Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1
Maret 2014
ISSN 2337-7771 E-ISSN 2337-7992
jht Berkala Ilmiah IlmuPengetahuan dan Teknologi Kehutanan
DAFTAR ISI HASIL AIR PENGGUNAAN LAHAN HUTAN DALAM MENYUMBANG ALIRAN SUNGAI Edy Junaidi KAYU SISA PENJARANGAN DAN TEBANG HABIS HUTAN TANAMAN JATI Ahmad Budiaman, Devi Muhtariana, dan Nensi Yunita Irmawati
1-8
9-15
PERENCANAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN MELALUI ANEKA USAHA KEHUTANAN (Studi di Dinas Kehutanan Kabupaten Malang) Hari Wijayanto, Agus Suryono dan Tjahjanulin Domai
16-23
KINERJA INDUSTRI KAYU LAPIS DI KALIMANTAN SELATAN MENUJU EKOEFISIENSI Darni Subari
24-34
KARAKTERISTIK JENIS POHON PADA BERBAGAI TIPE LOKASI HUTAN KOTA DI PEKANBARU PROPINSI RIAU Anna Juliarti
35-39
KAJIAN DINAMIKA HARA TANAH PADA EMPAT PERLAKUAN Ary Widiyanto
40-46
STRUKTUR DAN DIMENSI SERAT PELEPAH KELAPA SAWIT Lusita Wardani, Faisal Mahdie, dan Yusuf Sudo Hadi
47-51
KAJIAN BENTANG LAHAN EKOLOGI FLORISTIK HUTAN RAWA GAMBUT BERBASIS CITRA PENGINDERAAN JAUH DI SUB DAS SEBANGAU Raden Mas Sukarna
52-59
PENGARUH TEKNIK PENGENDALIAN PENYAKIT BENIH TERHADAP VIABILITAS BENIH TEMBESU (Fagraea fagrans Roxb) Tati Suharti, Yulianti Bramasto dan Naning Yuniarti
60-64
KERUSAKAN TANAH YANG TERJADI AKIBAT SLIP PADA KEGIATAN PENGANGKUTAN KAYU Yuniawati dan Sona Suhartana
65-70
UJI VIABILITAS DAN SKARIFIKASI BENIH BEBERAPA POHON ENDEMIK HUTAN RAWA GAMBUT KALIMANTAN TENGAH Siti Maimunah
71-76
ANALISA USAHA LEBAH MADU HUTAN DAN KUALITASNYA Fatriani, Arfa Agustina Rezekiah, Adistina Fitriani
77-81
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih dan penghargaan diberikan kepada para penelaah yang telah berkenan menjadi Mitra Bestari pada Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1yaitu: Prof. Dr. Ir. M. Lutfhi Rayes,M.Sc (Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya) Prof.Dr.Ir. Wahyu Andayani, M.Sc (Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada) Prof.Dr.Hj. Nina Mindawati, M.S (Puslitbang Produktivitas Hutan, Kementerian Kehutanan RI) Prof. Dr. Ir. Syukur Umar, DESS (Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako) Prof. Dr. Ir. Baharuddin Mappangaja, M.Sc. (Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin) Prof.Dr.Ir.H.M. Ruslan, M.S (Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat) Dr.Ir. Satria Astana, M.Sc. (Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan, Kementerian Kehutanan RI) Dr. Ir. KusumoNugroho, MS (Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian) Dr.Ir. Cahyono Agus Dwikoranto, M.Agr. (Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada) Prof.Dr.Ir. Sipon Muladi (Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman) Prof. Dr. Ir, Djamal Sanusi (Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin) Dr. Sc. Agr. Yusran, S.P., M.P (Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako)
KATA PENGANTAR
Salam Rimbawan,
masing adalah 2328,3-2486,0 ìm; 26,2-27.0 ìm; 598,3-
Jurnal Hutan Tropis Volume 1 Nomor 3 Edisi Novem-
792,51ìm, and 21,65-26,65 ìm.
ber 2013 kali ini menyajikan 12 buah artikel ilmiah hasil penelitian kehutanan.
Raden Mas Sukarna meneliti klasifikasi struktur hutan rawa yang akurat melalui model Forest Canopy Density
Edy Junaidi meneliti peranan hidrologi hutan (hutan
Citra Landsat, dan model distribusi floristik hutan pada
alam dan hutan tanaman) terhadap aliran sungai ditinjau
satuan bentang lahan berdasarkan integrasi spasial
dari neraca air dengan membandingkan penggunaan
antara variasi struktur hutan dan tipe bentuk lahan.
lahan hutan dan penggunaan lahan lain. Ahmad Budiaman, dkk meneliti besarnya kayu sisa dari kegiatan tebang habis kelas umur (KU) VII dan penjarangan KU VI Kayu jati (Tectona grandis) yang dikelola oleh Perum Perhutani.
Tati Suharti, dkk meneliti teknik pengendalian penyakit benih terhadap viabilitas benih tembesu (Fagraea fragrans Roxb). Yuniawati dan Sona Suhartana meneliti kerusakan tanah yang terjadi akibat terjadinya slip pada saat kegiatan
Hari Wijayanto, dkk meneliti pemberdayaan
pengangkutan kayu di wilayah Resort Pemangkuan Hutan
masyarakat sekitar hutan melalui aneka usaha kehutanan.
(RPH) Ciguha, BKPH Cikawung, KPH Sukabumi Perum
Hasil penelitian ini menunjukkan proses perencanaan
Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten.
aneka usaha kehutanan sebagai usaha memberdayaan masyarakat sekitar hutan masih kurang maksimal.
Siti Maimunah meneliti indeks viabilitas benih untuk jenis-jenis yang tumbuh di hutan rawa gambut. Hasil
Darni Subari meneliti kinerja industri kayu lapis di
penelitian menunjukkan bahwa besarnya indeks viabilitas
Kalimantan Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dipengaruhi oleh tingkat kemasakan buah dan ketepatan
industri kayu lapis umumnva memiliki kesamaan dalam
cara skarifikasi benihnya. Tumih dan pulai adalah jenis
proses dan mesin produksinya
yang direkomendasikan untuk dikembangkan di lahan
Anna Juliarti meneliti jenis-jenis pohon yang ditanam
gambut terdegradasi.
di lokasi Hutan Kota di Pekanbaru. Hasil penelitian
Fatriani, dkk meneliti biaya, pendapatan dan
menunjukkan bahwa ditemukan 7 spesies, 5 famili yang
keuntungan usaha lebah madu serta menganalisa
terdapat di median jalan, 12 spesies , 11 famili yang berada
kualitas madu yang dihasilkan oleh usaha lebah madu.
di pinggir jalan dan 26 spesies, 17 famili yang terdapat di
Lokasi penelitian berada di Desa Telaga Langsat
taman-taman kota
Kecamatan Tangkisung Kabupaten Tanah Laut
Ary Widiyanto meneliti dinamika hara pada lahan
Semoga hasil penelitian tersebut dapat menjadi
agroforestri sengon-kapulaga dengan pemberian empat
pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca untuk
perlakuan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukan
dikembangkan di kemudian hari. Selamat Membaca.
bahwa jenis perlakuan dan kedalaman tanah tidak berpengaruh secara nyata terhadap kadar C, N dan P
Banjarbaru, Maret 2014
tanah, sedangkan waktu pengukuran berkorelasi dengan
Redaksi,
kadar C, N dan P tanah. Lusita Wardani, dkk mengidentifikasi beberapa sifat anatomi pelepah sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tebal serat, diameter serat pelepah sawit serta diameter metaxylem dan tebal dinding selnya masing-
Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1
Maret 2014
ISSN 2337-7771 E-ISSN 2337-7992
UJI VIABILITAS DAN SKARIFIKASI BENIH BEBERAPA POHON ENDEMIK HUTAN RAWA GAMBUT KALIMANTAN TENGAH Seed Viability Test and Seed Scarification for Specifically Trees of Peat Swamp Forest Central of Kalimantan Siti Maimunah Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya ABSTRACT. Peat swamp forest rehabilitation in Indonesia have more technical and biologist problems that recalcitrans characteristic of seed. The aim of this research is to make a data base of seed viability index for specifically species of peat swamp forest. This research is a base research with no comparation of many species trial and can be improved to the other researchs. There are 4 endemic species of peat swamp forest in Central of Kalimantan were tried at this research :Tumih (Combretocarpus rotundatus), Pulai rawa (Alstonia pneumatophora), Geronggang rawa (Cratoxylum arborescens) dan Galam (Melaleuca leucadendron). The result showed that fruit maturity and seed scarification have effected to seed viability index. Tumih and pulai are recomendated species to improved to the peat swamp forest. Keywords : Recalsitrans seed, Seed viability index, seed scarification ABSTRAK. Rehabilitasi hutan gambut di Indonesia mengalami banyak kendala baik secara teknis maupun biologis jenis pohon yang digunakan seperti sifat benih yang rekalsitran. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan acuan baku tentang indeks viabilitas benih untuk jenis-jenis yang tumbuh di hutan rawa gambut. Penelitian ini adalah penelitian dasar sebagai penelitian pendahuluan saja untuk bisa dikembangkan lagi dalam penelitian-penelitian lanjutan.Jenis endemik rawa gambut Kalimantan Tengah yang diujikan dalam penelitian ini adalah Tumih (Combretocarpus rotundatus), Pulai rawa (Alstonia pneumatophora), Geronggang rawa(Cratoxylum arborescens) dan Galam (Melaleuca leucadendron). Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya indeks viabilitas dipengaruhi oleh tingkat kemasakan buah dan ketepatan cara skarifikasi benihnya. Tumih dan pulai adalah jenis yang direkomendasikan untuk dikembangkan di lahan gambut terdegradasi. Kata kunci : Benih rekalsitran, Indeks viabilitas benih, skarifikasi benih Penulis untuk korespondensi, surel:
[email protected]
PENDAHULUAN Rehabilitasi hutan gambut di Indonesia mengalami banyak kendala baik secara teknis maupun biologis dari jenis pohon yang bersangkutan. Hutan rawa gambut banyak didominasi oleh jenis-jenis pohon dengan sifat benih rekalsitran yang tidak mampu disimpan dalam waktu yang lama. Jenis-jenis yang mampu tumbuh di lahan gambut sangat terbatas karena sifat tanah yang masam, kemungkinan kebakaran hutan saat musim kering dan adanya genangan yang bersifat non periodik selama musim penghujan. Para rimbawan harus benar-benar tepat waktu dalam penaburan benih agar pada saat genangan
tinggi jenis-jenis tersebut sudah mampu bertahan dan tumbuh. Indeks viabilitas benih menentukan besarnya kebutuhan benih. Indeks ini sangat penting diketahui untuk menentukan kegiatan lanjutan di persemaian sebagai pedoman untuk kegiatan reforestasi di hutan rawa gambut yang sudah terdegradasi yang banyak terdapat di Kalimantan Tengah sebagai dampak dari illegal loging dan kebakaran hutan.Uji viabilitas benih adalah suatu uji pendahuluan terhadap kemampuan benih untuk berkecambah dalam waktu yang relatif singkat. Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui persentase kecambah yang mampu tumbuh, sebagai dasar untuk mengetahui 71
Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1, Edisi Maret 2014
kebutuhan benih pada suatu luasan lahan yang akan
dipergunakan untuk bahan uji sesuai dengan musim
ditanami.
berbuahnya, sortasi benih meliputi memisahkan benih
Faktor–faktor yang mempengaruhi perkecambahan
dari buah, daging buah dan sisa daun dan ranting, seleksi
biji adalah faktor eksternal (lingkungan) dan faktor inter-
benih untuk memisahkan benih yang sempurna dari
nal. Faktor internal biji antara lain dormansi biji yaitu suatu
benih-benih yang cacat, ekstraksi buah, dan
kondisi dimana biji berhenti melakukan aktivitas
mengecambahkan
pertumbuhan untuk berkecambah yang disebabkan oleh
diperbandingkan antar jenis karena hanya informasi dasar
beberapafaktorinternal baik kemasakan buah, masalah
tentang indeks viabilitas benih pada setiap jenis yang
metabolic biji maupun ketahanan mekanik kulit biji.
berbeda.
Skarifikasi benih adalah suatu cara yang ditempuh untuk memecahkan dormansi biji. Dormansi adalah masa
benih.Rancangan
tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN
istirahat benih dari aktivitas pertumbuhan dan
Pengujian viabilitas benih dalam berbagai cara
perkembangan (Bhojwani SS, & Bhatnagar, S.P., 1974).
skarifikasi benih ditujukan untuk memperoleh indeks
Dormansi biji dibedakan menjadi 2 yaitu (1) Dormansi
viabilitas benih tertinggi dari berbagai cara skarifikasi yang
kulit biji yang disebabkan karena kulit biji terlalu tebal
dilakukan. Nilai tersebut akan digunakan sebagai dasar
dan keras sehingga calon akar sulit menembus
perlakuan peningkatan indeks viabilitas pada kegiatan
permukaan kulit contoh pada biji jati,dan (2) Dormansi
perbenihan skala besar dan dianggap sebagai cara yang
embrio yang disebabkan karena embrio belum terbentuk
paling praktis untuk meningkatkan viabilitas benih.
sempurna ( buah belum masak fisiologi namun sudah
Keberhasilan perkecambahan benih dipengaruhi oleh
dipetik) contoh pada buah hasil proses pemeraman. Cara
faktor internal yang meliputi genetika dan fisiologis benih
mengatasi dormansi biji bisa dilakukan secara fisik dengan
yang antara lain tingkat kemasakan buah, kandungan
cara perendaman air panas, perendaman air dingin,
hormon alami dalam benih, keturunan. Upaya
pemecahan kulit biji, penipisan kulit bij, dan dibakar
pengambilan benih sampel sudah mengacu pada faktor
sesaat. Secara kimia dilakukan dengan cara perendaman
internal tersebut terutama pohon induk yang dipilih adalah
dengan asam sulfat dan air aki (pada jati).
pohon induk yang tumbuh normal dan dalam populasi
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui indeks
yang heterogen dengan fenotip yang baik, dianggap
viabilitas benih beberapa jenis pohon endemik hutan rawa
genotipnya juga bagus untuk memastikan kandungan
gambut yang terdapat di Kalimantan Tengah dan penelitian
hormone pertumbuhan yang terdapat pada benih. Buah
ini dipandang penting untuk memberi informasi dasar yang
diunduh pada kondisi masak secara fisiologis (Maimunah,
bermanfaat guna informasi perbenihan khususnya di hutan
S., 1999), dengan ciri tertentu yang berbeda untuk setiap
rawa gambut.
jenisnya. Untuk jenis-jenis pohon uji rata-rata masak
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Alat dan bahan yang digunakan antara lain :benih berbagai macam jenis pohon yang tahan genangan (jenis-
fisiologis benihnya dipengaruhi oleh pecahnya buah saat masak dan menggugurkan buah saat masak. Waktu pemetikan atau pengunduhan dilakukan sesaat sebelum buah dan biji rontok secara alami bukan karena sakit.
jenis vegetasi hutan rawa gambut asli) yang masih
Keberhasilan perkecambahan juga dipengaruhi oleh
dijumpai dan dalam keadaan berbuah pada saat penelitian
faktor eksternal antara lain ketersediaan air, udara yang
secara serentak yaitu tumih, pulai, geronggang dan galam,
cukup, sinar matahari dan perlakuan pada benih
kertas merang, etiket, tanah gambut. Alat yang digunakan
(skarifikasi) serta perlakuan-perlakuan lingkungan yang
: petridish, mistar, kamera, alat tulis, gunting, parang,
merespon pertumbuhan kecambah (Anonim, 1991).
timbangan analitik, hand sprayer.
Proses perkecambahan biasanya akan lancar bila
Penelitian ini dilakukan dengan alur kegiatan yaitu
penyiramannya rutin dan akan terhenti apabila kondisi
menentukan jenis-jenis yang akan diuji sesuai dengan
kulit bijinya mengering. Hal tersebut karena kulit biji yang
tujuan yaitu pelestarian plasma nutfah. Jadi jenis-jenis
mengering mengakibatkan sulit ditembus radikula karena
pohon khas rawa gambut yang dimungkinkan hidup
memerlukan energi yang besar. Lunaknya kulit biji
dengan baik di lokasi hutan gambut terdegradasi
mempermudah pertumbuhan dan masuknya udara dalam
72
Siti Maimunah: Uji Viabilitas dan Skarifikasi Benih Beberapa Pohon Endemik ... (2): 71-76
biji yang membantu proses perkecambahan. Demikian juga pengaruh udara dan sinar matahari pada proses perkecambahan. Jika faktor lingkungan yang mempengaruhi perkecambahan tersebut ideal, maka perkecambahan cepat terlaksana. Tumih (Combretocarpus rotundatus). Tumih (Combretocarpus rotundatus) famili Combretocarpaceae merupakan pionir paling populer di lahan hutan gambut yang telah rusak. Tumih bisa tumbuh membesar dengan diameter bisa mencapai lebih dari 1
Gambar 1. Tumih (Combretocarpus rotundatus) Figure 1. Tumih (Combretocarpus rotundatus)
meter, jika kondisi lingkungan tumbuh mendukung seperti
Tumih memerlukan waktu hampir 1 bulan untuk
yang tumbuh di kawasan Taman Nasional Sebangau.
berkecambah dengan persentase kecambah yang berhasil
Kayu tumih belum banyak dipopulerkan, pohon tumih
tumbuh hingga 70%, dengan awal perkecambahan pada
lebih berfungsi sebagai pionir yang paling tahan terhadap
hari ke 10 dengan jangka waktu perkecambahan 16 hari
genangan dan mampu tumbuh pada areal tergenang non
dan kecepatan kecambahnya 16.83.
periodic. Adaptasi fisiologis yang dilakukan oleh tumih yaitu mampu membentuk akar nafas (Pneumatophora)
Tabel 1. Hasil Uji Viabilitas Benih Tumih
yang menyerupai koloni cacing berwarna kuning di lantai
Table 1. Seed Viability Test of Tumih
hutan yang tergenang. Pemilihan jenis tumih untuk pengujian ini adalah
Skarifikasi
Waktu Perkecambahan Akhir
Jangka Terbanyak Kecepatan
6.00
0.32
11.00
44.00
33.00
11.00
-
-
-
-
-
-
-
hutan rawa gambut yang selalu tergenang, dan mayoritas
Rendam air hangat
24.00
1.15
10.00 31.00
21.00
17.00
23.92
Rendam air dingin 8 jam
28.00
1.48
10.00 28.00
18.00
19.00
20.96
mendominasi lahan yang terbuka dan lahan terlantar,
Rendam air asam 8 jam
-
-
-
-
-
70.00
0.95
10.00 26.00
16.00
16.00
16.83
serta tahan genangan non periodik pada tingkat pohon.
Diperam
8.00
4.29
16.00 34.00
18.00
33.00
27.88
Simpan 7 hari
15.00
0.65
14.00 29.00
15.00
20.00
23.47
Simpan 15 hari
-
-
-
-
-
22.00
0.32
21.00
24.00
24.77
karena tumih yang sangat mampu bertahan pada kondisi
Kegunaan kayu belum banyak dipopulerkan hanya kegunaan untuk penutupan lahan kosong saja dan sebagai kayu bakar dan habitat satwa yang unik seperti tempat tinggal bagi hewan khas rawa gambut terutama burung pemangsa biji-bijian.
No Treatment
Indeks Viabilitas Vigoritas Awal
Sangrai 10 menit
Media gambut
Media pasir
-
-
-
-
10.00 31.00
22.83
Pulai rawa (Alstonia pneumatophora) Pulai merupakan salah satu jenis dari family Apocy-
Kemampuan tumbuh benih tumih cukup tinggi yang
naceae (Rudjiman, 1991) yaitu pohon bergetah putih susu
dipengaruhi oleh tingkat kemasakan buah dalam hal waktu
dengan bunga berbentuk tabung dan bentuk daun bulat
yang tepat untuk pengunduhan. Hal ini mempengaruhi
telur terbalik. Buah berbentuk polong seperti Gambar 2b
keberhasilan pengujian benih tumih berkaitan dengan
dengan biji yang tertata dalam lipatan kulit buah seperti
masa rontok buah. Jadi waktu paling tepat untuk
nampak pada Gambar 2c dan bersifat higroskopis yaitu
mengunduh tumih adalah waktu yang singkat saat buah
gerak organ tubuh karena pengaruh kekurangan air seperti
berubah menjadi berwarna coklat sebelum rontok, waktu
Gambar 2a.
ini sangat pendek sehingga pengunduh harus jeli. Jika
Kebanyakan famili ini merupakan pohon penghasil
dihitung jumlah per kilogramnya buah yang masih segar
hasil hutan bukan kayu seperti jelutung. Selain getahnya,
dan masak fisiologis seperti pada Gambar 1d berjumlah
kayu jenis ini juga bagus dan mempunyai kualitas terbaik
15.511 butir.Buah yang bersayap dalam pengujian
untuk produksi pensil. Kayunya yang bertekstur halus
viabilitas dilakukan skarifikasi dengan memotong sayap
dan ulet banyak digunakan untuk kerajinan ukiran/ patung
buahnya menjadi seperti Gambar 1e yang bertujuan untuk
di pulau Bali, untuk membuat kapal dan kerajinan tangan
mempermudah benih mencapai permukaan tanah
lainnya. Di pulau Bali kayu pulai adalah kayu yang dianggap
sehingga terespon untuk segera berkecambah pada tanah
sakral karena untuk membuat patung-patung pemujaan.
yang lembab. Gambar 1f menunjukkan uji viabilitas benih.
Pulai ada varietasdarat dan rawa. Jenis pulai darat dikenal dengan nama Alstonia scholaris, sedangkan pulai 73
Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1, Edisi Maret 2014
rawa dikenal dengan nama Alstonia pneumatophora
ke enam sejak penaburan dan berlangsung dalam waktu
(Kalimantan Forests and Climate Partnership (KFCP)
8 hari dengan kecepatan berkecambah 8.79.Pengujian
report, 2009). Biji berbulu berukuran sangat tipis dan kecil
viabilitas benih pada pulai dilakukan dengan 8 macam uji
sehingga di lapangan mudah terbawa angin. Pada berat
skarifikasi antara lain tersaji pada Tabel 2.
benih segar seberat 1 kilogram berisi benih sebanyak 243.344 butir benih (Gambar 2b). Pada pengujian perkecambahan dilakukan pada berbagai media antara lain media kertas merang seperti terlihat pada Gambar 2c serta pengujian pada tanah
Tabel 2. Hasil Uji Viabilitas Benih Pulai Table 2. Seed Viability Test of Pulai Geronggang rawa (Cratoxylum arborescens) Geronggang rawa (Cratoxylum arborescens) famili Hypericaceae (Kalimantan Forests and Climate Partner-
gambut seperti Gambar 2d.
ship (KFCP) report, 2009). merupakan salah satu jenis pionir hutan rawa gambut dari family Guttiferaceae yaitu keluarga pohon bergetah coklat. Geronggang merupakan jenis kayu keras biasa untuk campuran kayu kualitas bagus. Geronggang tumbuh liar di lahan gambut agak kering. Ada dua macam geronggang yaitu geronggang darat (Cratoxylum glaucum) dan geronggang rawa (Cratoxylum arborescens). Geronggang rawa mempunyai bunga berwarna merah cerah dengan benang sari yang menonjol keluar seperti Gambar 3a dengan bunga tipe malai tersusun mengelompok dalam inflorescensia apikalis. Buah bertipe kotak dan akan pecah pada saat masak fisiologis yang dipengaruhi oleh adanya sinar matahari, dimana pada saat sinar Gambar 2. Pulai (Alstonia pneumatophora) Figure 2. Pulai (Alstonia pneumatophora)
matahari penuh, buah yang tua akan segera pecah. Kejelian pengunduh sangat mempengaruhi kualitas benih yang
Kecambah pulai mempunyai dua kotiledon bertipe epigeous dan panjang kecambah dengan standar pencahayaan normal sekitar 4 cm. Dalam waktu yang relative singkat mampu berkecambah hingga mencapai 100%. Perlakuan yang paling tinggi menghasilkan persentase kecambah hingga 100% adalah perlakuan penyimpanan benih selama 15 hari dan merendam benih tersebut dalam air dingin selama 24 jam. Pengecambahan pulai pada dasarnya menunjukkan hasil yang bagus karena sebagian besar berkecambah dengan cara skarifikasi yang diberlakukan. Hasil terbaik adalah perendaman selama 24 jam meskipun benih sudah disimpan dalam waktu 15 hari namun masih mampu
diperoleh. Dalam satu buah geronggang akan diperoleh benih yang bagus sebanyak 30 benih dengan ukuran kecil (0,5 cm x 0.1 cm) dan sangat tipis. Dalam setiap 1 kilogram benih geronggang berisi sebanyak 31.327.315 butir, namun indeks viabilitas benihnya sangat rendah. Kecambah yang dihasilkan mempunyai dua kotiledon dengan bentuk lanset panjang 0,3 cm dan tinggi semai hanya mencapai 0,8 cm saja seperti terlihat pada Gambar 3b. Pengujian viabilitas dengan menggunakan kertas merang memberikan hasil yang kurang bagus hanya berkecambah 1 semai pada setiap benih sampel seperti terlihat pada Gambar 3c.
berkecambah 100% yang dimulai berkecambah pada hari Skarifikasi No Treatment
Indeks
Waktu Perkecambahan
Viabilitas Vigoritas
Awal
Akhir
Jangka Terbanyak Kecepatan
20.00
2.18
6.00
25.00
19.00
6.00
-
-
-
-
-
-
-
Rendam air hangat
33.00
3.63
5.00
28.00
23.00
6.00
12.73
Rendam air dingin 8 jam
36.00
4.96
5.00
26.00
21.00
7.00
9.28
Rendam air asam 8 jam
-
-
-
-
-
-
-
31.00
1.63
12.00
26.00
14.00
13.00
20.81
Sangrai 10 menit
Media gambut
19.00
Diperam
50.00
0.94
24.00
59.00
35.00
24.00
55.24
Simpan 15 hari
100.00
6.40
6.00
14.00
8.00
11.00
8.79
74
Gambar 3. Geronggang rawa (Cratoxylon arborescens) Figure 3. Geronggang rawa (Cratoxylon arborescens)
Siti Maimunah: Uji Viabilitas dan Skarifikasi Benih Beberapa Pohon Endemik ... (2): 71-76
Hasil uji viabilitas benih terhadap geronggang tersaji
87.000.000 butir biji. Bunga galam berbentuk malai warna
dalam Tabel 3 menunjukkan geronggang rawa mempunyai
putih dengan benang sari panjang seperti Gambar 4a.
kualitas berkecambah yang sangat jelek. Jika ditinjau
Daun berbentuk lanset dengan bau khas Myrtaceae
dari tingkat kemasakan buahnya tidak menjadikan
(aromatis) dengan kandungan minyak atsiri yang tinggi
permasalahan karena benih diambil dari buah yang masak
pada daun. Galam berbunga sepanjang tahun dan paling
fisiologis, namun permasalahannya pada kualitas gene-
banyak di musim kemarau.
tika pohon sampel yang digunakan atau bahkan jenis geronggang ini mempunyai sifat dan kualitas perkecambahan yang rendah. Tabel 3. Hasil Uji Viabilitas Benih Geronggang Rawa Table 3. Seed Viability Test of Geronggang Rawa Skarifikasi No Treatment
Indeks
Waktu Perkecambahan
Viabilitas Vigoritas Awal
Akhir Jangka Terbanyak Kecepatan
1.00
0.03
-
38.00
38.00
Sangrai 10 menit
-
-
-
-
-
-
-
Rendam air hangat
-
-
-
-
-
-
-
Rendam air dingin 8 jam
1.00
0.03
-
38.00
38.00
Rendam air asam 8 jam
-
-
-
-
-
60.00
2.06
25.00
33.82
-
-
-
-
Media gambut Diperam
38.00 38.00
38.00 38.00 -
-
18.00 56.00 38.00 -
-
-
Perlakuan skarifikasi dilakukan pada benih sampel, namun hasilnya juga tidak banyak meningkatkan indeks viabilitasnya, karena dari 7 macam perlakuan skarifikasi hanya perlakuan menabur pada media tanah gambut saja yang mampu merespon tumbuhnya kecambah. Geronggang memerlukan waktu perkecambahan yang sangat
Gambar 4. Galam (Melaleuca leucadendron) Figure 4. Galam (Melaleuca leucadendron) Pengujian viabilitas benih pada galam membutuhkan pengamatan yang sangat teliti karena ukuran benih yang sangat kecil. Hasil pengujian benih galam dilakukan dengan menggunakan media kertas merang seperti terlihat pada Gambar 4b. Pengujian viabilitas benih galam dilakukan dalam berbagai cara skarifikasi benih. Hasil yang paling bagus adalah skarifikasi dengan cara merendam dengan air panas dengan hasil indeks viabilitas hanya 38% saja. Galam memang mempunyai indeks viabilitas yang cukup kecil. Berbagai cara skarifikasi
lama untuk memulai berkecambah. Pada perlakuan
dilakukan belum juga dapat meningkatkan indeks
pengecambahan dengan menggunakan media tanah
viabilitas benih galam. Tabel 4 menunjukkan hasil uji
gambut, geronggang baru dapat berkecambah pada hari
viabilitas benih galam yang mempunyai indeks yang kecil
ke 18 setelah penanaman dan berlangsung selama 38
dalam berbagai cara skarifikasi yang dilakukan.
hari. Kecepatan berkecambah sebesar 33,82. Pengecam-
Buah galam yang dipetik dinyatakan masak fisiologis,
bahan dengan skarifikasi perendaman dengan air dingin
dengan cirri-ciri biji sudah mulai rontok dari dalam buah
hanya menumbuhkan benih 2 saja (1%).
galam yang berbentuk malai secara alami dengan bentuk
Galam (Melaleuca leucadendron)
buah yang sangat berbeda nyata dengan buah yang masih muda, dengan struktur buah yang lebih sempurna.
Galam merupakan pionir paling dominan pada lahan
Dalam waktu 3 hari setelah pengunduhan ekstraksi sudah
gambut terbuka karena mampu tumbuh pada genangan
langsung dapat dilakukan karena biji sudah merontokkan
air yang tinggi pada saat banjir yang rutin terjadi di musim
diri dari buah. Indeks viabilitas tertingginya hanya 38%
hujan. Galam yang merupakan salah satu anggota fam-
dengan cara skarifikasi perendaman benih dengan air
ily Myrtaceae. Family Myrtaceae paling banyak
hangat selama 8 jam.
mendominasi tumbuh di lahan gambut sebagai pionir antara lain jambu-jambu, tabati, Palawan, rasak burung, galam tikus dan sebagainya. Dari jenis- jenis tersebut yang dominan adalah galam yang tumbuh mengelompok dalam areal. Galam mempunyai buah berbentuk kotak ukuran 0.3 cm berbentuk tabung berisi biji dengan ukuran sangat kecil. Dalam berat 1 kilogram benih galam berisi 75
Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1, Edisi Maret 2014
Tabel 4. Hasil Uji Viabilitas Benih Galam Table 4. Seed Viability Test of Galam Skarifikasi No Treatment
Indeks
Waktu Perkecambahan
Viabilitas Vigoritas Awal Akhir Jangka Terbanyak Kecepatan 20.00
6.01
2.00
7.00
-
-
-
-
Rendam air hangat
38.00
12.25
2.00
4.00
Rendam air dingin 8 jam
24.00
6.90
3.00
5.00
Rendam air asam 8 jam
-
-
-
-
Media gambut
26.00
1.90
Diperam
27.00
7.70
Sangrai 10 menit
5.00 -
3.00
3.75
-
-
2.00
3.00
3.26
2.00
3.00
3.58
-
-
11.00 15.00 4.00
11.00
14.88
2.00
3.00
3.81
6.00
4.00
SIMPULAN DAN SARAN Indeks viabilitas benih dipengaruhi oleh tingkat kemasakan buah dan ketepatan tindakan skarifikasinya karena setiap jenis mempunyai sifat spesifik. Jenis pionir seperti tumih dan pulai direkomendasikan untuk dikembangkan di areal hutan gambut yang rusak. Diperlukan penelitian lanjutan untuk perbenihan jenis endemic untuk keperluan pelestarian plasma nutfah.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1991. Dasar-dasar silvicultur. Universitas Gadjahmada Yogyakarta. Bhojwani SS, & Bhatnagar, S.P., 1974. The Embryology of Angiosperms. Vikas publishing House PVT LTD. New Delhi, India. Maimunah,S., 1998. Pengaruh tingkat kemasakan buah terhadap Viabilitas benih Damar (Agathis borneensis ). Skripsi. institute Pertanian Stiper Yogyakarta. Kalimantan Forests and Climate Partnership (KFCP), 2009. Strategic Peatland Rehabilitation Plan for Block A (North-West) in the Ex-Mega Rice Project Area. Central Kalimantan. Rudjiman, 1991. Dendrologi. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
76