Pengantar Redaksi Alhamdulillah mari kita panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan sehat. Salam dan shalawat semoga tercurah pada Nabi Muhammad, para sahabat, keluarga, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Pembaca Majalah Al-Hilal yang dirahmati Allah, Alhamdulillah kita dapat bertemu lagi dengan edisi kedua majalah ini. Pada kesempatan ini, kami mengangkat tema “Agar Keluarga Selalu Ditolong Allah.” Keluarga adalah miniatur terkecil dari sebuah masyarakat. Apabila sebuah keluarga baik, niscaya kebaikan itu akan mewarnai sebuah masyarakat. Ketika ma syarakat baik, maka Negara akan menjadi baik. Begitulah seterusnya. Kebaikan itu menjalar dari satu sistem terkecil hingga terbesar. Tema-tema yang kami angkat di an taranya tentang rumah yang bernuansa surgawi, keluarga yang mendapat pertolongan Allah, kesabaran seorang suami mengantarkannya meraih pertolongan Allah, kesetiaan istri kepada suaminya, dan beberapa artikel lain yang turut mewarnai majalah ini. Semoga para pembaca sekalian men dapat hikmah dari apa yang ditulis di majalah ini. Semoga semakin bertambah erat silaturrahmi di antara kita. Majalah ini secara rutin dibagikan un tuk donatur Pondok Yatim Al-Hilal. Bila Anda berminat, dapat menghubungi Pondok Yatim.
Daftar Isi Beranda...................................2 Kajian Utama.............................5 Titian.....................................20 Motivasi..................................28 Hikmah Al-Qur’an...................34 Himah Hadits...........................38 Kisah.......................................40 Cermin....................................52 Kesehatan...............................55 Berita dan Kegiatan.................61
Penerbit: Yayasan Al-Hilal Redaksi: Hendra Setiawan, Chandra Kurniawan, Afendi Jamhur, Iwan Setiawan, Handriyana Alamat Pondok Yatim: Jl. Geger kalong Hilir 205 Bandung Telp/ Faks: 022-2001776, 085257351628 (Iwan), 081321018620 (Handri) No. Rekening: Bank Mandiri No. 1320012549953 a.n. Yayasan Al-Hilal
Pondok Yatim Al-Hilal Online: pengasuhanakyatim @pondok_yatim
[email protected] www.pengasuhanakyatim.com
Beranda
Menjadi Pengasuh Anak Yatim Walau Tidak Ada Anak Yatim di Rumah Oleh: Hendra Setiawan (Ketua Yayasan Pondok Yatim Al-Hilal) ondok Yatim memiliki dua ke lompok anak yatim yang diasuh. Kelompok pertama adalah anak yatim yang diasramakan, diasuh, dijaga dan dididik langsung di asrama. Ke lompok kedua adalah anak yatim yang tinggal bersama keluarganya. Bila masih ada ibunya, tinggal dengan ibunya. Bila sudah tidak ada ibunya tinggal dengan walinya. Anak yatim datang ke pondok setiap hari untuk mengaji dan ibu/walinya minimal seminggu sekali datang ke pondok untuk mengaji atau diberi pelatihan. Biaya hidup, biaya sekolah anak yatim ditanggung oleh pondok yatim. Kelompok kedua ini kami kembangkan dan akan kami perluas ke daerah lain karena pada prinsipnya anak-anak hanya dapat mengembangkan potensi penuh mereka jika mereka memiliki keluarga yang mendukung dan melindungi lingkungan. Inilah sebabnya mengapa pondok yatim menawarkan perawatan berbasis keluarga bagi anak-anak yang
P
2
kehilangan orang tua mereka. Kelompok kedua ini juga lebih mudah untuk disebarkan ke daerah lain. Dengan kon sep ini seseorang bisa menjadi pengasuh anak yatim walau tidak mempunyai anak yatim di rumahnya. Sehingga makin banyak orang yang akan masuk dalam kategori hadits nabi: “Orang yang mengasuh anak yatim akan dekat denganku seperti dekatnya (jari tengah dan jari telunjuk.” (HR. Bukhari Muslim) Ciri khas pondok yatim dibanding lembaga anak yatim lain adalah pada sistem asuhan dan pendidikan yang diberikan kepada anak asuhnya. Pondok yatim mengusahakan su atu pendekatan melalui suatu sistem terpadu, agar anak yatim menjadi anak yang mandiri, sehat, cerdas, dan mempunyai manfaat bagi masyarakat. Itu dibangun dalam suasana keakraban keluarga. Sistem ini mengandung em pat prinsip dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai keadaan alami dan satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Pondok yatim menggunakan suatu pendekatan keluarga dalam pengasu-
han jangka panjang anak-anak yatim. Konsep ini berdasarkan pada empat hal, yaitu: 1. Ibu: Setiap anak yatim memiliki sosok ibu Anak yatim walau sudah kehilangan bapaknya. Tidak boleh kehilangan figur ibu. Karena itu, setiap anak yatim yang kami asuh harus mempunyai figur ibu. Itu bisa langsung dari ibu kandungnya (bila masih ada) atau keluarganya yang lain yang ditunjuk sebagi wali. Ibu/wali anak yatim harus mampu membangun hubungan yang mesra dengan setiap anak yang dipercayakan kepadanya, dan memberikan rasa aman, kasih sayang dan keseimbangan yang diperlukan oleh setiap anak. Ibu/ wali anak yatim merupakan poin penting dari pengasuh anak yatim. Ia diharapkan dapat mencurahkan segala kasih sayangnya, sebagaimana yang dilakukan oleh seorang ibu alami. Ibu/wali anak yatim harus benar-benar tinggal secara fisik bersama anak-anak sehingga mampu mengetahui dan menghormati latar belakang keluarga, akar budaya dari anak yatim. Sehingga ibu mampu membim bing, mengikuti perkembangan mereka, dan menjalankan segala urusan rumah tangga secara mandiri. 2. Kakak Adik: Anak yatim mempunyai kakak dan adik Sesama muslim adalah bersaudara. Di pondok yatim, seorang anak yatim mempunyai kakak dan adik. Bisa de ngan sesama anak yatim lain atau de ngan kakak asuh dari relawan. Dengan mempunyai kakak atau adik yang umurnya tidak terlalu jauh dengan dirinya,
diharapkan anak yatim mempunyai perasaan tenang, merasa memiliki ba nyak saudara dan tidak merasa sendirian. 3. Rumah: Anak yatim dan ibu/walinya tinggal di rumah dengan suasana nya man. Rumah keluarga merupakan ling kungan pertama tempat anak mendapatkan pengalaman dalam proses pendidikannya. Rumah merupakan tempat tinggal sebuah keluarga, dan setiap keluarga itu mempunyai ciri khas dan kebiasaan yang tampak dalam kehidupan sehari-hari. Di bawah atapnya, anak-anak menikmati rasa aman dan rasa memiliki. Anak-anak tumbuh dan belajar bersama-sama, saling berbagi tanggung jawab dan semua kegembiraan serta kesedihan dalam kehidupan sehari-hari. Pengasuh anak yatim akan berkunjung secara rutin ke rumah-rumah anak yatim. Bersilaturahmi sambil memantau kondisi dan perkembangan anak yatim dengan ibu/walinya. 4. Desa: Anak yatim dan keluarganya merupakan bagian dari masyarakat. Anak yatim tinggal bersama dalam suatu masyarakat, membentuk lingkungan desa yang mendukung anakanak menikmati kegembiraan masa kanak-kanak mereka. Keluarga-keluarga saling berbagi pengalaman dan bantu-membantu. Anak yatim di desa tersebut pada hakikatnya juga menjadi tanggung jawab masyarakat di desa tersebut. Karena itu masyarakat diajak untuk ikut membantu anak yatim semampunya. Bisa dengan tenaga, uang, waktu atau minimal perhatian kepada 3
anak yatim. Anak yatim dan keluar ganya juga hidup sebagai anggota yang berintegrasi dan memberikan kontribusi bagi masyarakat setempat. Melalui keluarga, desa dan masyarakat, setiap anak belajar ambil bagian secara aktif di dalam masyarakat. Hidup bersama dengan masyarakat sekeliling merupakan suatu terapi yang tepat untuk anak yatim yang sudah kehilangan bapaknya. Di samping itu, akar budaya yang kuat dari masyarakat sekeliling akan dipertahankan agar anak-anak tetap tum-
buh dalam lingkungan dan akar budaya yang sama. Kami membuka kesempatan te man-teman siapa saja untuk menjadi pengasuh anak yatim. Bapak/Ibu bisa menjadi pengasuh anak yatim walau tanpa mempunyai anak yatim di rumahnya. Cukup menyumbangkan apa yang dimiliki secukupnya saja. Bila ada kelebihan waktu sumbangkan waktunya. Bila ada kelebihan tenaga sumbangkan tenaganya. Bila ada kelebihan ilmu sumbangkan ilmunya. Bila ada kelebihan harta sumbangkan hartanya.
“Siapa yang mengasuh anak yatim dan berbuat baik pada mereka akan dijadikan baginya tirai pelindung dari api neraka.” (HR. Bukhari)
4
Kajian Utama
Rumahku Surgaku
A
llah Swt. berfirman, “Dan se sungguhnya Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu se bagai tempat tinggal.” (An-Nahl: 80) Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah Swt. menyebutkan ke sempurnaan nikmat-Nya atas hambaNya, dengan apa yang Dia jadikan bagi mereka rumah-rumah yang merupakan tempat tinggal mereka. Mereka kembali kepadanya, berlindung dan memanfaatkannya dengan berbagai macam manfaat.” Keindahan terpancar dari rumah yang didalamnya terdapat akhlakul karimah. Seorang suami yang baik beru-
saha membantu istrinya meskipun baru saja dia pulang kerja. Dia tidak melihat kelelahan yang ada pada dirinya, tetapi rasa cintanya kepada keluarga membuat semangatnya bangkit kembali. Bagi dirinya, apa yang dilakukannya akan dibalas Allah dengan pahala yang berlipat ganda. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw., “Duduknya seorang lelaki dengan istrinya kemudian membahagiakannya, pahalanya sama dengan orang yang itikaf di masjidku.” Subhanallah, ini adalah keutama an yang besar bagi kaum muslimin. Ya ng dimaksud masjidku bukan masjidmasjid yang biasa kita shalat di dalam5
nya, tetapi Masjid Nabawi di Madinah yang diberkahi Allah. Apabila kita shalat di dalamnya maka pahalanya sama dengan 10 ribu kali shalat di tempat lain. Tidakkah kita menginginkan keutamaan yang besar ini? Begitupun yang dilakukan oleh se orang istri salehah. Meskipun rasa lelah menggelayuti dirinya karena dari pagi sampai sore mengurus rumah dan anak-anak, dia masih tersenyum manis ketika bertemu dengan suaminya yang baru saja pulang bekerja. Dan, dengan setia pula dia melayani sang suami. Rasulullah Saw. bersabda, “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita salehah.” Ketika keduanya telah melakukan kebaikan ini maka terpancarlah keindahan di dalam keluarga itu. Suami akan semakin mencintai istrinya, begitupun istri akan semakin mencintai suaminya. Anak-anak yang melihat akan bahagia, saling mencintai, dan semakin hormat kepada kedua orangtuanya. Rasulullah Saw bersabda, “Tidak akan pernah memuliakan wanita kecuali lelaki yang mulia dan tidak akan pernah menghinakan wanita kecuali lelaki yang hina.” Rasulullah Saw. adalah sosok teladan terbaik yang berhasil membina rumahtangga. Fokus beliau bukan pada harta yang dengan cepat hilang apabila dimakan dan lenyap dimakan usia,
tetapi pada nilai-nilai kebaikan yang beliau tanamkan dalam diri beliau dan keluarga beliau. Dr. Aisyah Abdurrahman bercerita tentang kehidupan keluarga Rasulullah Saw, “Rumah beliau indah, meski sangat sederhana. Beliau lebih mengutamakan hidup dalam rumahnya sebagai orang zuhud. Beliau tidak pernah memaksakan sesuatu apapun terhadap istri-istrinya. Ia selalu isi kehidupan rumah tangganya dengan kehangatan dan kebersamaan yang menyenangkan.” Dalam bahasa lain, Abbas Mah mud Al-Aqqad menggambarkan bahwa Rasulullah Saw. tidak menjadikan wibawa kenabian sebagai penghalang antara beliau dan para istrinya. Malah, kadang-kadang beliau terlalu bersikap lunak terhadap para istrinya, tegur sapanya manis, dan selalu mengalah. Gambaran-gambaran tentang ru mah tangga Rasulullah Saw tersebut menjelaskan bahwa keluarga beliau tidak pernah mencari kebahagiaan melalui pintu-pintu duniawi. Mereka mencari kebahagiaan dari pintu-pintu akhlak mulia. Artinya, baik Rasulullah Saw maupun istri-istrinya menempatkan akhlak sebagai jalan utama tercapainya kebahagiaan mereka. Tak heran jika kemudian Rasulullah Saw bersabda, Baiti Jannati (Rumahku Surgaku). (by AF)
“Wahai Rabb kami, karuniakanlah kepada kami istri-istri dan anak-anak keturunan kami sebagai cahaya mata (penyenang hati) bagi kami, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Furqan: 74) 6
Berkah
Orang tua
P
ernahkah engkau memperhatikan seorang anak kecil yang sedang bersama orang tuanya? Atau, ingatkah masa kecilmu dulu sampai masa sekarang. Ingatkah betapa besar kasih sa yang kedua orang tuamu kepadamu. Ingatkah betapa besar perhatian me reka akan tempat tinggalmu, makan dan minummu, pendidikanmu, serta penjagaan mereka pada waktu malam dan siang. Ingatkah betapa besar ke khawatiran mereka ketika engkau sakit hingga pekerjaan yang lain pun mereka tinggalkan demi merawatmu. Uang yang mereka cari dengan susah payah rela mereka keluarkan tanpa pikir panjang demi kesembuhanmu. Ingatlah kerja keras siang malam yang mereka lakukan demi menafkahimu. Niscaya engkau akan mengetahui kadar pen deritaan kedua orang tuamu pada waktu mereka membimbing dirimu
hingga beranjak dewasa. Allah Swt berfirman, “Dan sem bahlah Allah dan janganlah menye kutukan-Nya dengan sesuatu, dan berbuat baiklah kepada kedua ibu bapak, kepada kaum kerabat, kepada anak-anak yatim, kepada orang-orang miskin, kepada tetangga yang dekat, tetangga yang jauh teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya, sesung guhnya Allah tidak menyukai orangorang yang sombong dan membang gakan dirinya.” (An-Nisaa’: 36) Jika kita perhatikan, berbuat baik kepada ibu bapak seperti pada ayat di atas menunjukkan bahwa berbakti kepada kedua orang tua menduduki peringkat kedua setelah mengesakan Allah Swt dalam beribadah. Karena itu bisa kita pahami bahwa tidak boleh terjadi bagi seorang yang mengaku bertauhid kepada Allah tetapi ia durhaka kepada kedua orang tuanya. 7
Allah Swt yang Menciptakan dan Allah yang Memberikan rezeki, maka Allah sajalah yang berhak diibadahi. Sedangkan orang tua adalah sebab adanya anak, maka keduanya berhak untuk diperlakukan dengan baik. Oleh karena itu, merupakan kewajiban bagi seorang anak untuk beribadah kepada Allah Swt, kemudian diiringi dengan berbakti kepada kedua orang tuanya. Saudaraku, taatilah kedua orang tuamu dan janganlah engkau menentang keduanya sedikit pun. Kecuali apabila keduanya memerintahkan padamu berbuat maksiat kepada Tuhanmu, karena sesungguhnya Rasulullah Saw telah bersabda, “Tidak ada ketaatan bagi makhluk apabila pada saat yang sama bermaksiat kepada Sang Pencipta.” (HR. Ahmad) Saudaraku, ingatlah bahwa seje lek apapun orang tua kita, kita tetap tidak akan bisa membalas semua jasa-jasanya. Ingatlah, bahwa Allah Swt pun tetap memerintahkan kita untuk mempergauli mereka dengan baik, meskipun mereka menyuruh berbuat kesyirikan. Lebih dari itu, tidakkah kita menginginkan kebaikan dan keselamatan bagi mereka sebagaimana mereka yang selalu menginginkan kebaikan dan keselamatan bagi kita? Tidakkah kita ingin agar Allah mempertemukan kita di surga-Nya? Tahukah engkau saudaraku, salah
8
satu doa yang mustajab? Yaitu doa dari seorang anak yang saleh untuk orang tuanya. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Apabila manusia mati, putuslah amalnya kecuali tiga perkara: sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak saleh yang mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim) Dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya Allah pasti mengangkat derajat bagi hamba-Nya yang saleh ke surga, maka ia bertanya, ‘Ya Allah, bagaimana itu bisa terjadi?’ Allah menjawab, ‘Berkat istighfar anakmu untukmu.’” (HR. Ahmad) Saudaraku. Janganlah engkau enggan untuk berdoa demi kebaikan orang tuamu. Sekeras apapun usaha yang engkau lakukan, bila Allah tidak berkehendak, niscaya tidak akan pernah terwujud. Hanya Allah-lah yang mampu memberi petunjuk dan membukakan pintu hati kedua orang tuamu. Mintalah pada-Nya, karena tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya. Memohonlah terus pada-Nya dan jangan pernah bosan meski kita tidak tahu kapankah doa kita akan dikabulkan. Janganlah berhenti berdoa saudaraku, karena tentu engkau sudah tahu bahwa doa seorang anak saleh untuk orang tuanya tidaklah terputus amalannya meski kedua orang tuanya sudah meninggal.
Keluarga yang Mendapat Pertolongan Allah
R
umah surgawi adalah rumah yang diterangi petunjuk Ilahi. Cahaya itu berasal dari dzikir yang dilafazkan, Al-Quran yang di bacakan, maksiat yang ditahan, dan kebaikan yang dijalankan. Rasulullah Saw. bersabda, “Perumpamaan rumah yang di dalamnya di sebutkan nama Allah dan rumah yang di dalamnya tidak disebutkan nama Allah seperti orang hidup dan orang mati.” Beliau menganggap rumah orang yang berdzikir seperti rumah yang
hidup dan semarak, sedangkan rumah orang yang lalai dan tidak berdzikir sama dengan rumah orang mati atau kuburan, rumah kegelapan, suram, gersang, dan jauh dari rahmat dan keberkahan. Mungkin kita akan menemukan sebuah rumah sederhana yang dihuni oleh orang yang taat, ternyata jauh lebih menyejukkan dan lebih awet ba ngunannya daripada sebuah rumah mewah yang cepat rapuh, karena di isi dengan kemaksiatan dan kelalaian. Jangan kita bingung akan hal itu. 9
Karena segala sesuatu ada di tangan Allah, dan Allah sangat menyukai ora ng-orang yang taat. Yaitu, orang-orang yang telah menghiasi rumahnya dengan dzikrullah. Rumah dzikrullah walaupun ber ukuran kecil, tapi dada orang-orang yang ada di dalamnya terasa lapang. Dzikrullah membuat yang sempit menjadi lapang, membuat hati yang keruh menjadi jernih, membuat akal yang gelap gulita menjadi terang benderang, pintu keinginan berbuat maksiat menjadi tertutup. Kita dapat mengerjakan shalat sunah di rumah kita atau berdzikir di waktu senggang kita atau membaca Al-Quran. Jangan sampai rumah kita seperti kuburan yang kosong oleh dzikir, meskipun dzikir itu sangat baik dilakukan di dalam masjid.
Apa salahnya sambil memasak, kita berdzikir, mengulang hafalan Al-Quran, atau mendengarkan bacaan Al-Quran dilantunkan. Apa salahnya juga, sambil menyapu rumah, kita mengingat Allah. Tentu kita mampu melakukannya. Apalah susahnya “Subhanallah...” atau“Astaghfirullah...” atau dzikir-dzikir lainnya. Hanya orang yang hatinya lalai dan disibukkan oleh hawa nafsu yang tidak mampu berdzikir. Allah Swt. berfirman, “Hai orangorang yang beriman, janganlah har ta-harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (al-Munafiqun: 9) Rumah dzikrullah adalah rumah yang akan mendatangkan kebaikan bagi penghuninya. Rumah inilah yang diibaratkan rumah surgawi.
‘’Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…’’ (At-Tahrim:6)
10
Aku Malu Menatap
Wajah Suamiku
P
ernikahan itu telah berjalan empat tahun, namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik: “Kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?” Dari berbisik-bisik, akhirnya menjadi berisik. Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak. Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan: Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya de ngan ucapan: Alhamdulillah. Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberita-
hu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki. Sang suami berkata kepada sang dokter: “Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti Anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah apaapa.” Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran. Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri. Sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan mentelaahnya, dan kemudian ia berkata: “…Oooh, kamu— 11
wahai fulan—yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk sembuh.” Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata: Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah Swt. Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara. Lima tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri berkata kepada suaminya: “Wahai fulan, saya telah bersabar selama sembilan tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata: ‘Betapa baik dan salehahnya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama Sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan.’” Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan mengasuhnya. Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata: “Istriku, ini cobaan dari Allah Swt, kita mesti bersabar, kita mesti …, mesti … 12
dan mesti…” Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah di ha dapannya. Akhirnya sang istri berkata: “Ok, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih.” Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah Swt memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya. Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal. Mendengar keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya: “Semua ini garagara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, mengapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan … saya kan …” Sang istri pun bad rest di rumah sakit. Di saat yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata: “Maaf, saya ada tugas ke luar negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja”. “Haah, pergi?” Kata sang istri. “Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat.” Kata sang suami. Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri. Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi pema
sangan ginjal dari sang donatur. Saat itu sang istri teringat suami nya yang pergi, ia berkata dalam dirinya: “Suami apa an dia itu, istrinya operasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi.” Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah satu pekan, suaminya da tang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang kelelahan. Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapa pun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut. Dan subhanallah…Setelah sembilan bulan dari operasi itu, sang istri melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut, keluarga besar dan para tetangga. Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syari’ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari ‘Ashim. Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyim
pan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan. Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut, membuka-bukanya dan membacanya. Hampir saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi-jadinya, ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telepon istrinya dengan menangis pula. Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada ke kuatan untuk memandangnya sama sekali. Kisah ini menggetarkan hati sa ya sehingga menguatkan kembali iman yang semula lemah dan menjadi semangat baru dalam hidup saya. Setidaknya ada empat pelajaran berharga yang telah saya peroleh dari kisah ini, yaitu tentang kesabaran, ke setiaan, keyakinan, dan rasa syukur. Dari kisah ini saya memperoleh semangat baru bahwa janji Allah itu pasti, dan Allah sangat dekat dengan orangorang yang sabar, orang-orang yang berbuat baik, dan yang bertakwa.
13
Kesetiaan Istri
Kepada Suaminya
D
i antara yang mendatangkan kebahagiaan itu ialah wanita salehah yang jika kamu melihatnya maka akan membuatmu ter kagum-kagum, dan jika kamu mening galkannya berpergian maka dia akan menjamin keamanannya pada dirinya dan hartamu. Dan di antara yang mendatangkan penderitaan ialah wanita yang jika kamu melihatnya akan bersikap buruk padamu dan melontarkan kata-kata yang kasar kepadamu, dan jika kamu meninggalkannya pergi maka kamu tidak akan merasa aman pada dirinya dan hartamu. Kesetiaan merupakan sifat wanita yang paling utama. Sebuah kisah menyebutkan, bahwasanya Asma’ binti ‘Umais adalah istri Ja’far bin Abi Thalib, lalu menjadi istri Abu Bakar sepeninggalnya, kemudian setelah itu dinikahi oleh ‘Ali r.a.. Suatu kali kedua putranya, Muhammad bin Ja’far dan Muhammad bin Abu Bakar saling membanggakan. 14
Masing-masing mengatakan, “Aku lebih baik dibandingkan dirimu, ayahku lebih baik dibandingkan ayahmu.” Mendengar hal itu, Ali berkata, “Putuskan perkara di antara keduanya, wahai Asma’.” Ia mengatakan, “Aku tidak melihat pemuda Arab yang lebih baik dibandingkan Ja’far dan aku tidak melihat pria tua yang lebih baik diban dingkan Abu Bakar.” ‘Ali mengatakan, “Engkau tidak menyisakan untuk kami sedikit pun. Seandainya engkau mengatakan selain yang engkau katakan, niscaya aku murka kepadamu.” Asma’ berkata, “Dari ketiganya, engkaulah yang paling sedikit dari mereka untuk dipilih.” Abu Bakar r.a. berwasiat agar Asma’ binti ‘Umais r.a. memandikannya (saat kematiannya). Ia pun melakukannya, sedangkan ia dalam keadaan berpuasa. Lalu ia bertanya kepada kaum Muhajirin yang datang, “Aku berpuasa dan sekarang adalah hari yang sangat dingin, apa
kah aku wajib (harus) mandi?” Me reka menjawab, “Tidak.” Sebelumnya Abu Bakar r.a. menekankan kepada nya agar (ketika memandikannya) dia tidak dalam keadaan berpuasa, seraya mengatakan, “Itu membuatmu lebih kuat.” Kemudian ia teringat sumpah Abu Bakar pada akhir siang, maka ia meminta air lalu meminumnya seraya mengatakan, “Demi Allah, aku tidak ingin mengiringi sumpahnya pada hari ini dengan melanggarnya.” Ketika kaum pendosa lagi fasik mengepung pemimpin yang berbakti, Utsman bin Affan r.a. dan mereka menyerangnya dengan pedang, maka istrinya (Na’ilah binti al-Furafishah) maju ke hadapan beliau sehingga menjadi pelindung baginya dari kematian. Para pembunuh yang bengis ini tidak menghiraukan kehormatan wanita ini dan mereka terus menebas Utsman dengan pedang, (namun sang istri menangkisnya) dengan mengepalkan jari-jari tangannya, hingga jarijarinya terlepas dari tangannya. Istrinya menggandengnya lalu terjatuh bersamanya, kemudian mereka membunuh ‘Utsman. Ketika Amirul Mukminin Mu’awiyah r.a. melamarnya, ia menolak seraya mengatakan, “Demi Allah, tidak ada seorang pun yang dapat menggantikan kedudukan Utsman (sebagai suamiku) selamanya.” Di antara tanda-tanda kesetiaan banyak wanita salehah kepada suami mereka setelah kematiannya bahwa mereka tidak menikah lagi. Tidak ada yang dituju melainkan agar tetap menjadi istri mereka di dalam Surga. Dari Maimun bin Mihran, ia mengatakan,
“Mu’awiyah bin Abi Sufyan r.a. meminang Ummu Darda, tetapi ia menolak menikah dengannya seraya mengatakan, ‘Aku mendengar Abu Darda me ngatakan, ‘Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Wanita itu bersama suaminya yang terakhir,’ atau beliau mengatakan, ‘untuk suaminya yang terakhir’.” Dari ‘Ikrimah bahwa Asma’ binti Abi Bakar menjadi istri az-Zubair bin al‘Awwam, dan dia keras terhadapnya. Lalu Asma’ datang kepada ayahnya untuk mengadukan hal itu kepadanya, maka dia mengatakan, “Wahai putriku, bersabarlah! Sebab, jika wanita memiliki suami yang saleh, kemudian dia mati meninggalkannya, lalu ia tidak menikah sepeninggalnya, maka ke duanya dikumpulkan di dalam Surga.” Dari Jubair bin Nufair, dari Ummud Darda’ bahwa dia berkata kepada Abu Darda’, “Sesungguhnya engkau telah meminangku kepada kedua orang tuaku di dunia, lalu mereka menikahkanmu denganku. Dan sekarang, aku meminangmu kepada dirimu di akhirat.” Abu Darda’ mengatakan, “Kalau begitu, janganlah menikah sepeninggalku.” Ketika Mu’awiyah meminangnya, lalu ia menceritakan tentang apa yang telah terjadi, maka Mu’awiyah mengatakan, “Berpuasalah!” Ketika Sulaiman bin ‘Abdil Malik keluar dan dia disertai Sulaiman bin alMuhlib bin Abi Shafrah dari Damaskus untuk melancong, keduanya melewati sebuah pekuburan. Tiba-tiba terdapat seorang wanita sedang duduk di atas pemakaman dengan keadaan mena ngis. Lalu angin berhembus sehingga 15
menyingkap cadar dari wajahnya, ma ka ia seolah-olah mendung yang ter singkap matahari. Maka kami berdiri dalam keadaan tercengang. Kami memandangnya, lalu Ibnul Muhlib berkata kepadanya, “Wahai wanita hamba Allah, apakah engkau mau menjadi istri Amirul Mukminin?” Ia memandang keduanya, kemudian memandang ku buran, dan mengatakan, “Jangan engkau bertanya tentang keinginanku. Sebab keinginan itu pada orang yang dikuburkan ini, wahai pemuda. Se sungguhnya aku malu kepadanya sedangkan tanah ada di antara kita. Sebagaimana halnya aku malu kepadanya ketika dia melihatku.” Maka, kami pergi dalam keadaan tercengang. Di antara teladan yang pantas dise butkan sebagai teladan utama dari para wanita tersebut adalah Fatimah binti ‘Abdil Malik bin Marwan. Fatimah binti Amirul Mukminin ‘Abdil Malik bin Marwan ini pada saat menikah, ayahnya memiliki kekuasaan yang sangat besar atas Syam, Irak, Hijaz, Yaman, Iran, Qafqasiya, Qarim dan wilayah di balik sungai hingga Bukhara dan Janwah bagian timur, juga Mesir, Sudan, Libya, Tunisia, Aljazair, Barat jauh, dan Spanyol bagian barat. Fathimah ini bukan hanya puteri Khalifah Agung, bahkan dia juga saudara empat khalifah Islam terkemuka, al-Walid bin ‘Abdil Malik, Sulaiman bin ‘Abdil Malik, Yazid bin ‘Abdil Malik dan Hisyam bin ‘Abdil Malik. Lebih dari itu dia adalah istri Khalifah terkemuka yang dikenal Islam setelah empat khalifah di awal Islam, yaitu Amirul Mukminin ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz. Putri khalifah, dan khalifah 16
adalah kakeknya, saudara khalifah, dan khalifah adalah suaminya. Wanita mulia yang merupakan pu tri khalifah dan saudara empat kha lifah ini keluar dari rumah ayahnya menuju rumah suaminya pada hari dia diboyong kepadanya dengan membawa harta termahal yang dimiliki seorang wanita di muka bumi ini berupa perhiasan. Konon, di antara perhiasan ini adalah dua liontin Maria yang termasyhur dalam sejarah dan sering disenandungkan para penyair. Sepasang liontin ini saja setara dengan harta karun. Ketika suaminya, Amirul Mukminin, memerintahkannya agar membawa semua perhiasannya ke Baitul Mal, dia tidak menolak dan tidak membantahnya sedikit pun. Wanita agung ini ketika suaminya, Amirul Mukminin ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz wafat meninggalkannya tanpa meninggalkan sesuatu pun untuk diri dan anak-anaknya, kemudian pengurus Baitul Mal datang kepadanya dan mengatakan, “Perhiasanmu, wahai tuanku, masih tetap seperti sedia kala, dan aku menilainya sebagai amanat (titipan) untukmu serta aku memeliharanya untuk hari tersebut. Dan sekarang, aku datang meminta izin kepadamu untuk membawa (kembali) perhiasan tersebut (kepadamu).” Fatimah memberi jawaban bahwa perhiasan tersebut telah dihibahkannya untuk Baitul Mal bagi kepentingan kaum muslimin, karena menaati Amirul Mukminin. Kemudian dia mengatakan, “Apakah aku akan mentaatinya semasa hidupnya, dan aku mendurhakainya setelah kematiannya?”
Pelajaran berharga Saudariku, demikianlah beberapa kisah teladan kesetiaan istri kepada suaminya. Mereka menerima suami mereka apa adanya, menuruti perintah suami selagi tidak untuk maksiat, dan tetap setia dengan suami mereka yang telah wafat. Meskipun sang suami telah wafat, mereka tetap mengingat nasihat-nasihat suaminya dan menjalankan nasihat-nasihat itu dengan penuh keikhlasan. Bandingkanlah dengan wanita-wa nita yang jauh dari nilai-nilai agama, mereka seringkali melawan perintah suaminya, membentak suaminya, melukai hati suaminya, mengkufuri pemberian suaminya. Ketika suami mereka melakukan satu kesalahan, seolah-
olah seribu kesalahan telah diperbuat suaminya. Di mata si istri, tidak ada lagi kebaikan yang telah diberikan suami nya, padahal sang suami telah banyak memberi kebaikan kepadanya. Saudariku yang sudah menikah, apakah engkau akan sama seperti wa nita-wanita yang jauh dari agama? Apakah engkau akan sama seperti wanita-wanita yang lebih memperturutkan hawa nafsu? Semoga Allah memberi kita petunjuk agar kita menetapi jalan yang ditempuh wanitawanita mukminah. Untuk saudariku yang belum menikah, semoga kisahkisah di atas dapat dijadikan bekal bagi pernikahanmu kelak. Semoga engkau mendapat suami yang saleh, sebagaimana engkau damba-dambakan. Amin. (by AF)
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita salehah.” (HR. Muslim)
17
Peran Ibunda Imam Syafii dalam Pendidikan Putranya
A
llah Swt adalah Dzat Yang Maha Berkehendak. RahmatNya juga sangat luas dan pasti akan sampai kepada siapa saja yang Ia kehendaki untuk dirahmati-Nya. Salah satu karunia besar yang diberikan kepada Imam Syafi’i adalah ibundanya yang sangat paham akan pentingnya mencari ilmu (agama). Sehingga meskipun hidup sebagai anak yatim dan ibundanya tidak memiliki harta, jadilah Muhammad bin Idris menjadi Imam Syafi’i yang kita kenal hingga sekarang sebagai salah seorang imam besar. Kemiskinan dan hidup sebagai anak yatim tidak menjadi penghalang bagi beliau untuk menggapai kedudukan yang tinggi. Tentunya ini semua 18
atas kehendak dan karunia Allah, kemudian keinginan yang kuat dari ibundanya. Imam Syafi’i menuturkan sendiri tentang kondisi ibunya yang miskin, “Aku tumbuh sebagai seorang yatim di bawah asuhan ibuku, dan tidak ada harta pada beliau yang bisa diberikan kepada guruku. Dan ketika itu guruku merasa lega dariku hanya dengan aku menggantikannya apabila ia pergi.” Beliau juga mengatakan, “Aku ti dak memiliki harta. Dan aku menuntut ilmu ketika masih muda.” Setelah tinggal beberapa lama untuk membesarkan Syafi’i kecil di dae rah Ghazah, ‘Asqalan, Yaman, ibunda Imam Syafi’i membawanya ke nege ri Hijaz. Ibunda Syafi’i memasukkan
Syafi’i kecil ke dalam kaumnya, yaitu kabilah al-Azdi, karena ibunda Syafi’i keturunan kabilah al-Azdi. Dan mulailah Syafi’i kecil menghafal al-Qur’an hingga berhasil menghafal seluruh alQur’an pada usia tujuh tahun. Tinggallah ibunda Syafi’i bersamanya di tengah-tengah kabilah ini hingga Syafi’i berusia sepuluh tahun. Ketika telah berusia sepuluh tahun, ibunda Syafi’i khawatir nasab keturunan beliau yang mulia akan dilupakan dan hilang. Yaitu nasab keturunan yang masih bertemu dengan nasab Nabi Muhammad Saw. Maka ibunda Syafi’i membawa memindahkannya ke kota Mekah. (Tawali Ta’sis karya Ibnu Hajar) Di antara perhatian ibunda Syafi’i yang besar terhadap ilmu, ia tidak membukakan pintu untuk Syafi’i ketika pulang dari majelis salah seorang ulama di masa itu agar Syafi’i kembali ke majelis tersebut hingga mendapatkan ilmu. (‘Uluwwul Himmah) Dari uraian kisah di atas kita da patkan beberapa pelajaran yang pen ting yang semoga memberikan manfaat untuk kaum muslimin secara umum: 1. Peran seorang ibu dalam membentuk dan mendidik anak.
2. Kemiskinan dan kesempitan tidak seharusnya dijadikan alasan untuk meninggalkan upaya mendalami ilmu agama. 3. Kemiskinan dan kesempitan tidak selayaknya dijadikan sebagai alasan untuk meninggalkan ibadah yang diwajibkan baginya. 4. Pentingnya menjaga semangat dalam meraih kesuksesan. 5. Pentingnya seseorang untuk me milih wanita salehah yang nantinya sebagai pendidik dan teladan bagi putra-putrinya. Sebab bila seorang ibu adalah orang yang tidak saleh, selain akan membuat susah suami di dunia dan akhirat, juga akan menghancurkan masa depan anak-anak. Mencari seorang calon ibu bagi anak-anak yang salehah baik agamanya, tidak hanya memandang pada perkara dunia baik kedudukan, kecantikan, maupun harta. 6. Orang tua yang baik memikirkan tidak sebatas bisa membahagiakan anak di dunia ini, tetapi orang tua yang baik juga berusaha menjadikan anak sebagai generasi yang akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
“Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada Aku kembalimu.” (Luqman:14)
19
Titian
Cintailah Anak-anak Yatim
B
Oleh: Mashadi egitulah Al-Qur’an memerintahkan orang-orang yang beriman untuk menyantuni dan menyayangi anak-anak yatim. Anak yatim adalah mereka yang ditinggal oleh orang tuanya. Al-Qur’an sangat memperhatikan hal-hal yang berkenaan dengan anak yatim sebagaimana berikut: 1. Berbuat baik kepada anak yatim adalah salah satu tanda orang yang beriman, bertakwa, dan orang-orang yang baik (al-abrar). (Al-Baqarah: 177) dan (Al-Balad: 8) 2. Menyantuni anak yatim adalah kewajiban sosial setiap orang Islam segera setelah ia mengetahui jalan yang baik dan jalan yang jelek da lam kehidupan. Membela anak yatim adalah satu satu perjuangan dalam Islam (Al-Balad: 15) 3. Masalah sosial timbul, karena 20
empat sebab: tidak memuliakan anak yatim, tidak memberi makan orang miskin, memakan warisan (kekayaan) alam dengan rakus, dan mencintai harta benda secara berlebihan. (Al-Fajar: 15-20) 4. Memberikan perhatian terhadap kepentingan anak yatim. (Al-Kahfi: 82) 5. Bila orang membagikan harta wa risan, diperintahkan agar sebagian diberikan kepada karabat, anak yatim, dan orang miskin, dan orang miskin yang tidak mempunyai hak waris. (An-Nisaa’: 8 ) 6. Orang Islam disuruh berhati-hati dalam memelihara harta anak yatim, yaitu dengan tidak mencam purkan harta anak yatim itu dengan harta mereka sendiri. (AnNisaa’: 2,10). Disuruh-Nya mereka mencari cara yang paling baik untuk mengurus harta anak yatim. (Al-An’am: 152), dan memakan
harta yatim termasuk dosa besar. (An-Nisaa’ : 2, 10) 7. Orang Islam dilarang memper malukan anak yatim secara sewe nang-wenang.(Ad-Dhuha: 9), dan dilarang menghardik (Al-Ma’un: 2), Ibnu Katsir mengartikan fala taqhar sebagai “Janganlah engkau merendahkan dia, jangan membentak dia, jangan menghinakan mereka, tetapi berbuat baiklah ke padanya, dan sayangilah.” (Tafsir Ibnu Katsir, jilid 4, hal. 523). 8. Surah Al-Ma’un: ayat 2 menyebutkan, bahwa orang yang meng-
hardik anak yatim adalah pendus ta agama. Betapa masih banyaknya anakanak yatim, anak terlantar, serta para fakir miskin, yang tidak terpelihara dan mendapatkan perhatian, bahkan me reka menjadi gelandangan pengemis, dan bahkan banyak diantara mereka pula, yang hidup dalam keadaan sangat menyedihkan. Seharusnya kaum muslimin memberikan perhatian kepada mereka secara ikhlas dan hanya mengharapkan ridha dari Allah Azza wa Jalla. Wallahu’alam.
21
KEAJAIBAN
Doa Anak Yatim Oleh: Ustad Suudi Sulaiman (Kultum Senin Masjid Baitul Ihsan BI Surabaya) ara jamaah Rahimakumullah, Idul Fitri sudah dikenal masyarakat Arab sejak dulu. Meskipun suasana berbeda tapi tetap dalam rangka Idul Fitri maupun Idul Adha, masyarakat Arab pasti memuliakannya. Salah satu di antaranya tatkala Idul Fitri pasti mengharap pakaian baru. Meskipun ada sebagian ulama mengatakan, yang baru itu bukan pakaiannya tapi yang baru itu adalah orang yang senantiasa ketaatannya bertambah dan kemaksiatannya semakin berkurang. Kaitannya dengan Rasulullah, wak tu merayakan Idul Fitri beliau setelah shalat subuh sebelum merayakan shalat Id, beliau mendengar ada anak sedang menangis. Ketika ditanya beliau, anak itu menjawab bahwa temantemannya punya baju bagus sedang dia tidak. Lalu Rasulullah menayakan di mana bapaknya dan ibunya, anak
P
22
itu menjawab bahwa bapaknya mati saat ikut perang bersama Rasulullah dan ibunya di rumah tidak punya apaapa. Singkat cerita, Rasulullah lalu menawarkan menjadi bapaknya dan Aisyah menjadi ibunya dan akhirnya anak itu bisa tersenyum kembali dan tidak malu bermain dengan teman-temannya karena sudah punya baju baru dari Rasululah. Bersamaan dengan itu Allah menu runkan wahyunya dalam Al-Ma’un:1-2 1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama! 2. Itulah orang yang menghardik anak yatim! Surat ini menunjukkan bahwa meskipun ibadahnya tekun, dan hajinya tiap tahun, umrahnya tiap bulan tapi kalau dia tidak punya kepedulian kepada anak yatim maka dia dicap oleh Allah sebagai pendusta agama. Sampai-sampai waktu itu para sahabat bertanya kenapa sampai sehina itu dan Nabi mengatakan, “Saya dan orang yang menanggung hidupnya
anak yatim itu seperti dua jari ini (sambil menunjukkan jari manis dan jari tengah).” Artinya, betapa dekatnya orang-orang yang menyantuni anak yatim itu dengan Rasulullah Saw. Namun, sekarang yang terjadi, (maaf) banyak anak yatim yang di eksploitasi. Dijadikan alasan untuk menarik donatur, tetapi ternyata di pakai untuk kepentingan pribadi, bu kan untuk benar-benar merawat dan menghidupi anak yatim. Subhanallah! Padahal suatu riwayat Nabi pernah bersabda, “Barangsiapa yang punya hajat atau kebutuhan apapun itu minta doalah kepada anak yatim.” Ada cerita, empat bulan yang lalu, istri Pak Lurah desa Kepatihan, kecamatan Menganti. Ini mengalami sakit kanker payudara sudah stadium lanjut bahkan dokter sudah menvonis hanya bisa bertahan hidup dua hari lagi. Keluarganya sudah berupaya semaksimal mungkin. Akhirnya, ada seorang kyai ber kata, carilah anak yatim piatu sebanyak-banyaknya. Cari di desamu atau di desa lain, pokoknya sebanyak-banyaknya. Undang mereka, kasih makan, dan kasih uang kemudian suruh doa kesembuhan istri bapak. Suruh berdoa apa saja sebisanya. Kebetulan disitu ada ustad yang mendampingi anak yatim tersebut dan mengajarkan doa ‘Allah Maha Menyembuhkan’ diulang berkali-kali. Kemudian anak yatim tersebut disuruh meniup di tempat yang sakit dari istri Pak Lurah tersebut. Singkat cerita, ada keajaiban yang luar biasa. Pertama, vonis dokter tidak terbukti dan kedua sembuh total. Cerita lain yang saya mengalaminya
sendiri. Tahun 1996 saya mengisi pengajian umum dalam rangka Isra Miraj di Tuban. Seminggu sebelum acara, saya didatangi salah seorang yang mengaku panitia Isra Miraj lalu dia mengatakan bahwa dia sahabat saya ketika dulu waktu mondok di pesantren. Setelah saya ingat-ingat ternyata memang teman saya dulu. Singkat cerita, acara selesai jam 12 malam, mau tidak mau saya harus menginap di rumahnya. Karena penasaran lalu saya bertanya dari tadi saya tidak pernah lihat istrinya. Ternyata istrinya sedang sakit. Sakitnya sangat aneh, yaitu menstruasi tidak berhenti selama tiga tahun. Memang hasil seluruh analisa laboratorium memang darah haid. Berbagai pengobatan sudah dia lakukan namun tidak membawa hasil. Akhirnya, saya mencoba mengajaknya sowan sekaligus minta doa kepada kyai kami dulu di pesantren. Awalnya pesimis tapi akhirnya kami sepakat kesana. Singkat cerita, kyai kami tahu ka lau istri teman saya itu sakit. Kata kyai, orang sakit atau penyakit itu karena tiga faktor utama: faktor pergantian cuaca; salah makan; dan memang azab dari Allah Swt. Akhirnya kyai memberikan saran, pertama tetap istrimu obati seperti biasa, kedua dekati Allah dengan shalat malam; dan ketiga cari anak yatim, kalau bisa yatim sejak dalam kandungan, kalau bisa lagi anak lakilaki, dan belum dikhitan. Intinya cari anak yatim terserah di mana yang penting ketika anak yatim tersebut minta apapun langsung turuti kemauannya jangan ditawar sama sekali. Lalu ajak ke rumahmu, ke kamar istrimu, suruh 23
doa apa saja. Insya Allah sembuh. Kalimat itu diulang kyai sebanyak tiga kali. Setelah mencari kemana-mana baru tiga bulan saya temukan ciri-ciri seperti yang disebutkan kyai tadi di daerah Sidotopo Wetan. Lalu kami bawa anak yatim tersebut ke Mall JMP. Begitu masuk Mall keajaiban-keajai ban mulai muncul. Kebetulan pas ma suk itu, tidak ada kong-kalikong, ada pameran elektronik dan anak yatim itu langsung menunjuk minta dibelikan satu set Home Theatre dengan televisi yang besar, paman anak kecil itu pun tidak enak hati karena tidak pernah menyuruh anak tersebut untuk minta itu, sedikit menggerutu teman saya tadi tapi ingat pesan kyai tidak boleh dibantah akhirnya dituruti juga permintaan anak yatim tersebut. Kemudian minta baju-baju mahal dan mainan-mainan. Walhasil setelah itu anak yatim tadi diajak menemui istrinya. Awalnya takut dan terus minta pulang. Lalu dibujuk lagi dan minta mainan mobilmobilan. Tidak tanggung-tanggung langsung minta lima. Setelah mau itulah keajaiban terbesar yang pernah saya saksikan. Anak yatim tadi masuk kamar istrinya dan tiap sudut kamar
ia berkata, “Ayo doa. Ayo doa.” Siapa yang diajak bicara saya juga tidak tahu. Kemudian anak yatim tadi bilang, “Walas (maksudnya: waras)” berulang kali. Setelah kejadian tersebut, enam belas hari setelahnya saya ditelepon teman saya. Dia bilang istrinya sudah sembuh total. Subhanallah. Sebulan sebelum kyai meninggal, saya sowan kesana dan kyai itu bilang, “Istri temanmu sudah disembuhkan Allah ya.” Sebenarnya dalam hati saya ingin bertanya mengapa teman saya mengalami kejadian demikian. Namun, kyai saya sudah tahu apa yang ada dalam hati saya dan dia menjawab, “Temanmu itu kalau bekerja luar biasa dan kaya tapi sayang medit (pelit)”. Makanya, Rasulullah pernah bersabda, “Jagalah keluargamu dengan sedekah.” Jadi intinya, akan dicap pendusta agama jika suka menghardik dan tidak peduli dengan anak yatim dan orangorang miskin. Mudah-mudahan kajian kita ini mendapat pertolongan dari Allah Swt. Mudah-mudahan amal ibadah kita diterima oleh Allah dan mudah-mudahan keluarga kita dijaga oleh Allah dan dijauhkan dari segala macam marabahaya. Amin!
Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang anak-anak yatim. Katakalah: “Memperbaiki keadaan me reka adalah baik.” (Al-Baqarah:220)
24
Berinfak di Jalan Allah
H
arta ini hanyalah titipan Allah dan kita diperintahkan untuk memanfaatkannya dalam kebaikan dan bukan di jalan yang salah, maka sudah selayaknya kita mengetahui manfaat dari berinfak di jalan Allah. Satu kisah yang bisa jadi pelajaran bagi kita semua adalah kisah sahabat Abu Dahda r.a. ‘Abdullah bin Mas’ud r.a. mence ritakan bahwa tatkala turun firman Allah, “Barangsiapa memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan balasan pinjaman itu untuknya dan dia akan memperoleh pahala yang banyak” (Al-Hadid: 11) Abu Dahda Al-Anshari mengatakan, “Wahai Rasulullah, apakah Allah menginginkan pinjaman dari kami?” Rasulullah Saw menjawab, “Betul, wahai Abu Dahda.” Kemudian Abu Dahda pun berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah tanganmu.” Rasulullah pun menyodorkan tangannya. Abu Dahda pun mengatakan, “Aku telah memberi pinjaman pada Rabb-ku kebunku ini. Kebun tersebut memiliki 600 pohon kurma.”
Ummu Dahda, istri dari Abu Dahda bersama keluarganya ketika itu berada di kebun tersebut, lalu Abu Dahda datang dan berkata, “Wahai Ummu Dahda!” “Iya,” jawab istrinya. Abu Dahda mengatakan, “Keluarlah dari kebun ini. Aku baru saja memberi pinjaman kebun ini pada Rabbku.” Dalam riwayat lain, Ummu Dahda menjawab, “Engkau telah beruntung dengan penjualanmu, wahai Abu Dah da.” Ummu Dahda pun pergi dari kebun tadi, begitu pula anak-anaknya. Rasulullah pun terkagum dengan Abu Dahda. Beliau Saw lantas mengatakan, “Begitu banyak tandan anggur dan harum-haruman untuk Abu Dahda di surga.” Dalam lafaz yang lain dise butkan, “Begitu banyak pohon kurma untuk Abu Dahda di surga. Akar dari tanaman tersebut adalah mutiara dan yaqut (sejenis batu mulia).” (HR. Abdu Humaid dan Ibnu Hibban) Lihatlah saudaraku! Bagaimanakah balasan untuk orang yang berinfak di jalan Allah. Lihatlah Abu Dahda r.a. di saat Allah memberi limpahan nik mat harta yang banyak, tetapi ia pun tidak lupa akan Sang Pemberi. Bagai manakah dengan kita? 25
Harta Menjadi Berkah
dengan
D
Sedekah
iceritakan, ketika Nabi Ayub a.s. sedang mandi tiba-tiba Allah Swt mendatangkan seekor belalang emas dan hinggap di lengannya. Nabi Ayub a.s. menepis-nepis lengan bajunya agar belalang jatuh. Lantas Allah Swt berfirman, “Bukankah Aku lakukan begitu supaya kamu menjadi lebih kaya?’’ Nabi Ayub a.s. menjawab, ‘’Ya benar, wahai Sang Pencipta! Demi keagungan-Mu apalah makna kekayaan tanpa keberkahan-Mu.” Kisah di atas menegaskan betapa pentingnya keberkahan dalam rezeki yang dikurniakan oleh Allah Swt. Kekayaan tidak akan membawa arti tanpa ada keberkahan. Dengan adanya keberkahan, harta, dan rezeki yang sedikit akan bisa terasakan mencukupi. Sebaliknya, tanpa keberkahan rezeki yang meskipun banyak akan terasakan sempit dan menyusahkan. 26
Agar rezeki yang Allah Swt berikan kepada kita menjadi berkah, Rasulullah Saw. menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak sedekah. Kata Rasulullah Saw, “Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah.” Dalam hadis lain, Rasulullah Saw menjelaskan, “Setiap awal pagi, sewaktu terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada manusia di bumi. Yang satu menyeru, ‘Ya Tuhanku, karuniakanlah ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya karena Allah’. Yang satu lagi menyeru, ‘Musnahkanlah orang yang menahan hartanya’.” Sedekah walaupun kecil, tetapi amat berharga di sisi Allah Swt. Orang yang kikir—tidak menyedekahkan sebagian hartanya—akan merugi di dunia dan akhirat. Jadi, sejatinya orang yang bersedekah adalah untuk kepentingan dirinya. Sebab, menginfakkan
(belanjakan) harta akan memeroleh berkah, dan sebaliknya menahannya adalah celaka. Sedekah memiliki beberapa keutamaan bagi orang yang mengamalkannya. Pertama, mengundang datangnya rezeki. Allah Swt berfirman dalam salah satu ayat Al-Quran bahwa Dia akan membalas setiap kebaikan hamba-hamba-Nya dengan 10 kebaikan. Bahkan, di ayat yang lain dinyatakan 700 kebaikan. Khalifah Ali bin Abi Thalib menyatakan, “Pancinglah rezeki dengan sedekah.” Kedua, sedekah dapat menolak bala (musibah). Rasulullah Saw ber sabda, “Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala tidak pernah bisa mendahului sedekah.” Ketiga, sedekah dapat menyembuhkan penyakit. Rasulullah Saw. me nganjurkan, “Obatilah penyakitmu dengan sedekah.” Keempat, sedekah dapat menunda kematian dan memperpanjang umur. Kata Rasulullah Saw, “Perbanyaklah sedekah. Sebab, sedekah bisa memanjangkan umur.” Mengapa semua itu bisa terjadi? Sebab, Allah Swt. mencintai orangorang yang bersedekah. Kalau Allah Swt mencintai seorang hamba-Nya maka tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan, tidak ada permin taan, dan doa yang Allah tidak kabulkan, serta tidak ada dosa yang Allah tidak ampuni, dan hamba tersebut akan meninggal dunia dalam keadaan yang baik. Kekuatan dan kekuasaan Allah ja uh lebih besar daripada persoalan yang dihadapi manusia. Lalu, kalau manfaat
sedekah begitu dahsyat, masihkah ki ta belum juga tergerak untuk berse dekah? (by AF)
27
Motivasi
Kue Kehidupan
A
l-Kisah seorang mahasiswa sedang merasakan sedih dan pahit dalam hidupnya: Pukul 08.00 dia menerima sms dari sahabat dekatnya (tempat curhat dan berbagi rasa): “Sorry kawan aku sekarang sudah di bandara, aku diajak ayah pindah ke Luar negeri dan melanjutkan kuliah di sana, maaf nggak bisa ketemu dulu” begitu sedih di tinggal sahabat yang paling pengertian dalam hidupnya. Pukul 10.00 dia bertemu dengan pa carnya dan tanpa basa-basi dia berkata: Mas….kita putus aja ya…(Tanpa alasan yang jelas pacarnya pergi dan memutuskanya) bercucuran air matanya dan gontai dia berjalan meninggalkan pacarnya. Pukul 12.00 di depan ruang administrasi banyak mahasiswa yang berkumpul sedang melihat Pengumuman Mahasiswa Pemenang Beasiswa, sang mahasiswa pun berpikir: Mungkin ini Hiburan bagi kesedhianku. Setelah semua daftar di lihatnya ternyata namanya tidak tercantum, artinya dia tidak termasuk yang mendapat beasiswa. Tertunduk lesu dan gontai sang mahasiswa pulang ke rumahnya. Setiba di rumah dibantingnya tas dan dengan lesu duduk di dekat ibunya yang sedang membuat kue. “Pusing banyak masalah nih dalam hidup” ujar si Mahasiswa sambil merenggut. Dengan tersenyum bijak si ibu menawarkan kue…Kamu
28
mau kue nggak? “Iya bu” Jawabnya singkat sambil tertunduk. Ibu tersebut menyodorkan terigu satu sendok, “Ini cobain bagaimana ra sanya nak.” Spontan si anak menjawab, “Ih nggak mau aku nggak suka terigu bu” selanjutnya si ibu mengambil se sendok telur mentah dan menyodorkan kembali ke anak tersebut, ”Ih ibu nih apa-apan telur mentah kan anyir aku mual”, selanjutnya diberikannya se sendok soda kue, “Soda kue kan pahit bu..sebenarnya maksud ibu apa sih?” Ibu tetap tersenyum dan diambilnya kue yang sudah matang dari pemanggangan, “Coba ini bagaimana rasanya? Dengan lahap mahasiswa tersebut memakan kue yang sudah matang, “Enak bu minta lagi bu.” Ibu tersebut dengan bijak berkata sambil mengelus kepala anaknya yang sedang makan kue, “Anakku kehidupan jangan dilihat hanya sepotong-se potong episodenya, kalau kita hanya melihat pahit, getir, asam dan anyirnya. Kehidupan kita tidak akan menemukan makna kehidupan, tetapi kalau kita mampu mengolahnya dan kuat menahan panasnya ujian kehidupan maka kehidupan kita akan matang dan enak kita nikmati.” Dipersembahkan bagi Ibu yang me ngajarkan arti kehidupan. Keep Spirit.
Berbahagialah Anda Punya Masalah
“J
anganlah kamu bersikap le mah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Pada hal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orangorang yang beriman.” (Ali Imran:139) Itulah Firman Allah Swt agar kita se nantiasa berjuang menghadapi hidup, tidak bersikap lemah dan bersedih ha ti. Hadapi masalah itu. Karena hidup adalah ujian. Allah Swt memberikan masalah kepada hamba-Nya terbungkus dan perlu pemecahan untuk membukanya. Apakah kita akan berdiam diri melihat bungkusan masalah itu? Tentu tidak, kita pun berupaya untuk membuka meskipun rintangan menghadang ya ng pada akhirnya kita akan mendapat proses yang pelik tetapi dibalik itu ketika menuai hasilnya baik itu yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan insya Allah tersimpan pelajaran yang berharga. Jangan pernah menganggap bahwa kehidupan itu: “lebih berbahagia kalau kita tidak punya masalah.” Tetapi, Anda
harus tanamkan dalam pikran bahwa di mana ada kehidupan disitu pasti ada persoalan. Tahukah Anda bahwa dibalik setiap masalah terkandung suatu kesempatan emas untuk maju. Semua kesulitan pada hakikatnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh. Sayangnya banyak orang yang mengganggap persoalan sebagai sesuatu yang harus dihindari. Mereka tidak mampu melihat bahwa ada mutiara yang terkandung dalam setiap masalah. Ibarat mendaki gunung ada beberapa tipe orang, yaitu: a. Ada orang yang mudah menye rah, mereka mundur teratur dan menolak kesempatan yang diberikan oleh gunung. b. Ada orang yang mudah puas yang mendaki sampai ketinggian tertentu kemudian mengakhiri pen dakiannya dan mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat. Mereka hanya mencapai sedikit kesuksesan. Tapi, apakah sudah merasa puas dengan hal itu? c. Ada orang yang seumur hidup29
nya melakukan pendakian dan ti dak pernah membiarkan apapun menghalangi pendakiannya, orang seperti ini senantiasa melihat hi dup sebagai ujian dan tantangan ia dapat mencapai puncak gunung karena memiliki mentalitas yang jauh lebih tinggi mengalahkan ti ngginya gunung. Semua masalah sebenarnya adalah rahmat tersembunyi. Mereka berjasa karena dapat membuat kita menjadi lebih baik, lebih bijaksana, lebih sabar dan lebih bersyukur. Anda baru bisa disebut sebagai manajer yang baik kalau Anda mampu memimpin seorang bawahan yang sulit—yang membuat para manajer yang lain angkat tangan. Anda baru disebut sebagai orang tua yang baik kalau Anda dapat menangani anak yang bermasalah ataupun
menantu yang melakukan sesuatu me lebihi batas kesabaran Anda. Untuk mencapai keberhasilan An da perlu memiliki kecerdasan dan daya tahan yang kuat untuk menghadapi masalah. Hal tersebut dimulai dari mengubah pola pikir dan paradigma Anda sendiri. Mulailah melihat semua masalah yang Anda hadapi sebagai peluang, sebagai kesempatan dan sebagai rahmat. Anda akan merasa tertantang tetapi tetap mampu menjalani hidup yang tenang. Berbahagialah jika Anda memiliki masalah. Itu artinya Anda sedang hidup dan berkembang untuk maju. Anda tak perlu khawatir Allah Swt amat mengetahui kemampuan kita masing-masing, Allah Swt tak akan pernah memberikan suatu beban yang kita tak sanggup memikulnya.
“Dan Kami Pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buahbuahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar..” (Al-Baqarah-155)
30
Balon Kehidupan
D
Oleh: Komarudin Chalil i sebuah pelataran sekolah di negara bagian Amerika, terlihat segerombolan anak-anak sedang membeli balon, ada yang memilih warna merah, kuning, hijau, oranye, biru dan sebagainya. Ada seorang anak kulit hitam duduk menyendiri sambil memperhatikan anak-anak yang ceria sedang membeli balon. Ketika anakanak sudah pergi semua, anak kulit hitam tersebut menghampiri tukang balon sambil bertanya dengan wajah ragu. “Maaf pak…boleh bertanya?” Penjual balon menjawab keheranan “Oh silakan, mau tanya apa nak?” Sapanya kepada anak kulit hitam dengan ramah. “Kalau balon warna hitam bisa
terbang nggak ke angkasa? Soalnya bapak kok tidak jual balon warna hitam?” tanya anak kulit hitam dengan wajah berharap jawaban. Dengan tersenyum penuh bijak, penjual balon menepuk bahu anak tersebut: “Nak…Balon bisa terbang bukan karena warnanya…tetapi balon bisa terbang karena isinya…” Setengah berlari anak tersebut meninggalkan tukang balon sambil mengucapkan “Terima kasih atas jawaban bapak ya……” Dikisahkan 25 tahun setelah ke jadian tersebut: Ada pengacara kulit hitam pertama yang masuk parlemen dan dia adalah anak kulit hitam yang bertanya ke tukang balon tersebut.
31
Kiat Mengatasi Kekecewaan
S
eseorang yang baru lulus SMA mengirimkan sebuah email kepada kami. Dia menceritakan isi hatinya. Dia gagal masuk perguruan tinggi negeri untuk ketiga kalinya. Ada perasaan kecewa yang mendekam dalam hatinya. Apalagi sahabat-sahabatnya sering bertanya kepadanya, “Kuliah dimana?” Mendengar pertanyaan itu, dia selalu menangis, seolah dirinya belum ikhlas menerima semua kenyataan yang telah terjadi. Saudaraku, memang bukanlah per kara mudah untuk ikhlas. Namun perlu kita sadari, keikhlasan adalah amal ibadah yang membuat ibadah-ibadah kita yang lainnya diterima Allah. Oleh karena itu, balasan keikhlasan berbanding lurus dengan perjuangan kita untuk dapat ikhlas, bahkan ganjarannya bisa lebih besar lagi. Untuk memahami keikhlasan, yang harus kita sadari adalah kita jangan hanya diam tanpa mau memperbaiki. Kita juga harus mengiringinya dengan amal perbua32
tan. Misalkan dengan memperbanyak ibadah. Berusahalah untuk tersenyum dihadapan musibah. Namun menangislah dalam sujud-sujudmu di dalam shalat, di dalam munajatmu di sepertiga malam. Menangislah dihadapanNya, sampaikan keluh kesahmu, buat dadamu lapang dengannya. Orang-orang saleh sejak zaman dahulu apabila menghadapi musibah, bukannya menjauh dari Allah, justru me reka semakin mendekat kepada Allah. Ketika mendapat musibah, Rasulullah Saw memperbanyak shalat dan istighfar. Imam Ibnu Taimiyah membaca 1000 kali istighfar ketika menghadapi masalah yang pelik. Ahli kedokteran muslim ternama, Ibnu Sina, memperbanyak mengerjakan shalat sunat ketika mengalami kesulitan dalam memahami sebuah ilmu. Mereka bukannya menjauh, justru semakin mendekat kepada Allah. Karena mereka menyadari bahwa Allah adalah Yang Maha Pencipta. Allah-lah kunci gembok dari
semua kesulitan yang kita hadapi. Dia akan memberikan kemudahan kepada siapa yang dikehendaki. Ketika engkau tersenyum dihadapan musibah, maka senyuman itu akan menjadi penawar bagimu. Senyuman itu akan mewarnai hidupmu, meski pun itu senyuman yang tipis dibibirmu dan hatimu sedang berguncang karena musibah itu. Mudah-mudahan keceriaan diwajahmu merasuk ke dalam hatimu. Dan akhirnya, engkau dapat keluar dari masalah yang membelitmu. Pada waktu sedang bermunajat kepada Allah, menangislah. Sampaikan kepada-Nya segala isi hatimu. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Hanya kepada-Nyalah kamu kembali. Allah menguatkan yang lemah dan memuliakan yang hina. Dia Maha Gagah, Maha Bijaksana, dan Maha Pemurah. Seseorang bertanya kepada Imam Hasan Al-Bashri, mengapa orang yang senang shalat tahajud wajahnya ‘bercahaya’? Lalu, Imam Hasan Al-Bashri berkata, karena dia senang berdua-duaan dengan Allah sehingga Allah menganugerahi sebagian cahaya-Nya untuk dirinya. Tidakkah engkau menginginkan cahaya itu, di mana dengan cahaya itu, engkau akan dapat melihat jalan keluar. Pada suatu ketika, Rasulullah Saw berjumpa dengan seorang wanita yang sedang mengalami musibah ditinggal orang yang dikasihinya. Wanita itu menangis dengan keras seolah tidak menerima takdir tersebut. Lantas Rasulullah Saw bersabda, “Bersabarlah.”
Namun, wanita itu tidak menggubris nasihat itu. Dia tidak menyadari bahwa yang memberikan nasihat itu adalah Rasulullah Saw, manusia yang paling baik dimuka bumi ini. Saat dia menyadari yang memberi nasehat itu adalah Rasulullah Saw lantas kemudian dia meminta maaf. Rasulullah Saw lantas bersabda, “Sabar itu ada dalam guncangan pertama.” Maksudnya, kesabaran seseorang terlihat ketika musibah yang menimpanya tidak menggoyahkannya dari posisi sebelumnya. Saudaraku, langkah selanjutnya adalah engkau harus menyadari bah wa selalu ada hikmah dibalik kegagalan. Namun kadang, hikmah itu luput dari kita karena dorongan nafsu kita. Namun, pada suatu saat nanti, di saat yang tepat, hikmah itu akan kita dapatkan, lantas kita berkata, “Maha Suci Allah dari berbuat zalim kepada hamba-hamba-Nya. Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Curahan rahmat-Nya lebih besar daripada kemurkaan-Nya.” Dengan sering introspeksi diri, engkau akan melihat letak kekurangan dan kelebihanmu. Kelebihanmu menjadi bekal bagimu, sedangkan kekurangan yang ada pada dirimu dapat engkau perbaiki untuk membuatmu lebih maju lagi. Banyak ahli mengatakan, kegagalan adalah jalan menuju kesuksesan. Orang sukses pasti pernah gagal. Tetapi dia belajar dari kegagalan yang menimpanya dan menimba pelajaran dari kegagalan orang lain. (by AF)
33
Hikmah Al-Qur’an
MANUSIA
Menyikapi Petunjuk
K
emudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.Yang demikian itu itu adalah karunia yang amat besar.” (Fathir: 32) Ada tiga tipe umat pada ayat di atas terkait sikap mereka terhadap Al-Qur’ an: dhalimun linafsih, muqtashid, dan saabiq bil khairaat. Dhalim linafsih artinya orang yang menganiaya diri sendiri, yaitu mereka yang meninggalkan sebagian amalan wajib dan melakukan sebagian yang diharamkan. Seperti, orang menjalankan salat tetapi korupsi, menjalankan saum Ramadan tetapi suka riya, pergi salat Jumat tetapi menggunjing orang, 34
membayar zakat tetapi menyakiti te tangga, membelanjai istri tetapi juga menyakitinya, berhaji tetapi menzalimi karyawan. Pendek kata, dhalimun lin afsih adalah orang yang terpadu dalam dirinya kebaikan dan keburukan, yang wajib kadang ditinggalkan, yang haram kadang diterjang. Muqtashid artinya orang pertengahan, yaitu mereka yang menunaikan seluruh amalan wajib dan me ninggalkan segala yang haram, walau terkadang masih meninggalkan yang sunah dan mengerjakan yang makruh. Seluruh kewajiban ia penuhi, baik kewajiban pribadi (seperti salat, zakat, puasa, dan haji) maupun kewajiban menyangkut hak orang lain (seperti berbakti pada orang tua, menafkahi istri, berbuat adil, dan seterusnya). Yang haram ia tinggalkan, seperti, mencela, mengumpat, memeras, dan seterus-
nya. Ia kadang meninggalkan amalan sunah dan kadang melakukan hal yang makruh. Bukan berarti orang semacam ini tidak pernah berbuat dosa, tetapi jika ia berbuat dosa Allah mengampuni dosanya lantaran taubat atau hal lain yang menghapuskannya. Saabiq bil khairaat artinya orang yang bergegas dalam kebaikan, yaitu mereka yang menunaikan seluruh yang wajib dan sunah, meninggalkan yang haram dan makruh, juga sebagian yang mubah. Syaikhul Islam dalam Majmu’ Fatawa menulis, “Saabiq bil khairaat adalah mereka yang mendekatkan diri (bertaqarrub) dengan segenap kemampuannya untuk menunaikan yang wajib dan yang sunah serta meninggalkan yang haram dan makruh, walaupun ini tidak menutup kemungkinan golongan muqtashid, dan saabiq bil khairaat mempunyai dosa yang dihapuskan darinya, baik itu dengan taubat, amalan yang bisa menghapus dosa, musibah, atau yang lain. Perhitungan Mereka di Akhirat Abu Darda mendengar Rasulullah saw. bahwa kelompok saabiqun adalah mereka yang akan masuk janah
(surga) dengan tanpa hisab. Kelompok muqtashid adalah mereka yang akan dihisab dengan hisab yang ringan (hisaban yasiira). Kelompok dhalimun adalah mereka yang mendapat rinta ngan sepanjang mahsyar, lalu Allah menghapus kesalahannya karena rahmat-Nya, hingga mereka berkata, “Dan mereka Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Rabb kami benarbenar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (jannah) dari karunia-Nya; didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu.” (Fathir: 34-35) (HR. Ahmad) Adapun sehubungan surah Fa thir:32 tersebut, “Maka di antara me reka ada yang menganiaya dirinya, ada yang pertengahan dan ada yang segera melakukan kebaikan,” Thabrani meriwayatkan dari Usamah bin Zaid r.a., dia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Semuanya termasuk ke dalam umat.” Walhasil semoga kita menjadi yang terbaik dalam menyikapi petunjukNya. Amin...
“..dan Dia memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya. Orang-orang yang ingkar akan mendapat azab yang sangat keras.” (Asy-Syu’ra:26)
35
Kerusakan Mendahulukan Akal
Atas Wahyu
D
alam Islam, akal manusia itu terbatas, karena itu dia membutuhkan wahyu untuk membimbingnya guna mendapat kebahagiaan dunia maupun akhirat. Atau dengan kata lain, akal harus tunduk kepada wahyu. Benar adanya, akal itu sangat terbatas, tetapi bila ia ditugaskan kepada bidang yang sesuai dengan kesanggupannya, maka pastilah ia menjadi sesuatu yang amat bernilai. Para ulama berbeda pendapat mengenai letak akal dalam diri manusia. Pendapat yang benar adalah akal itu mempunyai hubungan dengan otak dan hati. Berpikir itu berasal dari otak, sedang keinginan berasal dari hati. Orang yang berkeinginan tak mungkin mempunyai keinginan kecuali setelah memahami apa yang ia inginkan, sedangkan pemahaman berasal dari otak. Kata wahy berarti suara, bisikan, isyarat, yang merupakan pemberitahuan tersembunyi, rahasia, dan selintas kilat, secara syar’i, wahyu diartikan sebagai perkataan Allah yang disam36
paikan kepada para Rasul-Nya. Keadaan terbaik akal adalah pada saat ia dapat memberikan putusan melalui indra dan semisalnya, sedangkan wahyu, merupakan sumber yang terpelihara (ma’shum). Menurut Sayyid Qutb, adanya wahyu merupakan pengontrol bagi akal agar dia tidak jatuh ke dalam kesesatan. Wahyu tidak menghalangi akal dari apapun, wahyu hanya menjaganya dari kesalahan memandang dan godaan hawa nafsu serta syahwat. Bahkan wahyu mendorong akal untuk bergerak dan aktif secara dinamis. Namun sangat disayangkan ada segolongan orang yang berlebihan dalam memperlakukan akal, tidak pada tempatnya bahkan hingga sampai ke tingkatan yang lebih tinggi dari syari’at. Golongan ini membenturkan wahyu Allah Swt yang suci dengan akal yang serba terbatas, yang tak lepas oleh hawa nafsu dan ilusi. Ibnu Qayyim pun berkata, “Setiap orang yang memiliki sedikit lentera
pada akalnya pastilah mengetahui bahwa kerusakan dan kehancuran yang terjadi di alam ini semata bersumber dari sikap mendahulukan pendapat atas wahyu dan hawa nafsu atas akal. Karena bila kedua akar perusak ini menguasai hati, maka ia akan memastikan kebinasaannya. Bila berjangkit pada umat, maka pasti urusan mereka akan rusak sejadi-jadinya; betapa sering kalimat La Ilaha Illallah diingkari kebenarannya karena pendapat-pendapat ini, betapa sering pula dengannya ditetapkan kebatilan, petunjuk dimatikan, kesesatan dihidupkan! Bahkan sering pula, karenanya benteng iman dirobohkan, agama setan dielu-elukan! Mereka itulah yang kelak di hari kiamat berkata, sebagaimana firman Allah Swt, artinya, Dan mereka berkata, “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (al-Mulk:10) (I’lam al-Muwaqqi’in, I:68) Bila kita ingin mengetahui seberapa besar ukuran akal, mari renungkan kejadian dalam surat al-Kahfi. Di sana, kita mendapatkan penilaian akal
murni terhadap tindakan Khidhir a.s. melubangi kapal adalah buruk semata, membunuh bocah yang bermain bersama teman-teman seusianya adalah buruk semata, membangun tembok untuk orang-orang yang mencelanya sejadi-jadinya adalah buruk semata. Inilah putusan akal manusia. Lalu se telah itu datang berita dari wahyu, keburukan yang menurut praduga itu ternyata berbalik menjadi kebaikan. Imam syatibi berpendapat bahwa akal terbatas, yaitu hanya mengetahui kemaslahatan dunia secara garis besar. Oleh karena itulah, maka syariat datang memperinci atau memperjelas kemashalatan itu. Jadi, Islam memiliki aturan yang proporsional dalam masalah akal— yang harus dibimbing wahyu, sebab jika akal tidak tunduk berarti tidak membutuhkan rasul Allah. Dan Allah menyukai orang yang menggunakan akal yang tunduk kepada syariat-Nya. Karena bila bersikap sebaliknya alias melampaui batasan-batasan yang telah digariskan oleh Allah Swt, akan menjadi azab bagi pemiliknya dan dapat menyeret kepada malapetaka.
“Ketahuilah sesungguhnya akal tidak akan mendapatkan petunjuk tanpa syariah dan kebenaran syariah tidak akan terungkap tanpa akal. Hal ini karena akal ibarat pondasi sementara syariah bangunannya. Tidak ada artinya sebuah pondasi tanpa bangunan diatasnya dan bangunan tidak akan berdiri tanpa pondasi yang menopangnya.” (Iman al-Ghazali)
37
Hikmah Hadits
Hikmah Ilahi
dalam Hadits Lalat
D
ari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Apabila lalat masuk/ terjatuh ke dalam minuman salah seorang di antara kalian, maka celupkanlah (lalat itu) kemudian buanglah, karena se sungguhnya pada salah satu sayapnya ada penyakit (racun) dan pada sayap yang lainnya ada penawarnya.” (HR. Bukhari) Hadits ini jelas datangnya dari Nabi Saw. Namun, ada sebagian orang yang memperselisihkan isi hadits ini. Penyebabnya ketidaktahuan mereka. Imam al-Khatabi berkata, “Hadist ini dipermasalahkan oleh orang-orang de ngan mengatakan,’Mustahil obat dan penyakit berkumpul pada sayap lalat?’ Padahal Allah telah mempersatukan keduanya dan menjadikan kekuatan pada lalat tersebut.” Adapun pada zaman sekarang, ada yang mempermasalahkan hadits ini dengan penelitian ilmiah karena lalat adalah biang penyakit. Jadi mustahil bila ada penawar dalam lalat. Mereka lupa bahwa keilmiahan yang menjadi landasan mereka itu hanya teori-teori yang mudah berubah, dan tidak mung38
kin dapat menghukumi salah dan benar ilmu Allah yang melalui lisan Nabi kita Muhammad Saw. Dr. Amin Ridha telah melakukan penelitian di Universitas Iskandariyah dan telah dipublikasikan melalui Majalah At-Tauhid di Mesir edisi 5 tahun 1977 bahwa lalat bersamaan ketika membawa kuman penyebab penyakit, lalat juga membawa bakteri ‘faaj’ yang melawan kuman-kuman tersebut. Jadi penelitian ini, menguatkan bahwa yang disampaikan Rasulullah Saw benar adanya. Karena bagi muslim setiap apa yang disabdakan Rasulullah yang shahih, harus membenarkannya baik itu telah dibenarkan oleh penelitian ilmiah maupun tidak. Hadits ini membawa arti bahwa pada sayap lalat terdapat penawar penyakit yang dibawanya ketika terjatuh dalam minuman, Allah memberikan hikmah agar mencelupkan lalat itu kembali agar penyakit yang dibawanya menjadi steril. Adapun menumpahkan atau membuang minuman tersebut merupakan bentuk yang sia-sia yang dilarang Allah Swt.
Akibat Buruk bagi Orang yang Mengolok-ngolok
Hadits Nabi Saw
A
bu Daud meriwayatkan dengan sanad shahih, dari Abu Darda’ r.a., bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka akan Allah akan mempermudah jalannya rnenuju ke surga. Sesungguhnya malaikat menghamparkan sayap-sa yapnya bagi para penuntut ilmu (ka rena ridha dengan apa yang mereka perbuat—pent.).” Ini adalah hadits yang jelas da tangnya dari Rasululah Saw, hanya saja ada sebagian orang yang mengolokngolok sabda Nabi Saw sehingga berakibat sangat buruk baginya. Ahmad bin Syu’aib mengisahkan, “Sewaktu kami bersama para ahli hadits di negeri Bashrah, kemudian ada seorang ahli hadits yang membacakan hadits Nabi Saw, ‘Sesungguhnya para malaikat menghamparkan sayap-sa yapnya bagi para penuntut ilmu….’ (HR. Ibnu Majah) Ikut hadir di dalam forum kami tersebut seorang mu’tazilah yang dengan lantang dia mengolok-ngolok hadits tersebut. Ia mengatakan, ‘Demi
Allah, besok aku akan menancapkan beberapa paku di sandalku, lalu de ngan itu aku akan injak-injak sayapnya para malaikat.’” Dia benar-benar melakukan apa yang diucapkannya itu, lalu ia berjalan dengan memakai kedua sandalnya. Tiba-tiba kedua kakinya membeku dan mulai digerogoti penyakit kusta—suatu penyakit yang belum ada obatnya. Thabrani berkata, “Aku mendengar Abu Yahya Zakaria bin Yahya al-Saji bercerita, ‘Pada suatu hari kami sedang berjalan dilorong-lorong sempit kota Bashrah menuju ke sebuah pintu milik salah seorang ahli hadits, aku mem percepat langkahku’, ketika itu ada seorang yang mengatakan, ‘Angkatlah kaki kalian dari sayapnya para malaikat, jangan sampai kalian merusak sayap mereka.’” Dia berkata demikian dengan maksud mengolok-ngolok. Akhirnya, tidak lama setelah ia berkata demikian, tiba-tiba saja kedua kakinya membeku, ia pun tersungkur ke tanah.” (Nihayah az-Zhalimin hal.167)
39
Kisah
Malukah Kita
K
dengan Sosok Ayah
alau kepada orang lain bisa lem but mengapa kepada orang tua sendiri, kita tidak bisa jauh lebih lembut dan memuliakannya. Selepas acara wisuda di Kampus nya, seorang pemuda mengajak ayahnya jalan-jalan mengelilingi kampus, karena ayahnya sangat ingin tahu se perti apa kampus anaknya, yang selama 4 tahun anaknya menuntut ilmu di kampus tersebut. Ketika melewati hutan kampus, ayahnya berhenti dan memegang tangan anaknya sambil bertanya. “Nak, itu pohon apa?” Sang sarjana menjawab pendek “Pohon Cemara” sambil segera melepaskan pegangan ayahnya karena malu dilihat orang-orang sekitar taman kampus. Baru lima langkah berjalan, sang ayah kembali bertanya dan memegang tangan anaknya “Kalau itu pohon apa, nak?” Sang sarjana kembali melepas tangan ayahnya sambil menjawab agak malas-malas “itu juga sama, pohon cemara.” Sang ayah pun kembali berjalan, ketika mau keluar dari taman kampus, sang ayah kembali memegang tangan anaknya “Nak, itu pohon apa?” Kali ini sang sarjana, hilang ke sabaran, dia menjawab dengan nada tinggi, “Ih, ayah nggak ngerti-ngerti, itu pohon cemara, kenapa sih ayah 40
tanya-tanya terus.” Sang ayah menjawab dengan nada sendu “Nak, ayah tidak bangga dengan gelar kesarjanaan kamu, kalau ternyata sikap ananda seperti ini, padahal dulu waktu kamu masih kecil, berulang kali kamu bertanya kepada ayah, dan ayah tidak pernah cape menjawab, bahkan ribuan pertanyaan kamu, ayah tetap menjawab…karena ayah sayang dan ingin kamu tahu..tetapi ternyata setelah kamu jadi sarjana, baru saja aya bertanya tiga kali, kamu marah dan seakan malu berjalan dengan ayah, padahal dulu waktu kamu kecil, ayah tidak malu membersihkan kotoran kamu di tempat umum, memberishkan ingus kamu ketika sedang pilek… anaku…pendidikan yang tinggi bukan ukuran kesuksesan, tetapi akhlak yang mulia kepada sesama adalah ciri pribadi yang dewasa. Sang anak tertegun, sambil mencium kedua tangan ayahnya yang mulai keriput dia meminta maaf atas akhlak yang tidak terpuji ketika menjawab pertanyaan ayahnya. Sang ayah mengusap, rambut anaknya sambil memberikan nasihat: Nak, berjalanlah di muka bumi dengan penuh rendah hati terhadap siapapun, niscaya Allah Swt akan meninggikan derajatmu. Semoga bermanfaat.
Kisah Keajaiban
Sedekah
D
0leh: Nugraha Kurnia i Bontang, Kalimantan Timur ada sebuah perusahaan kaya raya dengan fasilitas yang luar biasa bagi karyawannya. Penghasilan para pegawainya berlipat-lipat dibanding dengan perusahaan swasta maupun nasional lainnya. Tunjangan berupa rumah, mobil, pendidikan anak bahkan makan pun diberikan. Beberapa kali saya berkunjung ke sana maka saya hanya berkomentar, “Betapa beruntungnya mereka yang tinggal dan bekerja di tempat ini!” Mereka hidup di sebuah komplek yang terisolir dari dunia Bontang. Pagar-pagar mereka kokoh berdiri dan lengkap dengan petugas keamanan yang membuat komplek perumahan itu terisolir dari dunia luar. Penghasilan besar yang mereka
dapat, mungkin sebab sulit untuk mendapatkan mustahik, maka kewajiban zakat dan sedekah pun barangkali tak tersalurkan. Namun meski demikian hal yang menjadi hak Allah adalah tetap menjadi hak-Nya. Dimana suatu saat Dia pun akan menagihnya. Sore itu saya diminta bersilaturrahmi dengan sebuah majlis taklim kaum ibu di sana. Tema yang diminta membuat saya berpikir keras untuk mencari referensinya. Berobat dengan sedekah!!! “Dari mana saya harus memulai...?” saya membatin. Alhamdulillah atas izin Allah Swt ceramah pengantar yang saya berikan terasa nikmat. Jangankan untuk mereka kaum ibu yang mendengarkannya, saya sendiri saja merasakan kenikmatan itu. Rupanya Allah Swt memberi keberkahan pada majlis kami saat itu. 41
Tanpa terasa saya dapati beberapa ‘ilmu ladunni’ yang Allah berikan. Se hingga saya belajar saat mengajar. Menjadi mengerti bersama orang-ora ng yang mencari pemahaman. Allah mewariskan ilmu yang di ketahui seseorang, asalkan ia me ngamalkan ilmu yang sudah pernah ia ketahui. (Muhammad Saw) Usai pembicaraan kurang lebih sekitar setengah jam, maka saya menawarkan kepada peserta majlis untuk bertanya dan berdialog. Di sana rupanya ada seorang ibu berusia lebih dari 40 tahun, sebutlah namanya Reni. Tiba-tiba ia mengacungkan tangan dan ternyata ia bukan hendak bertanya akan tetapi ia ingin berbagi pengalaman kepada semua peserta yang hadir. Reni pun memulai kisahnya: Kira-kira 17 tahun yang lalu Reni hamil untuk pertama kali. Allah Swt menakdirkan bahwa Reni keguguran. Maka dari Bontang, ia pun diantar oleh suaminya pergi ke Balikpapan dengan pesawat untuk berobat ke seorang dokter terkenal di sana bernama Yusfa. Akhirnya Reni dikuret rahimnya. Sepulangnya dari Balikpapan, Reni mendapati dari qubulnya selalu keluar darah dalam jumlah banyak. Bahkan lebih banyak dari menstruasi rutin. Apalagi bila ia bangun tidur, ia dapati kasur dan sprei selalu bersimbah darah. Ia panik dan kalut mengatasi hal ini. Maka ia pun kembali lagi ke Balikpapan bersama suaminya untuk berobat ke dokter Yusfa. Sayangnya sang dokter tidak me ngerti sebab pendarahan hebat ini. Maka yang terjadi adalah kali itu Reni 42
dikuret lagi. Sakit dan perih, itulah yang dirasakan Reni! Namun pendarahan itu masih tetap saja terjadi, padahal hampir setiap dua hari sekali Reni dan suami terbang Bontang-Balikpapan untuk mengkonsultasikan penyebab pendarahan ini. Namun tindakan yang diambil oleh dokter Yusfa hanyalah mengkuret rahim Reni. Reni dan suami hanya bisa pasrah dan berharap pertolongan Allah Swt atas musibah ini. Kejadian ini berlangsung cukup lama. Hingga tubuh Reni bertambah ringkih, rumah tangga tak terurus, ua ng tabungan terkuras dan suami tidak bisa bekerja tenang sebab harus sibuk mengurusi Reni. Sepertinya ada sebuah cobaan besar yang sedang Allah Swt timpakan kepada Reni dan suaminya. Reni dan suami terus berdoa kepada Allah Swt agar diberi jalan keluar dari masalah ini. Hingga akhirnya Allah Swt pun mendengar dan mengijabah doa mereka. Hari itu Reni dan suami hendak terbang ke Balikpapan untuk berkonsultasi dengan dokter Yusfa. Namun ada suara hati yang berbisik pada diri Reni. Ia bawa sejumlah uang dalam jumlah besar. Uang itu bukan ia niatkan untuk bayar biaya pengobatan, tetapi ada sebuah cita-cita mulia di sana yang ingin ia wujudkan. Cita-cita itu adalah “Aku ingin bersedekah!” Sejumlah uang itu pun ia masukkan ke dalam tas tangan yang Reni bawa. Pesawat telah membawa Reni dan suaminya pergi menuju Balikpapan. Setibanya di bandara Sepinggan, Balikpapan Reni berjalan tertatih dipapah oleh sang suami. Dengan susah payah,
Reni pun akhirnya tiba di dalam ruang bandara. Di dalam hati Reni berdoa kepada Tuhannya, “Ya Allah, datangkan untukku seorang pengemis yang bisa menerima sedekahku. Izinkan aku untuk bersedekah di hari ini!” Keinginan untuk bersedekah itu membuncah lagi di hati Reni. Sungguh ia amat berharap untuk bisa bersedekah kali itu. Pintu ke luar bandara sudah dilalui oleh Reni dan suami. Subhanallah, tiba-tiba ada seorang pria berpakaian lusuh menyapa Reni dan menjulurkan tangan tanda minta sedekah. Reni bergembira dan yakin bahwa inilah ijabah doa dari Allah Swt. Tanpa banyak berpikir, ia merogoh tas tangannya. Sejumlah uang yang sudah disiapkan ia berikan ke tangan pengemis itu. Maka pengemis dan suami Reni melongo melihat jumlah uang yang Reni sedekahkan. Reni pun melanjutkan langkahnya bersama suami dan kemudian mereka masuk ke dalam sebuah taksi untuk pergi ke rumah sakit tempat dokter Yusfa berpraktek. “Untuk apa uang sebanyak itu kau sedekahkan?!” tanya sang suami. Reni menjawab dengan yakin, “Boleh jadi dengan sedekah itu Allah Swt menyembuhkan penyakitku, Pak!” Mendapati jawaban seperti itu suami Reni tidak banyak mendebat. Memang di saatsaat seperti ini, hanya pertolongan Allah saja yang dapat menyelamatkan mereka. Seperti kali sebelumnya, tidak ada jawaban positif dari dokter Yusfa atas penyebab pendarahan yang keluar dari qubul Reni. “Hingga saat ini, saya
belum tahu pasti apa penyebabnya” jelas dokter Yusfa. Maka Reni dan suami pun kembali ke Bontang tanpa hasil memuaskan. Pendarahan hebat masih terus terjadi dari rahim Reni setiap hari. Reni hanya bisa bersabar dan pasrah atas takdir yang telah Allah Swt tetapkan pada dirinya. Pagi itu, Reni tengah berada di dapur untuk membuat masakan ringan. Tiba-tiba terasa olehnya ada sesuatu yang tidak beres di perutnya dan ia pun ingin pergi ke toilet. Rasa ingin buang air itu seperti tak terkendali. Hingga Reni harus berlari sebab khawatir ia tak kuasa menahannya. Atas izin Allah Swt, ia kini sudah berada di kamar mandi. Namun hanya pakaian luar saja yang sempat ia buka, sedangkan pakaian dalam tak sempat ia tanggalkan. Rupanya ada segumpal daging penuh darah yang keluar dari qubul Reni dan ternyata ia tidak mau buang air. Segumpal daging penuh darah itulah rupanya yang membuat Reni terdesak untuk buang air. Merasa aneh dengan segumpal daging itu, maka Reni mengambil se buah kantong plastik kecil dan memasukkannya ke dalam kantong tersebut. Reni berpikir bahwa ia harus menanyakannya kepada dokter. Pagi itu adalah jadwal Reni berkonsultasi dengan dokter Yusfa. Ia seperti biasa pergi ke Balikpapan didampingi oleh suaminya. Konsultasi kali itu, seperti biasa tidak memberikan perkembangan ke arah positif sama sekali. Hampir saja Reni putus asa dengan keadaan ini. 43
Namun tiba-tiba ia teringat akan kejadian aneh kemarin pagi. Lalu ia pun merogohkan tangannya ke dalam tas dan mencari-cari plastik kecil berisi segumpal daging penuh darah. Ia keluarkan plastik kecil itu dan ia sodorkan kepada dokter Yusfa. Kejadian aneh kemarin pagi itu diceritakan oleh Reni kepada dokter Yusfa. Dokter Yusfa menerima plastik berisikan benda aneh itu. Dahinya berkerut tanda bahwa ia berpikir keras tentang benda ini. Dan beliau pun berkata, “Ibu dan bapak mohon tunggu sebentar di sini. Saya akan pergi ke laboratorium untuk memeriksakan hal ini!” Saat dokter Yusfa pergi meninggalkan ruangannya, Reni dan suami hanya berharap bahwa dokter Yusfa akan datang membawa sebuah berita gembira untuk mereka. Kira-kira 20 menit kemudian dokter Yusfa datang sambil berlari. Ya berlari, bukan berjalan! Begitu pintu terbuka dokter pun berteriak dengan nada keras, “Alhamdulillah bu Reni.... Alhamdulillah....!!! Saya baru mengerti rupanya pendarahan selama ini dise-
babkan kanker rahim yang ibu alami... dan benda ini adalah kanker rahim tersebut. Cuma saya hanya mau bertanya bagaimana cara kanker ini bisa gugur dengan sendirinya...?!” Subhanalllah....rupanya penyebab pendarahan hebat selama ini adalah sebuah kanker yang tidak dapat terdeteksi. Pertanyaan terakhir dari dokter Yusfa tak mampu dijawab langsung oleh Reni. Namun Reni hanya mampu bersyukur kepada Allah bahwa akhirnya pertolongan itu datang juga untuknya setelah penantian yang cukup lama. Akhirnya pendarahan pun terhenti begitu saja, dan rupanya pertolongan Allah Swt tiba setelah Reni bersedekah dengan sejumlah harta yang sudah ia cita-citakan. “Sembuhkan penyakit kalian dengan cara sedekah. Lindungi harta yang kalian miliki dengan zakat.” (HR. Baihaqi) Sedekah sungguh sebuah perkara yang mengagumkan. Apakah anda pernah mengalaminya? Semoga bermanfaat bagi yang membacanya......Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan.
“Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah melipat gandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (Al-Baqarah:245)
44
Melihat Kebaikan
dalam Segala Hal
S
etiap orang pernah mengalami saat-saat sulit dalam kehidupannya. Seorang mukmin meyaki ni kesulitan-kesulitan yang diberikan Allah adalah ujian semata. Seorang mukmin harus tahu bahwa kesulitan dibuat untuk membedakan mereka yang benar-benar beriman dan mereka yang tidak meyakini keimanan me reka. Mari kita simak cerita di bawah ini: Satu bulan yang lalu saya masih menjadi seorang mahasiswa yang semangat, semangat bekerja, semangat belajar, semangat berorganisasi dan mungkin sangatlah periang, sebulan yang lalu akhirnya hal yang saya tunggu-tunggu telah datang, yaitu terbukanya pendaftaraan asisten dosen di sebuah universitas, saya sudah lama ingin masuk dan menjadi asisten do sen di bagian tersebut. Akhirnya de ngan penuh keyakinan saya mengurus berbagai macam berkas dan mengumpulkannya di bagian tersebut, sembari
menunggu pengumuman lulus berkas saya sudah mempersiapkan diri belajar siang malam untuk menghadapi ujian teori dan ujian praktikum dari tahap penerimaan asisten tersebut. Tapi ternyata pengumuman lulus berkas dari bagian anatomi ini belum juga keluar. Saya akhirnya menjadi was-was, jangan-jangan nanti saya ti dak lulus berkas akhirnya dari bagian lain juga sudah membuka penerimaan asisten dan ternyata bagian yang aku juga sukai, yaitu bagian mikrobiologi membuka pendaftaran, awalnya saya tidak mendaftar pada bagian ini karena saya sudah merasa siap untuk maju di anatomi, tapi ternyata godaan datang, rasa was-was untuk tidak lulus berkas pada bagian anatomi memuncak, saya sangat khawatir karena kata senior saya bahwa bagian anatomi itu bukan hanya melihat IPK kita, tapi juga melihat mata kuliah apa saja yang dapat nilai jelek, dan kebetulan saya memiliki satu mata kuliah yang dapat 45
E, disinilah mulai timbul keraguan saya, di tambah lagi senior saya yang sudah menjadi asisten di bagian mikrobiologi berkata kalau di bagian mikrobiologi masalah lulus berkas itu mudah, nanti saya urus walaupun ada mata kuliahmu yang dapat E, akhirnya saya termakan perkataan tersebut dengan sangat yakin saya mengumpulkan berkas saya di mikrobiologi dan alhamdulillah dua hari kemudian pengumumannya keluar dan saya ternyata memang lulus, dan akhirnya saya mengikuti tes wawancara di bagian tersebut. Tetapi ternyata satu minggu ke mudian pengumuman berkas anatomi keluar dan saya juga dinyatakan lulus berkas. Waktu itu saya sangat bersyukur artinya Allah selama ini menjawab doa saya, padahal sebenarnya saya sudah melanggar peraturan yang dikeluarkan bagian Anatomi bahwa “Jika saya mendaftar di bagian anatomi sebagai asisten maka selama saya mengikuti proses perekrutan di bagian anatomi saya tidak boleh mendaftar sebagai asisten pada bagian lain” di sana saya menandatangani surat pernyataan tersebut. Saya memang waktu itu sa ngatlah bimbang, antara daftar di mi krobiologi atau tetap bertahan di anatom, karena sejujurnya saya lebih suka anatomi daripada mikrobiologi, tetapi karena bimbang dan takut, tidak tahu kenapa pikiran saya tertuju ke mikrobiologi dan mendaftar juga di sana, saya sadar waktu itu saya telah melanggar peraturan yang ada di anatomi, tapi saya tetap berdoa agar apa yang saya lakukan ini tidak ketahuan oleh bagian 46
anatomi, dan ternyata iya, saya tidak ketahuan dan saya lulus berkas di sana, saya sangat senang waktu itu, saya sudah mengundurkan diri dari bagian mikrobiologi, tetapi nama saya masih terpampang di bagian mikrobiologi sebagai peserta yang lulus seleksi berka. Setelah pengumuman lulus berkas anatomi keluar saya makin bersemangat dan waktu itu saya sangat yakin akan diterima di bagian tersebut, karena memang saya sangat ingin dan sangat suka dengan bidang ilmu anatomi ini, selama satu minggu saya belajar lebih giat dari sebelumnnya untuk persiapan ujian masuk asisten tetapi harapan saya tiba-tiba pupus, setelah mendengar bahwa ada pengumuman lulus berkas pada bagian anatomi direvisi dan ternyata saya sangat terkejut ketika saya melihat ada satu nama yang dicoret dari papan pengumuman tersebut, dan itu adalah nama saya. Waktu itu saya seakan sangat kecewa, saya seakan sangat bimbang, bertanya-tanya apa yang salah dengan saya? Akhirnya dengan percaya diri saya menghadap pada koordinator asisten dari bagian anatomi yang tak lain adalah senior saya, dan dia mengatakan kalau saya ketahuan sama dokter telah mendaftar di bagian lain selain anatomi yaitu bagian mikrobiologi, tapi saya jelaskan bahwa saya sudah mengundurkan diri dari sana, dan ternyata alasan saya tidak diterima, jelas-jelas memang saya telah mendaftar di sana dan lulus berkas pada bagian mikrobiologi karena nama saya terpampang di sana, dan dokter di bagian anatomi
tahu akan hal itu, akhirnya saya sadar bahwa itu memang kesalahan saya, dan konsekuensinya saya harus terima sekarang, waktu itu saya sangat sedih, saya sangat kecewa, saya ingin sekali masuk di bagian anatomi tapi kenyataan berkata lain, saya terpukul, mulailah saya merasa stres, frustasi, tenggelam dalam keputusasaan, saya sangat menyesal, bahkan saya sempat terpikir untuk mengakhiri hidup karena seakan-akan waktu itu hidup saya tidak ada gunanya lagi, hal yang saya dambakan lenyap, lepas begitu saja, padahal saya sudah merasa menggenggamnya tapi ternyata lepas oleh kecerobohan saya, saya merasa sangat bodoh, di dalam kebimbangan tersebut saya berusaha untuk tetap tabah, sehari semalam saya menangis tidak karuan saya bahkan membenturkan kepala saya di tembok seperti orang stres. Keesokan harinya di kampus saya menjadi orang lain, saya mulai murung, melamun, tidak konsentrasi lagi dengan kuliah, saya merasa segala apa yang saya pelajari dan persiapkan selama ini tidak ada gunanya. Saya sangat kecewa. Akhirnya salah seorang senior menghampiri saya, katanya saya masih bisa lanjut di mikrobiologi asal menghadap sama dokter, saya pikir ini sepertinya kesempatan saya keluar dari keputusasaan saya ini, dan akhirnya setelah menghadap saya masih diberi kesempatan di bagian mikrobiologi walaupun saya telah mengundurkan diri di bagian itu tapi saya diberi kesempatan. Tapi setelah melihat tesnya ternyata tes masuknya membuat pre-
sentasi tentang beberapa materi dan waktu itu ada tujuh materi yang harus saya selesaikan dalam tiga hari dan teman-teman yang lain yang daftar di bagian mikro sudah mengerjakan dari satu minggu yang lalu, saya awalnya pesimis karena materinya rumit dan ada materi baru yang harus saya cari rujukannya, akhirnya saya tetap maju dengan keadaan tertekan, dengan keadaan kecewa saya tetap mengerjakan presentasi tersebut, herannya saya merasa setengah-setengah dalam mengerjakannya saya masih belum bisa melupakan anatomi, karena selama ini saya persiapkan untuk anatomi bukan untuk mikrobiologi, waktu itu saya merasa bukan diri saya yang mengerjakan presentasi mikrobiologi ini, saya merasa lain, saya selama ini belajar anatomi dan tiba-tiba diberi materi mikrobiologi, saya merasa saya harus mulai dari nol lagi, tapi walaupun begitu presentasi saya tetap selesai, dengan usaha yang saya pikir apa adanya. Saya mengumpulkan bahan presentasi saya ke dokter, dan saya presentasi 2 hari lagi, saya memanfaatkan waktu itu untuk menguasai semua materi tersebut, tapi hanya satu materi yang bisa saya kuasai betul dan saya berharap bahwa materi itulah yang akan saya bawakan nanti ketika presentasi, akhirnya waktu presentasi tiba, saya merasa deg-degan sekaligus bimbang dan bertanya…apakah yang saya lakukan ini benar? Apakah yang saya perjuangkan ini benar? Saya raguragu, apakah jalan ini adalah jalan terbaikku? 47
Selama membuat presentasi untuk mikrobiologi saya masih memikirkan anatomi, saya tidak bisa terlalu fokus dalam membuat dan menguasai materi mikrobiologi ini, selama ini kepalaku berat, sakit dan tidak bisa konsentrasi penuh, dan tibalah waktu saya presentasi, dengan pengetahuan seadanya saya maju dan ternyata materi yang harus saya bawakan adalah materi yang kurang saya kuasai, ka rena waktu itu dari ketujuh materi yang dibuat oleh calon asisten diacak pada saat mau presentasi di depan dokter dan senior yang sudah jadi asisten, tapi walaupun saya tidak kuasai penuh saya berusaha dengan percaya diri tetap membawakan materi tersebut, dan menjawab pertnyaan dari dokter walaupun saya banyak mengatakan “saya tidak tahu dok” saya sudah bisa memprediksi bahwa presentasi saya tidak memuaskan dibanding temanteman saya yang juga mendaftar di bagian mikrobiologi ini, saya akhirnya pulang, berusaha bertawakal dan me nyerahkan semuanya kepada Allah, dan saya mulai merasa anatomi datang di kehidupanku lagi, saya tidak menyesal dengan saya tidak menguasai materi dan presentasi saya di mikrobiologi tapi saya menyesal telah mendaftar di sana. Saya menyesal atas kecerobohan saya, saya menyesal atas segala ke curangan saya, saya menyesali per buatan itu, disitulah letak kesalahan fatal saya, saya mulai sedih kembali, ternyata saya sadar bahwa saya tidak bisa untuk lupakan anatomi yang sela48
ma ini menjadi cita-cita saya, yang selama ini menjadi keinginan saya, saya merasa bersalah saya tidak konsisten, saya merasa bodoh mudah termakan perkataan orang lain, saya sangat kecewa, sampai sekarang. Saya sudah cerita masalahku ini sama teman-teman dekatku, mereka semua mendukungku, alhamdulillah saya punya teman-teman seperti me reka, keluargaku juga sudah saya ceritakan dan mereka berharap saya tidak perlu menjadi seorang asisten, asalkan kau nantinya menjadi seorang dokter yang bisa berguna bagi orang lain. Selama satu minggu ini saya mencari pencerahan, saya mencari ketenangan jiwa, hingga akhirnya teman dekat saya meminjamkan buku yang ditulis oleh mas Hendra Setiawan, saya sangat bersyukur dapat membaca buku ini, saya merasa menemukan penyelesaian dari masalah saya ini, dibantu dengan dukungan keluarga, dukungan teman-teman, saya yakin saya dapat melupakan masalah ini dan belajar dari pengalaman ini, walaupun saat menulis email ini masih ada rasa penyesalan yang tertinggal di dalam hatiku tapi saya tetap ingin maju, saya tidak ingin berlama-lama terpuruk dalam kekecewaan. Alhamdulillah saya merasa dapat bangkit dari masalah ini. Doaku sekarang bahwa saya hanya ingin menjadi pribadiku yang semangat, yang semangat belajar, semangat untuk kembali menjadi lebih baik, walaupun harapan saya untuk menjadi asisten anatomi masih ada tapi sepertinya itu telah lewat, dan saat ini itulah
menjadi fokus pikiran yang harus saya lupakan, karena kesempatan untuk menjadi asisten hanya satu kali seumur hidup. Orang yang beriman mengetahui bahwa peristiwa yang pada awalnya terlihat tidak menyenangkan, pada akhirnya akan bermanfaat baginya. Orang yang beriman mengetahui bahwa ada kebaikan dalam apa pun yang terjadi. Ia belajar dari kesalahannya dan mencari cara untuk memperbaikinya. Jika ia melakukan kesalahan, ia ingat bahwa semuanya memiliki maksud tertentu dan membuatnya lebih
berhati-hati dalam kesempatan mendatang. Bahkan jika hal yang sama terjadi berulang kali, seorang muslim harus ingat bahwa pada akhirnya peristiwa tersebut adalah untuk kebaikan dan menjadi hak Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Aku mengagumi seorang mukmin karena selalu ada kebaikan dalam setiap urusannya. Ji ka ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur (kepada Allah) sehingga di dalamnya ada kebaikan. Jika ditimpa musibah, ia berserah diri (dan menyakini) bahwa di dalamnya ada kebaikan pula.” (HR. Muslim)
“Dan jika Allah menimpakan sesuatu bencana kepadamu, tidak ada yang dapat menghi langkannya selain Dia. Dan jika Dia menda tangkan kebaikan kepadamu, Maka Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al-An’am:17)
49
Berdoalah
S
epanjang hidup Anda adalah ujian. Hanya orang-orang yang meng harap keridhaan Allah yang bisa tegar menempuh jalan panjang itu. Karena harapan adalah semangat dan lawannya putus asa. Jadi berharaplah hidup Anda senantiasa dalam ridha-Nya. Mari kita simak kisah di bawah ini: Setelah aku membaca buku penerbit Jabal dengan judul “Agar Selalu Ditolong Allah”, aku jadi ingin berkonsutasi tentang masalah yang sedang aku hadapi, aku seorang single parent sudah 4 tahun lamanya aku hidup menjanda, aku selalu berdoa supaya diberi kemudahan untuk mendapatkan jodoh, tapi sampai sekarang Allah belum mengabulkan doaku, kadang aku putus asa buat apa aku berdoa toh Allah juga nggak mengabulkan doa aku, yang ingin aku tanyakan kenapa ya..kok Allah nggak mengabulkan doa dan harapan aku? Katanya Allah pasti 50
me n ga b u l ka n hambanya yang mau berdoa. Per tanyaan ke-2, dalam isi buku “Agar Selalu Ditolong Allah” disarankan supaya kita selalu berpikir positif, tapi kenapa kalau aku selalu berpikir positif kenyataan yang terjadi malah negatif? Atas curhatanku ini aku berharap semoga Anda bisa membantu mengatasi masalah yang sedangku hadapi, ada apa dibalik semua ini kenapa kok doa dan harapanku belum dikabulkan sama Allah padahalku juga sering menjalankan shalat hajat, dan apa yang harusku lakukan supaya doa dan harapanku cepat dikabulkan sama Allah. Saudariku janganlah putus ha rapan. Doa merupakan obat yang pa ling bermanfaat. Ia juga merupakan
pencegah dari segala musibah. Ia akan menolak dan mengobati berbagai penyakit, mencegah pertumbuhannya serta meringankan penyakit jika ia sudah menimpa. Dalam surat Gafir: 60, Allah berfirman, “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku perkenankan bagimu...” Janganlah merusak doa dengan ketergesa-gesaan saudariku, karena ketergesaan akan menjadi penghalang terkabulnya doa. Orang berdoa itu seperti menanam biji-bijian. Bijibiji itu harus dijaga, dirawat, dan disirami. Oleh karena itu, jika saudara meninggalkan doa, sesungguhnya ia telah meninggalkan biji yang ditanam tanpa dirawat dan disirami. Rasulullah bersabda, “Akan dikabulkan permin taan seseorang di antara kamu, selagi tidak tergesa-gesa, yaitu mengatakan, ‘Saya telah berdoa tetapi belum dikabulkan.’” (HR. Bukhari dan Muslim) Dan jangan lupa saudariku bila
doa belum dikabulkan jangan putus asa dulu. Berprasangkalah yang baik kepada Allah. Berintrospeksi dulu saudariku, adakah yang salah dengan kita dalam memahami doa? Ibnu Hajar pun mengatakan, tiap doa pasti terkabulkan, tapi dengan bentuk pengkabulan yang berbeda-beda, terkadang apa yang diminta terkabulkan, atau terkadang diganti dengan sesuatu pemberian lain, sebagaimana hadits Nabi Saw dari ‘Ubadah bin Shamit, “Tidak ada seorang muslim di dunia berdoa memohon suatu permohonan melainkan Allah pasti mengabulkannya atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya.” (Fathul Bari) Saudariku, Allah tahu apa yang terbaik buat kita. Bertawakallah dan tetap konsisten beribadah, serta terus bermunajat—doa adalah ibadah, baik dikabulkan atau tidak. Allah tidak akan menyia-nyiakan amal baik kita.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.” (Al-Baqarah: 186)
51
Cermin
Oh Ibu Masihkah Surga Itu di Telapak Kakimu?
S
eorang ibu begitu mulia. Ia mengandung, melahirkan, menyusui, mendidik, dan membesarkan anaknya penuh cinta. tapi apa yang terjadi di masa sekarang ketika seorang ibu sibuk dengan karirnya, mendidik anak-anaknya pun terabaikan, mereka menjadi didikan pengasuhnya, ASI pun tak penuh anaknya dapatkan karena tidak sampai dua tahun, kenyataannya susu sapi yang banyak ia minum. Ibunya hanya bertemu anak-anak nya paling lama dua jam setiap harinya. Wanita karir. Umumnya berangkat pagi pulang larut malam. Ketika berangkat anak-anaknya belum bangun. Ketika pulang anak-anaknya sudah tidur. Tak ada waktu bagi anak-anaknya. Karir lebih penting dibandingkan anak-anaknya. Hanya dengan menggaji pengasuh sekitar 1-2 juta tiap bulan, ibunya sudah merasa cukup perhatiannya ter hadap anak-anaknya. Terkadang ibuibu yang sibuk dengan karirnya, itu melampiaskan perasaannya terhadap anak-anaknya diajak jalan-jalan ke mall, diajak makan, dibelikan mainan, atau pergi berlibur dengan suaminya. Mungkin suaminya juga tak sempat, karena sama-sama sibuk. Akhir-akhir ini, kita pun disuguhi dengan berita-berita di media seorang ibu yang berulah, ada yang menjual bayinya, bunuh diri bersama anaknya
52
bahkan peran baru pun ada, yang sa ngat menggelikan telinga masyarakat kita, yang bermain-main dengan hu kum, yaitu ibu yang korup. Inilah yang membuat hati menjadi sedih dan iba. Saksikan, peran ibu sekarang, yang be lum pernah terjadi sebelumnya, yaitu menjadi “koruptor”. Oh...miris...sekali...menyaksikan berita itu di banyak media. Peran utama seorang Ibu dalam Islam menjadi pendidik anak yang memberikan siraman terhadap jiwanya agar aqidah Islamnya kuat dan berakhlaq mulia, sekarang ini mendidik tidak uta ma, yang penting hanyalah bersifat materi terpenuhinya kebutuhan sang anak uang yaitu untuk pengasuhan, susu sapi dan lain-lain. Waktu bercengkera ma yang efektif bersama sang anak hanyalah mimpi belaka, karena waktunya telah dicuri oleh kesibukan karir ibunya. Ibu, sesungguhnya anak-anak kita adalah amanah yang dititipkan Allah kepada kita. Allah akan menanyakan, apakah kita akan menjaganya atau menyianyi-akannya. Maka wajib atas kita untuk menjaga amanah ini. Dengan keyakinan, kita mendidik generasi muslim, kita persiapkan mereka agar menjadi generasi kuat dan beraklaq mulia. Oh ibu masihkah surga itu di telapak kakimu? Wallahu’alam.
Ketika Keberkahan Itu Hilang
K
ehidupan yang berkah adalah kehidupan yang senantiasa berada dalam garis dan aturan Allah Swt, suatu kehidupan yang memberikan kekuatan kepada manusia untuk dapat memecahkan setiap masalah hidup. Keberkahan hidup dapat tercermin dari aktivitas manusia yang tak lepas berupaya mencari rezeki yang halal dan hal itu berdampak pada perilaku terpuji dalam kehidupan sehari-harinya. Melihat kenyataan saat ini keberkahan sangat sulit diraih rakyat Indonesia. Tetapi bila kita melihat bumi Indonesia ini adalah bumi yang sangat kaya raya, baik itu berupa kesuburan tanahnya, tambang, sayuran, buahbuahan, hasil laut, hutan, dan lain-lain. Namun sangat disayangkan mayoritas rakyatnya berada dalam kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, keterpurukan, dan kondisi lainnya yang sangat miris. Ketika keberkahan itu hilang di tanah Indonesia ini adalah karena dua faktor, yaitu:
1. Umat Islam telah menjadikan dunia menjadi tujuan hidupnya. Dunia ini dikejar sampai dapat tanpa memedulikan cara meraihnya benar atau salah. Kelompok seperti ini suka menghalalkan segala cara demi keinginan nafsunya tanpa mengindahkan cara yang ia tempuh ini sudah sesuai dengan aturan atau tidak. Bahkan yang lebih ngeri dari kaum ini, mereka mencintai dunia ini hingga malas beramal yang mendekatkan diri mereka kepada Allah. 2. Umat Islam telah meninggalkan amar makruf nahi munkar. Begitu sedih ketika kita melihat ada sebagian muslim yang melegalkan perilaku homoseks dan menganggap jilbab adalah budaya Arab. Padahal hal itu sudah jelas: homoseks dilarang dan jilbab wajib hukumnya untuk muslimah. Adapun yang lainnya pendapat-pendapat yang menggelikan dengan mengatasnamakan kebebasan seperti pornografi bukan hal yang haram. 53
Prilaku-prilaku seperti ini telah di gambarkan Allah sebagai prilaku munafik, yang tercermin dalam surah at-Taubah:67, “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyu ruh berbuat yang munkar dan me larang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggam tangan nya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah lupa kepada me reka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.” Kedua faktor di atas pada saat sekarang ini sudah menjadi peman-
dangan yang lazim di mana-mana. Bila hal ini terus terjadi maka keberkahan akan jauh panggang dari api, sulit tercapai dan menjadi impian semata. Rasulullah pun pernah bersabda bahwa jika umatku terlalu mengagungagungkan dunia, maka akan diangkat dari umatku kehebatan Islam. Dan jika mereka meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar, maka akan terhalang keberkahan wahyu. (HR. Abu Daud) Jadi, mari beramal saleh walaupun itu hal kecil, yang penting amal itu menjadi teladan di sekitar kita khususnya keluarga dan banyak-banyaklah introspeksi lalu perbaikilah kekhilafan secepatnya.
“Akan diperintahkan (oleh Allah) kepada bumi: tumbuhkanlah buah-buahanmu, dan kembalikan keberkahanmu, maka pada masa itu, sekelompok orang akan merasa cukup (menjadi kenyang) dengan memakan satu buah delima, dan mereka dapat berteduh dibawah kulitnya. Dan air susu diberkahi, sampaisampai sekali peras seekor unta dapat mencukupi banyak orang, dan sekali peras susu seekor sapi dapat mencukupi manusia satu kabilah, dan sekali peras, susu seekor domba dapat mencukupi satu cabang kabilah.” (HR. Muslim)
54
Kesehatan
Manfaat Tidur Siang
bagi Kesehatan
M
anfaat tidur siang ternyata cukup berpengaruh bagi kes ehatan.Berdasarkan studi yang dilakukan para ahli, mereka berhasil menemukan beberapa manfaat tidur siang, salah satunya untuk mengurangi kemungkinan kematian akibat serangan jantung. Sebuah penelitian yang dilakukan di Yunani juga menunjukkan bahwa tidur siang kurang lebih selama se tengah jam, dapat mengurangi risiko serangan jantung sebesar 37% jika dilakukan minimal 3 kali seminggu. Sebuah penelitian berhasil meng ungkap jika tidur siang 20 menit lebih efektif daripada mengkonsumsi 200 mg kafein. Kelelahan yang diakibatkan otak menampung informasi yang berlebihan dapat mengganggu daya konsentrasi Anda. Jika Anda berpikir untuk tidak tidur siang karena memiliki ter-
lalu banyak tugas yang harus dilakukan, maka asumsi Anda salah. Karena sebuah penelitian telah menunjukkan tidur siang setidaknya 30 menit dapat meningkatkan daya ingat Anda karena otak kembali fresh. Menurut seorang ilmuwan terkemuka yang bernama Sara C. Mednick, tidur siang dapat meningkatkan persepsi sensorik Anda. Namun hal ini justru tidak terjadi saat anda tidur di malam hari. Setiap orang normal membutuhkan tidur setidaknya 8 jam sehari. Kurang tidur dapat menyebabkan me ningkatnya hormon kortisol dalam tubuh. Kortisol adalah hormon yang dikenal sebagai hormon pemicu stres, dengan tidur siang diharapkan hormon horsitol dapat berkurang dan Anda dapat kembali beraktivitas. Kadar neurotransmitter serotonin yang kita peroleh saat tidur siang da55
pat membuat suasana hati menjadi tenang dan menghilangkan rasa cemas yang berlebihan. Menurut Mednick salah seorang ahli kesehatan, tidur siang dapat menciptakan pandangan yang lebih positif dan menenangkan pikiran anda.. Tak hanya dari sisi kesehatan tinjauannya. Jauh lebih penting lagi, tidur siang adalah sunnah yang diajarkan dan dilakukan oleh Rasulullah Saw. Beliau memerintahkan kita untuk tidur siang dalam sabda beliau yang dinukilkan oleh Anas bin Malik r.a., “Qailulahlah (istirahat sianglah) kalian, sesungguhnya setan-setan itu tidak pernah istirahat siang.” (HR. Abu Nu’aim dalam Ath-Thibb dengan sanad shahih) Yang dimaksud dengan qailulah adalah istirahat di tengah hari, walau pun tidak disertai tidur. Apa yang dilakukan oleh Rasulullah ini juga diikuti oleh para sahabat. Di antaranya ‘Abdullah bin Mas’ud r.a.
dalam riwayat dari ‘Umar ibnul Khaththab r.a., pernah suatu ketika ada orang-orang Quraisy yang duduk di depan pintu Ibnu Mas’ud. Ketika tengah hari, Ibnu Mas’ud mengatakan, “Bangkitlah kalian (untuk istirahat siang, pent.)! Yang tertinggal hanyalah bagian untuk setan.” Kemudian tidaklah Umar melewati seorang pun kecuali menyuruhnya bangkit.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad) Anas bin Malik r.a. mengabarkan kebiasaan para sahabat Rasulullah, “Mereka (para sahabat) dulu biasa me laksanakan shalat Jum’at, kemudian istirahat siang.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad) Itulah deretan manfaat tidur siang bagi kesehatan, jika Anda sebelumnya menyepelekan tidur siang karena dianggap buang waktu. Semoga dengan membaca artikel ini akan membuat Anda sadar akan dahsyatnya manfaat tidur siang.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.” (Ar-Rum: 23)
56
Hidup Sehat Ala Rasulullah Saw
R
asulullah Saw bersabda, “Mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.” (HR. Muslim) Menjaga kesehatan tubuh adalah wajib. Jika ditanya pada setiap manusia apakah mereka mau sehat atau sakit, tentu semuanya akan menjawab mau sehat. Siapa juga yang mau sakit? Namun, masing-masing orang selalu menganggap bahwa penyakit itu tidak dapat dihindari. Zaman sekarang, mendapatkan kesehatan tidaklah mudah, apalagi hidup di perkotaan. Polusi kendaraan dimana-mana, konsumsi makanan ya ng kurang sehat seperti fastfood dan mengabaikan olahraga dikarenakan kesibukan yang padat. Manusia zaman sekarang seolah-olah terjebak pada pola hidup yang serba instan dan cepat, dan kesehatan menjadi barang yang mahal. Satu di antara nikmat dari Allah yang sering kita lalaikan dan lupa untuk kita syukuri adalah nikmat sehat, pada saat kita sakit barulah terasa
bahwa kesehatan itu sangat penting dan berarti dalam hidup kita. Aktivitas jadi terganggu bila kesehatan terabaikan, coba bayangkan, kalau kita sakit semua jadwal kegiatan yang sudah kita atur akan jadi berantakan, semua jadi tertunda dan pastinya semua tugas dan kewajiban akan terbengkalai. Jadi apa salahnya kalau kita harus pandai-pandai mensyukuri nikmat sehat itu dengan cara menjaganya. Apalagi sebagi muslim kita memiliki teladan, yaitu Rasulullah Saw, beliau adalah teladan yang paling baik, begitu pun dalam hal kesehatan Nabi Saw sudah memberitahu kita untuk memelihara hidup sehat itu sendiri. Berikut adalah beberapa pola hi dup sehat yang dianjurkan oleh Rasulullah: 1. Makan secukupnya Dalam surah Thaha:81, “Makanlah dari rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan jangan lah melampaui batas, yang menyebab kan kemurkaan-Ku menimpamu. Ba rangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, 57
maka sungguh, binasalah dia.” Ayat ini menegaskan kepada kita bahwa janganlah kita berlebihan dalam makan karena akan berdampak buruk bagi kesehatan kita. Berbagai penyakit dapat muncul kalau kita sembarangan dan tidak mengatur pola makan kita dengan baik. Makan secukupnya sesuai dengan kadar kemampuan lambung kita untuk menampungnya dan memprosesnya menjadi energi, juga tak boleh makan terlampau sedikit karena kita akan cepat kehabisan energi dan akhirnya lemas saat beraktivitas. Dalam hadits Ibnu Majah, Rasul menyatakan bahwa hendaknya manusia hendaknya menjaga keseimbangan tubuhnya, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara. Karena itu, tindakan berlebihan dalam makan sungguh tidak sesuai dengan ajaran Rasul Saw. 2. Selektif terhadap makanan Kita harus selektif terhadap ma kanan. Tidak ada makanan yang masuk ke mulut Rasul Saw, kecuali makanan tersebut memenuhi syarat halal dan thayyib (baik). Halal berkaitan dengan urusan akhirat, yaitu halal cara mendapatkannya dan halal barangnya. Adapun thayyib berkaitan dengan urusan duniawi, seperti baik tidaknya atau bergizi tidaknya makanan yang dikonsumsi. Salah satu makanan ke gemaran Rasul adalah madu. Beliau biasa meminum madu yang dicampur air untuk membersihan pencernaan. Nabi Saw bersabda, “Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, 58
yaitu madu dan Al-Qur’an.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim) 3. Tidur yang cukup Tidurlah di awal malam dan bangun pada dua pertiga malam. Penelitian di Universitas Alexandria oleh dr. Musthafa Syahatah, Dekan Fakultas THT, menunjukkan bahwa jumlah kuman pada orang yang berwudhu le bih sedikit daripada orang yang tidak berwudhu. Rasulullah Saw biasa tidur selepas Isya untuk kemudian bangun malam. Cara tidurnya pun sarat makna. Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah dalam buku Metode Pengobatan Nabi mengungkapkan bahwa Rasul tidur dengan memiringkan tubuh ke arah kanan, sambil berzikir kepada Allah hingga matanya terasa berat. Terkadang beliau memiringkan badannya ke sebelah kiri sebentar, untuk kemudian kembali ke sebelah kanan. Tidur seperti ini merupakan tidur paling efisien. Pada saat itu makanan bisa berada dalam posisi yang pas dengan lambung sehingga dapat mengendap secara proporsional. Lalu beralih ke sebelah kiri sebentar agar agar proses pencernaan makanan lebih cepat karena lambung mengarah ke lever, baru kemudian berbalik lagi ke sebelah kanan hingga akhir tidur agar makanan lebih cepat tersuplai dari lambung. Hikmah lainnya, tidur dengan miring ke kanan menyebabkan beliau lebih mudah bangun untuk shalat malam. Nabi Saw selalu mengajak umatnya untuk bangun sebelum subuh, melaksanakan shalat tahajud dan shalat subuh berjamaah. Hal ini memberi
hikmah yang mendalam antara lain: Berlimpah pahala dari Allah, Kesegaran udara subuh yang bagus untuk kesehatan misal untuk terapi penyakit TBC, memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan. 4. Berjalan kaki Rasulullah selalu berjalan kaki ke masjid, pasar, medan jihad, mengunjungi rumah sahabat, dan sebagainya. Dengan berjalan kaki, keringat akan mengalir, pori-pori terbuka dan peredaran darah akan berjalan lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung. Penelitian medis baru-baru ini menganjurkan orang untuk berjalan kaki minimal sepuluh ribu langkah untuk meningkatkan kualitas peredaran darah dan kesehatan bagi otot serta organ tubuh lainnya. 5. Tidak pemarah Nasihat Rasulullah, “Jangan Marah” diulangi hingga 3 kali. Ini menunjukkan hakikat kesehatan dan kekuatan muslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa. Ada terapi yang tepat untuk menahan marah: mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka segera duduk, dan bila duduk maka berbaringlah—membaca ta’awwudz, karena marah itu dari setan—segeralah berwudhu—shalat dua rakaat untuk meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati. 6. Puasa Senin-Kamis Selain berpahala, dengan berpuasa di hari Senin dan Kamis memberikan waktu bagi lambung kita untuk ber istirahat. Bayangkan, setiap hari lam-
bung kita disuruh bekerja keras untuk mencerna makanan setiap pagi, siang dan malam. Saat berpuasa, lambung kita akan beristirahat dan memproses makanan yang belum tercerna sebelumnya, juga dapat menyaring racun yang mungkin tersimpan dalam tubuh kita karena proses pencernaan makanan yang kurang sempurna. Rasulullah Saw bersabda, “Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu ba nyak (tidak sampai kekenyangan).” (HR. Muttafaq Alaih) Saum menjadi obat penenang bagi stamina dan organ tubuh sehingga energinya tetap terjaga. Saum sangat ampuh untuk detoksifikasi (pembersihan racun) yang sifatnya total dan menyeluruh. 7. Optimis dan tidak putus asa Sikap optimis akan memberikan dampak psikologis yang mendalam bagi kelapangan jiwa sehingga tetap sabar, istiqomah, dan bekerja keras, serta tawakal kepada Allah Swt. Rasulullah senantiasa menganjurkan kita untuk optimis dan tak pernah berputus asa dari rahmat Allah. Penelitian mengungkapkan bahwa orang yang selalu optimis dan ceria cenderung lebih sehat dan bahagia dibanding dengan orang yang selalu bersikap pesimis dan gelisah. 8. Jauhi iri hati Untuk menjaga kebersihan hati dan kesehatan jiwa, maka menjauhi iri hati dan buruk sangka serta sifat-sifat tercela merupakan tindakan pencegahan yang sangat tepat. Kebanyakan penyakit yang diderita oleh masyarakat 59
modern sekarang ini karena faktor-faktor psikologis misalnya gelisah, merasa kesepian, terobsesi oleh sesuatu, me rasa dicampakkan, memendam emosi dalam jangka waktu yang lama, dan sebagainya. Jernihnya hati akan men dorong pikiran ke arah yang sehat dan merangsang metabolisme tubuh untuk menciptakan antibodi yang berfungsi untuk mengembalikan kesehatan fisik. 9. Menjaga kebersihan Satu hal lagi yang tak kalah pen tingnya dalam gaya hidup sehat ada lah menjaga kebersihan. Tempat ya ng kotor rentan menyebabkan pe nyakit, maka dari itu islam sangat me nganjurkan untuk menjaga kebersihan diri, tempat tinggal, dan juga pakaian. Maka, dengan menjaga kebersihan juga akan berdampak positif bagi ke sehatan kita. 10. Selalu bersyukur Rasulullah Saw mengajarkan kita agar banyak bersyukur untuk men dapatkan lebih banyak lagi anugerah dari Allah. Dengan terus bersyukur berarti kita sedang terus-menerus me nyadari posisi kehambaan kita yang dhaif (lemah) dan senantiasa membu-
tuhkan pemberian dari Allah. Rasa syukur juga memberi dampak ketenangan bagi jiwa dan mental, serta memberi andil bagi proses kejernihan berpikir. Pada akhirnya, bersyukur adalah aspek terbesar bagi terciptanya kesehatan fisik, mental dan spiritual. 11. Pemaaf Pemaaf adalah sifat terpuji yang bisa mendatangkan ketenteraman hati dan jiwa. Memaafkan orang lain akan membebaskan diri kita dari belenggu kemarahan. Ketika kita marah, marah itu akan melekat pada hati. Karenanya, mari menjadilan diri kita seorang yang pemaaf, karena dengan memaafkan akan membuat jiwa menjadi lapang dan badan akan selalu sehat. Ini hanya sekadar uraian yang belum lengkap mengenai hidup se hat Rasulullah Saw. Karena masih ba nyak cara sehat Rasulullah. Namun, setidaknya 11 cara hidup sehat ala Rasulullah tersebut ini cukup memban tu umat Islam untuk menjalani hidup sehat. Demikian ulasan singkat ini— hidup sehat dengan mencontoh pada Rasulullah Saw. Semoga bermanfaat. (Disarikan dari berbagai sumber)
“Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu.” (HR.Bukhari)
60
Berita dan Kegiatan
Pondok Yatim Al-Hilal
Pendaftaran Relawan Pengasuh Yatim Assalamualaikum wr. wb. lhamdulillah pondok yatim sudah 8 tahun mengasuh anak yatim. Setiap tahun mengalami perkembangan. Dari awalnya hanya mengasuh 5 anak, kini mengasuh 67 anak yatim yang tersebar di tiga pondok. Mudah-mudahan di tahun depan bisa lebih banyak yang kami lakukan. Apakah menjadi pengasuh yatim, harus mempunyai anak yatim yang diasuh di rumahnya? Apakah membantu anak yatim harus dengan uang? Kami menjawab tidak, membantu anak yatim bisa dengan apa saja, tidak harus berupa uang, bisa dengan mengajak orang lain untuk membantu anak yatim atau bisa sekadar memberitahu kegiatan-kegiatan pondok yatim, atau yang lebih bagus lagi menjadi relawan pengasuh yatim. Kami mengajak siapa saja yang ingin merasakan nikmatnya mengasuh anak yatim untuk ikut menjadi relawan (menjadi simpul relawan). Tugas simpul ini adalah menjadi kepanjangan tangan atau penyebar informasi mengenai pondok yatim di tempatnya masing-masing. Bila memungkinkan juga menjadi pengumpul sumbangan untuk anak yatim di tempatnya masing-masing. Simpul relawan ini tidak terikat waktu, tidak terikat tanggung jawab yang besar, tidak terikat apapun, fleksibel dan terbuka. Ingin selalu ditolong Allah? Jadilah pengasuh yatim. Hubungi Hendra Setiawan 081 320 635 075, terima kasih wassalamualaikum wr.wb.
A
Rumah Tahfidz
61
Alhamdulillah, tanggal 5 Februari 2012 bekerjasama dengan Yayasan Daarul Qur’an (Ustad Yusuf Mansyur) telah didirikan dan diresmikan Rumah Tahfidz. Insya Allah kami akan mendidik anak yatim ini menjadi anak mandiri dan mampu menghafalkan al-Qur’an. Setiap sumbangan dari bapak dan ibu akan diberikan kepada anak-anak yatim ini. Mereka (anak-anak yatim ini) akan mendoakan para penyumbang setiap waktu, setiap shalat fardhu dan selesai belajar menghafal al-Qur’an. Hari Minggu, 10 Juni 2012 peresmian Rumah Tahfidz Al-Hilal, registrasi yang dimulai pukul 09:00 dengan diikuti kurang lebih 50 tamu undangan. Bertindak sebagai pembawa acara oleh Bapak Fendi yang dimulai dengan pembukaan dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an dan saritilawah oleh Fajar dan Iis. Sambutan pertama oleh Ketua/Pembina Yayasan Al-Hilal H. Nandang yang dilanjutkan sambutan kedua dari pihak PPPA Daarul Qur’an oleh Ustad M. Billal sampai pukul 10:30. Dilanjut dengan penampilan santri dan santriwati Al-Hilal, yaitu pembacaan surat-surat hafalan pendek, dan juga penampilan santri Rumah Tahfidz SIAS membaca surat pendek dengan gerakan tubuh serta tausyiah yang disampaikan oleh Ustad Razi, dilanjut dengan peresmian dan santunan Anak Yatim. Dan ditutup dengan do’a oleh Ketua DKM Masjid Al-Amanah. Program Pembinaan dan Santunan Anak Yatim di Pondok Yatim Cibiru
Pada hari Jum’at tanggal 2 maret 2012 kami mengumpulkan orang tua dan wali anak-anak yatim beserta anak yatim di Pondok Yatim Cibiru Jl. Desa Cipadung No. 47 Cibiru Bandung. Kegiatan dibagi menjadi dua dimana ibu-ibu diberikan pelatihan ASDA bersama Iwan Setiawan. Hadir lebih dari 40 ibu-ibu sebagai orang tua atau wali dari anak yatim yang berada di bawah binaan Pondok Yatim Cibiru Bandung. Sedangkan Anak-anak yatim diberikan motivasi dan pengembangan diri bersama trainer Afendi Jamhur. Kegiatan di mulai pukul 15.30 dan berakhir pada pukul 17.30 WIB. Selanjutnya diadakan dzikir bersama dan doa dipimpin oleh Bapak H. Nandang sebagai Pembina Yayasan Al-Hilal. Ibu-ibu dan anak-anak yatim terlihat sangat khusyu dan syahdu dalam melantunkan dzikir dan doa. Diteruskan dengan shalat magrib berjamaah di masjid dan kembali ke Pondok Yatim Al-Hilal untuk melaksanakan pembagian santunan dan sembako dari Yayasan Pondok Yatim Al-Hilal. 62
Program Pembinaan dan Santunan Anak Yatim di Pondok Yatim Rancapanggung Selanjutnya giliran di Pondok Yatim Rancapanggung Cililin Kab. Bandung Barat, pada hari Minggu tanggal 11 Maret 2012. Pembinaan dilaksanakan sejak pukul 09.00 s.d. pukul 12.00. Acara dimulai dengan pembukaan membacakan surat Ar-Rahman bersama-sama selanjutnya spirit duha (shalat duha dan kultum). Peserta selanjutnya dibagi dua anak-anak bersama Kang Handri melaksanakan spirit motivation dengan permainan dan cerita yang menyemangati. Ibu-ibu dan wali anak yatim berkumpul mengadakan pembinaan dengan Iwan Setiawan untuk memotivasi agar lebih produktif dalam kehidupan. Selanjutnya makan siang bersama-sama di pondok yatim penuh kekeluargaan. Menjelang adzan dzuhur semua peserta bersama-sama persiapan shalat dzuhur dan dilaksanakan dengan imam Ketua Yayasan Bapak H. Nandang. Selanjutnya dzikir dan doa bersama dilaksanakan dengan khusyu. Ke giatan diakhiri dengan pembagian santunan kepada seluruh anak yatim yang ada di Pondok Yatim Al-Hilal. Kegiatan Yatim Indonesia Menyimak al-Qur’an Alhamdulillah pada tanggal 17 Maret 2012 pondok yatim mengirim 12 santri dan 3 pengasuh untuk mengikuti Indonesia Menyimak al-Qur’an yang diadakan oleh Daarul Qur’an pimpinan Yusuf Mansur. Acara tersebut diadakan di Masjid At-Tiin Jakarta. Anak-anak yatim selain dilatih kemandirian juga diajarkan menghafal al-Qur’an. Insya Allah setiap sumbangan dari donatur selain untuk membiayai kehidupan anak yatim juga sekaligus membiayai para penghafal qur’an. Program Pelatihan Keterampilan Pembuatan Detergen Pakaian dan Detergen Cuci Piring Kegiatan ini dilaksanaan pada hari Minggu tanggal 25 Maret 2012 dan waktu pelaksanaan pukul 14.00 s.d. 15.00. Dihadiri oleh ibu-ibu wali anak yatim dengan jumlah kurang lebih 10 orang. Dimulai dengan mengucapkan bismillah dan memperkenalkan oleh Kang Iyan Handriana tentang bahan-bahan serta fungsi untuk pembuatan deterjen cuci piring ataupun cuci pakaian. Dengan menggunakan bahan dasar yang lebih ramah lingkungan dan sedikit modifikasi resep untuk mendapatkan sifat dan kenampakan yang diinginkan, membuat sabun cair baik untuk cuci pakaian maupun cuci piring sangat mungkin untuk dilakukan pada skala rumah tangga sebagai usaha penghematan maupun industri rumah tangga untuk menambah penghasilan. Alhamdulillah respon dari ibu-ibu menyambut baik dan senang.
63
Ikut Berlomba Anak-anak Tahfidz Qur’an Al-Hilal mengikuti Lomba Juz ‘Amma dan Lomba Mewarnai dalam acara Gebyar Daarul Qur’an Bandung yang diselenggarakan di Sekolah Daarul Qur’an Internasional (SDQI) Bandung pada tanggal 18 s.d. 24 Juni 2012. Lomba Juz ‘Amma yang diselenggarakan hari Rabu tanggal 20 Juni 2012 diikuti 40 peserta dari berbagai perwakilan Rumah Tahfidz se-Jabar, dan dua di antaranya perwakilan dari Rumah Tahfidz Al-Hilal yaitu Rama dan Cindy. Acaranya dimulai dengan registrasi dari pukul 08:00 s.d. 09:00, dan lomba dimulai dari pukul 09:00 s.d. 13:30 dengan jurinya dari Daarul Qur’an yaitu Ustad Eman. Sedangkan pada hari Kamisnya tanggal 21 Juni 2012 Bayu, Yuda, Hasan, dan Lala menjadi perwakilan Rumah Tahfidz Al-Hilal dalam acara lomba mewarnai se-Bandung Raya. Di mulai dari pukul 09:00 s.d. 10:30. Pemeriksaan Kesehatan Anak Yatim
Alhamdulillah seorang relawan kami adalah Dokter, nama lengkap beliau dr. H. Eka Prihatna Syam. Beliau memeriksa kesehatan Anak-anak pada tanggal 15 Agustus 2012. Satu per satu Anak-anak diperiksa oleh beliau. Mulai dari tekanan darah, periksa gigi, telinga serta mulut. Dan beberapa hari kemudian dr. H. Eka datang kembali ke pondok untuk menyerahkan hasil pemeriksaannya. Dan hasilnya ada beberapa orang Anak yang harus di periksa lebih lanjut kepada dokter ahli THT yang praktek di Jl. Setiabudi Bandung. 17 Agustusan Pondok Yatim: Cerdas Anak Bangsa
Untuk memperingati Hut Kemerdekaan RI Pondok Yatim Al-hilal mengada kan kegiatan Cerdas Anak Bangsa. Dimana yang terlibat dalam kegiatan ini adalah seluruh anak-anak yatim dan tahfidz Al-Hilal. Acara ini berlangsung selama 64
2 hari dari tanggal 17 Agustus s.d. 18 Agustus 2012. Ada beberapa perlombaan yang ditampilkan dalam kegiatan Cerdas Anak Bangsa ini adalah Cerdas Cermat, Lomba Adzan, Lomba Mewarnai, dan Tahfidz Qurán. Acara Buka Bersama dan Silaturahim dengan Para Donatur dan Relawan
Acara buka bersama ini adalah acara dimana para donatur, relawan dan juga staf Al-hilal bertemu untuk melakukan acara silaturahim dan juga buka bersama. Selain itu kami juga membentuk sebuah organisasi bagi para relawan untuk menunjang aktivitas yayasan agar lebih baik lagi, karena didukung langsung oleh para donatur dan juga relawan. Wakaf Komputer dari CCA
Alhamdulillah Kang Harry dkk dari CCA telah mewakafkan 4 unit komputer untuk keperluan belajar Anak-anak Al-Hilal. Dan sekarang komputer tersebut sangat berguna bagi anak-anak untuk keperluan belajar tambahannya selain pelajaran Agama. Buka Bersama 999 Anak Yatim
65
Buka bersama dan santunan dengan 999 Anak yatim yang bertempat di Gedung Pakuan, yang diselenggarakan oleh PAY Bandung. Buka Bersama S2 ITB Bandung Mahasiswa S2 ITB mengundang kami anak yatim Al-Hilal untuk melaksanakan buka bersama dengan mereka, setelah beres berbuka puasa kami melakukan aktivitas game (permainan) untuk lebih mengenal lagi dengan kakak-kakak dari mahasiswa ITB. Setelah itu santunan, dan kami langsung pulang. Sanlat Ramadhan Bersama Tim Karisma dan PAS ITB
Sanlat Ramadhan yang diadakan selama 2 hari pada tanggal 4 dan 5 Agustus 2012 bertempat di Pondok I Rancapanggung Cililin. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan di dalam ruangan berupa penyampaian materi, tapi juga ke giatan ini dilakukan di luar ruangan atau di lapangan. Setelah itu melakukan santunan kepada anak yatim di Cililin. Aqiqah Yasmin Aisya Qurota A’yun Binti Bapak Furqon
Aqiqah untuk Pondok Yatim Al-Hilal atas nama Yasmin Aisya Qurota A’yun Binti Bapak Furqon yang penyalurannya untuk anak yatim Rancapanggung Cililin. Buka Bersama SSG-DT
66
Buka bersama ini diselenggarakan oleh Alumni SSG-DT yang bertempat di Pondok Yatim Al-Hilal bersama Anak-anak yatim dan tahfidz. Sanlat Ramadhan Al-Hilal Bersama AHA dan LP2ES
Sanlat yang dilakukan oleh Pondok Yatim Al-Hilal pada tanggal 28 s.d. 29 Agustus 2012 yang bertempat di sekretariat AHA pada hari pertama dan Pondok Yatim Al-Hilal pada hari kedua dan yang bertindak sebagai panitia sekaligus pengisi acara adalah Tim AHA dan LP2ES. Buka Bersama S2 UPI Bandung
Kegiatan buka bersama dan santunan ini dilakukan atau bertempat di Pondok Yatim Al-Hilal, kegiatan ini diisi juga oleh Ustad Jamaludin sebagai penceramah sekaligus dengan doa. Santunan dari PT. SPC (PT. Scada Prima Cipta) Santunan yang dilakukan Oleh PT. SPC berupa uang sebesar Rp. 3.000.000,-
67
Buka Bersama PPPA Daarul Qur’an
Doa Bersama Bapak Aditya
Wakaf Buku di Rumah Tahfidz
68
Program Santunan Anak Yatim
Tahfidz Qur’an di Rumah Ibu Intan
Takbiran Idul Fitri 1433 H
Program Pengajian Muda dan Mahasiswa
Layanan Doa Anak Yatim
Training ASDA
Pesantren Ramadhan Bersama Ustadzah Gontor
Pesantren Ramadhan Bersama Ustadzah Gontor
69
Qurban Dobel Pahala 1432 H/2011 Tahun lalu dipotong 8 ekor sapi dan satu ekor kambing. 1600 bungkus daging. Dibagikan kepada anak yatim dan keluarganya, pengajar pondok yatim, santri pesantren lain dan warga sekitar pondok.
70
Qurban Dobel Pahala
Untuk Anak Yatim Penghafal al Quran di Pedesaan Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah walau hanya melalui surat, kita bisa bersilaturahmi. Terucap salam dari anak-anak yatim kepada Bapak dan Ibu penyumbang dan pengasuh anak yatim. Alhamdulillah, Idul Adha sebentar lagi tiba. Pada hari itu, jutaan orang menunaikan ibadah haji suatu ibadah yang diwajibkan bagi yang mampu menunaikannya. Sedangkan bagi kita yang ada di tanah air bisa menunaikan ibadah yang tidak kalah bernilainya yaitu ibadah qurban. Setiap memperingati Hari Raya Qurban, kita senantiasa akan selalu mengingat perjuangan orang-orang mulia. Jejak-jejak mereka menghiasi dan menjadi simbol keteladanan yang dapat dipetik pelajaran paling berharga. Kita akan diingatkan pada keteguhan Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah. Kita juga akan mengenang keikhlasan Nabi Ismail untuk menerima ujian sekaligus menandakan bahwa kecintaannya pada Allah jauh lebih tinggi dibanding kecintaannya pada hidupnya sendiri. Dengan cerita diatas kita bisa lihat hikmah berqurban, yaitu selain sebagai wujud ketakwaan kita kepada Allah, qurban juga merupakan tanda bahwa kita mensyukuri atas nikmat yang Allah berikan. Alhamdulillah kita masih diberi rezeki yang cukup untuk hidup dan ibadah. Kita masih mudah membeli daging dan kebutuhan lain. Di sisi lain masih banyak saudara kita yang masih dibawah garis kemiskinan. Maka layak kita mewujudkan rasa syukur itu dengan berqurban. Sebagaimana tahun sebelumnya, kami akan mengadakan pemotongan hewan kurban untuk keluarga anak yatim penghafal al Quran. Tahun lalu kami menyembelih 8 ekor sapi dan satu kambing. Daging kurban yang dibagikan sebanyak 1600 bungkus. Selain kepada anak yatim, kami bagikan ke santri pesantren lain disekitar pondok. Oleh karena itu kami mengundang Bapak dan Ibu untuk menyumbangkan hewan kurban untuk anak yatim penghafal al Quran yang ada di desa. Insya Allah para penyumbang akan mendapat dobel pahala. Pertama, pahala berkurban. Kedua, pahala menyantuni anak yatim. Dan ketiga pahala membantu penghafal al Quran Ada dua altenatif yang kami tawarkan untuk berkurban : a. Qurban per orang Rp. 1.500.000,- digabung tujuh orang agar mendapat satu ekor sapi kurban seharga Rp. 10.500.000,b. Qurban per orang untuk satu ekor sapi Rp. 10.500.000,Semua uang masuk (100 %) akan digunakan dalam acara kurban tersebut. Tanpa di kurangi biaya apapun. Tidak akan dipotong sedikitpun untuk amil atau pengurus. Biaya operasional pengurus dan gaji pengurus berasal dari penjualan al Quran Penerbit Jabal. Silahkan hubungi 081320635075/085257351628 Terima kasih. Wassalamualaikum Wr.Wb. Hendra Setiawan Pimpinan Yayasan Pondok Yatim Penghafal al Quran al Hilal
71
72