BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 04/09/1204/Th. XII, 30 September 2014
PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013 Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tapanuli Tengah pada Tahun 2013 mengalami sedikit kenaikan jika dibandingkan dengan Tahun sebelumnya. Penurunan jumlah penduduk miskin tertinggi di Kabupaten Tapanuli Tengah terjadi pada tahun 2009 – 2010 yaitu sebanyak 4.810 jiwa (sebesar 1,09 %) Garis Kemiskinan (GK) Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013 sebesar Rp.288.774 meningkat dari Tahun 2012 sebesar Rp. 275.330. Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index) Tapanuli Tengah Tahun 2013 sebesar 2,58 sedangkan Index Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index) sebesar 0,65. Jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2012, kedua Indeks diatas mengalami peningkatan masing-masing 0,58 dan 0,21. I. Kilas Balik Konsep : Kemiskinan dapat digambarkan sebagai Kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Pengukuran : Pengukuran Kemiskinan di Indonesia dibedakan atas 2 (dua) yaitu : - Data Kemiskinan Makro (berguna untuk perencanaan dan evaluasi program kemiskinan dengan target geografis) - Data Kemiskinan Mikro (berguna untuk target sasaran rumah tangga secara langsung)
Untuk mengukur Kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk.
Berita Resmi Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah No. 04/09/1204/Th. XII, 30September 2014
1
Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaaan. Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan.
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kalori per kapita per hari. Paket komoditas kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditas (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak,dll)
Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditas kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 51 jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis komoditas di perdesaan.
II. Profil Kemiskinan a. Komposisi Penduduk Miskin Jumlah Penduduk miskin di Kabupaten Tapanuli Tengah pada September 2013 mencapai 52.000 jiwa (15,41 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2012 naik sebesar 2.400 jiwa (0,38 persen). Jika dicermati dari tahun 2008 sampai 2013 penurunan tertinggi jumlah penduduk miskin terjadi pada tahun 2009 ke 2010 sebanyak sekitar 4.810 jiwa atau setara dengan 1,09 persen. b. Garis Kemiskinan. Kenaikan jumlah penduduk miskin sejalan dengan naiknya angka Garis Kemiskinan periode Tahun 2008 – 2013. Pada Tahun 2013 Garis Kemiskinan Kabupaten Tapanuli Tengah sebesar Rp.288.774,- mengalami peningkatan sebesar Rp.78.240,- dibanding tahun 2008 yaitu sebesar Rp. 210.534,Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan komoditas makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). Pada September 2013, sumbangan Garis kemiskinan Makanan Terhadap Garis Kemiskinan sebesar 73,43 persen dan sumbangan Garis Kemiskinan Bukan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 26,57 persen.
2
Berita Resmi Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah No. 04/09/1204/Th. XII, 30September 2014
Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008-2013
350.000,00
70000
60000
296.164,00
60400 57010
50000
52200 240.457,00
300.000,00 288.774
266.861,00 50200
49600
52.000
250.000,00
240.457,00 216.405,00
40000
200.000,00
30000
150.000,00
20000
100.000,00
10000
50.000,00
0,00
0 2008
2009
2010 Jlh Pddk miskin
2011
2012
2013
Garis Kemiskinan
c. Indeks Kedalaman Keparahan Kemiskinan. Persoalan Kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan kimiskinan. Selain upaya memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga terkait dengan bagaimana mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan memiskinan. Pada periode 2008 - 2013 , Indeks Kedalaman Kemiskinan Poverty Gap Index (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan Poverty Severity Index (P2) menunjukkan kecendrungan membaik. Dimana Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) pada Tahun 2008 sebesar 3,96 persen lebih tinggi dibanding kondisi Tahun 2013 sebesar 2,58. Demikian pula dengan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) pada September 2013 sebesar 0,65 lebih rendah dibanding kondisi Tahun 2008 yaitu sebesar 0,95 Penurunan nilai kedua Indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga menyempit. Berita Resmi Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah No. 04/09/1204/Th. XII, 30September 2014
3
Tabel 1 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Di Kabupaten Tapanuli Tengah September 2008 – September 2013 Tahun
P1
P2
(1)
(2)
(3)
2008
3,95
0,95
2009
3,96
0,95
2010
2,86
0,75
2011
2,80
0,86
2012
1,96
0,44
2013
2,58
0,65
Sumber : Diolah dari data Susenas September 2008 dan September 2013
Jika dianalisis semakin mengecilnya Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index) menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk semakin dekat dengan Garis Kemiskinan. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index) menggambarkan bahwa ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin semakin kecil.
III. Kemiskinan di wilayah Sumatera Utara dan kaitan kemiskinan dengan Indikator penting lainnya. Secara Nasional target Pemerintah di Tahun 2014 adalah menurunkan angka kemiskinan pada level 8 – 10 persen. Menurut data Tahun 2013 angka Kemiskinan Nasional sudah berada pada level 11,47 %, untuk Provinsi Sumatera Utara angkanya sudah mencapai 10,39 %, sedangkan Tapanuli Tengah masih berada pada level 15,41 persen. Berikut ditampilkan 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota dengan persentase penduduk Miskin tertinggi Tahun 2012 – 2013.
4
Berita Resmi Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah No. 04/09/1204/Th. XII, 30September 2014
Tabel.2 Sepuluh Kabupaten/Kota di Sumatera Utara dengan persentase penduduk miskin tertinggi tahun 2012-2013 No
Kabupaten/Kota
(1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(2) Gunung Sitoli Nias Utara Nias Barat Nias Selatan Nias Tapanuli Tengah Samosir Tanjung Balai Sibolga Labuhan Batu Selatan
% Penduduk Miskin 2012 2013 (3) (4) 30,85 30,94 29,50 30,94 28,57 29,65 19,05 18,83 18,67 17,28 15,03 15,41 15,17 14,85 14,86 14,01 13,00 12,90 13,96 12,36
Jumlah Penduduk Miskin 2012 2013 (5) (6) 40.400 41.100 38.500 40.800 23.800 24.900 56.900 57.000 25.000 23.300 49.600 52.000 23.900 24.200 18.500 17.200 11.100 11.100 41.200 37.300
Kabupaten Tapanuli Tengah pada Tahun 2012 berada pada peringkat ketujuh Kabupaten/Kota dengan persentase penduduk miskin terbesar, tetapi pada Tahun 2013 sudah beranjak menjadi peringkat keenam menggeser posisi Kabupaten Samosir. Wilayah pada Kabupaten Nias yang meliputi Nias dan pemekarannya serta Nias Selatan masih bertahan sebagai daerah dan persentase penduduk miskin terbesar di Sumatera Utara. Kemiskinan tidak terlepas dari pengaruh rendahnya tingkat kesehatan, pendidikan, tingginya angka pertumbuhan penduduk, rendahnya daya beli, ketersediaan infrastruktur bahkan juga dipengaruhi oleh budaya dan agama. Jika dicermati 10 kabupaten/kota dengan persentase penduduk miskin terbesar di Sumatera Utara, 8 (delapan) diantaranya merupakan daerah yang memiliki pantai/laut. Untuk itu perlu kajian yang lebih mendalam agar program pengentasan kemiskinan menjadi lebih tepat sasar.
Berita Resmi Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah No. 04/09/1204/Th. XII, 30September 2014
5
Grafik.2 Pertumbuhan Ekonomi, Penduduk Miskin dan Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010 2013 18 16,74
16
15,95 15,03
15,41
14 12
Penduduk Miskin
10
Pert. Ekonomi 8,53
8 6
6,13
6,28
6,24
5,55
2010
2011
6,35
TPT
6,85
5,26
4 2 0 2012
2013
Grafik.2 menyajikan Pertumbuhan Ekonomi, Penduduk Miskin dan Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010-2013 . Selama kurun waktu 2010 ke 2013 terlihat bahwa 3 variabel tersebut mengalami peningkatan. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi belum mempunyai dampak pada turunnya angka kemiskinan dan pengangguran, untuk itu perlu penelusuran lebih lanjut.
Pandan, 30 September 2014 BPS Kabupaten Tapanuli Tengah Kepala,
Dra. Minda Flora Ginting, MM. NIP 19690112 199401 2 001
6
Berita Resmi Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah No. 04/09/1204/Th. XII, 30September 2014
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN TAPANULI TENGAH
Informasi lebih lanjut hubungi : Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Dra. Minda Flora Ginting, MM.
Kepala Seksi Statistik Sosial Arida, SE. Jl. N. Daulay Pandan Telp. 0631-371082 Faks. 0631-372066 E-mail :
[email protected] Home page : http://tapanulitengahkab.bps.go.id
Berita Resmi Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah No. 04/09/1204/Th. XII, 30September 2014
7