BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 08/05/33/Th.I, 15 Mei 2007
TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH MENURUN 0,1% • Tingkat Penganguran Terbuka di Jawa Tengah pada Februari 2007 adalah 8,10%. Angka ini 0,10% lebih rendah dibandingkan dengan Tingkat Pengangguran Terbuka pada Februari 2006 yang berada pada angka 8,20%. • Meskipun TPT menurun, tetapi jumlah orang yang menganggur bertambah sebanyak 14.632 orang. Pada Februari 2006 jumlah pengangguran sebanyak 1.422.256 orang menjadi 1.436.888 orang pada Februari tahun 2007. • Pada Februari 2007 jumlah angkatan kerja betambah sebanyak 387.483 orang angkatan kerja baru, sehingga jumlah angkatan kerja menjadi 17.737.595 orang. Jumlah yang terserap bekerja sebanyak 16.300.707 orang (91,90%) dan yang tidak terserap sebanyak 1.436.888. orang (8,10%). • Sektor yang paling banyak menyerap angkatan kerja adalah sektor pertanian yang mengambil 6.627.356 orang atau 40,7%, kemudian sektor Perdagangan yang menyerap 3.524.369 orang atau 21,6% dan sektor Jasa Kemasyarakatan yang menampung 1.619.766 orang atau 9,9% dari orang yang bekerja.
Berita Resmi Statistik No.08/05/33/Th.1, 15 Mei 2007
1
1.
ANGKATAN KERJA
Jumlah penduduk berusia 15 tahun atau lebih, yaitu penduduk yang termasuk sebagai kelompok usia kerja, pada tahun Februari 2007 sebanyak 24.904.805 orang, atau bertambah sebanyak 503.407 orang dari jumlah penduduk usia kerja Februari 2006. Dari kelompok usia kerja tersebut sebanyak 17.737.595 orang termasuk sebagai angkatan kerja atau biasa disebut sebagai Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (71,22%) dan sisanya sebanyak 7.167.210 orang (28,78%) bukan angkatan kerja. Kelompok angkatan kerja adalah kelompok orang yang bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, dll. Kelompok yang yang bekerja sebanyak 16.300.707 (91.90%) orang dan pengangguran sebanyak 1.436.888 orang atau umum mengenal sebagai Tingkat Pengangguran Terbuka (8.10%). Kondisi Februari 2006, struktur angkatan kerja dibandingkan bukan angkatan kerja adalah 71,10% dan 28,90%. Ini berarti terjadi perubahan sedikit pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja yang membaik sebesar 0,12%. Sementara Tingkat Pengangguran Terbuka Februari 2006 berada pada tingkat 8,20%. Ini berarti tingkat pengangguran terbuka juga menurun, dengan laju 0,10%. Jumlah penduduk yang setengah menganggur meningkat dari 5.063.310 orang menjadi 5.129.670 orang atau bertambah 66.360 orang. Peningkatan jumlah setengah penganggur ini tidak secepat peningkatan penyerapan tenaga kerja sehingga Tingkat Setengah Menganggur menurun dari 29,18% menjadi 28,93%. Jumlah penduduk penganggur terpaksa, yaitu yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu dan masih mencari penghasilan tambahan, naik dari 2.180.462 orang menjadi 2.664.689 orang atau bertambah sebanyak 484.227 orang, tetapi penganggur sukarela menurun sebanyak 417.867 orang. Tabel 1.1 Penduduk 15 tahun ke atas menurut kegiatan terbanyak, 2005 - Peb 2007 Jawa Tengah PEB 2005 Bekerja
PEB 2006
PEB 2007
15.548.609
15.927.856
16.300.707
1.446.404
1.422.256
1.436.888
16.995.013
17.350.112
17.737.595
Sekolah
1.940.360
2.039.041
2.086.347
Mengurus RT
3.599.439
3.483.424
3.715.485
Lainnya
1.342.842
1.528.821
1.365.378
Total
6.882.641
7.051.286
7.167.210
23.877.654
24.401.398
24.904.805
71,2
71,1
71,2
8,5
8,2
8,1
Setengah Penganggur Terpaksa
2.182.010
2.180.462
2.664.689
Setengah Pengangur Sukarela
2.701.374
2.882.848
2.464.981
Total
4.883.384
5.063.310
5.129.670
Angkatan Kerja
Pengangguran Total
Bukan Angkatan Kerja
Total Penduduk 15+ Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
2
Berita Resmi Statistik N.07/05/33/Th.1, 15 Mei 2007
2.
Lapangan Kerja
Sektor Pertanian tetap menjadi lapangan pekerjaan utama penduduk Jawa Tengah. Pada tahun 2007 ini, persentase penduduk yang bekerja di sektor ini adalah 40,07% atau naik sebesar 0,5% dibandingkan dengan Februari 2006. Kenaikan jumlah pekerja di sektor ini disebabkan antara lain masih ramainya kegiatan penanaman dan pemanenan akibat iklim yang bergeser. Di beberapa Kabupaten (Kabupaten Tegal misalnya), juga disebabkan karena berpindahnya pekerja sektor pertambangan ke pertanian. Sektor terbesar kedua yang menyerap tenaga kerja adalah sektor Perdagangan yang menyerap 21,6% tenaga kerja, atau 3.524.369 orang. Sektor perdagangan menambah pekerja sebanyak 135.096 orang dari 3.389.273 orang pada bulan Februari 2006 atau tumbuh 0,3%. Sektor Perdagangan dikenal dengan cirri-ciri informalitasnya yang memudahkan orang untuk masuk atau keluar, sehingga sektor ini cenderung dipilih untuk mencari penghasilan atau pendapatan. Sektor terbesar ke tiga adalah sektor Industri Pengolahan yang menyerap 2.754.575 orang atau 16,9%. Dibandingkan dengan Februari 2006 sektor ini menambah tenaga kerja sebanyak 92.437 orang atau tumbuh 0,2%. Perlu dicatat yang dimaksud sebagai Sektor Industri Pengolahan adalah sektor yang mengubah barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dan atau mengubah barang setengah jadi menjadi barang jadi. Dengan demikian Sektor Industri Pengolahan mencakup bukan hanya pabrik-pabrik tetapi juga kerajinan rumahtangga. Tabel 2.1 Penduduk 15+ yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama, 2005 - Peb 2007 Jawa Tengah
PEB 2005 Pertanian
Pertambangan
Industri
Listrik, Gas & Air
Bangunan
Perdagangan
Angkutan dan Pergudangan
Keuangan & Jasa Perusahaan
Jasa Kemasyarakatan
Total
PEB 2006
PEB 2007
Orang
6.339.024
6.408.548
6.627.356
%
40,8
40,2
40,7
Orang
72.978
162.238
118.207
%
0,5
1,0
0,7
Orang
2.551.679
2.662.078
2.754.575
%
16,4
16,7
16,9
Orang
17.248
17.727
29.409
%
0,1
0,1
0,2
Orang
902.627
909.106
826.639
%
5,8
5,7
5,1
Orang
3.318.128
3.389.273
3.524.369
%
21,3
21,3
21,6
Orang
675.111
664.844
663.051
%
4,3
4,2
4,1
Orang
114.426
116.804
137.335
%
0,7
0,7
0,8
Orang
1.557.388
1.597.238
1.619.766
%
10,0
10,0
9,9
Orang
15.548.609
15.927.856
16.300.707
%
100,0
100,0
100,0
Berita Resmi Statistik No.08/05/33/Th.1, 15 Mei 2007
3
Sektor Bangunan dan sektor Angkutan dan Pergudangan mengalami penurunan baik dalam jumlah orang yang bekerja maupun persentase serapannya. Penurunan daya serap sektor Bangunan sangat mungkin karena sedang lemahnya sektor ini dimana biasanya pada bulan Februari proyekproyek bangunan pemerintah hanya menjalankan program yang carry over dari program tahun sebelumnya. Sektor Angkutan melemah antara lain karena kebutuhan angkutan umum melemah disebabkan oleh tersedianya kesempatan untuk memiliki moda angkutan murah yaitu dengan sepeda motor. Sementara sektor Jasa Kemasyarakatan mengalami kenaikan jumlah orang yang bekerja tetapi mengalami penurunan peranan dalam menyerap tenaga kerja.
3.
Status Pekerjaan Tabel 3.1 Penduduk 15+ yang bekerja menurut status pekerjaan utama, 2005 - Peb 2007 Jawa Tengah Status Pekerjaan Berusaha sendiri
Berusaha dibantu buruh tidak tetap/brh tdk dibayar
Berusaha dibantu buruh tetap/brh dibayar
Buruh/karyawan
Pekerja bebas pertanian
Pekerja bebas non tani
Pekerja tak dibayar
Total
PEB 2005
PEB 2006
PEB 2007
Orang
2.466.229
2.680.692
2.970.357
%
15,9
16,8
18,2
Orang
3.603.256
3.568.407
3.739.617
%
23,2
22,4
22,9
Orang
408.553
448.023
446.170
%
2,6
2,8
2,7
Orang
3.933.290
4.082.160
4.065.790
%
25,3
25,6
24,9
Orang
1.117.132
1.323.929
1.227.004
%
7,2
8,3
7,5
Orang
996.143
1.068.931
893.124
%
6,4
6,7
5,5
Orang
3.024.006
2.755.714
2.958.645
%
19,4
17,3
18,2
Orang
15.548.609
15.927.856
16.300.707
%
100,0
100,0
100,0
Proporsi terbesar pekerja di Jawa Tengah adalah Buruh/karyawan. Pada Februari 2007 mencapai 24,9%, sedangkan tahun sebelumnya mencapai 25,6% pada tahun 2006 dan 25,3% pada tahun 2005. Penurunan jumlah dan persentase buruh/karyawan diduga kuat karena terjadi pergeseran status ke berusaha sendiri setelah terjadinya pemutusan hubungan kerja atau berpindah ke sektor lain seperti perdagangan. Proporsi penduduk yang bekerja dengan dibantu buruh tidak tetap atau pekerja tak dibayar menduduki urutan kedua dengan jumlah orang bekerja sebanyak 3.739.617 atau 22.9%. Pada urutan ke tiga adalah orang-orang yang berusaha sendiri dengan jumlah 2.970.357 orang atau 18,2%.
4
Berita Resmi Statistik N.07/05/33/Th.1, 15 Mei 2007
Konsep Definisi Penduduk usia kerja Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas. Bekerja Kegiatan bekerja didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi dengan menghasilkan barang atau jasa yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi. Pengangguran Pengangguran meliputi penduduk yang sedang mencari pekerjaan, atau mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, atau sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah ukuran yang menggambarkan perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja dan dihitung dari jumlah angkatan kerja dibagi jumlah penduduk 15 tahun ke atas dikali 100. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) TPT adalah angka yang menunjukkan banyaknya pengangguran, terhadap 100 penduduk yang masuk kategori angkatan kerja. Setengah Pengangguran Penduduk yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu). • Setengah Penganggur Terpaksa adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan • Setengah Penganggur Sukarela adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal ( kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain (sebagian pihak menyebutkan sebagai pekerja paruh waktu/part time worker)
Berita Resmi Statistik No.08/05/33/Th.1, 15 Mei 2007
5
JUMLAH SAMPEL SAKERNAS FEBRUARI 2007 Target Sampel Kabupaten/Kota Blok Sensus Rumahtangga (1) (2) (3) 01 Kab. Cilacap 02 Kab. Banyumas 03 Kab. Purbalingga 04 Kab. Banjarnegara 05 Kab. Kebumen 06 Kab. Purworejo 07 Kab. Wonosobo 08 Kab. Magelang 09 Kab. Boyolali 10 Kab. Klaten 11 Kab. Sukoharjo 12 Kab. Wonogiri 13 Kab. Karanganyar 14 Kab. Sragen 15 Kab. Grobogan 16 Kab. Blora 17 Kab. Rembang 18 Kab. P a t I 19 Kab. Kudus 20 Kab. Jepara 21 Kab. Demak 22 Kab. Semarang 23 Kab. Temanggung 24 Kab. Kendal 25 Kab. Batang 26 Kab. Pekalongan 27 Kab. Pemalang 28 Kab. Tegal 29 Kab. Brebes 71 Kota Magelang 72 Kota Surakarta 73 Kota Salatiga 74 Kota Semarang 75 Kota Pekalongan 76 Kota Tegal Jumlah
6
25 22 12 13 18 11 12 17 14 18 12 15 11 14 20 13 10 17 11 14 16 13 10 13 11 11 16 20 25 2 7 2 20 4 3
400 352 192 208 288 176 192 272 224 288 192 240 176 224 320 208 160 272 176 224 256 208 160 208 176 176 256 320 400 32 112 32 320 64 48
472
7 552
Berita Resmi Statistik N.07/05/33/Th.1, 15 Mei 2007