BETI, DALLY, DEDEH, DEVI, FITRIA, GINANJAR, JUNAEDI, LIDYA, RANI
Advokasi
Tenaga Kesehatan lini pertama
Konstan
Mayoritas
Kontinyu
Koordinatif
The Baccalaureate Degree in Nursing as Minimal Preparation for Professional Practice (American Association of Colleges of Nursing)
Pembuat kebijakan, peneliti, dan leader praktik beberapa tahun belakangan ini telah mengidentifikasi tingkat pendidikan membuat perbedaan dalam praktik keperawatan. Pendidikan bachelor’s degree mempersiapkan perawat dengan ilmu fisik dan sosial yang lebih dalam, kepemimpinan dan managemen keperawatan, humanities, community and public health nursing sehingga akan lebih memahami dampak dari isu sosial, kultural, ekonomi dan politik terhadap pasien dan kesehatan.
Mentorship: The Heart and Soul of Health Care Leadership (Journal of Healthcare Leadership)
• Sistem mentoring merupakan model yang unik untuk mempersiapkan pemimpin untuk masa yang akan datang dan kunci pengembangan kepemimpinan untuk profesi keperawatan. • Langkah-langkah dalam membuat hubungan mentoring adalah 1) formasi-membuat komitmen dan sharing pengetahuan; 2) menciptakan hubungan, menetapkan batasan dan mendefinisikan standar unggulan dalam area keahlian mentor; 3) mengatur dan menjaga hubungan mentoring.
“Influencing Health Care In The Legislatif Area” (The Online Jurnal of Issues in Nursing)
Semua perawat berhubungan oleh kebijakan dan politik dari sistem perawatan kesehatan dan dampak dari kebijakan, undang-undang, dan peraturan yang dikembangkan pada area perawat akan berhubungan dengan profesi perawat.( Holmes & Gastaldo, 2002). Sebagai komunitas terbesar dalam sebuah pelayanan kesehatan, perawat berpotensi untuk berhasil dalam melakukan advocasi/pembelaan. Perawat harus memperkuat kekuatan dasar meraka dengan bekerja sama dengan lembaga pendidikan keperawatan dan pendukung-pendukung dalam membangun kesepakatan bersama terhadap isu-isu yang penting.
AREA PEMBAHASAN
POLITICS
POLICY
NURSING
• International Council of Nurses (ICN) menekankan bahwa peran kunci keperawatan mencakup advokasi, promosi tentang lingkungan yang aman, riset, partisipasi dalam merumuskan kebijakan kesehatan dan manajemen sistem kesehatan dan pendidikan.
Kondisi Saat Ini • Dewan Perawat Internasional (ICN) perawat memiliki kontribusi penting untuk membuat dalam perencanaan pelayanan kesehatan dan pengambilan keputusan dan dalam pengembangan kebijakan kesehatan yang tepat dan efektif. • Keterlibatan perawat dalam pengembangan kebijakan kesehatan memastikan bahwa pelayanan kesehatan yang aman, berkualitas tinggi, mudah diakses dan terjangkau (Ferguson 2001:546).
Kondisi di Indonesia Jumlah mayoritas perawat berpendidikan rendah, Jumlah perawat di pemerintahan langka Rasa kesatuan dan persatuan yang belum membudaya. Tekanan budaya hubungan kerja dengan profesi lain yang menempatkan perawat dalam posisi tawar yang rendah, • Kolabarasi dan networking yang terbatas, • Kemampuan menulis dan mempublikasikan tulisan tentang profesi keperawatan dan kontribusinya bagi masyarakat masih rendah, • Kemampuan perawat untuk memahami tentang dimana keputusan strategis dibuat, siapa yang membuat keputusan, dan bagaimana perawat bisa mempengaruhi proses pembuatan keputusan strategis yang akan menghasilkan kebijakan, peraturan dan perundang undangan masih terbatas. • • • •
Implementasi • Berperan Serta dalam Legislatif • Berperan Aktif dalam Organisasi Profesi Keperawatan • Memperkuat Posisi dan Pengaruh Keperawatan dalam Pemerintahan • Optimalisasi Alur Kaderisasi Kepemimpinan Keperawatan • Memperkuat Mitra dan Kerja Sama dengan Pihak Lain Terutama Masyarakat • Peningkatan Eksistensi Melalui Media • Peningkatan Peran Serta Akademisi Keperawatan dalam Pengambilan Kebijakan • Secara Individual
Kesimpulan • Sampai saat ini masih sangat sedikitnya perawat yang duduk dalam pengambil kebijakan terutama dalam bidang legislatif. • Perawat perlu terlibat secara aktif sebagai pengambil dan penentu arah kebijakan kesehatan, agar kebijakan tersebut berpihak pada profesi keperawatan dengan tidak mengabaikan hak pasien.