BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 01/10/1204/Th. XIX, 12 Oktober 2016
PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015 Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tapanuli Tengah pada Tahun 2015 mencapai 52.200 jiwa mengalami kenaikan sebesar 4,69 persen (2.340 jiwa) jika dibandingkan dengan Tahun sebelumnya sebanyak 49.860 jiwa. Garis Kemiskinan (GK) Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2015 sebesar Rp.307.710 meningkat dari Tahun 2014 sebesar Rp. 298.573. Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index) Tapanuli Tengah Tahun 2015 sebesar 2,00 sedangkan Index Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index) sebesar 0,45. Jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index) mengalami kenaikan sebesar 0,11 sedangkan untuk Index Keparahan Kemiskinan tidak mengalami perubahan. I. Kilas Balik Konsep : Kemiskinan dapat digambarkan sebagai Kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Pengukuran : Pengukuran Kemiskinan di Indonesia dibedakan atas 2 (dua) yaitu : - Data Kemiskinan Makro (berguna untuk perencanaan dan evaluasi program kemiskinan dengan target geografis) - Data Kemiskinan Mikro (berguna untuk target sasaran rumah tangga secara langsung)
Untuk mengukur Kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk.
Berita Resmi Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah No. 01/10/1204/Th. XIX, 12 Oktober 2016
1
Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaaan. Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan.
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kalori per kapita per hari. Paket komoditas kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditas (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak,dll)
Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditas kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 51 jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis komoditas di perdesaan.
II. Profil Kemiskinan a. Komposisi Penduduk Miskin Jumlah Penduduk miskin di Kabupaten Tapanuli Tengah pada September 2015 mencapai 52.200 jiwa, mengalami kenaikan sebesar 4,69 persen (2.340 jiwa) jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 49.860 jiwa. Kurun waktu 2008 – 2015 penurunan rata rata penduduk miskin di Kabupaten Tapanuli Tengah sebesar 2, 01 pertahun dimana penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2009 – 2010 yaitu sebesar 8,44 persen, sedangkan pada tahun 2012 – 2013 dan tahun 2014 – 2015 terjadi kenaikan masing masing sebesar 4,84 persen dan 4, 29 persen b. Garis Kemiskinan. Kenaikan jumlah penduduk miskin sejalan dengan naiknya angka Garis Kemiskinan periode Tahun 2008 – 2015. Pada Tahun 2015 Garis Kemiskinan Kabupaten Tapanuli Tengah sebesar Rp.307.710,- mengalami peningkatan sebesar Rp.97.176,- dibanding tahun 2008 yaitu sebesar Rp. 210.534,Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan komoditas makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). Pada September 2015, sumbangan Garis kemiskinan Makanan Terhadap Garis Kemiskinan sebesar 73,23 persen dan sumbangan Garis Kemiskinan Bukan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 26,77 persen.
2
Berita Resmi Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah No. 01/10/1204/Th. XIX, 12 Oktober 2016
Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008-2015
70000
60000
350,000.00 296,164.00
60400 57010
266,861.00 52200
50000
50200
49600
288,774 52,000
298,573
307,710 300,000.00
49,860
52,000 250,000.00
240,457.00 216,405.00 40000
210,534.00
200,000.00
30000
150,000.00
20000
100,000.00
10000
50,000.00
0
0.00 2008
2009
2010
2011
Jlh Pddk miskin
2012
2013
2014
2015
Garis Kemiskinan
c. Indeks Kedalaman Keparahan Kemiskinan. Persoalan Kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan kimiskinan. Selain upaya memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga terkait dengan bagaimana mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan memiskinan. Pada periode 2008 - 2015 , Indeks Kedalaman Kemiskinan Poverty Gap Index (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan Poverty Severity Index (P2) menunjukkan kecendrungan membaik. Dimana Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) pada Tahun 2008 sebesar 3,95 persen lebih tinggi dibanding kondisi Tahun 2015 sebesar 2,00. Dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) pada September 2015 sebesar 0,45 lebih rendah dibanding kondisi Tahun 2008 yaitu sebesar 0,95 Penurunan nilai kedua Indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga menyempit.
Berita Resmi Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah No. 01/10/1204/Th. XIX, 12 Oktober 2016
3
Tabel 1 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Di Kabupaten Tapanuli Tengah September 2008 – September 2015 Tahun
P1
P2
(1)
(2)
(3)
2008
3,95
0,95
2009
3,96
0,95
2010
2,86
0,75
2011
2,80
0,86
2012
1,96
0,44
2013
2,58
0,65
2014
1,89
0,45
2015
2,00
0,45
Sumber : Diolah dari data Susenas September 2008 dan September 2015
Jika dianalisis semakin mengecilnya Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index) menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk semakin dekat dengan Garis Kemiskinan. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index) menggambarkan bahwa ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin semakin kecil. III. Kemiskinan di wilayah Sumatera Utara dan kaitan kemiskinan dengan Indikator penting lainnya. Secara Nasional target Pemerintah di Tahun 2015 adalah menurunkan angka kemiskinan pada level 8 – 10 persen. Menurut data Tahun 2015 angka Kemiskinan Nasional sudah berada pada level 11,22 persen untuk Provinsi Sumatera Utara angkanya sudah mencapai 10,53 persen sedangkan Tapanuli Tengah masih berada pada level 15,00 persen.
4
Berita Resmi Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah No. 01/10/1204/Th. XIX, 12 Oktober 2016
Berikut ditampilkan 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota dengan persentase penduduk Miskin tertinggi Tahun 2014 – 2015.
Tabel.2 Sepuluh Kabupaten/Kota di Sumatera Utara dengan persentase penduduk miskin tertinggi tahun 2014-2015 No (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kabupaten/Kota (2) Nias Utara Nias Barat Gunung Sitoli Nias Selatan Nias Tanjung Balai Tapanuli Tengah Sibolga Labuhan Batu Selatan Samosir
% Penduduk Miskin 2014 2015 (4) (4) 29,28 32,62 28,10 29,96 27,63 25,42 17,81 19,05 16,39 18,05 14,02 15,08 14,47 15,00 12,26 13,48 11,54 11,65 13,20 10,21
Jumlah Penduduk Miskin 2014 2015 (6) (6) 38.950 43,74 23.760 25,41 37.200 34,47 54.460 58,97 22.210 24,53 23.170 25,09 49.860 52,20 10.570 11,64 35.650 36,37 16.270 18,31
Kabupaten Tapanuli Tengah pada Tahun 2014 berada pada peringkat keenam Kabupaten/Kota dengan persentase penduduk miskin terbesar dan pada Tahun 2015 turun menjadi peringkat ketujuh. Wilayah pada Kabupaten Nias yang meliputi Nias dan pemekarannya serta Nias Selatan masih bertahan sebagai daerah dan persentase penduduk miskin terbesar di Sumatera Utara. Kemiskinan tidak terlepas dari pengaruh rendahnya tingkat kesehatan, pendidikan, tingginya angka pertumbuhan penduduk, rendahnya daya beli, ketersediaan infrastruktur bahkan juga dipengaruhi oleh budaya dan agama. Jika dicermati 10 kabupaten/kota dengan persentase penduduk miskin terbesar di Sumatera Utara, 8 (delapan) diantaranya merupakan daerah yang memiliki pantai/laut. Untuk itu perlu kajian yang lebih mendalam agar program pengentasan kemiskinan menjadi lebih tepat sasaran..
Berita Resmi Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah No. 01/10/1204/Th. XIX, 12 Oktober 2016
5
Grafik.2 Pertumbuhan Ekonomi, Penduduk Miskin dan Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010 2015 18 16.74
16
15.95 15.03
15.41
14
14.47
15
Penduduk Miskin
12
Pert. Ekonomi
10
6
TPT
8.53
8 6.13 6.24
5.1 5.55
2010
2011
5.11 5.26
5.17
4
5.04 4.9
5.08 4.98
2 0 2012
2013
2014
2015
Grafik.2 menyajikan Pertumbuhan Ekonomi, Penduduk Miskin dan Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010-2015 . Selama kurun waktu 2014 ke 2015 terlihat bahwa 3 variabel tersebut mengalami Kenaikan. Pertumbuhan Ekonomi dan pengangguran mempunyai pengaruh terhadap kemiskinan, dimana secara teoritis kemiskinan akan bergerak mengikuti tingkat pengangguran. Dalam hal ini ketika tingkat pengangguran mengalami Kenaikan maka secara otomatis tingkat kemiskinan juga akan mengalami kenaikan.
Pandan, 12 Oktober 2016 BPS Kabupaten Tapanuli Tengah Kepala,
A L Z E N. S.Si.M.Si NIP. 19611117 198303 1 002
6
Berita Resmi Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah No. 01/10/1204/Th. XIX, 12 Oktober 2016
Informasi lebih lanjut hubungi:
BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH Telepon: 0631-371082, Fax : 0631-372066 E-mail:
[email protected] Website: http://tapanulitengahkab.bps.go.id
Berita Resmi Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah No. 01/10/1204/Th. XIX, 12 Oktober 2016
7