77
DAFTAR PUSTAKA Akerele O. 1991. Medicinal plants: policies and priorities. Di dalam:Akerele O, Heywood V, Synge H, editor. Conservation in Medicinal Plants. Cambridge: Cambridge University Press. Amzu E. 2007. Sikap Masyarakat Dan Konservasi. Suatu Analisis Kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.) Sebagai Stimulus Tumbuhan Obat Bagi Masyarakat, Kasus di Taman Nasional Meru Betiri. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Azwar S. 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ballantyne R, Pocker J, Hughes K. 2007. Environmental awareness, interest and motives of botanic gardens visitors: implication for interpretive practice. Tourism Management 29 (2000): 439-444. [Balittro] Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. 2010. Wanafarma melestarikan hutan dengan tanaman obat. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol.32/6. Bogor: Balitro. [Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2003. Indonesia biodiversity strategy and action plan. Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia 2003- 2020. Jakarta: Bappenas. [Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2010. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014. Buku 1 Prioritas Nasional. Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. Barazani O, Avi Perevolotsky, Rivka Hadas. 2008. A problem of the rich: prioritizing local plant genetic resources for ex situ conservation in Israel. Biological Conservation 141:596–600. Bari A dan Supriatna N. 1999. Pemikiran tentang pendidikan konservasi di Indonesia. Di dalam: Darnaedi D, Irawati, Wiriadinata, Abdulhadi R, Suhirman, Puspitaningtyas DM, Asikin D, Hadiah JT, Widyatmoko D, editor. Prosiding Seminar Nasional Konservasi Flora Nusantara; Bogor, 23 Jul 1997. Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI. hlm 85-90. Basuki, Bargumono, Lagiman, Nurugaini. 1999. Peran perguruan tinggi dalam meningkatkan pengetahuan konservasi flora. Di dalam: Darnaedi D, Irawati, Wiriadinata, Abdulhadi R, Suhirman, Puspitaningtyas DM, Asikin D, Hadiah JT, Widyatmoko D, editor. Prosiding Seminar Nasional Konservasi Flora Nusantara; Bogor 2-3 Jul 1997. Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI. hlm 93-98. [CBD] The Secretariat of The Convention on Biological Diversity. 2002. Global Strategy for Plant Conservation. Montreal, Quebec: CBD-UNEP. Chai PK. 2006. Medicinal Plants of Sarawak. Kuching: Lee Miing Press. Chevallier A. 2001. Encyclopedia of Medicinal Plants. London: A Darling Kindersley Book Crane P.R., Stephen D. Hopper, Peter H. Raven and Dennis W. Stevenson. 2009. Plant science research in botanic gardens. Trends in Plant Science Vol.14 No.11. Cell Press.
78
Dalimarta S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1-2. Jakarta: Trubus Agriwidya. Damayanti EK, Zuhud EAM, Sangat HM, Permanasari T. 2009. Pemanfaatan dokumentasi pengetahuan lokal tumbuhan obat untuk mewujudkan masyarakat mandiri kesehatan. Di dalam: Purwanto Y dan Waluyo EB, editor, Keanekaragaman Hayati, Budaya, dan Ilmu Pengetahuan, Prosiding Seminar Nasional Etnobotani IV; Cibinong, 18 Mei 2009. Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI. hlm 239-244. Darnaedi D. 2001. Kebun raya dan peranannya dalam konservasi tumbuhan. Di dalam: Arisoesilaningsih E, Yanuwiadi B, Indriyani S, Yulistyarini T, Ariyanti E, Yulia ND, Soejono, editor. Prosiding Seminar Nasional Konservasi dan Pendayagunaan Keanekaragaman Tumbuhan Lahan Kering; Purwodadi, 30 Jan 2001. Purwodadi: Kebun Raya Purwodadi, LIPI dan Universitas Brawijaya Malang. hlm 19. [Dephut] Departemen Kehutanan. 2008. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.57/Menhut-II/2008 Tentang Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008 – 2018. Jakarta:Dephut. Dermawan R. 2009. Model Kuantitatif Pengambilan Keputusan & Perencanaan Strategis. Bandung: Alfabeta. Dhar U, Ranbeer S, Rawal, Upreti J. 2000. Setting priorities for conservation of medicinal plants, a case study in the Indian Himalaya. Biological Conservation 95: 57-65. Ditjen POM. 2001. Kebijakan Nasional Pengembangan Obat Tradisional. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Diwyanto K. 2002. Peranan plasma nutfah tumbuhan obat dan aromatik untuk menunjang kesinambungan bahan baku industri. Di dalam: Naiola BP, Chairul, Hoesen DSH, Hartutiningsih, Utami NW, Panggabean G, Praptiwi, Purwanto, Kahono S, Juhaeti T, Jamal Y, Suryasari Y, editor Prosiding Simposium Nasional II Tumbuhan Obat dan Aromatik APINMAP; Bogor, 810 Agu 2001. Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI. hlm 38-49. Djumidi, Widiyastuti Y, Sugiarso S, Sutjipto. 1999. Strategi konservasi tumbuhan obat langka di BPTO Tawangmangu. Di dalam: Darnaedi D, Irawati, Wiriadinata, Abdulhadi R, Suhirman, Puspitaningtyas DM, Asikin D, Hadiah JT, Widyatmoko D, editor. Prosiding Seminar Nasional Konservasi Flora Nusantara; Bogor, 2-3 Jul 1997. Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI. hlm 12-14. Donaldson JS. 2009. Botanic gardens science for conservation and global change. Trends in Plant Science Vol.14 No.11. Cell Press. Eisai. 1986. Medicinal Herb Index in Indonesia. Jakarta: PT Eisai Indonesia. Goh SH, Chuah CH, Mok JSC, Soepadmo R. 1995. Malaysian Medicinal Plants for The Treatment of Cardiovascular Diseases. Selangor: Pelanduk Publications. Goss AM. 2004. The Floracrats: Civil Science, Bureaucracy and Institutional Authority in The Netherlands East Indies and Indonesia, 1840-1970. USA: The University of Michigan. Hamilton A. 2008. Medicinal Plants In Conservation and Development. Case Studies and Lessons Learnt. Salisbury, UK: Plantlife International.
79
Hamilton A. 2009. Medicinal plants, conservation and livelihoods. Biodiversity and Conservation 13: 1477–1517. Netherlands : Kluwer Academic Publishers. Hartini S. 2005. Jenis-jenis flora berpotensi di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk, Sumatera Utara. Ekologia, Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Vol. 5 No.2 Oktober 2005. Bogor: Universitas Pakuan. Hasnam EA, Hadad, Bermawi N. Sudjindro, Novarianto. 2000. Konservasi Plasma Nutfah Tanaman Industri. Makalah disampaikan pada Pertemuan Komisi Nasional Plasma Nutfah di Puslitbangtri, Bogor tanggal 22-23 November 2000. Helmi 2008. Pemanfaatan, Potensi Tumbuhan Obat Alami dan Keamanannya. Malang: Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Malang. Herlina. 2010. Pengembangan Budidaya Tumbuhan Obat Herbal sebagai Komoditas Agribisnis Berbasis Kearifan Lokal dalam Konsep Bioregion.
akses 16 Maret 2011 Heywood V. 1991.Botanic gardens and the conservation of medicinal plants. Di dalam: Akerele O, Heywood V, Synge H, editor. Conservation in Medicinal Plants. Cambridge: Cambridge University Press. Hidayat S. 2005. Ramuan Tradisional ala 12 Etnis Indonesia. Jakarta: Penebar Swadaya. Hidayat S, Putri WU, Isnaini Y, Kusuma YWC. 2006. Koleksi Sayang Koleksi Tumbang Mengenang Bencana Angin Puting Beliung 1 Juni 2006. Jakarta: LIPI Press. Hidayat S. 2006. Tumbuhan Obat Langka di Pulau Jawa Populasi dan Sebaran. Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. Hidayat S. 2007. Kajian keberadaan tumbuhan obat liar di kawasan hutan Taman Nasional Meru Betiri. Ekologia, Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Vol.7 No.2 Oktober 2007. Bogor: Universitas Pakuan. Hidayat S. 2008. Khasiat Herbal Berdasar Warna, Bentuk, Rasa, Aroma dan Sifat. Jakarta: Flona serial. Hidayat S. 2009. Toponimi Bogor dalam dunia tumbuhan sebagai salah satu kajian dasar etnobotani. Di dalam: Purwanto Y dan Waluyo EB, editor. Keanekaragaman Hayati, Budaya, dan Ilmu Pengetahuan, Prosiding Seminar Nasional Etnobotani IV; Cibinong, 18 Mei 2009. Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI. hlm 12-20. Hidayat S dan Wahyuni S. 2010. Tumbuhan Obat Berpotensi Hias. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Hidayat S. 2010. Laporan Akhir Kegiatan Program Insentif Bagi Peneliti dan Perekayasa. Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. [IUCN] International Union For the Conservation of Nature and Natural Resources. 2010. IUCN Red List of Threatened Spesies. Version 2010.2. akses 18 Agustus 2010. Jackson PSW and Sutherland LA. 2000. International Agenda for Botanic Gardens Conservation International. UK: BGCI. Kala CP. 1999. Status and conservation of rare and endangered medicinal plants in the Indian trans-Himalaya. Biological Conservation 93 (2000): 371-379
80
Kerkvlieta J & Langpap C. 2007. Learning from endangered and threatened species recovery programs: A case study using U.S. endangered species act recovery score. Ecological Economic 63:499 – 510. [KLH] Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup. 1997. Ringkasan Agenda 21 Indonesia (Strategi Nasional untuk Pembangunan Berkelanjutan). Jakarta: KLH. Lasmadiwati E. 2001. Panduan Percontohan Tanaman Obat Taman Sringanis. Bogor: Taman Sringanis. Langpap C. 2005. Conservation of endangered species: can incentives work for private landowners? Ecological Economics 57:558–572. www.elsevier.com/locate/ecolecon Lascurain M, Lopez C, Sharrock S. 2008. The role of botanic gardens in supporting the conservation and sustainable use of non-timber forest products. BGjournal. Journal of Botanic Gardens Conservation International Vol.5/1 : 16-19. Leadlay E and Greene J. 1998. The Darwin Technical Manual for Botanic Gardens. London, UK: Botanic Gardens Conservation International. Leunufna S. 2007. Kriopreservasi untuk konservasi plasma nutfah tanaman: peluang pemanfaatannya di Indonesia. Jurnal AgroBiogen 3(2):80-88. Bogor: BB Biogen. [LIPI] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2002. Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 1151/M/2001 Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta: Biro Organisasi dan Kepegawaian, LIPI. Mackinnon K. 1993. Pengelolaan Kawasan yang Dilindungi di Daerah Tropika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Meelis P, Rein K, Reier U, Tuvi EL, Roosaluste E, Vellak A, Zobel M. 2004. Grouping and prioritization of vascular plant species for conservation: combining natural rarity and management need. Biological Conservation 123 (2005) 271–278. Meilleur B and Hodgkin T. 2004. In situ conservation of crop wild relatives: status and trends. Biodiversity and Conservation 13: 663–684. Muharso. 2000. Kebijakan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Indonesia. Makalah seminar “Tumbuhan Obat di Indonesia”, Kerjasama Indonesian Resource Centre for Indigenous Knowledge (INRIK), Universitas Pajajaran dan yayasan Ciungwanara dengan Yayasan KEHATI. 26-27 April 2000. Müller S and Wille. 2001. Gardens of paradise. Endeavour Vol. 25(2) 2001. Elsevier Science Ltd. Noerdjito dan Maryanto. 2005. Kriteria Jenis Hayati Yang Harus Dilindungi Oleh dan Untuk Masyarakat Indonesia. Bogor: Pusat Penelitian Biologi,LIPI. [NSC] Nature Serve Conservation. 2010. Nature Serve Conservation Status. akses 6 Agustus 2010. Padua LS. Bunyapraphatsara N. Lemmens RHMJ. 1999. Plant Resources of South-East Asia No.12(1): Medicinal and Poisonous Plants 1. Leiden: Backhuys Publishers. Pramono E. 2001. Prospek dan potensi pengembangan komoditas agromedicine di Indonesia. Di dalam: Naiola BP, Chairul, Hoesen DSH, Hartutiningsih, Utami NW, Panggabean G, Praptiwi, Purwanto, Kahono S, Juhaeti T, Jamal
81
Y, Suryasari Y, editor. Prosiding Simposium Nasional II Tumbuhan Obat dan Aromatik APINMAP; Bogor, 8-10 Agu 2001. Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI. hlm 31-37. Pudjiastuti. 2009. Profile penggunaan ramuan tanaman obat oleh pengobat tradisional untuk menanggulangi penyakit rematik di Daerah Istimewa Yogyakarta. Di dalam: Purwanto Y dan Waluyo EB, editor. Keanekaragaman Hayati, Budaya, dan Ilmu Pengetahuan, Prosiding Seminar Nasional Etnobotani IV; Cibinong, 18 Mei 2009. Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI. hlm 298-304. Purwanto Y. 2001. Studi etnomedisinal dan fitofarmakope tradisional di Indonesia. Di dalam: Naiola BP, Chairul, Hoesen DSH, Hartutiningsih, Utami NW, Panggabean G, Praptiwi, Purwanto, Kahono S, Juhaeti T, Jamal Y, Suryasari Y. editor. Prosiding Simposium Nasional II Tumbuhan Obat dan Aromatik APINMAP; Bogor, 8-10 Agu 2001. Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI. hlm 96-109. Purwanto Y dan Waluyo EB. 2010. Keanekaragaman Hayati, Budaya, dan Ilmu Pengetahuan, Prosiding Seminar Nasional Etnobotani IV; Cibinong, 18 Mei 2009. Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Rahayu M, Susiarti S, Purwanto Y. 2007. Kajian pemanfaatan tumbuhan hutan non kayu oleh masyarakat lokal di kawasan konservasi PT Wira Karya Sakti Sungai Tapa-Jambi. Biodiversitas, Journal of Biological Diversity Vol.8 No.1. Januari 2007. hal 73-79. Surakarta: Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Sebelas Maret. Rahayu M dan Rugayah. 2007. Pengetahuan tradisional dan pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat lokal Pulau Wawoni, Sulawesi Tenggara. Berita Biologi, Jurnal Ilmiah Nasional 8 (6) Desember 2007. hal 489-500. Bogor: Pusat Penelitian Biologi, LIPI. Rahayu M dan Rugayah. 2010. Pengetahuan lokal dan pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat lokal Pulau Kabaena, Sulawesi Tenggara. Berita Biologi, Jurnal Ilmiah Nasional 10 (1) April 2010. hal 67-75. Bogor: Pusat Penelitian Biologi, LIPI. Rai LK, Prasad P, Sharma E. 2000. Conservation threats to some important medicinal plants of the Sikim Himalaya. Biological Conservation 93: 27-33. Rideng IM. 1999. Pendidikan konservasi flora melalui pendidikan sekolah: pelaksanaan dan masalahnya. Di dalam: Darnaedi D, Irawati, Wiriadinata, Abdulhadi R, Suhirman, Puspitaningtyas DM, Asikin D, Hadiah JT, Widyatmoko D, editor. Prosiding Seminar Nasional Konservasi Flora Nusantara; Bogor, 2-3 Jul 1997. Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI. hlm 99-102. Riduwan dan Akdon. 2009. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta. Risna RA, Kusuma YWC, Widyatmoko D, Hendrian dan Pribadi DO. 2010. Spesies Prioritas untuk Konservasi Tumbuhan Indonesia. Seri I Araceae, Cyatheaceae, Nepenthaceae, Orchidaceae. Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LIPI. Rudjiman, Adriyani, Indriyatno, Wiguno, Fauzie L, Nuraida, Saraswati R. 2003. Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I-IX. Jakarta: Yayasan Sarana Wanajaya
82
Ruslan J dan Sastrapradja. 2008. Kebun Botani dan Masyarakat. Serpong: Puspiptek. Said RM. 1972. Pharmacographia Indica. India: Hamdard Institute. Sangat HM, Zuhud EAM, Damayanti EK. 2001. Kamus Tumbuhan Obat Indonesia (Etnofitomedika 1). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Sari R, Sutrisno, Hendrian, Puspitaningtyas DM, Darwandi, Hidayat S, Yuzammi, Suhendar. 2005. Renstra PKT-KRB 2005-2009. Planting the Future. Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor. Sastrapradja SD. 2000. Pengelolaan Sumber Hayati Indonesia. Kasus Khusus Tumbuhan Obat. Makalah seminar “Tumbuhan Obat di Indonesia”, Kerjasama Indonesian Resource Centre for Indigenous Knowledge (INRIK), Universitas Pajajaran dan yayasan Ciungwanara dengan Yayasan KEHATI. 26-27 April 2000. Sastroamidjojo S. 1997. Obat Asli Indonesia. Jakarta:Dian Rakyat. Schopp-Guth A and Fremuth W. 2001. Sustainable use of medicinal plants and nature conservation in The Prespa National Park area, Albania. Medicinal Plant Conservation 7: 5–8. Shan-an H and Zhong-ming C. 1991. The role of Chinese Botanical Gardens in conservation of medicinal plants. Di dalam: Akerele O, Heywood V, Synge H, editor. Conservation in Medicinal Plants. Cambridge: Cambridge University Press. Sharrock and Oldfield. 2011. The GSPC targets for 2020. BGjournal. Journal of Botanic Gardens Conservation International Volume 8 /1 Januari 2011. UK: BGCI. Sinambela JM. 2002. Pemanfaatan plasma nutfah dalam industri obat-obatan. Buletin Plasma Nutfah 8(2): 78-83. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Siswanto YW. 2004. Penanganan Hasil Panen Tanaman Obat Komersial. Jakarta: Penebar Swadaya. Solikin. 2009. Potensi jenis-jenis herba liar di Kebun Raya Purwodadi sebagai obat. Di dalam: Setiawan, Rahayu S, Rumhayati B, Alghofari AR, Naba A, Maryanto S, Widodo, editor. Proceeding Basic Science National Seminar; Malang, February 21st 2009. Malang: Brawijaya University. p VIII-47 -52 Suharmiati dan Handayani L. 2006. Cara Benar Meracik Obat Tradisional. Jakarta: AgroMedia Pustaka. Suhirman. 1999. Ex situ conservation management. Di dalam: Darnaedi D, Irawati, Wiriadinata, Abdulhadi R, Suhirman, Puspitaningtyas DM, Asikin D, Hadiah JT, Widyatmoko D, editor. Prosiding Seminar Nasional Konservasi Flora Nusantara; Bogor, 2-3 Juli 1997. Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI. hlm 12-14. Suhirman. 2001. Strategi konservasi keanekaragaman tumbuhan lahan kering. Di dalam: Arisoesilaningsih E, Yanuwiadi B, Indriyani S, Yulistyarini T, Ariyanti E, Yulia ND, Soejono, editor. Prosiding Seminar Nasional Konservasi dan Pendayagunaan Keanekaragaman Tumbuhan Lahan Kering; Purwodadi, 30 Januari 2001. Purwodadi: Kebun Raya Purwodadi, LIPI dan Universitas Brawijaya Malang. hlm 14-18.
83
Sumitomo EH. 2004. Permintaan dan Peramalan Kunjungan Wisatawan di Kebun Raya Bogor. Bogor: Program Agribisnis, Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Tilaar M. 2004. Meraih citra Indonesia sebagai produsen bahan baku berbasis tumbuhan OKA melalui penggalangan potensi anak bangsa. Makalah pada Seminar Tumbuhan Obat, Kosmetika, dan Aromatik. Bogor: Puslit Biologi. Valkenburg JLCH and Bunyapraphatsara N. 2001. Plant Resources of South-East Asia No.12(2) Medicinal and Poisonous Plants 2. Leiden: Backhuys Publisher. Waluyo EB. 2009. Etnobotani: memfasilitasi penghayatan, pemutakhiran pengetahuan dan kearifan lokal dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar ilmu pengetahuan. Di dalam: Purwanto Y dan Waluyo EB, editor, Keanekaragaman Hayati, Budaya, dan Ilmu Pengetahuan, Prosiding Seminar Nasional Etnobotani IV; Cibinong, 18 Mei 2009. Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI. hlm 12-20. Wardah. 2005. Pemanfaatan tumbuhan pada masyarakat Kasepuhan desa Cisungsang di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun, Kabupaten Lebak Banten. Berita Biologi, Jurnal Ilmiah Nasional 7 (6) Desember 2005. hal 323-332. Bogor: Pusat Penelitian Biologi, LIPI. Waylen K. 2006. Botanic gardens: using biodiversity to improve human wellbeing. Medicinal Plant Conservation Vol.12. IUCN Species Survival Commission. Bonn: Bundesamt fur Naturschutz. Wedelia L. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan ke Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor. Bogor: Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. [WHO-IUCN-WWF-TRAFFIC]. 2010. Draft: Guidelines on The Conservation of Medicinal Plants. Winarto WP. 2007. Tanaman Obat Indonesia untuk Pengobat Herbal. Jakarta: Karyasari Windadri FI, Rahayu M, Uji T, Rustiami H. 2006. Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat oleh masyarakat local suku Muna di Kecamatan Wakarumba, kabupaten Muna, Sulawesi Utara. Biodiversitas, Journal of Biological Diversity, Vol.7 No.4. hal 333-339. Surakarta: Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Sebelas Maret. Wirasena P. 2010. Peran Kearifan Lokal Dalam Penyelamatan Sumber Daya Genetik Tanaman Hutan di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tananam. Bogor :Balitbang Kehutanan. Yuzammi, Sutrisno, Sugiarti. 2006. Manual Pembangunan Kebun Raya. Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor, LIPI. Zuhud EAM. 2009. Potensi hutan tropika Indonesia sebagai penyangga bahan obat alam untuk kesehatan bangsa. Jurnal Bahan Alam Indonesia. Vol. VI No. 6. hal. 45-50. Jakarta: Puslitbang Farmasi, Departemen Kesehatan.