COMMUNITY POLICING (C.O.P) DI POLSEK UMBULHARJO YOGYAKARTA
I.
PENDAHULUAN A. SITUASI WILAYAH POLSEKTA UMBULHARJO 1) GEOGRAFIS Wilayah Polsek Umbulharjo merupakan wilayah yang terletak dibagian selatan kota Yogyakarta berbatasan dengan Kabupaten Bantul dengan luas wilayah 811.4348 meter persegi (8,11 Km 2) dengan batas wilayah sebagai berikut: - Sebelah Timur: Kecamatan Kotagede - Sebelah Barat : Kecamatan Mergangsan - Sebalah Utara : Kecamatan Gondokusuman - Sebelah Selatan: Kabupaten Bantul. Dengan luas wilayah tersebut dibagi menjadi 7 (tujuh) Kelurahan yaitu: Pandeyan, Giwangan, Sorosutan, Tahunan, Warungboto, Muja Muju dan Semaki. Wilayah Umbulharjo merupakan wilayah yang terluas jika dibandingkan dengan Kcamatan lain yang ada di kota Yogyakarta karena Hampir mencapai 1/3 (sepertiga) wilayah Kota Yogyakarta. 2) DEMOGRAFIS Jumlah Penduduk menurut Hasil Sensus tahun 2002 adalah 69.984 jiwa, namun angka tersebut belum akurat karena masih banyak anak kos yang belum terdata dengan baik, dengan jumlah laki-laki 35.922 jiwa dan perempuan
34.033 jiwa, dengan kepadatan penduduk 8629 jiwa per
kilometer persegi .
3) EKONOMI Dari segi ekonomi sebagian besar penduduk Umbulharjo bermata pencaharian bergerak di bidang swasta selain berprofesi sebagai pegawai negeri. Di sektor swasta anatara lain usaha rumah kos, warung makan, pertokoan, dan lain-lain. Di Umbulharjo terdapat terminal Bus Umbulharjo merupakan terminal terbesar di Yogyakarta yang sangat mewarnai perputaran roda ekonomi di Umbulharjo, selain itu terdapat perusahaan PT. Sari Husada, PT. Jogja Tex dan ada beberapa bank swasta maupun pemerintah. 4)
POLITIK
Di Umbulharjo terdapat Pusat Pemerintahan Kota Yogyakarta yaitu kantor Walikota dan Kantor DPRD II Kota Yogyakarta. Selain itu terdapat Kantorkantor Partai yang mempunyai massa pendukung yang cukup banyak, yang kadang juga iktu mewarnai situasi kamtibmas di Umbulharjo. 5) SOSIAL BUDAYA Di Umbulharjo terdapat 18 Perguruan Tinggi yang besar dan menengah menyebabkkan banyak pendatang yang kos untuk menempuh pendidikan di Umbulharjo, selain itu dengan keberadaan terminal Bus Umbulharjo menyebabkan menjamurnya Usaha perhotelan terdapat 27 Hotel kelas Melati yang sering digunakan untuk transit para penumpang bus antar kota dan untuk menampung wisatawan domestik pada musim liburan. Di Umbulharjo juga terdapat 3 tempat hiburan yang berupa caffe dan karaoke. Kondisi sosial budaya dengan banyaknya rumah kos, terminal Bus, Perguruan tinggi, hotel dan tempat hiburan turut mewarnai situasi kamtibmas di Umbulharjo.
B. SITUASI POLSEK UMBUHARJO 1) PERSONEL Polsek Umbulharjo memiliki jumlah personel 72 orang, dengan komposisi kepangkatan 3 Perrwira Pertama, 64 Bintara, 3 tamtama dan 2 PNS. Jika disbanding jumlah penduduk yang berjumlah 69.293 jiwa maka police ratio adalah 1 Polisi: 1000 penduduk. Dari 72 personel tersebut dengan pembagian tugas sebagai berikut: - Unit Patroli
: 27 Personel.
- Unit Intelkam
: 5 Personel
- Unit Reskrim
: 18 Personel
- Unit Lantas
: 5 Personel.
- Babinkamtibmas
: 7 Personel
- Staf Urusan Dalam : 4 Personel 2) PERALATAN Dari segi peralatan, Kantor Polsek Umbulharjo menempati lokasi tanah seluas 300 meter persegi, dengan peralatan sebagai berikut: - Mobil Patroli
: 2 Unit
- Sepeda Motor
: 5 Unit.
- Handy Talki
: 10 Unit.
- Komputer
: 9 Unit
3) KASUS YANG SERING TERJADI Dengan kondisi wilayah yang cukup heterogen dengan berbagai macam karakteristik masyarakatnya maka kasus yang sering terjadi anatara lain: - Pencurian dengan Pemberatan (siang hari) - Pencurian kendaraan Bermotor (roda 2) - Pencurian dengan kekerasan - Penganiayaan - Penipuan dan penggelapan
Selain itu juga sering terjadi penghakiman massa terhadap pelaku kejahatan yang tertangkap tangan pencopetan di dalam Bus ataupun penjambretan masalah sosial lainnya seperti orang terlantar ataupun kehabisan bekal di perjalanan. II.
PELAKSANAAN PROGRAM COMMUNITY POLICING A. Tahap persiapan ( bulan Nopember- Desember 2002) 1) Mendapat pengarahan dan pemaparan tentang program COP dari Polda DIY dan PUSHAM UII 2) Workshop di Hotel Jayakarta dalam rangka mencari konsep pelaksanaan COP yang akan dilaksanakan, di ikuti oleh perwakilan warga masyarakat dan polisi 3) Workshop penyusunan modul Pelatihan di Hotel Santika Yogayakarta. 4) Sosialisasi program COP terhadap seluruh anggota Polsek Umbulharjo, Muspika dan para lurah se- Kecamatan Umbulharjo. B. Tahap pelaksanaan pertemuan dengan warga masyarakat ( Januari s/d sekarang ) 1) Bulan Januari 2003 pertemuan ke-1, dilaksanakan di Janturan, Warungboto, di hadiri 60 peserta dari perwakilan tiap kelurahan di Umbulharjo. 2) Bulan Pebruari 2003 Pertemuan ke-2, dilaksanakan di Pendopo kecamatan Umbulharjo, dihadiri oleh Muspika, Babinkamtibmas dan warga masyarakat 54 peserta. 3) Bulan Maret 2003 pertemuan ke-3, dilaksanakan di Pendopo Kecamatan Umbulharjo, di hadiri oleh Muspika, Babinkamtibmas dan warga masyarakat 50 peserta perwakilan warga masyarakat 4) Bulan April 2003 pertemuan ke-4, dilaksanakan di Pendopo Balai RW Gambiran, Pandeyan dihadiri perwakilan warga masyarakat 43 peserta dan Babinkamtibmas.
5) Bulan Mei 2003 Petemuan ke-5, Dilaksanakan di Pendopo Kelurahan Sorosutan, yang dihadiri oleh Ketua Tim penggerak PKK Umbulharjo dan ibu-ibu PKK 65 Peserta dan Babinkamtibmas 6) Bulan Juni 2003 pertemuan ke-6, dilaksanakan di Masjid Warungboto, dihadiri oleh 50 peserta dari jamaah pengajian Masjid Warungboto dan Babinkamtibmas 7) Bulan Juni 2003 Petemuan ke-7, dilaksanakan di Balai RW Gambiran, Pandeyan
dihadiri
oleh
65
peserta
warga
masyarakat
dan
Babinkamtibmas 8) Bulan Juli 2003 petemuan ke-8, dilaksanakan di Balai RW Celeban, Tahunan, dihadiri oleh 70 perwakilan anak kos di Umbulharjo dan Babinkamtibmas. 9) Bulan Agustus 2003 peretmuan ke- 9 dilaksanakan di pendopo kelurahan Sorosutan dihadiri oleh 70 peserta terdiri dari tokoh masyrakat dan ibuibu PKK. C. Tahap pelatihan COP 1) Bulan Juni 2003 dilaksanakan di Kelurahan Sorosutan , Peserta 75 orang dengan materi KUHP, KUHAP, HAM dan Manajemen Operasional Polri. 2) Bulan Juli 2003 dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Giwangan, untuk kelurahan Pandeyan dan Giwangan, peserta 80 orang, materi KUHP, KUHAP, HAM dan Manajemen Operasional Polri. 3) Bulan Agustus 2003 untuk kelurahan Muja Muju dan Warungboto peserta 70 orang dilaksanakan di Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa, materi KUHP, KUHAP, HAM dan Manajemen Operasional Polri. 4) Bulan Agustus 2003 untuk kelurahan Tahunan dan Semaki dilaksanakan peserta 75 orang dilaksanakan di SMK Koperasi, Semaki dengan materi KUHP, KUHAP, HAM dan Manajemen Operasional Polri.
III. MASALAH-MASALAH DAN USULAN DARI WARGA MASYARAKAT KEPADA POLSEK UMBULHARJO Dari 8 kali peretmuan ada beberapa pertanyaan, usulan, keluhan dan masukan dari warga masyarakat yang ditujukan kepada Polisi yang dirangkum sebagai berikut: 1.
Usulan mengenai pemberantasan penyakit masyarakat (PEKAT) terutama perjudian, minuman keras dan Pekerja Sek Komersial (PSK) di sekitar Teminal Bus Umbulharjo.
2.
Menanyakan tindakan Polsek menyikapi banyaknya copet di Bus kota.
3.
Upaya Polsek Umbulharjo dalam menekan angka pencurian siang hari, jambret dan curanmor.
4.
Keluhan warga masyarakat terhadap anak kos yang kurang bersosialisasi dan berinteraksi dengan warga setempat yang sering menimbulkan masalah dengan warga setempat.
5.
Permintaan warga masyarakat agar patroli polisi dapat dilaksanakan sampai ke gang-gang diperkampungan dan perumahan dan singgah di Pos Kamling.
6.
Pertanyaan warga masyarakat mengenai penanganan laporan dan pengaduan yang masuk ke Polsek karena Polsek lamban dalam penanganannya.
7.
Pertanyaan bila terjadi laka lantas dan prosedur permohonan SIM dan usulan SIM massal.
IV. UPAYA PEMECAHAN MASALAH OLEH MASYARAKAT DAN POLISI 1.
Polsek Umbulharjo bersama Trantib kecamatan dan perwakilan masyarakat melakukan operasi Pekat terutama perjudian, minuman keras dan PSK, menjaring 5 tersangka judi togel, 4 PSK dan 3 penjual minuman keras, selanjutnya di Tipiring.
2.
Upaya menekan copet di Bus kota Polsek melaksanakan operasi Preman dan copet yang ada di terminal bus Umbulharjo dan menyusupkan anggota yang pakaian preman di bus kota yang rawan copet.
3.
Upaya menekan pencurian siang hari, Polsek melakukan Patroli sepeda motor yang masuk ke perkampungan antara jam 10.00 WIB s/d 13.00 dan sore hari untuk antisipasi jambret dan curanmor.
4.
Terhadap masalah anak kos Polsek koordinasi dengan PKK kecamatan untuk melaksanakan Program SAPA anak kos dan para pengusaha rumah kos.
5.
Patroli Polsek agar dapat masuk ke gang di perkampungan dengan patroli sepeda motor yang beroperasi pada siang hari dan malam hari untuk singgah dan dialog dengan warga yang sedang ronda di pos kamling.
6.
Prosedur penanganan laporan dan pengaduan yang masuk ke Polsek, untuk memberikan perkembangan penanganan perkara dengan memberikan Progress Report kepada pelapor.
7.
Penanganan laka lantas Polsek memberikan penjelasan penanganan laka lantas dan prosedur permohonan SIM, untuk SIM massal belum dilaksanakan menunggu jumlah pemohon yang memadai.
V.
REALISASI KEGIATAN POLISI DAN MASYARAKAT UNTUK ANTISIPASI GANGGUAN KAMTIBMAS 1. Membentuk radio Kommunitas, yang terletak di Pos Pengaduan kampung Warungboto dengan radio FM 106 MHz, dilaksanakan siaran pada siang hari jam 10.00 WIB s/d 14.00 dan malam hari jam 20.00 s/d 24.00, untuk menyampaikan program COP dan pesan-pesan Kamtibmas yang dilakukan oleh Babinkamtibmas secara bergantian tiap kelurahan dengan masyarakat, untuk antisipasi pencurian siang hari dan curanmor. 2. Membentuk jaringan komunikasi dengan pengadaan HT swadaya oleh perusahaan, Bank, tempat hiburan, kampus perguruan tinggi untuk mempercepat dalam laporan dan memberikan informasi kepada polsek, dimana HT tersebut dapat di akses dengan Polsek (masih dalam proses pengadaan), ada 16 pos, yaitu: i. Kel. Pandeyan : Palm caffe ii. Kel. Warungboto: Kampus UTY, PT Sampoerna, PT Bumi Asih. iii. Kel. Muja muju: Bambo Resto, PT Sari Husada, Happy Land, BNI Syariah, Lippobank. iv. Kel. Semaki : kampus UAD, Gedung Keuangan Negara
v. Kel. Giwangan: Gudang SGM vi. Kel. Sorosutan: PT Jogja Tex, Kampus STIE WW, PT Prestige. vii. Kel. Tahunan: Bank BNI 46 VI. HASIL YANG DICAPAI 1.
Selama Program COP berjalan dibandingkan 6 bulan sebelum program berjalan secara kwantitatif angka kriminalitas menurun kurang lebih 15 %.
2.
Secara kwalitatif berhasil di ungkap 2 kelompok pelaku spesialis pencurian siang hari sekitar 20 TKP di Umbulharjo berkat adanya informasi dari warga masyarakat, dalam proses penyidikan di Polsek Umbulharjo.
3.
Menurunnya penghakiman massa terhadap pelaku kejahatan yang tertangkap tangan, yang sebelumnya sangat sering terjadi.
4.
Berhasilnya di ungkap tempat kos yang sering di gunakan pesta narkoba berkat informasi warga masyarakat.
DATA PERBANDINGAN KASUS 7 BULAN SEBELUM DAN SESUDAH PROGRAM COP BERJALAN (Crime Indeks) NO
JENIS KASUS
7 BULAN SEBELUM ROGRAM COP ( JUNI-DES 2002)
7 BULAN SETELAH PROGRAM COP (JAN- JULI 2003)
1
CURAT
30
24
2
CURANMOR
18
14
3
CURAS
15
11
4
PENGANIAYAAN
7
5
5
PEMBUNUHAN
-
-
6
PENIPUAN/PENGGELAPAN
8
6
7
UANG PALSU
-
-
8
NARKOBA
3
3
9
SAJAM JUMLAH
4 85
3 66
ARGUMENTASI: a. Terjadinya penurunan angka kriminalitas karena seringnya diberikan penyuluhan terutama untuk antisipasi dan mencegah terjadinya pencurian dengan pemberatan pada siang hari, curanmor di rumah kos, penipuan disekitar terminal, penyuluhan tersebut disampaikan pada saat pertemuan rutin bulanan ataupun pada kesempatan lainnya misalnya melalui patroli dengan melakukan Public addres. b. Dibentuknya Radio Kommunitas 106 FM yang selalu mengudara dengan memberikan himbauan dan pesan-pesan kamtibmas untuk antisipasi curat siang hari, curanmor, curas dan lain-lain. c. Pelaksanaan patroli ditingkatkan dengan menggunakan sepeda motor sehingga
menjangkau
ke
gang-gang
diperkampungan
dan
dengan
melakukan dialog dengan warga setempat baik pada siang hari ataupun malam hari. d. Telah terungkapnya 2 jaringan pelaku pencurian siang hari berkat adanya informasi dari masyarakat yang saat ini sedang dalam proses penyidikan di Polsek Umbulharjo. e. Meningkatkan kesadaran untuk melakukan ronda Poskamling di lingkungan masing-masing dengan dilakukan lomba pos kamling yang dilakukan setiap bulan. VII. KENDALA YANG DIHADAPI A.
Kendala Interen: 1.
Belum semua anggota Polsek mamahami dengan sebenarnya tentang community policing meskipun sudah dilaksanakan sosialisasi, sehingga berpengaruh terhadap perilaku di lapangan pada saat melayani dan berinteraksi dengan masyarakat.
2.
Kultur Polisi masa lalu yang masih melekat di masing-masing individu personel Polsek yang cenderung arogan dan kurang komunikatif menyebabkan kurangnya simpati dari warga masyarakat.
B.
Kendala Eksteren: 1. Belum semua warga masyarakat mengetahui program COP karena belum semua warga masyarakat mengikuti sosialisasi. 2. Masih ada masyarakat yang berpandangan sempit terhadap tugas polisi yang hanya melihat sisi negatifnya saja sehingga menyebabkan tidak mau bekerja sama dan berpartisipasi dalam membantu tugas polisi dan cenederung apatis. 3. Luasnya wilayah dan jumlah penduduk yang begitu padat dan tidak seimbang dengan jumlah polisi agak memperlambat program ini untuk dapat berjalan dengan maksimal.
VIII. PENUTUP A. KESIMPULAN 1.
Program COP berjalan dengan baik meskipun belum maksimal dan masih banyak kendala yang dihadapi baik dari Polsek ataupun dari masyarakat.
2.
Program ini sangat efektif untuk menekan gangguan kamtibmas yang terjadi apabila masyarakat dan polisi sudah menemukan pola kerjasama yang disepakati oleh semua pihak .
B. SARAN 1.
Program COP ini untuk dapat diketahui oleh semua lapisan masyarakat agar di tambah waktunya sehingga benar-benar bisa menyentuh semua lapisan masyarakat dibantu oleh aparat pemerintahan dan tokoh masyarakat.
2.
Karena luasnya wilayah dan jumlah penduduk yang padat agar pelaksanaan program dapat dilaksanakan secara bertahap per kelurahan agar lebih fokus dalam program kegiatannya dan lebih terukur.
3.
Kerjasam antara PUSHAM UII, Pokja dan Polsek Umbulharjo agar lebih ditingkatkan untuk mendukung Program COP untuk memperoleh hasil yang maksimal. SELESAI
Yogyakarta, 9 Agustus 2003 KEPALA KEPOLISIAN SEKTOR KOTA UMBULHARJO YOGYAKARTA
MUSNI ARIFIN, S.IK AKP.NRP. 70070793
COMMUNITY POLICING (C.O.P) DI POLSEK UMBULHARJO YOGYAKARTA
MUSNI ARIFIN, S.IK
Yogyakarta, Agustus 2003