BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin’s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk dijual. Kegiatan yang dilakukan sebelum pembibitan ulang adalah persiapan tanaman, polibag, dan media tanam. Tanaman induk yang dipilih sebaiknya berumur sekitar tiga bulan, sehat, dan produktif. Hal ini disebabkan karena tanaman pada umur tersebut sudah menghasilkan stolon. Selain dapat ditanam terlebih dahulu di polibag kecil, stolon juga dapat ditanam langsung di polibag besar tergantung dari keadaan akar. Polibag yang digunakan untuk pembibitan adalah polibag kecil berukuran 15x10 cm. Media tanam yang digunakan adalah arang sekam. Tanaman stroberi dewasa mengeluarkan stolon. Bibit yang telah berumur dua minggu ditanam di dalam polibag kecil berisi media arang sekam. Untuk menahan bibit agar stabil saat ditanam, bibit ditahan dengan lidi yang terbuat dari batang bambu berukuran panjang 10 cm. Polibag tersebut dilubangi bagian samping dan bawah untuk tempat keluarnya air dan akar. Penyiraman dilakukan setiap hari sedangkan pemupukan dilakukan setiap dua hari sekali. Pupuk dicampurkan ke dalam air sehingga proses penyiraman dan pemupukan dapat dilakukan secara bersamaan. Pemupukan dilakukan pada tanaman induk dengan dosis pupuk 0.25 g/500 ml air/tanaman (Gambar 8).
Gambar 8. Tanaman Stroberi. A. Induk B. Bibit
24
Setelah bibit ditanam di dalam polibag kecil selama dua minggu, seleksi bibit dapat dilakukan. Bibit yang bagus adalah bibit yang memiliki sekitar 3-4 daun dan akarnya sudah keluar dari lubang-lubang polibag. Hal ini mengindikasikan bahwa stolon siap dipotong untuk memisahkan bibit dari induknya. Lalu bibit siap ditanam di polibag besar yang berukuran 30x15 cm. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 9. Tanaman Induk
Bibit Bibit berumur dua minggu Penanaman di polibag kecil (15x10 cm) Bibit berumur empat minggu Penanaman di polibag besar (30x15 cm) Gambar 9. Pengelolaan Pembibitan di Vin’s Berry Park Kendala utama dalam pembibitan di Vin’s Berry Park adalah kurang terpeliharanya bibit. Banyak bibit yang sudah siap ditanam di polibag kecil diabaikan sehingga akar bibir mengering dan mati. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja yang mengurus stroberi sering disuruh untuk mengurus tanaman lainnya yang ada di kebun.
Penyiraman dan Pemupukan Penyiraman adalah kegiatan yang pertama kali dilakukan setiap harinya. Penyiraman dilakukan sehari sebanyak satu kali atau dua kali bergantung pada keadaan cuaca. Bila cuaca tidak terlalu panas, Penyiraman cukup dilakukan satu
25
kali pada saat pagi hari. Bila cuaca panas terik, penyiraman dilakukan dua kali pada saat pagi hari dan siang hari. Penyiraman dilakukan secara mekanik dengan metode irigasi tetes. Setiap GH yang berisi ± 2 000 tanaman disiram menggunakan 1 000 l air yang ditampung di penampung air berukuran 1 000 l. Air tersebut disalurkan menggunakan pompa air melalui pipa-pipa paralon, selang-selang, dan terakhir melalui stick langsung ke masing-masing polibag (Gambar 10).
Gambar 10. Sistem Penyiraman di Vin’s Berry Park Penyiraman bertujuan untuk menaikkan pH media mendekati pH netral yaitu 5.5-6.5 yang sesuai dengan kebutuhan tanaman stroberi. Penggunaan metode irigasi tetes bertujuan agar air yang diberikan tidak bersentuhan langsung dengan permukaan daun, bunga, buah, dan batang stroberi. Air yang menempel di bagian tanaman tersebut mempercepat perkembangbiakkan jamur. Volume air yang diberikan adalah 500 ml/tanaman. Satu GH membutuhkan waktu Penyiraman sekitar 15-20 menit. Pemupukan di Vin’s Berry Park menggunakan metode fertigasi yaitu pupuk dilarutkan ke dalam air dan dilaksanakan bersamaan dengan irigasi. Pemupukan dilakukan setiap dua hari sekali. Pupuk yang digunakan adalah pupuk produksi rakyat yaitu pupuk nutrilon kasar dan pupuk nutrilon halus. Pupuk nutrilon kasar sebanyak 300 g dan pupuk nutrilon halus sebanyak 200 g masingdilarutkan ke dalam 1-2 l air dengan cara diaduk sebelum dicampur ke dalam 1000 l air di dalam penampung air. Setelah dicampur, larutan ini dikocok menggunakan pompa agar merata. Larutan ini digunakan untuk memupuk satu
26
GH berisi ± 2 000 tanaman stroberi. Setiap tanaman menerima pupuk dengan dosis 0.25 g/500 ml air/tanaman. Pemupukan untuk empat GH membutuhkan waktu sekitar 2 jam termasuk waktu persiapan pemupukan (Gambar 11).
Gambar 11. Sistem Pemupukan di Vin’s Berry Park. A. Nutrilon kasar B. Nutrilon halus Pupuk nutrilon kasar mengandung unsur Nitrogen, Fosfor, dan Kalium serta dilengkapi dengan Boron merah. Nitrogen berfungsi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan cabang. Fosfor berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar serta mempercepat pemasakan biji dan buah. Kalium berfungsi untuk menyerap hasil fotosintesis dan menguatkan tanaman. Boron merah berfungsi untuk membantu pertumbuhan akar dan meningkatkan rasa manis pada buah. Pupuk nutrilon halus mengandung unsur Kalsium dan Magnesium serta dilengkapi dengan Boron putih. Kalsium mempercepat pertumbuhan akar, batang, dan
mempermudah
penyerapan
kalium.
Magnesium
berfungsi
dalam
pembentukan klorofil. Boron putih berfungsi untuk membantu pertumbuhan akar dan meningkatkan pH media tanam (Budiman dan Saraswati, 2005).
27
Pengendalian Gulma Kegiatan selanjutnya yang penulis lakukan adalah pengendalian gulma. Pengendalian gulma di Vin’s Berry Park dilakukan dengan cara membersihkan masing-masing polibag menggunakan tangan dan lantai GH menggunakan kored. Lingkungan yang banyak ditumbuhi gulma mudah menyebarkan OPT ke tanaman stroberi. Gulma harus selalu dikendalikan karena selain dapat menjadi pesaing dalam mendapatkan hara, gulma juga dapat menjadi tempat tinggal bagi hama dan inang bagi penyakit. Satu orang karyawan dapat membersihkan lingkungan GH selama 3 hari (Gambar 12).
Gambar 12. Gulma di dalam Green House Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Hama yang sering menyerang tanaman stroberi di Vin’s Berry Park antara lain adalah kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii) dan tungau (Tetranychus sp.). Gejala yang ditimbulkan oleh kutu daun adalah pucuk dan daun mengering serta pembentukan bunga dan buah terhambat. Sedangkan gejala yang ditimbulkan oleh tungau adalah bercak coklat sampai merah di bagian bawah daun dan daun menjadi kering. Sementara itu terkadang terdapat ulat, belalang, dan siput yang memakan daun stroberi dan buah sehingga menghambat produksi tanaman (Gambar 13).
28
Gambar 13. Hama Pada Tanaman Stroberi. A. Ulat B. Siput C. Belalang D. Tungau E. Kutu Daun Kelima jenis hama ini dikendalikan secara kimiawi dengan menggunakan Decis 2.5EC dengan konsentrasi 5 ml/15 l air untuk serangan ringan dan 10 ml/ 15 l air untuk serangan berat. Sementara itu akarisida Samite 135EC digunakan untuk mengendalikan tungau. Pengaplikasian pestisida ini menggunakan sprayer berukuran 15 l. Satu tanki sprayer dapat digunakan untuk menyemprot satu GH. Pihak Vin’s Berry Park juga menyiapkan beberapa fungisida seperti Rubigan 120EC dan Score 250EC untuk mengantisipasi bila ada penyakit yang menjangkiti tanaman (Gambar 14 dan 15).
29
Gambar 14. Pestisida yang Digunakan di Vin’s Berry Park
Gambar 15. Tangki Sprayer Penyemprotan di Vin’s Berry Park tidak dilakukan secara teratur. Penyemprotan hanya dilakukan bila tanaman yang terserang hama atau penyakit sudah terlalu banyak dan tidak bisa diatasi dengan pewiwilan. Hal ini disebabkan karena pihak Vin’s Berry Park tidak mau buah stroberi mereka mengandung bahan aktif berbahaya yang berasal dari pestisida. Hal tersebut dapat membahayakan konsumen yang mengonsumsi buah stroberi. Selain itu, penyemprotan yang tidak teratur juga dapat mengurangi kemungkinan OPT kebal terhadap pestisida. Satu orang karyawan dapat menyemprot tanaman dalam satu GH selama 15 menit.
30
Selain secara kimiawi, pengendalian OPT di Vin’s Berry Park juga dilakukan secara mekanik. Peralatannya menggunakan selang dan pompa air. Hama seperti kutu daun dan tungau yang berada di daun stroberi disemprot air melalui selang dari pompa bertekanan tinggi. Hal ini menyebabkan kutu daun dan tungau terlepas dari daun stroberi. Pengendalian secara mekanik ini dilakukan pada saat cuaca panas agar air yang tersisa di permukaan daun dan batang stroberi cepat menguap. Pewiwilan Pewiwilan (Pemangkasan) harus dilakukan secara teratur setiap hari dengan tujuan untuk menyehatkan tanaman dengan cara membuang daun-daun tua atau rusak. Daun stroberi yang sudah tua biasanya mengering dan tidak berfungsi dengan baik. Demikian juga dengan daun stroberi yang rusak karena terserang hama dan penyakit. Daun tersebut dapat menularkan hama atau penyakitnya ke tanaman yang lain. Daun yang telah diwiwil harus dimasukkan ke dalam karung lalu dibuang keluar GH agar hama atau penyakit yang terdapat di daun tidak menyebar. Selain pada daun, pewiwilan juga dilakukan pada bunga dan buah. Bunga dan buah yang dipangkas adalah bunga dan buah yang terserang OPT, busuk, atau cacat. Dalam restrukturisasi tanaman, pewiwilan bunga dan buah harus selalu dilakukan sampai tanaman dewasa dan siap berproduksi yaitu umur 5 bulan. Satu orang karyawan dapat mewiwil tanaman dalam satu GH selama 3 hari. Pewiwilan stolon juga dilakukan untuk meningkatkan produksi buah. Pewiwilan stolon hanya dilakukan pada tanaman/bibit baru. Pewiwilan stolon mulai dilakukan setelah bibit ditanam selama dua minggu di polibag kecil. Pewiwilan stolon bertujuan agar seluruh hara yang didapatkan tanaman dapat difokuskan untuk pertumbuhan serta perkembangan bunga dan buah. Dengan demikian kuantitas dan kualitas buah yang dihasilkan menjadi tinggi.
Restrukturisasi Tanaman Restrukturisasi tanaman adalah membuang daun, akar, dan bonggol tanaman stroberi yang sudah tua dan tidak diperlukan. Restrukturisasi dilakukan
31
secara teratur yaitu satu tahun sekali. Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan tanaman yang dapat berproduksi tinggi layaknya tanaman baru. Kegiatan ini diawali dengan mengeluarkan tanaman stroberi dari polibag. Tanaman yang sudah berumur di atas satu tahun biasanya memiliki panjang akar 28-30 cm. Setelah itu daun, akar, dan bonggol tanaman dibuang dengan menyisakan 2-3 helai daun, akar sepanjang 12 cm, dan bonggol sepanjang 2-3 cm. Lalu tanaman stroberi ditanam kembali menggunakan media tanam dan polibag yang bersih dan tidak rusak. Proses penanaman harus memperhatikan kondisi akar agar tidak tertekuk sehingga rusak (Gambar 16). Satu orang karyawan dapat merestrukturisasi satu GH selama 7 hari. GH A telah direkstrukturisasi pada bulan Agustus 2009, GH B pada bulan November 2009, GH C pada bulan Agustus 2009, dan GH D pada Maret 2010.
Gambar 16. Tanaman Stroberi. A. Sebelum Restrukturisasi B. Sesudah Restrukturisasi Penyiraman dan pemupukan tanaman yang baru direstrukturisasi harus sangat diperhatikan. Bila Penyiraman dan pemupukan tidak tepat waktu, tanaman menjadi kerdil serta berproduksi lambat dan rendah. Pemupukan difokuskan kepada pemberian unsur Nitrogen, Fosfor, dan Kalium agar mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman. Pewiwilan dilakukan secara berkala pada daun dan bunga. Tanaman stroberi yang baru diresrukturisasi biasanya telah berbunga dalam waktu 1-2 bulan pertama. Bunga tersebut harus dipangkas agar bagian vegetatif tanaman seperti daun dan batang dapat tumbuh besar dan sempurna. Bunga berhenti dipangkas
32
saat tanaman berumur 3-4 bulan. Hal ini disebabkan karena tanaman telah dewasa dan siap untuk berproduksi. Panen dan Pasca Panen Panen buah stroberi di Vin’s Berry Park dilakukan pada saat pagi hari. Hal ini dilakukan karena buah stroberi cepat lembek dan busuk dalam cuaca panas. Buah yang dipanen harus sebagian besar bagian buah sudah berwarna merah. Buah sudah siap dipetik ketika berumur 8-10 hari. Pemanenan dilakukan menggunakan tangan secara hati-hati agar buah tidak rusak. Untuk mencegah kerusakan buah, hasil panen ditampung dalam nampan plastik. Satu nampan hanya diisi satu lapis buah agar buah tidak saling berdesakkan Penyortiran dan grading dilakukan di dalam ruang penjualan. Buah segera disortir untuk memisahkan buah yang rusak, cacat, dan busuk (Gambar 17). Kualitas stroberi ditentukan oleh rasa, kemulusan kulit, dan luka akibat benturan atau OPT. Ada lima kelas kualitas buah yang dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Pengklasifikasian Buah Berdasarkan Ukuran dan Bobot. No 1 2 3 4 5
Klasifikasi Buah Super Medium Besar (MB) Medium Kecil (MK) Kecil (K) Afkir
Bobot Buah (g) > 23 20-23 12-19 9-11 <9
Gambar 17. Buah Stroberi yang Sudah Disortir
33
Buah yang telah dikelompokkan lalu dikemas dalam kotak stryrofoam dengan kapasitas 0.5 kg. Daun stroberi digunakan sebagai alas agar buah tidak bergesekkan langsung dengan alas wadah. Setelah terisi penuh, wadah ditutup menggunakan plastik polietilen. Buah yang telah dikemas dapat tahan hingga tiga hari. Karena tanaman stroberi di Vin’s Berry Park sudah berumur lebih dari dua tahun, maka buah yang dihasilkan hanya ukuran MK and K. Buah berukuran MK dijual dengan harga Rp 25.000/kotak sedangkan buah berukuran K dijual dengan harga Rp 20.000/kotak (Gambar 18).
Gambar 18. Buah Stroberi yang Sudah Dikemas. A. Medium kecil B. Kecil Selain dapat dikonsumsi segar, buah stroberi juga dapat diolah menjadi berbagai produk. Di Vin’s Berry Park, buah yang kondisinya masih bagus namun bentuknya tidak menarik atau buah yang cacat dapat diolah menjadi eskrim, selai, manisan, sirup, dan jus. Produk-produk ini memiliki nilai jual yang tinggi serta diminati konsumen. Eskrim dijual dengan harga Rp 6.000/buah, selai dan manisan Rp 17.000/botol, sirup Rp 12.000/botol, dan jus Rp 10.000/cup.
34
Alur budidaya stroberi di Vin’s Berry Park dapat dilihat pada Gambar 19.
Pembibitan Ulang
Penyiraman &
Pemupukan
Pengendalian Gulma
Ada Hama & Penyakit
Pengendalian Hama & Penyakit
Tidak ada Hama & Penyakit
Pewiwilan
Restrukturisasi terakhir ≥ 1 tahun
Restrukturisasi
Restrukturisasi terakhir < 1 tahun
Panen
Buah Segar
Produk Olahan Pasar Gambar
19.
Alur
Budidaya
Stroberi
di
Vin’s
Berry
Park