ANALISIS EVENT TRAINING GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) CHAMPION SEBAGAI SOSIALISASI PENERAPAN GCG DI PT PERTAMINA (PERSERO) (PERIODE MARET – APRIL 2013) Shanty Ayu Puspa Asih* / Lidya Wati Evelina** PT Pertamina (Persero), Jl. Medan Merdeka Timur 1A, Jakarta Pusat 021 3815111/ 021 3843882
[email protected] Abstract
Training of Good Corporate Governance (GCG) Champion as an implementation of the GCG internalization and socialization. RESEARCH GOAL is to know the process of event GCG Champion Training and follow-up will be conducted by Compliance Training GCG Champion after event ended. RESEARCH METHODS used is qualitative with semi-structured interviews were conducted in PT Pertamina (Persero) in March and April 2013. Validation technique used was triangulation of data sources which is then reduced, and concluded based on the data presented in the can. ANALYSIS OF THE ACHIEVEMENTS Champion GCG Training aims to create role models are an extension of Compliance in promoting good corporate governance in Pertamina. CONCLUSION Training GCG held to teach the participants so that could be a role model of good corporate governance and to promote the application of principles - principles that have been obtained during the GCG GCG Training Event Champion is a Champion Training GCG GCG socialization of PT Pertamina (Persero) conducted by Compliance. (S)
Keywords : Analysis , Training, Good Corporate Governance, Sosialization, Role Model
Abstrak
Training Good Corporate Governance (GCG) Champion sebagai salah satu bentuk implementasi GCG yaitu internalisasi dan sosialisasi. TUJUAN PENELITIAN ini adalah untuk mengetahui proses dari event Training GCG Champion dan tindak lanjut yang akan dilakukan oleh Compliance setelah event Training GCG Champion Berakhir. METODE PENELITIAN yang digunakan adalah kualitatif dengan melakukan wawancara semistruktur yang dilakukan di PT Pertamina (Persero) pada bulan Maret hingga April 2013. Teknik validasi yang digunakan adalah triangulasi sumber yang kemudian data direduksi, disajikan dan disimpulkan berdasarkan data yang di dapat. ANALISIS YANG DICAPAI Training GCG Champion bertujuan untuk menciptakan role model yang merupakan perpanjangan tangan Compliance dalam mensosialisasikan GCG di Pertamina. SIMPULAN Training GCG diadakan untuk
1
mengajarkan para peserta sehingga bisa menjadi role model penerapan GCG dan dapat mensosialisasikan prinsip – prinsip GCG yang telah didapatkan selama Training GCG Champion Event Training GCG Champion merupakan kegiatan sosialisasi penerapan GCG di PT Pertamina (Persero) yang dilakukan oleh Compliance.(S)
Kata Kunci : Analisis, Event, Training, Good Corporate Governance, Sosialisasi,
PENDAHULUAN Good Corporate Governance (GCG) merupakan sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan, agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholders. Hal ini berkaitan dengan peraturan kewenangan pemilik, direktur, manajer, pemegang saham, dan sebagainya (Komite Cadbury, seperti dikutip., Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, 2008: 24 – 25). Menurut Bakrie (2006) sekitar 1998, krisis ekonomi menghantam Asia. Krisis ekonomi ini berdampak luas hingga merontokkan rezim – rezim politik yang berkuasa di Korea Selatan, Thailand, dan Indonesia. Pascakrisis di Indonesia ditandai dengan goncangan ekonomi yang berkelanjutan, sehingga mengakibatkan penurunan iklim berusaha (Kaihatu, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, No. 1, Maret 2006: 1 – 9) Dalam implementasi GCG di Indonesia, terdapat tiga agenda penerapan GCG, yaitu menetapkan kebijakan nasional, menyempurnakan kerangka nasional dan membangun inisiatif sektor swasta. Kemudian pada tahun 2001, Komite Nasional Kebijakan Governance menerbitkan pedoman yang kemudian disusul dengan menerbitkan pedoman GCG Perbankan Indonesia, pedoman untuk komite audit, dan pedoman untuk komisaris di tahun 2004 (Kaihatu, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, No. 1, Maret 2006: 1 – 9). Salah satu perusahaan yang menerapkan GCG adalah PT Pertamina (Persero). PT Pertamina (Persero) merupakan perusahaan milik Negara yang bergerak di bidang energi yang meliputi minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan. dalam penerapan GCG, PT Pertamina (Persero) cukup konsisten. Hal tersebut terlihat dari penghargaan – penghargaan yang didapat oleh Pertamina terkait penerapan GCG serta meningkatnya pencapaian rating GCG Pertamina dari tahun 2004 yaitu 55,73% hingga 2011 yaitu 91,83%. Penghargaan yang didapat diantaranya adalah mendapat posisi pertama pada studi prakasa anti korupsi oleh KPK tahun 2011, menjadi most trusted company 2011 dari majalah SWA dan CGPI, serta menjadi inovasi terbaik 2011 oleh kementerian BUMN (Overview GCG di PT Pertamina, 2011: 15). Dalam menerapkan Program GCG, Pertamina merujuk kepada Keputusan Menteri BUMN no. 117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 yang berisikan: “Suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memerhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai – nilai etika” (Seperti dikutip Surya dan Yustiavandana, 2008: 25). Namun pada tahun 2011, terbitlah Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011 pada tanggal 1 Agustus 2011 mengenai penerapan Tata Kelola Perusahaan yang menggantikan Keputusan Menteri BUMN sebelumnya. (Annual Report Pertamina, 2011: 180). Prinsip – Prinsip yang mendasari GCG pada Peraturan Menteri adalah Transparancy, Accountability, Responcibility, Independency, dan Fairnes. Komitmen yang dilakukan oleh Pertamina terkait penerapan GCG terlihat dengan adanya Surat Dewan Komisaris No. 10/K/DK/2006 tanggal 16 Januari 2006 kepada Direktur Utama, mengenai
2
penetapan unit organisasi dan Champion GCG di jajaran Direksi sebagai Counterpart komite GCG. Sebagai tindak lanjut dari surat tersebut, maka dibentuklah fungsi baru yaitu fungsi Management GCG di bawah organisasi Sekretaris Perusahaan, menggantikan fungsi Legal Advisor yang telah ada sebelumnya. Fungsi ini bertugas untuk menjalankan program pengembangan dan penerapan GCG di PT Pertamina Persero. Pada tahun 2009, fungsi Management GCG pun berubah menjadi fungsi Compliance (Annual Report Pertamina, 2011: 182). Sesuai dengan momentum perubahan di seluruh bidang dan untuk mendorong implementasi GCG, maka Pertamina melaksanakan Program Pertamina Clean. Program tersebut bertujuan untuk menanamkan budaya kerja yang bersih kepada pekerja Pertamina dan mitra usaha dari praktik korupsi, benturan kepentingan, penipuan, pelanggaran terhadap hukum atau peraturan internal Perseroan dan perilaku tidak terpuji lainnya ( Annual Report, 2011: 186). Mengacu pada visi PT Pertamina (Persero) yaitu “Menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia”, Compliance PT Pertamina (Persero) dibentuk untuk menerapkan prinsip tata kelola korporasi setara perusahaan publik dan membangun lingkungan bisnis yang sehat dengan mitra bisnis dan stakeholders lainnya. Agar penerapan prinsip tata kelola korporasi berjalan dengan lancar, maka Fungsi Compliance melakukan perencanaan untuk melakukan sosialisasi dalam penerapan GCG. Sosialisasi dalam penerapan GCG bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para pekerja maupun pemangku kepentingan dalam penerapan prinsip – prinsip GCG di Perseroan. Dalam mensosialisasikan penerapan GCG kepada Karyawan PT Pertamina (Persero) serta anak Perusahaan PT Pertamina (Persero), fungsi Compliance mengadakan kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan dan menjelaskan mengenai pentingnya GCG dalam kegiatan kerja, antara lain Safari Ramadhan, People Review Session, serta sosialisasi kepada vendor di lingkungan Direktorat Umum & SDM (Annual Report, 2011: 189). Salah satu kegiatan untuk mensosialisasikan penerapan GCG kepada pekerja Pertamina adalah Training of Trainer GCG Champion. Kegiatan ini merupakan Annual Event yang dilakukan pada bulan Maret hingga April yang terbagi menjadi tiga batch. Kegiatan ini diadakan oleh Fungsi Compliance sebagai perpanjangan tangan fungsi Compliance kepada karyawan PT Pertamina (Persero) dengan tujuan dapat membentuk para peserta Training yaitu pekerja Pertamina yang telah dipilih agar menjadi role modeldalam penerapan GCG di PT Pertamina (Persero). Hal ini disebabkan karena fungsi Compliance hanya dikelola oleh 9 orang dan membutuhkan kerja sama dengan para pekerja Pertamina agar penerapan GCG bisa tersebar secara merata kepada pekerja Pertamina yang lainnya. Permasalahan tersebut yang membuat penulis memilih event “Training of Trainer GCG Champion” sebagai bahan penelitian dengan judul “Analisis Event Training Good Corporate Governance (GCG) Champion sebagai Sosialisasi Penerapan GCG di PT Pertamina (Persero) (Periode Maret – April 2013)”. Rumusan masalah yaitu bagaimana proses event Training GCG Champion yang dilakukan oleh fungsi Compliance PT Pertamina (Persero) dan tindak lanjut apa yang akan dilakukan setelah training ini berakhir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses event training GCG Champion ini berjalan dan tindak lanjut yang akan dilakukan oleh Compliance setelah event tersebut berakhir Dasar teori yang digunakan adalah event management dan Good Corporate Governance untuk menjelaskan proses event training GCG champion dan materi yang disampaikan dalam event tersebut, selain itu teori lain yang digunakan adalah teori internalisasi untuk mengetahui proses internalisasi yang terjadi saat event berlangsung.
METODE PENELITIAN Metode kualitatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui lebih dalam mengenai proses event dan tindak lanjut event training GCG Champion dengan melakukan wawancara dan mengambil sumber dari dokumen – dokumen perusahaan. Triangulasi sumber digunakan untuk menguji keabsahan data penelitian. Pemilihan sumber dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data yang telah didapat akan direduksi, kemudian disajikan dan terakhir akan ditarik kesimpulan dari data yang telah di sajikan.
3
HASIL DAN BAHASAN A. Proses event Management Sebelum kegiatan training ini dilaksanakan, Compliance melakukan proses event management sebagai berikut :
Gambar 4.11 Proses Event Management Sumber: Special Event (Wahyuni Pudjiastuti, 2010: xxxv) 1.
Research Penelitian dilakukan untuk mengurangi resiko kegagalan event serta untuk mengetahui keinginan, kebutuhan, dan ekspektasi khalayak sasaran. Compliance menggunakan hasil evaluasi Training GCG Champion 2012 sebagai penelitian sebelum merancang Training GCG Champion di tahun 2013 ini. Dari hasil evaluasi Training GCG Champion di tahun 2012, Compliance dapat membuat Training GCG Champion 2013 lebih baik lagi dengan mempertahankan hal yang sudah baik dan memperbaiki kekurangan pada training 2012.
2.
Design Design dalam suatu event dibutuhkan untuk menarik perhatian target sasaran sehingga mereka tertarik untuk mengikuti kegiatan ini dengan menciptakan suara, cahaya, permainan suara, gerakan, mendesain area, dan sebagainya. Setelah melakukan riset, Compliance memasuki tahap mendesign event Training GCG Champion agar menarik bagi para peserta training, diantaranya dengan merencanakan kegiatan, lesson plan, pemilihan pengisi acara,
3.
Planning Perencanaan sangatlah dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan. Dengan adanya planning, suatu event lebih terstruktur dan sistematis. Planning dan designing memerlukan waktu yang cukup panjang dibandingkan tahapan kegiatan lain. Hal tersebut disebabkan pada tahap perencanaan ini seringkali mengalami perubahan, pengurangan, atau penambahan sesuai kondisi atau sumber daya yang ada. Faktor pertimbangan tersebut berada di mana saja, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Perencanaan yang dilakukan oleh Compliance dalam kegiatan Training GCG Champion, antara lain : a. Tujuan Training Training GCG Champion ini bertujuan untuk melakukan edukasi dan pendalaman secara praktis dan teoritis di bidang GCG, ethics dan Compliance kepada para pekerja Pertamina dan Anak Perusahaan. selain itu, training ini bertujuan untuk mengembangkan pekerja sebagai champion GCG yang berperan sebagai perpanjangan tangan fungsi Compliance dalam mensosialisasikan kebijakan terkait GCG kepada seluruh pekerja baik di lingkup corporat, Unit Operasi maupun Anak Perusahaan. b. Target peserta mengutamakan orang – orang yang menjadi PIC yang dapat bertanggung jawab mensosialisasikan GCG di unitnya, kemudian Compliance lebih spesifik memilih peserta yang memiliki jabatan assistant manager, setingkat assistant manager dan pekerja yang telah bekerja di Pertamina selama tiga tahun. c. Persiapan venue
4
4.
5.
Compliance memilih Hotel Patra Jasa Bali sebagai venue yang akan dijadikan tempat Training d. Persiapan undangan Compliance bekerja sama dengan pihak Pertamina Learning Center bagian talent Management untuk menyebarkan undangan. undangan tersebut tertuju kepada pimpinan masing – masing peserta. Coordinating Koordinasi sangat penting dalam setiap kegiatan. Koordinasi dilakukan agar kegiatan berjalan sesuai dengan harapan, namun kendala yang sering ditemukan dalam koordinasi adalah adanya masalah komunikasi yaitu kesalahpahaman atau perbedaan persepsi antar masing – masing individu. Dalam kegiatan event Training GCG Champion ini, Compliance berkoordinasi dengan Pertamina Learning Center (PLC). Berikut adalah alur koordinasi yang dilakukan Compliance dengan PLC : a. di awali dengan pengajuan izin prinsip kepada pimpinan tertinggi di Corporate Secretary, b. setelah izin prinsip telah disetujui, langkah selanjutnya adalah pembuatan materi baru seperti syllabus, pembuatan jadwal dll, c. langkah berikutnya adalah pembuatan memo dari Compliance manager mengenai perencanaan training kepada pihak PLC bagian general planning, setelah itu, perencanaan yang telah dibuat, diperiksa dan dievaluasi oleh general planning, d. setelah lulus dari general planning PLC, perencanaan tersebut masuk ke bagian general functional Training Untuk memberikan pernyataan bahwa perencanaan training yang dibuat telah lulus uji coba perencanaan, kemudian pihak general functional Training mengeksekusi perencanaan training tersebut lebih spesifik seperti pengurusan venue, daftar peserta, dll. e. Kemudian general functional training menghubungkan talent administration untuk pemanggilan peserta training yang telah didaftarkan sebelumnya. Evaluation Evaluasi bertujuan untuk mengukur keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan serta menjadi bahan pembelajaran bagi pelaksana kegiatan apabila ingin melaksanakan kegiatan yang sama pada kesempatan berikutnya. Setelah kegiatan Training GCG Champion, Compliance melakukan evaluasi keberhasilan penyampaian materi melalui post-test yang dilakukan pada akhir kegiatan dan meminta para peserta untuk menuliskan komitmen peserta serta melihat komitmen peserta melalui kegiatan mereka setelah Training terkait mensosialisasikan penerapan GCG di Pertamina.
Pertamina menerapkan GCG dengan beberapa tahapan yang telah disajikan pada gambar 4.7 mengenai tahapan – tahapan penerapam GCG. tahapan – tahapan yang dilakukan oleh Pertamina telah sesuai dengan teori yang telah disampaikan oleh Kaihatu dalam Jurnalnya terkait penerapan GCG. tahapan – tahapan penerapan GCG yang dilakukan Pertamina sebagai berikut : 1.) Tahap Persiapan Dalam tahap persiapan ini, terbagi lagi menjadi tiga tahapan, yaitu : a. Awareness Building Awareness building merupakan langkah untuk membangun kesadaran individu mengenai pentingnya GCG dan komitmen bersama dalam penerapannya. Compliance melakukan beberapa kegiatan untuk membangun perhatian para pekerja mengenai penerapan GCG champion di Pertamina, diantaranya mengadakan pertemuan dan menjelaskan secara dasar mengenai GCG champion, membuat broadcast messages melalui e-mail kepada para pekerja mengenai penerapan prinsip – prinsip GCG b. GCG Assessment GCG assessment adalah upaya untuk mengetahui kondisi perusahaan untuk memastikan awal penerapan GCG dan mengidentifikasikan aspek – aspek yang perlu mendapatkan perhatian terlebih dahulu dan langkah – langkah yang akan diambil untuk mewujudkan aspek – aspek tersebut.
5
Dari hasil wawancara dengan salah satu narasumber terkait awal penerapan GCG, Pertamina melakukan survey citra pada tahun 2006 dengan hasil bahwa Pertamina dianggap sebagai sarang korupsi, lahan basah. c. GCG Manual Building GCG Manual Building adalah langkah penyusunan manual atau pedoman implementasi GCG dapat disusun. Survey citra yang dilakukan oleh Pertamina melahirkan program Pertamina Clean yang merupakan titik temu penerapan GCG di Pertamina. pada tahap ini, Compliance menetapkan visi dan misi serta tata nilai korporat. 2.) Tahap Implementasi Dalam tahap implementasi, terdapat tiga langkah utama untuk mengimplementasikan GCG, yaitu: a. Sosialisasi, yaitu pengenalan kepada seluruh perusahaan berbagai aspek yang terkait dengan implementasi GCG khususnya mengenai pedoman penerapan GCG. Sosialisasi GCG yang dilakukan Compliance kepada para pekerja Pertamina berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan pada tahap awareness building. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh Compliance terkait penerapan GCG adalah sebagai berikut : 1. Tatap muka terhadap pekerja pada umumnya 2. Publikasi melalui media massa 3. Melalui banner, kampanye GCG, broadcast mengenai GCG dan mengiklankan GCG di media massa (terkait dengan gratifikasi, iklan tersebut mengandung makna bahwa para pekerja Pertamina dan anak perusahaan tidak menerima gratifikasi dalam bentuk apapun, iklan dibuat pada saat bulan puasa). b.
c.
Implementasi, merupakan kegiatan yang dilakukan sejalan dengan pedoman GCG, berdasarkan roadmap yang telah disusun. Implementasi ini harus bersifat top down approach yang melibatkan dewan komisaris dan jajaran direksi perusahaan. Selain itu, implementasi juga mencakup upaya manajemen perubahan untuk mengawal proses perubahan yang dilakukan karena implementasi GCG. Setiap anggota perusahaan wajib menerapkan prinsip – prinsip GCG dalam ruang lingkup Pertamina. Hal tersebut disebabkan karena adanya penilaian boundary KPI dalam Pertamina yang indicatornya terkait dengan penerapan prinsip – prinsip GCG di Pertamina. Dalam penerapan GCG di Pertamina, para dewan komisaris dan jajaran direksi perusahaan turut andil dalam memantau perilaku dan pengisian boundary KPI yang dilakukan oleh para pekerjanya. Internalisasi, adalah upaya memperkenalkan GCG dalam seluruh proses bisnis perusahaan kerja, dan berbagai peraturan perusahaan. Menurut Hidayati (2006, 46 - 47), Internalisasi terbagi menjadi tiga tahap, diantaranya : 1. Tahap Transformasi Nilai Tahap ini merupakan proses untuk menginformasikan nilai – nilai yang baik dan kurang baik. Dalam tahap ini, hanya terjadi komunikasi verbal antara informan dan penerima informasi. Sosialisasi GCG pertama kali dilakukan oleh Compliance melalui : 1. Tatap muka terhadap pekerja pada umumnya. 2. Publikasi melalui media massa. 3. Melalui banner, kampanye GCG, broadcast mengenai GCG dan mengiklankan GCG di media massa (terkait dengan gratifikasi, iklan tersebut mengandung makna bahwa para pekerja Pertamina dan anak perusahaan tidak menerima gratifikasi dalam bentuk apapun, iklan dibuat pada saat bulan puasa). Kegiatan tersebut dilakukan untuk membangun awareness para pekerja Pertamina terhadap penerapan GCG. 2.
Tahap Transaksi Nilai Pada tahap transaksi nilai merupakan tahap pendidikan nilai dengan melakukan komunikasi dua arah, atau terjadi interaksi antara komunikator dengan komunikan yang bersifat interaksi timbal – balik. Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh Compliance
6
3.
adalah mengadakan kegiatan Training GCG Champion. Dalam training ini, Compliance menyampaikan materi kepada para peserta training mengenai boundary KPI. Pendalaman materi melalui training ini bertujuan untuk membuat peserta training yang merupakan pekerja Pertamina untuk lebih memahami mengenai penerapan GCG di Pertamina dan mengimplementasikan di dalam dunia kerja. Tahap Transinternalisasi Tahap ini merupakan tahap terakhir. Tahap transinternalisasi ini jauh lebih mendalam dari tahap transaksi nilai. Dalam tahap ini, yang dilakukan tidak hanya komunikasi verbal, namun juga sikap mental dan kepribadian. Pada tahap terakhir adalah sosialisasi penerapan GCG melalui para peserta training. Pada Training GCG Champion, peserta dibentuk oleh Compliance untuk menjadi role model, yaitu contoh dalam penerapan GCG bagi para pekerja Pertamina lain. Para peserta diajarkan untuk menjadi contoh sikap dan perilaku dalam kehidupan kerja terkait penerapan GCG. Para peserta Training merupakan perpanjangan tangan dari Compliance yang bertugas untuk mensosialisasikan penerapan GCG melalui penyampaian materi kepada para pekerja yang berada di masing – masing unit. Para peserta training tidak hanya sekedar menyampaikan materi, namun melakukan pendekatan untuk mempersuasi para pekerja lain agar menerapkan prinsip GCG di Pertamina atas kesadaran diri, tidak berdasarkan kewajiban pengisian boundary KPI semata.
3.) Tahap Evaluasi Tahap ini merupakan tahap terakhir. Tahap evaluasi ini dilakukan secara teratur dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektifitas penerapan GCG telah dilakukan. Setiap melakukan sosialisasi penerapan GCG, Compliance selalu melakukan evaluasi dalam kegiatannya. Salah satunya adalah pada kegiatan Training GCG Champion. Setelah acara tersebut berakhir, Compliance melakukan evaluasi dengan hasil sebagai berikut : 1. Merencanakan event Training GCG selanjutnya dengan penyempurnaan materi – materi yang mengenai Boundary KPI dan penerapan GCG. 2. Memantau para peserta Training setelah kegiatan training. Peserta harus melaksanakan tugas mereka sebagi role modeldalam penerapan GCG pada masing – masing unit 3. Compliance merencanakan kegiatan pembinaan guna mendukung kegiatan training GCG untuk menjaga komitmen para peserta GCG agar tidak berhenti mensosialisasikan penerapan GCG begitu saja, seperti seminar, workshop, ataupun gathering. Dalam komunikasi, koordinasi dengan pihak PLC bagian Talent Management, terdapat kendala yang merupakan gangguan dalam komunikasi. Gangguan komunikasi yang terjadi adalah tidak sampainya pesan dari komunikator ke komunikan. kendala ini terjadi ketika penyebaran surat undangan Training yang disebar oleh talent management. Biasanya, pihak talent management akan mengirimkan surat kepada pemimpin masing – masing unit, namun kenyataannya undangan tersebut tidak sampai kepada peserta. Ini merupakan gangguan lingkungan karena masalah terjadi di luar kendali komunikator maupun komunikan. Untuk meminimalisir kendala ini, Compliance juga mengirim surat elektronik mengenai surat undangan langsung kepada para peserta, kemudian mengkonfirmasi langsung melalui telepon atau langsung. Hasil wawancara menyatakan kegiatan Training GCG Champion sudah cukup berhasil. Hal tersebut terlihat dari tanggapan peserta mengenai kegiatan yang berlangsung, hasil post-test yang lebih baik dari pre-test, dan pernyataan dari praktisi yang mengatakan training bukan hanya sebagai upskilling bagi para peserta, tetapi juga sebagai sarana sosialisasi dan internalisasi suatu sistem. Keberhasilan di lihat dari hasil evaluasi training.
7
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan perumusan masalah di pendahuluan dapat disimpulkan bahwa Event Training GCG Champion merupakan kegiatan sosialisasi penerapan GCG di PT Pertamina (Persero) yang dilakukan oleh Compliance. Proses event Training GCG Champion dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Tindak lanjut yang akan dilakukan oleh Compliance adalah program pembinaan peserta champion melalui up skiling, seminar, workshop. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat melalui data – data terkait Training GCG Champion yang diberikan oleh Compliance dan wawancara, peneliti memberikan saran alternative yang dapat dilakukan Compliance untuk meningkatkan kualitas event Training GCG Champion di waktu berikutnya dengan menyempurnakan materi training GCG perlu dilakukan agar peserta training tidak jenuh untuk mengikuti materi tersebut dengan menggunakan animasi dalam pembuatan slide dan materi disampaikan secara singkat dalam slide. Slide yang ditampilkan oleh pihak internal yaitu Compliance dianggap tidak menarik oleh para peserta karena tidak diberikan animasi dan penulisan dalam slide terlalu banyak tulisan. Melakukan pembinaan terkait public speaking mengenai persuasive lebih mendalam bagi para peserta training sebagai tindak lanjut dari kegiatan training dalam bentuk workshop. Kegiatan Training GCG Champion dilakukan tidak hanya sekali dalam satu tahun agar sosisalisasi GCG kepada pekerja Pertamina lebih merata dan lebih banyak PIC yang dapat mensosialisasikan penerapan GCG di Pertamina. Hal ini disebabkan karena Karyawan PT Pertamina berjumlah 20.000 orang, sedangkan setiap tahunnya, peserta training hanya 150 orang atau hanya 7,5% dari jumlah karyawan keseluruhan.
REFERENSI Buku : Aidir. John. (2010). Kepemimpinan Muhammad. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Alam. N. (2004). Management and Sustainable Development of Coastal Zone Environment. New York: Springer Eriyanto.(2007). Teknik Sampling Analisis Opini Publik. Yogyakarta: LKiS Fuad. Noor & Gofur Ahmad. (2009). Integrated Human Resources Development. Jakarta: PT. Grasindo Hardiman, F. Budi. (2003). Melampaui Positivisme dan Modernitas. Yogyakarta: Kanisius. Hermawan, Dr. Asep. (2005). Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: PT. Grasindo. Hidayati. Khairul dkk. (2006). Ilmu Pengetahuan Sosial Sosiologi 2. Jakarta: Erlangga. Hidayati. Khairul dkk. (2006). Ilmu Pengetahuan Sosial Sosiologi 3. Jakarta: Erlangga. Kennedy. Dennis. (2009). The Spectator and The Spectacle : Audience in Modernity and Postmodernity. Cambrige University Morissan. (2013). Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Moleong, Lexi J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Oliver, Sandra. (2006). Startegi Public relations. Jakarta : Erlangga. Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS
8
Pudjiastuti. Wahyuni.( 2010). Special Event. Jakarta: Elex Media Komputindo Robbins. Stephen P. dan Timothy A. Judge. (2008). Perilaku Organisasi (buku 2). Jakarta: Salemba Empat. Rumanti. Sr. Maria Assumpta. (2005). Dasar – Dasar Public relations Teori dan Praktik (buku 2) . Jakarta: PT Grasindo. S. Drs Alam. (2006). Ekonomi. Jakarta: Erlangga Semiawan, Prof. Dr. Conny R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Jenis Karakteristik dan Keunggulan. Jakarta: Grasindo. Setiawati. (2008). Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan. Jakarta: TIM. Soenarno. Adi. (2007) . Ice Breaker 2 Don’t be Tegang. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Sofyandi.Herman dan Iwa Garniwa. (2007). Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiharto, Darmadi Duriato dan Toni Sitinjak. (2004). Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta Sukarso. Endang Tri K. (2012). Agent of Change. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Sulistiyani. Ambar Teguh. (2011). Memahami Good Corporate Governance. Yogyakarta: Gava Media. Sumarto. Hetifah Sj. (2009). Inovasi, Partisipasi, Good Governance. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Surya, Indra dan Ivan Yustiavandana. (2008). Penerapan Good Corporate Governance Mengesampingkan Hak – Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha. Jakarta: Kencana. Suryana, Asep (2007). Tahapan-tahapan Penelitian Kualitatif. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI. (2007). Ilmu & Aplikasi Pendidikan. FIP – UPI, Bandung. Umar. Hasan. (2004). Metode Riset Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Wasesa. Silih Agung. (2006). Strategi Public relations. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. West, Richard dan Lynn H. Turner. (2007). Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia Yustianvandana. Ivan & Indra Surya. (2008). Penerapan Good Corporate Governance (Tindak Pencucian Uang). Jakarta: Ghalia Indonesia Ahmad. Iftikhar & Siraj ud Din. (2009). Evaluating Training and Development. Gomal Journal of Medical Science University, D.I. Khan, Pakistan. Vol. 7, 2: 165. Bachri. Bachtiar S. (2010). Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif. Jurnal Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Vol. 10, No. 1: 46 – 62. Budiarti. Isniar. (2011). Penerapan Prinsip – Prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada Dunia Perbankan. Majalah Ilmiah UNIKOM: Vol. 8 No. 2: 263 – 269
9
Hurd. Noelle M. Marc A. Zimmerman & Thomas M. Reischl. Role model Behavior and Youth Violence: A Study of Positive and Negative Effects. Journal of Early Adolescence University of Michigan, USA, Vol. 3 No.31: 323 Kaihatu. Thomas S., (2006). Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Universitas Kristen Petra Surabaya, Vol. 8, No. 1: 1 – 9. Kusumawijaya. Ida Ketut. (2011). Peran Mitra Strategis dan Agen Perubahan Dalam Manajemen Talenta dan Kinerja Manajer. Jurnal Siasat Bisnis STIE Triatma Mulya Bali, Vol.15, No.1 : 125 – 143 Robinson. Richard, Paul Barron & David Solnet.(2008). Innovative Approaches to Event Management Education in Career Development : A Study of Student Experiences. Journal of Hospitality, Leisure, Sport and Tourism Education HEAC Academy United Kingdom, Vol.7 No.1: 4 – 17 Pertamina.(2011). The Next Step Beyond Annual Report. Jakarta: Pertamina Pertamina. (2012). Compliance Annual Report. Jakarta : Pertamina Pertamina.(2013). Pertamina Indonesia’s Powerhouse. Jakarta: Pertamina
RIWAYAT PENULIS Shanty lahir di kota Palembang pada tanggal 20 Maret 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang komunikasi pemasaran pada tahun 2013.
10