 6.24
#DIV/0! 3.05
#DIV/0! 9.73
#DIV/0! 37.34
#DIV/0! 43.24
#DIV/0! 0.41
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
14,074
1,676
11,343
40,290
36,328
702
1
790
104,413
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
100 100 #DIV/0!
#DIV/0!
100 #DIV/0!
0.55
100 #DIV/0!
0.28 #DIV/0!
-
#DIV/0!
0 JUMLAH (KAB/KOTA)
#DIV/0!
#DIV/0!
13,749 -
20
#DIV/0!
-
0
13 Kota Kotamobagu
IMP LANT
-
39
MKJP + NON MKJP
MOP/ MOW
2,050
151
NON MKJP
IUD
-
0
11 Kota Manado 12 Kota Bitung
600
0
8 Kab. Minahasa Utara 10 Kota Tomohon
0
0
6 Kab. Minahasa 7 Kab. Minahasa Selatan
MKJP + NON MKJP
100 100 #DIV/0!
-
100
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0.76
100
TABEL 21 PELAYANAN KB BARU MENURUT KECAMATAN PROPINSI SULAWESI UTARA 0 TAHUN 2008 0 JUMLAH PESERTA KB BARU NO
KAB/KOTA IUD
1
2 1 Kab. Bolaang Mongondow 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 3 Kab. Kep. Sangihe
3
MKJP MOP/ MOW 4
% PESERTA KB BARU
NON MKJP IMP LANT 5
SUN TIK
PIL
KONDOM
OBAT VAGINA
6
7
8
9
LAIN NYA 10
MKJP + NON MKJP
IUD
11
12
MKJP MOP/ MOW 13
IMP LANT 14
NON MKJP SUN TIK
PIL
KONDO M
OBAT VAGINA
15
16
17
18
75
6
394
645
499
53
-
-
1,672
4.49
0.36
23.56
38.58
29.84
3.17
143
42
1,030
1,650
1,200
80
-
-
4,145
3.45
1.01
24.85
39.81
28.95
1.93
-
4 Kab. Kep. Talaud
-
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
5 Kab. Kep. Sitaro
-
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
6 Kab. Minahasa
-
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
9.21
40.87
31.98
0.86
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
7 Kab. Minahasa Selatan
960
5
522
2,317
1,813
49
-
3
5,669
8 Kab. Minahasa Utara 9 Kab. Minahasa Tenggara 10 Kota Tomohon
118
12
272
1,025
586
24
-
192
41
256
1,329
592
97
-
19
13 Kota Kotamobagu JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………….. (sebutkan)
12
-
-
0.09
2,037
5.79
0.59
13.35
50.32
28.77
1.18
2,526
7.60
1.62
10.13
52.61
23.44
3.84
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
11 Kota Manado 12 Kota Bitung
16.93
#DIV/0! #DIV/0!
91
529
247
-
-
879
1.37
-
10.35
60.18
28.10
-
-
1,500
106
2,565
7,495
4,937
303
-
22
16,928
8.86
0.63
15.15
44.28
29.16
1.79
-
3,000
212
5,130
14,990
9,874
606
-
44
33,856
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
TABEL 22 PERSENTASE CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KAB/KOTA PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
NO 1
KAB/KOTA
2 1 Kab. Bolaang Mongondow
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/KEL
DESA/KEL UCI
% DESA/KEL UCI
3
4
5
6
20
262
186
70.99
6
78
60
76.92
3 Kab. Kep. Sangihe
15
149
50
33.56
4 Kab. Kep. Talaud
19
153
107
69.93
5 Kab. Kep. Sitaro
10
84
17
20.24
6 Kab. Minahasa
18
201
162
80.60
7 Kab. Minahasa Selatan
15
152
116
76.32
8 Kab. Minahasa Utara
10
118
102
86.44
7
76
66
86.84
10 Kota Tomohon
5
35
35
100.00
11 Kota Manado
14
87
68
78.16
12 Kota Bitung
6
64
43
67.19
13 Kota Kotamobagu
5
29
5
17.24
150
1,488
1,017
68.35
2 Kab. Bolaang Mongondow Utara
9 Kab. Minahasa Tenggara
JUMLAH (KAB/KOTA)
TABEL 23 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI BAYI MENURUT KAB/KOTA PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
NO
KAB/KOTA
PUSKESMAS
JUMLAH BAYI
1
2
3
4
1 Kab. Bolaang Mongondow
BCG JUMLAH 5
DPT1+HB1 % 6
JUMLAH 7
% 8
IMUNISASI DPT3+HB3 JUMLAH 9
% 10
POLIO4 JUMLAH 11
CAMPAK % 12
JUMLAH 13
% 14
DO (%) 15
20
5,011
5,751
114.77
5,839
116.52
4,920
98.18
4,601
91.82
4,576
91.32
0.00
6
1,445
1,942
134.39
2,230
154.33
1,765
122.15
1,843
127.54
1,949
134.88
12.60
3 Kab. Kep. Sangihe
15
2,880
1,697
58.92
1,813
62.95
1,755
60.94
1,785
61.98
1,392
48.33
23.22
4 Kab. Kep. Talaud
19
1,781
1,707
95.85
1,776
99.72
1,800
101.07
1,563
87.76
1,783
100.11
-0.39
5 Kab. Kep. Sitaro
10
1,350
1,196
88.59
792
58.67
1,104
81.78
1,141
84.52
1,081
80.07
-36.49
6 Kab. Minahasa
18
7,066
7,051
99.79
6,940
98.22
6,955
98.43
6,912
97.82
6,022
85.23
13.23
7 Kab. Minahasa Selatan
15
4,308
3,572
82.92
3,702
85.93
3,826
88.81
3,677
85.35
3,776
87.65
-2.00
8 Kab. Minahasa Utara
10
3,671
3,625
98.75
3,667
99.89
3,618
98.56
3,848
104.82
3,354
91.36
8.54
7
2,106
2,909
138.13
1,987
94.35
1,946
92.40
2,531
120.18
2,304
109.40
-15.95
10 Kota Tomohon
5
1,947
1,742
89.47
1,806
92.76
1,777
91.27
1,727
88.70
1,515
77.81
16.11
11 Kota Manado
14
8,791
6,901
78.50
7,783
88.53
7,555
85.94
7,312
83.18
6,917
78.68
11.13
12 Kota Bitung
6
3,858
3,901
101.11
3,887
100.75
3,325
86.18
3,348
86.78
3,687
95.57
5.15
13 Kota Kotamobagu
5
2,030
1,489
73.35
1,424
70.15
1,377
67.83
1,292
63.65
1,416
69.75
0.56
150
46,244
43,483
94.03
43,646
94.38
41,723
90.22
41,580
89.91
39,772
86.00
8.88
2 Kab. Bolaang Mongondow Utara
9 Kab. Minahasa Tenggara
JUMLAH (KAB/KOTA) % BAYI DIIMUNISASI LENGKAP
#DIV/0!
TABEL 24 CAKUPAN BAYI, BALITA YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KAB/KOTA DAN PUSKESMAS PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 ANAK BGM 6-24 BLN NO
1
KAB/KOTA
2 1 Kab. Bolaang Mongondow 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara
PUSKESMAS
3 20
JUMLAH
MP ASI
4
5
ANAK BALITA (1-4TAHUN) %
JUMLAH
MENDAPAT VIT A 2X
BALITA GIZI BURUK
%
115
115
6 100.00
7 19,081
8 38,377
9 201.13
JUMLAH
MENDAPAT PERAWATAN
10
11
%
29
29
12 100.00
6
195
170
87.18
5,056
4,240
83.86
7
7
100.00
3 Kab. Kep. Sangihe
15
1548
0
0.00
8,325
5,592
67.17
5
5
100.00
4 Kab. Kep. Talaud
19
1493
226
15.14
4,784
4,316
90.22
2
2
100.00
5 Kab. Kep. Sitaro
10
0
0
0.00
3,939
2,939
74.61
3
3
6 Kab. Minahasa
18
1815
1375
75.76
18,945
17,797
93.94
0
0
7 Kab. Minahasa Selatan
15
48
48
100.00
11,644
22,325
191.73
5
5
100.00
8 Kab. Minahasa Utara
10
2022
941
46.54
11,047
10,054
91.01
2
2
100.00
7
191
191
100.00
6,077
7,788
128.16
6
6
100.00
10 Kota Tomohon
5
285
210
73.68
5,289
6,356
120.17
11 Kota Manado
14
1043
1335
128.00
27,131
23,708
87.38
12 Kota Bitung
6
214
535
250.00
11,131
1,627
14.62
13 Kota Kotamobagu
5
267
0
0.00
7,444
4,889
66
2
2
100.00
150
9236
5146
55.72
139,893
150,008
107.23
87
87
100.00
9 Kab. Minahasa Tenggara
JUMLAH (KAB/KOTA)
0 26 0
0 26 0
100.00 0
0 100.00 0
TABEL 25 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET Fe1, Fe3 MENURUT KAB/KOTA DAN PUSKESMAS PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 NO
KAB/KOTA
JUMLAH IBU HAMIL
PUSKESMAS
Fe1
Fe3
24
4 5,502
JUMLAH 5 4,468
81.21
3,792
68.92
6
1,605
1,181
73.58
953
59.38
3 Kab. Kep. Sangihe
15
3,177
1,887
59.40
1,762
55.46
4 Kab. Kep. Talaud
19
2,042
1,522
74.53
1,354
66.31
5 Kab. Kep. Sitaro
10
1,488
903
60.69
716
48.12
6 Kab. Minahasa
18
7,864
6,979
88.75
6,301
80.12
7 Kab. Minahasa Selatan
15
4,739
3,732
78.75
3,594
75.84
8 Kab. Minahasa Utara
10
4,039
4,092
101.31
3,708
91.80
7
2,431
2,299
94.57
2,206
90.74
10 Kota Tomohon
5
2,142
2,130
99.44
1,903
88.84
11 Kota Manado
14
9,670
8,332
86.16
6,920
71.56
12 Kota Bitung
6
4,043
3,965
98.07
3,448
85.28
13 Kota Kotamobagu
5
2,219
1,985
89.45
1,420
63.99
154
50,961
43,475
85.31
38,077
74.72
1
2 1 Kab. Bolaang Mongondow 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara
9 Kab. Minahasa Tenggara
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
% 6
JUMLAH 7
% 8
TABEL 26 JUMLAH WANITA USIA SUBUR DENGAN STATUS IMUNISASI TT MENURUT KAB/KOTA DAN PUSKESMAS PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 NO
KAB/KOTA
PUSKESMAS
WUS
1
2
3
4
1 Kab. Bolaang Mongondow
TT 1
TT 2
TT 3
TT 4
TT 5
JML
%
JML
%
JML
%
JML
%
JML
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
20
4,868
250
5.14
11
0.23
62
1.27
4
0.08
0
0
6
1,434
1,209
84.31
404
28.17
71
4.95
2
0.14
0
0
3 Kab. Kep. Sangihe
15
6,010
0.00
2
0.03
0.00
0
4 Kab. Kep. Talaud
19
18,743
5.37
746
3.98
5 Kab. Kep. Sitaro
10
3,012
6 Kab. Minahasa
18
7,865
981
12.47
649
8.25
25
0.32
34
0.43
7 Kab. Minahasa Selatan
15
11,628
3,810
32.77
3,579
30.78
406
3.49
7
0.06
8 Kab. Minahasa Utara
10
10,609
7
22,187
1,628
7.34
5
6,946
1,605
14
9,379
1,457
12 Kota Bitung
6
10,538
3488
33.10
13 Kota Kotamobagu
5
1,810
166
9.17
14
0.77
150
115,029
15,600
13.56
12,845
11.17
2 Kab. Bolaang Mongondow Utara
9 Kab. Minahasa Tenggara 10 Kota Tomohon 11 Kota Manado
JUMLAH (KAB/KOTA)
0 1,006 0
0
0.00
0
0.00
0 319
0
1.70 0.00
95
0
0 0.51
0
0 46
0 46
0 0.25
0 0.58
0
0
0.00
0
0.00
0
0
0
0
1,580
7.12
9
0.04
0
0
0
0
23.11
1,534
22.08
0
0.00
0
0
0
0
15.53
1,314
14.01
1.40
0
0
0
0
0.00
0
0
0
0
41
2.27
2
0.11
0
0
1,064
0.92
144
0.13
0.00
0
3012
28.58
131
0
92
0.08
TABEL 27 PERSENTASE AKSES KETERSEDIAAN DARAH UNTUK BUMIL DAN NEONATUS YG DIRUJUK PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 JUMLAH IBU HAMIL YANG DIRUJUK NO
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
1
2
1 RUMAH SAKIT RS PEMERINTAH 1 RSU Datoe Binangkang Bolmong 2 RSU Mala Talaud 3 RSU Liun Kendage Sangihe 4 RSU Sam Ratulangi Minahasa 5 RSU Prof. DR. Kandouw Manado 6 RSU Prof. Ratumbuysang Manado 7 RSUD Amurang Minsel 8 RSUD Walanda Maramis Minut 9 RSUD Noongan Minahasa 10 RSUD Manembo-nembo Bitung II RS SWASTA 1 RS Islam Moonow Bolmong 2 RS Monompia Kotamobagu 3 RS Kinapit Kotamobagu 4 RS Islam Siti Maryam Manado 5 RS Pancaran Kasih Manado 6 RS Siloam Sonder Minahasa 7 RS Budi Setia Langowan 8 RS Tonsea Minut 10 RS Chantia Tompaso Baru 11 RSU Bethesda Tomohon 12 RSU Budi Mulia Bitung 14 RS Hermana Lembean 15 RS Kalooran Amurang III RS TNI/POLRI 1 RS Tkt III Teling Manado 2 Rumkit Tkt IV Bhayangkari Manado 3 Rumkit Tkt IV AURI Manado 4 RS TNI AL Bitung 5 RS Kesdim Kotamobagu JUMLAH RS PUSKESMAS 1 Kab. Bolaang Mongondow 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 3 Kab. Kep. Talaud 4 Kab. Kep. Sangihe 5 Kab. Kep. Sitaro 6 Kab. Minahasa 7 Kab. Minahasa Selatan 8 Kab. Minahasa Utara 9 Kab. Minahasa Tenggara 10 Kota Tomohon 11 Kota Manado 12 Kota Bitung 13 Kota Kotamobagu
MEMERLUKAN DARAH
MENDAPAT DARAH
3
4
I
JUMLAH (KAB/KOTA)
19
19
SUMBER DATA DARI = AUDIT MATERNAL PERINATAL ( AMP )
19
19
JUMLAH NEONATUS YANG DIRUJUK
% 5 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100.00 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100
MEMERLUKAN DARAH
MENDAPAT DARAH
6
7
-
-
-
-
% 8 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
TABEL 28 JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI MENURUT KAB/KOTA DAN PUSKESMAS PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
NO
KAB/KOTA
PUSKESMAS
JUMLAH IBU HAMIL
1
2
3
4
1 Kab. Bolaang Mongondow
BUMIL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI
BUMIL RISTI/ KOMPLIKASI
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
JUMLAH NEONATAL
9
NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI
NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI
JUMLAH
%
JUMLAH
%
10
11
12
13
20
5,502
262
23.81
262
100.00
5,259
39
0.74
6
1,605
144
44.86
144
100.00
1,451
43
2.96
3 Kab. Kep. Sangihe
15
3,177
158
24.87
158
100.00
2,101
31
1.48
4 Kab. Kep. Talaud
19
2,042
67
16.41
67
100.00
1,303
8
0.61
5 Kab. Kep. Sitaro
10
1,488
19
6.38
19
100.00
823
6
0.73
6 Kab. Minahasa
18
7,864
424
26.96
424
100.00
5,891
327
5.55
-
7 Kab. Minahasa Selatan
15
4,739
148
15.62
148
100.00
3,091
22
0.71
-
8 Kab. Minahasa Utara
10
4,039
40
4.95
40
100.00
3,420
43
1.26
-
7
2,431
248
51.01
248
100.00
1,800
17
0.94
5
2,142
268
62.56
268
100.00
1,703
17
1.00
17
2 Kab. Bolaang Mongondow Utara
9 Kab. Minahasa Tenggara 10 Kota Tomohon 11 Kota Manado
16
37.21 -
5
83.3
100.00
14
9,670
334
17.27
334
100.00
7,205
89
1.24
11
12.36
12 Kota Bitung
6
4,043
57
7.05
57
100.00
3,520
21
0.60
21
100.00
13 Kota Kotamobagu
5
2,219
222
50.02
222
100.00
1,742
9
0.52
150
50,961
2,391
23.46
2,391
100.00
39,309
672
1.71
JUMLAH (KAB/KOTA)
70
10.42
TABEL 29 PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 NO
SARANA KESEHATAN
JUMLAH SARANA
1
2
3
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR JUMLAH 4
% 5
1 RUMAH SAKIT UMUM
#DIV/0!
2 RUMAH SAKIT JIWA
#DIV/0!
3 RUMAH SAKIT KHUSUS
#DIV/0!
4 PUSKESMAS
#DIV/0!
5 SARANA YANKES.LAINNYA
#DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
-
#DIV/0!
TABEL 30 JUMLAH DAN PERSENTASE DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KAB/KOTA DAN PUSKESMAS PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KAB/KOTA 2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/KEL
3
4 20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5
212 78 147 153 84 204 156 118 76 40 87 69 32
150
1,456
DESA/KEL TERKENA KLB DITANGANI JUMLAH % <24 JAM 5 6 7 29 3 3 100.00 1 1 100.00 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3 3 100.00 #DIV/0! 30 30 100.00 21 21 100.00 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 87 58 66.67
TABEL 31 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN SERTA JUMLAH KAB/KOTA DAN DESA YANG TERSERANG KLB PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
NO 1
JENIS KEJADIAN LUAR BIASA
2 1 Minahasa Selatan - DBD - Campak 2 Minahasa Tenggara - DBD - Rabies 3 Tomohon - DBD 4 Bolmut -Diare
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM 5
YANG TERSERANG JUMLAH JUMLAH KEC DESA 3 4
JUMLAH PENDERITA
JUMLAH KEMATIAN
ATTACK RATE (%)
CFR (%)
6
7
8
9
1 1
1 1
1,540 758
8 21
0.52 2.77
-
11 89
0 0 0 0 1
4 6
4 30
7,808 49,480
0.14 0.18
1.12
5
7
41,734
21
0
0.05
-
1
2
2,283
29
3
1.27 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
10.34 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
TABEL 32 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KAB/KOTA 2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
JUMLAH BAYI
3
4 20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5
5,011 1,445 2,880 1,781 1,350 7,066 4,308 3,671 2,106 1,947 8,791 3,858 2,030
150
46,244
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF JUMLAH % 5 6 532 10.62 752 52.04 1,051 36.49 745 41.83 293 21.70 3,573 50.57 1,487 34.52 1,802 49.09 655 31.10 1,004 51.57 3,939 44.81 38 0.98 293 14.43
16,164
34.95
TABEL 33 PERSENTASE DESA/KELURAHAN DENGAN GARAM BERYODIUM YANG BAIK MENURUT KAB/KOTA PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
NO
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KAB/KOTA
2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH DESA/KEL DISURVEI
PUSKESMAS
3
4
JUMLAH DESA/KEL DG GARAM BERYODIUM YG BAIK
% DESA/KEL DG GARAM BERYODIUM YG BAIK
5
6
20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5
324 78 149 153 84 201 150 118 35 35 87 0 0
324 76 -
150
1414
564
101 28 35 0
100.00 97.44 67.33 80.00 100.00 0 #DIV/0!
39.89
TABEL 34 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 PELAYANAN DASAR GIGI NO
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KAB/KOTA
2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/ KOTA)
PUSKESMAS
TUMPATAN PENCABUTA GIGI TETAP N GIGI TETAP
3
4 20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5
415 3 -
16 64 87 95
680
JUMLAH
UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF) RASIO TAMBAL/ CABUT
5 2,500 164 671 114 142 807 355 480 603 1,648 -
6 2,915 167 671 114 142 823 419 567 603 1,743 -
7 0.17 0.02 #DIV/0! 0.02 #DIV/0! 0.18 0.18 0.06 #DIV/0!
7,484
8,164
0.09
MURID SD/MI DIPERIKSA JUMLAH MURID SD
8 46,140 7,468 13,014 7,479 6,158 29,617 14,936 9,501 8,669 42,414 17,402 11,637 -
JUMLAH
9 13,205 2,269 1,072
7,647 7,936 5,174 2,203
39,506
%
MURID SD/MI PERLU PERAWATAN
JUMLAH % MENDAPAT MENDAPAT PERAWATAN PERAWATAN
10 28.62 30.38 8.24 51.20 91.54 12.20 18.93 #DIV/0!
11 2,418 1,789
12 1,376 1,283
2,516
1,307
3,250 1,189
1,490 464
1,218
641
#DIV/0!
12,380
6,561
13 56.91 71.72 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 51.95 #DIV/0! 45.85 39.02 #DIV/0! 52.63 #DIV/0! 53.00
TABEL 35 JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
PENYULUHAN KESEHATAN NO
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KAB/KOTA
2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
SUB JUMLAH I 1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 1 Kab. Bolaang Mongondow 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 3 Kab. Kep. Sangihe 4 Kab. Kep. Talaud 5 Kab. Kep. Sitaro 6 Kab. Minahasa 7 Kab. Minahasa Selatan 8 Kab. Minahasa Utara 9 Kab. Minahasa Tenggara 10 Kota Tomohon 11 Kota Manado 12 Kota Bitung 13 Kota manado 2 Rumah Sakit JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
3 20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5
JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN MASSA
JUMLAH
4
5
6
380 2,507
77 1,025
969
137
793 327
64 22
1,183
149
6,159
1,474
0 36
0 8
0
0
85 0
50 0
0
0
6,159
1,474
457 3,532 1,106 857 349 1,332 7,633 44 135 7,633
TABEL 36 CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KAB.KOTA 2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/KOTA) PERSENTASE
JUMLAH PENDUDUK*
PUSKESMAS
JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR ASKES
JAMSOSTEK
ASKESKIN
20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5
4 301,163 79,808 131,391 75,511 62,173 299,013 183,782 174,364 95,923 83,486 428,223 175,690 117,485
5 29,673 252 24,255 4,755 486 64,788 9,157 8,797 532 6,363 88,697 16,410 882
6 1,746 45 1,507 279 992 42,000 14,025
7 70,748 15,938 46,646 41,834 8,180 59,343 36,533 51,858 18,126 18,798 60,406 38,913 29,612
150
2,208,012
255,047 11.55
60,594 2.74
496,935 22.51
3
Catatan : * = Jumlah penduduk menurut puskesmas harus sama dengan jumlah penduduk menurut kecamatan
LAINNYA 8
JUMLAH
%
766 389 1,525 2,890 33,529 6,887 69,804 13,705 17,000 330
9 102,933 16,579 72,426 49,479 8,666 157,705 54,084 130,459 18,842 39,858 208,103 69,678 30,494
10 34.18 20.77 55.12 65.53 13.94 52.74 29.43 74.82 19.64 47.74 48.60 39.66 25.96
146,825 6.65
959,306 43.45
43.45
TABEL 38 PERSENTASE PELAYANAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA FORMAL PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 PELAYANAN KESEHATAN KERJA NO
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KAB/KOTA
2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
3 20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5
JUMLAH PEKERJA FORMAL
JUMLAH YANG DILAYANI
%
4
5
6
49,079 8,754 6,891 7,619 1,467 10,274 2,501 1,097
43,860
87,682
60,353
89.37 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 82.16
6,260 #DIV/0! 1,231 6,501 2,501
83.91 63.28 #DIV/0! 100.00 #DIV/0! 68.83
TABEL 37 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 MASYARAKAT MISKIN NO
KAB/KOTA
PUSKESMAS
JUMLAH YANG ADA
DICAKUP ASKESKIN
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/KOTA)
3 20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5 150
MENDAPAT YANKES
4 70,748 15,938 46,646 41,834 8,180 59,343 36,533 51,858 18,126 18,798 60,406 38,913 29,612
5 65,404 15,938 54,826 41,834 8,180 59,343 36,533 46,916 18,126 18,798 60,406 29,166 29,612
6 92.45 100.00 117.54 100.00 100.00 100.00 100.00 90.47 100.00 100.00 100.00 74.95 100.00
Rawat Jalan 7 58,993 8,276 34,224 515 81,092 28,945 53,452 14,926 14,926 48,831 14,385 18,373
496,935
485,082
97.61
376,938
JUMLAH
%
PELAYANAN BAYI MASY.MISKIN
% 8 83.38 51.93 73.37 0.00 6.30 136.65 79.23 103.07 82.35 79.40 80.84 36.97 62.05 75.85
Rawat Inap 9
%
40 1,129 1,027 187 159 153 62 49 -
10 0.80 6.53 2.88 0.00 0.49 1.90 2.81 0.36 0.88 0.81 0.10 0.13 0.00
5,760
1.16
569 1,041 1,344
JUMLAH BAYI MASY.MISKIN BGM
11
BAYI MASY.MISKIN BGM MENDAPAT MPASI
JUMLAH
%
12
48
48
140 2 -
103 0 -
13 #DIV/0! 24.00 49.12 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100.00 #DIV/0! #DIV/0! 73.57 -
436
253
58.03
75 171 -
18 84 -
TABEL 39 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA USILA DAN USILA PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 PRA USILA (45-59 TH) NO
KAB/KOTA
PUSKESMAS JUMLAH
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/KOTA)
3 20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5
4 48,966 12,976 21,363 12,277 10,109 48,617 29,881 28,350 15,596 13,574 69,625 28,566 19,102
150
359,002
USILA (60TH+)
DILAYANI KES
%
5
6
2,138 70 7,533
5,742 3,236 13,342
32,061
JUMLAH
16.48 0.33 74.52 36.82 23.84 46.71 -
7 26,135 6,926 11,402 6,553 5,395 25,949 15,949 15,131 8,324 7,249 37,162 15,247 10,195
8.93
191,617
PRA USILA DAN USILA
DILAYANI KES
%
8
9
1,237 244 5,605
4,958 3,771 9,283
25,098
JUMLAH
DILAYANI KES
%
11
12
17.86 2.14 103.89 59.56 52.02 60.88 -
10 75,101 19,902 32,765 18,830 15,504 74,566 45,830 43,481 23,920 20,823 106,787 43,813 29,297
3,375 314 13,138 10,700 7,007 22,625 -
16.96 0.96 84.74 44.73 33.65 51.64 -
13.10
550,619
57,159
10.38
TABEL 40 CAKUPAN WANITA USIA SUBUR MENDAPAT KAPSUL YODIUM PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 WUS DI DESA/KEL. ENDEMIS SEDANG & BERAT NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KAB/KOTA 2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS 3 20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5 150
JUMLAH DESA/KEL ENDEMIS
JUMLAH WUS
JUMLAH YANG DIBERI KAPSUL YODIUM
% YANG DIBERI KAPSUL YODIUM
4
5
6
7
-
7 0 0
7
83,679 22,175 36,507 20,981 17,275 83,081 51,064 48,448 26,652 23197 118,983 48,816 32,644
-
-
258
613,502
258
0 -
0 0 0
0 0.51 0 0 0 0.04
TABEL 41 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 DONOR DARAH NO 1
UNIT TRANSFUSI DARAH
2 1 UTDC PMI Bolaang Mongondow 2 UTDC PMI Tomohon
JUMLAH PENDONOR
JML SAMPEL DARAH DIPERIKSA
JML POSTIF HIV/AIDS
3
4
5
1,892 552
1,892 552
% POSITIF HIVAIDS 6 -
0.18
1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH
2,444
2,444
1
0.04
TABEL 42 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, PELAYANAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 JUMLAH KUNJUNGAN NO 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
SARANA PELAYANAN KESEHATAN 2 Puskesmas ….. Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
RAWAT JALAN
RAWAT INAP
JUMLAH
JUMLAH
%
3
4
5
6
7
729 13,261 83,184
92,952 40,556 85,490 99,574
SUB JUMLAH I 1 RS …. I RS PEMERINTAH 1 RSU Datoe Binangkang Bolmong 2 RSU Mala Talaud 3 RSU Liun Kendage Sangihe 4 RSU Sam Ratulangi Minahasa 5 RSU Prof. DR. Kandouw Manado 6 RSU Prof. Ratumbuysang Manado 7 RSUD Amurang Minsel 8 RSUD Walanda Maramis Minut 9 RSUD Noongan Minahasa 10 RSUD Manembo-nembo Bitung II RS SWASTA 1 RS Islam Moonow Bolmong 2 RS Monompia Kotamobagu 3 RS Kinapit Kotamobagu 4 RS Islam Siti Maryam Manado 5 RS Pancaran Kasih Manado 6 RS Siloam Sonder Minahasa 7 RS Budi Setia Langowan 8 RS Tonsea Minut 10 RS Chantia Tompaso Baru 11 RSU Bethesda Tomohon 12 RSU Budi Mulia Bitung 14 RS Hermana Lembean 15 RS Kalooran Amurang III RS TNI/POLRI 1 RS Tkt III Teling Manado 2 Rumkit Tkt IV Bhayangkari Manado 3 Rumkit Tkt IV AURI Manado 4 RS TNI AL Bitung 5 RS Kesdim Kotamobagu
415,746 221,185
SUB JUMLAH II 1 Sarana Yankes lainnya JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA JUMLAH PELAYANAN CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
12,761
220,789 425 1,868
612 691 587 278
225,250 47,348
4,165
19,296
3,498
1,911 73,629 27,764
5,925 11,551 8,750
19,106
5,772
7,144
2,972
382,796
89,981
798,542
315,231
2,208,012
2,208,012
36.1656549
14.27668871
221,581 13,686 85,052 93,564 41,247 86,077 99,852 641,059 268,533 16,926 22,794 7,836 85,180 36,514 24,878 10,116 472,777 1,113,836
19 125
0.14 0.15 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
235
0.25 #DIV/0!
209
0.24 #DIV/0!
298
0.30 #DIV/0! #DIV/0!
886
0.14 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
-
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
-
7,836 39 0 -
0
7,875 8,761
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100.00 0.05 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.67 #DIV/0! #DIV/0! 0.79
TABEL 43 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 JUMLAH YANG MEMILIKI NO
SARANA KESEHATAN
JUMLAH
1
2
3
1 RUMAH SAKIT UMUM
31
% YANG MEMILIKI
LABKES
4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR
LABKES
4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR
4
5
6
7
22
19
70.97
2 RUMAH SAKIT JIWA
#DIV/0!
3 RUMAH SAKIT KHUSUS
#DIV/0!
4 PUSKESMAS
#DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA)
31
22
19
61.29
#DIV/0!
70.97
TABEL 44 KETERSEDIAAN OBAT SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 NO
JENIS OBAT*
KEBUTUHAN
1
2
3
1 2 3 4 5 6
Sumber: Gudang Farmasi Kabupaten Ket : * Jenis obat : jenis obat yang harus tersedia untuk pelayanan kesehatan dasar
KETERSEDIAAN JUMLAH 4
% 5 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
TABEL 45 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 RUMAH TANGGA NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KA/KOTAB 2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
JUMLAH DIPANTAU 4
3 20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5
BER PHBS * 5
%
3,209 20,655
2,018 12,007
34,039
25,658
7,601 9,640
4,589 5,567
18,230
8,640
6 #DIV/0! 62.89 58.13 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 75.38 #DIV/0! 60.37 57.75 #DIV/0! 47.39
93,374
58,479
62.63
TABEL 46 JUMLAH DAN PERSENTASE POSYANDU MENURUT STRATA DAN KAB/KOTA PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 JUMLAH POSYANDU NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KAB/KOTA 2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS 3 20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5
PERSENTASE POSYANDU
PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
JUMLAH
PRATAMA
4
5
6
7
8
9 #DIV/0!
34 73
24 75
27 41
-
37 1
91 115 21
86 159
-
7 16
64 28
-
6 6
68
51
1
157
417
456
21
-
5
8 1
6
85 194 91 246 182 71 56 126 1,051
MADYA
% JUMLAH
POSYANDU AKTIF
PURNAMA
MANDIRI
37.63 #DIV/0! 15.04 0.55 #DIV/0! 10.71 #DIV/0! 4.76 #DIV/0!
10 #DIV/0! 28.24 38.66 #DIV/0! 100.00 46.75 11.54 #DIV/0! 9.86 28.57 #DIV/0! 53.97 #DIV/0!
11 #DIV/0! 31.76 21.13 #DIV/0! 34.96 87.36 #DIV/0! 90.14 50.00 #DIV/0! 40.48 #DIV/0!
12 #DIV/0! 2.58 #DIV/0! 3.25 0.55 #DIV/0! 10.71 #DIV/0! 0.79 #DIV/0!
13 #DIV/0! 60 100 #DIV/0! 100 100 100 #DIV/0! 100 100 #DIV/0! 100 #DIV/0!
14 #DIV/0! 31.76 23.71 #DIV/0! 38.21 87.91 #DIV/0! 90.14 60.71 #DIV/0! 41.27 #DIV/0!
14.94
39.68
43.39
2.00
100
45.39
TABEL 47 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KAB/KOTA PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 RUMAH NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KAB/KOTA 2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
JUMLAH
JUMLAH
%
20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5
SELURUHNYA 4 58,656 26,515 33,279 17,488 17,886 78,985 51,834 44,435 25,424 19,976 96,768 70,304 14,573
DIPERIKSA 5 24,677 17,359 27,077 14,965 14,944 45,769 36,553 38,759 14,047 10,843 61,577 59,972 3,072
DIPERIKSA 6 42.07 65.47 81.36 85.57 83.55 57.95 70.52 87.23 55.25 54.28 63.63 85.30 21.08
SEHAT 7 16,029 12,923 14,985 10,916 12,431 35,400 28,014 10,369 9,995 7,885 52,948 47,794 1,916
SEHAT 8 64.96 74.45 55.34 72.94 83.18 77.34 76.64 26.75 71.15 72.72 85.99 79.69 62.37
150
556,123
369,614
66.46
261,605
70.78
3
JUMLAH
%
TABEL 48 PERSENTASE KELUARGA MEMILIKI AKSES AIR BERSIH PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
150
527,448
344,014
65.22
174,379
9,064
113,338
11,293
5,699
17,332
331,105
JUMLAH
13 50,124 14,517 15,125 9,943 67,127 47,829 7,690 13,008 18,786 64,157 24,898 1,871
LAINNYA
12 2,853 548 339 417 80 8,270 792 393 675 263 2,674 28
KEMASAN
11 18 266 2 1 6 1,182 12 652 2,229 30 1,301 -
15
10 231 4,384 4,787 147 219 81 647 378 409 -
10
PAH
9 28,687 11,579 2,449 2,620 13,735 13,150 4,489 6,912 7,109 18,992 3,616 -
KEMASAN
8 3,3970 110 8 42 150 363 76 389 1,060 5,510 1,308 48
PAH
7 14,586 1,783 7,943 2,076 53,009 24,645 2,240 4,662 7,066 38,984 15,590 1,795
SGL
6 85.45 60.13 46.73 67.60 84.99 66.18 17.35 62.56 72.75 65.62 72.91 31.19
SPT
5 50,124 16,225 15,125 14,324 67,127 36,553 7,690 16,984 17,520 64,157 33,639 4,546
3
LEDENG
4 58,656 26,982 32,364 21,190 78,984 55,233 44,329 27,149 24,084 97,768 46,136 14,573
14
20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5
PUSKESMAS
SGL
JUMLAH (KAB/KOTA)
% KELUARGA DIPERIKSA
SPT
8 9 10 11 12 13
2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH KELUARGA DIPERIKSA
LEDENG
1 2 3 4 5 6
% AKSES AIR BERSIH
JUMLAH KELUARGA YANG ADA
JUMLAH
1
KAB/KOTA
LAINNYA
AKSES AIR BERSIH NO
16
17
18
19
20
29.10 12.28 52.52 0.00 20.88 78.97 51.53 29.13 0.00 37.61 60.76 62.62 95.94
7,92 0.76 0.05 0.00 0.42 0.22 0.76 0.99 0.00 5.64 8.59 5.25 2.57
57.23 79.76 16.19 0.00 26.35 20.46 27.49 58.37 0.00 37.84 29.60 14.52 0.00
0.02 1.59 28.99 0.00 48.14 0.22 0.46 1.05 0.00 3.44 0.59 1.64 0.00
0.04 1.83 0.01 0.00 0.01 0.01 2.47 0.16 0.00 11.87 0.05 5.23 0.00
5.69 3.77 2.24 0.00 4.19 0.12 17.29 10.30 0.00 3.59 0.41 10.74 1.50
100 100 100 0 100 100 100 100 0 100 100 100 100
52.67
2.74
34.23
3.41
1.72
5.23
100
TABEL 49 KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KAB/KOTA PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………………… (sebutkan)
20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5
169,321
82.41
76.44
40,297
12 0 2,726 -
32,287 -
26,003 -
1,928 18,795 35,076 -
1,454 14,372 21,582 -
993 12,097 9,197 -
112,026
73,806
51,016
% SEHAT
221,500
0 4,111 -
% KK MEMILIKI
268,776
11
15,930 -
JUMLAH SEHAT
524,783
10
JUMLAH KK MEMILIKI
9 59.03 76.75 0.00 0.00 95.09 78.53 80.82 95.87 82.14 91.39 82.46 37.75 0.00
JUMLAH KK DIPERIKS A
8 111.92 70.03 0.00 0.00 100.00 70.83 84.05 100.00 70.87 81.52 121.27 79.76 0.00
% SEHAT
7 8,815 8,562 11,306 50,517 27,374 14,285 9,131 14,653 15,387 9,291 -
PENGELOLAAN AIR LIMBAH % KK MEMILIKI
6 14,933 11,156 11,890 64,330 33,869 14,901 11,116 16,033 18,660 24,612 -
JUMLAH SEHAT
5 13,343 15,930 11,890 90,817 40,297 14,901 15,685 19,667 15,387 30,859 -
JUMLAH KK MEMILIKI
3
JUMLAH KK DIPERIKS A
4 58,656 26,982 29,698 21,190 78,985 55,233 44,329 27,149 24,084 97,768 46,136 14,573
JUMLAH KK
JUMLAH KK MEMILIKI
% SEHAT
2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
TEMPAT SAMPAH % KK MEMILIKI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
PUSKESMAS
JUMLAH SEHAT
1
KAB/KOTA
JUMLAH KK DIPERIKS A
JAMBAN NO
13 14 15 16 17 18 19 #DIV/0! 29424 0 0 0 0.00 #DIV/0! 25.81 66.31 13,536 948 539 29.83 56.86 #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 80.12 80.54 37,829 27,249 22,830 72.03 72.03 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! 75.41 68.29 1,951 1,595 1,180 81.75 81.75 76.47 84.17 18,412 13,260 11,513 72.02 72.02 #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! 61.53 42.61 29,424 18,673 7,635 63.46 63.46 0.00 #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 65.88 69.12 101,152 61,725 43,697 61.02 61.02
TABEL 50 PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KAB/KOTA PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………………….. (sebutkan)
66.67 100.00 100.00 100.00 66.67 100.00 87.50 80.36 62.96 100.00
152 29 49 16 2 88 152 221 97 315 162 34
93 9 49 16 78 80 2 179 96 286 148 10
58 9 37 13 74 38 1 159 55 100 122 10
62.37 100.00 75.51 #DIV/0! 81.25 94.87 47.50 50.00 88.83 57.29 34.97 82.43 100.00
48 10 18 5 10 10 25 15 1 8 5 4
41 8 18 5 3 10 19 15 1 8 5 3
17 8 11 5 2 4 4 10 1 8 5 1
41.46 100.00 61.11 #DIV/0! 100.00 66.67 40.00 21.05 66.67 100.00 100.00 100.00 33.33
150
141
121
96
79.34
1,317
1,046
676
64.63
159
136
76
55.88
164 13 1,005 204 203 69 -
75 2 691 191 37 69 -
48 82 -
35 2 735 172 37 57 -
39 82 -
28 66 -
403 36
329 17
269 17
2,227
1,532
1,418
20
21
22
23
46.67 100.00 106.37 #DIV/0! 90.05 100.00 82.61 #VALUE! 71.79 80.49 #VALUE! 81.76 100.00
92.56
378 51 184 212 454 170
212 11 184 199 123 162
24
582 13
491 13
395 13
52.83 100.00 41.85 #DIV/0! 89.95 90.24 62.35 #VALUE! 74.18 69.74 #VALUE! 80.45 100.00
2,486
1,803
1,293
71.71
246 196
112 11 77 179 111 101
% SEHAT
18
2 8 1 1 2 1 14 45 17 5
JUMLAH SEHAT
17
3 8 1 1 3 1 16 56 27 5
JUMLAH DIPERIKSA
16
14 8 1 1 3 1 16 60 25 12
JUMLAH YG ADA
15
20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5
JUMLAH TUPM % SEHAT
14
JUMLAH SEHAT
13
JUMLAH DIPERIKSA
12
JUMLAH YG ADA
11
TUPM LAINNYA % SEHAT
10
JUMLAH SEHAT
9
JUMLAH DIPERIKSA
8
JUMLAH YG ADA
7
PASAR % SEHAT
6
JUMLAH SEHAT
5
JUMLAH DIPERIKSA
4
JUMLAH YG ADA
3
% SEHAT
2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
PUSKESMAS
JUMLAH SEHAT
1
KAB/KOTA
JUMLAH DIPERIKSA
NO
RESTORAN/R-MAKAN
JUMLAH YG ADA
HOTEL
213 195
-
158 136 -
TABEL 51 PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 SARANA KESEHATAN NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KAB/KOTA 2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………………….. (sebutkan)
PUSKESMAS
JUMLA H
3 20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5
150
DIBINA
4 262 41 86
5 262 25 82
31
31
103
71
66 36
66 36
60
60
685
633
%
6 100 60.98 95.35 #DIV/0! 100.00 #DIV/0! 68.93 #DIV/0! 100.00 100.00 #DIV/0! 100.00 #DIV/0!
92.41
SARANA PENDIDIKAN JUMLA H
DIBINA
7 523 111 285
8 101 96 251
115
115
313
270
173 139
156 139
160
128
1,819
1,256
%
9 19.311663 86.49 88.07 #DIV/0! 100 #DIV/0! 86.26 #DIV/0! 90.17 100.00 #DIV/0! 80.00 #DIV/0!
69.05
SARANA IBADAH JUMLA H
DIBINA
%
10
11
105 336
81 227
202
195
345
320
223 98
144 88
221
160
12 #DIV/0! 77.14 67.56 #DIV/0! 96.53 #DIV/0! 92.75 #DIV/0! 64.57 89.80 #DIV/0! 72.40 #DIV/0!
1,530
1,215
79.41176
PERKANTORAN JUMLA H
DIBINA
13
14
75 140
62 122
70
70
104
99
147 58
81 57
109
86
703
577
SARANA LAIN %
15 #DIV/0! 82.67 87.14 #DIV/0! 100 #DIV/0! 95.19 #DIV/0! 55.10 98.28 #DIV/0! 78.90 #DIV/0!
82.08
JUMLA H
16
10 -
JUMLAH
DIBINA
%
JUMLAH
17
18 #DIV/0! 100.00 #DIV/0! #DIV/0! 100.00 #DIV/0! 57.14 100.00 #DIV/0! 73.33 #DIV/0!
19
10 -
-
-
46
46
21 95
12 95
90
66
262
229
87.40
DIBINA
%
785 342 842 418 911 630 426 640 -
20 363.00 274 677 411 806 459 415 500 -
21 46.24 80.12 80.40 #DIV/0! 98.33 #DIV/0! 88.47 #DIV/0! 72.86 97.42 #DIV/0! 78.13 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4,999
3,910
78.22
TABEL 52 PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN YANG DIPERIKSA DAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KAB/KOTA DAN PUSKESMAS PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KAB/KOTA 2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH ( KAB/KOTA)
PUSKESMAS 3 20 6 15 19 10 18 15 10 7 5 14 6 5
JUMLAH RUMAH/BANGUNAN YANG ADA
RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA
RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK
JUMLAH
%
JUMLAH
4
5
6
7
58,656 26,515 33,279 17,488 26,690 78,985 51,834 44,435 25,424 19,976 96,768 70,304 14,573 564,927
4,236 27,077 26,690 18,162 14,350 7,073 13,558
111,146
15.98 81.36 100.00 35.04 56.44 35.41 19.28 -
10,578
19.67
41,832
1,845 2,804
10,786 5,695 10,124
% 8 #DIV/0! 43.56 #DIV/0! 10.51 #DIV/0! 58.24 #DIV/0! 75.16 80.52 #DIV/0! 74.67 #DIV/0! 37.64
TABEL 53 PERSEBARAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNIT KERJA PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 TENAGA KESEHATAN NO
UNIT KERJA 2
1
MEDIS JML 3
PUSKESMAS (termasuk PUSTU dan
% 4
PERAWAT & BIDAN JML % 5 6
FARMASI JML 7
GIZI
% 8
JML 9
TEKNISI MEDIS % 10
JML 11
% 12
SANITASI JML 13
KESMAS
% 14
JML 15
JUMLAH
%
% 16
17
18
1 POLINDES/POSKESDES)
-
-
-
-
-
-
#DIV/0!
-
-
2 RUMAH SAKIT
-
-
-
-
-
-
#DIV/0!
-
-
3 INSTITUSI DIKLAT/DIKNAKES
-
-
-
-
-
-
#DIV/0!
-
-
4 SARANA KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
#DIV/0!
-
-
#DIV/0!
5,708
100.00
5,708
100
5 DINKES KAB/KOTA JUMLAH
Keterangan: Medis Perawat & bidan Farmasi Gizi
694
100.00
4,231
1,039.00
241
100.00
216
100.00
108
100.00
218
100.00
694
100.00
4,231
609.65
241
34.73
216
31.12
108
15.56
218
31.41
: Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis : termasuk lulusan DIII dan S1 : Apoteker, Asisten Apoteker : Lulusan DI, DIII Gizi (SPAG dan AKZI) dan DIV
Teknisi Medis Sanitasi Kesmas
-
: Analis, TEM dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, Fisioterapi : Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan : SKM, MPH, dll
-
TABEL 54 JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
NO
UNIT KERJA
1
2
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
PUSKESMAS ……… Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RUMAH SAKIT ….. I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 III 1 2 3 4 5
RS PEMERINTAH RSU Datoe Binangkang Bolmong RSU Mala Talaud RSU Liun Kendage Sangihe RSU Sam Ratulangi Minahasa RSU Prof. DR. Kandouw Manado RSU Prof. Ratumbuysang Manado RSUD Amurang Minsel RSUD Walanda Maramis Minut RSUD Noongan Minahasa RSUD Manembo-nembo Bitung RS SWASTA RS Islam Moonow Kotamobagu RS Monompia Kotamobagu RS Kinapit Kotamobagu RS Islam Siti Maryam Manado RS Pancaran Kasih Manado RS Siloam Sonder Minahasa RS Budi Setia Langowan Minahasa RS Tonsea Minut RS Chantia Tompaso Baru RSU Bethesda Tomohon RSU Gunung Maria Tomohon RSU Budi Mulia Bitung RS Hermana Lembean RS Kalooran Amurang RS Permata Bunda Manado RS Advent Manado RS TNI/POLRI RS Tkt III Teling Manado Rumkit Tkt IV Bhayangkari Manado Rumkit Tkt IV AURI Manado RS TNI AL Bitung RS Kesdim Kotamobagu SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
Keterangan: Medis Perawat Farmasi Gizi
PERAWAT & BIDAN 4
MEDIS
: Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis : termasuk lulusan DIII dan S1 : Apoteker, Asisten Apoteker : Lulusan D1 dan DIII Gizi (SPAG dan AKZI)
3
FARMASI 5
TENAGA KESEHATAN TEKNISI GIZI MEDIS 6 7
KESMAS
JUMLAH
8
9
10
47 15 23 40 9 50 30 69 16 33 79 31
482 71 175 154 147 155 212 259 92 132 294 160
14 1 5 5 2 11 14 5 6 6
16 7 12 15 6 6 5 5 7 3 20 9
442
2,333
69
111
36 6 17 34 283
130 22 85 90 658
7 9 7 6 24
9 4 2 3 32
4
36
1
45
103
8
3
2
4
2
18 35 3
175 147 58
12 10 1
5 4 1
8 8 4
5 2 0
3 2 0
24
56
1
1
2
1
-
7
SANITASI
4
29 7 18 27 8 33 16 21 11 6 21 19
28 5 1 4 5 2 3 9 4 1 38 6
13
216
106
2
5 9 6 2 13
3
1 1 -
5 4 55
-
-
2 21
-
-
3
36
5
1
2
0
0
508
1,596
91
65
92
47
33
623 105 230 245 175 251 268 374 145 181 458 235 3,290 -
192 50 124 139 1,086 41 167 226 208 67 85
47 2,432
Teknisi Medis : Analis, TEM & Penata Rontgen, Penata Anestesi, dan Fisioterapi
Sanitasi Kesmas
: Lulusan SPPH, APK dan DIII Kesehatan Lingkungan : SKM, MPH, dll
TABEL 55 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 JUMLAH TENAGA MEDIS NO 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
UNIT KERJA 2 Puskesmas ……… Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS ………… 1 RSU Datoe Binangkang Bolmong 2 RSU Mala Talaud 3 RSU Liun Kendage Sangihe 4 RSU Sam Ratulangi Minahasa 5 RSU Prof. DR. Kandouw Manado 6 RSU Prof. Ratumbuysang Manado 7 RSUD Noongan Minsel 8 RSUD Walanda Maramis Minut 9 RSUD Noongan Minahasa 10 RSUD Manembo-nembo Bitung II RS SWASTA 1 RS Islam Moonow Kotamobagu 2 RS Monompia Kotamobagu 3 RS Kinapit Kotamobagu 4 RS Islam Siti Maryam Manado 5 RS Pancaran Kasih Manado 6 RS Siloam Sonder Minahasa 7 RS Budi Setia Langowan Minahasa 8 RS Tonsea Minut 9 RS Chantia Tompaso Baru 10 RSU Bethesda Tomohon 11 RSU Gunung Maria Tomohon 12 RSU Budi Mulia Bitung 13 RS Hermana Lembean 14 RS Kalooran Amurang 15 RS Permata Bunda Manado 16 RS Advent Manado III RS TNI/POLRI 1 RS Tkt III Teling Manado 2 Rumkit Tkt IV Bhayangkari Manado 3 Rumkit Tkt IV AURI Manado 4 RS TNI AL Bitung 5 RS Kesdim Kotamobagu
DR SPESIALIS
DOKTER UMUM
DOKTER GIGI
JUMLAH
3
4
5
6 -
0 0
34 13 19 16
8 2 4
50 27 41 15 30 52 27
3 2 8 2 3 12 4
42 15 23 16 -
0 0 0 0 1
1
324
16 2 3 13
17 4 13 18
-
-
48 3 1 3 -
4
8
7
15
1
10 25 1
7 9 2
1 0 0
14
7
3
53 29 49 17 33 64 32 373 36 6 17 34 12 23 18 34 3 24
1
1
1
3 -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT SARANA KESEHATAN LAIN DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
97
425
1 Kab. Bolaang Mongondow
61
34
2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 3 Kab. Kep. Sangihe
DOKTER KELUARGA 7
-
583
8 -
2
42 -
2
4
4 Kab. Kep. Talaud
16
5 Kab. Kep. Sitaro
63
9
72
6 Kab. Minahasa
34
4
38
3
0
3
41
8
49
7 Kab. Minahasa Selatan
0
8 Kab. Minahasa Utara 9 Kab. Minahasa Tenggara
-
-
16
1
1
2
10 Kota Tomohon
0
3
0
3
11 Kota Manado
0
5
0
5
42
6
48
244 993
38 147
282 1,238
12 Kota Bitung 13 Kota Kotamobagu JUMLAH KAB/KOTA JUMLAH PROVINSI
98
TABEL 56 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 NO
UNIT KERJA
1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2 Puskesmas ……… Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS ………… I RS PEMERINTAH 1 RSU Datoe Binangkang Bolmong 2 RSU Mala Talaud 3 RSU Liun Kendage Sangihe 4 RSU Sam Ratulangi Minahasa 5 RSU Prof. DR. Kandouw Manado 6 RSU Prof. Ratumbuysang Manado 7 RSUD Noongan Minsel 8 RSUD Walanda Maramis Minut 9 RSUD Noongan Minahasa 10 RSUD Manembo-nembo Bitung II RS SWASTA 1 RS Islam Moonow Kotamobagu 2 RS Monompia Kotamobagu 3 RS Kinapit Kotamobagu 4 RS Islam Siti Maryam Manado 5 RS Pancaran Kasih Manado 6 RS Siloam Sonder Minahasa 7 RS Budi Setia Langowan Minahasa 8 RS Tonsea Minut 9 RS Chantia Tompaso Baru 10 RSU Bethesda Tomohon 11 RSU Gunung Maria Tomohon 12 RSU Budi Mulia Bitung 13 RS Hermana Lembean 14 RS Kalooran Amurang 15 RS Permata Bunda Manado 16 RS Advent Manado III RS TNI/POLRI 1 RS Tkt III Teling Manado 2 Rumkit Tkt IV Bhayangkari Manado 3 Rumkit Tkt IV AURI Manado 4 RS TNI AL Bitung 5 RS Kesdim Kotamobagu
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA GIZI
APOTEKER S1 FARMASI D-III FARMASI ASS APOTEKER 3 4 5 6 6 1
3 0
0 -
-
1 0
0 1
0
10
4
1 3 2 5 1
0 1 6 2 2
2 0
8 -
3 4 7 5 8
1
12
JUMLAH 7 14 1 4 5 5 2 7 7 6 7 6 9
D-IV/S1 GIZI 8
73
1
47
D-III GIZI 9
1
D-I GIZI 10
6 11
-
6 5
-
JUMLAH 11 6 12 -
-
6 5 -
-
7 2
0
-
0
7
2
44
2
2
-
4
-
2
-
4 9
3
7
-
-
1
7 6 24 10 1
2 8
-
-
2
-
-
-
2 -
-
2
-
-
-
2 -
1 1 0
1 2 0
3 1 1
7 6 0
1
0
0
0
12 10 1
0 0 0
5 4 1
0 0 0
1
0
1
0
-
0
1
4
25
9
19
5
33
1
0
1
0
-
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
5 4 1 -
0
47 -
3 2 10 2
9 -
3
7 2
0
1 -
86
-
14
-
14
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
SARANA KESEHATAN LAIN
-
-
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
1 Kab. Bolaang Mongondow
8
8
-
-
2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 1
-
-
3
2
3
-
5
8 -
6 Kab. Minahasa
-
7 Kab. Minahasa Selatan
1
8 Kab. Minahasa Utara
-
9 Kab. Minahasa Tenggara
-
3
-
-
2
-
10 Kota Tomohon
1
11 Kota Manado
2
12 Kota Bitung
2
0
-
2 -
0
0
-
-
1 -
7
8
10
2
2
3
6
4
6
0
1
-
3
13 Kota Kotamobagu RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
-
-
5 Kab. Kep. Sitaro
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
-
3 Kab. Kep. Sangihe 4 Kab. Kep. Talaud
16
2
-
2
-
2 -
-
1 0
0
-
1 0
0
1
0
35 1.59
13
31
80
159
0 1 -
1
58
0.05
2.63
2
61
TABEL 57 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 TENAGA KEPERAWATAN NO
UNIT KERJA
PERAWAT SARJANA KEPW DIII PERAWAT
1
2
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Puskesmas ……… Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS ………… I RS PEMERINTAH 1 RSU Datoe Binangkang Kotamobagu 2 RSU Mala Talaud 3 RSU Liun Kendage Sangihe 4 RSU Sam Ratulangi Minahasa 5 RSU Prof. DR. Kandouw Manado 6 RSU Prof. Ratumbuysang Manado 7 RSUD Amurang Minsel 8 RSUD Walanda Maramis Minut 9 RSUD Noongan Minahasa 10 RSUD Manembo-nembo Bitung II RS SWASTA 1 RS Islam Moonow Kotamobagu 2 RS Monompia Kotamobagu 3 RS Kinapit Kotamobagu 4 RS Islam Siti Maryam Manado 5 RS Pancaran Kasih Manado 6 RS Siloam Sonder Minahasa 7 RS Budi Setia Langowan Minahasa 8 RS Tonsea Minut 9 RS Chantia Tompaso Baru 10 RSU Bethesda Tomohon 11 RSU Gunung Maria Tomohon 12 RSU Budi Mulia Bitung 13 RS Hermana Lembean 14 RS Kalooran Amurang 15 RS Permata Bunda Manado 16 RS Advent Manado III RS TNI/POLRI 1 RS Tkt III Teling Manado 2 Rumkit Tkt IV Bhayangkari Manado 3 Rumkit Tkt IV AURI Manado 4 RS TNI AL Bitung 5 RS Kesdim Kotamobagu SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
3
4
-
BIDAN
LULUSAN SPK 5
JUMLAH 6 46 104 113 103 56 72 101 595 -
24 39
22 65
73
39
11
92
11 15
45 55
29
72
3
202
390
4
37
44
4 3 0
2 39 21 18
11 113 114 38
15
36
85 13 156 138 56 51
356
499
1 2 -
-
-
11
132
DIII BIDAN 7
BIDAN 8
10 7
15 64
8 10
25 86
10 3
25 51
16
43
64
309
6
12
4 5 1
1 15 4 1
2
3
JUMLAH 9 25 71 33 18 96 35 54 59 391 18 1 19 9 2 5
36
54
-
18
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT SARANA KESEHATAN LAIN DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 Kab. Bolaang Mongondow
-
2 Kab. Bolaang Mongondow Utara
-
-
3 Kab. Kep. Sangihe
1
-
4
5
-
3
3
4 Kab. Kep. Talaud
-
-
5 Kab. Kep. Sitaro
-
-
6 Kab. Minahasa
-
7 Kab. Minahasa Selatan
1
3
9
8 Kab. Minahasa Utara 9 Kab. Minahasa Tenggara
2
10 Kota Tomohon
-
0
8 1
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
4
4
-
-
-
2
1
334
746
1
3
4 -
2
2
1
14
7
1
-
13 Kota Kotamobagu JUMLAH (KAB/KOTA)
3
-
10
3
11 Kota Manado 12 Kota Bitung
-
13 -
1,094 49.55
3 -
82
345
445 20.15
TABEL 58 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 NO
UNIT KERJA
1
2
TENAGA KESMAS SARJANA KESMAS
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Puskesmas ……… Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) I RS PEMERINTAH 1 RSU Datoe Binangkang Bolmong 2 RSU Mala Talaud 3 RSU Liun Kendage Sangihe 4 RSU Sam Ratulangi Minahasa 5 RSU Prof. DR. Kandouw Manado 6 RSU Prof. Ratumbuysang Manado 7 RSUD Amurang Minsel 8 RSUD Walanda Maramis Minut 9 RSUD Noongan Minahasa 10 RSUD Manembo-nembo Bitung II RS SWASTA 1 RS Islam Moonow Kotamobagu 2 RS Monompia Kotamobagu 3 RS Kinapit Kotamobagu 4 RS Islam Siti Maryam Manado 5 RS Pancaran Kasih Manado 6 RS Siloam Sonder Minahasa 7 RS Budi Setia Langowan Minahasa 8 RS Tonsea Minut 9 RS Chantia Tompaso Baru 10 RSU Bethesda Tomohon 11 RSU Gunung Maria Tomohon 12 RSU Budi Mulia Bitung 13 RS Hermana Lembean 14 RS Kalooran Amurang 15 RS Permata Bunda Manado 16 RS Advent Manado III RS TNI/POLRI 1 RS Tkt III Teling Manado 2 Rumkit Tkt IV Bhayangkari Manado 3 Rumkit Tkt IV AURI Manado 4 RS TNI AL Bitung 5 RS Kesdim Kotamobagu
[a]
3
D-III KESMAS 4
TENAGA SANITASI JUMLAH 5
DIII SANITASI 6
DI SANITASI 7
JUMLAH 8
5 1 2 2 1
-
5 1
-
-
4 5
3 13
4
5
5
11
2 1
4 3
5 3
6 17
9
10
34
50
3
3
2 -
0 -
6
-
17
-
2
-
1
0 0 0
0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
3 2
1
0
8
-
6
-
6 -
-
-
9 6 19 117 -
2 -
3 2 0
7 18 9 33 16
-
4 2 0 1
1 0 0
5 2 -
-
1
0
0
8
10
4
6
1
5
14
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT SARANA KESEHATAN LAIN DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 Kab. Bolaang Mongondow
-
2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 4 Kab. Kep. Talaud
2
-
5
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
Keterangan:
[a]
Termasuk S2 dan S3
2
2
4
5
2
0
5
3
5
-
25
-
6 2 -
-
25
3 -
44
50 1.13
3 -
0
13 Kota Kotamobagu
JUMLAH PROVINSI
1
-
11 Kota Manado
JUMLAH (KAB/KOTA)
2
8 Kab. Minahasa Utara
12 Kota Bitung
-
-
7 Kab. Minahasa Selatan
6 -
-
6 Kab. Minahasa
10 Kota Tomohon
-
-
5 Kab. Kep. Sitaro
9 Kab. Minahasa Tenggara
-
-
3 Kab. Kep. Sangihe
1.99
54
131
TABEL 59 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI SARANA KESEHATAN PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 NO
UNIT KERJA
1
2
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Puskesmas ……… Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
TENAGA TEKNISI MEDIS ANALIS LAB. 3
TEM & P.RONTG 4
P.ANESTESI 5
FISIOTERAPIS 6
JUMLAH 7 -
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
0
1 1
0
1 1 -
1
-
-
3
4 -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS ………… I RS PEMERINTAH 1 RSU Datoe Binangkang Bolmong 2 RSU Mala Talaud 3 RSU Liun Kendage Sangihe 4 RSU Sam Ratulangi Minahasa 5 RSU Prof. DR. Kandouw Manado 6 RSU Prof. Ratumbuysang Manado 7 RSUD Amurang Minsel 8 RSUD Walanda Maramis Minut 9 RSUD Noongan Minahasa 10 RSUD Manembo-nembo Bitung II RS SWASTA 1 RS Islam Moonow Kotamobagu 2 RS Monompia Kotamobagu 3 RS Kinapit Kotamobagu 4 RS Islam Siti Maryam Manado 5 RS Pancaran Kasih Manado 6 RS Siloam Sonder Minahasa 7 RS Budi Setia Langowan Minahasa 8 RS Tonsea Minut 9 RS Chantia Tompaso Baru 10 RSU Bethesda Tomohon 11 RSU Gunung Maria Tomohon 12 RSU Budi Mulia Bitung 13 RS Hermana Lembean 14 RS Kalooran Amurang 15 RS Permata Bunda Manado 16 RS Advent Manado III RS TNI/POLRI 1 RS Tkt III Teling Manado 2 Rumkit Tkt IV Bhayangkari Manado 3 Rumkit Tkt IV AURI Manado 4 RS TNI AL Bitung 5 RS Kesdim Kotamobagu
2
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
7
-
-
5
7 -
2
1
1
1
5 -
2
1
1
2
6 -
1 1 1
2 1 1
2 1 1
3 5 1
8 8 4 -
0
1
0
1
2 -
7
6
13
33
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
33
SARANA KESEHATAN LAIN
66
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
132
1 Kab. Bolaang Mongondow
-
2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 3 Kab. Kep. Sangihe
-
-
-
-
-
4 Kab. Kep. Talaud
-
5 Kab. Kep. Sitaro
-
6 Kab. Minahasa 7 Kab. Minahasa Selatan
0
0
0
1
1
8 Kab. Minahasa Utara
-
9 Kab. Minahasa Tenggara
-
10 Kota Tomohon
0
0
0
0
0
0
0
0
11 Kota Manado 12 Kota Bitung
-
13 Kota Kotamobagu JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PROVINSI RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
-
9
7
6
18
271
18
14
12
36
311
0.41
0.32
0.27
0.82
12.27
TABEL 60 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
NO
SUMBER BIAYA
1
2
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah 3
% 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1 APBD KAB/KOTA
#DIV/0!
2 APBD PROVINSI
#DIV/0!
3 APBN : - Dana Alokasi Khusus (DAK)
#DIV/0!
- ASKESKIN
#DIV/0!
- Lain-lain (sebutkan)
#DIV/0!
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
#DIV/0!
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN
#DIV/0!
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
-
#DIV/0!
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
#DIV/0!
-
TABEL 61 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 PEMILIKAN/PENGELOLA NO
FASILITAS KESEHATAN
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
RUMAH SAKIT UMUM RUMAH SAKIT JIWA RUMAH SAKIT BERSALIN RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA PUSKESMAS PERAWATAN PUSKESMAS NON PERAWATAN PUSKESMAS KELILING PUSKESMAS PEMBANTU RUMAH BERSALIN BALAI PENGOBATAN/KLINIK PRAKTIK DOKTER BERSAMA PRAKTIK DOKTER PERORANGAN PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL POLINDES POSKESDES POSYANDU APOTEK TOKO OBAT GFK INDUSTRI OBAT TRADISIONAL INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL
PEM.PUSAT
PEM.PROV
PEM.KAB/KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
1 0
1 0
8 0
5 0
0
16 0
31 -
TABEL 62 UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 JUMLAH NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
KAB/KOTA 2 Kab. Bolaang Mongondow Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Sangihe Kab. Kep. Talaud Kab. Kep. Sitaro Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kota Tomohon Kota Manado Kota Bitung Kota Kotamobagu
JUMLAH (KAB/KOTA)
DESA/ KELURAHAN
DESA SIAGA
POSKESDES
3
4
5
226/2 78/0 209/22 172/10 84/0 154/38 136/14 111/7 72/4 10/30 0/87 0/69 14/18
-
87 7 77 19 0 26 150 118 76 29 78 9 0
676
POLINDES
POSYANDU
6 0 0 0 4 0 0 79 0 76 0 3 46 0
7 105 23 68 55 21 72 41 8 10 1 6 16
426
283 390 194 125 0 274 182 156 76 56 291 126 32
2,185
TABEL 63 INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT PROPINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008
UMUM/KHUSUS
JUMLAH TEMPAT TIDUR
KELUAR (HIDUP + MATI)
MATI SELURUHNYA
3
4
5
6
JENIS PELAYANAN NO 1
NAMA RUMAH SAKIT[a]
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 14 15
2 RS PEMERINTAH RSU Datoe Binangkang Bolmong RSU Mala Talaud RSU Liun Kendage Sangihe RSU Sam Ratulangi Minahasa RSU Prof. DR. Kandouw Manado RSU Prof. Ratumbuysang Manado RSUD Amurang Minsel RSUD Walanda Maramis Minut RSUD Noongan Minahasa RSUD Manembo-nembo Bitung RS SWASTA RS Islam Moonow Bolmong RS Monompia Kotamobagu RS Kinapit Kotamobagu RS Islam Siti Maryam Manado RS Pancaran Kasih Manado RS Siloam Sonder Minahasa RS Budi Setia Langowan RS Tonsea Minut RS Chantia Tompaso Baru RSU Bethesda Tomohon RSU Gunung Maria RSU Budi Mulia Bitung RS Hermana Lembean RS Kalooran Amurang RS Advent Manado
1 2 3 4 5
RS TNI/POLRI RS Tkt III Teling Manado Rumkit Tkt IV Bhayangkari Manado Rumkit Tkt IV AURI Manado RS TNI AL Bitung RS Kesdim Kotamobagu
I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II
III
Keterangan: [a] termasuk rumah sakit swasta
UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM
UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM
JUMLAH PASIEN MATI >= 48 JAM 7
JUMLAH HARI PERAWATAN 8
149
4,946
189
93
26,479
90
3,498
93
56
18,726
136 236 275 111
7,610 10,563 9,407 8,750
206 227 216 120
67 125 117 46
29,212 125 54,257 28,016
86
5,685
167
60
20,175
48
983
28
19
2,695
BOR
LOS
TOI
GDR
NDR
9 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 48.7 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 57.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 58.8 0.1 54.1 69.1 #DIV/0! 64.3
10 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 5.4 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 5.4 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3.8 0.0 5.8 3.2 #DIV/0! 3.5
11 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 5.6 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.7 8.1 4.9 1.4 #DIV/0! 2.0
12 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 38.2 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 26.6 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 27.1 21.5 23.0 13.7 #DIV/0! 29.4
13 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 18.8 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 16.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 8.8 11.8 12.4 5.3 #DIV/0! 10.6
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 15.4 #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.7 #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 15.1 #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 28.5 #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 19.3 #DIV/0! #DIV/0!