BUPATI SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016 - 2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SOPPENG, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 263 ayat (3) dan Pasal 264 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah kabupaten Soppeng Tahun 2016 - 2021. Mengingat : 1. Pasal 18 ayat ( 6 ) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang
Nomor
29
Tahun
1959
tentang
Pembentukan Daerah tingkat II di Sulawesi ( Lembaran Negara
Republik
Indonesia
Tahun
1959
Nomor
74,
Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 1822 ) ; 3. Undang-Undang Nomor 25Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4421 ) ; 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4720 ); 5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
68,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
IndonesiaNomor 4725); 6. Undang-Undang Pemerintahan
Nomor Daerah
Indonesia Tahun 2014
23 (
Tahun
Lembaran
2014
tentang
Negara
Republik
Nomor 244,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia
Nomor 5587 ) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2015 ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679 ). 7.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan
Pemerintahan
antara
Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737 ); 8.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata
Cara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 9.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang
Tahapan,
Tata
Cara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah; 11. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor7 Tahun 2015tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 – 2028 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan
Tahun
2015
Nomor
7,
Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 283); 12. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2015 Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Nomor
10
Tahun
2013
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 - 2018(Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 Nomor 9); 13. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kab. Soppeng (Lembaran Daerah
Kabupaten
Soppeng
Tahun
2008
Nomor
90,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 49); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2010 Nomor 111, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 70); 15. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerrah Kabupaten Soppeng Tahun 2011 - 2015 (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 72);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng Tahun 2012 - 2032 (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2012 Nomor 8 Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 80); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SOPPENG dan BUPATI SOPPENG MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016 - 2021 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Daerah adalah Kabupaten Soppeng. 3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah
yang
memimpin
pelaksanaan
urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 4. Bupati adalah Bupati Soppeng. 5. Dewan
Perwakilan
Rakyat
Daerah
Kabupaten
Soppeng,
yang
selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan kerja pada lingkup Pemerintah Kabupaten Soppeng.
7. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat BAPPEDA
adalah
SKPD
yang
membidangi
urusan
perencanaan
pembangunan daerah. 8. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. 9. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia. 10. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan
didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian
sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. 11. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun. 12. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. 13. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun. 14. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra-SKPD untuk periode
adalah dokumen perencanaan SKPD
5 (lima) tahun.
15. Rencana Kerja-Satuan Kerja Perangkat Daerah atau disebut RenjaSKPD adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah
untuk periode 1 (satu) tahun. 16. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. 17. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. 18. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. 19. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan. 20. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk mencapai
sasaran
dan
tujuan
serta
untuk
memperoleh
alokasi
anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 21. Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahuntahun berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan guna memastikan kesinambungan kebijakan yang telah disetujui untuk setiap program dan kegiatan. 22. Indikator
kinerja
adalah
alat
ukur
untuk
menilai
keberhasilan
pembangunan secara kuantitatif dan kualitatif. 23. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disingkat Musrenbang adalah forum antarpemangku kepentingan dalam rangka menyusun rencana pembangunan daerah. 24. Pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah
BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Pasal 2 (1) RPJMD merupakan landasan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng dalam menyelenggarakan dan melaksanakan pembangunan selama 5 (lima) Tahun. (2) RPJMD
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
disusun
dengan
menggunakan pendekatan teknokratik, partisipatif, politis serta atasbawah dan bawah-atas. Pasal 3 Sistematika penulisan RPJMD adalah sebagai berikut : a. pendahuluan; b. gambaran umum kondisi Kabupaten Soppeng; c. gambaran pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan; d. analisis permasalahan dan isu-isu strategis; e. visi, misi, tujuan dan sasaran; f. strategi dan arah kebijakan; g. kebijakan umum dan program pembangunan daerah; h. indikasi rencana program prioritas dan indikasi pendanaan; i. penetapan indikator kinerja daerah; j. pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan; dan k. penutup. Pasal 4 Sistematika RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 tercantum pada Lampiran
yang
merupakan
bagian
yang
tidak
terpisahkan
dengan
Peraturan Daerah ini. Pasal 5 Pelaksanaan lebih lanjut RPJMD dijabarkan ke dalam RENSTRA SKPD 5 (lima) tahunan, RKPD tahunan dan RENJA SKPD tahunan.
BAB III PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Bagian Kesatu Umum Pasal 6 Pengendalian dan evaluasi RPJMD bertujuan untuk mewujudkan : a. konsistensi antara kebijakan dengan pelaksanaan dan hasil rencana pembangunan daerah; b. konsistensi antara RPJMD dengan RPJPD dan RTRW Kabupaten; c. konsistensi antara RKPD dengan RPJMD; dan d. kesesuaian antara capaian pembangunan daerah dengan indikatorindikator kinerja yang telah ditetapkan. Pasal 7 Pengendalian dan evaluasi terhadap RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, meliputi : a. pengendalian
dan
evaluasi
terhadap
kebijakan
perencanaan
pembangunan jangka menengah daerah; b. pengendalian
dan
evaluasi
terhadap
pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah ; dan c. evaluasi terhadap hasil Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Bagian Kedua Pengendalian dan Evaluasi Terhadap Kebijakan Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Pasal 8 Pengendalian
dan
evaluasi
terhadap
kebijakan
perencanaan
pembangunan jangka menengah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a mencakup pengendalian terhadap kebijakan perencanaan strategis SKPD dan RPJMD.
Pasal 9 (1) Pengendalian terhadap kebijakan perencanaan strategis SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 mencakup perumusan visi dan misi, strategi dan kebijakan, rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif, indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD. (2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui pemantauan dan supervisi mulai dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan Renstra SKPD ditetapkan. (3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus dapat menjamin perumusan : a. Visi dan Misi SKPD berpedoman pada visi misi pembangunan jangka menengah daerah; b. Strategi dan kebijakan SKPD berpedoman pada strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah; c. Rencana program, kegiatan SKPD berpedoman pada kebijakan umum dan program pembangunan Jangka Menengah Daerah serta memperhatikan hasil kajian lingkungan hidup strategis; d. Indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif SKPD berpedoman pada indikasi rencana program prioritas dan kebutuhan
pendanaan
pembangunan
jangka
menengah
Daerah; e. Indikator kinerja SKPD berpedoman pada tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah daerah; dan f. Pentahapan
pelaksanaan
program
SKPD
pentahapan
pelaksanaan
pembangunan
sesuai
jangka
dengan
menengah
daerah. (4) Hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa perumusan
kebijakan
perencanaan
strategis
SKPD,
telah
berpedoman pada RPJMD serta memperhatikan hasil kajian lingkungan hidup strategis.
Pasal 10 (1) Kepala SKPD melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan perencanaan strategis SKPD. (2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 pada ayat (4) ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan,
kepala
SKPD
melakukan tindakan perbaikan /penyempurnaan. (3) Kepala SKPD menyampaikan laporan hasil evaluasi kebijakan perancanaan seabagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Bupati melaui Kepala Bappeda. Pasal 11 (1) Kepala Bappeda melakukan evaluasi terhadap laporan hasil evaluasi kebijakan perencanaan strategis SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3). (2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditemukan adanya ketidaksesuaian
/
penyimpangan,
menyampaikan
rekomendasi
dan
kepala
Bappeda
langkah-langkah
penyempurnaan untuk ditindaklanjutui oleh Kepala SKPD. (3) Kepala SKPD menyampaikan hasil tindaklanjut perbaikan / penyempurnaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Kepala Bappeda. Pasal 12 (1) Pengendalian terhadap kebijakan perencanaan pembangunan jangka menengah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 mencakup perumusan visi dan misi, strategi dan arah kebijakan umum dan program, serta indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan, dan indikator kinerja daerah. (2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui
pemantauan
dan
supervisi
mulai
dari
tahap
penyusunan rancangan awal sampai RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
(3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus dapat menjamin perumusan : a. Visi, misi, tujuan, sasaran, Kebijakan, Strategi dan program pembangunan jangka menengah selaras dengan visi, misi, arah
dan
kebijakan
pembangunan
jangka
panjang
pemanfaatan struktur dan ruang Kabupaten Soppeng; b. Visi, misi, tujuan, sasaran, Kebijakan, Strategi dan program pembangunan
jangka
menengah
selaras
dengan
arah,
kebijakan, dan prioritas untuk bidang-bidang pembangunan dan pembangunan kewilayahan dalam RPJMD Nasional sesuai dengan kewenangan, kondisi, dan karakteristik Kabupaten Soppeng; c. Kebijakan,
strategi dan program pembangunan jangka
menengah Kabupaten / Kota lain disekitarnya; d. Program
pembangunan
jangka
menengah
Kabupaten
Soppeng selaras dengan pemanfaatan struktur dan pola ruang kabupaten /kota lain disekitarnya; e. Strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah
mengarah
pada
pencapaian
visi
dan
misi
pembangunan jangka menengah Kabupaten Soppeng; dan f. Sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan RPJMD. (4) Hasil pemantauan dan supervisi sebagaiman dimaksud pada ayat (3), digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa
perumusan
kebijakan
perencanaan
pembangunan
jangka menengah Kabupaten Soppeng, berpedoman pada RPJPD dan RTRW Kabupaten, mengacu pada RPJMD Provinsi dan memperhatikan RTRW Kabupaten / Kota lain disekitarnya. Pasal 13 (1) Kepala terhadap
Bappeda
melakaukan
kebijakan
pengendalian
perencanaan
menengah Kabupaten Soppeng.
dan
pembangunan
evaluasi jangka
(2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (4) ditemukan adanya ketidaksesuaian / penyimpangan, Kepala Bappeda melakukan tindakan perbaikan/penyempurnaan. (3) Kepala Bappeda melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi terhadap
kebijakan
perencanaan
pembangunan
jangka
menengah kepada Bupati. (4) Bupati
menyampaikan
perumusan
kebijakan
hasil
pengendalian
perencanaan
dan
evaluasi
pembangunan
jangka
menengah Kabupaten Soppeng kepada Gubernur sebagai lampiran surat permohonan konsultasi. Bagian Ketiga Pengendalian dan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Pengendalian
dan
Pasal 14 Evaluasi Terhadap
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b, mencakup pelaksanaan Renstra SKPD dan RPJMD. Pasal 15 (1) Pengendalian terhadap pelaksanaan Renstra SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, mencakup indikator kinerja SKPD serta rencana program, kegiatan, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif serta visi, misi, tujuan dan sasaran Renstra SKPD. (2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui pemantauan dan supervisi terhadap pelaksanaan Renstra SKPD (3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus dapat menjamin : a. Indikator kegiatan,
kinerja dan kelompok sasaran, rencana program, serta
pendanaan
indikatif
Renstra
SKPD,
telah
dipedomani dalam menyusun indikator kinerja dan kelompok sasaran, program, kegiatan, dana Indikatif dan prakiraan maju Renja SKPD ; dan
b. Visi, misi, tujuan dana sasaran Renstra SKPD telah dijabarkan dalam tujuan dan sasaran Renja SKPD. (4) Hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa indikator kinerja SKPD, rencana program, kegiatan, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam upaya mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran Renstra SKPD, telah dilaksanaan melalui Renja SKPD. Pasal 16 (1) Kepala
SKPD
melakukan
pengendalian
dan
evaluasi
terhadap
pelaksanaan Renstra SKPD. (2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud
dalam
pasal
15
ayat
(4)
ditemukan
adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, Kepala SKPD melakukan tindakan perbaikan/penyempurnaan. (3) Kepala SKPD melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi Renstra SKPD kepada Bupati melalui Bappeda. Pasal 17 (1) Kepala Bappeda menggunakan laporan hasil pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Renstra SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (3), sebagai bahan evaluasi pelaksanaan RPJMD. (2) Dalam hal evalusi terhadap laporan hasil pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Renstra SKPD sebagaiman dimaksud pada ayat (1) ditemukan adanya ketidaksesuaian/penyimpangan, Bupati melalui Kepala
Bappeda
menyampaikan
rekomendasi
langkah-langkah
penyempurnaan untuk ditindaklanjuti oleh Kepala SKPD. (3) Kepala
SKPD
menyampaikan
hasil
tindaklanjut
perbaikan/penyempurnaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Bupati melalui Kepala Bappeda. Pasal 18 (1) Pengendalian pelaksanaan RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, mencakup program pembangunan dan indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan.
(2) Pengendalian pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui pemantauan dan supervisi terhadap pelaksanaan RPJMD. (3) Pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus dapat menjamin : a. Program pembangunan jangka menengah telah dipedomani dalam merumuskan prioritas dan sasaran pembangunan tahunan ; dan b. Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan pembangunan jangka menengah telah dijabarkan kedalam rencana program dan kegiatan prioritas pembangunan tahunan. (4) Hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa program pembangunan dan indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan, pembangunan jangka menengah daerah telah dilaksanakan melalui RKPD. Pasal 19 (1) Kepala Bappeda melaksanakan pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD. (2) Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal
18
ketidaksesuaian/penyimpangan,
ayat
(4),
Kepala
ditemukan Bappeda
adanya
melakukan
tindakan perbaikan/penyempurnaan. (3) Kepala
Bappeda
Melaporkan
hasil
pengendalian
dan
evaluasi
pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kepada Bupati. Bagian Keempat Evaluasi Terhadap Hasil Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Pasal 20 (1) Evaluasi terhadap hasil RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c mencakup indikasi rencana program prioritas yang disertai
kebutuhan pendanaan untuk mencapai, tujuan dan sasaran dalam upaya mewujudkan visi pembangunan jangka Menengah Kabupaten Soppeng. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui penelitian hasil pelaksanaan RPJMD. (3) Penilaian
sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), digunakan untuk
mengetahui: a. realisasi
antara
rencana
program
prioritas
dan
kebutuhan
pendanaan RPJMD dengan capaian rencana program dan kegiatan prioritas daerah dalam RKPD ; dan b. realisasi antara capaian rencana program dan prioritas yang direncanakan
dalam
RPJMD
dengan
prioritas
dan
sasaran
pembangunan jangka menengah provinsi. (4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan untuk memastikan bahwa visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah kabupaten dapat dicapai untuk mewujudkan visi pembangunan jangka panjang daerah. (5) Evaluasi dilaksanakan paling sedikit 1(satu) kali dalam 5 (lima) tahun dengan menggunakan hasil evaluasi hasil RKPD. Pasal 21 (1) Kepala Bappeda melaksanakan evaluasi terhadap hasil RPJMD. (2) Dalam hal evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan,
Bappeda
melakukan
tindakan perbaikan/penyempurnaan. (3) Hasil evaluasi RPJMD digunakan sebagi bahan bagi penyusunan RPJMD untuk periode berikutnya. (4) Kepala Bappeda melaporkan evaluasi terhadap hasil RPJMD kepada Bupati. (5) Bupati menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada Gubernur melalui Kepala Bappeda Provinsi.
BAB IV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 22 (1) Perubahan RPJMD hanya dapat dilakukan apabila: a. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan, tidak sesuai dengan bahan tahapan dan tatacara penyusunan rencana pembangunan daerah yang diatur dalam peraturan perundang-undangan; b. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa subtansi yang dirumuskan, tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku; c. terjadi perubahan yang mendasar ditingkat Kabupaten dan Nasional ; dan/atau d. merugikan kepentingan bersama. (2) Perubahan yang mendasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, mencakup antara lain terjadinya bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik social budaya, gangguan keamanan, pemekaran
daerah,
perubahan
kebijakan
tingkat
daerah
yang
mempengaruhi subtansi RPJMD secara langsung serta perubahan kebijakan nasional. (3) Merugikan kepentingan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d apabila bertentangan dengan kebijakan nasional. Pasal 23 RPJMD Perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Pasal 24 Dalam hal pelaksanaan RPJMD terjadi perubahan capaian sasaran tahunan tetapi tidak mengubah target pencapaian sasaran akhir pembangunan jangka menengah, penetapan perubahan RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng. Ditetapkan di Watansoppeng pada tanggal : 6 Juni 2016 BUPATI SOPPENG
H.A.KASWADI RAZAK Diundangkan di Watansoppeng pada tanggal : 6 Juni 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SOPPENG,
H. SUGIRMAN DJAROPI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016 NOMOR 1 NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG SULAWESI SELATAN NOMOR B.HK.HAM.1.42.16 TAHUN 2016
PROVINSI
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016 - 2021 I.
UMUM Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD)
merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah yang
memuat
tujuan,
sasaran,
strategi,
arah
kebijakan,
pembangunan daerah dan keuangan daerah serta program perangkat daerah dan lintas perangkat daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMD. Dokumen
RPJMD
ini
merupakan
dokumen
perencanaan
pembangunan Kabupaten Soppeng untuk periode 5 (lima) tahun yakni tahun 2016 – 2021. Penyusunan rencana pembangunan ini dilaksanakan dalam rangka menjamin konsistensi kebijakan dan keberlanjutan program pembangunan yang meliputi tahapan, tata cara
penyusunan,
pelaksanaan,
pengendalian
dan
evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang dilaksanakan oleh unsur pemerintahan daerah dengan pelibatan masyarakat dan unsur pemangku kepentingan. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) akan menentukan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh Bupati/Wakil Bupati terpilih. Dokumen RPJMD ini akan menjadi
dokumen
merancang,
otentik
mengarahkan
bagi
Bupati/Wakil
Bupati
dan
memprogramkan
dalam
perjalanan
pemerintahan daerah dalam masa 5 (lima) tahun kedepan dan pada
akhirnya akan dipertanggungjawabkan hasilnya kepada masyarakat pada akhir masa kepemimpinannya. Sehubungan
dengan
urgensi
perencanaan
pembangunan
daerah dalam kerangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, maka sebagai dokumen perencanaan komprehensif 5 (lima) tahunan maka perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng tentang Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
Kabupaten
Soppeng Tahun 2016 – 2021. II.
PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) -
-
Pendekatan teknokratis menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah. Pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pendekatan politis dilaksanakan dengan menerjemahkan visi dan misi kepala daerah terpilih ke dalam dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah yang dibahas bersama DPRD. Pendekatan atas-bawah dan bawah-atas merupakan hasil perencanaan yang diselaraskan dalam musyawarah pembangunan yang dilaksanakan mulaia dari desa, kecamatan, daerah kabupaten, daerah provinsi hingga nasional.
Pasal 3 Cukup Jelas Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 Cukup Jelas Pasal 6 Cukup Jelas
Pasal 7 Cukup Jelas Pasal 8 Cukup Jelas Pasal 9 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Pasal 10 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 11 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 12 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3)
Cukup jelas Ayat (4) Cukup Jelas Pasal 13 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup Jelas Pasal 14 Cukup Jelas Pasal 15 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup Jelas Pasal 176 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 17 Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 18 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup Jelas Pasal 19 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 20 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup Jelas Ayat (5) Cukup Jelas Pasal 21 Ayat (1)
Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup Jelas Ayat (5) Cukup Jelas Pasal 22 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Perubahan
kebijakan
pada
skala
kabupaten
yang
mempengaruhi substansi RPJMD secara langsung diantaranya adalah perubahan rencana tata ruang wilayah kabupaten. Ayat (3) Cukup jelas Pasal 23 Cukup Jelas Pasal 24 Cukup Jelas Pasal 25 Cukup Jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 97
KATA PENGANTAR Dengan senantiasa mengucap puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran, kami dapat menyelesaikan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng tahun 2016-2021. Dokumen RPJMD Kabupaten Soppeng tahun 2016-2021 berisi visi, misi, strategi, kebijakan, program unggulan kepala daerah dan program prioritas penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, dan pendanaan pembangunan yang dirumuskan sebagai pedoman perencanaan pembangunan bagi semua pihak di Kabupaten Soppeng selama kurun lima tahun ke depan. Penyusunan dokumen ini dilaksanakan melalui suatu proses yang panjang sebagaimana yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan dengan menggunakan empat pendekatan yaitu pendekatan teknokratis, pendekatan partisipatif, pendekatan politis, serta pendekatan top down dan bottom up. Dengan melalui keempat pendekatan tersebut, diharapkan agar dokumen RPJMD ini secara konsisten dapat dilaksanakan, dimonitoring, dievaluasi sehingga tujuan pembangunan daerah yang telah ditetapkan dapat dicapai pada akhir periode nantinya. Akhirnya, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan dan masukan atas penyusunan dokumen ini.
Watansoppeng,
Juni 2016,
Kepala Bappeda Kabupaten Soppeng
Drs. Andi Tenri Sessu, M.Si Pembina Utama Muda NIP. 19640528 199103 1 009
SAMBUTAN BUPATI SOPPENG Assalaamualaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh. Pertama dan utama, perkenankan kami untuk memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan berbagai nikmat dan karunia sehingga
kami
dapat
menyelesaikan
penyusunan
dokumen
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng tahun 2016-2021. Dokumen ini menjadi bagian dari kewajiban kepala daerah terpilih untuk menyusun dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang Undang nomor 24 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksanaan peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah. Dokumen ini merupakan perwujudan janji-janji politik kepala daerah terpilih selama masa kampanye yang dituangkan dalam rumusan visi yaitu Pemerintahan Yang Melayani dan Lebih Baik. Visi tersebut akan dicapai oleh misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program unggulan dan prioritas yang disertai dengan kerangka indikatif pendanaan pembangunan dan rencana kemampuan fiskal daerah berdasarkan potensi sebagaimana tercantum dalam dokumen ini. Agar pelaksanakaan dokumen ini lebih efektif, efisien, dan terarah, kita perlu membangun kebersamaan komitmen pada perumusan dan pengambilan kebijakan umum, program unggulan, dan prioritas sebagaimana telah diatur
berdasarkan waktu pelaksanaan sesuai dengan target pencapaian kinerja dari masing-masing sasaran, bidang urusan pemerintahan, dan SKPD penanggung jawab. Untuk meningkatkan kinerja daerah, mekanisme pengendalian dan evaluasi akan dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari upaya perbaikan. Untuk mensinergikan gerak langkah pembangunan Kabupaten Soppeng, kami berharap semua pemangku kepentingan di Kabupaten Soppeng dapat menggunakan dokumen ini sebagai pedoman perencanaan dan perumusan kebijakan pembangunan daerah selama kurun tahun 2016-2021. Akhirnya, marilah kita memohon petunjuk dan bimbingan Allah swt agar kita senantiasa diberi kemampuan dan kekuatan lahir batin dalam mengemban amanat rakyat untuk melaksanakan tugas dan pengabdian kepada bangsa dan negara khususnya mengelola Kabupaten Soppeng ke arah yang lebih baik. Terima kasih. Wassalaamualaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.
Watansoppeng, Juni 2016 Bupati Kabupaten Soppeng
H. Andi Kaswadi Razak, SE
DAFTAR ISI halaman BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 1.2. Dasar Hukum Penyusunan ........................................................................ 1.3. Hubungan Antar Dokumen ........................................................................ 1.4. Sistematika Penulisan ................................................................................. 1.5. Maksud dan Tujuan ...................................................................................... BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ........................................................ 2.1. Aspek Geografis dan Demografi .............................................................. 2.2. Aspek Kesejahteran Masyarakat ............................................................. 2.3. Aspel Pelayanan Umum .............................................................................. 2.4. Aspek Daya Saing Daerah …………………………... ................................... BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN ……………………… ................................ 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu .................................................................... 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ….................... ............. 3.3. Kerangka Pendanaan ……………………….. ................................... ............. BAB IV ANALISISISU-ISU STRATEGIS ……………………… ...................................... 4.1. Permasalahan Pembangunan Daerah ................................................... 4.2. Isu-Isu Strategis Pembangunan ……………. .............................. ............. BAB V VISI DAN MISI ................................................................................................... 5.1. Visi ....................................................................................................................... 5.2. Misi ...................................................................................................................... 5.3. Tujuan …………………………………………………… ........................................ 5.4. Sasaran ………………………………………………….. ........................................ BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ............................................................ 6.1. Strategi .............................................................................................................. 6.2. Arah Kebijakan ………………………………………… ...................................... BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH ………………………………. .................................. BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN …………………………… .................................... BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH …. .................................... BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN ................................................................................................ 10.1. Pedoman Transisi ........................................................................................ 10.2. Kaidah Pelaksanaan ……………………………….. ....................................... BAB XI PENUTUP …. ......................................................................................................
I-1 I-1 I-3 I-8 I-14 I-17 II-1 II-1 II-10 II-38 II-80 III-1 III-2 III-31 III-40 IV-1 IV-2 IV-24 V-1 V-1 V-3 V-7 V-9 VI-1 VI-1 VI-5 VII-1 VIII-1 IX-1 X-1 X-1 X-1 XI-1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Dasar Hukum Penyusunan
1.3 Hubungan Antar Dokumen
1.4 Sistematika Penulisan
1.5 Maksud dan Tujuan
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya harus selaras dengan tujuan nasional, sebagaimana disebutkan dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Esensi dasar inilah yang dijadikan dasar dalam merencanakan pembangunan, baik pembangunan dalam skala nasional maupun skala daerah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan UndangUndang
Republik
Indonesia
Nomor
23
Tahun
2014
tentang
Pemerintahan Daerah, bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem
perencanaan
pembangunan
nasional,
selain
itu
RPJMD
merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJP dan RPJMN. Oleh karena itu, visi dan misi pembangunan daerah dalam RPJMD yang merupakan visi dan misi Bupati terpilih harus menunjukkan arah pembangunan yang bisa mencerminkan keberhasilan dalam mengembangkan potensi maupun menangani permasalahan-permasalahan yang ada di daerah sehingga mampu meningkatkan peran dan posisi Kabupaten Soppeng sebagai pilar pembangunan Sulawesi Selatan.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
I-1
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah mengamanatkan bahwa tahapan penyusunan dokumen RPJMD dimulai dengan penyusunan dokumen Rancangan Awal RPJMD yang dilanjutkan dengan penyusunan dokumen Rancangan
RPJMD
dan
penyelenggaraan
Musyawarah
Rencana
Pembangunan (Musrenbang) RPJMD, serta diakhiri dengan penyusunan dokumen Rancangan Akhir RPJMD dan Penetapannya melalui Peraturan Daerah (Perda). Lebih jauh dalam Lampiran III Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tersebut dijelaskan bahwa seluruh tahapan penyusunan RPJMD mulai dari penyusunan dokumen Rancangan Awal RPJMD hingga Penetapan Perda RPJMD harus diselesaikan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak kepala daerah dan wakil kepala daerah dilantik, dimana pada dua bulan awal merupakan masa persiapan dan penyusunan dokumen Rancangan Awal RPJMD sedangkan empat bulan sisanya
merupakan
tahap
lanjutan
penyusunan
RPJMD
hingga
penetapannya. RPJMD ini tidak saja menjadi acuan utama penyusunan Rencana Strategis (Renstra) bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Soppeng, tetapi juga dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) yang merupakan dasar penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Soppeng, serta menjadi acuan dalam penyusunan RPJMDes Desa di Kabupaten Soppeng agar pembangunan setiap desa dapat saling-terkait dan saling menunjang dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran masing-masing dalam kerangka pencapaian Visi dan pelaksanaan Misi Pembangunan Kabupaten Soppeng, selain itu RPJMD ini juga menjadi instrumen dalam mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Soppeng.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
I-2
Terkait
dengan
upaya
untuk
mewujudkan
perencanaan
pembangunan daerah yang ideal di Kabupaten Soppeng berdasarkan pasal 264 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa RPJMD ditetapkan dengan Peraturan daerah. Dengan dasar tersebut telah disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021. Penyusunan RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 dilakukan pasca dilantiknya Bapak H. Andi Kaswadi Razak, SE sebagai Bupati Soppeng dan Bapak Supriansa, SH. MH sebagai wakil Bupati Soppeng oleh Gubernur Sulawesi Selatan pada tanggal 17 Februari 2016. 1.2. Dasar Hukum Penyusunan Peraturan
perundang-undangan
yang
digunakan
sebagai
pedoman, landasan dan dasar hukum dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Soppeng ini adalah: 1.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
I-3
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4483);
6.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka
Panjang
Nasional
Tahun
2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 7.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
8.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
9.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
10.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
11.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235);
12.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
I-4
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 13.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
14.
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
dan
Penerapan
Standar
Pelayanan
Minimal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 15.
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
16.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
17.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
18.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
19.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817)
20.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
I-5
21.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
22.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
23.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
24.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008
Tentang
Tahapan
Tata
Cara
Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 25.
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Nomor 10 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2005-2025. 26.
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009-2029;
27.
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2013 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018;
28.
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 02 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah;
29.
Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
I-6
Pemerintah Kabupaten Soppeng (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2008 Nomor 90) ; 30.
Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 02 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Setda, Sekretariat DPRD dan Staf Ahli Pemerintah Kabupaten Soppeng, (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2008 Nomor 91);
31.
Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng, (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2008 Nomor 92);
32.
Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng, (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2008 Nomor 93);
33.
Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Pemerintah Kabupaten Soppeng, (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2008 Nomor 94);
34.
Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2009 Nomor 98);
35.
Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Soppeng Tahun 2005-2025, (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Nomor Tahun 2010 111);
36.
Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng 2011–2015, (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 116 Tahun 2011);
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
I-7
37.
Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2012 Tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2012 Nomor 3);
38.
Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2012 Nomor 4);
39.
Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 05 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha; (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2012 Nomor 5);
40.
Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 06 Tahun 2012 tentang
Retribusi
Perizinan
Tertentu;
(Lembaran
Daerah
Kabupaten Soppeng Tahun 2012 Nomor 6); 41.
Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 8 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng Tahun 2012-2032;
42.
Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 6 Tahun 2013 Tentang
Pembentukan
Organisasi
dan
Tata
Kerja
Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Soppeng; 43.
Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif Pemerintah Kabupaten Soppeng.
1.3. Hubungan Antar Dokumen Hubungan antar dokumen perencanaan pembangunan diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Hubungan antara dokumen perencanaan pembangunan dengan dokumen penganggaran diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Sedangkan
hubungan
antara
dokumen
perencanaan
pembangunan dengan dokumen perencanaan tata ruang diatur dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
I-8
Gambar 1.1 Pola Hubungan Dokumen RPJM Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
1.3.1. RPJMD Kabupaten Soppeng dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. RPJM Nasional Tahun 2015-2019 menyebutkan bahwa visi Indonesia Tahun 2015-2019 adalah terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan berkepribadian berlandaskan Gotong Royong. Untuk mencapai visi tersebut maka ditetapkan misisebagai berikut; 1) Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan
kepribadian
Indonesia
sebagai
negara
kepulauan, 2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum, 3) Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim, 4) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera, 5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing, 6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
I-9
kepentingan nasional, 7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Adapun agenda prioritas pembangunan yang ditetapkan yaitu; 1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara, 2) Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, 3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, 4) Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya, 5) Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia, 6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya, 7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sector sektor strategis ekonomi domestik, 8) Melakukan revolusi karakter bangsa, 9) Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Sembilan agenda prioritas pembangunan pemerintahan tersebut, lebih dikenal dengan ‘Nawa Cita’. Sebagai salah satu acuan dalam penyusunan RPJMD sehingga sudah menjadi kewajiban agar pembangunan di Kabupaten Soppeng mengacu pada Nawa Cita tersebut sehingga tercipta harmonisasi pembangunan antara pusat dan daerah. 1.3.2. RPJMD Kabupaten Soppeng dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Visi
pembangunan
Sulawesi
Selatan
yang
ingin
diwujudkan pada periode 2013-2018 adalah: “‘Sulawesi Selatan sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional dan Simpul Jejaring Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018 ‘’. Visi tersebut
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
I - 10
diuraikan dalam beberapa misi, yaitu: 1) Mendorong Semakin Berkembangnya Masyarakat yang Religius Dan Kerukunan intra dan antar Ummat
Beragama., 2) Meningkatkan Kualitas
Kemakmuran Ekonomi Kesejahteraan Sosial dan Kelestariaan Lingkungan. 3) Meningkatkan Akses dan kualitas pelayanan Pendidikan,
Kesehatan
Meningkatakan regional,nasional
daya
dan
infrastruktur
Saing
dan,global.
daerah 5)
Wilayah.
dan
4)
sinergitas
Meningkatkan
Kualitas
Demokrasi dan Kepastian Hukum. 6) Meningkatkan Kualitas Ketertiban,Keamanan Dan Kesatuan Bangsa. 7) Meningkatkan perwujudan Kepemerintahan yang baik.Sama halnya dengan RPJM Nasional, Substansi RPJMD Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2013-2018 juga wajib menjadi acuan dalam penyusunan dan penetapan RPJMD Kabupaten Soppeng tahun 2016-2021 sehingga tercipta sinkronisasi pembangunan. 1.3.3. Keterkaitan RPJMD dengan RPJPD Kabupaten Soppeng Tahun 2005-2025. RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 merupakan pelaksanaan periode ke-3 RPJPD Kabupaten Soppeng Tahun 2005-2025.
Dengan
menitikberatkan
pada
pelaksanaan,
pencapaian dan sebagai keberlanjutan RPJMD ke-2. RPJMD ke-3 ini ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan percepatan pembangunan dan roda perekonomian daerah dipacu melalui penerapan sistem agribisnis dan agroindustri berlandaskan sumber daya lokal. Kondisi terus terjaganya daya dukung lingkungan, kemampuan pemulihan, dan terus membaiknya pengelolaan
dan
pendayagunaan
SDA
serta
pelestarian
lingkungan hidup, ditandai semakin mantapnya kelembagaan dan kapasitas penataan ruang serta implementasi gerakan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
I - 11
pembangunan Kabupaten Soppeng, termasuk semakin lebarnya dan meningkatnya kualitas jalan di sepanjang jalan poros Kabupaten/Kecamatan/Desa/kelurahan.
Posisi
RPJMD
Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 selanjutnya menjadi dokumen yang menjabarkan RPJPD agar lebih terfokus. 1.3.4. Keterkaitan RPJMD dengan RTRW Kabupaten Soppeng Tahun 2012-2032. Perencanaan tata ruang merupakan pedoman untuk mengarahkan dan mengendalikan pemanfaatan ruang secara optimal dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat saat ini dan generasi mendatang, baik pemanfaatan ruang yang dilakukan
oleh
pemerintah,
pengusaha
swasta
maupun
masyarakat. Salah satu kewenangan Pemerintah Kabupaten Soppeng adalah membuat Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Soppeng yang dapat dijadikan alat penyusunan program dan pengendalian pemanfaatan ruang serta menjadi perangkat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan berwawasan tata ruang. RTRW juga dapat menjadi pedoman bagi perencanaan yang lebih rinci yakni penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan, Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perdesaan dan Rencana Detail Kawasan Strategis Kabupaten. Penyusunan RTRW Kabupaten Soppeng telah menjadi peraturan daerah yaitu Peraturan daerah Nomor 8 tahun 2012 tentang Rencana Tata ruang wilayah Kabupaten Soppeng tahun 2012-2032. 1.3.5. Keterkaitan RPJMD dengan Renstra SKPD. Renstra SKPD disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
I - 12
indikatif.Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis RPJMD yang
berfungsi
sebagai
dokumen
perencanaan
teknis
operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang disusun oleh setiap SKPD di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Soppeng. Dalam konteks ini, adalah sangat penting bagi SKPD untuk mengkarifikasikan secara eksplisit visi dan misi Bupati terpilih dan RPJMD. Penyajian Renstra SKPD dilakukan secara sistematis, dan terpadu ke dalam tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan prioritas SKPD serta dilengkapi dengan indikator atau tolok ukur pencapaiannya. 1.3.6. Keterkaitan RPJMD dengan RKPD Kabupaten Soppeng. RKPD merupakan dokumen perencanaan pemerintah untuk periode satu tahun dan merupakan penjabaran dari RPJMD kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 yang memuat a) rancangan kerangka ekonomi daerah b) program prioritas pembangunan daerah dan c) rencana kerja, pendanaan dan prakiraan maju, yang selanjutnya akan dipakai sebagai dasar penyusunan KUA-PPAS. 1.3.7. Keterkaitan RPJMD dengan Renja SKPD. Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Soppeng tahun 20162021 dijabarkan ke dalam RKPD sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan daerah yang memuat prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD, dengan berpedoman pada Renstra SKPD dan RKPD menyusun rencana kerja tahunan berupa Rencana Kerja (Renja) SKPD.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
I - 13
1.4. Sistematika Penulisan RPJMD Kabupaten Soppeng, disusun dengan Sistematika sebagai berikut: Bab I.
Pendahuluan Bab ini berisikan gambaran umum penyusunan RPJMD yang terdiri atas latar belakang penyusunan RPJMD, dasar hukum penyusunan RPJMD, hubungan antar dokumen RPJMD dengan dokumen rencana pembangunan daerah lainnya, sistematika penulisan serta maksud dan tujuan.
Bab II. Gambaran Umum Kondisi Daerah Bab ini memaparkan gambaran umum kondisi Kabupaten Soppeng beberapa tahun terakhir yang meliputi empat aspek, yaitu aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah.
Bab III. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan Bab ini memaparkan tentang kinerja keuangan tahun 20112015 meliputi kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan neraca daerah; kebijakan pengelolaan keuangan tahun 2011-2015 meliputi proporsi penggunaan anggaran dan analisis pembiayaan; kerangka pendanaan yang mencakup analisis pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama; dan proyeksi keuangan daerah tahun 2016-2021, serta penghitungan kerangka pendanaannya.
Bab IV. Analisis Isu-Isu Strategis Bab ini menjelaskan tentang permasalahan pembangunan Kabupaten Soppeng yang terkait dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan, dan isu-isu strategis yang dapat berasal dari permasalahan pembangunan sendiri maupun yang berasal dari dunia internasional, kebijakan nasional maupun regional, yang memberikan
pengaruh
terhadap
perencanaan
pembangunan
Kabuapten Soppeng di masa yang akan datang.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
I - 14
Bab V. Penyajian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Bab ini menjelaskan visi dan misi pembangunan jangka menengah daerah tahun 2016 – 2021 yang merupakan visi dan misi kepala daerah terpilih. Pada bagian ini juga diuraikan tujuan dan sasaran pembangunan beserta indikator yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang yang terkait dengan isu strategis daerah.
Bab VI. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Bab ini menguraikan strategi dalam mencapai tujuan dan sasaran serta arah kebijakan dari setiap strategi yang terpilih, sebagai rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien. Karena strategi dan arah kebijakan adalah rumusan dalam upaya mencapai sasaran, tujuan dan visi misi maka hanya mengcover beberapa urusan pemerintahan yang sangat terkait dari 6 urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, dan 18 urusan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dan 8 urusan pilihan yang dilimpahkan kewenangannya oleh Pemerintah kepada Pemerintah Daerah. Untuk urusan pemerintahan yang tidak terkait langsung dengan visi dan misi, maka yang menjadi pedoman dalam perumusan kebijakannya adalah penerapan Standar Pelayanan Minimal.
Bab VII. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah Bab ini menguraikan hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah kebijakan pembangunan secara umum dan program prioritas beserta target capaian indikator kinerja outcome yang disertai indikasi kerangka pendanaannya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Adapun program yang disajikan dalam bab ini hanya program yang bersifat prioritas karena terkait dengan penjabaran visi misi, tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan. Sementara itu untuk program-program yang tidak terkait secara langsung dengan visi misi diarahkan dalam rangka penerapan Standar Pelayanan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
I - 15
Minimal.Dari program-program prioritas tersebut, selanjutnya akan ditentukan program program unggulan yang merupakan prioritas utama kepala daerah yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun yang akan datang.
Bab VIII. Indikasi Rencana Program yang disertai Kebutuhan Pendanaan Bab
ini
menguraikan
seluruh
program
yang
akan
dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Soppeng selama 5 (lima) tahun, baik yang bersifat program unggulan, program prioritas, maupun program penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang disertai dengan indikator pencapaian target yang disajikan menurut urusan pemerintahan. Selain itu juga akan disajikan program teknis bersama dan program bersama penunjang organisasi sebagai dasar operasional Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Bab IX. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Bab ini menguraikan gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati pada akhir periode masa jabatan, dengan menggambarkan akumulasi pencapaian indikator dampak (impact) pada tujuan dan sasaran sebagaimana disajikan dalam Bab V serta pencapaian indikator hasil (outcome) pada masing-masing program.
Bab X. Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan Bab ini menguraikan tentang RPJMD menjadi pedoman penyusunan
RKPD
dan
RAPBD
tahun
pertama
dibawah
kepemimpinan kepala daerah terpilih hasil pemilihan pada periode berikutnya. Selain itu, RPJMD juga dijadikan pedoman dalam penyusunan Peraturan Daerah lainnya (Peraturan Daerah maupun Peraturan Bupati) agar selaras dengan visi, misi, dan arah kebijakan pembangunan yang telah ditetapkan dalam dokumen RPJMD.
Bab XI. Penutup Bab ini menyampaikan dengan singkat harapan pencapaian dari dokumen RPJMD yang telah ditetapkan.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
I - 16
1.5. Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 adalah: 1.
Memberikan arah pembangunan jangka menengah berupa kebijakan dan program pembangunan dalam skala prioritas yang lebih tajam dan
merupakan
indikator
perencanaan,
pelaksanaan
dan
pengawasan pembangunan Kabupaten Soppeng pada periode tahun 2016-2021 ; 2.
Menjadi landasan penyusunan Renstra SKPD;
3.
Tolak ukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah dibawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati;
4.
Menjadi instrumen penilaian keberhasilan Kepala SKPD dalam melaksanakan
pembangunan
sesuai
dengan
tugas,
fungsi,
kewenangan dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mewujudkan visi, misi dan program Bupati terpilih; 5.
Menjadi pedoman dalam penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng yang selanjutnya menjadi dasar dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);
6.
Menyediakan dokumen yang dapat digunakan sebagai acuan resmi bagi PemerintahDaerah, DPRD, Dunia Swasta, serta masyarakat umum dalam pembangunan daerah.
7.
Sebagai instrumen pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD dalam mengendalikan
penyelenggaraan
pembangunan
daerah
dan
menyalurkan aspirasi masyarakat sesuai dengan prioritas dan sasaran program pembangunan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang RPJMD.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
I - 17
Adapun tujuan penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten Soppeng tahun 2016-2021 dalah : 1.
Mengidentifikasi
dan
menganalisis
perkembangan
hasil
pembangunan dan potensi sumber daya yang ada di Kabupaten Soppeng. 2.
Merumuskan dan menetapkan visi, misi, strategi, arah kebijakan, dan program prioritas pembangunan daerah jangka menengah;
3.
Menjadi
pedoman
dalam
penyusunan
perencanaan
dan
penganggaran yang meliputi RENSTRA SKPD, RKPD, RENJA SKPD; 4.
Menyediakan rancangan tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan setiap SKPD;
5.
Memudahkan seluruh jajaran aparatur pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pembangunan jangka menengah dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terarah, terpadu, dan terukur;
6.
Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu antara perencanaan pembangunan nasional, Provinsi Sulawesi
Selatan
dan
Kabupaten
Soppeng
serta
dengan
kabupaten/kota yang berbatasan.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
I - 18
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1 Aspek Geografi dan Demgrafi
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.3 Aspek Pelayanan Umum
2.4 Aspek Daya Saing Daerah
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1.
Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1
Aspek Geografi
2.1.1.1
Karakteristik Lokasi dan Wilayah Kabupaten Soppeng merupakan salah satu daerah di Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak diantara 40 060 000 - 40 320 000 Lintang Selatan 1190 420 180 - 1200 060 130 Bujur Timur dan berada sekitar 180 km di sebelah utara Kota Makassar (Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan). Luas wilayah Kabupaten Soppeng tercatat 1.500 Km². Kabupaten Soppeng merupakan daerah daratan dan perbukitan, dengan luas daratan 700 Km² berada pada ketinggian rata-rata kurang lebih 60 M diatas permukaan laut dan perbukitan yang luasnya 800 Km² berada pada ketinggian rata-rata 200 M diatas permukaan laut. Secara
administratif
Kabupaten Soppeng terbagi atas
8
Kecamatan,
Kelurahan,
49
Desa,
21 39
Lingkungan, 124 Dusun, 438 Rukun Kampung, dan 1.163 Rukun
Tetangga
dengan
Ibukota Kabupaten Soppeng yaitu Kota Watansoppeng. Adapun batas wilayah Kabupaten Soppeng terdiri dari : -
Sebelah Utara
: Kabupaten Sidenreng Rappang dan Wajo,
-
Sebelah Timur
: Kabupaten Wajo dan Bone,
-
Sebelah Selatan
: Kabupaten Bone
-
Sebelah Barat
: Kabupaten Barru
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 1
Di Kabupaten Soppeng terdapat beberapa gunung dan gunung tertinggi adalah Gunung Nene Conang dengan ketinggian 1.463 m dpl. Seluruh gunung tersebut tidak menunjukkan ciri-ciri sebagai jenis gunung berapi. Ketinggian masing-masing gunung tersebut adalah sebagai berikut: -
Gunung Nene Conang + 1.463 m dpl
-
Gunung Sewo + 860 m dpl
-
Gunung Lapancu + 850 m dpl
-
Gunung Bulu Dua + 800 m dpl
-
Gunung Paowengeng + 760 m dpl Puluhan sungai-sungai yang terletak di Kabupaten Soppeng
yang cukup banyak berpotensi untuk mengairi tanah-tanah pertanian di sekitarnya. Sungai-sungai tersebut antara lain : -
Sungai Langkemme, berhulu di Gunung Lapacu bermuara di Sungai Walannae.
-
Sungai Soppeng, berhulu di Gunung Matanre dan bermuara di Sungai Walannae.
-
Sungai Lawo, berhulu di Gunung Lapancu dan bermuara di Danau Tempe.
-
Sungai Paddangeng, berhulu di Gunung Malemping dan bermuara di Danau Tempe.
-
Sungai Lajaroko, berhulu di Gunung Addeppungeng dan bermuara di Danau tempe. Ditinjau dari kondisi jenis tanah, jenis-jenis tanah yang terdapat
di Kabupaten Soppeng antara lain Litosol, Gromusol, Mediteran Coklat, Regusol, Alluvial, Litosol Coklat Tua; dengan variasi penyebaran jenis tanah pada setiap kecamatan ; sebagai berikut : -
Kecamatan Marioriwawo: Litosol, Gromusol dan Mediteran Coklat;
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 2
Kecamatan Liliriaja, Citta, Ganra: Gromusol/ Kelabu Tua,
-
Mediteran Coklat dan Regusol; Kecamatan Lilirilau: Aluvial, Coklat Kelabuan, Gromusol/
-
Kelabu Tua Kekuning-kuningan Kecamatan Lalabata: Aluvial Hidromorf, Gromusol, Coklat Tua
-
Rensina, Litosol, Mediteran Coklat, Regusol dan Litosol Kecamatan
-
Marioriawa
dan
Kec.
Donri-Donri:
Aluvial
Hidromorf Kelabu Tua, Mediteran Regusol dan Litosol Temperatur udara di Kabupaten Soppeng berada pada kisaran ± 24° sampai dengan ± 30° dan keadaan angin berada pada kecepatan lemah sampai sedang. Berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika curah hujan rata-rata pada tahun 2012 sekitar 180 mm dan 15 hari hujan/bulan. Jumlah hari hujan tertinggi yaitu pada bulan Juli sebanyak 25 hari hujan, sedangkan terendah pada bulan Desember yaitu 5 hari hujan. 2.1.1.2
Potensi pengembangan wilayah Kabupaten Soppeng memiliki potensi pengembangan wilayah cukup prospektif. Potensi ini dituangkan dalam kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Soppeng (RTRW Kabupaten Soppeng 20122032) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Soppeng Tahun 2012-2032. Arah pengembangan wilayah Kabupaten Soppeng sebagai berikut: 1. Kawasan peruntukan pertanian sebagai berikut:
Kawasan pertanian tanaman pangan seluas kurang lebih 46.491 ha yang terdapat tersebar di seluruh kecamatan;
Kawasan pertanian hortikultura seluas kurang lebih 21.549 ha yang terdapat tersebar di seluruh kecamatan; Kawasan perkebunan terdiri atas:
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 3
kawasan perkebunan kakao dan kelapa terdapat tersebar di seluruh kecamatan;
kawasan perkebunan kopi, terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Citta, Lilirilau, Donri-Donri;
kawasan perkebunan cengkeh, terdapat di di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, dan Citta;
kawasan perkebunan lada terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Citta, Lilirilau, Donri-Donri;
kawasan perkebunan aren terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Citta, Lilirilau, DonriDonri, Marioriawa;
kawasan
perkebunan
Kecamatan
jambu
Marioriwawo,
mente
Lalabata,
terdapat Liliriaja,
di
Citta,
Lilirilau, Donri-Donri, Marioriawa;
kawasan perkebunan Kemiri terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Lilirilau, Donri-Donri, Marioriawa, Citta;
kawasan perkebunan tembakau terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Lilirilau, DonriDonri, Marioriawa;
kawasan perkebunan kelapa sawit terdapat di Kecamatan Marioriawa dan Donri-Donri; dan
tanaman murbei tersebar di Kecamatan Marioriawa dan Donri-Donri
2. Kawasan peruntukan perikanan sebagai berikut:
Kawasan
peruntukan
perikanan
tangkap
tersebar
di
Kecamatan Liliriaja, Lilirilau, Donri-Donri, Ganra, Citta dan Marioriawa;
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 4
Kawasan peruntukan budidaya perikanan tersebar diseluruh wilayah kecamatan;
Kawasan pengolahan ikan ditetapkan dan dikembangkan diseluruh wilayah Kecamatan;
Kawasan pengembangan Balai Benih Ikan (BBI) ditetapkan akan dikembangkan di BBI Ompo Kecamatan Lalabata, BBI Lajoa Kecamatan Liliriaja dan BBI Citta Kecamatan Citta.
3. Kawasan peruntukan industri sebagi berikut:
Kawasan peruntukan industri sedang terdiri atas industri penggilingan padi tersebar di setiap Kecamatan, industri pemintalan sutra alam di Kecamatan Donri-donri dan industri tembakau di Kecamatan Lilirilau;
Peruntukan industri rumah tangga terdiri atas indusri pembuatan gula merah tersebar di Kecamatan Lalabata, Marioriwawo, Citta, Lilirilau, Donri-donri, Marioriawa, industri pertenunan di Kecamatan Donri-Donri, Lilirilau, Marioriawa, Lalabata.
4. Kawasan peruntukan pariwisata sebagai berikut:
Peruntukan pariwisata budaya atau sejarah terdiri atas :
Villa Yuliana atau Museum Latemmammala, Kawasan Makam Kuno Jera Lompoe, Kompleks Istana Datu Soppeng, Makam Syekh Abdul Majid (Tuang Uddungeng), Makam Petta Bulu Matanre, Situs Megalitik Lawo, Tinco, Sewo dan Umpungeng, Makam Petta Seppang, Kompleks Makam Datu Soppeng, Makam Tuang Uddungeng, Gereja Khatolik Patung Bunda Maria, Rumah Tradisional Batu Laiya,
Kompleks
Makam
Jera’Caddie,
Menhir
Latemmamala, Di Kecamatan Lalabata;
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 5
Makam Petta Sering, Situs Tomanurung Sanyili, Makam Petta Abbaraningnge, Makam Petta Balubue, Bulu Bottingnge, Appejenge di Kecamatan Donri-Donri;
Makam Datu Mario, Makam Petta Jangko, Kompleks Sao Mario, Situs Tampaning, Makam Kuno Padali, Makam Petta Kajuara di Kecamatan Marioriawa;
Makam Kuno Datu Lompulle, Kompleks Makam Pakka Saloe, Makam Petta Sara’e, Makam Sullewatang dan Petta Karame, di Kecamatan Ganra;
Museum Calio, Situs Kecce, Marale, dan Situs Paroto, Kompleks
Makam
Datu
Salaonro,
Makam
Arung
Baringeng, Makam Abbanuange, Situs Megalitik Samoling, Situs Paleolitik Jampu di Kecamatan Lilirilau;
Situs Talepu, Lonrong, Lenrang, Kompleks Makam Abbanuangnge, Kompleks Makam Datu Pattojo, Benteng Pattojo, Saoraja Seng, Gua Lakaroci di Kecamatan Liliriaja;
Situs Paleolitik Lakibong, Makam Datu Citta di Kecamatan Citta;
Makam Kalokoe Watu, Makan Lato Garimpang, Situs Goarie,
Situs
Megalitik
Madenra,
Sumur
Tua
Tettikenrarae, Makam Arung Sekkang, Rumah Arrajang di Kecamatan Marioriwawo;
Peruntukan pariwisata alam berupa Taman Wisata Alam (TWA) meliputi : TWA Lejja, TWA Danau Tempe (Kecamatan Marioriawa), TWA Citta (Kecamatan Citta), TWA Lereng Hijau Bulu Dua (Kecamatan Marioriwawo), Goa Coddong (Kecamatan Citta), Populasi Kalelawar di pusat kota watansoppeng
(Kecamatan
Lalabata),
dan
Kawasan
Pesutraan Alam (Kecamatan Donri-Donri);
Peruntukan pariwisata buatan di Kawasan Wisata Ompo;
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 6
Peruntukan wisata agro di Desa Mariorilau dan Desa Gattareng Kecamatan Marioriwawo.
5. Kawasan
Strategis
Kabupaten
dengan
sudut
kepentingan
pertumbuhan ekonomi,terdiri atas:
Kawasan strategis perkotaan dan pusat pemerintahan ditetapkan di Kecamatan Lalabata;
Kawasan strategis simpul transportasi dan perdagangan ditetapkan di Kawasan Cabenge Kecamatan Lilirilau;
Kawasan strategis pengembangan lahan pertanian dan kawasan agropolitan ditetapkan di Kecamatan Liliriaja, Marioriwawo, Ganra;
6. Kawasan Strategis Kabupaten dengan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup terdiri atas;
Kawasan Danau Tempe di Kecamatan Marioriawa
Kawasan wisata alam Lejja di Kecamata Marioriawa; dan
Kawasan
hutan
lindung
yang
meliputi
Kecamatan
Marioriawa, Lalabata, Liliriaja, Lilirilau, Donri-Donri, Citta. Dari potensi pengembangan wilayah, maka pengembangan wilayah yang sesuai dengan penataan ruang yang berwawasan lingkungan hidup dan konsisten dalam pemanfaatan ruang sesuai rencana tata ruang yang ada. 2.1.1.3
Wilayah Rawan Bencana Dengan
kondisi
topografis
Kabupaten
Soppeng
yang
bergunung-gunung dan memiliki wilayah dataran rendah serta bentang wilayah yang luas selain memiliki potensi keindahan dan kesuburan juga memiliki potensi rawan bencana berupa banjir, longsor, dan putting beliung. Wilayah rawan bencana di Kabupaten Soppeng, yaitu:
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 7
1. Kawasan rawan banjir terdapat di Daerah Aliran Sungai Walanae meliputi Kecamatan Lilirilau, Liliriaja, Donri-Donri, Marioriawa, Citta dan Ganra; 2. Kawasan rawan tanah longsor terdapat di di Desa Gattareng kecamatan Marioriwawo, Desa Mattabulu Kecamatan Lalabata, Desa Citta Kecamatan Citta; 3. Kawasan rawan putting beliung terdapat di Desa Pajalesang, Desa Tetewatu, Desa Palangiseng, Desa Paroto Kecamatan Lilirilau;desa Donri-donri. Desa Pesse Kecamatan Donri-Donri, Kelurahan Bila Kecamatan Lalabata; Desa Pattojo Kecamatan Liliriaja; Desa Limpomajang, Kelurahan Kaca, Kelurahan Attang Salo, Kelurahan Batu-batu Kecamatan Marioriawa. Penanganan
daerah
rawan
bencana,
memerlukan
rekayasa
perencanan lintas sektor dalam penanganan nya sehingga tidak menjadi bencana yang sifatnya rutin setiap tahun. 2.1.2
Aspek Demografi Aspek demografi suatu daerah menggambarkan secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi dan distribusi pendudukdan serta
perubahan-perubahannya dalam kurun waktu tertentu.
Sedangkan Penduduk merupakan orang-orang yang berada dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus/ kontinue. Dewasa ini perencanaan pembangunan baik nasional maupun regional, penduduk merupakan salah satu faktor strategis dikarenakan penduduk bukan hanya sebagaiobjek pembangunan tetapi juga sebagai subjek pembangunan. Keberhasilan suatu pembangunan sangat tergantung pada penduduknya, terlebih jika didukung oleh jumlah penduduk yang besar, berkualitas dan produktif yang dapat menjadi sumber potensi dalam pelaksanaan pembangunan.Akan tetapi, jumlah penduduk yang
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 8
besar tidak dapat menjamin keberhasilan pembangunan jika tidak didukung oleh perencanaan program-program dan kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas penduduknya. Berdasarkan hal tersebut tentunya sangat diperlukan data-data kependudukan yang akurat untuk mendukung setiap program peningkatan kualitas agar potensi penduduk dalam suatu wilayah dapat dimaksimalkan dengan baik dalam mendukung pembangunan. Berdasarkan data KTP-El dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, jumlah penduduk Kabupaten Soppeng dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar 251.102 jiwa terdiri dari 121.617 jiwa penduduk laki-laki dan 129.485 jiwa penduduk perempuan atau 48,43%
penduduk
laki-laki
dan
51,57%
penduduk
perempuan.Kondisi ini, memerlukan kebijakan pembangunan yang mengarah pada pemberdayaan perempuan. Sedangkan penyebaran penduduk Kabupaten Soppeng tahun 2015 didominasi di Kecamatan Marioriwao sebanyak 21,09 % yang merupakan kecamatan dengan jumlah desa dan kelurahan terbanyak. Sebaran terbanyak kedua sebesar 19,97 % berada di Kecamatan Lalabata yang merupakan ibu kota Kabupaten atau pusat pemerintahan. Sedangkan distribusi penduduk yang paling rendah di Kecamatan Citta sebesar 3,5 %. Dengan luas wilayah sebesar 1.500 Km², kepadatan penduduk Kabupaten Soppeng pada tahun 2015 sebesar 168 jiwa/Km². Kecamatan Liliriaja merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi sebesar 309 jiwa/Km², sementara kepadatan terendah berada di Kecamatan Marioriawa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 94 jiwa/Km². Perkembangan Penduduk Kab. Soppeng tahun 2010-2015 dapat dilihat pada tabel berikut.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 9
JENIS KELAMIN TAHUN
LAKI-
PEREMPUAN
LAKI
JUMLAH
2.11Tabel
RASIO JENIS
LAJU
KELAMIN
PERTUMBUHAN
2010
115,932
124,092
240,024
93.42
2011
117,644
125,610
243,254
93.66
1.33
2012
119,253
127,196
246,449
93.76
1.30
2013
120,679
128,472
249,151
93.93
1.08
2014
121,500
129,496
250,996
93.83
0.74
2015
121,617
129,485
251,102
93.92
0.04
2.1 Kabupaten Soppeng 2010 2025
Sumber: Dinas Transmigrasi, Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Soppeng, 2015
2.2
Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.2.1.
Fokus Kesejahteraan dan PemerataanEkonomi
2.2.1.1. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedang PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu daerah.Sementara itu, PDRB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga. Selanjutnya perkembangan PDRB Kabupaten Soppeng berdasarkan sektor dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
29.27
2014 Hk Hb 1,427,348.20
29.1
2013 Hk % 1,329,292.90
30.33
2012 Hk % 1,291,905.60
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2011 Hk %
31.78
1
Sektor
1,265,771.40
No
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Tabel 2.2 PDRB Kab. Soppeng Tahun Dasar 2010 (Juta Rupiah) Tahun 2010-2014
II - 10
2.96
5.18
Real Estate
144,534.80
12
252,757.50
Jasa Keuangan dan Asuransi
2.89
11
4.91
Informasi dan Komunikasi
131,892.10
10
224,420.00
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
2.9
9
4.78
Transportasi dan Pergudangan
123,326.80
8
203,527.60
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
3.38
1.56
76,102.10
1.53
2.84
138,291.20
2.77
126,452.90
2.75
13.76
670,911.20
13.74
627,616.20
13.85
589,745.10
13.01
12.51
610,299.80
13.09
597,977.90
12.68
540,015.70
12.42
0.06
3,063.50
0.07
3,031.10
0.07
2,795.90
0.07
0.13
6,500.10
0.13
5,879.50
0.13
5,436.10
10.18
496,639.80
9.73
444,352.60
8.91
379,561.40
8.67
3.1
151,299.20
3.03
138,273.80
3.03
129,061.00
2.94
2013 Hk %
164,739.40
3.58
69,934.50
1.53
116,983.50
2.71
2012 Hk %
163,680.10
3.28
65,294.30
1.56
2011 Hk %
139,875.20
3.08
0.12
7
2.63
Konstruksi
117,185.00
6 345,414.10
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,, Limbah dan Daur Ulang
4.66
4,790.20
5 2,795.90
Pengadaan Listrik, dan Gas
494,553.60
4
518,399.10
Industri Pengolahan
107,880.50
3
62,042.60
Pertambangan & Penggalian
122,632.60
2
104,570.10
Sektor
185,708.90
No 2014 Hk Hb
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 11
0.7 100
0.22 6.74 5.62 1.79 0.69
31,774.40 4,567,987.10
33,543.30
0.71 100
4,876,752.80
30,347.70 4,259,539.20
100
87,095.20
5.7
274,026.40
7.06
328,909.00
0.22
10,692.10
2014 Hk Hb
1.76
5.82 0.71 100
1.83
10,194.80
0.19 7.81
311,213.20 231,676.40 72,886.50 28,350.07 3,983,417.87
PDRB
322,637.30
Jasa Lainnya
260,258.10
17
80,318.90
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
0.2
16
7.4
Jasa Pendidikan
5.65
15
2013 Hk %
1.81
Administasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib
8,681.20
14
315,328.10
Jasa Perusahaan 7,547.70
13
2012 Hk %
240,753.90
2011 Hk %
Sektor
76,900.10
No
* Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
Sementara PDRB berdasarkan lapangan usaha dapat dilihat pada tabel berikut: 2011
Lapangan Usaha
Juta (Rp)
2012 %
Juta (Rp)
2013 %
Juta (Rp)
2014 %
Juta (Rp)
Tabel 2.3 %
Pertanian, Kehutanan,
1,344,834.40
31.41
1,431,680.60
30.07
1,624,249.90
30.07
1,868,525.00
30.26
dan Perikanan Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan
136,329.00
3.18
153,578.40
3.23
186,531.20
3.45
241,563.20
3.91
375,936.00
8.78
431,860.30
9.07
509,342.80
9.43
639,306.10
10.35
4,737.40
0.11
5,176.50
0.11
5,179.80
0.10
5,616.40
0.09
2,798.00
0.07
2,182.50
0.05
3,085.30
0.06
3,084.60
0.05
PDRB Kab. Soppeng Tahun Dasar 2010 (Juta Rupiah) Tahun 2010-2014
Pengadaan Listrik, dan Gas Pengadaan Air,
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 12
2011
Lapangan Usaha
Juta (Rp)
2012 %
Juta (Rp)
2013 %
Juta (Rp)
2014 %
Juta (Rp)
%
Pengelolaan Sampah,, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi
528,018.20
12.33
618,655.80
12.99
721,771.60
13.36
797,349.60
12.91
561,668.50
13.12
643,812.70
13.52
702,571.10
13.01
756,925.10
12.26
113,439.8
2.65
124,626.00
2.62
148,888.60
2.76
186,941.40
3.03
62,834.80
1.47
74,745.90
1.57
82,604.30
1.53
95,310.20
1.54
123,648.70
2.89
155,460.90
3.27
175,946.80
3.26
177,822.10
2.88
122,099.60
2.85
162,093.40
3.40
186,325.20
3.45
213,134.10
3.45
205,003.40
4.79
240,060.30
5.04
283,950.30
5.26
335,697.00
5.44
8,359.70
0.20
9,506.50
0.20
11,012.60
0.20
12,046.50
0.20
341,826.80
7.98
364,107.10
7.65
385,095.30
7.13
422,869.10
6.85
247,999.60
5.79
232,221.00
4.88
251,835.50
4.66
278,642.90
4.51
73,589.30
1.72
79,993.60
1.68
86,967.80
1.61
99,776.40
1.62
Jasa Lainnya
28,534.50
0.67
31,507.20
0.66
35,772.90
0.66
41,305.90
0.67
PDRB
4,281,657.70
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
4,761,268.70
5,401,131.00
6,175,915.60
* Sumber : BPS Kab. Soppeng
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa struktur ekonomi Kab. Soppeng pada tahun 2011 sampai dengan 2014 masih
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 13
didominasi oleh sektor pertanian, dimana selama periode tersebut berdasarkan PDRB harga berlaku tahun dasar 2010 sektor ini ratarata berkontribusi sebesar Rp.1.567.322.480.000,- terhadap ekonomi Kab. Soppeng. Selanjutnya yaitu sektor konstruksi yang rata-rata berkontribusi sebesar Rp.666.448.800.000,-. Sementara itu yang paling sedikit berkontribusi selama periode tersebut adalah sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang dimana pada periode 2011-2014 sektor ini rata-rata berkontribusi sebesar Rp.2.787.600.000,- terhadap ekonomi Kab. Soppeng. 2011 Sektor
2012
2013
2014
Hb
Hk
Hb
Hk
Hb
Hk
Hb
Hk
%
%
%
%
%
%
%
%
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
31.41
31.78
30.07
30.33
30.07
29.10
30.26
29.27
Pertambangan & Penggalian
3.18
2.94
3.23
3.03
3.45
3.03
3.91
3.10
Industri Pengolahan
8.78
8.67
9.07
8.91
9.43
9.73
10.35
10.18
Pengadaan Listrik, dan Gas
0.11
0.12
0.11
0.13
0.10
0.13
0.09
0.13
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,, Limbah dan Daur Ulang
0.07
0.07
0.05
0.07
0.06
0.07
0.05
0.06
Konstruksi
12.33
12.42
12.99
12.68
13.36
13.09
12.91
12.51
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
13.12
13.01
13.52
13.85
13.01
13.74
12.26
13.76
2.65
2.71
2.62
2.75
2.76
2.77
3.03
2.84
1.47
1.56
1.57
1.53
1.53
1.53
1.54
1.56
2.89
3.08
3.27
3.28
3.26
3.58
2.88
3.38
2.85
2.63
3.40
2.90
3.45
2.89
3.45
2.96
Real Estat
4.79
4.66
5.04
4.78
5.26
4.91
5.44
5.18
Jasa Perusahaan
0.20
0.19
0.20
0.20
0.20
0.22
0.20
0.22
Administasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
7.98
7.81
7.65
7.40
7.13
7.06
6.85
6.74
Jasa Pendidikan
5.79
5.82
4.88
5.65
4.66
5.70
4.51
5.62
Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Tabel 2.4 Kontribusi Sektor Dalam PDRB Kab. Soppeng Tahun Dasar 2010 (Juta Rupiah) Tahun 2010-2014
II - 14
2011
2012
2013
2014
Hb
Hk
Hb
Hk
Hb
Hk
Hb
Hk
%
%
%
%
%
%
%
%
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
1.72
1.83
1.68
1.81
1.61
1.76
1.62
1.79
Jasa Lainnya
0.67
0.71
0.66
0.71
0.66
0.70
0.67
0.69
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Sektor
PDRB
* Sumber: BPS Kab. Soppeng
Dilihat dari kontribusi sektoral yang menggunakan tahun dasar 2010 menunjukkan bahwa sektor tersier berkontribusi paling besar dibanding sektor yang lain. Pada periode 2011-2014 berdasarkan distribusi PDRB Tahun Dasar 2010 nilai rata-rata sektor ini sebesar 43,64 %. Walaupun rata-rata pada periode tersebut sektor ini berkontribusi paling besar terhadap struktur ekonomi Kabupaten Soppeng, tetapi pada tahun 2014 kontribusi sektor ini menurun dibanding pada tahun 2011 dimana dari 44,12% pada tahun 2011 menjadi sebesar 42,43% pada tahun 2014. Selanjutnya sektor yang paling berkontribusi terhadap struktur ekonomi Kabupaten Soppeng adalah sektor pertanian dengan nilai rata-rata 33,90% selama periode 2011-2014. Dan sektor terakhir yang berkontribusi pada struktur ekonomi Kabupaten Soppeng adalah sektor sekunder dengan kontribusi sebesar 22,46%, meskipun berkontribusi paling sedikit dibanding sektor lain tetapi pada tahun 2014 kontribusi sector ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2011 dimana pada tahun 2011 sebesar 21,29% meningkat menjadi 23,40% pada tahun 2014. Penurunan kontribusi sektor tersier pada tahun 2014 diakibatkan oleh bergesernya struktur perekonomian ke sektor sekunder dan primer yang mengalami peningkatan, seperti tergambar pada grafik 2.2. Secara detail pada tahun 2014 kontribusi tertinggi pada pembentukan PDRB Kabupaten Soppeng berdasarkan Harga Berlaku adalah sector pertanian dengan kontribusi sebesar 30,26%, hal ini menunjukkan penurunan kontriusi sector ini dibanding pada tahun
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 15
2011 yang sebesar 31,41% dan rata-rata kontribusi sektor pertanian selama periode 2011-2014 sebesar 30,45%. Grafik 2.1
50.00 45.00
Distribusi Sektor Usaha Terhadap PDRB Tahun 20102014
40.00 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 -
2011
2012
2013
2014
PRIMER
34.59
33.29
33.53
34.17
SEKUNDER
21.29
22.22
22.95
23.40
TERSIER
44.12
44.49
43.53
42.43
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
2.2.1.2. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB yang dihasilkan suatu daerah pada tahun tertentu dibandingkan nilai PDRB tahun sebelumnya, dengan menggunakan nilai PDRB Harga Konstan. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan serta sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan daerah untuk perncanaan pembangunan daerah. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng lima tahun terakhir tumbuh positif dengan besaran yang fluktuatif, diakibatkan oleh peranan sektor pertanian yang memberikan kontribusi selama lima tahun terakhir yang juga mengalami fluktuatif. Pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng dengan tahun dasar 2010 tercatat sebesar 6,09%. Capaian pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 ini melambat 0,67% dibanding tahun 2014 yang sebesar 6,76%. Sedangkan bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 16
tahun 2011 yang sebesar 7,17%, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 sangatlah melambat.
Grafik 2.2
7.4 7.2
7.24
7.17
7
Pertumbuhan Ekonomi Kab. Soppeng (%) Tahun 20112015
6.93
6.8
6.76
6.6 6.4 6.2 6.09
6 5.8 5.6 5.4 2011
2012
2013
2014
2015
Laju Pertumbuhan Ekonomi Sumber : BPS Kab. Soppeng
2.2.1.3. PDRB PerKapita PDRB PerKapita atau pendapatan perkapita merupakan pendapatan rata-rata untuk masing-masing penduduk dalam suatu daerah selama satu periode tertentu. Pendapatan Per Kapita juga memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah sebagai indicator kesejahteraan suatu daerah, standar pertumbuhan kemakmuran daerah, sebagai pedoman bagi pemerintah dalam membuat kebijakan ekonomi, dan pembanding tingkat kemakmuran antar daerah.PDRB per kapita atas harga berlaku berguna untuk menunjukkan nilai PDRB per-kepala atau satu orang penduduk. Sedangkan PDRB per kapita atas harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi perkapita penduduk suatu daerah. Selama periode
2010-2014 PDRB perkapita
Kabupaten
Soppeng terus mengalami peningkatan. PDRB perkapita Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 ADHB telah mencapai Rp.27.360.000,- atau
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 17
meningkat sebesar 65,32% dibanding pada tahun 2010 yang hanya sebesar Rp.16.550.000,-. Hal ini menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2014 tiap penduduk di wilayah Kabupaten Soppeng mampu memberikan kontribusi nilai tambah secara ekonomi sebesar 27,60 juta rupiah. Nilai PDRB perkapita Kabupaten Soppeng secara riil dapat dilihat dari nilai PDRB Perkapita ADHK yang pada tahun 2014 mencatatkan kenaikan sebesar 30,57% dibanding tahun 2010 atau dari nilai PDRB Perkapita sebesar 21,61 juta rupiah pada tahun 2014 menjadi 16,55 juta rupiah pada tahun 2010. Meskipun demikian pada kenyataannya kenaikan PDRB perkapita menunjukkan adanya peningkatan harga barang dan jasa terutama yang dikonsumsi oleh public, baik secara langsung maupun tidak langsung kenaikan hargaharga
tersebut
pasti
dirasakan
oleh
masyarakat
sehingga
mengakibatkan perlunya kemampuan yang lebih terutama dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Grafik 2.3
50,000,000.00 45,000,000.00
PDRB Perkapita Kab. Soppeng (Rp) Tahun 20102014
40,000,000.00 35,000,000.00
Rp
30,000,000.00 25,000,000.00 20,000,000.00 15,000,000.00 10,000,000.00 5,000,000.00 -
2010 ADHK 16,550,0
2011 17,720,0
2012 18,920,0
2013 20,260,0
2014 21,610,0
ADHB 16,550,0
19,050,0
21,150,0
23,950,0
27,360,0
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
2.2.1.4. Inflasi Selain pertumbuhan ekonomi indikator inflasi menjadi salah satu
komponen
penting
dalam
menggambarkan
kinerja
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 18
perekonomian daerah. Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Perkembangan harga dari PDRB dapat tercermin dari perubahan indeks harga implisit. Peningkatan indeks implisit menunjukkan kenaikan harga barang dan jasa dan demikian pula sebaliknya.Perubahan indeks implisit dari PDRB Kabupaten Soppeng merupakan gambaran dari peningkatan harga seluruh barang dan jasa dalam periode satu tahun. Yang dimaksud perubahan harga adalah perubahan harga di tingkat produsen sehingga faktor margin perdagangan dan transportasi telah dihilangkan. Di tengah tren perlambatan ekonomi tahun 2013-2014, tekanan inflasi selama dua tahun tersebut juga turut meningkat. Inflasi pada tahun 2014 mencapai 8,22 persen, lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun sebelumnya (2013) sebesar 6,86 persen. Sementara itu disbanding tahun 2011 inflasi pada tahun 2014 sangat meningkat dari 3,94 persen menjadi 8,22 persen. Dan pada tahun 2015 tingkat inflasi di Kab. Soppeng mengalami penurunan yang cukup tajam dengan nilai inflasi sebesar 0,97 persen. Sama halnya dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi, tekanan inflasi juga sebagai akibat dari kenaikan harga BBM bersubsidi dan kenaikan harga pangan. Berikut gambaran pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi dalam 5 (lima) tahun terakhir.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 19
Grafik 2.4
9 8.22
8 7
Inflasi Kabupaten Soppeng Tahun 2010-2015
6.86
6 %
5 4
3.94
3.65
3 2 1 0 Inflasi
0.97 2011
2012
2013
2014
2015
3.94
3.65
6.86
8.22
0.97
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
2.2.1.5. Kemiskinan Kemiskinan merupakan ketidakmampuan seseorang/rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dasar, baik untuk makanan maupun non makanan. Kemiskinan dapat dilihat dari dua ukuran makro yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Data kemiskinan absolut adalah data kemiskinan yang merefleksikan suatu standar seperti kebutuhan pokok minimal. Kemiskinan absolut diukur berdasarkan indikator bersifat uang (garis kemiskinan) dengan pendekatan kebutuhan dasar. Kemiskinan merupakan masalah pembangunan kesejahteraan sosial
masyarakat
pembangunan
yang
lainnya
berkaitan yang
dengan
ditandai
berbagai
oleh
bidang
pengangguran,
keterbelakangan, dan ketidakberdayaan. Oleh karena itu kemiskinan merupakan masalah pokok daerah yang penanggulangannya tidak dapat
ditunda
dan
harus
menjadi
prioritas
utama
dalam
pembangunan kesejahteraan sosial. Pada kurun 2011-2014, tingkat kemiskinan Kabupaten Soppeng masih berada dibawah nasional dan Sulawesi Selatan. Pada tahun 2014 angka kemiskinan Kabupaten Soppeng sebesar 8,76 persen lebih rendah dibanding angka kemiskinan Provinsi Sulawesi Selatan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 20
yang sebesar 9,54 persen dan angka kemiskinan Nasional yang sebesar 10,96 persen.Rata-rata
angka
kemiskinan
Kabupaten
Soppeng tahun 2011-2014 sebesar 9,16 persen dengan rata-rata kinerja penurunan kemiskinansebesar 0,2 persen.
ANGKA KEMISKINAN (%) TAHUN
Nasio
SUL
KAB.
nal
SEL
SOPPENG
2011
12.4
2012
11.7
2013
11.5
2014
11
2015
11.1
10.2
JUMLAH PENDUDUK MISKIN
KINERJA PENURUNAN
(JIWA)
KEMISKINAN (%)
Nasional
SUL
KAB.
Nasi
SUL
KAB.
SEL
SOPPENG
onal
SEL
SOPPENG
30,018,9
840,
30
290
28,594,6
812,
00
270
28,553,9
863,
30
230
27,727,7
806,
80
350
10.1
28,510,0
864,
2
00
510
9.36
7 9.82
9.12
10.3
9.43
2 9.54
8.76
Tabel 2.5 Angka Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin dan Kinerja penurunan Kemiskinan Nasional, Sul-Sel dan Kab. Soppeng Tahun 2011-2014
21,220 20,600 21,300 19,780
-0.7 0.19
0.45 0.5
-
-
0.51
0.78
-0.24 0.31 -0.67
* Sumber : BPS Kab. Soppeng
Meskipun jumlah penduduk miskin dan tingkat kemiskinan di Kabupaten Soppeng berfluktuasi dari tahun ke tahun, namun garis kemiskinan
mengalami
kenaikan
setiap
tahunnya.
Hal
ini
menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin ternyata cenderung mendekati garis kemiskinan. Sehingga perbaikan tingkat pengeluaran penduduk miskin harus terus dioptimalkan meskipun pada kenyataannya masalah yang dihadapi sangat kompleks. Pada tahun 2014 garis kemiskinan di Kabupaten Soppeng sebesar Rp.207.084,- , meningkat sebesar 10 persen dibanding tahun 2011 yang sebesar Rp.188.257,-.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 21
Grafik 2.5
210,000.00 207,084.00 205,000.00
Garis kemiskinan Kab. Soppeng Tahun 2011-2014
202,666.00 200,000.00 196,508.00
RP
195,000.00 190,000.00 188,257.00 185,000.00 180,000.00 175,000.00 Garis Kemiskinan
2011
2012
2013
2014
188,257.00
196,508.00
202,666.00
207,084.00
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
Kompleksitas masalah kemiskinan ini tentu tidak bisa dijawab melalui program pembangunan yang bersifat parsial apalagi kontradiktif, tetapi diperlukan sebuah rumusan kebijakan yang bersifat holistik, ada keterkaitan satu sama lain meskipun tidak bisa menghindari pendekatan sektoral. Rumusan kebijakan pembangunan hendaknya disatukan oleh dua isu sentral dan mendasar yaitu penanggulangan
kemiskinan
dan
penciptaan
lapangan
kerja.
Penciptaan lapangan kerja inilah yang akan menggerus tingkat pengangguran di Kabupaten Soppeng. Pengangguran mempengaruhi daya beli masyarakat dikarenakan dengan tidak adanya pekerjaan yang dimiliki maka tidak ada pula pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut yang menyebabkan kemiskinan pada masyarakat. Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) secara tidak langsung dapat menggambarkan kondisi ekonomi di suatu wilayah. Tinggi rendahnya angka ini memiliki kepekaan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat maupun keamanan dan stabilitas regional. Pada tahun 2014, TPT di Kabupaten Soppeng sebesar 2,4 persen yang mana mengalami penurunan yang signifikan apabila dibandingkan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 22
dengan tahun 2013 yang mencapai 6,56 persen. Apabila dirinci menurut jenis kelamin, TPT perempuan lebih rendah dari laki-laki pada tahun 2014. TPT perempuan sebesar 2,28 persen mengalami penurunan yang drastis dari tahun 2013 yang sebesar 8,5 persen, sedangkan TPT laki-laki sebesar 2,52 persen juga mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 5,54 persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penyerapan angkatan kerja penduduk usia kerja di Kabupaten Soppeng, baik lakilaki maupun perempuan semakin baik di tahun 2014 sehingga angka pengangguran terbuka mengalami penurunan. Walaupun demikian, angka pengangguran penduduk laki-laki lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan di tahun 2014 meskipun tidak berbeda signifikan. Grafik 2.6
7 6
Tingkat pengangguran Terbuka Kab. Soppeng (%) Tahun 20112014
5
%
4 3 2 1 0 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA
2011
2012
2013
2014
5.16
6.15
6.56
2.43
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
2.2.2.
Fokus Kesejahteraan Sosial Pembangunan daerah dibidang kesejahteraan sosial berkaitan dengan kualitas manusia di Kabupaten Soppeng yang tercermin dari aspek pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Aspek pendidikan diukur dari Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Aspek
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 23
kesehatan diukur dari angka kematian bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI), dan balita gizi buruk. Aspek ekonomi diukur dari tingkat daya beli dan kesempatan kerja/penduduk yang bekerja. Angka capaian IPM Kabupaten Soppeng dari tahun ke tahun selalu meningkat. Peningkatan IPM ini disebabkan karena mulai membaiknya pelayanan pada bidang pendidikan, kesehatan dan komponen daya beli. Rata-rata kenaikan IPM Kab. Soppeng periode 2010-2014 sebesar 0,31 poin per tahun. Rata-rata angka pengeluaran perkapita selama periode 2010-2014 sebesar 644.402 rupiah, ratarata lama sekolah 6,88 tahun, rata-rata harapan lama sekolah 11,39 tahun, dan rata-rata angka harapan hidup selama 68,25 tahun.
Grafik 2.7
2014
IPM Kab. Soppeng Tahun 2011-2014
2013 2012 2011 2010 0 2010 63.51
20 2011 63.80
40 2012 64.05
60 2013 64.43
2014 64.74
63.716
64.046
64.32
64.638
65.481
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun)
6.81
6.81
6.81
6.93
7.04
Harapan Lama Sekolah
11.33
11.36
11.39
11.42
11.45
Angka Harapan Hidup
68.03
68.15
68.26
68.37
68.42
IPM Pengeluaran perkapita Disesuaikan (0000 Rp PPP)
80
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
IPM Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 yang sebesar 64,74 poin lebih rendah 3,75 poin dibanding IPM provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar 68,49 poin diakibatkan oleh kesenjangan pada
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 24
komponen angka harapan hidup (AHH) dimana pada tahun 2014 AHH Kab. Soppeng sebesar 68,42 tahun sedangkan AHH Provinsi Sulawesi Selatan 69,60 tahun.hal ini menunjukkan bahwa kedepan diperlukan upaya peningkatan status kesehatan masyarakat. Selain itu Rata-Rata Lama Sekolah Kab. Soppeng pada tahun 2014 sebesar 7,04 tahun lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata lama sekolah Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2014 yang sebesar 7,49 tahun. Selanjutnya pengeluaran perkapita Kab. Soppeng pada tahun 2014 sebesar 654.810 rupiah lebih rendah dibandingkan pengeluaran perkapita provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar 677.300 rupiah. Meskipun demikian Angka Melek Huruf Kab. Soppeng pada tahun 2014 yang sebesar 95,88 persen lebih tinggi dibanding Angka Melek Huruf Provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar 93,61 persen.Namun demikian,
diperlukan
kebijakan
meningkatkan
Ipm
melalui
peningkatan akses dan pemerataan pendidikan serta perubahan pola pikir masyarakat sebagai bagian dari revolusi mental. 76
Grafik 2.8
74 IPM Kab. Soppeng, Sulawesi Selatan dan Nasional Tahun 20112014
72 70 68 66 64 62 60 58
2010
2011
2012
2013
2014
SOPPENG
63.51
63.80
64.05
64.43
64.74
SULAWESI SELATAN
66.00
66.65
67.26
67.92
68.49
NASIONAL
71.76
72.27
72.77
73.29
73.81
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
2.2.2.1. Capaian Bidang Pendidikan Kemampuan baca tulis penduduk dewasa merupakan ukuran paling mendasar dari tingkat pendidikan yang tercermin dari data
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 25
angka melek huruf (AMH), yaitu persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang dapat membaca huruf latin dan huruf lainnya. Angka melek huruf ( literacy rate ) atau AMH merupakan ukuran terpenting dari indikator pendidikan. Memiliki kemampuan membaca berbobot dua kali lipat dibandingkan indikator ratarata lamanya sekolah dalam penghitungan
indeks
pendidikan
sebagai
komponen
Indeks
Pembangunan Manusia. Memiliki kemampuan membaca menjadi sangat penting, karena dengan kemampuan ini diharapkan seseorang akan memiliki keinginan serta kemampuan untuk menerima informasi dan menyerap pembelajaran. AMH merupakan indikator penting untuk melihat sejauh mana penduduk suatu daerah terbuka terhadap pengetahuan. Tinggi rendahnya AMH menunjukkan ada atau tidaknya sistem pendidikan dasar yang efektif dan atau program keaksaraan yang memungkinkan sebagian besar penduduk untuk memperoleh kemampuan menggunakan kata‐kata tertulis dalam kehidupan sehari‐hari dan melanjutkan pembelajarannya. 98
Grafik 2.9
96
Angka melek huruf Kab. Soppeng Tahun 2012-2014
94 92 90 88 86 84 82 ANGKA MELEK HURUF
2012
2013
2014
86.99
88.74
95.88
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
AMH Kabupaten Soppeng selama tahun 2012-2014 terus mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2012 tercatat AMH Kabupaten Soppeng sebesar 86,99 meningkat pada tahun 2013
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 26
menjadi 88,74 dan kembali meningkat menjadi 95,88 pada tahun 2014. AMH Kabupaten Soppeng sebesar 95,88 menunjukkan bahwa sebanyak 95,88 persen penduduk usia 10 tahun ke atas bisa membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya, atau sebanyak 4,12 persen masih buta huruf. Peningkatan dan tingginya AMH Kabupaten Soppeng tersebut menunjukkan bahwa program pemberantasan buta huruf yang dijalankan telah mengalami kemajuan berarti. Selain AMH indikator lain di bidang pendidikanadalah Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Putus Sekolah dan Angka Kelulusan (AL). HLS Kabupaten Soppeng selama periode 20112014 terus mengalami peningkatan dengan rata-rata peningkatan sebesar 0,03 persen pertahun. Pada tahun 2014 HLS Kabupaten Soppeng yang sebesar 11,45 tahun meningkat sebesar 0,79 persen jika dibandingkan HLS pada tahun 2011 yang sebesar 11,36 tahun. Selain HLS salah satu indikator pendidikan adalah rata-rata lama sekolah (RLS) yang berguna untuk melihat kualitas penduduk dalam hal mengenyam pendidikan formal. Tahun 2014 RLS Kab. Soppeng sebesar 7,04 tahun meningkat sebesar 3,37 persen dibanding tahun 2011 yang sebesar 6,81 tahun dan angka RLS tahun 2014 juga lebih tinggi dibanding rata-rata selama periode 2011-2014 yang sebesar 6,89 tahun. Salah satu indikator untuk melihat kinerja pendidikan adalah APM. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Selain itu APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. APM SD/MI selama periode 2011 s/d 2015 mengalami fluktuatf dengan rata-rata APM SD/MI selama periode 2011 s/d 2015 sebesar 89,53 persen. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata 89,53 persen penduduk usia 7 s/d 12 tahun selama periode 2011 s/d 2015 dapat
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 27
menikmati jenjang pendidikan SD/MI tepat waktu. Pada tahun 2015 APM
SD/MI
yang
sebesar
81,70
persen
sangatlah
rendah
dibandingkan dengan rata-rata. Hal ini disebabkan karena tingkat partisipasi masyarakat dalam menyekolahkan anaknya pada jenjang pendidikan SD/MI masih rendah. Untuk APM SMP/MTs selama periode 2011 s/d 2015 mengalami penurunan dari tahun 2011 sampai tahun 2015, dengan nilai rata-rata APM SMP/MTs selama periode 2011 s/d 2015 sebesar 70,36 persen. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata 70,36 persen penduduk usia 13-15 tahun selama periode 2011 s/d 2015 dapat menikmati jenjang pendidikan SMP/MTs tepat waktu. Pada tahun 2015 APM SMP/MTs yang sebesar 57,90 persen sangatlah rendah dibandingkan dengan rata-rata. Hal ini disebabkan
karena
tingkat
partisipasi
masyarakat
dalam
menyekolahkan anaknya pada jenjang pendidikan SMP/MTs masih rendah. Sementara itu APM SMA/MA selama periode 2011 s/d 2015 mengalami penurunan dari tahun 2011 sampai tahun 2015, dengan nilai rata-rata APM SMA/MA pada periode 2011-2015 sebesar 65,27 persen. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata 65,27 persen penduduk usia 16-18 tahun selama periode 2011-2015 dapat menikmati jenjang pendidikan SMP/MTs tepat waktu. Pada tahun 2015 APM SMA/MA yang sebesar 45,42 persen sangatlah rendah dibandingkan dengan rata-rata. Hal ini disebabkan karena tingkat partisipasi masyarakat dalam menyekolahkan anaknya pada jenjang pendidikan SMA/SMK/MA masih rendah. APM JENJANG PENDIDIKAN
2011
2012
2013
2014
2015
SD JUMLAH SISWA KELOMPOK USIA 7-12 TAHUN YANG BERSEKOLAH DI JENJANG
23,645
24,976
25,130
21,484
19,694
25,943
26,609
26,400
25,050
24,104
PENDIDIKAN SD/MI JUMLAH PENDUDUK
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Tabel 2.6 Angka Partisipasi Murni Kab. Soppeng (%) Tahun 20112015
II - 28
APM JENJANG PENDIDIKAN
2011
2012
2013
2014
2015
91.14
93.86
95.19
85.76
81.70
9,760
8,802
9,943
8,857
8,199
11,449
11,284
14,705
14,052
14,160
85.25
78.00
67.62
63.03
57.90
5,712
6,783
6,631
6,364
6,224
5,998
7,447
14,002
13,471
13,703
95.23
91.08
47.36
47.24
45.42
KELOMPOK USIA 7-12 TAHUN APM SD SMP JUMLAH SISWA KELOMPOK USIA 13-15 TAHUN YANG BERSEKOLAH DI JENJANG PENDIDIKAN SMP/MTs JUMLAH PENDUDUK KELOMPOK USIA 13-15 TAHUN APM SMP SMA JUMLAH SISWA KELOMPOK USIA 16-18 TAHUN YANG BERSEKOLAH DI JENJANG PENDIDIKAN SMA/MA JUMLAH PENDUDUK KELOMPOK USIA 16-18 TAHUN APM SMA
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015
Sementara, angka partisipasi murni Kab. Soppeng per Kecamatan (%) Tahun 2015 sebagai berikut: PM JENJANG PENDIDIKAN
KECAMATAN Mariori
Lalab
Liliria
Lili
Donri-
Mario
wawo
ata
ja
Rilau
Donri
Riawa
4455
4828
2582
3339
2280
2836
Tabel 2.7 Ganra
Citta
979
760
SD JUMLAH SISWA KELOMPOK
Angka Partisipasi Murni Kab. Soppeng per Kecamatan (%) Tahun 2015
USIA 7-12 TAHUN YANG BERSEKOLAH DI JENJANG PENDIDIKAN SD/MI
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 29
PM JENJANG PENDIDIKAN
KECAMATAN Mariori
Lalab
Liliria
Lili
Donri-
Mario
wawo
ata
ja
Rilau
Donri
Riawa
5297
5145
2843
3500
2512
84.10
93.84
90.82
95.40
1698
1448
1318
3111
2851
54.58
Ganra
Citta
2857
1081
869
90.76
99.26
90.56
1309
663
1049
524
190
1747
2099
1528
1673
623
528
50.79
75.44
62.36
43.39
62.70
84.11
723
2,704
1,041
583
545
486
86
56
3005
2674
1641
2180
1420
1611
627
545
JUMLAH PENDUDUK KELOMPOK USIA 7-12 TAHUN APM SD
87.4 6
SMP JUMLAH SISWA KELOMPOK USIA 13-15 TAHUN YANG BERSEKOLAH DI JENJANG PENDIDIKAN SMP/MTs JUMLAH PENDUDUK KELOMPOK USIA 13-15 TAHUN APM SMP
35.9 8
SMA JUMLAH SISWA KELOMPOK USIA 16-18 TAHUN YANG BERSEKOLAH DI JENJANG PENDIDIKAN SMA/MA JUMLAH PENDUDUK KELOMPOK USIA 16-18 TAHUN
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 30
PM JENJANG PENDIDIKAN APM SMA
KECAMATAN Mariori
Lalab
Liliria
Lili
Donri-
Mario
wawo
ata
ja
Rilau
Donri
Riawa
63.44
26.74
38.38
30.17
24.06
101.1 2
Ganra 13.72
Citta 10.2 8
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015
Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. APK untuk tingkat SD/MI pada periode 2011 s/d 2015 mengalami penurunan dengan rata-rata APK SD/MI selama periode 2011 s/d 2015 sebesar 100,02 persen. APK jenjang pendidikan SD/MI dan sederajat pada tahun 2015 yang sebesar 93,91 persen lebih rendah dibanding rata-rata periode 2011 s/d 2015 yang sebesar 100,02 persen. Angka ini memperlihatkan bahwa pada tahun 2015 penduduk yang tidak berusia 7-12 tahun yang bersekolah di tingkat SD sederajat sebesar 0,02 persen, hal ini disebabkan karena adanya kasus tinggal kelas atau terlambat masuk sekolah, selain itu juga terdapat siswa yang belum berusia 7 tahun yang sudah bersekolah di tingkat SD sederajat. Berikutnya APK tingkat SMP/MTs sederajat selama periode 2011 s/d 2015 menunjukkan nilai yang fluktuatif, bahkan pada tahun 2015 angka APK SMP/MTs yang sebesar 81,77 persen lebih rendah dibandinga APK SMP tahun 2011 yang sebesar 104,58 persen, bahkan lebih rendah dibanding rata-rata nilai APK SMP sederajat periode 2011 s/d 2015 yang sebesar 92,97 persen. Sementara itu APK SMA sederajat selama periode 2011 s/d 2015 juga mengalami angka yang berfluktuatif bahkan cenderung menurun, dan mencapai titik terendah pada tahun 2013, dimana nilai APK SMA sederajat pada tahun 2013 sebesar 68,63 persen tetapi sedikit meningkat pada tahun 2015 yang sebesar 69,33 persen. Nilai ini juga masih rendah
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 31
dibanding nilai rata-rata pada periode tersebut. Nilai APK tiap jenjang pendidikan yang rendah memperlihatkan bahwa akses penduduk terhadap pendidikan sangatlah rendah. APK JENJANG PENDIDIKAN
2011
2012
2013
2014
2015
Tabel 2.8
SD JUMLAH SISWA YANG BERSEKOLAH DI JENJANG
26,927
27,671
26,517
24,545
22,636
25,943
26,609
26,400
25,050
24,104
103.79
103.99
100.44
97.98
93.91
11,973
12,110
12,436
12,171
11,578
11,449
11,284
14,705
14,052
14,160
104.58
107.32
84.57
86.61
81.77
7,414
9,116
9,610
9,694
9,500
5,998
7,447
14,002
13,471
13,703
123.61
122.41
68.63
71.96
69.33
PENDIDIKAN SD/MI JUMLAH PENDUDUK KELOMPOK USIA 7-12 TAHUN APK SD
Angka Partisipasi Kasar Kab. Soppeng (%) Tahun 2011-2015
SMP JUMLAH SISWA YANG BERSEKOLAH DI JENJANG PENDIDIKAN SMP/MTs JUMLAH PENDUDUK KELOMPOK USIA 13-15 TAHUN APK SMP SMA JUMLAH SISWA YANG BERSEKOLAH DI JENJANG PENDIDIKAN SMA/MA JUMLAH PENDUDUK KELOMPOK USIA 16-18 TAHUN APK SMA
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015
Adapun angka persentase partisipasi kasar jenjang pendidikan berdasarkan kecamatan pada Kab. Soppeng pada Tahun 2015 sebagai berikut :
Citta
Ganra
Tabel 2.9 Mario Riawa
Donri-Donri
Lili Rilau
Liliriaja
Lalabata
APK JENJANG PENDIDIKAN
Marioriwawo
KECAMATAN
Jumlah siswa kelompok usia 7-12 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan sd/mi
5032
4828
2582
3339
2280
2836
979
760
Jumlah penduduk kelompok usia 712 tahun
5297
5145
2843
3500
2512
2857
1081
869
SD
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Angka Partisipasi Kasar Kab. Soppeng (%) berdasarkan lokasi Kecamatan)
II - 32
Citta 87.5
Ganra 90.6
Mario Riawa 99.3
Donri-Donri 90.8
Lili Rilau 95.4
Lalabata
Liliriaja 90.8
95
APK SD
93.8
APK JENJANG PENDIDIKAN
Marioriwawo
KECAMATAN
264 528 50
773 623 124.1
1477 1673 88.28
915 1528 59.88
1697 2099 80.85
1934
2067 2851
1747 110.7
APK SMP
72.5
78.78
Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun
3111
Jumlah siswa kelompok usia 13-15 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan smp/mts
2451
SMP
88 545 16.15
129 627 20.57
742 1611 46.06
835 1420 58.8
826 2180 37.89
1,986 1641 121
3,919 2674 146.6
APK SMA
3005
Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun
32.45
Jumlah siswa kelompok usia 16-18 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan sma/ma
975
SMA
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015
2.2.2.2. Capaian Bidang Kesehatan Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan guna meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Selain itu diharapkan pula agar pemenuhan hak dasar masyarakat berupa kemudahan akses kesehatan dapat terlaksana. Pada aspek kesehatan terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur kenerja pemerintahan diantaranya adalah
Angka
Harapan
Hidup
yang
merupakan
alat
untuk
mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Pada aspek kesehatan, Angka Harapan Hidup (AHH) menunjukkan perkiraan rata-rata lama hidup dari kelahiran penduduk. AHH kabupaten Soppeng selama tahun 2010-2014
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 33
mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 AHH yang sebesar 68,42 tahun mengalami peningkatan sebesar 0,57 persen dibanding AHH pada tahun 2010 yang sebesar 68,03 tahun. Sementara itu rata-rata AHHKabupaten Soppeng pada tahun 2010-2014 yaitu 68,42 tahun. Peningkatan AHH. Angka-angka ini dapat diinterpretasi bahwa bayi yang lahir menjelang tahun 2014 dapat hidup sampai 68 tahun. AHH Kab. Soppeng tahun 2010-2014 dapat dilihat pada grafik berikut: 68.5
Grafik 2.10
68.4
Angka Harapan Hidup Kab. Soppeng Tahun 20102014
TAHUN
68.3 68.2 68.1 68 67.9 67.8 Angka Harapan Hidup (Tahun 2010-2014)
2010
2011
2012
2013
2014
68.03
68.15
68.26
68.37
68.42
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
Faktor-faktor yang berpengaruh dominan pada capaian AHH adalah Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBA), Angka Kematian Ibu (AKI), status gizi bayi dan balita, perilaku hidup besih dan sehat (PHBS), dan tingkat pendidikan atau wawasan ibu yang sedang hamil, mempunyai bayi, dan balita. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran dalam lima tahun terakhir terus meningkat , dimana AKB tertinggi pada tahun 2015 sebesar 13,6. Sementara itu AKB paling rendah terjadi pada tahun 2012 yang sebesar 2,1. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata selama lima tahun terakhir jumlah bayi yang meninggal sebelum berusia 1 tahun per 1000 bayi sebanyak 8 s/d 7 kasus.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 34
Selain angka kematian salah satu indikator kesehatan adalah balita gizi buruk. Balita Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Tanda-tanda klinis dari gizi buruk secara garis besar dapat dibedakan marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor. Selamaperiode 2011-2014 persentase balita gizi buruk sebesar 0,02 persen dan berdasarkan standar WHO angka balita gizi buruk dibawah 10 persen berarti
termasuk
keberhasilan
kualifikasi
pemerintah
rendah.
daerah
Hal
dalam
ini
menunjukkan
pelayanan
kesehatan
khususnya pengentasan balita gizi buruk, sehingga hal ini perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan. Angka-angka dari indikator kesehatan ini sangat berguna dalam penentuan program-program untuk mengurangi angka kematian misalnya bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus, berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anakanak, program penerangan tentang gizi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun. Berikut beberapa indikator kesehatan di Kab. Soppeng. NO 1 2 3
INDIKATOR SASARAN KESEHATAN ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) PER 1.000 KELAHIRAN ANGKA KEMATIAN BALITA PER 1.000 KELAHIRAN ANGKA KEMATIAN IBU PER 10.000 KELAHIRAN
4
BALITA GIZI BURUK (%)
5
RUMAH TANGGA PHBS
TAHUN
RATA-
2011
2012
2013
2014
2015
RATA
4.5
2.1
10
13
13.6
8.64
0.3
1.2
1
1
0.28
0.756
20.85
18.18
6.2
9.4
7.06
12.34
0.040
0.054
0.027
0.028
0.037
5
9
9
4
2
48,02
30,74
27,93
27,92
29,39
3
9
3
9
9
Tabel 2.10 Angka Indikator Kesehatan Kab. Soppeng Tahun 20112015
0.02 32,806.6
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 35
NO 6
INDIKATOR SASARAN KESEHATAN BERAT BAYI LAHIR RINGAN (BBLR)
TAHUN
RATA-
2011
2012
2013
2014
2015
RATA
158
198
168
214
175
182.6
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Soppeng, 2015
2.2.2.3. Ketenagakerjaan Berdasarkan hasil estimasi Survei Tenaga Kerja Nasional (Sakernas) Tahun 2014, terdapat sekitar 75,33 persen penduduk yang berumur 15 tahun ke atas (usia kerja) dari total penduduk yang ada di Kabupaten Soppeng. Penduduk usia kerja tersebut terdiri dari 57,59 persen angkatan kerja dan sisanya merupakan bukan angkatan kerja yaitu sebesar 42,41 persen. Jika dirinci, dari keseluruhan penduduk usia kerja, persentase penduduk bekerja yaitu sebesar 56,19 persen, penduduk yang mencari pekerjaan sebesar 1,4 persen, penduduk yang melakukan kegiatan sekolah sebesar 7,55 persen, mengurus rumah tangga sebesar 26,44 persen dan penduduk yang melakukan kegiatan lainnya sebesar 8,42 persen. Dari data diatas menunjukkang bahwa
pemerintah
daerah
perlu
mengupayakan
pembinaan
diversifikasi usaha yang berbasis olahan rumah tangga. KEGIATAN
TAHUN 2012
2013
2014
ANGKATAN KERJA
62.05
57.22
57.59
-
BEKERJA (%)
58.23
53.47
56.19
-
MENCARI PEKERJAAN (%)
3.82
3.75
1.4
BUKAN ANGKATAN KERJA
37.95
42.78
42.41
-
SEKOLAH (%)
1.39
6.58
7.55
-
MENGURUS RUMAH TANGGA (%)
25.54
27.19
26.44
-
LAINNYA (%)
11.02
9.01
8.42
JUMLAH
100
100
100
RASIO
0.94
0.93
0.98
Tabel Angkatan Kerja Kab Soppeng Tahun 20122014 Perkembangan Penduduk
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja, hal ini dapat menyerap pertambahan angkatan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 36
kerja. Kesempatan Kerja (demand for labour) adalah suatu keadaan yang menggambarkan/ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja untuk diisi oleh para pencari kerja). Dengan demikian kesempatan kerja dapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja. Berdasarka data rasio penduduk yang bekerja pada tahun 2014 sebesar 0,98 yang dapat diartikan bahwa dari angkatan kerja yang ada 98 persen memperoleh kesempatan kerja sedangkan 2 persennya masih mencari kerja atau pengangguran. Berdasarkan data diatas, maka terlihat kesempatan kerja yang tersedia cukup banyak, hanya perlu peningkatan keterampilan kerja bagi masyarakat. 2.2.2.4. Kriminalitas (Angka kriminalitas yang tertangani) Keamanan,
ketertiban
dan
penanggulangan
kriminalitas
merupakan salah satu prioritas untuk mewujudkan stabilitas penyelenggaraan pemerintahan terutama di daerah. 2011 NO
Kasus
2012
2013
2014
Keja
Terta
Keja
Terta
Keja
Terta
Keja
Terta
dian
ngani
dian
ngani
dian
ngani
dian
ngani
1
Pembunuhan
2
2
2
2
5
4
2
Penganiayaan Berat
11
8
1
1
4
2
3
Penculikan
0
0
0
0
0
0
11
1
3
3
1
2
26
5
14
2
3
0
30
4
31
11
21
2
0
0
0
0
0
0
4 5 6 7
Pencurian dengan Kekerasan Pencurian dengan Pemberatan Pencurian Ranmor Pencurian Kawat Telepon
8
Pemerkosaan
3
3
2
1
2
0
9
Pembakaran
1
0
1
0
2
0
10
Senpi/Handak
0
0
0
0
0
0
11
Pemerasan
0
0
0
0
0
0
12
Penyelundupan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
84
23
54
20
38
10
13 14
Kejahatan Terhadap Kepala Negara Jumlah
Tabel 2.12 Angka Kriminalitas Kab. Soppeng Tahun 20112014
Sumber : BPS Kab. Soppeng
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 37
2.2.3.
Fokus Seni Budaya dan Olahraga Pembangunan bidang seni, budaya dan olahraga sangat terkait erat dengan kualitas hidup manusia dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan 2 (dua) sasaran pencapaian pembangunan bidang sosial budaya dan keagamaan yaitu (i) untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab serta (ii) mewujudkan bangsa yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera. Selama lima tahun terakhir jumlah grup kesenin per 10.000 penduduk mengalami penurunan disebabkan karena jumlah grup kesenian yang tidak bertambah sementara itu dilain sisi jumlah penduduk terus bertambah. Sementara itu jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk selama periode 2011 s/d 2015 mengalami peningkatan dan pada tahun 2015 sebesar 14,456 klub olahraga per 10.000 penduduk. Sementara itu jumlah gedung kesenian selm lima tahun terakhir tidak ada di Kab. Soppeng. NO 1 2 3 4
Capaian Pembangunan Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk. Jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk. Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk Jumlah gedung olahraga per 10.000 penduduk
2011
2012
2013
2014
2015
0.886
0.446
0.441
0.438
0.438
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
10.853
12.254
13.686
14.223
14.456
0.041
0.041
0.040
0.040
0.040
Tabel 2.13 Perkembangan Seni dan Olahraga Kab. Soppeng Tahun 20112015
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015
2.3
Aspek Pelayanan Umum
2.3.1
Fokus Layanan Urusan Wajib
2.3.1.1
Pendidikan
2.3.1.1.1 Angka Partisipasi Sekolah APS merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan adanya
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 38
perubahan penduduk terutama usia muda. Ukuran yang banyak digunakan di sektor pendidikan seperti pertumbuhan jumlah murid lebih menunjukkan perubahan jumlah murid yang mampu ditampung di setiap jenjang sekolah. Sehingga, naiknya persentase jumlah murid tidak dapat diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi sekolah. Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak diimbangi dengan ditambahnya infrastruktur sekolah serta peningkatan akses masuk sekolah sehingga partisipasi sekolah seharusnya tidak berubah atau malah semakin rendah. Selama periode 2011-2015 APS jenjang SD/MI sederajat terus mengalami penurunan dimana pada tahun 2015 nilai APS SD/MI sederajat sebesar 817. Ini lebih rendah disbanding tahun 2011 yang sebesar 911,4. Hal ini dapat diartikan bahwa selama periode 20112015 terjadi penurunan akses penduduk terhadap pendidikan.Hal ini dapat dibaca bahwa semakin rendah kemampuan Pemerintah Daerah dalam
menyelenggarakan
pelayanan
pendidikan
khususnya
pendidikan dasar. Selanjutnya, untuk APS tingkat SMP/MTs sederajat selama periode 2011-2015 juga mengalami penurunan dimana pada tahun 2015 APS SMP/MTs sederajat sebesar 579, lebih rendah dibandingkan nilai APS SMP/MTs sederajat tahun 2011 sebesar 852,5. Hal ini mengindikasikan bahwa akses penduduk terhadap pendidikan tingkat SMP/MTs sederajat masih rendah. NO 1 1.1. 1.2.
Jenjang Pendidikan
2012
2013
2014
2015
23,645
24,976
25,130
21,484
19,694
25,943
26,609
26,400
25,050
24,104
911.4
938.6
951.9
857.6
817.0
9,760
8,802
9,943
8,857
8,199
SD/MI jumlah murid usia 7-12 thn jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun
1.3.
APS SD/MI
2
SMP/MTs
2.1.
2011
jumlah murid usia 13-15 thn
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Tabel 2.14 Angka Partisipasi Sekolah Kab. Soppeng Tahun 20112015
II - 39
NO 2.2. 2.3.
Jenjang Pendidikan jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun APS SMP/MTs
2011
2012
2013
2014
2015
11,449
11,284
14,705
14,052
14,160
852.5
780.0
676.2
630.3
579.0
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.1.2
Rasio ketersediaan Sekolah/ Penduduk Usia Sekolah Rasio Ketersediaan Sekolah adalah jumlah sekolah di tiap jenjang pendidikan per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Rasio ini mengindikasikan kemampuan seluruh sekolah yang ada di suatu daerah untuk menampung semua penduduk usia pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan. Dengan demikian juga mencerminkan
kemampuan
daerah
dalam
menyelenggarakan
layanan pendidikan. Hal ini dapat dibaca, makin tinggi nilai indikator ini, makin tinggi kemampuan suatu daerah dalam menyelenggarakan layanan pendidikan. Untuk tingkat SD/MI rasio ketersediaan sekolah mengalami fluktuatif selama periode 2011 s/d 2015, dan nilai tertinggi rasio ini adalah pada tahun 2015 yaitu sebesar 112,84 yang berarti jumlah sekolah di jenjang pendidikan SD/MI per 10.000 penduduk sebesar 112 sekolah. Meningkatnya rasio ini pada tahun 2015 disebabkan oleh jumlah penduduk usia 7-12 tahun berkurang. Sementara itu, untuk rasio ketersediaan sekolah per 10.000 penduduk pada tingkat SMP/MTs selama periode 2011 s/d 2015 mengalami penurunan, dimana rasio terendah pada tahun 2014 sebesar 49,10. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah sekolah SMP/MTs pada tahun 2014 dalam 10.000 penduduk usia 13-15 tahun adalah 49 sekolah. Selanjutnya, pada tingkat SMA/SMK/MA selama periode 2011 s/d 2015 rasio ketersediaan sekolah terhadap jumlah penduduk per 10.000 penduduk usia 16-18 tahun terus mengalami penurunan. Puncaknya terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar 22,63. Hal ini berarti bahwa jumlah sekolah SMA/SMK/MA pada tahun 2015, setiap 10.000 penduduk usia 16-18 tahun tersedia 22 gedung sekolah
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 40
SMA/SMK/MA.Penyebab terjadinya penurunan rasio ini adalah berkurangnya jumlah sekolah SMA/SMK/MA di Kabupaten Soppeng. TAHUN
JENJANG PENDIDIKAN
2011
2012
2013
2014
RASIO KETERSEDIAAN SEKOLAH TK/RA JUMLAH GEDUNG SEKOLAH
176
186
385
385
123
10,239
11,566
10,666
10,556
10,974
171.89
160.82
360.96
364.72
112.08
276
276
275
277
272
25,943
26,609
26,400
25,050
24,104
106.39
103.72
104.17
110.58
112.84
63
66
73
69
71
11,449
11,284
14,705
14,052
14,160
55.03
58.49
49.64
49.10
50.14
26
29
36
33
31
5,998
7,447
14,002
13,471
13,703
43.348
38.942
25.711
24.497
22.623
TK/RA JUMLAH PENDUDUK USIA 4-6 TAHUN RASIO
Tabel 2.15
2015
Rasio Ketersediaan Sekolah Kab. Soppeng Tahun 20112015
RASIO KETERSEDIAAN SEKOLAH SD/MI JUMLAH GEDUNG SEKOLAH SD/MI JUMLAH PENDUDUK USIA 7-12 TAHUN RASIO RASIO KETERSEDIAAN SEKOLAH SMP/MTs JUMLAH GEDUNG SEKOLAH SMP/MTs JUMLAH PENDUDUK USIA 1315 TAHUN RASIO RASIO KETERSEDIAAN SEKOLAH TINGKAT PENDIDIKAN MENENGAH JUMLAH GEDUNG SEKOLAH SMA/SMK/MA JUMLAH PENDUDUK USIA 1618 TAHUN RASIO
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 201
Rasio
Ketersediaan
Sekolah
Kab.
Soppeng
berdasarkan
Kecamatan pada tahun 2015 sebagai berikut Tabel 2.16
KECAMATAN Rasio Ketersediaan Sekolah
Mario
Lalabat
riwawo
a
Liliriaja
Lili
Donri-
Mario
Rilau
Donri
Riawa
Ganra
Citta
RASIO KETERSEDIAAN SEKOLAH TK/RA
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Rasio Ketersediaan Sekolah Kab. Soppeng/ Kecamatan Tahun 2015
II - 41
KECAMATAN Rasio Ketersediaan Sekolah JUMLAH GEDUNG SEKOLAH TK/RA
Mario
Lalabat
riwawo
a
Lili
Donri-
Mario
Rilau
Donri
Riawa
28
22
19
15
13
2220
2277
1191
1577
52.86
42.76
66.83
59
43
5297
Liliriaja
Ganra
Citta
14
10
2
1070
1317
494
336
42.86
51.75
49.00
92.51
23.01
33
53
29
29
16
10
5145
2843
3500
2512
2857
1081
869
189.6
150.8
188.9
252.5
189.7
173.3
256.8
189.3
5
2
0
0
9
4
2
9
13
10
13
10
7
8
5
5
3111
2851
1747
2099
1528
1673
623
528
41.79
35.08
74.41
47.64
45.81
47.82
80.26
94.70
3
13
5
3
3
2
1
1
3005
2674
1641
2180
1420
1611
627
545
9.98
48.62
30.47
13.76
21.13
12.41
15.95
18.35
JUMLAH PENDUDUK USIA 46 TAHUN RASIO RASIO KETERSEDIAAN SEKOLAH SD/MI JUMLAH GEDUNG SEKOLAH SD/MI JUMLAH PENDUDUK USIA 712 TAHUN RASIO RASIO KETERSEDIAAN SEKOLAH SMP/MTs JUMLAH GEDUNG SEKOLAH SMP/MTs JUMLAH PENDUDUK USIA 13-15 TAHUN RASIO RASIO KETERSEDIAAN SEKOLAH TINGKAT PENDIDIKAN MENENGAH JUMLAH GEDUNG SEKOLAH SMA/SMK/MA JUMLAH PENDUDUK USIA 16-18 TAHUN RASIO
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.1.3
Guru/ Murid Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan per 1.000 jumlah murid di tiap jenjang pendidikan. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar di sebuah daerah
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 42
yang dapat dibaca sebagai cerminan dari kemampuan suatu daerah dalam menyelenggarakan layanan pendidikan, di tiap jenjang pendidikan. Disamping itu, rasio guru terhadap murid juga dapat digunakan untuk mengukur tercapai atau tidaknya jumlah ideal murid untuk setiap guru agar dapat menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang bermutu dengan hasil yang diharapkan. Untuk tingkat SD/MI rasio guru terhadap murid mengalami fluktuatif selama periode 2011 s/d 2015, dan nilai tertinggi rasio ini adalah pada tahun 2012 yaitu sebesar 85 guru yang berarti jumlah guru di jenjang pendidikan SD/MI per 1.000 siswa sebesar 85 guru. Tingginya rasio ini pada tahun 2012 disebabkan oleh jumlah guru yang banyak pada tahun 2012 yang sebesar 2.352 dan berkurang terus sampai pada tahun 2015 dengan jumlah guru yang tersisa sebesar 1.989 dengan rasio guru terhadap murid sebesar 87,87. Ini tentu berpengaruh terhadap kinerja guru dimana beban kerja/ tingkat kesulitan guru meningkat yang mengakibatkan murid kurang perhatian. Sementara itu, untuk rasio guru terhadap murid per 1.000 murid pada tingkat SMP/MTs selama periode 2011 s/d 2015 mengalami peningkatan dari tahun 2011 s/d 2014, dimana rasio tertinggi pada tahun 2014 sebesar 72,06. Hal ini tentu berpengaruh terhadap kinerja guru dimana beban kerja yang menurun yang mengakibatkan
perhatian
terhadap
murid
dapat
meningkat.
Selanjutnya, pada tingkat SMA/SMK/MA selama periode 2011 s/d 2015 rasio guru terhadap murid per 1.000 murid SMA/SMK/MA mengalami fluktuatif. Tetapi rasio paling tinggi selama periode 20112014 terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 83,87. Hal ini berarti bahwa jumlah guru pada tahun 2014, setiap 1.000 murid SMA/SMK/MA sebesar 83-84 guru.Penyebab tingginya rasio pada tahun 2014 karena banyaknya jumlah guru SMA/SMK/MA pada tahun tersebut.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 43
TAHUN
JENJANG PENDIDIKAN
2011
2012
2013
2014
Tabel 2.17
2015
RASIO GURU TK/RA JUMLAH GURU TK/RA
167
179
202
240
93
JUMLAH MURID TK/RA
5,279
5,960
6,971
9,750
4,101
RASIO
31.63
30.03
28.98
24.62
22.68
Rasio Guru Murid Kab. Soppeng Tahun 20112015
RASIO GURU SD/MI JUMLAH GURU SD/MI
2,052
2,352
2,013
2,058
1,989
JUMLAH MURID SD/MI
26,927
27,671
26,517
24,545
22,636
RASIO
76.21
85.00
75.91
83.85
87.87
JUMLAH GURU SMP/MTs
778
757
877
877
768
JUMLAH MURID SMP/MTs
11,973
12,110
12,436
12,171
11,578
RASIO
64.98
62.51
70.52
72.06
66.33
JUMLAH GURU SMA/SMK/MA
557
733
711
813
641
JUMLAH MURID SMA/SMK/MA
7,414
9,116
9,610
9,694
9,500
RASIO
75.13
80.41
73.99
83.87
67.47
RASIO GURU SEKOLAH SMP/MTs
RASIO GURU SEKOLAH SMA/SMK/MA
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015
Sementara, rasio guru dan murid per kecamatan adalah: KECAMATAN URAIAN
Mario
Lalabat
Liliriaj
LiliRil
Donri-
Mario
riwawo
a
a
au
Donri
Riawa
Tabel 2.18 Ganra
Citta
Tingkat tk/ra sederajat 1 86 116.28
3 239 125.52
6 513 116.96
10 353 283.29
13
40
11 619
552 235.51
Rasio
177.71
116.13
dan sedrajat
964
Jumlah siswa TK/RA
414.94
dan sedrajat
775
9
Jumlah guru TK/RA
Rasio Guru Murid Per Kecamatan Tahun 2015
66 760 868.42
112 979 1144.02
199 6
283
701.69
198 0
228
868.42
306 9
333
916.44
189 2
349 8
482
258
731.99
Rasio
722.87
dan sedrajat
715.42
Jumlah siswa sd/ mi
2
dan sedrajat
503
Jumlah guru sd/ mi
360
Tingkat SD/MI sederajat
Tingkat smp/mts sederajat
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 44
KECAMATAN URAIAN
Mario
Lalabat
Liliriaj
LiliRil
Donri-
Mario
riwawo
a
a
au
Donri
Riawa
Ganra
Citta
20
33
88
78
114
139
121
smp/mts dan
175
Jumlah guru sedrajat 264 757.58
773 426.91
1477 595.80
915 852.46
1697
1934
671.77
Rasio
718.72
493.68
sedrajat
2067
smp/mts dan
846.64
2451
Jumlah siswa
Tingkat sma/ma
0 0.00
88
2 129 155.04
47 742 633.42
49 835 586.83
826 496.37
41
100 1986
348
503.52
Rasio
3919
sma/ma dan sedrajat
887.98
Jumlah siswa
975
dan sedrajat
553.85
Jumlah guru sma/ma
54
sederajat
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.1.4
Pencapaian Indikator Pendidikan Selain beberapa indikator pendidikan diatas, terdapat juga beberapa indikator pendidikan yang telah dicapai selama lima tahun terakhir di Kabupaten Soppeng. Angka Putus Sekolah SD/MI selama lima tahun terakhir mengalami penurunan dimana pada tahun 2011 sebesar 0,39 dan pada tahun 2015 sebesar 0,11. Dapat dilihat pada tabel dibawah: NO 1 2 3 4
URAIAN Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI (%) Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs (%) Angka Kelulusan (AL) SD/MI (%) Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs (%)
TAHUN 2011
2012
2013
2014
2015
0.39
0.23
0.15
0.18
0.11
1.64
1.41
0.56
0.58
0.73
94.92
100.00
100.00
99.90
98.54
100.00
99.68
100.00
99.76
96.79
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Tabel 2.19 Capaian Indikator Pendidikan Tahun 20112015
II - 45
NO
URAIAN Angka Melanjutkan (AM) dari
5
SM/MI ke SMP/MTs (%) Angka Kelulusan (AL)
6
SMA/SMK/MA Guru yang memenuhi
7
kualifikasi S1/D-IV
TAHUN 2011
2012
2013
2014
2015
106.90
94.20
100.12
96.05
100.58
97.00
93.19
100.00
99.44
96.02
n.a
n.a
62.31
69.92
81.58
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Soppeng, 2015
2.3.1.2
Kesehatan
2.3.1.2.1 Rasio pos pelayanan terpadu (posyandu) per satuan balita Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Adapun rasio posyandu persatuan balita di Kabupaten Soppeng sebagai berikut: NO
URAIAN
1
JUMLAH POSYANDU
2
JUMLAH BALITA
3
RASIO
TAHUN 2011
2012
2013
Tabel 2.20 2014
313
316
318
319
14,825
14,579
14,349
14,108
21.11
21.68
22.16
22.61
2015 324
Rasio Posyandu Tahun 20112015
13,457 24.08
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng, 2015
Berdasarkan tabel diatas, rasio posyandu per satuan balita menunjukkan trend yang positif naik. Pada tahun 2011 tercatat rasio posyandu per satuan balita sebesar 21,11 dan pada tahun 2015 naik menjadi 24,08. Hal ini diakibatkan karena jumlah posyandu yang bertambah dilain sisi jumlah balita yang berkurang.Besarnya kenaikan trend ini, belum terlalu besar, sehingga ditakutkan besarnya jumlah balita yang akan terus bertambah kurang diimbangi oleh banyaknya jumlah posyandu, hal ini dapat menurunkan angka rasio posyandu per satuan balita di Kabupaten Soppeng. Hal ini guna
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 46
mewujudkan lebih terhadap wadah peranserta masyarakat untuk menyampaikan dan memperoleh pelayanan kesehatan dasarnya. 2.3.1.2.2 Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu (Pustu) Rasio puskesmas, poliklinik dan pustu bermanfaat untuk mengetahui cakupan pelayanan kesehatan tersebut dalam memenuhi pelayannya kepada penduduk, dengan demikian pelayanan kesehatan dapat terpenuhi sesuai dengan standar pelayanan. Rasio puskesmas per1.000 penduduk pada tahun 2011 adalah 0,25 dan konstan sampai pada tahun 2015. Hal ini disebabkan karena jumlah puskesmas tidak bertambah sementara jumlah penduduk bertambah.Berikut adalah Tabel jumlah puskesmas, poliklinik dan puskesmas pembantu di Kabupaten Soppeng dari tahun 2011 s.d 2015. NO
URAIAN
1
JUMLAH PUSKESMAS
2
JUMLAH POLIKLINIK
3
JUMLAH PUSTU
4
JUMLAH PENDUDUK
TAHUN 2011
2012
2013
2014
2015
17
17
17
17
17
-
-
-
-
-
44
44
44
44
44
243,254
246,449
249,151
250,996
251,102
0.24
0.24
0.24
5
RASIO 0.25 0.25 PUSKESMAS,PUSTU PER 1000 PENDUDUK Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng, 2015
Tabel 2.21 Rasio Puskesmas Tahun 20112015
2.3.1.2.3 Rasio Rumah Sakit Terhadap Jumlah Penduduk Rasio rumah sakit per satuan penduduk adalah jumlah rumah sakit per 10.000 penduduk.Rasio ini mengukur ketersediaan fasilitas rumah sakit berdasarkan jumlah penduduk. Selama periode 20112014 rasio rumah sakit terhadap jumlah penduduk relatif sama karena jumlah rumah sakit yang tidak bertambah. NO
TAHUN
URAIAN 2011
1
JUMLAH RUMAH SAKIT
4
JUMLAH PENDUDUK
5
RASIO
2012
2013
2014
Tabel 2.22
2015
1
1
1
1
1
243,254
246,449
249,151
250,996
251,102
0.0041
0.0040
0.0040
0.0040
0.0040
Rasio Rumah Sakit Tahun 2011-2015
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng, 2015
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 47
2.3.1.2.4 Rasio Dokter Per Satuan Penduduk Indikator rasio dokter per jumlah penduduk menunjukkan tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada.Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan kesehatan terpadu, idealnya satu orang dokter melayani 2.500 penduduk. Selama periode 2011-2015 rasio dokter terhadap jumlah penduduk cenderung meningkat, meskipun peningkatannya tidak terlalu signifikan.Hal ini menunjukkan bahwa jumlah dokter di Kabupaten Soppeng selama periode 2011-2015 belum ideal berdasarkan SPM kesehatan. Ini disebabkan karena kurangnya tenaga dokter dan di lain sisi jumlah penduduk yang terus bertambah.Ini menyebabkan tidak optimalnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. NO 1
URAIAN
TAHUN 2011
2012
2013
2014
2015
JUMLAH DOKTER
62
60
59
59
74
- DOKTER UMUM
40
37
37
36
42
- DOKTER GIGI
15
16
16
15
19
- DOKTER SPESIALIS
7
7
6
8
13
4
JUMLAH PENDUDUK
243,254
246,449
249,151
250,996
251,102
5
RASIO
0.25
0.24
0.24
0.24
0.29
Tabel 2.23 Rasio Dokter Tahun 20112015
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng, 2015
2.3.1.2.5 Rasio Tenaga Medis Per Satuan Penduduk Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk adalah rasio untuk mengukur ketersediaan akses penduduk terhadap tenaga medis.Rasio tenaga medis persatuan penduduk selama periode 2011-2015 cenderung menurun. Dimana pada tahun 2015 rasio tenaga medis sebesar 1,49 yang berarti bahwa tiap 1000 penduduk dilayani oleh 1 tenaga medis.. Tentunya ini sangat tidak optimal mengingat akses penduduk untuk mendapatkan layanan kesehatan tidak optimal.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 48
NO 1
URAIAN
TAHUN 2011
2012
2013
2014
2015
JUMLAH TENAGA MEDIS
395
380
369
378
376
- BIDAN
130
105
105
103
102
- PERAWAT
248
255
247
257
255
17
20
17
18
19
243,254
246,449
249,151
250,996
251,102
1.62
1.54
1.48
1.51
1.50
- PERAWAT GIGI 2
JUMLAH PENDUDUK
3
RASIO
Tabel 2.24 Jumlah Tenaga Medis Tahun 2011-2015
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.2.6 Realisasi Capaian Indiktor Kesehatan Lainnya Selain indikator diatas juga terdapat beberapa indikator kesehatan yang terlihat pada tabel dibawah ini: NO 1
URAIAN
TAHUN 2011
Cakupan Komplikasi Kebidanan
2012
2013
2014
2015
100
100
91.98
80.06
75.68
91.70
94.80
89.40
94.96
92.24
100
100.00
100.00
100.00
97.14
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100.00
100
5.49
6.2
6.333
yang ditangani Cakupan Pertolongan persalinan
2
oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
Tabel 2.25 Capaian Indikator Kesehatan Tahun 20112015
kebidanan Cakupan Desa/Kelurahan 3
Universal Child Immunization (UCI)
4
Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penemuan dan
5
penanganan penderita penyakit DBD Cakupan pelayanan kesehatan
6
rujukan pasien masyarakat miskin
7
Cakupan kunjungan bayi
85.41
103.29
104.14
103.84
92.86
8
Cakupan Puskesmas
212.5
212.5
212.5
212.5
212.50
9
Cakupan Puskesmas Pembantu
62.86
62.86
62.86
62.86
62.86
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.3
Lingkungan Hidup
2.3.1.3.1 Persentase Penanganan Sampah Salah satu aspek penting dalam bidang lingkungan hidup adalah tentang persampahan. Dalam lima tahun terakhir, telah digalakkan Program LIMPUT.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 49
Selama periode 2011-2015 jumlah volume sampah di Kabupaten Soppeng terus meningkat, dimana pada tahun 2015 sebesar 774 m3 sedangkan yang ditangani sebesar 180 m3 sehingga persentase sampah yang ditangani sebesar 23,26 persen. ini juga lebih rendah dibanding persentase sampah yang ditangani pada tahun 2011. NO 1
URAIAN
2011
ditangani (M3) 2
2013
2014
2015
110
120
135
159
180
600
620
700
720
774
18.33
19.35
19.29
22.08
23.26
Jumlah volume produksi sampah (M3)
3
2012
Jumlah sampah yang
Persentase
Tabel 2.26 Persentase Penanganan Sampah (%) Tahun 20112015
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan
2.3.1.3.2
Persentase Penduduk Berakses Air Minum Salah satu variabel penting dalam aspek pelayanan umum adalah pelayanan kepada masyarakat terhadap akses air minum layak. Ukuran layak menurut Kementerian Kesehatan adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Ukuran tingkat pelayanan akses air minum dapat dilihat dari proporsi jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum baik berasal dari air mineral, air PDAM/Perpipaan, pompa air, sumur. Semakin tinggi nilai prosentase penduduk yang dapat mengakses air minum sesuai dengan standar kebutuhan minimal, menunjukan
semakin
mampu
daerah
tersebut
menyediakan
pelayanan kesehatan. NO
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015
193,162
199,374
206,974
209,277
210,676
243,254
246,449
249,151
250,996
251,102
79.41
80.90
83.07
83.38
83.90
Jumlah penduduk yang 1
mendapatkan akses air minum
2 3
Jumlah penduduk Persentase penduduk berakses air minum
Tabel 2.27 Persentase Penduduk Berakses Air Minum (%) Tahun 20112015
Sumber :
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 50
2.3.1.3.3
Realisasi Capaian Indikator Lingkungan Hidup Beberapa realisasi capaian indicator Lingkungan Hidup di Kabupaten Soppeng Tahin 2011-2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. NO 1 2 3 4
URAIAN
2011
2012
100
100
0
Status mutu Air (%) Cakupan Penghijauan Wilayah Rawan Longsor dan Mata Air (%) Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAl (%) Penegakan Hukum Lingkungan (%)
2013
2014
2015
100
100
100
0
0
0
0
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Tabel 2.28 Realisasi Capaian Indikator Lingkungan Hidup Tahun 2011-2015
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup, 2015
2.3.1.4
Sarana dan Prasarana Umum
2.3.1.4.1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat krusial adalah tersedianya
jalur
transportasi
berupa
jaringan
jalan
yang
baik.Kebutuhan jalan memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah maupun terhadap kondisi sosial budaya kehidupan masyarakat. Infrastruktur jalan yang baik adalah modal sosial masyarakat dalam menjalani roda perekonomian, sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mungkin dicapai tanpa ketersediaan infrastruktur jalan yang baik dan memadai. Selama periode 2011-2015 panjang jalan yang menjadi kewenangan
pemerintah
daerah
Kabupaten
Soppeng
terus
mengalami penambahan panjang, dengan rata-rata pertumbuhan pertahun selama lima tahun sebesar 6,31 kilometer. Sementara itu proporsi jalan baik yang menjadi kewenangan pemerintah daerah selama lima tahun terakhir menunjukkan tren peningkatan dimana pada tahun 2011 proporsi jalan dalam kondisi baik sebesar 44,02 persen dan pada tahun 2015 sebesar 49,32 persen.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 51
NO
Panjang Jalan (Km)
URAIAN
1
2
3
2011
2012
2013
2014
2015
MANTAP
388.858
431.246
469.100
468.801
451.167
-
Kondisi baik
290.782
320.846
352.930
324.182
315.591
-
Kondisi Sedang Rusak
98.076
110.400
116.170
144.619
135.576
KURANG MANTAP
494.445
472.666
434.812
443.980
463.664
-
Kondisi Rusak
176.990
140.540
104.985
124.235
121.899
-
Kondisi Rusak Berat
317.455
332.126
329.827
319.745
341.765
Jalan Secara Keseluruhan
883.303
903.912
903.912
912.781
914.831
0.440
0.477
0.519
0.514
0.493
Proporsi Panjang Jalan
4
Dalam Kondisi Baik
Tabel 2.29 Proporsi Panjang Jalan Dalam Kondisi Baik Tahun 2011-2015
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.4.2
Rasio Jaringan Irigasi Salah satu infrastruktur yang sangat diperlukan untuk peningkatan produksi pertanian khususnya produksi beras adalah Jaringan irigasi. Jaringan irigasi diperlukan untuk pengaturan air, mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan penggunaannya. Secara operasional jaringan irigasi dibedakan ke dalam tiga kategori yaitu jaringan irigasi primer, sekunder dan tersier. selama periode 2011-2015 panjang irigasi di Kab.Soppeng terus mengalami peningkatan. Bahkan pada tahun 2015 irigasi di Kab. Soppeng sepanjang 261.630 meter mengalami peningkatan sebesar 41,56 persen dibanding tahun 2011 yang sepanjang 184.423 meter. Ini mengindikasikan bahwa selama periode tersebut perhatian pemerintah terhadap sector pendukung pertanian sangatlah besar. NO
URAIAN
1
Non Teknis
2
Teknis -
3
Jaringan Primer (meter) Jaringan Sekunder (meter) Jaringan Tersier (meter)
Luas Irigasi (Ha)
Tahun 2011
2012
2013
2014
2015
7,800
7,800
7,800
7,800
7,800
19,700
19,700
19,700
19,700
19,700
108,023
109,942
112,647
113,485
126,430
48,900
50,260
51,500
53,850
107,700
9,666
9,666
9,666
9,708
9,708
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Tabel 2.30 Rasio Jaringan Irigasi Tahun 2011-2015
II - 52
Tahun
NO
URAIAN
4
Luas Irigasi dalam Kondisi Baik (Ha) Luas Sawah Non Irigasi (Ha) Luas Lahan Budidaya Pertanian (Ha)
5 6 7
Rasio Jaringan Irigasi
2011
2012
2013
2014
2015
5,944.59
5,992.92
6,089.58
6,349
6,662
800
760
750
740
740
26,886
27,567
27,738
28,156
28,278
6.86
6.81
6.91
6.92
9.25
Sumber : Dinas PSDA Tamben Kab. Soppeng, 2015
Rasio Tempat Ibadah per Satuan Penduduk Pada tahun 2011-2015 terdapat empat agama yang memiliki pemeluk di Kab. Soppeng yaitu agama islam, agama kristen, agama hindu dan agama budha. Dalam hal ketersediaan tempat ibadah untuk pemeluk agama islam, rasio rumah ibadah terhadap pemeluk agama selama periode 2011-2014 terus mengalami peningkatan dimana pada tahun 2011 sebesar 8,30 dan pada tahun 2014 sebesar 12,86, ini berarti bahwa pada tahun 2014 jumlah mesjid yang tersedia untuk 1.000 pemeluk agama islam sebanyak 12-13 mesjid. Rasio ini terus bertambah karena walaupun tiap tahun jumlah pemeluk agama islam bertambah ini juga diimbangi dengan bertambahnya jumlah rumah ibadah. Sementara itu untuk pemeluk agama kristen rasio tempat ibadah terhadap pemeluknya juga mengalami peningkatan, tetapi hal ini terjadi diakibatkan oleh jumlah pemeluk yang tiap tahun berkurang sementara jumlah gereja tidak berkurang. Untuk pemeluk agama budha dan hindu, walaupun terdapat pengikut agama ini tetapi tidak tersedia rumah ibadah untuk pemeluk agama ini. Tabel 2.31 Rasio
Jml Pemeluk 10
Jml Pemeluk
Jml (Unit) -
14
Rasio 8.30
Jml (Unit)
Jml Pemeluk 964
-
Jml (Unit) 8
Rasio
Rasio
2011
1.44
1
Wihara (Budha)
Pura (Hindu)
Jml Pemeluk
Tahun
Gereja
260958
NO
Jml (Unit)
Mesjid
377
2.3.1.4.3
Rasio Tempat Ibadah Tahun 2011-2015
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 53
Rasio
Jml Pemeluk 9 10 9
-
-
-
Jml (Unit)
Rasio
Jml Pemeluk 8 21
21
Jml (Unit) -
Rasio
8
1.67
225465
377
9.90
2.06
2015
10.62
8
201858
5
12.86
1.52
2014
Jml Pemeluk
248258
4
707
2013
753
3
Wihara (Budha)
Pura (Hindu)
622
2012
7
2
Rasio
Tahun
Jml Pemeluk
NO
377
Jml (Unit)
Gereja
416
Jml (Unit)
Mesjid
Sumber : Badan Pusat Statistik
2.3.1.4.4
Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per Satuan Penduduk Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk menunjuk pada jumlah daya tampung tempat pembuangan sampah per 1.000 jumlah penduduk. Selama 5 tahun terakhir rasio TPS terhadap jumlah penduduk mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 nilai rasio ini sebesar 3,03 yang lebih tinggi dibanding tahun 2011 yang sebesar 2,20. Hal ini jugadisebabkan karena jumlah TPS tiap tahun bertambah sehingga daya tampung TPS juga bertambah. NO
1 2 3 4
URAIAN
Jumlah TPS Jumlah Daya Tampung TPS (M3) Jumlah Penduduk Rasio TPS Terhadap Jumlah Penduduk
2011
2012
2013
2014
2015
1,108
1,838
1,833
1,887
2,151
534.50
691.50
707.80
711.80
759.80
243,254
246,449
249,151
250,996
251,102
2.20
2.81
2.84
2.84
3.03
Tabel 2.32 Rasio Tempat Pembuangan Sampah Tahun 2011-2015
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan, 2015
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 54
2.3.1.4.5
Realisasi Capaian Indikator Pekerjaan Umum Beberapa realisasi capaian indicator Lingkungan Hidup di Kabupaten Soppeng Tahin 2011-2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. NO
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015
1.02%
1.02%
0.22%
0.22%
0.22%
1.56%
1.50%
1.54%
1.52%
1.52%
1
1
1
3
7
45.05%
44.12%
44.12%
44.27%
45.07%
Persentase panjang jalan 1
yang memiliki trotoar dan drainase Persentase sempadan jalan
2
yang dipakai bangunan liar
Tabel 2.33 Realisasi Capaian Indikator Pekerjaan Umum Tahun 2011-2015
Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung 3
dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota Persentase drainase dalam
4
kondisi baik / pembuangan aliran air tidak tersumbat
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.5
Perumahan
2.3.1.5.1 Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Rumah
tinggal
berakses
sanitasi
sekurang-kurangnya
mempunyai akses untuk memperoleh layanan sanitasi, seperti Fasilitas Air bersih, Pembuangan Tinja, Pembuangan air limbah (air bekas), Pembuangan sampah. Selama periode 2011-2015 persentase rumah tinggal yang memiliki akses sanitasi mengalami perkembangan yang cukup baik walaupun terjadi penurunan pada tahun 2012 tetapi untuk rumah tinggal berakses sanitasi tetap meningkat, hal ini terjadi karena jumlah rumah tinggal pada tahun 2012 mengalami peningkatan. Sementara itu pada tahun 2015 persentase jumlah rumah tinggal yang bersanitasi sebesar 94,71%, hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak penduduk yang memiliki akses terhadap sanitasi yang berujung pada perbaikan derajat kesehatan masyarakat. NO 1 2
URAIAN Jumlah rumah tinggal berakses sanitasi Jumlah rumah tinggal
2011
2012
2013
2014
2015
48,952
50,828
52,864
53,612
55,889
56,486
59,009
59,009
58,429
59,009
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Tabel 2.34 Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Tahun 20112015
II - 55
NO
URAIAN
3
2011
Persentase
2012
86.66
2013
86.14
89.59
2014 91.76
2015 94.71
Sumber :
2.3.1.5.2 Rasio Rumah layak Huni Selama periode 2011 s/d 2015 rasio rumah layak huni di Kab. Soppeng berfluktuasi, diman nilai rasio tertinggi pada tahun 2012 sebesar 0,1945 dan terendah pada tahun 2015 yang sebesar 0,1822. NO 1
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015
Jumlah Rumah Layak
46,653
47,932
47,932
45,732
45,744
243,254
246,449
249,151
250,996
251,102
huni
2
Jumlah penduduk
3
Rasio
0.1918
0.1945
0.1924
0.1822
Tabel 2.35 Rasio Rumah Layak Huni Tahun 20112015
0.1822
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.5.3 Rasio Permukiman layak Huni Rasio pemukimam layak huni menunjuk pada perbandingan luas pemukiman layak huni dengan luas wilayah pemukiman secara keseluruhan. Selama periode 2011 s/d 2015 rasio pemukiman layak huni di Kabupaten Soppeng mengalami fluktuasi, dimana rasio tertinggi pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 0,0905 dan terendah pada tahun 2014 dengan nilai 0,0863. Nilai ini mencerminkan kemampuan daerah menyediakan kualitas pemukimam yang layak
2015 2,744,640 31,781,483.99
2014 2,743,920 31,781,483.99
2013
2012
2,875,920
Luas Wilayah Pemukiman
31,781,483.99
2
2,875,920
Luas pemukiman Layak huni
31,781,483.99
1
2,779,180
URAIAN
31,781,483.99
NO
2011
huni.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Tabel 2.36 Rasio Pemukiman Layak Huni Tahun 20112015
II - 56
2015
2014 0.0863
0.0864
2013 0.0905
Rasio
0.0874
3
2012
URAIAN
0.0905
2011
NO
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.6
Penataan Ruang
2.3.1.6.1 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah berHPL/HGB Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah menunjuk pada perbandingan luas ruang terbuka hijau terhadap luas seluruh lahan yang di berikan HPL/HGB ndikator ini merupakan indikasi kemampuan suatu daerah untuk menyediakan dan menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan yang sehat bagi penduduk di daerah. NO
URAIAN
1
Luas ruang terbuka hijau
2
Luas wilayah ber HPL/ HGB
3
Luas wilayah
4
Rasio ruang terbuka hijau
2012
2013
2014
2015
5
5
5
5
12.25
12.24
12.14
13.04
1,500,000
1,500,000
1,500,000
1,500,000
0.41
0.41
0.41
0.38
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015
Tabel 2.37 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB Tahun 20112015
2.3.1.6.2 Rasio Bangunan ber IMB per Satuan Bangunan Selama lima tahun terakhir jumlah bangunan berIMB di Kab. Soppeng terus bertambah. Pada tahun 2015 jumlah bangunan ber IMB di Kab. Soppeng sebesar 6.505 bangunan meningkat sebesar 12,31 persen dibandung tahun 2011 yang sebesar 5.338 bangunan. Dilihat dari rasio bangunan yang berIMB terhadap bangunan nilainya masih sangat kecil, hal ini menunjukkan bahwa ketaatan penduduk terhadap pemanfaatan ruang dalam mengurus IMB masih sangat kecil. NO 1 2
URAIAN Jumlah bangunan ber IMB Jumlah bangunan
2011
2012
2013
2014
2015
5,338
5,606
5,819
5,995
6,505
56,486
59,009
59,009
58,429
59,009
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Tabel 2.38 Rasio Bangunan Ber IMB Tahun 2011-2015
II - 57
NO
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015
Rasio Bangunan ber 0.095 0.095 IMB Sumber : Dinas PU Kab. Soppeng, Tahun 2015
0.099
0.103
0.110
3
2.3.1.7
Perhubungan
2.3.1.7.1 Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum Indikator ini mengukur ketersediaan sarana angkutan umum yang dapat melayani masyarakat. Selama lima tahun terakhir jumlah penumpang angkutan umum di Kab. Soppeng terus mengalami peningkatan. Bahkan sepanjang tahun 2015, jumlah penumpang angkutan umum di Kab. Soppeng sebesar 214.200 penumpang. Hal ini mengindikasikan bahwa di Kab. Soppeng frekuensi arus masuk dan keluarnya penumpang cukup tinggi. No
Uraian
2011
2012
2013
2014
2015
1
Jumlah penumpang
151,200
176,400
176,400
214,200
214,200
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
151,200
176,400
176,400
214,200
214,200
Bis 2
Jumlah penumpang
Tabel 2.39 Jumlah Arus Penumpang Tahun 20112015
Kereta api 3
Jumlah penumpang Kapal laut
4
Jumlah penumpang Pesawat udara
5
Total Jumlah Penumpang
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.7.2 Rasio Ijin Trayek Selama lima tahun terakhir ijin trayek yang dikeluarkan oleh Pemda Kab. Soppeng berfluktuasi jumlahnya. Tetapi pada tahun 2015 jumlah ijin trayek sebanyak 740 ijin, ini cukup tinggi dibanding pada tahun 2014 yang sebesar 612. Berdasarkan dari nilai rasio setiap tahun selama lima tahun terakhir dapat dilihat bahwa akses penduduk terhadap layanan transportasi umum belumlah besar. NO 1 2
URAIAN Izin trayek Perkotaan Izin trayek Perdesaan
2011
2012
2013
2014
2015
-
-
-
-
-
720
675
653
612
740
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Tabel 2.40 Rasio Ijin Trayek Tahun 20112015
II - 58
NO
URAIAN
3
Jumlah Izin Trayek
4
Jumlah penduduk
5
Rasio Ijin Trayek
2011
2012
2013
2014
2015
720
675
653
612
740
243,254
246,449
249,151
250,996
251,102
0.003
0.003
0.003
0.002
0.003
Sumber : Dinas Perhubungan, Kominfo Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.7.3 Jumlah Uji Kir Angkutan Umum Jumlah uji kir di Kab. Soppeng selama periode 2011 s/d 2015 mengalami peningkatan. Bahkan pada tahun 2015 jumlah uji KIR sebanyak
1.066.hal
ini
mengindikasikan
bahwa
kemampuan
pemerintah daerah Kab. Soppeng dalam menjamin kelayakan dan keamanan alat trasportasi yang digunakan untuk layanan umum
Jumlah Uji KIR Tahun 20112015
100
100
100
%
Tabel 2.41
100
Mlh KIR 400 628 1066
38
Jml 400 38 628 1066
% 100 100 100
100
Mlh KIR 570 1008
38
400
Jml 400 570 1008
38
100 100 100
40
100
561 981
%
Mlh KIR
100 100
561
550 1008
2015
981
550 1008
380
Jml 380
100 100
40
100
100
%
Mlh KIR 421
Jml 421
100
%
Mlh KIR 520 1010
Jumlah
520
4
1010
Barang
37
Mobil
2014
37
3
40
Mobil Bus
2013
100
Penumpang
2
2012
450
Mobil
2011
40
1
Uraian
450
NO
Jml
cukup tinggi.
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.8
Pertanahan
2.3.1.8.1 Luas Lahan Bersertifikat Selama lima tahun terakhir Indikator pertanahan ini dapat memberi informasi mengenai tingkat tertib administrasi sebagai kepastian dalam kepemilikan tanah NO 1 2 3 4 5
Uraian Luas wilayah daratan Luas tanah bersertifikat HGB Luas tanah bersertifikat HGU Luas tanah bersertifikat HM Luas tanah bersertifikat HPL
2011
2012
2013
2014
2015
135,044
135,044
135,044
135,044
135,044
0
8,610
1,373
1,480
10,382
0
0
0
0
0
3,504,680
8,890,000
1,557,125
6,025,946
4,274,923
0
0
0
0
0
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Tabel 2.42 Luas Lahan Bersertifikat Tahun 20112015
II - 59
NO
Uraian
2011
2012
Total luas tanah 3,504,680 8,898,610 bersertifikat Prosentase HGB 7 0 0.000638 dibanding luas daratan Prosentase HGU 8 0 0 dibanding luas daratan Prosentase HM 9 0.26 0.66 dibanding luas daratan Prosentase HGPL 10 0 0 dibanding luas daratan Prosentase total luas 11 0.25952 0.65894 lahan bersertifikat Sumber : Badan Pertanahan Kab. Soppeng, 2015 6
2.3.1.9
Kependudukan dan Catatn Sipil
2.3.1.9.1
Laju Pertumbuhan Penduduk
2013
2014
2015
1,558,498
6,027,496
4,285,305
0.000102
0.000110
0.000769
0
0
0
0.12
0.45
0.32
0
0
0
0.11541
0.44634
0.31656
Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Soppeng selama lima tahun terakhir cukup rendah. Bahkan pada tahun 2015 laju pertumbuhan penduduk di Kab. Soppeng hanya sebesar 0,04 persen. Pertumbuhan
penduduk
menguntungkan
yang
pemerintah
cukup
Kab.
rendah
Soppeng,
ini
sangat
karena
apabila
pertumbuhan penduduk tidak terkendali makaimplikasi dari hal tersebut adalah munculnya berbagai masalah sosial ekonomi seperti kemiskinan, pertumbuhan daerah kumuh dang angka kriminalitas yang tinggi. TAHUN
JENIS KELAMIN LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
RASIO JENIS KELAMIN
LAJU PERTUMBUHAN
2011
117,644
125,610
243,254
93.66
1.33
2012
119,253
127,196
246,449
93.76
1.30
2013
120,679
128,472
249,151
93.93
1.08
2014
121,500
129,496
250,996
93.83
0.74
2015
121,617
129,485
251,102
93.92
0.04
Tabel 2.43 Perkembangan Penduduk Tahun 20112015
Sumber: Dinas Transmigrasi, Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Soppeng, 2015
Adapun laju pertumbuhan penduduk Tahun 2011-2015 seperti pada tabel berikut: NO
Fertilitas/moralitas
2011
2012
2013
2014
2015
1
Angka kelahiran kasar (CBR)
14.42
13.05
10.90
7.21
7.17
2
Angka kematian kasar (CDR)
6.16
5.35
3.65
3.15
4.65
3
Angka kematian bayi (IMR)
4.5
2.1
10
13
13.6
Sumber: Dinas Transmigrasi, Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Soppeng, 2015
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Tabel 2.44 Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 20112015
II - 60
2.3.1.9.2
Pengelompokkan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur, Penduduk Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada tabel berikut. Kelompok Umur 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+
2013 Lakilaki
2014
Perempuan
Lakilaki
2015
Perempuan
Lakilaki
Tabel 2.45
Perempuan
8308
7714
7664
7059
7466
6875
9772
9109
9371
8865
9392
8910
11773
11127
11596
10810
11448
10719
11202
10709
11534
10980
11834
11173
8780
8844
9030
9101
9162
9205
8360
8255
8164
8117
8152
8031
8882
9169
8751
8948
8717
8908
8750
9375
8666
9345
8815
9376
9773
10380
9513
10153
9555
10249
7935
8905
8573
9407
8754
9538
6521
8141
6696
8290
6710
8243
5589
7069
5783
7429
5812
7456
4870
5882
5170
6161
5008
6060
3850
5044
4131
5489
4081
5440
2936
3818
3034
3884
2976
3883
3378
4931
3824
5458
3735
5419
Pengelompokan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur Tahun 2013-2015
Sumber : Dinas Transmigrasi, Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.9.3
Pengelompokkan penduduk penduduk/geografis
berdasarkan
persebaran
Pada tahun 2015, penduduk di Kabupaten Soppeng paling banyak mendiami wilayah Kecamatan Marioriwawo sebanyak 53.072 jiwa, hal ini wajar mengingat di Kecamatan Marioriwawolah terdapat paling banyak desa dan kelurahan. Sementara itu kecamatan Citta merupakan wilayah dengan penduduk paling sedikit yaitu sebanyak 8.610 jiwa. Sementara itu kepadatan penduduk paling tinggi berada di
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 61
Kecamatan liliriaja dengan kepadatan 309 jiwa/km², wilayah dengan kepadatan paling rendah yaitu Kecamatan Marioriawa dengan kepadatan 94 jiwa/km². NO
Kecamatan
1
Tabel 2.46
Jumlah Penduduk
Luas Wilayah (km²)
MARIORIWAWO
53,072
300
177
2
LILIRIAJA
29,694
96
309
3
LILIRILAU
41,734
187
223
4
LALABATA
50,220
278
181
5
MARIORIAWA
30,106
320
94
6
DONRI DONRI
25,398
222
114
7
GANRA
12,268
57
215
8
CITTA
8,610
40
215
251,102
1,500
167
JUMLAH
Kepadatan
Pengelompokan Penduduk Berdasarkan Persebaran Penduduk Tahun 2015
Sumber : Dinas Transmigrasi, Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.9.4
Pengelompokkan Penduduk dokumen Kependudukan
Berdasarkan
Kepemilikan
Pada tahun 2015 penduduk yang memiliki KTP elektronik di Kab. Soppeng sebesar 86,40 persen yang berarti bahwa masih ada penduduk yang wajib memiliki KTP tetapi belum memiliki KTP sebesar 13,60 persen. NO
Jumlah Penduduk Menurut Kepemilikan Kecamatan
KTP
KK
Akte Lahir
Tabel 2.47 Akte Nikah
Sdh
blm
Sdh
blm
Sdh
blm
Sdh
blm
32,410
6,681
1,423
4,341
8,671
44,397
2,056
22,920
Kecamatan 19,138 2,995 6,311 2,069 5,889 23,805 1,346 Liliriaja 3 Kecamatan 27,723 4,494 8,546 3,796 6,591 35,142 843 Lilirilau 4 Kecamatan 31,896 4,712 9,994 4,091 9,764 40,455 2,638 Lalabata 5 Kecamatan 20,126 2,201 6,408 2,723 5,097 25,009 896 Marioriawa 6 Kecamatan 16,724 2,085 5,229 2,303 4,400 20,996 598 Donri-donri 7 Kecamatan 8,330 1,147 2,797 975 2,570 9,698 686 Ganra 8 Kecamatan 5,489 1,147 1,834 636 1,757 6,853 514 Citta Jumlah se161,836 25,462 42,542 20,934 44,739 206,355 9,577 kabupaten Sumber : Dinas Transmigrasi, Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja Kab. Soppeng, 2015
12,402
1 2
Kecamatan Marioriwawo
Pengelompokan Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Dokumen Tahun 2015
19,238 20,250 13,464 11,221 5,063 3,256 107,814
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 62
2.3.1.10
Pemberdayaan Perempuan dan Anak
2.3.1.10.1 Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Selama periode 2011-2015 persentase pekerja perempuan di lembaga pemerintahan menunjukkan trend yang fluktuatif dan cenderung menurun. Pada tahun 2015 persentase pekerja perempuan di lembaga pemerintah sebesar 11,05%, ini lebih rendah dibanding pada tahun 2011 yang sebesar 14,5%. Hal ini diakibatkan karena kurangnya penerimaan pegawai di lingkup lembaga pemerintah, di lain sisi jumlah pekerja perempuan terus bertambah tiap tahunnya. NO
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015
1
Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon II Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon III Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon IV Pekerja perempuan di pemerintah Jumlah pekerja perempuan
1
3
3
4
4
31
33
32
38
36
215
225
232
299
272
3826 26391
3655 37691
3741 29804
3741 29804
3934 35586
14.5
9.697
12.55
12.55
11.05
2 3 4 5 6
Persentase pekerja perempuan di lembaga pemerintah Sumber : BP2KB Kab. Soppeng, Tahun 2015
Tabel 2.48 Persentase Perempuan Di Lembaga Pemerintah Tahun 20112015
2.3.1.10.2 Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta Selama periode 2011-2015 jumlah perempuan yang bekerja di lembaga swasta berfluktuatif, dimana pada tahun 2012 jumlah perempuan yang bekerja di lembaga swasta sebesar 34.036 orang. Sementara itu pada tahun 2013 dan 2014 jumlahnya sama yakni sebanyak 26.063 orang. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah perempuan yang bekerja di lembaga swasta lebih banyak daripada yang berkerja di lembaga pemerintahan. NO 1 2 3
URAIAN Jumlah Perempuan yang Bekerja di Lembaga Swasta Jumlah pekerja perempuan
Persentase pekerja perempuan di lembaga swasta Sumber : BP2KB Kab. Soppeng, Tahun 2015
2011
2012
2013
2014
2015
Tabel 2.49
22,565
34,036
26,063
26,063
31,652
26,391
37,691
29,804
29,804
35,586
85.50
90.30
87.45
87.45
88.95
Persentase Perempuan Di Lembaga Swasta Tahun 20112015
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 63
2.3.1.10.3 Rasio KDRT Selama periode 2011-2015 jumlah KDRT di Kabupaten Soppeng mengalami peningkatan. Dimana pada tahun 2015 terdapat 21 kasus KDRT dan pada tahun 2011 terdapat 12 kasus KDRT. NO
URAIAN
1
Jumlah KDRT
2
Jumlah Rumah Tangga
3
Rasio KDRT
2011
2012
2013
2014
2015
12
16
15
8
21
56,562
56,588
56,724
56,779
56,779
0.02
0.03
0.03
0.01
0.037
Tabel 2.50 Rasio KDRT Tahun 20112015
Sumber : BP2KB Kab. Soppeng, Tahun 2015
2.3.1.11
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
2.3.1.11.1 Jumlah Penduduk Peserta KB Selama periode 5 tahun terakhir, jumlah penduduk peserta KB mengalami perubahan yang fluktuatif setiap tahunnya. Peserta KB paling banyak terjadi pada tahun 2012 yaitu sebanyak 31.055 PUS dan peserta KB paling sedikit terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 29.440 PUS. Hal ini diakibatkan karena pasangan usia subur (PUS) yang menurun tiap tahunnya begitu juga dengan peserta KB. NO
Jumlah Penduduk Peserta KB
Tahun
Tabel 2.51
PUS
Peserta KB
Tidak KB
1
2011
40,343
30,180
10,163
2
2012
40,343
31,055
9,288
3
2013
39,782
28,733
11,049
4
2014
39,860
29,440
10,420
5
2015
38,263
28,720
9,543
Jumlah Penduduk Peserta KB Tahun 20112015
Sumber : BP2KB Kab. Soppeng, Tahun 2015
2.3.1.11.2 Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I Pada tahun 2015 jumlah keluarga pra sejahtera di Kab. Soppeng sebesar 649 sedangkan keluarga sejahtera I sebasar 9.169. hal ini menunjukkan penurunan dibanding tahun 2011 diamana jumlah keluarga pra sejahtera sebesar 1.176 dan keluarga sejahtera I sebesar 10.285.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 64
NO
JUMLAH KELUARGA
Tahun
PRA S
KS I
JUMLAH
1
2011
1,176
10,285
11,461
2
2012
529
9,997
10,526
3
2013
638
10,051
10,689
4
2014
649
9,169
9,818
5
2015
649
9,169
9,818
Tabel 2.52 Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I Tahun 20112015
Sumber : BP2KB Kab. Soppeng, Tahun 2015
2.3.1.12
Sosial Beberapa realisasi capaian indikator sosial di Kab. Soppeng selama tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut. NO 1
URAIAN
2011
Sarana Sosial Seperti Panti Asuhan, Panti
2012
6
2013
2014
2015
6
6
6
6
Cacat, panti jompo dan panti rehabilitasi 2
PMKS yang memperoleh bantuan sosial (%)
5.1
5.17
6.09
6.28
8.45
3
Penanganan penyandang masalah
0.8
0.8
3.39
2.56
2.56
kesejahteraan sosial (%)
Tabel 2.53 Jumlah Penduduk Peserta KB Tahun 20112015
Sumber :Dinas Sosial Kab. Soppeng, Tahun 2015
2.3.1.13
Ketenagakerjaan
2.3.1.13.1 Angkatan Kerja Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK) adalah bagian dari penduduk usia kerja, 15 tahun keatas yang mempunyai pekerjaan selama seminggu yang lalu, baik yang bekerja maupun yang sementara tidak bekerja karena suatu sebab seperti menunggu panenan atau cuti. Di samping itu, mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan juga termasuk dalam
Tabel 2.54 Angkatan Kerja Tahun 20112014
kelompok angkatan kerja. 2011
2013
2014
LK
PR
JML
LK
PR
JML
LK
PR
JML
LK
PR
JML
62,644
37,691
100,335
62,890
35,063
97,953
58,463
29,804
88,267
59,944
35,586
95,530
URAIAN
NO 1.
2012
Angkatan Kerja
a
Bekerja
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 65
2011
2014 JML 2,381 97,911
PR 829 36,415
LK 1,552 61,496
JML 6,194 94,461
PR 2,767 32,571
LK 3,427 61,890
JML 6,423 104,376
PR 4,355 39,418
LK 2,068 64,958
JML 5,461 105,796
PR 2,018 39,709
12,841 44,957 14,310 72,108 57.59 2.43
170,019
6,839 44,300 4,808 55,947 39.43 2.28
92,362
6,002 657 9,502 16,161 79.19 2.52
77,657
10,867 44,882 14,867 70,616 57.22 6.56
165,077
6,356 44,696 6,360 57,412 36.20 8.50
89,983
4,511 186 8,507 13,204 82.42 5.54
75,094
2,332 42,966 18,531 63,829 62.05 6.15
168,205
1,116 42,364 8,650 52,130 91,548
1,216 602 9,881 11,699 76,657
7,240 42,078 12,293 61,611 167,407
4,419 41,708 5,455 51,582
43.06
(TPT)
11.05
Tingkat Pengangguran Terbuka
84.74
Kerja (TPAK)
3.18
Tingkat Partisipasi Angkatan
63.20
(ii)
5.16
Jumlah Penduduk Usia Kerja (i) +
43.50
Kerja
5.08
Jumlah Penduduk Bukan Angkatan
91,291
370 6,838
Lainnya
10,029
Mengurus RT
76,116
b
86.82
Sekolah
5.21
a
2,821
Bukan Angkatan Kerja
c
4.
66,087
3,443
LK
NO
Pengangguran
Jumlah Penduduk Angkatan Kerja
3.
2013
URAIAN
b
2.
2012
Sumber : Dinas Transmigrasi, Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.14
Koperasi Usaha Kecil dan menegah
2.3.1.14.1 Persentase Koperasi Aktif Selama periode 2011-2015, jumlah koperasi di Kabupaten Soppeng terus mengalami peningkatan. Tetapi dilain sisi jumlah koperasi yang aktif terus menurun, bahkan pada tahun 2015 jumlah koperasi yang aktif hanya sebanyak 177 koperasi dari jumlah koperasi yang sebanyak 199. Sehingga persentase koperasi yang aktif
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 66
pada tahun 2015 hanya sebesar 88,94 persen. Hal ini menunjukkan bahwa partisipatif penduduk terhadap kegiatan ekonomi daerah harus lebih ditingkatkan lagi, dengan mengaktifkan kembali koperasi yang ada melalui pengawasan dan pembinaan. NO
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015
1
Jumlah koperasi aktif
185
186
190
191
177
2
Jumlah koperasi
192
193
197
197
199
3
Persentase koperasi aktif
96.35
96.37
96.45
96.95
88.94
Tabel 2.55 Koperasi Aktif Tahun 2011-2015
Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan pPerdagangan Kab. Soppeng, Tahun 2015
2.3.1.14.2 Jumlah UKM non BPR/LKMUKM Selama periode 2011 s/d 2015 jumlah UKM di Kab. Soppeng sebanyak 1.341. sedangkan jumlah UKM non BPR/LKM sebanyak 6. NO
URAIAN
2012
2013
2014
2015
Tabel 2.56
1,016
1,338
1,341
1,341
Jumlah UKM non BPR/LKMUKM Tahun 20122015
1
Jumlah seluruh UKM
2
Jumlah BPR/LKM
0
0
0
0
3
Jumlah UKM non BPR/LKM
7
6
6
6
Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.15
Penanaman Modal
2.3.1.15.1 Jumlah Investor Berskala Nasional Jumlah investor berskala nasional adalah jumlah segala bentuk penanaman modal, baik oleh penanam modal dalam negeri (PMDN) maupun penanam modal asing (PMA) untuk melakukan usaha. Penanaman Modal Dalam Negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usahayang di lakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang di lakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penaman modal dalam negeri. Selama periode 2011 s/d 2015 jumlah investor di Kab. Soppeng mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2012 hanya terdapat 1
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 67
investor sedangkan pada tahun 2015 jumlah investor sebanyak 69. Investor yang menanam modal di Kab. Soppeng selama periode tersebut berasal dari dalam negeri. Tahun
URAIAN
PMDN
PMA
Total
Tabel 2.57
2011
Jumlah Investor
-
-
-
2012
Jumlah Investor
1
-
1
Jumlah UKM non BPR/LKMUKM Tahun 20112015
2013
Jumlah Investor
47
-
47
2014
Jumlah Investor
39
-
39
2015
Jumlah Investor
69
-
69
Sumber : Kantor Pelayanan Terpadu Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.15.2 Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional Jumlah nilai investasi berskala nasional merujuk pada besaran rupiah dari proyek-proyek penanaman modal yang di investasikan baik PMDN maupun PMA selama 1 (satu) tahun. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional pemerintah menjamin kelangsungan iklim investasi melalui perangkat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Persetujuan Tahun
Realisasi Jumlah
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
2012
1
963,300,000
1
963,300,000
2013
47
65,384,931,838
47
65,384,931,838
2014
39
66,376,553,554
39
66,376,553,556
2015
69
385,178,328,656
69
385,678,328,656
Proyek
Nilai Investasi
Tabel 2.58 Jumlah Investasi Tahun 20122015
Sumber : Kantor Pelayanan Terpadu Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.15.3 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Selama periode 5 tahun terakhir, rasio daya serap tenaga kerja menunjukkan trend yang berfluktuatif. Tetapi pada tahun 2015 terjadi peningkatan dimana daya serap tenaga kerja sebesar 3,61. Hal ini menunjukkan bahwa setiap 1 perusahaan dapat menyerap 3 s/d 4 tenaga kerja.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 68
NO
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015
Tabel 2.59
315
400
535
540
721
Rasio Daya Serap Tahun 20112015
Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada
1
perusahaan PMA/PMDN
2
Jumlah seluruh PMA/PMDN
133
180
189
196
200
3
Rasio daya serap tenaga kerja
2.37
2.22
2.83
2.76
3.61
Sumber : Dinas Transduknaker, 2015
2.3.1.16
Kebudayaan
2.3.1.16.1 Realisasi Capaian Indikator Kebudayaan Frekuensi penyelenggaraan festival seni budaya pada tahun selama periode 2011-2015 mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2015 sebanyak 10 kali dan pada tahun 2011 sebanyak 5 kali. NO
URAIAN Frekuensi Penyelenggaraan Festival Seni
1
dan Budaya Sarana Penyelenggaraan Seni dan
2
Budaya Benda Situs dan Kawasan Cagar Budaya
3
Yang Dilestarikan
2011
2012
2013
2014
2015
Tabel 2.60
5 kali
14 kali
14 kali
8 kali
10 kali
5 buah
7 buah
7 buah
8 buah
5 buah
Realisasi Capaian Indikator Kebudayaan Tahun 20112015
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
Sumber :Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Soppeng, Tahun 2015
2.3.1.17
Pemuda dan Olahraga
2.3.1.17.1 Jumlah Organisasi Pemuda Banyaknya
jumlah
organisasi
pemuda
menggambarkan
kapasitas pemerintah daerah dalam memberdayakan masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan. Selama lima tahun terakhir jumlah organisasi pemuda di Kab. Soppeng sebanyak 23 organisasi. NO
Kecamatan
2011
2012
2013
2014
2015
22
23
23
23
23
Marioriwawo
-
-
-
-
-
3
Marioriawa
-
-
-
-
-
4
Lilirilau
-
-
-
-
-
5
Liliriaja
-
-
-
-
-
6
Donri-donri
-
-
-
-
-
7
Citta
-
-
-
-
-
8
Ganra
-
-
-
-
-
1
Lalabata
2
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Tabel 2.61 Jumlah Organisasi Pemuda Tahun 2011-2015
II - 69
NO
Kecamatan Se-Kabupaten
2011
2012
2013
2014
2015
22
23
23
23
23
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng,2015
2.3.1.17.2
Jumlah Organisasi Olahraga Banyaknya
jumlah
organisasi
olahraga
menggambarkan
kapasitas pemerintah daerah dalam memberdayakan masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan daerah khususnya dalam menciptakan pelayanan penunjang di bidang olahraga. Selama lima tahun terakhir jumlah organisasi olahraga di Kab. Soppeng sebanyak 20. NO
Kecamatan
2011
2012
2013
2014
2015
20
20
20
20
20
1
Lalabata
2
Marioriwawo
-
-
-
-
-
3
Marioriawa
-
-
-
-
-
4
Lilirilau
-
-
-
-
-
5
Liliriaja
-
-
-
-
-
6
Donri-donri
-
-
-
-
-
7
Citta
-
-
-
-
-
8
Ganra Se-Kabupaten
Tabel 2.62 Jumlah Organisasi Olahraga Tahun 2011-2015
-
-
-
-
-
20
20
20
20
20
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng,2015
2.3.1.17.3
Jumlah kegiatan Kepemudaan Banyaknya jumlah kegiatan kepemudaan menggambarkan
tingginya
antusiasme
pemuda
untuk
berperan
serta
dalam
pembangunan daerah. Dengan jumlah kegiatan kepemudaan yang tinggi merupakan indikator efektifitas keberadaan organisasi pemuda dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah NO
Kecamatan
2011
2012
2013
2014
2015
1
Lalabata
1
1
2
2
2
2
Marioriwawo
-
-
-
-
-
3
Marioriawa
-
-
-
-
-
4
Lilirilau
-
-
-
-
-
5
Liliriaja
-
-
-
-
-
6
Donri-donri
-
-
-
-
-
7
Citta
-
-
-
-
-
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Tabel 2.63 Jumlah Kegiatan Kepemudaan Tahun 20112015
II - 70
NO 8
Kecamatan
2011
2012
2013
2014
2015
Ganra
-
-
-
-
-
Se-Kabupaten
1
1
2
2
2
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng,2015
2.3.1.17.4
Jumlah Kegiatan Olahraga Banyaknya
jumlah
kegiatan
olahraga
menggambarkan
tingginya antusiasme organisasi olahraga di daerah untuk berperan serta dalam pembangunan daerah. Dengan jumlah kegiatan olah raga yang tinggi merupakan indikator efektifitas keberadaan organisasi olahraga dalam penyelenggaraan pemerintahandaerah. NO
Kecamatan
2011
2012
2013
2014
2015
Tabel 2.64 Jumlah Kegiatan Olahraga Tahun 2011-2015
1
Lalabata
2
2
5
3
3
2
Marioriwawo
-
-
-
-
-
3
Marioriawa
-
-
-
-
-
4
Lilirilau
-
-
-
-
-
5
Liliriaja
-
-
-
-
-
6
Donri-donri
-
-
-
-
-
7
Citta
-
-
-
-
-
8
Ganra
-
-
-
-
-
Se-Kabupaten
2
2
5
3
3
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Soppeng,2015
2.3.1.18
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Selama lima tahun terakhir rasio jumlah Pol PP per 10.000 penduduk mengalami penurunan, dimana pada tahun 2011 rasio ini sebesar 3,17 tetapi pada tahun 2015 yang sebesar 2,39. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2015 tiap 10.000 penduduk terdapat 2 pol PP. Rasio ini masih rendah dibanding dengan standar yang ditetapkan oleh mendagri. Penurunan nilai rasio ini juga terjadi diakibatkan oleh berkurangnya jumlah POL PP. Berikut adalah rasio jumlah polisi pamong praja:
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 71
NO 1
URAIAN
2011
Jumlah polisi pamong praja
3
Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk
2014
2015
247
242
208
228
77
77
72
62
60
179
170
170
146
168
243,254
246,449
249,151
250,996
251,102
3.17
3.12
2.89
2.47
2.39
-Non PNS Jumlah penduduk
2013
256
- PNS
2
2012
Tabel 2.65 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Tahun 2011-2015
Sumber : Kantor Polisi Pamong Paraja
Sementara, Rasio jumlah siskamling adalah:
Rasio 1.54
4.50
2.25
3.88
9.00
8.40
Rasio Jumlah Siskamling Tahun 2011-2015
6.89 5.56
7.50
Jml Desa 10 12 8 4 10 13 9 70
4
Jml siskamling
Jmlh Desa
Rasio
84 108 31 9 45 20 62 389
30
8.40
10 12
9.00 3.88
8 4
2.25 4.50
10 13
1.54 7.50
4 9
Tabel 2.66
6.89
70
2015
5.56
Rasio
Jml siskamling 84 108 31 9 45 20 62 389
30
Jml Desa 10
8.00 8.50
12 8
3.38 2.50
4 10
4.00 1.69
13 4
7.75
9
6.44
70
58
2014
5.29
Rasio
Jml siskamling 80 102 27 10 40 22
Jml Desa
370
31
8.00
10 12
8.50 3.38
8 4
2.50 4.00
10 13
1.69 7.75
9
6.44
70
4
2013
5.29
Jml siskamling 40
10
27
102
80
Rasio
Jml Desa 9 70
22
98 24 12 37 21 24 50 341
31
Jumlah se-Kabupaten
58
9
370
Kecamatan Donri-donri
7.50
8
8.17
Kecamatan Citta
3.00
7
3.00
Kecamatan Marioriwawo
3.70
6
1.62
Kecamatan Marioriawa
6.00
5
5.56
Kecamatan Ganra
2012
4.87
4
10
Kecamatan Liliriaja
12
3
8
Kecamatan Lilirilau
4
2
10
Kecamatan Lalabata
75
1
13
Kecamatan
4
NO
Jml siskamling
2011
Sumber :
Rasio jumlah linmas tahun 2011-2015 seperti berikut: NO
URAIAN
1
Jumlah Linmas
2
Jumlah Penduduk
3
Rasio jumlah Linmas per 10.000 penduduk
2011
2012
2013
2014
2015
433
433
433
433
433
243,254
246,449
249,151
250,996
251,102
17.80
17.57
17.38
17.25
17.24
Tabel 2.67 Rasio Jumlah Linmas Tahun 2011-2015
Sumber : Badan Kesatuan Bangsa Polituk dan Perlindungan Masyarakat
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 72
2.3.1.19
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
2.3.1.19.1 Kelompok Binaan LPM Kelompok binaan LPM adalah kelompok masyarakat yang dibina oleh LPM sebagai mitra pemerintah desa atau kelurahan dalam mewujudkan
aspirasi
dan
kebutuhan
masyarakat
di
bidang
pembangunan. 2014 NO
Kecamatan
Jumlah LPM
2015
Jumlah Kelompok Binaan
Rata-rata Jumlah binaan LPM
Jumlah LPM
Jumlah Kelompok Binaan
Ratarata Jumlah LPM
1
Marioriwawo
304
3
0.01
304
13
0.04
2
Liliriaja
205
2
0.01
205
8
0.04
3
Lilirilau
333
2
0.01
333
12
0.04
4
Lalabata
260
2
0.01
260
10
0.04
5
Marioriawa
226
2
0.01
226
10
0.04
6
Donri-donri
239
2
0.01
239
9
0.04
7
Ganra
76
2
0.03
76
4
0.05
8
Citta
89
2
0.02
89
4
0.04
9
Jumlah seKabupaten
1732
17
0.01
1732
70
0.04
Tabel 2.68 Kelompok Binaan LPM Tahun 2014-2015
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.19.2 Kelompok Binaan PKK 2014 NO
Kecamatan
Jumla h PKK
1
Marioriwawo
2 3
2015 Rata-
Jumlah Kelompo k Binaan
rata
Jumla
Jumlah
h PKK
PKK
13
2
0.15
Liliriaja
8
2
Lilirilau
12
2
4
Lalabata
10
5
Marioriawa
10
6
Donri-donri
7 8 9
Jumlah se-Kabupaten
Rata-
Jumlah Kelompo k Binaan
rata Jumlah
Tabel 2.69 Kelompok Binaan LPM Tahun 2014-2015
PKK
13
2
0.15
0.25
8
2
0.25
0.17
12
2
0.17
2
0.2
10
2
0.2
2
0.2
10
2
0.2
9
2
0.22
9
2
0.22
Ganra
4
1
0.25
4
1
0.25
Citta
4
1
0.25
4
1
0.25
70
14
0.2
70
14
0.2
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab. Soppeng, 2015
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 73
2.3.1.19.3 Jumlah LSM yang Aktif Besarnya jumlah LSM aktif akan menggambarkan kapasitas yang dimiliki oleh daerah untuk mewujudkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah sebagai upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat daerah. NO
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015
1
Jumlah LSM terdaftar
36
30
21
39
41
2
Jumlah LSM tidak aktif
0
0
0
0
0
3
Jumlah LSM aktif (1-2)
36
30
21
39
41
Tabel 2.70 Kelompok Binaan LPM Tahun 2011-2015
Sumber : Badan Kesatuan Bangsa, Politik, Perlindungan Masyarakat Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.20
Komunikasi dan Informasi Selama lima tahun terakhir jumlah jaringan telepon genggam di Kab. Soppeng sebanyak 5 jaringan sedangkan jaringan telepon stationer sebanyak 1 jaringan. NO 1
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015
5
5
5
5
5
stationer
1
1
1
1
1
Total jaringan
6
6
6
6
6
Jumlah jaringan telepon genggam
2 3
Jumlah jaringan telepon
Tabel 2.71 Jumlah Jaringan Komunikasi Tahun 20112015
komunikasi (1+2) Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Soppeng, 2015
2.3.1.21
Perpustakaan Indikator ini mengukur jumlah perpustakaan yang merupakan sebuah sarana bagi penduduk untuk mengakses informasi, baik dalam bentuk cetakan, maupun dalam bentuk digital. Selama lima tahun terakhir jumlah perpustakaan di Kabupaten Soppeng tidak bertambah hanya sebesar 1 unit diluar perpustakaan yang berada di sekolah dan desa/kelurahan. Sementara itu pengunjung pada perpustakaan mengalami peningkatan dimana pada tahun 2015 terdapat 3.693 pengunjung meningkat sebesar 42,53 persen dibanding tahun 2014 yang sebesar 2591.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 74
NO
URAIAN
1
Jumlah perpustakaan milik Pemerintah Daerah (Pemda) Jumlah pengunjung perpustakaan milik Pemerintah Daerah (Pemda) Jumlah Perpustakaan milik non Pemda
2 3 4 5
Jumlah pengunjung perpustakaan milik non Pemda Total Perpustakaan (1+3)
6
Total Perpustakaan (2+4)
2011
2012
2013
2014
2015
1
1
1
1
1
3544
2874
2663
2591
3693
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
3544
2874
2663
2591
3693
Tabel 2.72 Jumlah dan Pengunjung Perpustakaan Tahun 20112015
Sumber : Kantor Perpustakaan Daerah Kab. Soppeng, 2015
2.3.2 2.3.2.1
Fokus Urusan Pilihan Pertanian Kabupaten Soppeng merupakan penghasil beras utama di Sulawesi Selatan, pada tahun 2012 jumlah produksi padi sebanyak 267.188 ton dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan produksi dibanding tahun 2012 dengan produksi sebanyak 275.164 ton sedangkan untuk tahun 2015 produksinya sebesar 227.708 ton, untuk data perkembangan produksi padi Kabupaten Soppeng selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Uraian
2011
2012
2013
2014
2015
Luas Tanam (Ha)
44,898
42 209
50,139
49,468
47,083
Luas Panen (Ha)
45,234
45,786
48,567.000
50,859
38,869
Produksi (ton)
281,692
267,188
275,164
299,367
227,708
6.23
5.84
5.67
5.89
5.86
Produktivitas (Ton/Ha)
Tabel 2.73 Perkembangan Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Tahun 2011-2015
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Soppeng, 2015
2.3.2.2
Kehutanan dan Perkebunan Perkebunan di kabupaten soppeng merupakan salah satu potensi yang dapat menunjang tingkat pertumbuhan ekonomi kabupaten soppeng sesudah produk tanaman pangan . Salah satu potensi perkebunan yang berhasil dikembangkan di kabupaten soppeng dan dapat meningkatkan taraf hidup petani adalah kakao. Uraian Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton)
2011 15,542.23 9,632.40
2012
2013
2014
2015
17,857.14
17,898.39
18,875.00
18,833.72
13,563.92
10,775.29
11,577.00
12,345.39
Sumber : Dinas Kehutanan & Perkebunan Kab. Soppeng, Tahun 2015
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Tabel 2.74 Luas Lahan dan Produksi Kakao Tahun 20112015
II - 75
Selain Kakao, tanaman perkebunan lain yaitu tembakau yang pernah menjadi primadona petani pada beberapa tahun silam. Dapat digambarkan dalam tabel berikut ini : Uraian
2011
2012
2013
2014
2015
10
300
146,05
146,05
146,05
24,59
13,56
45,37
45.38
45.37
Luas Lahan (Ha) Produksi (ton)
Tabel 2.75 Luas Lahan dan Produksi Tembakau Tahun 20112015
Sumber : Dinas Kehutanan & Perkebunan Kab. Soppeng, Tahun 2015
Kabupaten soppeng memiliki wilayah hutan lindung, hutan konservasi dan hutan produksi. Untuk hutan produksi memiliki hutan Rimba campuran didalamnya terdapat Kayu non HPH dan kayu hitam, kemudian hutan jati yang didalamnya terdapat kayu non HPH dan kayu hutan. Potensi hasil hutan bukan kayu di kabupaten soppeng sangat melimpah ruah seperti rotan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, namun belum dikelolah secara maksimal. Dapat dilihat Luas Luas Kawasan Hutan dalam tabel berikut ini : Nama Kawasan
Tabel 2.76
Luas Lahan (Ha)
Hutan Lindung
33.359
Hutan Produksi
11.465
Hutan Wisata
Luas Luas Kawasan Hutan Tahun 2015
1.381
Luas Lahan Keseluruhan
46.205
Sumber : Dinas Kehutanan & Perkebunan
Kabupaten pengembangan
Soppeng sutra
juga
yang
memiliki
sempat
potensi
menjadi
dalam
primadona
hal di
Kab.Soppeng. Uraian Sutra (Ha) Produksi Kokon (Kg) Produksi Benang (Kg)
2011
2012
2013
2014
84.46
96
96
114
13,668.72
4,697.00
15,173.00
10,950.00
1,705.06
671.00
2,162.00
1,564.00
Tabel 2.77 Produksi Kokon Tahun 20112014
Sumber : Dinas Kehutanan & Perkebunan
2.3.2.3
Pariwisata Kabupaten Soppeng merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang handal di Sulawesi Selatan, terutama sebagai daerah tujuan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 76
wisata alam dan budaya disamping wisata sejarah, kepurbakalaan dan ziarah yang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik manca negara maupun nusantara yang diminati oleh masyarakat dan ramai dikunjungi pada hari libur dan hari raya. Dapat digambarkan bahwa jumlah pengunjung pada kawasan pariwisata di kabupaten soppeng pada priode tahun 2011 – 2015 sebagai berikut : pada tahun 2011 sebanyak 306.831 orang dengan penerimaan sebanyak Rp.1.650.097.000, dan pada tahun 2012 jumlah pengunjung sebesar 262.941 orang dengan penerimaan sebanyak Rp.1.920.843.000, demikian juga pada tahun 2013 jumlah pengunjung melonjak menjadi 307.995 orang dengan penerimaan sebanyak Rp.1.542.226.000, sedangkan pada tahun 2014 jumlah pengunjung tercatat sebanyak 202.179 orang dengan penerimaan sebanyak Rp.1.473.280.000. Namun pada tahun 2015 terjadi penurunan pengunjung
hanya
185.180
orang
,
begitupun
penerimaan
Rp.1.306.192.000 saja. Hal ini disebabkan oleh sumberdaya pengelola yang dimiliki masih terbatas dan belum optimal begtu pula sarana dan prasarana pendukung yang ada belum memadai serta tak kalah pentingnya pembangunan dan pengembangan objek wisata didaerah lain semakin banyak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Uraian Jumlah Pengunjung (orang) Jumlah Penerimaan PAD (Rp) Target PAD (Rp)
2011
2012
2013
2014
2015
306,831
262,941
307,995
202,179
185,180
1.650.097.000
1.920.843.000
1.542.226.000
1.473.280.000
1.306.192.000
2.000.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
1.625.000.000
1.625.000.000
Tabel 2.78 Jumlah Pengunjung Objek Wisata Kab. Soppeng Tahun 20112015
Sumber : Dinas Pariwisata & Kebudayaan
2.3.2.4
Perikanan dan Peternakan Pemeliharaan ternak di Kabupaten Soppeng masih dalam skala rumah tangga, usaha pemeliharaan ternak merupakan usaha sampingan untuk menambah pendapatan.Terdapat 3 (tiga) kelompok
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 77
jenis ternak yang dikembangkan oleh masyarakat di Kabupaten Soppeng, pertama adalah ternak besar yakni sapi, kerbau dan kuda, kedua adalah ternak kecil yakni kambing serta ketiga adalah jenis unggas berupa ayam dan itik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Kelompok Jenis Ternak Sapi Kerbau Kuda Kambing
2011
2012
2013
2014
2015
23.423
28.258
30.745
30.25
41.327
115
63
102
96
105
4.645
5.261
5.424
6.236
6.860
10.585
11.837
12.264
13.486
21.829
Tabel 2.79 Populasi Ternak Besar Tahun 2011-2015
Sumber : Dinas Peternakan & Perikanan
Untuk polulasi unggas tahun 2011 hingga 2015 seperti pada tabel berikut: Tahun/Ekor
Kelompok Jenis Ternak Ayam petelur Ayam ras/potong Ayam buras Itik
2011
2012
2013
Tabel 2.80 2014
2015
194.544
195.908
198.066
267.208
509.095
55.613
51.437
51.722
54.601
64.043
564.905
585.335
545.407
597.389
657.128
94.881
97.391
96.324
106.328
116.691
Populasi Unggas Tahun 20112015
Sumber : Dinas Peternakan & Perikanan
Salah satu sektor yang mendukung pencapaian ketahan pangan nasional yang terdapat di kabupaten soppeng adalah sector perikanan .Potensi produksi ikan pada umumnya berasal dari penangkapan ikan perairan umum yang menggunakan alat tradisional dan beroperasi di danau, rawa maupun sungai. Produksi ikan segar pada tahun 2011 dicapai sebesar 3.001 ton dengan luas areal penangkapan 3.056 Ha dengan nilai produksi sebesar .48.400.000, juta namun pada tahun 2012 produksi ikan turun menjadi 2.501,6 ton dengan luas areal penangkapan 3.056 Ha dengan nilai produksi sebesar 39.514.000 juta dan selanjutnya pada tahun 2013 produksi ikan sebesar 3.096,6 ton dengan luas areal penangkapan 3.056 Ha, nilai produksi sebesar 42.22.000 juta dan pada tahun 2014 mampu mencapai produksi ikan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 78
sebesar 3.119,0 ton dengan luas areal 3.056 Ha serta nilai produksi 55.441.363 juta Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Uraian
2011
2012
2013
2014
3.001
2.501,6
3.096,6
3.119,0
3.056
3.056
3.056
3.056
48.400.000
39.514.000
42.22.000
55.441.363
Produksi Ikan (ton) Luas Areal Penangkapan (Ha) Nilai produksi (Juta Rp)
Tabel 2.81 Produksi Ikan Tahun 20112014
Sumber : Dinas Peternakan & Perikanan
2.3.2.5
Perindustrian dan Perdagangan Pertumbuhan Industri Pengolahan di Kabupaten Soppeng cukup menggembirakan pada tahun 2011 jumlah unit usaha mencapai sejumlah 3.626 unit dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 3.639 unit dan tahun 2013 mencapai 3.659 unit selanjutnya pada akhir tahun 2014 sebesar 3.666 unit. Industri pengolahan tersebut tersebar di seluruh wilayah kecamatan, industry pengolahan yang paling dominan adalah industri rumah tangga seperti industri gula merah, rokok, industri roti, es batu, abon ikan dan kripik pisang dan kripik lainnya. Begitupun penyerapan tenaga kerja disektor industri pada tahun 2011 sebesar 12.838 orang dan pada akhir tahun 2014 sudah mencapai 13.227 orang. Demikian
pula
investasi
disektor
industri
mengalami
peningkatan dimana pada tahun 2011 sebesar Rp. 37.738.097.000 dan pada tahun 2012 sebesar Rp.37.470.840,- selanjutnya pada tahun 2013 mencapai sebesar Rp.41.422.452 serta pada akhir tahun 2014 sudah mampu mencapai Rp. 41.713.957.000. sebagaimana dapat digambarkan dalam tabel berikut ini. Uraian
2011
Perusahaan (Unit) Tenaga Kerja (Orang) Nilai Investasi (Ribu Rupiah)
2012
2013
2014
3.626
3.639
3.659
3.666
12.838
12.97
13.171
13.227
37.738.097
37.470.840
41.422.452
41.713.957
Tabel 2.82 Jumlah Perusahaan, Tenaga kerja dan Nilai Investasi Tahun 2011-2014
Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Soppeng, 2015
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 79
2.4
Aspek Daya Saing Daerah
2.4.1
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
2.4.1.1
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Angka konsumsi RT per kapita selama lima tahun terakhir terus mengalami
peningkatan,
dimana
pada
tahun
2015
sebesar
Rp.23.944.000,- meningkat sebesar 41 persen dibanding tahun 2011. NO 1
URAIAN
2
Total Pengeluaran RT Jumlah RT
3
Rasio
2011
2012
2013
2014
960,988,380,000
1,066,683,800,000
1,168,514,400,000
1,359,516,376,000
56,562
56,588
56,724
56,779
16,990,000
18,850,000
20,600,000
23,944,000
Tabel 2.83 Konsumsi rumah tangga Per Kapita Tahun 20112014
Sumber : Data Hasil Pengolahan
2.4.1.2
Nilai Tukar Petani Selama lima tahun terakhir nilai NTP Tanaman Pangan Kabupaten Soppeng menunjukkan tern yang berfluktuatif. Dimana nilai NTP yang paling besarpada tahun 2014 sebesar 101,2 sedangkan yang paling kecil pada tahun 2011 sebesar 97,4. NO
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015
1
Indeks yang diterima petani (lt)
101.3
109.6
109.7
117.6
112.2
2
Indeks yang dibayar petani (lb)
104
110.9
109.3
116.2
112.3
3
NTP
97.4
98.83
100.4
101.2
99.91
Tabel 2.84 Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTP) Tahun 20112015
Sumber : Dianas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Soppeng, 2015
Pada tahun 2015 Nilai Tukar Petani (NTP) di Kabupaten Soppeng sebesar 99,91. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan tukar produk (komoditas) yang dihasilkan/ dijual petani pada tahun 2015 masih lebih rendah dibandingkan produk yang dibutuhkan oleh petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga. Di tingkat kecamatan, kecamatan yang paling tinggi nilai NTPnya adalah kecamatan Ganra dengan nilai 104 sedangkan Kecamatan dengan nilai NTP yang rendah adalah Kacamatan Marioriwawo dengan nilai NTP 95,6.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 80
1
Kecamatan lalabata
INDEKS YANG DITERIMA PETANI (It) 109.6
2
Kecamatan Liliriaja
114.4
112.3
101.9
3
Kecamatan Lilirilau
111.6
111.3
100.3
108.7
113.7
95.6
112.2
111.4
100.7
112.8
110.6
102.0
NO
4 5 6
URAIAN
Kecamatan Marioriwawo Kecamatan Marioriawa Kecamatan Donridonri
INDEKS YANG DIBAYAR PETANI (Ib) 112.1
RASIO 97.8
7
Kecamatan Ganra
113.8
109.4
104.0
8
Kecamatan Citta
112.6
112.3
100.3
Kabupaten Soppeng
112.2
112.3
99.91
Tabel 2.85 Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTP) Tahun 2015
Sumber : Dianas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Soppeng, 2015
2.4.2
Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur
2.4.2.1
Aksesibilitas Daerah
2.4.2.1.1 Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan dihitung untuk mengetahui tingkat ketersediaan sarana jalan dapat memberi akses tiap kendaraan.Selama lima tahun terakhir rasio panjang jalan per jumlah kendaraan di Kab. Sopeng terus mengalami penurunan. Dimana pada tahun 2015 sebesar 35,05, menurun disbanding tahun 2014 yang sebesar 38,48. Hal ini diakibatkan oleh panjang jalan yang tidak bertambah secara signifikan, di sisi lain jumlah kendaraan yang
Tabel 2.86 Rasio Panjang Jalan Per Jumlah Kendaraan Tahun 20112015
bertambah setiap tahunnya. NO 1 2 3
URAIAN Panjang Jalan (KM) Jumlah Kendaraan (UNIT) Rasio
2011
2012
2013
2014
2015
1,004.441
1,025.050
1,025.050
1,033.919
1,035.969
19,602
21,780
24,200
26,872
29,559
0.05
0.05
0.04
0.04
0.04
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kab. Soppeng, 2015
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 81
2.4.2.1.2 Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum Selama lima tahun terakhir jumlah orang dan yang terangkut angkutan umum terus mengalami peningkatan. Dimana tahun 2015 jumlah orang yang terangkut sebanyak 858.240 orang, sedangkan jumlah barang sebanyak 395.640 ton. NO
URAIAN
Satuan
2011
2012
2013
2014
2015
1
Jumlah orang
Orang
698,400
698,400
820,800
881,280
858,240
2
Jumlah barang
Ton
298,800
298,620
302,400
321,400
395,640
Tabel 2.87 Jumlah Orang dan Barang Terangkut Angkutan Umum Tahun 2011-2015
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kab. Soppeng, 2015
2.4.2.2
Penataan Ruang
2.4.2.2.1 Luas Wilayah Produktif Luas wilayah produktif adalah persentase realisasi luas wilayah produktif terhadap luas rencana kawasan budidaya sesuai RTRW. Selama periode 5 tahun terakhir rasio luas wilayah produktif di Kabupaten Soppeng mengalami peningkatan yakni 0,51 pada tahun 2011 meningkat menjadi 0,56 pada tahun 2015. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan ekonomi Kabupaten Soppeng cukup baik. NO 1 2 3
URAIAN Luas wilayah produktif (Ha) Luas seluruh wilayah Budidaya (Ha) Rasio
2011
2012
2013
2014
2015
46,718.77
46,718.77
49,177.66
51,765.95
51,765.95
91,873.60
91,873.60
91,873.60
91,873.60
91,873.60
0.51
0.51
0.54
0.56
0.56
Tabel 2.88 Luas Wilayah Produktif Tahun 2011-2015
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015
2.4.2.2.2 Luas Wilayah Kebanjiran Berdasarkan RTRW Kabupaten Soppeng wilayah kebanjiran merupakan daerah aliran sungai WalanaE, sehingga luas wilayah kebanjiran di Kabupaten Soppeng selama 5 tahun terakhir tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 0,33.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 82
NO
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015
Tabel 2.89
1
Luas wilayah kebanjiran
30,074.03
30,074.03
30,074.03
30,074.03
30,074.03
2
Luas seluruh wilayah
91,873.60
91,873.60
91,873.60
91,873.60
91,873.60
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
budidaya 3
Rasio
Rasio Luas Wilayah Kebanjiran Tahun 2011-2015
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015
2.4.2.2.3 Luas wilayah Perkotaan Berdasarkan RTRW Kabupaten Soppeng wilayah perkotaan di Kabupaten Soppeng selama 5 tahun terakhir tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 0,10. NO
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015
Tabel 2.90
1
Luas wilayah Perkotaan
9,564.79
9,564.79
9,564.79
9,564.79
9,564.79
2
Luas seluruh wilayah
91,873.60
91,873.60
91,873.60
91,873.60
91,873.60
0.10
0.10
0.10
0.10
0.10
budidaya 3
Rasio
Rasio Luas Wilayah Perkotaan Tahun 2011-2015
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Soppeng, 2015
2.4.2.3
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, administrasi Keuangan daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
2.4.2.3.1 Fasilitas Bank non Bank Selama periode 2012-2015 jumlah bank umum di Kabupaten Soppeng mengalami peningkatan. Dimana pada tahun 2015 jumlah bank di Kabupaten Soppeng sebanyak 26 yang terdiri dari 25 Bank Konvensional dan 1 Bank Syariah. Hal ini menunjukkan bahwa sudah terdapat fasilitas yang memudahkan penduduk melakukan transaksi keuangan. NO
Sektor
TAHUN 2012
2013
2014
Tabel 2.91
2015
1
Bank Umum
24
22
25
26
1.1.
Konvensional
24
22
25
25
1.2.
Syariah
1
Jenis dan Jumlah Bank dan Cabangnya Tahun 20122015
Sumber :
2.4.2.3.2 Ketersediaan Restoran Selama periode 2011-2015 jumlah usaha rumah makan di Kabupaten Soppeng tidak bertambah secara signifikan. Dimana pada
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 83
tahun 2015 jumlah rumah makan sebanyak 33 unit, yang hanya bertambah 3 unit dibanding pada tahun 2011 yang sebanyak 30 unit. Meskipun demikian, jumlah kursi dirumah makan pada periode tersebut
terus
bertambah.
Ini
menunjukkan
bahwa
jumlah
pengunjung rumah makan tiap tahun terus meningkat. Tabel 2.92
Jml Usaha
Jml Kursi
Jml Usaha
Jml Kursi
Jml Usaha
Jml Kursi
2015
Jml Kursi
Usaha restoran golongan tertinggi 2 Usaha restoran golongan menengah 3 Usaha restoran golongan terendah 4 Usaha rumah makan kelas A 5 Usaha rumah makan kelas B 6 Usaha rumah makan kelas C 7 Usaha rumah makan kelas D 8 Usaha rumah makan kelas 9 Jenis usaha restoran 10 Jenis usaha rumah makan Sumber :
2014
Jml Usaha
1
Uraian
2013
Jml Kursi
NO
2012
Jml Usaha
2011
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
30
600
30
600
31
700
32
750
33
800
Jenis, Kelas dan Jumlah restoran Tahun 20122015
2.4.2.3.3 Ketersediaan Penginapan Selama periode 2011-2015 di Kabupaten Soppeng ketersediaan penginapan dalam hal ini hotel kelas melati mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 jumlah hotel kelas melati sebanyak 22 unit. Selain itu, jumlah kamar dan jumlah tempat tidur juga mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah kunjungan dari luar daerah ke Kabupaten Soppeng mengalami peningkatan.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 84
2011
2012
2013
2014
2015
Tabel 2.93 Jumlah Hotel dan Kamar Hotel Tahun 20112015
406 406
-
-
-
-
-
Jml Kamar
Jml Tempat Tidur
259 259
Jml Hotel 22 22
-
-
-
-
-
Jml Tempat Tidur 410 410
Jml Kamar 249 249
-
Jml Hotel 20 20
-
366 366
-
-
-
-
-
Jml Tempat Tidur
Jml Hotel
Jml Kamar -
-
-
-
-
-
-
274
212
274
145
212
145
16
-
-
16
366
-
-
-
366
Total jumlah penginapan/hotel
-
195
7
-
Hotel Non Bintang (hotel melati dan penginapan lainnya)
-
6
17
Hotel Bintang 1
17
5
-
Hotel Bintang 2
195
Jml Tempat Tidur
Jml Kamar
4
-
Hotel Bintang 3
16
Jml Hotel
3
-
Hotel Bintang 4
-
2
-
Hotel Bintang 5
-
1
16
Hotel
Jml Kamar
Penginapan/
Jml Hotel
NO
Jml Tempat Tidur
Jenis
Sumber : BPS Kab. Soppeng
2.4.2.4
Lingkungan Hidup
2.4.2.4.1 Ketersediaan Air Bersih Selama lima tahun terakhir persentase ketersediaan air bersih di Kabupaten Soppeng cukup tinggi, selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut. NO
URAIAN
2011
1
Leding (Perpipaan)
2
Sumur Lindung
3 4
2012
2013
2014
2015
Tabel 2.94
6405
7020
6619
8234
7790
23200
25835
27807
28714
29469
Sumur tidak terlindung
4727
4901
4450
4239
4393
Mata air terlindung
5896
4108
5082
5170
5503
5
Mata ait tidak terlindung
6891
6195
6677
4972
4813
6
Sungai
0
0
0
0
0
7
Danau/Waduk
0
0
0
0
0
8
Air Hujan
120
443
231
111
111
9
Air Kemasan
975
975
1150
1150
1275
10
Lainnya
113
400
63
53
53
11
Total jumlah rumah tangga
48327
49877
52079
52643
53407
56,562
56,588
56,724
56,779
57075
Persentase RT yang Menggunakan Air Bersih Tahun 2011-2015
yang menggunakan air bersih 12
Jumlah rumah tangga
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 85
NO 13
URAIAN
2011
Persentase rumah tangga
2012
85.44
2013
88.14
2014
91.81
2015
92.72
93.57
yang menggunakan air bersih (11/12) Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Soppeng, 2015
2.4.2.5
Komunikasi dan Informatika
2.4.2.5.1 Fasilitas Listrik Prosentase rumah tangga yang menggunakan listrik merupakan proporsi jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik sebagai daya penerangan terhadap jumlah jumlah rumah tangga. Selama lima tahun terakhir persentase rumah tangga yang menggunakan listrik semakin bertambah tiap tahun. NO
URAIAN
2012
2013
2014
2015
1
RT dengan daya 450 watt
22602
21875
21699
21668
2
RT dengan daya 900 watt
19840
21764
23830
25339
3
RT dengan daya 1.300 watt
4066
4773
4785
4779
4
RT dengan daya 2.200 watt
574
688
749
812
5
RT dengan daya >2.200 watt
50
102
121
136
6
Total Jumlah Rumah Tangga
47132
49202
51184
52734
56,588
56,724
56,779
56,779
83.29
86.74
90.15
92.88
menggunakan listrik 7
Jumlah Rumah Tangga
8
Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik
Tabel 2.95 Persentase RT yang Menggunakan Listrik Tahun 2012-2015
Sumber : PLN Ranting Soppeng dan Pajalesang, 2015
2.4.3
Fokus Iklim Berinvestasi
2.4.3.1
Keamanan dan Ketertiban Angka kriminalitas di hitung berdasarkan delik aduan dari penduduk yang menjadi korban kejahatan dalam periode 1 (satu) tahun per 10.000 orang penduduk. Selama periode 2015 rasio angka kriminalitas
per
10.000
penduduk
di
Kabupaten
Soppeng
berfluktuasi, dan pada tahun 2015 rasio ini sebesar 5,80 lebih rendah dibanding tahun 2011 yang sebesar 5,96. Dilihat dari jenis kriminal, selama 5 tahun terakhir kasus pencurian yang mendominasi tindak kriminal di Kabupaten Soppeng.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 86
No 1 2 3 4
Jenis Kriminal
2011
2012
2013
2014
2015
Jumlah kasus Narkoba
7
7
11
10
26
Jumlah kasus
2
0
0
3
2
Jumlah Kejahatan Seksual
14
4
6
14
9
Jumlah kasus
31
41
40
28
44
Pembunuhan
Jumlah kasus Pencurian
63
53
76
64
40
6
Jumlah kasus Penipuan
26
29
33
32
25
Jumlah kasus Pemalsuan
2
0
0
0
0
145
134
166
151
146
243,254
246,449
249,151
250,996
251,102
5.96
5.44
6.66
6.02
5.8
8
Angka Kriminalitas Tahun 20122015
Penganiayaan
5
7
Tabel 2.96
uang Total Jumlah Tindak Kriminal Selama 1 Tahun
9
Jumlah Penduduk
10
Angka Kriminalitas (8)/(9)
Sumber : Polres Kabupaten Soppeng, 2015
2.4.3.2
Kemudahan Perijinan Dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah Kabupaten Soppeng termasuk salah satu yang berhasil menyelenggarakan peningkatan pelayanan publik dalam bidang kemudahan perijinan yang. Salah satu inovasi di bidang investasi, khususnya birokrasi perijinan di bentuklah OSS (One Stop Sevice) atau pelayanan perijinan satu atap semenjak tahun 2013. Adapun beberapa jenis perijinan yang dilayani di KPT Kabupaten Soppeng adalah sebagai berikut: NO
Uraian
Lama hari mengurus (hari)
Jumlah persyaratan (dokumen)
1
Izin Mendirikan Bangunan
10
8
2
Izin Gangguan
5
3 4
Surat Izin Tempat Usaha Surat Izin Usaha Perdagangan
Lama hari mengurus (hari)
Jumlah persyaratan (dokumen)
Izin Pemanfaatan Hasil Hutan
5
9
8
Izin Lokasi
10
7
3
11
Izin Usaha Perikanan
5
8
3
9
Izin Trayek
3
5
3
8
7
1
3
7
5
Tanda Daftar Perusahaan
3
9
6
Izin Usaha Industri
5
12
7
Tanda Daftar Industri
5
8
Uraian
Izin Prinsip Penanaman Modal Izin Usaha Penanaman Modal Izin Prinsip PerubahanPena naman Modal
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
Tabel 2.97 Lama Proses Perijinan Tahun 2015
II - 87
NO
Lama hari mengurus (hari)
Uraian
Jumlah persyaratan (dokumen)
Uraian
Lama hari mengurus (hari)
Jumlah persyaratan (dokumen)
7
12
7
12
7
12
7
9
7
12
7
13
Izin Usaha Perubahan Penanaman Modal Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal Izin Usaha Perluasan Penanaman Modal Izin Prinsip Penggabungan Penanaman Modal Izin Usaha Penggabungan Penanaman Modal Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing
8
Tanda Daftar Gudang
5
9
9
Izin Usaha Jasa Konstruksi
3
9
10
Izin Penempatan Reklame
5
6
11
Izin Usaha Pertambangan
10
9
12
Izin Sarana Kesehatan
5
17
13
Izin Tenaga Kesehatan
5
11
14
Izin Penelitian
3
4
Izin Penelitian
3
4
15
Izin Lingkungan
3
3
Izin Lingkungan
3
3
Sumber : Kantor Pelayanan Terpadu Kab. Soppeng
2.4.3.3
Peraturan Daerah Yang Mendukung Iklim Usaha Jumlah peraturan daerah yang mendukung iklim usaha investasi di Kabupaten dapat dilihat pada tabel berikut. NO
Uraian
2011
2012
2013
2014
2015
1
Jumlah Perda terkait perijinan
2
4
0
2
1
1
2
2
2
2
2
Jumlah Perda terkait lalu lintas 0 5 barang dan jasa Jumlah Perda terkait 3 1 4 ketenagakerjaan Sumber : Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kab. Soppeng, 2015 2
2.4.4
Fokus Sumber Daya Manusia
2.4.4.1
Kualitas Tenaga Kerja
Tabel 2.98 Lama Proses Perijinan Tahun 2011-2015
Pada tahun 2014 rasio lulusan S1/S2/S3 di Kabupaten Soppeng sebesar 366,81 yang lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2013 yang sebesar 360,7. Hal ini dapat dimaknai bahwa setiap 10.000 penduduk pada tahun 2014 jumlah lulusan S1/S2/S3 sebanyak 366 s/d 367 orang. Berdasarkan rasio lulusan dan dikaitkan dengan kontribusi
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 88
tenaga kerja terdidik yang ada diseluruh perguruan tinggi, maka perlu mempersiapkan calon tenaga kerja sejak masa pendidikan. NO
Uraian
2013
2014
1
Jumlah lulusan S1
8,514
8,733
2
Jumlah lulusan S2
469
472
3
Jumlah lulusan S3
3
2
4
Jumlah lulusan S1/S2/S3
8,986
9,207
5
Jumlah Penduduk
249,151
250,996
6
Rasio lulusan S1/S2/S3 (4/5)
360.7
366.81
Tabel 2.99 Rasio S1/S2/S3 Tahun 20132014
Sumber :
2.4.4.2
Tingkat Ketergantugan Rasio
Ketergantungan (Dependency
Ratio) merupakan
perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua. Pada tahun 2014 rasio ketergantungan Kab. Soppeng sebesar 47,81%, ini lebih rendah dibanding tahun 2013 yang sebesar 48,84%. Hal ini menunjukkan bahwa beban yang ditanggung penduduk produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi cukup rendah, namun tetap dibutuhkan peningkatan
keterampilan
sehingga
penduduk
produktif
dapat
meningkatkan produktifitasnya sedangkan penduduk yang belum dan tidak produktif dapat lebih berdaya. NO
Uraian
2013
2014
2015
Tabel 2.100 Rasio Ketergantungan Tahun 20132015
1
Jumlah penduduk usia <15 tahun
57,803
55,365
54,810
2
Jumlah penduduk usia > 64 tahun
23,957
25,820
25,534
3
Jumlah penduduk usia tidak produktif
81,760
81,185
80,344
4
Jumlah penduduk usia 15-64
167,391
169,811
170,758
5
Rasio ketergantungan (3/4)
48.84
47.81
47.05
Sumber : Dinas Transmigrasi, Kependudukan, catatan sipil dan tenaga kerja Kab. Soppeng, 2015
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB II
II - 89
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa lalu
3.3 Kerangka Pendanaan
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Otonomi daerah kini telah memasuki fase ketiga dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pelaksanaan otonomi daerah fase pertama diawali dengan keluarnya UndangUndang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan fase kedua ditandai dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Ketiga regulasi ini memberi kewenangan lebih luas kepada pemerintah daerah untuk mengurus daerahnya sendiri. Pemberian kewenangan kepada pemerintah daerah ini yang dikenal dengan sebutan desentralisasi
kewenangan.
Pemerintah
daerah
dalam
melaksanakan
kewenangan dari pemerintah pusat tentunya tidak bisa berjalan dengan baik jika tidak disertai dengan pembiayaan yang cukup. Untuk itu desentralisasi kewenangan tersebut disertai dengan desentralisasi fiskal (money follow function). Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Selanjutnya pemerintah juga melakukan penguatan fiskal daerah dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Meskipun pada awalnya regulasi ini dianggap memangkas sebahagian sumber-sumber pendapatan daerah, namun dalam perjalanannya penerimaan pendapatan asli daerah semakin baik dengan dialihkannya Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perkotaan dan Perdesaan (PBBP2) menjadi penerimaan yang dikelola langsung oleh daerah. Untuk itu pemerintah harus berupaya terus meningkatkan pendapatan daerah, karena kemampuan
fiskal
daerah
sangat
menentukan
terlaksananya
roda
pemerintahan dan pembangunan. Keuangan daerah harus dikelola secara baik sesuai peraturan perundang-undangan. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 1
daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Keuangan Daerah yang selanjutnya dijabarkan ke dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, ditegaskan bahwa keuangan daerah harus dikelola
secara
tertib,
efesien,
ekonomis,
efektif,
transparan
dan
bertanggungjawab sesuai azas keadilan, kepatutan dan manfaat kepada masyarakat. 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Realisasi keuangan daerah lima tahun sebelumnya memberikan gambaran umum tentang pencapaian target kinerja keuangan daerah. Trend pertumbuhan keuangan daerah menunjukkan kemampuan fiskal daerah dalam mendanai
penyelenggaraan
Pemerintahan
dan
pembangunan
daerah
Kabupaten Soppeng. Kinerja keuangan akan memberikan gambaran tentang pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Sepanjang Tahun Anggaran 2011-2015 APBD Kabupaten Soppeng mengalami pertumbuhan yang positif baik dari sisi pendapatan maupun dari sisi belanja demikian halnya dengan sisi pembiayaan jika dibandingkan periode sebelumnya. 3.1.1.1. Pendapatan Daerah Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, struktur pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Dana Perimbangan dan Pendapatan dari Lain-lain Pendapatan Daerah Yang
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 2
Sah.
Dengan
berpedoman
pada
Laporan
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2011-2015 kapasitas fiskal daerah atau kemandirian fiskal daerah dapat dihitung dengan menjumlahkan Pendapatan Asli Daerah dengan Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak dari Pemerintah Pusat serta Dana Bagi Pajak dari Pemerintah Provinsi dibagi dengan total pendapatan dikalikan dengan seratus. Secara umum digambarkan bahwa di awal periode yaitu Tahun Anggaran 2011 pendapatan direalisasikan sebesar Rp.599.323.468.215,49 dengan kemadirian fiskal daerah sebesar 11,28% dan ketergantungan fiskal sebesar 86,61%. Tahun Anggaran 2012 pendapatan direalisasilkan sebesar Rp.636.079.333.275,53 dengan kemadirian fiskal sebesar 11,76% dan ketergantungan fiskal sebesar 88,24%. Tahun Anggaran 2013 pendapatan direalisasikan sebesar Rp.761.699.666.388,25 dengan kemandirian fiskal sebesar 11,21% dan ketergantungan fiskal sebesar 88,79%. Tahun Anggaran 2014 pendapatan direalisasikan sebesar Rp.846.234.822.801,54 dengan kemadirian fiskal sebesar 13,45% dan ketergantungan fiskal sebesar 86,55%. Pada akhir periode yaitu Tahun Anggaran 2015 pendapatan direalisasikan sebesar Rp.1.029.157.370.744,91 dengan kemandirian fiskal sebesar 11,29% dan ketergantungan fiskal sebesar 88,71%. Jika dibandingkan pencapaian realisasi pendapatan di awal periode dengan pendapatan pada akhir periode, pendapatan mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 11,42% dan kenaikan pendapatan sebesar 71,72% dengan kemadirian fiskal rata-rata sebesar 11,80% dan ketergantungan fiskal sebesar 88,20%. Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Soppeng periode 2011-2015 digambarkan pada gambar 3.1 dan tabel 3.1 sebagai berikut :
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 3
900,000,000,000.00 800,000,000,000.00 700,000,000,000.00 600,000,000,000.00 500,000,000,000.00 400,000,000,000.00 300,000,000,000.00 200,000,000,000.00 100,000,000,000.00 0.00
Gambar 3.1
219,493,256,038.3 6 150,463,112,048.8 123,445,805,895.3 7 1 96,847,470,625.06 129,677,629,811.6 741,164,342,734.0 635,227,489,289.0 8 0 598,157,576,584.0 0 513,337,274,389.0 0 448,094,072,116.0 0 0 60,544,221,463.67 25,894,588,261.47 68,499,771,972.55 40,096,283,908.94 21,551,766,287.81
PAD
2011 2012 Dana Perimbangan
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015
2013 2014 2015 Lain-lain Pendapatan Yang Sah
Sumber : PERDA tentang Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014, dan Rancangan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2015 yang belum diaudit.
2011
2012
2013
2014
2015
PENDAPATAN
636,079,333,275.53
761,699,666,388.25
846,234,822,801.54
1,029,157,370,744.91
11.42
1.1.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
25,894,588,261.47
40,096,283,908.94
60,544,221,463.67
68,499,771,972.55
26.02
1.1.1.
Pajak Daerah
3,481,525,432.00
4,282,983,683.00
10,417,526,141.00
11,219,997,020.00
Rata-rata Pertumbuhan (%)
599,323,468,215.49
Tahun (Rp.)
21,551,766,287.81
Uraian
2,931,026,549.00
No.
30.80
Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 4
1.1.2. Retribusi Daerah
2,435,281,900.65 14,787,979,935.00
9,553,787,677.00 6,328,588,671.00
Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah Yang Dipisahkan 2,304,558,762.00 12,052,851,550.00
8,637,486,091.00
1.1.3.
1.1.4. Lain-Lain PAD Yang Sah 4,263,329,426.81
5,189,800,993.82
23,504,878,867.94 3,670,935,267.00 34,241,741,459.67 6,331,166,186.00 42,498,368,947.15 8,452,817,334.40
1.2. Dana Perimbangan 448,094,072,116.00
513,337,274,389.00 598,157,576,584.00 635,227,489,289.00 741,164,342,734.00
1.2.1. Dana Bagi Hasil Pajak /Bagi Hasil Bukan Pajak
1.2.2.
Dana Alokasi Umum (Dau)
375,837,238,000.00 31,509,534,116.00
446,410,179,000.00 33,095,055,389.00
517,805,122,000.00 31,075,814,584.00
569,126,996,000.00 22,381,193,289.00
589,049,244,000.00 20,491,428,734.00
No. Uraian Tahun (Rp.)
2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata Pertumbuhan (%)
(12.09)
29.68
58.39
10.59
(8.25)
9.40
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 5
161,480,322,000.00 27,177,369,698.36
12,644,448,080.00 102,511,671,080.00 14,521,510,651.68
9,899,604,000.00
43,719,300,000.00 150,463,112,048.87 576,232,544.00
1.3.5
Bantuan Keuangan Dari Provinsi Atau Pemerintah Daerah Lainnya
-
Dana Penyesuaian Dan Otonomi Khusus
12,562,112,680.00 106,392,484,000.00 30,932,282,824.87
49,276,640,000.00
1.3.4
-
1.3.3
Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi Dan Pemerintah Daerah Lainnya
14,211,445,637.31
Dana Darurat
94,803,422,000.00
1.3.2
13,785,551,320.00
Hibah
-
1.3.1
15,844,250,625.06
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
68,502,486,000.00
1.3.
12,500,734,000.00
Dana Alokasi Khusus (DAK)
-
1.2.3.
123,445,805,895.31
2015
645,386,938.00
2014
33,832,040,000.00
2013
96,847,470,625.06
2012
-
2011
- 20,935,960,340.00 219,493,256,038.36 131,623,670,000.00
Tahun (Rp.)
40,747,300,000.00
Uraian
129,677,629,811.68
No.
Rata-rata Pertumbuhan (%)
26.43
11.10
115,825.39
-
13.35
9.51
(4.78)
Sumber : PERDA tentang Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014, dan Rancangan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2015 yang belum diaudit.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 6
3.1.1.1.1.Pendapatan Asli Daerah (PAD) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 3 Tahun 2014 Pasal 285 ayat (1) ada 4 (empat) sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang memegang peranan penting dalam pengelolaan keuangan daerah, yaitu (i) Pajak Daerah; (ii) Retribusi Daerah; (iii) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; dan (iv) Lain-lain PAD yang Sah. Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah di Kabupaten Soppeng cenderung mengalami peningkatan. Jika dilihat dari trend pertumbuhan PAD dari tahun 2011-2015, angka pertumbuhannya selalu positif dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 26,02%, artinya dari sisi daya tumbuh sudah besar sehingga dapat memberikan kontribusi pada pendapatan daerah, namun tingkat kontribusi terhadap pendapatan daerah masih rendah yaitu hanya rata-rata 5,35% per tahun. Penerimaan dari Pajak Daerah tumbuh rata-rata sebesar 30,80% per tahun, Retribusi Daerah mengalami penurunan dengan rata-rata (12,09)% per tahun, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan tumbuh rata-rata sebesar 29,68% per tahun, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah tumbuh rata-rata sebesar 58,39%. Jika dilihat dari strukturnya, pembentuk PAD cenderung mengalami sedikit pergeseran selama dua tahun terakhir. Pada Tahun 2011-2012, kontribusi PAD terbesar adalah Retribusi Daerah, Namun di tiga tahun terakhir yaitu 2013-2015, pembentuk PAD terbesar adalah Lain-lain PAD yang Sah. Pergeseran ini akibat adanya pengalihan pendapatan yang bersumber dari pendapatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), yang semula masuk dalam jenis pendapatan Retribusi Daerah, namun ketika berubah status menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), pendapatannya dipindahkan ke dalam jenis pendapatan Lain-lain PAD yang Sah. Demikian pula halnya dengan pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan yang telah beralih ke Lain-Lain PAD yang Sah berupa penerimaan dana kapitasi jaminan kesehatan nasional. Pajak Daerah memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap PAD, peningkatan penerimaan dari pajak daerah sebagai akibat dari beralihnya Pajak
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 7
Bumi dan Bangunan sektor Perkotaan dan Perdesaan (PBB-P2) pada Tahun 2014 menjadi bagian dari Pajak Daerah. 3.1.1.1.2.
Dana Perimbangan
Dalam penjelasan UU Nomor 23 Tahun 2014 dinyatakan bahwa Dana Perimbangan merupakan pendanaan daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan ini merupakan sistem transfer dana dari Pemerintah Pusat serta merupakan satu kesatuan yang utuh. Dana perimbangan mengalami trend pertumbuhan yang terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,59% per tahun. Kontribusi dana perimbangan terhadap Pendapatan Daerah relatif besar, yaitu rata-rata 76,22% per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan fiskal Kabupaten Soppeng dalam pendanaan belanja daerah masih besar kepada Pemerintah Pusat khususnya dana perimbangan. Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak turun rata-rata sebesar (8,25)% per tahun, penurunan ini sebagai akibat dari beralihnya Pajak Bumi Bangunan sektor Perkotaan dan Perdesaan pada Tahun 2014 menjadi kewenangan pemerintah daerah. Dana Alokasi Umum tumbuh rata-rata sebesar 9,40% per tahun, dan Dana Alokasi Khusus tumbuh rata-rata 26,43%, kenaikan Dana Alokasi Khusus khususnya di Tahun 2015 sebagai akibat adanya DAK Tambahan dari Pemerintah Pusat. 3.1.1.1.3.
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri dari Pendapatan Hibah, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, serta Bantuan Keuangan dari Provinsi atau pemerintah Daerah lainnya. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah mengalami trend pertumbuhan rata-rata 11,10% per tahun dengan tingkat kontribusi terhadap pendapatan daerah rata-rata sebesar 18,44% per tahun. Pendapatan hibah tumbuh rata-rata 115.825,39 %, pertumbuhan yang
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 8
sangat besar ini disebabkan pendapatan hibah baru mulai terealisasi pada Tahun 2013 dan secara signifikan tumbuh sebesar 3.533,25 % pada tahun 2015 sebagai akibat adanya dana hibah dari pemerintah pusat untuk kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya tumbuh secara fluktuatif dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 13,35%. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus juga tumbuh secara fluktuatif dengan tingkat rata-rata pertumbuhan sebesar 9,51%. Bantuan Keuangan dari Provisni atau Pemerintah Daerah Lainnya mengalami penurunan rata-rata sebesar (4,78)% sebagai akibat menurunnya alokasi dana Pendidikan Gratis dari Provinsi. 3.1.1.2.
Belanja Daerah Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah merupakan perwujudan dari kebijakan penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, Belanja Daerah terdiri dari : 1. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari jenis belanja (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja Bunga, (c) Belanja Subsidi, (d) Belanja Hibah, (e) Belanja Bantuan Sosial, (f) Belanja Bagi Hasil, (g) Belanja Bantuan Keuangan, dan (h) Belanja Tidak Terduga. 2. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari jenis belanja (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja Barang dan Jasa, dan (c) Belanja Modal. Pada Tahun 2015, realisasi belanja Kabupaten Soppeng mencapai Rp.997.459.429.170,35. Besaran belanja ini meningkat dari tahun ke tahun
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 9
dengan rata-rata pertumbuhan 10,37% per tahun. Walaupun besaran belanja mengalami peningkatan, proporsi masing-masing belanja relatif tidak banyak mengalami perubahan. Proporsi Belanja Tidak Langsung masih lebih besar, yaitu sebesar 56,64%, sementara proporsi Belanja Langsung 43,36% dari total belanja daerah. Dari Belanja Tidak Langsung, pengeluaran Belanja Pegawai merupakan yang terbesar jumlahnya. Proporsinya terhadap total Belanja Daerah mencapai 50,13% dan terhadap Belanja Tidak Langsung mencapai 88,51%. Belanja Pegawai ini merupakan penyediaan gaji dan tunjangan serta tambahan penghasilan lainnya bagi pegawai negeri di lingkungan Pemerintah Kabupaten Soppeng berupa Tunjangan Profesi Guru dan Tambahan Penghasilan Guru, dan Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan dan Anggota DPRD serta Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Besaran belanja langsung yang terkait langsung dengan program dan kegiatan dengan masyarakat mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan 15,19% per tahun. Proporsi belanja modal merupakan yang terbesar sebesar 22,65% terhadap Belanja Daerah atau 52,23% terhadap Belanja Langsung, sedangkan Belanja Barang dan Jasa hanya sebesar 16,49% dari total Belanja daerah atau sebesar 38,02% dari Belanja Langsung. Besaran belanja barang dan jasa serta belanja modal dari tahun ke tahun secara rerata mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan masing-masing sebesar 11,17% per tahun dan 22,18% per tahun. Realisasi belanja untuk Kabupaten Soppeng selama kurun waktu 20112015 terserap rata-rata 10,37%. Pada Tahun 2015, realisasi belanja daerah hanya mencapai 90,94%. Realisasi untuk Belanja Tidak Langsung adalah sebesar 94,57% dan untuk Belanja Langsung adalah sebesar 86,59%. Realisasi belanja yang paling baik adalah untuk Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Keuangan kepada Kota kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa serta Belanja Pegawai dalam pos Belanja Tidak Langsung (lihat tabel 2). Hal ini disebabkan penganggaran pada Belanja Hibah dan Belanja Bantuan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 10
Keuangan sudah jelas sasaran dan besaran anggarannya sedangkan pada Belanja Pegawai besaran anggaran didasarkan pada anggaran tahun lalu. Apabila dilihat berdasarkan SKPD, pada Tahun 2015 belanja terbesar adalah untuk SKPD yang melaksanakan urusan pemerintahan wajib terkait dengan hak dan pelayanan dasar kepada masyarakat yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah, terutama Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga, Dinas Pekerjaan umum, dan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi mencapai 125,51% serta urusan kesehatan pada Dinas Kesehatan dan RSUD Latemmamala mencapai 41,47% dari total belanja langsung. Anggaran dan realisasi belanja daerah tahun 2013 sampai dengan 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2
%
Proporsi Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja Kabupaten Soppeng Tahun 2013-2015
94.51 0.00
94.57
REALISASI (Rp) 500,029,931,863.35 -
564,915,845,798.35
ANGGARAN (Rp.) 529,065,760,239.00 -
597,339,393,024.00
% 96.26 0.00
96.23
460,276,750,504.00 -
485,276,703,903.00
ANGGARAN (Rp.) REALISASI (Rp) 478,161,903,202.00
504,284,537,899.00
%
-
Belanja Bunga
94.18
2
Tahun 2015
96.85
Belanja Pegawai
Tahun 2014
66.67
1
458,919,500,010.40
BELANJA TIDAK LANGSUNG
492,234,625.00 433,956,669,855.40
A
487,277,210,261.00
URAIAN
738,316,747.00 448,070,202,512.00
NO.
ANGGARAN (Rp.) REALISASI (Rp)
Tahun 2013
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 11
15,853,446,401.00 99.56
36,070,404,135.00
35,949,220,835.00 99.66
18,489,094.00
3.36
1,393,540,392.00
128,174,000.00
9.20
Belanja Tidak terduga
15,923,504,801.00
8
550,000,000.00
7
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/ Kota, Pemerintahan Desa dan Partai Politik 99.59
6 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa
0.94
Belanja Bantuan Sosial
15,808,438,380.00
5
131,376,600.00
Belanja Hibah
0.00
-
0.00
-
-
92.84
1,251,915,000.00
1,348,415,000.00
86.56
692,500,000.00
99.86
28,808,519,100.00
28,848,519,100.00
97.98
7,876,102,904.00
8,038,613,896.00
99.92
7,577,968,050.00
0.00
-
-
0.00
-
-
0.00
-
%
REALISASI (Rp)
ANGGARAN (Rp.)
%
ANGGARAN (Rp.) REALISASI (Rp)
%
ANGGARAN (Rp.) REALISASI (Rp)
Tahun 2014
1,961,169,158.00
0.00
-
262,101,000.00
98.39
260,312,500.00
-
4 7,584,333,400.00
Belanja Subsidi
800,000,000.00
3
264,576,578.00
URAIAN
15,873,002,429.00
NO.
13,946,778,595.00
Tahun 2013 Tahun 2015
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 12
166,093,334,329.00 95.37
282999782111.00
225924896490.00 79.83
841,739,144,164.00
94.88
1096868377776.00
997459429170.35
90.94
JUMLAH BELANJA
174,150,369,832.00
Belanja Modal
887,152,936,598.00
3 90.38
Belanja Barang dan Jasa
92.64
2
123,884,355,154.00
Belanja Pegawai
741,943,967,305.40
1
94.96
164457680629.00
97.26
42161006253.00
43348524861.00
93.56
51,337,396,802.00
54,873,398,769.00
85.82
39,448,970,308.00
86.59
432543583372.00
499528984752.00
93.10
356,462,440,261.00
382,868,398,699.00
90.24
283,024,467,295.00
%
REALISASI (Rp)
ANGGARAN (Rp.)
%
ANGGARAN (Rp.) REALISASI (Rp)
%
ANGGARAN (Rp.) REALISASI (Rp)
Tahun 2014
173180677780.00
90.37
139,031,709,130.00
153,844,630,098.00
91.65
119,691,141,833.00
313,623,460,406.00
BELANJA LANGSUNG
45,966,082,410.00
B
130,589,319,913.00
URAIAN
137,068,058,083.00
NO.
800,900,670,667.00
Tahun 2013 Tahun 2015
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 13
4 DINAS PEKERJAAN UMUM
5 DINAS PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR, PERTAMBANGAN DAN ENERGI
6 DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
7
BAPPEDA
8
DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2.25
(23.77)
15.39
18.29
10.10
27.42
5.76
8.36
15.24
8.69
18.74
9.11
4.72
36.03
9.10
32.29
(58.55)
5.29
98.40
22,899,504,470.00
23,271,773,384.00
5.18
97.46
38.10
79.34
41.80
33.66
(2.38)
29.98
87.30
129,667,032,656.00
148,529,904,264.00
22.25
91.04
72,303,298,248.00
39.97
8.57
38.11
125.60
(12.40)
17.68
88.89
76,478,104,905.00
86,032,956,718.00
21.68
94.10
70,439,418,145.00
74,853,253,780.00
18.02
78.91
51,002,084,071.00
64,629,351,358.00
11.60
83.47
22,607,344,907.00
117.44
98.55
153.14
96.15
127.21
96.95
95.04 114.55
15.18
13.11
21.64
10.89
15.07
11.49
91.81
4.85
3.39
20.60
21.58
90.24
93.48
12.61
49,719,364,155.00 390,308,727,640.35
54,156,015,303.00 417,532,882,781.00
13.53
93.44
43,955,499,360.00 372,264,109,092.00
47,039,876,485.00 391,683,908,910.00
12.77
93.31
36,136,206,606.00 360,048,552,906.40
38,727,398,931.00 371,361,909,226.00
16.72
92.08
32,586,248,266.00 298,540,350,715.00
35,389,671,708.00 310,492,455,008.00
13.54
99.32
28,318,514,070.00 245,546,703,006.00
Rata-rata
2015
2014
2013
2012
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
ANGGARAN (Rp)
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
ANGGARAN (Rp)
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
ANGGARAN (Rp)
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
ANGGARAN (Rp)
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
2015
17.99
(11.07)
1.48
1.49
30.48
1.48
19.41
98.68
6,402,204,646.00
6,487,522,321.00
94.61
6,462,964,560.00
1.66
98.26
16,834,385,674.00
79,421,560,069.00
18.02
92.73
50,990,586,336.00
54,989,206,554.00
19.57
92.46
38,149,143,757.00
27,085,206,449.00
12.34
70.74
25,806,592,348.00
2014
95.02
6,831,423,602.00
6,387,699,668.00
1.68
6,722,683,244.00
91.42
1.81
5,391,921,916.00
17,273,956,198.00
5.45
94.56
15,430,735,875.00
16,319,030,741.00
5.98
93.47
11,664,101,326.00
41,259,302,387.00
18.69
93.12
39,077,743,236.00
2013
95.09
5,463,881,257.00
5,895,081,742.00
1.75
5,487,290,977.00
1.67
5,976,706,064.00
1.97
6,199,294,816.00
95.58
4,941,909,085.00
5,170,584,174.00
89.94
4,734,943,121.00
2.15
98.21
4,188,407,156.00
12,478,947,026.00
13.46
94.06
28,142,785,593.00
2012
98.02
5,264,820,355.00
5,573,856,670.00
3.19
2.24
5,686,426,567.00
91.98
6,211,272,841.00
96.88
4,264,914,445.00
2.28
6,753,137,987.00
98.74
4,709,708,805.00
99.61
ANGGARAN (Rp) 2011
4,374,229,973.00
4,515,123,770.00
1.75
95.82
4,760,205,293.00
RUMAH SAKIT UMUM LATEMMAMALA
3,663,204,252.00
3 28,511,318,643.00 249,157,906,865.00
DINAS KESEHATAN
36,482,614,597.00
2
41,965,632,697.00
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
29,918,705,633.00
1
4,769,752,177.00
SKPD
4,778,937,967.00
NO.
3,823,037,818.00
Sementara, anggaran dan realisasi berdasarkan SKPD tahun 2011 sampai dengan
tahun 2015 seperti pada tabel berikut: Pertumbuhan
Tabel 3.3
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Realisasi Belanja per SKPD Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015
III - 14
14 DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
15
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
16
BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
17
KANTOR POLISI PAMONG PRAJA 1.37
(1.08)
13.19
23.71
17.71
(21.15)
0.48
31.11
13.76
28.84
19.82
12.66
12.20
48.07
8.47
(21.93)
14.18
1.36
96.69
5,865,326,685.00
6,066,029,052.00
1.22
96.41
16.66
66.65
-
-
-
1.44
23.39
6,224,147,438.00
26,609,378,660.00
1.15
-
3,734,966,507.00
2.03
(1.71)
31.14
(25.45)
(26.19)
13.66
0.80
98.26
3,477,075,206.00
3,538,497,830.00
0.82
81.31
2,651,328,987.00
3,260,839,221.00
1.26
99.32
3,556,573,320.00
3,580,775,639.00
2.47
97.92
4,818,800,108.00
4,921,358,197.00
1.83
12.89
11.06
3.03
-
37.47
1.39
92.07
6,011,792,120.00
6,529,370,519.00
1.67
93.05
5,412,925,480.00
5,817,377,415.00
1.86
96.31
5,253,790,057.00
5,454,991,725.00
2.70
94.92
5,253,930,945.00
5,535,025,576.00
21.51
4.10
(11.36)
(6.24)
99.55
1.20
99.09
5,187,659,965.00
5,235,049,858.00
1.53
91.37
4,983,572,933.00
5,454,370,781.00
1.99
97.11
5,622,409,707.00
5,790,021,431.00
3.08
94.04
5,996,696,966.00
6,377,059,573.00
1.44
99.93
3,005,151,809.00
25.01
42.04
(25.12)
63.44
19.67
0.91
97.05
3,957,003,598.00
4,077,328,470.00
0.86
90.01
2,785,925,706.00
3,095,131,700.00
1.31
98.52
3,720,432,735.00
3,776,453,591.00
1.17
95.19
2,276,372,968.00
2,391,309,450.00
0.91
94.25
1,902,198,397.00
Rata-rata
2015
2014
2013
2012
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
ANGGARAN (Rp)
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
ANGGARAN (Rp)
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
ANGGARAN (Rp)
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
ANGGARAN (Rp)
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
2015
3.80
79.08
1.66
0.75
35.01
1.29
44.60
95.78
7,167,881,928.00
7,483,853,899.00
99.56
3,265,697,705.00
1.84
96.82
3,961,266,829.00
-
-
-
4,094,050,646.00
-
-
-
-
-
102.67
3,821,737,395.00
2014
97.60
3,280,030,534.00
5,574,817,415.00
0.81
5,712,174,579.00
92.50
1.31
5,982,443,056.00
4,108,632,357.00
1.29
97.13
3,651,808,527.00
3,759,588,620.00
2.40
93.02
4,677,751,147.00
-
98.99
4,239,692,566.00
2013
88.57
2,639,860,830.00
4,251,963,782.00
1.88
6,179,164,389.00
0.82
2,854,029,263.00
1.50
4,800,549,941.00
98.22
5,310,321,254.00
5,406,789,980.00
100.82
2,332,299,321.00
2.62
95.82
5,115,676,001.00
5,028,699,045.00
1.96
94.78
4,096,650,737.00
ANGGARAN (Rp)
2012
95.15
2,313,356,961.00
4,231,828,777.00
1.21
2.75
4,447,472,943.00
94.99
2,357,760,665.00
5,338,829,503.00
0.84
2,482,105,950.00
100.13
2,856,585,590.00
103.25
98.42
5,366,763,173.00
5,452,766,851.00
1.78
98.61
-
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH -
13
1,746,388,887.00
DINAS SOSIAL 2,018,245,910.00
12 3,007,214,548.00
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA 3,722,409,326.00
11
4,282,847,320.00
10 DINAS KEPENDUDUKAN, CATATAN SIPIL DAN TRANSMIGRASI
3,711,435,263.00
-
KANTOR LINGKUNGAN HIDUP
4,322,351,571.00
9
2,852,750,922.00
SKPD
1,691,442,930.00
NO.
3,763,774,577.00
2011 Pertumbuhan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 15
22 INSPEKTORAT DAERAH
23 BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT
24
DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
25
KANTOR PELAYANAN TERPADU
26
KECAMATAN LALABATA 19.63
(14.59)
45.61
(19.32)
87.64
6.04
5.77
16.41
(7.27)
19.66
(19.53)
82.49
11.98
10.27
17.53
9.73
10.40
1.68
97.34
7,259,371,886.00
7,457,571,832.00
2.03
99.25
16.24
29.80
21.13
3.84
10.21
1.33
98.12
5,762,393,515.00
5,872,577,890.00
1.37
97.27
4,439,482,764.00
10.31
5.12
18.00
(8.77)
26.90
3.88
87.63
16,799,957,041.00
19,170,668,326.00
4.92
90.74
15,982,266,346.00
17,613,331,919.00
4.79
97.86
13,544,307,359.00
13,841,078,070.00
7.62
98.65
14,845,990,001.00
16.05
14.42
4.04
19.51
26.22
7.57
89.44
32,750,310,145.00
36,615,425,713.00
8.81
90.19
28,623,365,436.00
31,737,968,902.00
9.72
91.55
27,510,567,133.00
30,051,406,820.00
11.81
95.33
23,020,117,302.00
24,148,024,822.00
8.72
99.22
18,237,933,601.00
10.57
14.60
(0.01)
(0.17)
27.88
0.12
92.75
522,607,541.00
563,438,301.00
0.14
98.40
456,043,533.00
463,438,305.00
0.16
91.96
456,104,186.00
495,995,147.00
0.23
92.11
456,885,520.00
495,995,147.00
0.17
95.00
357,285,614.00
6.79
(4.03)
2.52
28.65
0.03
0.92
83.94
3,973,938,194.00
4,734,486,379.00
1.27
93.41
4,140,816,812.00
4,433,142,548.00
1.43
94.47
4,039,113,482.00
4,275,642,544.00
1.61
94.81
3,139,583,712.00
3,311,536,244.00
1.50
99.39
3,138,647,627.00
Rata-rata
2015
2014
2013
2012
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
ANGGARAN (Rp)
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
ANGGARAN (Rp)
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
ANGGARAN (Rp)
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
ANGGARAN (Rp)
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
2015
(12.36)
28.05
15.64
0.43
338.87
1.40
(57.28)
98.65
67,640,825,440.82
68,566,037,529.00
96.35
1,853,048,442.00
25.87
147.76
6,583,077,021.00
4,564,173,559.00
1.30
95.03
3,665,171,992.00
3,856,727,735.00
1.81
94.83
3,529,573,553.00
15,048,405,651.00
5.60
97.87
11,698,986,812.00
2014
98.92
1,923,193,395.00
6,046,008,787.00
0.71
6,112,287,216.00
97.94
1.60
84,056,438,821.00
6,632,719,709.00
1.98
94.56
5,601,070,405.00
5,923,553,505.00
2.62
96.58
5,104,241,914.00
3,721,908,373.00
1.53
97.95
3,202,607,822.00
2013
97.46
2,296,835,924.00
5,193,641,403.00
16.27
56,886,784,944.00
0.56
2,345,250,638.00
1.73
5,329,151,530.00
71.50
46,060,474,645.00
64,418,636,505.00
99.23
1,577,344,866.00
26.96
76.27
52,557,694,211.00
5,285,007,313.00
2.21
95.27
4,623,420,992.00
ANGGARAN (Rp)
2012
100.58
1,589,544,708.00
4,910,450,585.00
0.95
2.38
4,882,318,253.00
96.87
1,846,882,271.00
68,910,836,202.00
0.20
1,906,550,130.00
82.55
41,046,055,021.00
43.26
97.27
4,630,859,451.00
4,760,995,684.00
5.18
99.76
420,823,173.00
SEKRETARIAT DPRD
10,839,118,216.00
21 3,157,898,016.00
SEKRETARIAT DAERAH 376,089,920.00
20 18,380,536,388.00
KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
11,953,410,516.00
19
3,269,572,247.00
DPRD
4,852,976,401.00
18
49,722,912,971.00
SKPD
972,835,550.00
NO.
10,865,589,108.00
2011 Pertumbuhan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 16
KECAMATAN MARIORIAWA
31 KECAMATAN MARIORIWAWO
32 KECAMATAN GANRA
33 KECAMATAN CITTA
34
BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN
8,261,383,972.00
35
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAH DESA
2,288,704,028.00
1.10
9.66
10.51
8.19
12.13
55.85
9.78
33.04
3.00
(7.81)
2.10
19.20
(0.98)
(51.55)
0.31
100.05
1,345,850,158.00
1,345,149,075.00
(11.12)
7.31
5.28
1.69
(58.78)
0.35
100.95
1,498,541,426.00
1,484,461,758.00
0.43
98.94
(12.88)
8.50
8.70
3.36
(72.08)
0.71
99.83
3,087,468,197.00
3,092,687,907.00
0.88
96.62
2,845,542,893.00
(9.37)
6.46
8.24
4.45
(56.64)
0.84
95.68
3,622,667,881.00
3,786,189,398.00
1.05
99.39
3,402,699,383.00
3,423,555,685.00
1.11
99.40
3,143,713,157.00
3,162,731,702.00
1.54
95.01
3,009,750,679.46
(10.98)
8.41
7.71
7.29
(67.34)
0.87
99.52
3,744,630,058.00
3,762,757,134.00
1.06
99.22
3,454,142,202.00
3,481,369,907.00
1.13
102.60
3,206,764,628.00
3,125,473,413.00
1.53
97.43
2,988,920,105.00
3,067,641,653.00
4.38
99.03
9,151,602,392.00
(9.44)
9.37
8.52
7.07
(62.73)
0.75
99.87
3,256,694,457.00
3,260,879,855.00
0.92
99.22
2,977,594,357.00
3,000,921,298.00
0.97
97.87
2,743,833,901.00
2,803,545,937.00
1.31
97.99
2,562,673,331.00
2,615,317,287.00
3.29
99.14
6,876,081,615.00
(14.34)
4.76
6.99
3.25
(72.34)
0.40
99.09
1,733,337,946.00
1,749,221,791.00
0.51
95.11
1,654,641,906.00
1,739,717,946.00
0.55
98.12
1,546,589,624.00
1,576,285,437.00
0.77
97.56
1,497,863,604.00
1,535,369,521.00
2.59
98.64
5,414,886,824.00
Rata-rata
2015
2014
2013
2012
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
ANGGARAN (Rp)
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
ANGGARAN (Rp)
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
ANGGARAN (Rp)
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
ANGGARAN (Rp)
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
2015
63.55
3.01
20.18
1.52
98.25
13,016,179,585.00
0.41
97.34
1,396,495,212.00
2,945,197,740.00
0.92
97.65
2,617,710,346.00
2,680,830,150.00
1.30
100.74
2,532,706,643.00
3,167,798,916.00
3.32
101.07
6,941,621,600.00
2014
99.28
13,247,787,818.00
6,596,024,884.00
3.70
6,643,636,117.00
89.91
1.85
1,318,118,890.00
1,411,485,246.00
0.47
97.15
1,326,414,865.00
1,365,365,851.00
0.67
93.08
1,304,374,059.00
2,514,110,573.00
4.34
98.87
9,069,874,629.00
2013
98.97
12,031,248,154.00
6,008,408,065.00
0.39
1,354,200,672.00
3.85
13,382,138,743.00
1.36
6,070,933,495.00
95.54
1,105,826,488.00
1,157,489,210.00
98.58
10,887,272,777.00
0.57
91.80
1,116,821,100.00
1,401,355,214.00
1.51
98.93
3,164,066,812.00
ANGGARAN (Rp)
2012
94.26
11,044,596,079.00
3,855,308,942.00
5.09
1.21
4,090,059,705.00
99.04
9,928,285,256.00
1,216,606,935.00
3.95
10,024,559,393.00
97.46
2,304,924,465.00
98.00
94.85
2,357,306,026.00
2,485,367,904.00
1.09
100.34
30 5,489,549,531.00
KECAMATAN LILIRILAU 6,935,857,834.00
29 9,240,826,841.00
KECAMATAN LILIRIAJA
6,868,409,587.00
28
9,173,322,872.00
SKPD
3,198,436,074.00
KECAMATAN DONRI-DONRI
8,430,018,442.00
NO.
2,364,997,666.00
27
2,280,961,906.00
2011 Pertumbuhan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 17
DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
39 DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
TOTAL
3.1.2. 3.23
144.46 (54.97) 11.05 36.68
13.45 14.93 14.02
7.47
9.22
26.37
(0.61)
(6.34)
17.46
2.16
90.05
9,333,272,606.00
10,364,099,009.00
73.34
274.77
(40.75)
46.90
12.45
7.29
97.96
31,541,990,346.00
32,199,175,580.00
2.59
40.33
7.07
(2.59)
20.97
2.64
7.27
0.41
99.52
1,754,260,024.00
1,762,725,506.00
0.55
96.46
1,800,903,818.00
Rata-rata
2015
2014
2013
2012
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
ANGGARAN (Rp)
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
ANGGARAN (Rp)
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
ANGGARAN (Rp)
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
2015
20.21
2.14 46.18
223.66
95.37
9,243,170,132.00
2.27
86.43
8,416,366,249.00
1,866,967,386.00
0.53
97.53
1,488,693,147.00
1,526,439,783.00
0.74
93.29
1,450,351,132.00
ANGGARAN (Rp)
PROPORSI THD BL (%)
CAPAIAN (%)
REALISASI (Rp.)
2014
91.14
9,692,402,734.00
967,439,553,452.17
2.56
1,061,503,735,281.00
38.79
94.88
7,385,676,852.00
20,868,296,105.00
5.02
96.23
14,204,187,486.00
14,760,580,760.00
4.96
96.19
9,669,484,434.00
1,554,602,341.00
0.65
94.73
1,352,098,870.00
2013
259.02
8,323,488,579.00
841,739,144,164.00
2.63 8,545,293,558.00
6.53 21,456,903,751.00
262.15 887,152,936,598.00
93.04
7,430,901,640.00
7,987,201,955.00
94.27
18,483,807,283.00
4.07
92.29
7,934,217,794.00
10,052,698,630.00
4.11
90.73
8,598,575,193.00
2012
92.64
19,606,988,602.00
741,943,967,305.40
3.88
316.61 800,900,670,667.00
92.99
7,560,957,443.00
8,597,490,701.00
2.47 8,130,531,735.00
73.21
6,754,940,310.00
97.57
93.00
617,230,390,455.46
663,718,623,294.00
274.70
94.46
5,172,316,347.00
38
574,321,253,182.00
DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ANGGARAN (Rp)
37 1,427,279,584.00
KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH
9,476,903,256.00
36
9,226,377,495.00
SKPD
5,301,212,216.00
NO.
608,034,917,922.00
2011 Pertumbuhan
Neraca Daerah
Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu
entitas (perusahaan, pemerintah pusat, pemerintah daerah) yang meliputi Aset,
Kewajiban dan Ekuitas Dana pada suatu saat tertentu. Laporan Neraca Daerah
akan memberikan informasi penting kepada manajemen pemerintahan daerah,
pihak legislatif daerah maupun para Kreditur/Pemberi Pinjaman kepada
daerah serta masyarakat luas lainnya tentang posisi atau keadaan kekayaan
atau aset daerah dan kewajibannya serta ekuitas dana pada tanggal tertentu.
Elemen utama neraca pemerintah daerah meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas
dana. Setiap elemen utama neraca tersebut diturunkan dalam sub-sub rekening
yang lebih terinci sebagaimana tergambar dalam tabel 4.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 18
3.1.2.1 Aset Aset memberikan informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah daerah yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi pemerintah daerah maupun masyarakat di masa datang sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, serta dapat diukur dalam satuan moneter. Aset terdiri dari (i) aset lancar, (ii) investasi jangka panjang, (iii) aset tetap, (iv) dana cadangan, dan (v) aset lainnya. Pada Tahun 2015, Kabupaten Soppeng memiliki aset senilai Rp.1.808.862.161.194,23, dengan nilai asset terbesar berasal dari aset tetap sebesar Rp.1.616.805.180.330,71. Nilai pertumbuhan aset selama Tahun 2011-2015 tercatat 6,43% per tahun. Aset Lancar adalah kas dan sumber daya lainnya yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam 1 (satu) periode akuntansi. Aset lancar untuk Kabupaten Soppeng pada Tahun 2015 mencapai Rp.122.664.903.104,17 dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 19,63 per tahun. Investasi Jangka Panjang dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat ekonomi atau manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Untuk Kabupaten Soppeng, Investasi Jangka Panjang tumbuh dengan rata-rata 20,31% per tahun. Pada Tahun 2011, investasi jangka panjang baru sebesar Rp.14.841.913.482,00. Namun Tahun 2015 mencapai Rp.37.408.722.758,93. Investasi Jangka Panjang ini didominasi oleh investasi permanen berupa Penyertaan Modal Pemerintah Daerah. 3.1.2.2 Kewajiban Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Kewajiban memberikan informasi tentang utang pemerintah daerah kepada pihak ketiga atau klaim pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah. Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang. Jumlah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 19
Kabupaten Soppeng pada Tahun 2015 adalah sebesar Rp.1.040.276.017,33. Jumlah kewajiban tersebut hanya berasal dari jumlah kewajiban jangka pendek karena kewajiban jangka panjang Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015 sudah tidak ada lagi. Sejak tahun 2013 sampai sekarang Pemerintah Kabupaten Soppeng sudah tidak mempunyai lagi kewajiban jangka panjang yang harus dilaksanakan. 3.1.2.3 Ekuitas Dana Ekuitas Dana merupakan selisih antara aset dengan kewajiban pemerintah daerah. Ekuitas Dana meliputi (i) Ekuitas Dana Lancar, (ii) Ekuitas Dana Investasi, dan (iii) Ekuitas Dana Cadangan. Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara Aset Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek. Ekuitas Dana Investasi merupakan selisih antara jumlah nilai Investasi Permanen, Aset Tetap dan Aset Lainnya (tidak termasuk Dana Cadangan) dengan jumlah nilai Utang Jangka Panjang. Ekuitas Dana Cadangan merupakan kekayaan pemerintah daerah yang diinvestasikan dalam Dana Cadangan untuk tujuan tertentu di masa mendatang. Nilai ekuitas dana Kabupaten Soppeng mencapai Rp.1.807.821.885.176,90 pada tahun 2015 dan itu berasal dari nilai ekuitas dana lancar karena nilai ekuitas dana investasi Pemerintah Kabupaten Soppeng pada tahun 2015 sudah tidak ada. Tabel 3.4
2013
2014
2015
90.854.726.498,79
76.166.890.305,32
122.664.903.104,17
62.525.656.755,82
81.025.943.751,38
Kas dan Setara Kas
19,63
66.380.420.419,28
1.1.01
2012
ASET LANCAR
62.881.503.931,48
1.1.
56.400.907.629,43
ASET
2011
1
Pertumbuhan
50.061.217.295,36
Uraian
46.037.749.692,36
Rata-rata No.
11,97
(%)
Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 20
2015
0,00 8.500.000.000,00
1.652.604.972,00 4.054.663.532,00
0,00
3.181.144.955,00 0,00
-266.655.431,54 -2.198.259.913,54
23.930.757,50 100.058.956,67
9.050.208.296,54
31.182.496.777,66
0,00
2014
0,00
597.961.048,00
0,00
0,00
2013
2012
2.993.947.481,00
2011
-284.231.733,99
Persediaan 0,00
0,00
1.1.08
21.166.629.284,50
Beban Dibayar Di Muka 0,00
1.1.07 476.034.550,00
Penyisihan Piutang 596.000,00
1.1.06 33.016.225,00
Piutang Lainnya 64,32
0,00
1.1.05
0,00
Rugi
5.970.949.527,05
Bagian Lancar Tuntutan Ganti 0,00
Piutang Pendapatan 338.431.950,00
1.1.03 0,00
0,00
Investasi Jangka Pendek
Pertumbuhan
76.229.575,00
0,00
1.1.02
0,00
1.1.04
Uraian
3.608.806.078,00
No. Rata-rata (%)
0,00
-100,00
53,93
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 21
1.598.229.186.133,79 1.616.805.180.330,71
250.486.045.921,07
Dana Bergulir Diragukan
Tertagih 1.907.233.950,00
1.505.318.764,50 -
1.075.516.526,00 -
-
249.446.520.443,07
Tanah 1.370.078.421.821,42
1.3.01.
205.048.408.011,00
ASET TETAP 0,00
1.3.
2011 2012 2013 2014 2015
14.841.913.482,00 19.056.131.377,00 24.364.100.610,00 32.934.180.446,43 37.408.722.758,93
4.661.114.681,00 4.344.999.089,00 4.145.244.327,00 4.021.701.825,00
14.395.016.696,00 21.094.618.047,00 30.294.254.883,93 35.294.254.883,93
Permanen 4.766.513.333,00
Investasi Jangka Panjang
10.075.400.149,00
Permanen
1.342.459.933.416,00
1.2.03 Investasi Jangka Panjang Non
224.908.848.505,00
1.2.02 PANJANG
0,00
1.2.01 INVESTASI JANGKA
1.255.876.285.752,00
1.2.
Uraian
215.773.127.005,00
No. Pertumbuhan
Rata-rata (%)
20,31
-3,34
28,50
0,00
5,18
3,03
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 22
169.371.024.223,81
-
0,00
27.162.557.402,97
31.983.355.000,42
0,00
20.035.088.330,90
2012 2013 2014 2015
175.138.490.199,96 190.667.344.081,83 216.287.126.918,13
395.395.691.980,58 471.522.131.450,34 496.030.323.526,77
504.502.258.886,24 552.998.157.657,95 580.081.687.182,95
8.548.399.629,00 9.377.378.860,60 10.601.267.860,60
81.445.173.114,64 124.217.653.640,00 232.689.753.145,00
ASET LAINNYA 215.165.259.253,00
1.5. 321.401.301.696,00
Akumulasi Penyusutan 469.793.576.229,00
1.3.07. 7,70
31.477.335.303,00
Konstruksi Dalam Pengerjaan 10,24
79.713.612.430,00
1.3.06.
0,00
Aset Tetap Lainnya
4.333.835.920,00
1.3.05.
2011
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 202.694.695.948,00
1.3.04. 304.595.382.619,00
Gedung dan Bangunan
400.249.627.123,00
1.3.03.
29.878.463.846,00
Peralatan dan Mesin
102.684.989.211,00
1.3.02.
0,00
Uraian
3.751.629.370,00
No. Pertumbuhan
Rata-rata (%)
1,31
-18,72
17,78
0,00
53,51
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 23
0,00 0,00 0,00 0,00
3.910.838.320,00 3.350.901.179,00 4.033.901.179,00 5.659.465.116,00
346.997.600,00 16.574.089.151,90 23.128.656.223,97 26.323.889.884,42
1.505.332.337.261,11 1.734.492.814.288,51 1.808.862.161.194,23 6,43
KEWAJIBAN
4.994.015.890,23
3.604.860.528,00
1.040.276.017,33
-33,96
4.994.015.890,23
3.604.860.528,00
1.040.276.017,33
2.1. JUMLAH ASET DAERAH 1.428.731.404.644,48
2. 138,30
5.638.711.802,23
Aset Lain-lain
3.952.895.334,56
1.5.05. 0,00
Aset Tak Berwujud 3.326.108.320,00
1.5.04.
342.521.050,00
1.5.03.
1.324.531.045.899,36
Kemitraan dengan pihak
kedua
KEWAJIBAN JANGKA
PENDEK 0,00
0,00
0,00
2015
2014
2013
66.800.000,00
43.298.000,00 0,00
2012
kerugian daerah 76.000.000,00
Tagihan tuntutan ganti
0,00
Tagihan penjualan angsuran
2011
Uraian
83.000.000,00
0,00
1.5.02.
8.280.161.021,34
1.5.01.
5.470.466.908,57
No. Pertumbuhan
Rata-rata (%)
-100,00
0,00
-28,25
0,00
11,22
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 24
2015
2014
2013
0,00
0,00
0,00
0,00 139.764.595,33 0,00 900.511.422,00
0,00 0,00 0,00 3.604.860.528,00
0,00 0,00
2012 69.110.670,46 1.123.877.645,10
0,00
2011 99.757.377,50
4.994.015.890,23
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00
-26,13
0,00
-100,00 0,00
PANJANG
0,00
KEWAJIBAN JANGKA
0,00
Uang muka dari kas daerah
0,00
2.2
ketiga
1.685.816.467,67
2.1.08.
Utang perhitungan pihak
0,00
2.1.07.
0,00
0,00
0,00
Utang BLUD
0,00
2.1.06.
2.759.907.019,00
Utang Jangka Pendek Lainnya
0,00
2.1.05.
0,00
Utang Belanja
0,00
2.1.04.
(%)
-100,00
0,00
Pendapatan diterima dimuka
0,00
2.1.03.
Pertumbuhan
-100,00
0,00
Pajang
4.092.750.918,41
Bagian Lancar Utang Jangka
0,00
2.1.02.
Utang Bunga
2.809.694.112,77
2.1.01.
Uraian
1.277.958.612,66
Rata-rata No.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 25
No.
0,00
0,00
1.807.821.885.176,90
0,00
1.807.821.885.176,90
0,00
0,00
1.730.887.953.760,51
72.562.029.777,32
62.517.282.938,82
7.873.817,00
4.591.025.252,96
9.050.208.296,54
0,00
0,00
1.500.338.321.370,88
85.860.710.608,56
66.380.420.419,28
0,00
3.307.676.795,01
21.166.629.284,50
2015
2014
2013
2012
1.685.816.467,67
Cadangan persediaan 1.423.092.692.842,25
3.1.04. 58.928.608.596,92
Cadangan piutang 55.540.877.351,43
3.1.03. 860.030.278,00
Pendapatan Ditangguhkan
509.646.775,00
3.1.02.
5.970.949.527,05
SILPA
2011
3.1.01. 2.809.694.112,77
EKUITAS DANA LANCAR 1.316.250.884.878,02
3.1. 44.590.750.386,79
EKUITAS DANA
46.033.311.192,36
3.
4.438.500,00
Utang Pemerintah Pusat
414.661.525,00
2.2.01.
3.608.806.078,00
Uraian Pertumbuhan
Rata-rata (%)
-100,00
6,55
109,69
-100,00
-100,00
-100,00
-100,00
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 26
No.
3.1.05
3.2.
3.2.01.
3.2.02.
3.2.03.
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
2015
2014
-3.604.360.528,00
1.658.325.923.983,19
32.934.180.446,43
1.598.229.186.133,79
27.162.557.402,97
0,00 0,00
2013
-4.994.015.890,23
1.414.477.610.762,32
24.364.100.610,00
1.370.078.421.821,42
20.035.088.330,90
0,00
2012
-3.952.895.334,56
1.364.164.084.245,33
Utang Jangka Panjang 19.056.131.377,00
Dana yang Disediakan untuk 1.342.459.933.416,00
lainnya 4.333.835.920,00
Diinvestasikan dalam aset
-1.685.816.467,67
tetap
2011
Diinvestasikan dalam aset -5.470.466.908,57
Investasi Jangka Panjang 1.271.660.134.491,23
Diinvestasikan dalam
14.841.913.482,00
EKUITAS DANA INVESTASI
1.255.876.285.752,00
Utang Jangka Pendek
3.751.629.370,00
Dana yang Disediakan untuk
-2.809.694.112,77
Uraian Pertumbuhan
Rata-rata (%)
-100,00
-100,00
-100,00
-100,00
-100,00
-100,00
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 27
2012
2013
2014
2015
1.505.332.337.261,11
1.734.492.814.288,51
1.808.862.161.194,23
EKUITAS DANA
Pertumbuhan
1.428.731.404.644,48
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
2011
Uraian
1.324.531.045.899,36
Rata-rata No.
6,43
(%)
Sumber : PERDA tentang Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2014 dan Rancangan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2015 sebelum audit.
Rasio ekuitas dana tahun 2013-2015 seperti pada tabel berikut: No.
Tahun
Tahun
Tahun
2013
2014
2015
(%)
(%)
(%)
Uraian
1.
Rasio lancar (current ratio)
18,19
21,13
1,06
2.
Rasio quick (quick ratio)
13,95
18,62
0,78
3.
Rasio total hutang terhadap total aset
0,33
0,21
0,06
4.
Rasio hutang terhadap modal
0,36
0,23
0,06
5.
Rata-rata umur piutang
6.
Rata-rata umur persediaan
Tabel 3.5 Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Soppeng Tahun 2013-2015
3.1.2.4 Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk neraca keuangan daerah, rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar (current ratio) dan Quick Ratio. Rasio lancar adalah aset lancar dibagi dengan kewajiban jangka pendek. Sedang Quick Ratio adalah aset lancar dikurangi persediaan dibagi dengan kewajiban jangka pendek. Laju
Tahun (%) No.
1.
Rasio Liquiditas
Rasio Lancar
Pertumbuhan 2011
2012
2013
2014
2015*
(%)
9,15
15,91
18,19
21,13
117,92
66,74
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Tabel 3.6 Rasio Liquiditas Tahun 2011-2015
III - 28
Laju
Tahun (%) No.
2.
Rasio Liquiditas
Quick Ratio
Pertumbuhan 2011
2012
2013
2014
2015*
(%)
8,49
14,40
13,95
18,62
87,94
59,60
Ket. * Data Sementara Rasio lancar digunakan untuk melihat kemampuan Pemerintah Kabupaten Soppeng dalam melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang diperoleh, semakin lancar pembayaran hutang jangka pendeknya. Berdasarkan perhitungan, nilai rasio lancar Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2011 sebesar 9,15% namun Tahun 2012 sampai dengan 2015 rasio lancar mengalami peningkatan dengan tingkat peningkatan rata-rata 66,73%. Nilai Rasio Lancar pada tahun 2015 sampai pada tingkat 117,92%. Nilai yang diperoleh ini mengindikasikan bahwa Pemerintah pada tahun 2011-2015 dapat dengan mudah mencairkan aset lancarnya untuk membayar seluruh hutang atau kewajiban jangka pendeknya. Walaupun begitu, perlu diperhatikan nilai rasio lancar yang semakin meningkat. Nilai rasio yang semakin besar dapat menunjukkan semakin meningkatnya kemampuan pemerintah daerah dalam melunasi kewajibannya. Jika ditelurusi penyebabnya, hal ini dapat disebabkan oleh laju pertumbuhan aset lancar yang relatif besar bahkan cenderung meningkat setiap tahunnya dan di sisi lain hutang jangka pendek menurun tajam dengan laju penurunannya sebesar -28,25%. Quick Ratio lebih akurat dibandingkan rasio lancar (current ratio) karena
Quick
ratio
telah
mempertimbangkan
persediaan
dalam
perhitungannya. Sebaiknya ratio ini tidak kurang dari 1. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai quick ratio neraca
keuangan Pemerintah
Kabupaten Soppeng Tahun 2011 mencapai 8,49%. Namun sebagaimana Rasio Lancar, pada tahun 2012-2015 nilai Quick Ratio juga mengalami peningkatan secara signifikan dengan laju peningkatannya sebesar 59,60%. Pada tahun 2015 sebesar 87,94%. Nilai dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan aset lancar Pemerintah Kabupaten Soppeng setelah dikurangi persediaan mempunyai kemampuan yang cukup kuat untuk melunasi
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 29
kewajiban jangka pendeknya. 3.1.2.5 Rasio Solvabilitas Rasio
solvabilitas
adalah
rasio
untuk
mengukur
kemampuan
Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Untuk neraca keuangan daerah, rasio solvablitas yang digunakan adalah rasio kewajiban terhadap aset dan rasio kewajiban terhadap ekuitas. Rasio kewajiban terhadap aset adalah kewajiban dibagi dengan aset, sedangkan rasio kewajiban terhadap ekuitas adalah kewajiban dibagi dengan ekuitas.
Laju
Tahun (%) No.
Rasio Solvabilitas
Pertumbuhan 2011
1. 2.
RasioKewajibanterhadap aset Rasio Kewajiban terhadap Equitas
2012
2013
2014
2015*
(%)
0,006251
0,003947 0,003318
0,002078
0,000575
-37,95
0,006291
0,003962 0,003329
0,002083
0,000575
-38,02
Tabel 3.7 Rasio Solvabilitas Tahun 2011-2015
Ket. *Data Sementara
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio kewajiban terhadap aset tahun 2011 sebesar 0,006251% dan pada tahun 2015 sebesar 0,000575%. Semakin besar nilai rasio ini, maka semakin buruk rasio kewajiban terhadap asset. Jika dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Soppeng selama tahun 2011-2015 cukup kuat untuk membayar jika melakukan pinjaman ke kreditor dengan tingkat kemampuan membayar yang cenderung meningkat dengan laju pertumbuhan 37,95%. Rasio kewajiban terhadap ekuitas secara langsung membandingkan kewajiban dibagi dengan ekuitas. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio Tahun 2011 sebesar 0,006291 dan pada Tahun 2015 sebesar 0,000575%. Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio kewajiban terhadap ekuitas karena menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah untuk membayar kewajibannya.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 30
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu 3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran 3.2.1.1. Kebijaksanaan Pelaksanaan Belanja Aparatur Kebijakan pengelolaan keuangan Pemerintah Kabupaten Soppeng selama 2013-2015, dilihat dari proporsi terhadap Belanja Daerah menunjukkan kecenderungan yang menurun. Pada Tahun 2013 proporsi belanja aparatur mencapai 64,88%. Namun pada Tahun 2015 proporsi belanja aparatur hanya mencapai 56,36 %. Ini menunjukkan kinerja pengelolaan belanja daerah yang semakin baik, karena belanja yang bersifat pelayanan masyarakat porsinya semakin meningkat. Namun demikian proporsinya masih diatas 50%. Ini mengindikasikan bahwa belanja daerah masih lebih banyak digunakan untuk kebutuhan rutin birokrasi dibandingkan untuk memberikan pelayanan publik. No.
Uraian
A.
Belanja Tidak Langsung
1.
Belanja Gaji dan Tunjangan
2.
Belanja Tambahan
Tahun 2014
Tahun 2015
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
433.629.592.759,40
374.706.776.316,00
499.002.564.262,00
334.488.990.353,40
268.328.056.112,00
377.617.498.827,00
97.073.365.462,00
104.086.347.035,00
118.978.005.530,00
1.812.000.000,00
1.812.000.000,00
1.891.100.000,00
102.930.569,00
186.491.895,00
284.373.327,00
152.306.375,00
293.881.274,00
231.586.578,00
53.901.236.854,00
61.892.203.263,00
65.974.913.411,00
17.288.108.890,00
14.263.033.230,00
15.629.995.887,00
218.101.700,00
218.238.500,00
297.884.300,00
37.500.000,00
167.500.000,00
20.000.000,00
1.347.712.000,00
2.485.212.000,00
2.750.322.000,00
276.953.580,00
121.888.230,00
47.726.600,00
Penghasilan Belanja Penerimaan Anggota
3.
Tahun 2013
Tabel 3.8 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Soppeng Tahun
dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH
4. 5.
Insentif Pemungutan Pajak Daerah Insentif Pemungutan Retribusi Daerah
B.
Belanja Langsung
1.
Belanja Honorarium PNS
2.
Belanja Uang Lembur
3.
Belanja Beasiswa Pendidikan PNS Belanja Kursus, Pelatihan,
4.
Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS
5.
Belanja premi asuransi kesehatan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 31
No.
Uraian Belanja makanan dan
6.
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
1.951.487.044,00
1.749.733.570,00
1.596.471.108,00
536.180.589,00
684.550.000,00
1.546.199.593,00
1.356.626.430,00
1.777.413.030,00
1.360.408.500,00
19.999.042.031,00
26.643.786.209,00
22.699.736.949,00
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
3.609.745.950,00
5.459.510.014,00
9.476.954.000,00
114.121.500,00
58.481.250,00
75.121.000,00
1.011.577.398,00
1.159.712.842,00
1.444.376.428,00
minuman pegawai Belanja pakaian dinas dan
7.
atributnya Belanja Pakaian Khusus dan
8.
Hari-hari Tertentu
9.
Belanja perjalanan dinas
10. 11. 12. 13. 14.
Belanja perjalanan pindah tugas Belanja Pemulangan Pegawai Belanja Modal Alat-Alat Angkutan Darat Bermotor Belanja Modal Peralatan Kantor Belanja Modal Perlengkapan Kantor
15.
Belanja Modal Komputer
3.438.981.417,00
4.110.097.985,00
6.005.068.705,00
16.
Belanja Modal Mebeulair
2.228.597.100,00
2.681.687.153,00
2.655.317.416,00
Belanja Modal Peralatan
439.551.225,00
289.999.250,00
250.964.925,00
46.950.000,00
21.360.000,00
118.366.000,00
487.530.829.613,40
436.598.979.579,00
564.977.477.673,00
17. 18.
Dapur Belanja Modal Penghias Rumah Tangga TOTAL
Persentase total pengeluaran terhadap total belanja untuk pemenuhan aparatur tahun 2013-2015 seperti pada tabel berikut: No.
Uraian
Total belanja untuk pemenuhan kebutuhan Aparatur (Rp.)
Total pengeluaran (Belanja + Pembiayaan Pengeluaran) (Rp.)
Prosentase (%)
1
Tahun anggaran 2013
487.530.829.613,40
751.476.161.605,40
64,88
2
Tahun anggaran 2014
436.598.979.579,00
850.297.715.044,00
51,35
3
Tahun anggaran 2015
564.977.477.673,00
1.002.459.429.170,35
56,36
Tabel 3.8 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Soppeng Tahun
3.2.2. Analisis Pembiayaan 3.2.2.1. Pembiayaan Daerah Kondisi pembiayaan daerah dipengaruhi oleh sisi penerimaan dan pengeluaran pembiayaan. Selama kurun waktu 2011-2015, APBD Kabupaten Soppeng selalu mengalami surplus anggaran. Pada awal pelaksanaan RPJMD
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 32
2011-2015, APBD Kabupaten Soppeng mengalami surplus anggaran mencapai Rp.25.002.215.033,49 dan pada akhir pelaksanaan RPJMD mengalami surplus kembali sebesar Rp.45.060.678.923,56. Kondisi APBD yang mengalami surplus tersebut berpengaruh dominan terhadap jumlah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) pada tahun berkenaan dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap total penerimaan pembiayaan pada tahun selanjutnya. Selain itu penerimaan pembiayaan juga didapat dari penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah. Sedangkan pengeluaran pembiayaan lebih banyak digunakan untuk investasi pemerintah untuk pembiayaaan BUMD, baik Perusahaan Daerah (PD), maupun PDAM. Secara lengkap kondisi pembiayaan daerah dapat dilihat pada tabel 11.
%
100.00 0.00
Realisasi (Rp)
62,517,282,938.82 0.00
Anggaran (Rp)
62,517,282,939.00 0.00
%
100.00 0.00
Realisasi (Rp)
66,380,420,419.28 0.00
Anggaran (Rp)
66,380,420,419.00 0.00
%
100.00 0.00
Realisasi (Rp)
55,540,262,285.43
Anggaran (Rp)
T.A. 2015
0.00
6.1.05
PENERIMAAN KEMBALI PEMBERIAN PINJAMAN
T.A. 2014
55,540,877,351.00
%
100.00
6.1.01
SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN TAHUN ANGGARAN SEBELUMNYA
T.A. 2013
0.00
Realisasi (Rp)
46,033,311,192.36 0.00
Anggaran (Rp)
46,033,311,192.00 0.00
PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 23,803,276,192.87
%
6.1
100.00
PEMBIAYAAN
753,860,668.00
Realisasi (Rp)
6
23,803,276,192.87
Uraian
T.A. 2012
0.00
Rek.
Anggaran (Rp)
T.A. 2011
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Tabel 3.10 Pembiayaan Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015
III - 33
5,130,430,063.00 76.23 3,500,000,000.00 2,812,194,300.00 80.35 3,558,570,880.00 0.00 0.00 301,191,000.00 0.00 0.00
9,450,430,063.00
85.52
10,220,000,000.00
9,532,194,300.00
93.27
8,558,570,880.00
8,558,570,880.00
100.00
5,918,886,000.00
5,000,000,000.00
84.48
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 6,730,501,325.00
PEMBAYARAN POKOK UTANG
11,050,501,325.00
6.2.03 64.22
6.2.02 PENYERTAAN MODAL (INVESTASI) PEMERINTAH DAERAH
78.09
PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH
1,847,453,252.00
6.2
3,667,453,252.00
89.00
5,000,000,000.00
99.99
62,640,825,440.82
62,647,151,529.00
100.11
66,580,175,181.28
0.00
123,542,502.00
129,868,590.00
0.00
199,754,762.00
129,868,590.00
0.00
616,653,351.00
%
Realisasi (Rp)
Anggaran (Rp)
%
Realisasi (Rp)
Anggaran (Rp)
%
Realisasi (Rp)
Anggaran (Rp)
%
Realisasi (Rp)
Anggaran (Rp)
%
Realisasi (Rp)
T.A. 2014
5,617,695,000.00
171.17
8,558,570,880.00
66,510,289,009.00
101.11
56,156,915,636.43
0.00
0.00
109,545,402.00
0.00
0.00
141,412,550.00
Anggaran (Rp)
T.A. 2013
5,000,000,000.00
100.00
6,720,000,000.00
55,540,877,351.00
100.24
46,142,856,594.36
46,033,311,192.00
97.44
24,698,549,410.87
1,543,252,866.13
T.A. 2012
6,720,000,000.00
100.00
4,320,000,000.00
4,320,000,000.00
100.00
1,820,000,000.00
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 25,346,529,059.00
PENERIMAAN PIUTANG DAERAH
1,820,000,000.00
6.1.06 Uraian
2,876,562,252.00
Rek.
4,696,562,252.00
T.A. 2011 T.A. 2015
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 34
%
101.61 0.00
Realisasi (Rp)
45,060,678,923.56 102,701,504,364.38 57,640,825,440.82
-79.43
Anggaran (Rp)
0.00
56,728,265,529.00
T.A. 2015
-56,728,265,529.00
0.00 -7.76
62,517,282,938.82 4,495,678,637.54
100.12
%
Realisasi (Rp)
0.00 -57,951,718,129.00
58,021,604,301.28
Anggaran (Rp)
0.00 -43.59
57,951,718,129.00
%
66,380,420,419.28
102.88
T.A. 2014
19,755,699,082.85
46,624,721,336.43
Realisasi (Rp)
Anggaran (Rp)
0.00 -45,320,877,351.00
45,320,877,351.00
%
0.00 -53.88
104.89
Realisasi (Rp)
55,540,877,351.43 18,848,450,820.07
36,692,426,531.36
Anggaran (Rp)
0.00
34,982,809,867.00
%
101.85
-34,982,809,867.00
46,033,311,192.36 25,002,215,033.49
T.A. 2013
0.00
0.00
Surplus/(Defisit) APBD
T.A. 2012
-121.08
Realisasi (Rp)
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN (SILPA)
-20,649,966,807.00
PEMBIAYAAN NETO
21,031,096,158.87
Uraian
20,649,966,807.00
Rek.
Anggaran (Rp)
T.A. 2011
Sumber : PERDA tentang Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng Tahun 20112015
Dari tabel 3.11 terlihat bahwa pada Tahun 2011-2015 Pemerintah Kabupaten Soppeng mempunyai sisa lebih perhitungan tahun sebelumnya yang cukup besar yang merupakan pelampauan target penerimanan, penghematan belanja dan kegiatan lanjutan. SiLPA diluar kegiatan lanjutan ini dapat digunakan untuk membiayai program kegiatan. No. 1.
Uraian Realisasi
Pendapatan
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
761.699.666.388,25
846.234.822.801,54
1.029.157.370.744,91
741.943.967.305,40
841.739.144.164,00
997.459.429.170,00
9.532.194.300,00
8.558.570.880,00
5.000.000.000,00
10.223.504.782,85
-4.062.892.242,46
26.697.941.574,91
Daerah Dikurangi realisasi:
2. 3. A
Belanja Daerah Pengeluaran Pembiayaan
Tabel 3.11 Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Soppeng Tahun 2013-2015
Daerah Defisit riil Ditutup oleh realisasi
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 35
No.
Uraian
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
Penerimaan Pembiayaan: Sisa Lebih Perhitungan 4.
55.540.262.285,43
66.380.420.419,28
62.517.282.938,82
Pencairan Dana Cadangan
0,00
0,00
0,00
Hasil Penjualan Kekayaan
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
616.653.351,00
199.754.762,00
123.542.502,00
56.156.915.636,43
66.580.175.181,28
62.640.825.440,82
66.380.420.419,28
62.517.282.938,82
89.338.767.015,73
Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya
5. 6. 7.
Daerah Yang Dipisahkan Penerimaan Pinjaman Daerah Penerimaan Kembali
8.
Pemberian Pinjaman Daerah
9.
Penerimaan Piutang Daerah Total Realisasi
B
Penerimaan Pembiayaan Daerah Sisa lebih pembiayaan
A+B
anggaran tahun berkenaan
Proporsi dari total defisit riil tahun 2013 hingga 2015 seperti pada tabel berikut: Proporsi dari total defisit riil No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Uraian
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
(%)
(%)
(%)
543,00
-1.634,00
234,00
Pencairan Dana Cadangan
0,00
0,00
0,00
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang
0,00
0,00
0,00
Penerimaan Pinjaman Daerah
0,00
0,00
0,00
Penerimaan Kembali Pemberian
0,00
0,00
0,00
6,00
-5,00
0,46
649,29
-1.612,58
334,63
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya
Tabel 3.12 omposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Soppeng Tahun
di Pisahkan
Pinjaman Daerah Penerimaan Piutang Daerah Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan
Sementara, persentase silpa anggaran daerah tahun 2013 hingga 2015 seperti pada tabel berikut:
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 36
Tahun 2013 No. 1.
Uraian
SiLPA
5.736.311.908
penerimaan PAD
Tahun 2015
% dari
Rp.
Rp.
SiLPA
66.380.420.419 100,00 62.517.282.939
Pelampauan
2.
% dari
Rp.
Jumlah SiLPA
Tahun 2014
8,64 10.144.209.384
Rata-rata
% dari
pertum-
SiLPA
buhan (%)
100,00 89.338.767.015
100,00
10,41
16,23 10.512.946.864
11,77
22,38
Pelampauan 3.
penerimaan dana
0
0,00
83.353.345
0,13
0
0,00
0,00
383.561.165
0,58
6.806.041.604
10,89
0
0,00
-100,00
72,75 38.464.965.906
43,06
-13,90
Tabel 3.13 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Soppeng Tahun 2013-2015
perimbangan Pelampauan penerimaan lain-
4.
lain pendapatan daerah yang sah Sisa penghematan
5.
belanja atau akibat
60.260.547.346
90,78 45.483.678.606
lainnya Kewajiban kepada pihak ketiga sampai
6.
dengan akhir tahun
0
0,00
0
0,00
301.191.000
0,34
0,00
0
0,00
0
0,00 40.059.663.246
44,84
0,00
belum terselesaikan 7.
Kegiatan lanjutan
Adapun defisit riil anggaran daerah seperti pada tabel berikut: No. 1.
Uraian Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
(Rp)
(Rp.)
(Rp.)
761.699.666.388,25
846.234.822.801,54
1.029.157.370.744,91
741.943.967.305,40
841.739.144.164,00
997.459.429.170,00
Dikurangi realisasi: 2.
Belanja Daerah
3.
Pengeluaran Pembiayaan Daerah Defisit riil
9.532.194.300,00
8.558.570.880,00
5.000.000.000,00
10.223.504.782,85
-4.062.892.242,46
26.697.941.574,91
Tabel 3.14 Defisit Riil Anggaran Kabupaten Soppeng Tahun
Kabupaten Soppeng selama Tahun 2013-2015 mengalami defisit anggaran pada Tahun 2014 yang disebabkan oleh Belanja Daerah yang terealisir sangat besar dengan realisasi pengeluaran pembiayaan daerah yang juga cukup besar. Tahun 2013 No. 1. 2.
Uraian
Tahun 2014
% dari
Rp.
SiLPA
Rp.
% dari SiLPA
Tahun 2015 Rp.
% dari SiLPA
Jumlah SiLPA
66.380.420.419
100,00
62.517.282.939
100,00
89.338.767.015
100,00
Pelampauan
5.736.311.908
8,64
10.144.209.384
16,23
10.512.946.864
11,77
penerimaan PAD
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Tabel 3.15 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Soppeng Tahun 2013-2015
III - 37
Tahun 2013 No.
Uraian
% dari
Rp.
SiLPA
Pelampauan 3.
Tahun 2014
Tahun 2015
% dari
Rp.
% dari
Rp.
SiLPA
SiLPA
0
0,00
83.353.345
0,13
0
0,00
383.561.165
0,58
6.806.041.604
10,89
0
0,00
60.260.547.346
90,78
45.483.678.606
72,75
38.464.965.906
43,06
0
0,00
0
0,00
301.191.000
0,34
0
0,00
0
0,00
40.059.663.246
44,84
penerimaan dana perimbangan Pelampauan
4.
penerimaan lainlain pendapatan daerah yang sah Sisa penghematan
5.
belanja atau akibat lainnya Kewajiban kepada pihak ketiga
6.
sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan
7.
Kegiatan lanjutan
Sisa lebih anggaran (riil) dapat dilihat pada tabel berikut: No. 1.
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
66.380.420.419,28
62.517.282.938,82
89.338.767.015,73
0,00
0,00
301.191.000,00
0,00
0,00
40.059.663.246,00
66.380.420.419,28
62.517.282.938,82
48.977.912.769,73
Uraian Saldo kas neraca daerah Dikurangi:
2.
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan
3.
Kegiatan lanjutan
4.
Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran
Tabel 3.16 Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Kabupaten Soppeng Tahun 2013-2015
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Riil) Pembiayaan Anggaran pada APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2013-2015 menunjukkan kecenderungan yang menurun. Pada Tahun 2013, Rp.66.380.420.419,98
dan
pada
SiLPA Kabupaten Soppeng sebesar Tahun
2015
menurun
menjadi
Rp.48.977.912.769,73. SiLPA Kabupaten Soppeng pada Tahun 2015 menurun dari Tahun 2014 disebabkan Saldo Kas Neraca pada Tahun 2015 berkurang sebesar Rp.41.279.103.769,73 akibat masih adanya Kewajiban Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng kepada pihak ketiga sampai dengan akhir Tahun 2015 yang belum terselesaikan dan beberapa kegiatan pembangunan daerah
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 38
dengan nilai sebesar Rp.40.059.663.246,00 yang perlu dilanjutkan atau 44,84% dari SiLPA Tahun 2015.
Tahun 2016 (Rp.)
Tahun 2018 (Rp.)
Tahun 2019 (Rp.)
Tahun 2020 (Rp.)
Tahun 2021 (Rp.)
1.
10,41
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
301.191.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
40.059.663.246,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
48.977.912.769,73
10,41
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
(2015) (Rp.)
Saldo kas neraca daerah
Tahun 2017 (Rp.)
Tingkat partumbuhan (%)
No.
Uraian
Tabel 3.17
Proyeksi
89.338.767.015,73
Data tahun dasar
Proyeksi Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021
Dikurangi: 2. 3.
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan Kegiatan lanjutan
Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran
Sisa lebih pembiayaan anggaran yang dapat digunakan dalam penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah Kabupaten Soppeng pada Tahun 2016-2021 diproyeksikan mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena penggunaan SiLPA setiap tahun dimaksimalkan dan pelaksanaan kegiatan atau daya serap anggaran pada tahun berjalan cukup bagus. Pada Tahun 2016 diproyeksikan turun sebesar Rp.5.003.734.100,33 dari Tahun 2015 menjadi Rp.53.981.646.870,07 dan pada Tahun 2021 diproyeksi bisa kembali meningkat menjadi sebesar Rp.109.384.451.977,53 dengan ratarata
peningkatan
SiLPA
selama
Tahun
2016-2021
sebesar
Rp.81.830.079.028,76. Demikian pula halnya dengan Saldo Kas Neraca Daerah Kabupaten Soppeng diproyeksikan meningkat setiap tahunnya dari Tahun 2016 sampai Tahun 2021. Rata-rata peningkatannya diproyeksikan sebesar Rp.115.435.156.262,30. Disamping Penerimaan Pembiayaan dari SiLPA dapat digunakan untuk membiayai program kegiatan, pemerintah daerah juga dapat melakukan pinjaman dalam rangka untuk membiayai kegiatan yang terkait dengan pelayanan dasar masyarakat.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 39
3.3. Kerangka Pendanaan Kebijakan anggaran merupakan acuan umum dari rencana kerja pembangunan dan merupakan bagian dari perencanaan operasional anggaran dan alokasi sumberdaya. Sementara itu kebijakan keuangan daerah diarahkan pada kebijakan penyusunan program dan indikasi kegiatan pada pengelolaan pendapatan dan belanja daerah secara efektif dan efisien. 3.3.1.
Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Realisasi pengeluaran periodik wajib dan mengikat merupakan realisasi
kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan daerah Kabupaten Soppeng yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar dalam satu tahun anggaran. Belanja periodik yang wajib dan mengikat adalah pengeluaran yang wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap tahun oleh Pemerintah Kabupaten Soppeng seperti gaji dan tunjangan pegawai serta anggota dewan, bunga, belanja jasa kantor, sewa kantor yang telah ada kontrak jangka panjang atau belanja sejenis lainnya. Belanja periodik prioritas utama adalah pengeluaran yang harus dibayar setiap periodik oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng dalam rangka keberlangsungan pelayanan dasar prioritas Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng yaitu pelayanan pendidikan dan kesehatan, seperti honorarium guru dan tenaga medis serta belanja sejenis lainnya. Pada Tahun 2013-2015, pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama Kabupaten Soppeng untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung cenderung meningkat dengan rata-rata pertumbuhan masing-masing belanja yaitu mencapai 5,90% dan 47,15%. No. A 1 2
Uraian BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Gaji dan Tunjangan Belanja
Rata-rata
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
450.190.578.265,00
475.957.696.905,00
534.733.649.950,00
5,90
334.488.990.354,00
353.725.530.300,00
377.617.498.827,00
4,13
97.073.365.462,00
104.086.347.035,00
118.978.005.530,00
7,02
Pertumbuhan (%)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Tabel 3.18 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Soppeng Tahun 2013-2015
III - 40
No.
3
4 5
6
7
8
9
10
B
1
2
3
Uraian Tambahan Penghasilan Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH Insentif Pemungutan Pajak Daerah Insentif Pemungutan Retribusi Daerah Belanja Bunga Pinjaman Kepada Pemerintah Pusat Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan Desa Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Pemerintahan Desa Belanja Bantuan keuangan Kepada Pemerintahan Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Belanja Langsung Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis. Belanja Beasiswa Pendidikan PNS Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan bulanan
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
Rata-rata Pertumbuhan (%)
1.812.000.000,00
1.812.000.000,00
1.891.100.000,00
1,43
102.930.569,00
186.491.895,00
284.373.327,00
40,32
152.306.375,00
293.881.274,00
231.586.578,00
14,99
492.234.625,00
0,00
0,00
0,00
260.312.500,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
15.417.885.624,00
15.432.469.673,00
35.185.965.816,00
31,66
390.552.756,00
420.976.728,00
545.119.872,00
11,76
7.417.443.840,00
11.413.335.548,00
23.635.199.819,00
47,15
2.186.008.310,00
4.162.795.822,00
15.158.203.740,00
90,69
0,00
0,00
20.000.000,00
100,00
5.231.435.530,00
7.250.539.726,00
8.456.996.079,00
17,36
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 41
No.
Uraian
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya) Belanja sewa gedung kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya) Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya)
4
5
Pembiayaan Pengeluaran Pembentukan Dana Cadangan Pembayaran pokok utang TOTAL (A+B+C)
C 1 2
Rata-rata Pertumbuhan (%)
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
2.812.194.300,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
2.812.194.300,00
0,00
0,00
0,00
460.420.216.405,00
487.371.032.453,00
558.368.849.769,00
6,64
Pertumbuhan Belanja Periodik Prioritas Utama untuk Belanja Tidak Langsung Kabupaten Soppeng berasal dari Belanja Pegawai adalah sebesar 4,13%, sedangkan untuk Belanja Langsung berasal Honorarium PNS khusus untuk Guru dan Tenaga Medis dengan pertumbuhan mencapai 90,69%, sehingga rata-rata total pertumbuhan untuk pengeluaran periodik, wajib dan mengikat serta prioritas utama adalah sebesar 6,64%.
No.
Rata-rata
Tahun 2015
Uraian
Pertumbuhan
(Rp.)
(%)
A
BELANJA TIDAK LANGSUNG
534.733.649.950,00
5,90
1
Belanja Gaji dan Tunjangan
377.617.498.827,00
4,13
2
Belanja Tambahan Penghasilan
118.978.005.530,00
7,02
3
Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta
1.891.100.000,00
1,43
Tabel 3.19 engeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Operasional KDH/WKDH 4
Insentif Pemungutan Pajak Daerah
284.373.327,00
40,32
5
Insentif Pemungutan Retribusi Daerah
231.586.578,00
14,99
6
Belanja Bunga Pinjaman Kepada Pemerintah Pusat
0,00
0,00
7
Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan
0,00
0,00
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 42
No.
Rata-rata
Tahun 2015
Uraian
Pertumbuhan
(Rp.)
(%)
Desa 8
Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada
0,00
0,00
35.185.965.816,00
31,66
545.119.872,00
11,76
23.635.199.819,00
47,15
15.158.203.740,00
90,69
20.000.000,00
100,00
8.456.996.079,00
17,36
0,00
0,00
0,00
0,00
Pemerintahan Desa 9
Belanja Bantuan keuangan Kepada Pemerintahan Desa
10
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik
B
Belanja Langsung
1 2 3 4 5
Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis. Belanja Beasiswa Pendidikan PNS Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan bulanan kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya) Belanja sewa gedung kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya) Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya)
C
Pembiayaan Pengeluaran
0,00
0,00
1
Pembentukan Dana Cadangan
0,00
0,00
2
Pembayaran pokok utang
0,00
0,00
558.368.849.769,00
6,64
TOTAL (A+B+C)
Total pengeluaran periodik, wajib dan mengikat serta prioritas utama Kabupaten Soppeng pada Tahun 2015 sebesar Rp.558.368.849.769,00. Artinya hanya sebesar kurang lebih 558 M yang menjadi dasar untuk menentukan kebutuhan anggaran belanja yang tidak dapat dihindari dan tidak dapat ditunda dalam rangka penghitungan kapasitas riil keuangan daerah Kabupaten Soppeng dan analisis kerangka pendanaan. 3.3.2.
Proyeksi Data Masa Lalu Hal utama yang perlu diperkirakan dalam penghitungan kemampuan
anggaran adalah pendapatan daerah. Ini karena akan berkaitan dengan kapasitas pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan dan memberikan pelayanan kepada publik. Proyeksi data masa lalu merupakan proyeksi data untuk lima tahun kedepan yang didasarkan pada rata-rata pertumbuhan selama lima tahun kebelakang. Adapun proyeksi untuk 6 (enam) tahun kedepan, meliputi proyeksi
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 43
pendapatan, serta proyeksi belanja tidak langsung dan belanja langsung. Menganalisis pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan Kabupaten Soppeng terlebih dahulu dimulai dari jenis obyek pendapatan, belanja dan pembiayaan sesuai dengan kewenangan, susunan/struktur masingmasing APBD Kabupaten Soppeng. Hal ini dilakukan dengan melibatkan tim penyusun yang berasal dari Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Soppeng untuk menyiapkan data dan analisis, dimana hasilnya didiskusikan di tingkat Tim RPJMD Kabupaten Soppeng. Analisis dan diskusi Tim RPJMD Kabupaten Soppeng dilakukan terhadap data-data perkembangan realisasi anggaran, data 5 (lima) tahun yang meliputi : pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta perkembangan neraca daerah yang meliputi, aset dan hutang daerah serta ekuitas dana. Selanjutnya,
analisis
dilakukan
terhadap
penerimaan
daerah
Kabupaten Soppeng yaitu pendapatan dari penerimaan pembiayaan daerah. Kapasitas keuangan daerah ditempatkan sejauh mana Kabupaten Soppeng mampu mengoptimalkan penerimaan dari pendapatan daerah Kabupaten Soppeng. Berbagai objek penerimaan daerah dianalisis untuk memahami perilaku atau karakteristik penerimaan selama ini. Selanjutnya, Tim RPJMD Kabupaten Soppeng membuat analisis untuk mengidentifikasi proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Soppeng. Analisis ini dilakukan untuk memberikan gambaran kapasitas pendapatan daerah Kabupaten Soppeng dengan proyeksi 6 (enam) tahun kedepan, untuk penghitungan kerangka pendanaan pembangunan daerah Kabupaten Soppeng. Metode analisis yang digunakan oleh Tim RPJMD Kabupaten Soppeng dalam menganalisis pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Soppeng adalah perpaduan
antara metode
regresi,
growth rate
dan
acress dengan
memperhatikan asumsi pertumbuhan ekonomi. Analisis ini dilakukan berdasarkan pada data dan informasi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan pendapatan daerah Kabupaten Soppeng, antara lain:
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 44
1. Angka rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah masa lalu; 2. Asumsi indikator makro ekonomi Kabupaten Soppeng (PDRB/laju pertumbuhan ekonomi, inflasi dan lain-lain); 3. Kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah Kabupaten Soppeng; 4. Kebijakan dibidang keuangan negara. Berikut ini adalah gambaran kinerja keuangan Kabupaten Soppeng yang mencakup kinerja pelaksanaan APBD Kabupaten Soppeng dan Neraca Daerah Kabupaten Soppeng. 3.3.2.1. Proyeksi Pendapatan Kebijakan umum pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten Soppeng diarahkan kepada upaya meningkatkan kapasitas fiskal daerah melalui peningkatan intensitas dan efektivitas pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah yang mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan aspek kewenangan, potensi daerah, aspek keadilan dan kepatutan serta kemampuan masyarakat. Dalam hal proyeksi pendapatan dilakukan berdasarkan pertumbuhan rata-rata pendapatan selama lima tahun dihubungkan dengan pertumbuhan ekonomi
daerah.
Proyeksi
pendapatan
ini
mengacu
pada
rata-rata
pertumbuhan pendapatan selama lima 5 tahun (2011-2015). Berdasarkan penghitungan tersebut, proyeksi pendapatan untuk Tahun 2016 diperkirakan sebesar Rp.1.191.039.152.646,42,-, dan meningkat menjadi Rp.1.337.650.568.145,93 pada Tahun 2017. Diproyeksikan pada akhir periode RPJMD 2016-2021, pendapatan akan menjadi Rp.1.827.236.966.616,66. Komponen pendapatan yang berkontribusi paling besar diproyeksikan dari Dana Perimbangan. Proyeksi pendapatan ini
merupakan
sekumpulan
angka-angka
perkiraan yang dapat berubah dan atau berbeda atau bersifat indikatif sepanjang
faktor-faktor
penghitungnya
atau
asumsi-asumsinya
tidak
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 45
1 PENDAPATAN 1,191,039,152,646.42
1,337,650,568,145.93 1,452,934,623,048.38 1,572,649,437,603.66 1,697,249,673,653.74 1,827,236,966,616.66 7.39
1.1 Pendapatan Asli Daerah 81,111,844,931.42
94,915,100,486.68 108,868,781,326.57 122,986,973,274.93 137,285,098,985.13 151,780,046,241.60 11.01
1.1.1 Pajak Daerah 11,215,710,000.00
12,337,281,000.00 13,571,009,100.00 14,928,110,010.00 16,420,921,011.00 18,063,013,112.10 8.27
1.1.2 Retribusi Daerah 6,803,232,821.33
7,313,475,282.92 7,861,985,929.14 8,451,634,873.83 9,085,507,489.37 9,766,920,551.07 6.21
1.1.3
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
9,496,672,319.06
11,115,912,462.07
12,735,152,605.09
14,354,392,748.10
15,973,632,891.12
17,592,873,034.13
10.82
1.1.4
Lain-Lain PAD Yang Sah
53,596,229,791.04
64,148,431,741.69
74,700,633,692.34
85,252,835,643.00
95,805,037,593.65
106,357,239,544.30
mengalami perubahan. Adapun proyeksi pendapatan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
NO. URAIAN Tahun (Rp.)
2016 2017 2018 2019 2020 2021 LAJU (%)
12.10
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Tabel 3.20
Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021
III - 46
1.2 Dana Perimbangan 999,032,153,000.00
1,119,559,953,779.00 1,215,509,914,218.34 1,315,689,895,302.01 1,420,537,682,278.42 1,530,536,502,114.67 7.37
1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 26,118,645,000.00
28,077,543,375.00 30,183,359,128.13 32,447,111,062.73 34,880,644,392.44 37,496,692,721.87 6.21
1.2.2 Dana Alokasi Umum 635,976,768,000.00
719,302,087,400.00 774,216,170,300.00 829,130,253,200.00 884,044,336,100.00 938,958,419,000.00 6.71
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 336,936,740,000.00
372,180,323,004.00 411,110,384,790.22 454,112,531,039.28 501,612,701,785.98 554,081,390,392.80 8.64
1.3
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
110,895,154,715.00
123,175,513,880.24
128,555,927,503.47
133,972,569,026.73
139,426,892,390.18
144,920,418,260.39
4.56
1.3.1
Pendapatan Hibah
1,086,146,550.00
1,094,835,722.40
1,103,594,408.18
1,112,423,163.44
1,121,322,548.75
1,130,293,129.14
NO. URAIAN Tahun (Rp.)
2016 2017 2018 2019 2020 2021 LAJU (%)
0.67
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 47
Tahun (Rp.)
1.3.2
Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
40,737,247,034.04
44,777,222,063.36
48,817,197,092.68
52,857,172,121.99
12.75
1.3.3
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
73,469,401,456.40
74,204,095,470.96
74,946,136,425.67
75,695,597,789.93
0.83
1.3.4
Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
13,878,828,328.96
14,542,236,323.08
15,237,355,219.33
2021
13,245,684,604.85
2020
36,697,272,004.72
2019
72,741,981,640.00
2018
12,641,424,513.12
2017
25,722,513,765.00
2016
LAJU (%)
72,021,764,000.00
URAIAN
12,064,730,400.00
NO.
3.97
Berdasarkan tabel 3.22 dibawah ini menunjukkan bahwa kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Pendapatan Daerah Kabupaten Soppeng selama Tahun 2016-2021 diproyeksikan meningkat setiap tahunnya dengan rata-rata peningkatan sekitar 8,00%. Kontribusi Dana Perimbangan terhadap Pendapatan Daerah diproyesikan berfluktuasi setiap tahun dengan rata-rata sekitar 83,73%. Lain-lain penerimaan daerah yang sah diproyesikan menurun setiap tahun dengan rata-rata penurunan sekitar 8,67% terhadap pendapatan daerah. Dari proyeksi kontribusi ketiga jenis pendapatan ini diperoleh bahwa Katergantungan Fiskal Kabupaten Soppeng terhadap Pemerintah Pusat diproyeksikan rata-rata menurun setiap tahun sekitar 86,68% dengan harapan bahwa dari tahun 2016-2021 kemandirian fiskal Kabupaten Soppeng
Tabel 3.21 Proyeksi Kontribusi Jenis Pendapatan Terhadap Pendapatan Daerah (%) Tahun 2016-2021
meningkat setiap tahun dengan rata-rata peningkatan sekitar 13,31%. Uraian PAD
Kontribusi (%) 2016
2017
2018
2019
2020
2021
6,81
7,10
7,49
7,82
8,09
8,31
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 48
Uraian
Kontribusi (%) 2016
2017
2018
2019
2020
2021
83,88
83,70
83,66
83,66
83,70
83,76
9,31
9,21
8,85
8,52
8,21
7,93
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Kemandirian Fiskal
12,18
12,88
13,29
13,61
13,88
14,09
Ketergantungan Fiskal
87,82
87,12
86,71
86,39
86,12
85,91
Dana perimbangan Lain-lain Penerimaan daerah yang sah Total
3.3.2.2.
Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Wajib Mengikat serta Prioritas Utama
Proyeksi belanja dan pengeluaran wajib, mengikat serta prioritas utama Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 diproyeksikan cenderung meningkat. Pada Tahun 2015, pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama untuk belanja tidak langsung Kabupaten Soppeng sebesar Rp.534.733.649.950,00 atau 95,77% dari total belanja pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama, sedangkan untuk belanja langsung sekitar 4,23% dari total belanja pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
2021 746.939.698.834,37 41.374.988.577,06
2020 725.227.866.718,20
47,15
37.606.175.802,14
2019 703.949.154.468,32
23.635.199.819,00
34.216.230.383,14
2018
2017
2016
683.105.842.062,54
Belanja Langsung
5,90
31.159.549.516,17
2.
534.733.649.950,00
662.704.651.920,75
Belanja Tidak Langsung
(%)
Tabel 3.22
28.396.296.937,83
1.
(Rp.)
pertumbuhan
673.185.670.633,37
Uraian
Proyeksi (Rp.)
Tingkat
25.671.659.417,85
No.
Tahun Dasar 2015
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Proyeksi Belanja Dan Pengeluaran Wajib, Mengikat Serta Prioritas Utama (Prioritas I) Tahun 2016-2021
III - 49
2019
2020
2021
738.165.384.851,46
762.834.042.520,34
788.314.687.411,43
53,05
2018
558.368.849.769,00
714.265.391.578,71
(%)
2017
pertumbuhan
691.100.948.858,58
TOTAL
(Rp.)
2016
Uraian
Proyeksi (Rp.)
Tingkat
698.857.330.051,22
No.
Tahun Dasar 2015
Total belanja wajib dan pengeluaran yang wajib mengikat, serta prioritas utama Kabupaten Soppeng diproyeksikan mengalami peningkatan dari
Rp.698.857.330.051,22
di
Tahun
2016
menjadi
sebesar
Rp.788.314.687.411,43 di Tahun 2021. Belanja tidak langsung dalam hal ini merupakan bagian yang sangat dominan dalam total belanja wajib dan pengeluaran yang wajib mengikat, serta prioritas utama yaitu sebesar Rp.746.939.698.834,37 pada Tahun 2021 sebagaimana yang tergambar pada tabel 3.24 di bawah ini :
703,949,154,468.32
725,227,866,718.20
746,939,698,834.37
425,426,664,683.39
436,062,331,300.48
Tahun 2021 (Rp.)
415,050,404,569.16
Tahun 2020 (Rp.)
683,105,842,062.54
Tahun 2019 (Rp.)
404,927,223,969.91
Tahun 2018 (Rp.)
662,704,651,920.75
4.13
Tahun 2017 (Rp.)
395,050,950,214.55
Belanja Gaji dan Tunjangan
Tahun 2016 (Rp.) 673,185,670,633.37
1
5.90
Proyeksi
415,843,105,489.00
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Tingkat pertumbuhan (%)
Data Tahun Dasar (2015) (Rp.)
A
534,733,649,950.00
Uraian
377,617,498,827.00
No
Tabel 3.23
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021
III - 50
No
678,170,641.70
690,817,654.70
134,790,767,264.68
-
345,408,827.35
339,085,320.85
1,263,888,524.30
1,146,318,786.05
2,608,153,855.77
2,511,744,617.84
2,415,335,379.92
168,105,434,486.49
164,125,823,779.69
160,283,450,695.89
Tahun 2020 (Rp.)
2,527,777,048.60
-
1,028,749,047.80
156,588,359,291.72
Tahun 2019 (Rp.)
2,292,637,572.10
332,761,814.35
2,318,926,141.98
153,054,812,418.75
149,702,676,750.00
128,162,301,444.58
-
911,179,309.50
2,222,516,904.05
2,126,107,666.12
Tahun 2018 (Rp.)
2,057,498,095.60
326,438,307.85
793,609,571.25
676,039,833.00
665,523,628.70
-
320,114,801.35
313,791,294.85
Tahun 2017 (Rp.)
1,822,358,619.00
-
-
Tahun 2016 (Rp.)
1,587,219,142.50
1,352,079,666.00
31.66
121,570,311,364.91
Belanja Bantuan keuangan Kepada Pemerintahan Desa
652,876,615.70
9
-
115,013,359,934.88
Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Pemerintahan Desa -
640,229,602.70
8 -
108,490,079,393.60
Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan Desa 14.99
627,582,589.70
7 40.32
101,999,167,472.70
Belanja Bunga Pinjaman Kepada Pemerintah Pusat Tingkat pertumbuhan (%)
6 Data Tahun Dasar (2015) (Rp.)
Insentif Pemungutan Retribusi Daerah 118,978,005,530.00
5 1,891,100,000.00
Insentif Pemungutan Pajak Daerah 284,373,327.00
4 1.43
231,586,578.00
Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH
-
3 7.02
-
Belanja Tambahan Penghasilan
-
2
35,185,965,816.00
Uraian Proyeksi Tahun 2021 (Rp.)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 51
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
19,561,545,825.38
1,500,000,000.00
20,313,442,751.68
41,374,988,577.06
545,119,872.00
Tahun 2021 (Rp.)
-
17,010,039,848.16
1,250,000,000.00
19,346,135,953.98
37,606,175,802.14
545,119,872.00
Tahun 2020 (Rp.)
-
14,791,338,998.40
1,000,000,000.00
18,424,891,384.74
34,216,230,383.14
545,119,872.00
Tahun 2019 (Rp.)
-
12,862,033,911.65
750,000,000.00
17,547,515,604.52
31,159,549,516.17
545,119,872.00
Tahun 2018 (Rp.)
-
11,184,377,314.48
500,000,000.00
16,711,919,623.35
28,396,296,937.83
545,119,872.00
Tahun 2017 (Rp.)
-
Pembayaran pokok utang
-
2
-
545,119,872.00
Pembentukan Dana Cadangan
25,671,659,417.85
1
-
15,916,113,927.00
Pembiayaan Pengeluaran
-
30,000,000.00
C
-
9,725,545,490.85
Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya)
17.36
Tahun 2016 (Rp.)
-
5
100.00
-
Belanja sewa gedung kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya)
90.69
-
4
Tingkat pertumbuhan (%)
Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan bulanan kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya)
Data Tahun Dasar (2015) (Rp.)
3
545,119,872.00
Belanja Beasiswa Pendidikan PNS
23,635,199,819.00
2
15,158,203,740.00
Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis.
20,000,000.00
1
47.15
8,456,996,079.00
Belanja Langsung
-
B
11.76
-
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik
-
10
-
Uraian
-
No
Proyeksi
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 52
Tahun 2018 (Rp.)
Tahun 2019 (Rp.)
Tahun 2020 (Rp.)
Tahun 2021 (Rp.)
714,265,391,578.70
738,165,384,851.46
762,834,042,520.33
788,314,687,411.43
Tahun 2017 (Rp.) 691,100,948,858.58
6.64
Tahun 2016 (Rp.) 698,857,330,051.22
Tingkat pertumbuhan (%)
TOTAL BELANJA WAJIB DAN PENGELUARAN YANG WAJIB MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA
Data Tahun Dasar (2015) (Rp.)
Uraian
558,368,849,769.00
No
Proyeksi
3.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan Untuk kurun waktu 6 tahun mendatang (2016-2021), kapasitas kemampuan keuangan daerah Kabupaten Soppeng diharapkan akan semakin meningkat. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa laju pertumbuhan pendapatan daerah diproyeksikan mengalami peningkatan dan terjadi peningkatan efektivitas penggunaan belanja daerah. Berdasarkan data dalam kurun waktu 3 Tahun 2013-2015 daya serap anggaran, pada belanja langsung rata-rata mampu menyerap 89,98% anggaran, dengan rincian sebagai berikut.
Jenis belanja pegawai daya serap sebesar 92,21%
Jenis belanja barang dan jasa sebesar 92,32%
Jenis belanja modal sebesar 88,53%
Berdasarkan data tersebut diatas SiLPA akan terjadi, diskenariokan sebesar 12,49% pada setiap tahunnya. Akan tetapi, apabila SiLPA pada akhir tahun terealisasikan diatas 12,49%, selisih tersebut akan diprioritaskan pada penyertaan modal, penambahan program dan kegiatan prioritas yang dibutuhkan,
penambahan
volume
program
dan
kegiatan
yang
telah
dianggarkan, serta belanja peningkatan jaminan sosial. Perkiraan kapasitas kemampuan daerah dapat disajikan secara indikatif yaitu tidak kaku dan disesuaikan dengan kondisi dan informasi terbaru pada saat perencanaan dan penganggaran setiap tahun. Selengkapnya secara indikatif tersaji dalam tabel berikut ini.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 53
Tabel 3.24
Proyeksi
3.3.4.
788,314,687,411.43
1,779,432,360,418.14
-
-
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021
991,117,673,006.72
1,656,551,142,288.75 762,834,042,520.33
1,779,432,360,418.14
Tahun 2021 (Rp.)
1,656,551,142,288.75
Tahun 2020 (Rp.)
893,717,099,768.41
1,539,568,977,984.27 738,165,384,851.46
1,539,568,977,984.27
1,427,918,214,092.20 -
801,403,593,132.81
691,100,948,858.58 629,942,673,797.29
Kapasitas riil kemampuan keuangan
-
-
Dikurangi: Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
698,857,330,051.22
4
1,183,146,713,976.46
Total penerimaan
1,427,918,214,092.20
Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran
Tahun 2019 (Rp.)
714,265,391,578.70
3
Tahun 2018 (Rp.)
713,652,822,513.50
Pencairan dana cadangan (sesuai Perda)
1,321,043,622,655.87
2
-
Pendapatan
1,183,146,713,976.46
1
Tahun 2017 (Rp.)
-
Tahun 2016 (Rp.)
1,321,043,622,655.87
Uraian
484,289,383,925.24
No.
Kebijakan Alokasi Anggaran Berdasarkan
proyeksi
kapasitas
kemampuan
keuangan
daerah,
kebijakan alokasi anggaran pemerintah daerah digunakan untuk membiayai urusan wajib dan urusan pilihan yang selanjutnya perlu ditetapkan kebijakan alokasi kedalam tiga kelompok prioritas dengan uraian sebagai berikut.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 54
Prioritas I, dialokasikan untuk : a.
Mendanai belanja dan pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama.
b.
Mendanai program unggulan dalam rangka pencapaian visi dan misi kepala daerah (Bupati dan Wakil Bupati Soppeng) periode 2016-2021, yang seiring dengan amanat RPJMN dan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana. Program tersebut harus berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah.
c.
Mendanai program/kegiatan sesuai arah kebijakan keuangan masa lalu yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan bersentuhan langsung dengan peningkatan pelayanan publik.
Prioritas II, dialokasikan untuk mendanai program prioritas dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang paling berdampak luas pada masing-masing segmentasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPD. Terutama pemenuhan proporsi belanja SKPD dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD dalam pelaksanaan sinkronisasi kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Prioritas III, merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-belanja tidak langsung (belanja tidak terduga, hibah, dan bantuan sosial) antara lain : a. Penyediaan dana untuk kejadian luar biasa seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan kegiatan tanggap darurat. b. Pemberian
hibah
kepada
pemerintah,
perusahaan
daerah,
masyarakat dan organisasi kemasyarakatan untuk menunjang pencapaian sasaran, program dan kegiatan pemerintah daerah
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 55
dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat, disesuaikan dengan kamampuan keuangan
daerah
dan
dilakukan
setelah
memprioritaskan
pemenuhan belanja urusan wajib, tidak bersifat mengikat dan tidak wajib. c. Belanja bantuan sosial kepada individu, keluarga, dan/atau masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai akibat dari krisis sosial, ekonomi, politik, bencana atau fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidup minimun serta lembaga non pemerintahan bidang pendidikan, keagamaan dan bidang lain yang berperan untuk melindungi individu, kelompok dan masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial dengan tujuan untuk menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah. Pengalokasian Prioritas III harus memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar. Berkaitan dengan hal tersebut alokasi rencana penggunaan kapasitas riil kemampuan daerah dan alokasi kerangka pendanaan Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 berdasarkan prioritas tersaji dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.25
Tahun 2017 (Rp.)
Tahun 2018 (Rp.)
Tahun 2019 (Rp.)
Tahun 2020 (Rp.)
Tahun 2021 (Rp.)
801,403,593,132.81
893,717,099,768.41
991,117,673,006.72
Kapasitas riil kemampuan keuangan
Tahun 2016 (Rp.)
713,652,822,513.50
I
Uraian
629,942,673,797.29
No.
484,289,383,925.24
Proyeksi
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021
Rencana alokasi pengeluaran prioritas I
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 56
Proyeksi
1,008,396,345,577.20
Tahun 2021 (Rp.)
-
908,335,290,427.27
Tahun 2020 (Rp.)
-
813,633,846,467.16
Pembentukan dana cadangan
Tahun 2019 (Rp.)
-
II.b
723,734,516,174.24
Belanja Langsung
Tahun 2018 (Rp.)
-
II.a
Tahun 2017 (Rp.) 638,092,747,485.17
490,478,132,404.34
Tahun 2016 (Rp.)
-
Uraian
-
No.
41,374,988,577.06 24,096,316,006.57 766,036,014,840.83
967,021,357,000.14
37,606,175,802.14 22,987,985,143.28 743,215,851,861.22
870,729,114,625.13
34,216,230,383.14 21,985,977,048.79 720,935,131,516.65
779,417,616,084.02
31,159,549,516.17 21,077,855,855.42 699,183,697,918.10
692,574,966,658.07
20,246,223,249.95 677,950,875,170.25
Sisa kapasitas riil kemampuan keuangan daerah setelah menghitung alokasi pengeluaran prioritas I (I-II)
19,482,910,938.75
Total Rencana Pengeluaran Prioritas I (II.a+II.b-II.c-II.d)
687,668,581,572.59
II
28,396,296,937.83
Pengeluaran pembiayaan yang wajib mengikat serta prioritas utama
-
II.d
609,696,450,547.34
Belanja Langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama
464,806,472,986.49
II.c
-
25,671,659,417.85
Dikurangi:
Rencana alokasi pengeluaran prioritas II
III.a
Belanja Tidak Langsung
Dikurangi:
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 57
Proyeksi
746,939,698,834.37 19,096,316,006.46 5,000,000,000.00
17,987,985,143.02
725,227,866,718.20
Tahun 2021 (Rp.)
5,000,000,000.00
5,000,000,000.00
Tahun 2020 (Rp.)
703,949,154,468.32
15,246,223,249.49
Surplus anggaran riil atau Berimbang (I-II-III)
16,985,977,048.33
Total rencana pengeluaran prioritas II (III.a-III.b)
5,000,000,000.00
III
16,077,855,855.56
Belanja tidak langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama
Tahun 2019 (Rp.)
5,000,000,000.00
III.b
Tahun 2018 (Rp.) 683,105,842,062.54
Tahun 2017 (Rp.)
14,482,910,939.22
673,185,670,633.37
Tahun 2016 (Rp.)
662,704,651,920.75
Uraian
5,000,000,000.00
No.
Pengalokasian prioritas berdasarkan alokasi tahunan sebagaimana tabel berikut: Tahun I
Tahun II
%
%
413,555,882,365.84
66.44
470,850,647,565.21
67.72
539,340,835,961.87
68.80
611,446,061,774.49
69.63
686,657,689,189.67
207,886,791,431.00
33.06
234,302,174,948.43
31.84
253,562,757,170.48
30.81
273,771,037,993.66
30.01
295,959,983,816.94
Rp.
66.18
Prioritas II
%
33.26
2
Rp.
Tahun VI % Rp.
307,970,832,116.91
Prioritas I
35.01
1
Rp.
Tahun V
167,818,551,808.80
Jenis Dana
64.26
No
Alokasi Tahun Tahun III IV % Rp. % Rp.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
Tabel 3.26 Kerangka Pendanaan Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2021
III - 58
Total 986,117,673,006.61
3,500,000,000.00
Rp.
0.35
Tahun V
100.00
3,500,000,000.00
0.39
3,500,000,000.00
0.44
%
888,717,099,768.16
100.00
796,403,593,132.35
100.00
Rp.
3,500,000,000.00
%
708,652,822,513.63
%
0.49
3,500,000,000.00
Tahun II
100.00
624,942,673,796.83
0.56
Tahun I Rp.
100.00
0.73 3,500,000,000.00
Prioritas III
479,289,383,925.71
3 Jenis Dana
100.00
No Alokasi Tahun Tahun III IV % Rp. % Rp. Tahun VI % Rp.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB I
III - 59
BAB IV ISU-ISU STRATEGIS
4.1 Permasalahan Pembangunan Daerah
4.2 Isu-Isu Strategis Pembangunan
ISU-ISU STRATEGIS
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan
bagi
entitas
(daerah/masyarakat)
dimasa
datang.
Suatu
kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam
hal
tidak
dimanfaatkan,
akan
menghilangkan
peluang
untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Isu-isu strategis yang tidak terakomodir dalam perencanaan akan berkorelasi dengan kurangnya tingkat partisipasi masyarakat dan swasta dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan. Apabila hal ini terjadi, maka sudah dipastikan bahwa pelaksanaan pembangunan itu akan mengalami kegagalan karena input perencanaan tersebut tidak berdasarkan pada realitas dan kebutuhan para pihak yaitu masyarakat dan swasta sebagai pilar utama dalam penentuan keberhasilan perencanaan pembangunan. Isu-isu strategis
yang
tidak
terakomodir
dalam
bentuk
perencanaan
akan
mengakibatkan degradasi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahnya dan yang lebih tragis lagi akan berdampak pada instabilitas dalam suatu daerah. 4.1.Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap Expectation” antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Perbedaan dimaksud dilihat dari kesenjangan pencapaain daerah, maupun dengan pencapaian provinsi dan nasional. Tujuan dari permasalahan pembangunan daerah adalah untuk mengidentifikasi
berbagai
factor
yang
mempengaruhi
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 1
keberhasilan/kegagalan
kinerja
pembangunan
daerah
dimasa
lalu.Permasalahan pembangunan daerah dalam RPJMD ini diidentifikasi dan dianalisis berdasarkan urusan pemerintah sebagai berikut :` 4.1.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
NO
1
2
INDIKATOR KINERJA
Pertumbuhan Ekonomi (%)
TARGET TARGET REALISASI KINERJA KINERJA KINERJA 2014 2015 2015 (%) 7,33
7,50
6.08
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA Tidak Mencapai Target
Jumlah Penduduk (jiwa) Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
226.1 52
226.737
251,801
6,15
5,80
2.4% (2014)
4
Tingkat Inflasi (%)
5,0
5,0
0,97%.
Target Tercapai
5
PDRB Perkapita (Rp)
24.36 0.768
29.232. 921
27.360. 000 (2014)
6
Persentase Penduduk Miskin (%)
8,39
8,00
8.76%
dibawa Nasional RP 42.432.08, dan Sul-Sel (33.545.740) Tidak Mencapai Target
7
Indeks Pembangunan Manusia
76,39
77,53
64.74
Rendah dari taget dan SulSel
8
Angka Harapan Hidup (Tahun) Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun)
72,19
72,34
68.42
Tidak Mencapai Target
7,88
8,07
7.04
Tidak Mencapai Target
3
9
belum mencapai target Melampau target
Tabel 4.1 PERMASALAHAN
Pertumbuhan Ekonomi masih didonimasi oleh oleh faktor konsumsi dari pada investasi meneybabkan pertumbuhan yang tidak berkualaits Masih Tinginya Pernikahan di bawah umur
Daya Beli Masyarat menurun, akibat kenaikan BBM, produksi dan penyediaan bahan pokok yang cukup memadai
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
Pembukaan kesempatan kerja baru, penurunan jumlah penduduk miskin,
Permasalahan Pembangunan Daerah Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Soppeng
Peningkatan Kegiatan Ekonomi Peningkatan pelayanan dan pemahaman kepada masyarakat tentang resiko nikah di bawah umur Mendirikan balai pelatihan kerja. Mendorong peningkatan kesadaran pentingnya sekolah tinggi dan peningkatan kualitas pendidikan pada anggota masyarakat Pengendalian harga dan distrubsi barang. Meningkatkan Tabungan Masyarakat
Pembukaan lapangan kerja baru, Peningkatan dan pemerataan daya beli, penurunan angka kemiskinan Kurangnya lapangan kerja baru
AHH dan Rata-Rata Lama Sekolah masih Rendah di bawah SulSel dan Nasional
Masih Tinggi Angka Putus sekolah, dan masih banyak yang tidak bersekolah'
Melakukan optimalisasi pemanfaatan lahan yang belum terkelola dengan baik (lahan tidur) untuk dijadikan kegiatan usah tani Melakukan pengembangan komoditas pertanian/ peternakan/ perikanan yang tidak memerlukan lahan yang luas, Meningkatkan bantuan faktor-faktor produksi pada aktifitas ekonomi produksi rumah tangga miskin yang bekerja diberbagai lapangan usaha untuk digunakan dalam bekerja, Pengembangan kewirausahaan dengan pengembangan komoditas unggulan daerah. peningkatan status kesehatan masyarakat dan kualitas pendidikan
peningkatan akses dan pemerataan pendidikan serta perubahan pola pikir masyarakat sebagai bagian dari revolusi mental Peningkatan kualitas pendidikan gratis
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 2
NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET TARGET REALISASI KINERJA KINERJA KINERJA 2014 2015 2015 (%)
10
Angka Melek Huruf (%)
89,86
90,94
97.12
11
Persentase RT yang Menikmati Listrik
91,40
95,97
92.88
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA mencapai target dan Tinggi dari Sulsel dibawa Target
PERMASALAHAN
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
Banyaknya lansia yang tidak bisa membaca
Peningkatan Pelaksanaan sekolah Paket A. Memfasilitasi msyarakat untuk mengoptimalkan kelompok belajar masyarakat Persentase Pengembangan dan pemanfaatan potensi pemanfaatan energi energi lokal khususnya energi baru baru terbarukan masih terbarukan untuk meningkatkan rendah untuk pembakit pemenuhan kebutuhan listrik di perdesaan listrik baik skala dan untuk meningkatkan kedaulatan menengah maupun Energi skala kecil masih rendah
4.1.2. Aspek Pelayanan Umum 4.1.2.1.
NO 1
Urusan Wajib berkaitan dengan pelayanan dasar
INDIKATOR KINERJA
TARGET CAPAIAN REALISASI KINERJA KINERJA KINERJA 2015 (%)
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
Pendidikan Pendidkan Anak Usia Dini (PAUD) APK Pendidkan Anak Usia Dini (PAUD)
Pendidikan Dasar Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
55
39.12
71.13
di bawah target
97.00 %
93.91%
96.81
di bawah target
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/ MTs/Paket B
75.00 %
57.90%
77.2
di bawah target
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/ MTs/Paket B
95.00 %
81.70%
86
di bawah target
Ratio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah Rasio sekolah terhadap murid Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs
219
112
148.8 6%
melampaui target
204
100
0.28%
0.10%
0.50%
0.69%
150.9 8% 164.2 9% 62.00 %
melampaui target melampaui target di bawah target
Akses layanan PAUD masih terbatas pada beberapa wilayah Rendahnya kesadaran orang tua memasukkan anaknya pada layanan PAUD Jumlah siswa usia 4 sampai 6 tahun masih berada di kelompok bermain
Peningkatan Penyediaan gedung PAUD Peningkatan peran pemerintah untuk memotivasi masyarakat agar memasukkan anaknya ke PAUD
Tabel 4.2 Permasalahan Pembangunan Daerah Aspek Pelayanan Umum Urusan Wajib Berkaitan Dengan Pelayanan Dasar Kabupaten Soppeng
Masih terdapat peserta didik meningkatkan peran pemerintah yang berusia di bawah 7 dalam mendorong partisipasi Tahun atau diatas 12 Tahun. masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di tingkat SD adanya anak usia 7-12 tahun Peningkatan kualitas pendidikan yang tidak sekolah gratis Masih terdapat lulusan meningkatkan peran pemerintah jenjang SD belum berusia 13 dalam mendorong partisipasi thn masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ketingkat yang lebih tinggi adanya anak usia 13-15 tahun Peningkatan Kondisi Perekonomian yang tidak sekolah Masyarakat ekonomi, pola pikir, akses Peningaktan kualaitas pendidikan gratis Masih banyaknya penduduk usia 13-15 bersekolah diluar wilayah Soppeng ekonomi, pola pikir, akses Banyaknya sekolah Jumlah sekolah yang banyak Terlaksananya pendidikan tanpa pungutan biaya Banyaknya siswa Mendorong pertumbuhan ekonomi membantu/mengikuti orang masyarakat tua mencari nafkah Mendorong partisispasi masyarakat dalam menyekolahkan anaknya ke
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 3
NO
2
INDIKATOR KINERJA
Angka Kelulusan (AL) SD/MI Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Kesehatan
Cakupan kunjungan ibu hamil K4
TARGET CAPAIAN REALISASI KINERJA KINERJA KINERJA 2015 (%) 100% 99% 99% 97%
95%
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA
104.03 % 109.04 % 100.44 %
104.0 3% 110.1 4% 101.4 5
melampaui target melampaui target melampaui target
109.68 %
113.0 7
melampaui target
83.70%
88.1
di bawah target
Cakupan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan yang ditangani
80%
75.68%
94.6
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
90%
92.24%
102.5
melampaui target
101.9
melampaui target
Cakupan pelayanan ibu nifas
90%
91.67%
di bawah target
Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani
80%
41.93%
52.4
Cakupan kunjungan bayi
90%
92.86%
103.2
melampaui target
100%
97.14%
97.14
di bawah target
90%
69.61%
77.3
di bawah target
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Cakupan pelayanan anak Balita
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
Cakupan Balita Gizi
100%
100%
100%
100%
100
100
di bawah target
PERMASALAHAN
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN jenjang yang lebih tinggi Adanya lulusan Paket A Adanya lulusan Paket B Tingkat kesadaran wajib belajar meningkat Program pendidikan gratis
Tingginya estimasi jumlah sasaran ibu hamil
Mendorong Bumil untuk merampungkan standar minimum kunjungan ibu hamil
Adanya Ibu hamil yang tidak Peningkatan pengetahuan merampungkan standar masyarakat tentang pentingnya minimum empat kali kunjungan ibu hamil kunjungan Tingginya estimasi jumlah Peningkatan kapasitas bidan sasaran ibu hamil dengan komplikasi, tetapi secara riil semua ibu hamil dengan Peningkatan kapasitas pelayanan komplikasi kebidanan KIA ditangani oleh tenaga kesehatan yang berkompeten Meningkatnya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pelayanan ibu dan anak Adanya kerjsama antara bidan puskesmas, bidan desa,bidan praktek swasta, kader, dukun dalam hal pencatatan dan pelaporan pelayanan ibu nifas Tersedianya tenaga kesehatan yang kompeten Tingginya estimasi jumlah sasaran neonatal dengan komplikasi, tetapi secara riil semua neonatal dengan komplikasi ditangani oleh tenaga kesehatan yang kompteten Adanya kegiatan kunjungan rumah yang dilakukan oleh bidan puskesmas dan bidan desa kurangnya jumlah kelahiran Tingginya estimasi jumlah sasaran anak balita Masih banyak orang tua yang tidak lagi membawa anaknya ke sarana pelayanan kesehatan untuk dipantau pertumbuhannya apabila sudah lebih dari usia satu tahun
Mendorong partisipasi orang tua untuk membawa anaknya ke sarana pelayanan kesehatan untuk dipantau pertumbuhannya apabila sudah lebih dari usia satu tahun
sama dengan target
Pencatatan dan pelaporan sasaran yang baik
sama dengan
Meningkatnya kerja sama dengan kader semua balita yang ditemukan gizi
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 4
NO
INDIKATOR KINERJA Buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Cakupan peserta KB aktif Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit : a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 thn
TARGET CAPAIAN REALISASI KINERJA KINERJA KINERJA 2015 (%)
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA target
PERMASALAHAN
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
100%
100%
100
73%
76%
103.8
melampaui target
buruk diberikan perawatan di pelayanan kesehatan Dilaksanakan secara sistematis mulai dari sosialisasi sampai tindak lanjut hasil pemeriksaan Meningkatanya kesadaran masyarakat menjadi akseptor KB
2
200
melampaui target
Adannya sistem kewasapadaan dini di puskesmas
*> 1
sama dengan target
Terbentuknya Basic surveilance epidemiologi tingkat posyandu Adannya SMS GATEWAY pada semua sarana kesehatan secara berjenjang b. Penemuan penderita Pneumonia balita ditangani c. Penemuan pasien Baru TBC BTA positif
100%
100%
12.45%
48.95%
12.45
48.95
di bawah target
Tingginya estimasi jumlah penduduk ≤ 15 tahun
di bawah target
Masih rendahnya partisipasi masyarakat untuk memeriksakan diri di sarana pelayanan kesehatan (malu akan stigma sebagai penderita TB) Adanya peran serta masyarakat, setiap ada gejala kasus DBD langsung dilaporkan ke Puskesmas untuk selanjutnya dilakukan penyelidikan epidemiologi Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri apabila ada kejadian diare
d. Penderita DBD yang ditangani
100%
100
100
sama dengan target
e. Penemuan penderita diare
100%
204%
204
melampaui target
Rasio Posyandu per satuan balita
60
24.08
40.1
di bawah target
Cakupan pelayanan dasar kesehatan dasar masyarakat miskin
100%
10.23%
10.23
di bawah target
100%
0.87%
0.87
di bawah target
100%
100%
100
sama dengan target
Sistem rujukan berjalan baik
100%
100%
100
sama dengan target
Adannya sistem kewasapadaan dini di puskesmas
Pelayanan Kesehatan Rujukan Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
Cakupan Desa Siaga Aktif
80%
97.14%
121.4 25
melampaui target
Jumlah balita kurang karena tingginya akseptor KB jumlah posyandu yang masih kurang Maskin yang menggunakan sarana pelayanan kesehatan kurang karena adanya kegiatan preventif dan promotif di masyarakat
Kurangnya pasien maskin yang dirujuk
Terbentuknya Basic surveilance epidemiologi tingkat posyandu Adannya SMS GATEWAY pada semua sarana kesehatan secara berjenjang Tersedianya sarana pelayanan kesehatan di setiap desa Berfungsinya forum desa siaga
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 5
NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET CAPAIAN REALISASI KINERJA KINERJA KINERJA 2015 (%)
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA
Cakupan puskesmas
212.5
212.5
100
sama dengan target
Cakupan pembantu puskesmas
62.86 %
62.86%
100
sama dengan target
6
17.18
286.2 5
melebihi target
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu persatuan penduduk Rasio Rumah Sakit Per penduduk Rasio Dokter per satuan penduduk Pelayanan Gawat Darurat (GD) Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa
Jam buka pelayanan GD (Kab / Kota) Pemberi pelayanan GD yang bersertifikat yang masih berlaku BLS/PPGD/GELS/ALS Ketersediaan tim penanggulangan bencana Waktu tanggap pelayanan Dokter di GD Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka Pelayanan Rawat Jalan Dokter pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis
0.01
0.004
39.8
di bawah target
40
0.29
0.7
di bawah target
100%
100%
100%
24 jam 100%
Lebih mendekatkan pelayanan kesehatan primer kepada masyarakat Lebih mendekatkan pelayanan kesehatan primer kepada masyarakat Lebih mendekatkan pelayanan kesehatan primer kepada masyarakat Tidak ada penambahan rumah sakit dalam waktu 5 tahun terakhir di sisi lain jumlah penduduk semakin bertambah Penambahan dokter belum sesuai kebutuhan
Peningkatan Puskesmas menjadi Rumah Sakit Type D
Tenaga yang ada di instalasi gawat darurat sudah terpenuhi
100%
sama dengan target
Kompetensi masih perlu ditingkatkan Tenaga yang ada di instalasi gawat darurat sudah terpenuhi
100%
sama dengan target
1 Tim
100%
sama dengan target
≤5 menit
≤5 menit
100%
sama dengan target di bawah target
batas sertfikasi diperhatikan
Tenaga yang ada di instalasi gawat darurat sudah terpenuhi
Mamperhatikan kompetensi Tenaga yang ada di instalasi gawat untuk tenaga tim darurat sudah terpenuhi penanggulangan Prasarana cukup memadai Ketersediaan tenaga medis di IGD
90%
0%
0%
100%
100%
100%
sama dengan target
Amanah Regulasi
100%
100%
100%
sama dengan target
Sudah ada dokter spesialis
≤ 60 menit
Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS Pelayanan Rawat Inap
≥ 90 %
Dokter penanggung jawab pasien rawat inap Ketersediaan pelayanan rawat inap Jam visite dokter spesialis Kejadian infeksi pasca operasi Angka kejadian infeksi nosokomial
100%
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
sama dengan target
1 Tim
Waktu tunggu di Rawat Jalan
Pemberi pelayanan rawat inap
24 jam
PERMASALAHAN
≥ 60 menit
≥60 menit
di bawah target di bawah target
0%
0%
100%
100%
100%
sama dengan target
100%
100%
100%
sama dengan target
100%
100%
100%
sama dengan target
100%
100%
100%
100%
100%
100%
1.36%
109%
1.36%
109%
≤ 1,5 % ≤ 1,5 %
sama dengan target sama dengan target melebihi target melebihi target
Belum dilakukan survey
Melakukan kembali survey
Jumlah dokter spesialis belum Pemenuhan kebutuhan dokter memenuhi standard rumah spesialis sesuai dengan standar sakit Melakukan kembali survey secara Belum dilakukan survey periodik Sarana dan Prasarana serta SDM penanganan Tuberkulosis terpenuhi
Jumlah Tenaga dokter dan perawat masih terbatas
Ketersediaan sarana dan prasarana masih terbatas Kedisiplinan petugas belum optimal
Jumalah tenaga dokter harus disesuaikan dengan standar kebutuhan sesuai Permenkes Ketersediaan Dokter penanggungjawab pasien mencukupi Pemenuhan sarana dan prasarana Jam visite dokter telah dijadwalkan dengan baik Mempertahankan komitmen petugas terhadap pelaksanaan SOP Mempertahankan komitmen petugas terhadap pelaksanaan SOP
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 6
NO
INDIKATOR KINERJA Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/ kematian Kematian pasien › 48 Jam Kejadian pulang paksa Kepuasan Pelanggan Rawat Inap Pasien rawat inap tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS Bedah Sentral Waktu tunggu operasi elektif Kejadian kematian dimeja operasi Tidak adanya kejadian operasi salah sisi Tidak adanya kejadian operasi salah orang Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi anastesi dan salah penempatan endotracheal tube Persalinan dan Perinatologi (Kecuali RS khusus di luar Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemberi pelayanan persalinan normal Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi Kemampuan menangani BBLR 1500 gr-2500 gr Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria Keluarga Berencana Mantap
TARGET CAPAIAN REALISASI KINERJA KINERJA KINERJA 2015 (%) 100% ≤ 0,25 ≤ 1,5 % ≥ 90 % 100%
≤2 hari ≤1%
100% 1,87%
100%
90% 89.20%
4.1 hari 0%
sama dengan target
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN Sarana, prasarana dan SDM yang memenuhi standar RS
Adanya keterlambatan pasien Peningkatan kesadaran masyarakat yang datang ke Rumah Sakit melalui promosi kesehatan Keterbatasan sarana Peningkatan sarana rawat inap pelayanan (Ruang Inap)
di bawah target
sudah adanya pelayanan TB Meningkatkan kordinasi RS dengan yang ditangani di puskesmas Puskesmas
≥2 hari
di bawah target
Jumlah pasien yang akan dioperasi tidak sebanding Penambahan Dr spsesialis bedah dengan ketersediaan dokter ahli bedah
≤1%
sama dengan target
Pelaksanaan operasi mengikuti SOP
≥ 1,5 % ≥ 90 % 89.20 %
Pemberian pelayanan yang optimal
100%
100%
100%
sama dengan target
Pelaksanaan operasi mengikuti SOP
100%
100%
100%
sama dengan target
Pelaksanaan operasi mengikuti SOP
100%
100%
100%
sama dengan target
Pelaksanaan operasi mengikuti SOP
100%
100%
100%
sama dengan target
Pelaksanaan operasi mengikuti SOP
Memenuhi Target
Pelaksanaan operasi mengikuti SOP
≤6%
0%
≤6%
100%
100%
100%
sama dengan target
100%
100%
100%
sama dengan target
100%
62.25%
62.25 %
di bawah target
≤ 100 %
31.62%
≤ 100 %
100%
16%
16%
Konseling KB Mantap
100%
100%
100%
Kepuasan Pelanggan
≥ 80%
0%
0%
Pelayanan Intensif Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam Pemberi pelayanan unit intensif
PERMASALAHAN
di bawah target di bawah target sama dengan target
≥ 0,25
6.80%
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA
≤3% 100%
0 100%
≤3% 100%
sama dengan target di bawah target sama dengan target di bawah target
sama dengan target sama dengan target
Jumlah dokter spesialis kandungan belum memenuhi standard rumah sakit Jumlah dokter spesialis kandungan belum memenuhi standard rumah sakit Keterbatasan sarana dan prasarana
Sudah tersedia dokter ahli spesialis kandungan Sudah tersedia dokter ahli spesialis kandungan dan alat operasi Peningkatan pemenuhan sarana dan prasarana Tingkat kesadaran masyarakat pemeriksaan secara dini oleh bumil
Ada beberapa peserta yang Peningkatan sosialisasi pemakaian memilih alat kontrasepsi lain alat kontrasepsi SDM yang menangani sudah tersedia Kesadaran peserta KB mantap Melakukan Survey kepuasanan Belum dilakukan survey pelanggang secara periodik
Pelaksanaan sesuai dengan SOP Sertifikasi tenaga medis dan SDM yang sesuai standar tersedia para medis memilki masa
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 7
NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET CAPAIAN REALISASI KINERJA KINERJA KINERJA 2015 (%)
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
waktu berlaku Radiologi Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan Kejadian kegagalan pelayanan rontgen Kepuasan pelanggan Laboratorium Patologi Klinik Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium Kepuasan Pelanggan Rehabilitasi Medik Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang direncanakan. Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik Kepuasan Pelanggan Farmasi Waktu tunggu pelayanan obat jadi Waktu tunggu pelayanan obat racikan Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat Kepuasaan Pelanggan Penulisan resep sesuai formularium Gizi Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet Transfusi Darah Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfuse Kejadian reaksi transfuse Pelayanan Gakin Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada
≤ 7.5 menit 100%
14.33 menit 100%
≤2%
3%
≥ 80 %
0%
≤ 140 menit 100%
114.7 menit 0%
100% ≥ 80 %
≤ 50%
100% ≥ 80 %
≤ 7.5 menit 100% >2%
di bawah target sama dengan target di bawah target
0%
di bawah target
118%
melebihi target
0%
100%
Tidak memenuhi target
SDM Rontgen yang kurang & Penambahan SDM dan alat rontgen alat rontgen belum memadai Ketersediaan Dokter spesialis Radiologi Pasien yang tidak kooperatif Memberikan motivasi pasien Alat tidak memenuhi standar Pemenuhan sarana dan prasarana Melakukan Survey kepuasan Belum dilakukan survey pelanggan secara periodik
SDM dan prasarana yang memadai Belum tersedia dokter spessialis patologi klinik
sama dengan target
Pemenuhan tenaga dokter Sp.Patologi klinik
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
0%
di bawah target
197%
melebihi target
Sarana dan prasarana sudah memadai dan didukung oleh SDM
100%
100%
sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
0%
0%
di bawah target
0%
1,47%
Belum dilakukan survey
Belum dilakukan survey
Melakukan Survey kepuasan pelanggan secara periodik
Melakukan Survey kepuasana pelanggan secara periodik
≤ 30 menit
14.48 menit
152%
melebihi target
Tenaga yang ada di Instalasi Farmasi sudah terpenuhi
≤ 60 menit
25.66 menit
157%
melebihi target
Tenaga yang ada di Instalasi Farmasi sudah terpenuhi
99%
99%
di bawah target
Pelaksaan SOP belum optimal
Pembinaan terhadap petugas yang tidak mematuhi SOP
0%
0%
di bawah target
Belum dilakukan survey
Melakukan Survey kepuasana pelanggan secara periodik
98.40%
98%
di bawah target
Masih adanya resep yang Memperkuat komitmen bersama ditujukan keluar dari apotik dengan dokter rumah sakit
≥ 90 %
87.52%
97.24 %
di bawah target
Akses yang sulit dan tidak didukung oleh alat transportasi
≤ 20 %
33.60%
32%
di bawah target
selera makan pasien tidak Peningkatan pemahaman diet yang sesuai dengan kebutuhan diet sesuai dengan penyakitnya
100%
100%
100%
sama dengan target
100%
89.67%
89.67 %
di bawah target
0%
100%
sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
100%
100%
sama dengan target
Tersedianya regulasi tentang GAKIN
100% ≥ 80 % 100%
≤0,01 %
100%
Pemenuhan prasarana gizi
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
masih kurangnya pendonor Peningkatan kerja sama lintas sukarela yang tidak seimbang sektor untuk meningkatan dengan jumlah pasien yang ketersediaan darah membutuhkan darah
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 8
NO
INDIKATOR KINERJA setiap unit pelayanan Rekam Medik Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan Kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi yang jelas Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap Pengolahan Limbah Baku mutu limbah cair Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan Administrasi dan Manajemen Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam pertahun Cost Recovery Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu Ambulance /Kereta Jenazah Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit
TARGET CAPAIAN REALISASI KINERJA KINERJA KINERJA 2015 (%)
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN
100%
91.98%
91.98 %
di bawah target
100%
100%
100%
sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
Pelaksaan SOP belum optimal
Penegakan komitmen penerapan SOP
≤ 10 menit
5 menit
≤ 10 menit
sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
≤ 15 menit
7.69 menit
≤ 15 menit
sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
di bawah target
Belum ada sarana (alat)
Pemenuhan IPAL sesuai standar RS
100%
sama dengan target
Belum tersedia sarana yang memenuhi standar
Pemenuhan sarana dan prasarana
100%
100%
sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
100%
100%
100%
sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
100%
100%
100%
sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
100%
100%
100%
sama dengan target
Pelaksanaan sesuai dengan SOP
100%
0%
0%
100%
100%
100%
≥ 60 % ≥ 40 % 100% ≤ 15 menit
87% 80%
5 menit
≥ 40 % 80% ≤ 15 menit
sama dengan target di bawah target
Laporan penyusutan aset yang terlambat, Kurangnya tenaga akuntan
sama dengan target di bawah target
Masyarakat sudah mulai mengenal asuransi Penambahan tenaga akuntan utuk penyusunana laporan keuangan/aset Pelaksanaan sesuai dengan SOP
Proses keuangan yang lambat karena sistem komputerisasi Peningkatan pengolahan data belum maksimal (pencatatan melalui sistem komputerisasi masih manual)
100%
90%
90%
24 jam
100%
100%
sama dengan target
Sudah ada petugas yang menangani pelayanan ambulance, dan bertugas sesuai jadwal
100%
100%
100%
sama dengan target
Sudah ada aparat yang menangani pelayanan ambulance Masih terbatasnya jumlah mobil ambulance
Pemulasaran Jenazah Waktu tanggap pelayanan
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
≤2 jam
2 Jam
100%
sama dengan target
Adanya dukungan ambulans yang bukan milik RS
Masih terbatasnya prasarana Pelaksanaan sesuai SOP dan pemulasaran jenazah pemenuhan prasarana pemulasaran
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 9
NO
INDIKATOR KINERJA pemulasaraan jenazah Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat Ketepatan waktu pemeliharaan alat Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi. Pelayanan Laundry Tidak adanya kejadian linen yang hilang Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih
3
TARGET CAPAIAN REALISASI KINERJA KINERJA KINERJA 2015 (%)
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
PERMASALAHAN jenazah
sama dengan target
Jumlah SDM teknis masih kurang
75%
di bawah target
Keterbatasan SDM teknis dan Pemenuhan SDM teknis dan prasarana teknis prasarana teknis
5%
5%
di bawah target
Adanya proses perpindahan Kalibrasi secara periodik rumah sakit
100%
100%
100%
sama dengan target
Pelaksanaan sesuai SOP
100%
100%
100%
sama dengan target
Sarana dan prasarana yang belum memadai
75%
100%
133%
Koordinasi APD
75%
100%
133%
melampaui target melampaui target
telah dilakukannya pelatihan Tim PPI Ketersediaan APD harus tetap diperhatikan
Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit
75%
100%
133%
melampaui target
Pelaksanaan sesuai SOP
57.50 %
49.34%
85.80 %
di bawah target
523.9 92 Km
451.095 Km
86.10 %
di bawah target
≥ 80%
80%
≥ 80%
100%
75%
100%
Pemenuhan SDM teknis
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pekerjaan Umum Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
Panjang jalan kabupaten dlm kondisi baik (>40Km/Jam)
Laju kerusakan jalan tidak prioritas pembangunan dan berbanding lurus dengan laju peningaktan infrasturktur wilaayh perbaikan kondisi jalan Kerusakan jalan diantaranya adalah akibat tidak adanya Penegakan aturan batas maksimum pembatasan beban kendaraan muatan angkutan kendaraan (overload/beban berlebih) Sistem drainase jalan tidak berfungsi optimal Laju kerusakan jalan tidak prioritas pembangunan dan berbanding lurus dengan laju peningaktan infrasturktur wilaayh perbaikan kondisi jalan Kerusakan jalan diantaranya adalah akibat tidak adanya Penegakan aturan batas maksimum pembatasan beban kendaraan muatan angkutan kendaraan (overload/beban berlebih) Sistem drainase jalan tidak berfungsi optimal
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/ Saluran pembangunan air (minimal 1,5 m)
0.001
0.22%
#### ##
melampaui target
Sempadan jalan yang dipakai bangunan liar
1.57%
1.52%
103.2 9%
melampaui target
46.88 %
44.27%
94.43
di bawah target
Drainase dalam kondisi baik/
Peningkaatn pembangunan bertrotoar dan berdrainase termasuk jalan provinsi Sosialisasi dan penindakan terhadap pelanggaran penggunaan daerah milik jalan (damija) Tidak terpadunya koordinasi Peningkatn koordinasin kepada antara instansi terkait dalam semua stakeholder
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 10
NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET CAPAIAN REALISASI KINERJA KINERJA KINERJA 2015 (%)
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA
pembuangan aliran air tidak tersumbat
1 unit
12 Unit
1200 %
melampaui target
Luas irigasi Kab. Dlm kondisi baik
37,48 %
65,40%
174.4 9%
melampaui target
0.38%
0.000 8
di bawah target
Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan
4
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
hal pendataan, perencanaan, pembangunan dan Peran serta maasyarakat dalam pemeliharaan sistem jaringan pemelihraan drainase drainase
Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota
Penataan Ruang Rasio RTH per satuan luas wilayah per HPL/HGB
PERMASALAHAN
500
10.07 %
11.02%
109.4 7
melampaui target
Adanya peningkatan dana untuk kegiatan turap pada sungai rawan longsor Peningkatan anggaran DAK & DAU untuk rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi kewenangan Kabupaten Mutu dan Kualitas pekerjaan yang baik sasaran kegiatan merupakan kegiatan prioritas Target realisasi untuk rasio RTH persatuan HPL/HGB tidak rasional Kurang akuratnya data terkait pemenuhan RTH dalam skala Kabupaten
Peningkaatn penyediaan RTH
Aktifnya sosialisasi terkait aturan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Masih rendah bangunan yang jumlah SDM pemantau dan ber IMB pengawas tata ruang dan didukung dengan sarana operasional yang memadai
Perumahan Rakyat dan Kawasan permukiman Perumahan
RT pengguna air bersih
75.00 %
96.14%
128.1 9
melampaui target
Masih ada RT yang belum menikmati air bersih
RT ber Sanitasi
85%
94.71%
111.4 2
melampaui target
Masih ada RT yang belum memenuhi cakupan pelayanan sanitasi t
di bawah target
Belum optimalnya pelaksanaan identifikasi lokasi dan kebutuhan penangan lingkungan permukiman kumuh;
di bawah target
Kurang optimalnya pendataan terkait jumlah rumah layak huni
Lingkungan Permukiman Kumuh
Rumah layak huni
0.00%
0.00%
80%
77.52%
96.9
Terkoordinasinya penanganan permasalahan sanitasi dan air bersih melalui pokja AMPL dan Sanitasi Peningkatan cakupan pengguna air bersih khususnya pada masyarakat perdesaan yang belum terjangkau oleh PDAM melalui penyediaan sarana dan prasarana air minum dan penambahan kapasitas dan sistem sambungan rumah air minum serta perlindungan sumber air baku dari pencemaran lingkungan Terkoordinasinya penanganan permasalahan sanitasi dan air bersih melalui pokja AMPL dan Sanitasi. Dan Peningkatan rumah tangga yang dapat mengakses sanitasi yang layak dan pembangunan prasarana dan sarana sanitasi di sekolah dan tempat umum sebagai upaya meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS 1). Optimalnya pelaksanaan identifikasi lokasi dan kebutuhan penangan lingkungan permukiman kumuh; 2). Optimalnya peningkatan pengetahuan dan pemahaman akan pola hidup bersih dan sehat. Peningkatan aksesibilitas MBR akan rumah yang layak melalui fasilitasi peningkatan kualitas perumahan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 11
NO
TARGET CAPAIAN REALISASI KINERJA KINERJA KINERJA 2015 (%)
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN dan fasilitasi penyediaan rumah susun; dan Peningkatan jaminan kualitas perumahan dengan menerapkan standarisasi perijinan dalam membangun rumah khususnya bagi MBR;
5
Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat Rasio jumlah Pol.PP per 10.000 penduduk Persentase linmas per 10.000 penduduk Rasio pos Siskamling per jumlah Desa/Kelurahan Penegakan Perda Cakupan Patroli petugas Satpol PP
4
20
di bawah target
18.76 %
17.19%
17.19 %
di bawah target
5.56
5.56
100
Mencapai target
24
36
150
melampaui target
8 kec
100%
Mencapai target
100%
84.34%
84.34
di bawah target
27
27
100
Mencapai target
6
5
83.33
di bawah target
8 kec
Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, ketenteraman, keindahan) di Kabupaten Jumlah Petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di Kabupaten 6
20
1). Tidak ada kewenangan untuk mengangkat tenaga organik, 2). Belum berimbangnya jumlah polisi pamong praja dengan jumlah penduduk Ketidak jelasan tentang Regulasi Organisasi
Pengangkatan tenaga Pol. PP dengan status sukarelah
Peningkatan Koordinasi dengan kementerian dalam negeri Adanya koordinasi yang baik dengan aparat keamanan (Polres & Kodim) Peningkatan dukungan masyarakat Terbatasnya PPNS penegakan terhadap peraturan perundangperda undangan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung cakupan patroli petugas Satpol PP
Kurangnya tenaga penyidik
Ketersediaan tenaga penyidik
Adanya dukungan Pemerintah Daerah melalui program kegiatan pemantauan bencana alam
Sosial Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo, dan panti rehabilitasi
belum memenuhi Peningkatan sarana dan prasarana persyaratan untuk diberikan sosial bantuan Hanya Lima yang memenuhi persyaratan untuk diberikan bantuan
PMKS yang memperoleh bantuan sosial
5.50%
22.40%
407
melampaui target
Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
5.50%
75.50%
1,372. 73
melampaui target
4.1.2.2.
Optimalisasi peningkatan ketersediaan data PMKS yang akurat; Memperluas jangkauan pelayanan kepada penerima manfaat dan Penyediaan SOP dan penentuan kriteria PMKS yang akan mendapatkan bantuan Adanya bantuan dari sumber dana lain Adanya komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat melalui upaya pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, perlindungan dan jaminan sosial
Urusan Wajib tidak berkaitan dengan pelayanan dasar Tabel 4.3
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
Permasalahan Pembangunan Daerah Aspek Pelayanan Umum Urusan Wajib Tidak Berkaitan Dengan Pelayanan
IV - 12
NO 1
2
INDIKATOR KINERJA
TARGET CAPAIAN REALISAS KINERJA KINERJA I KINERJA 2015 (%)
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
Tenaga Kerja
Angka sengketa pengusaha-pekerja pertahun
2
0
100
Tingkat partisipasi angkatan kerja
71.69
41.09
57.32
Pencari kerja yang ditempatkan
780
67
8.59
Keselamatan dan perlindungan
12
67
558.33
Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah
1
0
100
melampaui target
Setiap tahun dilaksanakan sosialisasi dan pembinaan terhadap perusahaan dan pekerja tentang perlindungan dan pengamanan ketenagakerjaan serta berbagai peraturan-peraturan pelaksana lainnya
rendahnya skill akibat dari Pembekalan dan pelatihan tenaga belum terbinanya bursa kerja kerja baik skil maupun kemampuan khusus yang ada di institusi manajemen pendidikan/ balai kerja Masih terbatasnya informasi pasar kerja, diantaranya disebabkan informasi Pengembangan sistem informasi lowongan/ kesempatan kerja pasar kerja melalui online sistem oleh perusahaan tidak terbuka Perlu komitmen untuk membuat Kurangnya kegiatan job program perencanaan tentang di bawah target canvasing (mencari lowongan target penempatan tenaga kerja pekerjaan ke perusahaan) dalam menciptakan lapangan kerja baru. Kurangnya partisipasi Pembangunan balai latihan kerja perusahaan dalam wajib berbasis kebutuhan pasar kerja lapor lowongan pekerjaan Kurangnya partisipasi pencari kerja yang telah ditempatkan/ telah mendapatkan kerja yang melaporkan diri ke dinas tenaga kerja Sosialisasi penerapan peralatan tentang perlindungan Di bawah target ketenagakerjaan antara lain UU BPJS Kemampuan perusahaan dalam memberikan perlindungan dan pemenuhan kelengkapan kerja dan pemberian jaminan sosial sosialisasi terhadap berbagai aturan maupun kebijakan pemda Mencapai target senantiasa dilakukan dalam setiap kesempatan baik secara langsung maupun melalui media lainnya di bawah target
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
10.30%
11.05%
107.28
melampaui target
Partisipasi perempuan di lembaga swasta
59.80%
88.95%
148.75
melampaui target
Rasio KDRT
0.00%
0.04%
Kasus KDRT yang semakin tinggi di masyarakat 37 di bawah target disebabkan tingkat pengetahuan masyarakat akan KDRT yang semakin
Semakin diperhitungkannya tingkat keahlian dan keterampilan serta pendidikan kaum perempuan yang semakin tinggi sehingga semakin banyak kaum perempuan yang diterima dilembaga pemerintah Semakin banyaknya kaum perempuan yang diterima di lembaga swasta karena melihat bahwa tingkat keterampilan kaum perempuan yang tidak kalah dengan kaum laki-laki, sehingga mereka diperhitungkan di dunia kerja dan dunia industri. Hal ini juga disebabkan banyaknya diklat bagi kaum perempuan untuk meningkatkan tingkat keterampilan mereka Peningkatan upaya KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) kepada seluruh masyarakat dan lembaga pemerhati perempuan dan anak, dalam hal
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 13
NO
INDIKATOR KINERJA
Partisipasi angkatan kerja perempuan
3
TARGET CAPAIAN REALISAS KINERJA KINERJA I KINERJA 2015 (%)
89.00%
89.23%
100.26
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA
melampaui target
PERMASALAHAN
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
meningkat, karena banyaknya pencegahan, deteksi dini, dan sosialisasi KDRT yang penanganan kasus KDRT dilaksanakan di masyarakat Optimalisasi penerapan SPM bidang baik dari BPPKB sendiri Layanan terpadu Penanganan maupun oleh lembagaKorban Kekerasan thd Perempuan lembaga lain yang peduli dan Anak masalah KDRT Peningkatan ketahan keluarga Kasus KDRT sebenarnya banyak terjadi di mayarakat sejak dulu tapi yang melapor hanya sedikit namun dengan meningkatnya pengetahuan mayarakat tentang prosedur pelaporan KDRT maka angka KDRT kelihatannya semakin tinggi Adanya program UPPKS (usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera) sehingga bagi keluarga yang ikut program UPPKS ini maka akan memberikan nilai tambah penghasilan mereka, sehingga mereka terbeba dari keluarga pra sejahtera & keluarga sejahtera I Adanya program Tribina yang bisa memberikan binaan bagi satu keluarga, sehingga mereka dapat mengerti betapa pentingnya membentuk keluarga yang sejahtera
Pangan
Regulasi ketahanan pangan (jumlah Regulasi)
Rata-rata Ketersediaan pangan utama (Ton)
5
5
100
204391
130182
63.69
dalam penyusunan regulasi ketahanan pangan secara umum belum ada permasalahan yang implementasi UU No. 8 tahun 2012 ditemukan, akan tetapi tentang pangan serta PP No. 17 sama dengan apabila ditelaah secara tahun 2015 tentang kesehatan target spesifik masih ada arah pangan dan gizi sudah dilaksanakan kebijakan ketahanan pangan walaupun penerapannya belum yang masih perlu dibuatkan maksimal regulasi hukum seperti diversifikasi dan keamanan pangan adanya penurunan produksi dan produktifitas pangan iklim dalam hal ini cuaca, pola utama dalam hal ini padi yang tanam, adopsi penerapan teknologi di bawah target diakibatkan oleh cuaca (pemupukan, benih berlabel, tata ekstrim serta bencana guna air dsb) kekeringan (puso)
Ketersediaan dan Cadangan Pangan
Ketersediaan Energi dan Protein per Kapita (%)
90
320.47
356.08
Penguatan Cadangan Pangan (%)
60
6.6
11
90
100
111.11
Distribusi dan Akses Pangan Ketersediaan Informasi Pasokan,
adanya surplus ketersediaan pangan tertentu terhadap kebutuhan konsumsi masyarakat sebesar 93.891,92 ton berdasarkan melampaui analisis ratio ketersediaan target neraca bahan makanan sehingga pencapaian ketersediaan energi dan protein melebihi target SPM kabupaten belum maksimalnya koordinasi dan sinergitas di bawah target tentang pemahaman pengisian gudang cadangan pangan pemerintah
melampaui target
pemantauan ketersediaan informasi pasokan yang
surplus jumlah ketersediaan pangan terutama jenis pangan padipadian
1). Penguatan koordinasi penguatan cadangan pangan, 2). Peningkatan Tingkat Produksi utama (beras)
pasokan jenis komoditi sudah tersedia, lokasi pemantauan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 14
NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET CAPAIAN REALISAS KINERJA KINERJA I KINERJA 2015 (%)
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA
Harga dan Akses Pangan di Daerah
Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan
90
97.6
108.44
melampaui target
PERMASALAHAN
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
dilaksanakan meliputi 9 jenis terjangkau dan waktu pemantauan komoditi, 4 lokasi dan waktu efektif dan efisien melebihi target yang ingin dicapai harga komoditi sembilan bahan pokok cukup terjangkau kecuali harga bawang merah dan cabai harga dan pasokan harus yang mengalami fluktuasi terjangkau dan tersedia oleh pada hari-hari tertentu serta masyarakat pasokan selalu tersedia baik produksi daerah maupun dari daerah tetangga
Penganekaragaman dan Keamanan Pangan
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
90
108.2
120.22
Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan
80
45.45
56.81
skor PPH yang ingin dicapai sebesar 81 sementara pengetahuan masyarakat tentang realisasinya sebesar 87.65 kualitas pola konsumsi pangan melampaui sehingga pola konsumsi kita cukup beragam, bergizi, berimbang target secara kualitas sudah atau diversifikasi pangan sudah melebihi target skor PPH mencapai target PPH ideal Kabupaten ditemukan adanya beberapa jenis pangan yang mengandung bahan kimia berbahaya bagi kesehatan kurangnya pengawasan dan yang beredar dipasaran sosialisasi mutu pangan yang aman di bawah target seperti buah-buahan dan ikan dikonsumsi di tingkat konsumen kering yang beredar dan produsen mengandung formalin dan pestisida berdasarkan uji residu dan uji laboratorium
Penanganan Kerawanan Pangan Penanganan Daerah Rawan Pangan
4
5
60
60
100
sama dengan target
ketersediaan pangan utama cukup belum adanya indukasi gejala tersedia, angka kecukupan gizi kerawanan pangan di kab. terpenuhi, harga dan pasokan Soppeng terjangkau dan selalu tersedia baik dari dalam maupun luar daerah.
Pertanahan
Luas lahan bersertifikat
100%
0,32% (Tahun 2014)
0
Penyelesaian kasus tanah negara
100%
100%
100%
Penyelesaian izin lokasi
100%
100%
100%
Pensertifikatan tidak bisa dilaksanakan dikarenakan adanya perubahan sistem pensertifikatan oleh kantor pertanahan Kabupaten di bawah target Soppeng dari pendaftaran tanah secara sistimatik menjadi secara sporadis dimana setiap SKPD mengajukan sendiri asset yang akan disertifikat sama dengan target
Peningkatan koordinasi Pemerintah Daerah dengan BPN
jangka waktu penyelesaian rekomendasi dari tim tekhnis cepat sehingga penerbitan izin dapat cepat terlaksana
sama dengan target
Lingkungan Hidup
Persentase Penanganan sampah
Cakupan pengawasan
13.95%
100%
23.26%
100%
166.74
100%
melampaui target
Mencapai target
Pesatnya laju pertambahan dan aktivitas penduduk belum didukung oleh keberadaan sarana persampahan berupa TPS serta institusi pengelola yang memadai
Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah Penambahan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan Perbaikan manajemen pengelolaan persampahan Optimalisasi pemantauan/pengawasan terhadap
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 15
NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET CAPAIAN REALISAS KINERJA KINERJA I KINERJA 2015 (%)
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN
terhadap pelaksanaan amdal Status Mutu Air
100%
100%
100%
Mencapai target
Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
113.77
2.4
2.1
di bawah target
Penegakan hukum lingkungan
100%
100%
100%
Mencapai target
Penghijauan Wilayah rawan longsor dan sumber mata air
6
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN usaha wajib dokumen AMDAL, UKL/OPL dan SPPL Adanya sarana dan prasarana yang mendukung yaitu adanya laboratorium lingkungan Kantor Lingkungan Hidup Adanya SDM bidang laboratorium Pengembangan SDM laboratorium oleh BLHD Provinsi Sul-Sel dan Ekoregion suma, Makassar
Tempat pembuangan sampah (TPS) masih kurang
Tidak adanya data luas wilayah rawan longsor dan sumber mata air sehingga tidak ada nilai pembagi di bawah target luasan untuk menghitung persentase penghijauan rawan longsor dan sumber mata air
Tim terpadu pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan usaha pertambangan dan mineral Kab. Soppeng Tidak adanya pengaduan atas indikasi adanya kerusakan lingkungan yang diterima oleh Pemda
Penyediaan data base daerah rawan bencana
13%
0
0
95
86.5
91.05
950
3836
Tidak Ada
Ada
100
melampaui target
Koordinasi yang baik dan intensif antara pemerintah Kabupaten dan Pemerintah provinsi
Telah diterap kan
Telah diterap kan
100
sama dengan target
Sosialisasi terhadap masyarakat secara intensif
Adm. Kependudukan dan Catatan Sipil Kepemilikan KTP
Rasio bayi berakta kelahiran per 1000 penduduk Ketersediaan database kependudukan skala provinsi Penerapan KTP nasional berbasis NIK
Peningkatan pelayanan dan Masih adanya penduduk yang pemahaman kepada masyarakat di bawah target belum melaksanakan tentang administrasi perekaman kependudukan Adanya penduduk yang terdaftar di data base tetapi tidak tinggal di Soppeng
403.789 melampaui 474 target
Sosialisasi terhadap pentingnya akta kelahiran senantiasa dilakukan
sarana dan prasarana disertai sistem penunjang dan tersedianya tenaga teknis Adanya kewenangan dari pemerintah pusat ke pemda untuk melakukan penerbitan KTP-el berbasis NIK 7
Pemberdayaan masyarakat desa Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)
17 D/K
70 D/K
412%
melampaui target
Dengan meningkatnya dana yang diberikan ke setiap desa/kelurahan maka kelompok binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat secara keseluruhan dari 70 D/K dapat terbina dengan baik
Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK
14 D/K
14 D/K
100%
sama dengan target
Adanya pembinaan langsung dari pengurus PKK Kabupaten
LPM Berprestasi
3 bh
3 bh
100%
sama dengan target
Dengan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam membina kelompok binaannya maka berhasil
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 16
NO
8
9
INDIKATOR KINERJA
TARGET CAPAIAN REALISAS KINERJA KINERJA I KINERJA 2015 (%)
PKK aktif
100%
Posyandu aktif
95%
Swadaya Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat
75%
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA
70 D/K
100%
sama dengan target
100%
133%
melampaui target
PERMASALAHAN
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
meraih penghargaan tingkat provinsi kategori Desa/Kelurahan dalam bidang Bulan Bakti Gotong Royomg dan Penghargaan kategori lomba Bumdes Didukung oleh semua pengurus dari tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan sampai Kabupaten Masih ada Sebagian Posyandu Meningkatkan Sumber Daya Yang Belum memiliki kader Manusia Kader Posyandu dan yang terlatih serta sarana dan Pemberian Dukungan Sarana Dan prasarana yang layak Prsarana yang Layak kepada khususnya di daerah Posyandu Didesa/Kelurahan Desa/Kelurahan terpencil khususnya didaerah terpencil Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam membangun Desa/Kelurahan
Pengendalian Penduduk dan KB
Rata-rata jumlah anak per keluarga
2.88
1.22
157.64
Rasio akseptor KB
750
750
100
Prevelensi peserta KB aktif
75.00%
75.06%
100.08
melampaui target
Keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I
19.3
14.88
122.9
melampaui target
6.00%
6.00%
100%
Tercapai
91%
91%
100%
Tercapai
Semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya program KB sehingga mereka akan sadar untuk ber KB sehingga dalam satu keluarga ratarata hanya memiliki 1 sampai 2 orang anak semakin tingginya angka kesertaan berKB di masyarakat, karena banyaknya komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat sehingga masyarakat akan sadar dengan sendirinya pentingnya program KB karena banyaknya program dan kegiatan yang ditujukan dalam pembinaan kesertaan ber KB serta pelayanan KB yang dilakukan secara gratis, sehingga masyarakat semakin banyak yang menjadi akseptor KB aktif peningkatan peserta KB aktif juga dipicu oleh penyuluhan yang semakin giat dilaksanakan oleh para PLKB di lapangan guna menjaring peserta KB dikalangan masyarakat adanya program PPKS atau usaha peningkatan pendapatan Keluarga Sejahtera sehingga bagi keluarga yang ikut program PPKS ini maka akan memberikan nilai tambah pada penghasilan mereka sehingga mereka bisa terbebas dari keluarga pra sejahtera dan KS I adanya program Tribina yang bisa memberikan binaan bagi 1 keluarga sehingga mereka dapat mengerti betapa pentingnya membentuk keluarga yang sejahtera
melampaui target
sama dengan target
Perhubungan Angkutan darat Kepemilikan KIR angkutan umum
-
Sesuai SOP Oprasi Penertiban ditingkatkan Tersedianya SDM (Sumber Daya Manusia) PKB yang Memadai
Lama pngujian kelayakan angkutan umum (KIR)
24 Menit
24 Menit
100%
Tercapai
Sosialisasi tentang pengujian kendaraan bermotor
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 17
NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET CAPAIAN REALISAS KINERJA KINERJA I KINERJA 2015 (%)
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN Tersedianya sarana pengujian yang memadai
Biaya pengujian kelayakan angkutan umum Jumlah arus penumpang angkutan umum Rasio ijin trayek
Jumlah terminal bis
10
140% 133%
Melampau Target
Sesuai PERDA yang berlaku Peningkatan kualitas pelayanan dan Jumlah Penumpang semakin manajemen pengelolaan pelabuhan meningkat setiap tahun laut/udara/terminal
214,200 0.003
tidak ada target
Peningkatan kualitas pelayanan dan manajemen pengelolaan terminal dan penerapan sistem transportasi serta peningkatan aksesibilitas pelayanan transportasi khususnya pada kawasan perdesaan
6
Jumlah surat kabar nasional/lokal
30 bh
37 bh
123.33 %
melampaui target
-
Jumlah penyiaran radio/ TV lokal
4 bh
4 bh
100%
Mencapai target
-
Pameran/ekspo
Ada
Ada
Ada
88.94
90.76
Mencapai target
-
Kesinambungan hubungan kemitraan antara Pemda dengan Pers Kebutuhan akan informasi yang lebih luas Kemudahan dalam perizinan Adanya pengawasan terhadap Radio/ TV Lokal oleh Instansi Terkait Adanya Jaringan Internet yang Memadai Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di Bidang IT
6 kali
Koperasi, UKM Persentase Koperasi yang aktif (%)
Jumlah UKM non BPR/LKM UKM (%) Usaha mikro dan kecil (%) 12
MPU 70, Barang 80.000
Komunikasi dan infromatika
Wibesite milik pemerintah daerah
11
MPU 50, Barang 60.000 tidak ada target tidak ada target
98
sebanyak 22 koperasi selama di bawah target 3 tahun berturut-turut tidak melaksanakan RAT Rendahnya peran aparat kecamatan dan desa/kelurahan dalam pembinaan Koperasi Kurangnya regulasi sektor ekonomi untuk mendorong kegiatan usaha koperasi
2.15
33.3
1548.84
melampaui target
65
75.55
116.23
melampaui target
tidak adanya pendataan UMKM secara intensif
Dukungan pemerintah dalam meningkatkan keaktifan koperasi' Pelibatan aparat kecamatan dan desa/kelurahan dalam pembinaan Koperasi diwilayahnya Penyusunan regulasi sektor ekonomi yang berpihak pada Koperasi jumlah UKM non BPR/ LKM UKM ada satu yang mendapatkan bantuan namun realisasinya sebanyak 2 adanya dukungan pemerintah terhadap pertumbuhan usaha mikro
Penanaman Modal
Kenaikan/Penurunan Nilai Investasi
20%
480%
Jumlah investor berskala nasional
69
2400
Mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar Rp 66,376,553,554 Masih perlu dukungan pada tahun infrastruktur dan regulasi 2015 meningkat menjadi Rp. 385,178,328,65 6 Sarana dan infrastruktur daerah Informasi peluang dan potensi investasi Soppeng yang masih kurang
Diperlukan promosi investasi lebih fokus terhadap investasi yang dibutuhkan dan pelayanan perizinan yang capat
Peningkatan infrastruktur Penyiapan regulasi yang mendukung kemudahan dalam berinvestasi Penyusunan potensi dan peluang
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 18
NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET CAPAIAN REALISAS KINERJA KINERJA I KINERJA 2015 (%)
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN investasi yang lengkap
Rasio daya serap tenaga kerja Jumlah nilai investasi berskala nasional
3.61 385,178 ,328,65 6
(PMDN/PMA)
13
Kurangnya sosialisasi di bawah target kepemudaan dalam berorganisasi
Jumlah organisasi pemuda
12
11
91.67
Jumlah organisasi olahraga
20
23
115
melampaui target
Jumlah kegiatan kepemudaan
5
5
100
melampaui target
Memfasilitasi secara terbatas baik teknis, manajemen, maupun dana dalam rangka mendinamisasi dunia kepemudaan 1). Banyaknya ajang pertandingan, 2). Meningkatkan pola pembibitan dan pembinaan atlit melalui pusat pendidikan dan latihan olagraga pelajar Melibatkan pelajar dalam hal kegiatan yang sifatnya formal
1.) Terbatasnya kegiatan olah raga hanya pada tingkat Perlu adanya fasilitas sarana dan di bawah target pelajar, 2). Belum optimalnya prasarana yang memadai dan ketersediaan sarana dan berkualitas prasarana kegiatan 1). Ketersediaan lahan, 2). sarana dan prasarana masih Perlibatan pihak swasta, 3). melampaui kurang dan kurang Diakibatkan organisasi olah raga target terpelihara yang membuat ajang kompetisi olah raga
5
3
60
112
125
111.61
Buku Kabupaten dalam angka
Ada
Ada
100%
sama dengan target
Buku PDRB Kabupaten
Ada
Ada
100%
sama dengan target
10
8
80
9 buah
0
0
100
54.17
54.17
Lapangan olahraga
15
Diperlukan promosi investasi lebih fokus terhadap investasi yang dibutuhkan dan pelayanan perizinan yang capat
Kepemudaan dan Olah Raga
Jumlah kegiatan olahraga
14
Masih perlu dukungan infrastruktur dan regulasi
Statistik Dilakukannya kerjasama dengan Pihak Badan Pusat Statistik dalam penyusunan Buku tersebut Dilakukannya kerjasama dengan Pihak Badan Pusat Statistik dalam penyusunan Buku tersebut
Persandian Penetapan pola hubungan komunikasi sandi antarPerangkat Daerah
16
Kebudayaan Penyelenggaraan festival seni dan budaya
Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan 17
budaya adalah kearifan lokal perlunya promosi yang lebih gencar di bawah target yang kadang berbenturan dan bersinergi dengan event lain dengan agama seperti lovely toraja Pattaungeng, Pesta nelayan, maccera tampareng ditentukan oleh kondisi alam seperti disaat air sedang pasang budaya ini memerlukan perlakuan khusus atau kehati hatian agar tidak berbenturan dengan agama di bawah target
Dukungan manajemen pengelolaan gedung kesenian yang representatif
ada beberapa kawasan cagar Peningkatan Pemeliharaan di bawah target budaya yang beum dipelihara kawasan cagar budaya secara optimal
Perpustakaan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 19
NO
18
INDIKATOR KINERJA
TARGET CAPAIAN REALISAS KINERJA KINERJA I KINERJA 2015 (%)
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA
PERMASALAHAN
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
Perlu adanya pendataan ulang semua jenis perpustakaan yang ada Mencapai target di Kabupaten Soppeng. Termasuk perpustakaan sekolah dan perpustakaan Desa/Kelurahan Penyediaan anggaran/dana untuk pengadaan buku cukup memadai Mencapai target sehingga jumlah koleksi buku bertambah setiap tahun Masih kurangnya minat baca Peningkatan fasilitasi dan masyarakat yang disebabkan sosialisasi pemerintah baik untuk Mencapai target oleh rendahnya budaya memacu peningkatan minat baca membaca masyarakat masyarakat
Jumlah Perpustakaan
1
1
100
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
0.08%
0.28%
350
Pengunjung perpustakaan per tahun
0.01%
0.03%
300
Pengelolaan arsip secara baku
2.20%
100%
100%
Mencapai target
Peningkatan SDM Pengelola kearsipan
1 Keg
1 Keg
100%
Mencapai target
kearsipan
4.1.2.3.
Ketersediaan dan kapasitas Peningkatan pengetahuan dan sumberdaya manusia minat minat aparatur tentang pengelola arsip belum kepentingan penglolaan kearsipan; memadai, Belum optimalnya pembinaan kearsipan di SKPD yang di Peningkatan kesejahteraan sebabkan oleh kurangnya aparatur fungsional kearsipan Tenaga Fungsional Kearsipan (Arsiparis
Urusan Pilihan
CAPAIAN TARGET CAPAIAN REALISASI TAFSIRAN NO INDIKATOR KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA PENCAPAIAN 2015 (%) KINERJA Kelautan 1 Perikanan Produksi perikanan (ton)
Telah dilaksanakan sosialisasi kepada SKPD untuk mengelola arsipnya secara baku
5000
1615.9
32.32
di bawah target
PERMASALAHAN
produksi menurun yang diakibatkan oleh kemarau panjang sehingga tidak ada produksi selama 6 bulan tidak ada kegiatan restoking sejak tahun 2014
Konsumsi ikan (ton)
Cakupan bina kelompok nelayan (klp)
Produksi perikanan kelompok nelayan (ton)
7500
25
3219
7073.8
20
1445.2
94.32
80
44.9
di bawah target
di bawah target
di bawah target
konsumsi menurun yang diakibatkan oleh banyaknya alternatif makanan untuk memenuhi kebutuhan seharihari Optimalisasi kinerja dalam pembinaan kelompok nelayan seluruhnya belum mencapai target karena pada saat kondisi cuaca yang tidak mendukung (musim kemarau), sebagian kelompok nelayan beralih profesi (berdagang, buruh kasar dll) produksi menurun yang diakibatkan oleh kemarau panjang sehingga tidak ada produksi selama 6 bulan
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
Memanfaatkan potensi yang ada dengan menerapkan teknologi serta membangun jejaring bisnis perikanan Pengembangan sektor hulu ke hilir dan revitalisasi sistem produksi dalam rangka penyediaan bahan baku industrialisasi Pembinaan dan Pengawasan dalam pengelolaan Sumberdaya perikanan
Tabel 4.4 Permasalahan Pembangunan Daerah Aspek Pelayanan Umum Urusan Pilihan Kabupaten Soppeng
1). Pembinaan produk nilai tambah dan diseminasi teknologi pengolahan. 2). Peningkatan mutu dan jaminan keamanan pangan 1). Inovasi teknologi pada kelompok perikanan, 2).Pengelolaan potensi dengan berbasis komoditas, kawasan serta pembenahan sistem dan manajemen 1). Kualitas kelembagaan nelayan, pembudidaya dan pengolah. 2). Meningkatkan pembinaan kelembagaan masyarakat usaha perikanan agar dapat menghasilkan produk yang berdaya saing
tidak ada kegiatan restoking sejak tahun 2014 2
Pariwisata Kunjungan wisata
297162
185180
62.32
di bawah target
sarana dan prasarana untuk pengembangan objek wisata
Sinergitas dengan SKPD lain misalnya PU untuk infrastruktur ke
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 20
CAPAIAN TARGET CAPAIAN REALISASI TAFSIRAN NO INDIKATOR KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA PENCAPAIAN 2015 (%) KINERJA
PERMASALAHAN belum optimal
Persentase Pertumbuhan Kunjungan Wisata
3
Kontribusi sector pariwisata terhadap PDRB Pertanian Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
0,96
-30.86
1.7
0.6
di bawah target
35.29
sumberdaya pengelola dan instansi pengelola belum memadai
di bawah target
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN objek wisata, dinas koperindag untuk pedagang kaki lima dan cindramata wisata Peningkatan sarana dan prasarana akses ke DTW Pemasaran objek wisata seperti pemilihan duta wisata yang akan membantu memasarkan objek wisata di setiap event di dalam dan luar negeri Perlu peningkatan promosi baik Dalam maupun Luar Negeri
Ketersediaan benih dan produksi lainnya yang memenuhi prinsip 5 T
- Padi (GKG)
65.91
58.6
88.91
di bawah target
- Jagung (Pipilan Kering)
60.45
37.9
62.7
di bawah target
- Kedele (Pipilan Kering)
31.41
20.7
65.9
di bawah target
- K. Tanah (Biji Kering)
23.89
17.1
71.58
di bawah target
- K. Hijau (Biji Kering)
16.72
6.2
37.08
di bawah target
- Ubi Kayu (Umbi Basah)
108.02
144.86
134.1
melampaui target
- Ubi Jalar (Umbi Basah)
79.92
175.68
219.82
melampaui target
Terjadinya perubahan iklim (el nino) menyebabkan erjadinya bencana kekeringan yang menyebabkan areal pertanaman Pengendalian OPT dan pengawalan padi mengalami puso ±9.852 teknologi hektar, kerusakan ringan ± 15 hektar, sedang ±122,96 hektar dan berat ± 618,59 hektar. Masih terbatasnya ketersediaan dan penggunaan benih bermutu Pembangunan dan rehabilitasidan yang bersertifikat di tingkat jaringan irigasi kelompok tani Tingkatpemupukan belum sesuai rekomendasi teknis dan Pengembangan sumber air irigasi ketersediaan pupuk bersubsidi alternatif seperti embung dll. masih terbatas Terjadinya perubahan iklim (el nino) menyebabkan terjadinya Fasilitasi penyediaan alsintan dan kekeringan hingga puso seluas lembaga penyedia alsintan 907 hektar Terjadinya perubahan iklim menyebabkan terjadinya Fasilitasi permodalan dan kekeringan (puso) seluas 98 pembiayaan usaha tani lainnya hektar Masih terbatasnya ketersediaan penggunaan benih bermutu Keteresdiaan pupuk murah bersertifikat di tingkat kelompok tani Penggunaan benih masih dominan menggunakan benih asalan, cenderung turun temurun Pemeliharaan tanaman tidak dilakukan secara insentif karena hanya dianggap tanaman sela antara dua musim tanam Petani melakukan panen pada saat melebihi umur teknis Skala usaha yang kecil/sempit , budiaya secara tumpang sari sehingga intensif pemeliharaannya Diusahakan secara tumpang sari Diusahakan pada lahan yang selama ini tidak digunakan untuk tanaman pangan lainnya (optimalisasi pemanfaatan lahan)
Kontribusi sektor pertanian/perkeb unan terhadap PDRB
49.81
Cakupan bina kelompok tani (%)
100
0
106
106
melampaui target
target binaan kelompok tani sebanyak 650 klp dengan realisasi binaan 689 klp dimana pertumbuhan dan pemekaran
luas potensi kelompok, jumlah anggota kelompok serta jumlah kelompok binaanpenyuluh tiap WKPP mengacu pada permen 82
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 21
CAPAIAN TARGET CAPAIAN REALISASI TAFSIRAN NO INDIKATOR KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA PENCAPAIAN 2015 (%) KINERJA
PERMASALAHAN kelompok tani yang melebihi target akibat luas potensi yang terlalu besar untuk satu kelompok serta efektifitas pengelolaan manajemen kelompok yang terlalu banyak anggotanya
4
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN tahun 2013
Peternakan Populasi Ternak Sapi (ekor)
35000
41327
118.08
melampaui target
Populasi Ternak Kambing (ekor)
15000
21829
145.53
melampaui target
Populasi ternak unggas (ekor)
110005 0
181878 4
165.34
melampaui target
Kelahiran Sapi Hasil IB (ekor)
300
97
32.33
di bawah target
800000
867909
108.49
melampaui target
Produksi daging (kg)
Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran peternak tentang cara beternak secara intensif adanya inovasi tekhnologi peternakan dalam pemanfaatan limbah pertanian menjadi pakan ternak melalui kegiatan pelatihan tekhnologi peternakan Meningkatnya minat peternak terhadap pemeliharaan ternak kambing akibat adanya peluang pasar yang semakin besar meningkatnya pengetahuan dan keterampilan peternak dalam manajemen pemeliharaan ternak kambing Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran peternak dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak unggas melalui vaksinasi dan pemberian obat Adanya kegiatan faksinasi sebagai wujud pencegahan dan penanggulangan penyakit unggas Masih rendahnya pengetahuan peternak tentang inseminasi buatan Kurangnya petugas inseminator Masih banyaknya kelahiran ternak sapi hasil IB yang belum terlapor Meningkatnya populasi ternak Meningkatnya Pemenuhan gizi/hewani yang menyebabkan permintaan daging semakin meningkat
5
Kehutanan Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (%) Kerusakan Kawasan Hutan (%)
4.09
7.99
195.35
melampaui target
Adanya program dari kementrian Kehutanan melalui BP DAS Jeneberang dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan
7
1.07
184.71
melampaui target
partisipasi polhut/ petugas semakin meningkat kesadaran masyarakat yang semakin tinggi pentingnya menghindari kerusakan hutan
6
Energi dan SDM Pertambangan tanpa izin
7
Kontribusi pertambangan terhadap PDRB Perdagangan Kontribusi sector perdagangan terhadap PDRB (%)
94%
60%
63%
tidak tercapai
96.23
di bawah target
masih adanya pengusaha tambang untuk mendapatkan IUP Operasi produksi yang sesuai kurangnya kesadaran dari pengusaha
Peningkatan pengawasan pertambangan
0,59%
12.74
12.26
adanya adaptasi pencatatan statistik nasional dengan Pertumbuhan usaha kecil melakukan perubahan tahun menengah dan besar dasar dari tahun dasar 2000 ke tahun dasar 2010
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 22
CAPAIAN TARGET CAPAIAN REALISASI TAFSIRAN NO INDIKATOR KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA PENCAPAIAN 2015 (%) KINERJA Cakupan bina kelompok pedagang/ usaha informasi (%) 8
9
16.56
74.64
450.72
melampaui target
PERMASALAHAN
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
adanya pembinaan pedagang dan kurangnya kesadaran pedagang pengawasan baran/jasa secara akan undang-undang insentif dari aparatur dinas perlindungan konsumen Koperindag terhadap barang jasa yang beredar
Perindustrian Kontribusi sector industri terhadap PDRB
7.54
10.35
137.27
melampaui target
Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri
0.52
2.21
425
melampaui target
Pertumbuhan industry
4.01
0.36
8.98
di bawah target
Cakupan bina kelompok pengrajin
4.03
83.33
2067.74
melampaui target
adanya laju pertumbuhan diharapkan adanya bantuan pengelolaan industri tembakau, pemerintah dalam bentuk industri makanan dan minuman peralatan untuk perkembangan dan industri rumah tangga lainnya industri di tahun 2014 dan 2015 tingginya minat wirausaha baru diharapkan adanya pendataan dalam mengembangkan usahanya, secara kontinyu agar didapatkan serta adanya bakat/ keterampilan hasil berupa profil usaha mikro masyarakat dalam membuat khususna industri rumah tangga produk barang/ jasa yang dapat setiap tahunnya diterima masyarakat tidak adanya pendataan terkait jumlah industri termasuk jumlah produksi di kab. Soppeng setiap meningkatnya pertumbuhan tahunnya. Data yang diperoleh industri rumah tangga yang hanya bersumber dari jumlah mendorng peningkatan jumlah usaha industri yang mengurus produksi izin usaha melalui KPT dan dinas Koperindag pelaku usaha / perajin membutuhkan peralatan namun banyaknya pelatihan industri yang terkendala oleh tidak adanya diadakan setiap tahunnya proposal yang dibuat untuk mendapatkan bantuan tersebut
Transmigrasi Transmigran
Sejak tahun 2000 tidak ada lagi transmigrasi swakarsa mandiri
0%
4.1.3. Aspek Daya Saing Daerah NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET KINERJA 2014
TARGET KINERJA 2015
1
Pengeluaran per kapita per bulan (Rp)
2
Nilai tukar petani (%)
3
Luas Wilayah Produktif (Ha)
4
Luas Wilayah Kebanjiran (Ha)
28,5
28
5
Luas Wilayah Perkotaan (Ha)
11,900
11,900
6
Luas Persawahan
18,727.00
20,600.00
REALISASI KINERJA 2015
1.325.000
1.450.000
654.820 (2014)
81.95
84.41
99,91
85.716,54
85.716,54
51,765.95
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA Tidak Mencapai target
Melebihi
Tidak Mencapai target
PERMASALAHAN
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
Penegluaran Perkapita Peningkatan pendapatan 654.820 rupiah lebih rendah masyarakat dan Peningkatan dibandingkan pengeluaran peran dan fasilitasi pemerintah perkapita provinsi Sulawesi dalam mendukung peningkatan Selatan yang sebesar konsumsi kelompok non pangan 677.300 rupiah kemampuan tukar produk (komoditas) yang dihasilkan/ dijual petani masih lebih rendah Memperbaiki HPP, Meperm,endek dibandingkan produk yang rantai distribnusi dari produsen dibutuhkan oleh petani baik ke konsumen untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga Mendorong tumbuhnya industri Masih kurangnya berbasis pertanian, perkebunan, infrastuktur wialyah dalam perikanan serta berdasar pada kondisi yang memadai pemanfaatan yang menyeluruh dari sumber daya buatan dan SDM
Tabel 4.5 Permasalahan Pembangunan Daerah Aspek Daya Saing Daerah Kabupaten Soppeng
Luas Wilayah kebanjiran 5 tahunDaerah yang permukaan Peningkatan pembangunan 30,074.03 Terakhir tidak rendah menjadi daerah yang tanggul dan perhijauan disekitar mengalami rawan bencana banjir sungai perubahan Luas Wilayah KotaPertambahan jumlah 5 tahun Terakhir penduduk menyebabkan Penataan Permukiman sesuai 9,564.79 tidak mengalami tingkat kepadatan pendudukdengan arahan RTRW perubahan di kota meningkat 23.506 Masih terjadinya alih fungsi Memberian insentif kepada (2014) lahan persawahan menjadi pemilik sawah yang
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 23
NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET KINERJA 2014
TARGET KINERJA 2015
REALISASI KINERJA 2015
Beririgasi Teknis (Ha)
7
Kapasitas air bersih yang disalurkan PDAM
8
Angka kriminalitas per 10.000 penduduk
CAPAIAN TAFSIRAN PENCAPAIAN KINERJA
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
PERMASALAHAN permukiman
412 Ltr/Detik
453 Ltr/Detik
14,44
13,68
mempertahankan status sawanya sebagi areal persawahan Peningkatan cakupan pengguna air bersih khususnya pada masyarakat perdesaan yang belum terjangkau oleh PDAM Masih terbatasnya debit ar melalui penyediaan sarana dan Memenuhi Target PAM untuk mensuplay prasarana air minum dan kebutuhan penduduk penambahan kapasitas dan sistem sambungan rumah air minum serta perlindungan sumber air baku dari pencemaran lingkungan Kuatnya faktor ekternal 5.8 Mencapai Target daerah mempengaruh kriminalitas
Peningkatan Peran masyarakat didalam pelaksanaan keamanan dan ketertiban masyarakat. Peningkatan Keaktifan Kantibmas
9
Jumlah demonstrasi
-
2 kali
3 kali
Masi adanya masyarakat yang menyampaikan Di bawahTarget aspirasinya melalui demonstrasi
Peningkatan koordinasi dan kerjasama dalam penanganan demonstrasi; Penyediaan sarana dan prasarana penyaluran aspirasi masyarakat dan mahasiswa
10
Jumlah persetujuan investasi
4.2.
1.726
2.071
69
Tidak Mencapai target
Masih perlu dukungan infrastruktur dan regulasi
Peningkatan infrastruktur
Sarana dan infrastruktur daerah belum memadai
Penyiapan regulasi yang mendukung kemudahan dalam berinvestasi
Informasi peluang dan potensi investasi Soppeng yang masih kurang
Penyusunan potensi dan peluang investasi yang lengkap
Isu-Isu Strategis Pembangunan Isu
strategis
dalam
perencanaan
pembangunan
jangka
menengah daerah merupakan kondisi aktual yang perlu diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena penting, mendasar, mendesak dan berdampak jangka panjang bagi keberlanjutan pembangunan serta signifikan bagi daerah sesuai dengan tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan datang. Issu strategis pembangunan daerah Provinsi Sulawesi Selatan dalam lima tahun
ke
depan
permasalahan
dirumuskan
pembangunan
dengan maupun
mensistesa
fakta-fakta
permasalahan
dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang telah disampaikan pada bahagian sebelumnya dengan issu-issu eksternal atau issu-issu global. 4.2.1. Isu Global Dalam penyelenggaran pembangunan daerah, dapat ditemukan beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi kebijakan yang akan ditempuh.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 24
Kondisi tersebut bersifat eksternal atau kondisi dari luar yang tidak dapat dikontrol sepenuhnya, namun dapat diantisipasi dampaknya ataupun dapat dioptimalkan peluang yang ditimbulkannya.Kondisi eksternal tersebut umumnya berlaku secara nasional maupun internasional dan berdampak secara langsung dan berdimensi waktu yang panjang yang akan mempengaruhi perjalanan pelaksanaan pembagunan, sehingg memerlukan perhatian khusus. Berikut beberapa kondisi ataupun issu global yang dipandang dapat mempengaruhi perjalanan kebijakan pembangunan didaerah. Perubahan Iklim, Paradigma masa lalu menyebutkan bahwa masalah lingkungan global lebih banyak dipengaruhi faktor alam, seperti iklim, yang mencakup temperatur, curah hujan, kelembaban, tekanan udara dll.Belakangan mulai disadari bahwa aktifitas manusia pun mempengaruhi iklim dan lingkungan secara
signifikan.Sebagai
gambaran
bahwa
penebangan
hutan,
mempengaruhi perubahan suhu dan curah hujan secara lokal.Ketika area hutan yang hilang semakin luas, maka akibat yang ditimbulkan bukan lagi lokal tapi sudah berskala regional. Pemanfaatan dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak diimbangi oleh upaya penanggulangan yang mengatasnamakan kesejahteraan hidup manusia tampaknya akan berdampak negatif terhadap keberlangsungan lingkungan hidup. Hal ini tidak hanya mengancam keberlangsungan lingkungan alam, tetapi juga keberlangsungan hidup manusia sendiri.Isu pemanasan global dan perubahan iklim hanyalah sebagian dari sekian banyak isu lingkungan untuk diperhatikan yang tidak hanya bersifat lokal tetapi global, demikian halnya dengan Indonesia.Di Indonesia masih menghadapi tantangan besar di mana model pembangunan ekonomi yang dikembangkan telah menggerakkan pembangunan ekonomi yang cenderung bersifat ekstraktif atau mengandalkan eksploitasi sumberdaya alam secara langsung.Bahkan ada kecenderungan besar di mana upaya mempertahankan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 25
fungsi lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam secara lestari masih jauh dari yang diharapkan. Penyebab Pemanasan Global ini cukup kompleks, meliputi meningkatnya gas rumah kaca seperti CO2 dan Metana yang berasal dari Industri, Kendaraan bermotor dan mahluk hidup penghasil metana alamiah seperti bakteri. Selain itu juga terjadinya kerusakan hutan alami akibat alih fungsi hutan menjadi pemukiman, industri, Pertanian dan fungsi lainya.Sehingga luas hutan setiap tahunnya terus berkurang yang berakibat meningkatnya jumlah gas rumah kaca karena fungsi hutan sebagai paru-paru dunia berkurang. Eksploitasi hutan yang dilakukan masyarakat sekitar kawasan hutan juga tidak luput dari factor kondisi sosial ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu, usaha untuk menghentikan perusakan hutan tidak cukup dilakukan hanya dengan menghentikan kegiatan yang sifatnya merusak saja, melainkan juga dituntut untuk melawan kecenderungan yang terjadi dengan berbagai macam usaha rehabilitasi lahan dan hutan yang telah rusak. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia Tenggara membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Beberapa isu strategis dalam implementasi MEA: MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia. Di sisi lain, muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa permasalahan homogenitas komoditas yang diperjualbelikan. Dalam hal ini competition risk akan muncul dengan banyaknya barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas. lemahnya Indonesia menghadapi serbuan impor, dan sekarang
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 26
produk impor Tiongkok sudah membanjiri Indonesia. Apabila hambatanhambatan tadi tidak diatasi maka dikhawatirkan MEA justru akan menjadi ancaman bagi Indonesia. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Negara Indonesia sendiri 1. Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung masuknya Foreign Direct Investment(FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia (human capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia. Demikian juga investor Indonesia dapat memperluas ruang investasinya tanpa ada batasan ruang antar negara anggota ASEAN. Para pengusaha akan semakin kreatif karena persaingan yang ketat dan para professional akan semakin meningkatakan tingkat skill, kompetansi dan profesionalitas yang
dimilikinya.
Meskipun
begitu,
kondisi
tersebut
dapat
memunculkan exploitation risk. Indonesia masih memiliki tingkat regulasi yang kurang mengikat sehingga dapat menimbulkan tindakan eksploitasi dalam skala besar terhadap ketersediaan sumber daya alam oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah sumber daya alam melimpah dibandingkan negaranegara lainnya. Tidak tertutup kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat merusak ekosistem di Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada di Indonesia belum cukup kuat untuk menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan sumber daya alam yang terkandung. 2. Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 27
untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Dalam hal ini dapat memunculkan risiko ketenagakarejaan bagi Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand serta fondasi industri yang bagi Indonesia sendiri membuat Indonesia berada pada peringkat keempat di ASEAN. 4.2.2. Telaahan Kebijakan Pembangunan Nasional (RPJMN 2015-2019) Telaahan kebijakan pembangunan dimaksudkan untuk mengetahui priotas pembangunan nasional yang akan dijadikan acuan dalam penyusunan RPJMD daerah, sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan konsistensi perencanaan. 4.2.2.1.
Agenda Prioritas Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju
Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan ke depan. Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA, yaitu: Prioritas 1: Menghadirkan Kembali Negara Untuk Melindungi Segenap Bangsa Dan Memberikan Rasa Aman Pada Seluruh Warga Negara -
Meminimalisasi
Dampak
Globalisasi,
melalui
arah
kebiajakan Mendorong peranan dan partisipasi aktif pemerintah dan swasta dalam meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif globalisasi ekonomi terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan rakyat -
Peningkatan
Ketersediaan
dan
Kualitas
Data
serta
Informasi Kependudukan, dengan sasaran Meningkatnya
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 28
ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan, serta pemanfaatan data dan informasi kependudukan tersebut untuk perencanaan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan Prioritas 2: Membangun Tata Kelola Pemerintahan Yang Bersih, Efektif, Demokratis Dan Terpercaya. -
Meningkatkan Peranan dan Keterwakilan Perempuan dalam
Politik
dan
Pembangunan,
dengan
sasaran
Meningkatnya kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai bidang pembangunan dan meningkatnya keterwakilan perempuan dalam politik termasuk dalam proses pengambil keputusan di lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. -
Membangun transparansi dan akuntabiltas kinerja pemerintahan, transparansi
dengan
dan
penyelenggaraan
sasaran:
akuntabilitas
dalam
pemerintahan
dan
meningkatnya setiap
proses
pembangunan
sehingga terwujud tata kelola pemerintahan yang baik, yang ditandai dengan; terwujudnya sistem pelaporan kinerja instansi pemerintah dan meningkatnya akses publik terhadap informasi kinerja instansi pemerintah; meningkatnya implementasi pemerintah
open serta
government
untuk
government makin
pada
efektifnya
mendukung
seluruh
instansi
penerapan
e-
manajemen birokrasi
secara modern. -
Penyempurnaan dan peningkatan kualitas reformasi birokrasi nasional (RBN), dengan sasaran meningkatnya kualitasnya birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik dalam mendukung peningkatan daya saing dan kinerja pembangunan nasional di berbagai bidang, yang ditandai dengan: terwujudnya kelembagaan birokrasi yang efektif dan efisien; meningkatkan kapasitas pengelolaan reformasi
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 29
birokrasi; diimplementasikannya UU Aparatur Sipil Negara secara konsisten pada seluruh instansi pemerintah; dan meningkatnya kualitas pelayanan publik. -
Meningkatka n Partisipasi Publik dalam Proses Pengambilan
Kebijakan
meningkatnya
Publik,
partisipasi
aktif
dengan
sasaran:
masyarakat
dalam
pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan badan publik yang baik. Prioritas 3 :Membangun Indonesia Dari Pinggiran Dengan Memperkuat Daerah-Daerah Dan Desa Dalam Kerangka Negara Kesatuan. -
Peletakan Dasar-Dasar Dimulainya Desentralisasi Asimetris, dengan sasaran terwujudnya kesejahteraan masyarakat
melalui
pemberdayaan,
dan
peningkatan
peran
serta
pelayanan,
masyarakat
dalam
pembangunan dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. -
Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah Terutama Kawasan Timur Indonesia, dengan sasaran. Terwujudnya pemerataan pembangunan antar wilayah. Oleh karena itu, diperlukan
arah
pengembangan
mendorong
transformasi
dan
wilayah
akselerasi
yang
dapat
pembangunan
wilayah KTI, yaitu Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua, dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan di Wilayah Jawa-Bali dan Sumatera. -
Pengurangan Ketimpangan Antar Kelompok Ekonomi Masyarakat. Dengan sasaran: Meningkatnya investasi padat pekerja sehingga memperluas kesempatan pekerjaan bagi
masyarakat
yang
kurang
mampu
(decent
job);
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 30
Meningkatnya akses usaha mikro dan kecil untuk mengembangkan keterampilan, pendampingan, modal usaha, dan pengembangan teknologi, Terbentuknya kemitraan pemerintah, pemerintah daerah dan swasta/BUMN/BUMD dalam
pengembangan
kapasitas
dan
keterampilan
masyarakat dalam rangka peningkatan penghidupan masyarakat;
Tersedianya
pendukung
kegiatan
sarana ekonomi
dan yang
prasarana berkualitas;
Meningkatnya penjangkauan pelayanan dasar mencakup identitas hukum, sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, infrastruktur dasar, dan sarana ekonomi yang inklusif bagi masyarakat kurang mampu dan rentan termasuk penyandang disabilitas
dan
lansia;
Meningkatnya
perlindungan,
produktifitas dan pemenuhan hak dasar bagi penduduk kurang mampu dan rentan Prioritas
4
:Memperkuat
Kehadiran
Negara
Dalam
Melakukan Reformasi Sistem Dan Penegakan Hukum Yang Bebas Korupsi, Bermartabat Dan Terpercaya. -
Peningkatan Penegakan Hukum yang Berkeadilan. Dengan sasaran Meningkatnya
kualitas
penegakan
hukum dalam rangka penanganan berbagai tindak pidana, mewujudkan sistemhukum pidana dan perdata yang efisien, efektif, transparan, dan akuntabel bagi pencari keadilan dan kelompok rentan, dengan didukung oleh aparat penegak hukum yang profesional dan berintegritas; dan Terwujudnya penghormatan, perlindungan, dan pemenuhanhak atas keadilan bagi warga negara. -
Pencegahan sasaran
dan
Pemberantasan
menurunnya
tingkat
Korupsi,
dengan
korupsi
serta
meningkatnya efektivitas pencegahan dan pemberantasan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 31
korupsi. -
Pemberantasan Tindakan Penebangan Liar, Perikanan Liar, dan Penambangan Liar, dengan sasaran: Menurunnya frekuensi dan luasan penebangan liar.
-
Pemberantasan Narkoba dan Psikotropika. Sasaran yang
ingin
diwujudkan
adalah
menguatnya
pencegahan dan penanggulangan narkoba yang ditandai dengan terkendalinya angka prevalensi penyalahgunaan narkoba. -
Menjamin Kepastian Hukum Hak Kepemilikan Tanah, dengan sasaran: Tersedianya tambahan citra tegak resolusi tinggi seluas 17 juta Ha pada akhir Tahun 2015 untuk mendukung penyusunan peta dasar pertanahan; dan (ii) Sosialisasi peraturan perundangan tanah adat/ulayat pada 15 provinsi dan 155 kab/kota pada Tahun 2015.
-
Melindungi Anak, Perempuan, dan Kelompok Marjinal, dengan sasaran tersedianya sistem perlindungan dari berbagai tindak kekerasan dan perlakuan salah lainnya dengan mengoptimalkan proses pencegahan, penanganan, dan rehabilitasi terhadap perempuan, anak, dan kelompok marjinal
Prioritas 5 : Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia, Upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
dilaksanakan
melalui:
(1)
pembangunan
kependudukan dan keluarga berencana; (2) pembangunan pendidikan khususnya pelaksanaan Program Indonesia Pintar; (3) pembangunan kesehatan khususnya pelaksanaan Program Indonesia Sehat; dan (4) peningkatan kesejahteraan rakyat marjinal melalui pelaksanaan Program Indonesia Kerja.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 32
Prioritas 6 :Meningkatkan Produktivitas Rakyat Dan Daya Saing Di Pasar Internasional, -
Membangun Konektivitas Nasional Untuk Mencapai Keseimbangan
Pembangunan.
Dengan
sasaran
Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi multimoda dan antar moda -
Membangun Transportasi Massal Perkotaan, dengan sasaran, Meningkatnya pelayanan angkutan massal perkotaan
-
Membangun Infrastruktur/Prasarana Dasar,
-
Peningkatan Efektivitas, dan Efisiensi dalam Pembiayaan Infrastruktur. Secara umum, sasaran yang ingin dicapai pada RPJMN periode ke-3 tahun 2015-2019 adalah menjadikan skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) sebagai development approach dalam pembangunan infrastruktur sektoral maupun lintas sektor serta meningkatnya peran serta badan usaha dan masyarakat dalam pembangunan dan pembiayaan infrastruktur.
-
Penguatan Investasi. Penguatan investasi ditempuh melalui dua pilar kebijakan yaitu pertama adalah Peningkatan Iklim Investasi dan dan Iklim Usaha untuk meningkatkan efisiensi proses perijinan bisnis; dan kedua adalah Peningkatan Investasi yang inklusif terutama dari investor domestik.
-
Mendorong BUMN menjadi Agen Pembangunan, Sasaran pembinaan dan pengembangan BUMN dalam
jangka
menengah adalah meningkatkan peran BUMN menjadi agen pembangunan perekonomian. -
Peningkatan Kapasitas Inovasi dan Teknologi, Sasaran pembangunan Iptek adalah meningkatnya kapasitas iptek.
-
Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional. Akselerasi
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 33
pertumbuhan
ekonomi
nasional
dicapai
melalui:
(1)
peningkatan agroindustri, hasil hutan dan kayu, perikanan, dan hasil tambang; (2) akselerasi pertumbuhan industri manufaktur; (3) akselerasi pertumbuhan pariwisata; (4) akselerasi
pertumbuhan
ekonomi
kreatif;
serta
(5)
peningkatan daya saing UMKM dan koperasi. -
Pengembangan
Kapasitas
Perdagangan
Nasional,
Pengembangan kapasitas perdagangan nasional dilakukan melalui
dua
pilar
pengembangan
arah
perdagangan
kebijakan, dalam
yaitu:
negeri
dan
(1) (2)
pengembangan perdagangan luar negeri. Kedua kebijakan ini dilakukan secara sinergis dan inklusif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dan berkeadilan. -
Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja, Meningkatkan kualitas dan keterampilan pekerja dengan memperbesar proporsi jumlah tenaga kerja yang kompeten dan diakui secara nasional dan internasional melalui serangkaian proses sertifikasi untuk tenaga berkeahlian tinggi dari 8,4 persen menjadi 14,0 persen dan keahlian menengah dari 30,0 persen menjadi 42 persen
-
Peningkatan Kualitas Data dan Informasi Statistik dalam Sensus
Ekonomi
Tahun
2016.
Dengan
sasaran
Meningkatnya kualitas data dan informasi statistik di bidang ekonomi; Tersedianya dan tersajikannya data dasar seluruh kegiatan ekonomi, kecuali sektor pertanian yang sesuai dengan kebutuhan penyusunan berbagai kebijakan dan perencanaan pembangunan, baik secara nasional maupun regional, termasuk untuk penyusunan kebijakan dalam rangka mendorong peningkatan produktivitas dan ekonomi kreatif. Dan tersedianya data yang memberi gambaran
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 34
lengkap
tentang
level
dan
struktur
ekonomi;
serta
Tersedianya informasi dasar karakteristik usaha di Indonesia dan daya saing bisnis di Indonesia untuk semua sektor ekonomi kecuali sektor pertanian Prioritas 7 :Mewujudkan
Kemandirian
Ekonomi
Dengan Menggerakan Sektor-Sektor Strategis Ekonomi Domestik. -
Peningkatan Kedaulatan Pangan. Kedaulatan pangan dicerminkan pada kekuatan untuk mengatur masalah pangan secara mandiri, yang perlu didukung dengan: (i) ketahanan pangan, terutama kemampuan mencukupi pangan dari produksi dalam negeri; (ii) pengaturan kebijakan pangan yang dirumuskan dan ditentukan oleh bangsa sendiri; dan (iii) mampu melindungi dan mensejahterakan pelaku utama pangan terutama petani dan nelayan.
-
Kedaulatan Energi. Dengan kebijakan ketahanan energi diarahkan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan ketersediaan energi dalam negeri, meningkatkan penggunaan sumberdaya energi untuk kebutuhan lokal mendukung perekonomian nasional dan akses energi bagi masyarakat, meningkatkan produksi sumberdaya energi lain terutama energi terbarukan serta meningkatkan efisiensi penggunaan/ konsumsi energi.
-
Pelestarian Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana.
-
Pengembangan
Ekonomi
Maritim
dan
Kelautan.
Penguatan jatidiri maritim akan dilakukan dengan penegakan kedaulatan dan yurisdiksi nasional, maka pada bagian ini perlu dilaksanakan upaya untuk meningkatkan daya saing perekonomian dengan penekanan pada pengembangan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 35
ekonomi maritim dan kelautan, yang didukung dengan pengembangan SDM dan iptek, serta menggali kembali budaya bahari. -
Penguatan Sektor Keuangan. Sasaran sektor keuangan adalah: i) meningkatkan ketahanan/daya saing sektor keuangan melalui sistem keuangan yang sehat, mantap dan efisien, ii) percepatan fungsi intermediasi/penyaluran dana masyarakat untuk mendukung pembangunan, terutama pemenuhan kebutuhan pendanaan pembangunan dari masyarakat/swasta (financial deepening)
-
Penguatan Kapasitas Fiskal Negara. Penguatan kapasitas fiskal negara akan dicapai melalui: (1) sinkronisasi antara perencanaan pembangunan dan alokasi anggaran; (2) evaluasi kinerja kenaikan penerimaan pajak seiring dengan
potensinya
(seperti
pertumbuhan
PDB);
(3)
merancang ulang lembaga pajak, berikut peningkatan kuantitas dan kualitas aparatur perpajakan; (4) melakukan desain ulang arsitektur fiskal Indonesia; (5) realisasi
anggaran
untuk
pembangunan
peningkatan infrastruktur,
pendidikan, kesehatan, dan perumahan; (6) pemberian insentif bagi lembaga dan daerah yang memiliki penyerapan anggaran
yang
tinggi
dalam
mendukung
prioritas
pembangunan dan kebocorannya rendah; (7) pengurangan utang negara secara bertahap sehingga rasio utang terhadap PDB mengecil; (8) utang baru hanya ditujukan untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang produktif Prioritas 8 : Melakukan Revolusi Karakter Bangsa, melalui Mengembangkan pendidikan kewargaan di sekolah untuk menumbuhkan jiwa kebangsaan, memperkuat nilai-nilai toleransi, menumbuhkan penghargaan pada keragaman sosial-
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 36
budaya, memperkuat pemahaman mengenai hak-hak sipil dan kewargaan, serta tanggung jawab sebagai warga negara yang baik (good citizen). Prioritas
9
:
Memperteguh
Kebhinekaan
Dan
Memperkuat Restorasi Sosial Indonesia, melalui kebijakn: 1. Memperkuat pendidikan kebhinekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antar warga, 2. M e m ba n g u n ke m b a l i m o d a l so sia l d a l am r a n g ka memperkukuh karakter dan jati diri bangsa, 3.Meningkatkan Peran Kelembagaan Sosial, 4. Menegakkan hukum secara tegas sesuai amanat konstitusi, 5. Mengangkat kebudayaan lokal serta membentuk lembaga kebudayaan sebagai basis pembangunan budaya dan karakter bangsa Indonesia, 6. Meningkatkan promosi, diplomasi dan pertukaran
budaya,
7.
Meningkatkan
penghayatan, pengamalan dan
pemahaman,
pengembangan
nilai-nilai
keagamaan, sehingga agama berfungsi dan berperan sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan, 8. Meningkatkan kerukunan umat beragama 9. Meningkatkan partisipasi pemuda dalam pembangunan, 10.Menumbuhkan budaya olahraga
dan
prestasi,
11.Meningkatkan
pembudayaan
kesetiakawanan sosial dalam penyelenggaraan perlindungan sosial. 4.2.2.2.
Dimensi Pembangunan Manusia dan Masyarakat Pembangunan
dilakukan
untuk
meningkatkan
kualitas
manusia dan masyarakat yang menghasilkan manusia-manusia Indonesia unggul dengan meningkatkan kecerdasan otak dan kesehatan fisik melalui pendidikan, kesehatan dan perbaikan gizi.Manusia Indonesia unggul tersebut diharapkan juga mempunyai
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 37
mental dan karakter yang tangguh dengan perilaku yang positip dan konstruktif. Untuk mewujudkan cita-cita pembangunan di atas perlu disertai gerakan Revolusi Mental, dengan mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku setiap orang, yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan, sehingga Indonesia menjadi bangsa besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Revolusi Mental mengandung nilai-nilai esensial yang harus diinternalisasi baik pada setiap individu maupun bangsa, yaitu: etos kemajuan, etika kerja, motivasi berprestasi, disiplin, taat hukum dan aturan, berpandangan optimistis, produktif-inovatif-adaptif, kerja sama dan gotong royong, dan berorientasi pada kebajikan publik dan kemaslahatan umum. Revolusi Mental dapat dimaknai sebagai suatu pendekatan dalam mengejawantahkan cita-cita luhur para pendiri bangsa, yang tertuang di dalam preambul UUD 1945 yaitu mencerdasakan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum. Karena itu, Revolusi Mental bertumpu pada manusia yang menjadi fokus dan sasaran utama pembangunan sekaligus pelaku yang menggerakkan pembangunan di semua sektor dan bidang: sumber daya manusia dan kebudayaan; sumber daya alam dan lingkungan hidup; politik, hukum, pertahanan dan keamanan; ekonomi dan infrastruktur. Melalui Revolusi Mental, pembangunan manusia diharapkan akan melahirkan insan-insan bekualitas dan unggul, yang menjunjung tinggi nilai, norma, dan identitas budaya bangsa; punya kesadaran dalam mengelola kekayaan alam secara efisien dan berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; berpartisipasi dalam politik kenegaraan dengan memberi kontribusi pada penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (antikorupsi), sejalan dengan proses penegakan hukum yang
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 38
tegas untuk mewujudkan keadilan, serta memperkuat pertahanan dan keamanan negara-bangsa dengan memberi jaminan dan perlindungan hak-hak dasar warga negara; berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas melalui berbagai macam kegiatan ekonomi yang berorientasi untuk mengentaskan kemiskinan dan didukung oleh infrastruktur yang memadai, sehingga dapat memacu percepatan pembangunan nasional. Dengan demikian, Revolusi Mental sangat penting untuk mendorong transformasi kehidupan berbangsa dan bernegara melalui pembangunan inklusif untuk mencapai kemajuan dan mewujudkan kemakmuran. Revolusi Mental dapat dilaksanakan melalui dua jalan: pendidikan dan kebudayaan. Pada wilayah pendidikan, medium yang dipandang tepat adalah melalui pendidikan agama, pendidikan kewargaan, dan pendidikan karakter, yang bertujuan untuk membina akhlak mulia dan budi pekerti luhur, memupuk jadi diri, kepribadian, dan identitas kebangsaan, melalui proses pembelajaran di sekolah. Namun, isu yang sama juga bersinggungan dengan bidang kebudayaan yang jauh lebih luas, sehingga dibahas pula pada bidang kebudayaan. Isu Strategis dalam rangka implemetasi Revolusi Mental: 1. Lemahnya Pendidikan Agama. Pendidikan agama belum sepenuhnya dapat meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama, yang berorientasi pada proses internalisasi nilainilai keagamaan. Hal ini disebabkan pembelajaran dalam pendidikan agama belum diarahkan pada proses penguatan keberagamaan siswa, tetapi lebih diarahkan pada pengetahuan agama semata. 2. Lemahnya Pendidikan Kewargaan dan Pendidikan Karakter. Penghayatan nilai-nilai dan wawasan kebangsaan tampak mulai melemah, yang berdampak pada tantangan melahirkan (melalui
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 39
proses pendidikan) warga negara yang baik, terutama di kalangan penduduk usia muda. Selain itu, jati diri sebagai bangsa majemuk juga mulai tergerus oleh kecenderungan sikap sektarian dan intoleran, serta penolakan atas fakta pluralitas sosial-budaya dan multikulturalisme di dalam masyarakat. Hal ini diperburuk oleh kohesi sosial yang mulai melemah akibat menguatnya identitas kelompok dan sekat sosial,seperti etnis, agama, dan kedaerahan, di sebagian kelompok masyarakat.Dalam keadaan demikian, tak heran bila sebagian kelompok masyarakat cenderung lebih menonjolkan perbedaan dan kurang mengutamakan persamaan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu, makin langkanya keteladanan sikap dan perilaku di kalangan pendidik dan pengelola sekolah tentang nilai-nilai kebajikan, seperti kejujuran, kesantunan, kasih sayang, berprinsip, berintegritas, dan perilaku sosial terpuji yang merujuk pada moralitas publik. 4.2.2.3.
Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan Adapun yang menjadi sektor unggulan adalah: 1. Kedaulatan pangan. Indonesia mempunyai modal yang cukup untuk memenuhi kedaulatan pangan bagi seluruh rakyat, sehingga tidak boleh tergantung secara berlebihan kepada negara lain. 2. Kedaulatan energi dan ketenagalistrikan, dilakukan dengan memanfaatkan sebesar-besarnya sumber daya energi (gas, batubara, dan tenaga air) dalam negeri. 3. Kemaritiman dan kelautan. Kekayaan laut dan maritime Indonesia harus dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan nasional dan kesejahteraan rakyat. 4. Pariwisata
dan
industri.
Potensi
keindahan
alam
dan
keanekaragaman budaya yang unik merupakan modal untuk
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 40
pengembangan diprioritaskan
pariwisata agar
tercipta
nasional.
Sedangkan
ekonomi
yang
industri
berbasiskan
penciptaan nilai tambah dengan muatan iptek, keterampilan, keahlian, dan SDM yang unggul. 4.2.2.4.
Dimensi pemerataan dan kewilayahan. Pembangunan bukan hanya untuk kelompok tertentu, tetapi untuk seluruh masyarakat di seluruh wilayah. Karena itu pembangunan
harus
dapat
menghilangkan/memperkecil
kesenjangan yang ada, baik kesenjangan antarkelompok pendapatan, maupun kesenjangan antarwilayah, dengan prioritas: (1) wilayah desa, untuk mengurangi jumlah penduduk miskin, karena penduduk miskin sebagian besar tinggal di desa; (2) wilayah pinggiran; (3) luar Jawa; (4)kawasan Timur. Adapun Adapun isu-isu strategis pembangunan desa dan kawasan perdesaan adalah: 1. Kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di perdesaan. Kemiskinan di perdesaan dapat disebabkan oleh keterisolasian wilayah
manakala
terdapat
keterbatasan
akses
mobilitas
transportasi, terutama di desa-desa kepulauan dan perbatasan; rendahnya nilai tukar petani maupun upah penduduk desa yang bekerja sebagai petani/nelayan gurem maupun buruh di sector pertanian, perikanan/kelautan, perkebunan dan pertambangan; bencana alam dan perubahan iklim yang menghambat penduduk desa untuk mencari nafkah; serta ketidakmampuan sebagian masyarakat perdesaan untuk menabung; konflik kewilayahan dan politik yang menyebabkan tingginya friksi di masyarakat 2. Pembangunan sarana dan prasarana di desa dan kawasan perdesaan.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 41
Keterbatasan dan penyediaan sarana prasarana dan tenaga pendidikan dan kesehatan yang belum memadai menyebabkan kualitas sumber daya manusia perdesaan rendah.Selain itu, ketersediaan lingkungan permukiman perdesaan seperti air bersih, perumahan, sanitasi dan drainase juga masih belum memadai
sehingga
sebagian
besar
masyarakat
perdesaan
terutama di desadesa perbatasan, terpencil dan kepulauan hidup dalam kondisi yang tidak layak. Akses terhadap listrik, transportasi dan telekomunikasi juga masih rendah terutama di desa-desa 3. Keberdayaan dan kemandirian masyarakat perdesaan. Ketidakberdayaan masyarakat perdesaan dapat disebabkan oleh faktor
ekonomi
maupun
non
ekonomi.Masih
rendahnya
keberlanjutan pembangunan di desa, disebabkan karena tingkat kemandirian masyarakat masih rendah.Masyarakat adat dan desa adat juga belum optimal direkognisi dan rendahnya integrasi budaya
dan
adat
istiadat
masyarakat
adat
dalam
pembangunan.Hal tersebut utamanya disebabkan kurangnya pendampingan pada masyarakat dalam pengelolaan desa dan pelaksanaan pembangunan. 4. Tata kelola pemerintahan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan. Dengan disahkannya UU 6/2014 tentang Desa, pemerintah desa semakin
dituntut
akuntabel.Pemerintah
untuk desa
semakin diharapkan
efektif, dapat
efisien
dan
memberikan
pelayanan yang semakin baik bagi masyarakat desanya serta mampu menjalankan kewenangan desa sesuai dengan peraturan perundangan.Namun demikian, kondisi desa yang sangat beragam dan juga kapasitas sumber daya manusia pemerintahan desa dan kelembagaan masyarakat desa dalam tata kelola pemerintahan Desa masih sangat bervariasai dan pada umumnya dinilai masih
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 42
rendah. Dengan adanya UU Desa, kualitas tata kelola Pemerintah Desa menjadi penting, mengingat bahwa Pemerintah Desa harus dapat membuat perencanaan Desa dan mengelola keuangan Desa secara mandiri dan akuntabel. Kualitas sumber daya manusia turut dipengaruhi oleh motivasi dan tingkat pendidikan kepala desa dan perangkatnya, terutama di desa-desa yang terpencil dan sebagian di wilayah Papua. Dalam beberapa kasus, sumber daya manusia yang kompeten lebih memilih untuk merantau dan mencari penghidupan yang lebih baik di luar desanya daripada tinggal dan membangun desanya 5. Pemanfaatan
sumber
daya
alam
dan
lingkungan
secara
berkelanjutan. Isu strategis terkait penggunaan lahan di desa-desa adalah tingginya
konversi
lahan
produktif
menjadi
lahan
terbangun.Pengaruh dari aktifitas perkotaan turut mengubah mata pencaharian masyarakat desa dari pertanian menjadi jasa dan perdagangan.Penataan ruang kawasan perdesaan yang masih belum optimal memberikan peluang bagi kawasan-kawasan yang seharusnya menjadi daerah resapan juga harus terkonversi, sehingga menimbulkan dampak berkurangnya sumber daya air.Selain itu, isu menurunnya kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup desa-desa di luar Pulau Jawa disebabkan ekspansi dari perusahaan-perusahaan tambang dan sejenisnya yang mengubah lingkungan hidup menjadi area tambang sehingga menimbulkan konflik sumber daya alam.Contoh dari penurunan kualitas lingkungan hidup tersebut adalah adanya HPH (Hak Pengelolaan Hutan) melenyapkan hutan di Kalimantan dengan eksploitasi hutan secara masif.Alih fungsi lahan laut yang digunakan untuk pertambangan, pariwisata, maupun pembangkit listrik juga menyebabkan berkurangnya sumber daya laut di
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 43
sekitarnya.Hal tersebut menyebabkan kualitas lingkungan hidup masyarakat desa memburuk dan sumber pangan menjadi berkurang. 6. Pengembangan potensi ekonomi lokal. Permasalahan yang selalu terjadi di desa, terutama di desa-desa terpencil adalah keterbatasan infrastruktur.Jalan-jalan dari dan menuju desa masih banyak yang berupa jalan setapak yang sulit dilalui
oleh
kendaraan.
Kondisi
geografis
juga
turut
mempengaruhi akses masyarakat desa ke kota menjadi terbatas, padahal
akses
ini
sangat
diperlukan
untuk
membangun
keterkaitan antara desa-kota. Ketersediaan sumber daya di perdesaan tidak diikuti dengan adanya infrastruktur transportasi yang baik sehingga memasarkan
hasil
menyulitkan masyarakat desa untuk produksinya.Kualitas
pendidikan
dan
kesehatan masyarakat desa yang rendah juga dipengaruhi oleh keterbatasan infrastruktur di desa.Akses masyarakat ke pusat layanan kesehatan relatif jauh dengan infrastruktur yang buruk menyulitkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik.Dari
segi
ketersediaan
infrastruktur
listrik
dan
telekomunikasi, kondisinya tidak jauh berbeda.Belum semua desa teraliri listrik.Terkait jaringan telekomunikasi, sambungan telepon kabel maupun sinyal telepon nirkabel masih sangat terbatas di perdesaan. Segala keterbatasan ini membuat masyarakat desa tidak memiliki akses yang cukup untuk melakukan proses produksi, pengolahan, maupun pemasaran dengan optimal sehingga interaksi ekonomi dari desa ke kota menjadi terhambat. 4.2.3. Penelaahan RTRW Kabupaten Soppeng 4.2.3.1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 44
tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara
kelangsungan
diselenggarakan
hidupnya.
berdasarkan
azas
Penataan
keterpaduan,
ruang
keserasian,
keselarasan dan keseimbangan, berkelanjutan, keberdayaan dan keberhasil-gunaan,
keterbukaan,
kebersamaan
dan
kemitraan,
perlindungan kepentingan umum, kepastian hukum dan keadilan, serta akuntabilitas. Tujuan umum penataan ruang adalah untuk mewujudkan wilayah Nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional. Kesemuanya itu tercakup dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Untuk mencapai tujuan ruang tersebut, maka dalam penataan ruang harus tercipta keharmonisan antara lingkungan alam dengan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam dengan sumberdaya buatan dengan memperhatikan sumberdaya manusia, serta perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. 4.2.3.2. Perencanaan tata ruang merupakan pedoman untuk mengarahkan dan
mengendalikan
pemanfaatan
ruang secara
optimal
dan
berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat saat ini dan generasi mendatang, baik pemanfaatan ruang yang dilakukan oleh pemerintah, pengusaha swasta maupun masyarakat. 4.2.3.3. Salah satu kewenangan Pemerintah Kabupaten Soppeng adalah membuat Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Soppeng yang dapat dijadikan alat penyusunan program dan pengendalian pemanfaatan ruang serta menjadi perangkat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan berwawasan tata ruang. RTRW juga dapat menjadi pedoman bagi perencanaan yang lebih rinci yakni penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan, Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perdesaan dan Rencana Detail
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 45
Kawasan Strategis Kabupaten. Penyusunan RTRW Kabupaten Soppeng telah menjadi peraturan daerah yaitu Peraturan daerah Nomor 8 tahun 2012 tentang Rencana Tata ruang wilayah Kabupaten Soppeng tahun 2012-2032. Adapun rencana penggunaan ruang wilayah kabupaten soppeng secara ringkas diuraikann pada bhasan berikuit: 4.2.3.4. Rencana Struktur Ruang Rencana struktur ruang wilayah daerah meliputi: a. Pusat-pusat kegiatan; Terdiri dari: o Pusat Kegiatan Lokal (PKL); yaitu Kawasan Perkotaan Watansoppeng yang meliputi Kecamatan Lalabata o Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan (PKLp); yaitu Kawasan Perkotaan Takalala di Kecamatan Marioriwawo dan Kawasan Perkotaan Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa o Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), terdiri dari: 1. Kawasan Perkotaan Cangadi di Kecamatan Liliriaja; 2. Kawasan Perkotaan Citta di Kecamatan Citta; 3. Kawasan Perkotaan Ganra di Kecamatan Ganra; 4. Kawasan Perkotaan Tajuncu di Kecamatan Donri-Donri; dan 5. Kawasan Perkotaan Cabenge di Kecamatan Lilirilau o Pusat Pelayanan Lokal (PPL), terdiri dari:. 1. Pusat permukiman perdesaan Rompegading dan pusat permukiman perdesaan Barang Kecamatan Liliriaja; 2. Pusat
Permukiman
perdesaan
Watu
dan
pusat
permukiman perdesaan Goarie Kecamatan Marioriawa; 3. Pusat Permukiman perdesaan Baringeng dan pusat perdesaan Tetewatu Kecamatan Lilirilau; 4. Pusat Permukiman perdesaan Panincong Kecamatan Marioriawa;
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 46
5. Pusat
Permukiman
perdesaan
Lalabata
Riaja
Kecamatan Donri-donri; 6. Pusat Permukiman perdesaan Belo Kecamatan Ganra; dan 7. Pusat Permukiman perdesaan Kampiri Kecamatan Citta. b. sistem jaringan prasarana utama. Sistem jaringan prasarana utama daerah terdiri atas sistem jaringan transportasi darat (Sistem jaringan jalan dan Sistem jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan) dan danau, dengan rincian sebagai berikut: -
Jaringan jalan kolektor (K2) yang merupakan sistem jaringan jalan provinsi yang ada di Kabupaten Soppeng, terdiri atas :
-
ruas jalan Batas Bone-Takalala sepanjang 11,08 (sebelas koma delapan) Kilometer;
-
ruas jalan Takalala-Cabenge-Salaonro sepanjang 18,43 (delapan belas koma empat puluh tiga) Kilometer;
-
ruas jalan Salaonro-Batas Wajo sepanjang 7,88 (tujuh koma delapan puluh delapan) Kilometer;
-
ruas jalan Salaonro-Batas Bone sepanjang 10,60 (sepuluh koma enam puluh) Kilometer;
-
ruas jalan Batas Barru-Takalala sepanjang 25,82 (dua puluh lima koma delapan puluh dua) Kilometer;
-
ruas jalan Cabenge-Soppeng sepanjang 11,81 (sebelas koma delapan puluh satu) Kilometer dan;
-
ruas jalan Soppeng-Batas Sidrap sepanjang 35,17 (tiga puluh lima koma tujuh belas) Kilometer
c. sistem jaringan prasarana lainnya, terdiri dari: sistem jaringan energi; sistem jaringan telekomunikasi; sistem jaringan sumber daya air; dan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 47
sistem prasarana pengelolaan lingkungan. Secara detail struktur ruang Kabupaten Soppeng dapar dilihat pada peta berikut: Gambar 4.1 Peta Struktur Ruang
4.2.3.5. Rencana Pola Ruang Wilayah Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Soppeng ditetapkan dengan tujuan mengoptimalkan pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya sebagai kawasan lindung dan kawasan budidaya berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Rencana pola ruang wilayah meliputi rencana peruntukan kawasan lindung dan rencana peruntukan kawasan budidaya. a. Kawasan Lindung, terdiri dari: kawasan
yang
memberikan
perlindungan
terhadap
kawasan
bawahannya, yaitu:
Kawasan hutan lindung, dengan luas 34.287 (tiga puluh empat ribu dua ratus delapan puluh tujuh) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 48
Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, dan sebagian wilayah Kecamatan Citta; Kawasan resapan air ditetapkan di: Kawasan sekitar Danau Tempe
Kecamatan Marioriawa dan di Kawasan sekitar rawa di sebagian wilayah Kecamatan Ganra dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, kawasan sekitar cekdam di sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, dan sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri; dan kawasan sekitar waduk ompo di sebagian wilayah Kecamatan Lalabata kawasan perlindungan setempat, terdiir dari:
Kawasan
sempadan
sungai;
Kawasan
sempadan
sungai
sebagaimana ditetapkan di Sungai Lawo, Sungai Walanae, Sungai Langkemme, dan Sungai Lajaroko.
kawasan sekitar danau atau waduk, ditetapkan di Danau Tempe Kecamatan Marioriawa, di kawasan waduk ompo Kecamatan Lalabata dan kawasan cek dam Kecamatan Lilirilau, Kecamatan Liliriaja, Kecamatan Marioriawa, Kecamatan Marioriwawo, dan Kecamatan Donri-donri
ruang terbuka hijau kawasan perkotaan, berupa Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) yang ditetapkan menyebar dan seimbang dengan memperhatikan fungsi ekologis, sosial budaya, estetika, dan ekonomi dengan ketentuan RTH publik paling sedikit 20% (dua puluh persen) dan RTH privat paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari luas kawasan perkotaan yaitu PKL, PKLp dan PPK di Kabupaten Soppeng; dan
kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan kawasan cagar budaya, terdiri dari:
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 49
•
Kawasan wisata alam. Merupakan Kawasan Taman Wisata Alam Lejja dengan luasan 1.572 (seribu lima ratus tujuh puluh dua) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo
•
Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan, yang terdiri dari: Bangunan dan lingkungan arkeologi, Bangunan dan lingkungan peninggalan sejarah,
kawasan rawan bencana alam, terdiri dariKawasan rawan banjir; dan Kawasan rawan tanah longsor. Kawasan banjir ditetapkan di kawasan daerah aliran Sungai Walanae yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah
Kecamatan
Donri-donri,
sebagian
wilayah
Kecamatan
Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan Citta, dan sebagian wilayah Kecamatan Ganra. Kawasan rawan tanah longsor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, ditetapkan di sebagian wilayah Desa Gattareng Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Desa Mattabulu Kecamatan Lalabata, dan sebagian wilayah Desa Citta Kecamatan Citta; dan kawasan lindung geologi, terdiri atas kawasan cagar alam geologi berupa kawasan keunikan batuan dan fosil dan kawasan keunikan bentang alam; dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah berupa kawasan imbuhan air tanah Kawasan lindung lainnya. Kawasan lindung lainnya sebagaimana ditetapkan
dalam
rangka
melindungi
kelestarian
satwa
dan
ekosistemnya untuk menjamin keberadaan, dan kelestarian satwa dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungannya. Kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan kawasan perlindungan satwa kelelawar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Lalabata. b. Kawasan Budidaya. terdiri atas: 1. kawasan peruntukan hutan produksi; terrdiri dari:
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 50
a. kawasan hutan produksi dengan luas 539 (lima ratus tiga puluh sembilan) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; dan b. kawasan hutan produksi terbatas dengan luas 10.876 (sepuluh ribu delapan ratus tiga puluh enam) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri dengan luas 4.200 (empat ribu dua ratus) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo dengan luas 417 (empar ratus tujuh belas) hektar, dan sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa dengan luas 6.268 (enam ribu dua ratus enam puluh delapan) hektar. 2. kawasan peruntukan hutan rakyat, dengan luas 2.352 (dua ribu tiga ratus lima puluh dua) ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri dan sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa 3. kawasan peruntukan pertanian, terdiri dari:” •
Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan; dengan luas 46.491 (empat puluh enam ribu empat ratus sembilan puluh enam ribu) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian
wilayah
Kecamatan
Lalabata,
sebagian
wilayah
Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian
wilayah
Kecamatan
Liliriaja,
sebagian
wilayah
Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau
Kawasan peruntukan pertanian holtikultura; dengan luas 21.549 (dua puluh satu ribu lima ratus empat puluh sembilan) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian
wilayah
Kecamatan
Liliriaja,
sebagian
wilayah
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 51
Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau.
Kawasan peruntukan perkebunan; Dengan luas 1.615 (seribu enam ratus lima belas) hektar terdiri atas: 1. Kawasan
peruntukan
perkebunan
kakao
dan
kelapa
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; 2. Kawasan peruntukan perkebunan kopi ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donridonri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; 3. Kawasan peruntukan perkebunan cengkeh ditetapkan di sebagian
wilayah
Kecamatan
Citta,
sebagian
wilayah
Kecamatan Lalabata, dan sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo; 4. Kawasan peruntukan perkebunan lada ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; 5. Kawasan peruntukan perkebunan aren ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 52
wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; 6. Kawasan peruntukan perkebunan jambu mete ditetapkan di sebagian
wilayah
Kecamatan
Kecamatan
Lalabata,
Citta,
sebagian
sebagian
wilayah
wilayah
Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; 7. Kawasan peruntukan perkebunan kemiri ditetapkan di sebagian
wilayah
Kecamatan
Kecamatan
Lalabata,
Citta,
sebagian
sebagian
wilayah
wilayah
Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; 8. Kawasan peruntukan perkebunan tembakau ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan
Donri-donri,
sebagian
wilayah
Kecamatan
Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; 9. Kawasan peruntukan perkebunan kelapa sawit ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, dan sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa; 10. Kawasan peruntukan perkebunan murbei ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, dan sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa.
Kawasan peruntukan peternakan, terdiri dari: a. Kawasan peruntukan pengembangan ternak besar dengan luasan 137 (seratus tiga puluh tujuh) hektar ditetapkan di
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 53
sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, dan sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja; dan b. Kawasan peruntukan pengembangan ternak unggas ditetapkan di sebagian wilayah sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau 4. kawasan peruntukan perikanan, terdiri dari: •
Kawasan peruntukan perikanan tangkap ditetapkan pada wilayah sungai yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Citta, dan sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa.
•
Kawasan peruntukan budidaya perikanan merupakan Kawasan budidaya perikanan air tawar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo,
ebagian wilayah Kecamatan
Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; •
Kawasan pengembangan balai benih ikan ditetapkan akan dikembangkan di BBI Ompo Kecamatan Lalabata, BBI Lajoa Kecamatan Liliriaja, dan BBI Citta Kecamatan Citta
5. kawasan peruntukan pertambangan; terdiri atas: a. Kawasan peruntukan wilayah pertambangan mineral dan batubara; b. Kawasan peruntukan wilayah pertambangan minyak dan gas bumi; dan c. Kawasan peruntukan wilayah pertambangan panas bumi 6. kawasan peruntukan industri;
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 54
a. Kawasan peruntukan industri sedang terdiri atas: Kawasan peruntukan industri penggilingan padi ditetapkan di sebagian wilayah, Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan, Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan, Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan, Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; Kawasan peruntukan industri pemintalan sutera alam ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri; Kawasan peruntukan industri pengolahan ikan ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; dan; Kawasan peruntukan industri pengolahan tembakau ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau. b. Kawasan peruntukan industri rumah tangga merupakan kawasan aglomerasi industri rumah tangga, terdiri atas:a. Kawasan peruntukan industri pembuatan gula merah ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; b. Kawasan peruntukan industri pertenunan sarung sutera ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lalabata. 7. kawasan peruntukan pariwisata; terdiri dari: a. Kawasan peruntukan pariwisata budaya terdiri atas :
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 55
•
Villa Yuliana (Museum Latemammala), Kawasan Makam Kuno Jera Lompoe, Kompleks Istana Datu Soppeng, Makam Syekh Abdul Majid digelar Tuang Uddungeng, Makam Petta Bulu Matanre, Situs Megalitik Lawo, Tinco, Sewo dan Umpungeng, Makam Petta Seppang, Kompleks Makam Datu Soppeng, Gereja Khatolik Patung Bunda Maria, Rumah Tradisional Batu Laiya, ompleks
Makam
Jera’Caddie,
Menhir
Latemmamala
(Lamumpatu’E), Situs Petta Banuang’E, Situs Petta Wanua, Di Kecamatan Lalabata; •
Makam Petta Sering, Situs Tomanurung Sanyili, Makam Petta Abbaraningge,
Makam
Petta
Balubue,
Bulu
Bottingnge,
Appejeng’E, Makam Petta Addagang’E di Kecamatan DonriDonri. •
Makam Datu Mario, Makam Petta Jangko, Kompleks Sao Mario, Situs Tampaning, Makam Kuno Padali, Makam Petta Kajuara di Kecamatan Marioriawa;
•
Makam Kuno Datu Lompulle, Kompleks Makam Pakka Saloe, Makam Petta Sara’e, Makam Sullewatang kebo dan Petta Karame, di Kecamatan Ganra;
•
Museum Calio, Situs Kecce, Marale, dan Situs Paroto, Kompleks Makam Datu Salaonro, Makam Arung Baringeng, Makam Abbanuange, Situs Megalitik Samoling, Situs Paleolitik Jampu di Kecamatan Lilirilau;
•
Situs
Talepu,
Lonrong,
Lenrang,
Kompleks
Makam
Abbanuangnge, Kompleks Makam Datu Pattojo, Benteng Pattojo, Saoraja Seng, Gua Lakaroci di Kecamatan Liliriaja; •
Gua Codong, Situs Paleolitik Lakibong, Makam Datu Citta di Kecamatan
Citta;
Makam
Kalokoe
Watu,
Makan
Lato
Garimpang, Situs Goarie, Situs Megalitik Madenra,
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 56
•
Sumur Tua Tettikengrarae, Makam Arung Sekkang, Rumah Arrajang di Kecamatan Marioriwawo
b. Kawasan peruntukan pariwisata alam terdiri atas: •
Kawasan TWA Lejja, dan kawasan TWA Danau Tempe di Kecamatan Marioriawa;
•
Kawasan TWA Citta dan kawasan Goa Coddong di Kecamatan Citta,
•
Kawasan TWA Lereng Hijau Bulu Dua di Kecamatan Marioriwawo;
•
Kawasan populasi kelelawar di pusat kota Watansoppeng Kecamatan Lalabata;mdan
•
Kawasan Pesutraan Alam di Kecamatan Donri-Donri.
c. Kawasan peruntukan pariwisata buatan terdiri atas: •
Kawasan wisata Ompo di Kecamatan Lalabata; dan
•
Kawasan wisata agro di Desa Mariolau dan Desa Gattareng di Kecamatan Marioriwawo
8. kawasan peruntukan permukiman, terdiri dari: a. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan ditetapkan di: • Kawasan permukiman perkotaan Watansoppeng di Kecamatan Lalabata; • Kawasan permukiman perkotaan Cabenge di Kecamatan Lilirilau; • Kawasan
permukiman
perkotaan
Takalala
di
Kecamatan
Marioriwawo; dan • Kawasan permukiman perkotaan Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa b. Kawasan peruntukan permukiman perdesaan ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri,
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 57
sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau 9. kawasan peruntukan lainnya, terdiir dari: a. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan terdiri atas: •
Kantor Komando Distrik Militer 1423 Soppeng di Kecamatan Lalabata;
•
Kantor Komando Rayon Militer di Kecamatan Liliriaja, Kecamatan Lilirilau, Kecamatan Marioriawa, Kecamatan Citta, Kecamatan
Donri-donri,
Kecamatan
Ganra,
Kecamatan
Marioriwawo; •
Kantor Kepolisian Resort Soppeng di Kelurahan Lemba Kecamatan Lalabata; dan Kantor Kepolisian Sektor di Kecamatan
Liliriaja,
Kecamatan
Marioriawa,
Kecamatan
Citta,
Lilirilau,
Kecamatan
Kecamatan Donri-donri,
Kecamatan Ganra, Kecamatan Marioriwawo. b. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa merupakan kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala regional dan skala kabupaten dan/atau kecamatan; •
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala regional ditetapkan
di
kawasan
perdagangan
Watansoppeng
Kecamatan Lalabata dan kawasan perdagangan Cabenge Kecamatan Lilirilau; •
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala kabupaten dan/atau kecamatan ditetapkan di kawasan perdagangan Takkalala
Kecamatan
Marioriwawo
dan
kawasan
perdagangan Batu-Batu Kecamatan Marioriawa. Secara detail Rencana Pola Ruang Wilayah dapat dilihat pada gambar berikut: 4.2.4. Issu Strategis Prioritas Pembangunan Sulawesi Selatan (RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan (2013-2018).
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 58
Kebijakan pembangunan provinsi Sulawesi Selatan untuk 3 tahun terakhir periode RPJMD Provinsi Sulawesi selatan adalah sebagai berikut: 1. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2016. Prioritas kebijakan pembangunan pada tahun 2016 diarahkan pada:
Pengembangan ekonomi kerakyatan;
Pengembangan pendidikan, kepemudaan, keolahragaan, dan kebudayaan,
Pembangunan kesehatan;
Peningkatan kapasitas infrastruktur wilayah;
Pengembangan Kawasan Strategis;
Peningkatan kapasitas birokrasi dan kelembagaan;
2. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2017. Pada tahun 2017 akselerasi
dilakukan
pada
kebijakan-kebijakan
yang
target
kinerjanya masih jauh dari pencapaian guna mengejar pencapaian target kinerja tersebut pada akhir periode RPJMD. Adapun prioritas kebijakan pada tahun ini adalah:
Pengembangan ekonomi kerakyatan;
Pengembangan pendidikan, kepemudaan, keolahragaan, dan kebudayaan,
Pembangunan kesehatan;
Peningkatan kapasitas infrastruktur wilayah;
Pengembangan Kawasan Strategis;
Peningkatan kapasitas birokrasi dan kelembagaan;
3. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2018. Tahun 2018 merupakan tahun terakhir dari perode RPJMD 2013-2018. Pada tahun tersebut akan terselenggara pemilihan Gubernur secara bersamaan
dengan
beberapa
kabupaten/kota.
Karena
itu,
kebijakan terkait ketertiban dan demokrasi kembali menjadi prioritas pada tahun 2018. Selain itu, priorotas juga diberikan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 59
kepada target kinerja kebijakan yang belum tercapai pada tahun 2017. Adapun prioritas kebijakan pada tahun 2018 adalah:
Pemeliharaan ketertiban dan pengembangan demokrasi;
Pengembangan eskonomi kerakyatan;
Pengembangan pendidikan, kepemudaan, keolahragaan, dan kebudayaan,
Pembangunan kesehatan;
Pengembangan Kawasan Strategis;
Peningkatan kapasitas birokrasi dan kelembagaan
Secara rinci program prioritas pembangunan Sulawesi Selatan, yaitu : 1.
Gratis SPP bagi mahasiswa baru, baik PTN maupun PTS,
2.
Bantuan Lima Juta Paket Bibit Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Perikanan dan 100 juta Bibit Tanaman Hutan,
3.
Gratis Modal Pengembangan Usaha Mikro Kecil,
4.
Gratis paket modal pengembangan 100 wirausaha pedesaan pada setiap desa,
5.
Dukungan
untuk
fasilitasi
dan
regulasi
pembangunan/pengembangan industri minimal 24 unit sesuai potensi Kab/Kota di Sulawesi Selatan, 6.
Membuka 500 ribu lapangan kerja baru,
7.
Gratis Paket peningkatan kualitas Rumah Rakyat Miskin,
8.
Melanjutkan Pendidikan Gratis sampai tingkat SMA,
9.
Melanjutkan kesehatan gratis,
10. Gratis biaya pendidikan bagi mahasiswa terpilih untuk sekolah Kejuruan Khusus seperti, pramugari, SMK pertanian, perkebunan, perikanan 11. Beasiswa bagi mahasiswa S2 dan S3 secara terbatas,
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 60
12. Gratis peningkatan kualitas pengajar melalui Boarding School untuk; Guru SD, SMP, SMA, Guru Mengaji, Mubalig, Khatib dan Alim Ulama. 4.2.5. Sustainable Development Goals (SDGs) SDG merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada MDGs (Millenium Development
Goals) untuk meneruskan
dan
memantapkan MDGs agar lebih berkelanjutan dan selamanya. SDGs memiliki 5 pondasi yaitu manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian, dan kemitraan yang ingin mencapai tiga tujuan mulia di tahun 2030 berupa mengakhiri kemiskinan, mencapai kesetaraan dan mengatasi perubahan iklim. Untuk mencapai tiga tujuan mulia tersebut, disusunlah 17 Tujuan Global berikut ini: 1.
Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun di seluruh penjuru dunia.
2.
Mengakhiri
kelaparan,
mencapai
ketahanan
pangan
dan
meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan. 3.
Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala umur.
4.
Pendidikan Berkualitas. Menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan kesempatan belajar untuk semua orang, menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
5.
Kesetaraan Gender. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum ibu dan perempuan.
6.
Air Bersih dan Sanitasi. Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua orang.
7.
Energi Bersih dan Terjangkau. Menjamin akses terhadap sumber energi yang terjangkau, terpercaya, berkelanjutan dan modern untuk semua orang.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 61
8.
Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak. Mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, lapangan kerja yang penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua orang.
9.
Industri,
Inovasi
dan
Infrastruktur.
Membangun
infrastruktur yang berkualitas, mendorong peningkatan industri yang inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi. 10. Mengurangi Kesenjangan. Mengurangi ketidaksetaraan baik di dalam sebuah negara maupun di antara negaranegara di dunia. 11. Keberlanjutan Kota dan Komunitas. Membangun kotakota serta pemukiman yang inklusif, berkualitas, aman, berketahanan dan bekelanjutan. 12. Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab. Menjamin keberlangsungan konsumsi dan pola produksi. 13. Aksi Terhadap Iklim. Bertindak cepat untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya. 14. Kehidupan Bawah Laut. Melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber daya laut untuk perkembangan pembangunan yang berkelanjutan. 15. Kehidupan di Darat. Melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan pemakaian ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, mengurangi tanah tandus serta tukar guling tanah, memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman hayati. 16. Institusi
Peradilan
yang
Kuat
dan
Kedamaian.
Meningkatkan perdamaian termasuk masyarakat untuk
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 62
pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses untuk keadilan bagi semua orang termasuk lembaga dan bertanggung
jawab
untuk
seluruh
kalangan,
serta
membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan. 17. Kemitraan
untuk
Mencapai
Tujuan.
Memperkuat
implementasi dan menghidupkan kembali kemitraan global untuk pembangunan yang berkelanjutan. 4.2.6. Isu Strategis Daerah. Pada pembahasan issu strategis daerah ini merupaka analisa dari permasalahan pembangunan
yang telah diuraikan pada sub
bahasan permasahan pembangunan. Adapun daftar issu strategis secara keseluruhan disajikan dengan pendekatan urusan pemerintahan menurut UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pendekatan urusan akan lebih mempermudah didalam menentukan stakeholder terkait dalam menentukan kebijakan yang akan dilakukan menghadapi issu strategis tersebut.
No
Isu Strategis Urusan wajib Pelayanan dasar
1
Pendidikan;
Tabel 4.6 Isu Strategis Daerah Kabupaten Soppeng
Akses layanan PAUD masih terbatas pada beberapa wilayah Belum optimalnya aksesibilitas pendidikan Masih kurangnya minat melanjutkan ke perguruan tinggi. Masih rendahnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan yang menyebabkan banyaknya anak putus sekolah Rendahnya Ekonomi keluarga 2
Kesehatan; Terbatasnya sumberdaya kesehatan (Dokter spesialis, dan Paramedis),
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 63
No
Isu Strategis Masih terbatasnya jumlah sarana prasarana kesehatan Pelaksanaan SOP belum optimal Kesadaran masyarakat untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih kurang; Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan kesehatan ibu dan anak Masih adanya ibu hamil yang melahirkan bukan di puskesmas/ sarana kesehatan lainnya.
3
Pekerjaan umum dan penataan ruang; Kondisi jalan, jembatan, prasarana dan sarana irigasi dalam kondisi baik masih rendah. Aksesibilitas transportasi belum merata Drainase jalan tidak berfungsi dengan optimal Belum optimalnya pelaksanaan Perda RTRW Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan sarana dan prasarana Masih rendahnya bangunan ber IMB
4
Perumahan rakyat dan kawasan permukiman; Belum memadainya sarana dan prasarana dasar permukiman dimana masih ada RT belum memenuhi layanan sanitasi Belum memadainya sarana dan prasarana dasar permukiman dimana masih ada RT yang belum menikmati air bersih Belum semua kecamatan memiliki RDTR
5
Ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) masih rendah (12,5%) disebabkan jarak tempu Rescue center dari wilayah kebakaran Kepatuhan masyarakat masih kurang dalam mematuhi peraturan Masih rendanya ratio jumlah polisi Pamong Praja terhadap jumlah penduduk Semakin meningkatnya pengguna narkoba Pengaruh Globalisasi (Informasi kekerasan)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 64
No 6
Isu Strategis Sosial Masih cukup tingginya angka kemiskinan dan pengangguran Masih ada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang belum tertangani Belum adanya fasilitasi pemerintah terhadap keluarga kematian Belum adanya fasliltas perumahan bagi imam masjid dan guru mengaji Beras untuk masyarakat miskin belum bebas biaya Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar
1
Tenaga kerja; Masih rendahnya skill tenaga kerja terhadap kebutuhan pasar Masih terbatasnya lapangan kerja Masih terbatasnya informasi pasar kerja, diantaranya disebabkan informasi lowongan/ kesempatan kerja oleh perusahaan tidak terbuka Kurangnya partisipasi perusahaan dalam wajib lapor lowongan pekerjaan
2
Pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak; Persentase perempuan di lembaga peemerintah masih rendah Kasus KDRT yang semakin tinggi di masyarakat Lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak Tingginya pengaruh negatif media terhadap pembentukan kepribadian anak
3
Pangan; belum maksimalnya koordinasi dan sinergitas tentang pemahaman pengisian gudang cadangan pangan pemerinta Regulasi ketahanan pangan secara umum belum ada yang disusun pemerintah daerah secara spesifik Belum optimalnya diversifikasi produk pangan lokal, penurunan produksi dan produktifitas pangan utama dalam hal ini padi yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim serta bencanA kekeringan (puso).
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 65
No 4
Isu Strategis Pertanahan; Rendahnya lahan yang bersertifikat
5
Lingkungan hidup; Masi banyaknya sampah yang tidak tertangani Kesadaran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan lingkungan hidup masih kurang; Tidak adanya data luas wilayah rawan longsor dan sumber mata air sehingga tidak ada nilai pembagi luasan untuk menghitung persentase penghijauan rawan longsor dan sumber mata air Dampak pemanasan global semakin meningkat
6
Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; Masih rendahnya kesadaran masyarakat dan aparat dalam tertib administrasi kependudukan.
7
Pemberdayaan masyarakat dan Desa; Keterbatasan infrastrukur wilayah perdesaan Ketidakberdayaan masyarakat disebabkan Faktor ekonomi, rendahnya kapasitas SDM, dan terbatasnya Akses informasi, sarana, modal, pasar dan pelayanan Masih kurangnya insentif kader posyandu
8
Pengendalian penduduk dan keluarga berencana; Masih lemahnya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi
9
Perhubungan; Belum meratanya aksesibilitas pelayanan transportasi Administrasi sarana transportasi belum optimal
10
Komunikasi dan informatika; Belum optimalnya implementasi e-government pada setiap SKPD Pengembangan teknologi informasi sampai ke pemerintahan desa belum optimal Belum tersedianya stasiun TV local
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 66
No 11
Isu Strategis Koperasi, usaha kecil, dan menengah Pembangunan kemitraan dan pemasaran serta Inovasi dan adopsi teknologi dalam rangka pengembangan disain produk masih kurang masih ada koperasi selama 3 tahun berturut-turut tidak melaksanakan RAT
12
Penanaman modal; Kondisi infrastruktur yang mendukung Iklim investasi belum optimal Rendahnya penanaman modal
13
Kepemudaan dan olah raga; Masih terbatasnya sarana dan prasarana pengembangan pemuda dan olah raga, Masih kurangnya pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga Masih lemahnya pembinaan pemuda Pengaruh globalisasi terhadap karakter pemuda
14
Statistik; Masih terbatasnya kualitas SDM dalam pengelolaan data dan statistik.
15
Persandian; Belum menjadi prioritas pemerintah daerah
16
Kebudayaan; Belum optimalnya pelestarian nilai-nilai budaya belum tersedianya sarana penyelenggaraan seni dan budaya Kuatnya pengaruh budaya dari luar
17
Perpustakaan Masih rendahnya pengunjung perpustakaan sebagai akibat rendahnya minat baca masyarakat Koleksi perpustakaan masih kurang
18
Kearsipan SDM Kearsipan belum optimal
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 67
No
Isu Strategis Belum terlaksananya kearsipan melalui system elektronik. Urusan Pilihan
1
Kelautan dan perikanan; Rendahnya produksi perikanan Terbatasnya infastruktur/sarpras dari perikanan budidaya, tangkap dan pengelolaan hasil perikanan kelompok nelayan beralih profesi (berdagang, buruh kasa)
2
Pariwisata; Masih adanya keterbatasan sarana dan prasarana pariwisata Berkuranganya pengunjung objek wisata Masih kurangnya partisipasi mayarakat dalam pengembangan pariwisata,
3
Pertanian; Penurunan produktifitas hasil pertanian Pengelolaan Jaringan Air Irigasi untuk Pertanian masih kurang Masih terbatasnya ketersediaan dan penggunaan benih bermutu yang bersertifikat di tingkat kelompok tani Masih kurangnya pengetahuan Petani ternak Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian; Kurangnya petugas inseminator Biaya produksi tidak sebanding dengan harga jual, serta belum optimalnya manajemen agribisnis. Masih terbatasnya akases petani terhadap ketersediaan pupuk Masih terbatasnya ketersediaan bibit ikan bagi petani Masih tinggi sistem sistem petik jual yang menyebabkan nilai tambah produksi pertanian rendah
4
Kehutanan; Masih adanya kerusakan kawasan Hutan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 68
No 5
Isu Strategis Energi dan sumberdaya mineral; masih adanya penambang tanpa izin Potensi energy terbarukan belum di manfaatkan.
6
Perdagangan; Kesiapan produk lokal menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean Pemasaran produk lokal masih kurang Belum optimalnya perlindungan konsumen
7
Perindustrian; Masih rendahnya daya saing produk UMKM di pasar nasional, Industri berbasis sumberdaya lokal belum berkembang secara merata Masih lemahnya pembinaan bagi pelaku UMKM,
8
Transmigrasi Sarana dan prasarana wilayah yang belum memadai Pemanfaatn lahan kritis belum optimal SDM peserta transmigrasi yang renda
9
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, dan Kepegawaian Belum terkoordinasinya dengan baik kegiatan kepala daerah dengan warga masyarakat dalam penyebarluasan informasi pembangunan Pelayanan perizinan belum bisa diakses melalui TI di luar area KPT Masih lemahnya penegakan kedisiplinan PNS Belum optimlanya pencegahan dan pemberantasan korupsi daerah Belum diterapkannya system renumerasi PNS Masih adanya aparat desa dan kelurahan yang belum memiliki kendaraan operasional Akses pemberiaan bantuan hukum bagi masyarakat miskin belum terjangkau
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IV
IV - 69
BAB V VISI DAN MISI
5.1 Visi
5.2 Misi
5.3 Tujuan
5.4 Sasaran
VISI DAN MISI 5.1. Visi Visi RPJMD Kab. Soppeng ini dimaksudkan sebagai gambaran tentang kondisi yang hendak diwujudkan dalam lima tahun kedepan. Antara gambaran masa depan yang hendak diwujudkan dengan gambaran kondisi saat ini terdapat kesenjangan. Rumusan visi dalam hal ini berfungsi menyatukan segenap
pemangku
kepentingan
dalam
bergerak
bersama
menutup
kesenjangan tersebut. RPJMD Kabupaten Soppeng merupakan penjabaran RPJPD Kabupaten Soppeng 2005-2025 dan juga memperhatikan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018 dan RPJMN 2015-2019. Karena itu, rumusan visi RPJMD Kabupaten Soppeng harus memperhatikan keterkaitan dan sinkronisasinya dengan berbagai dokumen perencanaaan tersebut. Visi RPJPD Kabupaten Soppeng 2005-2015 adalah “Soppeng Yang Maju, Adil, dan Sejahtera Tahun 2025. Visi ini memiliki pokok visi yakni: Maju
: mempunyai makna bahwa masyarakat Kab. Soppeng berkeinginan maju dalam segala aspek kehidupan yang berorientasi pada pertumbuhan dan pengembangan masa depan yang lebih baik dan konstruktif.
Adil
:
mengandung makna tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, semua masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dalam meningkatkan taraf kehidupan, memperolah pekerjaan, mendapatkan
pelayanan,
mengemukakan
pendidikan,
pendapat,
kesehatan,
melaksanakan
hak
agama, politik,
menciptakan keamanan serta mendapatkan perlindungan dan kesamaan di depan hukum. Sejahtera
:
Mempunyai
makna
bahwa
masyarakat
Kab.
Soppeng
mendambakan kehidupan yang berkecukupan secara materil dan spiritual, serta kesejahteraan lahir dan batin.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
V-1
Visi RPJMN 2015-2019 adalah “Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Visi RPJMD Kabupaten Soppeng 2016-2021 adalah:
“Pemerintahan yang Melayani dan Lebih Baik” Pada rumusan visi ini terkandung substansi “perwujudan visi” bahwa Kabupaten Soppeng “pemerintahannya akan lebih melayani” dan “daerahnya akan lebih baik”. Terdapat dua pokok visi pada rumusan visi ini
yakni
“pemerintahan yang melayani” dan “Kabupaten Soppeng yang lebih baik”. Pemerintahah yang melayani bermakna bahwa dalam lima tahun kedepan kehadiran pemerintah akan semakin signifikan dalam melayani rakyatnya. Hakekat kehadiran pemerintahan adalah untuk melayani rakyatnya. Pemerintah tidak hadir untuk dilayani tetapi untuk melayani. Kondisi yang hendak dicapai dengan pokok visi ini adalah terjadinya peningkatan kinerja pelayanan dalam pemenuhan kebutuhan petani dan kemajuan pertanian, pendidikan yang unggul dan murah, pelayanan publik yang prima, pariwisata yang
berkembang,
infrastruktur
transportasi
yang
baik,
tata
kelola
pemerintahan yang baik, pelayanan kesehatan yang unggul dan murah, serta kehidupan beragama yang kondusif dan tingginya partisipasi pemuda dan perempuan dalam pembangunan. “Kabupaten Soppeng yang lebih baik” bermakna bahwa Kabupaten Soppeng akan terakselerasi kemajuannya sehingga mencapai posisi sebagai daerah yang merupakan pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan. Sebagaimana Visi RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018 salah satu pokok visinya adalah pilar utama pembangunan nasional dalam hal ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan, maka Kabupaten Soppeng dalam lima tahun kedepan akan menjadi pilar utama Sulawesi Selatan dalam mewujudkan ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan tersebut.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
V-2
5.2. Misi Untuk mewujudkan visi tersebut maka misi yang akan ditempuh adalah sebagai berikut. 1.
Memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan propetani Fokus dari misi ini adalah upaya umum untuk meningkatkan pelayanan pada urusan pertanian secara umum sehingga berlangsung kebijakan yang berpihak kepada petani. Sebagaimana terlihat pada gambaran umum daerah bahwa mata pencaharian utama penduduk Kabupaten Soppeng adalah pertanian dalam arti umum. Misi ini terutama memprioritaskan upaya memenuhi kebutuhan sarana produksi petani terutama pupuk, sarana produksi untuk pembudidaya ikan terutama bibit ikan, keterpenuhan jaringan irigasi bagi persawahan dan upaya penerapan sistem petik-olah-jual pada usahatani yang berjalan.
2.
Mewujudkan pendidikan unggul yang murah dan berkeadilan bagi semua warga Fokus dari misi ini adalah upaya umum untuk meningkatkan kualitas pendidikan di satu sisi serta dapat diakses dengan murah dan berkeadilan pada sisi lainnya. Misi ini terutama memprioritaskan upaya umum untuk pendidikan gratis level sekolah dasar dan menengah pertama serta bimbingan belajar gratis bagi siswa. Prioritas ini dijalankan secara terkait dengan kewajiban dasar pemerintah kabupaten dalam urusan pendidikan.
3.
Menjadikan Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan publik Fokus
dari
misi
ini
adalah
upaya
umum
untuk
menyelenggarakan pelayanan publik secara lebih baik. Prioritas dalam misi adalah upaya dalam mengaplikasikan sistem administrasi satu pintu berbasis teknologi informasi (information technology/IT),
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
V-3
peningkatan
pelayanan
administrasi
kependudukan,
perbaikan
pelayanan dan pengadaan pemadam kebakaran setiap kecamatan, keringanan biaya melahirkan dan santunan kematian (lahir gratis, meninggal disantuni) dan meningkatkan kunjungan dan interaksi Bupati dengan warga (Bupati menyapa). 4.
Menata kepariwisataan dan sistem transportasi yang mulus dan nyaman Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam memanfaatkan potensi wisata daerah dan meningkatkan kapasitas infrastruktur transportasi daerah. Prioritas dalam misi ini adalah optimalisasi promosi wisata, penemuan dan pengembangan obyek wisata baru, pembangunan / perbaikan jalan 500 km dalam lima tahun dan membuka isolasi kampung terpencil.
5.
Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih bebas korupsi Fokus dari misi ini adalah upaya umum mewujudkan tata kelola pemerintahan baik melalui reformasi birokrasi. Dalam misi ini prioritas diarahkan kepada keterlibatan perempuan hingga 30% dalam pemerintahan, menciptakan PNS yang kuat untuk pemerintahan yang bersih, penerapan fakta integritas tidak korupsi bagi pejabat, pemberian tunjangan kesejahteraan khusus untuk PNS dan pengadaan kendaraan operasional bagi kepala dusun.
6.
Menjamin ketersediaan sistem pelayanan kesehatan unggul dan murah Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam perbaikan pelayanan kesehatan. Prioritas dalam misi ini adalah penyelenggaraan layanan
dokter/bidan
keluarga/pribadi
untuk
warga,
layanan
kesehatan keliling yang gratis, pelayanan kesehatan gratis di puskesmas dan rumah sakit, penyelenggaraan layanan puskesmas plus
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
V-4
setaraf rumah sakit di ibu kota kecamatan dan penghargaan dan insentif khusus bagi kader posyandu. 7.
Mendorong peningkatan kehidupan beragama serta partisipasi pemuda dan perempuan dalam pembangunan Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam perbaikan kehidupan beragama sebagai landasan spiritual dalam kehidupan masyarakat serta peningkatan peran pemuda dan perempuan dalam kemajuan daerah. Prioritas dalam misi ini adalah fasilitasi pelatihan di balai latihan kerja (BLK) untuk pemuda, fasilitasi peningkatan keterampilan untuk persiapan pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI), peningkatan kapasitas kelembagaan perempuan, meningkatkan prestasi bidang olah raga dan seni, pembangunan perumahan bagi imam masjid dan insentif khusus untuk guru mengaji.
8.
Menjadikan Kabupaten Soppeng pembangunan Sulawesi Selatan
sebagai
pilar
utama
Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam memaksimalkan seluruh potensi Kabupaten Soppeng secara penuh untuk menjadikan daerah ini sebagai salah saatu penopang utama provinsi Sulawesi Selatan. Potensi yang terdiri dari sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, diupayakan untuk dioptimalkan mendorong Kabupaten Soppeng sebagai daerah utama di Provinsi Sulawesi Selatan. Prioritas dari misi ini adalah pengelolaan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia bagi perwujudan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pendapatan, membuka lapangan kerja dan lapangan usaha, serta menanggulangi kemiskinan. 9.
Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai daerah yang nyaman dan terdepan dalam investasi Fokus dari misi ini adalah upaya menggairahkan roda perekonomian daerah. Akselerasi roda perekonomian dimaksud berlangsung melalui investasi, baik investasi yang berkembang secara
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
V-5
autonomous dalam masyarakat melalui usaha kecil dan menengah, maupun investasi yang berkembang secara induced dari luar masyarakat untuk usaha skala besar dan korporasi. Perputaran roda ekonomi akan semakin kencang dengan semakin banyaknya kegiatan investasi. Untuk itu, semua usaha akan diupayakan agar bisa menarik lebih banyak investor masuk ke Soppeng. Rumusan misi ini memiliki keterkaitan dengan pokok visi. Sebagaimana teruraikan pada rumusan visi bahwa di dalamnya terkandung dua pokok visi, yakni pokok visi “Pemerintah yang Melayani” dan pokok visi “Soppeng yang Lebih Baik”. Hubungan antara misi dengan pokok visi dapat digambarkan sebagai berikut. No. 1.
Pokok visi
Misi
“pemerintahan yang melayani” dan “Kabupaten Soppeng yang lebih baik”.
Memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro-petani (M1) Mewujudkan pendidikan unggul yang murah dan berkeadilan bagi semua warga (M2)
Tabel 5.1 Hubungan pokok visi dengan misi RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021
Menjadikan Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan publik (M3) Menata kepariwisataan dan sistem transportasi yang mulus dan nyaman (M4) Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih bebas korupsi (M5) Menjamin ketersediaan sistem pelayanan kesehatan unggul dan murah (M6) Mendorong peningkatan kehidupan beragama serta partisipasi pemuda dan perempuan dalam pembangunan (M7) 2.
“Kabupaten Soppeng yang lebih baik”.
Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan (M8) Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai daerah yang nyaman dan terdepan dalam investasi (M9)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
V-6
5.3. Tujuan Tujuan dalam RPJMD ini diartikan sebagai pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi dan melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah. Rumusan tujuan diturunkan secara operasional dari masing-masing misi pembangunan daerah yang telah ditetapkan dengan memperhatikan visi. Rumusan tujuan berdasarkan masing-masing misi beserta indikator kinerja dan target kinerja dapat dilihat pada Tabel 5.2. No
Tujuan
Indikator Kinerja
Kondisi Awal RPJMD (2015)
Tabel 5.2
Target Kinerja 2016
2017
2018
2019
2020
2021
105,45 103,31 110 105,42 9 84%
74%
76%
78%
80%
70%
75%
80%
85%
80%
102,15 107 105,12 8,8 83%
8,6 82% 76%
8,3 81% 74%
7,9 80% 72% 72% 65%
78%
103,98 100,99 104 104,82
103,14 99,83 101 104,52
102,50 98,67 98
101,76 97,51 79% 70%
78,67 % NA
Misi 4: Menata kepariwisataan dan sistem transportasi yang mulus dan nyaman Meningkatkan Tingkat kepuasan daya tarik wisatawan domestik pariwisata dan dan mancanegara daya tarik terhadap destinasi keunikan daerah wisata Meningkatkan Tingkat kepuasan kapasitas masyarakat atas infrastruktur keterpenuhan wilayah infrastruktur wilayah 70%
6
Indeks Kepuasan Masyarakat atas ketertiban Umum
60%
5
Memelihara ketenteraman dan ketertiban umum
NA
4
55%
3
7,5
Misi 2: Mewujudkan pendidikan unggul yang murah dan berkeadilan bagi semua warga Meningkatkan Angka Rata-rata Lama derajat Sekolah (Tahun) pendidikan masyarakat Misi 3: Menjadikan Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan publik Meningkatkan Indeks Kepuasan kualitas Masyarakat atas pelayanan publik Layanan perijinan dan non perijinan 7,04
2
104,22
Nilai tukar pembudidaya ikan
95
Nilai tukar peternak
103,92
Nilaia tukar tanaman perkebunan
98,47
99,91
Memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro-petani Nilai tukar petani tanaman pangan
93
Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan ,perikanan dan nelayan
102,12
1
104,72
Misi 1:
Tujuan, indikator kinerja tujuan dan target kinerja tujuan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
V-7
Tinggi
80%
2021
85%
76% Tinggi 75% 68,93
74% Tinggi 70% 68,83
72% Tinggi 65%
70% Tinggi
2020
69,12
2019
78%
2018
Tinggi
2017
68,73
68,55
10
60%
NA
9
2016
Misi 5: Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih bebas korupsi Meningkatkan Indeks Kepuasan kapasitas Masyarakat atas kelembagaan Layanan Publik birokrasi dan kompetensi profesional ASN Meningkatkan Status Kinerja penerapan Penyelenggaraan kaidah Pemerintahan Daerah kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan pembangunan daerah Meningkatkan IKM terhadap kualitas Pelayanan Kecamatan, penyelenggaraan Desa/ Kelurahan pemerintahan, pelayanan dan pembangunan pada level kecamatan dan desa/ kelurahan Misi 6: Menjamin ketersediaan sistem pelayanan kesehatan unggul dan murah Meningkatkan Angka Harapan Hidup derajat (Tahun) kesehatan masyarakat Tinggi
8
Target Kinerja
80%
Kondisi Awal RPJMD (2015)
69,02
Indikator Kinerja
NA
7
Tujuan
68,64
No
Tidak ada insiden 99,8% 71,7%
21
Tidak ada insiden 99,5% 69,36%
21
Tidak ada insiden 99,2% 67,02%
20
Tidak ada insiden 98,9% 64,34%
18
Tidak ada insiden 98,6% 62,34%
17
Tidak ada insiden 16 98,3%
Indeks Pembangunan Gender (IPG)
60%
Jumlah pemuda berprestasi level regional, nasional dan internasional
98%
13
Meningkatkan partisipasi dan prestasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan Meningkatkan partisipasi perempuan dan masyarakat secara umum dalam berbagai bidang pembangunan
50%
12
15
Tidak ada insiden
Misi 7: Mendorong peningkatan kehidupan beragama serta partisipasi pemuda dan perempuan dalam pembangunan 11 Meningkatkan Jumlah insiden terkait kualitas kehidupan beragama kehidupan beragama
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
V-8
139.149 66,17% 16.941 1.025.536.709.746 15,91%
16,64%
14,95%
15,87%
4,58%
131.302 64,94% 17.437 897.465.033.528 15,18% 14,03%
4,63%
123.882 63,77% 17.932 769.393.357.310 14,45% 13,11%
4,75%
116.715 62,57% 18.428 641.321.681.092 13,72%
PDRB sektor industri (HB)
12,19%
4,80%
110.344 61,37% 18.924
PDRB sektor perdagangan (HB)
12,99%
Tingkat pengangguran terbuka
11,27%
Meningkatkan daya saing tenaga kerja dan penyerapan tenaga kerja daerah Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk industri, koperasi, usaha kecil dan usaha menengah daerah dalam perdagangan
2021
147.414
2020
67,37%
2019
16.446
2018
12,26%
19
2017
10,35%
18
5,48%
385.178.328.656
17
513.250.004.874
19.780
16
2016
Misi 8: Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan Meningkatkan kontribusi daerah dalam perwujudan Sulawesi Selatan Tingkat Surplus Beras sebagai pilar Daerah (ton) nasional dalam ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan Melestarikan daya dukung Indeks Lingkungan sumberdaya Hidup alam dan lingkungan hidup Meningkatkan kualitas Angka kemiskinan kesejahteraan (jiwa) sosial masyarakat Misi 9: Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai daerah yang nyaman dan terdepan dalam investasi Meningkatkan daya saing investasi dan iklim bisnis jumlah nilai investasi (Rp) 60,17%
15
Target Kinerja
1.153.608.385.964
Kondisi Awal RPJMD (2015)
4,58%
Indikator Kinerja
104.351,92
14
Tujuan
5,20%
No
5.4. Sasaran Sasaran dalam RPJMD ini diartikan sebagai hasil-hasil pembangunan yang hendak dicapai dalam mewujudkan tujuan pembangunan berdasarkan visi-misi. Sasaran dijabarkan dari setiap tujuan dimana sebuah tujuan dapat terjabarkan dalam lebih dari satu sasaran sesuai kompleksitas tujuan tersebut.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
V-9
Indikator kinerja sasaran ditetapkan pada level outcome dan target kinerja ditetapkan berdasarkan analisis capaian kinerja selama ini dan kapasitas fiskal dalam pembiayaan pembangunan untuk lima tahun kedepan. Rumusan sasaran, indikator kinerja sasaran dan target kinerja sasaran pada 2021 dapat dilihat pada Tabel 5.3.
No
Sasaran
Indikator Kinerja
Kondisi Awal RPJMD (2015) 2016
Tabel 5.3
Target Kinerja
2017
2018
2019
2020
2021
Tujuan 1 :
Sasaran, indikator kinerja sasaran dan target kinerja sasaran
13.512.500 84,37 % 128
12.765.000 81,99 % 128
12.017.500 79,61 % 123
11.270.000 77,23 % 118
10.522.500 74,85 % 113
9.775.000 72,47 % 108
68,73 % 103
Meningkatnya PDRB/kapita petani, pendapatan petani peternak, pembudidaya tanaman pangan, ikan dan nelayan (Rp) petani perkebunan, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan (S1) Meningkatnya Cakupan layanan irigasi kapasitas jaringan (%) irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian (S2) Meningkatnya jumlah unit usaha dalam kegiatan pengolahan pengolahan hasil hasil dari produk pertanian, perkebunan, pertanian, peternakan dan perikanan perkebunan, peternakan dan perikanan (S3)
9.027.500
Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan 1
Tujuan 2:
93% 80% 98% 2 (website yang berinteraksi dengan masyarakat dan SMART PTSP)
56 sekolah
91% 76% 98% 0
56
89% 72% 53 97,5% ADA
87% 68% 44 97%
85%
83% 60%
57,90%
64% 35 96,5%
Angka melek huruf
26
Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat (S6)
96%
penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) kualifikasi baik
95,88%
Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan (S5)
17
Meningkatnya akses APM SD dan sederajat; masyarakat atas layanan pendidikan (S4) APM SMP dan sederajat;
81,70%
Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat 2
Tujuan 3:
0
Adanya inovasi berbasis IT dan SDM pada pelayanan PTSP secara kontinyu
0
Berkembangnya pelayanan berbasis teknologi informasi dan keterbukaan informasi pembangunan(IT) (S7)
ADA
3
NA
Meningkatkan kualitas pelayanan publik
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
V - 10
91,15%
2021
95%
87,96%
2020
90%
84,87%
2019
88,8%
2018 81,56%
78,64%
2017
87,8%
Rasio Bayi BerAkta Kelahiran
Target Kinerja
86,8%
Persentase kepemilikan kartu keluarga (KK),
75,91%
Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil (S8)
Kondisi Awal RPJMD (2015) 2016
86,3%
Indikator Kinerja
73,25%
Sasaran
85,2%
No
Tujuan 4 :
100% 100% 95% 100%
100% 100% 93% 100%
100% 100% 90% 100%
100% 100% 89% 100%
100%
100% 100%
100% 87% 100%
Persentase masyarakat yang tidak menyalahgunakan narkoba
85%
Persentase penyelesaian K3
100%
Berkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat (S10) Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba (S11)
Persentase bencana lainnya yang tertangani dengan baik
100%
Persentase bencana kebakaran yang tertangani dengan baik
84%
Meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya (S9)
100%
4
100%
Memelihara ketenteraman dan ketertiban umum
Tujuan 5 :
6,01% 34 749.58 km (81,24%) 0,05
5,50% 34 749,58 km (81,24%) 0,04
5,13% 33 689,5 km (75,3%) 0,04
4,87% 32 624,9 km (68,8%) 0,04
4,42% 570,3 km (62,3%) 0,04
31
510,7 km (55,8%) 0,04
30
451,16 km (49,32%)
Meningkatnya Rasio jumlah kendaraan kapasitas dan kualitas dengan panjang jalan infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa (S15)
29
Meningkatnya Porsi panjang jalan kapasitas dan kualitas kabupaten kualitas baik infrastruktur (km) transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil (S14)
0,04
Meningkatnya Jumlah Situs cagar budaya apresiasi kebudayaan Kabupaten yang terdaftar dan ketahanan sebagai situs cagar budaya budaya daerah dalam nasional menghadapi dinamika kebudayaan global (S13)
4,10%
Meningkatnya jumlah Persentase Peningkatan kunjungan wisatawan jumlah kunjungan (S12) wisatawan
-30,86%
Meningkatkan daya tarik pariwisata dan daya tarik keunikan daerah 5
Tujuan 6 : Meningkatkan kapasitas infrastruktur wilayah 6
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
V - 11
Target Kinerja
100
0,09
2021
40%
99
0,010
2020
39%
98.5
0,011
2019
38%
98
0,012
2018
37%
97.5
0,013
2017
36%
0,014 97 35%
Meningkatnya Persentase pemukiman kapasitas dan kualitas kumuh infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung Persentase rumah kehidupan mengakses air bersih; masyarakat yang bersih dan sehat (S16) Meningkatnya kepatuhan terhadap kepatuhan terhadap RTRW rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya (S17)
Kondisi Awal RPJMD (2015) 2016 0,000063
Indikator Kinerja
94,71
Sasaran
33,33%
No
Tujuan 7 :
100.00% 23.67%
99.87% 22.17%
99.74% 20.73%
99.61% 19.30%
99.49% 17.86%
99.36% 16.42%
14.99%
Meningkatnya kinerja Persentase PNS yang ASN sesuai ditempatkan sesuai kompetensi dalam dengan kompetensinya tugas dan fungsinya pada struktur Persentase PNS yang organisasi (S18) mengikuti diklat teknik tugas dan fungsi
99.23%
Meningkatkan kapasitas kelembagaan birokrasi dan kompetensi profesional ASN 7
Tujuan 8 : Meningkatkan penerapan kaidah kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan pembangunan daerah WTP CC 100% 65%
WTP CC 100% 60%
WTP C 100% 55%
WTP C 100% 50%
WTP
WTP C
C 100% 45%
Rasio Temuan BPK yang ditindaklanjuti
100%
Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
40%
Tingkat Akuntabilitas Kinerja;
C
WTP
Opini laporan keuangan;
88,57%
Meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas, dan efisiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungan kinerja (S19)
36,36%
8
Tujuan 9 :
65%
70%
75%
80%
95%
100%
6,12%
6,12%
8,16%
8,16%
8,16%
10,20%
Meningkatnya Keterbukaan informasi kepuasan masyarakat dan komunikasi atas pelayanan pelayanan Kecamatan, kecamatan dan desa/ kelurahan; (%) kelurahan serta berkembangnya Desa Mandiri kemandirian desa (S20)
60%
9
6,12%
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan dan pembangunan pada level kecamatan dan desa/Kelurahan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
V - 12
No
Sasaran
Indikator Kinerja
Kondisi Awal RPJMD (2015) 2016
Target Kinerja
2017
2018
2019
2020
2021
Tujuan 10 :
62,86 212,5 0,380 2,31 80%
62,86 212,5 0,380 2,31 80%
62,86 212,5 0,294 1,5 80%
62,86 212,5 0,294 1,5 80%
62,86 212,5 0,294 1,5 80%
62,86 212,5 0,294 1,5 80%
0,294 1,5 NA
Meningkatnya Cakupan Puskesmas keterpenuhan saranaprasarana serta Cakupan Pukesmas ketenagaan Pembantu medic/non medic dalam pelayanan Rasio tenaga dokter kesehatan (S21) terhadap jumlah penduduk pada satuan wilayah Rasio tenaga paramedic terhadap jumlah penduduk pada satuan wilayah Meningkatnya Indeks kepuasan kualitas pelayanan masyarakat atas layanan rumah sakit (S22) rumah sakit
62,86 212,5
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat 10
Tujuan 11 :
2,06 100%
2,06 100%
2,06 100%
2,06 100%
2,06 100%
2,06
Persentase penyelenggara kegiatan ibadah (imam masjid dan guru mengaji) yang difasilitasi
100%
Rasio rumah ibadah/ jumlah penduduk;
2,06
Meningkatnya keterpenuhan sarana ibadah, penyelenggara kegiatan ibadah, dan situasi kondusif bagi kerukunan ummat (S23)
100%
Meningkatkan kualitas kehidupan beragama 11
Tujuan 12 :
100% 100%
100% 100%
100% 100%
100% 100%
100% 100%
100% 100%
Meningkatnya Persentase organisasi kegiatan kepemudaan kepemudaan yang aktif; dan olah raga daerah (S24) Persentase cabang olah raga yang aktif
100%
12
100%
Meningkatkan partisipasi dan prestasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan
Tujuan 13 :
11,30% 30% 40%
11,30% 25% 35%
11,25% 24% 30%
11,20% 23% 25%
11,15% 22% 20%
Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat
11,10%
Meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah (S26)
20%
Persentase partisipasi perempuan di organisasi sosial kemsyarakatan
15%
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
11,05%
Meningkatnya kapasitas pengarusutamaan gender dalam pembangunan (S25)
20%
13
10%
Meningkatkan partisipasi perempuan dan masyarakat secara umum dalam berbagai bidang pembangunan
Tujuan 14 :
227.335
220.75
214.219
207.745
201.329
14
194.971
Meningkatnya jumlah produksi beras produksi beras (S27) (ton)
143.911
Meningkatkan kontribusi daerah dalam perwujudan Sulawesi Selatan sebagai pilar nasional dalam ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
V - 13
No
Sasaran
Indikator Kinerja
Kondisi Awal RPJMD (2015) 2016
Target Kinerja
2017
2018
2019
2020
2021
2%
10%
25,99% 19,49%19,49% 29,26%
Tutupan Air : Udara : 30,52 % Hutan : 26,47 19,85 19,85
7,48 %
7,26 %
25,51% 19,13%19,13%
2% 28,01% 7,70 %
2% 25,03% 18,77%18,77% 26,75%
2% 18,41% 18,41% 24,55%
2% 24,07% 24,23%
NA 23,26%
Terpeliharanya Cakupan volume sampah kebersihan dan yang tertangani (%) Keindahan perkotaan (S30)
25,49%
Tingkat pengendalian pencemaran lingkungan
18,05% 18,05%
Tingkat pengurangan emisi gas rumah kaca
NA
Meningkatnya kelestarian sumberdaya alam (S28) Terpeliharanya kualitas lingkungan hidup (S29)
NA
15
2%
Tujuan 15 : Melestarikan daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan hidup
Tujuan 16 :
100%
100%
100%
100%
8,14 %
100%
Meningkatnya Persentase PMKS yang cakupan pelayanan tertangani penyandang masalah kesejahteraan sosial (S32)
100%
8,36 %
Angka Kemiskinan 8,44 %
Berkurangnya penduduk miskin (S31)
100%
16
7,92 %
Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat
Tujuan 17 : Meningkatkan daya saing investasi dan iklim bisnis 50
50
45
40
35
25
investor yang tertarik (Jumlah MOU) berinvestasi (S33)
30
17 Meningkatnya jumlah jumlah rencana investasi
Tujuan 18 : Meningkatkan daya saing tenaga kerja dan penyerapan tenaga kerja daerah 92%
87%
82%
77%
72%
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
67%
tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja (S34)
62%
18 Meningkatnya jumlah
4
6
9
12
16
20
36
38
40
42
42
Jumlah Jenis Produk Spesifik lokal dari industri daerah yang berdaya saing pada pasar Jumlah Jenis Produk Koperasi, usaha kecil dan usaha menengah spesifik lokal daerah yang bersaing dalam pasar regional
34
saing produk koperasi, UKM, industri kecil dan industry rumah tangga dalam perdagangan (S35)
2
19 Meningkatnya daya
32
Tujuan 19 : Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk industri, koperasi, usaha kecil dan usaha menengah daerah dalam perdagangan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
V - 14
2017
2018
2019
2020
2021
17
17
17
Jumlah sarana/prasarana pasar tradisional yang efektif menunjang perdagangan produk spesifik lokal industri kecil dan rumah tangga serta koperasi dan UKM
Target Kinerja
17
Meningkatnya kapasitas sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku industri kecil dan rumah tangga, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (S36)
Kondisi Awal RPJMD (2015) 2016
17
Indikator Kinerja
17
Sasaran
17
No
Keterkaitan antara visi, misi tujuan dan sasaran jangka menengah tahun 2016-2021 seperti pada tabel berikut : MISI
VISI : PEMERINTAHAN YANG MELAYANI DAN LEBIH BAIK TUJUAN SASARAN
Memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan propetani (M1)
Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan ,perikanan dan nelayan (T1)
Mewujudkan pendidikan unggul yang murah dan berkeadilan bagi semua warga (M2)
Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat (T2)
Menjadikan Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan publik (M3)
Meningkatkan kualitas pelayanan publik (T3)
Memeliharan ketenteraman dan ketertiban umum (T4)
Menata kepariwisataan dan sistem transportasi yang mulus dan nyaman (M4)
Meningkatkan daya tarik pariwisata dan daya tarik keunikan daerah (T5)
Meningkatnya pendapatan petani tanaman pangan, petani perkebunan, peternak dan pembudidaya ikan (S1) Meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian (S2) Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil dari produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan (S3) Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan (S4)
Tabel 5.4 Keterkaitan Visi, Misi, tujuan dan Sasaran
Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan (S5) Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat (S6) Berkembangnya pelayanan berbasis teknologi informasi dan keterbukaan informasi pembangunan(IT) (S7) Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil (S8) Meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya (S9) Berkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat (S10) Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba (S11) Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan (S12) Meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
V - 15
MISI
VISI : PEMERINTAHAN YANG MELAYANI DAN LEBIH BAIK TUJUAN SASARAN Meningkatkan kapasitas infrastruktur wilayah (T6)
Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih bebas korupsi (M5)
Meningkatkan kapasitas kelembagaan birokrasi dan kompetensi profesional ASN (T7) Meningkatkan penerapan kaidah kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan pembangunan daerah (T8) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan dan pembangunan pada level kecamatan dan desa/ kelurahan (T9)
Menjamin ketersediaan sistem pelayanan kesehatan unggul dan murah (M6)
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (T10)
Mendorong peningkatan kehidupan beragama serta partisipasi pemuda dan perempuan dalam pembangunan (M7)
Meningkatkan kualitas kehidupan beragama (T11)
Meningkatkan partisipasi dan prestasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan (T12) Meningkatkan partisipasi perempuan dan masyarakat secara umum dalam berbagai bidang pembangunan (T13)
Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan (M8)
Meningkatkan kontribusi daerah dalam perwujudan Sulawesi Selatan sebagai pilar nasional dalam ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan (T14) Melestarikan daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan hidup (T15)
dinamika kebudayaan global (S13) Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil (S14) Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa (S15) Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat (S16) Meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya (S17) Meningkatnya kinerja ASN sesuai kompetensi dalam tugas dan fungsinya pada struktur organisasi (S18) Meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas, dan efisiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungan kinerja (S19) Meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan kecamatan dan kelurahan serta berkembangnya kemandirian desa (S20) Meningkatnya keterpenuhan sarana-prasarana serta ketenagaan medic/non medik dalam pelayanan kesehatan (S21) Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit (S22) Meningkatnya keterpenuhan sarana ibadah, penyelenggara kegiatan ibadah, dan situasi kondusif bagi kerukunan ummat (S23) Meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olah raga daerah (S24) Meningkatnya kapasitas pengarusutamaan gender dalam pembangunan (S25) Meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah (S26) Meningkatnya produksi beras (S27)
Meningkatnya kelestarian sumberdaya alam (S28) Terpeliharanya kualitas lingkungan hidup (S29) Terpeliharanya kebersihan dan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
V - 16
MISI
VISI : PEMERINTAHAN YANG MELAYANI DAN LEBIH BAIK TUJUAN SASARAN Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat (T16)
Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai daerah yang nyaman dan terdepan dalam investasi (M9)
Meningkatkan daya saing investasi dan iklim bisnis (T17) Meningkatkan daya saing tenaga kerja dan penyerapan tenaga kerja daerah (T18) Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk industri, koperasi, usaha kecil dan usaha menengah daerah dalam perdagangan (T19)
keindahan perkotaan (S30) Berkurangnya penduduk miskin (S31) Meningkatnya cakupan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial (S32) Meningkatnya jumlah investor yang tertarik berinvestasi (S33) Meningkatnya jumlah tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja (S34) Meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, industri kecil dan industry rumah tangga dalam perdagangan (S35) Meningkatnya kapasitas sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku industri kecil dan rumah tangga, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (S36)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB V
V - 17
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
6.1 Strategi
6.2 Arah Kebijakan
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana sasaran akan dicapai, yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan. Penetapan strategi dilakukan untuk menjawab cara pencapaian sasaran-sasaran pembangunan dan jangka waktu pencapaian sasaran-sasaran tersebut. Sebuah strategi dapat dilakukan untuk menjawab lebih dari 1 (satu) sasaran pembangunan dengan mempertimbangkan aspek efektifitas dan efisiensi pencapaian target sasaran. Pada dasarnya strategi dirumuskan dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam mencapai setiap sasaran. Perumusan tersebut juga memperhatikan beberapa prinsip kelebihan yang perlu dipenuhi oleh rumusan strategi bahwa: 1. Strategi dapat menyeimbangkan berbagai kepentingan yang saling bertolak belakang; 2. Strategi didasarkan pada capaian kinerja pembangunan dan pemenuhan layanan yang berbeda tiap segment pengguna layanan dan pemangku kepentingan; 3. Layanan yang bernilai tambah diciptakan secara berkelanjutan dalam proses pemerintahan daerah; 4. Strategi terdiri dari tema-tema yang secara simultan saling melengkapi membentuk skenario strategi. Berdasarkan berbagai landasan pemikiran tersebut maka rumusan strategi dalam pencapaian sasaran RPJMD Kabupaten Soppeng adalah sebagai berikut. No. 1
Tujuan Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan ,perikanan dan nelayan
Sasaran Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan ,perikanan dan nelayan Meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian (S2)
Strategi Meningkatkan produksi dan mutu hasil melalui penerapan teknologi dengan mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana dan kelembagaan petani. Mengoptimalkan pemanfatan potensi sumber daya air dengan pembangunan bendung, bendungan dan bangunan jaringan irigasi lainnya melalui dukungan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan masyarakat.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
Tabel 6.1 Strategi dalam pencapaian sasaran RPJMD
VI - 1
No.
Tujuan
Sasaran Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil dari produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan (S3)
2
Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat
Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan (S4)
Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan (S5)
Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat (S6)
3
Meningkatkan kualitas pelayanan publik
Berkembangnya pelayanan berbasis teknologi informasi dan keterbukaan informasi pembangunan(IT) (S7)
Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil (S8)
4
Memeliharan ketenteraman dan ketertiban umum
Meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya (S9)
Berkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat (S10)
Strategi Mengoptimalkan pemanfaatan bahan baku yang tersedia melalui peningkatan keterampilan, akses modal dan pasar serta penerapan teknologi pengolahan hasil melalui pendekatan “petik-olah-jual “ Menyediakan akses layanan pendidikan berkualitas melalui proporsi guru dan murid yang sesuai dan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan serta pemahaman kepada masyarakat tentang pendidikan Meningkatkan kualitas luaran pendidikan melalui perbaikan kompetensi, integritas dan budaya kinerja guru serta penanganan khusus siswa setelah lulus Mengoptimalkan pelaksanaan program keaksaraan, paket penyetaraan, dan pengembangan minat baca serta perpustakaan Menguatkan sistem internal pelayanan PTSP dalam hal kompetensi petugas pelayanan, dukungan sarana-prasarana dan modernisasi IT, dan penerapan layanan simultan diiringi dengan sosialisasi kepada masyarakat untuk pemahaman tentang keterbukaan informasi pembangunan Mendekatkan pelayanan kependudukan dan catatan sipil dengan penerima manfaat yang disertai dengan dukungan sumberdaya, serta mengembangkan sistem pelayanan kartu kelahiran tuntas saat lahir Menyediakan armada pelayanan kebakaran serta perangkat pelayanannya pada setiap kecamatan serta memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kebakaran serta bencana lainnya Memperkuat pelayanan polisi pamong praja bagi perlindungan masyarakat serta mengembangkan sinergi antara masyarakat dan pemerintah daerah dalam memelihara keamanan serta kehidupan sosial
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
VI - 2
No.
5
6
7
8
Tujuan
Meningkatkan daya tarik pariwisata dan daya tarik keunikan daerah
Meningkatkan kapasitas infrastruktur wilayah
Meningkatkan kapasitas kelembagaan birokrasi dan kompetensi profesional ASN Meningkatkan penerapan kaidah kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan pembangunan daerah
Sasaran
Strategi
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba (S11)
Meningkatkan kesadaran,partisipasi, dan kemandirian masyarakat dalam upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran narkoba, serta mengembangkan sinergitas antara pemerintah daerah dengan instansi vertikal dan lembaga yang menangani narkoba Mengembangkan, mempromosikan, dan membuka obyek/destinasi wisata baru dengan melibatkan dukungan berbagai pemangku kepentingan pariwisata Merevitalisasi kekayaan dan keragaman budaya serta menguatkan apresiasi masyarakat terhadap sejarah dan kebudayaan daerah Memperbaiki kualifikasi jalan dan jembatan serta merintis jalan baru untuk lokasi terpencil dan lokasi khusus
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan (S12)
Meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan global (S13) Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil (S14) Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa (S15) Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat (S16) Meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya (S17) Meningkatnya kinerja ASN sesuai kompetensi dalam tugas dan fungsinya pada struktur organisasi (S18) Meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas, dan efisiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungan kinerja (S19)
Meningkatkan kapasitas dan kualitas terminal serta memperbaiki sistem lalu lintas angkutan jalan dan pelayanan tertib kendaraan Merehabilitasi perumahan yang tidak layak huni bagi keluarga miskin, memperbaiki sistem sanitasi, dan menata pemukiman kumuh Menyadarkan masyarakat dan stakeholder lainnya dalam hal regulasi tata ruang serta menata utilitas perkotaan Promosi terbuka untuk seleksi jabatan pimpinan tinggi pratama dan pemberian remunerasi berbasis kinerja Meningkatkan kapasitas pengawas internal dalam penjaminan dan konsultansi perencanaan, penganggaran, dan pelaporan kinerja serta membangun sinergi dengan pengawas eksternal.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
VI - 3
No. 9
10
Tujuan Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan dan pembangunan pada level kecamatan dan desa/ kelurahan Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Sasaran
Strategi
Meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan kecamatan dan kelurahan serta berkembangnya kemandirian desa (S20)
Menguatkan pelayanan kecamatan dan kelurahan serta meningkatkan kapasitas kemandirian desa.
Meningkatnya keterpenuhan sarana-prasarana serta ketenagaan medic/non medik dalam pelayanan kesehatan (S21)
Memperluas jangkauan layanan langsung/ mobile kesehatan dan memantapkan sistem internal pelayanan kesehatan terkait pemenuhan standar sarana/prasarana, keterampilan tenaga medis/paramedic serta konsistensi penerapan SOP dalam memenuhi SPM Memperkuatan sistem internal manajemen dalam pelaksanaan SOP serta menerapkan remunerasi berbasis kinerja secara konsisten
Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit (S22)
11
Meningkatkan kualitas kehidupan beragama
Meningkatnya keterpenuhan sarana ibadah, penyelenggara kegiatan ibadah, dan situasi kondusif bagi kerukunan ummat (S23)
12
Meningkatkan partisipasi dan prestasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan
Meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olah raga daerah (S24)
13
Meningkatkan partisipasi perempuan dan masyarakat secara umum dalam berbagai bidang pembangunan
Meningkatnya kapasitas pengarusutamaan gender dalam pembangunan (S25)
Meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah (S26) 14
15
Meningkatkan kontribusi daerah dalam perwujudan Sulawesi Selatan sebagai pilar nasional dalam ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan Melestarikan daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan hidup
Meningkatnya produksi beras (S27)
Meningkatnya kelestarian sumberdaya alam (S28)
Menyediakan sarana dan fasilitas bagi pengelola rumah ibadah, merangsang aktivitas remaja masjid dan tempat pengajian anak, serta memelihara situasi kondusif bagi kerukunan beragama Membangun sarana prasarana olah raga dan kepemudaan serta mengaktifkan pembinaan cabang olah raga dan organisasi pemuda Menerapkan perspektif gender dalam perencanaan, penganggaran dan evaluasi pembangunan serta mendorong pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Menguatkan kapasitas kelembagaan lembaga pemberdayaan masyarakat di desa dan kelurahan serta merevitalisasi integritas masyarakat dalam kegotong-royongan Melindungi lahan pertanian pangan berkelanjutan dari konversi dan degradasi kesuburan, menerapkan teknologi spesifik lokasi bagi peningkatan produksi beras, menekan kehilangan hasil dan memperkuat kapasitas industry pengolahan beras Meningkatkan penerapan kaidahkaidah konservasi dalam pengolahan lahan dan perlindungan keanekaragaman hayati serta adaptasi perubahan iklim
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
VI - 4
No.
Tujuan
Sasaran Terpeliharanya kualitas lingkungan hidup (S29) Terpeliharanya kebersihan dan keindahan perkotaan (S30)
16
17 18
19
Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat
Meningkatkan daya saing investasi dan iklim bisnis Meningkatkan daya saing tenaga kerja dan penyerapan tenaga kerja daerah Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk industri, koperasi, usaha kecil dan usaha menengah daerah dalam perdagangan
Berkurangnya penduduk miskin (S31)
Meningkatnya cakupan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial (S32) Meningkatnya jumlah investor yang tertarik berinvestasi (S33) Meningkatnya jumlah tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja (S34) Meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, industri kecil dan industry rumah tangga dalam perdagangan (S35) Meningkatnya kapasitas sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku industri kecil dan rumah tangga, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (S36)
Strategi Penegakan hukum lingkungan serta pengendalian pencemaran dan dampak lingkungan Meningkatkan partisipasi seluruh stakeholder dalam gerakan LIMPUT serta penataan keindahan dan estetika kota. Mengefektifkan peran TKPKD dan SPKD dalam mengkordinasikan dan mensinkronkan program penanggulangan kemiskian berbasis by name by addres Meningkatkan jumlah tenaga teknis sosial dan memperkuat kerjasama dengan pihak terkait dalam penanganan PMKS Mempermudah layanan perizinan dan memberi insentif pada investasi tertentu Mengembangkan pusat latihan kerja berstandar nasional dan membuka jaringan akses informasi lapangan kerja kepada masyarakat Memperkuat teknologi produksi dan pengemasan produk UKM dan industri serta gerakan revitalisasi kelembagaan koperasi Merevitalisasi sarana dan prasarana perdagangan melalui regulasi yang melindungi eksistensi Usaha Kecil dan Menengah
6.2 Arah Kebijakan Arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah merupakan pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan guna mencapai sasaran RPJMD secara bertahap. Tahapan dan prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan dan isu strategis yang hendak diselesaikan berkaitan dengan pengaturan waktu. Penekanan prioritas pada setiap tahapan berbeda-beda, namun memiliki kesinambungan dari satu periode ke periode lainnya dalam rangka mencapai sasaran tahapan lima (5) tahunan dalam RPJMD. Penekanan prioritas tersebut bukan berarti bahwa program/kegiatan pembangunan operasional pada SKPD
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
VI - 5
di luar yang diprioritaskan tidak berjalan, tetapi berjalan dengan penekanan strategis yang lebih rendah dibanding yang diprioritaskan. Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Soppeng selama periode
2016-
2021 dapat diuraikan sebagai berikut. No. 1
Tujuan Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan ,perikanan dan nelayan
Sasaran
Strategi
Meningkatnya pendapatan petani tanaman pangan, petani perkebunan, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan (S1)
Meningkatkan produksi dan mutu hasil melalui penerapan teknologi dengan mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana dan kelembagaan petani.
Meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian (S2) Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil dari produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan (S3) 2
Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat
Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan (S4)
Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan (S5)
Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat (S6)
Arah Kebijakan
Perbaikan sistem penyediaan sarana produksi pertanian khususnya pupuk dan bibit ikan Pengembangan teknologi spesifik lokasi serta penguatan kelembagaan pelaku utama (kelompok, gabungan kelompok dan KTNA) Mengoptimalkan pemanfatan Pembangunan, perbaikan potensi sumber daya air dan pemeliharaan bendung, dengan pembangunan bendungan dan jaringan bendung, bendungan dan irigasi bangunan jaringan irigasi lainnya melalui dukungan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan masyarakat. Mengoptimalkan Modernisasi teknologi pemanfaatan bahan baku pengolahan dan pengemasan yang tersedia melalui hasil pertanian, peternakan, peningkatan keterampilan, perkebunan dan perikanan akses modal dan pasar serta sebagai bagian dari gerakan penerapan teknologi “petik-olah-jual”. pengolahan hasil melalui pendekatan “petik-olah-jual “ Menyediakan akses layanan Perbaikan penyelenggaraan pendidikan berkualitas wajib belajar sembilan tahun melalui proporsi guru dan serta dukungan pendidikan murid yang sesuai dan gratis dan beasiswa peningkatan sarana dan prasarana pendidikan serta pemahaman kepada masyarakat tentang pendidikan Meningkatkan kualitas luaran Bimbingan belajar lulusan pendidikan melalui perbaikan SMA/ SMK dan peningkatan kompetensi, integritas dan kualitas pembelajaran serta budaya kinerja guru serta manajemen sekolah SD penanganan khusus siswa sederajat dan SMP sederajat setelah lulus Mengoptimalkan Penyelenggaraan pendidikan pelaksanaan program paket A,B dan C serta keaksaraan, paket pengembangan minat baca & penyetaraan, dan per-pustakaan daerah pengembangan minat baca sekolah dan desa serta perpustakaan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
Tabel 6.2 Arah Kebijakan RPJMD Kabupaten Soppeng 2016-2021
VI - 6
No. 3
Tujuan
Sasaran
Meningkatkan Berkembangnya kualitas pelayanan pelayanan berbasis publik teknologi informasi dan keterbukaan informasi pembangunan(IT) (S7)
Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil (S8)
4
5
Strategi
Arah Kebijakan
Menguatkan sistem internal pelayanan PTSP dalam hal kompetensi petugas pelayanan, dukungan saranaprasarana dan modernisasi IT, dan penerapan layanan simultan diiringi dengan sosialisasi kepada masyarakat untuk pemahaman tentang keterbukaan informasi pembangunan Mendekatkan pelayanan kependudukan dan catatan sipil dengan penerima manfaat yang disertai dengan dukungan sumberdaya, serta mengembangkan sistem pelayanan kartu kelahiran tuntas saat lahir
Penarapan layanan simultan, perbaikan cara pelayanan, dan modernisasi teknologi pe-layanan (pemantauan CCTV) pada Kantor pelayanan publik, serta penyebarluasan informasi komprehensif kepada masyarakat tentang hasil pembangunan.
Perbaikan akurasi data penduduk lahir/meninggal dan penduduk migrasi kedalam/ keluar serta penyelenggaraan pelayanan administrasi kependudukan di Kantor Dukcapil dan di desa/ kelurahan serta secara mobile. Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah sakit, puskesmas, atau rumah penduduk) Memelihara Meningkatnya Menyediakan armada Penyiapan dan penyiagaan ketenteraman dan jangkauan dan pelayanan kebakaran serta armada pemadam kebakaran ketertiban umum kualitas penanganan perangkat pelayanannya pada pada setiap kecamatan dan bencana kebakaran setiap kecamatan serta penanganan bencana lainnya dan bencana lainnya memperkuat kesiapsiagaan (S9) masyarakat dalam menghadapi kebakaran serta bencana lainnya Berkurangnya Memperkuat pelayanan polisi Perlindungan masyarakat gangguan pamong praja bagi dari gangguan ketenteraman ketenteraman dan perlindungan masyarakat dan ketertiban umum ketertiban dalam serta mengembangkan sinergi masyarakat (S10) antara masyarakat dan pemerintah daerah dalam memelihara keamanan serta kehidupan sosial Meningkatnya Meningkatkan Pemahaman kepada kesadaran kesadaran,partisipasi, dan masyarakat tentang bahaya masyarakat kemandirian masyarakat narkoba, dan peningkatan terhadap bahaya dalam upaya pencegahan kerjasama dengan kepolisian penyalahgunaan penyalahgunaan dan dan lembaga yang narkoba (S11) peredaran narkoba, serta menangani narkoba. mengembangkan sinergitas antara pemerintah daerah dengan instansi vertikal dan lembaga yang menangani narkoba Meningkatkan Meningkatnya Mengembangkan, Promosi dan pengembangan daya tarik jumlah kunjungan mempromosikan, dan dan destinasi/ daya tarik pariwisata dan wisatawan (S12) membuka obyek/destinasi wisata unggulan yang sudah daya tarik wisata baru dengan ada serta membuka keunikan daerah melibatkan dukungan destinasi/daya tarik wisata berbagai pemangku baru kepentingan pariwisata
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
VI - 7
No.
6
7
Tujuan
Meningkatkan kapasitas infrastruktur wilayah
Meningkatkan kapasitas kelembagaan birokrasi dan kompetensi profesional ASN
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
Meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan global (S13) Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil (S14) Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa (S15) Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat (S16) Meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya (S17) Meningkatnya kinerja ASN sesuai kompetensi dalam tugas dan fungsinya pada struktur organisasi (S18)
Merevitalisasi kekayaan dan keragaman budaya serta menguatkan apresiasi masyarakat terhadap sejarah dan kebudayaan daerah
Pengelolaan kebudayaan dan pelestarian tradisi masyarakat serta pembinaan sejarah lokal
Memperbaiki kualifikasi jalan dan jembatan serta merintis jalan baru untuk lokasi terpencil dan lokasi khusus
Perbaikan kualitas jalan yang sudah ada dan perintisan jalan khusus serta jalan ke lokasi terpencil
Meningkatkan kapasitas dan kualitas terminal serta memperbaiki sistem lalu lintas angkutan jalan dan pelayanan tertib kendaraan
Penataan terminal dan sistem lalu lintas angkutan jalan raya
Merehabilitasi perumahan Perbaikan rumah tidak layak yang tidak layak huni bagi huni dan perbaikan sanitasi keluarga miskin, lingkungan pemukiman memperbaiki sistem sanitasi, dan menata pemukiman kumuh
Menyadarkan masyarakat dan stakeholder lainnya dalam hal regulasi tata ruang serta menata utilitas perkotaan
Penegakan regulasi tata ruang dan penataan utilitas perkotaan (saluran drainase dan sempadan jalan)
Promosi terbuka untuk seleksi jabatan pimpinan tinggi pratama dan pemberian remunerasi berbasis kinerja
Penataan struktur kelembagaan dan pengembangan sistem remunerasi berbasis kinerja
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
VI - 8
No.
Tujuan
8
Meningkatkan penerapan kaidah kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan pembangunan daerah
Meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas, dan efisiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungan kinerja (S19)
9
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan dan pembangunan pada level kecamatan dan desa/ kelurahan Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan kecamatan dan kelurahan serta berkembangnya kemandirian desa (S20) Meningkatnya keterpenuhan sarana-prasarana serta ketenagaan medic/non medik dalam pelayanan kesehatan (S21)
10
Sasaran
Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit (S22)
11
12
13
Strategi
Arah Kebijakan
Meningkatkan kapasitas pengawas internal dalam penjaminan dan konsultansi perencanaan, penganggaran, dan pelaporan kinerja serta membangun sinergi dengan pengawas eksternal.
Pengawasan dan pendampingan SKPD, Pemerintah Desa dan BUMD oleh inspektorat dalam meningkatkan kualitas administrasi dan pelaporan keuangan dan kinerja Penyelenggaraan perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah dengan data kinerja yang akurat Menguatkan pelayanan Penyelenggaraan pelayanan kecamatan dan kelurahan di kecamatan dan serta meningkatkan kapasitas desa/kelurahan kemandirian desa. Pembinaan kerjasama antar desa/ kelurahan dan penguatan manajemen pembangunan desa Memperluas jangkauan Pelayanan kesehatan layanan langsung/ mobile langsung/mobile kesehatan kesehatan dan memantapkan terutama untk warga miskin sistem internal pelayanan kesehatan terkait pemenuhan standar sarana/prasarana, keterampilan tenaga medis/paramedic serta konsistensi penerapan SOP dalam memenuhi SPM
Memperkuatan sistem internal manajemen dalam pelaksanaan SOP serta menerapkan remunerasi berbasis kinerja secara konsisten Meningkatkan Meningkatnya Menyediakan sarana dan kualitas keterpenuhan fasilitas bagi pengelola rumah kehidupan sarana ibadah, ibadah, merangsang aktivitas beragama penyelenggara remaja masjid dan tempat kegiatan ibadah, dan pengajian anak, serta situasi kondusif bagi memelihara situasi kondusif kerukunan ummat bagi kerukunan beragama (S23) Meningkatkan Meningkatnya Membangun sarana partisipasi dan kegiatan prasarana olah raga dan prestasi pemuda kepemudaan dan kepemudaan serta dalam berbagai olah raga daerah mengaktifkan pembinaan bidang (S24) cabang olah raga dan pembangunan organisasi pemuda Meningkatkan Meningkatnya Menerapkan perspektif partisipasi kapasitas gender dalam perencanaan, perempuan dan pengarusutamaan penganggaran dan evaluasi masyarakat secara gender dalam pembangunan serta umum dalam pembangunan (S25) mendorong pemberdayaan berbagai bidang perempuan dan perlindungan pembangunan anak
Penyelengaraan layanan rumah sakit
Penyediaan sarana/prasarana bagi imam mesjid dan pemberian insentif bagi imam masjid, guru mengaji dan pendeta
Penyediaan sarana/prasarana dan pembinaan prestasi pemuda dan olah raga Pengarusutamaan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
VI - 9
No.
Tujuan
Sasaran Meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah (S26)
14
15
16
17
18
Meningkatkan kontribusi daerah dalam perwujudan Sulawesi Selatan sebagai pilar nasional dalam ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan Melestarikan daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan hidup
Meningkatnya produksi beras (S27)
Meningkatnya kelestarian sumberdaya alam (S28)
Strategi
Arah Kebijakan
Menguatkan kapasitas kelembagaan lembaga pemberdayaan masyarakat di desa dan kelurahan serta merevitalisasi integritas masyarakat dalam kegotongroyongan Melindungi lahan pertanian pangan berkelanjutan dari konversi dan degradasi kesuburan, menerapkan teknologi spesifik lokasi bagi peningkatan produksi beras, menekan kehilangan hasil dan memperkuat kapasitas industry pengolahan beras
Pembinaan LPM desa dan kelurahan
Meningkatkan penerapan kaidah-kaidah konservasi dalam pengolahan lahan dan perlindungan keanekaragaman hayati serta adaptasi perubahan iklim
Konservasi lahan dan pemeliharaan keanekaragaman hayati
Revitalisasi spirit kegotongroyongan dan nilai-nilai integritas masyarakat (revolusi mental) Peningkatan surplus beras (sebagai pilar ketahanan pangan Sulawesi Selatan)
Pengurangan emisi gas rumah kaca dan adaptasi/mitigasi perubahan iklim Terpeliharanya Penegakan hukum lingkungan Penegakan hukum kualitas lingkungan serta pengendalian lingkungan hidup (S29) pencemaran dan dampak Pengendalian pencemaran lingkungan lingkungan Terpeliharanya Meningkatkan partisipasi Penanganan sampah dan kebersihan dan seluruh stakeholder dalam penataan taman kota keindahan gerakan LIMPUT serta perkotaan (S30) penataan keindahan dan estetika kota. Meningkatkan Berkurangnya Mengefektifkan peran TKPKD Penanggulangan kemiskinan kualitas penduduk miskin dan SPKD dalam multidimensi kesejahteraan (S31) mengkordinasikan dan sosial masyarakat mensinkronkan program penanggulangan kemiskian berbasis by name by addres Meningkatnya Meningkatkan jumlah tenaga Penguatan tenaga teknis cakupan pelayanan teknis sosial dan memperkuat sosial dan kerjasama dengan penyandang kerjasama dengan pihak lembaga masyarakat dalam masalah terkait dalam penanganan penanganan PMKS kesejahteraan sosial PMKS (S32) Meningkatkan Meningkatnya Mempermudah layanan Promosi potensi dan daya saing jumlah investor perizinan dan memberi pemberian insentif investasi investasi dan iklim yang tertarik insentif pada investasi bisnis berinvestasi (S33) tertentu Meningkatkan Meningkatnya Mengembangkan pusat Pelatihan tenaga kerja daya saing tenaga jumlah tenaga kerja latihan kerja berstandar berbasis kompetensi kerja dan berkompetensi nasional dan membuka penyerapan cukup untuk jaringan akses informasi tenaga kerja terserap dalam lapangan kerja kepada daerah lapangan kerja masyarakat (S34)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
VI - 10
No.
Tujuan
Sasaran
19
Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk industri, koperasi, usaha kecil dan usaha menengah daerah dalam perdagangan
Meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, industri kecil dan industry rumah tangga dalam perdagangan (S35)
Memperkuat teknologi produksi dan pengemasan produk UKM dan industri serta gerakan revitalisasi kelembagaan koperasi
Pembinaan UKM dan revitalisasi gerakan koperasi/KUD
Meningkatnya kapasitas sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku industri kecil dan rumah tangga, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (S36)
Merevitalisasi sarana dan prasarana perdagangan melalui regulasi yang melindungi eksistensi Usaha Kecil dan Menengah
Penataan perdagangan daerah
A.
Strategi
Arah Kebijakan
Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2016 Tahun 2016 merupakan tahun pertama dari RPJMD Kabupaten Soppeng 2016-2021. Tahun ini merupakan tahun transisi dari RPJMD periode sebelumnya. Secara eksternal, pada tahun ini implikasi kelembagaan dan kewenangan dari UU 23/2014 tentang Sistem Pemerintahan Daerah mulai berlaku. Secara internal, visi-misi kepala daerah memerlukan peletakan dasar bagi implementasinya untuk tahuntahun berikutnya. Dengan latar yang demikian, maka tahun 2016 dapat dikatakan sebagai tahun “konsolidasi pembangunan”. Konsolidasi disini berarti bahwa (1) kontinyuitas arah pembangunan dari periode sebelumnya dikonsolidasikan dengan arah baru dari visi-misi kepala daerah, (2) kerangka programatik dan kerangka
kelembagaan dikonsolidasikan
untuk membentuk dasar pijak bagi arah pembangunan selanjutnya, Namun
demikian,
pada
tahun
ini
agenda
pembangunan
dan
penyelenggaraan pelayanan tetap berjalan dengan prioritas-prioritas yang sudah memperhatikan kontribusi kepada pencapaian visi-misi RPJMD. Tema pembangunan pada tahun 2016 adalah “Penguatan infrastruktur wilayah dan penataan kelembagaan daerah dalam
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
VI - 11
spirit
pemerintahan yang melayani”. Adapun kebijakan yang
diprioritaskan pada tahun 2016 adalah: 1.
Perbaikan sistem penyediaan sarana produksi pertanian khususnya pupuk dan bibit ikan.
2.
Pembangunan,
perbaikan
dan
pemeliharaan
bendung,
bendungan dan jaringan irigasi. 3.
Perbaikan penyelenggaraan wajib belajar sembilan tahun serta dukungan pendidikan gratis dan beasiswa.
4.
Perbaikan
akurasi
data
penduduk
lahir/meninggal
dan
penduduk migrasi kedalam/keluar serta penyelenggaraan pelayanan KTP di Kantor Dukcapil Kabupaten dan Kantor Kecamatan. 5.
Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah sakit, puskesmas, atau rumah penduduk).
6.
Perbaikan kualitas jalan yang sudah ada dan perintisan jalan khusus serta jalan ke lokasi terpencil.
7.
Penataan struktur kelembagaan dan pengembangan sistem remunerasi berbasis kinerja.
8.
Penyelenggaraan perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah dengan data kinerja yang akurat.
9.
Pelayanan kesehatan langsung/mobile kesehatan terutama untk warga miskin.
10. Penyelengaraan layanan rumah sakit. 11. Revitalisasi spirit kegotong-royongan dan nilai-nilai integritas masyarakat (revolusi mental). 12. Penanggulangan kemiskinan multidimensi. B.
Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2017 Tahun 2017 merupakan tahun kedua dari RPJMD Kabupaten Soppeng 2016-2021. Pada tahun ini, hasil-hasil konsolidasi pada tahun
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
VI - 12
pertama
dijadikan
dasar
untuk
mengakselerasi
pencapaian
pembangunan. Sumberdaya pembangunan dioptimalkan alokasinya dalam memecahkan masalah/isu strategis serta mewujudkan tujuantujuan yang relevan. Tahun ini dapat dikatakan sebagai tahun “akselerasi awal” dalam perjalanan RPJMD Kabupaten Soppeng. Tema pembangunan pada tahun 2017 adalah “Akselerasi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan dan penyelenggaraan pelayanan yang berkualitas didukung oleh tata kelola pemerintahan
yang baik”. Adapun arah kebijakan yang
diprioritaskan adalah: 1.
Pembangunan,
perbaikan
dan
pemeliharaan
bendung,
bendungan dan jaringan irigasi. 2.
Bimbingan belajar lulusan SMA/ SMK dan peningkatan kualitas pembelajaran serta manajemen sekolah SD sederajat dan SMP sederajat.
3.
Penyelenggaraan
pendidikan
paket
A,
B
dan
C serta
pengembangan minat baca & perpustakaan daerah sekolah dan desa. 4.
Penarapan layanan simultan, perbaikan cara pelayanan, dan modernisasi teknologi pelayanan (pemantauan CCTV) pada Kantor pelyanan publik.
5.
Penyebarluasan informasi komprehensif kepada masya-rakat pengguna layanan tentang sistem pelayanan pada PTSP.
6.
Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah sakit, puskesmas, atau rumah penduduk).
7.
Penyiapan dan penyiagaan armada pemadam kebakaran pada setiap kecamatan dan penanganan bencana lainnya.
8.
Perbaikan kualitas jalan yang sudah ada dan perintisan jalan khusus serta jalan ke lokasi terpencil.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
VI - 13
9.
Perbaikan rumah tidak layak huni dan perbaikan sanitasi lingkungan pemukiman.
10. Penyediaan sarana/prasarana dan pembinaan prestasi pemuda dan olah raga. 11. Peningkatan surplus beras (sebagai pilar ketahanan pangan Sulawesi Selatan). 12. Pengendalian pencemaran lingkungan. 13. Penanganan sampah dan penataan taman kota. 14. Promosi potensi dan pemberian insentif investasi. 15. Pembinaan UKM dan revitalisasi gerakan koperasi/KUD. 16. Penataan perdagangan daerah. C.
Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2018 Tahun 2018 merupakan tahun ketiga dari RPJMD Kabupaten Soppeng 2016-2021. Pada tahun ini hasil-hasil akselerasi pada tahun kedua dijadikan dasar untuk akselerasi selanjutnya. Sumberdaya pembangunan dan penerapan kebijakan dikelola secara lebih inklusif dengan melibatkan multipihak dalam mempertajam implementasi dari prinsip pemerintahan yang melayani, sementara itu kemandirian desa dan keberdayaan masyarakat terus dikuatkan. Tahun ini merupakan tahun “akselerasi lanjutan”. Tema pembangunan pada tahun 2018 adalah “Peningkatan pelayanan umum dan pemerataan kesejahteraan didukung oleh kemandirian desa dan keberdayaan masyarakat”. Selanjutnya Kebijakan Prioritas pembangunan pada tahun ini diarahkan pada: 1.
Pengembangan teknologi spesifik lokasi serta pe-nguatan kelembagaan pelaku utama (kelompok, gabungan kelom-pok dan KTNA).
2.
Modernisasi teknologi pengolahan dan pengemasan hasil pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan sebagai bagian dari gerakan “petik-olah-jual”.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
VI - 14
3.
Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah sakit, puskesmas, atau rumah penduduk).
4.
Perlindungan masyarakat dari gangguan ketenteraman dan ketertiban umum.
5.
Promosi dan pengembangan dan destinasi/daya tarik wisata unggulan yang sudah ada serta membuka destinasi/daya tarik wisata baru.
6.
Penataan terminal dan sistem lalu lintas angkutan jalan raya.
7.
Pengawasan dan pendampingan SKPD oleh inspektorat dalam meningkatkan kualitas administrasi dan pelaporan keuangan dan kinerja.
8.
Penyelenggaraan perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah dengan data kinerja yang akurat .
9.
Penyelenggaraan pelayanan di kecamatan dan kelurahan.
10. Pembinaan kerjasama desa dan penguatan manajemen pembangunan desa. 11. Penyediaan sarana/prasarana bagi imam desa. 12. Pengarusutamaan
gender,
pemberdayaan
perempuan
dan
perlindungan anak. 13. Pembinaan LPM desa dan kelurahan. 14. Penanggulangan kemiskinan multidimensi. 15. Pelatihan tenaga kerja berbasis kompetensi. D.
Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2019 Tahun 2019 merupakan tahun keempat dari RPJMD Kabupaten Soppeng 2016-2021. Pada tahun ini hasil-hasil akselerasi pada tahun ketiga diharapkan semakin signfikan, dimana sebagian besar sasaran sudah tercapai targetnnya sehingga tinggal dimantapkan, sementara sasaran yang masih tertinggal diakselerasi lebih signifikan. Tahun ini merupakan tahun “pemantapan akselerasi”
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
VI - 15
Tema pembangunan pada tahun 2019 adalah “Peningkatan dan pemerataan kesejahteraan dengan basis keberlanjutan pada daya dukung lingkungan dan kelestarian sumberdaya alam”. Adapun prioritas kebijakan pembangunan diarahkan pada: 1.
Penarapan layanan simultan, perbaikan cara pelayanan, dan modernisasi teknologi pe-layanan (pemantauan CCTV) pada Kantor pelyanan publik.
2.
Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah sakit, puskesmas, atau rumah penduduk)
3.
Perlindungan masyarakat dari gangguan ketenteraman dan ketertiban umum
4.
Perbaikan rumah tidak layak huni dan perbaikan sanitasi lingkungan pemukiman
5.
Penegakan regulasi tata ruang dan penataan utilitas perkotaan (saluran drainase dan sempadan jalan)
6.
Revitalisasi spirit kegotong-royongan dan nilai-nilai integritas masyarakat (revolusi mental)
7.
Peningkatan surplus beras (sebagai pilar ketahanan pangan Sulawesi Selatan)
8.
Konservasi lahan dan pemeliharaan keaneka-ragaman hayati
9.
Pengurangan emisi gas rumah kaca dan adaptasi/mitigasi perubahan iklim
10. Penegakan hukum lingkungan 11. Penguatan tenaga teknis sosial dan kerjasama dengan lembaga masyarakat dalam penanganan PMKS 12. Pembinaan UKM dan revitalisasi gerakan koperasi/KUD E.
Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2020 Tahun 2020 merupakan tahun kelima dari RPJMD Kabupaten Soppeng 2016-2021. Pada tahun ini hasil-hasil akselerasi pada tahun
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
VI - 16
empat dimanfaatkan diharapkan sudah mencakupi sasaran yang lebih banyak sehingga tinggal dimatangkan. Pada tahap ini perhatian diarahkan kepada sasaran-sasaran yang belum terwujud targetnya sambil menjamin ketenteraman dan ketertiban
umum sebagai
prakondisi bagi penyelenggaraan pesta demokrasi untuk keberlanjutan pembangunan periode RPJMD berikutnya. Tahun ini merupakan tahun “pemberlanjutan akselerasi” Tema pembangunan pada tahun 2020 adalah “Pemeliharaan kesejahteraan dan palayanan umum dengan dukungan tata kelola yang baik”. Selanjutnya prioritas kebijakan diarahkan pada: 1.
Bimbingan bela-jar lulusan SMA/ SMK dan pening-katan kualitas pembelajaran serta manajemen sekolah SD sederajat dan SMP sederajat
2.
Penyelenggaraan
pendidikan
paket
A,B
dan
C
serta
pengembangan minat baca & perpustakaan daerah sekolah dan desa 3.
Penyebarluasan informasi komprehensif kepada masyarakat pengguna layanan tentang sistem pelayanan pada PTSP
4.
Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah sakit, puskesmas, atau rumah penduduk)
5.
Perlindungan masyarakat dari gangguan ketenteraman dan ketertiban umum
6.
Penataan terminal dan sistem lalu lintas angkutan jalan raya
7.
Pelayanan kesehatan langsung/mobile kesehatan terutama untk warga miskin
8.
Penyelengaraan layanan rumah sakit
9.
Pembinaan LPM desa dan kelurahan
10. Revitalisasi spirit kegotong-royongan dan nilai-nilai integritas masyarakat (revolusi mental) 11. Penanggulangan kemiskinan multidimensi
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
VI - 17
F.
Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2021 Tahun 2021 merupakan tahun terakhir sekaligus transisi dari RPJMD Kab. Soppeng Tahun 2016-2021. Pada tahun ini semua capaian pembangunan sudah dapat dinikmati oleh masyarakat, sehingga perlu adanya keberlanjutan untuk memantapkan sekaligus persiapan dalam pencapain
target-target
pembangunan
selanjutnya.
Tahun
ini
merupakan tahun “pemantapan untuk keberlanjutan pembangunan” Tema pembangunan pada tahun ini adalah : “Konsolidasi Pemerintahan
demi
pemantapan
untuk
keberlanjutan
pembangunan”, dengan arah kebijakan prioritas adalah : 1. Penyelenggaraan
pendidikan
paket
A,
B,
dan
C
serta
pengembangan minat baca & perpustakaan daerah sekolah dan desa. 2. Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah sakit, puskesmas, atau rumah penduduk). 3. Perlindungan masyarakat dari gangguan ketenteraman dan ketertiban umum. 4. Pengawasan dan pendampingan SKPD oleh inspektorat dalam meningkatkan kualitas administrasi dan pelaporan keuangan dan kinerja. 5. Penyelenggaraan
perencanaan
dan
evaluasi
pembangunan
daerah dengan data kinerja yang akurat. 6. Penyelenggaraan pelayanan di kecamatan dan kelurahan.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VI
VI - 18
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Perumusan kebijakan umum bertujuan menjelaskan cara yang ditempuh untuk menterjemahkan strategi ke dalam rencana program-program prioritas pembangunan. Kebijakan umum pembangunan memberikan arah perumusan rencana program prioritas pembangunan yang disertai kerangka pengeluaran jangka menengah daerah dan menjadi pedoman bagi SKPD dalam menyusun program dan kegiatan pada Rencana Strategis (Renstra) SKPD. Programprogram strategis yang ditampilkan pada bagian ini merupakan programprogram yang secara langsung mendukung pencapaian visi, misi pembangunan daerah. Berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang telah ditetapkan, maka kebijakan umum pembangunan jangka menengah 2016-2021 Kabupaten Soppeng ditampilkan pada tabel berikut. Capaian Kinerja No
`1
Sasaran
Meningkatnya pendapatan petani tanaman pangan, petani perkebunan, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan (S1)
Strategi dan Arah Kebijakan
Meningkatkan produksi dan mutu hasil melalui penerapan teknologi dengan mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana dan kelembagaan petani.
Indikator Kinerja (outcome)
Peningkatan Jumlah Produksi Pertanian Tanaman Pangan
Persentase Peningkatan luas areal tanam komoditi tanaman pangan (%) Lembaga Petani yang mandiri (%)
Tabel 7.1
Kondisi Awal (2015)
Kondisi Akhir (2021)
Padi (GKG) = 226.433 ton (23.94%)
Padi (GKG) = 334.935 ton (3%)
Jagung (Pipilan Kering) = 41.127 ton (14,84%) Kedelai (pipilan kering) = 4.947 ton (16,98%) Kacang Tanah = 406 ton (67,55%) Kacang Hijau (Ton) = 329 (51,33%) Ubi Kayu = 231 ton (-70,61%) Ubi Jalar = 123 ton (146%)
Jagung (Pipilan Kering) = 48.476 ton (3%) Kedelai (pipilan kering) = 7.920 ton (4%) Kacang Tanah (Ton) = 1046 (12%)
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
Program Peningkatan Produksi, produktifitas dan mutu hasil tanaman pangan
Pertanian
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
Kacang Hijau = 1.320 ton (10%) Ubi Kayu = 1.917 ton (24%) Ubi Jalar = 447 ton (15%)
24.47
52.87
20
50
program penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana pertanian/perkebu nan Program penguatan Kelembagaan Pelaku Utama
Pertanian
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Pertanian
BP3KP
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII
VII - 1
Capaian Kinerja No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome)
Peningkatan jumlah populasi ternak
Produksi ikan (ton)
2
3
4
5
Meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian (S2)
Mengoptimalkan pemanfatan potensi sumber daya air dengan pembangunan bendung, bendungan dan bangunan jaringan irigasi lainnya melalui dukungan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan masyarakat.
Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil dari produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan (S3)
Mengoptimalkan pemanfaatan bahan baku yang tersedia melalui peningkatan keterampilan, akses modal dan pasar serta penerapan teknologi pengolahan hasil melalui pendekatan “petik-olah-jual “
Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan (S4)
Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan (S5)
Menyediakan akses layanan pendidikan berkualitas melalui proporsi guru dan murid yang sesuai dan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan serta pemahaman kepada masyarakat tentang pendidikan
Meningkatkan kualitas luaran pendidikan melalui perbaikan kompetensi, integritas dan budaya kinerja guru serta penanganan khusus siswa setelah lulus
luas areal sawah yang terairi (Ha) (PSDA)
Volume embung/cekdam yang terbangun (m3)
Jumlah Jenis Komoditi yang dipasarkan
Kondisi Awal (2015)
Kondisi Akhir (2021)
Populasi Sapi = 41.327 ekor
Populasi Sapi = 65.000 ekor
Populasi Kambing = 21.829 ekor Populasi Unggas = 1.818.784 ekor
Populasi Kambing = 37.500 ekor Populasi Unggas = 2.365.000 ekor
1.615,91 ton
6,662
79,400
4
APK SD Sederajat = 93,91 APK SMP Sederajat = 81,77
APK
APK PAUD (%)
Angka Putus Sekolah
Jumlah Sekolah yang berakreditasi A
Angka Melanjutkan (AM) (%)
4.392,30 ton
9,562
123,349.41
26
APK SD Sederajat = 97 APK SMP Sederajat = 83.9
39,12
60
SD Sederajat = 0.11
SD Sederajat = 0.05
SMP Sederajat = 0.73
SMP Sederajat = 0.4
SD = 135
SD = 257
SMP = 19
SMP = 39
AM SD sederajat ke SMP sederajat = 100 AM SMP sederajat ke SMA sederajat = 100
AM SD sederajat ke SMP sederajat = 100 AM SMP sederajat ke SMA sederajat = 100
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Pertanian
Dinas Peternakan dan Perikanan
Program Pengembangan Budidaya Perikanan dan Perikanan Tangkap
Kelautan dan Perikanan
Dinas Peternakan dan Perikanan
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi
Pekerjaan umum
PSDA Tamben
Program rehabilitasi/pemeli haraan dan pembangunan embung/ cekdam
Pekerjaan umum
PSDA Tamben
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu dan Pemasaran Hasil Pertanian
Pertanian
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Program Wajib Belajar Dasar Sembilan Tahun
Pendidikan
Dikmudora
Program Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan
Dikmudora
Program Pendidikan Gratis
Pendidikan
Dikmudora
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Pendidikan
Dikmudora
Program Peningkatan Layanan Pendidikan
Pendidikan
Dikmudora
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII
VII - 2
Capaian Kinerja No
6
7
8
9
Sasaran
Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat (S6)
Berkembangny a pelayanan berbasis teknologi informasi dan keterbukaan informasi pembangunan(I T) (S7)
Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil (S8)
Meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya (S9)
Strategi dan Arah Kebijakan
Mengoptimalkan pelaksanaan program keaksaraan, paket penyetaraan, dan pengembangan minat baca serta perpustakaan
Menguatkan sistem internal pelayanan PTSP dalam hal kompetensi petugas pelayanan, dukungan sarana-prasarana dan modernisasi IT, dan penerapan layanan simultan diiringi dengan sosialisasi kepada masyarakat untuk pemahaman tentang keterbukaan informasi pembangunan
Perbaikan akurasi data penduduk lahir/meninggal dan penduduk migrasi kedalam/ keluar serta penyelenggaraan pelayanan administrasi kependudukan di Kantor Dukcapil dan di desa/ kelurahan serta secara mobile. Pelayanan akta kelahiran pada tempat kelahiran bayi (rumah sakit, puskesmas, atau rumah penduduk) Menyediakan armada pelayanan kebakaran serta perangkat pelayanannya pada setiap kecamatan serta memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kebakaran serta bencana lainnya
Indikator Kinerja (outcome)
Jumlah yang mengikuti Pendidikan Kesetaraan,
Kondisi Awal (2015)
Kondisi Akhir (2021)
NA
580 0rg
Perpustakaan
Kantor Perpustakaan dan Arsip daerah
Pemerintahan umum
KPT
Komunikasi dan Informatika
Dinas Perhubungan dan Kominfo
Komunikasi dan Informatika
Dinas Perhubungan dan Kominfo
Pemerintahan Umum
Kecamatan
Program Peningkatan Kedinesan KDH dan WKDH
Pemerintahan umum
Sekretariat Daerah
Program Penataan Administrasi Kependudukan
Administrasi Kependudukan dan Capil
Dinas Taransmigrasi, Kependudukan , Tenaga Kerja dan Catatan Sipil
70
Program Peningkatan dan Kesiagaan serta Pencegahan Bahaya Kebakaran
Ketentraman, ketertiban umum serta perlindungan masyarakat
BPBD
100
Program tanggap darurat dan logistik
Ketentraman, ketertiban umum serta perlindungan masyarakat
BPBD
30.75
Persentase Izin yang diterbitkan berdasarkan rekomendasi teknis (%)
100
100
jumlah layanan Cakupan IT
0
121 ttk
Jumlah Desa/Kelurahan yang terakses informasi
70
70
Jumlah rekomendasi yang dihasilkan
0
200
Persentase pemenuhan Kebutuhan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
100
100
Kepemilikan KTP (%) = 85.1
Kepemilikan KTP (%) = 100
Kepemilikan KIA (%) = 0
Kepemilikan KIA (%) = 90
Kepemilikan Akta Kematian (%) = 3
Kepemilikan Akta Kematian (%) = 25
Persentase korban bencana yang diberi bantuan (%)
12.5
90
SKPD Penanggung Jawab
Dikmudora
27
Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) (%)
Program Pendidikan Non Formal
Bidang Urusan
Pendidikan
Persentase bahan pustaka yang diadakan (%)
Kepemilikan Kartu Administrasi penduduk dan catatan sipil
Program Pembangunan Daerah
Program Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan Program Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Program pengembangan komunikasi dan informatika Program Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII
VII - 3
Capaian Kinerja No
Sasaran
10
Berkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat (S10)
11
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaa n narkoba (S11)
12
13
14
15
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan (S12)
Meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan global (S13) Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil (S14) Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa (S15)
Strategi dan Arah Kebijakan
Memperkuat pelayanan polisi pamong praja bagi perlindungan masyarakat serta mengembangkan sinergi antara masyarakat dan pemerintah daerah dalam memelihara keamanan serta harmonis sosial Meningkatkan kesadaran,partisipasi, dan kemandirian masyarakat dalam upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran narkoba, serta mengembangkan sinergitas antara pemerintah daerah dengan instansi vertikal dan lembaga yang menangani narkoba
Indikator Kinerja (outcome)
Penegakan PERDA (%)
Terfasilitasinya kegiatan kesejahteraan rakyat, Keagamaan dan penanggulangan narkoba
Kondisi Awal (2015)
100
NA
Kondisi Akhir (2021)
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
100
Program peningkatan kapasitas keamanan dan ketertiban
Ketentraman, ketertiban umum serta perlindungan masyarakat
POL. PP
100
Program Koordinasi dan fasilitasi kesejahteraan rakyat, keagamaan dan penanggulangan narkoba
Pemerintahan Umum
Sekretariat Daerah
Program Pengembangan Destinasi dan Pemasaran Pariwisata
Pariwisata
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kebudayaan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Mengembangkan, mempromosikan, dan membuka obyek/destinasi wisata baru dengan melibatkan dukungan berbagai pemangku kepentingan pariwisata
Jumlah Wisatawan
Merevitalisasi kekayaan dan keragaman budaya serta menguatkan apresiasi masyarakat terhadap sejarah dan kebudayaan daerah
Cakupan Keragaman dan kekayaan budaya yang dilestarikan dan dikembangkan (%)
14.93
26.87
Program Pengelolaan dan Pengembangan Keragaman dan Kekayaan Budaya
Memperbaiki kualifikasi jalan dan jembatan serta merintis jalan baru untuk lokasi terpencil dan lokasi khusus
Persentase Proporsi Panjang Jalan dalam Kondisi Mantap (Baik/sedang) sesuai dengan jenis penanganan
49.32% (451.167 Km)
81.24 % (758,563 Km)
Program Rehabiltasi/Pemel iharaan dan pembangunan jalan
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Pekerjaan Umum
858,240
1,025,000
Program Pelayanan Angkutan
Perhubungan
Dinas Perhubungan dan Kominfo
Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan
Perhubungan
Dinas Perhubungan dan Kominfo
Meningkatkan kapasitas dan kualitas terminal serta memperbaiki sistem lalu lintas angkutan jalan dan pelayanan tertib kendaraan
Jumlah orang yang terangkut angkutan umum (Orang)
Jumlah Terminal
185,180
6
248,200
6
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII
VII - 4
Capaian Kinerja No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome)
Persentasi Prasarana dan Fasilitas LLAJ dalam kondisi baik
16
17
18
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat (S16)
Merehabilitasi perumahan yang tidak layak huni bagi keluarga miskin, memperbaiki sistem sanitasi, dan menata pemukiman kumuh
Meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya (S17)
Menyadarkan masyarakat dan stakeholder lainnya dalam hal regulasi tata ruang serta menata utilitas dan keindahan ruang perkotaan
Meningkatnya kinerja ASN sesuai kompetensi dalam tugas dan fungsinya pada struktur organisasi (S18)
Promosi terbuka untuk seleksi jabatan pimpinan tinggi pratama dan pemberian remunerasi berbasis kinerja
19
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
100
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitasi LLAJ
Perhubungan
Dinas Perhubungan dan Kominfo
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Pekerjaan Umum
96.14
100
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan dan Air Limbah
Persentase Rumah Layak Huni (%)
77.52
89.9
Program Pengembangan Perumahan
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Pekerjaan Umum
121
139
Program Penerangan Jalan
Perhubungan
Dinas Perhubungan dan Kominfo
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Pekerjaan Umum
Pemerintahan Umum
Sekretariat Daerah
Panjang jangkauan penerangan (km)
Persentase Ketaatan RTRW (%)
33.33
40
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Persentase SKPD yang Kelembagaanny a telah sesuai dengan kebutuhan berdasarkan peraturan perundangundangan (%)
70
100
Program Penguatan Kelembagaan daerah
Tingkat kedisiplinan ASN (%)
Meningkatkan kapasitas pengawas internal dalam penjaminan dan konsultansi perencanaan, penganggaran, dan pelaporan kinerja serta membangun sinergi dengan pengawas eksternal.
85.54
Kondisi Akhir (2021)
Persentase RT dengan akses sanitasi yang layak (%)
% Ketersediaan dokumen RPJPD, RPJMD dan RKPD yang sesuai dengan regulasi Meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas, dan efisiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungan kinerja (S19)
Kondisi Awal (2015)
% program RPJMD yang dijabarkan kedalam RKPD % Penetapan Dokumen Pengelolaan Keuangan daerah tepat waktu
Menurunnya Jumlah Temuan LHP
98.58%
100%
Program Peningkatan Disiplin dan Kinerja Aparatur
100
100
Program Perencanaan Pembangunan Daerah
88.37
100
100
100
303
120
Program Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Profesionalisme pengawas
Pemerintahan Umum
BKD
Pemerintahan Umum
BAPPEDA
Pemerintahan Umum
BAPPEDA
Pemerintahan Umum
DPPKAD
Pemerintahan Umum
Inspektorat
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII
VII - 5
Capaian Kinerja Strategi dan Arah Kebijakan
No
Sasaran
20
Meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan kecamatan dan kelurahan serta berkembangnya kemandirian desa (S20)
Menguatkan pelayanan kecamatan dan kelurahan serta meningkatkan kapasitas kemandirian desa.
Meningkatnya keterpenuhan saranaprasarana serta ketenagaan medic/non medik dalam pelayanan kesehatan (S21)
Memperluas jangkauan layanan langsung/ mobile kesehatan dan memantapkan sistem internal pelayanan kesehatan terkait pemenuhan standar sarana/prasarana, keterampilan tenaga medis/paramedic serta konsistensi penerapan SOP dalam memenuhi SPM
Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit (S22)
Memperkuatan sistem internal manajemen dalam pelaksanaan SOP serta menerapkan remunerasi berbasis kinerja secara konsisten
Meningkatnya keterpenuhan sarana ibadah, penyelenggara kegiatan ibadah, dan situasi kondusif bagi kerukunan ummat (S23)
Menyediakan sarana dan fasilitas bagi pengelola rumah ibadah, merangsang aktivitas remaja masjid dan tempat pengajian anak, serta memelihara situasi kondusif bagi kerukunan beragama
21
22
23
24
25
Meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olah raga daerah (S24)
Meningkatnya kapasitas pengarusutamaa n gender dalam pembangunan (S25)
Membangun sarana prasarana olah raga dan kepemudaan serta mengaktifkan pembinaan cabang olah raga dan organisasi pemuda
Menerapkan perspektif gender dalam perencanaan, penganggaran dan evaluasi pembangunan serta mendorong pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal (2015)
Kondisi Akhir (2021)
persentase jenis pelayanan yang telah dilaksanakan (%)
0
100
Jumlah pemerintah desa yang difasilitasi
49
49
persentase sarana dan prasarana kesehatan yang sesuai standar (%)
0
47.04
persentase puskesmas yang terakreditasi (%)
0
100
Akreditasi Rumah Sakit
Dasar
Madya
Kemandirian Keuangan Rumah Sakit (%)
0.78
1.12
Persentase Kelembagaan dan Penyelenggara ibadah Desa/ Kelurahan yang dibina
Program Pembangunan Daerah
Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Dan Masyarakat Desa/ Kelurahan
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
Pemerintahan Umum
Kecamatan
Pemberdayaan masyarakat dan desa/ Kelurahan
BPM Pemdes
Kesehatan
Dinas kesehatan
Kesehatan
Dinas kesehatan
Kesehatan
Ruamah Sakit Latemmamala
Kesehatan
Ruamah Sakit Latemmamala
Pemerintahan Umum
Kecamatan
Kepemudaan dan Olahraga
Dikmudora
Kepemudaan dan Olahraga
Dikmudora
100%
100%
Jumlah Organisasi Pemuda
23
28
Jumlah Kegiatan Kepemudaan
2
20
Jumlah Organisasi Olah Raga
20
25
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga
Kepemudaan dan Olahraga
Dikmudora
89.75
Program Pemberdayaan Perempuan dan Kestaraan Gender
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak dan Keluarga Berencana
0.024
Program Peningkatan Kualitas keluarga dan Perlindungan Anak
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak dan Keluarga Berencana
Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan (%)
Rasio KDRT (%)
89.23
0.037
Program Peningkatan Peran serta Kepemudaan Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII
VII - 6
Capaian Kinerja No
Sasaran
26
Meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah (S26)
27
Meningkatnya produksi beras (S27)
28
Meningkatnya kelestarian sumberdaya alam (S28)
29
Terpeliharanya kualitas lingkungan hidup (S29)
30
31
Terpeliharanya kebersihan dan keindahan perkotaan (S30)
Berkurangnya penduduk miskin (S31)
Strategi dan Arah Kebijakan
Menguatkan kapasitas kelembagaan lembaga pemberdayaan masyarakat di desa dan kelurahan serta merevitalisasi integritas masyarakat dalam kegotongroyongan Melindungi lahan pertanian pangan berkelanjutan dari konversi dan degradasi kesuburan, menerapkan teknologi spesifik lokasi bagi peningkatan produksi beras, menekan kehilangan hasil dan memperkuat kapasitas industry pengolahan beras Meningkatkan penerapan kaidahkaidah konservasi dalam pengolahan lahan dan perlindungan keanekaragaman hayati serta adaptasi perubahan iklim Penegakan hukum lingkungan serta pengendalian pencemaran dan dampak lingkungan
Meningkatkan partisipasi seluruh stakeholder dalam gerakan LIMPUT serta penataan keindahan dan estetika kota.
Mengefektifkan peran TKPKD dan SPKD dalam mengkordinasikan dan mensinkronkan program penanggulangan kemiskian berbasis by name by addres
Indikator Kinerja (outcome)
LPM aktif
Ketersediaan Pangan Utama (beras) (Ton)
Luas daerah rawan banjir dan longsor yang tertangani (Ha)
Persentasi peningkatan kapasitas pengelolaan lingkungan hidup Volume sampah yang tertangani (M3) Luas Taman Kota yang dibangun, ditata, dan dipelihara (m2) Persentase RTM yang dibantu dalam pemenuhan hak dasar/ beras sejahtera (%) Persentase masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan (%) Warga miskin yang mendapat bantuan hukum (%) Persentase Penduduk Miskin yang dilatih dan pemberian modal usaha
Kondisi Awal (2015)
100
130,182
293.65
100
180
NA
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Kelembagaan Masyarakat Desa/Kelurahan
Pemberdayaan masyarakat dan desa/ Kelurahan
BPM Pemdes
Program Penyelenggaraan Ketahanan Pangan
Ketahanan Pangan
BP3KP
873.65
Program Perlindungan dan konservasi sumber daya alam
Lingkungan Hidup
Kantor Lingkungan Hidup
100
Program Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
Lingkungan Hidup
Kantor Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Lingkungan Hidup
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kondisi Akhir (2021)
100
174,456
295.7
66,730
Program Pembangunan Daerah
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Pembangunan, penataan, dan pemeliharaan taman kota
NA
100
Program Pemenuhan HakHak Dasar Penduduk Miskin
Sosial
Dinas Sosial
71.64
85
Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Kesehatan
Dinas Kesehatan
0
100
Program Pemberian pertimbangan, pendapat dan pendampingan Hukum keluarga miskin
Sosial
Dinas Sosial
0.004
0.097
Program Usaha Kemandirian Penduduk Miskin
Sosial
Dinas Sosial
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII
VII - 7
Capaian Kinerja No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome)
Persentase Jumlah KK Miskin yang mendapatkan layanan kartu MACCA (%)
32
33
34
35
36
Meningkatnya cakupan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial (S32) Meningkatnya jumlah investor yang tertarik berinvestasi (S33) Meningkatnya jumlah tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja (S34)
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
Kondisi Awal (2015)
Kondisi Akhir (2021)
0
100
Program Perlindungan dan Pemberian Jaminan Sosial
Sosial
Dinas Sosial
Meningkatkan jumlah tenaga teknis sosial dan memperkuat kerjasama dengan pihak terkait dalam penanganan PMKS
Persentase PMKS yang mendapat layanan program kesejahteraan sosial
NA
100
Program Rehabilitasi Sosial
Sosial
Dinas Sosial
Mempermudah layanan perizinan dan memberi insentif pada investasi tertentu
Jumlah investor (PMDN/PMA)
20
225
Program Peningkatan Iklim dan Promosi Investasi
Penenaman Modal
Sekretariat Daerah
Mengembangkan pusat latihan kerja berstandar nasional dan membuka jaringan akses informasi lapangan kerja kepada masyarakat
Tenaga kerja yang bersertifikat keahlian cukup (%)
85
Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja
Tenaga Kerja
Dinas Taransmigrasi, Kependudukan , Tenaga Kerja dan Catatan Sipil
Koperasi dan UKM
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
Perindustrian
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
Perdagangan
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
Meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, industri kecil dan industry rumah tangga dalam perdagangan (S35)
Memperkuat teknologi produksi dan pengemasan produk UKM dan industri serta gerakan revitalisasi kelembagaan koperasi
Meningkatnya kapasitas sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku industri kecil dan rumah tangga, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (S36)
Merevitalisasi sarana dan prasarana perdagangan melalui regulasi yang melindungi eksistensi Usaha Kecil dan Menengah
Koperasi Aktif (%)
% Pertumbuhan IKM
Jumlah Pasar Yang Representatif
60
88.94
0.33
8
89.27
37.25
17
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Program Pengembangan dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Kecil Menengah
Program Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VII
VII - 8
BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
Indikasi rencana Program Prioritas Tahun 2016-2021 sebagaimana yang telah dirumuskan pada Bab VII terdiri dari program prioritas sesuai dengan
amanat
Undang-undang
Nomor
23
Tahun
2014
tentang
Pemerintahan Daerah, serta disesuaikan dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Selanjutnya setiap program prioritas mempunyai target indikator kinerja pertahun yang disertai kebutuhan pendanaannya dan dalam pelaksanaannya harus memperhatikan dan memitigasi dampak negatif terhadap pembangunan berkelanjutan yang akan ditimbulkan. Selain program prioritas seperti penyajian pada tabel bab VII yang mendukung langsung pencapaian Visi, Misi pembangunan, pada bab ini juga ditampilkan program program operasional pada semua SKPD yang melaksanakan program pembangunan daerah untuk memenuhi kewajiban penyelenggaraan semua urusan pemerintahan. Demikian pula dengan program-program pembangunan yang terkait dengan penerapan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang menjadi urusan pemerintah kabupaten. Berikut penyajian indikasi rencana program pembangunan daerah dan kebutuhan pendanaanya yang bersumber dari dana APBD Kabupaten Soppeng selama kurun waktu Tahun 2016-2021 disajikan berdasarkan urusan.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
VIII - 1
Program Pendidikan Gratis Angka Putus Sekolah
1.1.4 Program Peningkatan Layanan Pendidikan Angka Melanjutkan (AM) (%)
1.1.5
Program Pendidikan Non Formal
Jumlah yang mengikuti Pendidikan Kesetaraan,
1.1.6
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Jumlah Sekolah yang berakreditasi A
1.1.7
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Kualifikasi Guru yang berpendidika n Minimal S1 / D4 (%)
2.713.810
SD = 257
2.857.994
580 0rg
498.050
100 Org
AM SMP sederajat ke SMA sederajat = 100
AM SMP sederajat ke SMA sederajat = 100
AM SMP sederajat ke SMA sederajat = 100
7.222.534
AM SD sederajat ke SMP sederajat = 100
1.397.500
AM SD sederajat ke SMP sederajat = 100
1.392.500
AM SD sederajat ke SMP sederajat = 100
35.350.000
35.400.000
35.450.000
35.500.000
73.532.777
-
209.277.720
SMP Sederajat SD Sederajat APK SMP Sederajat APK SD Sederajat = 0.4 = 0.05 = 83.9 =97
13.050.000
SMP Sederajat SD Sederajat APK SMP Sederajat APK SD Sederajat = = 0.4 = 0.05 = 83.9 97
13.050.000
SMP Sederajat SD Sederajat APK SMP Sederajat APK SD Sederajat = 0.45 = 0.06 = 83.17 =96.5
13.050.000
SMP Sederajat SD Sederajat APK SMP Sederajat APK SD Sederajat = = 0.5 = 0.07 = 82.89 96
11.040.000
SMP Sederajat SD Sederajat APK SMP Sederajat APK SD Sederajat = = 0.55 = 0.08 = 82.61 95.5
35.300.000
10.463.344
60
2.175.000
60
1.900.000
56
1.736.000
52
1.656.000
48
1.600.000
48
Rp (000)
target
Rp (000)
target
Rp (000)
target
Rp (000)
target
Rp (000)
Target
Rp (000)
target
Rp (000)
Tahun 2021
3.377.392
SMP = 39
391.000
SD = 22
498.050
100 Org
1.327.500
AM SD sederajat ke SMP sederajat = 100
1.314.500
AM SD sederajat ke SMP sederajat = 100
10.040.000
SMP Sederajat SD Sederajat APK SMP Sederajat APK SD Sederajat = 0.6 = 0.09 = 82.33 =95
1.396.344
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
100
506.500
SMP = 4
391.000
SD = 22
498.050
100 Org
AM SMP sederajat ke SMA sederajat = 100
AM SMP sederajat ke SMA sederajat = 100
1.242.500
AM SD sederajat ke SMP sederajat = 100
32.277.720
Target
Tahun 2020
100
601.500
SMP = 4
371.000
SD = 21
498.050
100 Org
AM SMP sederajat ke SMA sederajat = 100
13.302.777
44
Tahun 2019
100
496.500
SMP = 3
371.000
SD = 21
498.050
100 Org
548.034
SMP Sederajat SD Sederajat APK SMP Sederajat APK SD Sederajat = = 0.65 = 0.10 = 82.05 94.5
Tahun 2018
100
596.500
SMP = 3
371.000
SD = 20
367.744
AM SD sederajat ke SMP sederajat = 100
Tahun 2017
95
496.500
SMP = 3
818.810
80 Org
Kode
Tahun 2016
90
679.892
SD = 16
AM SMP sederajat ke SMA sederajat = 100
1.1.3 39,12
APK
SMP Sederajat SD Sederajat APK SMP Sederajat APK SD Sederajat = = 0.73 = 0.11 = 81,77 93,91
Program Wajib Belajar Dasar Sembilan Tahun
AM SD sederajat ke SMP sederajat = 100
1.1.2
SMP = 3
AM SMP sederajat ke SMA sederajat = 100
APK PAUD (%)
NA
Program Pendidikan Anak Usia Dini
SD = 135
1.1.1
85
SMP = 19
1.1.
81,58
1 Kondisi Kinerja Bidang Urusan Indikator pada Pemerintahan dan Kinerja Awal Program Prioritas Program RPJMD Pembangunan (outcome) (Tahun 2015) Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Urusan Pemerintahan Wajib pelayanan Dasar
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
Tabel 8.1
Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan
Pendidikan
VIII - 2
Rp (000) 2.842.906 187.142.542 474.278.811 3.692.049 179.892.000 2.662.056 4.914.620 25.047.774 3.078.248
100
1.600.142
100
6.976.136
28.271.035
target 20 47,04 85 47,06 1,12 Madya 100 98 70
275.000 1.290.000
100
Rp (000) 500.000 34.355.638 100.000.000 565.000 35.000.000 450.000 958.625 4.243.420 474.000
100 100
4.779.000
target 20 5,88 85 11,76 1,12 Madya 0 98 70
275.000 1.240.000
100
Rp (000) 490.000 34.355.638 90.000.000 565.000 35.000.000 450.000 906.932 4.243.420 554.000
75 100
4.779.000
target 18 11,76 85 11,76 1,12 Madya 23,53 98 70
275.000 1.240.000
100
Rp (000) 485.000 33.814.419 90.000.000 610.000 30.000.000 450.000 854.938 4.243.420 554.000
56 100
4.779.000
target 16 11,76 80 11,76 1,12 Dasar 23,53 98 70
275.000 1.190.000
100
Rp (000) 470.000 33.814.419 90.000.000 610.000 29.000.000 450.000 807.217 4.243.420 554.000
42 100
4.779.000
Target 14 5,88 80 11,76 1,12 Dasar 23,53 98 65
275.000
100
Rp (000) 472.000 39.112.940 72.514.019 1.310.000 28.000.000 450.000 757.583 4.243.420 554.000
Tahun 2021
1.190.000
4.779.000
target 12 5,88 75 0 1,12 Dasar 23,53 97 60
Tahun 2020
28
100
Rp (000) 425.906 11.689.488 31.764.792 32.049
Target
Tahun 2019
100
Persentase penanganan penyakit
22.892.000
Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
412.056
1.2.11
629.325
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
3.830.674
1.2.10
Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan (%) Persentase Akses Sanitasi yang layak (%)
388.248
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
4.376.035
1.2.9
Tahun 2018
225.142
Cakupan Rumah Tangga berPHBS (%)
Tahun 2017
826.136
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
10
1.2.8
5,88
Persentase ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan sesuai kebutuhan (%)
75
Program Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan, Pengawasan Obat dan Makanan
0
1.2.7
1,12
persentase puskesmas yang terakreditasi (%)
Dasar
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
29,41
1.2.6
96
Akreditasi Rumah Sakit
50
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
100
1.2.5
Tahun 2016
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
14
Kemandirian Keuangan Rumah Sakit (%)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
100
Program Peningkatan Pelayanan BLUD RSUD
NA
1.2.4
0
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Puskesmas
71,64
1.2.3
0
Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
0,78
1.2.2
persentase sarana dan prasarana kesehatan yang sesuai standar (%) Persentase masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan (%) Persentase Puskesmas BLU (%)
Dasar
Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Kesehatan
0
Kesehatan
1.2.1
95
1.2.
50
Jumlah Siswa yang berprestasi di lomba olimpiade
100
Program Pembinaan dan Pengembangan Kesiswaan
14
1.1.8
100
Kode
Kondisi Kinerja Bidang Urusan Indikator pada Pemerintahan dan Kinerja Awal Program Prioritas Program RPJMD Pembangunan (outcome) (Tahun 2015)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
VIII - 3
Rp (000) 11.256.006 600.000 86.864.039 2.228.232 1.271.823.815 86.878.918 67.634.479 45.649.017
123
37.268.784
40
887.352
18.424.203
target 100 100 80
6.300.000 150.000
100
100
9.562
81.24 % (758,563 Km)
80
Rp (000) 2.073.821 150.000 15.493.272 540.000 328.112.720 20.550.000
87.80% (188 unit)
10.190.000 8.000.000
20,54 40
3.280.000
target 100 100 80 80 81,24 87,8 9.562 100
6.300.000 150.000
100
Rp (000) 2.023.821 150.000 15.243.272 470.000 274.494.301 21.250.000 13.309.000 8.000.000
20,54 39
3.280.000
target 100 100 75 75 77,4 86,5 9.122 99
6.300.000 150.000
99
Rp (000) 1.973.821 100.000 14.993.272 390.000 231.176.910 21.950.000 13.275.000 8.000.000
20,54 38
3.280.000
target 100 95,48 70 70 72,88 85,1 8.678 98
6.300.000 150.000
98,5
Rp (000) 1.873.821 100.000 14.743.272 350.000 139.260.207 20.800.000 13.924.500 8.000.000
20,54 37
3.280.000
Target 100 85,66 65 70 67,50 82,8 8.169 97
6.300.000
98
Rp (000) 1.823.821 100.000 14.493.272 295.000 150.455.589 770.000 7.533.800 8.000.000
Tahun 2021
150.000
3.630.000
Rp (000)
Target
target 100 75,83 60
56,19 45 45,00 49.32% (451.167 Km) 81,45% (141 unit) 6.662 94,7 96,14 NA
65
% Ketaatan RTRW
60,81
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
81,7
1.3.7
7.605
Persentase Drainase Dalam kondisi baik (%)
96
Program Pembangunan Saluran Drainase dan Gorong-gorong
97,5
1.3.6
Tahun 2020
20,54
Persentase RT dengan akses sanitasi yang layak
Tahun 2019
36
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan dan Air Limbah
1.486.901
1.3.5
-
Persentase RT berakses air bersih
11.897.679
Program Pembangunan sarana dan prasarana air bersih
183.232
1.3.4
148.324.088
luas areal sawah yang terairi (Ha) (PSDA)
1.558.918
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi
9.402.179
1.3.3
5.649.017
Program Rehabiltasi / Pemeliharaan dan pembangunan jembatan
1.674.203
1.3.2
Persentase Proporsi Panjang Jalan dalam Kondisi Mantap (Baik / sedang) sesuai dengan jenis penanganan Persentase proporsi Jembatan dalam kondisi mantap
Tahun 2018
5.768.784
Program Rehabiltasi / Pemeliharaan dan pembangunan jalan
Tahun 2017
137.352
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
1.3.1
100
1.3.
66,01
Persentase kelayakan peralatan dan pelayanan pada rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis (%)
50
Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
50
1.2.15
54,23
Persentase ketersediaan sarana RS (%)
81,5
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan prasarana Rumah Sakit
7.294
1.2.14
95
Program Pengembangan SDM Kesehatan
97
1.2.13
33,33
Cakupan Pelayanan Kesahatan ibu, balita, anak dan lansia Persentase tenaga kesehatan terlatih (%)
Tahun 2016
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
20,54
Program Peningkatan pelayanan Kesehatan Ibu, Balita, Anak dan Lansia
100
1.2.12
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
35
Kode
Kondisi Kinerja Bidang Urusan Indikator pada Pemerintahan dan Kinerja Awal Program Prioritas Program RPJMD Pembangunan (outcome) (Tahun 2015)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
VIII - 4
Rp (000) 887.352 8.671.220 29.106.432 10.987.352 9.419.552 295.784 887.352 6.700.000 41.276.419
51.349.142
target 100 50 92.678 123.349 100 100 70 89,90 9
100
Rp (000) 150.000 1.700.000 4.945.000 950.000 2.700.000 50.000 150.000 2.500.000 8.500.000
8.500.000
target 100 50,00 3.804 3.800 100 100 67 89,90 1,50
100
Rp (000) 150.000 1.500.000 3.905.000 1.200.000 1.446.760 50.000 150.000 1.500.000 8.500.000
8.500.000
target 100 41,67 3.004 4.800 100 100 65 87,71 1,50
100
Rp (000) 150.000 1.281.170 7.015.000 700.000 2.700.000 50.000 150.000 900.000 6.531.900
5.385.166
target 100 33,33 5.396 2.800 100 100 63 85,57 1,50
100
Rp (000) 150.000 1.281.170 6.155.000 7.500.000 246.760 50.000 150.000 900.000 6.531.900
7.800.000
Target 100 25,00 4.735 30.000 100 100 60 83,48 1,50
100
target
Rp (000) 150.000 1.481.582 3.006.735 500.000 2.100.000 50.000 150.000
8,33 3.427 549 100 100 1,50
79,86
56
100
70.000 79.400 92,31 1 132 77,52
14.800.000
luas kawasan permukiman yang dikembangka n infratsruktur nya (Ha))
900.000
Program Pengembangan Kawasan Permukiman
5.231.489
1.4.2
100
Persentase Rumah Layak Huni (%)
16,67
Program Pengembangan Perumahan
2.313
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
1.4.1
2.000
1.4.
100
Program Penataan Bangunan dan Lingkungan
100
1.3.15
Persentase Jumlah Rekomendasi Izin jasa konstruksi dengan Waktu Penerbitan Paling Lama 7(Tujuh) Hari Kerja setelah Persyaratan Lengkap Persentase Bangunan Pemerintah dalam kondisi bauik
100
Program Pengaturan Jasa Konstruksi
Tahun 2021
57,50
1.3.14
Tahun 2020
81,44
Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan
Tahun 2019
1,50
1.3.13
Persentase jumlah sarana dan prasarna kebinamarga an dalam kondisi baik Persentase cakupan jalan dan jembatan yang diinspeksi
137.352
Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
1.427.298
1.3.12
4.079.697
Volume embung / cekdam yang terbangun (m3)
137.352
Program rehabilitasi / pemeliharaan dan pembangunan embung / cekdam
226.032
1.3.11
45.784
Panjang Turap / Talud / Bronjong yg dibangun (m)
137.352
Program pemeliharaan bantaran, Tanggul dan Normalisasi sungai
Tahun 2018
6.363.976
1.3.10
Tahun 2017
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
5.981.130
Program Perencanaan Tata Ruang
100
1.3.9
100
Program Pemanfaatan Ruang
Rp (000)
Tahun 2016
1.3.8
NA
Persentase Jumlah Rekomendasi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dengan Waktu Penerbitan Paling Lama 7(Tujuh) Hari Kerja setelah Persyaratan Lengkap % Rencana Tata Ruang yang diperdakan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target
Kode
Kondisi Kinerja Bidang Urusan Indikator pada Pemerintahan dan Kinerja Awal Program Prioritas Program RPJMD Pembangunan (outcome) (Tahun 2015)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
VIII - 5
Rp (000) 37.747.040 12.331.360 464.098 535.762 2.960.595 3.882.774 8.183.416
100.000
100
100.000
100
591.568
1.190.000
0,019
1.310.000
0,097
5.731.092
2.375.792
target 70 100 11 85 100 100 100
Rp (000) 9.000.000 3.200.000 80.000 32.210 639.642 750.000 1.541.505
100 0,019
356.600
target 70 100 11 85 100 100 100
100.000 1.070.000
100
Rp (000) 8.000.000 1.850.000 80.000 29.282 586.039 750.000 1.476.415
100 0,018
356.600
target 60 100 11 80 100 100 100
100.000 940.000
100
Rp (000) 7.000.000 1.850.000 80.000 26.620 537.327 750.000 1.411.814
100 0,018
356.600
Rp (000)
Target
target 50 100 11 75
1.800.000 80.000 122.000 452.750 750.000 1.340.202 100.000 767.000
355.400
100 11 65 100 100 100 100 0,015
100
1.831.360 64.098 201.450 251.812 132.774 1.065.824 91.568 454.092
595.192
100 11 60 95 100 100
Tahun 2021
100
100
Tahun 2020
0,005
100 0
NA
0
70,34
90
50
11 Persentase Penduduk Miskin yang dilatih dan pemberian modal usaha
0,004
1.6.4
100
Program Pemberian pertimbangan, pendapat dan pendampingan Hukum keluarga miskin Program Usaha Kemandirian Penduduk Miskin
100
1.6.3
100
Program Pemenuhan Hak-Hak Dasar Penduduk Miskin
Tahun 2019
100
1.6.2
Persentase Jumlah KK Miskin yang mendapatkan layanan kartu MACCA (%) Persentase RTM yang dibantu dalam pemenuhan hak dasar / beras sejahtera (%) Warga miskin yang mendapat bantuan hukum (%)
6.000.000
Program Perlindungan dan Pemberian Jaminan Sosial
1.800.000
Sosial
1.6.1
80.000
1.6.
124.200
kerusakan saranaprasarana serta fasilitas umum yang diakibatkan oleh bencana dapat berfungsi kembali (%)
493.025
Program rehabilitasi / rekonstruksi pasca bencana
750.000
1.5.6
1.347.656
Persentase korban bencana yang diberi bantuan (%)
355.400
Program tanggap darurat dan logistik
40
1.5.5
100
Meningkatny a kemampuan pencegahan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
11
Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan
70
1.5.4
100
Jumlah PPNS yang dibina
100
Program pengembangan dan pembinaan PPNS Kabupaten / Kota
100
1.5.3
5.000.000
Program peningkatan kapasitas keamanan dan ketertiban
30
1.5.2
Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) (%) Penegakan PERDA (%)
2.747.040
Program Peningkatan dan Kesiagaan serta Pencegahan Bahaya Kebakaran
20
Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan Masyarakat
1.5.1
12,5
1.5.
Tahun 2018
100
Rp (000)
Tahun 2017 target
Rp (000)
Tahun 2016
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
100
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target
Kode
Kondisi Kinerja Bidang Urusan Indikator pada Pemerintahan dan Kinerja Awal Program Prioritas Program RPJMD Pembangunan (outcome) (Tahun 2015)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
VIII - 6
Rp (000) 1.913.861 12.096.828 5.250.615 1.379.460 1.778.920 1.637.352 5.201.254
1.708.100
10,54
1.721.410
105
10.116.315
66.550
10
73.205
60
364.428
2.697.958
target 100 85 50 40 89,75 0,024 174456
10,54 10
100
Rp (000) 340.000 734.000 1.065.000 315.000 350.000 400.000 991.000
1.696.000 60.500
550.000
target 100 85 50 40 89,75 0,024 174456
10,54 10
100
Rp (000) 330.000 2.363.000 1.065.000 290.000 330.000 350.000 943.000
2.185.000 55.000
520.000
Rp (000)
target
target 100 76 40 40
67 25 20 89,55 0,030 150702 8,54 10
92,50
2.399.000 791.000 185.000 270.000 200.000 809.000 2.675.000 50.000
400.000
65 20 10 89,50 0,032 143526 7,04 10
90,00
468.828 666.615 114.460 228.920 137.352 692.254 130.805 59.173
347.958
63 15 5 89,30 0,035 136691 5,04
88
Tahun 2021
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
10
60 12,91 2 89,23 0,037 130182 87,90 52,76
89,65
Jumlah Kasus tanah yang diselesaikan
0,026
Progrram Penyelesaiaan Konflik-Konflik Pertnahan
166149
24.4.2
Tahun 2020
97,50
Luas tanah yang tersedia untuk pemakaman umum, tanam, dan Tempat Pengelolaan Sampah (Ha)
325.000
Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
3.083.000
Pertanahan
2.4.1
865.000
2.4.
255.000
Skor pola pangan harapan
310.000
Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Pengawasan Keamanan Pangan
300.000
2.3.2
900.000
Ketersediaan Pangan Utama (beras) (Ton)
460.000
Program Penyelenggaraan Ketahanan Pangan
100
Pangan
2.3.1
72
2.3.
30
Rasio KDRT (%)
30
Program Peningkatan Kualitas keluarga dan Perlindungan Anak
89,60
2.2.2
0,028
Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan (%)
158237
Program Pemberdayaan Perempuan dan Kestaraan Gender
Tahun 2019
95,00
Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak
2.2.1
320.000
2.2.
3.049.000
Persentasi Perusahaan yang Terdaftar dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerj aan
798.000
Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
220.000
2.1.3
290.000
Pencari Kerja Yang ditempatkan (%)
250.000
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
866.000
2.1.2
420.000
Tenaga kerja yang bersertifikat keahlian cukup (%)
100
Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja
315.000
Tenaga Kerja
2.1.1
100
2.1.
283.861
Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Berrkaitan Dengan Pelayanan Dasar
95
2
NA
Program Rehabilitasi Sosial
Rp (000)
Tahun 2018 Target
Rp (000)
Tahun 2017 target
Rp (000)
Tahun 2016
1.6.5
NA
Persentase PMKS yang mendapat layanan program kesejahteraan sosial
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target
Kode
Kondisi Kinerja Bidang Urusan Indikator pada Pemerintahan dan Kinerja Awal Program Prioritas Program RPJMD Pembangunan (outcome) (Tahun 2015)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
VIII - 7
2.7.2 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Volume sampah yang tertangani (M3)
2.5.4 Program Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
2.5.5 Program Perlindungan dan konservasi sumber daya alam
2.5.6 Program Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Lingkungan Hidup Persentasi peningkatan kapasitas pengelolaan lingkungan hidup Luas daerah rawan banjir dan longsor yang tertangani (Ha) Jumlah peserta Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Lingkungan Hidup
2.6. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
2.6.1 Program Penataan Administrasi Kependudukan
2.7.
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
2.7.1
Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Kelembagaan Masyarakat Desa / Kelurahan Program Perencanaan Pembangunan Desa
% Desa menyusun RPJMDesa , RKPDesa dan APBDesa tepat waktu
100
366.419
100
658.542
100
641.041
100
699.541
100
680.041
100
693.500
100
3.739.084
64.098
100
131.138
100
138.000
100
145.000
100
153.000
100
160.000
100
791.236
1.000.000
5.732.544
160.988
11.539.701
3742
2.395.000
2.527.800
100
545.000
100
498.000
16.589.148
295,7
3.000.000
295,7
3.000.000
275,56
3.000.000
255,42
591.568
60,00
100.000
60,00
100.000
55,00
100.000
50,00
100.000
10.791.892
66.730
568.000
315
1.159.500
184
2.451.000
1.465
1.495.500
1.626
2.145.000
1.080
2.972.892
62.060
Rp (000)
target
Rp (000)
target
Rp (000)
target
Rp (000)
target
Rp (000)
Target
Rp (000)
target
Rp (000)
Target
Tahun 2021
500
30.000
873,65
2.230.000
100
450.000
100
3.000.000
45,00
100.000
35,00
91.568
25,00
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kepemilikan Akta Kepemilikan Kepemilikan Kematian (%) = 25 KIA (%) = 90 KTP (%) = 100
100
30.000
773,65
2.215.000
673,65
404.000
235,28
3.000.000
215,14
1.589.148
195
Tahun 2020
Kepemilikan Akta Kepemilikan Kepemilikan Kematian (%) = 25 KIA (%) = 90 KTP (%) = 100
1.000.000
100
30.000
100
1.905.000
100
368.000
100
262.800
100
Tahun 2019
Kepemilikan KTP (%) = 98
1.000.000
Kepemilikan KTP (%) = 95
30.000
573,65
1.890.000
473,65
904.701
373,65
Tahun 2018
Kepemilikan Akta Kepemilikan Kematian (%) = 20 KIA (%) = 89
Kepemilikan Akta Kepemilikan Kematian (%) = 15 KIA (%) = 88
1.000.000
75
30.000
75
10.988
50
Tahun 2017
Kepemilikan KTP (%) =92
1.000.000
Kepemilikan KTP (%) = 89
732.544
Kepemilikan KTP (%) = 87
15,33
Tahun 2016
Kepemilikan Akta Kepemilikan Kematian (%) = 10 KIA (%) = 87
Kepemilikan Akta Kepemilikan Kematian (%) = 6 KIA (%) = 86
Kepemilikan Akta Kepemilikan Kematian (%) = 4 KIA (%) = 86
Kepemilikan Kepemilikan KIA (%) = 0 KTP (%) = 85.1
Kepemilikan Kartu Administrasi penduduk dan catatan sipil 180
2.5.3
100
Program Ruang Terbuka Hijau
293,65
2.5.2 Luas Taman Kota yang dibangun, ditata, dan dipelihara (m2) Persentase tersedianya luasan RTH publik selesai 20% dari luas perkotaan
NA
Program Pembangunan, penataan, dan pemeliharaan taman kota
100
Kepemilikan Akta Kematian (%) = 3
Lingkungan Hidup
2.5.1
100
2.5.
NA
Kode Kondisi Kinerja Bidang Urusan Indikator pada Pemerintahan dan Kinerja Awal Program Prioritas Program RPJMD Pembangunan (outcome) (Tahun 2015) Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
LPM aktif
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
VIII - 8
Rp (000) 2.797.263 2.563.624 818.676 9.762.723 1.009.460 11.200.000 11.500.000 895.000
100
935.000
100
18 ttk
371.350
121 ttk
2.584.110
70
165.850
70
795.806
1.253.391
975.000 360.000 137.136
5.180.000
target 100 49 2 77 8 139 6 1.025.000
99 13 ttk 70
100
Rp (000) 520.000 450.000 200.000 1.900.000 200.000 2.000.000 170.000
880.000 348.000 109.690
272.194
target 100 49 2 77 8 139 6 1.025.000
96 13 ttk 70
100
Rp (000) 485.000 450.000 175.000 1.800.000 190.000 2.000.000 164.000
920.000 275.000 198.934
243.030
target 100 49 2,05 76,75 9 136 6 1.000.000
93 13 ttk 70
100
Rp (000) 560.000 420.000 150.000 1.700.000 180.000 2.000.000 153.000
1.235.000 880.000 132.500
216.991
target 100 49 2,10 76,50 10 133 6 975.000
90 55 Titik 70
87
235.000
100
Rp (000) 525.000 390.000 125.000 1.600.000 175.000 2.000.000 8.000.000 147.000
Tahun 2021
349.760
193.742
Target 100 49 2,15 76,25 11 130 6 950.000
Tahun 2020
51.696
95.86
target
Rp (000) 490.000 350.000
49 2,25 75,50 13 124 6 900000
Tahun 2019
9 titik
87.86
Tahun 2018
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
70
49 2,3 75,06 14,88 121 858.240 85.54 85
Pemenuhan Sarana Pengamanan Lalu Lintas (%)
100.000
Program Peningkatan dan Pengamanan lalu lintas
1.500.000
2.9.5
150.000
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitasi LLAJ
2.000.000
2.9.4
Jumlah orang yang terangkut angkutan umum (Orang) Persentasi Prasarana dan Fasilitas LLAJ dalam kondisi baik
3.500.000
Program Pelayanan Angkutan
131.000
2.9.3
172.984
Jumlah Terminal
100
Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan
49
2.9.2
2,20
Panjang jangkauan penerangan (km)
76
Program Penerangan Jalan
12
Perhubungan
2.9.1
127
2.9.
5
Persentase Keluarga Prasejahtera dan sejahtera I yang tertangani
925.000
Program Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
Tahun 2017
93.75
0.8.3
503.624
Ratio Akseptor KB (%) dan Cakupan PUS yang ber-KB (%)
68.676
Program KB
1.262.723
2.8.2
114.460
Total Fertylity Rate (%)
1.200.000
Program Pengendalian Penduduk
-
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
2.8.1
130.000
2.8.
154.450
Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa
100
2.7.4
75
Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan
217.263
Rp (000)
Tahun 2016
2.7.3
6
Persentase swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaa n ekonomi masyarakat Jumlah pemerintah desa yang difasilitasi
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target
Kode
Kondisi Kinerja Bidang Urusan Indikator pada Pemerintahan dan Kinerja Awal Program Prioritas Program RPJMD Pembangunan (outcome) (Tahun 2015)
Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
jumlah layanan Cakupan IT
2.10.2
Program pengembangan komunikasi dan informatika
Jumlah Desa / Kelurahan yang terakses informasi
70
2.10.1
0
2.10. Komunikasi dan Informatika
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
VIII - 9
Rp (000) 412.521 464.703
32
target
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
95
Rp (000) 82.000 95.123
31
target
Tahun 2021
90
Rp (000) 79.500 86.385
30
target
Tahun 2020
85
Rp (000) 67.487 91.205
29
target
Tahun 2019
80-
Rp (000) 70.500 79.550
28
Target
Tahun 2018
75
Rp (000) 63.500 59.440
target 27
Rp (000)
Target
Tahun 2017
70
% Peningkatan SDM bidang komunikasi dan informatika
49.534
Program Peningkatan SDM di Bidang Komunikasi dan Informatika
53.000
2.10.4
Tahun 2016
26
Jumnlah Pelaksanaan Diseminasi dan pendistribusi an infromasi pembanguna n daerah melalui media massa dan media lainnya
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
65
Program Kerja Sama Infromasi dan Media Massa
25 kali
2.10.3
0
Kode
Kondisi Kinerja Bidang Urusan Indikator pada Pemerintahan dan Kinerja Awal Program Prioritas Program RPJMD Pembangunan (outcome) (Tahun 2015)
726.399 2.661.054
89,27 99,02
156.000 270.000
89,27 99,02
156.000 397.000
89,22 99,00
137.000 663.000
89,16 98,98
122.000 609.000
89,11 98,96
112.000 581.000
89,05 98,94
UMKM (%)
43.399
Program Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Menengah, Usaha Kecil, dan Usaha Mikro (UMKM)
141.054
2.11.2
89
Koperasi Aktif (%)
98,91
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
98,89
2.11.1
88,94
2.11. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
2.100.000
225
600.000
50
500.000
45
400.000
40
300.000
35
200.000
30
Jumlah investor (PMDN / PMA)
100.000
Program Peningkatan Iklim dan Promosi Investasi
25
2.12.1
20
2.12. Penanaman Modal
2.737.333 186.788 9.650.250
28 20 25
462.725 31.575 1.830.700
28 4 25
462.725 31.575 1.830.700
28 4 25
462.725 31.575 1.685.700
27 4 24
462.725 31.575 1.565.700
26 3 23
25
462.725 31.575 1.445.700
20
3
Jumlah Organisasi Olah Raga
22
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga
423.708
2.13.3
28.913
Jumlah Kegiatan Kepemudaan
1.291.750
Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda
24
2.13.2
2
Jumlah Organisasi Pemuda
21
Program Peningkatan Peran serta Kepemudaan
2
2.13.1
23
2.13. Kepemudaan dan Olahraga
634.450
100%
708.250
100%
632.350
100%
748.650
100%
693.500
100%
716.000
100%
4.133.200
50.000
100
50.000
100
50.000
100
50.000
100
50.000
100
50.000
100
300.000
Persentase Ketersediaan Data / Informasi Pembanguna n Daerah (%)
100%
Program Pengembangan Statistik Daerah
100
2.14.1
90%
2.14. Statistik
2.15.1
Program penyelenggaraan Persandian
Infromasi yang diamankan (%)
100
2.15. Persandian
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
VIII - 10
2.17.1 Program Penyelamatan dan Pelestarian dokumen / arsip daerah
3 Urusan Pilihan
3.1. Kelautan dan Perikanan
3.3.1 Program Pengembangan Budidaya Perikanan dan Perikanan Tangkap Produksi ikan (ton)
3.3.2 Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan Jumlah jenis olahan hasil perikanan lokal di pasaran
3.2. Pariwisata
3.2.1 Program Pengembangan Destinasi dan Pemasaran Pariwisata
3.3. Pertanian
3.3.1 Program Peningkatan Produksi, produktifitas dan mutu hasil tanaman pangan Peningkatan Jumlah Produksi Pertanian Tanaman Pangan 14.000.000
65.603.288
5.926.620
1.040.758
7 jenis
18.136.383
4.392,30 ton
4.875.949
738.164
31
172.625
6
154.397
6
137.703
2.879.237
30,75
555.335
30,75
572.710
30,23
519.735
29,69
483.549
4.669.408
26,87
900.000
26,87
870.000
25,37
850.000
23,88
800.000
22,39
700.000
Rp (000)
target
Rp (000)
target
Rp (000)
target
Rp (000)
target
Rp (000)
Target
Rp (000)
target
Rp (000)
Target
Tahun 2021
248.200
235.000
930.000
4.392,30 ton
4.332.749
3.993 ton
3.247.749
5
122.760
29,20
488.728
19,40
549.408
17,91
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kedelai (pipilan kering) Jagung (Pipilan Kering) Padi (GKG) = 334.935 = 7.920 ton (4%) = 48.476 ton (3%) ton (3%)
7 jenis
210.000
248.200
1.055.000
7 jenis
175.000
3.630 ton
2.539.866
5
108.031
28,71
259.180
28,12
Tahun 2020
Kedelai (pipilan kering) Jagung (Pipilan Kering) Padi (GKG) = 334.935 = 7.920 ton (4%) = 48.476 ton (3%) ton (3%)
13.000.000
234.126
1.723.000
6 jenis
160.000
3.300 ton
1.922.261
5
42.648
3
Tahun 2019
Kedelai (pipilan kering) Jagung (Pipilan Kering) Padi (GKG) = 324.896 = 7.600 ton (4%) = 47.247 ton (3%) ton (3%)
12.000.000
221.920
895.000
6 jenis
145.200
3.000 ton
1.217.809
2.700 ton
Tahun 2018
Kedelai (pipilan kering) Jagung (Pipilan Kering) Padi (GKG) = 314.950 = 7.288 ton (4%) = 46.052 ton (3%) ton (3%)
11.000.000
211.100
770.000
6 jenis
115.558
5 jenis
14,93
Tahun 2017
Kedelai (pipilan kering) Jagung (Pipilan Kering) Padi (GKG) = 305.125 = 6.984 ton (4%) = 44.875 ton (3%) ton (3%)
10.000.000
201.300
553.620
192.776
27
Kode
Tahun 2016
Kedelai (pipilan kering) Jagung (Pipilan Kering) Padi (GKG) = 295.392 = 6.690 ton (5%) = 43.722 ton (3%) ton (3%)
5.603.288
Kedelai (pipilan kering) Jagung (Pipilan Kering) Padi (GKG) = 285.776 = 6.401 ton (28%) = 42.602 ton (9%) ton (3%)
Jumlah Wisatawan 1
Cakupan SKPD yang dibina dalam penerapan arsip secara baku
1.615,91 ton
Persentase bahan pustaka yang diadakan
5 jenis
Program Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan Cakupan Keragaman dan kekayaan budaya yang dilestarikan dan dikembangka n (%)
185.180
2.17.1 Program Pengelolaan dan Pengembangan Keragaman dan Kekayaan Budaya
Kedelai (pipilan kering) Jagung (Pipilan Kering) Padi (GKG) = 226.433 = 4.947 ton (16,98%) = 41.127 ton (14,84%) ton (-23.94%)
2.16.1
Kondisi Kinerja Bidang Urusan Indikator pada Pemerintahan dan Kinerja Awal Program Prioritas Program RPJMD Pembangunan (outcome) (Tahun 2015) Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
2.16. Kebudayaan
2.17. Perpustakaan
2.18. Kearsipan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
VIII - 11
3.3.4
3.3.5
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu dan Pemasaran Hasil Pertanian Program penguatan Kelembagaan Pelaku Utama
Lembaga Petani yang mandiri (%)
141.883
4
145.000
4
145.000
4
145.000
5
145.000
5
145.000
5
866.883
30
585.000
35
460.000
40
495.000
45
520.000
50
760.000
50
3.200.007
Jumlah Jenis Komoditi yang dipasarkan
380.007
Ketersediaan Alsintan 75.314.762
52,87
13.123.038
14.553.881
Populasi Unggas Populasi Kambing Populasi Sapi = Ubi Jalar = 447 ton = 2.365.000 ekor = 37.500 ekor 65.000 ekor (15%)
3.174.072
Populasi Unggas Populasi Kambing Populasi Sapi = Ubi Jalar = 447 ton = 2.365.000 ekor = 37.500 ekor 65.000 ekor (15%)
3.171.072
Ubi Kayu = 1.917 ton (24%)
Ubi Kayu = 1.917 ton (24%)
Ubi Kayu = 1.552 ton (27%)
Kacang Hijau = Kacang Tanah (Ton) 552 ton (10%) = 1046 (12%)
Kacang Hijau = Kacang Tanah (Ton) 1.320 ton (10%) = 1046 (12%)
Kacang Hijau = Kacang Tanah (Ton) 1.240 ton (10%) = 936 (13%)
Kacang Hijau = Kacang Tanah (Ton) 1.163 ton (11%) = 829 (14%)
Rp (000)
target
Rp (000)
target
Rp (000)
target
Rp (000)
target
Rp (000)
Tahun 2021
37.159.888
7.293.038
52,87
13.095.750
Populasi Unggas Populasi Kambing Populasi Sapi = Ubi Jalar = 390 ton = 2.250.000 ekor = 35.000 ekor 60.000 ekor (16%)
2.600.072
Ubi Kayu = 1.222 ton (32%)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
15.830.083
2.830.000
151
6.945.750
50,61
12.810.000
Populasi Unggas Populasi Kambing Populasi Sapi = Ubi Jalar = 336 ton = 2.140.000 ekor = 33.000 ekor 55.000 ekor (17%)
2.647.572
Target
Rp (000)
Tahun 2020
469
3.150.000
116
6.615.000
48,3
12.450.000
Populasi Unggas Populasi Kambing Populasi Sapi = Ubi Jalar = 286 ton Ubi Kayu = 927 Kacang Hijau = Kacang Tanah (Ton) = 2.040.000 ekor = 30.000 ekor 52.000 ekor (19%) ton (39%) 1.087 ton (12%) = 725 (16%)
2.117.422
target
Rp (000)
Target
Tahun 2019
412
3.195.000
81
6.300.000
45,94
12.045.000
Populasi Unggas Populasi Kambing Populasi Sapi = Ubi Jalar = 240 ton Ubi Kayu = 667 Kacang Hijau = Kacang Tanah (Ton) = 1.942.500 ekor = 27.000 ekor 49.000 ekor (22%) ton (50%) 1.014 ton (13%) = 624 (19%)
843.671
Populasi Unggas Populasi Kambing Populasi Sapi = Ubi Jalar = 197 ton Ubi Kayu = 444 Kacang Hijau = Kacang Tanah (Ton) = 1.850.000 ekor = 24.000 ekor 46.000 ekor (60%) ton (242%) 944 ton (121%) = 526
Tahun 2018
341
3.150.000
270
6.000.000
43,45
11.790.974
41,04
Tahun 2017
5793
3.045.000
235
4.006.100
200
Tahun 2016
5722
460.083
5651
Panjang Jalan Usaha Tani / produksi (km)
4
Persentase Peningkatan luas areal tanam komoditi tanaman pangan (%)
25
program penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana pertanian / perkebunan Kacang Hijau Populasi Unggas Populasi Kambing Populasi Sapi = Ubi Jalar = 123 ton Ubi Kayu = 231 Kacang Tanah = 406 (Ton) = 329 (= 1.818.784 ekor = 21.829 ekor 41.327 ekor (146%) ton (-70,61%) ton (-67,55%) 51,33%)
3.3.3 24,47
Peningkatan jumlah populasi ternak
165
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
5580
3.3.2
20
Kode Kondisi Kinerja Bidang Urusan Indikator pada Pemerintahan dan Kinerja Awal Program Prioritas Program RPJMD Pembangunan (outcome) (Tahun 2015) Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
VIII - 12
Program Pengembangan Sutra Alam Produksi kokon (kg)
3.3.9 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Persentase jenis kasus penyakit ternak (%)
3.3.10 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan Peningkatan penyebarluas an informasi tentang produk dan inovasi hasil peternakan
3.3.11 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan jumlah kelompok yang menerapkan teknologi tepat guna
3.3.12 Program Pengembangan dan Pengelolaan Perlindungan Lahan Pertanian Jumlah Regulasi Lahan Pangan Berkelanjuta n (perda)
3.3.13 Program Peningkatan Produksi dan Roduktifitas tanaman hortikultura Peningkatan jumlah produksi tanaman hortikultura 1.800.000
7.399.923
400.000
1
50.000
2.574.119
68 kelompok
641.380
380.749
22 kali
163.650
5 kali
13.650
4.762.560
0
443.380
0
443.380
10
443.380
5.000.000
19,721
1.000.000
19,721
1.000.000
17,721
1.000.000
15,521
1.000.000
1.252.098
119
195.700
20
195.700
20
190.200
20
235.700
30
370.700
12.500.000
Tembakau = Kakao =13.902 106,99 ton ton
2.700.000
Tembakau = Kakao =13.902 106,99 ton ton
2.600.000
Tembakau = Kakao =13.630 94,11 ton ton
2.500.000
Tembakau = Kakao =13.363 81,23 ton ton
2.400.000
Tembakau = Kakao = 13.101 86,35 ton ton
2.300.000
Tembakau = Kakao = 12.844 73,47 ton ton
Tembakau = Kakao = 12.592 60 ton ton
Rp (000)
target
Rp (000)
target
Rp (000)
target
Rp (000)
target
Rp (000)
Target
Rp (000)
target
Rp (000)
Target
Tahun 2021
Pisang = Durian = Cabe Rawit Cabai Merah Bawang Merah 1.600 ton 430 = 150 ton = 160 ton = 200 ton
3 kelompok
555.000
4 kali
13.650
20
443.380
13,321
1.000.000
18
64.098
11
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Mangga = 5.250 ton
Pisang = Durian = Cabe Rawit Cabai Merah Bawang Merah 1.600 ton 430 = 150 ton = 160 ton = 200 ton
50.000
3 kelompok
518.550
4 kali
13.650
30
2.648.380
10,021
6,721
Tahun 2020
Mangga = 5.250 ton
1.600.000
Pisang = Durian = Cabe Rawit Cabai Merah Bawang Merah 1.600 ton 430 ton = 150 = 160 ton = 200 ton
50.000
3 kelompok
448.900
4 kali
163.650
40
340.660
50
Tahun 2019
Mangga = 5.000 ton
1.400.000
Pisang = Durian = Cabe Rawit Cabai Merah Bawang Merah 1.550 ton 430 ton = 150 ton = 160 ton = 200 ton
50.000
3 kelompok
271.600
3 kali
12.499
3 kali
Tahun 2018
Mangga = 4.750 ton
1.200.000
200.000
3 kelompok
138.689
3 kelompok
Tahun 2017
Pisang = Durian = Cabe Rawit Cabai Merah Bawang Merah 1.500 ton 430 ton = 150 ton = 150 ton = 160 ton
1.000.000
1
0
Tahun 2016
Mangga = 4.500 ton
Pisang = Durian = Cabe Rawit Cabai Merah Bawang Merah 1.450 ton 400 ton = 120 ton = 120 ton = 180 ton
399.923
Mangga = 4.250 ton
Bawang Merah = 150 ton
Pisang = Durian = Cabe Rawit 1400 ton 350 ton = 90 ton
Mangga = 4.000 ton
Tembakau = Kakao = 12.345 45,38 ton ton
3.3.8 73
Jumlah Unit Pengolahan Hasil Perkebunan (Unit)
4.391,406
Program Peningkatan Pasca Panen, Pemasaran dan promosi Hasil Perkebunan
50
3.3.7
3 kali
Peningkatan jumlah produksi tananaman perkebunan
50 kelompok
Program Peningkatan Produksi, produktifitas dan mutu Hasil Perkebunan
0
3.3.6
Pisang = Durian = Mangga = Cabe Rawit Cabai Merah Bawang Merah 1.395,10 304,50 3.718,5 ton = 59,40 ton = 74,50 ton = 79,50 ton ton ton
Kode Kondisi Kinerja Bidang Urusan Indikator pada Pemerintahan dan Kinerja Awal Program Prioritas Program RPJMD Pembangunan (outcome) (Tahun 2015) Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
VIII - 13
Rp (000)
target
Rp (000)
9.424.422 851.582 750.000 28.179.199 220.800
481.000
33,99
498.000
37,25
350.000
37,25
2.556.446
245.675
9550000
245.675
9550000
245.675
9550000
1.453.335
445.687
13 3000 17 99,00
30,37 8400000
47500
150.000 8.000.000 35.000
517.000 245.675
93.000
3000 17 99,00
26,33 7350000
10000
150.000 8.000.000 37.000
593.000 245.675
85.000
3000 17 98,00
21,80 6450000
9000
150.000 5.000.000 35.000
117.446 224.960
69.000
3000 15 97,00
16,67
8000
150.000 4.000.000 33.000
83.144
603.190
100
96
1.710.000
96
1.690.000
Kencur = Jahe = 30 25 ton ton
target
Tahun 2021
Kencur = Jahe = 30 25 ton ton
Rp (000)
target 95
1.635.000
94
Kencur = Jahe = 28 25 ton ton
Rp (000)
target
Rp (000) 1.575.000
Kencur = Jahe = 26 25 ton ton
Target Kencur = Jahe = 25 25 ton ton
Rp (000)
target Kencur = Jahe = 22 25 ton ton
Rp (000)
Target Kencur = Jahe = 20 20 ton ton
Tahun 2020
575000
68.000
8 93,94 % 4851,00 0,33 430000
Pendapatan perkapita transmigran
93
Program Perencanaan, dan Pengembangan kawasan transmigrasi
3000
Transmigrasi
3.8.1
13
3.8.
% Pertumbuhan IKM
96,00
Program Pengembangan dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Kecil Menengah
7500
Perindustrian
3.7.1
1.505.000
3.7.
150.000
Peningkatn jumlah barang beredar yang diawasi dan peralatan yang digunakan
3.000.000
Program Perlindungan Konsumen
34.000
3.6.3
75.000
% tingkat kestabilan harga barang
92
Program Peningkatan Pelayanan Perdagangan dan Stabilisasi Harga Barang
3000
3.6.2
11
Jumlah Pasar Yang Representatif
95,00
Program Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan
7000
Perdagangan
3.6.1
1.309.422
Energi dan Sumber Daya Mineral
3.6.
Tahun 2019
851.582
3.5.
Tahun 2018
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
603.190
Program Penelolaan Tahura
Tahun 2017
83.144
3.4.4
Jumlah Industri Hasil Hutan yang dibina Luas Tahura (Ha)
179.199
Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan
46.800
3.4.3
55.687
Luas Kerusakan Kawasan Hutan
91
Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
100
3.4.2
13
Luas Lahan yang direhabilitasi (Ha)
0
Program Pemanfaatan Potensi Sumbr Daya Hutan
9
Kehutanan
3.4.1
Tahun 2016
94,00
3.4.
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
6000
% efektifitas penyelenggar aan penyuluhan
13
Program Peningkatan Kapasitas SDM DAN Kelembagaan Penyuluh
0
3.3.14
90
Kencur = Jahe = 3,84 ton 18,56 ton
Kode
Kondisi Kinerja Bidang Urusan Indikator pada Pemerintahan dan Kinerja Awal Program Prioritas Program RPJMD Pembangunan (outcome) (Tahun 2015)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
VIII - 14
Rp (000) 8.106.850 2.894.957 1.247.413 16.663.594 8.071.178 12.169.148 1.132.606
92,27%
2.500.000
92,27%
2.500.000
92,27%
13.423.246
100%
317.190
100%
317.190
100%
1.739.065
17.285.468
target 100 100 87,80 100 100 2,22 100%
2.500.000 265.190
46,78%
Rp (000) 1.917.210 435.000 241.000 3.000.000 1.500.000 2.500.000 118.887
92,27% 100%
3.787.017
target 100 100 87,80 100 100 2,22 98,58%
2.500.000 325.190
10,09%
Rp (000) 1.182.960 405.000 231.000 3.000.000 1.500.000 2.500.000 116.906
92,27% 100%
2.457.017
target 100 100 73,17 100 93,53 2,00 98,58%
2.500.000 325.190
6,20%
Rp (000) 1.058.710 385.000 221.000 3.000.000 1.500.000 2.000.000 115.030
92,27% 100%
3.152.689
target 100 100 58,54 100 87,13 1,80 98,58%
Tahun 2021
923.246
9,39%
Rp (000) 1.216.935 563.000 203.000 3.000.000 1.500.000 2.000.000 135.243
Tahun 2020
189.115
2.062.761
Target
Rp (000)
target
Rp (000)
Target
Tahun 2019
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
92,27%
5,14%
98,58%
1,18
69,46
100
14,63
88,37 100 33,75 1,13 98,58% 5,14% 98,58% 100%
100
Persentase pelayanan kepegawaian secara tepat waktu
100
Program Penyelenggaraan Pelayanan Kepegawaian
43,90
4.3.4
100
Persentase pemenuhan ASN
80,73
Program Perencanaan dan Mutasi Kepegawaian ASN
1,59
4.3.3
98,58%
Persentase PNS yang mengikuti diklat pada BKD Kabupaten Soppeng sesuai analisis kebutuhan diklat
Tahun 2018
6,71%
Program Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan dan Dalam Jabatan
1.030.960
4.3.2
900.000
Tingkat kedisiplinan ASN (%)
193.000
Program Peningkatan Disiplin dan Kinerja Aparatur
3.000.000
Kepagawaian dan Diklat
4.3.1
1.500.000
4.3.
2.000.000
% Peningkatan PAD
107.541
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
4.260.456
4.2.3
100
% SKPD dengan Pencatatan Aset yang benar
100
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Barang Milik Daerah.
29,27
4.2.2
100
% Penetapan Dokumen Pengelolaan Keuangan daerah tepat waktu
74,33
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah.
1,39
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
4.2.1
98,58%
4.2.
Tahun 2017
9,25%
Persentase ASN yang meningkat kompetensin ya dalam hal perencanaan
1.700.075
Program Peningkatan Kapasitas SDM Perencanaan Pembangunan daerah
206.957
4.1.3
158.413
% program RPJMD yang dijabarkan kedalam RKPD
1.663.594
Program Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
571.178
4.1.2
1.169.148
% Ketersediaan dokumen RPJPD, RPJMD dan RKPD yang sesuai dengan regulasi
538.999
Program Perencanaan Pembangunan Daerah
1.565.528
Perencanaan Pembangunan daerah
4.1.1
100
4.1.
Tahun 2016
100
Urusan Fungsi Penunjang
100
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
100%
Kode
Kondisi Kinerja Bidang Urusan Indikator pada Pemerintahan dan Kinerja Awal Program Prioritas Program RPJMD Pembangunan (outcome) (Tahun 2015)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
VIII - 15
Rp (000)
Rp (000)
Tahun 2021 target
Rp (000)
Tahun 2020 target
Rp (000)
Tahun 2019 target
Rp (000)
Tahun 2018 Target
Rp (000)
Tahun 2017 target
Rp (000)
Tahun 2016
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD target
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Target
Kode 4.4.
Kondisi Kinerja Bidang Urusan Indikator pada Pemerintahan dan Kinerja Awal Program Prioritas Program RPJMD Pembangunan (outcome) (Tahun 2015) Pemerintahan Umum
20.379.360 775.000 2.806.153 7.968.442 7.968.442 4.136.925 5.842.574
1.212.765
2 150 16
100
2.367.025
4.604.472
1.019.083
600 B 100 100 100 Ada
4.300.867 185.000 442.590 1.346.663 1.346.663 215.068 971.729 499.538 873.059 1.257.445
255.942
100 B 100 100 100 Ada 100 2 150 16
100
3.909.879 170.000 442.590 1.346.663 1.346.663 195.516 883.390 454.125 793.688 1.143.131
232.675
100 B 100 100 100 Ada 100 2 150 16
100
3.554.436 155.000 442.590 1.346.663 1.346.663 177.742 803.082 412.841 721.536 1.039.210
211.523
100 CC 100 100 100 Ada 100 2 150 16
100
3.231.305 140.000 443.893 1.346.663 1.346.663 161.583 730.075 375.310 655.941 944.736
192.293
100 CC 100 100 100 Ada 100 2 150 16
100
2.937.550 125.000 353.206 1.346.663 1.346.663 146.894 663.705 341.191 596.311 858.852
174.812
100 100 100 Ada 100 2 150 16
100
681.284
90
CC
2.445.323
100 80
C 70
C 1.235.127
Program penataan peraturan perundang-undangan
1.235.127
4.4.11
Jumlah Updating informasi daerah ke website Pemda (Hari) Jumlah RANPERDA
122.280
Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa
552.491
4.4.10
4.4.9
284.020
Tertanganiny a Kasus Pengaduan di lingkup Pemerintah Daerah terlaksanany a aktifitas keprotokolan daerah
145.520
Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH Program pembinaan dan pengembangan keprotokoleran
496.390
4.4.8
599.200
Persentase Penyelesaian Pengadaan Barang / Jasa Tepat Waktu
100
Program penyelenggaraan layanan pengadaan barang dan jasa
100
4.4.7
Ada
Terwujudnya Dokumen Pelaporan data capaian fisik dan pembinaan jasa konstuksi
100
Program pengendalian administrasi pembangunan daerah
2
4.4.6
100
Terfasilitasin ya kegiatan kesejahteraan rakyat, Keagamaan dan penanggulang an narkoba
150
Program Koordinasi dan fasilitasi kesejahteraan rakyat, keagamaan dan penanggulangan narkoba
16
4.4.5
NA
Program fasilitasi dan koordinasi kebijakan pemda
NA
4.4.4
Ada
Persentase SKPD yang Kelembagaan nya telah sesuai dengan kebutuhan berdasarkan peraturan perundangundangan Persentase SKPD yang terfasilitasi
100
4.4.3
4
Program Peningkatan Pengembangan Sistem evaluasi kinerja dan penyelenggaraan pemerintah daerah Program Penguatan Kelembagaan daerah
100
4.4.2
Persentase pemenuhan Kebutuhan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Opini laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
ND
Program Peningkatan Kedinesan KDH dan WKDH
16
4.4.1
100
SEKDA
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
VIII - 16
Rp (000) 2.564.902
target
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
100
Rp (000) 526.890
target
Tahun 2021
100
Rp (000) 490.012
target
Tahun 2020
100
Rp (000) 458.174
target
Tahun 2019
100
Rp (000) 430.591
Target
Tahun 2018
100
Rp (000) 471.101
target
Tahun 2017
100
Rp (000)
Target
Tahun 2016
188.134
Terwujudnya Pengembanga n Kapasitas Kinerja Pelayanan Publik
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
100
Program pengembangan kapasitas kinerja pelayanan publik
100
Kode 4.4.12
Kondisi Kinerja Bidang Urusan Indikator pada Pemerintahan dan Kinerja Awal Program Prioritas Program RPJMD Pembangunan (outcome) (Tahun 2015)
75.817.933
8 100
2
13.960.000
8 100
2
13.761.000
8 100
2
13.163.000
8 100
2
12.570.000
8 100
2
11.972.500
8 100
2
10.391.433
8 2 100
Persentase kegiatan pengawasan atas pelaksanaan perda yang terlaksana
2
Jumlah Penetapan Ranperda menjadi perda Jumlah Penetapan Ranperda APBD tepat waktu
100
Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
7
SEKWAN 4.4.22
14.825.230
120
3.000.000
120
2.890.000
150
2.675.000
180
2.450.000
210
2.245.000
240
Menurunnya Jumlah Temuan LHP
1.565.230
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Profesionalisme pengawas
270
4.4.23
303
INSPEKTORAT
3.099.346 868.825
100 83
668.725 188.370
100 83
581.500 163.800
100
539.500 150.000
100 81
490.660 137.300
100
446.870 125.100
372.091
100 79
Tingkat partisipasi masyarakat dalam pesta demokrasi (%)
100
Terciptanya situasi kondusif (%)
104.255
4.4.25
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program Pendidikan Politik Masyarakat
77,06
4.4.24
100
KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
3.082.959
100
432.500
100
507.500
100
567.500
100
482.500
100
464.500
100
Persentase Izin yang diterbitkan berdasarkan rekomendasi teknis
628.459
Program Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan
100
4.4.26
100
KPT
945.000 6.000.000
1.285.000
200 100%
100
160.000 1.000.000
216.000
40 100%
100
160.000 1.000.000
216.000
40 100%
100
160.000 1.000.000
216.000
40 100%
100
160.000 1.000.000
216.000
40 100%
100
160.000 1.000.000
421.000
100 40
Persentase Kelembagaan dan Penyelenggar a ibadah Desa / Kelurahan yang dibina
100%
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Dan Masyarakat Desa / Kelurahan
145.000
4.4.29
1.000.000
Jumlah rekomendasi yang dihasilkan
0
Program Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan
0
4.4.28
100%
persentase jenis pelayanan yang telah dilaksanakan
0
Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)
0
KECAMATAN 4.4.27
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
VIII - 17
Rp (000) 464.847.882 145.796.131 51.136.967 16.896.570
4.463.123.246
target 100 100 100
100
Rp (000) 116.804.714 12.908.597
39.117.873
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
4.261.197
982.617.673
target 100 100 100
100
Rp (000) 97.337.262 10.757.164
34.168.116
Tahun 2021
3.550.998
885.217.100
target 100 100 100
100
Rp (000) 77.869.810 8.605.731
22.594.970
Tahun 2020
2.840.798
792.903.593
target 100 100 100
100
Rp (000) 77.618.347,63 8.350.835,13
27.119.673,52
Tahun 2019
2.772.638,50
705.152.823
Target 100 100 100
100
Rp (000) 49.911.678 11.940.499 5.507.668
target 100 100
100
Rp (000)
Target
Tahun 2018
1.818.111
621.442.674
Jumlah
100
Persentase penyusunan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan tepat waktu
45.306.071
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan
10.854.999
5.1.4
5.006.971
Persentase PNS berkinerja baik
Tahun 2017
1.652.828
Program Peningkatan Profesionalisme Aparatur
475.789.384
5.1.3
100
Persentase pemenuhan kebutuhan sarana prasarana perkantoran
100
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Tahun 2016
100
5.1.2
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
100
Persentase penyelesaian kegiatan tepat waktu
NA
Program Pelayanan Perkantoran
NA
NON URUSAN
5.1.1
NA
5
NA
Kode
Kondisi Kinerja Bidang Urusan Indikator pada Pemerintahan dan Kinerja Awal Program Prioritas Program RPJMD Pembangunan (outcome) (Tahun 2015)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB VIII
VIII - 18
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai. Indikator kinerja daerah pada RPJMD Tahun 2016-2021 dirumuskan berdasarkan hasil analisis pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian kinerja program (outcome) terhadap tingkat capaian indikator kinerja daerah. Penetapan indikator kinerja daerah terhadap capaian kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 diuraikan pada tabel berikut ini :
Satuan
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah
7,65 7.853.193,34 10.426.735,01 29.140.000,00 42.828.000,00
7,65 7.853.193,34 10.426.735,01 29.140.000,00 42.828.000,00
7,43 7.295.116,89 9.805.882,81 27.874.000,00 40.176.000,00
7,22
7,08
6,95
6.790.577,02 9.185.030,62
Rp
26.608.000,00 37.524.000,00
- Harga Konstan (Rp.)
6.333.311,90 8.564.178,42
Rp
25.342.000,00 34.872.000,00
PDRB Perkapita atas Dasar : - Harga Berlaku (Rp.)
5.914.560,98 7.943.326,22
Rp
24.076.000,00 32.220.000,00
- Harga Konstan (juta rupiah)
6,89
Rp
5.530.211,30 7.322.474,02
- Harga Berlaku (juta rupiah)
22.810.000,00 29.568.000,00
%
5.173.740,57 6.678.866,84
Pertumbuhan Ekonomi (%) PDRB atas Dasar :
6,09
INDIKATOR MAKRO
21.610.000,00 27.360.000,00
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 1
14,8
9
69,12 0,35 7,26
16.446
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
3-4 4,58 66,93 7336,15
14,8
9
69,12 0,35 7,26
16.446
2021
3-4 4,58 66,93 4017,39
16.941 69,02 0,36 7,48 8,8 14,5
17.437 68,93 0,37 7,70 8,6 14,3
17.932 68,83 0,38 7,92 8,3 14 662,78
18.428 68,73 0,39 8,14 7,9 13,8
18.924
2020
3-4 4,63 66,62 2203,36
%
2019
3-4 4,75 66,30 1208,45
%
2018
3-4 4,80 65,99
Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Laju Inflasi (%)
65,03
Indeks Pembangunan Manusia
659,58
Rp
2017
3-4 5,20 65,67
Pengeluaran Per Kapita (000 Rp)
Tahun
68,64 0,40 8,36
Tahun
7,5
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Harapan Lama sekolah (Tahun)
13,5
Tahun
2016
656,38
Angka Harapan Hidup (Tahun)
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun
3-4 5,48 65,36
%
8,44 19.152,00
Gini Ratio
NA
%
12,00 7,05 68,55
Angka Kemiskinan (%)
655,81
jiwa
NA
Jumlah Penduduk Miskin (jiwa)
Satuan
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
NA
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
98 9 97 83,90 68,3
98 9 97 83,90 68
98 8,8 96,5 83,17 67,7
8,6 97,5 96 82,89 67,4
97 8,3 95,5 82,61 67,2
7,9 96,5 95 82,33
%
66,9
Angka pendidikan yang ditamatkan
96
%
7,5
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/ MTs/ Paket B
94,5
%
82,05
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/ MI/ Paket A
66,6
%
81,77 93,91
%
Angka rata-rata lama sekolah Angka Partisipasi Kasar
66,3
Angka melek huruf
7,04 95,8 8
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar 1. Pendidikan
93 80
93 80
91 76
89 72
87 68
85
%
64
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/ MTs/ Paket B
83
%
60
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/ MI/ Paket A
57,90 81,70
Angka Partisipasi Murni
ASPEK PELAYANAN UMUM
124 50,14
700 950
124 50,14
700 900
122 50,14
680 900
120 50,14
670 870
118 50,14
650 850
116 50,14
630 825
114
112,84 579 817
Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah SMP/ MTs
APS SMP/ MTs
50,14
Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah SD/ MI
50,14
Angka partisipasi sekolah APS SD/ MI
590 820
Pendidikan dasar:
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 2
100
98,5
98,9
67
88,1
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
64,00
100
98,5
98,9
67
88,1
2021
64,00
97
94,6
98,4
66,5
88
2020
60
88 66,5 98 90,7 93,9
88 66,4 97,7 86,8 90,8
87,9 66,4 97,3
87,9 66,4 97
2019
56
%
2018
52
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD): APK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
82,9
%
87,7
Ruang Kelas SMP/ MTs dalam kondisi baik
2017
48
%
81,5
Ruang Kelas SD/ MI dalam kondisi baik
75,1
96,9
Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara) Fasilitas Pendidikan:
79
66,3
Rasio guru terhadap murid SMP/ MTs
2016
84,6
87,9
Rasio guru terhadap murid SD/ MI
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun
44
Satuan
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
39,12
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
0,1 0,40 100 100 100 100 100
0,1 0,40 100 100 100 100 100
0,1 0,45 100 100 100 100 100
0,1 0,50 100 100 100 100 100
0,1 0,55 100 100 100 100 95
0,1 0,60
0,65 0,10 100
100 100 100 100 90
%
100
%
100
Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/ MTs ke SMA/ MA Guru yang memenuhi kualifikasi S1/ D-IV
100
%
85
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/ MI ke SMP/ MTs
0,73
%
98,5
Angka Kelulusan (AL) SMP/ MTs
96,8
%
100,6
Angka Kelulusan (AL) SD/ MI
%
101
%
81,58
Angka Putus Sekolah (APS) SD/ MI Angka Putus Sekolah (APS) SMP/ MTs AngkaKelulusan:
0,1
Angka Putus Sekolah:
69,1 0,0372 2,31 85
69,1 0,0372 2,31 85
69 0,0372 2,31 84
68,9 0,0372 1,50 83
68,8 0,0372 1,50 82
68,7 1,50 81
0,0372
1,50 80
68,6
0,0372
%
0,0372
%
1,50
Persentase balita gizi buruk
tahun
75,68
Angka usia harapan hidup
68,6
2 Kesehatan ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Rasio tenaga medis per satuan penduduk Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
24,08 0,24 0,380 0,0039
24,08 0,24 0,380 0,0039
24,08 0,24 0,380 0,0039
24,08 0,24 0,294 0,0039
24,08
24,08 0,24
0,24
0,24 0,294 0,0039
Rasio dokter per satuan penduduk
0,294 0,0039
0,294 0,0039
0,24
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
0,294 0,0039
24,08
Rasio posyandu per satuan balita
24,08
ASPEK PELAYANAN UMUM
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 3
95
100
100
68
100
100
95
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
62,86 212,50
95
100
100
68
100
100
95
2021
62,86 212,50
94,50
100
100
65
100
100
94,50
2020
62,86 212,50
94
100
100
60
100
99
94,00
2019
62,86 212,50
93,50
100
100
57,5
100
99
93,50
2018
62,86 212,50
93,25
100
100
55
100
98
93,00
2017
62,86 212,50
92,50 98 100 52,5 100
49 100 100 92,86
%
62,86 212,50
%
100
%
%
93
Cakupan pembantu puskesmas
%
2016
62,86 212,50
%
%
92,24
Cakupan puskesmas
%
97,14
%
100
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan Desa/ kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan kunjungan bayi
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 11,26 81,24 100 4,31 0,83 743,209 0,01
11,26 81,24 100 4,31 0,83 743,209 0,01
11,26 77,40 99 4,31 0,82 708,079 0,01
10,77 72,88 98,5 4,11 0,81 666,729 0,01
10,28 67,50 98 3,90 0,8 617,511 0,01
60,81 9,80 97,5 3,69 0,79 0
54,23 9,31
0,27
0,27
0,26
0,25
0,24
0,23
0,22
0,218
%
48 100
1,46
48 100
1,46
47,5 100
1,47
47 100
1,48
46,5 100
1,49
46 100
1,5
45,5 100
%
1,51
% 1,52
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/ saluran pembuangan air ( minimal 1,5 m) Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota
451,167
Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/ Jam )
556,309
0,1800 0
Panjang jalan dilalui Roda 4
97
% 3,49
Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Rasio rumah layak huni
0,78
%
0
Persentase rumah tinggal bersanitasi
496,113
%
9,25
Rasio Jaringan Irigasi
94,7
%
3,03
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
49,32
PekerjaanUmum
45,07
3
Satuan
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
100
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
%
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 4
1,81
0,50
0,009
82,5
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
0,2
1,45
0,50
0,009
82,5
2021
0,2
1,16
0,48
0,010
80
2020
0,2
0,93
0,46
0,011
77,5
2019
0,2
75 0,012 0,44 0,74
72,5 0,013 0,42 0,59
2018
0,1
0,1
0,4
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/ HGB Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan
2017
0,1
Penataan Ruang
70
%
0,014
Lingkungan Pemukiman
0,40
%
2016
0,48
Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun
0,1
Satuan
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015) 0,4 0,00063 68,6
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
ASPEK DAYA SAING DAERAH
4
9.564,79 30.074,03 61.341,84 40,00
40 9.564,79 30.074,03 61.341,84
39 9.564,79 30.074,03 61.341,84
38
Ha
9.564,79 30.074,03 59.827,78
Luas wilayah perkotaan
37
Ha
9.564,79 30.074,03 58.313,71
Luas wilayah kebanjiran
36
Ha
9.564,79 30.074,03 56.799,65
Luas wilayah produktif
35
%
9.564,79 30.074,03 55.285,59
Ketaatan terhadap RTRW
9.564,79 30.074,03 53.771,52 33,33
Penataan Ruang
Perumahan rakyat dan kawasan permukiman; 100 100 100 0,009 83
100 100 100 0,09 89,9
99 99,20 99 0,010 87,71
98 99,00 98,5 0,011 85,57
97 98,88 98 0,012 83,48
96 96,88 97,5 0,013 81,44
%
95
Rumah layak huni
94,88
%
97
Lingkungan pemukiman kumuh
0,014
%
79,86
Rumah tangga berSanitasi
92,88
%
96,1
Rumah tangga pengguna listrik
77,52 0,000063
%
Ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat 95 2,39 5,7 100
21,17
95 2,39 5,7 100
21,17
93 2,39 5,7 100
20,37
90 2,39 5,7 100
19,58
89 2,39 5,6 100
18,78
87 2,39 5,6 100
17,99
85 2,39 5,6
17,24
84 2,39 17,24 %
100
Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/ kelurahan Penegakan PERDA
%
5,6
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk
100
5
Rumah tangga pengguna air bersih
94,7
Perumahan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 5
6
1
1
2021
72,10
1
2020
62,10
1
2019
52,10
1
2018
42,10
1
2017
32,10
1
2016
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
72,10
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun
22,10
1 %
12,10
70
70
60
50
40
30
% 20
Cakupan patroli petugas Satpol PP (dalam 24 jam) Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)
Satuan
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
12,5
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Sosial 6,00 11,19 100
6,00 11,19 100
6,00 10,19 100
6,00 100 9,19
6,00 100 8,19
6,00
6,00 100
100 7,19
%
6,19
%
100
buah
5,19
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi PMKS yg memperoleh bantuan sosial Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
6,00
Sosial
78,20 100 92 50 4,58
78,20 100 92 50 4,58
77,90 100 87 40 4,63
77,60 100 82 30 4,75
77,31 100 77
77,00 100
76,70 100 67
72 20
25 4,80
%
5,20
%
15
%
5,48
%
100
Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun Tingkat partisipasi angkatan kerja Pencari kerja yang ditempatkan Tingkat pengangguran terbuka Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah Pelayanan Kepesertaan Jaminan Sosial bagi Pekerja Buruh Rasio penduduk yang bekerja
NA 12,9 62
%
100 40 27,2
100 40 27,2
100 30 26,9
100 20 26,5
100 10 26,2
100 5 25,9
100 2 25,6
%
25,31
2
100
%
28,6 100 99,90
89,75 0,024 71,45
26,1 100 99,85
89,75 0,024 73,95
23,6 100 99,85
89,65 0,026 76,45
21,1 100 99,80
89,60 0,028 78,95
18,6 100
89,55 0,030 81,45
16,1 89,50 0,032 83,95
99,75
%
100
%
99,70
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan Angka Melek Huruf Perempuan Usia 15 tahun ke atas
13,6
%
89,30 0,035 86,45
Partisipasi angkatan kerja perempuan
100
%
99,65
Rasio KDRT
%
89,23 0,037 88,95
%
100
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Partisipasi perempuan di lembaga swasta
11,1
Pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;
99,62
2
Angka partisipasi angkatan kerja
76,65
Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar 1 Tenaga Kerja
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 6
2018
2019
2020
2021
9 174.456
9 174456
9 166149
9 158237
8 150.702
6
6
7 143.526
100 100 0,50
100 100 0,50
100 100 0,40
100 100 0,39
100 100 0,37
100 100 0,36
%
100 100 0,34
%
100 100 0,33
%
30,52 100 100 100 6,50 100
30,52 % 100 100 100 6,50 100
29,26 100 100 100 6,00 100
28,01 100 100 100 5,50 100
26,75 100 100 100
25,49 99 100
24,23 97,6 100 100
100 4,50
5,00 100
%
100
%
4,00
%
100
%
96,1
Pencemaran status mutu air Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal. Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Penegakan hukum lingkungan
100
%
100
Persentase Penduduk berakses airminum
3,03
%
100
Persentase penanganan sampah
23,26
Lingkungan Hidup
96 100 95,0
ada
ada
diterapkan
diterapkan
528
96 100 95,0
ada diterapkan
528
95 90,0 98
ada diterapkan
440
93 88,8 95
ada diterapkan
367
92 87,8 92
ada diterapkan
306
89 86,8 89
ada diterapkan
255
87 86,3 87
ada diterapkan
178
Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk Ketersediaan database kependudukan skala provinsi Penerapan KTP Nasional berbasis NIK
213
%
85,2
%
85
%
85
Adm Kependudukan dan catatan sipil Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk Rasio bayi berakte kelahiran Kepemilikan KTP
Pemebrdayaan Masyarakat dan desa 0,16 100 100 3 95
1
0,16 100 100 3 40
1
0,14 100 100 3 35
0,9
0,12 0,8
0,1 0,7
0,08 0,6
0,5
100 100 3
% 30
Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat
100 100 3
%
25
Posyandu aktif
100 100 3
%
20
%
PKK aktif
100 100 3
D/ K
0,06
D/ K
15
Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK LPM Berprestasi
0,04
7
136.691
ton
130.182
buah
0,2
6
2017
Pertanahan Persentase luas lahan bersertifikat Penyelesaian kasus tanah Negara Penyelesaian izin lokasi
5
2016
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Pangan Regulasi ketahanan pangan Ketersediaan pangan utama
4
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun
100 100 3
3
Satuan
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
10
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 7
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
77,00 769,00 1,22 8,00 0,54
77,00 769,00 1,22 8,00 0,54
76,75 767,00 1,22
10,00 76,50 765,00 1,22
9,00 0,54
0,54
Rasio Petugas Lapangan KB/ Penyuluh KB (PLKB/ PKB) di setiap desa/ kel.
0,54
Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
11,00 76,25 762,00 1,22
Cakupan peserta KB aktif
0,54
Rasio akseptor KB
0,54
14,88 75,06 750,00 1,22
Rata-rata jumlah anak per keluarga
12,00 76,00 760,00 1,22
pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 13,00 75,50 750,00 1,22
8
Satuan
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
0,54
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
1.487 0,003 6 87,92 11,82
1.427 0,003 6 87,92 11,82
1.368 0,003 1.193.472 6 10,9 87,32
1.313 0,003 1.143.216 6 9,98 86,72
1.259 0,003 1.092.960 6 9,05 86,12
1.208 0,003 1.042.704 6 8,13 85,52
992.448
24 100 122.000 112.000
24 100 122.000 112.000
24 116.000 106.000 97
24 110.000 100.000 94
24 94.000
24
24 82.000
88.000 98.000
104.000 91
%
88
Pemasangan Ramburambu
92.000
BARANG
85
MPU
76.000
24
Menit
86.000
Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) Biaya pengujian kelayakan angkutan umum
%
82
Kepemilikan KIR angkutan umum
%
1.159 0,003
BUAH
6
Jumlah Pelabuhan Laut/ Udara/ Terminal Bis Angkutan darat
7,2
1066
84,92
Jumlah uji kir angkutan umum
1.111 0,003
BUAH
6
Rasio ijin trayek
6,28
orang
84,32
Jumlah arus penumpang angkutan umum
942.192
9 Perhubungan ASPEK PELAYANAN UMUM
25000 6
1050000 0,07
25000 6
1025000 0,07
22950 6
1000000 0,07
0,06 21219 6
975000
0,06 19488 6
950000
0,05 925000 17757 6
900000 16026
orang
6
Jumlah orang/ barang melalui dermaga/ bandara/ terminal per tahun
858240
orang
14295
Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum
6
10
0,04
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
0,05
ASPEK DAYA SAING DAERAH
Komunikasi dan Informatika
ASPEK PELAYANAN UMUM Jumlah jaringan komunikasi
buah
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 8
6
71
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
7 ADA
6
71
2021
7 ADA
6
66
2020
7 ADA
6
61
2019
6 ADA
5
55
2018
6 ADA
5
50
2017
6 ADA
45
kali
ADA
2016
5
Pameran/ expo
buah
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun
5 ADA
buah
40
Jumlah surat kabar nasional/ lokal Jumlah penyiaran radio/ TV lokal Web site milik pemerintah daerah
5
Satuan
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
5 ADA
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
98,54
%
95,67
Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik
92,88
ASPEK DAYA SAING DAERAH
89,27 7172/ 7224 0/ 82 99
89,27 7042/ 7094 0/ 82 99
89,22 6912/ 6964 0/ 77 99
89,16 6782/ 6834 0/ 72 99
89,11 6652/ 6704 0/ 67 99
89,05 6652/ 6574
89
50 618.512.225.296,73 17,21
50 578.048.808.688,53 13,77
45 540.232.531.484,61 11,02
40 504.890.216.340,75 8,81
35 471.860.015.271,73 7,05
30 440.990.668.478,25 5,64
25 412.140.811.661,92
23 20 8 17 1 152
23 20 8 17 1 152
23 20 7 15 1 151
23 20 6 13 1 150
23 20 5 11 1 149
23 20 4 9 0 148
20 3 7 0 147
23 20 2 5 146
ada ada
ada ada
ada ada
ada ada
ada ada
ada ada
ada ada
100
100
100
100
100
100
100
ada
ada ada
ada
100
Statistik Buku ”kabupaten dalam angka” Buku ”PDRB kabupaten”
15
0
Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) Lapangan olahraga
23
Kepemudaan dan Olah raga Jumlah organisasi pemuda Jumlah organisasi olahraga Jumlah kegiatan kepemudaan Jumlah kegiatan olahraga
14
4,51
%
385.178.328.656
Rp
3,61
Rasio daya serap tenaga kerja
20
Penanaman Modal Jumlah investor berskala nasional (PMDN/ PMA) Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/ PMA)
13
%
98,9 0/ 62
Unit
6522/ 6574
Jumlah BPR/ LKM
98,9 0/ 57
Unit
6392/ 6444
Jumlah UKM non BPR/ LKM UKM
Usaha Mikro dan Kecil
12
%
98,9 0/ 52
Persentase koperasi aktif
88,9
ASPEK PELAYANAN UMUM 11 Koperasi, UKM
Persandian Persentasi pengamanan informasi rahasia
100
16 Kebudayaan ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Kebudayaan:
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 9
0,49
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
0
0,49
2021
0
0,48
2020
0
0,47
2019
0
0,46
2018
1
0,45
buah
2017
0
Jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk.
2016
0,44
buah
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun
0
Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk.
0,44
Satuan
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
0
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
14 7 100,00
14 7 100,00
13 7 100,00
13 7 100,00
13 7 100,00
12
12 7 100,00
7
7 100,00
%
1 5,00 30,75
1 5,00 30,75
1 4,40 30,23
1 4,00 29,69
1 3,60 29,20
1 3,30 28,71
1 3,00
%
28,12
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
2,49
%
27,00
unit
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun
1
Perpustakaan Jumlah perpustakaan
83,8 1
83,8 1
67,6 1
51,4 1
24,3
37,8 1
keg
1
Peningkatan SDM pengelola kearsipan
%
0
Pengelolaan arsip secara baku
10,8
Kearsipan 2,2
18
buah
1
17
kali
100,00
Penyelenggaraan festival seni dan budaya Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
11
ASPEK PELAYANAN UMUM
248.200 3,00
248.200 2,70
260.943 2,40
241.206 2,10
224.244 1,80
209.512 1,50
196.596 1,20
%
0,90
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB
orang
185.181
Pariwisata Kunjungan wisata
6,36 60,67 52,99 22,70
6,36 60,67 52,99 22,70
6,33 60,32 52,20 22,35
6,29 22,01
59,97 51,42
21,68
6,26 50,66
Kw / Ha biji Kering
59,63
49,90
- Kedelai
21,35
6,23
Kw / Ha pipilan kering
59,28
- Jagung
49,16
6,19
Kw / Ha GKG
58,94
- Padi
21,02
ton
39,00
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
5,86
Pertanian
20,36
3
5.221,10 54,50 8.771,70 483,2
ton
5.221,10 54,50 8.771,70 483,2
Produksi perikanan kelompok nelayan
4.868,40 50,00 8.527,24 439,3
klp
4.515,70 45,50 8.282,78 399,3
Cakupan bina kelompok nelayan
4.163,00 41,00 8.038,32 363
ton
3.810,30 36,50 7.793,86 330
Konsumsi ikan
3.457,60 32,00 7.549,40 297
ton
58,26
2
Produksi perikanan
3.104,90 27,50 7.304,95 170,7
Urusan Pemerintahan Pilihan 1 Kelautan dan Perikanan
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 10
15,98
20,01
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
90,25 186,07 187,97
15,98
20,01
2021
90,25 186,07 187,97
15,62
19,71
2020
90,17 177,07 174,35
19,42
2019
15,26
19,13 14,89
18,85 14,53
18,57 14,17
13,21
2018
90,09 168,07 160,73
Cakupan bina kelompok petani
Kw / ha umbi basah %
2017
90,01 159,07 147,11
- Ubi Jalar
2016
89,93 150,07 133,49
- Ubi Kayu
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun
89,85 141,07 119,87
- Kacang Hijau
Kw / Ha biji Kering Kw / Ha biji Kering Kw / ha umbi basah
13,80
- Kacang tanah
Satuan
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
89,77 176,15 257,16
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
105,4 110 103,3 105,5
105,4 110 103,3 105,5
105,1 107 102,2 104,7
104 101 104,8 104
104,5 101 99,83 103,2
98,67 102,5 0 98
16,6 1342128,66 83
16,6 1342128,66 83
15,9 1282420,31 80
15,2 1222711,95 77
14,5 1163003,60 74
13,7
13 1043586,89
983878,53
1103295,24 71
15,9 5,2 93,9 37,3
15,9 5,2 93,8 37,3
15 4,7 34 93,8
14 4,2 93,5 30,4
13,1 3,7 93,3 26,3
12,2 3,2 93,1 21,8
%
11,3
Cakupan Bina Kelompok Pengrajin
%
2,71
%
92,9 16,7
Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri Pertumbuhan Industri.
2,21
%
90,5 0,33
Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB
10,4
Perindustrian
Ada/ Tidak ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
Ada/ Tidak ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/ PERKADA
ada
Perencanaan, Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian: Perencanaan:
ada
xx
%
ada
5
Rp.
68
Cakupan bina kelompok pedagang/ usaha informal
%
65,9
Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB Ekspor Bersih Perdagangan
12,3
Perdagangan
ada
4
102,1
- Nilai tukar pembudidaya ikan
104,2
93
- Nilai tukar peternak
95
- Nilaia tukar tanaman perkebunan
103,9
98,47 99,91
- Nilai tukar petani tanaman pangan
97,51 101,8
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah: Nilai tukar petani
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 11
ada
2021
ada
ada
2020
100
ada
2019
100
ada 100
ada
2018
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
5 5 7,65 16.446 ada 95,92 Ada
5 5 7,65 16.446 ada 95,92 Ada
4 4 7,43 16.941 ada 93,88 Ada
4 4 7,22 17.437 ada 93,88 Ada
3 3 7,08 17.932 ada 91,84 Ada
3 3 6,95 18.428 ada 91,84 Ada
3 3 6,89 18.924 ada 87,75
ada Ada/ Tidak ada
87,75
87,75
Ada
%
19.152,00 6,09
3
3
kali
Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
2017
100
orang
2016
ada
Kemiskinan
%
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun
100
Ada/ Tidak ada
ada
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD Kesatuan Bangsadan Politik Dalam Negeri: Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Kegiatan pembinaan politik daerah Pertumbuhan ekonomi
100
Satuan
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
Ada
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
66
64
62
60
58
56
54
buah
2 39 30 90,98 77,69 41842500,00
2 39
2 38 29
2 37 28
2 36 27
2 35 26
2 34 25
30 90,98 77,69 41842500,00
%
86,33 78,37 39366250,00
Produktivitas total daerah
81,68 79,05 36890000,00
%
77,03 79,73 34413750,00
Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita
72,38 80,41 31937500,00
Rp.
67,73 81,09 29461250,00
buah
23
buah
34
2
buah
63,08 81,77 26895000,00
Jenis dan jumlah bank dan cabang Jenis dan jumlah perusahaan asuransi dan cabang Jenis, kelas, dan jumlah restoran Jenis, kelas, dan jumlah penginapan/ hotel Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah: Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita
52
ASPEK DAYA SAING
2
2
3,63
3,45
4,06
2 3,82
4,06
2 4,02
4,21
2 4,24
4,36
2
Hari
4,46
4,51
2
4,66
kali
Lama proses perijinan
4,69
4,81
Jumlah demo
2
%
4,94
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Angka kriminalitas
4,96
Fokus Iklim Berinvestasi
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 12
NO
INDIKATOR KINERJA SPM
Satuan
31
180,83
186,95
193,07
199,19
42,9
41,9
40,9
39,8
16,3
31
174,71
16,3
31
2021
44
14,3
31
2020
168,59
12,2
31
2019
45
10,2
31
2018
162,47
8,16
31
2017
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
46
0 %
2016
6,12
%
Rasio lulusan S1/ S2/ S3
Rasio ketergantungan
31
buah
Target Capaian RPJMD Setiap Tahun
156,35
Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah Persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa Fokus Sumber Daya Manusia Ketenagakerjaan
Satuan
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
47,1
No
Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Kinerja SPM pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian SPM Setiap Tahun
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar
100 77.03 95.83
100
100 77.03 95.83
100
100 73.03 91.83
100
100 69.03 87.83
100
100 65.03 83.83
100
100 61.03
100
100 100
79.83
%
57.03
%
75.83
%
100
Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis; Di setiap SMP tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik; Di setiap SD dan SMP tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya; dan di setiap SMP tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru;
%
53.03
Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD dan 6 km untuk dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil;
100
Pendidikan
71.83
1
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 13
100 100 100 100 100 100 100 100
100
100 100 100 100 100 100 100 100
100
96.87 100.36 100.62 100 100 100 100 100
100
92.87 96.36 99.62 100 100 100 100 100
100
88.87 92.36 98.62 100 100 100
2021
100
100
84.87 88.36 97.62 100 100 100 100
80.87 84.36 96.62 95.91 95 100
76.87 80.36 95.62
2020
100
%
2019
100
%
2018
100
%
100
%
2017
100
%
2016
100
%
90.91
%
92.42
%
100
%
100
Di setiap SD tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan Di setiap SMP tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran; Di setiap SD tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik Di setiap SMP tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan 20% Di setiap SMP tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masingmasing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia,Bahasa Inggris dan PKn Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik Di setiap kab/kota semua kepala SMP berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik; Di setiap kab/kota semua pengawas sekolah/ madrasah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat Pendidik Pemerintah kab/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif;
Satuan
100
INDIKATOR KINERJA SPM
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian SPM Setiap Tahun
100
NO
Kondisi Kinerja SPM pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 14
100
2021
100
2020
100
2019
100
2018
100
100
2017
93 85 93 95 60 95 100 80 100 100 78 ≥ 1/100 Pddk dibawah 15 tahun 40
100
93 85 93 95 60 95 100 80 100 100 78 ≥ 1/100 Pddk dibawah 15 tahun 40
100
93 80 93 95 55 95 100.00 75 100 100 76
100
92 79 93 95 50 94 100 75 100 100 100
90 78 93 94 50 94 98 73 100 100 100
87 77 93 93 45 93 98 73 100 100
85 75 92 92 45 93 98
≥ 1/100 Pddk dibawah 15 tahun
%
40
b. Penemuan Penderita Pneumonia balita ditangani
76
KASUS
≥ 1/100 Pddk dibawah 15 tahun
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
35
%
76
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
≥ 1/100 Pddk dibawah 15 tahun
%
35
Cakupan peserta KB aktif
100
%
76
%
≥ 1/100 Pddk dibawah 15 tahun
%
30
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
70
%
100
Cakupan pelayanan anak balita
100
%
100
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
76
%
≥ 1/100 Pddk dibawah 15 tahun
Cakupan kunjungan bayi
30
%
75.68
Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani
92.24
%
92.86 41.93 91.67
Cakupan pelayanan Ibu Nifas
97.14
%
69.61
Cakupan Pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
100
%
100
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani
100
%
75.74
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
83.70
Kesehatan
2
2
%
2016
100
Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan;
Satuan
100
INDIKATOR KINERJA SPM
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian SPM Setiap Tahun
12.45
NO
Kondisi Kinerja SPM pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 15
65 100 100 100 100 100 100 100
100
100
100
100
100
100
65
2021
100
100
100
100
100
100
100
65
2020
100
100
100
100
100
100
100
60
2019
98,6
57,5 100 100 100 100 100 100
55 100 100 100 100 100 100
52,5 100 100 100 100
48.95
2018
98,6
%
2017
98,6
%
100
%
100
%
2016
97.14
Cakupan desa siaga aktif
%
100
%
204
e. Penemuan Penderita diare
100
%
100
d. Penderita DBD yang ditangani
100
%
100
c. Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam
Urusan Pekerjaan umum dan penataan ruang (Permen PU 1 / 2014)
86.75
84.37
81.99
79.61
77.23
%
74.85
% tersedianya air irigasi untuk pertanian rakayat pada sistem irigasi yang sudah ada sesuai dengan kewenangannya
72.47
%
68.73
% tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum sehari-hari
100 (2019)
Sumber Daya Air:
77.96% 100.00%
77.96% 100.00%
74.12% 100.00%
69.60% 100.00%
64.22% 100.00%
50.95%
57.53% 100.00%
%
100.00%
%
100.00%
Penyediaan Jalan untuk melayani kebutuhan masyarakat Persentase tingkat kondisi jalan kabupaten/kota baik dan sedang Persentase terhubungnya pusat-pusat kegiatan dan pusat produksi (konektivitas) di wilayah kabupaten/kota
49.32%
Sub Bidang Jalan
Sub Bidang Cipta Karya
45.00%
60.00%
81.77%
85.00%
90.00%
90.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
80.00%
%
30.00%
persentase Penduduk yang mendapatkan akses air minum yang aman
30.00%
Penyediaan Air Minum 21.70%
3
Satuan
97.14
INDIKATOR KINERJA SPM
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian SPM Setiap Tahun
29.25%
NO
Kondisi Kinerja SPM pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
Penyediaan Sanitasi Persentase Penduduk yang terlayani sistem air limbah yang memadai
%
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 16
30.00%
2021 30.00%
25.00%
20.00%
2020
100.00% 60.00% 80.00%
100.00% 60.00% 80.00%
75.00%
55.00%
100.00%
70.00% 100.00% 50.00%
15.00% 67.50% 90.00% 45.00%
10.00% 65.00% 90.00% 40.00%
5.00% 62.50%
2019
60.00%
%
2018
45.00%
Persentase Jumlah IMB yang diterbitkan
%
2017
30.00%
Persentase penduduk yang telayani sistem jaringan drainase skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 6 jam) lebih dari 2 kali setahun Penataan Bangunan dan Lingkungan
90.00%
%
35.00%
Persentase pengoperasion TPA
2016
15.00%
%
3.34%
Persentase Pengangkutan sampah
60.00%
%
90.00%
Persentase pengurangan sampah diperkotaan
30.00%
Satuan
14.27%
INDIKATOR KINERJA SPM
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian SPM Setiap Tahun
15.00% 100.00% 100.00%
60.00%
15.00% 100.00% 100.00%
60.00%
12.50% 100.00% 100.00%
60.00%
10.00% 100.00% 100.00%
60.00%
7.50% 100.00% 80.00%
45.00%
5.00% 100.00%
30.00%
2.50% 20.00%
60.00%
%
100.00%
%
40.00%
%
20.00%
Sub Bidang Jasa Konstruksi Pengembangan Sistem Informasi Jasa Konstruksi Persentase tersedianya 7 (tujuh) jenis informasi Tingkat Kabupaten/Kota pada Sistem Informasi Pembina Jasa Konstruksi (SIPJAKI); Perizinan Jasa Konstruksi Persentase tersedianya layanan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) dengan waktu penerbitan paling lama 10 (sepuluh) Hari Kerja setelah Persyaratan Lengkap. Sub Bidang Penataan Ruang Informasi Penataan Ruang Persentase tersedianya informasi mengenai rencana tata ruang (RTR) wilayah Kabupaten/Kota berserta rencana rincinya melalui peta analog dan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik
%
100.00%
Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh diperkotaan
1.13%
Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan
5.00%
NO
Kondisi Kinerja SPM pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 17
60.00% 50.00% 83.00%
60.00%
2021
50.00% 83.00%
55.00%
50.00%
45.00%
35.00%
2020
40.00% 82.00%
%
2019
30.00% 81.00%
Cakupan Layanan rumah layak huni yang terjangkau
2018
20.00% 80.00%
%
2017
10.00% 79.00%
Cakupan Ketersediaan Rumah Layak Huni
25.00%
%
2016
78.00%
persentase tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Rumah Layak Huni dan Terjangkau
15.33%
Satuan
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian SPM Setiap Tahun
5.00%
4
INDIKATOR KINERJA SPM
77.52%
NO
Kondisi Kinerja SPM pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
50.00% 93%
50.00% 93%
45.00% 91%
40.00% 90%
35.00% 89%
30.00% 87%
25.00% 85%
Persentase
Sosial 11,5
11,5
10,5
9,5
8,5
7,5
6,5
5,5%
%
11,5
11,5
10,5
9,5
8,5
7,5
6,5
% 5,5%
100%
100%
100%
100%
8,5
9,5
10,5
11,5
100%
100% 7,5
Belum ada kegiatan kegiatan WKBSM di Dinas Sosial
100%
%
6,5
% 11,5
Persentase PMKS skala Kab/Kota yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar Persentase yang menerima program pemberdayaan sosial melalui program pemberdayaan sosial melalui Klompok Usaha Bersama atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya Persentase Panti Sosial skala Kabupaten/Kota yang menyediakan sarana prasarana Pelayanan Kesejahteraan Sosial Persentase Wahanan kesejahteraan sosial berbasis masayarakat (WKBSM) yang mnyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial Persentase korban bencana skala kabupaten/kota yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat
100%
6
Ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K-3 (Ketertiban, Keindahan, Ketentraman) di Kabupaten/Kota
5,5%
5
%
84%
Cakupan Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan PSU
20.00%
Lingkungan Yang Sehat dan Aman didukung dengan prasarana, sarana dan utilitas umum
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 18
2020
2021
0
0
0
0
0
0
0
11,5
11,5
10,5
9,5
8,5
7,5
6,5
85 50 100 2 100
85 50 100 2 100
76 40 100 1.8 100
72 30 100 1.1 100
67 25 100 0.8 100
65 20 100 0.6 100
63 15 100 0.2
60 12.9
100
100
100
100
100
100
100
1.00
%
91.2 91 53 25
91.2 91 53 25
88 90 44 20
84.9 89 37 15
81.6 88 31 10
79
75.9 86
87 26 6
%
21
%
Cakupan Penerbitan Kutipan Akta Kematian
4
%
Cakupan Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran
85
%
73.3
%
18
Cakupan Penerbitan KTP
100
%
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih dalam unit pelayanan terpadu Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum Administrasi Kependudukan dan catatan sipil
1.00
%
Pelayanan Kepesertaan Jamsostek
100
%
0.1
%
Pelayanan Penyelesaian Perselisihan HI
Cakupan Penerbitan Kartu Keluarga
100 60.0 100 100 90
100
100 60.0 100 100 90
100
98 55.0 98 97.5 80
98
96 48.0 97 95
97
94 36.0 95 95
92 24.0 93 93
90 20.0
75
%
92.5
Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan
70
%
88
Skor Pola Pangan Harapan
65
%
90
%
90
Ketersediaan Informasi Pasokan Harga dan Akses Pangan Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan
85
%
50
Penguatan Cadangan Pangan
6.6
%
100
Ketersediaan Energi dan Protein Perkapita
320.5
Pangan
97.6
10
2019
%
3
Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja
9
2018
Tenaga Kerja Pelayanan Pelatihan Kerja
8
2017
87.7
7
2016
% 0%
Persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap Persentase penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial
Satuan
5,5%
INDIKATOR KINERJA SPM
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian SPM Setiap Tahun
45.5
NO
Kondisi Kinerja SPM pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 19
100 3.00 77.00 9.00 86.00 95.00 63.00 100.00 100.00 100.00
100.00
100.00
63.00
95.00
86.00
9.00
77.00
3.00
100
2021
100.00
100.00
100.00
61.00
93.00
85.00
11.00
77.00
3.00
100
2020
100.00
100.00
100.00
60.00
91.00
84.00
13.00
77.00
3.00
100
2019
100.00
100 4.00 76.00 14.00 82.00 90.00 59.00 100.00 100.00
100 4.00 76.00 15.00 80.00 87.00 57.00 100.00
100 4.00 76.00 16.00 78.00 84.00 56.00
60 4.00 75.00 16.00
2018
100.00
%
100.00
%
2017
100.00
%
100.00
%
100.00
%
100.00
%
77.00
%
90 75 33
90 75 33
88 72 30
85 70 27
82 68 25
80.00 66.00
%
22.00
%
64
%
20
Persentase jumlahjaringan jalan kabupaten/kota yang telah terlayani oleh angkutan umum terhadap jumlah total jaringan jalan dalam suatu kabupaten/kota Persentase jaringan trayek yang sudah dilayani angkutan umum yang menghubungkan daerah tertinggal dan daerah terpencil dengan wilayah yang telah berkembang terhadap jumlah total jaringan trayek dalam suatu kabupaten / kota Persentase tersedianya halte pada setiap kabupaten/kota yang telah dialyani angkutan umum dalam trayek terhadap total kebutuhan halte pada suatu kabupaten/kota
77
Perhubungan
87.55
12
%
82.00
Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (Unmte Need) Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) berKB Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha Peningkatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB Ratio Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB/PKB) 1 Petugas di setiap 2 (dua) Desa/Kelurahan Ratio Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKBD) 1 petugas disetiap desa/kelurahan Cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat Cakupan penyediaan informasi data mikro keluarga disetiap desa kelurahan
54.00
Pasangan usia subur menjadi peserta KB
%
100.00
Pengendalian Penduduk Kelurga Berencana Cakupan pasangan usia subur yang isterinya dibawah usia
2016
37
11
%
100.00
Penanganan Daerah Rawan Pangan
Satuan
100.00
INDIKATOR KINERJA SPM
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian SPM Setiap Tahun
13
NO
Kondisi Kinerja SPM pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 20
20 90 85 96 22 setiap hari
6 25 100
27
20 90 85 96 22 setiap hari
1 25 100
27
15 85 80 94 20 setiap hari
1 22 95
25
13 80 75 92 18 setiap hari
1 20 90
22
10 75 70 90 16 setiap hari
1 20
7.00 70.00 65.00 88.00 14 setiap hari
1
5 65 77 86 12
1 100
2021
17
%
2020
85
Kali
17
Kali
2019
15
Kali
2018
75
- Media tradisional seperti tunjukan rakyat - Media interpersonal seperti sarasehan, ceramah/diskusi dan lokakarya - Media luar seperti media buletin, leafl et, booklet, brosur, spanduk dan baliho - Cakupan pengembangan dan pemberdayaan kelompok informasi masyarakat
setiap hari
- Media baru seperti website (media online)
1
Kali
15
%
2017
12
%
2016
70
% unit pengujian kendaraan bermotor bagi kabupaten/kota yang memiliki populasi kendaraan wajib uji terhadap minimal 4000 (empat ribu) kendaraan bermotor wajib uji Persentase terpenuhinya standar keselamatan bagi angkutan umum yang melayani trayek di dalam kabupaten/kota Komunikasi dan Informatika Pelaksanaan Diseminasi dan Pendistribusian Informasi Nasional Melalui - Media massa seperti majalah, radio dan televisi
45.45
%
84
Persentase jumlah tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka, dan guardrai) dan penerangan jalan umum (PJU) pada jalan kabupaten/kota disertai penetapan kebijakan berupa penetapan kebijakan berupa penetapan pengaturan lalu lintas yang bersifat perintah, larangan, petunjuk dan peringatan pada setiap ruas jalan dengan Keputusan Bupati/Wali kota terhadap total kebutuhan fasilitas perlengkapan jalan pada suatu jalan kabupaten/kota.
12
%
tidak terla setiap hari ksan a
Persentase jumlah terminal penumpang pada setiap kabupaten/kota yang telah dialayani angkutan umum dalam trayek terhadap total jumlah jaringan pelayanan AKDP, angkutan kota dan angkutan pedesaan
3
Satuan
15
13
INDIKATOR KINERJA SPM
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian SPM Setiap Tahun
na
NO
Kondisi Kinerja SPM pada awal periode RPJMD Thn 0 (2015)
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB IX
IX - 21
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
10.1 Pedoman Transisi
10.2 Kaidah Pelaksanaan
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
10.1. Pedoman Transisi Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir, langkah yang dilakukan adalah : 1) RPJMD ini menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD masa transisi yaitu tahun pertama dibawah kepemimpinan kepala daerah terpilih hasil pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) pada periode berikutnya. 2) RPJMD sebagai pedoman dimaksud pada butir 1) bertujuan menyelesaikan masalah- masalah pembangunan yang belum seluruhnya tertangani sampai
dengan
pembangunan
akhir
periode
yang akan
dihadapi
RPJMD
dan
dalam tahun
masalah-masalah pertama masa
pemerintahan baru. 3) Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun pertama dan bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMD dari kepala daerah terpilih hasil pemilukada pada periode berikutnya, yang kemudian akan direvisi sesuai dengan RPJMD yang baru. 10.2. Kaidah Pelaksanaan RPJMD menjadi pedoman bagi setiap SKPD untuk menyusun renstra SKPD, rumah sakit daerah yang menerapkan PPK BLUD dan pedoman untuk menyusun RKPD. Sehubungan dengan hal tersebut, rumusan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut: 1) Seluruh SKPD, dunia akademik, dunia usaha, dan komunitas/masyarakat berkewajiban untuk bersinergi melaksanakan program-program dalam RPJMD dengan sebaik-baiknya; 2) Seluruh SKPD berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan sesuai
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB X
X-1
dengan tugas dan fungsi masing-masing SKPD dan menjadi pedoman dalam penyusunan renja SKPD setiap tahun; 3) Seluruh SKPD berkewajiban menjamin konsistensi antara RPJMD dengan renstra SKPD; 4) Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD, Bappeda berkewajiban untuk melakukan pemantauan dan pengendalian terhadap penjabaran RPJMD ke dalam renstra SKPD.
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB X
X-2
BAB XI PENUTUP
PENUTUP Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Dokumen ini merupakan penjabaran visi, misi, kebijakan, dan program kepala daerah yang menjadi pedoman
bersama
bagi
seluruh
pemangku
kepentingan
dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah di Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 secara terpadu, sinergi, dan searah dengan pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Pusat selama lima tahun mendatang. Keberhasilan pelaksanaan RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 20162021 ditentukan oleh komitmen dan dukungan seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Soppeng, DPRD Kabupaten Soppeng, dunia akademik, dunia usaha, dan komunitas/masyarakat Soppeng menuju Pemerintahan yang melayani dan lebih baik.
BUPATI SOPPENG,
H. A. KASWADI RAZAK, SE
RPJMD KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016-2021 | BAB XI
XI - 1