LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
DAFTAR ISI Halaman A. INFORMASI UMUM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
B.
Kepengurusan Perkembangan Kepemilikan Saham Perkembangan Usaha Bank Rasio Keuangan Sasaran dan Strategi Usaha Kebijakan Manajemen Manajemen Resiko Laporan Manajemen
LAPORAN KEUANGAN
2 5 6 8 9 12 13 16 23
Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan - Laporan Keuangan P.T. Bank Jasa Jakarta - Laporan Keuangan Konsolidasi C. LAMPIRAN Bagan Organisasi Bank Susunan Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
Lamp. I Lamp. II
1
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
A. INFORMASI UMUM 1. Kepengurusan 1.1.
Dewan Komisaris • • •
1.2.
Presiden Komisaris Komisaris Komisaris
: Iskandar Widyadi : Mintolo Hardiyanto, SE : Randy Hartanto Lie, MBA
Direksi • • • •
Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur Direktur Operasional Direktur Kepatuhan & Umum
: : : :
Handrie Wirawan Emanuela Tanubrata, SH Olwin Chandra, SE, MM Krisna Chandra, SE, MM
Riwayat hidup masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi, adalah sebagai berikut :
1.1. Dewan Komisaris
Iskandar Widyadi - Presiden Komisaris Warga negara Indonesia, lahir di Hokkian pada tanggal 23 Desember 1929. Mengawali kariernya pada tahun 1952 sebagai pengusaha toko Tin Tin. Pada tahun 1965, mendirikan perusahaan C.V. Intisari yang bergerak dibidang perdagangan. Tahun 1972, menjabat sebagai Komisaris P.T. Grandtex yang bergerak dibidang pertekstilan. Menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur P.T. Bank International Indonesia pada tahun 1974 hingga 1982. Kemudian tahun 1985, mengambilalih kepemilikan saham bank perkreditan rakyat, yang kemudian berubah nama menjadi P.T. Bank Pasar Jasa Jakarta dan terakhir setelah menjadi bank umum berubah menjadi P.T. Bank Jasa Jakarta. Menjabat sebagai Presiden Komisaris pada P.T. Bank Jasa Jakarta tersebut sejak tahun 1985.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
2
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
Mintolo Hardiyanto, SE - Komisaris Warga negara Indonesia, lahir di Klaten pada tanggal 24 Januari 1945. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar tahun 1997. Belajar akunting dan pemeriksaan PDE di Akademi Administrasi Niaga serta pendidikan khusus yang diselenggarakan oleh intern Bank Indonesia. Mengawali kariernya di Bank Indonesia - Semarang pada tahun 1965 sampai dengan pensiun tahun 2000 dengan jabatan terakhir sebagai Pengawas Bank Senior di Urusan Pengawasan Bank. Bergabung dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Heroe, Pramono & Rekan sejak tahun 2001. Sejak Oktober 2001, bergabung dengan Bank Jasa Jakarta, dan sejak Maret 2003 menjabat sebagai Komisaris.
Randy Hartanto Lie, MBA - Komisaris Warga negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 5 April 1960. Menyelesaikan pendidikan Strata 1 di Wichita State University – Wichita KS. USA pada tahun 1986 dan Strata 2 di Mercer University – Atlanta GA. USA pada tahun 1989. Dalam bidang perbankan, mengawali kariernya di Bank Industri pada tahun 1989 sebagai Account Officer. Tahun 1991 sebagai Senior Assc. di Panin Finance, tahun 1994 sebagai Departement Head Corporate Banking di Aspac Bank, tahun 1995 sebagai Group Head Controller & Finance Director di Putera Group dan 1997 sebagai konsultan. Sejak Maret 2007, bergabung dengan PT. Bank Jasa Jakarta menjabat sebagai Komisaris Independen.
1.2. Direksi
Handrie Wirawan, Presiden Direktur Warga negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 8 Januari 1952. Mengawali kariernya pada tahun 1972 sebagai pengusaha wiraswasta. Mulai bergabung dengan P.T. Bank Jasa Jakarta (d/h P.T. Bank Pasar Jasa Jakarta) sejak tahun 1985 sebagai Presiden Direktur sampai dengan sekarang. Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
3
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
Emanuela Tanubrata, SH - Wakil Presiden Direktur Warga negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 27 April 1965. Menyelesaikan pendidikan di Universitas Tarumanagara, Jakarta pada tahun 1989. Mengawali kariernya di Bank Jasa Jakarta dibidang perkreditan tahun 1989, kemudian menjabat sebagai Asisten Manajer Kredit pada tahun 1993 s/d 1997. Dan tahun 1997 s/d 2000 menjabat sebagai Manajer Kredit. Kemudian tahun 2000 s/d 2003 menjabat sebagai General Manajer, tahun 2003 s/d 2004 menjabat sebagai salah satu Direktur PT Bank Jasa Jakarta dan sejak tahun 2004 s/d sekarang dipercaya menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur.
Olwin Chandra, SE, MM - Direktur Operasional Warga negara Indonesia, lahir di Gorontalo pada tanggal 22 November 1968. Menyelesaikan pendidikan Strata 1 di Universitas Kristen Indonesia, Jakarta pada tahun 1991 dan Strata 2 di Universitas Katolik Indonesia Atmajaya, Jakarta pada tahun 2000. Pada tahun 1987 s/d 1990 mengawali kariernya sebagai Staf Marketing pada PT. Inti Alam Trading Coy, tahun 1990 s/d 1991 sebagai Staf Pembukuan pada PT. Indodewata Alam Lestari, tahun 1992 sebagai Asisten Marketing Manajer pada PT. Multisari Langgeng Jaya, tahun 1993 sebagai Kepala Pembukuan & Keuangan pada PT. Harumdana Sekuritas, tahun 1998 s/d 2004 sebagai Direktur pada PT. Sumber Kencana Graha dan PT. Catur Marga Utama, tahun 1993 s/d 1994 sebagai Staf Pembukuan di Bank Jasa Jakarta, kemudian menjabat sebagai Kepala Bidang Administrasi Kredit tahun 1994 s/d 2004. Sejak September 2004 dipercaya sebagai Penjabat Direktur Operasional dan mulai Januari 2005 sebagai Direktur Operasional PT. Bank Jasa Jakarta.
Krisna Chandra, SE, MM - Direktur Kepatuhan & Umum Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 25 Desember 1963. Menyelesaikan pendidikan Strata 1 di Universitas Kristen Indonesia, Jakarta pada tahun 1987 dan Strata 2 di Universitas Tarumanagara, Jakarta pada tahun 1995. Mengawali karirnya di perbankan pada tahun 1983 sebagai Staff Operasional Bank Perdania. Tahun 1989 bergabung di PT. Jaya Fuji Leasing Pratama sebagai Credit & Marketing Officer dan mengembangkan karirnya sampai dengan jabatan terakhir sebagai Senior Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 4
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
Manager. Tahun 1997 melanjutkan karir di PT. Danamon Finance sebagai Deputy General Manager sampai menjabat posisi Direktur. Kemudian tahun 2003 bergabung di Bank Harmoni Internasional sebagai Direktur Kepatuhan. Dan akhirnya pada bulan Januari 2006 bergabung di Bank Jasa Jakarta sebagai Direktur Kepatuhan
2. Perkembangan Kepemilikan Saham Sesuai dengan akte perubahan terakhir yang dibuat oleh notaris Arianny Lamoen Redjo SH, no. 34 tanggal 21 Maret 2005, modal dasar perseroan ditingkatkan menjadi Rp.350.000.000.000 yang terbagi atas 350.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp.1.000.000 per lembar saham. Atas perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-17237 HT.01.04.TH.2005 tanggal 22 Juni 2005. Dan sesuai dengan akta notaris Arianny Lamoen Redjo SH No. 11 tanggal 20 Maret 2006, modal ditempatkan dan disetor penuh ditingkatkan menjadi Rp 200.000.000.000 serta telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia dengan surat No. 8/102/DPB3/TPB3-6 tanggal 20 November 2006. Komposisi kepemilikan saham per 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut : Dalam Jutaan Rupiah
Nama Pemegang Saham PT. Widya Raharja Dharma
PT. Adikarta Graha Jumlah
31 Desember 2007 Jumlah Persentase 141.824 70,9 % 58.176 29,1 % 200.000 100,0 %
Berdasarkan akta notaris Arianny Lamoen Redjo SH No. 26 tanggal 24 September 2007 para pemegang saham telah melakukan penambahan penyertaan modal sebesar Rp.50.000.000.000 yang masih dalam proses permohonan persetujuan dari Bank Indonesia. Rincian kepemilikan saham apabila penambahan modal tersebut disetujui Bank Indonesia, akan menjadi sebagai berikut :
Dalam Jutaan Rupiah Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
5
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
Nama Pemegang Saham PT. Widya Raharja Dharma
PT. Adikarta Graha Jumlah
Penambahan Modal Disetor Jumlah Persentase
35.456 14.544 50.000
70,9 % 29,1 % 100,0 %
Komposisi Modal Menjadi Jumlah
177.280 72.720 250.000
Persentase
70,9 % 29,1 % 100,0 %
3. Perkembangan Usaha Bank Perseroan yang semula memiliki status sebagai Bank Perkreditan Rakyat, pada Agustus 1989 telah meningkatkan statusnya sebagai bank umum, sehingga nama perseroan yang semula P.T. Bank Pasar Jasa Jakarta berubah menjadi P.T. Bank Jasa Jakarta. Perkembangan bank selama 5 (lima) tahun terakhir relatif bagus, baik dari sisi total aset, penyaluran kredit, penghimpunan dana, maupun perolehan laba, kecuali untuk perolehan laba yang selama tahun 2006 yang mengalami penurunan laba sebagai dampak dari adanya kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 1 Oktober 2005 dan kenaikan tingkat suku bunga dana pihak ketiga yang relatif lebih besar daripada kenaikan tingkat suku bunga kredit. Perkembangan tersebut tidak terlepas dari adanya penerapan prinsip kehati-hatian baik dalam penghimpunan dana maupun dalam pemberian fasilitas kredit kepada nasabah. Disamping juga adanya efesiensi disegala bidang dan efektivitas dalam mengelola aset bank. Dalam lima tahun Pos-pos penting atas perkembangan selama 5 (lima) tahun terakhir yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, kami sajikan dibawah ini : Uraian Pos Tertentu Total Aktiva/Pasiva Kredit Diberikan Penempatan Dana -
Sertifikat Bank Indonesia
-
Surat Utang Negara Surat Obligasi Lainnya Call Money Antar Bank
Total PPAP
2003 1.486.233 857.149 564.488 497.101 49.387 8.000 10.000
2004 1.889.846 1.298.413 466.859 339.135 114.439 8.285 5.000
2005 2.185.555 1.475.393 543.532 335.588 186.369 7.575 14.000
54.717
57.381
38.504
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
Dalam Jutaan Rupiah 2006 2007 2.465.238 2.734.028 1.625.300 1.931413 657.341 597.833 373.084 341.290 241.741 244.083 7.516 8.060 35.000 4.400 29.270
37.877
6
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007 Dana Pihak Ketiga - Giro - Tabungan - Deposito Modal Sendiri Laba Sebelum Pajak Laba Setelah Pajak
1.281.012 198.231 108.368 974.413
1.607.070 191.304 149.383 1.266.383
1.881.619 162.627 134.293 1.584.699
2.025.110 185.440 136.434 1.703.236
2.266.087 219.329 166.343 1.880.415
188.394 61.720 46.271
250.239 76.734 52.863
276.520 73.740 59.112
361.020 64.060 47.407
418.605 79.031 54.700
Pertumbuhan rata-rata total aset selama lima terakhir adalah sebesar 19,5 %. Dari sisi aktiva, kredit rata-rata tumbuh 28,1 %, sedangkan dari sisi pasiva, dana pihak ketiga rata-rata tumbuh 18,6 %. Laba sebelum pajak mengalami pertumbuhan rata-rata selama lima tahun sebesar 15,0 %. Sedangkan apabila ditinjau dari pertumbuhan selama tahun 2007 dibanding tahun 2006, tampak pada tabel dibawah ini : Uraian Pos Tertentu Total Aktiva/Pasiva Kredit Diberikan Penempatan Dana - Sertifikat Bank Indonesia - Surat Utang Negara - Surat Obligasi Lainnya - Call Money Antar Bank Total PPAP Dana Pihak Ketiga - Giro - Tabungan - Deposito Modal Sendiri Laba Sebelum Pajak Laba Setelah Pajak
2007 2.734.028 1.931413 597.833 341.290 244.083 8.060 4.400 37.877 2.266.087 219.329 166.343 1.880.415 418.605 79.031 54.700
2006 2.465.238 1.625.300 657.341 373.084 241.741 7.516 35.000 29.270 2.025.110 185.440 136.434 1.703.236 361.020 64.060 47.407
Dalam Jutaan Rupiah Perkembangan Jumlah Rasio 268.790 10,9 % 306.113 18,8 % -59.508 9,1 % -31.794 8,5 % 2.342 1,0 % 544 7,2 % -30.600 -87,4 % 8.607 29,4 % 240.977 11,9 % 33.889 18,3 % 29.909 21,9 % 177.179 10,4 % 57.585 16,0 % 14.971 23,4 % 7,293 15,4 %
Dari data tersebut diatas, dapat kami uraikan sebagai berikut : Total aset mengalami pertumbuhan sebesar Rp.268.790 Juta atau 10,9 %. Dari sisi perolehan penghimpunan dana pihak ketiga mengalami pertumbuhan sebesar Rp.240.977 Juta atau 11,9 %, pertumbuhan terbesar masih berasal dari deposito berjangka. Sedangkan dari sisi modal sendiri, mengalami pertumbuhan sebesar Rp.57.585 Juta atau 16,0 % yang bersumber dari perolehan laba bersih setelah pajak dan adanya keuntungan yang belum direalisasi atas pemilikan efek (Surat Utang Negara dan obligasi lainnya). Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
7
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
Dari sisi aktiva, penggunaan dana untuk pemberian kredit mengalami pertumbuhan sebesar Rp.306.113 Juta atau 18,8 %. Lebih besarnya pertumbuhan kredit dibandingkan dengan pertumbuhan penghimounan dana pihak ketiga, mengakibatkan jumlah penempatan dana mengalami pertumbuhan negatif sebesar Rp.59.508 Juta atau 9,1 %. Selama tahun 2007 perolehan laba sebelum pajak sebesar Rp.79.031 Juta, mengalami peningkatan sebesar Rp.14.971 Juta atau 23,4 % dibanding tahun 2006. Hal tersebut disebabkan adanya pertumbuhan penyaluran kredit yang relatif besar dan selama tahun 2007 terjadi penurunan suku bunga dana pihak ketiga yang relatif cukup besar serta adanya peningkatan fee based income.
4. Rasio Keuangan Rasio-rasio penting atas laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2007 dan 2006, adalah sebagai berikut : Rasio Permodalan a. Capittal Adequecy Ratio (CAR) b. Aktiva tetap terhadap modal 2. Aktiva Produktif a. Aktiva produktif bermasalah b. Non Performing Loans – Gross c. Non Performing Loans – Netto d. PPAP terhadap aktiva produktif e. Pemenuhan PPAP 3. Rentabilitas a. Return on Assets (ROA) b. Return on Equity (ROE) c. Net Interest Margin
2007
2006
1.
4.
21,90 % 13,05 %
22,16 % 14,47 %
0,82 1,27 0,78 1,42 132,77
% % % % %
0,72 1,17 0,80 1,24 132,92
% % % % %
d. Biaya Operasional / Pendapatan Operasional
3,04 15,69 4,54 74,64
% % % %
2,71 16,22 3,95 83,01
% % % %
Likuiditas Loan to Deposit Ratio (LDR)
85,23 %
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
80,29 % 8
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
5.
Kepatuhan (Compliance) a. Persentase pelanggaran BMPK - Pihak Terkait - Pihak Tidak Terkait b. Persentase pelampauan BMPK - Pihak Terkait - Pihak Tidak Terkait c. Giro Wajib Minimum Rupiah d. Posisi Devisa Neto (PDN)
0,00 % 0,00 %
0,00 % 0,00 %
0,00 0,00 7,03 0,00
0,00 0,00 7,01 0,00
% % % %
% % % %
Rasio permodalan (CAR) tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 0,26 %, disebabkan adanya kenaikan rasio loan to deposit ratio (LDR) sebesar 4,9 %. Rasio aktiva produktif bermasalah, rasio non performing loans dan pemenuhan PPAP tahun 2007, relatif sama dengan tahun 2006. Sedangkan untuk rasio rentabilitas, terjadi kenaikan di tahun 2007 (kecuali untuk ROE), yang disebabkan oleh kenaikan net interest margin (NIM) dan adanya efisiensi yang terlihat dari makin membaiknya rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). 5. Sasaran dan Strategi Usaha a.
Kebijakan perkreditan Dengan masih tingginya kelebihan likuiditas, yang saat ini kami tempatkan dalam bentuk Surat Utang Negara, Sertifikat Bank Indonesia dan sebagian kecil ke obligasi serta call money antar bank, diperlukan upaya untuk menyalurkan dalam bentuk kredit diberikan. Upaya-upaya dalam rangka meningkatkan penyaluran kredit tersebut antara lain : • Mengintensifkan produk KPR Khusus, • Tingkat suku bunga KMK dan KPM yang menarik, • Mengintensifkan promosi kredit, • Meningkatkan kerjasama dengan develover dan dealer mobil, • Menambah jumlah dan meningkatkan mutu account officer, • Menggali potensi dari existing customer.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
9
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
Upaya-upaya tersebut diatas tidak terlepas dari prinsip yang selalu kami pegang yaitu kehati-hatian dan adanya penyebaran risiko dalam pemberian kredit. b.
Pemeliharaan rasio permodalan bank Rasio permodalan (CAR) yang baik (diatas ketentuan Bank Indonesia – 8 %) akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk dapat melakukan transaksi dengan bank. Hal ini penting, karena pertumbuhan kredit harus didukung juga dengan adanya kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya pada bank. Dengan rasio permodalan (CAR) pada bulan Desember 2007 sebesar 21,90 %, masih adanya peluang bagi bank untuk melakukan peningkatan penyaluran kredit, yang dampaknya diharapkan dapat meningkatkan laba dan peningkatan rasio permodalan, tentunya dengan tetap berpedoman pada prinsip kehati-hatian. Dalam rangka untuk memelihara rasio permodalan bank, para pemegang saham telah bersepakat untuk tidak membagikan deviden kecuali dalam rangka penambahan modal disetor bank.
c.
Pemeliharaan Kualitas Aktiva Produktif Penggunaan dana dalam aktiva yang produktif akan berdampak pada peningkatan perolehan laba bank. Namun demikian tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam penggunaan dana dimaksud. Terhadap agunan yang diambil alih dari penyelesaian kredit bermasalah, juga harus sesegera mungkin dapat dijual kembali agar tidak membebani bank.
d.
Peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga Dalam upaya untuk meningkatkan perolehan penghimpunan sumber dana pihak ketiga, beberapa strategi yang diterapkan adalah : • Bebas biaya administrasi tabungan, • Bebas penalti untuk pencairan deposito sebelum jatuh waktu,
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
10
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
•
• • e.
Pengembangan fasilitas, yaitu dengan menerbitkan kartu ATM Jasa bekerja sama dengan PT. Rintis Sejahtera sebagai perusahaan switching ATM Prima dan pemberian layanan informasi kepada nasabah, On-line sistem seluruh kantor, Meningkatkan mutu pelayanan nasabah. Teknologi Informasi
Pengembangan teknologi sistem informasi terus kami lakukan seiring dengan adanya pertumbuhan bank dan perkembangan teknologi. Pengembangan tersebut kami sesuaikan baik dengan kebutuhan kami saat ini maupun perkembangan teknologi pada masa yang akan datang. Namun demikian, prinsip dasar kami untuk melakukan kehatihatian menjadi prioritas kami dalam setiap kebijakan pengembangan teknologi sistem informasi, dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen risiko. Saat ini Bank Jasa Jakarta telah melakukan on-line sistem terhadap seluruh jaringan kantor dan bekerjasama dengan PT. Rintis Sejahtera, untuk memberikan pelayanan berupa transaksi melalui jaringan ATM Prima (ATM BCA) disamping juga melalui mesin EDC yang tersedia pada seluruh kantor. f.
Efisiensi Biaya Dalam rangka untuk meningkatkan perolehan laba, Bank Jasa Jakarta senantiasa terus melakukan pembenahan-pembenahan, baik kebijakan, sistem dan prosedur maupun sistem pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan operasional bank. Pengawasan ini diterapkan terhadap seluruh jenjang kegiatan bank, sehingga diharapkan adanya suatu internal control yang baik dan dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi.
g.
Manajemen Risiko Berkembangnya perusahaan dan teknologi sistem informasi, akan mengakibatkan makin kompleknya risiko yang dihadapi dan pada ujungnya semakin besar kemungkinan perusahaan menanggung risiko dari kegiatan yang dilakukannya. Oleh karena itu bank perlu melakukan
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
11
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
peningkatan praktek tata kelola yang sehat (Good Corporate Governance) dan menerapkan Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang baik, agar aktivitas usaha yang dilakukan oleh bank tidak menimbulkan/meminimalisir risiko yang mungkin akan terjadi. Dalam rangka untuk kearah tersebut, manajemen telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko serta telah menerapkan manajemen risiko di semua jenjang aktivitas fungsional. Disamping itu, dalam rangka untuk melakukan evaluasi kesesuaian kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut dan pemantauan serta evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko, kami telah membentuk Komite Pemantau Risiko. 6. Kebijakan-kebijakan Manajemen Kebijakan manajemen selama tahun 2007, adalah : a. Menerapkan kebijakan prinsip kehati-hatian yang lebih ketat dalam memberikan persetujuan kredit, baik kredit baru maupun penambahan fasilitas kredit. b. Melakukan pengawasan dan/atau pemantauan terhadap persetujuan kredit dan aktivitas kredit, dalam rangka meminimalisasi kredit bermasalah, c. Melakukan pemantauan/pengawasan dan penagihan yang lebih intensif terhadap kredit-kredit bermasalah yang telah dihapusbukukan, d. Melakukan pemantauan/pengawasan terhadap aset yang diperoleh dari pengambil-alihan agunan milik debitur. e. Melakukan pemantauan dan analisa yang akurat terhadap penempatan dana atas kelebihan likuiditas. Kebijakan manajemen dalam penempatan atas kelebihan likuiditas tersebut sebagian besar dalam bentuk Surat Utang Negara (SUN), Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan obligasi yang diterbitkan perusahaan swasta yang memiliki peringkat Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
12
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
sangat baik serta ditempatkan dalam bentuk pinjaman antar bank (Call Money). f. Mempertahankan rasio kecukupan modal (CAR) diatas ketentuan Bank Indonesia, dengan berusaha meningkatkan rentabilitas dan/atau peningkatan modal sendiri bank serta adanya kesepakatan para pemegang saham yang tidak membagi deviden kecuali dalam rangka penambahan modal disetor bank, g. Melakukan konsolidasi intern pada seluruh level manajemen bank untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas setiap karyawan dengan tetap melakukan pengembangan sumber daya manusia; h. Melakukan pengembangan program komputer aplikasi perbankan dalam rangka meningkatkan pelayanan dan sistem kerja yang efektif dan efisien, 7. Manajemen Risiko Dalam upaya untuk meningkatkan good corporate governance dan penerapan manajemen risiko, maka diperlukan pembentukan Satuan Kerja Manajemen Risiko lengkap dengan Komite Manajemen Risikonya. Manajemen risiko berfungsi secara independen dan terpisah dari aktivitas operasional maupun pelayanan perbankan. Lini pertama dalam fungsi pengelolaan risiko adalah di tingkat unit bisnis, yang melakukan aktivitas pengelolaan risiko dari hari ke hari. Lini kedua adalah Satuan Kerja Manajemen Risiko, yang mengawasi dan mengkoordinasikan akivitas pengelolaan risiko secara keseluruhan. Sedangkan lini ketiga adalah Satuan Kerja Audit Intern, yang memberikan umpan balik dalam menilai kelayakan implementasi pengelolaan risiko. Penerapan kebijakan pengelolaan risiko yang berhati-hati, melalui pengembangan kemampuan sumber daya manusia maupun sistem untuk mengevaluasi dan mengelola berbagai faktor risiko yang dihadapi bank, sehingga dapat menerapkan praktek terbaik pengelolaan risiko dalam suatu kerangka kerja yang terpadu.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
13
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
Terdapat 5 (lima) cakupan risiko yang dihadapi dan dikelola oleh Bank Jasa Jakarta, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional dan risiko kepatuhan, sebagai berikut : a. Risiko Kredit Pengelolaan risiko kredit meliputi bidang Perkreditan dan Treasuri. Secara organisasi bidang Perkreditan di bawah Direktur Kredit melalui Divisi Operasional, bertanggungjawab terhadap penatausahaan, dokumentasi, aspek legal, kualitas kredit, sedangkan pembahasan kredit dilakukan oleh rapat komite kredit dengan wewenang memutus terbatas hanya ada pada Presiden Direktur sampai jumlah kredit tertentu dan sepengetahuan Komisaris untuk jumlah diatasnya. Bidang Treasuri di bawah Presiden Direktur melalui Divisi Operasional, dimana kegiatan treasuri diberikan limit, baik limit counterparty maupun limit transaksi dealer. Sebagai bank bukan devisa, kegiatan treasuri masih sangat terbatas untuk transaksi pasar uang antar bank dan transaksi pembelian/jual surat berharga-rupiah melalui Bank Indonesia dan broker. Dari sisi tanggung-jawab, masing-masing pegawai dan pejabat mempunyai tanggung-jawab kepada atasan langsung menurut jenjang jabatan masing-masing. Pengelolaan risiko kredit antara lain meliputi pemberian kredit yang berhati-hati, prosedur kredit yang konsisten, pengendalian jumlah non performing loan, pemilihan surat berharga yang marketable dan penerapan limit counterparty yang konsisten. b. Risiko Pasar Pengelolaan risiko pasar meliputi bidang Perkreditan, Dana, dan Treasuri. Secara organisasi bidang Perkreditan dan Treasuri telah diuraikan diatas, sedangkan bidang Dana, seperti halnya dengan Treasuri dibawah Presiden Direktur. Dari sisi tanggungjawab, masingmasing pegawai/pejabat bertanggungjawab kepada atasan langsung menurut jenjang jabatan masing-masing. Risiko pasar yang terutama dihadapi Bank Jasa Jakarta adalah risiko sukubunga, dan karena tidak memungkinkan bermain di forex trading Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
14
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
maupun penanaman dalam bentuk valuta asing maka tidak menghadapi risiko nilai uang. Pengelolaan risiko pasar antara lain dalam bentuk kebijakan jangka waktu repricing schedul, klausul tentang tingkat bunga di dalam perjanjian kredit, serta pemilihan surat berharga yang marketable sehingga memudahkan bank melepas kepemilikan surat berharga tersebut manakala tingkat bunga pasar tidak sesuai lagi. c. Risiko Likuiditas Pengelolaan risiko likuiditas meliputi bidang Perkreditan, Dana, Treasuri dan Pelayanan Nasabah. Dari sisi organisasi, bidang perkreditan, Dana dan Treasuri telah diuraikan diatas, sedangkan bidang Pelayanan Nasabah di bawah Direktur Operasional. Dari sisi tanggungjawab, masing-masing pegawai/pejabat bertanggungjawab kepada atasan langsung pada jenjang jabatan masing-masing. Pengelolaan risiko likuiditas antara lain dalam bentuk penetapan saldo kas dan Giro Wajib Minimum, pengaturan skedul jatuh waktu penanaman pada secondary reserve; memberikan ketentuan bagi nasabah/debitur untuk memberitahu lebih dahulu bila akan menarik dana dalam jumlah tertentu/besar; serta dalam hal pencairan kredit bank mengatur jumlah tertentu dalam bentuk rekening koran, sisanya dalam bentuk kredit aksep yang hanya akan dicairkan bila sudah akan digunakan.
d. Risiko Operasional Pengelolaan risiko operasional meliputi bidang Perkreditan, Dana, Treasuri dan Pelayanan Nasabah, Sumber Daya Manusia dan bidang Sistem dan Teknologi. Dari sisi organisasi bidang perkreditan, Dana, Treasuri dan Pelayanan Nasabah telah diuraikan diatas, sedangkan bidang SDM dan Sistem Teknologi di bawah Direktur Kepatuhan. Dari sisi tanggungjawab, masing-masing pegawai/pejabat bertanggungjawab kepada atasan langsung pada jenjang jabatan masing-masing. e. Risiko Kepatuhan Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
15
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
Risiko Kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan tidak dipatuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Pada prakteknya, risiko kepatuhan melekat pada faktor risiko yang terkait dengan peraturan perundangundangan dan ketentuan lain yang berlaku, misalnya risiko kredit terkait dengan ketentuan Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM), Kualitas Aktiva Produktif, Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif, Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). 8. Laporan Manajemen a. Struktur Organisasi Bank Jasa Jakarta terus mengembangkan kemampuan organisasi Bank untuk mendukung tujuan dan strategi usaha yang ditetapkan, dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada nasabah maupun nilai bagi pemegang saham. Struktur organisasi Bank senantiasa dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan saat ini maupun antisipasi perkembangan di masa mendatang, baik dalam rangka mematuhi peraturan yang berlaku, mengantisipasi tuntutan pasar, ataupun beradaptasi terhadap dinamika usaha dan sektor perbankan. b. Aktivitas Utama Manajemen secara rutin melakukan pemantauan atas kegiatan operasi Bank Jasa Jakarta, dimana pada kondisi saat ini yaitu spread suku bunga yang relatif kecil dan risiko kredit yang relatif masih tinggi, kegiatan manajemen dikonsentrasikan pada : -
monitoring mutasi dana, dimana untuk mencegah terjadinya negative spread, setiap dana yang ada harus dikelola seefisien dan seefektif mungkin,
-
meningkatkan penyaluran kredit, baik kredit modal kerja/investasi, maupun kredit kepemilikan rumah dan kendaraan bermotor (mobil),
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
16
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
-
melakukan pengaturan dan pemantauan secara terus-menerus pada seluruh jajaran manajemen dalam melakukan rekonsiliasi intern dalam seluruh operasi Bank Jasa Jakarta untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas,
-
mengembangkan sumber penghasilan dari jasa pelayanan kepada nasabah (fee base income), seperti pengurusan asuransi, pengurusan ekspor-impor, administrasi kredit dan lainnya.
c. Teknologi Informasi Bank Jasa Jakarta secara berkesinambungan terus mengembangkan teknologi sistem informasi yang berfungsi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan nasabah, kehandalan pengolahan data dan meningkatkan kualitas informasi kepada manajemen. Telah diterapkan sistem on line yang terintergrasi untuk seluruh kantor Bank Jasa Jakarta, sehingga setiap transaksi dapat dilakukan secara on-line real time antara kantor pusat dengan seluruh kantor. Untuk mengantisipasi dan mengakomodir transaksi perbankan yang semakin beragam, maka teknologi informasi Bank Jasa Jakarta sepenuhnya didukung oleh penerapan teknologi yang tepat guna dengan sistem pengamanan yang memadai. d. Jenis Produk dan Jasa Yang Ditawarkan Jenis produk dan jasa yang ditawarkan Bank Jasa Jakarta antara lain: Penghimpunan Dana : Giro Tabungan o Tabungan Jasa o Tabungan Poin Jasa o Tabungan Sejahtera o Tabungan Ganda o Tabungan Khusus Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
17
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
Simpanan Berjangka o Deposito Berjangka o Sertifikat Deposito
Penyaluran Dana : Kredit modal kerja Kredit investasi Kredit konsumtif : Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Kredit Pemilikan Mobil (KPM) Kredit Pemilikan Motor (KPMr) Jasa-jasa : Menerbitkan Kartu ATM Jasa, Menerbitkan Bank Garansi, Sebagai perantara pengurusan ekspor-impor nasabah, Pembayaran tagihan rekening telpon, listrik, kartu kredit dan premi asuransi nasabah, Sebagai bank persepsi, menerima setoran pajak dan setoran lainnya untuk keuntungan Kas Negara, Transaksi jual-beli valuta asing, Sebagai perantara transfer valuta asing. e. Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga selama tahun 2007, relatif bersaing dengan bankbank lain. Gambaran umum tentang tingkat suku bunga selama tahun 2007, dapat kami uraikan sebagai berikut : Jenis Produk Kredit Diberikan Giro Tabungan Simpanan Berjangka
Tingkat Suku Bunga Terendah Tertinggi 9,0 % 13,0 4,5 % 5,0 3,5 % 8,0 8,0 % 9,0
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
% % % %
18
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
f. Perkembangan Perekonomian dan Target Pasar Dengan masih berlanjutnya pemulihan perekonomian Indonesia sebagai akibat dampak dari krisis moneter tahun 1997, memberikan peluang kepada Bank Jasa Jakarta untuk memanfaatkan pengalamannya selama bertahun-tahun dalam melayani segmen pasar di sektor perdagangan. Bank Jasa Jakarta telah memiliki pijakan yang kokoh di pangsa pasar melalui jaringan kantor cabang pembantu yang berlokasi strategis di pusat-pusat perdagangan, sebagai basis untuk meningkatkan kualitas aktiva produktif guna meningkatkan rentabilitas bank.
g. Jaringan Usaha dan Mitra Usaha Sampai dengan 31 Desember 2007, kami telah memiliki 1 (satu) Kantor Pusat, 9 (sembilan) Kantor Cabang Pembantu dan 1 (satu) Kantor Kas, dengan rincian sebagai berikut : Kantor Pusat : Jl. Tiang Bendera III No.26-28-30-32 Jakarta Barat 11230 Telpon : (62-21) 6902611 dan (62-21) 6906950 Fax : (62-21) 6902619 dan (62-21) 6910270 Kantor Cabang Pembantu : 1. Kantor Cabang Pembantu Mangga Dua Komplek Pertokoan Mangga Dua Blok C-4 No. 2 Jakarta Utara 14430 Telpon : (62-21) 6011401 Fax : 62-21) 6120335 2. Kantor Cabang Pembantu Tanah Abang Proyek Pertokoan Tanah Abang Bukit Jl. KH. Fachrudin No.36 Blok D No.17 Jakarta Pusat 10250 Telpon : (62-21) 3156608 dan (62-21) 3156922 Fax : (62-21) 3156925 Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
19
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
3. Kantor Cabang Pembantu Kelapa Gading Jl. Raya Boulevard Barat Blok LC 7 No. 46 Kelapa Gading Barat Jakarta Utara 14240 Telpon : (62-21) 4529050 Fax : (62-21) 4529459 4. Kantor Cabang Pembantu Fatmawati Pertokoan Duta Mas Blok A1 No. 6 Jl. R.S. Fatmawati No. 39 Jakarta Selatan 12150 Telpon : (62-21) 7210560 Fax : (62-21) 7210562 5. Kantor Cabang Pembantu Gajah Mada Jl. Gajah Mada No. 27 E-F Jakarta - 11140 Telpon : (62-21) 6332668 Fax : (62-21) 6332659 6. Kantor Cabang Pembantu Glodok Plaza Pertokoan Glodok Plaza Blok H No. 37-38 Jakarta - 11180 Telpon : (62-21) 6280202 Fax : (62-21) 6280203 7. Kantor Cabang Pembantu Kebon Jeruk Jl. Raya Perjuangan No. 6 Komplek Sastra Graha, Kebon Jeruk Jakarta - 11530 Telpon : (62-21) 5329511 Fax : (62-21) 5329512 8. Kantor Cabang Pembantu Matraman Jl. Matraman Raya No. 148 Blok A1 No.11-12 Jakarta - 13140 Telpon : (62-21) 85918033 Fax : (62-21) 85918032
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
20
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
9. Kantor Cabang Pembantu Muara Karang Jl. Muara Karang Raya No. 8 Blok CC N0. 55 Jakarta Utara - 14450 Telpon : (62-21) 6626677 Fax : (62-21) 6626611 Kantor Kas : 1. RS. Gading Pluit Jl. Boulevard Timur Raya Kelapa Gading Jakarta Timur. Telpon : (62-21) 45866450 Fax : (62-21) 45866448 h. Pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan bank Pemberian penyediaan dana kepada pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa (terkait) dengan bank untuk posisi 31 Desember 2007 secara total berjumlah Rp.36.636 Juta. Dengan total modal sendiri bank sesuai ketentuan Bank Indonesia untuk posisi bulan Desember 2007 sebesar Rp.394.741 Juta, Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) untuk pihak terkait yaitu 10 % atau sebesar Rp.39.474 Juta, sehingga atas penyediaan dana kepada pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan bank, tidak terdapat pelanggaran dan/atau pelampauan. Sedangkan disisi perolehan dana dari pihak ketiga, terdapat simpanan, baik berupa giro, tabungan maupun deposito berjangka dari pihakpihak yang memiliki hubungan istimewa dengan bank, untuk posisi 31 Desember 2007, sebagai berikut : Jutaan Rp.
Jenis Simpanan Giro Tabungan Simpanan Berjangka Jumlah
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
Jumlah 675 4.370 53.303 58.348
21
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
i. Perubahan Penting Dalam tahun 2007 telah melakukan penambahan modal disetornya sebesar Rp.50 Milyar dan masih dalam proses persetujuan dari Bank Indonesia. Total modal disetor setelah adanya penambahan tersebut menjadi Rp.250 Milyar. Hal tersebut sesuai komitmen para pemegang saham PT. Bank Jasa Jakarta. Selain itu, dalam rangka penerapan ketentuan GCG, telah dilakukan penambahan 1 (satu) Komisaris Independen dan pembentukan Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko. j. Sumber Daya Manusia Peranan sumber daya manusia dalam jasa perbankan merupakan salah satu faktor penting/penentu dalam kelangsungan usaha bank. Menyadari hal itu manajemen sangat menghargai seluruh lapisan karyawan dan menciptakan iklim kerja yang harmonis serta terus meningkatkan kerja sama yang baik antar lini. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, perseroan terus melaksanakan pelatihan dan pengembangan, baik yang diselenggarakan instruktur dari intern bank maupun bekerjasama dengan jasa konsultan yang berpengalaman dalam bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. Disamping itu juga dilakukan pelatihan karyawan dengan mengirimkan ke lembaga-lembaga pendidikan, baik berupa kursus, perkuliahan, lokakarya serta mengikutsertakan karyawan dalam berbagai seminar. Dengan terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, diharapkan kualitas pelayanan kepada nasabah akan lebih efektif dan efesien, tepat guna dan profesional serta sesuai dengan tuntutan perkembangan dunia usaha perbankan saat ini. Dan juga dalam rangka menjamin kesejahteraan karyawan, kami telah mengikutsertakan semua karyawan menjadi peserta Jamsostek, memberikan bantuan pendidikan untuk putra-putri karyawan. Tabel berikut menyajikan komposisi Komisaris, Direksi dan karyawan Bank Jasa Jakarta per 31 Desember 2007 berdasarkan jenjang pangkat dan latar belakang pendidikan, yaitu : Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
22
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
Keterangan Jumlah personil I. Jabatan 1. Komisaris & Direksi 7 2. General Manager & Asisten 2 3.
Manager & Asisten
Staf Utama s/d Staf Muda Penata Utama s/d Penata Muda Karyawan Dasar & Pelaksana Total II. Pendidikan 1. S2 ( Master) 2. S1 ( Sarjana) 3. Diploma 4. SLTA 5. SD s/d SMP Total 4. 5. 6.
% 2,4 0,7
21
7,4
42 138 74 284
14,8 48,6 26,1 100,0
5 103 30 117 29 284
1,8 36,3 10,5 41,2 10,2 100,0
B. LAPORAN KEUANGAN B.1. Laporan Keuangan P.T. Bank Jasa Jakarta Laporan keuangan P.T. Bank Jasa Jakarta untuk posisi per tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Eddy Kaslim dengan pendapat (opini) Wajar Tanpa Syarat. Laporan Auditor Independen atas Laporan Keuangan per 31 Desember 2007 dan 2006 No.8161-EK/02-2008 tanggal 15 Februari 2008, kami sajikan dibawah ini.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
23
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007
Lampiran : II Laporan Tahunan Bank Umum – Tahun 2007 SUSUNAN DEWAN KOMISARIS, DIREKSI DAN PEJABAT EKSEKUTIF DEWAN KOMISARIS • Presiden Komisaris • Komisaris • Komisaris
: : :
Iskandar Widyadi Mintolo Hardiyanto, SE Randy Hartanto Lie, MBA
DIREKSI • Presiden Direktur • Wakil Presiden Direktur • Direktur Operasional • Direktur Kepatuhan & Umum
: : : :
Handrie Wirawan Emanuela Tanubrata, SH Olwin Chandra, SE, MM Krisna Chandra, SE, MM
PEJABAT EKSEKUTIF • Kepala Divisi Operasional • Kepala Satuan Kerja Audit Intern
: :
Budi Widyadi Ahmad Ampera
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001
24