PROFIL SINGKAT HUTAN ADAT DI 24 DESA SEKITAR TNKS Nama Hutan Adat
Kaki Bukit Langeh Desa Pungut Mudik, Kecamatan Air Hangat, Kabupaten Kerinci
Lokasi
Luas Tutupan hutan
Peruntukan
Status pengelolaan saat ini
Hulu Air Lempur
Hutan Temedak, Desa Keluru, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci
Desa Lempur Mudik, Desa Lempur Hilir, Desa Dusun Baru Lempur, Kelurahan Lempur Tengah, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci 858,3 ha Hutan primer, perladangan kayu manis, dan kebun campur Daerah tangkapan air bagi sawah di 4 desa tsb., sumber tanaman obat, daerah penyangga TNKS dengan fungsi penyangga perluasan habitat dan penyangga interaksi masyarakat, stabilisasi batas TNKS Lembaga Kerja Tetap Adat Alam Lekuk 50 Tumbi Lempur
858,95 ha Hutan primer dan kebun campur
23 ha Hutan sekunder kebun campur
Sumber air, sumber kayu bangunan, obat-obatan, material upacara adat, potensi getah kayu balam dan pinus, mencegah longsor
Daerah tangkapan air, daerah penyangga TNKS dengan fungsi penyangga perluasan habitat, penyangga interaksi masyarakat, dan stabilisasi batas TNKS
Perlindungan tata air, sumber tanaman obat dan bahan baku upacara adat, hasil hutan non-kayu
Lembaga adat dan pemdes, ada aturan adat
Lembaga Adat Desa Nenek Limo Hiang Tinggi, Nenek Empat Betung Kuning Muara Air Dua Hutan adat
Lembaga Keluru
Hutan adat
Hutan adat
Hutan Adat sesuai SK Bupati Kerinci No. 226 Tahun 1993
Hutan Adat sesuai SK Bupati Kerinci No. 176 Tahun 1992 Dikelola oleh adat, tidak ada kegiatan pembinaan intensif, pendampingan oleh WWF hingga 1994 Penghargaan Kalpataru kategori penyelamat lingkungan, 1993
Hutan Adat sesuai SK Bupati Kerinci No. 96 Tahun 1994 Dikelola oleh adat, tidak ada pembinaan yang intensif
Hutan adat
Hutan lindung
Dikelola oleh adat, mulai dari anak jantan, ninik mamak, hingga lembaga adat Pemetaan oleh WWF
Kegiatan terakhir
Catatan
Temedak
292 ha Hutan primer, hutan sekunder dan belukar
Pengelola
Status hukum lokasi di tingkat masyarakat Status hukum formal lokasi saat ini
Nenek Limo Hiang Tinggi Nenek Empat Betung Kuning Muara Air Dua Desa Hiang Tinggi, Desa Betung Kuning, Desa Muara Air Dua, Kecamatan Sitinjau Laut, Kabupaten Kerinci
adat
dan
Desa
Fasilitasi kegiatan pengembangan pertanian organik komoditi kayu manis oleh WWF
Masyarakat tidak akan meladangi karena adanya resiko pencurian hasil ladang
1
Nama Hutan Adat
Lokasi
Luas Tutupan hutan Peruntukan Pengelola Status hukum lokasi di tingkat masyarakat Status hukum formal lokasi saat ini Status pengelolaan saat ini Kegiatan terakhir Catatan
Ngalau Gadang
Sungai Gambir
Pancung Tebal
Langgai
Hulu air Batang Bayang, hulu S. Cipuik, Air Sesai, hulu S. Lendan, Bkt. Kabong, Desa Ngalau Gadang, 284 ha
Bukit Sitinjau Laut, Desa Sungai Gambia, Kecamatan Basa Ampek Balai, Kabupaten Pesisir Selatan 5 ha
Hulu S. Bayang Abu, Desa Pancuang Taba, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan
Di beberapa hulu sungai, Desa Langgai, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan
Hutan primer Menjaga kestabilan air, menghindari erosi, lokasi pengambilan kayu, situs lokasi kampung asal Ninik mamak dan pemdes Hutan Nagari
Hutan sekunder Cadangan kayu untuk anak-cucu, situs pertama nenek moyang desa
Hutan primer Menjaga kestabilan air, menghindari erosi, lokasi pengambilan kayu
M asing-masing antara 2 – 10 ha Hutan Primer Menjaga kestabilan air sawah, situs makam nenek yang dikeramatkan
Ninik mamak dan pemdes Hutan desa
Ninik mamak dan pemdes Hutan Nagari
Ninik mamak dan pemdes Hutan desa
Proses pemetaan Pihak BPN
Plotting lokasi oleh Tim Pemetaan WWF
Sudah dipetakan Pihak BPN
Fasilitasi oleh LP3LH
oleh
oleh
2
Nama Hutan Adat
Lokasi
Luas Tutupan hutan
Peruntukan
Pengelola Status hukum lokasi di tingkat masyarakat Status hukum formal lokasi saat ini Status pengelolaan saat ini Kegiatan terakhir
Catatan
Sungai Limau
Senamat Ulu
Rawa Bakung
Lubuk Talang
Pancuran tujuh, di pinggir Sungai Batang Asam, Desa Sungai Limau, Kecamatan Sungai Rumbai, Kabupaten Sawahlunto Sijunjung 20 ha Hutan Primer, hutan sekunder, dan tanaman campur Sumber air desa, sumber tanaman obat
Bukit Bujang, Desa Senamat Ulu, Kecamatan Rantau Pandan, Kabupaten Bungo
Desa Ketenong I, Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Rejang Lebong
S. Sabu, Desa Lubuk Talang, Kecamatan Muko-Muko Selatan, Kabupaten Bengkulu Utara
150 ha Hutan primer
48,5 ha Hutan primer
Daerah tangkapan air, sumber bahan bangunan
Lembaga adat dan pemerintah desa Lahan milik perorangan (secara adat) yang diusulkan sebagai hutan lindung desa
Lembaga Adat
Sumber air irigasi, penyangga TNKS, pemanfaatan terbatas kayun dan non-kayu Lembaga adat dan pemerintahan desa Hutan sisa di luar TNKS
Sekitar 500 ha Hutan primer dan hutan sekunder (sekitar 50 tahun) Mencegah perambahan dari pihak luar, sumber air, dan sumber hasil hutan kayu dan non-kayu Lembaga adat dan pemerintahan desa Hutan sisa dalam wilayah desa
Hutan sisa di kawasan lindung
luar
Hutan Produksi
Pengontrolan oleh pemdes dan lembaga adat Fasilitasi oleh LP3LH § Kemiringan lahan rata-rata lebih dari 40% § Belum ada kepastian mengenai alternatif bentuk pengelolaan yang diinginkan masyarakat § Larangan penebangan hutan sesuai SK Desa No. 03/LMD/SL-1996
Persiapan pengusulan ke tingkat kabupaten oleh WARSI Dewasa ini areal hutan adat yang akan diusulkan oleh masyarakat telah diokupasi oleh pihak luar, dan terjadi kegiatan illegal logging
Belum ada bentuk yang jelas
Belum ada bentuk pengelolaan yang jelas
Proses pelegalan yang difasilitasi oleh WWF
Fasilitasi oleh LP3LH
Ada kontrol masyarakat terhadap kawasan, misalnya dengan melarang masyarakat luar yang berusaha untuk membuka ladang di kawasan tersebut
3
Nama Hutan Adat
Rantau Kermas
Baru Pangkalan Jambu
Pulau Tengah
Renah Alai
S. Manden-S. Ruso, dan Batang Langkup, Desa Rantau Kermas, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin
Bukit Tambang Pauh, B. Mabok, B. Ibai, dan B. Ibai Supenin, Desa Baru Pangkalan Jambu, Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin
Kaki Gunung Masurai, Desa Renah Alai, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin
120 ha (77,25 ha + 42,75 ha) Hutan primer
920 ha
Sungai Sribulan, S. Pendak, S. Renah Pauh Semangkuk, S. Pancuran, hingga S. Betung Kecik, dan Sungai Jelatai, S. Bae, Bukit Lumut, Bukit Pematang Lawang Burung, Desa Pulau Tengah, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin 750 ha (350 ha + 400 ha) Hutan primer
Hutan primer
Sumber air sawah, sumber hasil non-kayu (terutama rotan), dan cadangan sumber kayu bangunan dalam desa
Pengaturan tata air, sumber hasil hutan nonkayu untuk kepentingan desa
Lembaga adat
Lembaga adat
Lokasi
Luas Tutupan hutan
Sumber air sawah dan sumber hasil kayu bangunan dalam desa Peruntukan
Pengelola Status hukum lokasi di tingkat masyarakat
Pengurus hutan adat
pengelola
Hutan desa
Status hukum formal lokasi saat ini
Status pengelolaan saat ini
Kegiatan terakhir
Catatan
Hutan primer dan sekunder, sedikit sesap Pengatur tata air, pemanfaatan terbatas hasil hutan non-kayu, perlindungan plasma nutfah dan ekosistem mikro, wisata alam, penyangga bagi perluasan habitat TNKS Kelompok kerja hutan adat di bawah Lembaga Adat Desa
Pengontrolan oleh pemilik sawah dengan dukungan adat
Pemetaan oleh BPN
Berada di dua lokasi terpisah Ada aturan adat yang mendukung
Rimbo Pengulu
Hutan adat sesuai SK Bupati Sarolangun Bangko No. 225 Tahun 1993 Belum ada bentuk pengelolaan yang baik
Pendampingan pengelolaan oleh WWF hingga tahun 1995 Terjadi pengambilan hasil kayu untuk bangunan setempat
APL (kawasan budidaya)
Pengontrolan oleh pemilik sawah dengan dukungan adat, khusus untuk penebangan pohon, sedangkan pengambilan hasil non-kayu tidak diatur Pemetaan oleh BPN
Belum ada bentuk pengelolaan yang baik
Ada aturan adat yang mendukung Berada di dua lokasi terpisah
Bupati berencana untuk memanfaatkan kawasan tersebut untuk perkebunan, dan masyarakat disarankan untuk mencari lokasi lain
Pendekatan tingkat II
ke
pihak
4
Nama Hutan Adat
Baru Pelepat
Batu Kerbau
Talang Kemulun
Air Terjun
Bukit Lubuk Juni, Sungai Seketan, Sungai Dareh, dan Sungai Sagu, Desa Baru Pelepat, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo
Desa Talang Kemulun, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci
Bukit Sembahyang dan Bukit Gelanggang, Desa Air Terjun,
Hutan primer
Sungai Seketan, Sungai Salung Antu – Sungai Maliau Gadang, Sungai Gadang, Sunga i Koneh – Sungai Kataping, Sungai Galang Napa – Sungai Pelepat Kecil – Sungai Sungai Solok, Desa Batu Kerbau, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo 2357 ha (776 ha + 361 ha + 388 ha + 360 ha + 472 ha) Hutan primer
Peruntukan
Hulu air, sumber hasil hutan kayu dan non kayu
Hulu air, sumber hasil hutan kayu dan non kayu
Hulu air, sumber hasil hutan kayu dan non kayu
Pengelola
Pemerintahan desa dan lembaga adat
Pemerintahan desa dan tokoh adat
Kawasan lindung desa dan hutan adat desa
Lembaga pengelola hutan adat di masingmasing dusun Kawasan lindung desa dan hutan adat desa
Hutan produksi dan APL
Hutan produksi dan APL
Hutan produksi
Belum ada pengelolaan yang baik
Dikelola sesuai piagam kesepakatan masyarakat
Belum ada pengelolaan yang baik, karena tarik ulur dengan pemda dan masalah kelembagaan adat
Fasilitasi oleh WARSI
Fasilitasi oleh WARSI melalui CBFM
Lokasi
Luas Tutupan hutan
Status hukum lokasi di tingkat masyarakat Status hukum formal lokasi saat ini Status pengelolaan saat ini Kegiatan terakhir
Proses pelegalan Bupati
Catatan
oleh
Sekitar 25 ha
Hutan primer
Hutan sekunder, didominasi oleh bambu Hulu air, mencegah erosi/longsor, dan kebutuhan desa Pemerintahan desa
Kawasan lindung desa
Ada rencana dari dishut/pemda untuk dijadikan areal untuk IPKR Pengelolaan oleh adat sulit, karena adat mencakup 3 desa dan pimpinan adat bermukim di desa tetangga
Dikelola oleh pihak pemerintahan desa
Plotting lokasi melalui sketsa desa pada workshop tingkat desa Pernah dibuat Kepdes yang ditembuskan ke camat dan bupati, namun desa kehilangan arsipnya
5
Nama Hutan Adat
Lokasi
Luas Tutupan hutan Peruntukan Pengelola Status hukum lokasi di tingkat masyarakat Status hukum formal lokasi saat ini Status pengelolaan saat ini Kegiatan terakhir
Catatan
Kumbung
Koto Lamo
Ngaol
Bukit Perentak
Mudik Air Ngirai, perbatasan Nagari Tapan dengan Air Kumbung, Desa Kumbung, Kecamatan Lunang Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan
Desa Koto Lamo, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan
Bukit Pintu Koto, Desa Ngaol, Kecamatan Tabir Ulu, Kabupaten Merangin
Batang Ludan dan Air Batu, Desa Bukit Perentak, Kaecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin
Hutan primer Tata air, sumber hasil hutan kayu dan non kayu
Hutan primer Tata air, sumber hasil hutan kayu dan non kayu
Lembaga Adat
Lembaga Adat
Hutan Ulayat
Hutan Ulayat dalam Kenagarian Lunang
Sekitar 1500 ha Hutan primer Tata air, pencegah erosi/longsor, hasil hutan untuk kepentingan desa Pemerintah desa dan lembaga adat Kawasan lindung
Hutan primer Hutan hulu air
Pemerintah desa lembaga adat
dan
Hutan produksi
Pengontrolan oleh Lembaga adat dan pemerintahan desa Dimasukkan ke dalam draft 04 Naratif KKD
Pengontrolan oleh Lembaga adat dan pemerintahan desa Dimasukkan ke dalam draft 03 Naratif KKD
Pengelolaan masih sangat lemah Pengelolaan oleh KAN belum diakui secara formal oleh pemerintah daerah, dan pengurus KAN tidak dapat memantau secara baik di tingkat lapangan, sedangkan di tingkat desa, lembaga yang ada tidak cukup kuat secara adat
Pengelolaan oleh KAN belum diakui secara formal oleh pemerintah daerah, dan pengurus KAN tidak dapat memantau secara baik di tingkat lapangan, sedangkan di tingkat desa, lembaga yang ada tidak cukup kuat secara adat
Pengontrolan oleh Lembaga adat dan pemerintahan desa Plotting lokasi melalui sketsa desa pada workshop tingkat desa Pemanfaatan untuk lahan pertanian tidak memungkinkan, sehingga masyarakat tidak ada yang berminat untuk Membuka lahan di dalam kawasan hutan tersebut
Belum ada pengelolaan yang pasti Plotting lokasi melalui sketsa desa pada workshop tingkat desa Masih sebatas usulan
Sumber : WWF-Indonesia, 2003
6