DAMPAK MINIMARKET TERHADAP PASAR TRADISIONAL (Studi Kasus di Ngaliyan)
SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana SI
ANI NUR FADHILAH 062411004
FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
1
ABSTRAK Kehadiran peritel modern (Supermarket, Hypermarket, Minimarket) pada sekitar awal 1980-an pada awalnya tidak mengancam pasar tradisional. Kehadiran para peritel modern yang menyasar konsumen menengah ke atas, saat itu lebih menjadi alternatif dari pasar tradisional yang identik dengan kondisi pasar yang kumuh, dengan tampilan dan kualitas yang buruk, serta harga jual rendah serta sistem tawar menawar konvensional. Namun sekarang ini kondisinya sudah banyak berubah. Supermarket dan Hypermarket banyak bermunculan di mana-mana. Kondisi ini muncul sebagai konsekuensi dari berbagai perubahan di masyarakat. sebagai konsumen, masyarakaat menuntut hal yang berbeda di dalam aktivitas belanja. Konsumen menuntut peritel untuk memberikan “nilai lebih” dari setiap sen uang yang dibelanjakannya. Peritel harus mampu mengakomodasi tuntutan tersebut jika tidak ingin ditinggal pelangganya. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana dampak kehadiran minimarket terhadap pasar tradisional Ngaliayan (2) Bagaimana strategi yang dilakukan pedagang pasar tradisional untuk menghadapi persaingan dengan minimarket. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama dengan cara wawancara langsung dan penyebaran kuesioner dengan para pedagang pasar tradisional. Dan data sekunder merupakan sumber data yang dapat memberikan informasi atau data tambahan yang dapat memperkuat data pokok baik berupa manusia atau benda seperti majalah, buku, koran,dll. Penentuan sampel penelitian ini menggunakan teknik sampling insidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang berdagang di pasar tradisional Ngaliyan dan konsumen yang pernah ber transaksi baik di pasar tradisional maupun pasar modern (minimarket). Metode analisis yang digunakan adalah kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa keberadaan pasar modern (Minimarket) disekitar pasar Ngaliyan memberikan dampak negatif, terutama kepada para pedagang kelontong yang mayoritas daganganya tersedia juga di pasar modern (minimarket). Dari sebanyak 71 pedagang kelontong, 37 pedagang (52,11%) mengalami penurunan pendapatan beras, 52 pedagang (73,23%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan telur, 44 pedagang (61,97%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan gula pasir, 40 pedagang (56,33%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan minyak goeng, 53 pedagang (74,47%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan mie instan, 65 pedagang (91,54%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan susu, 23 pedagang (32,39%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan tepung terigu, 39 pedagang (54,92%) mengalami penurunan pendapatan pada sabun cuci/detergen, 47 pedagang (66,197%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan sabun mandi, 38 pedagang (53,52%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan shampo, 59 pedagang (83,09%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan pasta gigi.
2
3
4
MOTTO
(jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri)1
1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 1987), h. 282.
5
PERSEMBAHAN Dengan tidak mengurangi rasa syukurku kepada Allah Swt, Tuhan sumber segala muara esensi. Kupersembahkan karya kecilku ini teruntuk : Ayahanda M.Toha & Ibunda Nanik Hernawati tercinta, yang telah memberikan motivasi dan mencurahkan kasihsayangnya, serta mengorbankan segalanya demi kesuksesanku. Kakak tersayang Yuni Rahmawati yang selalu memberikan semangat dan dukungan selama penulisan skripsi ini. Adekku Via Fandani Wulan yang selalu membuatku termotivasi untuk menuju kesuksesan. Adek kecilku Azzahra Ilma Dinna yang selalu membuatku tersenyum dan menghilangkan penat dengan gaya centil dan manjamu, membuatku lebih semangat menjalani hidup. Yang terkasih Ilham Muttaqin, yang selalu memberikan perhatian dan kasih sayangnya untukku, dan selalu sabar mendampingi dalam segala keadaan, serta tidak lelah memberikan motivasi disaat aku merasa terjatuh. Teman-teman seperjuanganku, Umi, Aan, Alfu, Mila, Bang din, Faisol, Rudi, Panca, Umam dan semua teman-teman “EIA insaider 06” aku rindu dengan semua kenangan dan kebersamaan kita. Temen-temen kos 26 : Ulfa, Olip, Cocon, Neha, Muna, Opi, Rehla dan semua yang tak dapat kusebutkan satu per satu, yang selalu memberikan dorongan dan membuat hari-hariku lebih berwarna dengan canda dan tawa. Almamaterku, IAIN Walisongo Semarang, Kampus yang berbasis, Diniyah,
Ukhuwah dan Ilmiah.
6
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan segala taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
”DAMPAK
MINIMARKET
TERHADAP
PASAR
TRADISIONAL(STUDI KASUS DI NGALIYAN)” dengan baik tanpa kendala yang berarti. shalawat serta salam semoga selalu tercurah ke haribaan nabi besar akhir zaman beliau baginda rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang senantiasa membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang, dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang penuh ilmu dan iman di dada. Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S.1) dalam jurusan ekonomi Islam fakultas syari’ah IAIN Walisongo Semarang. Ucapan terimakasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan bantuan dalam bentuk apapun yang sangat besar bagi penulis. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Dr. Imam Yahya, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. 3. Bapak Ali Murtadlo, M.Ag, selaku ketua Prodi Ekonomi Islam atas segala bimbingannya, dan Bapak Nur Fatoni, M. Ag, selaku Sekretaris Jurusan Prodi Ekonomi Islam atas pengarahannya dalam penyusunan skripsi ini. 4. Muhammad Saifullah, M.Ag. selaku pembimbing 1 yang telah dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dan Bapak Ratno Agriyanto, M.Si. selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat termotivasi untuk segera mungkin menyelesaikan skripsi ini.
7
5. Bapak Arja Imroni, M. Ag. selaku dosen wali yang telah banyak mengarahkan dan membimbing penulis. 6. Segenap bapak dan ibu dosen fakultas syari’ah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali penulis dengan banyak ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. 7. Seluruh keluarga besar penulis: Ayah, Bunda, Kakak, dan semua keluargaku yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, kalian semua adalah semangat hidup bagi penulis yang telah memberikan do’a agar selalu melangkah dengan optimis. Ibarat pepatah “tak ada gading yang tak retak”, penulis menyadari dalam penelitian tugas akhir tak luput dari kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk menyempurnakannya. Akhir kata semoga Tugas Akhir yang penulis susun dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, 01 Juni 2011 Penulis
Ani Nur Fadhilah NIM.062411004
8
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i ABSTRAK ...................................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................ vii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv HALAMAN DEKLARASI ............................................................................. xvi BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................... 17 A. Latar Belakang ........................................................................ 17 B. Rumusan Masalah ............................................................. ...... 23 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 23 D. Tinjauan Pustaka .................................................................... 24 E. Metodologi Penelitian ............................................................. 53 F. Sistematika Penulisan .............................................................. 57 BAB II :
POKOK PEMBAHASAN ............................................................ 59 A. Dampak
Kehadiran
Minimarket
Terhadap
Pasar
Tradisional ............................................................................... 59 B. Strategi
yang
Dilakukan
Pedagang
Pasar
Tradisional
Untuk Menghadapi Persaingan Dengan Minimarket .............. 63 BAB III : GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN ............................ 76 A. Deskripsi Obyek Penelitian .................................................... 76 B. Karakteristik
Pedagang
Responden
Pasar
Tradisional
Ngaliyan dan Konsumen Responden ..................................... 79
9
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ...................................... 87 A. Deskripsi Data Penelitian ....................................................... 87 B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 148 BAB V : PENUTUP ..................................................................................... 158 A. Kesimpulan ............................................................................ 158 B. Saran ....................................................................................... 159 C. Penutup ................................................................................... 160 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
10
DAFTAR TABEL 1. Tabel 1.1 : Pembagian Retail Modern dan Tradisional ............................ 35 2. Tabel 3.1 : Jumlah seluruh pedagang tradisional sesuai jenis dagangannya 79 3. Tabel 3.2 : Jumlah pedagang yang menjadi responden ............................ 80 4. Tabel 3.3 : Jumlah pedagang berdasarkan jenis kelamin ......................... 81 5. Tabel 3.4 : Jumlah pedagang berdasarkan umur ...................................... 82 6. Tabel 3.5 : Jumlah pedagang berdasarkan pendidikan ............................. 82 7. Tabel 3.6 : Jumlah pedagang berdasarkan lamanya berdagang ............... 83 8. Tabel 3.7 : Jumlah konsumen berdasarkan jenis kelamin ........................ 84 9. Tabel 3.8 : Jumlah konsumen berdasarkan umur ..................................... 85 10. Tabel 3.9 : Jumlah konsumen berdasarkan pendidikan ........................... 85 11. Tabel 3.10 : Jumlah konsumen berdasarkan pekerjaannya ...................... 86 12. Tabel 4.1 : Jawaban dari pedagang Kelontong ........................................ 87 13. Tabel 4.2 : Jawaban dari pedagang Kelontong ........................................ 88 14. Tabel 4.3 : Jawaban dari pedagang Kelontong ........................................ 88 15. Tabel 4.4 : Jawaban dari pedagang Kelontong ........................................ 89 16. Tabel 4.5 : Jawaban dari pedagang Kelontong ........................................ 90 17. Tabel 4.6 : Jawaban dari pedagang Kelontong ........................................ 91 18. Tabel 4.7 : Jawaban dari pedagang Kelontong ........................................ 91 19. Tabel 4.8 : Jawaban dari pedagang Kelontong ........................................ 92 20. Tabel 4.9 : Jawaban dari pedagang Kelontong ........................................ 92 21. Tabel 4.10 : Jawaban dari pedagang Kelontong ...................................... 93 22. Tabel 4.11 : Jawaban dari pedagang Kelontong ...................................... 94 23. Tabel 4.12 : Jawaban dari pedagang Kelontong ...................................... 94 24. Tabel 4.13 : Jawaban dari pedagang Kelontong ...................................... 95 25. Tabel 4.14 : Jawaban dari pedagang Kelontong ...................................... 96 26. Tabel 4.15 : Jawaban dari pedagang Kelontong ...................................... 96 27. Tabel 4.16 : Jawaban dari pedagang Kelontong ...................................... 97 28. Tabel 4.17 : Jawaban dari pedagang Kelontong ...................................... 98 29. Tabel 4.18 : Jawaban dari pedagang Kelontong ...................................... 98 30. Tabel 4.19 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 99
11
31. Tabel 4.20 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 99 32. Tabel 4.21 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 100 33. Tabel 4.22 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 100 34. Tabel 4.23 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 100 35. Tabel 4.24 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 100 36. Tabel 4.25 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 101 37. Tabel 4.26 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 101 38. Tabel 4.27 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 102 39. Tabel 4.28 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 102 40. Tabel 4.29 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 103 41. Tabel 4.30 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 103 42. Tabel 4.31 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 104 43. Tabel 4.32 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 104 44. Tabel 4.33 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 105 45. Tabel 4.34 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 105 46. Tabel 4.35 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 106 47. Tabel 4.36 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 106 48. Tabel 4.37 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 107 49. Tabel 4.38 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 108 50. Tabel 4.39 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 108 51. Tabel 4.40 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 109 52. Tabel 4.41 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 110 53. Tabel 4.42 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 110 54. Tabel 4.43 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 110 55. Tabel 4.44 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 110 56. Tabel 4.45 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 111 57. Tabel 4.46 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 112 58. Tabel 4.47 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 112 59. Tabel 4.48 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 113 60. Tabel 4.49 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 113 61. Tabel 4.50 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 114
12
62. Tabel 4.51 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 114 63. Tabel 4.52 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 115 64. Tabel 4.53 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 115 65. Tabel 4.54 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 116 66. Tabel 4.55 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 116 67. Tabel 4.56 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 117 68. Tabel 4.57 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 117 69. Tabel 4.58 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 118 70. Tabel 4.59 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 119 71. Tabel 4.60 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 119 72. Tabel 4.61 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 120 73. Tabel 4.62 Jawaban dari pedagang Pakaian ............................................. 121 74. Tabel 4.63 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 121 75. Tabel 4.64 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 121 76. Tabel 4.65 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 121 77. Tabel 4.66 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 122 78. Tabel 4.67 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 122 79. Tabel 4.68 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 122 80. Tabel 4.69 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 122 81. Tabel 4.70 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 123 82. Tabel 4.71 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 124 83. Tabel 4.72 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 124 84. Tabel 4.73 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 125 85. Tabel 4.74 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 125 86. Tabel 4.75 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 126 87. Tabel 4.76 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 126 88. Tabel 4.77 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 127 89. Tabel 4.78 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 127 90. Tabel 4.79 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 128 91. Tabel 4.80 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 128 92. Tabel 4.81 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 129
13
93. Tabel 4.82 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 130 94. Tabel 4.83 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 130 95. Tabel 4.84 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 131 96. Tabel 4.85 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan ............................... 132 97. Tabel 4.86 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan ............................... 132 98. Tabel 4.87 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan ............................... 132 99. Tabel 4.88 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan ............................... 133 100 Tabel 4.89 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan .............................. 133 101 Tabel 4.90 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan .............................. 134 102 Tabel 4.91 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan .............................. 134 103 Tabel 4.92 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan .............................. 135 104 Tabel 4.93 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan .............................. 135 105 Tabel 4.94 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan .............................. 136 106 Tabel 4.95 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan .............................. 137 107 Tabel 4.96 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan .............................. 137 108 Tabel 4.97 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan .............................. 138 109 Tabel 4.98 Jawaban dari Konsumen ....................................................... 139 110 Tabel 4.99 Jawaban dari Konsumen ....................................................... 140 111 Tabel 4.100 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 140 112 Tabel 4.101 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 141 113 Tabel 4.102 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 142 114 Tabel 4.103 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 142 115 Tabel 4.104 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 143 116 Tabel 4.105 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 144 117 Tabel 4.106 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 144 118 Tabel 4.107 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 145 119 Tabel 4.108 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 145 120 Tabel 4.109 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 147 121 Tabel 4.110 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 147 122 Tabel 4.111 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 147 123 Tabel 4.112 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 148
14
DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 1.1 : Konsep inti pertukaran, transaksi, dan hubungan pasar dan pemasaran ........................................................................... 20 2. Gambar 3.1 : Peta Kecamatan Ngaliyan ................................................... 77
15
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 27 Mei 2011 Deklarator
Ani Nur Fadhilah NIM. 062411004
16
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung. Dalam pasar tradisonal terjadi tawar menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah-buahan, sayur, telur, daging, pakaian, elektronik, jasa dan lain-lain. pasar seperti ini masih banyak dijumpai di Indonesia dan umumnya terletak di dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Pasar modern berbeda dengan pasar tradisional, dalam pasar modern penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung. Pembeli melihat harga pada label yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayananya secara mandiri (Swalayan) atau dilayani oleh Pramuniaga. barang-barang yang dijual selain bahan-bahan makanan seperti sayur, daging dan buah-buahan, sebagian besar barang lainya yang dijual adalah barang yang tahan lama. Contoh dari pasar modern adalah Swalayan, Supermarket, Hypermarket, dan Minimarket. Kehadiran peritel modern (Supermarket, Hypermarket, Minimarket) pada sekitar awal 1980-an pada awalnya tidak mengancam pasar tradisional.
17
Kehadiran para peritel modern yang menyasar konsumen menengah ke atas, saat itu lebih menjadi alternatif dari pasar tradisional yang identik dengan kondisi pasar yang kumuh, dengan tampilan dan kualitas yang buruk, serta harga jual rendah serta sistem tawar menawar konvensional. Namun sekarang ini kondisinya sudah banyak berubah. Supermarket dan Hypermarket banyak bermunculan di mana-mana. Kondisi ini muncul sebagai konsekuensi dari berbagai perubahan di masyarakat. sebagai konsumen, masyarakaat menuntut hal yang berbeda di dalam aktivitas belanja. Kondisi ini ditambah dengan semakin meningkatnya tingkat pengetahuan, pendapatan, dan jumlah pendapatan keluarga ganda (suami-istri bekerja) dan dengan waktu yang terbatas. Konsumen menuntut peritel untuk memberikan “nilai lebih” dari setiap sen uang yang dibelanjakannya. Peritel harus mampu mengakomodasi tuntutan tersebut jika tidak ingin ditinggal pelangganya. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pasar modern dewasa ini menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup yang berkembang di masyarakat kita. Tidak hanya di kota metropolitan tapi sudah merambah di kota kecil di tanah air. Sangat mudah menjumpai Minimarket, Supermarket, Hypermarket di sekitar tempat tinggal kita. Tempat-tempat tersebut menjanjikan tempat yang nyaman dengan harga yang tidak kalah menariknya. Namun dibalik kesenangan tersebut ternyata membuat peritel kelas menengah dan bawah mengeluh. Seperti yang trejadi di Ngaliyan sekarang ini, terdapat beberapa Minimarket dan Swalayan di antaranya Aneka Jaya Swalayan, tiga Indomaret,
18
dua Alfamart, dan Ono Swalayan yang semua letaknya saling berdekatan disepanjang jalan Ngaliyan dan berdekatan pula dengan pasar tradisional Ngaliyan. Dari beberapa Minimarket dan Swalayan tersebut saling menawarkan pelayanan yang lebih baik dari pasar tradisional yang ada, selain pelayanan mereka juga menawarkan harga yang relatif lebih rendah, variasi barang yang banyak, tempat belanja yang nyaman. Mereka saling berusaha untuk menambah fasilitas dan meningkatkan kualitas pelayanan menurut persepsinya sendiri-sendiri. Minimarket dan Swalayan di Ngaliyan juga berlomba-lomba untuk memberikan kelengkapan & ketersediaan produk yang dijual, kualitas produk yang di jual, kesan terdapat produk-produk import, kesan terdapatnya produkproduk yang baru dipromosikan, kondisi harga dibandingkan dengan Minimarket atau pasar di sekitarnya, potongan harga (discon) yang diberikan, terdapatnya paket-paket khusus dengan harga khusus, letak yang strategis, suasana
di
dalam
Swalayan,
kebersihan
ruangan,
penataan
dan
pengelompokan produk, program promosi yang diselenggarakan, promosi di media cetak dan elektronik, adanya acara-acara lomba dan permainan dan hiburan, hadiah atau undian yang diberikan, area parkir yang tersedia, keramahan pelayanan (kasir, pelayan toko dll), dan adanya papan petunjuk harga untuk memudahkan dalam mencari produk sehingga membuat para konsumen beralih dari pasar tradisional ke Minimarket dan Swalayan. Pasar secara umum adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
19
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. 2 Definisi ini berdasarkan pada konsep inti pertukaran, transaksi, dan hubungan pasar dan pemasaran serta pemasar. Konsep ini kita gambarkan seperti di bawah ini. Gambar 1.1 konsep inti pertukaran, transaksi, dan hubungan pasar dan pemasaran. Kebutuhan,
produk
keinginan, dan permintaan
Pasar
Nilai, biaya,
Pertukaran,
dan kepuasan
transaksi, dan hubungan
Pemasaran dan pemasar
Sumber: Philip kotler &A.B Susanto Pemasaran dalam perspektif Islam adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dan suatu inisiator kepada stakeholdernya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam.3 Di dalam pemasaran syariah terdapat tiga konsep pemasaran, yang pertama biasa disebut sebagai syariah marketing strategy untuk memenangkan mind-share, kedua syariah marketing tactic untuk memenangkan marketshare, dan ketiga syariah marketing value dalam memenagkan heart-share.
2
Philip kotler & A.B Susanto, Manajemen pemasaran Di Indonesia Analisis, perencanaan, Implementasi dan pengendalian, Jakarta: Salemba Empat, 2000, buku I, hal.11 3 Hermawan Kerta Jaya dan muhammad Syukir Sula, Syariah Marketing, bandung : PT. Mizan Pustaka, 2006, hal. xxix
20
Dengan syariah marketing strategy, dapat dilakukan pemetaan pasar berdasarkan ukuran pasar, pertumbuhan pasar, keunggulan kompetitif, dan situasi persaingan setelah menyusun strategi, kita perlu melakukan syariah marketing tactic dalam memenangkan market-share, karena jika positioning kita dibenak pelanggan telah kuat kita perlu melakukan diferensiasi mencakup apa yang ditawarkan (content), bagaimana menawarakan (context), dan apa infrastruktur dalam proses menawarkannya. Dan selanjutnya, kita perlu menerapkan diferensiasi secara kreatif dan inovatif dengan menggunakan marketing-mix (price, product, place, promotion). Dan hal yang perlu kita siapkan juga, bagaimana kita melakukan selling dalam meningkatkan hubungan dengan pelanggan sehingga mampu menghasilkan keuntungan finansial. Berbeda dengan Minimarket, pasar tradisional Ngaliyan yang lebih dulu ada dibandingkan Minimarket dan Swalayan yang sekarang ada secara tidak langsung merasakan dampak dari kehadiran Minimarket dan Swalayan. Banyak masyarakat yang tinggal di sekitar pasar kini beralih memilih belanja di Minimarket maupun Swalayan dengan alasan lebih lengkap dan nyaman atau sekedar melihat-lihat, meskipun sebenarnya produk-produk yang ada di Minimarket atau Swalayan pun tersedia di pasar Ngaliyan. Selain itu ruang bersaing pedagang pasar tradisional kini juga mulai terbatas, kalau selama ini pasar tradisional dianggap unggul dalam memberikan harga relatif rendah untuk banyak komoditas. Dengan fasilitas belanja yang jauh lebih baik skala ekonomis pengecer modern yang cukup luas dan akses langsung mereka
21
terhadap produsen dapat menurunkan harga pokok penjualan mereka sehingga mereka mampu menawarkan harga yang lebih rendah. Sebaliknya pedagang pasar tradisional, mereka umumnya mempunyai skala yang kecil dan menghadapi rantai pemasaran yang cukup panjang untuk membeli barang yang akan dijualnya. Keunggulan biaya rendah pedagang tradisional pun kini mulai terkikis. Keunggulan pasar tradisional selama ini didapat dari lokasi, karena masyarakat lebih senang berbelanja kepasar-pasar yang lokasinya lebih dekat. Akan tetapi pusat-pusat perbelanjaan seperti Minimarket terus berkembang memburu lokasi yang potensial, dengan semakin marak dan tersebarnya lokasi Minimarket maka keunggulan lokasi pasar tradisional juga akan hilang, kedekatan lokasi kini tidak dapat lagi dijadikan sumber keunggulan yang berkelanjutan. Di sini diperlukan peran pemerintah untuk membantu pedagang pasar tradisional agar dapat bersaing dengan Minimarket dan Swalayan agar keberadaanya tidak tersingkirkan, seperti yang tertera pada Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 Pasal 4 yang berisi pusat perbelanjaan dan toko modern harus mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat, keberadaan pasar tradisional, usaha kecil dan usaha menengah yang ada di wilayah yang bersangkutan, memperhatikan jarak antara Hypermarket dengan pasar tradisional yang ada sebelumnya, menyediakan area parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir 1(satu) unit kendaraan roda empat untuk setiap 60 m 2 (enam puluh meter persegi) luas lantai penjualan pusat perbelanjaan dan atau
22
toko modern yang menyediakan fasilitas yang menjamin pusat perbelanjaan dan toko modern yang bersih, sehat (hygienis), aman, tertib dan ruang publik yang nyaman.4 Dari pembahasan di atas penulis ingin melakukan penelitian untuk menetahui “DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKET TERHADAP PASAR TRADISIONAL (Studi Kasus di Pasar Ngaliyan)”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dikemukakan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana dampak kehadiran mini market terhadap pasar tradisional ? 2. Bagaimana Strategi yang dilakukan pedagang pasar tradisional untuk menghadapi persaingan dengan minimarket ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dampak kehadiran mini market terhadap pasar tradisional. 2. Untuk mengetahui Strategi yang dilakukan pedagang pasar tradisional untuk menghadapi persaingan dengan minimarket.
4
Peraturan Presiden RI.112, Penataan dan Pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern,2007. WWW.bpkp.go.id , 12-2-2011 19:29
23
Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi tempat penelitian, yaitu dapat menjadi bahan pertimbangan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mengantisipasi dampak keberadaan minimarket yang semakin pesat disekitar Ngaliyan. Dan menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan pasar tradisional Ngaliyan. 2. Bagi Universitas, diharapkan dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut dalam bidang yang berkaitan dengan retailing, perilaku konsumen, dan strategi pemasaran. 3. Bagi Umum, menambah pengetahuan dan wawasan mengenai strategi pemasaran dan perilaku konsumen. 4. Bagi peneliti, Sebagai sarana untuk mengaplikasikan berbagai teori yang diperoleh di bangku kuliah. Menambah pengalaman dan sarana latihan dalam memecahkan masalah-masalah yang ada di masyarakat sebelum terjun dalam dunia kerja yang sebenarnya.
D. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Pasar Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjualan lebih dari satu baik yang disebut pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah,
24
pemerintah daerah, swasta, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha sekala kecil modal kecil dan dengan proses jual beli barang dengan melalui tawar-menawar.5 Secara sederhana pasar dapat diartikan sebagai tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi. Pengertian ini mengandung arti pasar memiliki tempat atau lokasi tertentu sehingga memungkinkan pembeli dan penjual bertemu. Di dalam pasar ini terdapat penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli produk, baik barang maupun jasa.6 Pasar dalam arti luas adalah suatu bentuk transaksi jual beli yang melibatkan keberadaan produk barang atau jasa dengan alat tukar berupa uang atau dengan alat tukar lainnya sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan disetujui oleh kedua belah pihak. Dalam konteks perekonomian pasar menurut W.J. Stanton adalah sekumpulan orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja (disposable income) serta kemauan untuk membelanjakannya.7
5
Peraturan presiden RI.112, Penataan dan Pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern, 2007. WWW.bpkp.go.id , 12-2-2011 19:29 6 Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006 h. 156. 7 Hari Waluyo, Sosialisasi Pasar Tradisional Sebagai Aset Wisata Budaya di Lampung. WWW.budpar.go.id ,18-3-2011 20:18
25
Transaksi potensial ini dapat terlaksana, apabila kondisi berikut ini terpenuhi: a. Terdapat paling sedikit dua pihak. b. Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin dapat berharga bagi pihak lain. c. Masing-masing pihak mampu untuk berkomunikasi dan menyalurkan keinginannya. d. Masing-masing pihak bebas untuk menerima atau menolak penawaran dari pihak lain.8 2. Macam-macam Pasar a. Pasar Barang Konsumsi Barang-barang konsumsi adalah barang yang langsung digunakan oleh individu atau anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi, barang konsumsi terkait langsung dengan kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh seorang konsumen. Pembeli barang konsumsi tersebut umumnya adalah pemakai atau konsumen akhir, bukan pemakai industri, karena barang itu hanya dipakai sendiri atau disalurkan orang lain untuk dipakai atau dikonsumsinya dan tidak untuk diproses lagi. Pasar
barang
konsumsi
ditandai
oleh
ciri
dari
para
konsumennya serta motif dan kebiasaan dalam pembelian dan perilaku pembelinya.9 8
Prof. Dr. Sofjan Assauri, M.B.A., Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep dan Strategi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, hal. 98-99.
26
Di antara jenis-jenis barang konsumsi adalah sebagai berikut: 1) Barang Convenience Barang yang termasuk golongan ini adalah barang yang ingin dibeli oleh konsumen dengan usaha yang minimum pada toko-toko atau warung terdekat. Biasanya barang seperti ini dibeli dalam jumlah unit yang kecil, tetapi dengan frekuensi pembelian yang sering/banyak, dan pembelian dilakukan segera setelah ada gagasan pembelian dalam pikiran si konsumen itu. 2) Barang Shopping Barang yang termasuk dalam golongan ini adalah barang yang ingin dibeli oleh para konsumen dengan usaha-usaha yang membutuhkan waktu untuk membanding-bandingkan satu macam atau merek barang dengan macam atau merek barang lainnya dalam hal kualitas, harga dan gayanya pada beberapa toko. 3) Barang Khusus (Specialty Goods) Barang yang termasuk dalam golongan ini adalah barang yang mempunyai daya tarik tertentu bagi si konsumen, sehingga ia ingin atau bersedia bepergian ke mana saja, asalkan ia dapat membeli atau menemukan barang yang diinginkannya itu pada tempat tersebut.
9
Ibid., h. 102-103.
27
4) Barang yang Tidak Dicari (Unsought Goods) Barang yang Tidak Dicari adalah barang yang enggan dibeli oleh si konsumen. Barang yang termasuk dalam kelompok ini adalah ensiklopedi, asuransi, dokter gigi dan jasa pemakaman.10 b. Pasar Barang Industri Barang industri adalah barang yang tidak langsung dikonsumsi oleh individu atau anggota masyarakat, tetapi diolah terlebih dahulu oleh perusahaan industri. Barang industri dapat diklasifikasikan ke dalam lima kelompok barang yang berbeda, yaitu: 1) Bahan Baku Bahan baku merupakan barang yang seluruh atau sebagiannya masuk menjadi bahan fisik dari produk yang diproduksi dan tidak membutuhkan proses pengolahan lebih lanjut dalam pemasarannya. Yang termasuk barang sebagai bahan baku antara lain adalah tepung terigu/gandum, benang, karet mentah, biji besi dan tembaga. 2) Komponen atau Parts dan Bahan Baku Olahan/Fabrikasi Komponen atau Parts dan Bahan Baku Olahan/Fabrikasi merupakan barang yang sebagian atau seluruhnya masuk menjadi fisik dari produk yang diproduksi, tetapi barang tersebut telah mengalami pengolahan terlebih dahulu sebelum dipasarkan.
10
Ibid., h. 104-109.
28
Barang seperti ini adalah barang tenunan, tekstil, barang kulit, motor listrik dan rantai kemudi mobil/motor. 3) Perlengkapan Operasi Perlengkapan operasi bukan merupakan bagian dari produk akhir, tetapi digunakan untuk menunjang pengoperasian suatu perusahaan. Perlengkapan seperti ini berumur pendek, habis dalam waktu singkat (tidak melebihi satu tahun), seperti perlengkapan kantor, sapu dan pembersih lantai, bahan bakar dan jarum pada mesin pemintal. 4) Mesin dan Peralatan Mesin dan peralatan merupakan instalasi yang tidak menjadi bagian dari produk akhir, tetapi cirinya berlainan dengan perlengkapan operasi, karena dipakainya hanya setelah penggunaan yang berulang-ulang. Barang yang termasuk dalam jenis ini adalah mesin tekstil, dapur api pengering, mesin cetak dan turbin. 5) Peralatan Pelengkap Peralatan pelengkap hampir sama dengan kelompok instalasi mesin dan peralatan, yang merupakan barang yang tidak termasuk bagian dari produk akhir, tetapi dipakai hanya sebagai pelengkap dari kegiatan operasi yang penggunaannya berulangulang.11 3. Klasifikasi
11
Ibid., h. 115-117
29
Pengecer/ritail dapat digolongkan menurut: (a) luasnya lini produk (LP); (b) bentuk pemilikan; (c) penggunaan fasilitas; dan (d) ukuran toko. a. Luasnya Lini Produk Lini Produk adalah sekelompok barang yang memiliki tujuan penggunaan yang sama, misalnya alat-alat rumah tangga, alat-alat olah raga, makanan dan minuman, dll, dari sebuah toko serba ada. Berdasarkan luasnya LP, pengecer dapat dibagi ke dalam beberapa kategori sebagai berikut. 1) Toko khusus, yaitu toko yang menjual satu macam barang atau LP yang lebih sempit dengan ragam yang lebih banyak dalam lini tersebut. Contoh pengecer khusus adalah toko alat-alat olah raga, toko pakaian, toko hukumnya berbentuk usaha perorangan, firma atau CV. Toko khusus dapat diklasifikasikan lagi menurut tingkat kekhususan LP-nya. Toko pakaian merupakan toko lini tunggal; toko pakaian pria merupakan toko sangat khusus. Di Indonesia saat ini toko khusus yang berkembang pesat dalam beberapa tahun belakangan ini adalah AGIS (PT Artha Graha Investama Sentral) sebagai salah satu retail yang mengkhususkan menjual barangbarang elektronik. Lainnya yang masuk kelompok ini adalah Cosmo yang hanya menjual produk-produk Jepang dan toko roti Holland Bakery yang hanya jual roti. 2) Toko Serba Ada, yaitu toko yang menjual berbagai macam LP. Biasanya toko seperti ini mempunyai volume usaha yang besar,
30
kondisi keuangannya lebih kuat, dan badan hukumnya berbentuk perseroan terbatas atau paling tidak berbentuk CV. Misalnya Ramayana dan Sarinah. 3) Pasar Swalayan, yaitu toko yang merupakan operasi relatif besar, berbiaya rendah, margin rendah, volume tinggi, Swalayan yang dirancang untuk melayani semua kebutuhan konsumen seperti makanan, cucian, dan produk-produk perawatan rumah tangga. 4) Toko Convenience, yaitu toko yang relatif kecil dan terletak di daerah pemukiman atau di jalur high traffic, memiliki jam buka yang panjang (24 jam) selama tujuh hari dalam seminggu, dan menjual LP convenience yang terbatas seperti minuman, makanan ringan, permen, rokok, dll., dengan tingkat perputarannya yang tinggi. Jam buka yang panjang dan karena konsumen hanya membeli di toko ini hanya sebagai “pelengkap” menyebabkan toko ini menjadi suatu operasi dengan harga tinggi. 5) Toko Super, Toko Kombinasi dan Pasar Hyper. Toko Super ratarata memiliki ruang jual 35.000 kaki persegi dan bertujuan memenuhi semua kebutuhan konsumen untuk pembelian makanan maupun
bukan
makanan
secara
rutin.
Mereka
biasanya
menawarkan pelayanan seperti cucian, membersihkan, perbaikan sepatu, penguangan cek, dan pembayaran tagihan, serta makan siang murah. Toko kombinasi merupakan diversifikasi usaha pasar swalayan ke bidan obat-obatan, dengan luas ruang jual sekitar
31
55.000 kaki persegi. Masuk dalam kelompok ini mulai dari yang konvensional seperti Naga SM dan Bila hingga yang lebih modern dan besar seperti Hero dan Top’s. Pasar hyper lebih besar lagi, berkisar antara 80.000 sampai 220.000 kaki persegi. Pasar ini tidak hanya menjual barang-barang yang rutin dibeli tetapi juga meliputi meubel, perkakas besar dan kecil, pakaian, dan banyak jenis lainnya, seperti Carrefour dan Mega M. 6) Toko Diskon, yaitu toko yang menjual secara reguler barangbarang standar dengan harga lebih murah karena mengambil marjin yang lebih rendah dan menjual dengan volume yang lebih tinggi. Umumnya menjual merek nasional, bukan barang bermutu rendah. Pengeceran diskon telah bergerak dari barang dagangan umum ke khusus, seperti toko diskon alat-alat olah raga, toko elektronik, dan toko buku. 7) Pengecer Potongan Harga. Kalau toko diskon biasanya membeli pada harga grosir dan mengambil margin yang kecil untuk menekan harga, pengecer potongan harga membeli pada harga yang lebih rendah daripada harga grosir dan menetapkan harga pada konsumen lebih rendah daripada harga eceran. Mereka cenderung menjual persediaan barang dagangan yang berubahrubah dan tidak stabil sering merupakan sisa, tidak laku, dan cacat yang diperoleh dengan harga lebih rendah dari produsen atau pengecer lainnya. Pengecer potongan harga telah berkembang
32
pesat dalam bidang pakaian, asesoris, dan perlengkapan kaki. Contoh dari pengecer potongan harga ini adalah factory outlet, seperti Herritage dan Millenia. 8) Ruang Jual Katalog, yaitu toko yang menjual cukup banyak pilihan produk-produk dengan marjin tinggi, perputarannya cepat, bermerek, dengan harga diskon. Produk-produk yang dijual meliputi perhiasan, alat-alat pertukangan, kamera, koper, perkakas kecil, mainan, dan alat-alat olah raga. 9) MOM & POP Store, yaitu toko berukuran relatif kecil yang dikelola secara tradisional, umumnya hanya menjual bahan pokok/kebutuhan
sehari-hari
yang
terletak
di
daerah
perumahan/pemukiman. Jenis toko ini dikenal sebagai toko kelontong. 10) Mini Market, yaitu toko berukuran relatif kecil yang merupakan pengembangan dari Mom & Pop Store, dimana pengelolaannya lebih modern, dengan jenis barang dagangan lebih banyak. Misalnya Indomart.12
12
Tulus TH Tambunan,Dyah Nirmalawati,Arus Akbar Silondae, "Kajian Persaingan Dalam Industri Ritail ", Komisi Pengawas Persaingan Usaha (kppu), 2004, Hal. 3-4 Tidak diterbitkan
33
b. Bentuk Pemilikan Menurut bentuk pemilikannya, pengecer dapat digolongkan ke dalam dua kategori sebagai berikut: 1) Independent store yaitu toko yang tidak dimiliki oleh sekelompok orang, melainkan milik pribadi seseorang yang juga merupakan pimpinan dari toko tersebut. Dalam kategori ini, pengusaha lebih bebas dalam menentukan kebijaksanaan dan strategi pemasarannya 2) Corporate chain store yaitu beberapa toko yang berada di bawah satu organisasi, dan dimiliki oleh sekelompok orang. Masingmasing toko menjual LP yang sama dan struktur distribusinya juga sama. c. Penggunaan Fasilitas Pengecer dapat digolongkan menurut penggunaan fasilitas dalam memasarkan produk mereka ke konsumen, yakni toko pengecer dan pengecer tanpa toko. Toko pengecer dapat dijumpai di manamana, seperti yang telah disebut di atas. Sedangkan pengecer tanpa toko terdiri dari tiga jenis yaitu penjualan dari rumah ke rumah (door to door saleman), penjualan melalui pos (mail order selling) atau elektronik, dan penjualan dengan mesin otomatis (automatic vending machine). d. Ukuran Toko Menurut ukuran toko, pengecer dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yakni pengecer kecil dan pengecer besar. Pembedaan
34
ini dapat didasarkan pada banyak faktor, diantaranya volume penjualan,
manajemen,
kegiatan
promosi,
kondisi
keuangan,
pembagian tenaga kerja, fleksibilitas dalam operasi, merek pengecer, integrasi horisontal dan vertikal, dll. Dari beberapa klasifikasi tersebut di atas, peneliti membagi retail menjadi 2 (dua) kategori, yaitu retail modern dan retail tradisional. Pembagian kategori tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini : Tabel 1.1 Pembagian Retail Modern dan Tradisional Klasifikasi Lini Produk
Retail Modern 1.
Toko Khusus
2.
Toko Serba Ada
3.
Toko Swalayan
4.
Toko Convenience
5.
Toko Super, Kombinasi,
Retail Tradisional 1.
Mom & Pop Store
dan Pasar Hyper 6.
Toko Diskon
7.
Pengecer Potongan Harga
8.
Ruang Penjual Katalog
Kepemilikan
Corporate Chain Store
Independent Store
Penggunaan
1.
Alat-alat pembayaran
1.
Alat Pembayaran
Fasilitas
modern (komputer, credit
tradisional (manual /
card, autodebet)
calculator, cash)
2.
AC, Eskalator / Lift
2.
Tangga, tanpa AC
Promosi
Ada
Tidak Ada
Keuangan
Tercatat dan Dapat
Belum tentu tercatat
dipublikasikan
dan tidak dipublikasikan
Tenaga Kerja
Banyak
Sedikit, biasanya keluarga
35
Fleksibilitas
Tidak Fleksibel
Fleksibel
Operasi
4. Minimarket Pasar modern (Minimarket) adalah pasar yang dikelola dengan manajemen modern, umumnya terdapat di kawasan perkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik kepada konsumen (umumnya anggota masyarakat kelas menengah ke atas). Pasar modern antara lain mall, supermarket, department store, shopping centre, waralaba, toko mini swalayan, pasar serba ada, toko serba ada dan sebagainya. Barang yang dijual disini memiliki variasi jenis yang beragam. Selain menyediakan barang-barang lokal, pasar modern juga menyediakan barang impor. Barang yang dijual mempunyai kualitas yang relatif lebih terjamin karena melalui penyeleksian terlebih dahulu secara ketat sehingga barang yang rijek/tidak memenuhi persyaratan klasifikasi akan ditolak. Secara kuantitas, pasar modern umumnya mempunyai persediaan barang di gudang yang terukur. Dari segi harga, pasar modern memiliki label harga yang pasti (tercantum harga sebelum dan setelah dikenakan pajak). Pasar modern juga memberikan pelayanan yang baik dengan adanya pendingin udara tempat parkir yang aman dan tempat yang bersih dan nyaman.13
13
Pariaman Sinaga. Makalah Pasar Modern VS Pasar Tradisional. Kementerian Koperasi dan UKM. Jakarta : Tidak Diterbitkan.2004
36
5. Pasar Tradisional Pasar secara harfiah berarti tempat berkumpul antara penjual dan pembeli untuk tukar menukar barang, atau jual beli barang. Pasar dalam konsep urban Jawa adalah kejadian yang berulang secara ritmik dimana transaksi sendiri bukan merupakan hal yang utama, melainkan interaksi sosial dan ekonomi yang dianggap lebih utama. Pasar sebagai sistem maksudnya adalah pasar yang mempunyai suatu kesatuan dari komponen-komponen yang mempunyai fungsi untuk mendukung fungsi secara keseluruhan, atau dapat pula diartikan pasar yang telah memperlihatkan aspek-aspek perdagangan yang erat kaitannya dengan kegiatan jual-beli, misalnya adanya lokasi atau tempat, adanya ketentuan pajak bagi para pedagang, adanya berbagai macam jenis komoditi yang diperdagangkan, adanya proses produksi, distribusi, transaksi dan adanya suatu jaringan transportasi serta adanya alat tukar. Pengertian tradisional menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah bersifat turun temurun. Jadi dapat disimpulkan bahwa Pasar tradisional berkaitan dengan suatu tradisi. Kata tradisi dalam percakapan sehari-hari sering dikaitkan dengan pengertian kuno atau sesuatu yang bersifat luhur sebagai warisan nenek moyang. Tradisi pada intinya menunjukkan bahwa hidupnya suatu masyarakat senantiasa didukung oleh tradisi, namun tradisi itu bukanlah statis. Arti paling dasar dari kata tradisi
37
yang berasal dari kata tradium adalah sesuatu yang diberikan atau diteruskan dari masa lalu ke masa kini.14 6. Manajemen Marketing Islami a. Pengertian Manajemen Marketing (Pemasaran) Marketing adalah dari kata market yang artinya pasar. Pasar di sini bukan dalam pengertian konkrit tetapi lebih ditujukan pada pengertian abstrak. Marketing dapat didefinisikan “semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif”.15 Marketing (pemasaran) adalah semua kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Proses pertukaran melibatkan kerja, penjual harus mencari pembeli, menemukan dan memenuhi kebutuhan mereka, merancang produksi yang tepat, menentukan harga yang tepat, menyimpan dan mengangkutnya, mempromosikan produk tersebut, menegosiasikan dan sebagainya, semua kegiatan ini merupakan nilai dari pemasaran.16 Manajemen
marketing
adalah
aktivitas
perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan atas program-program yang dirancang untuk menghasilkan transaksi pada target pasar, guna memenuhi 14
Ifah Chasanah. “Keberadaan Pasar Tradisional Wage Wadas Lintang Sebagai Pusat Kegiatan Ekonomi, Sosial, Dan Budaya Masyarakat Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun 1998-2005” Skripsi Fakultas Ilmu Sosisl, semarang , Universitas Negri Semarang, 2007, hal.3 15 Alex S Nitisemito, Marketing, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981, hal. 13 16 Cholifah (062411013), Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Butik Busana Muslim Di Kota Semarang, Semarang: Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, 2010, hal. 16-17.
38
kebutuhan perorangan atau kelompok berdasarkan asas saling menguntungkan, melalui pemanfaatan produk, harga, promosi, dan distribusi.17 b. Manajemen Marketing Islami Marketing Islami (Syariah marketing) adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholder-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip mu’amalah (bisnis) dalam Islam.18 Definisi di atas didasarkan pada salah satu ketentuan-ketentuan dalam bisnis islami yang tertuang dalam kaidah fiqih yang mengatakan, “Al-muslimuna ‘ala syuruthihim illa syarthan harrama halalan aw ahalla haraman” (kaum muslim terikat dengan kesepakatan-kesepakatan bisnis yang mereka buat, kecuali kesepakatan yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram). Selain itu, kaidah lain mengatakan “Al-ashlu fil-muamalah al ibahah illa ayyadulla dalilun ‘ala tahrimiha” (Pada dasarnya semua bentuk muamalah atau bisnis boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya). Ini artinya bahwa dalam syariah marketing, seluruh proses baik proses penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai
17
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Jakarta: GEMA INSANI PRESS, 2002, hal. 162-163. 18 Hermawan Kerta Jaya & Muhammad Syakir Sula. Syariah Marketing, Bandung :Mizan, hal.26
39
(value) tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip mu’amalah yang islami. Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan penyimpangan prinsip-prinsip Muamalah islami tidak terjadi dalam suatu transaksi atau dalam suatu proses bisnis, maka menjadi bentuk transaksi apapun dalam pemasaran dapat dibolehkan. Ada 4 karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan bagi para pemasar sebagai berikut: 1) Teistis (Rabbaniyyah) Salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifatnya
yang religius. Kondisi ini tercipta tidak karena
keterpaksaan, tetapi dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok ke dalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain. Seorang marketer dari melakukan strategi pemasaran dengan memilah-milah
pasar
(segmentasi),
segmentasi
yaitu
seni
mengidentifikasikan serta memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar. Segmentasi merupakan langkah awal dalam menentukan keseluruhan aktivitas perusahaan, segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih focus dalam mengalokasikan sumber daya, kemudian memilih pasar mana yang harus menjadi fokusnya (targeting), targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya
40
perusahaan secara efektif. Dengan menentukan target yang dibidik, usaha akan lebih terarah. Ada tiga criteria yang harus dipenuhi perusahaan pada saat mengevaluasi dan menentukan segmen mana yang mau ditarget. Yang pertama adalah memastikan bahwa segmen pasar yang dipilih itu cukup besar dan akan cukup menguntungkan bagi perusahaan. Atau dapat pula memilih segmen pasar yang pada saat ini masih kecil, tetapi menarik dan menguntungkan di masa mendatang. Yang kedua adalah harus didasarkan pada keunggulan daya saing perusahaan. Keunggulan daya saing merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan itu memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk menguasai segmen pasar yang dipilih. Yang ketiga adalah dengan melihat situasi persaingan yang terjadi. Semakin tinggi tingkat persaingan, perusahaan perlu mengoptimalkan segala usaha yang ada secara efektif dan efisien sehingga targeting yang dilakukan akan sesuai dengan keadaan yang ada di pasar. Bagi perusahaan syariah harus bisa mengambil hati dan jiwa dari para calon konsumennya, dengan begitu konsumen akan lebih terikat kepada produk atau perusahaan dan relasi yang terjalin bisa bertahan lebih lama. Selanjutnya strategi yang harus dirumuskan adalah membuat positioning. Positioning adalah strategi untuk merebut posisi di benak konsumen, sehingga strategi
41
ini menyangkut bagaimana membangun kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi bagi pelanggan. Postioning diperlukan agar citra terhadap produk atau perusahaan dapat terbentuk sesuai dengan niat dan tujuan dari perusahaan. Setelah menemukan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan harus mengetahui posisinya di tengah arena kompetisi. Dengan mengetahui posisi di tengah pemain yang lain, positioning yang ditawarkan bisa berbeda dari positioning pesaing. Positioning ini juga harus sesuai terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di pasar. Bagi perusahaan syariah, membangun positioning yang kuat dan positif sangatlah penting. Citra syariah yang dengan sendirinya akan terbentuk harus bisa dipertahankan dengan menawarkan nilai-nilai yang sesuai dengan prinsip syariah. Pemenuhan terhadap prinsip-prinsip syariah merupakan hal yang wajib dan harus dijalankan berdasarkan kompetensi yang dimiliki perusahaan. Sehingga, dalam menentukan positioning-nya, perusahaan bisa menampilkan keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan berdasarkan prinsip syariah. Positioning memegang peranan dalam memasarkan produk-produk perusahaan, Karena membangun positioning berarti membangun kepercayaan dari konsumen.
42
Perusahaan
yang
berbasis
syariah,
membangun
kepercayaan berarti menunjukkan komitmen bahwa perusahaan syariah menawarkan sesuatu yang lebih jika dibandingkan dengan perusahaan yang non syariah. Begitu juga dengan marketing mixnya yaitu pada produk, barang dan jasa yang ditawarkan adalah yang berkualitas atau sesuai dengan yang dijanjikan. Menetapkan harga, terhadap pelanggan disajikan harga yang kompetitif. Dalam penempatan atau saluran distribusi, pebisnis muslim sekali-kali tidak akan pernah melakukan tindak kecurangan terhadap pesaing lain, suap untuk melancarkan saluran pasarnya, dan tindakan marchiavelis lainnya. Dan dalam melakukan promosi, pebisnis muslim juga akan menghindari iklan porno, bohong, dan promosi yang menghalalkan segala cara. Senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai religius. 2) Etis (Akhlaqiyyah) Seorang marketer sangat mengedepankan masalah akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kehidupannya. Prinsip bersuci dalam islam tidak hanya dalam ibadah, tetapi dapat di temukan juga dalam kehidupan social sehari-hari: dalam berbisnis, berumah tangga, bergaul, bekerja, belajar dan lain-lain. Ada beberapa etika pemasar yang akan menjadi prinsip bagi marketer syariah dalam menjalankan fungsi pemasaran, yaitu:
43
a) Jujur, jujur yaitu seorang pebisnis wajib berlaku jujur dalam melakukan usahanya. Jujur dalam pengertian yang lebih luas yaitu tidak berbohong, tidak menipu, tidak mengada-ada fakta, tidak berkhianat, serta tidak pernah ingkar janji dan lain sebagainya. Tindakan tidak jujur merupakan perbuatan yang jelas berdosa, jika biasa dilakukan dalam melakukan bisnis juga akan membawa pengaruh negatif kepada kehidupan pribadi dan keluarga seorang pebisnis itu sendiri. Bahkan lebih jauh lagi, sikap dan tindakan yang seperti itu akan mewarnai dan mempengaruhi kehidupan bermasyarakat secara luas.19 Dalam al-Qur’an, keharusan bersikap jujur dalam dunia bisnis sudah diterangkan dengan sangat jelas dan tegas antara lain firman Allah SWT : (QS Asy Syu’araa:181-183)
Artinya: ”181. Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan. 182. Dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. 183. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan”.20 Dengan menyimak ayat tersebut di atas, maka kita akan dapat mengambil satu pengertian bahwa sesungguhnya allah 19
Johan arifin, etika bisnis islami, Semarang : walisongo press, 2009, hal. 154 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 1987, hal. 374. 20
44
SWT telah menganjurkan kepada seluruh umat manusia pada umumnya, dan kepada para pelaku bisnis khususnya untuk berlaku jujur dalam menjalankan roda bisnisnya dalam bentuk apapun. b) Berperilaku adil dalam berbisnis yaitu satu bentuk akhlak yang harus dimiliki seorang syariah marketer.Lawan dari keadilan adalah kezaliman yaitu sesuatu yang di haramkan Allah. Allah mencintai orang-orang yang berbuat adil dan membenci orangorang yang berbuat zalim, bahkan Allah melaknat mereka. Islam telah mengharamkan setiap hubungan bisnis yang mengandung kezaliman dan mewajibkan terpenuhinya keadilan yang teraplikasikan dalam setiap hubungan dagang dan kontrak-kontrak bisnis. Dalam bisnis modern, sikap adil harus tergambarkan bagi semua stakeholder, semuanya harus merasakan keadilan. Tidak boleh ada satu pihak pun yang hakhaknya terzalimi. Mereka harus selalu terpuaskan sehingga dengan demikian bisnis bukan hanya tumbuh dan berkembang, melainkan juga berkah di hadapan Allah Swt. c) Bersikap melayani dan rendah hati yaitu sikap melayani merupakan sikap utama dari seorang marketer. Tanpa sikap melayani, yang melekat dalam kepribadiannya, dia bukanlah seorang yang berjiwa pemasar. Melekat dalam sikap melayani ini adalah sikap sopan santun dan rendah hati. Orang yang
45
beriman di perintahkan untuk bermurah hati, sopan dan bersahabat saat berelasi dengan mitra bisnisnya. Sikap selanjutnya adalah memberi kemudahan kepada orang lain yang kesulitan. Seorang muslim yang baik hendaklah toleran kepada saudaranya saat membayar atau menagih (utang, premi asuransi, cicilan kredit bank, dan sebagainya) jika ia sedang mengalami kesusahan atau kesulitan. Marketer syariah juga tidak boleh terbawa dalam gaya hidup yang berlebih-lebihan, dan harus menunjukkan iktikad baik dalam semua transaksi bisnisnya. d) Tidak suka berburuk sangka yaitu saling menghormati satu sama lain merupakan ajaran nabi Muhammad saw yang harus diimplementasikan dalam perilaku bisnis modern. Tidak boleh satu pengusaha menjelekkan
pengusaha yang lain, hanya
bermotifkan persaingan bisnis. Apalagi
bagi praktisi yang
sudah berani menempelkan atribut syariah, karena itu sepatutnya akhlak para praktisi, akademisi, dan para pakar ekonomi syariah harus bisa menjadi teladan bagi umat. Akan lebih mulia jika seorang syariah marketer justru menonjolkan kelebihan-kelebihan
saudaranya,
rekan
sekerjanya,
perusahaannya, atau bahkan jika perlu pesaingnya. Disini akan
46
tergambar sebuah ahklak yang indah, yang justru akan menarik simpati pelanggan maupun mitra bisnis kita. 3) Realistis (Al-waqi’iyyah) Seorang marketer adalah para pemasar professional dengan penampilan yang bersih, rapi, dan bersahaja. Mereka bekerja dengan professional dan mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral dan kejuuran dalam segala aktivitas pemasarannya. Ia tidak kaku, tidak berlebih-lebihhan dalam penampilan, tetapi sangat luwes dalam bersikap dan bergaul. 4) Humanistis (Insaniyyah) Syariah
diciptakan
untuk
manusia
agar
derajatnya
terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifatsifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syariah. Dengan memiliki nilai humanities ia menjadi manusia yang terkontrol dan seimbang bukan manusia yang serakah yang menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesarbesarnya. Bukan menjadi manusia yang bisa bahagia di atas penderitaan orang lain atau manusia yang hatinya kering dengan kepedulian sosial. Syariat Islam adalah insaniyyah berarti diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan dan status. Hal inilah yang membuat syariah memiliki sifat universal sehingga menjadi syariat humanitis
47
universal.
Hal
tersebut
dapat
dikatakan
prinsip
ukhuwah
insaniyyah (persaudaraan antar manusia) 7. Prinsip-prinsip Perdagangan Rasulullah SAW Prinsip-prinsip perdagangan yang dicontohkan Rasulullah SAW. Adalah prinsip keadilan dan kejujuran. Dalam konsep Islam perdagangan yang adil dan jujur adalah perdagangan yang “tidak menzalimi dan tidak pula dizalimi” (QS. Al-Baqarah (2): 279).21 a. Mekanisme pasar dalam perdagangan Dalam Islam, konsep dan perdagangan harus dilandasi oleh nilai-nilai dan etika yang bersumber dari nilai-nilai dasar agama yang menjunjung tinggi tentang kejujuran dan keadilan. Fakta menunjukkan bahwa Rasulullah SAW. Telah banyak memberikan contoh dalam melakukan perdagangan secara adil dan jujur. Selain itu juga, rasulullah saw. Telah meletakkan prinsip-prinsip yang mendasar tentang bagaimana pelaksanaan perdagangan yang adil dan jujur. Prinsip dasar yang diletakkan Rasulullah SAW. Adalah berkaitan dengan mekanisme pasar dalam perdagangan, kedua belah pihak dapat saling menjual dan membeli barang secara ikhlas artinya tidak ada campur tangan serta intervensi pihak lain dalam menentukan harga barang. Terdapat beberapa prinsip yang melandasi fungsi pasar dalam masyarakat muslim:
21
Jusmaliani dkk, Bisnis Berbasis Syariah,Jakarta : Bumi Aksara , 2008. Hal.54
48
1) Dalam konsep perdagangan Islam, penentuan harga ditentukan oleh kekuatan pasar yaitu kekuatan permintaan dan penawaran tersebut, haruslah terjadi secara suka rela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa dalam melakukan transaksi pada tingkat harga tersebut. Hal ini telah disebutkan dalam al-Quran:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisa’ (4): 29).22
Firman Allah tersebut menekankan bahwa transaksi perdagangan harus dilakukan tanpa paksaan, sehingga terbentuklah harga secara alamiah. Dalam hal ini semua harga yang terkait dengan factor produksi maupun produk barang itu sendiri bersumber pada mekanisme pasar seperti ini, karena itu ketetapan harga tersebut telah diakui sebagai harga yang adil dan wajar (harga yang sesuai). 2) Mekanisme pasar dalam Islam melarang adanya sistem kerjasama yang tidak jujur. Islam tidak menghendaki adanya koalisi antara
22
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 1987, hal. 83.
49
konsumen dengan produsen, meskipun tidak mengesampingkan adanya konsentrasi produksi, selama terjadinya konsentrasi itu dilakukan dengan cara-cara yang jujur seta tidak melanggar prinsip kebebasan dan kerja sama. Oleh karena itu, prinsip monopoli ataupun oligopoli tidak dilarang dalam Islam selama pelaku tidak mengambil keuntungan diatas keuntungan yang wajar. Agar system perdagangan itu tidak menyalahi aturan agama maka penting dibentuk lembaga hisbah. Lembaga ini bertugas memantau dan mengawasi praktik-praktik kegiatan perekonomian untuk menjamin keadilan dan perdagangan yang jujur serta tidak melanggar aturan yang termaktub dalam kaidah al-Quran dan Hadits Rasulullah SAW. 3) Bila pasar dalam keadaan tidak sehat, di mana telah terjadi tindak kezaliman seperti adanya kasus penipuan, penimbunan, atau perusakan pasokan dengan tujuan menaikkan haraga, maka menurut Ibnu Taimiyyah pemerintah wajib melakuakan regulasi harga pada tingkat yang adil antara produsen dan konsumen tanpa ada pihak yang dirugikan atau dieksploitasi oleh pihak yang lain.
50
b. Praktik perdagangan yang Islami Perdagangan yang Islami adalah perdagangan yang dilandasi oleh nilai-nilai dan etika yang bersumber dari nilai-nilai dasar agama yang menjunjung tinggi tentang kejujuran dan keadilan. Muhammad SAW. Dalam ajarannya meletakkan keadilan dan kejujuran sebagai prinsip dalam perdagangan. Perdagangan ya ng adil konsep islam adalah perdagangan yang “tidak menzalimi dan tidak dizalimi”. Konteks perdagangan adil yang diperintahkan Rasulullah adalah untuk menegakkan kejujuran dalam transaksi serta menciptakan hubungan baik dalam berdagang. Ketidakjujuran dalam perdagangan sangat dilarang oleh Nabi. Bahkan, beliau menyatakan bahwa perdagangan sebagai suatu hal yang haram, bila keuntungan individu yang diperoleh dari transaksi perdagangan itu akan mendatangkan kerugian dan penderitaan pada beberapa orang lain atau pada masyarakat lebih luas. Untuk menjadi pedagang yang baik, Islam telah mengatur agar persaingan antar pedagang di pasar dilakukan dengan cara yang adil dan jujur. Segala bentuk transaksi yang menimbulkan ketidakadilan serta berakibat terjadinya kecenderungan meningkatnya harga barang-barang secara zalim sangat dilarang oleh Islam. Ada berbagai transaksi perdagangan yang dilarang oleh Rasulullah SAW. Dalam keadaan pasar normal, di antaranya adalah sebagai berikut: 1) Tallaqi rukban, yaitu mencegat pedagang yang membawa barang dari tempat produksi sebelum sampai pasar. Rasulullah melarang
51
praktik perdagangan seperti ini dengan tujuan untuk menghindari ketidaktahuan penjual dari daerah pedesaan akan harga barang yang berlaku di kota. Rasulullah memerintahkan suplai barang hendaknya dibawa langsung ke pasar sehingga penjual dan pembeli dapat mengambil manfaat dari adanya harga yang alamiah. Mencegah masuknya pedagang ke pasar kota dapat menimbulkan pasar yang tidak kompetitif. 2) Perdagangan yang menipu. Islam sangat melarang segala bentuk penipuan, untuk itu Islam sangat menuntut suatu perdagangan yang dilakukan secara jujur dan amanah. Termasuk kategori menipu dalam perdagangan adalah : a) Gisyah, yaitu menyembunyikan cacat barang yang dijual. Dapat pula dikategorikan sebagai gisyah adalah mencampurkan barang-barang jelek kedalam barang-barang yang berkualitas baik, sehingga pembeli akan mengalami kesulitan untuk mengetahui suatu barang yang diperdagangkan. b) Tathfif, yaitu tindakan pedagang mengurangi timbangan dan takaran suatu barang yang dijual. 3) Perdagangan najasy, yaitu praktik perdagangan dimana seseorang berpura-pura sebagai pembeli yang menawar tinggi harga barang dengan disertai memuji-muji kualitas barang tersebut secara tidak wajar, tujuannya adalah untuk menaikkan harga barang.
52
4) Memperdagangkan
barang
haram,
yaitu
memperjualbelikan
barang-barang yang telah dilarang dan diharamkan oleh al-Quran, seperti daging babi, darah, minuman keras, dan bangkai. 5) Perdagangan secara riba, yaitu pengambilan tambahan dalam transaksi jual beli ataupun pinjam-meminjam yang berlangsung secara zalim dan bertentangan dengan prinsip mu’amalah secara Islami.
E. Metodologi Penelitian 1. Jenis dan Sumber Data Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatan yang menjadi sumber data, sedangkan isi catatan subjek penelitian atau variabel penelitian.23 Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
23
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Yogyakarta: Rineka Cipta, 1996, hal.129
53
a. Sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama. Sumber data primer yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan para pedagang di pasar tradisional, serta penulis melakukan transaksi secara langsung guna memperoleh data yang akurat. b. Sumber data sekunder adalah sumber yang dapat memberikan informasi atau data tambahan yang dapat memperkuat data pokok, baik yang berupa manusia dengan cara wawancara atau benda (majalah, buku, Koran dll).24 Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian. 2. Populasi dan Sampel 1) Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.25 Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil perhitungannya maupun
pengukuran,
kuantitatif
ataupun
kualitatif,
daripada
karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas.26
24
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R &D, Bandung: Alfabeta, 2008, hal. 225 25 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta, Cet. Ke-13, 2006, hal.130. 26 Sudjana, Metode Statistik, Bandung : TARISTO, Edisi Ke-5, 1989, hal.161
54
2) Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.27 Untuk mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan populasi, maka dalam penentuan sampel penelitian ini menggunakan teknik sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan.28 Yaitu siapa saja yang berdagang di pasar tradisional Ngaliyan dan konsumen yang pernah bertransaksi baik di pasar tradisional dan pasar modern. Berdasarkan tehnik tersebut diperoleh sampel pedagang pasar berjumlah 145 pedagang dan konsumen berjumlah 65 orang. 3. Tehnik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data maka dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah : a. Metode Interview (wawancara) Metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara lisan kepada pihak yang akan diteliti, yaitu pedagang pasar tradisional di pasar Ngaliyan Semarang serta konsumen. b. Metode Angket (Kuesioner) Metode angket adalah tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. 29 Dalam
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian, Op.Cit, hlm.31 Sugiyono, Statistika untuk penelitian, Bandung :ALFABETA, 2007. hal. 67 29 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung : ALFABET, Cet. Ke-7, 2009, hlm.142 28
55
penelitian ini angket nantinya akan diberikan kepada pedagang di pasar tradisional jrakah dan ngaliyan. Mereka diminta mengisi daftar pertanyaan tentang pengaruh keberadaan minimarket yang berada di sekitar pasar. c. Metode Study Pustaka Di dalam pengumpulan data studi pustaka penulis memperoleh data-data dari buku. Serta bacaan-bacaan lain yang berhubungan dengan judul penelitian ini. 4. Metode analisis data Penelitian ini menggunakan analisis data Kualitatif Deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis.30 Penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu data yang dikumpulkan umumnya berbentuk kata-kata, gambar dan kebanyakan bukan angka-angka. Kalaupun ada angka-angka sifatnya hanya sebagai penunjang. Data yang dimaksud meliputi wawancara, catatan data lapangan, foto-foto, dokumen pribadi, nota dan catatan lainnya. Termasuk di dalamnya deskripsi mengenai tata situasi31 yang akan menjelaskan analisis penelitian lebih fokus kepada dampak pada tiap produk yang sama-sama disediakan di pasar tradisional dan pasar modern.
30
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Off Set, cet. Ke-1, 1998. hlm 126. 31 Sudarwan Damim, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2002. hlm. 61.
56
F. Siatematika Penulisan BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II
: DAMPAK KEHADIRAN MINI MARKET TERHADAP DAN STRATEGI PEDAGANG PASAR TRADISIONAL Pada bab ini memuat materi–materi yang dikumpulkan dan dipilih dari berbagai sumber tertulis yang dipakai sebagai bahan acuan dalam pembahasan atas topik permasalahan tersebut.
BAB III
: GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian yaitu pasar tradisional Ngaliyan dan karakteristik pedagang responden dan konsumen responden.
57
BAB IV
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi tentang hasil dan pembahasan data dari responden.
BAB V
: PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis terhadap topik penelitian.
58
BAB II POKOK PEMBAHASAN
A. Dampak Kehadiran Minimarket Terhadap Pasar Tradisional Berbeda dengan supermarket, kebanyakan pasar tradisional merupakan milik pemda. Pemda di Indonesia umumnya memiliki Dinas Pasar yang menangani dan mengelola pasar tradisional. Dinas ini mengelola pasar miliknya sendiri atau bekerja sama dengan swasta. Metode kerja sama umumnya melibatkan pemberian izin kepada pihak swasta untuk membangun dan mengoperasikan pasar tradisional di bawah skema Bangun, Operasi, dan Transfer, dengan pembayaran oleh pihak swasta kepada Dinas Pasar setiap tahun. Pesatnya pembangunan pasar modern dirasakan oleh banya pihak berdampak terhadap keberadaan pasar tradisional. Di satu sisi, pasar modern dikelola secara profesional dengan fasilitas yang serba lengkap, di sisi lain pasar tradisional masih terpaku dengan permasalahan lama seputar pengelolaan yang kurang profesional dan ketidaknyamanan berbelanja. Pasar modern dan tradisional bersaing dalam pasar yang sama, yaitu pasar ritel. Hampir semua produk yang dijual di pasar tradisional seluruhnya dapat ditemui di pasar modern, khususnya minimarket Semenjak kehadiran minimarket di semarang, pasar tradisional diduga merasakan penurunan pendapatan dan keuntungan yang drastis.
59
Meskipun demikian, argumen yang mengatakan bahwa kehadiran pasar modern merupakan penyebab utama tersingkirnya pasar tradisional tidak seluruhnya benar. Hampir seluruh pasar tradisional di Indonesia masih bergelut dengan masalah internal pasar seperti buruknya manajemen pasar, sarana dan prasarana pasar yang sangat minim, pasar tradisional sebagai sesuatu yang menguntungkan untuk penerimaan retribusi, menjamurnya pedagang kaki lima (PKL) yang mengurangi pelanggan pedagang pasar, dan minimnya bantuan permodalan yang tersedia bagi pedagang tradisional. Keadaan ini secara tidak langsung menguntungkan pasar modern. Dampak negatif dari pertumbuhan retail moderen yang semakin pesat belakangan ini, khususnya di kota-kota besar seperti Semarang sudah mulai dirasakan oleh banyak pedagang tradisional. Hasil diskusi antara pengamat retail di Indonesia Koestarjono Prodjolalito dengan sejumlah pedagang alatalat listrik tradisional menunjukkan bahwa banyaknya macam/merek barang yang ditawarkan oleh hypermarket, termasuk alat-alat listrik telah mengancam usaha mereka. Ia berpendapat bahwa kelangsungan usaha pasar tradisional yang ada sekarang tidak mencerminkan daya saing yang sesungguhnya di tengah pesatnya pembangunan pusat perdagangan atau pasar retail modern.32 Salah satu bentuk persaingan antara retail moderen dan retail tradisional yang sering mendapatkan perhatian banyak orang adalah persaingan dalam harga. Permasalahan utamanya adalah bahwa retail modern terutama skala besar sering menjual produknya dengan harga jauh lebih 32
Tulus TH Tambunan, Dyah Nirmalawati,Arus Akbar Silondae, "Kajian Persaingan Dalam Industri Ritail ", Komisi Pengawas Persaingan Usaha (kppu), 2004, hal. 10 Tidak diterbitkan.
60
rendah daripada harga jual dari produk yang sama di pasar tradisional. Pada tahun 1999, Asosiasi Perngusaha Retail Indonesia (Apindo), menuduh retail besar seperti hypermarket dan perkulakan besar semacam Makro, Goro dan Alfa yang menjual produk grosir dan juga eceran melakukan praktek dumping.33 Menurut Direktur Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Thomas Gunawan, tidak ada produsen yang menjual barangnya dibawah harga normal. Produsen biasanya menetapkan harga eceran tertinggi (HET) suatu barang bagi pengecer yang besarnya untuk produk makanan sekitar 4%-7% dari harga pokok. Pemberlakuan HET tersebut untuk melindungi produk itu sendiri agar tetap diminati konsumen dengan harga yang terjangkau. Apabila melanggar HET tersebut maka pasokannya akan dihentikan kendati telah mendapat beberapa kali teguran. Sedangkan untuk harga terendah, pemasok tidak menentukan besarnya dan tergantung kepada masing-masing pengecer. Hal ini karena pengecer diizinkan melakukan potongan harga dengan alasan produk itu lambat penjualannya, daya tahan atau kadaluarsa yang mau habis atau produk tersebut bungkusnya rusak namun tetap bisa dikonsumsi, seperti kaleng yang penyok. Apabila ada eceran yang melakukan potongan harga besar-besaran karena mau tutup, biasanya produsen membeli kembali produk itu agar tidak merusak harga. Harga pemasok antara satu retail dengan lainnya biasa berbeda, tergantung dari besarnya volume pengambilan dan cepatnya pembayaran. 33
Philip kotler &A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta :salemba empat, 2001, Buku II, hal.746
61
Pada prinsipnya produsen tidak dirugikan dengan adanya penjualan di bawah harga pemasok. Sementara, menurut Fauzy (Corporate Secretary PT Tigaraksa Satria), distributor umumnya memberikan diskon kepada minimarket, supermarket dan hypermarket serta grosir sekitar 3% lebih murah dibandingkan dengan diskon yang diberikan kepada toko biasa. Distributor bisa memberikan diskon lebih besar jika pihak principal itu sedang melakukan promosi dagang untuk produk baru atau memberikan insentif berupa diskon kepada retail yang melakukan pembayaran lebih cepat yang besarnya sama dengan bunga bank, atau sedikit lebih tinggi. Selain itu, principal sering kali hanya mengambil marjin sangat tipis, yaitu untuk suatu produk yang laris terjual dengan pertimbangan bahwa modal kerja mereka lebih murah. Jadi, hypermarket dan minimarket tidak melakukan dumping dengan menjual produknya lebih murah dari peretail lainnya. Sebab retail raksasa itu selain hanya mengambil marjin yang sangat tipis juga memberikan semua fasilitas yang diperoleh dari distributor, baik berupa promosi dagang maupun insentif diskon kepada konsumennya. Larinya banyak pembeli ke retail moderen bukan suatu fenomena yang mengejutkan, melihat kenyataan bahwa di Indonesia kondisi dari pasar tradisional sangat buruk karena jarang direnovasi dan disempurnakan secara berkala mengikuti zaman. Kebanyakan, pasar tradisional baru direnovasi jika terjadi kebakaran. Sehingga, banyak sekali pasar tradisional di Indonesia yang kualitasnya makin buruk. Ini merupakan penyebab utama banyaknya
62
konsumen yang meninggalkan pasar tradisional pindah ke pasar retail modern. Lain halnya dengan pasar swalayan moderen. Mereka punya aturan ketat. Biasanya, setiap 5-7 tahun sekali, pasar swalayan moderen direnovasi untuk mengikuti perubahan zaman.34
B. Strategi
Yang
Dilakukan
Pedagang
Pasar
Tradisional
Untuk
Menghadapi Persaingan Dengan Minimarket 1. Pengertian Strategi Pemasaran Seperti yang diketahui dunia usaha bersifat dinamis, yang diwarnai dengan adanya perubahan dari waktu ke waktu dan adanya keterkaitan dengan satu sama lainnya. Oleh karena itu, strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan usaha perusahaan pada umumnya dan khususnya dalam bidang pemasaran. Selain itu, strategi pemasaran yang ditetapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dalam lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian, strategi pemasaran harus dapat memberi gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang akan dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau peluang pada beberapa pasar sasaran. Strategi
pemasaran
pada
dasarnya
adalah
rencana
yang
menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya 34
Kurnia Kafi, 2000, “Kompetisi”, 26 http://www.gatranews.net/VI/15/INTI-15.html , 24-2-2011 20:05.
63
Februari,
No.15/VI,
tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Oleh karena itu penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisis lingkungan dan internal perusahaan melalui analisa keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta analisis kesempatan dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari lingkungannya.35 Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap hidup, berkembang, dan mampu bersaing. Dalam rangka inilah maka setiap perusahaan selalu menetapkan dan menerapkan strategi dan cara pelaksanaan kegiatan pemasarannya. Seperti yang diketahui, strategi pemasaran adalah himpunan asas yang secara tepat, konsisten, dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang dituju (target market) dalam jangka panjang dan tujuan perusahaan jangka panjang (objektives), dalam situasi persaingan tertentu. Dalam strategi pemasaran ini terdapat strategi acuan/bauran pemasaran (Marketing mix) yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat komponen atau
35
Sofjan Asauari. Manajemen Pemasaran, Jakarta : PT Grafindo Persada, 2007, hal. 168-
169
64
variabelpemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.36 Keempat unsur atau variabel strategi acuan/bauran pemasaran tersebut adalah : a. Strategi Produk Strategi produk dalm hal ini adalah menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para konsumennya dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatan share pasar. b. Strategi Harga Peranan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar, yanng tercermin dalam share pasar perusahaan, di samping untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan
perusahaan.
Dengan
kata
lain,
penetapan
harga
mempengaruhi kemampuan bersaing perusahaandan kemampuan perusahaan mempengaruhi konsumen. c. Strategi Penyaluran/Distribusi Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke tangan konsumen pada waktu yang tepat. Oleh karena itu kebijakan penyaluran merupakan salah satu kebijakan pemasaran terpadu yang mencakup penentuan saluran pemasaran (marketing channels) dan
36
Ibid, hal. 197-199
65
distribusi fisik (physical distribution). Kedua faktor ini mempunyai hubungan yang sangt erat dalam keberhasilan penyaluran dan sekaligus keberhasilan pemasaran produk perusahaan. Evektivitas penggunaan saluran distribusi diperlukan untuk menjamin tersedianya produk disetiap mata rantai saluran tersebut. d. Strategi Promosi Promosi
dilakukan
perusahaan
untuk
membujuk
atau
mempengaruhi calon pembeli dan pelanggan untuk melakukan pembelian atas produk yang dipasarkan, dalam hal ini perusahaan melakukan komunikasi dengan para konsumen. Kegiatan promosi yang dilakukan suatu perusahaan merupakan penggunaan kombinasi yang terdapat dari unsur-unsur atau peralatan promosi, yang mencerminkan
pelaksanaan
kebijakanpromosi
dari
perusahaan
tersebut. Kombinasi dari unsur-unsur atau peralatan promosi dikenal dengan yang disebut acuan/bauran promosi (promotional mix), yang terdiri dari advertensi, Personal selling, Promosi penjualan (sales promotion), dan pubisitas (publicity). 2. Strategi yang Dilakukan pedagang pasar Tradisional. Keberadaan pasar modern di Indonesia akan berkembang dari tahun ke tahun. Perkembangan yang pesat ini bisa jadi akan terus menekan keberadaan pasar tradisional pada titik terendah dalam 20 tahun mendatang. Pasar modern yang pada umumnya dimiliki oleh peritel asing dan konglomerat lokal akan menggantikan peran pasar tradisional yang
66
mayoritas dimiliki oleh masyarakat kecil dan sebelumnya menguasai bisnis ritel di Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu adanya langkah nyata dari pedagang pasar agar dapat mempertahankan pelanggan dan keberadaan usahanya. Para pedagang di pasar tradisional harus mengembangkan strategi dan membangun rencana yang mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan konsumen sebagaimana yang dilakukan pasar modern. Jika tidak, maka mayoritas pasar tradisional di Indonesia beserta penghuninya hanya akan menjadi sejarah yang tersimpan dalam industri ritel di Indonesia dalam waktu yang relatif singkat. Pertarungan sengit antara pedagang tradisional dengan peritel besar merupakan fenomena umum era globalisasi. Jika Pemerintah tidak hati-hati, dengan membina keduanya supaya seimbang, Perpres Pasar modern justru akan membuat semua pedagang tradisional mati secara pelan-pelan. Seharusnya pemerintah harus memberlakukan zonasi untuk penerbitan izin usaha pasar modern untuk melindungi pedagang tradisional. Hal tersebut sudah tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 112/2007 tentang pasar tradisional dan pusat perbelanjaan modern. Dalam peraturan ini, pemerintah juga memberikan wewenang urusan zonasi kepada pemerintah daerah sehingga belum ada batas baku mengenai jarak pasar tradisional dan modern. Banyak diantara kita yang kurang suka belanja di pasar tradisional karena takut copet dan kotor atau becek. Sebenarnya, hal-hal seperti itu
67
bisa ditanggulangi atau dicegah oleh pemda yg mengatur pasar ataupun dengan pedagangnya. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap pasar tradisional menjadikan pasar tradisional menjadi kurang diminati. Beberapa pasar tradisional yang sudah ditata ulang pemerintah dan diberikan tempat yang nyaman pun kurang diminati karena pedagangnya merasa kurang nyaman. Padahal faktanya belanja di pasar tradisional lebih murah dibandingkan dengan pasar modern. Namun faktor kenyamanan dan keamanan menjadi pilihan utama konsumen memilih pasar modem. Karena di pasar modern keadaan lebih bersih dan aman. Tidak bisa dipungkiri, kehadiran pasar modern di dekat sebuah pasar tradisional sudah pasti akan meningkatkan persaingan dagang, baik antar sesama pasar modern maupun dengan pasar tradisional. Makna tradisional versus modern dalam bisnis dagang menjadi fenomena yang perlu dicermati pengelola pasar tradisional sebelum meninggalkan atau menerapkannya sebagai strategi bisnis. Ketika ketradisionalan mulai ditinggalkan para pedagang pasar tradisional, para pengelola pasar modern justru terlihat makin giat mengangkat tradisionalitas sebagai daya tarik pemasaran.37 Ada beberapa yang perlu dipertimbangkan dalam modernisasi pasar modern. Pasar tradisional harus berusaha menghapus citranya sebagai penyedia barang-barang kelas dua. Para pedagang pasar tradisional harus berusaha menjual produk yang terjamin kualitasnya dari pemasok-
37
http://bataviase.co.id/node/330206 “ Modernisasi Pasar Tradisional”, 24-2-2011 19:42.
68
pemasok terpercaya. Dengan cara ini, intensitas komentar dan pertanyaan dari para konsumen yang kurang enak didengar pedagang tradisional (yang akhirnya memicu ketidakramahan para pedagang pasar tradisional) akan berkurang. Sistem pengawasan kualitas produk di pasar tradisional harus dibangun secara serius oleh seluruh pedagang pasar untuk menghilangkan kesan dari wajah para calon pembeli
seolah-olah akan tertipu kalau
membeli barang di pasar tradisional. Di sinilah perlunya para pedagang di pasar tradisional terus menjaga konsistensi keramahan dan kecepatan dalam melayani konsumen. Pelayanan yang berkualitas akan menjadi instrumen transaksional dan promosional terbaik sekaligus termurah. Modernisasi pasar tradisional perlu dilakukan tetapi dengan tujuan mengemas nilai-nilai ketradisionnlan menjadi lebih menarik, bukan meninggalkannya. Modernitas yang tepat sasaran akan membuat pasar tradisional
menjadi
tujuan
kunjungan
transaksional
yang
unik,
menyenangkan, dan layak untuk dikunjungi kembali. Dalam kondisi pasar modern yang terus tumbuh meluas dan semakin mendesak pasar tradisional, hal ini mengharuskan pasar tradisional berbenah agar tidak ditinggalkan konsumen. Pembenahan yang dilakukan oleh pengelola hendaknya menuju manajemen pengelolaan yang modern. Pengelola pasar juga harus membentuk manajemen pasar yang profesional dengan visi dan misi yang jelas demi meningkatkan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Menyadari pentingnya pasar tradisional
69
yang strategis dalam rangka peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja, maka perlu diupayakan pemberdayaan pasar tradisional sehingga menjadi tempat yang layak dan menarik untuk dikunjungi setiap kalangan. Peran pasar tradisional dalam menopang perekonomian sektor riil dan memberikan nilai tambah kepada masyarakat ekonomi menengah dan menengah bawah sangat nyata. Persebarannya di seluruh Indonesia merupakan kelebihan yang dimiliki oleh pasar tradisional untuk mengembangkan perekonomian daerah. Revitalisasi dan modernisasi adalah tindakan yang tepat untuk menyelamatkan pasar tradisional dari kehancuran. Keberadaan pasar, khususnya yang tradisional, merupakan salah satu indikator paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat di suatu wilayah. Pemerintah harus konsentrasi terhadap keberadaan pasar tradisional sebagai salah satu sarana publik yang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat. Perkembangan jaman dan perubahan gaya hidup yang dipromosikan begitu hebat oleh berbagai media telah membuat eksistensi pasar tradisional menjadi sedikit terusik. Namun demikian, pasar tradisional ternyata masih mampu untuk bertahan dan bersaing di tengah serbuan pasar modern dalam berbagai bentuknya. Kenyataan ini dipengaruhi oleh beberapa sebab di antaranya: a. Karakter/Budaya Konsumen. Meskipun informasi tentang gaya hidup modern dengan mudah diperoleh, tetapi tampaknya masyarakat masih
70
memiliki budaya untuk tetap berkunjung dan berbelanja ke pasar tradisional. Terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara pasar tradisional dan pasar modern. Perbedaan itulah adalah di pasar tradisional masih terjadi proses tawar-menawar harga, sedangkan di pasar modern harga sudah pasti ditandai dengan label harga. Dalam proses tawar-menawar terjalin kedekatan personal dan emosional antara penjual dan pembeli yang tidak mungkin didapatkan ketika berbelanja di pasar modern. b. Revitalisasi Pasar Tradisional. Pemerintah seharusnya serius dalam menata dan mempertahankan eksistensi pasar tradisional. Pemerintah menyadari bahwa keberadaan pasar tradisional sebagai pusat kegiatan ekonomi masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Perhatian pemerintah tersebut dibuktikan dengan melakukan revitalisasi pasar tradisional di berbagai tempat. Target yang dipasang sangat sederhana dan menyentuh hal yang sangat mendasar. Selama ini pasar tradisional selalu identik dengan tempat belanja yang kumuh, becek serta bau, dan karenanya hanya didatangi oleh kelompok masyarakat kelas bawah. Gambaran pasar seperti di atas harus diubah menjadi tempat yang bersih dan nyaman bagi pengunjung. Dengan demikian masyarakat dari semua kalangan akan tertarik untuk datang dan melakukan transaksi di pasar tradisional. c. Regulasi. Pemerintah memang mempunyai hak untuk mengatur keberadaan pasar tradisional dan pasar modern. Tetapi aturan yang
71
dibuat pemerintah itu tidak boleh diskriminatif dan seharusnya justru tidak membuat dunia usaha mandek. Pedagang kecil, menengah, besar, bahkan
perantara
ataupun
pedagang
toko
harus
mempunyai
kesempatan yang sama dalam berusaha. Persaingan antar peritel di Indonesia sebenarnya tidak sesederhana yang dibayangkan orang. Persaingan tidak hanya terjadi antara yang besar melawan yang kecil, melainkan juga antara yang besar dengan yang besar, serta yang kecil dengan yang kecil. Pemerintah sebagai regulator harus mampu mewadahi semua aspirasi yang berkembang tanpa ada yang merasa
dirugikan.
Pemerintah
harus
mampu
melindungi
dan
memberdayakan peritel kelas bawah karena jumlahnya yang mayoritas. Di lain pihak, peritel besar pun mempunyai sumbangan besar dalam ekonomi. Selain menyerap tenaga kerja, banyak peritel besar yang justru memberdayakan dan meningkatkan kualitas ribuan pemasok yang umumnya juga pengusaha kecil dan menengah. Belum lagi konsumen yang semakin senang menjadi raja yang dimanja. Bagi pemerintah, mencari keseimbangan antara yang besar dan yang kecil ini memang tidak mudah. Jika kita melihatnya dalam perspektif marketing strategic sebenarnya pasar tradisional masih punya banyak keunggulan jika dibandingkan dengan pasar modern bahkan jika selama ini pasar modern lebih banyak dijadikan musuh oleh pasar tradisional justru sebaliknya, keduanya bisa hidup bersama-sama. Dalam analisis strategi pemasaran
72
dikenal istilah segmenting, targeting, dan positioning yang merupakan salah satu kegiatan dalam merumuskan strategi pemasaran. Segmenting merupakan proses membagi pasar (konsumen) ke dalam beberapa segmen berdasarkan kriteria tertentu. Targeting berarti memilih segmen pasar yang akan
dilayani.
Positioning
adalah
bagaimana
perusahaan
akan
memosisikan dirinya di pasar. Jika konsumen kita dibagi berdasarkan penghasilannya menjadi konsumen kelas bawah, menengah, dan atas, berarti konsumen yang dilayani pasar tradisional adalah konsumen kelas menengah ke bawah, sedangkan konsumen pasar modern adalah kelas menengah ke atas. Dengan demikian, pasar tradisional akan memosisikan dirinya sebagai pasar yang menawarkan harga murah, sedangkan pasar modern akan memosisikan dirinya sebagai pasar yang menawarkan kenyamanan dalam berbelanja. Walaupun kita sering melihat pasar modern melakukan promosi dengan mengklaim harganya yang paling murah, jika diteliti secara saksama, hal ini tidak dimaksudkan untuk menyaingi pasar tradisional, tetapi dalam rangka meningkatkan jumlah pembelian dan bersaing dengan sesama pemain pasar modern lainnya. Sebagai buktinya, fasilitas harga termurah dengan jaminan ganti rugi yang ditawarkan oleh satu supermarket sering menjadi tidak berlaku jika harga termurah yang mereka klaim tersebut dibandingkan dengan harga barang di pasar tradisional.
73
Kemudian, jika kita lihat dari beberapa sisi lainnya, sebenarnya pasar tradisional masih memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki pasar modern. a. Pertama, sebagian besar konsumen pasar tradisional adalah pedagang (pemilik warung, penjual mi bakso, dan sebagainya) di samping konsumen rumah tangga sehingga waktu pelayanan di pasar tradisional bisa menjadi cukup panjang, mulai dari pukul 2.00 dinihari sampai dengan sore, bahkan beberapa pasar tradisional besar beroperasi 24 jam. b. Kedua, di pasar tradisional, konsumen setiap saat memiliki kesempatan mendapatkan harga yang lebih murah asalkan konsumen mau menawar. Untuk mendapatkan harga yang lebih murah ini konsumen tidak perlu menunggu waktu-waktu promosi seperti yang diterapkan di pasar modern. c.
Ketiga, dilihat dari sisi kuantitas pembelian, pasar tradisional masih melayani pembelian yang sifatnya eceran, misalnya satu sachet sampo 6 ml atau bahan-bahan untuk membuat sambal (cabai rawit, tomat, bawang merah) masih bisa dibeli dengan uang seribu rupiah, di pasar modern hal ini sulit bahkan tidak bisa dilakukan.
d. Keempat, produk-produk yang ditawarkan di pasar tradisional banyak sekali jenis dan macamnya, terutama untuk jenis sayuran dan bumbubumbu masak dan tidak semuanya bisa tersedia di pasar modern.
74
e. Kelima, hambatan masuk pasar tradisional entry barriers yang tidak sekuat pasar modern, membuat siapa saja bisa dengan mudah berjualan di pasar tradisional, hal inilah yang membuat pasar tradisional senantiasa ramai oleh pedagang. Dengan kondisi ini, konsumen diuntungkan karena semakin banyak pilihan, sedangkan di pasar modern produk-produk baru ataupun produk dari pemasok baru tidak bisa dengan mudah begitu saja masuk ke supermarket karena ada semacam quality control yang ketat. f. Keenam, orang tidak sungkan pergi ke pasar tradisional walaupun baru bangun tidur dan belum sempat mandi karena konsep kekeluargaan yang sudah melekat kepada pasar tradisional telah menjadi keunikan tersendiri yang ditawarkan pasar tradisional.38
38
http://didikachmadi.blogspot.com/2010/01/pasar-tradisional-vs-pasar-modernpasar.html 24-2-2011 19:56
75
BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Letak Pasar Tradisional Ngaliyan Pasar Ngaliyan secara administratif terletak di kecamatan Ngaliyan yang berada di bagian barat kota semarang. Pasar Ngaliyan berada di pinggir jalan raya Ngaliyan-Boja, yang jauhnya hanya beberapa puluh meter saja dari kantor kecamatan Ngaliyan, sehingga menjadi sentra ekonomi utama disana. Ngaliyan yang berada di bagian barat kota semarang mempunyai posisi yang setrategis karena menjadi penghubung antara semarang dan Kendal. Selain itu lokasinya yang cukup tinggi menjadikan wilayah ini bebas banjir dan sangat cocok dijadikan kawasan hunian. Ngaliyan bisa di bilang mempunyai fasilitas umum yang relatif baik. Mulai dari sekolah umum, sarana peribadahan (masjid dan gereja), perumahan, perguruan tinggi dan pasar tradisional. Namun keberadaan pasar tradisional ngaliyan belakangan ini digerogoti kehadiran pusat-pusat perniagaan seperti jaringan toko ritail modern Indomaret, alfamart, ruko dan swalayan disekitar.
76
Gambar 3.1 Peta Kecamatan Ngaliyan
Sumber Data: Bappeda Semarang Tahun 2010. 2. Sejarah singkat pasar Ngaliyan Pasar Ngaliyan di dirikan pada tahun 1977-1978 dan mulai beroperasi mulai tahun 1979 dengan luas lahan 1520 M2 dan luas bangunan 900 M2, pasar Ngaliyan berada di Jl. Prof. Dr. Muh Hamka, Kel. Ngaliyan, Kec. Ngaliyan dan digolongkan sebagai pasar Wilayah dibawah naungan UPTD Pasar Wilayah yaitu Pasar Karang Ayu, pasar ini buka mulai pagi hingga sore hari. Barang-barang yang dijual beraneka ragam diantaranya kebutuhan pokok, sayur mayur, ikan, bumbu, buahbuahan, peralatan rumah tangga, dan pakaian. Penjual yang berdagang disini cukup banyak untuk mengetahui lebih rinci dapat dilihat keterangan di bawah ini : a. Jumlah Bangunan di Pasar Ngaliyan 1) Kios
: 12 Petak Luas 153 M2
2) Los
: 64 Petak Luas 372 M2
3) Dasaran Terbuka
: 112 Petak Luas 286 M2
77
4) Pancaan
: 36 Petak Luas 54 M2
5) PKL
: 120 Petak Luas 1127 M2
b. Jumlah Pedagang di Pasar Ngaliyan 1) Kios
: 12 Orang Tidak Aktif 0 Orang Luas 0 M2
2) Los
: 59 Orang Tidak Aktif 4 Orang Luas 15 M2
3) Dasaran Terbuka : 93 Orang Tidak Aktif 8 Orang Luas 16 M2 4) Pancaan
: 36 Orang Tidak Aktif 15 Orang Luas 22 M2
5) PKL
: 120 Orang Tidak Aktif 57 Orang Luas 558 M2
c. Fasilitas Umum 1) Parkir
: Tidak Ada
2) Mushola
: Tidak Ada
3) Reklame
: Tidak Ada
4) TPS : a) Volume sampah : 3 m3 / Hari b) Jumlah Kontener : 1 Buah Ukuran 6 M3 c) Pengelola 5) Daya Listrik
: Dinas : 5500 Waat
6) Drainase : Dalam pasar rusak dan sebagian tidak ada drainase 7) MCK: a) Jumlah
: 1 Buah 2 Kamar Ukuran 8 M2
b) Sumber Air
: PDAM
c) Pengelola
: UPTD
78
d. Pemeliharaan Bangunan, air dan Listrik 1) Sebagian dalam pasar belum ada drainse sehingga pada waktu hujan banjir. 2) Jalan lorong DT 64 m2 berlantai tanah sehingga becek. 3) Talang 54 m bocor. 4) Lampu penerangan rusak. 5) 12 Kios relokasi belum terpasang MCB seghingga pemakaian listrik tidak terkontrol. B. Karakteristik Pedagang Responden Pasar Tradisional Ngaliyan dan Konsumen Responden Tabel 3.1 Jumlah seluruh pedagang tradisional sesuai jenis dagangannya Pedagang menurut jenis
Jumlah
Prosentase
Kelontong
73
20,917%
Buah
14
4,011%
Pecah belah / Gerabah
15
4,298%
Daging
31
8,882%
Tempe/Tahu
7
2,006%
Roti/Makanan
47
13,467%
Pakaian /Konveksi
20
5,730%
Telur
1
0,286%
Warung makan
50
14,327%
Bumbon
35
10,029%
Aksesoris
6
1,719%
Jamu sedu
2
0,573%
Jasa
25
7,163%
dagangannya
79
Hasil Bumi/Sayur
23
6,590%
349
100%
Sumber: Arsip pasar Ngaliyan Dari tabel 3.1 di atas dapat dilihat banyaknya pedagang yang berjualan di Pasar Ngaliyan menurut jenis dagangannya , pedagang Kelontong ada 73, pedagang Buah ada 14, pedagang pecah belah/Gerabah ada 15, pedagang Daging ada 31, pedagang Tempe/Tahu ada 7, pedagang Roti/Makanan ada 47, pedagang Konveksi (Pakaian) ada 20, pedagang telur ada 1, pedagang Warung Makan ada 50, pedagang Bumbon ada 35, pedagang Aksesoris ada 6, pedagang jamu Sedu ada 2, pedagang Jasa ada 25, Pedagang Hasil Bumi (Sayur) ada 23, jumlah pedagang yang paling banyak adalah pedagang kelontong. Dan jumlah keseluruhan pedagang yang ada di Pasar Ngaliyan ada 349 Orang. 39 Dari seluruh populasi pedagang di pasar Ngaliyan yang menjadi responden berdasarkan karakteristiknya sebagai berikut : Tabel 3.2 Jumlah pedagang yang menjadi responden Pedagang menurut
Jumlah
Prosentase
Kelontong
71
48,96%
Buah
12
8,27%
Sayur
23
15,86%
Pakaian
19
13,10%
Daging dan Ikan
20
13,79%
145
100%
jenis dagangannya
Sumber data : Data primer diolah, 2011 39
Dokumen Pasar Ngaliyan Tahun 2010.
80
Dari tabel 3.2 di atas dapat dilihat banyaknya pedagang yang berjualan di Pasar Ngaliyan menurut jenis dagangannya yang menjadi responden, pedagang kelontong ada 71 (48,96%), pedagang buah 12 (8,27%), pedagang sayur 23 (15,86%), pedagang pakaian 19 (13,10%), pedagang daging dan ikan 20 (13,79%). Tabel 3.3 Jumlah pedagang berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin
Jumlah
Prosentase
Laki-laki
13
8,96%
Perempuan
132
91,03%
145
100%
Sumber data: Data primer diolah, 2011 Dari tabel 3.3 dapat dilihat banyaknya pedagang yang dijadikan responden dalam penelitian berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 13 Orang (8,96%) dan Perempuan sebanyak 132 Orang( 91,03%). Pedagang di pasar tradisional Ngaliyan didominasi perempuan (Ibu rumah tangga) yang ingin mencari kesibukan dan membantu perekonomian untuk keluarganya daripada hanya duduk di rumah, dan lainnya memang memilih bekerja menjadi pedagang karena latar belakang keluarganya para pedagang. Ini dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah perempuan (132 Orang atau 91,03%). Hal ini menunjukkan bahwa usaha ritel tradisional merupakan usaha sampingan yang digunakan untuk membantu menopang perekonomian keluarga, dimana laki-laki lebih berperan untuk bekerja pada sektor formal.
81
Tabel 3.4 Jumlah pedagang berdasarkan umur Umur
Jumlah
Prosentase
21-30
27
18,62%
31-40
66
45,51%
41-50
32
22,07%
Lebih dari 51
20
13,79%
145
100%
Sumber data: Data primer diolah, 2011 Dari tabel 3.4 dapat dilihat jumlah pedagang responden berdasarkan umur, jumlah pedagang yang berumur 21-30 sebanyak 27 orang (18,62%), 3140 sebanyak 66 orang (45,51%), 41-50 sebanyak 32 orang (22,07%), lebih dari 51 sebanyak 20 orang (13,79%). Untuk usia responden, baik laki-laki maupun perempuan semuanya berada dalam usia produktif. Dalam hal ini usia produktif bisa dikatakan juga sebagai usia kerja yaitu usia antara 21 tahun sampai 65 tahun. Dengan kondisi tersebut bisa dikatakan bahwa para pengusaha ini masih memiliki semangat kerja yang tinggi untuk menjalankan usahanya dan dimungkinkan juga untuk dilakukan pengembangan terhadap usaha mereka. Tabel 3.5 Jumlah pedagang berdasarkan pendidikan Pendidikan
Jumlah
Prosentase
SD
69
47,58%
SLTP
43
29,65%
SMA
33
22,76%
-
-
145
100%
Perguruan Tinggi
Sumber data: Data primer diolah, 2011
82
Dari tabel 3.5 menunjukkan banyaknya pedagang menurut pendidikan, jumlah pedagang yang pendidikan akhirnya SD sebanyak 69 orang (47,58%), SLTP sebanyak 43 orang (29,65%), SMA sebanyak 33 orang (22,76%). Dengan kondisi ini bisa dikatakan bahwa tingkat pendidikan yang rendah ini akhirnya memaksa atau menuntut mereka untuk menciptakan suatu usaha yang sesuai dengan kemampuan mereka sehingga pilihan terakhir adalah dengan menjadi pengusaha ritel tradisional. Juga dipengaruhi oleh pola pemikiran yang sederhana bahwa pendidikan tinggi tidak diperlukan tetapi yang terpenting adalah bagaimana bisa mencari nafkah dan menambah pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Sedangkan 33 orang atau 22,76% reponden lulusan SMA memilih menjadi pengusaha ritel tradisional karena beberapa sebab, yaitu: jiwa wirausaha yang tinggi, sulitnya mencari pekerjaan, serta tuntutan kebutuhan. Tabel 3.6 Jumlah pedagang berdasarkan lamanya berdagang Lamanya berdagang
Jumlah
Prosentase
1-5 tahun
17
11,72%
6-10 tahun
34
23,45%
11-15 tahun
54
37,24%
16-20 tahun
29
20%
Lebih dari 21 tahun
11
7,586%
145
100%
Sumber data: Data primer diolah, 2011 Dari tabel 3.6 menunjukkan jumlah pedagang responden berdasarkan lamanya berdagang. Jumlah pedagang yang lama berdagangnya 1-5 tahun sebanyak 17 orang (11,72%), 6-10 tahun sebanyak 34 orang (23,45%), 11-15
83
tahun sebanyak 54 orang (37,24%), 16-20 tahun sebanyak 29 orang (20%), lebih dari 21 tahun sebanyak 11 orang (7,58%). Lama usaha yang telah dijalani oleh pengusaha ritel tradisional paling banyak berkisar antara 11 sampai 15 tahun, dimana kisaran lama usaha antara 1 tahun sampai 30 tahun. Dari rata-rata lama usaha dapat dikatakan bahwa pengusaha ritel tradisional sudah berpengalaman dalam menjalankan usahanya dan sudah memikirkan berbagai strategi untuk menjaga kelangsungan usaha mereka. Tetapi harus pula dicermati bahwa usaha mereka tidak mungkin berhasil baik bila tidak ada dukungan dari pihak-pihak yang terkait (pemerintah) baik dari sisi peraturan, maupun fasilitas yang lain (permodalan). Tabel 3.7 Jumlah konsumen berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin
Jumlah
Prosentase
Laki-laki
9
13,84%
Perempuan
56
86,15%
65
100%
Sumber data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel 3.7 di atas, dapat diketahui jenis kelamin responden konsumen yang pernah belanja di pasar tradisional Ngaliyan dan minimarket sekitar yang diambil sebagai responden, yang menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah perempuan, yaitu sebanyak 56 orang (86,15%), sedangkan sisanya adalah responden laki-laki sebanyak 9 orang (13,84% ). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden konsumen yang diambil menjadi responden adalah perempuan.
84
Tabel 3.8 Jumlah konsumen berdasarkan umur Umur
Jumlah
Prosentase
Kurang dari 20
4
6,15%
21-30
26
40%
31-40
22
33,84%
41-50
10
15,38%
Lebih dari 51
3
4,61%
65
100%
Sumber data: Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel 3.8 ini menunjukkan bahwa konsumen yang menjadi responden seebagian besar berumur 21-30 tahun berjumlah 26 orang (40%), sedangkan yang berumur kurang dari 20 tahun sebanyak 4 orang (6,15%), 31-40 tahun sebanyak 22 orang (33,84), 41-50 tahun sebanyak 10 orang (15,38%), dan yang lebih dari 51 tahun sebanyak 3 orang (4,61%). Tabel 3.9 Jumlah konsumen berdasarkan pendidikan Pendidikan
Jumlah
Prosentase
SD
3
4,61%
SLTP
7
10,77%
SMA
16
60%
Perguruan tinggi
39
60%
65
100%
Sumber data: Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel 3.9 menunjukkan bahwa konsumen yang diambil menjadi responden, sebagian besar berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 39 orang (60%), sedangkan yang berpendidikan SMA sebanyak 16 orang (60%) SLTP sebanyak 7 orang (10,77%), SD sebanyak 3 orang (4,61%).
85
Tabel 3.10 Jumlah konsumen berdasarkan pekerjaannya, Pelajar/Mahasiswa Pekerjaan
Jumlah
Prosentase
Pelajar/Mahasiswa
16
24,61%
Pegawai Negeri
12
18,46%
Wiraswasta
8
12,30%
Pegawai swasta
11
16,92%
Lainnya
18
27,69%
65
100%
Sumber data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel 3.10 menunjukkan banyaknya konsumen responden berdasarkan pekerjaannya, Pelajar/Mahasiswa sebanyak 16 orang (24,61%), pegawai negeri sebanyak 12 orang (18,46%), wiraswasta sebanyak 8 orang (12,30%), pegawai swasta sebanyak 11 orang (16,92%) dan pekerjaan lainnya sebanyak 18 orang (27,69%).
86
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian Untuk menjawab permasalahan penelitian yaitu bagaiman dampak kehadiran minimarket terhadap pasar tradisional dan bagaimana strategi yang dilakukan pedagang pasar tradisional untuk menghadapi persaingan dengan minimarket, untuk lebih jelasnya dapat dilihat berikut ini : 1. Pedagang Kelontong a. Menurut Anda barang-barang apa saja yang mengalami penurunan pendapatan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.1 Jawaban dari pedagang kelontong Jawaban
Jumlah
Prosentase
71
100%
71
100%
Kebutuhan pokok seharihari
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Dari pertanyaan di atas 71 pedagang kelontong menyatakan barang-barang yang mengalami penurunan adalah kebutuhan pokok sehari-hari semenjak keberadaan mini market di sekitar berdiri.
87
b. Apakah ada perbedaan omzet Penjualan beras setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.2 Jawaban dari pedagang kelontong Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
37
52,11%
Tidak
34
47,88%
Lain-lain
0
0%
71
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet penjualan beras di pasar tradisional Ngaliyan, dari 71 pedagang 37 (52,11%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan semenjak berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar 34 pedagang (47,88%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet penjualan beras setelah kehadiran pasar modern (minimarket) disekitr Ngaliyan. c. Apakah ada perbedaan omzet penjualan telur setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.3 Jawaban dari pedagang kelontong Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
52
73,23%
Tidak
19
26,76%
Lain-lain
0
0%
71
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet penjualan telur di pasar tradisional Ngaliyan, dari 71 pedagang 52
88
(73,23%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan semenjak berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar 19 pedagang (26,76%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet penjualan telur setelah kehadiran pasar modern (minimarket) disekitr Ngaliyan. d. Apakah ada perbedaan omzet penjualan gula pasir setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.4 Jawaban dari pedagang kelontong Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
44
61,97%
Tidak
27
38,02%
Lain-lain
0
0%
71
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet penjualan gula pasir di pasar tradisional ngaliyan, dari 71 pedagang 44 (61,97%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan semenjak berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar 27 pedagang (38,02%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet penjualan gula pasir setelah kehadiran pasar modern (minimarket) disekitr Ngaliyan.
89
e. Apakah ada perbedaan omzet penjualan minyak goreng setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.5 Jawaban dari pedagang kelontong Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
40
56,33%
Tidak
31
43,66%
Lain-lain
0
0%
71
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet penjualan minyak goreng di pasar tradisional ngaliyan, dari 71 pedagang 40 (56,33%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan semenjak berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar 31 pedagang
(43,66%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet
penjualan minyak goreng setelah kehadiran pasar modern (minimarket) disekitr Ngaliyan. f. Apakah ada perbedaan omzet penjualan mie instan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.6 Jawaban dari pedagang kelontong Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
53
74,47%
Tidak
18
25,35%
Lain-lain
0
0%
71
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
90
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet penjualan mie instan di pasar tradisional ngaliyan, dari 71 pedagang 53 (74,47%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan semenjak berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar 18 pedagang (25,35%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet penjualan mie instan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) disekitr Ngaliyan. g. Apakah ada perbedaan omzet penjualan susu setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.7 Jawaban dari pedagang kelontong Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
65
91,54%
Tidak
6
8,45%
Lain-lain
0
0%
71
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet penjualan susu di pasar tradisional ngaliyan, dari 71 pedagang 65 (91,54%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan semenjak berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar 6 pedagang (8,45%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet penjualan susu setelah kehadiran pasar modern (minimarket) disekitar Ngaliyan.
91
h. Apakah ada perbedaan omzet penjualan tepung terigu setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.8 Jawaban dari pedagang kelontong Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
23
32,39%
Tidak
48
67,60%
Lain-lain
0
0%
71
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet penjualan tepung terigu di pasar tradisional ngaliyan, dari 71 pedagang 23 (32,39%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan semenjak berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar 48 pedagang (67,60%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet penjualan tepung terigu setelah kehadiran pasar modern (minimarket) disekitr Ngaliyan. i. Apakah ada perbedaan omzet penjualan sabun cuci/detergen setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.9 Jawaban dari pedagang kelontong Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
39
54,93%
Tidak
32
45,07%
Lain-lain
0
0%
71
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
92
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet penjualan sabun cuci/detergen di pasar tradisional ngaliyan, dari 71 pedagang 39 (54,93%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan semenjak berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar 32 pedagang
(45,07%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet
penjualan sabun cuci/detergen setelah kehadiran pasar modern (minimarket) disekitr Ngaliyan. j. Apakah ada perbedaan omzet penjualan sabun mandi setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.10 Jawaban dari pedagang kelontong Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
47
66,19%
Tidak
24
33,80%
Lain-lain
0
0%
71
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet penjualan sabun mandi di pasar tradisional ngaliyan, dari 71 pedagang 47 (66,19%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan semenjak berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar 24 pedagang (33,80%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet penjualan sabun mandi setelah kehadiran pasar modern (minimarket) disekitr Ngaliyan.
93
k. Apakah ada perbedaan omzet penjualan shampoo setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.11 Jawaban dari pedagang kelontong Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
38
53,52%
Tidak
33
46,47%
Lain-lain
0
0%
71
100s%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet penjualan shampoo di pasar tradisional ngaliyan, dari 71 pedagang 38 (53,52%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan semenjak berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar 33 pedagang (46,47%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet penjualan shampoo setelah kehadiran pasar modern (minimarket) disekitr Ngaliyan. l. Apakah ada perbedaan omzet penjualan pasta gigi setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.12 Jawaban dari pedagang kelontong Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
59
83,09%
Tidak
12
16,90%
Lain-lain
0
0%
71
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
94
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet penjualan pasta gigi di pasar tradisional ngaliyan, dari 71 pedagang 59 (83,09%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan semenjak berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar 12 pedagang (16,90%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet penjualan pasta gigi setelah kehadiran pasar modern (minimarket) disekitr Ngaliyan. m. Menurut anda secara umum keberadaan pasar modern (minimarket) memberi dampak negatif terhadap pasar tradisional di Ngaliyan? Tabel 4.13 Jawaban dari pedagang kelontong Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
69
97,18%
Tidak
2
2,81%
Lain-lain
0
0%
71
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dampak negatif dari keberadaan minimarket di sekitar pasar tradisional ngaliyan, dari 71 pedagang 69 (97,18%) menyatakan adanya dampak negatif semenjak keberadaan minimarket disekitar mulai banyak. Sedangkan 2 pedagang (2,81%) menyatakan tidak merasakan dampak negatif semenjak kehadiran minimarket disekitar Ngaliyan.
95
n. Menurut anda apakah ada pelanggan anda yang beralih ke pasar modern
(minimarket)
semenjak
dibukanya
minimarket
yang
berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan? Tabel 4.14 Jawaban dari pedagang kelontong Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
68
95,77%
Tidak
3
4,42%
Lain-lain
0
0%
71
100 %
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan
tabel
di
atas
dapat
dilihat
banyaknya
konsumen/pelanggan yang beralih keinimarket, dari 71 pedagang 68 (95,77%)menyatakan
banyaknya
konsumen
yang
beralih
ke
minimarket disekitar pasar tradisional Ngaliyan. Sedangkan 3 pedagang (4,42%) menyatakan tidak ada pelanggan yang beralih ke minimarket disekitar pasar Ngaliyan. o. Strategi apa yang telah anda lakukan untuk mengantisipasi dampak kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? 1) Product (Produk) Tabel 4.15 Jawaban dari pedagang kelontong Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
71
100%
Lain-lain
0
0%
71
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
96
Dari 71 pedagang kelontong menyatakan tidak ada strategi khusus dalam pengadaan/menyediakan produk yang disediakan. Mereka hanya menyediakan barang dagangan yang sudah umum dipasaran, karena terkendala dengan modal. Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar belakang pendidikan pedagang yang minim. 2) Price (Harga) Tabel 4.16 Jawaban dari pedagang kelontong Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
71
100%
Lain-lain
0
0%
71
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Dari 71 pedagang kelontong menyatakan bahwa dalam menentukan harga mereka hanya mengacu pada harga dipasar, ini dikarenakan jalur pendistribusian produk yang cukup panjang sehingga tidak dapat membuat strategi khusus untuk penetapan harga seperti yang ada di minimarket sekitar. Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
97
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar belakang pendidikan pedagang yang minim. 3) Place (Tempat) Tabel 4.17 Jawaban dari pedagang kelontong Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
71
100%
Lain-lain
0
0%
71
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Dari 71 pedagang kelontong menyatakan tidak pernah melakukan strategi pemilihan tempat, mereka hanya menempati los-los atau dasar terbuka yang telah di sediakan oleh pengelola pasar . Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar belakang pendidikan pedagang yang minim. 4) Promotion (Promosi) Tabel 4.18 Jawaban dari pedagang kelontong Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
71
100%
Lain-lain
0
0%
71
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
98
Dari 71 pedagang kelontong menyatakan tidak pernah melakukan atau membuat promosi ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dari pedagang dalam bidang pemasaran seperti yang digunakan minimarket sekitar. Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar belakang pendidikan pedagang yang minim. 2. Pedagang Buah a. Menurut Anda barang-barang apa saja yang mengalami penurunan pendapatan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.19 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Apel fuji
4
33,33%
Tidak ada perubahan
8
66,66%
12
100%
Tabel 4.20 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Jeruk ponkam
6
50%
Tidak ada perubahan
6
50%
23
100%
99
Tabel 4.21 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Jeruk santang
5
41,66%
Tidak ada perubahan
7
58,33%
23
100%
Tabel 4.22 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Pisang
2
16,66%
Tidak ada perubahan
10
83,33%
12
100%
Tabel 4.23 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Angggur merah
3
25%
Tidak ada perubahan
9
75%
12
100%
Tabel 4.24 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Pear
1
8,33%
Tidak ada perubahan
11
91,66%
12
100%
100
Tabel 4.25 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Buah naga
2
16,66%
Tidak ada perubahan
10
83,33%
23
100%
Dari 12 pedagang buah yang menjadi responen 4 pedagang (33,33%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan apel fuji, 6 pedagang (50%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan jeruk ponkam, 5 pedagang (41,66%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan jeruk santang, 2 pedagang (16,66%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan pisang, 3 pedagang (25%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan anggur merah, 1 pedagang (8,33%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan pear,dan 2 pedagang (16,66%).
Sedangkan
sisanya
menjawab
tidak
adanya
perubahan/penurunan pendapatan setelah kehadiran minimarket sekitar. b. Apakah ada perbedaan omzet penjualan apel fuji setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.26 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
4
33,33%
Tidak
8
66,66%
Lain-lain
0
0%
12
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
101
Berdasarkan tabel di atas dari 12 pedagang buah yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan pada omzet penjualan apel fuji sebanyak 8 Orang (66,66%), dan 4 orang (33,33%) lainnya menyatakan adanya perubahan omzet. c. Apakah ada perbedaan omzet penjualan jeruk ponkam setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.27 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
6
50%
Tidak
6
50%
Lain-lain
0
0%
12
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 12 pedagang buah yang menjadi responden yang menyatakan adanya perubahan omzet penjualan jeruk ponkam sebanyak 6 Orang (50%), dan dari 6 Orang (50%) lainya menyatakan tidak ada perubahan. d. Apakah ada perbedaan omzet penjualan jeruk santang setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.28 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
5
41,66%
Tidak
7
58,33%
Lain-lain
0
0%
12
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
102
Berdasarkan tabel di atas dari 12 pedagang buah yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan pada omzet penjualan jeruk santang sebanyak 7 Orang (58,33%), dan 5 orang (41,66%) lainnya menyatakan adanya perubahan omzet. e. Apakah ada perbedaan omzet penjualan pisang setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.29 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
2
16,66%
Tidak
10
83,33%
Lain-lain
0
0%
12
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 12 pedagang buah yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan pada omzet penjualan pisang sebanyak 10 Orang (83,33%), dan 2 orang (16,66%) lainnya menyatakan adanya perubahan omzet. f. Apakah ada perbedaan omzet penjualan anggur merah setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.30 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
3
25%
Tidak
9
75%
Lain-lain
0
0%
12
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
103
Berdasarkan tabel di atas dari 12 pedagang buah yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan pada omzet penjualan anggur merah sebanyak 9 Orang (75%), dan 3 orang (25%) lainnya menyatakan adanya perubahan omzet. g. Apakah ada perbedaan omzet penjualan pear setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.31 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
1
8,33%
Tidak
11
91,66%
Lain-lain
0
0%
12
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 12 pedagang buah yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan pada omzet penjualan pear sebanyak 11 Orang (91,66%), dan 1 orang (8,33%) lainnya menyatakan adanya perubahan omzet. h. Apakah ada perbedaan omzet penjualan buah naga setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.32 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
2
16,66%
Tidak
10
83,33%
Lain-lain
0
0%
12
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
104
Berdasarkan tabel di atas dari 12 pedagang buah yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan pada omzet penjualan buah naga sebanyak 10 Orang (83,33%), dan 2 orang (16,66%) lainnya menyatakan adanya perubahan omzet. i. Apakah ada perbedaan omzet penjualan pepaya setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.33 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
12
100%
Lain-lain
0
0%
12
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 12 pedagang buah yang menjadi responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya perubahan pada omzet penjualan pepaya. j. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kelengkeng setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.34 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
12
100%
Lain-lain
0
0%
12
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
105
Berdasarkan tabel di atas dari 12 pedagang buah yang menjadi responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya perubahan pada omzet penjualan kelengkeng. k. Menurut anda secara umum keberadaan pasar modern (minimarket) memberi dampak negatif terhadap pasar tradisional di Ngaliyan? Tabel 4.35 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
11
91,66%
Tidak
1
8,33%
Lain-lain
0
0%
12
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dampak negatif dari keberadaan minimarket di sekitar pasar tradisional Ngaliyan, dari 12 pedagang 11 (97,18%) menyatakan adanya dampak negatif semenjak keberadaan minimarket disekitar mulai banyak. l. Menurut anda apakah ada pelanggan anda yang beralih ke pasar modern
(minimarket)
semenjak
dibukanya
minimarket
berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan? Tabel 4.36 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
2
16,66 %
Tidak
10
83,33 %
Lain-lain
0
0%
12
100 %
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
106
yang
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dari 12 pedagang buah yang menjadi responden yang menyatakn tidak ada pelanggannya yang beralih ke pasar modern (minimarket) semenjak dibukanya minimarket yang berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan sebanyak 10 Orang (83,33%), dan 2 Orang (16,66%) menyatakan konsumennya yang beralih ke minimarket disekitar pasar tradisional Ngaliyan m. Strategi apa yang telah anda lakukan untuk mengantisipasi dampak kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? 1) Product (Produk) Tabel 4.37 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
12
100%
Lain-lain
0
0%
12
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Dari 12 pedagang buah menyatakan tidak ada strategi khusus dalam pengadaan/menyediakan produk yang disediakan. Mereka hanya menyediakan barang dagangan yang sudah umum dipasaran, karena terkendala dengan modal. Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar belakang pendidikan pedagang yang minim.
107
2) Price (Harga) Tabel 4.38 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
12
100%
Lain-lain
0
0%
12
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Dari 12 pedagang buah menyatakan bahwa dalam menentukan harga mereka hanya mengacu pada harga dipasar, ini dikarenakan jalur pendistribusian produk yang cukup panjang sehingga tidak dapat membuat strategi khusus untuk penetapan harga seperti yang ada di minimarket sekitar. Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar belakang pendidikan pedagang yang minim. 3) Place (Tempat) Tabel 4.39 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
12
100%
Lain-lain
0
0%
12
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
108
Dari12 pedagang buah menyatakan tidak pernah melakukan strategi pemilihan tempat, mereka hanya menempati los-los atau dasar terbuka yang telah di sediakan oleh pengelola pasar. Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar belakang pendidikan pedagang yang minim. 4) Promotion (Promosi) Tabel 4.40 Jawaban dari pedagang buah Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
12
100%
Lain-lain
0
0%
12
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Dari
12 pedagang buah menyatakan tidak pernah
melakukan atau membuat promosi ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dari pedagang dalam bidang pemasaran seperti yang digunakan minimarket sekitar. Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar belakang pendidikan pedagang yang minim.
109
3. Pedagang Sayur a. Menurut Anda barang-barang apa saja yang mengalami penurunan pendapatan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.41 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Bawang merah
16
69,56%
Tidak ada perubahan
7
30,43%
23
100%
Tabel 4.42 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Bawang putih
14
60,86%
Tidak ada perubahan
9
39,13%
23
100%
Tabel 4.43 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Cabe
4
17,391%
Tidak ada perubahan
19
82,60%
23
100%
Tabel 4.44 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Bawang bombai
5
21,73%
Tidak ada perubahan
18
78,26%
23
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
110
Dari 23 pedagang sayur yang menjadi responen menyatakan adanya perubahan omzet penjualan terjadi pada sayur yang tidak mudah busuk 16 pedagang (69,56%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan bawang merah, 14 pedang (60,86%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan bawang putih, 4 pedagang (17,391%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan cabe, dan 5 pedagang (21,73%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan bawang bombai yang juga disediakan di minimarket sekitar pasar Ngaliyan.
Sedangkan
sisanya
menjawab
tidak
adanya
perubahan/penurunan pendapatan setelah kehadiran minimarket sekitar. b. Apakah ada perbedaan omzet penjualan wortel setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.45 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
23
100%
Lain-lain
0
0%
23
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 23 pedagang sayur yang menjadi responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya perubahan pada omzet penjualan wortel.
111
c. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kol setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.46 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
23
100%
Lain-lain
0
0%
23
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 23 pedagang sayur yang menjadi responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya perubahan pada omzet penjualan kol. d. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kacang panjang setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.47 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
23
100%
Lain-lain
0
0%
23
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 23 pedagang sayur yang menjadi responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya perubahan pada omzet penjualan kacang panjang.
112
e. Apakah ada perbedaan omzet penjualan bawang merah setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.48 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
16
69,56%
Tidak
7
30,43%
Lain-lain
0
0%
23
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 23 pedagang sayur yang menjadi responden yang menyatakan bahwa adanya perubahanperbedaan omzet penjualan bawang merah sebanyak 16 Orang (69,56%), dan 7 Orang (30,43%) lainnya menyatakan tidak. f. Apakah ada perbedaan omzet penjualan bawang putih setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.49 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
14
60,86%
Tidak
9
39,13%
Lain-lain
0
0%
23
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 23 pedagang sayur yang menjadi responden yang menyatakan bahwa adanya perubahanperbedaan omzet penjualan bawang merah sebanyak 14 Orang (60,86%), dan 9 Orang (39,13%) lainnya menyatakan tidak.
113
g. Apakah ada perbedaan omzet penjualan cabe setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.50 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
4
17,39%
Tidak
19
82,60%
Lain-lain
0
0%
23
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 23 pedagang sayur yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet penjualan cabe sebanyak 19 Orang (82,60%), dan 4 Orang (17,39%) lainnya menyatakan adanya perubahan. h. Apakah ada perbedaan omzet penjualan jagung manis setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.51 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
23
100%
Lain-lain
0
0%
23
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel diatas dari 23 pedagang sayur yang menjadi responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya perubahan pada omzet penjualan jagung manis.
114
i. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kembang kol setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.52 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
23
100%
Lain-lain
0
0%
23
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 23 pedagang sayur yang menjadi responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya perubahan pada omzet penjualan kembang kol. j. Apakah ada perbedaan omzet penjualan brokoli setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.53 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
23
100%
Lain-lain
0
0%
23
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 23 pedagang sayur yang menjadi responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya perubahan pada omzet penjualan brokoli.
115
k. Apakah ada perbedaan omzet penjualan bawang bombai setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.54 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
5
21,73%
Tidak
18
78,26%
Lain-lain
0
0%
23
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 23 pedagang sayur yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet penjualan bawang bombai sebanyak 18 Orang (78,26%), dan 5 Orang (21,73%) lainnya menyatakan adanya perubahan. l. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kapri setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.55 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
23
100%
Lain-lain
0
0%
23
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 23 pedagang sayur yang menjadi responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya perubahan pada omzet penjualan kapri.
116
m. Menurut anda secara umum keberadaan pasar modern (minimarket) memberi dampak negatif terhadap pasar tradisional di Ngaliyan? Tabel 4.56 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
21
91,30%
Tidak
3
13,04%
Lain-lain
0
0%
23
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dampak negatif dari keberadaan minimarket di sekitar pasar tradisional ngaliyan, dari 23 pedagang 21 (91,30%) menyatakan adanya dampak negatif semenjak keberadaan minimarket disekitar mulai banyak. n. Menurut anda apakah ada pelanggan anda yang beralih ke pasar modern
(minimarket)
semenjak
dibukanya
minimarket
yang
berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan? Tabel 4.57 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
1
4,34%
Tidak
22
95,65%
Lain-lain
0
0%
23
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dari 23 pedagang sayur yang menjadi responden yang menyatakn tidak ada pelanggannya yang beralih ke pasar modern (minimarket) semenjak dibukanya minimarket
117
yang berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan sebanyak 22 Orang (95,65%),dan 1 Orang (4,34%) menyatakan konsumennya yang beralih ke minimarket disekitar pasar tradisional Ngaliyan. o. Strategi apa yang telah anda lakukan untuk mengantisipasi dampak kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? 1) Product (Produk) Tabel 4.58 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
23
100%
Lain-lain
0
0%
23
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Dari 23 pedagang sayur menyatakan tidak ada strategi khusus dalam pengadaan/menyediakan produk yang disediakan. Mereka hanya menyediakan barang dagangan yang sudah umum dipasaran, karena terkendala dengan modal. Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar belakang pendidikan pedagang yang minim.
118
2) Price (Harga) Tabel 4.59 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
23
100%
Lain-lain
0
0%
23
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Dari 23 pedagang sayur menyatakan bahwa dalam menentukan harga mereka hanya mengacu pada harga di pasar, ini dikarenakan jalur pendistribusian produk yang cukup panjang sehingga tidak dapat membuat strategi khusus untuk penetapan harga seperti yang ada di minimarket sekitar. Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar belakang pendidikan pedagang yang minim. 3) Place (Tempat) Tabel 4.60 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
23
100%
Lain-lain
0
0%
23
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
119
Dari 23 pedagang sayur menyatakan tidak pernah melakukan strategi pemilihan tempat, mereka hanya menempati los-los atau dasar terbuka yang telah disediakan oleh pengelola pasar. Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar belakang pendidikan pedagang yang minim. 4) Promotion (Promosi) Tabel 4.61 Jawaban dari pedagang sayur Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
23
100%
Lain-lain
0
0%
23
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Dari 23 pedagang sayur menyatakan tidak pernah melakukan atau membuat promosi ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dari pedagang dalam bidang pemasaran seperti yang digunakan minimarket sekitar. Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar belakang pendidikan pedagang yang minim.
120
4. Pedagang Pakaian a. Menurut Anda barang-barang apa saja yang mengalami penurunan pendapatan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.62 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Baju
3
15,78%
Tidak ada perubahan
16
82,21%
19
100%
Tabel 4.63 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Celana
1
5,26%
Tidak ada perubahan
18
94,73%
19
100%
Tabel 4.64 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Rok
2
10,52%
Tidak ada perubahan
17
89,47%
19
100%
Tabel 4.65 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Kerudung
4
21,05%
Tidak ada perubahan
15
78,94%
19
100%
121
Tabel 4.66 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Pakaian dalam
3
15,78%
Tidak ada perubahan
16
84,21%
19
100%
Tabel 4.67 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Sandal
1
5,26%
Tidak ada perubahan
18
94,73%
19
100%
Tabel 4.68 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Sepatu
2
10,52%
Tidak ada perubahan
17
89,47%
19
100%
Tabel 4.69 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Tas
1
5,26%
Tidak ada perubahan
18
94,73%
19
100%
Dari 19 pedagang pakaian yang menjadi responen 3 pedagang (15,78%) menyatakan adanya penurunan omzet penjualan baju, 1 pedagang (5,26%) menyatakan adanya penuunan omzet penjualan
122
pada celana, 2 pedagang (10,52%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan pada rok, 4 pedagang (21,05%) menyatakan adanya perbedaan omzet
penjualan kerudung, 3
pedagang (15,78%)
menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan pakaian dalam, 1 pedagang (5,26%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan sandal, 2 pedagang (10,52%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan sepatu, dan 1 pedagang (5,26%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan tas. Sedangkan sisanya menjawab tidak adanya
perubahan/penurunan
pendapatan
setelah
kehadiran
minimarket sekitar pasar Ngaliyan. b. Apakah ada perbedaan omzet penjualan baju setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.70 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
3
15,78%
Tidak
16
84,21%
Lain-lain
0
0%
19
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 19 pedagang pakaian yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet penjualan baju sebanyak 16 Orang (84,21%), dan 3 Orang (15,78%) lainnya menyatakan adanya perubahan.
123
c. Apakah ada perbedaan omzet penjualan celana setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.71 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
1
5,26%
Tidak
18
94,73%
Lain-lain
0
0%
19
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 19 pedagang pakaian yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet penjualan baju sebanyak 18 Orang (94,73%), dan 1 Orang (5,26%) lainnya menyatakan adanya perubahan. d. Apakah ada perbedaan omzet penjualan rok setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.72 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
2
10,52%
Tidak
17
89,47%
Lain-lain
0
0%
19
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 19 pedagang pakaian yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet
124
penjualan baju sebanyak 17 Orang (89,47%), dan 2 Orang (10,52%) lainnya menyatakan adanya perubahan. e. Apakah ada perbedaan omzet penjualan daster setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.73 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
19
100%
19
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 19 pedagang pakaian yang menjadi responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya perubahan pada omzet penjualan daster. f. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kerudung setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.74 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
4
21,05%
Tidak
15
78,94%
Lain-lain
0
0%
19
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 19 pedagang pakaian yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet
125
penjualan kerudung sebanyak 15 Orang (78,94%), dan 4 Orang (21,05%) lainnya menyatakan adanya perubahan. g. Apakah ada perbedaan omzet penjualan pakaian dalam setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.75 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
3
15,78%
Tidak
16
84,21%
Lain-lain
0
0%
19
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 19 pedagang pakaian yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet penjualan pakaian dalam sebanyak 16 Orang (84,21%), dan 3 Orang (15,78%) lainnya menyatakan adanya perubahan. h. Apakah ada perbedaan omzet penjualan sandal setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.76 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
1
5,26%
Tidak
18
94,73%
Lain-lain
0
0%
19
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 19 pedagang pakaian yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet
126
penjualan sandal sebanyak 18 Orang (94,73%), dan 1 Orang (5,26%) lainnya menyatakan adanya perubahan. i. Apakah ada perbedaan omzet penjualan sepatu setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.77 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
2
10,52%
Tidak
17
89,47%
Lain-lain
0
0%
19
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 19 pedagang pakaian yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet penjualan sepatu sebanyak 17 Orang (89,47%), dan 2 Orang (10,52%) lainnya menyatakan adanya perubahan. j. Apakah ada perbedaan omzet penjualan tas setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.78 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
1
5,26%
Tidak
18
94,73%
Lain-lain
0
0%
19
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 19 pedagang pakaian yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet
127
penjualan tas sebanyak 18 Orang (94,73%), dan 1 Orang (5,26%) lainnya menyatakan adanya perubahan. k. Menurut anda secara umum keberadaan pasar modern (minimarket) memberi dampak negatif terhadap pasar tradisional di Ngaliyan? Tabel 4.79 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
18
94,73%
Tidak
1
5,26%
Lain-lain
0
0%
19
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dampak negatif dari keberadaan minimarket di sekitar pasar tradisional ngaliyan, dari 19 pedagang 18 (94,73%) menyatakan adanya dampak negatif semenjak keberadaan minimarket disekitar mulai banyak. l. Menurut anda apakah ada pelanggan anda yang beralih ke pasar modern
(minimarket)
semenjak
dibukanya
minimarket
yang
berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan? Tabel 4.80 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
3
15,78%
Tidak
16
84,21%
Lain-lain
0
0%
19
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
128
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dari 19 pedagang pakaian yang menjadi responden yang menyatakn tidak ada pelanggannya yang beralih ke pasar modern (minimarket) semenjak dibukanya minimarket yang berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan sebanyak 16 Orang (84,21%), dan 3 Orang (15,78%) menyatakan konsumennya yang beralih ke minimarket disekitar pasar tradisional Ngaliyan. m. Strategi apa yang telah anda lakukan untuk mengantisipasi dampak kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? 1) Product (Produk) Tabel 4.81 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
19
100%
Lain-lain
0
0%
19
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 201 Dari 19 pedagang pakaian menyatakan tidak ada strategi khusus dalam pengadaan/menyediakan produk yang disediakan. Mereka hanya menyediakan barang dagangan yang sudah umum dipasaran, karena terkendala dengan modal. Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
129
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar belakang pendidikan pedagang yang minim. 2) Price (Harga) Tabel 4.82 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
19
100%
Lain-lain
0
0%
19
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 201 Dari 19 pedagang pakaian menyatakan bahwa dalam menentukan harga mereka hanya mengacu pada harga dipasar, ini dikarenakan jalur pendistribusian produk yang cukup panjang sehingga tidak dapat membuat strategi khusus untuk penetapan harga seperti yang ada di minimarket sekitar. Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar belakang pendidikan pedagang yang minim. 3) Place (Tempat) Tabel 4.83 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
19
100%
Lain-lain
0
0%
19
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 201
130
Dari 19 pedagang pakaian menyatakan tidak pernah melakukan strategi pemilihan tempat, mereka hanya menempati los-los atau dasar terbuka yang telah di sediakan oleh pengelola pasar 4) Promotion (Promosi) Tabel 4.84 Jawaban dari pedagang pakaian Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
19
100 %
Lain-lain
0
0%
19
100 %
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Dari 19 pedagang pakaian menyatakan tidak pernah melakukan atau membuat promosi ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dari pedagang dalam bidang pemasaran seperti yang digunakan minimarket sekitar. Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar belakang pendidikan pedagang yang minim.
131
5. Pedagang Daging dan Ikan a. Menurut Anda barang-barang apa saja yang mengalami penurunan pendapatan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.85 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan Jawaban
Jumlah
Prosentase
Daging sapi
2
10%
Tidak ada perubahan
18
90%
20
100%
Tabel 4.86 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan Jawaban
Jumlah
Prosentase
Daging ayam
5
25%
Tidak ada perubahan
15
75%
20
100%
Tabel 4.87 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan Jawaban
Jumlah
Prosentase
Baso
9
45%
Tidak ada perubahan
11
55%
20
100%
Dari 20 pedagang daging dan ikan yang menjadi responen hanya 2 pedagang (10%) yang merasakan adanya perubahan omzet penjualan daging sapi, 5 pedagang (75%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan daging ayam, dan 9 pedagang (45%) yang
132
merasakan adanya perubahan
omzet penjualan baso. sedangkan
sisanya menjawab tidak adanya perubahan/penurunan pendapatan setelah kehadiran minimarket sekitar pasar Ngaliyan. b. Apakah ada perbedaan omzet penjualan daging sapi setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.88 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
2
10%
Tidak
18
90%
Lain-lain
0
0%
20
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 20 pedagang daging dan ikan yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet penjualan tas sebanyak 18 Orang (90%), dan 2 Orang (10%) lainnya menyatakan adanya perubahan. c. Apakah ada perbedaan omzet penjualan ayam setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.89 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
5
25%
Tidak
19
95%
Lain-lain
0
0%
20
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
133
Berdasarkan tabel di atas dari 20 pedagang daging dan ikan yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet penjualan tas sebanyak 19 Orang (95%), dan 1 Orang (5%) lainnya menyatakan adanya perubahan. d. Apakah ada perbedaan omzet penjualan ikan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.90 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
20
100%
Lain-lain
0
0%
20
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 20 pedagang daging dan ikan yang menjadi responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya perubahan pada omzet penjualan daster. e. Apakah ada perbedaan omzet penjualan baso setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Tabel 4.91 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
9
45%
Tidak
11
55%
Lain-lain
0
0%
20
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
134
Berdasarkan tabel di atas dari 20 pedagang daging dan ikan yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet penjualan tas sebanyak 11 Orang (55%), dan 9 Orang (45%) lainnya menyatakan adanya perubahan. f. Menurut anda secara umum keberadaan pasar modern (minimarket) memberi dampak negatif terhadap pasar tradisional di Ngaliyan? Tabel 4.92 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
17
85%
Tidak
3
15%
Lain-lain
0
0%
20
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dampak negatif dari keberadaan minimarket di sekitar pasar tradisional ngaliyan, dari 20 pedagang 17 (85%) menyatakan adanya dampak negatif semenjak keberadaan minimarket disekitar mulai banyak. g. Menurut anda apakah ada pelanggan anda yang beralih ke pasar modern
(minimarket)
semenjak
dibukanya
minimarket
yang
berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan? Tabel 4.93 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
2
10%
Tidak
18
90%
Lain-lain
0
0%
20
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
135
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dari 20 pedagang daging dan ikan yang menjadi responden yang menyatakn tidak ada pelanggannya yang beralih ke pasar modern (minimarket) semenjak dibukanya minimarket yang berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan sebanyak 18 Orang (90%),dan 3 Orang (10%) menyatakan konsumennya yang beralih ke minimarket disekitar pasar tradisional Ngaliyan. h. Strategi apa yang telah anda lakukan untuk mengantisipasi dampak kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? 1) Product (Produk) Tabel 4.94 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
20
100%
Lain-lain
0
0%
20
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Dari 20 pedagang daging menyatakan tidak ada strategi khusus dalam pengadaan/menyediakan produk yang disediakan. Mereka hanya menyediakan barang dagangan yang sudah umum dipasaran, karena terkendala dengan modal. Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
136
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar belakang pendidikan pedagang yang minim. 2) Price (Harga) Tabel 4.95 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
20
100%
Lain-lain
0
0%
20
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Dari 20 pedagang daging menyatakan bahwa dalam menentukan harga mereka hanya mengacu pada harga dipasar, ini dikarenakan jalur pendistribusian produk yang cukup panjang sehingga tidak dapat membuat strategi khusus untuk penetapan harga seperti yang ada di minimarket sekitar. Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar belakang pendidikan pedagang yang minim. 3) Place (Tempat) Tabel 4.96 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
20
100%
Lain-lain
0
0%
20
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
137
Dari 20 pedagang daging menyatakan tidak pernah melakukan strategi pemilihan tempat, mereka hanya menempati los-los atau dasar terbuka yang telah di sediakan oleh pengelola pasar. Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar belakang pendidikan pedagang yang minim. 4) Promotion (Promosi) Tabel 4.97 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
20
100%
Lain-lain
0
0%
20
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Dari 20 pedagang daging menyatakan tidak pernah melakukan atau membuat promosi ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dari pedagang dalam bidang pemasaran seperti yang digunakan minimarket sekitar. Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar belakang pendidikan pedagang yang minim.
138
6. Untuk Konsumen a. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah melakukan praktek gisyah (mencampurkan barang-barang jelek ke dalam barang yang berkualitas baik) sehingga pembeli akan kesulitan mengetahui barang yang berkualitas bagus? Tabel 4.98 Jawaban dari Konsumen Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
22
33,84%
Tidak
43
66,15%
Lain-lain
0
0%
65
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang menyatakan bahwa pedagang di pasar tradisional tida pernah melakukan praktek gisyah (mencampurkan barang-barang jelek ke dalam barang yang berkualitas baik) sehingga pembeli akan kesulitan mengetahui barang yang berkualitas bagus sebanyak 43 Orang (66,15%), dan 22 orang (33,84%) menyatakan bahwa pedagang pasar tradisional pernah melakukannya.
139
b. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah melakukan praktek tahfif (tindakan pedagang mengurangi timbangan dan takaran barang yang dijual)? Tabel 4.99 Jawaban dari Konsumen Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
19
29,23%
Tidak
46
70,76%
Lain-lain
0
0%
65
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang menyatakan pedagang di pasar tradisional tidak pernah melakukan praktek tahfif (tindakan pedagang mengurangi timbangan dan takaran barang yang dijual) sebanyak 46 Orang (70,76%),dan yang 19 Orang (29,23%) menyataka pernah melakukan tahfif. c. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah melakukan tallaqqi rukhban (mencegat pedagang yang membawa barang dari tempat produksi sebelum sampai pasar)? Tabel 4.100 Jawaban dari Konsumen Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
2
3,07%
Tidak
63
96,92%
Lain-lain
0
0%
65
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
140
Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang menyakan bahwa pedagang di pasar tradisional tidak pernah melakukan talaqqi rukhban (mencegat pedagang yang membawa barang dari tempat produksi sebelum sampai pasar) sebanyak 63 Orang (96,92%). d. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah melakukan perdagangan najasyi (praktek perdagangan di mana seseorang berpurapura sebagai pembeli yang menawar tinggi harga barang dengan disertai memuji-muji kualitas barang tersebut secara tidak wajar tujuannya untuk menaikkan harga barang)? Tabel 4.101 Jawaban dari Konsumen Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
65
100%
Lain-lain
0
0%
65
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden (100%), menyatakan bahwa pedagang pasar tradisional tidak pernah melakukan perdagangan najasyi (praktek perdagangan di mana seseorang berpurapura sebagai pembeli yang menawar tinggi harga barang dengan disertai memuji-muji kualitas barang tersebut secara tidak wajar tujuannya untuk menaikkan harga barang)
141
e. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah memperdagangkan barang haram atau memperjualbelikan barangbarang yang telah dilarang dan diharamkan oleh al-Qur’an seperti babi, darah, dll.? Tabel 4.102 Jawaban dari Konsumen Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
0
0%
Tidak
65
100%
Lain-lain
0
0%
65
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden (100%), menyatakan
bahwa
pedagang
pasar
tradisional
tidak
pernah
memperdagangkan barang haram atau menjualbelikan barang-barang yang telah dilarang dan diharamkan dalam al-Qur'an seperti babi, darah, dll. f. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah melakukan perdagangan secara riba (pengambilan tambahan dalam transaksi jual beli ataupun pinjam meminjam yang berlangsung secara zalim dan bertentang dengan prinsip-prinsip mu’amalah secara islami)? Tabel 4.103 Jawaban dari Konsumen Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
21
32,30%
Tidak
44
67,69%
Lain-lain
0
0%
65
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
142
Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang menyatakan bahwa pedagang pasar tradsional tidak perah melakuukan perdagangan secara riba sebanyak 44 Orang (67,69%). Sedangkan sisanya 21 konsumen (32,30%) menyatakan pedaagang pasar tradisional pernah melakukan perdagangan secara riba. g. Apakah menurut anda pedagang pasar tradisional pernah ada yang menyembunyikan atau tidak memberitahukan kecacatan pada produk yang dijual? Tabel 4.104 Jawaban dari Konsumen Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
26
40%
Tidak
39
60%
Lain-lain
0
0%
65
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang menyatakan pedagang pasar tradisional yang menyembunyikan atau tidak memberitahukan kecacatan pada produk yang dijual sebanyak 39 Orang (60%), karena menurut konsumen banyak yang mendapati barang belanjaan mereka tidak sesuai pada saat terjadi transaksi.
143
h. Apakah menurut anda pedagang pasar tradisional memberikan pelayanan yang baik selama anda berbelanja? Tabel 4.105 Jawaban dari Konsumen Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
32
49,23%
Tidak
33
50,76%
Lain-lain
0
0%
65
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang menyatakan pelayanan yang kurang baik di pasar tradisional sebanyak 33 orang (50,76%), karena menurut mereka pada saat berbelanja banyak para pedagang yang bersikap ketus ketika berbelanja pertama kali. i. Apakah menurut anda pedagang pasar tradisional dalam menentukan harga sesuai dengan keinginan pasar? Tabel 4.106 Jawaban dari Konsumen Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
21
32,30%
Tidak
44
67,69%
Lain-lain
0
0%
65
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkn tabel di atas dari 65 konsumen responden yng menyatakan bahwa pedagang pasar tradisional dalam mnentukan harga tidak sesuai keinginan konsumen sebanyak 44 Orang (67,69%) karena
144
menurut konsumen mereka memberi harga yang tinggi pada awalnya dengan harapan adanya tawar menawar namun ini tidak seperti keinginan konsumen karena merasa kasihan untuk konsumen yang kurang pintar menawar. j. Apakah
menurut
anda
pasar
tradisional
harus
memperbaiki
infrastrukturnya agar dapat mengimbangi keberadaan pasar modern? Tabel 4.107 Jawaban dari Konsumen Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
49
75,38%
Tidak
16
24,61%
Lain-lain
0
0%
65
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari65 konsumen responden yang menyatakan perlunya perbaikan infrastruktur di pasar tradisional sebanyak 49 Orang (75,38%), dan 16 Orang (24,61%) menytakan tidak perlu. k. Apakah menurut anda pasar tradisional harus memperbaiki sarana dan prasarana seperti toilet, tempat parkir dan tempat beribadah? Tabel 4.108 Jawaban dari Konsumen Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
56
86,15%
Tidak
9
13,84%
Lain-lain
0
0%
65
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
145
Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang menyatakan perlunya perbaikan sarana dan prasarana di pasar tradisional sebanyak 56 Orang (86,15%), karena menurut konsumen sarana dan prasarana di pasar tradisional kurang mendukung dan kurang teratur. l. Apakah menurut anda perlu diadakannya renovasi terhadap pasar tradisional? Tabel 4.109 Jawaban dari Konsumen Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
59
90,76%
Tidak
6
9,23%
Lain-lain
0
0%
65
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang menyatakan perlunya renovasi pada pasar tradisional Ngaliyan sebanyak 59 Orang (90,76%), karena menurut para konsumen ini perlu dilakukan untuk mengimbangi kehadiran minimarket disekitar yang menawarkan kenyamanan berbelanja untuk menarik konsumen.
146
m. Apakah menurut anda pasar tradisional harus melakukan penataan tempat berdagang mereka untuk menciptakan ketertiban dan kenyamanan? Tabel 4.110 Jawaban dari Konsumen Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
43
66,15%
Tidak
22
33,84%
Lain-lain
0
0%
65
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang menyatakan perlunya penataan tempat berdagang dipasar tradisional sebanyak 43 Orang (66,15%), ini dikarenakan keberadaan tempat pedagang dipasar tradisional kurang teratur penataannya sehingga menimbulkan kesan tidak nyaman pada konsumen. n. Apakah menurut anda pasar tradisional harus membuat promosi atau iklan? Tabel 4.111 Jawaban dari Konsumen Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
18
27,69%
Tidak
47
72,30%
Lain-lain
0
0%
65
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang menyatakan tidak perlunya pasar tradisional membuat promosi atau
147
iklan sebanyak 47 orang (72,30%) ,ini dikarenakan karena mereka melihat keterbatasan modal yang dimiliki dibandingkan dengan pasar modern sekitar. o. Menurut anda apakah diperlukan peran pemerintah untuk mengatasi persaingan pasar modern dan pasar tradisional? Tabel 4.112 Jawaban dari Konsumen Jawaban
Jumlah
Prosentase
Ya
61
93,86%
Tidak
4
6,15%
Lain-lain
0
0%
65
100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011 Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang menyatakan diperlukannya
peran pemerintah untuk mengatasi
persaingan antara pasar tradisional dan pasar modern sebanyak 61 Orang (93,86%), ini dikarenakan keperdulian mereka melihat kondisi pasar tradisional yang mulai tergeser oleh pasar modern disekitar dan 4 Orang (6,15 %) menyatakan tidak perlu.
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Dampak Kemunculan Pasar modern di Ngaliyan. Dari data penelitian, yang paling merasakan dampak kehadiran pasar modern adalah pedagang kelontong. Dari sebanyak 71 pedagang, 37 pedagang (52,11%) mengalami penurunan pendapatan beras, 52 pedagang
148
(73,23%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan telur, 44 pedagang (61,97%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan gula pasir, 40 pedagang (56,33%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan minyak goeng, 53 pedagang (74,47%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan mie instan, 65 pedagang (91,54%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan susu, 23 pedagang (32,39%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan tepung terigu, 39 pedagang (54,92%) mengalami penurunan pendapatan pada sabun cuci/detergen, 47 pedagang (66,197%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan sabun mandi, 38 pedagang (53,52%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan shampo, 59 pedagang (83,09%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan pasta gigi. Hampir semua kebutuhan pokok sehari-hari yang mereka jual mengalami penurunan pendapatan karena menurut mereka barang-barang yang mereka jual kebanyakan tersedia juga di pasar modern sekitar dengan harga yang lebih murah dari harga di pasar tradisional. Dan ironisnya mereka mengaku dalam menjual satu jenis barang dagangan saja diperlukan waktu berbulan-bulan.40 Bahkan pedagang yang mempunyai warung makan di pasar Ngaliyan mengakui untuk membeli gula saja mereka lebih memilih pergi ke minimarket dengan alasan lebih nyaman dan mendapatkan keuntungan yang lebih apabila mempunyai semacam member card.
40
Wawancara dengan pedagang
149
Dari 12 pedagang buah yang menjadi responen 4 pedagang (33,33%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan apel fuji, 6 pedagang (50%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan jeruk ponkam, 5 pedagang (41,66%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan jeruk santang, 2 pedagang (16,66%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan pisang, 3 pedagang (25%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan anggur merah, 1 pedagang (8,33%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan pear,dan 2 pedagang (16,66%).
Sedangkan
sisanya
menjawab
tidak
adanya
perubahan/penurunan pendapatan setelah kehadiran minimarket sekitar, menurut pengakuan mereka keberadaan pasar modern tidak terlalu memberikan dampak negatif meskipun Supermarket dan minimarket di sekitar menyediakan buah seperti yang mereka jual. Karena menurut mereka masih banyak konsumen yang berbelanja buah di pasar dengan alasan masih bisa ditawar. Dari 23 pedagang sayur yang menjadi responen menyatakan adanya perubahan omzet penjualan terjadi pada sayur yang tidak mudah busuk 16 pedagang (69,56%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan bawang merah, 14 pedagang (60,86%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan bawang putih, 4 pedagang (17,39%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan cabe, dan 5 pedagang (21,73%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan bawang bombai yang juga disediakan di minimarket sekitar pasar Ngaliyan. Sedangkan
150
sisanya menjawab tidak adanya perubahan/penurunan pendapatan setelah kehadiran minimarket sekitar, mereka mengaku tidak merasakan dampak negatif keberadaan pasar modern disekitar. Walaupun Supermarket dan Minimarket di sekita menyediakan sayur, masih banyak konsumen yanmg memilih kepasar dengan alasan banyak pilihan dan lebih murah. Dari 19 pedagang pakaian yang menjadi responen 3 pedagang (15,78%) menyatakan adanya penurunan omzet penjualan baju, 1 pedagang (5,26%) menyatakan adanya penuunan omzet penjualan pada celana, 2 pedagang (10,52%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan pada rok, 4 pedagang (21,05%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan kerudung, 3 pedagang (15,78%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan pakaian dalam, 1 pedagang (5,26%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan sandal, 2 pedagang (10,52%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan sepatu, dan 1 pedagang (5,26%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan tas. Sedangkan
sisanya
menjawab
tidak
adanya
perubahan/penurunan
pendapatan setelah kehadiran minimarket sekitar pasar Ngaliyan. Karena menurut mereka Supermarket di sekitar juga menyediakan barang-barang yang sama dengan yang mereka jual yang ditujukan untuk kalangan menengah kebawah. Dari 20 pedagang daging dan ikan yang menjadi responen hanya 2 pedagang (10%) yang merasakan adanya perubahan omzet penjualan daging sapi, 5 pedagang (75%) menyatakan adanya perubahan omzet
151
penjualan daging ayam, dan 9 pedagang (45%) yang merasakan adanya perubahan
omzet penjualan baso. sedangkan sisanya menjawab tidak
adanya perubahan/penurunan pendapatan setelah kehadiran minimarket sekitar pasar Ngaliyan, mereka mengaku tidak begitu merasakan dampak negatif dari pasar modern. Karena menurut mereka meskipun pasar modern menjual daging dalam bentuk kornet dan naget, masih banyak konsumen yang memilih berbelanja daging di pasar tradisional dengan alasan masih segar dan masih terjadinya tawar menawar untuk mendapatkan harga yang cocok menurut mereka. Beralihnya pembeli dari pasar tradisional Ngaliyan ke supermarket dan Minimarket dipicu banyak faktor. Di antaranya karena kondisi sebagian pasar Ngaliyan masih menyedihkan, seperti kios yang kurang tertata dan jalan dalam pasar yang rusak. Saat hujan jalan becek dan berbau karena drainase dan sanitasi yang ada kurang memadai. Saat musim kemarau pun pengunjung kepanasan dan bermasalah dengan debu. 2. Strategi yang digunakan untuk mengantisipasi beralihnya konsumen dari pasar tradisional ke supermarket/minimarket di Ngaliyan. Dengan melihat beberapa faktor di bab sebelumnya kita dapat menarik kesimpulan bahwa dengan adanya pasar modern (minimarket) bisa mematikan pedagang kecil, dengan kata lain perekonomian pedagang kecil akan terlambat. Karena kurangnya keinginan masyarakat untuk berbelanja dipasar tradisional. Meskipun banyak faktor kelemahan dalam pasar tradisional akan tetapi ada juga kelebihan yang seharusnya kita
152
perhatikan. salah satunya adalah harga barang yang kita inginkan jauh lebih murah dan bisa ditawar lagi. Jadi kita harus dapat mengangkat pasar tradisional menjadi pasar yang nyaman, dan dengan menjaga kebersihan. Kesimpulannya, karena segmen pasar yang dilayani pasar tradisional dan modern berbeda, selama mereka berkonsentrasi kepada segmen pasarnya masing-masing, keberadaan pasar modern tidak akan sampai mematikan pasar tradisional. Selain itu, pasar tradisional juga masih memiliki beberapa keunggulan yang masih membuatnya bisa terus bertahan. Dari 65 konsumen responden yang menyatakan bahwa pedagang di
pasar
tradisional
tidak
pernah
melakukan
praktek
gisyah
(mencampurkan barang-barang jelek ke dalam barang yang berkualitas baik) sehingga pembeli akan kesulitan mengetahui barang yang berkualitas bagus sebanyak 43 Orang (66,15%), dan 22 orang (33,84%) menyatakan bahwa pedagang pasar tradisional pernah melakukannya, dari 65 konsumen responden yang menyatakan pedagang di pasar tradisional tidak pernah melakukan praktek tahfif (tindakan pedagang mengurangi timbangan dan takaran barang yang dijual) sebanyak 46 Orang (70,76%),dan yang 19 Orang (29,23%) menyatakan pernah melakukan tahfif, dari 65 konsumen responden yang menyatakan bahwa pedagang pasar tradisional tidak perah melakukan perdagangan secara riba sebanyak 44 Orang (67,69%). Sedangkan sisanya 21 konsumen
(32,30%)
menyatakan pedagang pasar tradisional pernah melakukan perdagangan
153
secara riba, dari 65 konsumen responden yang menyatakan pedagang pasar tradisional yang menyembunyikan atau tidak memberitahukan kecacatan pada produk yang dijual sebanyak 39 Orang (60%), karena menurut konsumen banyak yang mendapati barang belanjaan mereka tidak sesuai pada saat terjadi transaksi, dari 65 konsumen responden yng menyatakan bahwa pedagang pasar tradisional dalam mnentukan harga tidak sesuai keinginan konsumen sebanyak 44 Orang (67,69%) karena menurut konsumen mereka memberi harga yang tinggi pada awalnya dengan harapan adanya tawar menawar namun ini tidak seperti keinginan konsumen karena merasa kasihan untuk konsumen yang kurang pintar menawar. Dari hasil data konsumen yang pernah berbelanja di pasar modern dan pasar tradisional dapat dijadikan strategi oleh pasar tradisional untuk menarik konsumen: a. Pedagang pasar tradisional harus memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan konsumen untuk meraih kepuasan masyarakat dengan menyediakan produk-produk yang berkualitas dan pelayanan yang baik. b. Memberikan kepuasan kepada konsumen dengan meningkatkan kemampuan secara teknik, sosial dan perilaku. c. Pedagang pasar tradisional dalam menjual produknya harus jujur dan menyampaikan keadaan produknya apabila terjadi kerusakan.
154
d. Pasar tradisional
harus memperbaiki infra
strukturnya
untuk
mengimbangi keberadaan pasar modern yang berdiri di sekitar. e. Pasar tradisional harus mengadakan perbaikan sarana dan prasarana seperti toilet, tempat parkir dan tempat beribadah apabila disediakan, untuk menunjang keinginan masyarakat. f. Pasar tradisional perlu mengadakan renovasi dan penataan ulang tempat sesuai dengan jenis dagangan mereka. 3. Pandangan Syariah tentang konsep berdagang. Berdagang (Bisnis) adalah bagian dari muamalah. Karena itu, berdagang (bisnis) juga tidak terlepas dari hukum-hukum yang mengatur masalah muamalah. Persaingan bebas yang menghalalkan segala cara dihilangkan karena bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah islami. Dalam berdagang (bisnis), setiap orang akan berhubungan dengan pihakpihak lain seperti teman berdagang dan pesaing bisnis lainnya. Sebagai hubungan interpersonal, seorang pedagang muslim tetap harus berupaya memberikan
pelayanan
terbaik
kepada
mitra
bisnisnya.
Dalam
berhubungan dengan rekanan bisnis, setiap pebisnis muslim haruslah memperhatikan hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan akad-akad bisnis. Dalam berakad, haruslah sesuai dengan kenyataan tanpa manipulasi. Misalnya, memberikan sampel produk dengan kualitas yang sangat baik, padahal produk yang dikirimkan itu memiliki kualitas jelek. Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan konteks perdagangan adil yang diperintahkan Rasulullah adalah untuk menegakkan kejujuran dalam
155
transaksi
serta
menciptakan
hubungan
baik
dalam
berdagang.
Ketidakjujuran dalam perdagangan sangat dilarang oleh Nabi. Bahkan, beliau menyatakan bahwa perdagangan sebagai suatu hal yang haram, bila keuntungan individu yang diperoleh dari transaksi perdagangan itu akan mendatangkan kerugian dan penderitaan pada beberapa orang lain atau pada masyarakat lebih luas. Untuk menjadi pedagang yang baik, Islam telah mengatur agar persaingan antar pedagang di pasar dilakukan dengan cara yang adil dan jujur. Segala bentuk transaksi yang menimbulkan ketidakadilan serta berakibat terjadinya kecenderungan meningkatnya harga barang-barang secara zalim sangat dilarang oleh Islam. Rasulullah saw. memberikan contoh bagaimana bersaing dengan baik. Ketika berdagang, Rasul tidak pernah melakukan usaha untuk menghancurkan pesaing dagangnya. Walaupun ini tidak berarti Rasulullah berdagang seadanya tanpa memperhatikan daya saingnya. Yang beliau lakukan adalah memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dan menyebutkan spesifikasi barang yang dijual dengan jujur termasuk jika ada cacat pada barang tersebut. Secara alami, hal-hal seperti ini ternyata justru mampu meningkatkan kualitas penjualan dan menarik para pembeli tanpa menghancurkan pedagang lainnya. Namun pada kenyatanya cara bersaing yang dapat kita lihat antara pasar tradisional dengan minimarket disekitar jauh dari aturan-aturan bermuamalah dalam Islam. Persaingan bebas yang menghalalkan segala cara pun dilakukan, minimarket disekitar tidak memberi peluang pada
156
pasar tradisional dalam kemitraan usaha. Praktek monopolipun digunakan dimana pusat kontrol pasokan (supply) barang atau jasa dipegang oleh peritel besar seperti minimarket sekitar. Mereka yang mengontrol pasokan barang dan menetapkan harga yang menguntungkan baginya, tetapi keuntungannya tidak bermanfaat bagi pedagang kecil seperti di pasar trdisional.
157
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dengan melihat hasil penelitian yang telah dibahas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Keberadaan pasar modern (Hypermarket, Supermarket, dan Minimarket) di sekitar pasar Ngaliyan memberikan dampak negatif. Terutama para pedagang yang barang dagangannya disediakan juga di pasar modern seperti kebutuhan pokok sehari-hari, makanan ringan, dan roti. Ini juga dikarenakan ruang bersaing pasar tradisional Ngaliyan mulai terbatas dengan adanya beberapa pasar modern yang berdiri di sekitarnya. Selain itu Pasar tradisional Ngaliyan tidak mampu bersaing harga dengan pasar modern di sekitar karena rantai distribusi produk yang sangat panjang di bandingkan dengan pasar modern sehingga dalam membuat harga sedikit lebih mahal dibandingkan dengan harga pasar modern. 2. Strategi yang harus di gunakan oleh pedang di pasar tradisional adalah memberikan pelayanan yang lebih baik pada saat terjadi transaksi maupun sesudahnya, menyediakan barang dagangan yang berkualitas untuk bisa mengimbangi keberadaan pasar modern, memberikan kepuasan kepada konsumen dengan meningkatkan kemampuan secara teknik, sosial dan perilaku. Disamping itu pasar tradisional harus memperbaiki sarana dan prasarana, dan lebih meningkatkan lagi keamanan di pasar tradisional.
158
B. Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan maka saran yang dapat di ajukan adalah : 1. Bagi pedagang (tempat penelitian) hendaknya berusaha senantiasa meningkatkan keragaman produk terutama pada ketersediaan produk secara lengkap dan berkualitas, serta memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen. Dan lebih perduli untuk menambah wawasan dalam bidang usaha ritel. 2. Bagi Pemerintah seharusnya perlu memikirkan kelangsungan hidup pedagang pasar tradisional Ngaliyan, ini dapat diwujudkan dengan mengatur tata letak (lokasi) pasar modern dengan pasar Tradisional. Dan pemerintah harus melakukan perlindungan usaha kecil ritel dengan mengeluarkan kebijakan yang memfasilitasi terciptanya equal playing filed (harmoni)antara usaha kecil, menengah dan besar. 3. Memberikan kesempatan para
pedagang pasar
tradisional
untuk
mengambil keuntungan dari peluang pertumbuhan permintaan masyarakat serta membantu mengantisipasi perubahan lingkungan yang akan mengancam keberadaan pasar tradisional. Ini dikarenakan sifat para pedagang tradisional yang pada umumnya lemah dalam banyak hal, maka diperlukan peran pemerintah untuk secara aktif memberdayakan pedagang tradisional. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membantu memperbaiki akses mereka dalam mendapatkan informasi, modal, dan hubungan dengan produsen atau supplier (pemasok).
159
4. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya untuk memperluas penelitian sehingga diperoleh informasi yang lebih lengkap tentang dampak keberadaan minimarket terhadap pasar tradisional.
C. Penutup Alhamdulillah, dengan rasa syukur ke hadirat Allah SWT akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin, namun kekurangan dan kesalahan tetaplah menjadi suatu keniscayaan atas diri manusia. Penulis berharap setitik usaha berupa penelitian ini bermanfaat bagi penulis sendiri, pedagang dan pengelola pasar tradisional Ngaliyan, Semarang dan siapapun yang membaca hasil penelitian ini. Penulis sadar sepenuhnya akan segala kekurangan dalam berbagai hal. Untuk itu, kritik dan saran senantiasa penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini ke depan serta perluasan pengetahuan keilmuan bagi kita semua. Akhirnya, hanya pada Allah yang menjadi tumpuan untuk memohon pertolongan, penulis mengharapkan keridlaan dan petunjuk dalam mencari jalan yang baik dan benar sehingga dapat memberikan kemanfaatan bagi kita semua. Semoga ini menjadi bagian dari setetes pengetahuan yang Allah berikan pada umat manusia dari selaksa samudera ilmunya. Amin.
160
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Johan, Etika Bisnis Islami, Semarang: Walisongo Press, 2009. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. Ke-13, 2006. _________________, Prosedur Penelitian Yogyakarta: Rineka Cipta, 1996.
Suatu
Pendekatan
Praktik,
Asauari, Sofjan, Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007. ____________, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep dan Strategi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. Azwar, Saifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Off Set, cet. Ke1, 1998. Chasanah, Ifah, “Keberadaan Pasar Tradisional Wage Wadas Lintang Sebagai Pusat Kegiatan Ekonomi, Sosial, Dan Budaya Masyarakat Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun 1998-2005” Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Semarang, Universitas Negri Semarang, 2007. Cholifah (062411013), Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Butik Busana Muslim Di Kota Semarang, Semarang: Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, 2010. Damim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2002. Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 1987. ___________________, al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 1987. Dokumen Pasar Ngaliyan Tahun 2010. Waluyo, Hari, Sosialisasi Pasar Tradisional Sebagai Aset Wisata Budaya di Lampung. http://bataviase.co.id/node/330206 “Modernisasi Pasar Tradisional”, 24-2-2011 19:42. http://didikachmadi.blogspot.com/2010/01/pasar-tradisional-vs-pasar-modernpasar.html 24-2-2011 19:56
161
Jaya, Hermawan, Kerta, & Muhammad Syakir Sula. Syariah Marketing, Bandung: Mizan. Jusmaliani dkk, Bisnis Berbasis Syariah, Jakarta : Bumi Aksara , 2008. Kafi,
Kurnia, 2000, “Kompetisi”, 26 Februari, No.15/VI, http://www.gatranews.net/VI/15/INTI-15.html , 24-2-2011 20:05.
Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006. Kotler, Philip & A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta :salemba empat, 2001, Buku II. __________________________, Manajemen pemasaran Di Indonesia Analisis, perencanaan, Implementasi dan pengendalian, Jakarta: Salemba Empat, 2000, buku I. Nitisemito, Alex S, Marketing, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981. Pariaman Sinaga. Makalah Pasar Modern VS Pasar Tradisional. Kementerian Koperasi dan UKM. Jakarta: Tidak Diterbitkan. 2004. Peraturan Presiden RI.112, Penataan dan Pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern, 2007. Sudjana, Metode Statistik, Bandung : TARISTO, Edisi Ke-5, 1989. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R &D, Bandung: Alfabeta, 2008. ________, Metode Penelitian Kuantitatif ALFABET, Cet. Ke-7, 2009.
Kualitatif
Dan R&D, Bandung:
________, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: ALFABETA, 2007. Sula, Hermawan Kerta Jaya dan muhammad Syukir, Syariah Marketing, Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2006. TH Tambunan, Tulus, Dyah Nirmalawati, Arus Akbar Silondae, "Kajian Persaingan Dalam Industri Ritail", Komisi Pengawas Persaingan Usaha (kppu), 2004. Yusanto, Muhammad, Ismail, dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Jakarta: GEMA INSANI PRESS, 2002.
162
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap
: Ani Nur Fadhilah
NIM
: 062411004
Fakultas
: Syari’ah
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Grobogan, 30 Maret 1988 Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Gamblok Raya No.36 Rt.03 Rw.05 Ngroto, Gubug, Grobogan.
Pendidikan
:
-
TK pertiwi Ngroto Lulus Tahun 1995
-
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ngroto Lulus Tahun 2000
-
Madrasah Tsanawiyah (MTs) YASPIA Ngroto Lulus Tahun 2003
-
Madrasah Aliyah Negri (MAN) Demak Lulus Tahun 2006
-
Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang
Semarang, 30 Juni 2011
Ani Nur Fadhilah
163
BIODATA DIRI
Nama Lengkap
: Ani Nur Fadhilah
Tempat, Tanggal Lahir
: Grobogan, 30 Maret 1988
NIM
: 062411004
Jurusan
: Ekonomi Islam
Fakultas
: Syari’ah
Nama Orang Tua Bapak
: M. Toha
Ibu
: Nanik Hernawati
Alamat
: Jl. Gamblok Raya No. 36 Rt. 03 Rw. 05 Ngroto, Gubug, Grobogan.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, 30 Juni 2011
Ani Nur Fadhilah
164
PERTANYAAN DAMPAK UNTUK PEDAGANG BUAH 1. Menurut Anda barang-barang apa saja yang mengalami penurunan pendapatan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Jawaban: …………. 2. Apakah ada perbedaan omzet penjualan apel fuji setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 3. Apakah ada perbedaan omzet penjualan jeruk ponkam setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 4. Apakah ada perbedaan omzet penjualan jeruk santang setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 5. Apakah ada perbedaan omzet penjualan pisang setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 6. Apakah ada perbedaan omzet penjualan anggur merah setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: ………….
165
7. Apakah ada perbedaan omzet penjualan pear setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 8. Apakah ada perbedaan omzet penjualan buah naga setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 9. Apakah ada perbedaan omzet penjualan pepaya setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 10. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kelengkeng setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 11. Menurut anda secara umum keberadaan pasar modern (minimarket) memberi dampak negatif terhadap pasar tradisional di Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 12. Menurut anda apakah ada pelanggan anda yang beralih ke pasar modern (minimarket) semenjak dibukanya minimarket yang berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: ………….
166
13. Strategi apa yang telah anda lakukan untuk mengantisipasi dampak kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Product (Produk) ………………... ………………... b. Price (Harga) ………………... ………………... c. Place (Tempat) ………………... ………………... d. Promotion (Promosi) ………………... ………………...
167
PERTANYAAN DAMPAK UNTUK PEDAGANG DAGING DAN IKAN 1. Menurut Anda barang-barang apa saja yang mengalami penurunan pendapatan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Jawaban: …………. 2. Apakah ada perbedaan omzet penjualan daging sapi setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 3. Apakah ada perbedaan omzet penjualan ayam setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 4. Apakah ada perbedaan omzet penjualan ikan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 5. Apakah ada perbedaan omzet penjualan baso setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 6. Menurut anda secara umum keberadaan pasar modern (minimarket) memberi dampak negatif terhadap pasar tradisional di Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: ………….
168
7. Menurut anda apakah ada pelanggan anda yang beralih ke pasar modern (minimarket) semenjak dibukanya minimarket yang berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 8. Strategi apa yang telah anda lakukan untuk mengantisipasi dampak kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Product (Produk) ………………... ………………... b. Price (Harga) ………………... ………………... c. Place (Tempat) ………………... ………………... d. Promotion (Promosi) ………………... ………………...
169
PERTANYAAN DAMPAK UNTUK PEDAGANG KELONTONG 1. Menurut Anda barang-barang apa saja yang mengalami penurunan pendapatan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Jawaban: …………. 2. Apakah ada perbedaan omzet Penjualan beras setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 3. Apakah ada perbedaan omzet penjualan telur setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 4. Apakah ada perbedaan omzet penjualan gula pasir setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 5. Apakah ada perbedaan omzet penjualan minyak goreng setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 6. Apakah ada perbedaan omzet penjualan mie instan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: ………….
170
7. Apakah ada perbedaan omzet penjualan susu setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 8. Apakah ada perbedaan omzet penjualan tepung terigu setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 9. Apakah ada perbedaan omzet penjualan sabun cuci/detergen setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 10. Apakah ada perbedaan omzet penjualan sabun mandi setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 11. Apakah ada perbedaan omzet penjualan shampoo setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 12. Apakah ada perbedaan omzet penjualan pasta gigi setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: ………….
171
13. Menurut anda secara umum keberadaan pasar modern (minimarket) memberi dampak negatif terhadap pasar tradisional di Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 14. Menurut anda apakah ada pelanggan anda yang beralih ke pasar modern (minimarket) semenjak dibukanya minimarket yang berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 15. Strategi apa yang telah anda lakukan untuk mengantisipasi dampak kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Product (Produk) ………………... ………………... b. Price (Harga) ………………... ………………... c. Place (Tempat) ………………... ………………... d. Promotion (Promosi) ………………... ………………...
172
PERTANYAAN DAMPAK UNTUK PEDAGANG PAKAIAN 1. Menurut Anda barang-barang apa saja yang mengalami penurunan pendapatan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Jawaban: …………. 2. Apakah ada perbedaan omzet penjualan baju setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 3. Apakah ada perbedaan omzet penjualan celana setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 4. Apakah ada perbedaan omzet penjualan rok setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 5. Apakah ada perbedaan omzet penjualan daster setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 6. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kerudung setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: ………….
173
7. Apakah ada perbedaan omzet penjualan pakaian dalam setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 8. Apakah ada perbedaan omzet penjualan sandal setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 9. Apakah ada perbedaan omzet penjualan sepatu setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 10. Apakah ada perbedaan omzet penjualan tas setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 11. Menurut anda secara umum keberadaan pasar modern (minimarket) memberi dampak negatif terhadap pasar tradisional di Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 12. Menurut anda apakah ada pelanggan anda yang beralih ke pasar modern (minimarket) semenjak dibukanya minimarket yang berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: ………….
174
13. Strategi apa yang telah anda lakukan untuk mengantisipasi dampak kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Product (Produk) ………………... ………………... b. Price (Harga) ………………... ………………... c. Place (Tempat) ………………... ………………... d. Promotion (Promosi) ………………... ………………...
175
PERTANYAAN DAMPAK UNTUK PEDAGANG SAYUR 1. Menurut Anda barang-barang apa saja yang mengalami penurunan pendapatan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? Jawaban: …………. 2. Apakah ada perbedaan omzet penjualan wortel setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 3. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kol setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 4. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kacang panjang setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 5. Apakah ada perbedaan omzet penjualan bawang merah setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 6. Apakah ada perbedaan omzet penjualan bawang putih setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: ………….
176
7. Apakah ada perbedaan omzet penjualan cabe setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 8. Apakah ada perbedaan omzet penjualan jagung manis setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 9. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kembang kol setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 10. Apakah ada perbedaan omzet penjualan brokoli setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 11. Apakah ada perbedaan omzet penjualan bawang bombai setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 12. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kapri setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: ………….
177
13. Menurut anda secara umum keberadaan pasar modern (minimarket) memberi dampak negatif terhadap pasar tradisional di Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 14. Menurut anda apakah ada pelanggan anda yang beralih ke pasar modern (minimarket) semenjak dibukanya minimarket yang berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain: …………. 15. Strategi apa yang telah anda lakukan untuk mengantisipasi dampak kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan? a. Product (Produk) ………………... ………………... b. Price (Harga) ………………... ………………... c. Place (Tempat) ………………... ………………... d. Promotion (Promosi) ………………... ………………...
178
PERTANYAAN UNTUK KONSUMEN 1. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah melakukan praktek gisyah (mencampurkan barang-barang jelek ke dalam barang yang berkualitas baik) sehingga pembeli akan kesulitan mengetahui barang yang berkualitas bagus? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain : …………….. 2. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah melakukan praktek tahfif (tindakan pedagang mengurangi timbangan dan takaran barang yang dijual)? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain : …………….. 3. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah melakukan tlaqqi rukhban (mencegat pedagang yang membawa barang dari tempat produksi sebelum sampai pasar)? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain : …………….. 4. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah melakukan perdagangan najasyi (praktek perdagangan di mana seseorang berpura-pura sebagai pembeli yang menawar tinggi harga barang dengan disertai memujimuji kualitas barang tersebut secara tidak wajar tujuannya untuk menaikkan harga barang)? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain : ……………..
179
5. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah memperdagangkan barang haram atau memperjualbelikan barang-barang yang telah dilarang dan diharamkan oleh al-Qur’an seperti babi, darah, dll.? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain : …………….. 6. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah melakukan perdagangan secara riba (pengambilan tambahan dalam transaksi jual beli ataupun pinjam meminjam yang berlangsung secara zalim dan bertentang dengan prinsip-prinsip mu’amalah secara islami)? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain : …………….. 7. Apakah menurut anda pedagang pasar tradisional pernah ada yang menyembunyikan atau tidak memberitahukan kecacatan pada produk yang dijual? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain : …………….. 8. Apakah menurut anda pedagang pasar tradisional memberikan pelayanan yang baik selama anda berbelanja? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain : …………….. 9. Apakah menurut anda pedagang pasar tradisional dalam menentukan harga sesuai dengan keinginan pasar? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain : ……………..
180
10. Apakah menurut anda pasar tradisional harus memperbaiki infrastrukturnya agar dapat mengimbangi keberadaan pasar modern? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain : …………….. 11. Apakah menurut anda pasar tradisional harus memperbaiki sarana dan prasarana seperti toilet, tempat parkir dan tempat beribadah? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain : …………….. 12. Apakah menurut anda perlu diadakannya renovasi terhadap pasar tradisional? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain : …………….. 13. Apakah menurut anda pasar tradisional harus melakukan penataan tempat berdagang mereka untuk menciptakan ketertiban dan kenyamanan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain : …………….. 14. Apakah menurut anda pasar tradisional harus membuat promosi atau iklan? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain : …………….. 15. Menurut anda apakah diperlukan peran pemerintah untuk mengatasi persaingan pasar modern dan pasar tradisional? a. Ya b. Tidak Jawaban Lain : ……………..
181