Bersyukur lah! Ditulis oleh: Hafidhah Kausar, ST
Saudaraku, sudahkah anda bersyukur hari ini? Bersyukur dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Namun alangkah baiknya jika kita mengambil sedikit waktu kita sekitar 15-20 menit dalam 24 jam khusus untuk bersyukur. Sempatkan untuk melakukannya 1-2 kali sehari. Lakukan setelah bangun pagi dan saat hendak tidur malam. Rasakan syukur itu dengan sepenuh hati, tak perlu banyak berkata-kata. Kita dapat melakukannya dengan membayangkan ulang, dalam pikiran kita, kejadian yang membuat kita bersyukur. Tidak peduli itu adalah kejadian kemarin, kejadian kemarin lusa, kejadian minggu lalu, bulan lalu atau bahkan kejadian tahun lalu. Biarkan pikiran menjelajah, memilih sendiri apa yang ingin disyukuri. Tak perlu mengingat kejadian sesuai urutan waktu. Yang penting bersyukur. Biarkan pikiran memunculkan memori secara spontan tanpa paksaan, tanpa arahan. Bisa jadi yang muncul adalah gambaran orang tua kita yang masih hidup. Kita bisa mengucapkan “Alhamdulillah, saya masih bisa melihat senyum orang tua saya” atau “Alhamdulillah, saya masih punya kesempatan untuk membahagiakan orang tua saya” atau “Saya bersyukur, orang tua saya masih dapat bermain-main dengan cucu-cucunya”. Mungkin bisa jadi gambaran anak-anak kita yang muncul. Bisa saja kita bersyukur karena telah melahirkan secara normal, bersyukur karena anak tumbuh sehat dan ceria, bersyukur karena anak sudah masuk sekolah, bersyukur karena anak sudah bisa mandiri, bersyukur karena anak mulai belajar peduli lingkungan, dll. Kita juga bisa bersyukur karena diberi kesehatan, diberi kemudahan, memiliki lingkungan kerja yang menyenangkan, memiliki teman-teman yang bisa diajak diskusi dan saling berbagi, punya tempat tinggal atau punya kendaraan. Apa pun bisa dijadikan alasan bersyukur, asalkan kita mau bersyukur. Bahkan kesulitan, masalah maupun kegagalan yang kita hadapi bisa menjadi alasan kita bersyukur. Bersyukur karena saat menyelesaikan masalah kita diberi kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, tercipta karakter yang
lebih tangguh, pengetahuan semakin bertambah, wawasan semakin luas, relasi semakin banyak, atau hubungan dengan keluarga semakin dekat. Kita sering berdo’a, terutama sehabis shalat lima waktu. Berdo’a tidak dilarang karena Tuhan Maha Kaya. Namun alangkah lebih baiknya memperbanyak syukur atas apa yang telah diberikan oleh Tuhan daripada memohon ini itu, apalagi memohon terlalu banyak hal, kepada Tuhan. Karena percayalah, bahwa “Barang siapa yang bersyukur maka akan ditambahkan nikmat baginya” (QS: Ibrahim ayat 7). Mengapa kita perlu bersyukur? Setiap hari kita terpapar energi negatif. Dari bangun di pagi hari sampai hendak tidur di malam hari. Banyak sekali energi negatif di sekeliling kita, seperti mendengar seseorang menjelek-jelekkan orang lain, membaca atau menonton berita kriminal, melihat pertengkaran di sinetron/drama maupun di dunia nyata, mendengar atau membaca atau menonton berita gosip, menonton sinetron/drama, membaca atau membuat postingan yang mengandung makna negatif di media sosial, atau membaca orang-orang tak dikenal saling berdebat mengedepankan ego di dunia maya baik itu forum, milis, blog atau media sosial. Belum lagi emosi negatif yang muncul dari dalam diri seperti marah, kesal, kecewa, sedih malu, iri, malas, bangga, benci, dll. Di bawah ini saya tuliskan Map of Consciousness hasil penelitian David R. Hawkins, M.D., Ph.D yaitu besaran energi dari masing-masing tingkatan/level emosi, yang saya kutip dari bukunya Adi W Gunawan dengan judul “Becoming a Money Magnet”. Baseline yang digunakan adalah skala 200. Skala ini bersifat logaritmik. Jadi bila disebut angka 100 atau 200, artinya 10100 atau 10200. Segala sesuatu yang berada di bawah level 200 bersifat negatif dan menguras energi psikis kita. Semakin ke bawah, semakin kecil angkanya, maka semakin jelek efek emosi tersebut bagi diri kita. Jadi, berhati-hati lah dengan emosi yang ada dalam diri kita.
Level Enlightment Peace Joy Love Reason Acceptance Willingness Neutrality Courage Pride Anger Desire Fear Grief Apathy Guilt Shame
Energy 10700 - 101000 10600 10540 10500 10400 10350 10310 10250 10200 10175 10150 10125 10100 1075 1050 1030 1020
Level Pencerahan
Energi 10700 - 101000
Kedamaian
Emotion Ineffable Bliss Serenity Reverence Understanding Forgiveness Optimism Trust Affirmation Scorn Hate Craving Anxiety Regret Despair Blame Humiliation
Process Pure consciousness Illumination Transfiguration Revelation Abstraction Transcendence Intention Release Empowerment Inflation Aggression Enslavement Withdrawal Despondency Abdication Destruction Elimination
Emosi Tak terlukiskan
Proses Kesadaran murni
10600
Kebahagiaan yang luar biasa
Pencerahan intelektual atau spiritual
Sukacita
10540
Tenang dan hening
Perubahan dramatis yang luar biasa pada penampilan, spiritual
Cinta
10500
Rasa hormat yang mendalam
Mengungkap sesuatu yang berharga, yang sebelumnya tersembunyi
Berpikir
10400
Mengerti
Berpikir mendalam
Penerimaan
10350
Memaafkan
Transenden; tidak terpengaruh keadaan
Kemauan
10310
Optimisme; cenderung mengharapkan yang terbaik
Keinginan; tujuan
Netralitas
10250
Percaya/yakin akan kualitas yang baik khususnya tentang keadilan, kehormatan, kebenaran, kemampuan
Pelepasan; terbebas dari keterikatan akan sesuatu
Berani
10200
Afirmasi
Perberdayaan; pemberian otoritas; membuat lebih percaya diri
Bangga
10175
Menghina atau merendahkan sesuatu atau orang lain
Perasaan bangga
Marah
10150
Benci
Sikap/perilaku agresif yang mengancam
Keinginan
10125
Hasrat; keinginan kuat akan sesuatu
Perbudakan
Takut
10100
Khawatir; sesuatu yang akan terjadi atau dihadapi
Menarik diri
Kesedihan mendalam
1075
Menyesali sesuatu yang telah terjadi
Sangat tidak bahagia
Apatis
1050
Putus asa; perasaan tidak ada harapan lagi
Menyerah; gagal dalam melaksanakan tugas
Rasa bersalah
1030
Menyalahkan orang lain atau lingkungan
Tindakan atau proses menghancurkan sesuatu
Rasa malu
1020
Perasaan atau keadaan berkurangnya harga diri/martabat atau rasa bangga
Menghentikan sesuatu yang tidak diinginkan; menolak sesuatu atau seseorang
Bersyukur ibarat battery recharge. Analoginya, kita bersyukur di pagi hari untuk mengisi penuh tangki energi kita. Begitu kita memulai aktifitas maka mulailah energi-energi negatif menguras energi positif yang sebelumnya telah kita isi saat bangun pagi. Maka di penghujung hari saat hendak tidur dianjurkan bersyukur kembali agar besaran energi positif dalam diri
kita lebih banyak dibandingkan energi negatif. Di sini berlaku hukum penjumlahan. Jika kita ingin dapat hasil akhir bernilai positif maka kita harus memiliki angka positif yang lebih besar daripada angka negatif. Anda boleh mencoba untuk membandingkan, satu hari melakukan syukur dan satu hari tanpa bersyukur. Apakah anda dapat merasakan bedanya? Apakah di kedua hari itu, anda merasa biasa-biasa saja atau tetap merasa gelisah, kuatir, galau dan bete? Bila itu yang anda rasakan, kemungkinan yang terjadi adalah besaran energi positif hampir sama besarnya dengan energi negatif atau malah energi negatif jauh lebih besar dari energi positif. Yang harus anda lakukan adalah memperbesar energi positif atau memperkecil energi negatif. Contoh beberapa cara untuk memperkecil besaran energi negatif yaitu dengan berusaha menghindari berita buruk tentang apa pun itu. Kalau pun berita itu memang perlu anda ketahui, biarlah orang yang menyampaikannya kepada anda. Tak perlu anda yang mencaricarinya. Hindari menonton sinetron. Sinetron Indonesia sangat buruk untuk program otak. Jika kita rutin mengonsumsi sinetron, tanpa sadar, kejadian-kejadian dan karakter tokohtokoh di sinetron masuk dan terekam ke dalam alam bawah sadar kita. Maka tak perlu heran dibandingkan masyarakat jaman dulu, masyarakat sekarang lebih agresif, banyak kasus tindak kriminal, banyak kasus perceraian. Salah satu penyebabnya adalah sinetron. Dan tentu saja, yang tak mau kalah memberi kontribusi adalah berita gosip atau secara halus kita sebut infotainment. Dan yang lebih disayangkan lagi, sinetron dan gosip juga dikonsumsi oleh anakanak kita. Kedua jenis acara tersebut, lebih cepat terekam ke dalam pikiran bawah sadar mereka. Caution: hindarilah keduanya, terutama anak-anak. Kita juga dapat memperbesar energi positif, misalnya dengan mencari teman atau komunitas yang memiliki aura positif. Atau lakukan aktifitas real yang anda senangi. Bukan aktifitas di dunia maya yang melibatkan komputer, psp, gadget, atau cellphone. Namun aktifitas positif yang mengharuskan kita untuk melakukan kontak langsung dengan manusia, makhluk hidup lainnya atau lingkungan.
Jadi, mari lah kita bersyukur setiap hari, maka kita akan merasakan kebahagiaan. Karena kebahagiaan tidak perlu dicari. Kebahagiaan ada dalam diri kita. Kita hanya perlu menyikapi dan memaknai setiap kejadian dalam hidup kita dengan bijak. Di akhir tulisan ini, saya mengucapkan syukur karena telah membuat tulisan ini sehingga dapat mengingatkan diri saya pribadi untuk selalu bersyukur. Selamat mencoba!