HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DALAM MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUP DR.SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Cornelia Dede Yoshima Nekada INTISARI Latar Belakang : Gagal ginjal kronis adalah penurunan fungsi ginjal secara progresif sehingga terjadi akumulasi toksin dalam tubuh. Penyakit gagal ginjal kronik kini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dipertahankan dengan cara dialysis dan tentunya membutuhkan biaya mahal untukpengobatan yang terus berlangsung seumur hidup pasien. Dalam upaya mempertahankan keadaan pasien salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan hemodialisis. Untuk mendukung pasien dalam manjalani hemodialisis sangat dibutuhkan dukungan keluarga sehingga dapat mempengaruhi kepatuhan pasien. Hal ini dimaksudkan dapat mempertahankan kondisi pasien dan juga dapat mencegah kondisi pasien yang lebih buruk. Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Data diambil dengan teknik accidental sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 pasien gagal ginjal kronik yang minimal telah menjalani hemodialisis selama 3 bulan dengan jadwal 2-3 kali seminggu. Data diolah dan dianalisis dengan analisis chi square dengan α=0,05 dan tingkat kepercayaan 95%. Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian terhadap 50 pasien gagal ginjal kronik yang minimal telah menjalani hemodialisis selama 3 bulan di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten diperoleh 86,0% yang termasuk kategori ada dukungan keluarga dan 82,0% patuh dalam menjalani hemodialisis. Hasil pengujian hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten didapatkan nilai chi square hitung (X2) sebesar 11,814 ( > chi square tabel yaitu 3,841) dengan P- value atau asympd sig (2-sided) sebesar 0,001. Keeratan hubungannya dilihat dari nilai C yaitu 0,267 yang artinya termasuk kategori rendah (0,2000,399).. Kesimpulan : Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten. Kata Kunci : Dukungan keluarga, Kepatuhan, Hemodialisis.
dalam
A. Latar Belakang Gagal
Ginjal
adalah
hal
pembuangan
penyaringan elektrolit
tubuh,
keseimbangan
cairan
sebuah penyakit dimana fungsi
menjaga
organ
mengalami
dan zat kimia tubuh seperti
penurunan hingga akhirnya tidak
sodium dan kalium di dalam
lagi mampu bekerja sama sekali
darah
ginjal
atau
produksi
urine.
Penyakit ginjal memang tidak
apabila
penderita
menular,
bisa
melakukan
pengobatan
dan
teratur.
tetapi
mengakibatkan
kematian
tidak
dibutuhkan biaya mahal untuk
Berdasarkan
pengobatan
yang
terus
pendahuluan yang dilakukan di
berlangsung
seumur
hidup
unit
ginjal
dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten
dapat dibagi menjadi dua macam
pada tanggal 6 Desember 2011
yakni Gagal Ginjal Akut (GGA)
tertulis jumlah pasien gagal ginjal
dan Gagal Ginjal Kronik (GGK).
kronik pada bulan November-
pasien.Penyakit
gagal
Gagal
studi
hemodialisis
RSUP
akut
Desember yang rutin menjalani
tiba-
hemodialisis sebanyak 94 orang,
tiba.Pada kasus ini fungsi ginjal
dengan kunjungan dua kali dalam
mengalami
seminggu (data rekam medik
biasanya
ginjal
hasil
secara
terjadi
secara
penurunan
secara
mendadak.Meskipun begitu, bila
ruang
ditangani dengan baik, penderita
Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten).
Gagal Ginjal Akut dapat sembuh dengan Gagal
sempurna.Sedangkan, Ginjal
hemodialisis
RSUP
Berdasarkan belakang
dan
latar hasil
studi
Kronik
terjadi
pendahuluan diatas, maka penulis
bisa
dalam
tertarik
untuk
melakukan
hitungan bulan, bahkan dalam
penelitian
tentang
“Hubungan
hitungan
GGK
antara
dapat
dengan Kepatuhan Pada Pasien
perlahan-lahan,
tahun.Sifatnya
tidak
disembuhkan.Memburuknya fungsi
ginjal
bisa
dihambat
Gagal
Dukungan
Ginjal
Kronik
Keluarga
Dalam
Menjalani Hemodialisis di RSUP
a. Diketahuinya
Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten”.
dukungan
gambaran
keluarga
pada
pasien gagal ginjal kronik dalam
B. Rumusan Masalah
mengantarkan
Berdasarkan latar belakang
hemodialisis.
diatas, maka rumusan masalah
b. Diketahuinya
dalam
penelitian
“Adakah
adalah
kepatuhan
Hubungan
antara
gagal ginjal kronik dalam
Keluarga
dengan
Dukungan Kepatuhan
Pada
ini
gambaran
Pasien
Gagal
pada
pasien
menjalani hemodialisis. c. Diketahuinya
keeratan
Ginjal Kronik dalam Menjalani
hubungan antara dukungan
Hemodialisisdi RSUP Dr.Soeradji
keluarga dengan kepatuhan
Tirtonegoro Klaten?”
pada pasien gagal ginjal kronik
1. Tujuan Umum
METODE PENELITIAN
Mengetahui Hubungan antara Keluarga
dengan
A. Jenis Penelitian Jenis
penelitian
Kepatuhan Pada Pasien Gagal
digunakan
Ginjal Kronik dalam Menjalani
kuantitatif
Hemodialisis
RSUP
rancangan
penelitian
Tirtonegoro
digunakan
adalah
Dr.Soeradji Klaten. 2. Tujuan Khusus
menjalani
hemodialisis.
C. Tujuan Penelitian
Dukungan
dalam
di
adalah
yang
penelitian
non-eksperimental, yang deskriptif
analitik dengan studi korelasi yaitu penelitian hubungan antara dua variabel pada suatu situasi yang
bertujuan
mendiskripsikan
mendapat
gambaran
atau
RSUP
Dr.Soeradji
Tirtonegoro
secara
Klaten karena rumah sakit ini
keseluruhan terhapdap objek yang
merupakan salah satu rumah sakit
diteliti melalui data sampel dan
yang
populasi (Notoatmodjo, 2010).
hemodialisis
memiliki
fasilitas
serta
merupakan
Pendekatan yang digunakan
rumah sakit rujukan terbesar di
adalah pendekatan cross sectional
kota Klaten, khususnya rujukan
yaitu metode pengambilan data
pada pasien gagal ginjal kronik
variabel bebas dan terikat hanya
dalam
dalam waktu satu kali dan tidak ada
sehingga dimungkinkan pasiennya
tindak lanjut. Pada penelitian ini
cukup banyak. Waktu penelitian
meneliti
dilaksanakan pada tanggal 26 April
tentang
dukungan
keluarga dengan kepatuhan pasien gagal
ginjal
menjalani
kronik
dalam
hemodialisis
dalam
menjalani
hemodialisis
sampai 28 April 2012. C. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi penelitian
waktu yang bersamaan dengan
Populasi
subjek yang telah ada. Metode ini
generalisasi
bertujuan memperoleh data yang
objek/subjek
lengkap dalam waktu yang relatif
kuantitas dan karakteristik tertentu
cepat.
yang ditetapkan oleh peneliti untuk
B. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di ruang
hemodialisis
Dr.Soeradji
RSUP
Tirtonegoro Klaten.
Peneliti melakukan penelitian di
adalah yang
wilayah
terdiri
yang
atas
mempunyai
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan Populasi
dalam
(Sugiyono,2007). penelitian
ini
adalah semua pasien gagal ginjal kronik
yang
rutin
menjalani
hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji
1) Pasien gagal ginjal kronik
Tirtonegoro Klaten sebanyak 94
yang
orang
hemodialisis
di
seminggu dua kali, dari bulan
Dr.Soeradji
Tirtonegoro
November 2011 sampai Januari
Klatendengan jadwal 2-3
2012.
kali
2. Sampel penelitian
selama minimal 3bulan.
dengan
Sampel
jadwal
adalah
rutin
sebagian
menjalani
dalam
2) Pasien
yang
RSUP
seminggu,
bersedia
yang diambil dari keseluruhan
menjadi responden dengan
objek
menandatangani
yang
dianggap populasi
diteliti
mewakili
dan seluruh
(Notoatmodjo,2003).
Dalam melakukan penelitian keperawatan,
consent. 3) Bisa membaca. b. Kriteria
ketika
menentukan sampel digunakan
dan eksklusi, dimana kedua
penelitian
kriteria
fisiknya).
menentukan
dapat
atau
tidaknya sampel digunakan. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dari subjek penelitian
inklusi
sebagai berikut :
untuk
(sudah
parah
harus
diambil
diperoleh
kondisi
dengan
perhitungan rumus menurut Sugiyono (2007) yaitu sebagai berikut: N
meliputi
dilakukan
Perhitungan besar sampel yang
adalah sebagai berikut: a.Kriteria
meliputi
Pasien dengan keadaan yang tidak memungkinkan
yang
eksklusi
sebagai berikut
kriteria, yaitu kriteria inklusi
tersebut
informed
n= 1+ N(d2)
Keterangan :
n : besar sampel N : besar populasi d :
tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan
Jadi pasien yang menjalani hemodialisis yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling yaitu metode pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil sampel atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di tempat penelitian. Pada penelitian ini peneliti akan mengambil responden yang ada di tempat penelitian yaitu pasien gagal ginjal yang kebetulan ada di unit hemodialisis RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang telah ditentukan dan bersedia menjadi responden dengan mengisi informed consent.
ada di kriteria ekslusi adalah 49 orang.
HASIL
PENELITIAN
DAN
yang
A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dulunya bernama RSUP Tegalyoso yang kemudian berganti nama sesuai Kesehatan
RI
SK Nomor
142/Menkes/SK/XII/1997 pada tanggal 20 Desember 1997. RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro merupakan rumah sakit kelas B
pendidikan.
RSUP
Dr.
Soeradji
Tirtonegoro ini berada di Jl. Dr. RT. Soeradji Tirtonegoro No.1 Klaten, Jawa Tengah.
dari
RSUP
Dr.
Soeradji
Tirtonegoro adalah menjadi rumah sakit
PEMBAHASAN
Menteri
Visi
berkualitas
dan
mandiri
alam
pelayanan, pendidikan, dan penelitian di bidang
kesehatan
Sedangkan
tingkat
misinya
nasional. adalah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna, berkualitas dan terjangkau; menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan ilmu bidang kesehatan dengan standar mutu yang tinggi; mewujudkan kepuasan pelanggan untuk mencapai kemandirian rumah sakit; meningkatkan kesejahteraan karyawan. RSUP
Dr.
Soeradji
Tirtonegoro
memiliki beberapa unit pendukung antara
lain Instalasi Rawat Darurat, Instalasi
Desember 2011 dengan rata-rata pasien
Radiologi,
lima hingga enam orang. Pasien
Instalasi
Laboratorium,
rutin
Instalasi Bedah Sentral, Unit Hemodalisis,
melakukan hemodialisis dua kali seminggu
Unit CT Scanner, Instalasi Pemulangan
dengan jadwal Senin dan Kamis, Selasa
Jenasah, Instalasi Rehabilitasi Medik dan
dan Jumat, serta Rabu dan Sabtu.
lain-lain. Penelitian ini dilakukan di salah satu
unit
tersebut
tepatnya
di
Unit
Unit Hemodialisis sudah seperti rumah kedua
bagi
pasien
yang
melakukan
hemodialisis. Hal ini terlihat saat peneliti
Hemodialisis.
melakukan penelitian, interaksi antara Unit Hemodialisis yaitu salah satu unit perawat dengan pasien dan keluarganya yang berada dibawah naungan Direktur terlihat sangat akrab. Pasien dan keluarga Pelayanan
dan
Keperawatan.
Unit juga menyiapkan peralatan secara mandiri
Hemodialisis beroperasi sejak bulan Mei seperti linen, selimut dan menggunting 2003 dengan empat mesin dan tempat plester untuk persiapan dialisis. tidur. Unit Hemodialisis memiliki sepuluh Sebagai
salah satu
unit
penyakit
orang staf yang terdiri dari satu orang dokter spesialis penyakit dalam, dan sembilan orang perawat termasuk kepala ruang. Sampai saat ini per tahun 2012 unit hemodialisis
RSUP
Dr.
Soeradji
terminal, pelayanan secara psikososial dan spiritual
sangat
diperlukan
untuk
membantu pasien agar lebih optimis dan tetap semangat menjalani hidup dengan
Tirtonegoro Klaten memiliki Sembilan
rutin
melakukan
hemodialisa.
belas mesin dan tempat tidur. Setiap hari
melakukan
jam operasional unit hemodialisis terdiri
melihat bahwa di unit hemodialisa ada
dari tiga shift yaitu pagi dimulai pukul
pelayanan
06.00-11.00 WIB, siang dimulai pukul
spiritual secara terpisah misalnya ada staff
12.00-16.00 WIB, malam 17.00-21.00.
seorang psikiater maupun tokoh agama.
Untuk shift malam mulai beroperasi sejak
Tetapi saat penelitian, peneliti melihat
penelitian,
psikososial
peneliti
maupun
Selama tidak
secara
bahwa ada beberapa perawat memberikan
Tirtonegoro
semangat dan dukungan moril pada pasien
menjalani hemodialisis dengan jadwal
bersamaan
asuhan
rutin 2-3 kali per minggu selama
keperawatan meskipun ada juga perawat
minimal 3 bulan telah menjalani
yang tidak melakukan hal tersebut.
hemodialisis
2. Deskripsi Karakteristik Responden
bersedia menjadi responden yaitu
saat
memberikan
Responden penelitian ini adalah
sejumlah
50
Klaten
dan
yang
pasien
orang.
telah
tersebut
Karakteristik
pasien gagal ginjal kronis di Unit
responden dapat dilihat pada tabel 4.1
Hemodialisis
berikut
RSUP
Dr.Soeradji
ini
Tabel 4.1. Karakteristik responden di Unit Hemodialisis RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten pada tanggal 26 sampai 29 April 2012 (n=50). Karakteristik Jenis Kelamin Laki-laki Perampuan Status Perkawinan Kawin Janda/duda Belum kawin Pendidikan SD SMP SMA D3 SARJANA Pekerjaan PNS Wiraswasta Swasta Buruh Tidak bekerja Total Sumber : Data primer 2012 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa
pasien
yang
Jumlah
Persentase (%)
26 24
52,0 48,0
37 2 11
74,0 4,0 22,0
10 9 24 2 5
20,0 18,0 48,0 4,0 10,0
7 4 1 14 24 50
14,0 8,0 2,0 28,0 48,0 100
laki-laki yaitu sebanyak 26 responden
menjalani
(52,0%) dan perempuan sebanyak 24
hemodialisis mayoritas berjenis kelamin
responden (48,0%). Berdasarkan status
perkawinan mayoritas responden sudah
sebanyak
kawin yaitu sebanyak 37 responden
Sarjana sebanyak 5 responden (10,0%).
(74,0%),
Berdasarkan
janda/duda
sebanyak
2
2
responden
(4,0%)
pekerjaan
dan
mayoritas
responden (4,0%) dan belum kawin
responden tidak bekerja yaitu sebanyak
sebanyak
(22,0%).
24 responden (48,0%), Buruh sebanyak
mayoritas
14 responden (28,0%), PNS sebanyak 7
11
Berdasarkan
responden pendidikan
responden berpendidikan SMA yaitu
responden
(14,0%),
sebanyak 24 responden (48,0%), SD
sebanyak 4 responden (8,0%) dan Swasta
sebanyak 10 responden (20,0%), SMP
sebanyak
1
Wiraswasta
responden
(2,0%)
sebanyak 9 responden (18,0%), D3
3. Analisis Univariat a. Dukungan Keluarga Pasien Gagal Ginjal Kronik Dalam Mengantarkan Hemodialisis. Analisis data tentang dukungan keluarga pasien gagal ginjal kronik dalam mengantarkan hemodialisis yang disajikan pada tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi dukungan keluarga pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP.Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten pada tanggal 26 sampai 29 April 2012 (n=50). Dukungan keluarga Tidak ada dukungan keluarga Ada dukungan keluarga Total
Jumlah 7 43
Persentase (%) 14,0 86,0
50
100
Sumber: data primer (2012) Berdasarkan
tabel
4.2
diketahui
hemodialisis
di
RSUP
Dr.Soeradji
bahwa dukungan keluarga pasien gagal
Tirtonegoto Klaten adalah sebanyak 7
ginjal
responden (14,0%) termasuk
kronik
dalam
menjalani
kategori
tidak
ada
dan
termasuk
(86,0%)
keluarga.
b. Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal
menjalani
sebanyak
dukungan 43
Kronik
keluarga
responden
Dalam
pasien
hemodialisis
dukungan
yaitu
terkait
tim medis.
data
gagal
ada
jadwal rutin yang telah ditentukan oleh
Menjalani
Hemodialisis. Analisis
kategori
tentang
ginjal
kepatuhan
kronik
dalam
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP.Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten pada tanggal 26 sampai 29 April 2012 (n=50). Kepatuhan Tidak patuh Patuh
Jumlah 9 41
Persentase (%) 18,0 82,0
50
100
Total Sumber : data primer (2012) Berdasarkan
tabel
4.3
diketahui
Adalah sebanyak 41 responden, termasuk
bahwa kepatuhan pasien gagal ginjal
kategori patuh dan 9 respon termasuk
kronik dalam menjalani hemodialisis di
kategori
tidak
patuh
(18,0
%)
RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoto Klaten pasien gagal
4. Analisis Bivariat Analisis bivariat dalam penelitian
menjalani
ginjal
kronik dalam
hemodialisis
di
RSUP
ini menggunakan uji korelasi chi
Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten pada
square, guna mencari hubungan antara
tanggal 26 sampai 29 April 2012. Tabel
dukungan keluarga dengan kepatuhan
berikut
hasil
analisis
chi-square.
Tabel 4.4. Hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten pada tanggal 26 sampai 29 April 2012 (Chi-Square). Variabel
Kepatuhan
Patuh n %
Tidak Patuh n %
Dukungan keluarga : a. Ada 39 78,0 4 8,0 dukungan 86,0 keluarga b. Tidak ada dukungan 2 4,0 5 10,0 keluarga 14,0 Total 41 82,0 9 18,0 50 Sumber : data primer (2012) Berdasarkan diketahui
tabel
bahwa
43
11,814
P-value
0,001
7 100
4.4
dapat
terapi dan kualitas interaksi ( Niven,
hubungan
antara
2002).
dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal
X2
Jumlah n %
kronik dalam
11,814 artinya nilai ini menunjukkan
menjalani hemodialisis diperoleh hasil
bahwa chi square hitung (X2) lebih besar
yaitu chi square hitung (X2) sebesar
dari X2 tabel yaitu 11,814 > 3,841,
11,814 sedangkan nilai chi square (X2)
sehingga H0 ditolak yang berarti bahwa
tabel 3,841 dengan P- value atau
ada hubungan antara dukungan keluarga
asympd sig (2-sided) sebesar 0,001.
dengan kepatuhan pasien gagal ginjal
Keeratan hubungannya dilihat dari nilai
kronik dalam menjalani hemodialisis di
C yaitu 0,267 yang termasuk kategori
RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten.
rendah
ginjal
Nilai chi square hitung (X2) sebesar
(0,200-0,399)
dimungkinkan
karena
selain
dukungan
B. Pembahasan Hasil
olah
data
yang
telah
keluarga terdapat faktor lain yang lebih
dilakukan memperoleh penjelasan data
kuat dalam mempengaruhi kepatuhan
yang
pasien
sesuai dengan karakter dari data yang
seperti
mekanisme
misalnya
koping,
faktor
pemahaman
terhadap instruksi, perubahan model
masing-masing
dikelompokan
diperoleh adalah sebagai berikut:
pasien
tidak
sensitif
dan
hanya
mengkonsumsi obat antihipertensi secara
1. Karakteristik Responden Berdasarkan tabel 4.1 diketahui
terus menerus tanpa kontrol ke dokter,
bahwa dari 50 orang responden yang telah
kemudian kemungkinan juga dikarenakan
terdiagnosa gagal ginjal kronik yang
pasien kurang mengkonsumsi air putih
menjalani
itulah yang menimbulkan gagal ginjal
hemodialisis
hemodialisis
di
RSUP
unit
Dr.Soeradji
kronik.
Sedangkan
pada
wanita
Tirtonegoro Klaten, mayoritas berjenis
kemungkinan karena proses perjalanan
kelamin
26
penyakit DM dan hipertensi yang sudah
responden (52,0%). Menurut wawancara,
lama diderita dan gagal ginjal kronik ini
kemungkinan pasien yang berjenis kelamin
merupakan
laki-laki mengalami gagal ginjal kronik
tersebut.
laki-laki
yaitu
sebanyak
dan menjalani hemodialisis dikarenakan sebelumnya
menderita
hipertensi
dan
kurang mengkonsumsi air putih serta sering
mengkonsumsi
soft
drink.
Sedangkan 24 (48,0%) responden yang berjenis kelamin perampuan dikarenakan sebelumnya mereka mengalami riwayat penyakit diabetes mellitus dan hipertensi. Pada penelitian ini ada kemungkinan lakilaki cenderung mengabaikan gejala awal yang
menurut
teori
Colvy,
2010
mengatakan bahwa gejala gagal ginjal awal
bersifat
asymptomatis
sehingga
komplikasi
dari
penyakit
Karakteristik berdasarkan status perkawinan menggambarkan bahwa sebagian besar responden sudah kawin yaitu sebanyak 37 responden (74,0%). Bentuk dukungan yang diberikan terlihat saat menjalani cuci darah di Unit Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, sebagian besar responden yang sudah menikah ditemani saat cuci darah oleh pasangannya walaupun terkadang ada beberapa responden yang tidak ditemani oleh pasangannya tetapi ditemani oleh keluarga (anak, saudara kandung). Karakteristik responden yang menderita gagal ginjal kronik dalam menjalani Dr.Soeradji
hemodialisis Tirtonegoro
di
RSUP Klaten,
mayoritas tidak bekerja yaitu sebanyak 24 responden (48,0%). Kemungkinan hal
ini dikarenakan rata-rata pasien yang
responden (86,0%) termasuk kategori ada
melakukan
dukungan keluarga.
hemodialisa
Hemodialisa
RSUP
Tirtonegoro
Klaten
di
Dr.
Unit Soeradji
Secara umum dukungan keluarga
menggunakan
yang diperolah pasien gagal ginjal kronik
jamkesmas dan askes untuk membiayai
dalam menjalani hemodialisis termasuk
cuci darah mereka. Santoso (2009)
kategori
menyatakan bahwa di Indonesia biaya
sebanyak 43 responden (86,0%). Hal
cuci darah ditanggung negara melalui
tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
Askeskin
responden
(Asuransi
Kesehatan
ada
dukungan
mempunyai
keluarga
dukungan
Masyarakat Miskin) sejak tahun 2005.
keluarga yang baik dalam menjalani
Hal ini adalah salah satu sumber
hemodialisis. Artinya bahwa responden
dukungan instrumental dari aset materi
memperoleh
yang
(kepercayaan, perhatian, mendengarkan
membantu
dukungan
keluarga
dukungan
kearah patuh karena dapat mengatasi
atau
sarana dari segi biaya.
(informasi,
2.
Dukungan keluarga pasien gagal
petunjuk),
ginjal kronik dalam menjalani
(memberikan support dan pengakuan)
hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji
yang
Tirtonegoro Klaten.
meningkatkan kepatuhan pasien dalam
Dukungan keluarga pasien gagal
menjalani
ginjal
kronik
didengarkan),
emosional
saran
atau
dan
bagus
instrumental usulan
penghargaan
sehingga
hemodialisis.
dan
mampu
Sumber
dalam
menjalani
dukungan yang diperoleh responden ini
RSUP
Dr.Soeradji
berasal dari keluarga yaitu ayahnya,
Tirtonegoro Klaten sebanyak 7 responden
ibunya, keluarga inti (suami, istri, anak)
(14,0%) termasuk
atau dukungan dari saudara kandung
hemodialisis
di
kategori tidak ada
dukungan keluarga dan
sebanyak 43
(Friedman, 1998).
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan,
dan
penerimaan
lebih dan waktu yang lama, seperti yang
keluarga
diungkapkan oleh Pilisuk & Parks (1983)
terhadap anggota keluarga yang sakit.
cit Friedman (1998) yang menyatakan
Keluarga juga berfungsi sebagai sistem
bahwa
pendukung bagi anggotanya dan anggota
menuntut
keluarga memandang bahwa orang yang
sosial/keluarga, dan psikologis yang
bersifat
lebih besar.
mendukung
selalu
siap
memberikan pertolongan jika diperlukan.
3.
penyakit
kronis
pengorbanan
Kepatuhan
pada
biasanya ekonomi,
pasien
gagal
Dukungan keluarga dapat dibedakan
ginjal kronik dalam menjalani
menjadi
hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji
empat,
yaitu
dukungan
informasional, dukungan penghargaan,
Tirtonegoro Klaten.
dukungan instrumental, dan dukungan
Kepatuhan pasien gagal ginjal
emosional.
(Friedman,
1998)
cit
(Sutantri, 2008).
kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten
Hasil penelitian ini sedikit berbeda
termasuk pada kategori patuh sebanyak
dengan hasil penelitian Budiman (1994)
41 responden (82,0%) dan sebanyak 9
cit Sutantri (2008) yang menunjukkan
responden (18,0%) termasuk kategori
bahwa
terhadap
tidak patuh. Secara umum kepatuhan
perawatan penderita diabetes melitus ada
responden dalam menjalani hemodialisis
dalam
(73,73%).
termasuk kategori patuh. Kepatuhan
Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan
klien adalah sejauhmana perilaku klien
karena gagal ginjal kronik merupakan
sesuai dengan ketentuan yang diberikan
tahap akhir dari komplikasi penyakit
oleh
diabetes melitus dan hipertensi sehingga
2002). Pada penelitian ini responden
membutuhkan dukungan keluarga yang
yang dianggap patuh yaitu menjalani
partisipasi
partisipasi
keluarga
sedang
professional
kesehatan
(Niven,
jadwal rutin hemodialisis selama 2-3 kali
diketahui termasuk pada kategori ada
dalam
ada
dukungan
keluarga
keterangan tidak hadir. Adapun pada
responden
(86,0%)
responden yang tidak patuh dapat terlihat
kepatuhannya termasuk pada kategori
tidak adanya anggota keluarga yang
patuh sebanyak 41 responden (82,0%).
menemani ataupun keadaan badannya
Dukungan keluarga adalah menerima
yang membengkak karena timbunan
dan merasakan kenyamanan, perhatian,
cairan
diekskresi
penghargaan, dan bantuan moril maupun
melalui berkemih ataupun berkeringat
materi yang diberikan oleh anggota
dan dapat berujung pada mortalitas.
keluarga sehingga dapat meningkatkan
seminggu
dan
yang tidak
Hasil
tidak
dapat
penelitian
dan
43
tingkat
didukung
kesehatan (Cohen & Wills, 1985) cit
dengan penelitian Suparno (2008) yang
(Suparno, 2008). Kepatuhan klien adalah
menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan
sejauhmana perilaku klien sesuai dengan
penderita
ketentuan
DM
ini
sebanyak
dalam
menjalankan
pengobatan berada dalam kategori patuh (55,0%)
karena
responden
selalu
yang
diberikan
oleh
professional kesehatan (Niven, 2002). Hasil uji chi square
untuk
diingatkan dan diantar oleh keluarganya
hubungan antara dukungan keluarga
setiap jadwal berobat.
dengan kepatuhan pasien gagal ginjal dukungan
kronik dalam menjalani hemodialisis
keluarga dengan kepatuhan pasien
diperoleh hasil yaitu chi square hitung
gagal
dalam
(X2) sebesar 11,814 sedangkan nilai chi
menjalani hemodialisis di RSUP
square (X2) tabel 3,841 dengan P-
Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten.
value atau asympd sig (2-sided) sebesar
Analisis
dukungan
0,001, jadi asympd sig (2-sided) sebesar
keluarga responden dalam penelitian ini
0,001 < 0,05 yang berarti dukungan
4.
Hubungan
antara
ginjal
kronik
bivariat
keluarga
dengan
kepatuhan
pasien
karena dimungkinkan selain dukungan
gagal ginjal kronik dalam menjalani
keluarga terdapat faktor lain yang lebih
hemodialisis terdapat hubungan yang
kuat dalam mempengaruhi kepatuhan
signifikan dan terdapat hasil yang
pasien
bermakna. Sedangkan apabila dilihat
mekanisme
dari hilai chi square hitung (X2) sebesar
terhadap instruksi, perubahan model
11,814 artinya nilai ini menunjukkan
terapi dan kualitas interaksi pasien
bahwa chi square hitung (X2) lebih
dengan orang lain ( Niven, 2002).
besar dari X2 tabel yaitu 11,814 >
seperti
misalnya
koping,
faktor
pemahaman
Gagal ginjal kronik merupakan
3,841, artinya H0 ditolak yang berarti
penyakit
bahwa ada hubungan yang signifikan
seseorang seumur hidup. Gagal ginjal
dan
antara
kronik adalah penurunan fungsi ginjal
dukungan keluarga dengan kepatuhan
yang terjadi secara progresif sehingga
pasien gagal ginjal kronik
dalam
membutuhkan terapi dialysis. Pada
menjalani
RSUP
penelitian ini cara untuk pengelolaan
Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten. Dari
gagal ginjal kronik adalah dengan
hasil nilai X2 dan P-value dapat
hemodialisis.
disimpulkan
hasil
dialisis dengan menggunakan mesin
Keeratan
dialiser yang memiliki fungsi sebagai
hubungannya dilihat dari nilai C yaitu
pengganti ginjal dengan proses yaitu
0,267 yang artinya keeratan hubungan
darah dipompa keluar dari tubuh
antara
dengan
kemudian darah masuk ke dalam mesin
tingkat kepatuhan pasien gagal ginjal
dialiser, di dalam mesin dialiser darah
kronik dalam menjalani hemodialisis
dibersihkan dari zat-zat racun oleh
termasuk kategori rendah (0,200-0,399)
dialisat (suatu cairan khusus untuk
hasil
mendukung
yang
bermakna
hemodialisis
bahwa
di
kedua
hipotesis.
dukungan
keluarga
terminal
yang
Hemodialisis
diderita
adalah
dialisis), lalu setelah darah dibersihkan
kehidupan individu karena keluarga
akan dialirkan kembali ke dalam tubuh.
merupakan
Proses dialisis ini dilakukan 1-3 kali
memulai suatu hubungan interpersonal.
dalam seminggu di rumah sakit dan
Menurut Niven (2002) salah satu
konteks
awal
setiap kalinya membutuhkan waktu
syarat
sekitar 2-4 jam lamanya. Terapi ini
kepatuhan
sangat membutuhkan adanya dukungan
tujuan
keluarga
kepatuhan pada penelitian ini yaitu agar
sehingga
mempengaruhi
untuk
individu
mengembangkan
adalah
mengembangkan
kepatuhan.
Adapun
kepatuhan dari pasien dalam menjalani
kondisi
hemodialisis.
dipertahankan dan dapat dipantau dari
Dukungan
atau
seperti anemia dan hipertensi yang
penyemangat pasien yang berasal dari
kemudian dapat dicegah atau dihambat
anggota keluarga sedarah, suami, istri
dengan
dan anak dalam bentuk informasional
eritropoetin,
(informasi,
suplemen kalsium.
dorongan
saran,
usulan,
dan
mungkin
dapat
komplikasi
adalah
yang
tetap
yang
dimaksud
keluarga
pasien
tujuan
pemberian suplemen
terjadi
antihipertensi, besi
dan
petunjuk), instrumental (materi, tenaga
Banyak dari pasien-pasien yang
dan sarana), emosional (kepercayaan,
tidak patuh pernah memiliki tujuan untuk
perhatian,
mematuhi nasihat-nasihat medis pada
mendengarkan
didengarkan)
dan
atau
penghargaan
awalnya
akan
tetapi
setelah
lama
(memberikan support dan pengakuan)
menjalani
hemodialisis
merupakan faktor-faktor penting dalam
kebosanan
dan
kepatuhan terhadap program-program
keadaanya tidak membaik dan kurangnya
medis.
sangat
dukungan keluarga. Sedangkan mereka
segi
yang patuh akan dengan senang hati
Peran
berpengaruh
keluarga
dalam
setiap
mengalami
menganggap
bahwa
mengemukakan program
tujuannya
pengobatan
mengikuti
disertai
pasien
memiliki keyakinan dan sikap positif bahwa
kepatuhannya
Tirtonegoro
Klaten,
diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: 1. Dukungan keluarga terhadap pasien
menjalani
gagal ginjal kronik yang menjalani
mempertahankan
hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji
kondisinya lebih baik dan keluarganya
Tirtonegoro Klaten mayoritas berada
tetap
pada kategori ada dukungan keluarga
hemodialisis
dapat
memberikan
semangat
dan
kepercayaan atau perhatian yang kuat seperti
selalu
memberikan
yaitu 43 responden (86,0%).
petunjuk
2. Kepatuhan pasien gagal ginjal kronik
terkait dampak yang dapat muncul jika
yang menjalani hemodialisis di RSUP
tidak
Dr.Soeradji
patuh
untuk
hemodialisis,
Tirtonegoro
Klaten
menyediakan materi, tenaga dan alat
mayoritas termasuk pada kategori
transportasi/sarana untuk hemodialisis
patuh yaitu 41 responden (82,0%).
meskipun responden yang ada pada
3. Ada
hubungan
antara
dukungan
penelitian ini mayoritas menggunakan
keluarga dengan kepatuhan pasien
askeskin atau askes.
gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP Dr.Soeradji
KESIMPULAN DAN SARAN
Tirtonegoro Klaten.
A. Kesimpulan
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan tentang
Berdasarkan hasil kesimpulan di
hubungan antara dukungan keluarga
atas terdapat beberapa saran yang dapat
dengan tingkat kepatuhan pasien gagal
peneliti kemukakan dalam penelitian ini.
ginjal
Adapun saran tersebut adalah sebagi
kronik
hemodialisis
dalam di
RSUP
menjalani Dr.Soeradji
berikut: 1.
Bagi Profesi Perawat.
55
Diharapkan
bagi
profesi
perawat
keperawatan dapat melakukan riset-riset
khususnya di unit hemodialisis dapat
terkait
memperhatikan bagi pasien yang tidak
kepatuhan pasien gagal ginjal kronik yang
memiliki dukungan keluarga dan yang
menjalani hemodialisis.
tidak patuh supaya perawat memberikan dorongan baik dalam bentuk perhatian, saran
atau
petunjuk-petunjuk
akan
dukungan
3.
terhadap
Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dijadikan
keluarga
penelitian
salah
satu
ini
dapat
acuan
dalam
pentingnya kepatuhan dalam menjalani
penelitian selanjutnya. Sebaiknya peneliti
hemodialisis
selanjutnya dapat melakukan penelitian
sehingga
pasien
dapat
memunculkan semangat didalam dirinya
terkait
sendiri
mempengaruhi
kepatuhan dengan menggunakan alat ukur
keluarganya karena betapa pentingnya
yang lain, menggunakan sampel yang lebih
dukungan keluarga itu dalam proses
banyak, dan meneliti variabel-variabel lain
pengobatan seperti ini. Selain itu perawat
yang
juga harus tetap memberikan pelayanan
selain dukungan sosial atau keluarga
yang optimal dalam proses pemberian
seperti faktor pengetahuan, perubahan
asuhan keperawatan kepada pasien gagal
model
ginjal kronik yang menjalani hemodialisis
psikososial, demografi (khususnya dari
sehingga keadaan yang lebih buruk dari
segi sosio ekonominya) dan riwayat
penyakit tersebut dapat dicegah atau
penyakit. Serta dapat mentabulasi silang
diminimalisir.
antara karakteristik responden dengan
2.
variabelnya sehingga didapatkan hasil
untuk
dapat
Bagi Ilmu Keperawatan Diharapkan dalam ilmu keperawatan
yang semakin berkembang seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, bidang
dukungan
dapat
terapi,
keluarga
mempengaruhi
kualitas
yang lebih mendetail.
terhadap
kepatuhan
interaksi
atau
Daftar Pustaka Arikunto, S.(2006). Prosedur Penelitian Satu Pendekatan Praktek. Edisi V. Jakarta: Rineka Cipta Azwar, S.(2009). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar Cahyaningsih, Niken D.(2009). Hemodialisa (Cuci Darah) : Panduan Praktis Perawatan Gagal Ginjal. Jogjakarta : Mitra Cendikia Chalampa, Bams. (2011). Hubungan antara dukungan keluarga dengan kemampuan sosialisasi pada pasien menarik diri di polik jiwa di Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Skripsi (tanpa tercantum universitas). http://bamschalampaaskep.blogspot.com/2011/02/skr ipsi-hubungan-antaradukungan.html [Diakses 27 Oktober 2011] Colvy, Jack.(2010). Gagal Ginjal : Tips Cerdas Mengenali dan Mencegah Gagal Ginjal. Yogyakarta: DAFA Publishing Friedman, M.M.(1998). Keperwatan Keluarga:Teori Dan Praktik. Edisi 3. Jakarta:EGC Nursalam dan Dian N.D.K.(2007). Asuhan Keperawatan Pada Pasien HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika Nursalam dan Fransiska B. B.(2010). Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika Price, Sylvia A dan Lorraine McCarty Wilson.(2006). Patofisiologi. Jakarta: EGC Saragih, Dasita A.(2010). Internet. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di RSUP Adam Malik Medan.
Iskandar.(2008). Metodologi Penelitian dan Sosial. Jakarta: GP Press Kartama, Novi I G.(2011). Hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan lansia dalam melaksanakan senam lansia di wilayah kerja Puskesmas Kubu I Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem Bali. Skripsi, Universitas Respati Yogyakarta KDOQI.(2006). Chronic Kidney Disease 2006: A guide to select NKFKDOQI Guidelines and Recommendations. National Kidney Foundation:USA.http://www.kid ney.org Machfoedz, I.(2008). Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian. Yogyakarta: Fitramaya Niven, N.(2002). Psikologi Kesehatan.Jakarta:EGC Notoatmodjo.(2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo.(2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan Pertama. Jakarta: PT.Rineka Cipta Nursalam.(2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba medika Skripsi, Universitas Sumatra Utara. http://www.google.co.id [Diakses 27 Oktober 2011] Smeltzer, S.C dan Bare, B, G(eds).(2002). Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah Brunner Suddarth. Edisi 8. Volume 2. Jakarta : EGC Smet, B.(1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT.Grasindo Sugiyono.(2007). Statistik Untuk Penelitian. ALFABETA: Bandung Sukardi.(2002).”Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Frekuensi Kekambuhan Penderita Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta”. Skripsi,
Fakultas Ilmu Keperawatan UGM Sutantri.(2008).”Hubungan antara sikap dengan kepatuhan pasien Diabetes Mellitus dalam menjalankan pengobatan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta”. Skripsi, Fakultas Kedokteran UGM