Budidaya Kakao
I.
II.
III.
PENDAHULUAN Tanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan. Tanaman kakao dalam berbuah tidak tergantung musim. Apabila iklim mikro mendukung serta dilakukan pemeliharaan yang intensif, tanaman kakao dapat beruah sepanjang tahun. Dengan demikian budidaya kakao merupakan salah satu alternative pilihan petani agar bisa memperoleh pendapatan setian bulan secara rutin guna meningkatkan kesejahteraan hidup keluarganya. Petunjuk teknis yang disajikan disini merupakan panduan secara umum, bagi petani yang ingin melakukan budidaya lebih baik dan bisa mengelola tanaman kakao lebih produktifdiperlukan pula mempelajari informasi tetntang kakao yang disajikan oleh sumber-sumber maupun media yang lain. PERSIAPAN LAHAN o Bersihkan alang-alang dan gulma lainnya. o Gunakan tanaman penutup tanah (cover crop) terutama jenis polong-polongan seperti Peuraria javanica, Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides & C. caeraleum untuk mencegah pertumbuhan gulma terutama jenis rumputan. o Gunakan juga tanaman pelindung seperti Lamtoro, Gleresidae dan Albazia, tanaman ini ditanam setahun sebelum penanaman kakao dan pada tahun ketiga jumlah dikurangi hingga tinggal 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao (1 : 3). PEMBIBITAN o Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak dan sehat dari tanaman yang telah cukup umur. o Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan abu gosok. o Karena biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera dikecambahkan. o Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali sehari. o Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 mm) dan tempat pembibitan. o Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam polibag. o Sebelum kecambah dimasukkan, tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam tiap-tiap polibag. o Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari berkecambah lebih 50%. o Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm. o Tinggi naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu banyak. o Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari. o Penyiangan gulma melihat keadaan areal pembibitan. o Pemupukan dengan NPK (2:1:2) dosis sesuai dengan umur bibit, umur 1 bulan : 1 gr/bibit, 2 bulan ; 2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4 gr/bibit. Pemupukan dengan cara ditugal. o Penjarangan atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50% sampai umur 4 bulan.
IV.
V.
o Amati hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik daun, ulat jengkal, ulat punggung putih, dan ulat api. Jika terserang hama tersebut semprot dengan PESTONA dosis 6-8 tutup/tangki atau Natural BVR dosis 30 gr/tangki. Jika ada serangan penyakit jamur Phytopthora dan Cortisium sebarkan Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang selama + 1 minggu pada masing-masing pohon. PENANAMAN a. Pengajiran o Ajir dibuat dari bambu tinggi 80 – 100 cm; o Pasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya; o Untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak tanam yang sama. o Jarak tanam 2,5 m x 2,5 m apabila dikemudian hari akan dilakukan penjarangan atau 5 m x 5 m apabila tidak dilakukan penjarangan. b. Lubang Tanam o Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm dibuat pada akhir musim hujan; o Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1-5 gram per lubang. c. Penanaman Bibit o Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan sementara sudah berumur 1 tahun; o Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa; o Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam setelah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulan; o Penanaman saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna. Saat pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush). PEMELIHARAAN TANAMAN Dalam upaya bercocok tanam kakao, pemliharaan yang tepat perlu pula dilakukan. Pemeliharaan yang harus dilakukan oleh petani kakao berupa pemangkasan, penyiangan, dan pemupukan. Proses pemangkasan boleh jadi merupakan proses pemeliharaan yang paling rumit dalam teknik menanam kakao karena berkaitan dengan empat komponen utama yakni bentuk, tunas air, sanitasi, dan struktural. (1) Pemangkasan Bentuk o Pemangkasan ini merupakan bagian penting dalam cara menanam kakao karena tanaman dan tajuk kakao akan dibentuk dalam proses. Tujuannya adalah untuk memacu pertumbuhan dan perkembanga cabang-cabang sekunder yang akan memunculkan buah yang lebih banyak pula. Pemangkasan ini dilakukan dalam dua tahap. o Tahap pertama, pemangkasan pucuk, dilakukan ketika pohon berusia 3-6 bulan setelah tanam dengan cara memotong bagian ujung titik tumbuh dominan untuk meningkatkan pertumbuhan cabang samping ke arah atas. Cabang yang menggantung juga perlu dipotong sehingga cabang kuat pada usia awal bisa terpacu pertumbuhannya. o Pemangkasan bentuk tajuk yang merupakan tahap kedua pemangkasan bentuk dilakukan saat tanaman menginjak usia 6-9 bulan setelah tanam. Cabang utama dirangsang dengan memotong cabang lateral dengan ukuran tinggi 40-60 cm di atas permukaan tanah. Tajuk yang melingkar perlu dibuat dengan cara memotong cabang yang menggantung atau merendah. Penutupan tajuk dipicu dengan meningglkan cabang utama sejumlah 4-5 dengan jarak yang sama dari titik keluarnya cabang kipas. (2) Pemangkasan Tunas Air o Fungsi pemangkasan ini pada pohon yang muda adalah untuk membentuk struktur yang kuat serta menghindari pertumbuhan cabang yang berlebihan sedangkan pada tanaman dewasa, pemangkasan ini berguna untuk meningkatkan cadangan nutrisi sehingga perkembangan buah lebih terpacu dan udara serta sinar matahari bisa lebih lancar sirkulasinya. o Teknik perawatan berupa pemangkasan ini dilakukan setiap tiga bulan dengan cara memangkas setiap tunas dengan ketinggian kurang dari 40-60 cm di atas permukaan tanah. Tunas yang tumbuh kembali dalam struktur yang sudah dibentuk perlu pula dipangkas. Tunas vertikal yang muncul dari bagian bawah pohon yang
miring atau roboh dibiarkan tumbuh sebagai pengganti tanaman tua sementara tunas vertikal yang tidak tumbuh tegak dipangkas habis. (3) Pemangkasan Sanitasi dan Struktural o Pemangkasan dengan tujuan sanitasi merupakan salah satu tips penting dalam cara tanam kakao agar tanaman bisa tumbuh dengan optimal karena pemangkasan ini akan mencegah serta mengurangi resiko serangan hama. Dengan sinar matahari dan aliran udara yang lebih banyak masuk pada struktur tanaman, resiko serangan hama, gulma, dan penyakit bisa dikurangi. Dengan demikian, tanaman akan menjadi semakin sehat sehingga perkembangan buah akan bisa lebih ditingkatkan. o Pemangkasan ini bisa dilakukan bersamaan dengan pemangkasan struktural atau saat ada banyak cabang tidak sehat yang terlihat sekitar atau sekitar 5-6 bulan sekali. Pemangkasan struktural sendiri dilakukan agar 4-5 cabang uatam bisa berkembang secara berkelanjutan sebagai kerangka primer. Pemangkasan ini juga berguna untuk merangsang pergantian cabang tanaman dewasa yang sudah tua atau tidak sehat. Tajuk juga akan dipertahankan dalam bentuk yang baik dan membulat dengan pemangkasan yang juga dilakukan sekitar 5-6 bulan sekali ini. (4) Penyiangan dan Pemupukan o Penyiangan penting dilakukan minimal satu bulan satu kali agar penyerapan unsur hara dan air tidak terganggu. Selain untuk mencegah perkembangan hama dan penyakit. Sementara itu, pemupukan perlu dilakukan saat tanaman sudah berusia dua bulan setelah tanam. o Tanaman yang belum berbuah dipupuk dengan jarak 15-50 cm dari batang utama tanaman berusia 2-10 bulan dan 50-75 cm dari batang utama tanaman berusia 1420 bulan. Tanaman yang sudah menghasilkan perlu dipupuk dengan jarak 50-75 cm dari batang utama dengan kedalaman 10 cm. Tabel Pemupukan Tanaman Coklat. UMUR (bulan) 2 6 10 14 18 22 28 32 36 42 VI.
Dosis pupuk Makro (per ha) Urea (gr) 15 15 25 30 30 30 140 140 160 160
TSP (gr) 15 15 25 30 30 30 200 200 250 200
MOP/ KCl (gr) 8 8 12 15 45 45 250 250 250 250
Kieserite (MgSO4) (gr) 8 8 12 15 15 15 60 60 80 80
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT Hama penting yang sering menyerang tanaman kakao adalah Penggerek buah kakao (PBK), Kepik penghisap buah kakao (Helopeltis), Penggerek batang/cabang (Zeuzera coffeae), Tikus dan tupai/bajing dan penyakit penting kakao diantaranya yaitu Vascular streak dieback (VSD), Busuk buah, Kanker batang, Antraknose, Jamur akar, Jamur upas. 1) Penggerek buah kakao (PBK) Conopomorpha cramerella, Famili Gracillariidae, Ordo Lepidoptera Gejala serangan pada buah (warna kuning tidak merata) Hama kakao ini sangat merugikan. Serangannya dapat merusak hampir semua hasil. Penggerek Buah Kakao dapat menyerang buah sekecil 3 cm, tetapi umumnya lebih menyukai yang berukuran sekitar 8 cm. Ulatnya merusak dengan cara menggerek buah, memakan kulit buah, daging buah dan saluran ke biji. Buah yang terserang akan lebih awal menjadi berwarna kuning, dan jika digoyang tidak berbunyi. Biasanya lebih berat daripada yang sehat. Biji-bijinya saling melekat, berwarna kehitaman serta ukuran biji lebih kecil. Hama ini dapat dikendalikan dengan :
o Sanitasi. Cara sanitasi penting untuk mematikan PBK yang ada dalam buah yang sudah dipanen. Jika tidak dimatikan, PBK tersebut dapat berkembangbiak dan menyerang buah yang masih ada di pohon. Setelah buah dipanen, seluruhnya dibelah, Kulit buah dimasukkan ke dalam lobang dan ditutup dengan tanah atau dengan plastik untuk membunuh larva yang masih ada / hidup pada buah. Jika tidak segera dikerjakan simpanlah buah dalam karung plastik yang diikat rapat. Cara tersebut mencegah PBK keluar dan menyerang buah yang belum masak di pohon. o Pemangkasa. Pemangkasan juga bermanfaat untuk mengendalikan PBK. Melalui pemang-kasan kita mengurangi / membuang cabang, ranting, dan daundaun yang tidak berguna sehingga penggunaan zat makanan lebih efektif, dan tanaman kakao akan semakin baik pertumbuhannya, bukan hanya dalam hal tajuk tetapi juga dalam pertumbuhan buah. Selain itu, pemangkasan akan memberikan banyak penetrasi sinar matahari, serta gerakan angin yang bebas sehingga akan mengurangi serangan PBK. Karena itu, lakukanlah pemangkasan yang tepat waktu dan cara benar, baik dalam pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi, maupun pemangkasan o Pemeliharaan. Pemupukan Dampak utama pemupukan terhadap tanaman kakao adalah merangsang pertumbuhan yang baik. Dampak ini meningkatkan ketahanan kakao terhadap PBK. Tanaman kakao yang tumbuh sehat akan lebih tahan terhadap serangan PBK. Karena itu, lakukanlah pemupukan yang benar dengan mem-perhatikan dosis, jenis, cara, waktu, dan tempat. o Membenam kulit buah, o Memanen satu minggu sekali, Untuk menurunkan jumlah PBK,sebaiknya semua buah yang sudah masak atau masak awal dipanen seminggu sekali. Cara ini menghindari perpanjangan perkembangan / Daur hidup PBK dikebun. o Kondomisasi dapat mencegah serangan PBK. Kantong tersebut harus dilobangi di bagian bawah supaya air dapat keluar. Jika tidak dilubangi, buah kakao dapat membusuk. Saat yang tepat pengantongan adalah pada saat ukuran panjang buah sekitar 8 cm. o Serta dengan cara hayati/biologi dengan menggunakan musuh alami. 2) Kepik pengisap buah kakao Helopeltis spp., Famili Miridae, Ordo Hemiptera Kepik Helopeltis spp. termasuk hama penting yang menyerang buah kakao dan pucuk/ranting muda. Serangan pada buah tua tidak terlalu merugikan, tetapi sebaliknya pada buah muda. Selain kakao, hama ini juga memakan banyak tanaman lain, diantaranya: teh, jambu biji, jambu mete, lamtoro, apokat, mangga, dadap, ubi jalar, dll. Buah muda yang terserang mengering lalu rontok, tetapi jika tumbuh terus, permukaan kulit buah retak dan terjadi perubahan bentuk. Serangan pada buah tua, tampak penuh bercak-bercak cekung berwarna coklat kehitaman, kulitnya mengeras dan retak. Serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan pucuk layu dan mati, ranting mengering dan meranggas. Hama ini dapat dikendalikan dengan pemangkasan dan cara hayati.
3) Penggerek batang/cabang Zeuzera coffeae, Famili Cossidae, Ordo Lepidoptera
Ulat hama ini merusak bagian batang/cabang dengan cara menggerek menuju empelur (xylem) batang/cabang. Selanjutnya gerekan membelok ke arah atas. Menyerang tanaman muda. Pada permukaan lubang yang baru digerek sering terdapat campuran kotoran dengan serpihan jaringan. Akibat gerekan ulat, bagian tanaman di atas lubang gerekan akan merana, layu, kering dan mati. Cara pengendalian meliputi : o lubang gerekan dibersihkan dan ulat yang ditemukan dimusnahkan. o Cara mekanis yang lain adalah memotong batang/ cabang terserang 10 cm di bawah lubang gerekan ke arah batang/ cabang, kemudian ulatnya dimusnahkan/ dibakar. o Cara hayati bisa dipakai, misalnya dengan Beauveria bassiana, atau agen hayati lain. 4) Tikus dan tupai / bajing Famili Muridae dan Sciuridae, Ordo Rodentia Tikus merupakan hama penting, karena serangannya sangat merugikan. Buah kakao yang terserang akan berlubang dan akan rusak atau busuk karena kemasukan air hujan dan serangan bakteri atau jamur. Serangan tikus dapat dibedakan dengan serangan tupai/bajing. Tikus menyerang buah kakao yang masih muda dan memakan biji beserta dagingnya. Tikus menyerang terutama pada malam hari. Gejala serangan tupai/bajing umumnya dijumpai pada buah yang sudah masak karena tupai hanya memakan daging buah, sedangkan bijinya tidak dimakan. Biasanya, di bawah buahbuah yang terserang tupai/bajing selalu berceceran biji-biji kakao. Jadi, tikus benarbenar hama, tetapi tupai tidak karena biji bisa dikumpulkan kembali. Tupai menjadi hama (merugikan) apabila biji-biji tadi tidak dikumpulkan. Pengendalian tikus dilakukan dengan sanitasi dan dengan cara hayati. Juga dapat digunakan umpan racun tikus (rodentisida) dan dengan menggunakan cara mekanis (perangkap) 5) Penyakit Vascular streak dieback (VSD) Oncobasidium theobromae, Kelas Basidiomycetes, Ordo Uredinales Penyakit VSD disebabkan oleh O. theobromae, yang dapat menyerang di pembibitan sampai tanaman dewasa. Gejala tanaman terserang, daun-daun menguning lebih awal dari waktu yang sebenarnya dengan bercak berwarna hijau, dan gugur sehingga terdapat ranting tanpa daun (ompong). Bila permukaan bekas menempelnya daun diiris tipis, akan terlihat gejala bintik 3 kecoklatan. Permukaan kulit ranting kasar dan belang, bila diiris memanjang tampak jaringan pembuluh kayu yang rusak berupa garis-garis kecil (streak) berwarna kecoklatan. Penyebaran penyakit melalui spora yang terbawa angin dan bahan vegetatif tanaman. Perkembangan penyakit dipengaruhi oleh kelembaban. Embun dan cuaca basah membantu perkecambahan spora. Pelepasan dan penyebaran spora sangat dipengaruhi oleh cahaya gelap. Pengendalian penyakit : o Dengan memotong ranting/cabang terserang sampai 30cm pada bagian yang masih sehat kemudian dipupuk NPK 1,5 kali dosis anjuran. o Pemangkasan bentuk yang sekaligus mengurangi kelembaban dan memberikan sinar matahari yang cukup. Pemangkasan dilakukan pada saat selesai panen sebelum muncul flush. o Parit drainase dibuat untuk menghindari genangan air dalam kebun pada musim hujan. o Untuk pencegahan, tidak menggunakan bahan tanaman kakao dari kebun yang terserang VSD, dan menanam klon kakao yang tahan atau toleran terhadap VSD. 6) Busuk buah Phytophthora palmivora, Famili Pythiaceae, Ordo Pythiales Penyakit ini disebabkan oleh jamur P. palmivora yang dapat menyerang buah muda sampai masak. Buah yang terserang nampak bercak bercak coklat kehitaman, biasanya dimulai dari pangkal, tengah atau ujung buah. Apabila keadaan kebun lembab, maka bercak tersebut akan meluas dengan cepat ke seluruh permukaan buah, sehingga menjadi busuk, kehitaman dan apabila ditekan dengan jari terasa lembek dan basah. Penyebaran penyakit dibantu oleh keadaan lingkungan yang lembab terutama pada musim hujan. Buah yang membusuk pada pohon juga mendorong terjadinya infeksi pada buah lain dan menjalar kebagian batang/cabang. Patogen ini disebarkan oleh angin dan air hujan melalui spora. Pada saat tidak ada buah, jamur dapat bertahan di
dalam tanah. Penyakit ini akan berkembang dengan cepat pada daerah yang mempunyai curah hujan tinggi, kelembaban udara dan tanah yang tinggi terutama pada pertanaman kakao dengan tajuk rapat.
Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan : o Sanitasi kebun o Mekanis (mengumpulkan dan membakar buah yang terserang) o Kultur teknis o Pengaturan pohon pelindung dan pemangkasan tanaman kakao merupakan hal yang penting dilakukan terutama pada musim hujan o Penanaman klon resisten atau toleran merupakan cara yang wajib diperhatikan. 7) Kanker batang Phytophthora palmivora, Famili Pythiaceae, Ordo Pythiales Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang sama dengan penyebab penyakit busuk buah. Gejala kanker diawali dengan adanya bagian batang/cabang menggembung berwarna lebih gelap/ kehitam-hitaman dan permukaan kulit retak. Bagian tersebut membusuk dan basah serta terdapat cairan kemerahan yang kemudian tampak seperti lapisan karat. Jika lapisan kulit luar dibersihkan, maka akan tampak lapisan di bawahnya membusuk dan berwarna merah anggur kemudian menjadi coklat. Penyebaran penyakit kanker batang sama dengan penyebaran penyakit busuk buah. Penyakit ini dapat terjadi karena pathogen yang menginfeksi buah menjalar melalui tangkai buah atau bantalan bunga dan mencapai batang/cabang. Penyakit ini berkembang pada kebun kakao yang mempunyai kelembaban dan curah hujan tinggi atau sering tergenang air. Pengendalian penyakit : o Dapat dilakukan dengan mengupas kulit batang yang membusuk sampai batas kulit yang sehat. Luka kupasan dioles dengan fungisida tertentu. o Pemangkasan pohon pelindung dan tanaman kakao dilakukan agar di dalam kebun tidak lembab. o Apabila serangan pada kulit batang sudah hampir melingkar, maka tanaman dipotong atau dibongkar. 8) Antraknose Colletotrichum gloeosporioides, Famili Melanconiacea, Ordo Melanconiales Penyakit antraknose disebabkan oleh jamur. C. gloeosporioides yang menyerang buah, pucuk/daun muda dan ranting muda. Pada daun muda nampak bintik-bintik coklat tidak beraturan dan dapat menyebabkan gugur daun. Ranting gundul berbentuk seperti sapu dan mati. Pada buah muda nampak bintik-bintik coklat yang berkembang menjadi bercak coklat berlekuk (antraknose). Buah muda yang terserang menjadi layu, kering, dan mengeriput. Serangan pada buah tua akan menyebabkan gejala busuk kering pada ujungnya. Penyakit ini tersebar melalui spora yang terbawa angin ataupun percikan air hujan. Penyakit cepat berkembang terutama pada musim hjan dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi. Pengendalian penyakit : o Dilakukan dengan dengan memangkas cabang & ranting yang terinfeksi, mengambil buah-buah yang sakit dikumpulkan dan ditanam atau dibakar. o Melakukan pemupukan (N,P,K) satu setengah kali dosis anjuran.
VII.
o Pengaturan naungan sehingga tajuk pohon kakao tidak terkena sinar matahari langsung dan o Perbaikan drainase tanah untuk menghindari genangan air di dalam kebun. 9) Jamur akar Ganoderma philippii(1), Fomes lamaoensis(2), Rigidoporus lignosus/Fomes lignosus Ada tiga jenis penyakit jamur akar pada tanaman kakao, yaitu: (1) Penyakit jamur akar merah; (2) Penyakit jamur akar coklat; (3) Penyakit jamur akar putih. Ketiganya menular melalui kontak akar, umumnya penyakit akar terjadi pada pertanaman baru bekas hutan. Pembukaan lahan yang tidak sempurna, karena banyak tunggul dan sisa-sisa akar sakit dari tanaman sebelumnya tertinggal di dalam tanah akan menjadi sumber penyakit. Ketiga jenis penyakit ini mempunyai gejala: daun menguning, layu dan gugur, kemudian diikuti dengan kematian tanaman. Untuk mengetahui penyebabnya, harus melalui pemeriksaan akar. Pencegahan penyakit dilakukan dengan : o Membongkar semua tunggul pada saat persiapan lahan terutama yang terinfeksi jamur akar. o Lubang bekas bongkaran diberi 150gr belerang dan dibiarkan minimal 6 bulan. o Pada saat tanam diberi 100 gr Trichoderma sp. per lubang. o Pada areal pertanaman, pohon kakao yang terserang berat dibongkar sampai ke akarnya dan dibakar di tempat itu juga. o Lubang bekas bongkaran dibiarkan terkena sinar matahari selama 1 tahun. o Minimal 4 pohon di sekitarnya diberi Trichoderma sp. 200gr/pohon pada awal musim hujan dan diulang setiap 6 bulan sekali sampai tidak ditemukan gejala penyakit akar di areal pertanaman kakao tersebut. 10) Jamur upas Corticium salmonicolor, Famili Corticiaceae, Ordo Stereales Penyakit jamur upas dapat menyerang tanaman kakao, karet, kopi, teh, kina dan lainlain. Infeksi jamur ini pertama kali terjadi pada sisi bagian bawah cabang ataupun ranting. Apabila menyerang ranting dan cabang kecil umumnya tidak menimbulkan kerugian yang berarti, karena dengan memotong ranting/cabang kecil yang terserang cukup untuk mengendalikan jamur ini dan tumbuhnya bunga pada ranting dan cabang kecil tidak kita harapkan. Serangan dimulai dengan adanya benangbenang jamur tipis seperti sutera, berbentuk sarang laba-laba. Pada fase ini jamur belum masuk ke dalam jaringan kulit. Pada bagian ujung dari cabang yang sakit, tampak daun-daun layu dan banyak yang tetap melekat pada cabang, meskipun sudah kering. Jamur ini menyebar melalui tiupan angina atau percikan air. Keadaan lembab dan kurang sinar matahari sangat membantu perkembangan penyakit ini. Pengendalian dapat dilakukan : o Dengan cara mekanis, yaitu memotong cabang/ranting sakit sampai 15 cm pada bagian yang masih sehat; membersihkan /mengeruk benangbenang jamur pada gejala awal dari cabang yang sakit, kemudian diolesi dengan fungisida. o Cara kedua adalah dengan kultur teknis, yaitu pemangkasan pohon pelindung untuk mengurangi kelembaban kebun sehingga sinar matahari dapat masuk ke areal pertanaman kakao PANEN DAN PASCA PANEN 1) Teknik Memetik Buah Kakao Untuk memanen kakao digunakan pisau tajam. Jika buah tinggi maka pisau disambung-kan dengan bambu. Pisau berbentuk huruf L, dengan bagian tengah agak melengkung. Pemetikan dilakukan terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Pemetikan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan jika hal ini dilakukan terus menerus, maka produksi buah akan menurun. Buah yang dipetik umur 5,5 – 6 bulan dari berbunga, warna kuning atau merah. 2) Fermentasi Tujuan utama fermentasi adalah untuk mematikan biji sehingga perubahan-perubahan di dalam biji akan mudah terjadi, seperti warna keping biji, peningkatan aroma dan rasa, serta perbaikan konsentrasi keping biji. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam proses fermentasi adalah: (a) jumlah biji, (b) tempat fermentasi, dan (c) tebal lapisan biji dan pengadukan. Suhu optimal dalam
3)
4)
5)
6)
proses fermentasi adalah 48 - 50oC. Untuk mencapai suhu itu diperlukan ketebalan biji tertentu. Agar fermentasi terjadi secara merata pada seluruh biji diperlukan pengadukan. Pengadukan biasanya dilakukan dua atau tiga kali tergantung tebal lapisan biji. Perendaman dan Pencucian Tujuan perendaman ialah: (a) untuk meningkatkan persentase biji bulat dan berat biji, (b) untuk mengurangi keasaman biji kakao kering, dan (c) untuk memperbaiki warna kulit biji. Selain itu perendaman biji juga bertujuan untuk , menghentikan proses fermentasi, memperbaiki penampakan biji, mengurangi asam cuka yang timbul, dan mengurangi warna hitam pada biji. Perendaman dilakukan dalam air selama ± 3 jam. Alat yang digunakan adalah terbuat dari kayu berukuran 200 x 100 x 90 cm, tetapi tidak berlubang- lubang yang memuat biji bersih ± 1 ton dan air untuk merendam. Bisa pula dipergunakan bak porselin (tetapi terlalu mahal). Pengeringan Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air dari biji sampai mencapai 4 - 6 % dan mendapatkan warna kulit biji yang baik (merah cokelat dan mengkilat) serta merata. Pengeringan dapat dilakukan dengan cara: (1) Dijemur pada sinar matahari langsung (sundrying), (2) Menggunakan alat pengering buatan (artificial drying), dan (3) Kombinasi antarasundrying dan artificial drying. Pada perkebunan besar biasanya menggunakan cara kombinasi. Pada prinsipnya penjemuran adalah cara pengeringan yang lebih baik, namun karena mungkin cuaca yang berubah-ubah dan jumlah yang dikeringkan banyak, maka lebih sering digunakan cara kombinasi tersebut Pada pengeringan dengan panas matahari biji kakao dihamparkan pada lantai jemur dengan ketebalan 5 cm (2 - 3 lapis biji). Penggunaan alas pada lantai jemur seperti kepang atau tikar akan menghasilkan biji kering lebih baik daripada langsung dihamparkan di atas lantai semen. Selama penjemuran diadakan pembalikan 1-3 jam sekali. Pada saat hujan dan pada saat malam hari sebaiknya biji diangkat dari tempat penjemuran. Lama penjemuran tergantung pada cuaca (intensitas penyinaran, awan dan hujan). Pada umumnya dengan cuaca yang baik (cerah) waktu penjemuran antara 5 - 7 hari. Apabila cuaca kurang baik, misalnya terjadi hujan atau berawan maka pengeringan kurang sempurna sehingga biji berjamur dan bermutu rendah. Dengan alat pengering barico drier biji kakao dihamparkan pada kasa, selanjutnya dihembusi udara panas 35 - 45oC dari bagian bawah, selama 32 jam dengan pembalikan biji setiap 3 jam. Pada tahap berikutnya biji dimasukkan ke dalam peti pengering selama 24 jam dan dipanasi dengan suhu 46 - 50oC. Sortasi Sortasi biji dilakukan berdasarkan pada berat biji, kemurnian, warna, bahan ikutan dan jamur. Dalam menentukan kualitas biji faktor-faktor seperti kulit ari, kadar lemak, dan kadar air turut diperhitungan. Sortasi biji dilakukan secara visual, dengan membuang biji-biji yang jelek dan rendah mutunya. Sebanyak akar pangkat dua dari sejumlah karung diambil (maksimum 30 karung) sebagai contoh. Dari tiap karung diambil 500 gram untuk keperluan analisis mutu biji kakao. Penyimpanan Biji yang telah disortasi, dimasukkan ke dalam karung goni dengan berat maksimum 60 kg. Penyimpanan biji dapat dilakukan selama tiga bulan tanpa merusak mutu biji. Penyimpanan yang lebih dari tiga bulan biasanya menyebabkan biji ditumbuhi jamur dan asam lemak bebasnya meningkat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah sebagai berikut. (1) Biji sebaiknya dikemas dalam karung yang bersih dan kuat lalu dijahit dengan rapi. (2) Kadar air biji kakao antara 6 - 7 %. (3) Tempat penyimpanan harus bersih, ventilasi baik dan tidak berbau kurang sedap (berbau tajam), karena biji kakao mudah menyerap bau di sekitarnya. Selain itu, ruangan juga harus bebas hama gudang. (4) Tumpukan karung diberi alas kayu dengan jarak ± 10 cm dari lantai