Dari Redaksi
P
uji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan lindunganNya sehingga Jurnal CCIT untuk Volume 2 Nomor 3 Bulan Mei Tahun 2009 dapat diterbitkan tepat waktu. Penerbitan jurnal ini dimaksudkan sebagai media dokumentasi dan informasi ilmiah yang sekiranya dapat membantu para dosen, staf dan mahasiswa dalam menginformasikan/mempublikasikan hasil penelitian, opini, tulisan dan kajian ilmiah lainnya kepada berbagai komunitas ilmiah. Penerbitan Jurnal Volume 2 Nomor 3 ini berisikan 7 artikel yang mencakup bidang informatika dan komputer, walaupun tidak seluruhnya merupakan hasil penelitian, diharapkan dapat bermanfaat bagi pembacanya. Jurnal ini diterbitkan dengan memuat artikel mengenai: Pengontrolan Mutu sistem informasi dengan metode database Health Monitoring, Kajian Persepsi Pengguna Teknologi Pembelajaran Raharja Multimedia Edutainment (RME) Menggunakan Technology Acceptance Model, Pengelolaan Bandwith Menggunakan Metode Banjarsari Bandwith Management Pada ISP Wan, SMS Voting Dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Visual Basic, Pengembangan Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja Berbasis Web, Smart Wheeled Robotic (SWR) Yang Mampu Menghindari Rintangan Secara Otomatis, Rancang Bangun Program Kriptografi Advanced Encription Standard. Tak lupa pula pada kesempatan ini kami mengundang pembaca untuk mengirimkan naskah ringkasan penelitiannya ke redaksi kami. Akhirnya tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan jurnal ini. Tangerang, 1 Mei 2009
Maimunah, M. Kom. Sekretaris Redaksi
i
CCIT adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Raharja Enrichment Centre (REC) Perguruan Tinggi Raharja, Tangerang CCIT terbit tiga kali dalam satu tahun, setiap bulan Januari, Mei, September Pelindung: Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si. Ketua Dewan Editor: Ir. Untung Rahardja, M.T.I. Sekretaris Redaksi: Maimunah, M.Kom. Mitra Bestari: Prof. Drs. Suryo Guritno Mstats. Ph.D (Universitas Gajah Mada) Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA (STIMIK PERBANAS) Dr. Zainal A. Hasibuan (Universitas Indonesia) Drs.Tri Kuntoro Priyambodo, M.Sc. (Universitas Gajah Mada) Dr. Iping Supriyana (Institut Teknologi Bandung) Jazi Eko Istiyanto, M.Sc., Ph.D (Universitas Gajah Mada) Dewan Editor: Prof. Dr. Susanto Rahardja Dr. Ir. Sunar Abdul Wahid, MS. Dr. Ir. Djoko Soetarno, DEA. Henderi, M. Kom. Abdul Hayat, M.T.I. Redaksi Pelaksana: Padeli, S. Kom. Sugeng Santoso, S. Kom. Euis Siti Nuraisyah, S. Kom. Drs. Sugeng Widada Redaksi menerima tulisan yang belum pernah diterbitkan dari kalangan akademisi, peneliti dan praktisi. Blind review dilakukan untuk menentukan tulisan yang akan dimuat. Pedoman penulisan tercantum pada bagian akhir jurnal ini. Tulisan yang diserahkan harus disertai softcopynya. Alamat Redaksi: Raharja Enrichment Centre (REC) Jl. Jenderal Sudirman Nomor 40 Cikokol - Tangerang Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected],
[email protected]
ii
Daftar Isi
1 2 3 4 5 6 7
Pengontrolan Mutu sistem informasi dengan metode database Health Monitoring................................................................................214 - 230 Kajian Persepsi Pengguna Teknologi Pembelajaran Raharja Multimedia Edutainment (RME) Menggunakan Technology Acceptance Model.....231- 256 Pengelolaan Bandwith Menggunakan Metode Banjarsari Bandwith Management Pada ISP Wan.........................................................257- 274 SMS Voting Dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Visual Basic........................................................................................275 - 292 Pengembangan Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja Berbasis Web.........................................................................................293 - 313 Smart Wheeled Robotic (SWR) Yang Mampu Menghindari Rintangan Secara Otomatis..................................................................................314 - 335 Rancang Bangun Program Kriptografi Advanced Encription Standard.336 - 353 Pedoman Penulisan....................................................................354 - 355 Formulir Persetujuan Pembuatan Artikel Jurnal.......................................356 Formulir Kriteria dan Bobot Penilaian Karya Tulis Ilmiah.................357 - 358 Formulir Editor Bahasa Karya Tulis Ilmiah...............................................359 Formulir Editor Layout dan Artistik Karya Tulis Ilmiah...............................360 Formulir Penyelesaian Artikel. ..............................................................361 Formulir Kesediaan Mitra Bestari Jurnal Ilmiah........................................362 Index Judul.........................................................................................363 Index Penulis......................................................................................364 Index Subjek.......................................................................................367
iii
ISSN: 1978 - 8282
PENGONTROLAN MUTU SISTEM INFORMASI DENGAN METODE DATABASE HEALTH MONITORING Untung Rahardja1 Muhamad Yusup2 Lilik Agustin33
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAKSI Di era globalisasi seperti sekarang ini, sistem informasi bukan hal yang asing lagi. Sistem informasi yang ada saat ini telah mendukung seluruh kegiatan organisasi maupun perusahaan dalam pengolahan data untuk menghasilkan informasi. Sistem informasi akan memberikan banyak manfaat jika memiliki database yang ‘sehat’. Definisi database yang ‘sehat’ adalah database memiliki tingkat keakuratan data yang tinggi. sebaliknya manfaatnya kurang dirasakan jika sistem informasi memiliki database yang ‘tidak sehat’ akibat dari data anomaly. Karena data anomaly mempengaruhi proses memasukkan, menghapus dan memodifikasi data dalam relations. Selain itu, database yang ‘tidak sehat’ karena dari kesalahan-kesalahan pada saat penginputan data karena perbedaan standar yang diterapkan. Belum adanya indikator yang dapat mendeteksi kesalahan-kesalahan data anomaly dan hal-hal yang tidak mungkin. Untuk mengatasi hal tersebut maka dibutuhkan suatu metodologi yang disebut Database Health Monitoring (DHM) yang menggabungkan metode Database Self Monitoring (DSM) dan Server Health Indicator (SHI). DHM didefinisikan sebagai dashboard system yang menampilkan indikator sistem informasi dan indikator kapasitas penyimpanan data secara bersamaan, dengan DHM dapat mengantisipasi segala kemungkinan data anomaly dengan menggunakan teknik pengendalian mandiri untuk memperbaiki mutu sistem informasi dan pengendalian mandiri kapasitas penyimpanan. Pada artikel ini, diidentifikasikan masalah yang dihadapi perusahaan dalam hal peningkatan mutu sebuah sistem informasi, didefinisikan 4 ciri khas dengan menggunakan metode DHM sebagai langkah pemecahan masalah, dan 7 manfaat dari penerapan konsep baru tersebut. Selain itu, ditampilkan listing program yang ditulis menggunakan Active Server Pages. Dapat disimpulkan bahwa dengan metodologi DHM ini dapat menjadi sebuah evaluasi terkini dalam meningkatkan mutu informasi, serta mendukung seluruh kegiatan organisasi maupun perusahaan dengan lebih stabil, terkontrol dan termonitor lebih baik.
Kata kunci : Database Health Monitoring, Mutu Sistem Informasi
1. Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 2. Dosen Jurusan Teknik Informatika, AMIK Raharja Informatika Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 3. Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692
Vol.2 No.3 - Mei 2009
214
ISSN: 1978 - 8282 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dan komputer yang pesat telah memberikan dukungan yang besar pada kegiatan organisasi ataupun perusahaan, teknologi informasi dan komputer tersebut pada umumnya digunakan untuk mendukung pengolahan data transaksional harian organisasi ataupun perusahaan untuk dapat menghasilkan informasi yang cepat, tepat, akurat dan relevan. Sistem informasi akan memberikan banyak manfaat jika memiliki database yang ‘sehat’. Definisi database yang ‘sehat’ adalah database memiliki tingkat keakuratan data yang tinggi. sebaliknya manfaatnya kurang dirasakan jika sistem informasi memiliki database yang ‘tidak sehat’ akibat dari data anomaly . Karena data anomaly mempengaruhi proses memasukkan, menghapus dan memodifikasi data dalam relations. Beberapa data penting bisa hilang jika diperbaharui relations yang berisi database anomaly. Selain itu, database yang ‘tidak sehat’ timbul dari kesalahan-kesalahan pada saat penginputan data karena perbedaan standar yang diterapkan pada proses transaksional. Walaupun sudah diterapkan standar pengontrolan input dengan peringatan, bisa saja ditemukan kesalahan. Begitupun dengan user control melakukan penginputan dengan teliti, bisa juga ditemukan kesalahan. Akibatnya data yang dihasilkan tidak konsisten, misalnya ditemukan kesalahan penginputan nama, tanggal, punctuation yang mengakibatkan sistem informasi akan membacanya sebagai kesalahan. Selain itu kesalahan juga bisa didapatkan dari sumber data eksternal pada saat proses extraction transform and loading. Serta informasi yang tidak mungkin ada misalnya seorang mahasiswa terdaftar di salah satu kampus dengan usia 4 tahun atau seorang karyawan terdaftar di salah satu perusahaan dengan usia 123 tahun. Mutu dari sebuah sistem informasi tersebut akan semakin tinggi apabila sistem informasi yang digunakan sebagai pendukung seluruh kegiatan operasional dan transaksional organisasi ataupun perusahaan dilengkapi dengan pengontrolan yang berguna untuk memonitor kinerja sistem secara mandiri, dimana dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan apabila terjadinya kesalahan. Pengontrolan yang baik merupakan hal yang penting untuk mencegah hal-hal yang akan menghambat seluruh kegiatan organisasi ataupun perusahaan. Untuk menentukan mutu sistem informasi digunakan tiga sudut pandang diantaranya adalah organisasi, manajemen dan teknik. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari sifat sistem informasi dalam menentukan kualitas dengan cara berbeda dari perangkat lunak yang berkualitas. Dimensi kualitas tersebut perlu digali dan dinyatakan lebih khusus dalam kaitannya dengan sifat dan perubahan situasi terhadap sistem yang digunakan. Karakteristik kualitas dari perangkat lunak ini pasti akan berbeda dari sistem informasi yang merupakan bagian dari organisasi. Sebuah sistem informasi dapat didefinisikan
215
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 dalam kaitannya dengan fungsi dan struktur: berisi orang, proses, data, model, teknologi, formalized bahasa dalam struktur kohesif yang melayani keperluan beberapa organisasi atau fungsi (Hirschheim, dkk, 1995; Davis & Olson , 1985; Alter, 1996). Sebagai sebuah sistem informasi melibatkan orang-orang dan mereka bekerja dalam praktik konteks sebuah organisasi, kualitas harus dinilai dalam konteks yang sama oleh mengevaluasi seberapa baik yang sehari-hari yang memenuhi kebutuhan informasi. Seberapa baik kebutuhan sehari-hari ini akan dipenuhi mencerminkan kualitas sebuah sistem informasi. Pandangannya adalah organisasi yang tertarik pada dampak sistem dan teknologi ada pada cara kerja organisasi. Sebuah organisasi yang menekankan pendekatan useability dari sistem dan memahami bahwa sebuah sistem informasi tidak hanya memberikan arti baru dari suatu organisasi, tetapi juga mempengaruhi wilayah di luar lingkup dari tujuan utama (Alter, 1996: 191). Efektivitas akan dicapai melalui peningkatan kualitas sistem utilization. Peningkatan kualitas mungkin telah disebabkan oleh perbaikan layanan yang disediakan dengan komputer berbasis sistem informasi. Tingkat kualitas yang tersebut di atas tergantung pada layanan elemen intangible dan banyak dipengaruhi oleh pengguna persepsi tentang sistem dan keuntungannya. Adopsi Teknologi Informasi akan menimbulkan perubahan dalam organisasi dan struktur kontrol. Kemampuan untuk membuat dan mengelola strategis yang berhasil mengubah beberapa organisasi yang kurang berhasil. Meskipun kecepatan dan isi perubahan sangat tergantung pada lingkungan yang kompetitif organisasi, kualitas sistem informasi memainkan peranan penting dalam proses ini, dimana memerlukan pemahaman tentang peran teknologi di dalam organisasi dan pengaruh pada proses organisasi. Tantangan yang utama adalah untuk meyakinkan manajemen dan pengguna harus terlibat dalam pengembangan sistem informasi. Dalam banyak organisasi menunjukan keengganan untuk berpartisipasi dalam persyaratan definisi, pengembangan dan penerapan sistem informasi. Akibatnya, operasional tersebut dibiarkan di tangan profesional TI yang prioritasnya agak berbeda dari orang-orang yang terlibat di dalam organisasi secara keseluruhan. Manajemen harus mengatasi hambatan psikologis ini jika ingin menggunakan kontrol atas fungsi sistem informasi. (Ahituv, 1992) Salah satu cara melakukan pengontrolan dalam sebuah sistem informasi ialah dengan menampilkan suatu indikator terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, indikator yang digunakan dapat berupa sebuah dashboard. Dalam hal ini, pengontrolan dengan menggunakan dashboard dapat menjadi pilihan, karena sistem dapat melakukan pengendalian mandiri dan dapat mencegah terjadinya kesalahan sistem. Dengan kata lain sistem dapat mengantisipasi kemungkinan- kemungkinan yang akan terjadi. Apa saja yang akan dimonitor dalam menunjang ‘kesehatan’ sebuah sistem? Vol.2 No.3 - Mei 2009
216
ISSN: 1978 - 8282
Dashboard merupakan teknologi terkini di dalam memanfaatkan teknologi informasi oleh organisasi ataupun perusahaan saat ini, tidak hanya sebatas sebagai pendukung pengolahan data transaksional dan pendukung pengambilan keputusan, tetapi juga bisa menjadi tools untuk evalusi. (Rahardja, 2004) Pada prinsipnya banyak hal yang dapat dijadikan sebagai indikator untuk proses monitor. Tergantung bagaimana kita menentukan apa saja yang ingin kita monitor apakah secara keseluruhan atau hanya beberapa bagian saja yang dianggap penting untuk dijadikan sebagai indikator. PERMASALAHAN Banyak ditemukan di dalam sebuah sistem informasi yang berjalan pada organisasi ataupun perusahaan, masih terdapat kendala-kendala yang menghambat jalannya sebuah sistem informasi, salah satunya yaitu menghambat upaya dalam peningkatan performance sebuah sistem informasi. Namun, kendala-kendala itu disebabkan karena masih rendahnya mutu sebuah sistem informasi, dimana sistem tersebut masih banyak mendapatkan keluhan dari berbagai pihak untuk dilakukan perbaikan pada sebuah sistem informasi. Hal ini pula yang dapat menyebabkan timbulnya permasalahan pada sistem informasi, dimana sistem informasi yang baik mempunyai sebuah indikator, yang berguna untuk mendeteksi kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang dapat terjadi di dalam jalannya sistem informasi, inilah permasalahan dari sebuah sistem informasi dimana menghambat kinerja sebuah sistem dan kualitas mutu dari sistem informasi dianggap masih rendah. Untuk mencegah agar hal-hal yang tidak diinginkan dapat terjadi di dalam sebuah sistem informasi dan berjalan sebagaimana mestinya, salah satu cara yang biasa dilakukan yaitu dengan menggunakan dashboard sebagai sebuah indikator di dalam sistem informasi. Sistem yang buruk ialah sistem yang terdapat banyak kekurangan dan dijalankan pada saat tahap uji coba, namun sebuah sistem informasi yang baik adalah sistem yang telah digunakan pada tahap implementasi dan berjalan sesuai yang diinginkan yaitu mendapatkan sistem informasi yang bermutu baik.
CRITICAL REVIEW Sejumlah critical review akan dicari untuk Database Health Monitoring atau yang berhubungan dengannya. Setelah itu hasilnya akan dikategorikan, dicari persamaan dan perbedaannya, kemudian mendeteksi kelemahan dan kekuatannya. Beberapa critical review tersebut yaitu sebagai berikut : 1. Penelitian yang dilakukan oleh James H. Taylor, 2005, menjelaskan tentang Intelligent Information, monitoring, and Control Technology of Industrial Process Application, bagaimana sebuah sistem menawarkan perilaku cerdas di tingkat
217
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
2.
3.
4.
5.
sistem dengan menggunakan agent yang menghasilkan perilaku reaktif dalam proses monitoring. Penelitian yang dilakukan oleh Mikael Berndtsson, Jorgen Hansson, 1993, Department of Computer Science, University of Skovde, menjelaskan tentang realtime database dianggap sebagai teknologi yang penting untuk mendukung aplikasiaplikasi non-tradisional seperti computer integrated manufacturing (CIM), menangani penggabungan real-time database. Dalam penelitian ini beberapa masalah dan pertanyaan ditemukan seperti pembagian waktu dan kendala pada rule. Hal-hal yang terkait dalam penelitian ini adalah tentang de-tection, aturan seleksi dan evaluasi aktif dalam basis data real-time system. Sebuah real-time event mendeteksi metode untuk multi level real-time. Penelitian yang dilakukan oleh Martin Sköld, 1997, dari Department of Computer and Information Science Linköping University, Linköping, Sweden, menjelaskan tentang Active Database Management Systems for Monitoring and Control. Penelitian ini membahas tentang eksplorasi terhadap masalah secara real time database system, memperkenalkan karakteristik dari data dan transaksi secara real time database juga terkait dengan pemrosesan waktu transaksi, pencarian sumber masalah dalam pemulihan dan penanganan pengelolaan I/O overloads Real time database. Penelitian yang dilakukan oleh Dushyanth Narayanan, Eno Thereska, Anastassia Ailamaki, 2005, dari Microsoft Research, Cambridge dan Carnegie Mellon University, tentang Continuous resource monitoring for self-predicting DBMS, membahas tentang bagaimana tugas-tugas administrasi semakin mendominasi total biaya kepemilikan sistem manajemen database. Tugas utamanya sangat sulit diterapkan untuk administrator. Ada beberapa kekurangan dalam sistem ini dimana kondisi database sistem tidak dirancang hanya terbatas pada penawaran bantuan kepada administrator saja. Penelitian yang dilakukan oleh Jason Lee, Dan Gunter, Martin Stoufer, Brian Tierney, 2002, dari Lawrence Berkeley National Laboratory, tentang Monitoring data archives for grid environments, membahas tentang sebuah arsip data pemantauan penghubung yang dirancang untuk menangani efisien volume yang tinggi terhadap aliran monitoring data. Penelitian ini menyajikan sebuah metode tentang arsip instrumentasi dan layanan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan dan agregat rincian kepada pemantauan informasi akhir dari aplikasi yang didistribusikan. Penelitian yang dilakukan sekarang dapat juga lebih jauh mengadopsi dashboard system bagaimana melakukan aliran monitoring data dan memiliki keterkaitan dengan artikel ini. (Hossain,2001).
Vol.2 No.3 - Mei 2009
218
ISSN: 1978 - 8282 6.
Penelitian yang dilakukan oleh Shang-Wen Cheng, 2002, dari School of Computer Science, Carnegie Mellon University,tentang Using Architectural Style as a Basis for System Self-repair memberikan gambaran bagaimana sistem informasi mempunyai kemampuan untuk beradaptasi pada waktu berjalan untuk mengakomodasi berbagai sistem kesalahan, dan mengubah persyaratan, dapat memperbaiki sistem, salah satu masalah yang sulit menentukan perubahan bila diperlukan, dan mengetahui apa saja yang diperlukan adaptasi. Dalam penelitian ini mempunyai keunggulan bagaimana sistem dapat menjalankan waktu monitoring, deteksi kesalahan, dan perbaikan secara mandiri dan memiliki keterkaitan dengan artikel ini.
PEMECAHAN MASALAH Di dalam menjalankan sistem, hal yang paling penting ialah menjaga dan meningkatkan kualitas mutu dari sebuah sistem informasi. Salah satu cara didalam pengontrolan sistem informasi ialah dengan metode kontrol sistem informasi (Inti,2008).
Gambar 1. Pengontrolan di dalam Sistem
Pengontrolan yang diterapkan pada prosedur online atau secara entri job remote , yaitu: 1. Kontrol input, meliputi proses penerimaan data dan konversi data.
219
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 2. Kontrol proses, meliputi penerimaan pekerjaan, perakitan pekerjaan dan pemisahan pekerjaan. 3. Kontrol output meliputi pemrosesan output dan pendistribusian output.
Gambar 2. Kontrol data fungsi dan pengorganisasiannya
Kontrol input mencakup aktivitas yang berhubungan dengan penerimaan data mentah, pengecekannya, dan pengubahannya ke dalam bentuk yang bisa dibaca oleh komputer. Pengorganisasian kontrol meliputi kontrol keakuratan. Adapun tujuan dari pengontrolan adalah untuk mengarahkan aktivitas menuju tercapainya tujuan yang ditetapkan. Ada banyak jenis kontrol (kebanyakan sesuai atau cocok dengan sistem computer), kontrol manajemen, kontrol operasional, kontrol prosedur, kontrol kinerja dan kontrol data bisa juga digunakan. Pada prinsipnya sama untuk seluruhnya dan mampu diadaptasikan dengan berbagai situasi dan kondisi. Kontrol memerlukan data akan berdampak pada orang yang sedang menjalankan pekerjaan. Perlu memperoleh tingkat kontrol yang benar dalam sistem tertentu dan perlu memelihara keseimbangan antara resiko yang mungkin terjadi, kebutuhan kontrol dan sistem kontrol. Tujuan kontrol disini adalah untuk memelihara tingkat kewenangan yang diperlukan, kesopanan dan keakuratan dalam pekerjaan yang dilakukan, bersama dengan ketepatan dari data yang dihasilkan, untuk mencapainya perlu mempertimbangkan kontrol kebijaksanaan, kontrol organisasional, kontrol manajemen kontrol operasional, kontrol data dan kontrol perpindahan data.
Vol.2 No.3 - Mei 2009
220
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 3. Sistem Kontrol
Dalam hal ini, kontrol sistem informasi dengan menggunakan metode Database Health Monitoring (DHM) merupakan konsep baru sebagai sebuah indikator di dalam pengontrolan, yang merupakan gabungan dari ketiga point diatas. Selain itu DHM dapat dikatakan sebuah dashboard indikator dimana sistem dapat mengantisipasi kemungkinan timbulnya masalah yang tidak diinginkan, sehingga dapat mencegah kendala-kendala yang menimbulkan keluhan-keluhan dari berbagai pihak yaitu manajemen organisasi ataupun perusahaan. Adapun 4 ciri khas sekaligus merupakan konsep pengontrolan dengan metode DHM, diantaranya sebagai berikut : 1. DHM dapat mendeteksi kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang akan terjadi pada sistem informasi 2. DHM dapat mengantisipasi dan mencegah kemungkinan terjadinya permasalahan di dalam sistem.
221
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 3. DHM dapat digunakan sebagai indikator dalam mengontrol kinerja sistem dan dapat memonitor kapasitas penyimpanan data secara mandiri. 4. DHM sebagai Dashboard Indikator Sistem.
Gambar 4. Dashboard Technology
Keunggulan dari DHM yaitu sebelum adanya DHM manajemen sulit mendeteksi kemungkinan kesalahan yang akan terjadi pada sistem, setelah menggunakan DHM maka manajemen lebih mudah mendeteksi kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang akan terjadi pada sistem informasi sejak dini. 7 (tujuh) manfaat menggunakan Database Health Monitoring diantaranya: 1. Meningkatkan Mutu Sistem Informasi. 2. Meningkatkan kemudahan manajemen dalam memonitor kemungkinankemungkinan yang dapat terjadi pada sistem informasi. 3. Meningkatkan pelayanan terhadap pengguna sistem informasi terutama manajemen untuk menghasilkan informasi. 4. Meningkatkan produktivitas manajemen. 5. Meningkatkan kinerja sistem sehingga pengolahan data lebih efisien 6. Sistem informasi yang berjalan dapat lebih terkontrol dengan baik. 7. Dapat mengontrol kapasitas penyimpanan data sehingga dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang dapat menggangu kinerja sistem itu sendiri.
Vol.2 No.3 - Mei 2009
222
ISSN: 1978 - 8282 Dengan metode DHM maka manajemen akan lebih mudah melakukan pengontrolan terhadap sistem informasi sehingga sistem dapat berjalan dengan stabil dan mutu dari informasi yang dihasilkan akan semakin meningkat. LISTING PROGRAM Untuk menerapkan metode DHM pada sistem informasi, salah satunya dapat menggunakan Active Server Pages (ASP), karena ASP merupakan suatu framework yang dapat digunakan untuk membuat web dinamis. ASP banyak digunakan untuk aplikasi yang berhubungan dengan database, baik menggunakan Microsoft Access database hingga SQL Server atau Oracle database. Scripting yang paling banyak digunakan dalam menulis ASP adalah Vbscript. Program pendukung untuk menampilkan informasi dengan metode DHM adalah Macromedia Dreamweaver, yaitu sebuah program web editor yang dapat digunakan untuk membuat dan mendesain web. Dreamweaver mempunyai kehandalan dalam membuat dan mendesain web tanpa harus menuliskan tag-tag HTML satu persatu, dreamweaver juga memiliki kemampuan untuk mendukung pemrograman Server Side dan Client Side. Server Side digunakan untuk memproses data yang berhubungan dengan server, misal pengolahan database. Client Side sebagai pelengkap dari bahasa pemrograman lainnya. Berikut adalah beberapa tampilan potongan script ASP yang digunakan pada sistem yang menerapkan metode DHM, sebagai berikut : 1. Bagian script yang berfungsi sebagai koneksi ke dalam database Set conn=server.CreateObject(“ADODB.Connection”) conn.open “PROVIDER=MSDASQL;DRIVER={SQLSERVER};SERVER=Raharja;DATABASE=RME;” Set conn2=server.CreateObject(“ADODB.Connection”) conn2.open “PROVIDER=MSDASQL;DRIVER={SQL ERVER};SERVER=Raharja;DATABASE=RCE;” Fungsi ini digunakan sebagai penghubung koneksi ke dalam database yang akan digunakan. Database yang digunakan dapat bersumber dari beberapa database. 2. Bagian Script yang berfungsi sebagai seleksi database
223
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 <% d=day(now)-1 m=month(now) y=year(now) Sql=”select * from ao_absensi where Tanggal=’”&cdate(d&”/”&m&”/”&y)&”’” set rs=conn.execute(Sql) Sql2=”select * from ampuh” set rs2=conn2.execute(Sql2) Sql3=”select * from ao_kelas” set rs3=conn.execute(Sql3) %> Fungsi ini digunakan untuk seleksi tabel yang ada dalam database yang akan digunakan pada metode DHM, tabel-tabel apa saja yang akan diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan dari manajemen. 3. Bagian script sebagai pengontrolan <% dim persenjum if isnull(jum) then Rjum=0 else Rjum=(jum) end if persenjum=(Rjum/100)*0.1 persenjum=formatpercent(persenjum,0) %> <% dim img if Rjum<=500 then img=”red.gif” else if Rjum=>700 then img=”yel.gif” else if Rjum=1000 then img=”finish.gif” end if end if end if %>
Vol.2 No.3 - Mei 2009
224
ISSN: 1978 - 8282 Fungsi ini merupakan salah satu dari metode DHM dimana pada script ini menunjukan pengontrolan terhadap presentase jumlah foto mahasiswa yang diambil dari database SIS pada tabel Mahasiswa, dimana pengontrolan tersebut dilakukan dengan menggunakan lampu sebagai indikator. IMPLEMENTASI Perguruan Tinggi Raharja merupakan perguruan tinggi yang bergerak di bidang ilmu komputer yang berada di Propinsi Banten dan terletak hanya 10 (sepuluh) menit dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Banyak penghargaan yang telah di raih, salah satunya adalah memenangkan WSA 2009 - Indonesia E-Learning and Education category of Intranet Product Raharja Multimedia Edutainment (RME). Pada saat ini Perguruan Tinggi Raharja pun telah meningkatkan mutu dan kualitasnya melalui sertifikat akreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) diantaranya menyatakan bahwa program studi Diploma Tiga Komputerisasi Akuntansi di AMIK Raharja Informatika terakreditasi A. Selain itu, Perguruan Tinggi Raharja telah masuk peringkat teratas 100 universitas dan perguruan tinggi terbaik di Republik Indonesia. Perguruan Tinggi Raharja mempunyai 4 (empat) pilar IT E-learning yang terdiri dari SIS (Student Information Services), RME (Raharja Multimedia Edutainment), INTEGRAM (Integrated Raharja Marketing), dan GO (Green Orchestra) adalah instrumen Perguruan Tinggi Raharja menjadi kampus unggulan sesuai dengan visinya yaitu menuju perguruan tinggi unggulan yang menghasilkan lulusan yang berkompeten di bidang sistem informasi, teknik informatika dan sistem komputer serta memiliki daya saing yang tinggi dalam era globalisasi.
Gambar 5. 4 Pilar IT Perguruan Tinggi Raharja
225
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
SIS (Student Informatoion Services) merupakan sebuah software yang dirancang khusus untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada mahasiswa dan berfungsi untuk memberikan informasi tentang : jadwal kuliah mahasiswa berdasarkan semester terpilih, Kartu Hasil Studi (KHS) mahasiswa (persemester), tabel Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), daftar nilai, serta menyediakan layanan pembuatan form yang dapat digunakan oleh mahasiswa dalam mengikuti kegiatan perkuliahan dan sebagainya secara cepat dan real time. (Rahardja dkk, 2007). Green Orchestra (GO) adalah instrumen IT financial accounting system pada Perguruan Tinggi Raharja untuk memberikan service excellence kepada Pribadi Raharja secara online dengan bentuk memberikan kenyamanan kas register bagi petugas maupun mahasiswa dari segi kecepatan layanan maupun keakuratan data. (Rahardja, 2008) INTEGRAM (Integrated Raharja Marketing) merupakan sebuah sistem informasi berbasis web yang dirancang secara khusus untuk melayani proses penerimaan mahasiswa baru di Perguruan Tinggi Raharja. Dengan adanya INTEGRAM, pelayanan penerimaan mahasiswa baru menjadi lebih cepat dan pengontrolan dapat dilakukan dengan baik. (Lilik, 2008). RME (Raharja Multimedia Edutainment) mengandung pengertian bahwa Perguruan Tinggi Raharja dalam mengembangkan konsep proses pembelajaran berbasis multimedia yang dikemas secara entertainment sehingga menghadirkan konsep Interactive Digital Multimedia Learning (IDML) yang menyentuh kekuatan panca indra meliputi teks, gambar, dan suara untuk memberikan pelayanan dalam proses belajar mengajar kepada seluruh civitas akademika dan secara terus menerus melakukan perbaikan (countinues improvment) menuju kesempurnaan dalam materi bahan ajar yang selalu berkembang seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi. Dengan adanya RME dapat memudahkan civitas akademika untuk memperoleh informasi tentang SAP, Silabi dan bahan ajar, dosen dengan mudah dapat menuangkan presentasi bahan ajarnya kedalam RME untuk di presentasikan kepada mahasiswa, serta sistem pengkontrolan dibidang akademik untuk mengambil keputusan mudah dilakukan. (Rahardja, dkk. 2007). Sebagai bentuk uji coba dan pembuktian dari metode DHM ini, berikut adalah prototipe dari metode DHM, dimana DHM diimplementasikan pada salah satu Perguruan Tinggi yang ada di Kota Tangerang. Implementasi ini dilakukan pada Perguruan Tinggi Raharja dimana memiliki sistem yang berfungsi memberikan pelayanan prima kepada seluruh Pribadi Raharja (Rahardja, 2007). Metode DHM akan diterapkan pada database ketiga sistem yaitu RME (Raharja Multimedia Edutainment), SIS (Student Information Services), dan GO (Green Orchestra). Dimana dengan metode HDM selain dapat
Vol.2 No.3 - Mei 2009
226
ISSN: 1978 - 8282 memonitor mutu sebuah sistem informasi juga dapat memonitor kapasitas menyimpanan data secara bersamaan.
Gambar 6. Prototipe Penerapan Metode DHM
Gambar diatas merupakan prototipe penerapan metode DHM, dimana DHM ini digunakan sebagai indikator dari tiga buah database yaitu database RME, SIS, dan GO dan indikator untuk memonitor kapasitas penyimpanan data. Seperti tampak pada gambar, metode DHM digambarkan sebagai sebuah dashboard yang digunakan untuk melakukan indikator guna memonitor kinerja sistem sehingga mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang tidak diinginkan dapat terjadi dan mencegah sebelum timbulnya komplain-komplain dari berbagai pihak di dalam manajemen organisasi ataupun perusahaan, indikator pada DHM digambarkan melalui gambar indikator yang memiliki arti dan menandakan sesuatu hal yang dapat terjadi. Berikut salah satu contoh yang menggambarkan proses kerja DHM, dimana DHM memiliki dashboard, yang dapat digunakan sebagai interface di dalam indikator guna memonitor sistem informasi, dimana dengan adanya DHM ini maka sistem dapat melakukan pengendalian mandiri.
227
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 7. Dashboard Anomaly Data Gambar diatas, adalah indikator yang menampilkan dashboard untuk mengukur tingkat anomaly data dalam dalam RME, dimana menandakan di dalam sistem perlu dilakukan pengawasan sebagai peringatan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, contohnya yaitu jarum indikator Anomaly Data yang ada di RME berada di wilayah merah, menunjukkan angka 16% artinya bahwa database diatas tidak ‘sehat’untuk itu perlu penanganan lebih lanjut. Dengan adanya dashboard indikator ini, maka pencegahan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan dapat segera di antisipasi.
Gambar 8. Lampu indikator kapasitas penyimpanan data Gambar diatas merupakan salah satu bentuk dashboard menggunakan lampu indicator untuk melakukan pengontrolan di dalam sistem yaitu untuk mengontrol kapasitas penyimpanan data, dimana digunakan untuk melakukan monitor terhadap total kapasitas data, kapasitas yang telah digunakan dan sisa kapasitas penyimpanannya. kapasitas
Vol.2 No.3 - Mei 2009
228
ISSN: 1978 - 8282 penyimpanan data diatas menunjukan lampu berwarna merah dengan sisa kapasitas 6.811.025.408 byte. Hal ini menandakan bahwa kapasitasnya sudah hampir penuh sehingga dapat dilakukan langkah antisipasi untuk menambah kapasitas penyimpanan data sehingga pelayanan terhadap informasi kepada seluruh Pribadi Raharja tetap berjalan dengan baik. KESIMPULAN Dalam melakukan pengontrolan pada sebuah sistem informasi untuk menjaga mutu informasi secara terus menerus, dapat diambil kesimpulan bahwa Database Health Monitoring (DHM), berfungsi untuk menjaga stabilitas sistem yang berjalan. Indikatorindikator dalam tampilan digital dashboard mutlak membantu monitoring sistem sehingga memudahkan deteksi kemungkinan-kemungkinan anomaly data yang mungkin terjadi, yang pada akhirnya dapat menimbulkan permasalahan yang tidak diinginkan pada sistem tersebut. Metode DHM harus selalu ditanam pada sebuah Sistem Informasi yang kehandalannya sangat dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Berndtsson Mikael, Hansson Jorgen. (1993) Real-Time Database, Department of Computer Science, University of Skovde. 2. Hadi, Mulya. (2006). Dreamweaver 8 untuk Orang Awam, Maxikom, Palembang. 3. Hellens, L. A. von. (1997). Information Systems Quality versus Software Quality, School of Computing and Information Technology, Griffith University, Brisbane, Australia. 4. Lee Jason, Gunter Dan, Stoufer Martin, dan Tierney Brian. (2002). Monitoring data archives for grid environments, Lawrence Berkeley National Laboratory. 5. Narayanan Dushyanth, Thereska Eno, Ailamaki Anastassia. (2005). Continuous resource monitoring for self-predicting DBMS, Microsoft Research, Cambridge dan Carnegie Mellon University.
229
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 6. Priyambodo, Tri Kuncoro, Rahardja, U, dan Chalifatullah, Siti. (2008). Pengontrolan Mutu Sistem Informasi dengan Metode Database Self Monitoring, Jurnal CCIT, Vol 1No. 3/Mei. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. 7.
Sköld, Martin. (1997). Active Database Management Systems for Monitoring and Control, Sweden: Department of Computer and Information Science Linköping University.
8. Rahardja U, Budiarto Mukti, dan Maimunah. (2007). Absensi Online (AO). Jurnal Cyber Raharja Edisi 7 Th IV/April. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. 9. Rahardja U, Henderi, dan Maimunah. (2006). Dashboard Technology Sistem Evaluasi Kinerja Mandiri Cybercorp. Jurnal Cyber Raharja Edisi 5 Th. III/April, Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. 10. Renaldy, Bernard Suteja. (2006). Membuat Aplikasi Web Interaktif dengan ASP, Informatika, Bandung. 11. Yuswanto dan Subari. (2005). Mengolah database dengan SQL Server 2000, Prestasi Pustaka, Jakarta. 12. Wen Cheng, Shang, (2002). Using Architectural Style as a Basis for System Selfrepair, School of Computer Science, Carnegie Mellon University
Vol.2 No.3 - Mei 2009
230
ISSN: 1978 - 8282
Kajian Persepsi Pengguna Teknologi Pembelajaran Raharja Multimedia Edutainment (RME) Menggunakan Metode Technology Acceptance Model Prabowo Pudjo Widodo1 Maimunah2 Henderi3
[email protected];
[email protected] ABSTRAKSI Pemanfaatan teknologi informasi (TI) oleh berbagai organisasi secara umum bertujuan untuk memudahkan dan mempercepat pelaksanaan proses bisnis, meningkatkan efisiensi, kualitas dan kemampuan kompetitif. Demikian pula dengan Perguruan Tinggi Raharja sebagai organisasi yang bergerak di bidang pendidikan. Melalui penerapan teknologi informasi, berbagai kegiatan dapat dilaksanakan secara lebih mudah, cepat, efektif, efisien, dan kebutuhan berbagai jenis informasi yang dibutuhkan semua tingkatan manajemen di Perguruan Tinggi Raharja yang merupakan critical success factor (CSF) bagi organisasi dapat dipenuhi secara cepat, akurat dan hemat. Satu diantara produk teknologi informasi yang telah diciptakan dan digunakan oleh Perguruan Tinggi Raharja tersebut adalah Raharja Multimedia Edutainment (RME). Teknologi ini digunakan untuk mendukung dan memperlancar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dan memenuhi kebutuhan informasi yang berhubungan dengannya. Sehubungan dengan hal itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi diterima dengan baik atau tidaknya RME oleh penggunanya. Juga ingin diketahui hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan RME. Model yang digunakan untuk mengetahui penerimaan RME pada penelitian ini adalah model TAM (Technology Acceptance Model). Model TAM secara rinci menjelaskan penerimaan teknologi informasi (TI) dengan dimensi-dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi penerimaan teknologi oleh pengguna. Model ini menempatkan faktor sikap dan tiap-tiap perilaku pengguna dengan menggunakan dua variabel utama yaitu kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (easy of use). Diduga penerimaan RME ini juga dipengaruhi oleh faktor lain antara lain: Attitude Toward Using (ATU) atau sikap untuk menggunakan, Intention to Use (ITU) atau niat untuk menggunakan terhadap produk/ servis dan Actual System Usage (ASU) atau perilaku penggunaan.
Kata kunci : RME, TAM, usefulness, easy of use
1. Dosen Magister Komputer, Eresha School of Information Technology Jl. H. Samali No. 51 Kalibata Jakarta Selatan 12510 Telp. +6221 798 9705 2. Dosen Jurusan Manajemen Informatika, AMIK Raharja Informatika Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692 3. Dosen Jurusan Teknik Informatika, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692
231
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 1. PENDAHULUAN Selain digunakan untuk memudahkan pelaksanaan proses bisnis dan meningkatkan kemampuan kompetitif, pemanfaatan dan penerapan teknologi informasi (TI) juga dapat mempengaruhi kecepatan, efisien dan efektivitas pelaksanaan kegiatan bisnis organisasi (termasuk organisasi yang bergerak dibidang pelaksanaan pendidikan). Selain itu, TI juga telah menawarkan banyak peluang kepada organisasi untuk meningkatkan dan mentransformasi pelayanan, pasar, proses kerja, dan hubunganhubungan bisnis. Dalam aspek penyelenggaraan pendidikan, penerapan TI telah mempengaruhi strategi dan pelaksanaan proses belajar mengajar. Strategi pembelajaran pada era ini telah dipengaruhi oleh TI dan mengarah kepada cara belajar siswa-mahasiswa aktif yang diwarnai dengan problem-base-learning. Dengan demikian, cara belajar guru-dosen aktif semakin ditinggalkan dengan cara melakukan pengayaan dan penggunaan fasilitas teknologi informasi (high impact learning). Konsep pembelajaran high impact learning tersebut, oleh Perguruan Tinggi Raharja diterapkan dengan menciptakan tools pembelajaran Raharja Multimedia Edutainment (RME) yang didukung oleh teknologi informasi. Melalui penerapan TI dengan konsep RME, hasil belajar-mengajar diharapkan eksponensial/non linier, karena RME mengintegrasikan bidang pendidikan dan teknologi informasi. Selain itu, RME juga mengandung konsep Interactive digital multimedia learning (IDML), library by Lecturer, continues improvement, dan entertainment, dilahirkan dan dikembangkan secara bersama oleh Pribadi Raharja. Teknologi ini menuntut penguasaan teknologi informasi dan media multimedia untuk kegiatan pembelajaran mahasiswa. Penggunaan teknologi berbasis multimedia ini digunakan agar proses pembelajaran mahasiswa dapat dilakukan secara interaktif dan mendukung penguasaan informasi serta teknologi baru. Karenanya, penerapan RME pada proses belajar mengajar di Perguruan Tinggi Raharja termasuk strategi higt impact learning dengan ciri-ciri (henderi, 2004): (a) belajar secara interaktif, (b) belajar secara just in time learning, (c) belajar secara hipernavigasi, (d) belajar secara networking, (e) belajar secara kolaboratif, dan (f) belajar secara engaged learning. Selain digunakan sebagai tools pembelajaran, RME juga mempunyai kemampuan dalam menyediakan dan memenuhi kebutuhan informasi yang berhubungan dengan proses belajar mengajar secara cepat, tepat, dan hemat yang merupakan salah satu Critical Success Factor (CSF) bagi sebuah Perguruan Tinggi. Dengan demikian, penggunaan teknologi ini menuntut penguasaan teknologi informasi dan media multimedia yang termasuk teknologi yang relatif baru untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adanya sebuah teknologi baru dibidang informasi-komunikasi berupa tools pembelajaran ini, akan menghasilkan reaksi pada diri penggunanya, yaitu berupa Vol.2 No.3 - Mei 2009
232
ISSN: 1978 - 8282 penerimaan (Acceptance) maupun penolakan (Avoidence). Namun demikian, dengan tidak terbendungnya sebuah teknologi masuk ke dalam suatu proses bisnis, maka perlu diketahui bagaimana penerimaan sebuah teknologi tersebut bagi penggunanya. 2. PERMASALAHAN Masalah yang ingin dikemukakan dan dibahas dalam penelitian ini adalah 1. Apa saja faktor-faktor yang saling berhubungan dan berpengaruh terhadap tingkat penerimaan teknologi khususnya Raharja Multimedia Edutainment bagi para dosen dan mahasiswa di Perguruan Tinggi Raharja ? 2. Bagaimana bentuk model penerimaan teknologi informasi yaitu Raharja Multimedia Edutainment yang diterapkan di Perguruan Tinggi Raharja ? 3. HIPOTESIS Hipotesis umum yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Diduga model yang diajukan pada penelitian ini didukung oleh fakta di lapangan. Hal ini diindikasikan bahwa dugaan matriks varians-kovarians populasi sama dengan matriks varians-kovarians sampel (data observasi) atau dapat dinyatakan Hipotesis-hipotesis khusus pada penelitian ini adalah : 1. Diduga Persepsi Kemudahan menggunakan Raharja Multimedia Edutainment (Perceived Ease of Use/PEOU) berpengaruh terhadap Persepsi Kemanfaatan (Percieved Usefulness/PU). Semakin mudah Raharja Multimedia Edutainment untuk digunakan maka semakin tinggi tingkat kemanfaatannya. 2. Diduga Persepsi Kemanfaatan Raharja Multimedia Edutainment (Percieved Usefulness/PU) berpengaruh terhadap Sikap Pengguna (Attitude Toward Using/ ATU). Semakin tinggi tingkat kemanfaatan software AMOS maka semakin positif sikap pengguna dalam menggunakan Raharja Multimedia Edutainment tersebut. 3. Diduga Persepsi Kemudahan menggunakan Raharja Multimedia Edutainment (Perceived Ease of Use/PEOU) berpengaruh terhadap Sikap Pengguna (Attitude Toward Using/ATU). Semakin mudah Raharja Multimedia Edutainment untuk digunakan maka semakin positif sikap pengguna dalam menggunakan Raharja Multimedia Edutainment tersebut.
233
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 4. Diduga Sikap Pengguna Raharja Multimedia Edutainment (Attitude Toward Using/ ATU) berpengaruh terhadap Perilaku Pengguna (Behavioral Intention to Use/ITU). Semakin positif sikap pengguna dalam menggunakan Raharja Multimedia Edutainment maka semakin meningkat niat untuk menggunakannya. 5. Diduga Persepsi Kemanfaatan Raharja Multimedia Edutainment (Percieved Usefulness/PU) berpengaruh terhadap Perilaku Pengguna (Behavioral Intention to Use/ITU). Semakin tinggi tingkat kemanfaatan Raharja Multimedia Edutainment maka semakin meningkat niat untuk menggunakannya. 6. Diduga Perilaku Pengguna Raharja Multimedia Edutainment (Behavioral Intention to Use/ITU) berpengaruh terhadap Pemakaian Nyata (Actual System Usage/ASU). Semakin tinggi niat untuk menggunakan software AMOS maka semakin positif perilaku dalam menggunakannya. 4. LANDASAN TEORI a. Critical Success Factor (CSF) Secara sederhana, Luftman J (1996) mendefinisikan critical success factirs (CSF) adalah segala hal (sesuatu) yang ada dalam organisasi yang harus dilakukan dengan sukses atau berhasil dengan baik. Definisi ini selanjutnya dalam pembahasan penelitian ini diterjemahkan dalam konteks konseptual, dimana critical success factirs (CSF) merupakan factor kunci efektivitas perencanaan penerapan teknologi informai oleh organisasi. b. Raharja Multimedia Edutainment (RME) Raharja Multimedia Edutainment (RME) adalah sebuah tools pembelajaran berbasis teknologi informasi yang mengandung konsep Interactive digital multimedia learning (IDML), library by lecturer, continues improvement, dan entertainment, recource sharing, dilahirkan dan dikembangkan secara bersama oleh Pribadi Raharja (Rahardja Untung, Henderi, et all: 2007). Raharja Multimedia Edutainment merupakan strategi implementasi teknologi baru pada kegiatan pembelajaran di Perguruan Tinggi Raharja. Teknologi ini menuntut penguasaan teknologi informasi dan media multimedia untuk kegiatan pembelajaran mahasiswa. Penggunaan teknologi berbasis multimedia ini digunakan agar proses pembelajaran mahasiswa dapat dilakukan secara interaktif dan mendukung penguasaan informasi serta teknologi baru.
c. Technology Acceptance Model (TAM) Model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer, diantaranya yang tercatat dalam berbagai literatur dan referensi hasil riset dibidang teknologi informasi adalah Technology Acceptance Model (TAM). Vol.2 No.3 - Mei 2009
234
ISSN: 1978 - 8282 Model TAM sebenarnya diadopsi dari model TRA (Theory of Reasoned Action) yaitu teori tindakan yang beralasan dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut (Ajzen,1975) pada (DAVIS 1989). Reaksi dan persepsi pengguna TI akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan pengguna TI, yaitu salah satu faktor yang dapat mempengaruhi adalah persepsi pengguna antar kemanfaatan dan kemudahan penggunaan TI sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks pengguna teknologi informasi sehingga alasan seseorang dalam melihat manfaat dan kemudahan penggunaan TI menjadikan tindakan orang tersebut dapat menerima penggunaan TI. Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis, menjelaskan prilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), intensitas (intention), dan hubungan perilaku pengguna (user behaviour relationship). Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna TI terhadap penerimaan pengguna TI, secara lebih terinci menjelaskan penerimaan TI dengan dimensi-dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi dengan mudah diterimanya TI oleh si pengguna (user). Model ini menempatkan faktor sikap dari tiap-tiap perilaku pengguna dengan dua variabel yaitu: (a) Kemudahan penggunaan (ease of use), (b) Kemanfaatan (usefulness). Kedua variabel ini dapat menjelaskan aspek keperilakuan pengguna (Davis 1989) dalam Iqbaria et al, 1997). Kesimpulannya adalah model TAM dapat menjelaskan bahwa persepsi pengguna akan menentukan sikapnya dalam penerimaan penggunaan TI. Model ini secara lebih jelas menggambarkan bahwa penerimaan penggunaan TI dipengaruhi oleh kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use). Tingkat penerimaan pengguna teknologi informasi ditentukan oleh 6 konstruk yaitu: Variabel dari luar sistem (external variable), Persepsi pengguna terhadap kemudahan (perceived ease of use), persepsi pengguna terhadap kegunaan (perceived usefulness), sikap pengguna (attitude toward using), kecenderungan tingkah laku (behavioral intention), dan pemakaian aktual (actual usage) (DAVIS 1989).
Gambar 1 Technology Acceptance Model (TAM) (DAVIS 1989)
235
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
d. Perceived Ease of Use (PEOU) Persepsi kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami. Beberapa indikator kemudahan penggunaan teknologi informasi (DAVIS 1989) meliputi: a. Komputer sangat mudah dipelajari b. Komputer mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh pengguna c. Keterampilan pengguna dapat bertambah dengan menggunakan komputer d. Komputer sangat mudah untuk dioperasikan e. Perceived Usefulness (PU) Persepsi kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana kepercayaan seseorang terhadap penggunaan sesuatu akan dapat meningkatkan prestasi kerja orang yang menggunakannya (DAVIS 1989). Beberapa dimensi tentang kegunaan TI, dimana kegunaan tersebut dibagi kedalam dua kategori, yaitu: 1) kegunaan dengan estimasi satu faktor, dan 2) kegunaan dengan estimasi dua faktor (Kegunaan dan efektivitas) (Todd, 1995) pada (NASUTION 2004). Kegunaan dengan satu faktor meliputi : a. Menjadikan pekerjaan lebih mudah b. Bermanfaat c. Menambah produktivitas d. Mempertinggi efektivitas e. Mengembangkan kinerja pekerjaan
a. b.
Sedangkan kegunaan dengan estimasi dua faktor meliputi dimensi-dimensi: Kegunaan meliputi dimensi: menjadikan pekerjaan lebih mudah, bermanfaat, menambah produktivitas Efektivitas meliputi dimensi: mempertinggi efektivitas, mengembangkan kinerja pekerjaan
f. Attitude Toward Using (ATU) Attitude toward using the system yang dipakai dalam TAM didefinisikan sebagai suatu tingkat penilaian yang dirasakan (negatif atau positif) yang dialami sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya (DAVIS 1989). Peneliti lain menyatakan bahwa faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang terdiri atas komponen kognisi (cognitive), afeksi (affective), dan komponen-komponen yang berkaitan dengan perilaku (behavioral components). (Thompson 1991) pada (NASUTION 2004).
Vol.2 No.3 - Mei 2009
236
ISSN: 1978 - 8282
g. Intention to Use (ITU) Intention to Use adalah kecenderungan tingkah laku untuk mengetahui seberapa kuat perhatian seorang pengguna untuk menggunakan sebuah teknologi. Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dengan akurat dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginanan menambah peripheral pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain (DAVIS 1989). Peneliti selanjutnya menyatakan bahwa sikap perhatian untuk menggunakan adalah prediksi yang baik untuk mengetahui Actual Usage (MALHOTRA 1999). h. Actual System Usage (ASU) Perilaku pemakaian nyata pertama kali dikonsepkan dalam bentuk pengukuran frekuensi dan durasi waktu terhadap penggunaan sebuah teknologi (DAVIS 1989). Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi perilaku nyata pemakai (Iqbaria 1997). 5. Metodologi Penelitian 5.1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian Explaratory, yaitu penelitian yang berisi pembuktian hipotesa yang dibangun melalui teori dengan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM), diuji menggunakan perangkat lunak AMOS. 5.2. Populasi dan Sampel Penelitian Metode yang digunakan untuk mendapatkan data empiris melalui kuesioner berskala Semantik diferensial. Dengan metode ini diharapkan dapat diperoleh rating penerimaan pengguna Raharja Multimedia Edutainment pada Perguruan Tinggi Raharja dan memperkecil kesalahan dalam penelitian. Populasi pengguna Raharja Multimedia Edutainment pada Perguruan Tinggi Raharja adalah dosen dan mahasiswa di Perguruan Tinggi Raharja. Jumlah dosen dan mahasiswa yang hendak dijadikan responden adalah sebanyak 120 responden, dimana 60% adalah dosen dan 40% lagi adalah mahasiswa. 5.3. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data atau fakta yang bersifat teoritis yang berhubungan dengan penelitian ini dilakukan penelitian kepustakaan, dengan cara mempelajari literaturliteratur, jurnal-jurnal penelitian, bahan kuliah dan sumber-sumber lain yang ada hubungannya dengan permasalahan yang penulis bahas.
237
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 Selain melalui penelitian pustaka, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara menggunakan kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang dibuat untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara variabel Persepsi Kemudahan Menggunakan (Perceived Ease of Use/PEOU), Persepsi Kemanfaatan (Perceived Usefulness/PU), Sikap Pengguna (Attitude Toward Using/ATU), Perilaku Pengguna (Behavioral Intention To Use /ITU) dan Perilaku Nyata (Actual System Usage/ASU) dari responden terhadap Raharja Multimedia Edutainment pada Perguruan Tinggi Raharja. 5.4. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner yang dibuat dengan menggunakan closed questions. Dengan menggunakan closed questions, responden dapat dengan mudah menjawab kuesioner dan data dari kuesioner itu dapat dengan cepat dianalisis secara statistik, serta pernyataan yang sama dapat diulang dengan mudah. Kuesioner yang dibuat dengan menggunakan skala interval atau Semantec Differential. 5.4.1. Konstruk Eksogenous (Exogenous Constructs) Konstruk ini dikenal sebagai sources variables atau independen variabel yang tidak diprediksi oleh variabel yang lain dalam model. Pada penelitian ini konstruk eksogenous meliputi Perceived Ease of Use (PEOU) yaitu suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa sebuah teknologi dapat dengan mudah digunakan. 5.4.2. Konstruk Endogen (Endogenous Constructs) Adalah faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk. Konstruk endogen dapat memprediksi satu atau beberapa konstruk endogen lainnya, tetapi konstruk endogen hanya dapat berhubungan kausal dengan konstruk endogen. Pada penelitian ini konstruk endogen meliputi Perceived Usefulness (PU), Attitude Toward Using (ATU), Intention To Use (ITU) dan Actual System Usage (ASU). Dengan jumlah kuesioner yang disebarkan hanya sebanyak 120 eksemplar dan mengantisipasi tingkat pengembalian yang rendah, maka penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi palingmoderat, yaitu sebesar 10% dengan asumsi untuk mengolah kuesioner dengan jumlah yang mendekati batas minimal sampel yang dipersyaratkan. 5.4.3. Konversi diagram alur ke dalam persamaan Setelah langkah 1 dan 2 dilakukan, peneliti dapat memulai mengkonversi spesifikasi model tersebut kedalam rangkaian persamaan, diantaranya adalah: Persamaan-persamaan Struktural (Structural Equations)
Vol.2 No.3 - Mei 2009
238
ISSN: 1978 - 8282 Persamaan ini dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstuk, dengan membentuk model pengukuran variabel laten eksogenous dan endogenous, bentuk persamaannya antara lain: PU = ã11PEOU + ò1 (1) ATU = ã21PEOU + â21PU + ò2 (2) ITU = â32ATU + â31PU + ò3 (3) ASU = â43ITU + ò4 (4) Persamaan spesifikasi model pengukuran (Measurement Model) Peneliti menentukan variabel mana mengukur konstruk mana, serta serangkaian matriks yang menunjukkan korelasi yang dihipotesakan antar konstruk atau variabel. Bentuk persamaan indikator variabel laten eksogenous dan indikator variabel laten endogenous antara lain : Persamaan pengukuran indikator variabel eksogenous X1 = ë11PEOU + ä1 X2 = ë21PEOU + ä2 X3 = ë31PEOU + ä3 X4 = ë41PEOU + ä4 X5 = ë51PEOU + ä5 Persamaan pengukuran indikator variabel endogenous y1 = ë11PU + å1 y2 = ë21PU + å2 y3 = ë31PU + å3 y4 = ë41PU + å4 y5 = ë51PU + å5 y6 = ë62ATU + å6 y7 = ë72ATU + å7 y8 = ë82ATU + å8 y9 = ë93ITU + å9 y10 = ë103ITU + å10 y11 = ë113ITU+ å11 y12 = ë124ASU+ å12 y13 = ë134ASU+ å13 y14 = ë144ASU+ å14 dimana kedua variabel eksogenous dan variabel endogenous ini penjelasannya dapat dilihat pada tabel 1. Variabel Penelitian yang Diobservasi dibawah ini.
239
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 Tabel 1 Variabel Penelitian yang Diobservasi
5.4.4. Pengujian Model Berbasis Teori Pengujian model berbasis teori dilakukan dengan menggunakan software AMOS Versi 17.0. Berikut ini adalah hasil pengujian model tersebut :
Gambar 2 Hasil Model Awal Penelitian
Vol.2 No.3 - Mei 2009
240
ISSN: 1978 - 8282 Hipotesis yang menjelaskan kondisi data empiris dengan model/teori adalah : H0 :Data empirik identik dengan teori atau model (Hipotesis diterima apabila P 0.05). : Data empirik berbeda dengan teori atau model (Hipotesis ditolak apabila P < H1 0.05. Berdasarkan Gambar 2 diperlihatkan bahwa model teori yang diajukan pada penelitian ini tidak sesuai dengan model populasi yang diobservasi, karena diketahui bahwa nilai probability (P) tidak memenuhi persyaratan karena hasilnya di bawah nilai yang direkomendasikan yaitu > 0.05 (GHOZALI 2005). Untuk sementara dapat disimpulkan bahwa output model belum memenuhi persyaratan penerimaan Ho, sehingga tidak dapat dilakukan uji hipotesis selanjutnya. Namun demikian, agar model yang diajukan dinyatakan fit, maka dapat dilakukan modifikasi model sesuai dengan yang disarankan oleh AMOS. Penelitian ini menggunakan Model Developmental Strategy, strategi ini memungkinkan dilakukannya modifikasi model jika model yang diajukan belum memenuhi persyaratan yang direkomendasikan. Modifikasi dilakukan untuk mendapatkan model yang fit (sesuai) dengan persyaratan pengujian (WIDODO 2006). Berdasarkan justifikasi teoritis yang telah ada, maka dilakukan modifikasi model dengan asumsi perubahan model struktural harus dilandasi dengan teori yang kuat (GHOZALI 2005). Berdasarkan hasil Estimasi dan Regression Wieght, maka dilakukan modifikasi dengan menghapus variabel indikator yang bukan merupakan konstruktor yang valid bagi suatu variabel laten pada model struktural yang diajukan. Jika nilai stimate pada loading factor dari suatu variabel indikator < 0.5 maka indikator tersebut hendaknya di drop (dihapus) (GHOZALI 2004). Selanjutnya untuk melihat signifikansi (Sig), nilai yang dipersyaratkan adalah <0.05. Jika nilai Sig > 0.05 maka dapat dikatakan bahwa indikator tersebut bukan merupakan konstruktor yang valid bagi suatu variebel laten dan sebaiknya hal ini di drop (dihapus) (WIDODO 2006). Modifikasi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan nilai Probability > 0.05 sehingga model dinyatakan fit (sesuai). Pada penelitian ini modifikasi dilakukan dalam tiga tahap. Langkah pertama untuk melakukan modifikasi terhadap model yang dibangun adalah dengan menghapus X3 (kemudahan untuk dipelajari) dan X5 (kemudahan untuk dipahami) yang merupakan indikator yang valid bagi pengukuran PEOU (Perceived Ease of Use). Penghapusan dilakukan karena loading factor untuk indikator yang nilainya rendah yaitu di bawah 0.50 dikeluarkan dari model. Langkah kedua untuk melakukan modifikasi terhadap model yang dibangun adalah dengan menghapus Y5 (menghemat biaya) yang merupakan indikator yang 241
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 valid bagi pengukuran PU (Perceived Usefulness). Penghapusan dilakukan karena loading factor untuk indikator yang nilainya rendah yaitu di bawah 0.50 dikeluarkan dari model. Langkah ketiga untuk melakukan modifikasi terhadap model yang dibangun adalah dengan menghapus Y14 (kepuasan pelanggan) yang merupakan indikator yang valid bagi pengukuran ASU (Actual System Usage). Penghapusan dilakukan karena loading factor untuk indikator yang nilainya rendah yaitu di bawah 0.50 dikeluarkan dari model. Tabel 2 Langkah Modifikasi
Setelah dilakukan modifikasi model, maka didapatkan model yang fit seperti yang tertera pada Gambar 3.
Gambar 3 Hasil Pengujian Model Akhir Penelitian
Vol.2 No.3 - Mei 2009
242
ISSN: 1978 - 8282
5.4.5. Uji Kesesuaian Model Kriteria fit atau tidaknya model tidak hanya dilihat dari nilai probability nya tapi juga menyangkut kriteria lain yang meliputi ukuran Absolut Fit Measures, Incremental Fit Measures dan Parsimonious Fit Measaures. Untuk membandingkan nilai yang didapat pada model ini dengan batas nilai kritis pada masing-masing kriteria pengukuran tersebut, maka dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
(Sumber :Olah data AMOS 17.0 sesuai dengan batas nilai kritis (WIDODO 2006) Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dikatakan secara keseluruhan model dinyatakan fit (sesuai). model yang diajukan pada penelitian ini didukung oleh fakta di lapangan. Hal ini diindikasikan bahwa dugaan matriks varians-kovarians populasi sama dengan matriks varians-kovarians sampel (data observasi) atau dapat dinyatakan
Pada penelitian ini dilakukan analisis model dua tahap yaitu analisis CFA (Confirmatory Factor Analysis) dan selanjutnya analisis full model. Kedua analisis tersebut mengindikasikan bahwa model dinyatakan fit (sesuai) baik untuk masingmasing variabel laten maupun untuk model secara keseluruhan.
243
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 6. Hasil Pengujian 6.1. Uji Parameter Model Pengukuran Variabel Laten Pengujian ini berkaitan dengan pengujian validitas dan reliabilitas. 1. Pengujian Validitas Pengujian terhadap validitas variabel laten dilakukan dengan melihat nilai Signifikansi (Sig) yang diperoleh tiap variabel indikator kemudian dibandingkan dengan nilai Ü (0.05). Jika Sig d” 0.05 maka Tolak H0, artinya variabel indikator tersebut merupakan konstruktor yang valid bagi variabel laten tertentu (WIDODO 2006). A. Variabel Laten Eksogen 1. PEOU (Perceived Ease of Use) Tabel 3 Uji Parameter Variabel PEOU
B. Variabel Laten Endogen 1. PU (Perceived Usefulness) Tabel 4 Uji Parameter Variabel PU
Vol.2 No.3 - Mei 2009
244
ISSN: 1978 - 8282 2. ATU (Attitude Toward Using) Tabel 5 Uji Parameter Variabel ATU
3. ITU (Intention to Use) Tabel 6 Uji Parameter Variabel ITU
4. ASU (Actual System Usage) Tabel 7 Uji Parameter Variabel ASU
2. Pengujian Reliabilitas 1. Pengujian Secara Langsung Pengujian ini dapat dilihat secara langsung dari output AMOS dengan melihat 2 R (Squared Multiple Correlation). Reliabilitas dari suatu indikator dapat dilihat dengan mempertahankan nilai R2. R2 menjelaskan mengenai seberapa besar
245
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 proporsi varians indikator yang dijelaskan oleh variabel laten (sedangkan sisanya dijelaskan oleh measurement error) oleh Ghozali (2005), (WIBOWO 2006). Hasil output AMOS mengenai nilai R2 (Squared Multiple Correlation) adalah sebagai berikut : Tabel 8 Squared Multiple Correlation untuk variabel X (Eksogen)
Tabel 9 Squared Multiple Correlation untuk variabel Y (Endogen)
Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel indikator X12 memiliki nilai R2 tertinggi yaitu sebesar 0.780 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel laten PEOU berkontribusi terhadap varians X12 sebesar 78 % sedangkan sisanya 22 % dijelaskan oleh measurement error. Variabel indikator Y16 merupakan indikator yang paling kurang realibel dari variabel laten ITU, karena nilai R2 yang dimilikinya adalah paling kecil dibandingkan dengan variabel indikator lainnya. Hasil output di atas menghasilkan uji reliabilitas secara individual. 2. Pengujian Tidak Langsung Dengan melakukan uji reliabilitas gabungan, pendekatan yang dianjurkan adalah adalah mencari nilai besaran Composite Reliability dan Variance Extracted dari masing-masing variabel laten dengan menggunakan informasi pada loading factor dan measurement error. Composite Reliability menyatakan ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk/laten yang umum. Sedangkan Variance Extracted menunjukkan indikator-indikator tersebut telah mewakili secara baik konstruk laten yang dikembangkan (GHOZALI 2005) dan (FERDINAND).
Vol.2 No.3 - Mei 2009
246
ISSN: 1978 - 8282
Composite Reability diperoleh dengan rumus sebagai berikut : Constuct – Reability
=
Variance extracted dapat diperoleh melalui rumus dibawah ini: Variance – extracted =
Tabel 10 Uji Reliabilitas Gabungan
Pada Tabel di atas terlihat bahwa PEOU, PU, ATU dan ITU memiliki nilai Composite Reliability di atas 0.70. Sedangkan ASU nilai Composite Reliability nya masih di bawah 0.70 tetapi masih dapat dikatakan realibel karena masih berada pada range nilai yang diperbolehkan. Batas nilai kritis yang direkomendasikan untuk Composite Reliability adalah 0.70. Namun angka tersebut bukanlah sebuah ukuran yang “mati”. Artinya, bila penelitian yang dilakukan bersifat eksploratori, maka nilai di bawah batas kritis tersebut (0.70) pun masih dapat diterima (FERDINAND 2002). Nunally dan Berstein (1994) dalam (WIDODO 2006) memberikan pedoman bahwa dalam penelitian eksploratori, nilai reliabilitas di antara 0.5 – 0.6 dinilai sudah mencukupi untuk menjustifikasi sebuah hasil penelitian. Variabel laten PEOU, PU, ATU, ITU dan ASU mememuhi batas nilai Variance Extracted yaitu e” 0.50. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa masing-masing variabel memiliki realibilitas yang baik.
247
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis ini untuk mengetahui pengaruh antar variabel laten—external system—seperti pada tabel 11 Hasil Pengujian Hipotesis di bawah ini. Tabel 11 Hasil Pengujian Hipotesis
Berdasarkan Tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa : 1. Variabel Perceived Ease of Use (PEOU) berpengaruh terhadap variabel Perceived Usefulness (PU) 2. Variabel Perceived Usefulness (PU) berpengaruh terhadap variabel Attitude Toward Using (ATU). 3. Variabel Perceived Ease of Use (PEOU) berpengaruh terhadap Attitude Toward Using (ATU). 4. Variabel Attitude Toward Using (ATU) berpengaruh terhadap variabel Intention to Use (ITU). 5. Variabel Perceived Usefulness (PU) berpengaruh terhadap variabel Intention to Use (ITU). 6. Variabel Intention to Use (ITU) berpengaruh terhadap variabel Actual System Usage(ASU). Berdasarkan uji hipotesis di atas, maka dapat dijelaskan bahwa penggunaan software RME dipengaruhi oleh 5 variabel laten yaitu Perceived Ease of Use (PEOU), Perceived Usefulness (PU) , Actual System Usage (ASU), Intention to Use (ITU) dan Attitude Toward Using (ATU). 6.2. Interpretasi Model Berdasarkan modifikasi model dan hasil pengujian hipotesis, maka dapat dijelaskan bahwa model yang didapatkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Vol.2 No.3 - Mei 2009
248
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 4 Model Penelitian
Berdasarkan model pada gambar 4 didapatkan bahwa model pada penelitian ini adalah model TAM (Technology Acceptance Model) oleh Davis (1989) . Variabel yang mempengaruhi penggunaan software RME pada penelitian ini meliputi PU (Perceived Usefulness), PEOU (Perceived Easy of Use), Attitude Toward Using (ATU), Intention to Use (ITU) dan ASU (Actual System Usage ). Variabel kemudahan (PEOU) penggunaan software RME berpengaruh terhadap variabel kemanfaatannya (PU), sesuai dengan ([DAVIS 1989], 320). Artinya semakin mudah software RME untuk digunakan maka semakin meningkat kemanfaatan software tersebut dapat dikatakan bahwa faktor utama software RME diterima dengan baik oleh penggunanya adalah karena software mudah untuk digunakan. Variabel kemudahan (PEOU) penggunaan software RME berpengaruh terhadap Attitude Toward Using (ATU). Mudahnya menggunakan software RME menimbulkan sikap positif untuk menggunakannya. Variabel kemanfaatan (PU) berpengaruh terhadap Attitude Toward Using (ATU) dimana setelah pengguna mengetahui manfaatnya maka akan menimbulkan sikap positif untuk menggunakannya.
249
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 Variabel kemanfaatan (PU) berpengaruh terhadap Variabel Intention to Use (ITU) dimana setelah pengguna mengetahui manfaatnya maka akan timbul niat untuk menggunakannya. Variabel Attitude Toward Using (ATU) berpengaruh terhadap Intention to Use (ITU) dimana sikap yang potif untuk menggunakan software RME menimbulkan niat untuk menggunakannya. Variabel Intention to Use (ITU) berpengaruh terhadap ASU (Actual System Usage) dimana niat untuk menggunakan software RME menimbulkan perilaku pengguna untuk menggunakannya. Dari model yang ada pada gambar 4 terlihat bahwa Variabel yang mempengaruhi penggunaan software RME pada penelitian ini meliputi PU (Perceived Usefulness), PEOU (Perceived Easy of Use), Attitude Toward Using (ATU), Intention to Use (ITU) dan ASU (Actual System Usage ). Menurut Ajzen (1988), banyak sekali perilaku-perilaku yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dibawah kontrol kemauan (volitional control) pelaku. Melakukan perilaku dibawah kontrol kemauan (volitional control) adalah melakukan kegiatan perilaku atas kemauannya sendiri. Perilaku-perilaku dibawah kontrol kemauan ini disebut dengan perilaku volitional (volitional behaviour) yang didefinisikan sebagai perilaku-perilaku yang individual-individual menginginkannya atau menolak tidak menggunakannya jika mereka memutuskan untuk melawannya. Perilaku-perilaku volitional (volitional behaviour) disebut juga dengan istilah perilaku-perilaku yang diinginkan (willfull behaviours). Lawan dari perilaku atas kemauan sendiri (volitional behaviour) adalah perilaku diwajibkan (mandatory behaviour) adalah perilaku yang bukan atas kemauannya sendiri tetapi karena memang tuntutan atau kewajiban dari kerja. Perilaku yang diwajibkan misalnya adalah perilaku operator komputer menggunakan komputer untuk memasukkan data. Sebenarnya software RME adalah model mandatory yaitu model dimana perilaku diwajibkan (mandatory behaviour) / perilaku yang bukan atas kemauannya sendiri tetapi karena memang tuntutan atau kewajiban dari kerja. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan uji kembali dengan meniadakan Attitude Toward Using (ATU) dan Intention to Use (ITU). Akhirnya didapatkan model akhir sebagai berikut :
Vol.2 No.3 - Mei 2009
250
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 5 Model Akhir Penelitian
Model akhir penelitian ini diuji-ulang dengan software AMOS untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas setiap indikator ketiga variabel serta uji hipotesis untuk mengetahui tingkat pengaruh antara variabel eksogen terhadap kedua variabel endogen dan pengaruh antar kedua variabel endogen seperti pada beberapa tabel di bawah ini. 6.3. Uji Validitas Model Akhir A. Variabel Laten Eksogen PEOU (Perceived Ease of Use) Tabel 12 Uji Parameter Variabel PEOU
251
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 B. Variabel Laten Endogen 1. PU (Perceived Usefulness) Tabel 13 Uji Parameter Variabel PU
2. ASU (Actual System Usage) Tabel 14 Uji Parameter Variabel ASU
Uji Reliabilitas Pengujian Secara Langsung Hasil nilai R2 (Squared Multiple Correlation) adalah seperti pada tabel 15 dan tabel 16 di bawah ini. Tabel 15 Squared Multiple Correlation untuk variabel X (Eksogen)
Vol.2 No.3 - Mei 2009
252
ISSN: 1978 - 8282 Tabel 16 Squared Multiple Correlation untuk variabel Y (Endogen)
Dimana variabel indikator Y13 memiliki nilai R2 tertinggi yaitu sebesar 0.851 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel laten ASU berkontribusi terhadap varians sebesar 85 % sedangkan sisanya 15 % dijelaskan oleh measurement error. Variabel indikator Y4 merupakan indikator yang paling kurang reliable dari variabel laten PU, karena nilai R2 yang dimilikinya adalah paling kecil dibandingkan dengan variabel indikator lainnya. Hasil output di atas menghasilkan uji reliabilitas secara individual. Uji Hipotesis Tabel 17 Hasil Pengujian Hipotesis
Berdasarkan model pada gambar 5 didapatkan bahwa model akhir pada penelitian ini adalah modifikasi dari model TAM (Technology Acceptance Model) oleh Davis (1989). Variabel yang mempengaruhi penggunaan software RME pada penelitian ini meliputi PU (Perceived Usefulness), PEOU (Perceived Easy of Use) dan ASU (Actual System Usage ). Variabel kemudahan (PEOU) penggunaan software RME berpengaruh terhadap variabel kemanfaatannya (PU), sesuai dengan (DAVIS 1989). Artinya semakin mudah software RME untuk digunakan maka semakin meningkat kemanfaatan software tersebut dapat dikatakan bahwa faktor utama software RME diterima dengan baik oleh penggunanya adalah karena software mudah untuk digunakan. Variabel kemudahan (PEOU) penggunaan software RME berpengaruh terhadap ASU (Actual System Usage ). Mudahnya menggunakan software RME menimbulkan perilaku pengguna untuk menggunakannya.
253
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 Variabel kemanfaatan (PU) berpengaruh terhadap ASU (Actual System Usage). Pengguna RME setelah pengguna mengetahui manfaatnya maka akan menimbulkan perilaku pengguna untuk menggunakannya. 7. Kesimpulan Berdasarkan pengujian-pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Model penelitian pada penelitian ini adalah mandatory artinya model yang dibuat harus dipakai oleh pengguna atau diwajibkan jadi sikap dan niat untuk menggunakan tidak diperhatikan. 2. Model akhir yang diperoleh pada penelitian ini adalah modifikasi dari model TAM (Technology Acceptance Model) oleh [DAVIS 1989]. 3. Variabel yang mempengaruhi penggunaan software RME pada penelitian ini meliputi PU (Perceived Usefulness), PEOU (Perceived Easy of Use) dan Actual System Usage (ASU). 4. Variabel Perceived Ease of Use (PEOU) berpengaruh terhadap variabel Perceived Usefulness (PU) 5. Variabel Perceived Usefulness (PU) berpengaruh terhadap variabel Actual System Usage (ASU). 6. Variabel Perceived Ease of Use (PEOU) berpengaruh terhadap variabel Actual System Usage (ASU). 8. Saran Adapun saran yang diajukan sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan adalah: 1. Penggunaan software RME harus didukung secara penuh oleh pihak manajemen dan diberikan fasilitas pendukung untuk matakuliah tertentu, misalnya adanya software windows media player untuk menonton video. 2. Penggunaan software RME dari segi sistemnya harus dikembangkan lagi untuk kemanfaatannya misalnya untuk absensi mahasiswa sehingga dosen dengan menggunakan software RME dapat memantau kehadiran mahasiswa. 3. Moderating factor untuk the basic structure of user TAM / the factor of interest terdiri dari gender, age, experience, intelectual capacity dan type of techonolgy. Pada penelitian ini moderating factornya tidak terlalu diperhatikan dan diharapkan pada penelitan selanjutnya moderating factor tersebut harus diperhatikan dengan baik karena dengan memperhatikan moderating factor hasilnya akan lebih baik dan model yang dihasilkan juga baik.
Vol.2 No.3 - Mei 2009
254
ISSN: 1978 - 8282
4. Indicator user interface (dependent variabel) pada TAM terdiri dari attitude (affect, cognition), behavioural intention dan actual usage. Pada penelitian ini mengaju pada 5 variabel yaitu PU (Perceived Usefulness), PEOU (Perceived Easy of Use), Attitude Toward Using (ATU), Intention to Use (ITU) dan ASU (Actual System Usage ). Diharapkan pada penelitian selanjutnya mengaju kepada 3 kompenen dasar tersebut. 5. Factor contributing user acceptance (independent variable) pada TAM terdiri dari usefulness (perceived), easy of use (perceived), playfulness, subjectiveness, dan facilitating conditions. Pada penelitian ini Factor contributing user acceptancenya tidak terlalu diperhatikan dan diharapkan pada penelitan selanjutnya factor contributing user acceptance harus diperhatikan dengan baik karena dengan memperhatikan factor contributing user acceptance hasilnya akan lebih baik dan model yang dihasilkan juga baik. 6. The basic structure of uses technology acceptance dari TAM terbentuk dari moderating factor yang terbagi menjadi dua variable yaitu independent variable dan dependent variable. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dua variable tersebut diperhatikan dengan baik. 7. Dalam sistem yang bersifat mandatory, masalah sikap dan niat tidak perlu diperhatikan karena memang ciri dari sifat mandatory ini adalah dipaksakan atau diwajibkan. Dalam penelitian selanjutnya jika menggunakan model mandatory maka sikap dan niat tidak perlu diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA 1. Davis F. D.(1989), Perceived Usefulness, Perceived ease of use of Information Technology, Management Information System Quarterly. 2. Fahmi Natigor Nasution (2004), “Teknologi Informasi Berdasarkan Apek Perilaku (Behavior Ascpect)”, USU Digital Library. 3. Ghozali, Imam A. (2005), Model Persamaan Struktural–konsep dan aplikasi dengan program AMOS Ver.5.0., Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. 4. Henderi, (2004), Internet: Sarana Strategis Belajar Berdampak Tinggi, Jurnal Cyber Raharja, Edisi 1 Tahun I (Hal. 6-9), Perguruan Tinggi Raharja 5. Iqbaria, Zinatelli (1997), Personal Computing Acceptance Factors in Small Firm : A Structural Equation Modelling, Management Information System Quarterly. 6. Jogiyanto (2007), “Sistem Informasi Keprilakuan” ,Andi, Yogyakarta.
255
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 Luftman J (1996), Competing in The Informatioan Age – Strategic Aligment in Practise, ed. By J. Luftman. Oxfort University Press 8. Untung Rahardja, Henderi, Rosdiana (2007), Raharja Multimedia Edutainment Menunjang Proses Belajar di Perguruan Tinggi Raharja, Cyber Raharja, Edisi 7 Tahun IV (Hal. 95-104) Perguruan Tinggi Raharja 9. Widodo, Prabowo, P.(2006), Statistika : Analisis Multivariat. Seri Metode Kuantitatif. Universitas Budi Luhur, Jakarta. 10. Yogesh Malhotra & Dennis F. Galetta (1999), “Extending The Technology Acceptance Model to Account for Social Influence”. 7.
Vol.2 No.3 - Mei 2009
256
ISSN: 1978 - 8282
PENGELOLAAN BANDWTIH MENGGUNAKAN METODE BANJARSARI BANDWITH MANAGEMENT PADA ISP WAN Aqwam Rosadi Kardian1 Asep Saefullah2 Email:
[email protected];
[email protected]
ABSTRAKSI Bandwidth merupakan banyaknya ukuran suatu data atau informasi yang dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain dalam sebuah network di waktu tertentu. Sering dijumpai bahwa proses akses komunikasi dan infromasi data pada tiap pengguna yang terhubung ke BTS terasa lambat, hal ini disebabkan karena kapasitas Bandwidth (Jalur Data) yang sudah ada tidak mencukupi (over load). Padahal apabila digunakan sesuai dengan kebutuhan bandwith yang ada masih mencukupi, oleh karena itu perlu dilakukan suatu tindakan untuk menghindari penggunaan bandwidth yang berlebihan pada masing-masing pengguna sehingga Bandwidth yang besar digunakan lebih optimal, efesien dan mencapai QOS (Quality Of Service). Dengan menggunakan perangkat Bandwidth Management BANJARSARI yang diterapkan pada Wide Area Network (WAN) maka dapat dihasilkan suatu penggunaan bandwith yang lebih optimal dan dapat diatur serta dapat dibuat suatu bandwith Guarantee untuk setiap aplikasi yang digunakan. Kata Kunci : Manajement Badwith, WAN, Network Operating System (NOS)
PENDAHULUAN Seperti telah diketahui bahwa dalam melakukan perkerjaan sehari-hari di kantor, memerlukan beberapa alat untuk menunjang aktifitas pekerjaan dikantor, salah satu diantaranya adalah komputer, apalagi untuk suatu perusahaan berskala besar yang jumlah komputernya bisa mencapai ratusan bahkan bisa ribuan. Komputer yang ada di dalam perusahaan tersebut tidaklah berdiri sendiri atau dengan kata lain terdapat beberapa Host (Server) yang dijadikan sebagai penyimpan data ataupun aplikasi yang digunakan oleh user. Kumpulan beberapa komputer yang terhubung antara satu dengan yang lainnya tercakup dalam suatu jaringan lokal yang sering disebut Lokal Area Network (LAN).
1. Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Jakarta Jl. BRI Radio Dalam, Jakarta Selatan Telp. 021-7397973 2. Dosen Jurusan Sistem Komputer, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 5529692
257
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 Pada kantor pemakaian komputer tetaplah diperlukan, dengan jumlah yang tidak sedikit. Pada kantor mereka membentuk suatu jaringan komputer lokal sendiri, dimana masingmasing komputer terhubung antara satu dengan yang lainnya dengan menggunakan suatu perangkat yang disebut dengan Switch. Namun pemakaian komputer yang terbatas pada ruang sangat terbatas untuk mendapatkan informasi yang lebih luas, untuk itulah perlu sekali dihubungkan ke internet ( International Networking ) dimana informasi dapat dengan mudah diakses. Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan dengan yang lainnya dan terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui sistem kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar informasi, dokumen dan data. mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan hardware atau software yang terhubung dengan jaringan, tiap komputer, printer dan perangkat lain yang terhubung dalam jaringan disebut Node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node. LANDASAN TEORI Sebuah jaringan biasanya terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling berhubungan diantara satu dengan yang lainnya, dan saling berbagi sumber daya misalnya CDROM, Printer, Pertukaran File, atau memungkinkan untuk saling berkomunikasi secara elektronik. Komputer yang terhubung tersebut dimungkinkan berhubungan dengan media kabel, saluran telepon, gelombang radio, satelit atau infrared. (Dian Ardiansyah, 2004). Wide Area Network (WAN) Wide Area Network (WAN) adalah sebuah jaringan yang memiliki jarak yang sangat luas, karena radiusnya mencakup sebuah Negara dan Benua. Pada sebagian besar WAN, komponen yang dipakai dalam berkomunikasi biasanya terdiri dari dua komponen, yaitu kabel transmisi dan elemen switching. Kabel transmisi berfungsi untuk memindahkan bits-bits dari satu komputer ke komputer lainnya, sedangkan elemen switching adalah sebuah komputer khusus yang digunakan untuk menghubungkan dua buah kabel transmisi atau lebih. Saat data yang dikirimkan sampai ke komputer penerima, elemen switching harus memilih komputer pengirim untuk meneruskan paket-paket data tersebut. Bentuk jaringan WAN dapat dilihat seperti tampak pada gambar 3 di bawah ini :
Vol.2 No.3 - Mei 2009
258
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 1. Bentuk Jaringan WAN Pada sebagian besar WAN, jaringan terdiri dari sejumlah banyak kabel atau saluran telepon yang menghubungkan sepasang Router. Bila dua router yang tidak menggunakan kabel yang sama akan melakukan komunikasi, maka keduanya harus berkomunikasi secara tidak langsung melalui router. Paket data yang dikirimkan dari router yang satu ke router yang lainnya akan melalui router perantara. Setelah diterima dalam kondisi yang lengkap maka paket ini disimpan sampai saluran untuk output dalam kondisi yang bebas baru paket data akan diteruskan. Kecepatan transmisinya beragam dari 2 Mbps, 34 Mbps, 45 Mbps, 155 Mbps, sampai 625 Mbps (atau kadang-kadang lebih). Faktor khusus yang mempengaruhi desain dan performance-nya terletak pada siklus komunikas, seperti jaringan telepon, satelit atau komunikasi pembawa lain yang disewa. Ciri lain dari jaringan WAN adalah penekanan pada fasilitas transmisi sehingga komunikasi dapat berjalan effesien. Sangatlah penting untuk mengontrol jumlah lalulintas data dan memcegah delay yang berlebihan karena topologi WAN lebih komplek.
259
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 Banyak jaringan WAN yang telah dibangun seperti jaringan publik, jaringan korporasi yang besar, jaringan militer, jaringan perbankan, jaringan perdagangan online dan jaringan pemesanan jasa angkutan. (http://bebas.vlsm.org/v06/Kuliah/MTI-SOKS/2005/ PSOSK-09-JaringanKomputer.pdf) Berikut dincantumkan sumber Website dari alamat tersebut seperti tampak gambar 4 dibawah ini :
Gambar 2 . Situs Sumber Penulisan Pada umumnya yang dihubungkan tersebut terdiri dari komputer mikro, terminal, printer dan media penyimpanan data serta perangkat jaringan lainnya. Dengan memiliki jaringan computer memungkinkan anda untuk menggabungkan berbagai tingkatan keahlian yang terdapat disegenap staff serta berbagai jenis kapasitas peralatan yang ada tanpa memperhatikan soal-soal lokasi fisik diantara staff maupun peralatannya. Jaringan memungkinkan pemanfaatan secara bersama diantara para pengguna jaringan terhadap file-file data dan aplikasi saling berkirim pesan, serta memungkinkan diterapkannya sistem pengamanan terhadap instalasi secara keseluruhan. (Scomptec Inc, 2005)
MANAGEMENT MONITORING BANDWITH Definisi dari Bandwidth adalah banyaknya ukuran suatu data atau informasi yang dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain dalam sebuah network di waktu
Vol.2 No.3 - Mei 2009
260
ISSN: 1978 - 8282 tertentu. Bandwidth dapat dipakai untuk mengukur baik aliran data analog maupun data digital. Sekarang sudah menjadi umum jika kata bandwith lebih banyak dipakai untuk mengukur aliran data digital. Satuan yang dipakai untuk bandwidth adalah Bits Per Second atau sering disingkat Bps. Seperti diketahui bahwa bit atau binary digit adalah basis angka yang terdiri dari 0 dan 1. satuan ini menggambarkan berapa banyak bit (angka 0 dan 1) yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lainnya dalam setiap detiknya melalui suatu media.
Bandwidth adalah konsep pengukuran yang penting dalam jaringan, tetapi konsep ini memiliki kekurangan atau keterbatasan, tidak perduli bagaimana cara anda mengirimkan informasi maupun media apa yang dipakai dalam penghantaran informasi. Hal ini karena adanya hukum fisika maupun batasan tehnologi. Sedangkan yang dapat menyebabkan batasan terhadap panjang media yang dipakai, kecepatan maksimal yang dapat dipakai. Berikut ini adalah gambar 2.5 trafik bandwidth yaitu :
Gambar 3 . Traffic Bandwith Sedangkan batasan terhadap perlakuan atau cara pengiriman data misalnya adalah dengan pengiriman secara parallel (synchronous), atau pengiriman secara serial (asynchronous), perlakuan terhadap media yang spesifik seperti media yang tidak boleh ditekuk (serat optik), pengirim dan penerima harus berhadapan langsung (line off sight), kompresi data yang dikirim. Bandwith dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Up Stream adalah bandwith yang dugunakan untuk mengirim data ( misal mengirim file melalui Ftp ke salah satu alamat jaringan), sedangkan
261
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
b. Down Stream adalah Bandwith yang digunakan untuk menerima data ( misal menerima file atau data dari satu alamat jaringan). Besarnya tiap komponen Bandwith tersebut dapat tidak sama atau sama satu sama lain. Terdapat dua macam bandwidth yang bisa dipilih, a. Mix bandwidth (koneksi international ) atau b. IIX (koneksi ke situs lokal Indonesia). Pada dasarnya pricing policy ditiap daerah tidak dapat disamaratakan, mengingat biaya bandwidth antar kota tidak sama. Tergantung kemana ISP yang bersangkutan melakukan koneksi, dengan cara apa dan bagaimana. Untuk sekedar gambaran harga bandwidth, bisa dilihat di website ISP yang ada di masing-masing kota. Sebagai contoh dapat disampaikan suatu berikut ini
Bagaimana memperkirakan kebutuhan bandwidth untuk warnet ? Mudah saja, kebutuhan bandwidth minimum setiap PC di WARNET kurang lebih adalah 4-8kbps. Untuk kebutuhan Multiplayer Game, bandwidth minimum setiap PC adalah 8 kbps. Sehingga, sebuah WARNET dengan 10 buah PC akan membutuhkan bandwidth sekitar 40 Kbps sampai 80 Kbps sedangkan multiplayer game online akan memerlukan bandwith minimum 80 Kbps. Bila bandwithnya kurang dari angka-angka ini, akses di warnet akan lambat, bahkan untuk game online akan sering terputus atau reset. Terdapat beberapa istilah yang sering digunakan oleh ISP dalam mendeskripsikan besaran bandwidth, yaitu istilah CIR (Commited Information Rate), clear channel dan sharing/burstable. CIR adalah istilah yang menyatakan minimum besarnya bandwidth yang dijamin bisa diterima. Jika membeli bandwidth 64 Kbps dengan CIR juga 64 Kbps maka bandwidth itu dikatakan 64 Kbps clear channel. Sebaliknya kalau membeli bandwidth 64 Kbps dengan CIR 32 Kbps maka bandwidth itu dikatakan burstable atau share (dibagi) Bandwidth sebesar 64 Kbps share 2 artinya bandwidth tersebut dibagi dengan 2 pelanggan lainnya (mis: warnet A dan warnet B). Jika warnet A tidak sedang menggunakan, maka warnet B dapat menikmati bandwidth sebesar 64 kbps, namun jika keduanya sedang aktif, maka masing-masing hanya dapat menikmati bandwidth sebesar 32kbps (CIR = 32 Kbps). Hal yang sama berlaku untuk bandwidth dengan keterangan share 4 (CIR = 16 Kbps). Pengetesan Bandwith Dengan demikian maka untuk lebih detail mengenai besaran bandwidth ini kepada ISP yang dipilih. Ada beberapa ISP kurang terbuka mengenai hal ini karena Vol.2 No.3 - Mei 2009
262
ISSN: 1978 - 8282 masalah persaingan harga. Pada dasarnya harga bandwidth tidak bisa terlalu jauh perbedaannya, jadi lakukan pengetesan terhadap besarnya bandwidth yang dipilih. Salah satu cara pengetesan bandwidth bisa melalui web www.sijiwae.net/speedtest berkali-kali pada waktu yang berbeda beda untuk mengukur konsistensi besarnya bandwidth yang diperoleh. PERMASALAHAN Pada awalnya kondisi bandwidth jaringan masih dalam keadaan normal, namun seiring berjalannya waktu, maka jumlah client semakin banyak dan ini berakibat pada meningkatnya pemakaian bandwidth yang ada pada jaringan komputer, dari analisa sistem monitoring tersebut diatas maka ada beberapa macam permasalahan penting yang erat kaitannya dengan pemakaian bandwith dalam jaringan, adalah : § Saling berebut antara beberapa aplikasi dalam menggunakan bandwidth yang berakibat penggunaan beberapa aplikasi penting menjadi lambat. § Jaringan tidak dapat dimonitor. § Tidak dapat memprioritaskan aplikasi yang lebih penting. § Tidak ada bandwidth guarantee untuk masing-masing aplikasi yang ada. Efek dari permasalahan diatas adalah bertambahnya biaya yang harus dikeluarkan karena apabila bandwidth yang ada sudah penuh, maka kapasitas bandwidth tersebut harus diperbesar dan ini juga memerlukan biaya setiap bulan yang tidak sedikit.
METODE PERMASALAHAN SISTEM MANAGEMENT BANDWIDTH Permasalahan yang terjadi sebelum dipasangnya perangkat adalah sebagai berikut : 1. Proses aliran data tidak dapat dimonitor. 2. Broadcast jaringan yang ditimbulkan oleh remote user tidak dapat di identifikasi. 3. Beban bandwidth pada Network tidak dapat di monitor, penggunaan bandwidth oleh remote user menjadi tidak terkontrol, sehingga bandwidth menjadi penuh, seperti contoh, penggunaan internet untuk download dari Head Office ke remote user, mengakibatkan bandwidth menjadi penuh. 4. Penyelesaian masalah pada jaringan menjadi lebih lama. 5. Penggunaan aplikasi yang berkaitan dengan penggunaan bandwidth pada jaringan tidak dapat dapat dikontrol, sehingga apabila aplikasi dari remote user terputus, memerlukan waktu yang lama untuk mencari penyebabnya, karena penyebab terputus aplikasi dari remote user, ada 2 kemungkinan yaitu :
263
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 a. Penuhnya jaringan (berdampak pada request time out untuk sesaat). b. Dari aplikasi itu sendiri (aplikasi pada server di Head Office bermasalah). 6. Tidak dapat melakukan temporary action untuk remote user yang bermasalah, dimana tindakan ini dilakukan seperti : § Blocking user, dilakukan apabila pc remote user mengalami broadcasting sehingga berakibat Bandwidth Network menjadi penuh. Sistem Management Alternatif lain dari penyelesaian permasalahan diatas adalah dengan menggunakan perangkat Bandwidth Management atau yang sebut dengan BANJARSARI Dengan menggunakan perangkat ini maka tujuan yang dapat dicapai adalah : 1. Penggunaan bandwith yang ada menjadi lebih optimal dan dapat diatur. 2. Jaringan Network dapat atur.Dapat dibuat suatu bandwith Guarantee untuk setiap aplikasi yang digunakan. Dalam melakukan management di jaringan dengan menggunakan BANJARSARI, perlu diketahui bahwa beberapa hal yang di management adalah : § Packet Bandwidth § Use Slot § Mark Packet § IP Address § Active atau Inactive Sebelum perangkat Bandwidth Management di pasang dalam jaringan, maka dibuat beberapa tahapan-tahapan sehingga dapat dicapai hasil dan performansi yang maksimal dan ada beberapa hal yang harus dipenuhi sebagai berikut : § Satu buah mesin komputer yang di install OS Linux § 2 buah Network Card ( 1 untuk internet dan 1 untuk switch local ) § IP Address Public § Bandwidth International § Bandwidth Local ( IIX )
MANAGEMENT BANDWITH BANJARSARI Management Bandwith BANJARSARI, adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk management dan mengoptimalkan berbagai jenis jaringan dengan menerapkan
Vol.2 No.3 - Mei 2009
564
ISSN: 1978 - 8282 layanan Quality Of Service (QoS) untuk menetapkan tipe-tipe lalulintas jaringan. QoS adalah kemampuan untuk menggambarkan suatu tingkatan pencapaian didalam suatu sistem komunikasi data. Manajemen bandwith BANJARSARI memberikan kemampuan untuk mengatur Bandwidth jaringan dan memberikan level layanan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas sesuai dengan permintaan pelanggan. PROTOKOL BANJARSARI Protokol adalah aturan-aturan yang digunakan atau disepakati antara pengirim dan penerima dalam hubungan komunikasi data dalam sebuah jaringan Network. Protokol-protokol yang ada dalam jaringan dapat dilihat serta dipantau dengan menggunakan perangkat BANJARSARI ( Monitoring Bandwidth Management).
Gambar 4 . Tampilan Utama BANJARSARI Packet Bandwidth Packet-packet dalam harus diatur agar penggunaan bandwidth disesuaikan dengan payment client, packet bisa di setup untuk alokasi sharing dan dedicated. Alokasi sharing disini berarti jumlah bandwidth yang tersedia di bagi ke beberapa client dengan aturan maximal sesuai dengan jumlah client dalam arti tidak di share ke semua client yang ada, contoh bandwidth 512 1:16, artinya total bandwidth 512 Kbps akan di bagi maximal ke 16 client, tidak boleh lebih dari 16, karena apabila lebih dari 16 maka mesin bandwidth tidak akan berfungsi atau menyalahi aturan management system. Untuk alokasi dedicated dalam artian bandwidth total akan seluruhnya didapat oleh client dalam packet tersebut, contoh 512 1:1 artinya jumlah bandwidth 512 Kbps akan di dapat hanya boleh 1 client saja.
265
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 Use slot dalam hal ini artinya berapa banyak slot yang di gunakan oleh client, use slot berpengaruh terhadap besar bandwidth yang akan didapat apabila traffic jaringan sedang penuh juga untuk mengetahui penggunaan slot dalam packet. Berikut adalah Penggunaan Slot :
Gambar 5. Slot yang digunakan dan slot yang tersedia
Mark Packet Mark Packet dalam hal ini sangat berpengaruh pada penandaan packet pada mesin komputer dan system operasi linux, karena mark atau penandaan ini berarti No Packet sekian akan di alokasikan menggunakan jalur traffic sekian. Mark packet ini akan otomatis dibuat apabila dicreate atau add client baru dalam . Gambar 6 berikut ini adalah tampilan mark packet :
Gambar 6 Use Slot
Vol.2 No.3 - Mei 2009
266
ISSN: 1978 - 8282 IP ADDRESS IP Address dalam hal ini berpengaruh pada tujuan packet bandwidth ini akan di sampaikan apabila salah dalam memasukan ip address dalam atau tidak sesuai dengan yang digunakan oleh client maka bandwidth tidak akan didapat oleh client, juga ip address dalam hal ini bisa juga ip network yang digunakan oleh client, yang dalam arti beberapa ip address akan dapat menggunakan bandwidth yang dimanagement oleh .
Gambar 7. IP Address Active atau Inactive Active atau Inactive dalam hal ini artinya adalah, apabila status active maka packet bandwidth dapat digunakan setelah di create sedangkan status inactive berarti bandwidth tidak akan digunakan walaupun ip address di masukan benar dan mark packet tersedia. Status Active tidak akan tanda berwarna merah pada kolom Status sedangkan status Inactive adalah berwarna merah keseluruhan pada kolom status.
Gambar 8. Status Inactive
267
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 9. Status Active Berikut adalah urutan-urutan langkah apabila melakukan setup pertama kali Management Bandwith BANJARSARI : § Edit Config Bandwidth Edit Config Bandwidth merupakan hal pertama yang harus dilakukan sebelum dilakukan config yang lain, karena hal inilah yang menentukan dapat berjalan dengan baik, sebelum edit config bandwidth harus tahu benar jumlah bandwidth yang dimiliki.
Gambar 10. Menu Edit Config Bandwidth Keterangan : · bw_root = Jumlah total bandwidth keseluruhan yang dimiliki baik international maupun IIX ( Local ). · bw [1][0] = Bandwidth international yang akan digunakan · bw [1][1] = Bandwidth international spare · bw [1][2] = Bandwidth international trash digunakan untuk virus dan worms agar tidak mengganggu bandwidth yang lain.
Vol.2 No.3 - Mei 2009
268
ISSN: 1978 - 8282 · · ·
bw [1][3] = Bandwidth IIX yang akan digunakan bw [1][4] = Bandwidth IIX spare bw [1][5] = Bandwidth IIX trash digunakan untuk virus dan worms agar tidak mengganggu bandwidth yang lain Bandwidth dihitung dalam satuan kbps. § Edit Firewall Menu firewall ini untuk security keamanan system network, dalam menggunakan Iptables sebagai tool untuk firewall. Pada menu edit firewall ini dapat dimasukan ip address, port Trojan, port hacking dan lainnya yang akan di blok atau yang akan di allow.
Gambar 11. Edit Firewall § Edit Masquerade Masquerade artinya membungkus, dalam jaringan Masquerade berarti membungkus packet TCP / IP yang berada di belakang router sehingga dapat terkoneksi ke internet walaupun hanya di berikan 1 IP Address Public oleh NAP ( Network Access Provider ).
269
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 12. Edit Masquerade § Edit IIX IIX merupakan kepanjangan dari Indonesia Internet Exchange, IIX adalah local interkoneksi bandwidth, yang berarti koneksi hanya untuk wilayah Indonesia, serverserver local seperti boleh.com, Telkom.net, ragnarok.co.id merupakan interkoneksi local. Menu Edit IIX ini diperuntukkan untuk memasukan IP Network semua server local apabila diinginkan memisahkan traffic international dan IIX.
Gambar 13. Edit IIX Vol.2 No.3 - Mei 2009
270
ISSN: 1978 - 8282 § Client Menu client digunakan untuk menambah client , mengedit client, dan untuk menginactive atauupn mengactivekan client. Untuk menambah client seperti dibawah ini :
Gambar 14. Add Client
Untuk Edit Client dan Active Inactive Client, seperti gambar 15 di bawah ini :
Gambar 15. Klik Edit client
271
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 Klik huruf “E” pada kolom Action, lalu akan muncul jendela seperti dibawah ini :
Gambar16. Edit Client o Untuk menginactive atau mengactivekan pilih pada menu status Active atau Inactive o Klik Save setelah melakukan perubahan § Apply Rules Apply Rules harus dilakukan setelah kita melakukan management pada , karena apply rules merupakan menu execute pada . Setelah Klik “Apply Rules”, lalu pilih “Click here to execute rules “.
Gambar 17. Apply Rules Vol.2 No.3 - Mei 2009
272
ISSN: 1978 - 8282 § Edit Config Passwd Menu Edit Config Passwd ini digunakan untuk authentication ketika administrator akan login kedalam ini.
Gambar 18. Edit Config Passwd KESIMPULAN Dengan menggunakan Bandwith Management secara tepat pada jaringan akan didapat suatu hasil yang baik, seperti :
maka
§ Pemakaian Bandwith yang lebih optimal. § Penggunaan aplikasi-aplikasi khususnya pengguna online aplikasi mendapat bandwith prioritas pertama dengan bandwith yang diguarantee. § Dengan dibuatnya pemisahan bandwith untuk setiap aplikasi online, maka pengguna online aplikasi akan lebih lancar dan stabil.
273
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim (2005)., , http://www.scomptec.co.id/scnet.htm Scomptec Inc Jakarta 2. Anton Rahardja (2005), Management Bandwidth , Website http://.sourceforge.net, Jakarta 3. Dian Ardyansah (2004).,Tehnologi Jaringan Komputer, Kuliah Ilmu Komputer, http: /www.ilmukomputer.com, Jakarta 4. E. Setio Dewo (2004).,Bandwith dan Throughput, Artikel Populer Ilmu Komputer, http://www.ilmukomputer.com, Jakarta 5. P. Insap Santosa (2002), Komunikasi Data, Penerbit Andi Yogyakarta
6. http://www.articlesbase.com/networks-articles/bandwidth-and-network management-863537.html, diakses pada tanggal 9 April 2009
Vol.2 No.3 - Mei 2009
274
Reprint
ISSN: 1978 - 8282
SMS VOTING DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN VISUAL BASIC Yudhi Andrian1 Ratih Puspasari 2 Lili Tanti3 Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAKSI Pada penelitian ini penulis akan merancang sebuah SMS gateway yang diaplikasikan untuk voting suara dengan menggunakan SMS. Diharapkan sistem ini akan dapat bermanfaat untuk mempercepat dan mempermudah pengguna untuk melakukan voting Handphone Client mengirimkan SMS (Short Message Service) dengan format tertentu ke Handphone server. Dimana Handphone Server terhubung ke komputer, sehingga Handphone Server dapat berkomunikasi langsung dengan komputer. SMS (Short Message Service) yang dikirimkan oleh Handphone Client akan diterima oleh Handphone Server. Komputer akan terus menerus membaca SMS (Short Message Service) yang ada di Handphone server, jika SMS (Short Message Service) yang masuk adalah “A”atau “a” maka nilai voting untuk A akan bertambah, kemudian nomor Handphone dan vote yang dikirim akan disimpan ke database. Demikian juga jika sms yang dikirim adalah “B” atau “b”, maka nilai voting untuk B akan bertambah, kemudian nomor Handphone dan vote yang dikirim akan disimpan ke database. Hal yang sama juga terjadi untuk voting C, dan D. Database dirancang dengan menggunakan Microsoft Acces. Kata kunci : Client, Gateway, Handphone, Server, Short Message Service, Vote
PENDAHULUAN SMS gateway mempunyai fungsi mendasar, yaitu melakukan pengiriman dan penerimaan sebuah pesan text. Banyak aplikasi yang dapat dikembangkan dengan menggunakan SMS gateway ini, diantaranya SMS voting yang banyak dijumpai di layar kaca. Atau penjualan pulsa elektronik. SMS gateway juga dapat diaplikasikan dalam dunia pendidikan, yaitu untuk mengirimkan nilai akademik siswa atau mahasiswa.
1. Dosen Jurusan Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama Jl. K.L. Yos Sudarso Km.6,5 No.3A Medan Telp. 6640525 2. Dosen Jurusan Manajemen Informatika, STMIK Potensi Utama Jl. K.L. Yos Sudarso Km.6,5 No.3A Medan Telp. 6640525 3. Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Potensi Utama Jl. K.L. Yos Sudarso Km.6,5 No.3A Medan Telp. 6640525
275
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
Reprint
Pada penelitian ini penulis akan merancang sebuah SMS gateway yang diaplikasikan untuk voting suara dengan menggunakan SMS. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah merancang sebuah SMS gateway yang diaplikasikan untuk voting suara dengan menggunakan SMS dan mengetahui cara kerja SMS pada Handphone dan mengaksesnya dengan menggunakan komputer. PERANCANGAN Blok Diagram Sistem Pada tahap awal perancangan sistem yang dilakukan adalah perancangan diagram blok. Blok diagram merupakan penyederhanaan dari rangkaian yang menyatakan hubungan berurutan dari satu atau lebih rangkaian yang memiliki kesatuan kerja tersendiri. Blok diagram ditunjukkan pada gambar 1. di bawah ini.
Gambar 1. Blok Diagram
Berikut ini adalah prinsip kerja blok diagram, yaitu Handphone client mengirimkan sms dengan format tertentu ke Handphone Server. Dimana Handphone server terhubung ke komputer, sehingga Handphone server dapat berkomunikasi langsung dengan komputer. SMS yang dikirimkan oleh Handphone Client akan diterima oleh Handphone Server. Komputer akan terus menerus membaca sms yang ada di Handphone Server, jika sms yang masuk adalah “A”atau “a” maka nilai voting untuk A akan bertambah, kemudian nomor Handphone dan vote yang dikirim akan disimpan ke database. Demikian juga jika sms yang dikirim adalah “B” atau “b”, maka nilai voting untuk B akan bertambah, kemudian nomor Handphone dan vote yang dikirim akan disimpan ke database. Hal yang sama juga terjadi untuk vote C, dan D. Database dirancang dengan menggunakan Microsoft Acces.
Vol.2 No.3 - Mei 2009
276
Reprint
ISSN: 1978 - 8282
Perancangan Flow Chart ( Diagram Alir Program )
Gambar 2. Flow Chart Sistem
Dari gambar 3.2 dapat dijelaskan proses – proses yang terjadi pada program yaitu sebagai berikut : 1. Start merupakan awal dari program yang selalu ada pada saat pembuatan program. 2. Start Voting/Reset Pada decicion ini program akan menanyakan kepada pengguna untuk mengaktifkan voting terhadap SMS atau tidak, jika Command ini diklik, maka program akan mulai voting sms yang masuk, namun jika tidak, program akan mengecek penekanan Command lainnya. 3. Continiu Voting Pada decicion ini program akan menanyakan kepada pengguna untuk melanjutkan voting Sms atau tidak, jika command ini diklick, maka program akan melanjutkan voting sms, namun jika tidak, program akan mengecek penekanan command lainnya. 4. Stop voting Pada decicion ini program akan menanyakan kepada pengguna untuk manyetop voting sms atau tidak, jika command ini diklick, maka voting sms akan distop, namun jika tidak, program akan mengecek penekanan command lainnya.
277
Vol.2 No.3 - Mei 2009
Reprint
ISSN: 1978 - 8282
5. Close Pada decicion ini program akan menanyakan kepada pengguna untuk menutup aplikasi sms voting atau tidak, jika command ini diklick, maka aplikasi sms voting akan ditutup, dan programpun berakhir namun jika tidak, program akan mengecek penekanan command lainnya. 6. Baca sms Pada proses ini program akan mengaktipkan membaca sms yang masuk. Dalam hal ini program akan membaca nomor pengirim dan text yang dikirim. 7. Sms = A Pada decicion ini program akan membandingkan sms yang dikirm apakah isinya = “A”, jika ya maka program akan menambah nilai untuk voting A dengan nilai 1. Jika tidak maka program akan membandingkan sms yang masuk dengan niali lain. 8. Sms = B Pada decicion ini program akan membandingkan sms yang dikirm apakah isinya = “B”, jika ya maka program akan menambah nilai untuk voting B dengan nilai 1. Jika tidak maka program akan membandingkan sms yang masuk dengan niali lain. 9. Sms = C Pada decicion ini program akan membandingkan sms yang dikirm apakah isinya = “C”, jika ya maka program akan menambah nilai untuk voting C dengan nilai 1. Jika tidak maka program akan membandingkan sms yang masuk dengan niali lain. 10. Sms = D Pada decicion ini program akan membandingkan sms yang dikirm apakah isinya = “D”, jika ya maka program akan menambah nilai untuk voting D dengan nilai 1. Jika tidak maka program akan membandingkan sms yang masuk dengan niali lain. 11. Nilai A+1 Pada proses ini program akan menambah nilai A dengan 1. 12. Nilai B+1 Pada proses ini program akan menambah nilai B dengan 1. 13. Nilai C+1 Pada proses ini program akan menambah nilai C dengan 1. 14. Nilai D+1 Pada proses ini program akan menambah nilai D dengan 1. 15. Hitung persen A,B,C,D Pada proses ini program akan menghitung persen dari masingmasing nilai voting. 16. Berhenti Baca Sms Pada proses ini program akan berhenti baca sms Perancangan Program Pada perancangan program akses nilai dengan menggunakan sms ini, Program ditulis atau dibuat dengan menggunakan Visual Basic 6.0. Pada perancangan ini program dirancang dengan menggunakan format exe, dimana pada perancangan ini hanya digunakan 1 (satu) form. Pada perancangan ini terdapat 1 (satu) program berextensi EXE, program tersebut diberi nama project1.EXE. Program ini terdiri dari beberapa sub – sub program, yaitu:
Vol.2 No.3 - Mei 2009
278
Reprint 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
ISSN: 1978 - 8282 Sub program menghapus Sub program Baca_Sms() Sub program Close_Click() Sub program Continiu_Voting_Click() Sub program Form_Load() Sub program Start_Voting_Click() Sub program Stop_Voting_Click() Sub program Timer1_Timer() Sub program Timer2_Timer() Sub program Total_Pengirim_Change()
Adapun sub – sub program diatas akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Sub Program menghapus Program menghapus SMS adalah sebagai berikut: Sub menghapus() BUS.Connect “COM3” BUS.SMS.Refresh With BUS Set mSmsBox = .SMS.Inbox With mSmsBox(1) If .Sender <> “” Then mSmsBox(i).Delete End If End With End With Set m_SmsBox = Nothing End Sub Fungsi dari sub ini adalah untuk menghapus sms yang diterima oleh Handphone server pada alamat 1. Jika sms yang masuk ke Handphone server tidak dihapus, maka kemungkinan inbox akan penuh. 2. Sub program Baca_Sms() Program untuk Baca_Sms() adalah sebagai berikut: Sub Baca_Sms() With BUS
279
Vol.2 No.3 - Mei 2009
Reprint
ISSN: 1978 - 8282
Set mSmsBox = .SMS.Inbox With mSmsBox(1) If .Sender <> “” Then No_Pengirim.Text = .Sender Isi_Sms.Text = .Text Adodc1.Recordset.AddNew Adodc1.Recordset.Fields(“No_Pengirim”).Value = No_Pengirim.Text Adodc1.Recordset.Fields(“Isi_Sms”).Value = Isi_Sms.Text Adodc1.Recordset.Update End If End With End With Set m_SmsBox = Nothing End Sub Program ini berfungsi untuk membaca sms yang masuk. Sms yang masuk akan disimpan ke dalam SMS.Inbox. Program ini membaca membaca nomor pemgirim sms dan meletakkannya pada textbox Nomor_Pengirim melalui perintah No_Pengirim.Text = .Sender , kemudian membaca is isms dan meletakkannya ke textbox Isi_Sms melaui perintah Isi_Sms.Text = .Text. kemudian data nomor pengirim dan isi sms akan disimpan dalam database. 3. Sub program Close_Click() Program untuk Close_Click() adalah sebagai berikut: Private Sub Close_Click() Unload Me End Sub Program ini berfungsi menutup program sms voting. 4. Sub program Continiu_Voting_Click() Program untuk Continiu_Voting_Click() adalah sebagai berikut: Private Sub Continiu_Voting_Click() Timer1.Enabled = True Vol.2 No.3 - Mei 2009
280
Reprint
ISSN: 1978 - 8282
Timer2.Enabled = True End Sub Program ini berfungsi untuk meneruskan membaca sms yang diterima (melanjutkan voting). 5. Sub program Form_Load() Program untuk Form_Load() adalah sebagai berikut: Private Sub Form_Load() Timer1.Enabled = False Timer2.Enabled = False A = 0 B = 0 C = 0 D = 0 End Sub Program ini sebagai awal program yang dikerjakan. Pada program ini berisi pengaktifan timer1 dan timer2 dan mengisikan nilai vote untuk masing masing adalah 0. 6. Sub program Start_Voting_Click() Program untuk Start_Voting_Click() adalah sebagai berikut: Private Sub Start_Voting_Click() Timer1.Enabled = True Timer2.Enabled = True A = 0 B = 0 C = 0 D = 0 Totalpengirim = 0 PersenA = 0 PersenB = 0 PersenC = 0 PersenD = 0 Pilih_A = “0” Pilih_B = “0”
281
Vol.2 No.3 - Mei 2009
Reprint
7.
ISSN: 1978 - 8282
Pilih_C = “0” Pilih_D = “0” Persen_A = “0” Persen_B = “0” Persen_C = “0” Persen_D = “0” Total_Pengirim = “0” End Sub Sub program ini berfungsi untuk memulai vote sms, dengan memberikan semua nilai vote 0. Sub program Stop_Voting_Click() Program untuk Stop_Voting_Click() adalah sebagai berikut: Private Sub Stop_Voting_Click() Timer1.Enabled = False Timer2.Enabled = False End Sub
Sub program di atas berfungsi untuk memberhentikan voting selama masa yang diinginkan pengguna. Pada rutin ini hanya dilakukan proses penonaktipan timer1 dan timer2. 8. Sub program Timer1_Timer() Program untuk Timer1_Timer() adalah sebagai berikut: Private Sub Timer1_Timer() If Isi_Sms <> “” Then If Isi_Sms = “A” Or Isi_Sms = “a” Then A = A + 1 Pilih_A = A End If If Isi_Sms = “B” Or Isi_Sms = “b” Then B = B + 1 Pilih_B = B End If If Isi_Sms = “C” Or Isi_Sms = “c” Then C = C + 1 Pilih_C = C
Vol.2 No.3 - Mei 2009
282
Reprint End If If Isi_Sms = “D” Or Isi_Sms = “d” D = D + 1 Pilih_D = D End If Totalpengirim = A + B + C + D Total_Pengirim = Totalpengirim If Totalpengirim <> 0 Then PersenA = (A / Totalpengirim) PersenB = (B / Totalpengirim) PersenC = (C / Totalpengirim) PersenD = (D / Totalpengirim) End If Persen_A = PersenA Persen_B = PersenB Persen_C = PersenC Persen_D = PersenD End If End Sub
ISSN: 1978 - 8282
Then
* * * *
100 100 100 100
Sub program di atas berfungsi untuk membandingkan SMS yang masuk, kemudian menghitung berapa sms dari masing masing vote. Dan nilai persen dari masing masing vote. 9. Sub program Timer2_Timer() Program untuk Timer2_Timer() adalah sebagai berikut: Private Sub Timer2_Timer() BUS.Connect “COM3” BUS.SMS.Refresh Baca_Sms End Sub Sub program di atas berfungsi untuk membaca Sms yang ada pada memori HANDPHONE server. 10. Sub program Total_Pengirim_Change() Program untuk Total_Pengirim_Change() adalah sebagai berikut:
283
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
Reprint Private Sub Total_Pengirim_Change() Isi_Sms = “” BUS.Connect “COM3” BUS.SMS.Refresh menghapus End Sub
Sub program di atas berfungsi untuk menghapus sms pada memoro 1 dari Handphone ketika terkadi perubahan nilai dari total pengirim. Perancangan Layout Program Layout program ini dirancang dengan menggunakan project. Exe. Pada layout ini digunakan 3 (tujuh) textbox, 4 (empat) command buttom, 18 (sembilan) label, 1 (satu) ADO dat control, dan 1 (satu) mobileFBUS data control dan 1 buah datagrid. Layout program ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 3. Layout Program PENGUJIAN DAN ANALISA SOFTWARE Pengujian Software Adapun tujuan pengujian software adalah untuk mengetahui bahwa program serta perangkat yang berhubungan dengan PC telah dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Dalam pengujian ini diperlukan peralatan – peralatan sebagai berikut :
Vol.2 No.3 - Mei 2009
284
Reprint 1. 2. 3. 4. 5.
ISSN: 1978 - 8282 Komputer PC dengan spesifikasi pentium 1 ke atas. Sistem operasi minimum Windows 98. Program Visual Basic versi 6.0 HP Nokia 3310 Kabel data HP Nokia 3310
Pengujian awal dilakukan dengan menghubungkan kabel data ke HP dan COM3, selanjutnya membuat program untuk mengecek koneksi kabel data ke HP. Selanjutnya dirancang program sebagai berikut:
Private Sub Form_Load() BUS.Connect COM3 If BUS.Connected Then MsgBox “Connected” Else MsgBox “No Connect” End If End Sub Saat program di atas dijalankan, maka jika komunikasi HP ke PC berjalan dengan lancar akan tampil pesan berikut :
Gambar 4. Tampilan Connected
Gambar 4. di atas tampilan pesan ketika komunikasi HP ke PC berjalan dengan lancar.
285
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
Reprint Analisa Software
Secara keseluruhan program perancangan sms voting ini adalah sebagai berikut: Private mSmsBox As FBSmsBox Dim A As Integer Dim B As Integer Dim C As Integer Dim D As Integer Dim Totalpengirim As Integer Dim PersenA As Integer Dim PersenB As Integer Dim PersenC As Integer Dim PersenD As Integer
Sub menghapus() BUS.Connect “COM3” BUS.SMS.Refresh With BUS Set mSmsBox = .SMS.Inbox With mSmsBox(1) If .Sender <> “” Then mSmsBox(i).Delete End If End With End With Set m_SmsBox = Nothing End Sub Sub Baca_Sms() With BUS Set mSmsBox = .SMS.Inbox With mSmsBox(1) If .Sender <> “” Then No_Pengirim.Text = .Sender Isi_Sms.Text = .Text
Vol.2 No.3 - Mei 2009
286
Reprint
ISSN: 1978 - 8282 Adodc1.Recordset.AddNew Adodc1.Recordset.Fields(“No_Pengirim”).Value = No_Pengirim.Text Adodc1.Recordset.Fields(“Isi_Sms”).Value = Isi_Sms.Text Adodc1.Recordset.Update End If End With End With Set m_SmsBox = Nothing End Sub Private Sub Close_Click() Unload Me End Sub Private Sub Continiu_Voting_Click() Timer1.Enabled = True Timer2.Enabled = True End Sub Private Sub Form_Load() Adodc1.Refresh Timer1.Enabled = False Timer2.Enabled = False A = 0 B = 0 C = 0 D = 0 End Sub Private Sub Start_Voting_Click() Timer1.Enabled = True Timer2.Enabled = True A = 0 B = 0 C = 0
287
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
Reprint D = 0 Totalpengirim = 0 PersenA = 0 PersenB = 0 PersenC = 0 PersenD = 0 Pilih_A = “0” Pilih_B = “0” Pilih_C = “0” Pilih_D = “0” Persen_A = “0” Persen_B = “0” Persen_C = “0” Persen_D = “0” Total_Pengirim = “0” End Sub Private Sub Stop_Voting_Click() Timer1.Enabled = False Timer2.Enabled = False End Sub Private Sub Timer1_Timer() If Isi_Sms <> “” Then If Isi_Sms = “A” Or Isi_Sms A = A + 1 Pilih_A = A End If If Isi_Sms = “B” Or Isi_Sms B = B + 1 Pilih_B = B End If If Isi_Sms = “C” Or Isi_Sms C = C + 1 Pilih_C = C End If If Isi_Sms = “D” Or Isi_Sms
Vol.2 No.3 - Mei 2009
= “a” Then
= “b” Then
= “c” Then
= “d” Then
288
Reprint
ISSN: 1978 - 8282 D = D + 1 Pilih_D = D End If Totalpengirim = A + B + C + D Total_Pengirim = Totalpengirim If Totalpengirim <> 0 Then PersenA = (A / Totalpengirim) PersenB = (B / Totalpengirim) PersenC = (C / Totalpengirim) PersenD = (D / Totalpengirim) End If Persen_A = PersenA Persen_B = PersenB Persen_C = PersenC Persen_D = PersenD End If End Sub
* * * *
100 100 100 100
Private Sub Timer2_Timer() BUS.Connect “COM3” BUS.SMS.Refresh Baca_Sms End Sub Private Sub Total_Pengirim_Change() Isi_Sms = “” BUS.Connect “COM3” BUS.SMS.Refresh menghapus End Sub Saat program di atas dijalankan, maka akan tampil layout seperti berikut ini :
289
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
Reprint
Gambar 5. Layout Program Ketika Dijalankan
Pada gambar 5 di atas terdapat 4 buah command button, yaitu Start Voting/Reset, Stop Voting, Continiu Voting dan Close. Pengujian Database Pengujian database ini dilakukan dengan mengirimkan sms ke nomor hp server. Sms yang masuk akan di baca oleh PC kemudian disimpan dalam database. Sebagai contoh, dikirim sms dengan isi sms “A” oleh nomor “06177946770” Program untuk menyimpan data ke dalam database adalah sebagai berikut: If .Sender <> “” Then No_Pengirim.Text = .Sender Isi_Sms.Text = .Text Adodc1.Recordset.AddNew Adodc1.Recordset.Fields(“No_Pengirim”).Value = No_Pengirim.Text Adodc1.Recordset.Fields(“Isi_Sms”).Value = Isi_Sms.Text Adodc1.Recordset.Update End if
Vol.2 No.3 - Mei 2009
290
Reprint
ISSN: 1978 - 8282
Sesuai dengan sub program di atas, text yang ada pada No_Pengirim akan dimasukkan pada database kolom No_Pengirim. Dan text pada textbox Isi_Sms akan disimpan ke dalam kolom Isi_Sms. Setelah beberapa data dimasukkan ke dalam database, kemudian dilihat hasilnya dengan membuka file daftar Pengirim.mdb, yang merupakan file Microsoft acces. Hasilnya ditunjukkan pada gambar 6 di bawah ini.
Gambar 6. Database Daftar Pengirim
Pada gambar 6 di atas dapat dilihat bahwa data yang dimasukkan sebelumnya, yaitu dikirim sms dengan isi sms “A” oleh nomor “06177946770” data tersebut tampil pada baris ke 11 KESIMPULAN Dari hasil penelitian di atas, maka kesimpulannya adalah 1. Respon SMS masih lambat, sekitar 15 sampai 40 detik setelah sms dikirim.. 2. Sistem masih memiliki kekurangan, yaitu jika ada 2 sms yang masuk bersamaan, maka hanya 1 sms yang dibalas. 3. Untuk mengaplikasikan sistem ini, perlu diadakan kerja sama dengan pihan operator, agar server tidak banyak terbebani biaya pulsa.
291
Vol.2 No.3 - Mei 2009
Reprint
ISSN: 1978 - 8282
DAFTAR PUSTAKA 1. Agfianto, 2004, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori dan Aplikasi, Edisi Kedua, Penerbit: Gava Media, Yogyakarta 2. Agfianto, 2002, Teknik Antarmuka Komputer: Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama, Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta. 3. Andi, 2003, Panduan Praktis Teknik Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta 4. Firdaus, 2006, SQL Server dengan Visual Basic 6.0 untuk orang awam, Penerbit Maxikom, Palembang. 5. Firdaus, 2006, 7 Jam Belajat Interaktif Visual Basic 6.0 untuk orang awam, Penerbit Maxikom, Palembang. 6. Lunkutoy, John, 1996, Pengenalan Komputer, Mutiara Sumber Widya, Jakarta 7. Malvino, 2003, Albert paul, Prinsip-prinsip Elektronika, Jilid 1 & 2, Edisi Pertama, Penerbit: Salemba Teknika, Jakarta. 8. Retna Prasetia dan Catur Edi Widodo, 2004, Interfacing Port Paralel dan Port Serial Komputer dengan Visual Basic 6.0, Penerbit Andi, Yogyakarta 9. Saefullah Asep, Santoso Sugeng dkk. 2009, Mengendalikan Mouse Dengan Handphone Menggunakan Bluetooth Remote Control (BRC) Berbasis J2ME, Jurnal CSRID Vol 1 No.1 Februari, Medan : STMIK Potensi Utama. 10. Suhata, 2004, Aplikasi Mikrokontroler Sebagai Pengendali Peralatan Elektronik via Line Telepon, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta. 11. Sutadi, Dwi, 2004, I/O Bus dan Motherboard, Penerbit Andi, Yogyakarta 12. Wardana, 2005, Membuat Lima Program Dahsyat di Visual Basic 6.0, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta. 13. Wardana, 2005, Pembuatan Kontrol AktiveX di Visual Basic 6.0, Buku Kedua, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Vol.2 No.3 - Mei 2009
292
ISSN: 1978 - 8282
PENGEMBANGAN SISTEM DATABASE PENEMPATAN TENAGA KERJA BERBASIS WEB Aris Martono1 Padeli2 Dina Fitria Murad3
[email protected];
[email protected];
[email protected] ABSTRAKSI Penelitian Pengembangan Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja Berbasis Web ini bertujuan untuk memudahkan penempatan para pencari kerja pada perusahaan yang membutuhkan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan sehingga perusahaan mendapatkan tenaga kerja profesional—siap pakai sesuai dengan profesinya—melalui internet. Penelitian ini dilakukan di lingkungan Departemen Tenaga kerja dan Transmigrasi selama 4(empat) bulan. Dari hasil analisis kebutuhan dapat dibuat model dan dirancang Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja Berbasis Web mencakup : rancangan model database penempatan tenaga kerja; rancangan output; rancangan input—input data dan user interface; rancangan database; rancangan teknologi; rancangan pengendalian; dan kebutuhan perangkat keras dan lunak. Penelitian ini dapat disimpulkan antara-lain : Memudahkan pihak pengguna untuk mengakses secara mobile; Penyedia lowongan kerja mempunyai banyak pilihan para pencari kerja; para pencaker memiliki banyak pilihan lowongan kerja yang diharapkan; Lembaga penyedia tenaga kerja—perguruan tinggi, jasa tenaga kerja swasta dll—akan mudah memantau informasi pasar kerja secara aktual; Lembaga pemerintah terkait selaku pembuat kebijakan akan menciptakan kebijakan ketenagakerjaan yang bersifat kompetitif; Menciptakan budaya baru yang menghargai dan menghormati teknologi informasi sebagai alat untuk aktivitas bisnis; Diperlukan investasi awal untuk mengembangkan sistem database penempatan tenaga kerja berbasis web; Dan dibentuk organisasi dan para personil yang bertugas dan bertanggung-jawab serta diperlukan biaya overhead maupun operasionalnya. Kata kunci : Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja, model sistem database,
tenaga-kerja, rancangan sistem
1. Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Cikokol - Tangerang Telp. 5529692 2. Dosen Jurusan Komputerisasi Akuntansi, AMIK Raharja Informatika Jl. Jend Sudirman No.40 Cikokol - Tangerang Telp. 5529692 2. Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Cikokol - Tangerang Telp. 5529692
293
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 PENDAHULUAN Sistem database penempatan tenaga kerja berbasis web ini merupakan koleksi data yang mencakup : 1. pencari kerja dari berbagai latar belakang pendidikan yang masih bekerja atau telah di-PHK oleh suatu perusahaan; 2. pencari kerja potensial yang terdaftar pada dinas kabupaten/kota; 3. pencari kerja yang telah lulus dari lembaga pendidikan dan pelatihan; 4. lowongan kerja perusahaan yang tersedia; Dimana entitas-entitas tersebut saling terintegrasi—saling terhubung dan mempengaruhi datanya—untuk keperluan menempatkan para pencari kerja tersebut pada perusahaan yang membutuhkan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan sehingga perusahaan mendapatkan tenaga kerja profesional—siap pakai sesuai dengan profesinya. Sesuai dengan fungsi dan tugas pokok pemerintah yaitu membina dan menempatkan para pencari kerja dan memberi fasilitas agar proses penempatan tenaga kerja berjalan dengan baik dan saling menguntungkan di antara pencari kerja dan penyedia lowongan kerja. Dengan terserapnya para tenaga kerja untuk bekerja di beragam sektor industri— berkurangnya pengangguran secara nasional—maka daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok semakin meningkat sehingga menggairahkan perekonomian nasional. Pencari kerja harus mendaftarkan diri ke Disnakertran Kecamatan untuk dilakukan pendataan dengan melengkapi persyaratan sehingga mendapatkan kartu pencari kerja yang berlaku sampai dengan 6(enam) bulan. Kartu pencari kerja dapat diperpanjang setiap 6 bulan sampai dengan pencari kerja mendapatkan pekerjaan maka status pencari kerja akan dihapuskan. Penyedia lowongan kerja—perusahaan pengguna tenaga kerja—mendaftarkan ke ke Disnakertran Kecamatan terdekat untuk memberitahukan bahwa perusahaan tersebut membutuhkan tenaga kerja dengan persyaratan tertentu. Disnakertrans mengundang para pencari kerja yang terdaftar dan memenuhi persyaratan untuk dikirim ke perusahaan yang membutuhkan. Perusahaan melakukan rekrut pencari kerja yang dikirim dan memenuhi persyaratan. Pencari kerja yang diterima, ditempatkan pada lowongan yang tersedia. Sedangkan pencari kerja yang ditolak, dikembalikan ke Disnakertrans yang mengirimkannya. Laporan ini menjabarkan mengenai mekanisme penempatan tenaga kerja saat ini, gambaran umum sistem database penempatan tenaga kerja, rancangan model sistem Vol.2 No.3 - Mei 2009
294
ISSN: 1978 - 8282 database penempatan tenaga kerja, bentuk rancangangan output yang menggambarkan beragam laporan yang dihasilkan oleh system database ini. Rancangan input yang menggambarkan bentuk-bentuk masukan /input beserta item-itemnya yang tersedia dalam system database ini. Untuk memudahkan komunikasi antara pengguna dan system tersebut maka disusun rancangan dialog layar yang sefleksibel mungkin dan tidak membosankan. Sistem database ini menggunakan teknologi aplikasi Web maka rancangan databasenya yang digambarkan dalam bentuk database relasional(lihat lampiran database relasional) harus mempertimbangkan kapasitas penyimpanan datanya maupun penyimpanan system pendukungnya. Oleh karena itu rancangan database ini lebih menekankan kapasitas daya-tampung penyimpanan selama periode tertentu, dan rancangan pengendalian yang menjelaskan tentang pengendalian melalui aplikasi sistem database dan pengendalian sistem jaringan, dan yang terakhir mengenai keunggulan dan kekurangan sistem database tersebut. PERMASALAHAN Untuk meningkatkan perekonomian nasional, salah satu variabelnya adalah terserapnya tenaga-kerja ke dunia industri. Pemerintah selaku pembina dan fasilitator dalam penempatan tenaga-kerja nasional berupaya meningkatkan terserapnya tenagakerja dalam dunia-kerja. Dengan demikian hal ini dapat meningkatkan daya-beli masyarakat dan selanjutnya dapat meningkatkan perekonomian nasional. Lembaga pendidikan—perguruan tinggi, sekolah-sekolah formal maupun nonformal, dan lembaga-lembaga pelatihan—yang mendidik dan melatih para tenagakerja berupaya agar para tenaga-kerja tersebut berkualitas dan berketrampilan. Karena kurikulum yang diajarkan dan dipraktekan kurang sesuai dengan kebutuhan industri maka hasil kelulusannya adalah kurang memenuhi kebutuhan dunia industri—kurang link dan match—dengan permintaan / kualifikasi yang diharapkan industri. Tenaga kerja selaku pencari kerja yang harus bersaing dengan tenaga-kerja lain untuk mendapatkan pekerjaan. Surplus tenaga-kerja secara nasional semakin meningkat yang disebabkan menurunnya perekonomian secara nasional sehingga hal ini berdampak pada perusahaan industri untuk menyediakan lowongan kerja(terbatas). Oleh karenanya perusahaan industri sebagai penyedia lowongan kerja dan mencari tenaga-kerja yang sesuai dengan kualifikasi yang diharapkan semakin berhatihati dan selektif dalam merekrut tenaga-kerja disamping lowongan kerja yang disediakan terbatas. Perusahaan industri yang terkena dampak krisis ekonomi—cash flow perusahaan menurun / merugi—pada saat itu juga dengan kondisi terpaksa harus
295
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 melakukan PHK terhadap karyawan/pegawai sehingga menimbulkan surplus tenagakerja secara nasional. Dari hasil pembahasan di atas dapat diidentifikasi masalah-masalah yang terjadi antaralain : 1. Bagaimana mengetahui para pencari kerja yang berpendidikan dan masih bekerja atau telah di-PHK dari suatu perusahaan dengan cepat? 2. Bagaimana mengetahui para pencari kerja yang potensial dan terdaftar pada dinas tenaga-kerja kabupaten/kota setempat(dengan perusahaan industri) dengan cepat? 3. Bagaimana mengetahui para pencari kerja yang telah lulus dari lembaga pendidikan dan pelatihan dengan cepat? 4. Bagaimana mengetahui lowongan kerja, kualifikasinya dan lokasinya yang disediakan perusahaan industri dengan cepat? TUJUAN DAN MANFAAT Penelitian Pengembangan Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja Berbasis Web ini bertujuan untuk memudahkan penempatan para pencari kerja pada perusahaan yang membutuhkan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan sehingga perusahaan mendapatkan tenaga kerja profesional—siap pakai sesuai dengan profesinya—melalui internet. Adapun manfaat dari penelitian pengembangan sistem ini adalah : Bagi pemerintah antara-lain : 1. Dapat memetakan para pencari kerja yang berpendidikan dan masih bekerja / telah di-PHK, pencari kerja potensial yang terdaftar di dinas tenaga-kerja setempat, pencari kerja yang telah lulus dari lembaga pendidikan dan pelatihan serta lowongan kerja yang tersedia, ditempati maupun dibatalkan. 2. Dapat menyusun laporan rangkuman para pencari kerja beserta kualifikasinya dan rangkuman lowongan kerja tersedia, ditempati, maupun dibatalkan pada butir 1 di atas. Bagi para pencari kerja antara-lain : 1. Mendaftarkan diri ke dinas tenagakerja setempat secara on-line untuk mendapatkan kartu kuning; 2. Mencari lowongan kerja yang tersedia dari perusahaan industri secara on-line;
Vol.2 No.3 - Mei 2009
296
ISSN: 1978 - 8282 Bagi perusahaan industri yang menyediakan lowongan-kerja yaitu : 1. Mendaftarkan lowongan-kerja yang dibutuhkan ke dinas tenaga-kerja setempat secara on-line; 2. Mencari tenaga-kerja yang berkualifikasi secara on-line. Bagi lembaga penyedia tenaga kerja—perguruan tinggi, jasa tenaga kerja swasta dll— akan mudah memantau informasi pasar kerja secara aktual dan on-line. MEKANISME PENEMPATAN TENAGA KERJA SAAT INI Pencari kerja diklasifikasikan antara-lain : 1. pencari kerja dari berbagai latar belakang pendidikan yang masih bekerja atau telah di-PHK oleh suatu perusahaan; 2. pencari kerja potensial yang terdaftar pada dinas kabupaten/kota; 3. pencari kerja yang telah lulus dari lembaga pendidikan dan pelatihan. Para pencari kerja tersebut mandaftarkan diri dan melengkapi datanya meliputi data pribadi, riwayat pendidikan, pengalaman kerja, dan minat kerja maupun upah yang diinginkan ke Disnakertrans kecamatan setempat untuk mendapatkan kartu pencari kerja. Perusahaan sebagai penyedia lowongan-kerja, mendaftarkan lowongan kerja yang dibutuhkan, meliputi : data perusahaan, jumlah lowongan-kerja yang tersedia, persyaratan yang diminta, dan waktu pendaftaran ke Disnakertrans setempat. Disnakertrans mengundang para pencari kerja yang terdaftar dan memenuhi persyaratan untuk mengikuti seleksi penerimaan di perusahaan yang menyediakan lowongan kerja. Bagi para pencari kerja yang diterima, perusahaan akan menempatkannya dan mengirimkan ke lembaga pelatihan bagi tenaga kerja yang belum memiliki sertifikat ketrampilan. Sedangkan pencari kerja yang ditolak, dikembalikan ke Disnakertrans untuk didata-ulang. Calon pencari kerja juga dapat melengkapi persayaratan sertifikat ketrampilan dengan mengikuti pelatihan di salah satu lembaga pelatihan swasta atau BLKD setempat. Secara berkala / setiap minggu masing-masing disnakertrans kecamatan melaporkan informasi pasar kerja/ipk ke disnakertrans kabupaten/kota, kemudian masing-masing disnakertrans kabupaten/kota merekap laporan-laporan ipk disnakertran kecamatan yang masih di walayahnya dan melaporkannya ke disnakertrans provinsi. 297
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 Hasil laporan ipk disnakertrans kabupaten/kota direkap menurut wilayah disnakertrans provinsi dan mengirimkannya ke departemen nakertrans untuk direkap menjadi laporan IPK nasional. Demikian mekanisme penempatan tenaga kerja yang dikelola oleh Departemen Nakertrans dan Disnakertrans saat ini. Gambar 1 di bawah ini menunjukkan mekanismenya sehingga memberi gambaran sistem penempatan tenaga kerja yang berlangsung saat ini.
Gambar 1 : Mekanisme Penempatan Tenaga Kerja saat ini
GAMBARAN UMUM SISTEM DATABASE PENEMPATAN TENAGA KERJA
Gambar 2: Model Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja
Vol.2 No.3 - Mei 2009 298 Model di atas menunjukkan usulan sistem penempatan tenaga kerja yang dikelola oleh Departemen Nakertrans dan Disnakertrans.
ISSN: 1978 - 8282 Ada beberapa stakeholder yang berkepentingan terhadap sistem database ini antaralain : 1. Pencari kerja yang terdiri dari : a. pencari kerja dari berbagai latar belakang pendidikan yang masih bekerja atau telah di-PHK oleh suatu perusahaan; b. pencari kerja potensial yang terdaftar pada dinas kabupaten/kota; c. pencari kerja yang telah lulus dari lembaga pendidikan dan pelatihan. Pencari kerja tersebut dapat mendaftarkan diri langsung melalui internet dengan memasukkan data pribadi, riwayat pendidikan, pengalaman kerja, minat kerja dan upah yang diinginkan. Kemudian pencari kerja tersebut mengambil kartu pencari kerja di Seksi Disnakertrans kecamatan dengan menyerahkan nomor dan tanggal pendaftaran serta nama pencari kerja yang didapat dari internet. 2. Bursa kerja on-line menerima pendaftaran dari pencari kerja yang dilengkapi dengan persyaratannya untuk didatakan di bursa kerja on-line. Perusahaan yang membutuhkan pencari kerja sesuai dengan kualifikasi yang diminta, dapat mendaftarkan lowongan kerja yang tersedia di bursa kerja on-line. Bursa kerja on-line akan meneruskan ke Seksi Disnakertrans kecamatan setempat untuk ditindaklanjuti. Seksi Disnakertrans tersebut mengundang para pencari kerja yang sesuai dengan kualifikasi yang diminta untuk diajukan ke perusahaan yang menyediakan lowongan kerja. Perusahaan tersebut melakukan seleksi penerimaan terhadap para pencari kerja yang diajukannya. Para pencari kerja yang lulus seleksi, akan ditempatkan sesuai dengan lowongan kerja yang tersedia. Sebaliknya, yaitu mereka yang gagal seleksi, akan dikembalikan ke Disnakertrans untuk didata-ulang. 3. Perusahaan sebagai penyedia lowongan kerja, mendaftarkan lowongan kerja yang tersedia melalui internet, meliputi : data perusahaan, jumlah lowongan kerja yang ada, persyaratan yang dipenuhi, dan waktu pendaftaran. Lowongan kerja yang didaftar tersebut akan direspon Seksi Disnakertrans kecamatan setempat untuk ditindaklanjuti dengan mengundang para pencari kerja yang memenuhi syarat. Seksi Disnakertrans tersebut mengajukan para pencari kerja tersebut ke perusahaan yang memintanya. Perusahaan melakukan perekrutan seleksi, bagi pencari kerja yang diterima akan ditempatkan ke lowongan kerja dan diterima dengan persyaratan pelatihan ketrampilan, akan dikirim ke BLKD/lembaga pelatihan swasta lain. Akan tetapi bagi pencari kerja yang ditolak, akan dikembalikan ke Seksi Disnakertrans yang mengajukannya untuk didata-ulang. 4. Seksi Disnakertrans kecamatan ini menerbitkan kartu pencari kerja berdasarkan nomor dan tanggal pendaftaran serta nama pencari kerja yang telah didaftarkannya melalui internet. Kartu pencari kerja ini berlaku selama 6 bulan dan dapat diperpanjang sampai dengan 3 kali. Seksi Disnakertrans ini juga membuat laporan rutin ipk kecamatan dan dikirim ke Sudin Nakertrans setiap bulan. Pendataan pencari
299
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 kerja dan lowongan kerja perusahaan juga dapat dilakukan di Seksi Disnakertrans ini. Sudin Disnakertrans menerima laporan rutin ipk kecamatan dan merekapnya menjadi laporan rutin ipk kabupaten/kota. Laporan rutin ipk kabupaten/kota ini dikirimkan ke Dinas Nakertrans provinsi dan direkap menjadi laporan rutin ipk provinsi. Laporan ini kemudian dikirim ke Ditjen PPTKDN khususnya satuan kerja penempatan TK dalam negeri untuk dibuat laporan ipk secara nasional. RANCANGAN MODEL DATABASE PENEMPATAN TENAGA KERJA Model database penempatan tenaga kerja yang diusulkan ini berupa physical system (sistem fisik merupakan diagram alir sistem database penempatan tenaga kerja) dan logical model yang digambarkan dalam bentuk diagram arus data dan dilengkapi dengan kamus datanya. Setiap kamus data akan menjelaskan secara rinci data yang mengalir dalam diagram arus data. Sedangkan logical model menjelaskan tentang proses secara lojik fungsi-fungsi sistem database penempatan tenaga kerja ini bekerja. Metode pengolahan data yang berbasis web ini dengan menggunakan metoda terpusat yaitu sistem database penempatan tenaga kerja berada di pusat data kemudian setiap pengguna yang berkepentingan dan berbeda lokasi melalui internet dapat melakukan registrasi diri sebagai pengguna untuk mendapatkan user-id dan password (jika telah terdaftar pengguna dapat mengubah password sendiri), entry-data dan update data bahkan mencetak laporan yang berkaitan dengan kepentingannya. Secara fisik, model sistem database penempatan ini dapat dilihat pada Gambaran Umum Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja sebelumnya. Logical model sistem database penempatan tenaga kerja ini terdiri dari 6 modul proses meliputi : 1. Pencari Kerja. Modul proses pencari kerja terdiri dari proses pencari kerja baru dan status pencari kerja itu sendiri. Modul proses ini membutuhkan antara-lain : entitas pencari kerja langsung, data pencari kerja, tabel referensi dan userid, serta tabel status pencari kerja. Penjelasan mengenai kamus data untuk setiap data tabel di atas dapat dilihat pada lampiran database relasional. 2. Perusahaan. Perusahaan sebagai modul proses perusahaan yang terdiri dari proses-proses pencari kerja baru yang belum mendaftarkan / mendapatkan kartu kuning dari
Vol.2 No.3 - Mei 2009
300
ISSN: 1978 - 8282 Seksi Nakertrans kecamatan; lowongan kerja dengan persyaratan khusus yang disediakan oleh perusahaan; status lowongan kerja yang menjelaskan tentang lowongan kerja perlu diperpanjang atau dihapuskan; dan penempatan tenaga kerja bagi pencari kerja yang lolos seleksi penerimaan. Model proses perusahaan ini memerlukan antara-lain : entitas perusahaan, data tabel pencari kerja, tabel lowongan kerja perusahaan, tabel status lowongan kerja, tabel referensi dan userid, serta tabel transaksi penempatan tenaga kerja. Kamus data setiap tabel di atas dapat dilihat pada lampiran database relasional. 3. Satuan kerja pemerintah daerah yang terdiri dari Dinas Nakertrans provinsi, Suku Dinas Nakertrans kabupaten / kota, dan Seksi Nakertrans kecamatan. Modul proses satuan kerja pemerintah daerah ini terdiri dari proses Disnakertrans, proses Sudinnakertrans, dan proses Seksi Nakertrans kecamatan. Proses Seksi Nakertrans kecamatan membutuhkan entitas Seksi Nakertrans kecamatan yang menjalankan proses ini, data tabel pencari kerja dan statusnya untuk menerbitkan kartu-kuning bagi pencari kerja dan berlaku selama 6 bulan, tabel lowongan kerja dan statusnya untuk menentukan status lowongan kerja yaitu terdaftar, diperpanjang atau dihapuskan. Proses Sudin Nakertrans kabupaten/kota memerlukan entitas Sudin Nakertrans kabupaten/kota yang melaksanakan proses ini, data tabel rekap ke IPK kabupaten/ kota, serta proses laporan rutin IPK kabupaten/kota. Proses Dinas Nakertrans provinsi memerlukan entitas Dinas Nakertrans provinsi yang melaksanakan proses ini, data tabel rekap ke IPK provinsi, serta proses laporan rutin IPK provinsi. Ketiga submodul proses di atas juga membutuhkan tabel referensi dan tabel userid. 4. Bursa Kerja On-line. Modul proses ini digunakan untuk mendaftarkan pencari kerja maupun lowongan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Modul proses bursa kerja on-line membutuhkan antara-lain : entitas bursa kerja on-line yang menjalankan proses ini, data tabel pencari kerja baru dan status pencari kerja itu sendiri : terdaftar, diperpanjang, atau dihapuskan; tabel lowongan kerja dan statusnya mencakup : terdaftar, diperpanjang, atau dihapuskan; tabel referensi dan tabel userid. Sedangkan kamus data setiap data tabel tersebut dapat dilihat pada lampiran data relasional.
301
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 5. Satuan kerja Bursa Kerja dan Informasi Pasar Kerja. Modul proses ini untuk menghasilkan laporan rutin IPK nasional yang diperlukan oleh kedua satuan kerja yaitu Bursa Kerja dan Informasi Pasar Kerja. Modul proses ini memerlukan entitas satuan kerja Bursa Kerja dan satuan kerja Informasi Pasar Kerja untuk melaksanakan proses ini, proses rekap ke IPK nasional, tabel rekap ke IPK nasional, tabel referensi, dan tabel userid. Kamus data masing-masing tabel di atas dapat dilihat pada lampiran database relasional. Kamus data setiap tabel di atas dapat dilihat pada lampiran database relasional.
6. Administrator. Modul proses ini digunakan untuk merawat sistem, tabel-tabel, dan setting password yang dilakukan oleh administrator—Balitfo. Modul proses ini membutuhkan entitas administrator yang melakukan proses ini, data tabel master, transaksi, maupun referensi. Kamus data setiap tabel ini dapat dilihat pada lampiran database relasional. Diagram arus data proses sistem database penempatan ini dapat dilihat pada lampiran buku laporan ini. RANCANGAN OUTPUT Proses penyusunan rancangan sistem database ini menggunakan pendekatan output dan input dari sistem yang sedang berjalan. Dengan menginventarisir semua kebutuhan output yang ada maupun input dari stake holder—berbagai satuan kerja yang terkait—, kemudian dilakukan perancangan database untuk tujuan memudahkan memantau informasi pasar kerja secara nasional. Dari hasil inventarisir bentuk-bentuk output tersebut dapat disusun rancangan output yang disulkan seperti pada tabel 1 daftar laporan / output bawah ini.
Vol.2 No.3 - Mei 2009
302
ISSN: 1978 - 8282
Tabel 1. Daftar Laporan Sistem Data Base Penempatan Tenaga Kerja
NO.
NO.JENIS-JENIS LAPORAN/INFORMASI
1
Ikhtisar statistik angkatan kerja seluruh Indonesia pada triwulan tertentu.
2
Pencari kerja yang terdaftar, ditempatkan, dan dihapuskan seluruh. Indonesia dirinci menurut tingkat pendidikan pada triwulan tertentu.
3
Pencari kerja yang terdaftar, ditempatkan, dan dihapuskan seluruh. Indonesia dirinci menurut gol. Kel. jabatan pada triwulan tertentu.
4
Lowongan kerja yang terdaftar, ditempatkan, dan dihapuskan seluruh. Indonesia dirinci menurut tingkat pendidikan pada triwulan tertentu.
5
Lowongan kerja yang terdaftar, ditempatkan, dan dihapuskan seluruh Indonesia dirinci menurut gol. Kel. jabatan pada triwulan tertentu.
6
Lowongan kerja yang terdaftar, ditempatkan, dan dihapuskan seluruh Indonesia dirinci menurut sektor lapangan usaha pada triwulan tertentu.
7
Pencari kerja dan lowongan yang terdaftar dan penempatan serta Pemenuhan sel. Indonesia dirinci menurut provinsi dan jenis kelamin pada triwulan tertentu.
8
Lowongan kerja di provinsi tertentu menurut jabatan dan pendidikan menurut gol pokok jabatan tertentu pada triwulan tertentu.
RANCANGAN INPUT Seperti yang dijelaskan pada Rancangan Output ini bahwa pendekatan untuk menyusun rancangan input adalah menginventarisir semua bentuk input sistem yang ada.
Input Data Input data yang ada dikelompokkan menjadi 3, antara-lain : 303
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 1. Data master meliputi : data pencari kerja, dan data lowongan kerja; 2. Data transaksi meliputi : penempatan tenaga kerja, status pencaker, status lowongan kerja, rekapitulasi ke IPK Kab/Kota dan rekapitulasi ke IPK Provinsi; 3. Tabel referensi meliputi : tabel-tabel pendukung untuk data master dan transaksi Tabel 2. Daftar Input Database Penempatan Tk NO. A.
INPUT DATA
KODE
SUMBER DATA
Data Master 1
Pencari Kerja Dalam Negeri
2
Lowongan kerja
B.
MLOKER
1. 2. 3. 4.
Pencari kerja Seksi Nakertrans kecamatan Perusahaan Bursa Kerja On-line
1. Perusahaan 2. Bursa Kerja On-line 3. Seksi Nakertrans kecamatan
Data Transasksi 1. 2. 3. 4. 5.
C.
MPENKERDN
Transaksi penempatan tenaga kerja Transaksi status pencari kerja Transaksi status lowongan kerja Rekap ke IPK Kab/Kota Rekap ke IPK Provinsi
LAMARDN STSCAKERDN STSLOKERDN REKAPKABKOT REKAPPROV
Tabel Referensi sebagai data pendukung master data 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Tabel Jenis Pendidikan Formal Tabel Golongan kelompok Jabatan Tabel Sektor Lapangan Usaha Tabel Provinsi Tabel Kota / Kabupaten Tabel Kecamatan Tabel User-id and Passowrd
TJENDIK TKOJAB TSEKLAPUS TPROP TKOT-KAB TKEC TUSERID
User Interface Bentuk tampilan layar merupakan interface yang mudah dipahami oleh pengguna. Oleh karena itu dalam merancang interface pengguna diupayakan mudah untuk dipahami dengan simbol-simbol sederhana, mudah dioperasikan, prosesnya cepat, dan jika mengalami trouble mudah diatasi. User interface sistem database ini dikelompokkan menurut banyaknya (6) modul dimana manfaatnya tergantung dari kegunaan setiap fungsi modul tersebut. Kegunaan setiap modul-modul proses sistem database penempatan ini adalah : 1. fungsi modul pencaker : untuk mendaftarkan pencaker baru;
Vol.2 No.3 - Mei 2009
304
ISSN: 1978 - 8282 2. fungsi modul perusahaan : untuk mandaftarkan lowongan kerja dan statusnya, pencaker baru, dan penempatan tenaga kerja; 3. fungsi modul satker pemda : untuk mandaftarkan lowongan kerja dan statusnya, pencaker baru dan statusnya, proses rekap ke IPK kabupaten/kota dan menghasilkan laporannya, serta proses rekap ke IPK provinsi dan menghasilkan laporannya; 4. fungsi modul bursa kerja on-line : untuk mandaftarkan lowongan kerja dan statusnya, serta pencaker baru dan statusnya; 5. fungsi modul satker bursa kerja dan informasi pasar kerja : untuk proses rekap ke IPK nasional dan menghasilkan laporannya; 6. administrator : untuk merawat sistem database, tabel-tabel maupun password yang terdaftar. Rancangan user interface yang digunakan untuk komunikasi antara pengguna—para stakeholder—dengan system database penempatan tenaga kerja berbentuk rancangan dialog layar terminal. Rancangan dialog ini terdiri dari proses memasukkan data ke system dan menampilkan informasi kepada pengguna melalui layar monitor. Dialog layar tersebut dirancang seperti pada diagram hirarki sistem database penempatan tersebut. Dialog ini dapat diklasifikasikan antara-lain : 1. Daftar dan login sistem terdiri dari form pendaftaran pengguna dan form login sistem; 2. Proses pencari kerja terdiri dari 4 form pencari kerja mencakup : a. form data pribadi; b. form data riwayat pendidikan; c. form data pengalaman kerja; d. form data minat kerja dan upah; serta 1 form status pencari kerja dimana setiap form dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas berbentuk tombol seperti-berikut : · submit untuk merekam data ke server web; · display untuk menampilkan data dari server web ke layar monitor; · reset untuk inisialisasi data pada form layar monitor bersangkutan; · exit untuk keluar dari form yang aktif ke form sebelumnya; 3. Proses lowongan kerja perusahaan terdiri dari : a. form data pribadi pencari kerja baru; b. form data perusahaan; c. form status lowongan kerja; d. form penempatan tenaga kerja;
305
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 dimana setiap form dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas berbentuk tombol seperti-berikut : · submit untuk merekam data ke server web; · display untuk menampilkan data dari server web ke layar monitor; · reset untuk inisialisasi data pada form layar monitor bersangkutan; · exit untuk keluar dari form yang aktif ke form sebelumnya; 4. Proses satuan kerja pemda terdiri dari : a. Sienakertrans kecamatan meliputi : 1. form data pribadi; 2. form data riwayat pendidikan; 3. form data pengalaman kerja; 4. form data minat kerja dan upah; b. Sudin nakertrans kabupaten/kota terdiri dari : 1. form proses ke IPK kabupaten/kota; 2. laporan rutin IPK kabupaten/kota; c. Dinas provinsi mencakup : 1. form proses ke IPK provinsi; 2. laporan rutin IPK provinsi; dimana setiap form dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas berbentuk tombol sepertiberikut : · submit untuk merekam data ke server web; · display untuk menampilkan data dari server web ke layar monitor; · reset untuk inisialisasi data pada form layar monitor bersangkutan; · exit untuk keluar dari form yang aktif ke form sebelumnya; 5. Proses bursa kerja on-line meliputi : a. form data pribadi pencari kerja baru; b. form data perusahaan; c. form status lowongan kerja; d. form penempatan tenaga kerja; e. form status pencari kerja; f. form lowongan kerja; g. form status lowongan kerja; Dimana setiap form dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas berbentuk tombol seperti-berikut : · submit untuk merekam data ke server web;
Vol.2 No.3 - Mei 2009
306
ISSN: 1978 - 8282 · · ·
display untuk menampilkan data dari server web ke layar monitor; reset untuk inisialisasi data pada form layar monitor bersangkutan; exit untuk keluar dari form yang aktif ke form sebelumnya;
6. Proses satuan kerja bursa kerja dan informasi pasar kerja meliputi : a. form proses ke IPK nasional; b. laporan rutin IPK nasional; 7.
Administrator meliputi : a. form maintenance tabel referensi; b. form maintenance password; c. form maintenance system; Dimana setiap form dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas berbentuk tombol seperti-berikut: · submit untuk merekam data ke server web; · display untuk menampilkan data dari server web ke layar monitor; · reset untuk inisialisasi data pada form layar monitor bersangkutan; · exit untuk keluar dari form yang aktif ke form sebelumnya.
Bentuk-bentuk tampilan dialog layar terminal (user interface) sistem database penempatan tenaga-kerja ini dapat dilihat pada lampiran rancangan dialog layar terminal. RANCANGAN DATABASE Database sebagai kumpulan data dari penempatan tenaga kerja yang saling terkait dan mempengaruhi sesuai dengan tingkat kepentingannya sehingga data tersebut terintegrasi dan independence. Database ini terdiri dari 5 tabel sebagai master data, 6 tabel sebagai tabel transaksi, dan 8 tabel sebagai tabel referensi. Master data meliputi : MPENKERDN1, MPENKERDN2, MPENKERDN3, MPENKERDN4, dan MLOKERDN. Tabel-tabel transaksi diantaranya adalah LAMARDN, STSCAKERDN, STSLOKERDN, REKAPKABKOT, dan REKAPPROV. Tabel-tabel berikut ini : TPROP, TKOT_KAB, TKEC, TJENDIK, TSEKLAPUS, dan TKOJAB, sebagai tabel referensi. Penjelasan setiap tabel pada database penempatan ini dapat dilihat pada daftar database di bawah ini. Sedangkan database relasionalnya dapat dilihat pada tabel 3 Daftar Database Penempatan Tenaga Kerja.
307
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 Tabel 3. Daftar Database Penempatan Tenaga Kerja NO. A.
B.
C.
NAMA TABEL
KETERANGAN
DATA MASTER 1.
MPENKERDN1
Data pribadi pencari kerja.
2.
MPENKERDN2
Data riwayat pendidikan formal dan non-formal.
3.
MPENKERDN3
Data riwayat pengalaman kerja.
4.
MPENKERDN4
Data minat dan upah yang diharapkan.
5.
MLOKERDN
Data lowongan kerja perusahaan.
DATA TRANSAKSI 1.
LAMARDN
Data transaksi penempatan tenaga kerja.
2.
STSCAKERDN
Data transaksi status pencari kerja.
3.
STSLOKERDN
Data transaksi status lowongan kerja.
4.
REKAPKABKOT
Data rekap ke IPK kab/kota.
5.
REKAPPROV
Data rekap ke IPK provinsi.
TABEL REFERENSI 1.
TPROP
Tabel wilayah provinsi.
2.
TKOT-KAB
Tabel wilayah kota / kabupaten.
3.
TKEC
Tabel wilayah kecamatan.
4.
TJENDIK
Tabel jenis pendidikan formal.
5.
TSEKLAPUS
Tabel sektor lapangan usaha.
6.
TKOJAB
Tabel kode jabatan.
7.
TUSERID
Tabel userid dan password.
Vol.2 No.3 - Mei 2009
308
ISSN: 1978 - 8282 RANCANGAN TEKNOLOGI
Gambar 3. Rancangan Teknologi Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja
Untuk menyusun rancangan teknologi ini menggunakan pendekatan teknologi internet. Konfigurasi jaringan komputer menggunakan topologi star dimana client-client komputer terhubung ke active hub dan dihubungkan ke server. Dari server dengan firewall dihubungkan ke modem dan disambungkan ke jaringan internet.
309
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 Setiap pengguna sistem database ini bisa menghubungkan diri ke server sistem database ini dengan melalui internet komputer pribadi / perusahaan. Rancangan teknologi ini dapat dilihat pada gambar 3 di atas. RANCANGAN PENGENDALIAN Untuk mengendalikan sistem database berbasis web ini dilakukan dengan melalui pengendalian sistem jaringan dan pengendalian aplikasi sistem database. Pengendalian sistem jaringan dengan melakukan setting otoritas melalui sistem jaringan. Sedangkan pengendalian aplikasi sistem database meliputi : 1. modul input : setiap proses input item-item yang perlu divalidasi harus dilakukan karena terkait dengan kebenaran data. Proses validasi data pada modul ini dapat dikelompokkan antara-lain : master data, tabel transaksi, dan tabel referensi. Kode pendaftaran master data pancaker dan perusahaan terdiri dari 8 character, 2 character pertama sebagai tahun proses, dan 6 character terakhir sebagai nomor pendaftaran yang diproses secara incremental. Password sebagai kode sandi setiap kelompok pengguna yang memiliki tingkat wewenang dalam menggunakan sistem database ini. Kode-kode lain pada tabel transaksi maupun tabel referensi yang memiliki makna dan alat kendali dalam proses validasi. 2. modul output : untuk melakukan proses modul ini pun harus dilindungi, tidak setiap orang berhak menggunakan modul ini. Oleh karena itu setiap pengguna yang menggunakan sistem database ini hanya mengoperasikan fasilitas modul yang ada sesuai dengan kepentingannya. 3. modul prosedur : agar terhindar dari proses yang tidak dikehendaki maka modul prosedur ini harus dikendalikan. Tingkat pengendalian modul prosedur/proses ini tergantung dengan tingkat kepentingan proses tersebut. Proses semakin penting, pengendaliannya semakin tinggi. 4. modul database : untuk mengendalikan penggunaan database, diperlukan setting pengguna. Tingkat keperluan pengguna tergantung tingkat kewenangan dalam organisasi yang berpengaruh terhadap penggunaan database ini. 5. modul teknologi : teknologi dalam menunjang sistem database menggunakan konfigurasi jaringan komputer dengan topologi star. Untuk pengendaliannya diperlukan sistem operasi jaringan yang mampu mengendalikan konfigurasi jaringan komputer ini.
Vol.2 No.3 - Mei 2009
310
ISSN: 1978 - 8282 KEBUTUHAN HARDWARE DAN SOFTWARE
Hardware Sistem database web ini membutuhkan sarana pendukung perangkat keras sebagai server Web dengan spesifikasi seperti pada tabel 4 Spesifikasi Perangkat Keras di bawah ini. Tabel 4. Spesifikasi Hardware Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja
Software Sistem database ini adalah berbasis web. Oleh karena itu perangkat lunak yang dibutuhkan antara-lain : sistem operasi jaringan dan sistem operasi untuk client, database engine, dan development toolsnya. Spesifikasi perangkat lunak tersebut dapat dilihat pada tabel 5 Spesifikasi Software di bawah ini. Tabel 5. Spesifikasi Software Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja
311
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai-berikut : 1. Memudahkan pihak pengguna untuk mengakses secara mobile—tanpa dibatasi letak geografis—sesuai dengan kepentingannya kapan dan dimana saja asal ada fasilitas internet; 2. Para pencaker dapat mendaftarkan diri di dinas tenaga-kerja setempat secara online dan memiliki banyak pilihan lowongan kerja yang diharapkan; 3. Penyedia lowongan kerja mempunyai banyak pilihan para pencaker sehingga perekrutan seleksinya akan menghasilkan sesuai dengan harapan; 4. Dengan membudayanya proses perekrutan dan penempatan tenaga kerja melalui internet akan menciptakan budaya baru yaitu menghargai dan menghormati teknologi informasi sebagai alat untuk aktivitas bisnis yang mampu menggairahkan ekonomi nasional disamping meningkatnya penyerapan tenaga kerja; 5. Lembaga penyedia tenaga kerja—perguruan tinggi, jasa tenaga kerja swasta dll— akan mudah memantau informasi pasar kerja secara aktual sehingga lembaga tersebut lebih kompetitif dalam penyediaan tenaga kerja di pasar kerja; 6. Demikian juga lembaga pemerintah terkait selaku pembuat kebijakan akan menciptakan kebijakan ketenagakerjaan yang bersifat kompetitif diantara penyedia tenaga kerja maupun pencaker dan lowongan kerja; 7. Diperlukan investasi awal untuk mengembangkan sistem database penempatan tenaga kerja berbasis web ini; 8. Diperlukan biaya maintenance selama sistem database berbasis web ini beroperasi; 9. Dibentuk organisasi dan para personil yang bertugas dan bertanggung-jawab serta diperlukan biaya overhead maupun operasionalnya; 10. Sistem database berbasis web ini memiliki risiko untuk “dirusak” oleh para hacker yang merasa dizalimi oleh situasi dan kondisi ekonomi nasional meskipun sistem ini diproteksi secara sistem operasi jaringan lokal maupun global dan aplikasi sistem database itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA 1. Burch, J.E., (1992) System Analysis, Design and Implementation, Boyd and Fraser Publishing Company, Boston. 2. C. J Date (1995), An Introduction to Database System, volume I, 7 th Edition,Addison Wesley
Vol.2 No.3 - Mei 2009
312
ISSN: 1978 - 8282 3. Elmasri, Ramez; Navathe, Shamkant B.; (2001) Fundamentals of Database Systems, The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc., California. 4. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan BPS ( 2002), Ringkasan Informasi Ketenagakerjaan, Edisi Triwulan 1, Jakarta. 5. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, (2002). Manpower and Employment Situation in Indonesia, Board of Information on Manpower and Transmigration, Jakarta. 6. Fathansyah, Basis Data (1999), cetakan pertama, Penerbit Informatika Bandung. 7.
Jogiyanto H.M, (2001) Analisis dan Desain Sistem Informasi: pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis, Penerbit Andi Offset, Edisi kedua, Yogyakarta.
313
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
PENGEMBANGAN SISTEM DATABASE PENEMPATAN TENAGA KERJA BERBASIS WEB Aris Martono1 Padeli2 Dina Fitria Murad3
[email protected];
[email protected];
[email protected] ABSTRAKSI Penelitian Pengembangan Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja Berbasis Web ini bertujuan untuk memudahkan penempatan para pencari kerja pada perusahaan yang membutuhkan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan sehingga perusahaan mendapatkan tenaga kerja profesional—siap pakai sesuai dengan profesinya—melalui internet. Penelitian ini dilakukan di lingkungan Departemen Tenaga kerja dan Transmigrasi selama 4(empat) bulan. Dari hasil analisis kebutuhan dapat dibuat model dan dirancang Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja Berbasis Web mencakup : rancangan model database penempatan tenaga kerja; rancangan output; rancangan input—input data dan user interface; rancangan database; rancangan teknologi; rancangan pengendalian; dan kebutuhan perangkat keras dan lunak. Penelitian ini dapat disimpulkan antara-lain : Memudahkan pihak pengguna untuk mengakses secara mobile; Penyedia lowongan kerja mempunyai banyak pilihan para pencari kerja; para pencaker memiliki banyak pilihan lowongan kerja yang diharapkan; Lembaga penyedia tenaga kerja—perguruan tinggi, jasa tenaga kerja swasta dll—akan mudah memantau informasi pasar kerja secara aktual; Lembaga pemerintah terkait selaku pembuat kebijakan akan menciptakan kebijakan ketenagakerjaan yang bersifat kompetitif; Menciptakan budaya baru yang menghargai dan menghormati teknologi informasi sebagai alat untuk aktivitas bisnis; Diperlukan investasi awal untuk mengembangkan sistem database penempatan tenaga kerja berbasis web; Dan dibentuk organisasi dan para personil yang bertugas dan bertanggung-jawab serta diperlukan biaya overhead maupun operasionalnya. Kata kunci : Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja, model sistem database,
tenaga-kerja, rancangan sistem
1. Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Cikokol - Tangerang Telp. 5529692 2. Dosen Jurusan Komputerisasi Akuntansi, AMIK Raharja Informatika Jl. Jend Sudirman No.40 Cikokol - Tangerang Telp. 5529692 2. Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Cikokol - Tangerang Telp. 5529692
293
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 PENDAHULUAN Sistem database penempatan tenaga kerja berbasis web ini merupakan koleksi data yang mencakup : 1. pencari kerja dari berbagai latar belakang pendidikan yang masih bekerja atau telah di-PHK oleh suatu perusahaan; 2. pencari kerja potensial yang terdaftar pada dinas kabupaten/kota; 3. pencari kerja yang telah lulus dari lembaga pendidikan dan pelatihan; 4. lowongan kerja perusahaan yang tersedia; Dimana entitas-entitas tersebut saling terintegrasi—saling terhubung dan mempengaruhi datanya—untuk keperluan menempatkan para pencari kerja tersebut pada perusahaan yang membutuhkan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan sehingga perusahaan mendapatkan tenaga kerja profesional—siap pakai sesuai dengan profesinya. Sesuai dengan fungsi dan tugas pokok pemerintah yaitu membina dan menempatkan para pencari kerja dan memberi fasilitas agar proses penempatan tenaga kerja berjalan dengan baik dan saling menguntungkan di antara pencari kerja dan penyedia lowongan kerja. Dengan terserapnya para tenaga kerja untuk bekerja di beragam sektor industri— berkurangnya pengangguran secara nasional—maka daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok semakin meningkat sehingga menggairahkan perekonomian nasional. Pencari kerja harus mendaftarkan diri ke Disnakertran Kecamatan untuk dilakukan pendataan dengan melengkapi persyaratan sehingga mendapatkan kartu pencari kerja yang berlaku sampai dengan 6(enam) bulan. Kartu pencari kerja dapat diperpanjang setiap 6 bulan sampai dengan pencari kerja mendapatkan pekerjaan maka status pencari kerja akan dihapuskan. Penyedia lowongan kerja—perusahaan pengguna tenaga kerja—mendaftarkan ke ke Disnakertran Kecamatan terdekat untuk memberitahukan bahwa perusahaan tersebut membutuhkan tenaga kerja dengan persyaratan tertentu. Disnakertrans mengundang para pencari kerja yang terdaftar dan memenuhi persyaratan untuk dikirim ke perusahaan yang membutuhkan. Perusahaan melakukan rekrut pencari kerja yang dikirim dan memenuhi persyaratan. Pencari kerja yang diterima, ditempatkan pada lowongan yang tersedia. Sedangkan pencari kerja yang ditolak, dikembalikan ke Disnakertrans yang mengirimkannya. Laporan ini menjabarkan mengenai mekanisme penempatan tenaga kerja saat ini, gambaran umum sistem database penempatan tenaga kerja, rancangan model sistem Vol.2 No.3 - Mei 2009
294
ISSN: 1978 - 8282 database penempatan tenaga kerja, bentuk rancangangan output yang menggambarkan beragam laporan yang dihasilkan oleh system database ini. Rancangan input yang menggambarkan bentuk-bentuk masukan /input beserta item-itemnya yang tersedia dalam system database ini. Untuk memudahkan komunikasi antara pengguna dan system tersebut maka disusun rancangan dialog layar yang sefleksibel mungkin dan tidak membosankan. Sistem database ini menggunakan teknologi aplikasi Web maka rancangan databasenya yang digambarkan dalam bentuk database relasional(lihat lampiran database relasional) harus mempertimbangkan kapasitas penyimpanan datanya maupun penyimpanan system pendukungnya. Oleh karena itu rancangan database ini lebih menekankan kapasitas daya-tampung penyimpanan selama periode tertentu, dan rancangan pengendalian yang menjelaskan tentang pengendalian melalui aplikasi sistem database dan pengendalian sistem jaringan, dan yang terakhir mengenai keunggulan dan kekurangan sistem database tersebut. PERMASALAHAN Untuk meningkatkan perekonomian nasional, salah satu variabelnya adalah terserapnya tenaga-kerja ke dunia industri. Pemerintah selaku pembina dan fasilitator dalam penempatan tenaga-kerja nasional berupaya meningkatkan terserapnya tenagakerja dalam dunia-kerja. Dengan demikian hal ini dapat meningkatkan daya-beli masyarakat dan selanjutnya dapat meningkatkan perekonomian nasional. Lembaga pendidikan—perguruan tinggi, sekolah-sekolah formal maupun nonformal, dan lembaga-lembaga pelatihan—yang mendidik dan melatih para tenagakerja berupaya agar para tenaga-kerja tersebut berkualitas dan berketrampilan. Karena kurikulum yang diajarkan dan dipraktekan kurang sesuai dengan kebutuhan industri maka hasil kelulusannya adalah kurang memenuhi kebutuhan dunia industri—kurang link dan match—dengan permintaan / kualifikasi yang diharapkan industri. Tenaga kerja selaku pencari kerja yang harus bersaing dengan tenaga-kerja lain untuk mendapatkan pekerjaan. Surplus tenaga-kerja secara nasional semakin meningkat yang disebabkan menurunnya perekonomian secara nasional sehingga hal ini berdampak pada perusahaan industri untuk menyediakan lowongan kerja(terbatas). Oleh karenanya perusahaan industri sebagai penyedia lowongan kerja dan mencari tenaga-kerja yang sesuai dengan kualifikasi yang diharapkan semakin berhatihati dan selektif dalam merekrut tenaga-kerja disamping lowongan kerja yang disediakan terbatas. Perusahaan industri yang terkena dampak krisis ekonomi—cash flow perusahaan menurun / merugi—pada saat itu juga dengan kondisi terpaksa harus
295
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 melakukan PHK terhadap karyawan/pegawai sehingga menimbulkan surplus tenagakerja secara nasional. Dari hasil pembahasan di atas dapat diidentifikasi masalah-masalah yang terjadi antaralain : 1. Bagaimana mengetahui para pencari kerja yang berpendidikan dan masih bekerja atau telah di-PHK dari suatu perusahaan dengan cepat? 2. Bagaimana mengetahui para pencari kerja yang potensial dan terdaftar pada dinas tenaga-kerja kabupaten/kota setempat(dengan perusahaan industri) dengan cepat? 3. Bagaimana mengetahui para pencari kerja yang telah lulus dari lembaga pendidikan dan pelatihan dengan cepat? 4. Bagaimana mengetahui lowongan kerja, kualifikasinya dan lokasinya yang disediakan perusahaan industri dengan cepat? TUJUAN DAN MANFAAT Penelitian Pengembangan Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja Berbasis Web ini bertujuan untuk memudahkan penempatan para pencari kerja pada perusahaan yang membutuhkan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan sehingga perusahaan mendapatkan tenaga kerja profesional—siap pakai sesuai dengan profesinya—melalui internet. Adapun manfaat dari penelitian pengembangan sistem ini adalah : Bagi pemerintah antara-lain : 1. Dapat memetakan para pencari kerja yang berpendidikan dan masih bekerja / telah di-PHK, pencari kerja potensial yang terdaftar di dinas tenaga-kerja setempat, pencari kerja yang telah lulus dari lembaga pendidikan dan pelatihan serta lowongan kerja yang tersedia, ditempati maupun dibatalkan. 2. Dapat menyusun laporan rangkuman para pencari kerja beserta kualifikasinya dan rangkuman lowongan kerja tersedia, ditempati, maupun dibatalkan pada butir 1 di atas. Bagi para pencari kerja antara-lain : 1. Mendaftarkan diri ke dinas tenagakerja setempat secara on-line untuk mendapatkan kartu kuning; 2. Mencari lowongan kerja yang tersedia dari perusahaan industri secara on-line;
Vol.2 No.3 - Mei 2009
296
ISSN: 1978 - 8282 Bagi perusahaan industri yang menyediakan lowongan-kerja yaitu : 1. Mendaftarkan lowongan-kerja yang dibutuhkan ke dinas tenaga-kerja setempat secara on-line; 2. Mencari tenaga-kerja yang berkualifikasi secara on-line. Bagi lembaga penyedia tenaga kerja—perguruan tinggi, jasa tenaga kerja swasta dll— akan mudah memantau informasi pasar kerja secara aktual dan on-line. MEKANISME PENEMPATAN TENAGA KERJA SAAT INI Pencari kerja diklasifikasikan antara-lain : 1. pencari kerja dari berbagai latar belakang pendidikan yang masih bekerja atau telah di-PHK oleh suatu perusahaan; 2. pencari kerja potensial yang terdaftar pada dinas kabupaten/kota; 3. pencari kerja yang telah lulus dari lembaga pendidikan dan pelatihan. Para pencari kerja tersebut mandaftarkan diri dan melengkapi datanya meliputi data pribadi, riwayat pendidikan, pengalaman kerja, dan minat kerja maupun upah yang diinginkan ke Disnakertrans kecamatan setempat untuk mendapatkan kartu pencari kerja. Perusahaan sebagai penyedia lowongan-kerja, mendaftarkan lowongan kerja yang dibutuhkan, meliputi : data perusahaan, jumlah lowongan-kerja yang tersedia, persyaratan yang diminta, dan waktu pendaftaran ke Disnakertrans setempat. Disnakertrans mengundang para pencari kerja yang terdaftar dan memenuhi persyaratan untuk mengikuti seleksi penerimaan di perusahaan yang menyediakan lowongan kerja. Bagi para pencari kerja yang diterima, perusahaan akan menempatkannya dan mengirimkan ke lembaga pelatihan bagi tenaga kerja yang belum memiliki sertifikat ketrampilan. Sedangkan pencari kerja yang ditolak, dikembalikan ke Disnakertrans untuk didata-ulang. Calon pencari kerja juga dapat melengkapi persayaratan sertifikat ketrampilan dengan mengikuti pelatihan di salah satu lembaga pelatihan swasta atau BLKD setempat. Secara berkala / setiap minggu masing-masing disnakertrans kecamatan melaporkan informasi pasar kerja/ipk ke disnakertrans kabupaten/kota, kemudian masing-masing disnakertrans kabupaten/kota merekap laporan-laporan ipk disnakertran kecamatan yang masih di walayahnya dan melaporkannya ke disnakertrans provinsi. 297
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 Hasil laporan ipk disnakertrans kabupaten/kota direkap menurut wilayah disnakertrans provinsi dan mengirimkannya ke departemen nakertrans untuk direkap menjadi laporan IPK nasional. Demikian mekanisme penempatan tenaga kerja yang dikelola oleh Departemen Nakertrans dan Disnakertrans saat ini. Gambar 1 di bawah ini menunjukkan mekanismenya sehingga memberi gambaran sistem penempatan tenaga kerja yang berlangsung saat ini.
Gambar 1 : Mekanisme Penempatan Tenaga Kerja saat ini
GAMBARAN UMUM SISTEM DATABASE PENEMPATAN TENAGA KERJA
Gambar 2: Model Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja
Vol.2 No.3 - Mei 2009 298 Model di atas menunjukkan usulan sistem penempatan tenaga kerja yang dikelola oleh Departemen Nakertrans dan Disnakertrans.
ISSN: 1978 - 8282 Ada beberapa stakeholder yang berkepentingan terhadap sistem database ini antaralain : 1. Pencari kerja yang terdiri dari : a. pencari kerja dari berbagai latar belakang pendidikan yang masih bekerja atau telah di-PHK oleh suatu perusahaan; b. pencari kerja potensial yang terdaftar pada dinas kabupaten/kota; c. pencari kerja yang telah lulus dari lembaga pendidikan dan pelatihan. Pencari kerja tersebut dapat mendaftarkan diri langsung melalui internet dengan memasukkan data pribadi, riwayat pendidikan, pengalaman kerja, minat kerja dan upah yang diinginkan. Kemudian pencari kerja tersebut mengambil kartu pencari kerja di Seksi Disnakertrans kecamatan dengan menyerahkan nomor dan tanggal pendaftaran serta nama pencari kerja yang didapat dari internet. 2. Bursa kerja on-line menerima pendaftaran dari pencari kerja yang dilengkapi dengan persyaratannya untuk didatakan di bursa kerja on-line. Perusahaan yang membutuhkan pencari kerja sesuai dengan kualifikasi yang diminta, dapat mendaftarkan lowongan kerja yang tersedia di bursa kerja on-line. Bursa kerja on-line akan meneruskan ke Seksi Disnakertrans kecamatan setempat untuk ditindaklanjuti. Seksi Disnakertrans tersebut mengundang para pencari kerja yang sesuai dengan kualifikasi yang diminta untuk diajukan ke perusahaan yang menyediakan lowongan kerja. Perusahaan tersebut melakukan seleksi penerimaan terhadap para pencari kerja yang diajukannya. Para pencari kerja yang lulus seleksi, akan ditempatkan sesuai dengan lowongan kerja yang tersedia. Sebaliknya, yaitu mereka yang gagal seleksi, akan dikembalikan ke Disnakertrans untuk didata-ulang. 3. Perusahaan sebagai penyedia lowongan kerja, mendaftarkan lowongan kerja yang tersedia melalui internet, meliputi : data perusahaan, jumlah lowongan kerja yang ada, persyaratan yang dipenuhi, dan waktu pendaftaran. Lowongan kerja yang didaftar tersebut akan direspon Seksi Disnakertrans kecamatan setempat untuk ditindaklanjuti dengan mengundang para pencari kerja yang memenuhi syarat. Seksi Disnakertrans tersebut mengajukan para pencari kerja tersebut ke perusahaan yang memintanya. Perusahaan melakukan perekrutan seleksi, bagi pencari kerja yang diterima akan ditempatkan ke lowongan kerja dan diterima dengan persyaratan pelatihan ketrampilan, akan dikirim ke BLKD/lembaga pelatihan swasta lain. Akan tetapi bagi pencari kerja yang ditolak, akan dikembalikan ke Seksi Disnakertrans yang mengajukannya untuk didata-ulang. 4. Seksi Disnakertrans kecamatan ini menerbitkan kartu pencari kerja berdasarkan nomor dan tanggal pendaftaran serta nama pencari kerja yang telah didaftarkannya melalui internet. Kartu pencari kerja ini berlaku selama 6 bulan dan dapat diperpanjang sampai dengan 3 kali. Seksi Disnakertrans ini juga membuat laporan rutin ipk kecamatan dan dikirim ke Sudin Nakertrans setiap bulan. Pendataan pencari
299
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 kerja dan lowongan kerja perusahaan juga dapat dilakukan di Seksi Disnakertrans ini. Sudin Disnakertrans menerima laporan rutin ipk kecamatan dan merekapnya menjadi laporan rutin ipk kabupaten/kota. Laporan rutin ipk kabupaten/kota ini dikirimkan ke Dinas Nakertrans provinsi dan direkap menjadi laporan rutin ipk provinsi. Laporan ini kemudian dikirim ke Ditjen PPTKDN khususnya satuan kerja penempatan TK dalam negeri untuk dibuat laporan ipk secara nasional. RANCANGAN MODEL DATABASE PENEMPATAN TENAGA KERJA Model database penempatan tenaga kerja yang diusulkan ini berupa physical system (sistem fisik merupakan diagram alir sistem database penempatan tenaga kerja) dan logical model yang digambarkan dalam bentuk diagram arus data dan dilengkapi dengan kamus datanya. Setiap kamus data akan menjelaskan secara rinci data yang mengalir dalam diagram arus data. Sedangkan logical model menjelaskan tentang proses secara lojik fungsi-fungsi sistem database penempatan tenaga kerja ini bekerja. Metode pengolahan data yang berbasis web ini dengan menggunakan metoda terpusat yaitu sistem database penempatan tenaga kerja berada di pusat data kemudian setiap pengguna yang berkepentingan dan berbeda lokasi melalui internet dapat melakukan registrasi diri sebagai pengguna untuk mendapatkan user-id dan password (jika telah terdaftar pengguna dapat mengubah password sendiri), entry-data dan update data bahkan mencetak laporan yang berkaitan dengan kepentingannya. Secara fisik, model sistem database penempatan ini dapat dilihat pada Gambaran Umum Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja sebelumnya. Logical model sistem database penempatan tenaga kerja ini terdiri dari 6 modul proses meliputi : 1. Pencari Kerja. Modul proses pencari kerja terdiri dari proses pencari kerja baru dan status pencari kerja itu sendiri. Modul proses ini membutuhkan antara-lain : entitas pencari kerja langsung, data pencari kerja, tabel referensi dan userid, serta tabel status pencari kerja. Penjelasan mengenai kamus data untuk setiap data tabel di atas dapat dilihat pada lampiran database relasional. 2. Perusahaan. Perusahaan sebagai modul proses perusahaan yang terdiri dari proses-proses pencari kerja baru yang belum mendaftarkan / mendapatkan kartu kuning dari
Vol.2 No.3 - Mei 2009
300
ISSN: 1978 - 8282 Seksi Nakertrans kecamatan; lowongan kerja dengan persyaratan khusus yang disediakan oleh perusahaan; status lowongan kerja yang menjelaskan tentang lowongan kerja perlu diperpanjang atau dihapuskan; dan penempatan tenaga kerja bagi pencari kerja yang lolos seleksi penerimaan. Model proses perusahaan ini memerlukan antara-lain : entitas perusahaan, data tabel pencari kerja, tabel lowongan kerja perusahaan, tabel status lowongan kerja, tabel referensi dan userid, serta tabel transaksi penempatan tenaga kerja. Kamus data setiap tabel di atas dapat dilihat pada lampiran database relasional. 3. Satuan kerja pemerintah daerah yang terdiri dari Dinas Nakertrans provinsi, Suku Dinas Nakertrans kabupaten / kota, dan Seksi Nakertrans kecamatan. Modul proses satuan kerja pemerintah daerah ini terdiri dari proses Disnakertrans, proses Sudinnakertrans, dan proses Seksi Nakertrans kecamatan. Proses Seksi Nakertrans kecamatan membutuhkan entitas Seksi Nakertrans kecamatan yang menjalankan proses ini, data tabel pencari kerja dan statusnya untuk menerbitkan kartu-kuning bagi pencari kerja dan berlaku selama 6 bulan, tabel lowongan kerja dan statusnya untuk menentukan status lowongan kerja yaitu terdaftar, diperpanjang atau dihapuskan. Proses Sudin Nakertrans kabupaten/kota memerlukan entitas Sudin Nakertrans kabupaten/kota yang melaksanakan proses ini, data tabel rekap ke IPK kabupaten/ kota, serta proses laporan rutin IPK kabupaten/kota. Proses Dinas Nakertrans provinsi memerlukan entitas Dinas Nakertrans provinsi yang melaksanakan proses ini, data tabel rekap ke IPK provinsi, serta proses laporan rutin IPK provinsi. Ketiga submodul proses di atas juga membutuhkan tabel referensi dan tabel userid. 4. Bursa Kerja On-line. Modul proses ini digunakan untuk mendaftarkan pencari kerja maupun lowongan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Modul proses bursa kerja on-line membutuhkan antara-lain : entitas bursa kerja on-line yang menjalankan proses ini, data tabel pencari kerja baru dan status pencari kerja itu sendiri : terdaftar, diperpanjang, atau dihapuskan; tabel lowongan kerja dan statusnya mencakup : terdaftar, diperpanjang, atau dihapuskan; tabel referensi dan tabel userid. Sedangkan kamus data setiap data tabel tersebut dapat dilihat pada lampiran data relasional.
301
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 5. Satuan kerja Bursa Kerja dan Informasi Pasar Kerja. Modul proses ini untuk menghasilkan laporan rutin IPK nasional yang diperlukan oleh kedua satuan kerja yaitu Bursa Kerja dan Informasi Pasar Kerja. Modul proses ini memerlukan entitas satuan kerja Bursa Kerja dan satuan kerja Informasi Pasar Kerja untuk melaksanakan proses ini, proses rekap ke IPK nasional, tabel rekap ke IPK nasional, tabel referensi, dan tabel userid. Kamus data masing-masing tabel di atas dapat dilihat pada lampiran database relasional. Kamus data setiap tabel di atas dapat dilihat pada lampiran database relasional.
6. Administrator. Modul proses ini digunakan untuk merawat sistem, tabel-tabel, dan setting password yang dilakukan oleh administrator—Balitfo. Modul proses ini membutuhkan entitas administrator yang melakukan proses ini, data tabel master, transaksi, maupun referensi. Kamus data setiap tabel ini dapat dilihat pada lampiran database relasional. Diagram arus data proses sistem database penempatan ini dapat dilihat pada lampiran buku laporan ini. RANCANGAN OUTPUT Proses penyusunan rancangan sistem database ini menggunakan pendekatan output dan input dari sistem yang sedang berjalan. Dengan menginventarisir semua kebutuhan output yang ada maupun input dari stake holder—berbagai satuan kerja yang terkait—, kemudian dilakukan perancangan database untuk tujuan memudahkan memantau informasi pasar kerja secara nasional. Dari hasil inventarisir bentuk-bentuk output tersebut dapat disusun rancangan output yang disulkan seperti pada tabel 1 daftar laporan / output bawah ini.
Vol.2 No.3 - Mei 2009
302
ISSN: 1978 - 8282
Tabel 1. Daftar Laporan Sistem Data Base Penempatan Tenaga Kerja
NO.
NO.JENIS-JENIS LAPORAN/INFORMASI
1
Ikhtisar statistik angkatan kerja seluruh Indonesia pada triwulan tertentu.
2
Pencari kerja yang terdaftar, ditempatkan, dan dihapuskan seluruh. Indonesia dirinci menurut tingkat pendidikan pada triwulan tertentu.
3
Pencari kerja yang terdaftar, ditempatkan, dan dihapuskan seluruh. Indonesia dirinci menurut gol. Kel. jabatan pada triwulan tertentu.
4
Lowongan kerja yang terdaftar, ditempatkan, dan dihapuskan seluruh. Indonesia dirinci menurut tingkat pendidikan pada triwulan tertentu.
5
Lowongan kerja yang terdaftar, ditempatkan, dan dihapuskan seluruh Indonesia dirinci menurut gol. Kel. jabatan pada triwulan tertentu.
6
Lowongan kerja yang terdaftar, ditempatkan, dan dihapuskan seluruh Indonesia dirinci menurut sektor lapangan usaha pada triwulan tertentu.
7
Pencari kerja dan lowongan yang terdaftar dan penempatan serta Pemenuhan sel. Indonesia dirinci menurut provinsi dan jenis kelamin pada triwulan tertentu.
8
Lowongan kerja di provinsi tertentu menurut jabatan dan pendidikan menurut gol pokok jabatan tertentu pada triwulan tertentu.
RANCANGAN INPUT Seperti yang dijelaskan pada Rancangan Output ini bahwa pendekatan untuk menyusun rancangan input adalah menginventarisir semua bentuk input sistem yang ada.
Input Data Input data yang ada dikelompokkan menjadi 3, antara-lain : 303
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 1. Data master meliputi : data pencari kerja, dan data lowongan kerja; 2. Data transaksi meliputi : penempatan tenaga kerja, status pencaker, status lowongan kerja, rekapitulasi ke IPK Kab/Kota dan rekapitulasi ke IPK Provinsi; 3. Tabel referensi meliputi : tabel-tabel pendukung untuk data master dan transaksi Tabel 2. Daftar Input Database Penempatan Tk NO. A.
INPUT DATA
KODE
SUMBER DATA
Data Master 1
Pencari Kerja Dalam Negeri
2
Lowongan kerja
B.
MLOKER
1. 2. 3. 4.
Pencari kerja Seksi Nakertrans kecamatan Perusahaan Bursa Kerja On-line
1. Perusahaan 2. Bursa Kerja On-line 3. Seksi Nakertrans kecamatan
Data Transasksi 1. 2. 3. 4. 5.
C.
MPENKERDN
Transaksi penempatan tenaga kerja Transaksi status pencari kerja Transaksi status lowongan kerja Rekap ke IPK Kab/Kota Rekap ke IPK Provinsi
LAMARDN STSCAKERDN STSLOKERDN REKAPKABKOT REKAPPROV
Tabel Referensi sebagai data pendukung master data 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Tabel Jenis Pendidikan Formal Tabel Golongan kelompok Jabatan Tabel Sektor Lapangan Usaha Tabel Provinsi Tabel Kota / Kabupaten Tabel Kecamatan Tabel User-id and Passowrd
TJENDIK TKOJAB TSEKLAPUS TPROP TKOT-KAB TKEC TUSERID
User Interface Bentuk tampilan layar merupakan interface yang mudah dipahami oleh pengguna. Oleh karena itu dalam merancang interface pengguna diupayakan mudah untuk dipahami dengan simbol-simbol sederhana, mudah dioperasikan, prosesnya cepat, dan jika mengalami trouble mudah diatasi. User interface sistem database ini dikelompokkan menurut banyaknya (6) modul dimana manfaatnya tergantung dari kegunaan setiap fungsi modul tersebut. Kegunaan setiap modul-modul proses sistem database penempatan ini adalah : 1. fungsi modul pencaker : untuk mendaftarkan pencaker baru;
Vol.2 No.3 - Mei 2009
304
ISSN: 1978 - 8282 2. fungsi modul perusahaan : untuk mandaftarkan lowongan kerja dan statusnya, pencaker baru, dan penempatan tenaga kerja; 3. fungsi modul satker pemda : untuk mandaftarkan lowongan kerja dan statusnya, pencaker baru dan statusnya, proses rekap ke IPK kabupaten/kota dan menghasilkan laporannya, serta proses rekap ke IPK provinsi dan menghasilkan laporannya; 4. fungsi modul bursa kerja on-line : untuk mandaftarkan lowongan kerja dan statusnya, serta pencaker baru dan statusnya; 5. fungsi modul satker bursa kerja dan informasi pasar kerja : untuk proses rekap ke IPK nasional dan menghasilkan laporannya; 6. administrator : untuk merawat sistem database, tabel-tabel maupun password yang terdaftar. Rancangan user interface yang digunakan untuk komunikasi antara pengguna—para stakeholder—dengan system database penempatan tenaga kerja berbentuk rancangan dialog layar terminal. Rancangan dialog ini terdiri dari proses memasukkan data ke system dan menampilkan informasi kepada pengguna melalui layar monitor. Dialog layar tersebut dirancang seperti pada diagram hirarki sistem database penempatan tersebut. Dialog ini dapat diklasifikasikan antara-lain : 1. Daftar dan login sistem terdiri dari form pendaftaran pengguna dan form login sistem; 2. Proses pencari kerja terdiri dari 4 form pencari kerja mencakup : a. form data pribadi; b. form data riwayat pendidikan; c. form data pengalaman kerja; d. form data minat kerja dan upah; serta 1 form status pencari kerja dimana setiap form dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas berbentuk tombol seperti-berikut : · submit untuk merekam data ke server web; · display untuk menampilkan data dari server web ke layar monitor; · reset untuk inisialisasi data pada form layar monitor bersangkutan; · exit untuk keluar dari form yang aktif ke form sebelumnya; 3. Proses lowongan kerja perusahaan terdiri dari : a. form data pribadi pencari kerja baru; b. form data perusahaan; c. form status lowongan kerja; d. form penempatan tenaga kerja;
305
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 dimana setiap form dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas berbentuk tombol seperti-berikut : · submit untuk merekam data ke server web; · display untuk menampilkan data dari server web ke layar monitor; · reset untuk inisialisasi data pada form layar monitor bersangkutan; · exit untuk keluar dari form yang aktif ke form sebelumnya; 4. Proses satuan kerja pemda terdiri dari : a. Sienakertrans kecamatan meliputi : 1. form data pribadi; 2. form data riwayat pendidikan; 3. form data pengalaman kerja; 4. form data minat kerja dan upah; b. Sudin nakertrans kabupaten/kota terdiri dari : 1. form proses ke IPK kabupaten/kota; 2. laporan rutin IPK kabupaten/kota; c. Dinas provinsi mencakup : 1. form proses ke IPK provinsi; 2. laporan rutin IPK provinsi; dimana setiap form dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas berbentuk tombol sepertiberikut : · submit untuk merekam data ke server web; · display untuk menampilkan data dari server web ke layar monitor; · reset untuk inisialisasi data pada form layar monitor bersangkutan; · exit untuk keluar dari form yang aktif ke form sebelumnya; 5. Proses bursa kerja on-line meliputi : a. form data pribadi pencari kerja baru; b. form data perusahaan; c. form status lowongan kerja; d. form penempatan tenaga kerja; e. form status pencari kerja; f. form lowongan kerja; g. form status lowongan kerja; Dimana setiap form dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas berbentuk tombol seperti-berikut : · submit untuk merekam data ke server web;
Vol.2 No.3 - Mei 2009
306
ISSN: 1978 - 8282 · · ·
display untuk menampilkan data dari server web ke layar monitor; reset untuk inisialisasi data pada form layar monitor bersangkutan; exit untuk keluar dari form yang aktif ke form sebelumnya;
6. Proses satuan kerja bursa kerja dan informasi pasar kerja meliputi : a. form proses ke IPK nasional; b. laporan rutin IPK nasional; 7.
Administrator meliputi : a. form maintenance tabel referensi; b. form maintenance password; c. form maintenance system; Dimana setiap form dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas berbentuk tombol seperti-berikut: · submit untuk merekam data ke server web; · display untuk menampilkan data dari server web ke layar monitor; · reset untuk inisialisasi data pada form layar monitor bersangkutan; · exit untuk keluar dari form yang aktif ke form sebelumnya.
Bentuk-bentuk tampilan dialog layar terminal (user interface) sistem database penempatan tenaga-kerja ini dapat dilihat pada lampiran rancangan dialog layar terminal. RANCANGAN DATABASE Database sebagai kumpulan data dari penempatan tenaga kerja yang saling terkait dan mempengaruhi sesuai dengan tingkat kepentingannya sehingga data tersebut terintegrasi dan independence. Database ini terdiri dari 5 tabel sebagai master data, 6 tabel sebagai tabel transaksi, dan 8 tabel sebagai tabel referensi. Master data meliputi : MPENKERDN1, MPENKERDN2, MPENKERDN3, MPENKERDN4, dan MLOKERDN. Tabel-tabel transaksi diantaranya adalah LAMARDN, STSCAKERDN, STSLOKERDN, REKAPKABKOT, dan REKAPPROV. Tabel-tabel berikut ini : TPROP, TKOT_KAB, TKEC, TJENDIK, TSEKLAPUS, dan TKOJAB, sebagai tabel referensi. Penjelasan setiap tabel pada database penempatan ini dapat dilihat pada daftar database di bawah ini. Sedangkan database relasionalnya dapat dilihat pada tabel 3 Daftar Database Penempatan Tenaga Kerja.
307
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 Tabel 3. Daftar Database Penempatan Tenaga Kerja NO. A.
B.
C.
NAMA TABEL
KETERANGAN
DATA MASTER 1.
MPENKERDN1
Data pribadi pencari kerja.
2.
MPENKERDN2
Data riwayat pendidikan formal dan non-formal.
3.
MPENKERDN3
Data riwayat pengalaman kerja.
4.
MPENKERDN4
Data minat dan upah yang diharapkan.
5.
MLOKERDN
Data lowongan kerja perusahaan.
DATA TRANSAKSI 1.
LAMARDN
Data transaksi penempatan tenaga kerja.
2.
STSCAKERDN
Data transaksi status pencari kerja.
3.
STSLOKERDN
Data transaksi status lowongan kerja.
4.
REKAPKABKOT
Data rekap ke IPK kab/kota.
5.
REKAPPROV
Data rekap ke IPK provinsi.
TABEL REFERENSI 1.
TPROP
Tabel wilayah provinsi.
2.
TKOT-KAB
Tabel wilayah kota / kabupaten.
3.
TKEC
Tabel wilayah kecamatan.
4.
TJENDIK
Tabel jenis pendidikan formal.
5.
TSEKLAPUS
Tabel sektor lapangan usaha.
6.
TKOJAB
Tabel kode jabatan.
7.
TUSERID
Tabel userid dan password.
Vol.2 No.3 - Mei 2009
308
ISSN: 1978 - 8282 RANCANGAN TEKNOLOGI
Gambar 3. Rancangan Teknologi Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja
Untuk menyusun rancangan teknologi ini menggunakan pendekatan teknologi internet. Konfigurasi jaringan komputer menggunakan topologi star dimana client-client komputer terhubung ke active hub dan dihubungkan ke server. Dari server dengan firewall dihubungkan ke modem dan disambungkan ke jaringan internet.
309
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 Setiap pengguna sistem database ini bisa menghubungkan diri ke server sistem database ini dengan melalui internet komputer pribadi / perusahaan. Rancangan teknologi ini dapat dilihat pada gambar 3 di atas. RANCANGAN PENGENDALIAN Untuk mengendalikan sistem database berbasis web ini dilakukan dengan melalui pengendalian sistem jaringan dan pengendalian aplikasi sistem database. Pengendalian sistem jaringan dengan melakukan setting otoritas melalui sistem jaringan. Sedangkan pengendalian aplikasi sistem database meliputi : 1. modul input : setiap proses input item-item yang perlu divalidasi harus dilakukan karena terkait dengan kebenaran data. Proses validasi data pada modul ini dapat dikelompokkan antara-lain : master data, tabel transaksi, dan tabel referensi. Kode pendaftaran master data pancaker dan perusahaan terdiri dari 8 character, 2 character pertama sebagai tahun proses, dan 6 character terakhir sebagai nomor pendaftaran yang diproses secara incremental. Password sebagai kode sandi setiap kelompok pengguna yang memiliki tingkat wewenang dalam menggunakan sistem database ini. Kode-kode lain pada tabel transaksi maupun tabel referensi yang memiliki makna dan alat kendali dalam proses validasi. 2. modul output : untuk melakukan proses modul ini pun harus dilindungi, tidak setiap orang berhak menggunakan modul ini. Oleh karena itu setiap pengguna yang menggunakan sistem database ini hanya mengoperasikan fasilitas modul yang ada sesuai dengan kepentingannya. 3. modul prosedur : agar terhindar dari proses yang tidak dikehendaki maka modul prosedur ini harus dikendalikan. Tingkat pengendalian modul prosedur/proses ini tergantung dengan tingkat kepentingan proses tersebut. Proses semakin penting, pengendaliannya semakin tinggi. 4. modul database : untuk mengendalikan penggunaan database, diperlukan setting pengguna. Tingkat keperluan pengguna tergantung tingkat kewenangan dalam organisasi yang berpengaruh terhadap penggunaan database ini. 5. modul teknologi : teknologi dalam menunjang sistem database menggunakan konfigurasi jaringan komputer dengan topologi star. Untuk pengendaliannya diperlukan sistem operasi jaringan yang mampu mengendalikan konfigurasi jaringan komputer ini.
Vol.2 No.3 - Mei 2009
310
ISSN: 1978 - 8282 KEBUTUHAN HARDWARE DAN SOFTWARE
Hardware Sistem database web ini membutuhkan sarana pendukung perangkat keras sebagai server Web dengan spesifikasi seperti pada tabel 4 Spesifikasi Perangkat Keras di bawah ini. Tabel 4. Spesifikasi Hardware Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja
Software Sistem database ini adalah berbasis web. Oleh karena itu perangkat lunak yang dibutuhkan antara-lain : sistem operasi jaringan dan sistem operasi untuk client, database engine, dan development toolsnya. Spesifikasi perangkat lunak tersebut dapat dilihat pada tabel 5 Spesifikasi Software di bawah ini. Tabel 5. Spesifikasi Software Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja
311
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai-berikut : 1. Memudahkan pihak pengguna untuk mengakses secara mobile—tanpa dibatasi letak geografis—sesuai dengan kepentingannya kapan dan dimana saja asal ada fasilitas internet; 2. Para pencaker dapat mendaftarkan diri di dinas tenaga-kerja setempat secara online dan memiliki banyak pilihan lowongan kerja yang diharapkan; 3. Penyedia lowongan kerja mempunyai banyak pilihan para pencaker sehingga perekrutan seleksinya akan menghasilkan sesuai dengan harapan; 4. Dengan membudayanya proses perekrutan dan penempatan tenaga kerja melalui internet akan menciptakan budaya baru yaitu menghargai dan menghormati teknologi informasi sebagai alat untuk aktivitas bisnis yang mampu menggairahkan ekonomi nasional disamping meningkatnya penyerapan tenaga kerja; 5. Lembaga penyedia tenaga kerja—perguruan tinggi, jasa tenaga kerja swasta dll— akan mudah memantau informasi pasar kerja secara aktual sehingga lembaga tersebut lebih kompetitif dalam penyediaan tenaga kerja di pasar kerja; 6. Demikian juga lembaga pemerintah terkait selaku pembuat kebijakan akan menciptakan kebijakan ketenagakerjaan yang bersifat kompetitif diantara penyedia tenaga kerja maupun pencaker dan lowongan kerja; 7. Diperlukan investasi awal untuk mengembangkan sistem database penempatan tenaga kerja berbasis web ini; 8. Diperlukan biaya maintenance selama sistem database berbasis web ini beroperasi; 9. Dibentuk organisasi dan para personil yang bertugas dan bertanggung-jawab serta diperlukan biaya overhead maupun operasionalnya; 10. Sistem database berbasis web ini memiliki risiko untuk “dirusak” oleh para hacker yang merasa dizalimi oleh situasi dan kondisi ekonomi nasional meskipun sistem ini diproteksi secara sistem operasi jaringan lokal maupun global dan aplikasi sistem database itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA 1. Burch, J.E., (1992) System Analysis, Design and Implementation, Boyd and Fraser Publishing Company, Boston. 2. C. J Date (1995), An Introduction to Database System, volume I, 7 th Edition,Addison Wesley
Vol.2 No.3 - Mei 2009
312
ISSN: 1978 - 8282 3. Elmasri, Ramez; Navathe, Shamkant B.; (2001) Fundamentals of Database Systems, The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc., California. 4. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan BPS ( 2002), Ringkasan Informasi Ketenagakerjaan, Edisi Triwulan 1, Jakarta. 5. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, (2002). Manpower and Employment Situation in Indonesia, Board of Information on Manpower and Transmigration, Jakarta. 6. Fathansyah, Basis Data (1999), cetakan pertama, Penerbit Informatika Bandung. 7.
Jogiyanto H.M, (2001) Analisis dan Desain Sistem Informasi: pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis, Penerbit Andi Offset, Edisi kedua, Yogyakarta.
313
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
Smart Wheeled Robotic (SWR) Yang Mampu Menghindari Rintangan Secara Otomatis Asep Saefullah1 Sumardi Sadi2 Yugo Bayana3
[email protected];
[email protected] ABSTRAKSI Seiring dengan perkembangan teknologi mikrokontroler yang sangat pesat dan pada akhirnya mengantarkan pada suatu era teknologi robotika. Berbagai robot canggih, sistem keamanan rumah, telekomunikasi, dan sistem komputer sudah banyak menggunakan mikrokontroler sebagai unit pengontrol utama. Teknologi robotika juga telah menjangkau sisi hiburan dan pendidikan bagi manusia. Salah satu jenis robot yang paling banyak diminati adalah jenis Robot Beroda (Wheeled Robotic). Wheeled robotic adalah jenis robot yang pergerakannya menggunakan roda layaknya sebuah mobil. Terbatasnya kemampuan wheeled robotic yang hanya dapat bergerak maju, dan hanya mengutamakan pada pengendalian kecepatan tanpa adanya sistem kendali. Wheeled robotic dapat diatur pengendaliannya dengan menggunakan mikrokontroler dan teknologi embedded yang dipadukan untuk memperoleh Smart Wheeled Robotic (SWR). Untuk itu dirancang suatu sistem pengendalian Smart Wheeled Robotic yang mampu mendeteksi rintangan, bergerak maju, berhenti, mundur, belok ke kiri maupun ke kanan secara otomatis. Perancangan yang digunakan yaitu dengan memadukan penggunaan mikrokontroler AT89S2051 pada teknologi berbasis embedded system dengan teknologi kecerdasan buatan. Prinsip kerja dari SWR, yaitu sensor infra merah mengindra suatu benda dan mengirim kembali hasil pengindra tersebut untuk diproses mikrokontroler. Luaran dari mikrokontroler ini akan mengendalikan penggerak motor dc sehingga SWR dapat bergerak sesuai dengan hasil pengindraan dan instruksi dari mikrokontroler. Hasilnya adalah sebuah prototype Smart Wheeled Robotic (SWR) yang mempunyai indera berkemampuan menghindari rintangan. Prototype Smart Wheeled Robotic ini dapat dikembangkan untuk diimplementasikan pada kendaraan bermotor dimasa yang akan datang sehingga dapat menambah kenyamanan dan keamanan dalam berkendaraan. Kata kunci : Smart Wheeled Robotic, Mikrokontroler, Pengendalian, Otomatis.
1. Dosen Jurusan Sistem Komputer, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Cikokol - Tangerang Telp. 5529692 2. Dosen Jurusan Sistem Komputer, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Cikokol - Tangerang Telp. 5529692 3. Mahasiswa Jurusan Sistem Komputer, STMIK Raharja Jl. Jend Sudirman No.40 Cikokol - Tangerang Telp. 5529692
Vol.2 No.3 - Mei 2009
314
ISSN: 1978 - 8282 PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan teknologi mikrokontroler yang sangat pesat yang pada akhirnya mengantarkan kita pada suatu era teknologi robotika, telah membuat kualitas kehidupan manusia semakin tinggi. Berbagai robot canggih, sistem keamanan rumah, telekomunikasi, dan sistem komputer banyak menggunakan mikrokontroler sebagai unit pengontrol utama. Perkembangan teknologi robotika telah mampu meningkatkan kualitas maupun kuantitas produksi berbagai pabrik. Teknologi robotika juga telah menjangkau sisi hiburan dan pendidikan bagi manusia. Salah satu jenis robot yang paling banyak diminati adalah jenis mobil robot. Mobil robot adalah jenis robot yang pergerakannya menggunakan roda layaknya mobil, walaupun bisa saja menggunakan hanya dua atau tiga roda saja. Permasalahan yang sering terjadi dalam merancang dan membuat sebuah mobil robot ialah terbatasnya kemampuan mobil robot yang hanya dapat bergerak maju saja, dan hanya mengutamakan pada pengendalian kecepatan tanpa adanya sistem kendali mobil robot. Dengan menggunakan mikrokontroler dan teknologi embedded yang dipadukan kecerdasan buatan dapat dirancang pengendalian mobil robot secara otomatis, yaitu mengendalikan mobil robot yang mampu bergerak maju, berhenti, mundur, dan belok secara otomatis. Pemilihan sistem embedded dengan pertimbangan bahwa sistem embedded dapat dengan mudah dibandingkan dengan komputer multi fungsi, karena sifatnya yang mempunyai fungsi khusus. Suatu sistem embedeed bisa sangat bagus kemampuannya dan merupakan solusi yang efektif dari sisi finansial. Sistem embedded yang umum terdiri atas satu buah board komputer mikro dengan program dalam suatu ROM, yang memulai aplikasi yang spesifik sesaat sesudah diaktifkan, dan tidak akan berhenti sampai dinonaktifkan. Salah satu komponen penting yang merupakan alat pengindra dari Smart Wheeled Robotic (SWR) adalah sensor. Sensor berupa alat pendeteksi sesuatu yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik, sensor yang dipergunakan dalam SWR ini adalah sensor infra merah. Pemilihan sensor infra merah didasarkan kepada fungsi dari robot yang didesain yaitu dapat mengindra suatu benda dan mengirim kembali hasil pengindra tersebut untuk selanjutnya diproses mikrokontroler. Mikrokontroler sebelum digunakan dalam sistem SWR harus terlebih dahulu diisi program. Pengisian program bertujuan agar IC tersebut dapat bekerja sesuai dengan rancangan yang telah ditetapkan. Software yang digunakan untuk menuliskan listing program bahasa assembly adalah M-IDE Studio for MCS-51. IC mikrokontroler yang awalnya kosong mulai diisi dengan program. Sedangkan untuk IC yang sebelumnya telah berisi program lain, maka program tersebut dihapus terlebih dahulu secara
315
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 otomatis sebelum diisi dengan program yang baru. Untuk proses pengisian program menggunakan ISP Flash Programmer dari produsen mikrokontroler AT89S2051 yaitu ATMEL company. PEMBAHASAN Pembahasan Diagram Blok Kendali mobil robot secara otomatis dirancang untuk bisa bergerak maju, berhenti, mundur, belok kanan dan belok kiri secara mandiri. Mobil robot yang digunakan dalam perancangan ini menggunakan tipe pergerakan Differential Steering yang merupakan tipe pergerakan paling umum digunakan. Kinematik yang digunakan cukup sederhana dimana posisi relatif dapat ditentukan dengan menghitung perbedaan kecepatan roda kiri dengan roda kanan, desain ini memiliki dua derajat kebebasan. Dengan menggerakkan motor kiri dan kanan satu arah akan menyebabkan robot berjalan maju atau mundur dan dengan menggerakkan berlawanan arah, maka robot akan berputar searah atau berlawanan arah jarum jam. Smart Wheeled Robotic (SWR) didesain dilengkapi dengan dua buah penggerak motor tipe gearbox sebagai penggerak roda kiri dan kanan, sensor infra merah yang berfungsi untuk menghindari tabrakan dengan benda yang ada di sekitarnya sehingga robot bisa berjalan dengan baik tanpa menabrak. Perancangan software sistem kendali SWR ini dibangun dengan menggunakan pemrograman bahasa assembly yang kemudian dikonversikan kedalam bentuk heksa. Program dalam bentuk heksa inilah yang nantinya dimasukan kedalam mikrokontroller. Data yang diterima oleh mikrokontroller tersebut merupakan data digital hasil olahan dari Analog to Digital Converter yang sudah dimiliki oleh mikrokontroller itu sendiri. Fitur inilah yang merupakan salah satu fitur terpenting dalam perancangan SWR ini, karena semua peripheral pendukung dari robot ini bergerak berdasarkan masukan data digital yang dikeluarkan oleh mikrokontroler Untuk memindahkan program dari komputer kedalam mikrokontroler digunakan dua buah modul yang berfungsi sebagai perantara untuk pengisian program. Adapun diagram blok sistem secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
Vol.2 No.3 - Mei 2009
316
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 1. Diagram blok sistem kendali SWR
Sensor Infra Merah Sensor infra merah adalah sensor yang memancarkan sinar dibawah panjang gelombang 400 nm, Sensor infra merah menggunakan photo transistor sebagai penerima dan led infra merah sebagai pemancar. Sinyal yang dibangkitkan akan dipancarkan dari transmitter. Ketika sinyal mengenai benda penghalang, maka sinyal ini dipantulkan, dan diterima oleh receiver. Sinyal yang diterima oleh rangkaian receiver dikirimkan ke rangkaian mikrokontroler untuk selanjutnya memberikan perintah kepada sistem yang digunakan sesuai dengan algoritma program mikrokontroler yang dibuat, seperti terlihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 2. Prinsip kerja sensor infra merah
317
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 (Widodo Budiharto S.SI, M.Kom, Sigit Firmansyah, (2005), Elektronika Digital Dan Mikroprosesor, Penerbit Andi, Yogyakarta. ) Pemancar. Infra Merah ( Transmitter ) Pemancar infra merah berupa rangkaian yang memancarkan sinar yang berfrekuensi antara 30 – 50 KHz. Photo transistor akan aktif apabila terkena cahaya dari led infra merah. Antara Led dan photo transistor dipisahkan oleh jarak. Jauh dekatnya jarak mempengaruhi besar intensitas cahaya yang diterima oleh photo transistor. Apabila antara Led dan photo transistor tidak terhalang oleh benda, maka photo transistor akan aktif, sehingga menyebabkan outputnya berlogika ‘1’ dan Led padam. Apabila antara Led dan photo transistor terhalang oleh benda, photo transistor akan tidak aktif, sehingga menyebabkan outputnya berlogika ‘0’ serta Led menyala.
Gambar 3. Skema rangkaian pemancar infra merah
(Widodo Budiharto S.SI, M.Kom, Sigit Firmansyah, (2005), Elektronika Digital Dan Mikroprosesor, Penerbit Andi, Yogyakarta.) Penerima InfraMerah (Receiver) Rangkaian penerima infra merah dapat menangkap sinyal infra merah dengan frekuensi 30 – 50 KHz , setelah diterima dalam bentuk pulsa maka sinyal diubah menjadi tegangan DC. Bila sinyal infra merah hasil pantulan yang tertangkap cukup kuat akan membuat output menjadi low.
Vol.2 No.3 - Mei 2009
318
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 4. Skema rangkaian penerima infra merah
(Widodo Budiharto S.SI, M.Kom, Sigit Firmansyah, (2005), Elektronika Digital Dan Mikroprosesor, Penerbit Andi, Yogyakarta.) Secara garis besar diagram sistem blok sensor digambarkan sebagai berikut : Gambar 5. Diagram sistem blok sensor (Widodo Budiharto S.SI, M.Kom, Sigit Firmansyah, (2005), Elektronika Digital Dan Mikroprosesor, Penerbit Andi, Yogyakarta. )
Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan komponen utama atau bisa disebut juga sebagai otak yang berfungsi sebagai pengatur pergerakan motor (Motor Driver) dan pengolah data yang dihasilkan oleh komparator sebagai bentuk keluaran dari sensor. Rangkaian mikrokontroler ini terdiri dari beberapa komponen diantaranya : AT89S2051, sebuah resistor berukuran 10 KÙ, sebuah resistor berukuran 220 Ù, sebuah elektrolit kapasitor berukuran 10 µf 35 Volt, 2 buah LED (Light Emiting Diode) 2 buah kapasitor berukuran 30 pf, sebuah kristal dengan frekuensi 11,0592 Mhz, dan sebuah switch yang berfungsi untuk memulai menjalankan simulasi. Skema dari rangkaian mikrokontroler adalah sebagai berikut :
319
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 6. Skema Rangkaian Mikrokontroler
(Berkarya dengan mikrokontoller AT 89S2051 Nino Guevara Ruwano.2006, Elek Media Komputindo.Jakarta) Fungsi-fungsi pin MCU AT89S2051 : Kemasan MCU AT89S2051 diperlihatkan pada gambar 3.4. Kemasan yang hanya memiliki 20 kaki dan memiliki beberapa port yang dapat dipakai sebagai port input maupun output, disamping port pendukung lainnya, yaitu port 1.0 sampai 1.7 dan port 3.0 sampai port 3.7. Pemakaiannya harus disesuaikan dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh produsen mikrokontroler ini. Perbedaan antara AT89S2051 dengan seri sebelumnya yaitu AT89S51 adalah hanya terdapat pin P1 dan P3 pada AT89S2051, sehingga MCU ini tidak dapat mengakses memori luar untuk programnya, jadi program harus disimpan dalam PEROM didalamnya yang berkapasitas 2 Kbyte, sedangkan semua pin yang sama-sama terdapat dikedua MCU, fungsinya sama.
Vol.2 No.3 - Mei 2009
320
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 7. Susunan Pin AT89S2051
(Berkarya dengan mikrokontoller AT 89S2051 Nino Guevara Ruwano.2006, Elek Media Komputindo.Jakarta) Keterangan fungsi masing-masing pin adalah sebagai berikut : 1. Vcc = Suplai tegangan mikrokontrol 2. Gnd = Ground 3. Port 1.0 – 1.1 = Sebuah 8-bit input/output port yang 2 arah (Bidirectional I/O port). Pin port P1.2 sampai P1.7 menyediakan pull-ups secara internal. P1.0 dan P1.1 juga berfungsi sebagai input positif (AIN0) dan input negatif (AIN1) yang bertanggung jawab pada pembanding sinyal analog yang ada dalam chip. Keluaran port 1.0 memuat arus sebesar 20 mA dan dapat digunakan untuk menyalakan LED secara langsung. Jika sebuah program mengakses port pin1, maka port ini dapat digunakan sebagai port input. Ketika port pin 1.2 sampai 1.7 digunakan sebagai port input dan port-port tersebut diset secara pulled-low, maka port-port tersebut dapat menghasilkan arus (IIL) karena adanya internal pull-ups tadi. Port 1 juga dapat menerima kode/data saat memori flash dalam kondisi diprogram atau saat proses verifikasi dilakukan. 4. Port 3 = port 3 pin 3.0 sampai 3.5 adalah enam input/output pin yang dapat menerima kode/data secara dua arah (bidirectional I/O port) yang mempunyai fasilitas internal
321
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
pull-ups. P3.6 adalah sebuah hardware yang digunakan sebagai input/output dari comparator onchip, tetapi pin tersebut tidak dapat diakses sebagai port input/ output standar. Port pin 3 dapat mengeluarkan arus sebesar 20mA. Port 3 juga menyediakan fungsi dari fitur spesial yang bervariasi dari mikrokontroler AT89S2051, antara lain : Table 1. Fungsi Port 3 (Berkarya dengan mikrokontoller AT 89S2051 Nino Guevara Ruwano.2006, Elek Media Komputindo.Jakarta)
Port Pin P3.0 P3.1 P3.2 P3.3 P3.4 P3.5
Alternate Functions RXD (Serial input port) TXD (Serial ouput port) INT0 (External Interupt 0) INT1 (External interrupt 1) T0 (Timer 0 external input) T1 (Timer 1 external input)
Port 3 juga dapat menerima beberapa sinyal kontrol untuk keperluan pemrograman Flash memory dan verifikasi data. 5. RST = RST berfungsi sebagai kaki untuk input sinyal reset. Semua input/output (I/ O) akan kembali pada posisi nol (reset) secepatnya ketika kaki reset tersebut berlogika tinggi. Menahan pin RST untuk dua Cycles machine ketika suatu oscillator sedang bekerja akan mengakibatkan resetnya semua sistem device yang ada ke dalam posisi nol. 6. XTAL1 = Sebagai input kepada inverting amplifier oscillator dan memberi input kepada internal clock operating circuit. 7. XTAL2 = Sebagai kaki output dari rangkaian inverting amplifier oscillator. Driver Motor Penggerak motor DC diperlukan untuk memutar motor yang digunakan sebagai penggerak perputaran roda, untuk menggerakan motor tersebut,digunakan rangkaian terintegrasi (Integrated Circuit) L293D. L293D adalah IC monolitis yang mempunyai Vol.2 No.3 - Mei 2009
322
ISSN: 1978 - 8282 tegangan tinggi (mencapai 36 volt) yang mempunyai empat saluran dan dirancang untuk menerima level tegangan TTL dan DTL untuk menggerakan beban induktif seperti solenoid, motor stepper dan motor DC. Untuk memudahkan dalam penggunaaan L293D mempunyai dua jembatan yang masing-masing terdiri dari dua masukan yang dilengkapi dengan satu jalur enable. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.4. diagram blok IC L293D.
Gambar 8. Diagram Blok IC L293D
(Panduan Praktis teknik Antar Muka dan Pemrograman Mikrokontroler AT89S51, Paulus Andi Nalwan, 2003, PT Elek Media Komputindo, Jakarta) Rangkaian Penggerak Motor DC Cara kerja dari rangkaian pengerak motor DC ini hanya dikendalikan melalui port Mikrokontroler, seperti yang telah dijelaskan diatas pin 1 dan 9 adalah sebagai enable yang dapat menghentikan dan memutar motor apabila di aliri arus listrik 0 (untuk berputar ) dan 1 (untuk berhenti), sedangkan untuk P0.0 dan P0.1 digunakan untuk melakukan pemutaran motor kiri dan kanan sedangkan P0.2 dan P0.3 digunakan untuk melakukan pemutaran motor atas dan bawah, jika P0.0 = 0 dan P0.1 = 1 maka M1 berputar ke kanan, dan jika P0.0 = 1 dan P0.1 = 0 maka M1 berputar kekiri, sedangkan untuk M2 akan berputar keatas jika P0.2=0 dan P0.3=1 maka M2 akan berputar ke atas, dan jika P0.2=1 dan P0.3=0 maka M2 akan berputar ke bawah. Motor 1(M1) dan Motor 2 (M2) dipasang secara terpisah sehingga ketika M2 berputar
323
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 maka M1 akan ikut berputar karena berada dalam bagian yang berputar yang telah digerakkan oleh M2. dan sebaliknya jika M1 berputar, maka M2 tidak akan ikut berputar karena berada pada posisi yang tetap. Rangkaian penggerak motor DC yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.13.
Gambar 9. Rangkaian penggerak motor DC
(Panduan Praktis teknik Antar Muka dan Pemrograman Mikrokontroler AT89S51, Paulus Andi Nalwan, 2003, PT Elek Media Komputindo, Jakarta
Vol.2 No.3 - Mei 2009
324
ISSN: 1978 - 8282 Flowchart System
Gambar 10. Flowchart sistem kendali SWR
325
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 Flowchart Program
Gambar 11. Flowchart program kendali SWR
Vol.2 No.3 - Mei 2009
326
ISSN: 1978 - 8282 Perancangan Prototype SWR Dalam perancangan untuk membangun sebuah prototype SWR, dirancang rangkaian seperti pada gambar berikut :
Gambar 12. Skema Rangkaian Prototype SWR
Infra Red (IR) sensor mendeteksi rintangan, data dari IR dikirim ke mikrokontroler. Mikrokontroler akan membaca inputan dari IR dan diproses sesuai dengan flowchart program yang sudah dirancang. Keluaran dari mikrokontroler akan memberikan signal ke L293D yang merupakan penggerak motor DC. Motor DC akan bereaksi (berputar) baik searah jarum jam atau berlawanan jarum jam sesuai dengan signal keluaran dari mikrokontroler yang merupakan response dari pengindra sensor.
Perancangan Perangkat Lunak Program Inisialisasi Program yang dirancang untuk mengendalikan SWR di buat dengan menggunakan bahasa assembly, sedangkan mikrokontroler hanya bisa mengakses sinyal input digital berupa logika high (logika “1”) dan logika low (logika “0”) sehingga perlu melakukan inisialisasi.
327
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
Penulisan Listing Program Assembly Sebelum mikrokontroler digunakan dalam sistem SWR, harus terlebih dahulu diisi program. Pengisian program ini bertujuan agar IC tersebut dapat bekerja sesuai dengan rancangan yang telah ditetapkan. Software yang digunakan untuk menuliskan listing program bahasa assembly adalah M-IDE Studio for MCS-51.
Vol.2 No.3 - Mei 2009
328
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 13. Tampilan M-IDE Studio
Setelah penulisan listing program pada M-IDE Studio text editor selesai, kemudian text tersebut disimpan ke dalam file dengan nama MOBIL.ASM. hal ini harus dilakukan karena software hanya bekerja pada file dengan nama *.ASM atau *.A51. Langkah berikutnya adalah dengan mengkompilasi file assembly tersebut menjadi file heksa, sehingga file MOBIL.ASM akan menjadi file MOBIL.HEX. yaitu dengan cara menekan tombol F9 pada keyboard atau melalui menu. file *.HEX inilah yang akan dimasukkan kedalam IC mikrokontroler. Setelah langkah – langkah tersebut dilakukan maka akan terdapat beberapa file setelah langkah kompilasi, yaitu : MOBIL.ASM, MOBIL.LST, MOBIL.DEV dan MOBIL.HEX. dan sampai pada tahapan ini maka proses penulisan dan kompilasi program assembly sudah selesai. Memasukkan Program Kedalam Mikrokontroler Pada langkah ini, IC mikrokontroler yang awalnya kosong mulai diisi dengan program. Sedangkan untuk IC yang sebelumnya telah berisi program lain, maka program tersebut dihapus terlebih dahulu secara otomatis sebelum diisi dengan program yang baru. Untuk memulainya, terlebih dahulu membuka program ISP Flash Programmer yang dibuat oleh produsen mikrokontroler AT89S2051 tersebut yaitu ATMEL company. Kemudian memilih device yang akan digunakan yaitu AT89S2051.
329
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 14. Device yang Digunakan AT89S2051
Setelah memilih device yang digunakan, pada menu “load HEX file to flash buffer”. Software kemudian meminta untuk memasukan file .HEX yang akan dimasukan kedalam IC mikrokontroler, dalam hal ini adalah MOBIL.HEX. File. HEX yang telah masuk akan dikenali oleh software tersebut kemudian dimasukan kedalam IC mikrokontroler. kemudian pilih menu instruction dan cari menu Auto Program atau tekan Ctrl+A pada papan keyboard . Untuk memerintahkan Software dalam pengisian file.HEX ke dalam IC Mikrokontroler, setelah menu auto program dipilih, dilanjutkan dengan menekan tombol enter. Selanjutnya muncul tampilan yang memperlihatkan proses pengisian tersebut, pada tahapan ini mikrokontroler sedang proses pengisian yang dilakukan oleh software MIDE Studio hingga semua listing program masuk kedalam IC Mikrokontroler tersebut.. IC Mikrokontroler terisi seiring dengan bertambahnya presentase yang muncul pada jendela software setiap proses tersebut berlangsung. Proses pengisian berlangsung diawali dengan “Erase Flash & EEPROM Memory”, yang berarti software melakukan penghapusan terhadap memori internal IC Mikrokontroler terlebih dahulu sebelum mengisikan program kedalam IC tersebut. Pada proses penghapusan ini, apabila presentase telah mencapai 100% maka berarti memori internal telah sepenuhnya terhapus dan dalam keadaan kosong. Jika presentase belum mencapai 100% tetapi
Vol.2 No.3 - Mei 2009
330
ISSN: 1978 - 8282
software menunjukkan tanda error, maka proses penghapusan gagal. Kegagalan ini biasanya disebabkan oleh adanya kesalahan pada hardware downloadernya. Setelah proses penghapusan selesai maka secara otomatis software melakukan “Verify Flash Memory”. Selanjutnya software mulai mengisi IC Mikrokontroler dengan file. HEX. Sama dengan penghapusan, yaitu prosesnya ditunjukkan dengan penambahan presentase pengisian. 100% menunjukkan bahwa IC Mikrokontroler telah sepenuhnya terisi. Dan munculnya tanda error menunjukkan proses pengisian gagal, yang biasanya disebabkan oleh kesalahan pada hardware downloadernya. Setelah langkah - langkah diatas berjalan dan selesai, maka IC Mikrokontroler yang dalam rancangan alat ini memakai jenis AT89S2051, sudah bisa digunakan untuk menjalankan sistem kerja alat rancangan. Uji Coba Setelah selesai merangkai semua komponen yang digunakan untuk perancangan sistem kendali mobil robot otomatis, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada keseluruhan blok yang terdapat pada rangkaian sistem kendali mobil robot otomatis ini. Uji Coba Blok Sensor Pengujian pada rangkaian blok sensor dilakukan dengan memberikan tegangan catu daya yang sudah disediakan. Dalam pengujian ini tujuan yang ingin dicapai adalah sensor harus dapat mendeteksi adanya objek yang berada di depan sensor infra merah. Uji coba blok sensor terdiri dari rangkaian transmiter dan receiver. Tegangan input yang masuk pada masing-masing rangkaian yaitu 9 VDC. Jarak kesensitifan yang dapat di tempuh oleh sensor terdapat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2. Hasil Uji Coba Kesensitifan Sensor Jarak Sensor Tingkat Kesensitifan Sensor V Out ToMikrokontroler < 10 cm Sangat Baik 0 VDC 10 – 15 cm Sangat Baik 0 VDC 16 – 20 cm Baik 0 VDC 21 – 25 cm Kurang Baik 0 VDC > 26 cm Sensor tidak bekerja 4,7 VDC Pada tabel di atas diketahui bahwa jarak paling jauh yang dapat di tempuh oleh sensor yaitu 25 cm. Sementara diatas 25 cm, sensor sudah tidak bekerja.
331
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 15. Rangkaian blok sensor
Uji Coba Blok Mikrokontroler Pengujian pada rangkaian ini menggunakan LED sebagai indikator ada dan tidak adanya data yang keluar dari masing – masing bit yang ditentukan untuk pengontrolan rangkaian driver motor DC. Sedangkan untuk bit yang ditugaskan untuk menerima inputan dari rangkaian sensor infra merah dalam percobaan ini menggunakan switch yang dihubungkan dengan GND, sehingga ketika switch ditekan maka ujung yang terhubung dengan bit yang sudah ditentukan akan berlogika “0”. Kondisi ini akan sama dengan keadaan dimana ketika diterapkan dengan rangkaian sensor infra merah mendeteksi adanya objek. Untuk lebih lengkapnya pin mana saja yang digunakan untuk membaca dan mengontrol device luar dapat dilihat pada tabel di bawah ini. . Tabel 3. Koneksi Rangkaian Mikrokontroler dengan Rangkaian Sensor Rangkaian AT89S2051 Rangkaian Sensor Pin 12 ( P1.0 ) Sensor Kiri Pin 13 ( P1.2 ) Sensor Kanan Tabel 4. Koneksi Rangkaian Mikrokontroler dengan Rangkaian Motor DC Rangkaian AT89S2051 Rangkaian Driver Motor DC Pin 2 ( P3.0 ) Pin 2 ( IN 1 )
Vol.2 No.3 - Mei 2009
332
ISSN: 1978 - 8282 Pin 3 ( P3.1 ) Pin 6 ( P3.2 ) Pin 7 (P3.3 )
Pin 7 ( IN 2 ) Pin 10 ( IN 3 ) Pin 15 ( IN 4 )
Gambar 16. Rangkaian blok mikrokontroler
Uji Coba Blok Motor Driver Mikrokontroler AT89S2051 merupakan otak dari semua sistem dari robot mobile ini. Mikrokontroler berfungsi menerima logic dari rangkaian sensor infra merah kemudian menganalisa data yang masuk dan mengirimkan logic pada rangkaian driver motor, sehingga dapat menggerakkan dan mematikan motor DC. Dengan dipasangnya mikrokontroler pada rangkaian SWR ini maka mobil robot dapat bekerja secara mandiri, dapat mengambil keputusan sesuai dengan keadaan ( Autonomous Robotic ). Pengujian blok motor driver dilakukan untuk mengetahui apakah rangkaian driver motor dapat mengontrol motor secara baik. Dalam pengujian ini, yang dilakukan adalah memberikan logic pada input dari driver motor untuk melihat arah putaran dari motor. Tegangan logic yang diberikan sebesar +5 Volt dan tegangan yang diberikan untuk menjalankan motor adalah +5 Volt. Motor kanan dihubungkan pada output 1 dan output 2 pada driver, sedangkan motor kiri dihubungkan pada output 3 dan output 4. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
333
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 Tabel 5. Hasil Pengujian Driver Motor No
Input 1
Input 2
Motor Kanan
Input 3
Input 4
Motor Kiri
1
0
0
Diam
0
0
Diam
2
1
0
Putar Maju
1
0
Putar Maju
3
0
1
Putar Mundur
0
1
Putar Mundur
4
1
1
Diam
1
1
Diam
KESIMPULAN Secara keseluruhan dari hasil uji coba dan analisa sistem Smart Wheeled Robotic (SWR), dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Sistem kendali kecepatan mobil dapat bekerja secara otomatis tanpa perlu menggunakan remote dan di kendalikan melalui mikrokontroler, SWR dapat menghindari rintangan dan bergerak dengan bebas ke kiri maupun ke kanan. 2. Jarak ideal untuk sensitifitas sensor adalah 2 cm – 20 cm, diantara 21 cm –25 cm sensitifitas sensor sudah kurang baik dan lebih dari 26 cm sensor sudah tidak dapat bekerja. 3. Tipe differential steering dapat digunakan untuk prototype SWR sehingga bisa belok ke kanan dan ke kiri.
DAFTAR PUSTAKA 1. Atmel, 2007, AT89S52. http://www.atmel.com/dyn resources/doc.0313.pdf (didownload 4 Maret 2007) 2. Budiharto Widodo, Perancangan Sistem dan Aplikasi Mikrokontroller. Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005 3. Eko Putra Agfianto, Belajar Mikrokontroller AT89S52 Teori dan Aplikasi. Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2004
Vol.2 No.3 - Mei 2009
334
ISSN: 1978 - 8282 4. Operation Manual FAP 188-100L AT Command Guide, NOKIA GSM AT COMMAND SET. http://www.activexperts.com/smsandpagertoolkit/atcommandsets nokiahtml 5. Fairchild. DM74LS47. http://www.datasheetcatalog.com (didownload 4 Maret 2007) 6. Fairchild. DM74LS125A. http://www.datasheetcatalog.com (didownload 4 Maret 2007) 7. Fairchild. DM74LS04. http://www.datasheetcatalog.com (didownload 4 Maret 2007) Motorola. SN74LS147. http://www.datasheetcatalog.com (didownload 4 Maret 2007) 8. Untung Rahardja, Simulasi Kendali Kecepatan Mobil Secara Otomatis, Journal CCIT, Vol.2 No. 2 – Januari 2009
335
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
Reprint
RANCANG BANGUN PROGRAM KRIPTOGRAFI ADVANCED ENCRYPTION STANDARD Sumi Khairani1 Fhery Agustin2 Ananda Fahmi3
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAKSI Untuk menjamin keamanan dan keutuhan dari suatu data, dibutuhkan suatu proses penyandian. Enkripsi dilakukan ketika data akan dikirim. Proses ini akan mengubah suatu data asal menjadi data rahasia yang tidak dapat dibaca. Sementara itu, proses dekripsi dilakukan oleh penerima data yang dikirim tersebut. Data rahasia yang diterima akan diubah menjadi data asal. Dengan cara penyandian, data asli tidak akan terbaca oleh pihak yang tidak berkepentingan, melainkan hanya oleh penerima yang memiliki kunci dekripsi. AES digunakan sebagai standard algoritma kriptograpi yang terbaru. Algoritma sebelumnya dianggap tidak mampu lagi untuk menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat. AES sendiri adalah algoritma kriptografi dengan menggunakan algoritma Rijndael yang dapat mengenkripsikan block data sepanjang 128 bit dengan panjang kunci 128 bit, 192 bit dan 256 bit. Kata kunci : AES, Algoritma Rijndael, Dekripsi, Enkripsi, Kriptografi
PENDAHULUAN Kriptografi berbasis pada algoritma pengkodean data informasi yang mendukung kebutuhan dari dua aspek keamanan informasi, yaitu secrecy (perlindungan terhadap kerahasiaan data informasi) dan authenticity (perlindungan terhadap pemalsuan dan pengubahan informasi yang tidak diinginkan. Keamanan dan kerahasiaan data merupakan salah satu aspek yang sangat penting pada sistem informasi saat ini. Hal ini disebabkan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan munculnya suatu teknik-teknik yang baru yang disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu yang mengancam keamanan dari sistem informasi tersebut. Ironisnya, teknik yang digunakan untuk mengancam keamanan data selalu setingkat lebih maju daripada teknik yang digunakan untuk mengamankan
1. Dosen Program Studi Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama Jl. K.L. Yos Sudarso Km. 6,5 No. 3A Medan, Telp. (061) 6640525 2. Dosen Program Studi Sistem Informasi, STMIK Potensi Utama Jl. K.L. Yos Sudarso Km. 6,5 No. 3A Medan, Telp. (061) 6640525 3. Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama Jl. K.L. Yos Sudarso Km. 6,5 No. 3A Medan, Telp. (061) 6640525
Vol.2 No.3 - Mei 2009
336
Reprint
ISSN: 1978 - 8282
data. Karena itu timbul suatu gagasan yang mengacu kepada permasalahan tersebut, yakni untuk membuat suatu sistem keamanan yang dapat melindungi data yang dianggap penting dengan cara menyandikan data sehingga sulit untuk dideteksi oleh pihak yang tidak berhak. Untuk keperluan tersebut, maka diperlukan teknik kriptografi dengan metode enkripsi dan dekripsi. Salah satu faktor yang menyebabkan suatu teknik kriptografi menjadi lebih sering digunakan adalah tingkat kerahasiaan untuk mengamankan data yang tinggi disertai dengan kemudahan penggunaannya. ANALISA AES didesain berdasarkan wide trail strategy yang dicetuskan pendesain Rijndael dan Daemen, dalam disertasinya. Strategi ini mengusulkan agar cipher terdiri dari tiga komponen utama yaitu pencampuran kunci, transformasi tidak linear dan transformasi linear. Pencampuran kunci bertujuan agar keamanan algoritma tidak terletak pada dirahasiakannya algoritma, melainkan pada kerahasiaan kunci. Transformasi nonlinear bertujuan agar bila diketahui keluaran, maka tidak dapat diketahui masukannya. Hal ini dapat dilakukan dengan S-Box. Transformasi linear bertujuan agar sebanyak mungkin transfomasi nonlinear yang aktif. Dengan memisahkan transformasi linear dengan non linear, diharapkan kita dapat mendesain transformasi non linear terbebas dari transformasi linear dan sebaliknya. Daemen menekankan betapa perlunya desain transformasi linear yang baik. Analisis sandi pada DES menunjukkan betapa buruknya transformasi linear pada DES (permutasi) sehingga tidak dapat menahan analisis sandi linear (ASL) dan analisis sandi diferensial (ASD). Pada awal dan akhir cipher, diberikan operasi Pre-whitening dan post-whitening, yang berupa XOR plaintext /ciphertext dengan subkey. Operasi ini bertujuan meningkatkan keamanan seperti halnya pada DES-X. Sedangkan pada awal dan akhir DES hanya terdapat permutasi yang tidak meningkatkan keamanan. Kotak-S (S-Box) Kotak-S pada AES didesain dengan rumusan matematika untuk menghilangkan kecurigaan akan ditanamnya backdoor pada kotak-S. Penggunaan inversi x-1 pada GF(28) dikarenakan ketahanan operasi ini terhadap analisis sandi linear dan diferensial. Maksimum peluang propagasi diferensialnya DPmaks = 2-6 dan korelasi linear maksimumnya LPmaks = 2-3. Meskipun inversi ini sudah mengamankan AES dari analisis sandi diferensial (ASD) dan linear (ASL), namun karena kesederhanaannya, maka dikuatirkan kotak-S ini mudah diserang dengan algebra attack, khususnya interpolation attack. Karena itulah ditambahkan transformasi linear yang memiliki sifat tidak mempengaruhi ketahanan terhadap ASD dan ASL, namun menghilangkan kesempatan
337
Vol.2 No.3 - Mei 2009
Reprint
ISSN: 1978 - 8282
penyerang untuk mengeksploitasi kesederhanaan aljabar AES. Karena itu dikalikanlah dengan matrik L dalam GF(2). Ketidakkompatibelan operasi antara GF(28) dan GF(2) ini mempersulit serangan aljabar terhadap AES. Kemudian, untuk menghindari pemetaan 0 ke 0, maka ditambahkan konstanta c. Pemetaan 0 ke 0 dalam kotak-S pada DES membuat DES rentan terhadap serangan ASD dan ASL. Dalam ASD, pemetaan semacam ini memudahkan penyerang mendapatkan karakteristik iteratif sehingga DES dapat dipecahkan. Kotak-S juga didesain agar memungkinkan operasi berjalan secara paralel penuh. Pada setiap ronde, ke-16 kotak-S AES dapat dioperasikan bersamaan, khususnya pada perangkat keras, sehingga operasi dapat berjalan dengan sangat cepat. AES hanya memiliki satu macam kotak-S (S-Box), sehingga menghemat jumlah gerbang yang diperlukan pada perangkat keras. Kotak-S ini juga invertible sehingga inversinya dapat digunakan pada proses dekripsi. Berikut ini adalah ringkasan kriteria kotak-S : a. Invertibility (untuk dekripsi) b. Minimisasi korelasi antara kombinasi linear bit-bit masukan dan kombinasi linear bit-bit keluaran (menahan ASL) c. Minimisasi nilai terbesar pada tabel XOR (menahan ASD) d. Kompleksitas ekspresi aljabar pada GF(28) e. Kesederhanaan deskripsi (mudah analisisnya) Operasi Mixcolumns Bersama dengan operasi ShiftRows, MixColumn merupakan transformasi linear yang bertujuan untuk menyebarkan pengaruh transformasi nonlinear ke sebanyak mungkin komponen nonlinear di ronde selanjutnya. Bila shiftRows bertujuan menyebarkan pada arah baris, maka MixColumn bertujuan menyebarkan ke arah kolom. Dengan perpaduan dua operasi ini, diperolehlah difusi yang sangat baik. Dalam MixColumn diperkenalkan konsep jumlah cabang (yang dicetuskan Daemen dalam disertasinya) â untuk matrik M. Bila jumlah koefisien tidak-nol dalam vektor a dinyatakan dengan wb(a), maka untuk a ‘“ b â = min { wb (a Å b) + wb (Ma Å Mb) }Matrik MixColumn M memiliki â = 5. Artinya bahwa beda tidak nol dalam satu byte akan disebarkan paling sedikit ke beda tidak nol dalam empat byte, seperti terlihat pada gambar 1, terlihat bahwa ASD dan ASL untuk 4 ronde ke atas akan melibatkan sedikitnya 21 kotak-S aktif, sehingga DPmaks = (2-6)21 = 2-126 dan LPmaks = 2(21-1)(2-3)21 = 2202-63 = 2-43.
Vol.2 No.3 - Mei 2009
338
Reprint
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 1. Analisis Sandi Diferensial dan Linier AES
Ini mengindikasikan bahwa jumlah pasang plaintext yang diperlukan untuk ASD minimal sebanyak 2126 dan untuk ASL sebanyak (½-43)2 = 286. Sedangkan jumlah plaintext yang mungkin sebanyak 2-128. Artinya, 4 ronde AES akan kebal terhadap ASD dan ASL, sedangkan telah diketahui bahwa jumlah minimal ronde AES adalah 10 ronde. Bila diperhitungkan pula differential dan linear hull diperkirakan AES 5 ronde akan mampu menghadapinya.
339
Vol.2 No.3 - Mei 2009
Reprint
ISSN: 1978 - 8282
Kriteria Ekspansi Kunci Subkey pada tiap ronde dapat diperoleh dari rumus : W[i] = W[i-6] Å W[i-1], W[6i] = W[6i-6] Å f(W[6i-1]) di mana f() merupakan fungsi penggunaan kotak-S (S-Box) dan penambahan konstanta ronde. Penjadwalan kunci dapat diimplementasikan tanpa eksplisit menggunakan array W. Jika jumlah yang tersedia kecil, maka kunci per ronde dapat dihitung on-the-fly dan hanya membutuhkan buffer sebesar 64 byte. Rekursi ekspansi kunci bersifat invertible. Ini berarti bahwa mengetahui 4 word (64 byte) berurutan dari kunci terekspansi akan dapat membangkitkan seluruh tabel subkey. Meskipun demikian, mengetahui sebagian bit subkey (kurang dari 4 word) tidak akan mengijinkan mengetahui bit-bit subkey atau key yang lain. Ekspansi kunci sederhana dan efisien untuk banyak prosesor. Konstanta per ronde menghilangkan sifat simetri. Substitusi pada ekspansi kunci memberikan ketidaklinearan sehingga dapat menghindari related-key attack Analisis Desain AES Pengelompokkan jenis AES ini adalah berdasarkan panjang kunci yang digunakan. Angkaangka di belakang kata AES menggambarkan panjang kunci yang digunakan pada tipatiap AES. Selain itu, hal yang membedakan dari masing-masing AES ini adalah banyaknya round yang dipakai. AES-128 menggunakan 10 round, AES-192 sebanyak 12 round, dan AES-256 sebanyak 14 round.AES memiliki ukuran block yang tetap sepanjang 128 bit dan ukuran kunci sepanjang 128, 192, atau 256 bit. Algoritma Rijndael mempunyai 3 parameter yaitu 1. Plaintext : array yang berukuran 16-byte, yang berisi data masukan. 2. Ciphertext : array yang berukuran 16-byte, yang berisi hasil enkripsi. 3. Key : array yang berukuran 16-byte, yang berisi kunciciphering (disebut juga cipher key). Dengan 16 byte, maka baik blok data dan kunci yang berukuran 128-bit dapat disimpan di dalam ketiga array tersebut (128 = 16 x 8). Selama kalkulasi plainteks menjadi cipherteks, status sekarang dari data disimpan di dalam array of bytes dua dimensi, state, yang berukuran NROWS ´ NCOLS. Untuk blok data 128-bit, ukuran state adalah 4 ´ 4. Elemen array state diacu sebagai S[r,c], dengan 0 £ r < 4 dan 0 £ c < Nb (Nb adalah panjang blok dibagi 32. Pada AES- 128, Nb = 128/32 = 4).
Vol.2 No.3 - Mei 2009
340
Reprint
ISSN: 1978 - 8282
Gambar 2. State Awal
Pada awal enkripsi, 16-byte data masukan, in0, in1, …, in15 disalin ke dalam array state (direalisasikan oleh fungsi CopyPlaintextToState(state, plaintext)) seperti diilustrasikan sebagai berikut:
Gambar 3. Alur State Array
Operasi enkripsi/dekripsi dilakukan terhadap array S, dan keluarannya ditampung didalam array out. Skema penyalinan array masukan in ke array S: S[r, c] ¬ in[r + 4c] untuk 0 £ r < 4 dan 0 £ c < Nb Skema penyalinan array S ke array keluaran out: out[r+4c] ¬ S[r, c] untuk 0 £ r < 4 dan 0 £ c < Nb. Berdasarkan ukuran block yang tetap, AES bekerja pada matriks berukuran 4x4 di mana tiap-tiap sel matriks terdiri atas 1 byte (8 bit). Berikut adalah pemahaman algoritma enkripsi AES-128 menurut Rinaldi Munir (2004 : 5), berdasarkan garis besar Algoritma Rijndael yang beroperasi pada blok 128-bit dengan kunci 128-bit adalah sebagai berikut:
341
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
Reprint 1. Siapkan array berukuran 4x4 bernama kunci. 2. Siapkan array berukuran 4x4 bernama state
3. Cetak :”Masukkan 16 bilangan heksadesimal sebagai kunci.” 4. Simpan 16 nilai tesebut sebagai nilai dari masing-masing elemen array kunci. 5. Cetak : “Masukkan teks yang akan dienkripsikan.” 6. Konversikan teks tersebut kedalam bentuk bit menggunakan kode ASCII. 7.
Konversikan kode ASCII tersebut dalam heksadesimal.
8. Kelompokkan bit-bit teks tersebut menjadi 128 bit tiap bagiannya. 9. Ambil 128 bit pertama untuk diproses. 10. Kelompokkan bit teks tersebut menjadi 16 bagian dengan 8 bit tiap bagiannya. 11. Masukkan tiap-tiap bagian eks tersebut ke dalam tiap-tiap sel pada mariks berukuran 4x4. 12. konversikan bit kedalam heksadesimal. 13. Lakukan langkah AddRoundKey 14. Lakukan langkah Sub Bytes 15. Lakukan langkah ShiftRows 16. Lakukan langkah MixColumns 17. Lakukan langkah AddRoundKey 18. Ulangi langkah 13 -16 sebanyak 9 kali. 19. Jika langkah 17 sudah dilakukan, maka lakukan langkah SubBytes 20. Lakukan langkah ShiftRows 21. Lakukan langkah AddRoundKey. 22. Selesai. Vol.2 No.3 - Mei 2009
342
Reprint
ISSN: 1978 - 8282
Penjelasannya : Berikut ini adalah contoh penerapan proses enkripsi AES lihat. Pada rounds pertama plaintext dan key yang bernotasi hexadecimal di XOR adala sebagai berikut:
Gambar 4. Elemen state dan kunci dalam notasi HEX
Misal, teks sudah diolah sedemikian rupa sehingga matriks (array) berukuran 4 x 4 dan begitu pula kata kunci.
Gambar 5. Diagram Proses Enkripsi
343
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
Reprint
Kemudian akan dilakukan 4 transformasi sebagai berikut sebanyak 9 kali : 1. SubBytes. 2. ShiftRows. 3. MixColumns. 4. AddRoundKey Setelah itu, untuk round ke 10 dilakukan 3 transformasi sebagai berikut : 1. SubBytes. 2. ShiftRows. 3. AddRoundKey. Berikut adalah penjelasan dari Proses SubBytes, ShiftRows, MixColumns dan AddRoundKey adalah : 1. Transformasi SubBytes Transformasi SubBytes memetakan setiap byte dari array state dengan menggunakan tabel substiusi S-box. AES hanya mempunyai satu buah S-box. Tabel S-box yang digunakan adalah: Tabel III.1 Substitusi (S-Box)
Gambar 6. Transformasi SubBytes
Cara pensubstitusian adalah sebagai berikut: untuk setiap byte pada array state, misalkan S[r, c] = xy, yang dalam hal ini xy adalah digit heksadesimal dari nilai S[r, c], maka nilai substitusinya, dinyatakan dengan S’[r, c], adalah elemen di dalam S-box yang merupakan perpotongan baris x dengan kolom y. Misalnya S[0, 0] = 19, maka S’[0, 0] = d4.
Vol.2 No.3 - Mei 2009
344
Reprint
ISSN: 1978 - 8282
2. Transformasi ShiftRows ShiftRows bertujuan menyebarkan pada arah baris Transformasi ShiftRows melakukan pergeseran secara wrapping (siklik) pada 3 baris terakhir dari array state. Jumlah pergeseran bergantung pada nilai baris (r). Baris r = 1 digeser sejauh 1 byte, baris r = 2 digeser sejauh 2 byte, dan baris r = 3 digeser sejauh 3 byte. Baris r = 0 tidak digeser. 1. Transformasi ShiftRows() melakukan pergeseran secara wrapping (siklik) pada 3 baris terakhir dari array state. 2. Jumlah pergeseran bergantung pada nilai baris (r). Baris r = 1 digeser sejauh 1 byte, baris r = 2 digeser sejauh 2 byte, dan baris r = 3 digeser sejauh 3 byte. Baris r = 0 tidak digeser. (lihat Gambar 6)
Gambar 7. State awal ,rotate 1, rotate2 dan rotate 3 3. Transformasi MixColumn MixColumn merupakan transformasi linear yang bertujuan untuk menyebarkan pengaruh transformasi nonlinear ke sebanyak mungkin komponen nonlinear di ronde selanjutnya, dan menyebarkan ke arah kolom. 1. Transformasi MixColumns() mengalikan setiap kolom dari array state dengan polinom a(x) mod (x4 + 1). 2. Setiap kolom diperlakukan sebagai polinom 4-suku pada GF(28). 3. a(x) yang ditetapkan adalah: a(x) = {03}x3 + {01}x2 + {01}x + {02} Transformasi ini dinyatakan sebagai perkalian matriks:
345
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
Reprint
Gambar 8. Proses mix columns
4. Transformasi AddRoundKey Pencampuran kunci (AddRoundKey) bertujuan agar keamanan algoritma tidak terletak pada dirahasiakannya algoritma, melainkan pada kerahasiaan kunci. Transformasi ini melakukan operasi XOR terhadap sebuah round key dengan array state, dan hasilnya disimpan di array state. Contoh AddRoundKey adalah :
Gambar 9. Proses add round keys
Vol.2 No.3 - Mei 2009
346
Reprint
ISSN: 1978 - 8282
Kolom ke-1 mariks state ang telah melalui proses SubBytes dan ShiftRows di – XOR kan dengan kolom ke-1 RoundKey Begitu pula dengan kolom ke-2, ke-3 dan ke-4, kemudian akan dilanjutkan sampai RoundKey 10. Berikut adalah hasil dari AddRoundKey Ke-1 :
Gambar 10. Hasil AddRoundKey ke-1
Berikut ini adalah tampilan rounds selanjutnya setelah penjelasan dari round pertama,dimulai dari round ke dua sampai kesepuluh untuk satu buah mariks state, teks 128 bit. Round terakhir tidak melibatkan pengubahan dengan cara mix columns.
Gambar 11. Proses round kedua sampai kesepuluh
347
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
Reprint
5. Ekspansi Kunci Algoritma AES melaksanakan cipher key dan membuat suatu ekspansi kunci untuk menghasilkan suatu key schedule. Ekspansi kunci yang diperlukan AES Nb(Nr+1), word, sehingga bias digunakan AES 128 bit maka,4(10+1) = 40 word =44 x 32 bit = 1408 bit sub key. Ekspansi dari 128 menjadi 1408 bit sub key. Proses ini disebut dengan key schedule. Subkey ini diperlukan karena setiap round merupakan suatu inisial dari Nb word untuk Nr = 0 dan 2 Nb untuk Nr = 1,3 untuk Nr = 2,….., yang berisi array linier empat byte word (Wi),0 = i Nb (Nr+1). Contoh : a. RotWord () mengambil input empat-byte word [a0, a1,a2, a3]dan membentuk cyclic permutasi seperti [a1,a2,a,3,a0]. b. Sub word () mengambil input empat-byte word dan menggunakan S-Box sehingga didapat empat byte procedure output word. c. Rcon () menghasilkan round yang tetap dari word array dan berisi nilai yang diberikan oleh [xid1,{00},{00},{00}] dengan xid1 dari i ke 1. Pada AES memiliki sistem penjadwalan kunci sehingga pada setiap perputaran atau rounds kunci selalu berubah- ubah, menurut Rinaldi Munir (2004 : 16) dalam www.ilmukomputer.org seperti pada gambar 12. Penjadwalan kunci sebagai berikut :
Gambar 12. Penjadwalan kunci
Vol.2 No.3 - Mei 2009
348
Reprint
ISSN: 1978 - 8282
Dalam algoritma AES ukuran teks yang dapat dienkripsikan senilai 8192 karakter. Karena dalam AES 128 memiliki panjang kunci (Nr word) = 4. dengan catatan 1 word = 32 bit atau 4 word = 128 bit, dan maksimal block adalah 512 block. Maka 512 block x 128 bit = 65536 bit. Sehingga dapat dituliskan 8192 karakter = 8192 byte = 65536 bit, maka dalam batasan masalah algoritma program untuk ukuran teks maka hanya dapat memproses atau merahasiakan data sebesar 8192 karakter. Berikut adalah penggalan program untuk membatasi ukuran teks adalah sebagai berikut : Private Sub DisplayString(TheTextBox As TextBox, ByVal TheString As String) If Len(TheString) < 65536 Then TheTextBox.Text = TheString Else MsgBox “Can not assign a String larger than 64k “ & vbCrLf & _ “to the Text property of a TextBox control.” & vbCrLf & _ “If you need to support Strings longer than 64k,” & vbCrLf & _ “you can use a RichTextBox control instead.”, vbInformation MsgBox “File Size Error - ciphertext file not a multiple of block size”
Hal yang membedakan dari masing-masing AES ini adalah banyaknya round yang dipakai. AES-128 menggunakan 10 round, AES-192 sebanyak 12 round, dan AES-256 sebanyak 14 round.AES memiliki ukuran block yang tetap sepanjang 128 bit dan ukuran kunci sepanjang 128, 192, atau 256 bit. IMPLEMENTASI Aplikasi yang telah selesai dirancang selanjutnya akan diteruskan kepada tahap pengimplementasian. Pada tahap ini difokuskan kepada penerapan aplikasi yang telah diciptakan dengan bahasa pemrograman yang sesuai, sehingga pada akhirnya diperoleh hasil yang sesuai dengan yang diinginkan. Adapun implementasi dari hasil perancangan program adalah sebagai berikut:
349
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
Reprint 1. Modul Tampilan Utama
Gambar 13. Tampilan Utama Program
2. Modul Enkripsi Modul enkripsi yang berfungsi sebagai pengacak data atau informasi sehingga menjadi bentuk yang tidak dapat terbaca oleh orang lain dan menjadi suatu data yang rahasia. Fungsi modul enkripsi pada program ini berjalan sesuai dengan spesfikasi rancangan. Tampilan modul enkripsi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 14. Modul Enkripsi
2. Modul Dekripsi Modul Dekripsi yang berfungsi untuk menerjemahkan pesan yang telah diacak sehingga dapat dibaca oleh si penerima pesan atau oleh pihak – pihak yang berhak menerima
Vol.2 No.3 - Mei 2009
350
Reprint
ISSN: 1978 - 8282
data tersebut. Fungsi modul dekripsi pada program ini berjalan sesuai dengan spesfikasi rancangan. Tampilan modul dekripsi sebagai berikut :
Gambar 15. Modul Dekripsi
4. Modul About Modul ini menampilkan penjelasan singkat mengenai program aplikasi dalam pembuatan program aplikasi ini. Fungsi modul About pada program aplikasi ini berjalan sesuai dengan spesfikasi rancangan. Modul ini berjalan dengan baik, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 16. Modul About
351
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
Reprint
5. Modul Help. Modul Help dapat digunakan sebagai panduan untuk menjalankan program aplikasi ini. Fungsi modul ini berjalan sesuai dengan spesfikasi rancangan. Modul ini berjalan dengan baik, dapat dilihat pada gambar 17.
Gambar 17. Modul Help
KESIMPULAN Dari hasil perancangan dan pembuatan program aplikasi kriptosistem menggunakan algoritma Advanced Encryption Standard (AES) ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Program aplikasi kriptosistem ini menjaga kerahasiaan data atau informasi yang ada dalam sebuah komputer dan akan membatasi orang yang tidak berhak atas data yang dimiliki oleh si-pengirim untuk dibaca karena data sudah dienkripsi. 2. Kriptografi Advanced Encryption Standard (AES) adalah seni dan ilmu menyembunyikan data dengan menggunakan algoritma AES yang memiliki panjang kunci 128 bit, 192 bit dan 256 bit. 3. Program aplikasi kriptosistem ini dapat mengenkripsikan dan mendekripsikan data yang berupa text yang tersedia pada keyboard, bukan suara maupun gambar.
Vol.2 No.3 - Mei 2009
352
Reprint
ISSN: 1978 - 8282
DAFTAR PUSTAKA 1. Ariyus Dony, 2006, Kriptografi Keamanan Data Dan Komunikasi, Graha Ilmu, Yogyakarta. 2. Fahmi Ananda, 2008, Perancangan Aplikasi Kriptography Advanced Encryption Standard, Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Strata 1 Program Studi Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama, Medan 3. J. Daemen, L.R. Knudsen, and V. Rijmen. AES Proposal: Rijndael, 2000, Diakses pada tanggal 15 Januari 2008 dari http://www.esat.kuleuven.ac.be/rijmen/ rijndael/ rijndaeldocV2.zip. 4. Joan Daemen, Vincent Rijmen. AES Proposal : Rijndael, Document Version 2. NIST, 1999, Diakses pada tanggal 15 Januari 2008 dari http://csrc.nist.gov/encryption aes/rijndael/ Rijndael.pdf 5. Munir Rinaldi, 2006. “Kriptografi “. Bandung, Informatika 6. Wahana. Komputer Semarang. 2000. “Pemrograman Visual Basic 6.0,. Penerbit Andi Yogyakarta. 7. Wardana. 2005. “Membuat Lima Program Dahsyat di Visual Basic 6.0”., Elex Media Komputindo, Jakarta.
353
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
PEDOMAN PENULISAN Lingkup Jurnal. Tulisan yang dapat dimuat adalah yang mengkaji masalah yang berhubungan dengan bidang ilmu komputer dan teknologi informasi, baik ilmudasar maupun aplikasinya. Jenis tulisan . Tulisan dapat berupa laporan/hasil penelitian atau makalah ilmiah bukan penelitian seperti laporan studi kasus atau kajian pustaka komprehensif. Tulisan ilmiah/penelitian dapat merupakan hasil a) Pengembangan, b) Penemuan, dan c) Pembuktian A. Laporan penelitian minimal harus memuat bagian abstrak, pendahuluan (latar belakang, t ujuan, hipotesis, konsep2 utama), metodologi, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan pustaka. B. Makalah ilmiah bukan penelitian minimal harus memuat bagian abstrak, pendahuluan, pembahasan, kesimpulan dan pustaka.
Nama Penulis. Ditulis tanpa gelar dan jabatan, disebutkan nama Lembaga dan alamatnya serta alamat e-mail. Bahasa. Ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan memperhatikan kaidah-kaidah bahasa ragam ilmiah. Khusus untuk yang menggunakan bahasa Indonesia, hindari penggunaan kata ganti orang. Vol.2 No.3 - Mei 2009
Panjang Tulisan. Panjang tulisan 10-15 halaman A4 spasi single termasuk tabel dan gambar serta lampiran, dengan jenis huruf Times New Roman, font 11. Abstrak. Panjang abstrak maksimum 250 kata, dalam satu paragraf, dilengkapi dengan kata-kata kunci pada bagian akhir abstrak. Abstrak memuat latarbelakang, metodologi, hasil dan kesimpulan. Abstrak tidak bersifat matematis, tidak berisi saran dan harapan, tidak ada kutipan. Kata kunci (keywords) adalah kata-kata penting yang digunakan untuk mengidentifikasikan isi dokumen, dapat berupa metode/alat yang dipakai, variabel yang diteliti atau substansi penelitian. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Tabel dan gambar. Tabel dan gambar harus diberi nomer dan judul lengkap serta harus diacu dalam tulisan. Gambar dan tabel dalam format hitam putih. Persamaan. Persamaan matematik harus diberi nomer urut dalam kurung biasa ,(x), dengan penulisan rata kanan. Setiap makalah diwajibkan untuk mengutip sumber pustaka yang berasal dari jurnal ilmiah nasional maupun internasional.
Kutipan. Setiap kutipan harus menyertakan sumbernya yang ditulis pada
354
ISSN: 1978 - 8282 kutipan, yaitu dengan menuliskan nama belakang pengarang pertama (jika pengarang lebih dari satu: dituliskan nama pengarang pertama et al), dan tahun terbit. Contoh : ........menurut Angel (2003), atau ...................(Angel, 2003), atau .......... Chen et al(2007)
Pustaka . Pustaka disusun terurut berdasarkan nama belakang pengarang dan hanya memuat pustaka yang dikutip dalam tulisan. Nama pengarang ditulis tanpa gelar, jika ada nama tengah dan belakang, disingkat. Contoh : Buku. 1. Angel (2003). Interactive Computer Graphics: A Top-Down Approach Using OpenGL. Third Edition. London: Pearson Education. 2. Irianto (2004). Embedding Pesan Rahasia Dalam Gambar. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Tulisan/artikel dalam buku. 1. Bolton, MA: Anker Publisher Inc, 144158. Yudhana, A (2007). Desain Routing Trafik Jaringan Telekomunikasi dengan algoritma Genetik, dalam Wibowo, T.A (Ed), Berbagai Makalah Sisitem Informasi, 2. Olanivan, B.A (2004). Computermediated Communication as an instruction learning tool: course evaluation with communication students, in Comeaux, P(Eds), Assessing Online Teching&Learning,
355
3. Prosiding Konferensi Nasional Sistem Informasi 2007, Bandung : Departemen Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, 233-238. Jurnal. 1. Goyal, D.P (2007). Information Systems Planning Practices in Indian Public Enterprises. Information Management & Computer Security, 15(3), 201-213 Sumber online. 1. Chen, CC., Wu, J., Yang, SC. (2007). The Efficacy of online cooperative l earning systems. The perspective of task-technology fit. Diakses pada 20 Mei 2007 dari : http: // www emeraldinsight.com/1065-0741.htm. 2. Marques, O., Baillargeon, P (2007). Design of multimedia traffic classifier for snort. Diakses pada 2 Juni 2007 dari : http: // www.emeraldinsight com/0968-5527.htm.
Redaktur Pelaksana
Maimunah, S. Kom.
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
FORMULIR PERSETUJUAN PEMBUATAN ARTIKEL JURNAL
PENANGGUNG JAWAB
Tanggal Revisi : 12 Desember 2007 Tanggal Berlaku : 13 Desember 2007 Kode Dokumen : FM-RHJ-016-003
MENYETUJUI
KETUA STMIK RAHARJA
DIREKTUR AMIK RAHARJA INFORMATIKA
TENTANG/PERIHAL/JUDUL Judul terlampir : Abstraksi terlampir :
BAGIAN PENULIS
MEMOHON
Nama Penulis Naskah/Pengarang 1
Nama Penulis Naskah/Pengarang 2
Nama Penulis Naskah/Pengarang 3
Nama Editor/Penyunting
Nama Penyunting/Picture Layout & Artistik
KETUA EDITOR
MEREKOMENDASIKAN
Reviewer 1
Reviewer 2
Vol.2 No.3 - Mei 2009
356
ISSN: 1978 - 8282 FORMULIR KRITERIA DAN BOBOT PENILAIAN KARYA TULIS ILMIAH
Tanggal Revisi : 12 Desember 2007 Tanggal Berlaku : 13 Desember 2007 Kode Dokumen : FM-RHJ-016-001
Kode Judul : Judul Karya Tulis Ilmiah :
Reviewer Nama Reviewer
NO
KRITERIA (NILAI MAKSIMAL)
: :
Mitra Bestari
INDIKATOR PENILAIAN
1.
JUDUL (5)
A. Maksimal 14 (empat belas) kata dalam Bahasa Indonesia atau 10 (sepuluh) kata dalam Bahasa Inggris (1) B. Relevan dengan isi sangat jelas (2) C. Relevansinya dengan permasalahan sangat jelas (2)
2.
ABSTRAK (5)
A. Dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang baik (5) jika hanya dalam Bahasa Indonesia yang baik atau Bahasa Inggris yang baik (2.5) B. Format sesuai dengan pedoman (1) C. Isi : Latar belakang metode, hasil, dan kesimpulan tertuang dengan kalimat yang jelas (4)
357
Dewan Redaksi
HASIL PENILAIAN NARATIF DAN SARAN
NILAI SETIAP KRITERIA
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282
3.
SISTEMATIKA (15)
A. Sesuai dengan Pedoman (5) B. Ada Instrumen pendukung (gambar, grafik) dan sangat relevan (5) C. Daftar pustaka : dominan terbitan 10 (sepuluh) tahun terakhir dan pustaka primer (5)
4.
SUBSTANSI (70
A. Data/informasi telah diolah dengan sangat baik (10) B. Relevansi latar belakang dan pembahasan sangat jelas (15) C. Analisis dan sintesis atau pembahasan sangat baik (25) D. Kesimpulan : sangat jelas relevansinya dengan latar belakang dan pembahasan, dirumuskan dengan singkat (20) TOTAL NILAI MAKSIMAL
Hasil Penilaian:* Diterima
Diterima dengan baik
Ditolak
Keterangan: * Hasil penilaian: nilai total > 75, makalah diterima Catatan untuk redaksi pelaksana: 1. Tulisan yang dikirim kepada pemeriksa, nama penulisnya ditutup, dan diganti nomer kode. 2. Setiap tulisan diperiksa oleh dua orang, satu orang dari dewan redaksi dan satu orang dari mitra bestari.
Vol.2 No.3 - Mei 2009
358
ISSN: 1978 - 8282 FORMULIR EDITOR BAHASA KARYA TULIS ILMIAH Kode Judul Judul Karya Tulis Ilmiah
: :
Editor Nama Editor
: :
Tanggal Revisi : 12 Desember 2007 Tanggal Berlaku : 13 Desember 2007 Kode Dokumen : FM-RHJ-016-004
Editor Bahasa
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan semua tulisan/kalimat sesuai dengan kaedah EYD, atau sesuai dengan kaedah-kaedah tata bahasa. Catatan:
Rekomendasi: * Diterima
Diterima dengan perbaikan
Ditolak
Tangerang,
Editor Keterangan: * Rekomendasi diisi berdasarkan hasil pemeriksaan editor
359
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 FORMULIR EDITOR LAYOUT DAN ARTISTIK KARYA TULIS ILMIAH Kode Judul Judul Karya Tulis Ilmiah
: :
Editor Nama Editor
: :
Tanggal Revisi : 12 Desember 2007 Tanggal Berlaku : 13 Desember 2007 Kode Dokumen : FM-RHJ-016-005
Editor Layout dan Artistik
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa desain untuk layout dan artistik sudah format jurnal CCIT yang ditentukan. Catatan:
Rekomendasi: * Diterima
Diterima dengan perbaikan
Ditolak
Tangerang,
Editor Keterangan: * Rekomendasi diisi berdasarkan hasil pemeriksaan editor
Vol.2 No.3 - Mei 2009
360
ISSN: 1978 - 8282 FORMULIR PENYELESAIAN ARTIKEL
Tanggal Revisi : 12 Desember 2007 Tanggal Berlaku : 13 Desember 2007 Kode Dokumen : FM-RHJ-016-006
TENTANG/PERIHAL/JUDUL ARTIKEL:
BAGIAN
KETERANGAN
Nama Penulis Naskah/Pengarang 1 Nama Penulis Naskah/Pengarang 2 Nama Penulis Naskah/Pengarang 3 Nama Editor/Penyunting
Lengkap Lengkap Lengkap
Lengkap
NamaPenyunting Picture/Layout & Artistik Nama Peninjau (Reviewer) 1
Lengkap
Lengkap
Nama Peninjau (Reviewer) 2
Lengkap
Nama Percetakan
Lengkap
Formulir ini menyatakan bahwa artikel ini telah dinyatakan layak untuk diterbitkan pada Journal CCIT. Penerbitan adalah sepenuhnya wewenang redaksi mengingat banyaknya artikel yang masuk. MENYETUJUI KETUA DEWAN EDITOR
SEKRETARIS REDAKSI
(..............................................)
(..............................................)
361
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 FORMULIR KESEDIAAN MITRA BESTARI JURNAL ILMIAH
Tanggal Revisi : 12 Desember 2007 Tanggal Berlaku : 13 Desember 2007 Kode Dokumen : FM-RHJ-016-002
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Lengkap
:
Jenjang Pendidikan
:
Bidang Keahlian
:
Jabatan Fungsional
:
Pengalaman ReviewerJurnal nama jurnal yang di review:
: Ya / Tidak *), jika Ya sebutkan dimana, kapan
Bersedia menjadi reviewer ahli / Mitra Bestari Jurnal Ilmiah yang berada di bawah naungan Perguruan Tinggi Raharja. Demikian formulir ini saya tanda tangani untuk dapat dipergnakan sebagai mana mestinya. Tangerang, Mengetahui,
Mitra Bestari,
(............................................)
(............................................)
*) Coret yang tidak perlu
Vol.2 No.3 - Mei 2009
362
ISSN: 1978 - 8282 Index Judul A Analisis Kinerja Student Information Services Menggunakan Technology AcceptanceModel(TAM) ................................................................................111 A Aplikasi Pengolahan Bahasa Alami Untuk Operasi Queri Database .....................197 E Enriching Corporate Identity Dalam Perancangan Graphic Standard Manual .........91 I IT Governance – Support For Good Governance ..............................................142 K Knowledge Management Sebagai Penunjang Jurusan Manajemen Informatika Menuju Jurusan Unggulan ..............................................................................80 K Kajian Persepsi Pengguna Teknologi Pembelajaran Raharja Multimedia Edutainment (RME) Menggunakan Metode Technology Acceptance Model 231 M Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) Dan Proses Penciptaan Pengetahuan ...............................................................................................185 M Membangun (E-Procurement) Pengadaan Barang Dan Jasa Dengan Prinsip Good Corporate Dengan Visual UML ................................................................69 M Model Dan Implementasi E-Forum Berbasis J2EE Menggunakan EJB Design Pattern Dan Struts Application Framework .......................................................13 P Peranan IT Governance Dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi: Permasalahan, Rencana, Pengembangan, dan Strategi Penerapan .......................1 P Perancangan Sistem Timer Pada Lampu Lalu-Lintas Dengan Mikrokontroler AVR ........................................................................................32 P Pengembangan Model Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Prakiraan Tinggi Muka Air Harian Sungai Bengawan Solo Stasiun Jurug ....................................................48
363
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 P Perancangan Lampu Lalu Lintas Dengan Menggunakan Catu Daya Cadangan Berbasis Mikrokontroller AT89S51 .................................................................167 P Pengontrolan Mutu Sistem Informasi Dengan Metode Database Health Monitoring ..................................................................................................214 P Pengelolaan Bandwtih Menggunakan Metode Banjarsari Bandwith Management Pada ISP Wan ..........................................................................257 P Pengembangan Sistem Database Penempatan Tenaga Kerja Berbasis Web ........293 R Rancang Bangun Program Kriptografi Advanced Encryption Standard .................336 S Simulasi Kendali Kecepatan Mobil Secara Otomatis .........................................130 S Simulasi Layanan Kartu Panggil Pada Jaringan Public Switch Telephone Network Berbasis Intelligent Network ..........................................................................152 S SMS Voting Dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Visual Basic ...............275 S Smart Wheeled Robotic (SWR) Yang Mampu Menghindari Rintangan Secara Otomatis ....................................................................................................314
Index Penulis A Augury El Rayeb .....................................................................................80, 185 A Asep Saefullah ........................................................................32, 130, 257, 314 A Agus Purwo Handoko ...................................................................................197 A Ananda Fahmi .............................................................................................336 A Aqwam Rosadi Kardian ................................................................................257
Vol.2 No.3 - Mei 2009
364
ISSN: 1978 - 8282 A Aris Martono ...............................................................................................293 B Bramantyo Yudi Wardhana .............................................................................32 B Budi Triandi .........................................................................................152, 167 D Dina Fitria Murad .........................................................................................293 D Dhiana Aprianah ..........................................................................................185 F Fhery Agustin ..............................................................................................336 H Henderi ......................................................................................1, 69, 142, 231 H Heriyanto ......................................................................................................91 H Helmi Kurniawan .........................................................................................152 I Iwan Fitrianto Rahmad .................................................................................167 J Joko Lianto Buliali ..........................................................................................13 L Lusyani Sunarya ............................................................................................91 L Lili Tanti .....................................................................................................275 L Lilik Agustin ................................................................................................214 M Maimunah ......................................................................................80, 185, 231 M Muhamad Yusuf ...........................................................................................214 M Muhammad Yusra Rustam .....................................................................152, 167 M M Ramdani .................................................................................................130
365
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 M Muhamad Zuber ............................................................................................13 M Mina Pusporani .............................................................................................48 N Nia Haryani .................................................................................................111 P Po Abas Sunarya .............................................................................................1 P Prabowo Pudjo Widodo ................................................................................231 P Padeli ............................................................................................69, 142, 293 P Palgunadi .....................................................................................................48 R Ratih Puspasari ...........................................................................................275 S Sugeng Widada .............................................................................................91 S Suhadi Lili .....................................................................................................13 S Sumi Khairani ..............................................................................................336 S Sunar Abdul Wahid ......................................................................................111 S Sri Huning ....................................................................................................48 S Suyatno ........................................................................................................69 S Siti Salbiah ...................................................................................................80 U Untung Rahardja ...........................................................................111, 130, 214 Y Yudhi Andrian ..............................................................................................275
Vol.2 No.3 - Mei 2009
366
ISSN: 1978 - 8282 Index Subjek A Advanced Encryption Standard ......................................................................336 B Bandwith Management .................................................................................257 C Calling Card ................................................................................................152 D Database Health Monitoring ..........................................................................214 E Enriching Corporate Identuty ..........................................................................91 G Governance .............................................................................................1, 142 G Good Corporate .............................................................................................69 G Graphic Standard Manual ...............................................................................91 I Intelligent Network .......................................................................................152 I Information Technology ................................................................................142 K Knowledge Management .........................................................................80, 185 M Mikrokontroller .......................................................................................32, 167 P Public Switch Telephone Network ..................................................................152 R Raharja Multimedia Edutainment ...................................................................231 S Student Information Services ........................................................................111 S Smart Wheeled Robotic ................................................................................314 S Sturts Application Framework .........................................................................13 S Support Of Good Governance ........................................................................142
367
Vol.2 No.3 - Mei 2009
ISSN: 1978 - 8282 T Techology Acceptance Model .................................................................111, 231 T Traffic Light .................................................................................................167 T Timer ...........................................................................................................32 T Task Technology Fit Theory ..........................................................................111 T Theory Of Reason Action ..............................................................................111 T Theory Of Planned Behaviour ........................................................................111
Vol.2 No.3 - Mei 2009
368