KNPM 6
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
BELAJAR MATEMATIKA SECARA AKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING TIPE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) Yayu Laila Sulastri1, Didin Wahidin2, Iden Rainal Ihsan3 1
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Islam Nusantara, Jl. SoekarnoHatta 530 Bandung,
[email protected] 2 Program Studi Magister Manajemen Pendidikan PPs Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno-Hatta 530 Bandung,
[email protected] 3 Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno-Hatta 530 Bandung,
[email protected]
Abstrak. Desain pembelajaran memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Seorang guru dapat menyusun desain pembelajaran sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Guru dapat menjadikan penciptaan pembelajaran aktif di dalam kelas sebagai salah satu tujuan pembelajaran. Guru dapat memilih strategi pembelajaran dalam mengupayakan terciptanya pembelajaran aktif. Strategi yang dianggap dapat mengakomodasi terciptanya pembelajaran aktif adalah model pembelajaran penemuan terbimbing. Diharapkan dengan model tersebut peserta didik dapat difasilitasi untuk dapat mengonstruksi pemahamannya dan mengembangkannya menjadi suatu pemahaman yang baru dan terintegrasi. Dipandang perlu untuk mendesain pembelajaran penemuan terbimbing secara lebih rinci. Penyusunan model pembelajaran penemuan terbimbing dengan tipe bermain peran (role playing) dipandang cocok untuk menciptakan pembelajaran aktif termasuk dalam pembelajaran matematika. Kata kunci : Pembelajaran Aktif, Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing, Bermain Peran (Role Playing) PENDAHULUAN Dalam upaya mengajarkan matematika kepada peserta didik, seorang guru dapat merencanakan berbagai strategi pengajaran. Seorang guru matematika dapat memilih pendekatan, model, metode, dan teknik pembelajaran guna mengajarkan materi matematika dengan baik. Selain tujuan tersebut, dengan menggunakan pemilihan strategi tertentu seorang guru matematika dapat memiliki tujuan tertentu pula dalam mengajarkan matematika. Seorang guru matematika dapat memilih suatu strategi pembelajaran untuk menerapkan pembelajaran aktif di
1
KNPM 6
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
kelas. Dalam upaya menciptakan pembelajaran matematika yang aktif bagian dari strategi pembelajaran yang memberikan peluang paling banyak adalah model pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan dalam model pembelajaran terdapat sintaks-sintaks yang dapat didesain atau direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat memfasilitasi peserta didik belajar matematika secara aktif. Model yang dapat memfasilitasi peserta didik belajar secara aktif disebut model pembelajaran aktif. Salah satu model yang dapat dijadikan alternatif pilihan model pembelajaran aktif adalah model pembelajaran penemuan terbimbing. Model pembelajaran penemuan terbimbing dapat memfasilitasi peserta didik belajar secara aktif, mulai dari bertanya, menghimpun informasi, menjawab, berdiskusi, dan lainnya bahkan berpikir secara aktif. Belajar aktif dipandang perlu diaplikasikan dalam pembelajaran matematika. Dengan belajar aktif diharapakan potensi peserta didik dapat dioptimalkan dengan baik. Dengan dioptimalkannya potensi, diharapkan peserta didik memiliki hasil belajar yang maksimal. Kemudian dengan belajar aktif pembelajaran matematika tidak akan seperti doktrin dari guru kepada peserta didik. Peserta didik difasilitasi oleh guru untuk mempelajari matematika sesuai dengan pemahaman yang sudah dimiliki peserta didik sebelumnya. Peserta didik difasilitasi untuk dapat bertanya, menggali informasi, dan mengkonstruksi pemahamannya. Pembelajaran aktif yang sedemikian tersebut berdasarkan temuan lapangan jarang sekali terjadi dalam kelas. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor, seperti tidak siapnya guru, pembelajaran hanya satu arah (teacher centered), peserta didik tidak dapat memahami pembelajaran, strategi yang dipilih kurang cocok dengan materi, dan lain sebagainya. Untuk itu dipandang perlu untuk menentukan suatu solusi terbaik dalam menciptakan pembelajaran aktif di dalam kelas. Pembelajaran satu arah dipandang kurang mendukung peserta didik dalam mempelajari matematika dengan baik. Syaifudin (2008) berpendapat bahwa dalam pembelajaran konsep dan struktur matematika sebaiknya terbentuk oleh peserta didik sendiri.
2
KNPM 6
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Belajar matematika secara aktif dipandang sangat pelu diterapkan pada pembelajaran matematika di sekolah. Hal tersebut didukung dalam kurikulum, pada kurikulum 2006 salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah mengembangkan penalaran matematis. Penalaran matematis peserta didik tidak akan tergali apabila pembelajaran hanya satu arah dari guru. Penalaran peserta didik tidak akan tergali apabila siswa pasif. Dengan Pembelajaran yang pasif tidak dapat pula mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan komunikasi matematis. Seperti kita mengetahui pengembangan pemecahan masalah dan komunikasi matematis juga menjadi tujuan pembelajaran matematika pada kurikulum 2006. Dengan demikian dipandang penting menciptakan pembelajaran aktif pada pembelajaran matematika guna mencapai tujuan yang termuat pada kurikulum 2006. Selain kaitan dengan kurikulum, pembelajaran aktif dipandang perlu untuk diaplikasikan di kelas mengacu pada publikasi De Porter dan Hernacki (2001). Mereka mengemukakan bahwa belajar belajar dapat terjadi 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan. Kemudia pentingnya penerapan belajar aktif didukung dengan adanya teori konstruktivisme. Markaban (2008) memaparkan suatu pendapat mengenai belajar yang didasarkan pada teori konstruktivisme. Markaban memaparkan bahwa belajar adalah kegiatan yang aktif yang mana peserta didik membangun sendiri pengetahuannya dan mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari. Dengan demikian dipandang perlu untuk menerapkan pembelajaran aktif dalam kelas termasuk pada pembelajaran matematika. Pada artikel ini akan dikaji kaitan model pembelajaran penemuan terbimbing tipe bermain peran (role playing) terhadap peluang terjadinya pembelajaran aktif. Akan dikaji penyebab-penyebab relevannya model pembelajaran penemuan terbimbing tipe role playing dengan upaya menerapkan pembelajaran aktif. PEMBAHASAN Pembelajaran Aktif Pengertian pembelajaran aktif datang dari Warsono dan Hariyanto (2012), yang mengungkapkan bahwa pembelajaran aktif adalah segala bentuk model
3
KNPM 6
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
pembelajaran yang berfokus kepada peserta didik sebagai penanggung jawab belajar. Dari pengertian ini jelaslah bahwa guru berperan sebagai fasilitator. Variasi metode pembelajaran aktif diwujudkan dalam pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, dan pembelajaran berbasis proyek. Model Penemuan Terbimbing Tipe Role Playing Model pembelajaran ini adalah salah satu tipe kegiatan belajar dan penemuan yang mengharuskan peserta didik memainkan suatu peran. Peran yang diberikan adalah peran-peran yang terdapat pada sketsa permasalahan yang diberikan oleh guru. Hal tersebut bertujuan agar peserta didik dapat menjiwai proses penemuan sesuai dengan karakter yang diperankannya. Sebagai contoh ada peserta didik yang berperan sebagai petugas walikota yang harus bertanggung jawab kepada walikota. Dengan peran tersebut peserta didik diarahkan untuk memahami masalah dan dapat menjelaskan solusinya seakan-akan berhadapan langsung dengan walikota. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat belajar secara aktif dan serius dalam menjelaskan seolah-olah dia benar-benar seorang walikota .Diharapkan pula peserta didik dapat lebih semangat dalam belajar karena terbuka peluang bagi guru untuk membuat peran yang sesuai dengan cita-cita peserta didik. Berikut ini adalah sintaks model pembelajaran bermainperan 1. Peserta didik dikelompokan ke dalam beberapa kelompok dengan maksimal anggota sebanyak 3 orang; 2. Peserta didik diberikan sketsa persoalan oleh guru dengan disediakan beberapa karakter yang harus diperankan dalam sketsa persoalan tersebut; 3. Peserta didik diarahkan untuk berbagi peran dan tugas, kemudian guru menjelaskan tugas dari masing-masing peran; 4. Peserta didik berdiskusi dan berbagi tugas untuk mencari solusi dari permasalahan yang terdapat pada sketsa; 5. Beberapa kelompok menampilkan hasil diskusinya dan kelompok yang lain dapat bertindak sebagai penanya (audien);
4
KNPM 6
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
6. Peserta didik diarahkan untuk menemukan simpulan dari kegiatan belajar dan penemuan; 7. Guru memberikan refleksi di akhir pertemuan; Relevansi Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing tipe Role Playing dengan Pembelajaran Aktif Model pembelajaran Role Playing dipandang dapat memfasilitasi peserta didik untuk dapat belajar matematika secara aktif. Hal tersebut dengan terdapat beberapa langkah pada sintaks yang mendukung peserta didik untuk belajar aktif. Terdapat langkah peserta didik peserta didik harus memainkan suatu peran, dengan demikian peserta didik harus berpikir dan berpendapat dalam diskusi seolah-olah benar-benar menjadi peran yang dimaksud. Peserta didik dapat diarahkan untuk memikirkan cara terbaik dalam memainkan peran. Peserta didik tidak hanya mempelajari dari sudut pandang sebagai peserta didik, namun harus berpikir sesuai dengan peran yang dimainkan. PENUTUP Berdasarkan pemaparan kajian disimpulkan bahwa model pembelajaran penemuan terbimbing tipe role playing dapat memfasilitasi peserta didik untuk belajar matematika secara aktif. Penyimpulan tersebut didasarkan terdapatnya langkah yang memberi ruang pada peserta didik untuk belajar matematika secara aktif. Berdasarkan kajian yang dipaparkan pada artikel ini, terdapat beberapa hal yang menjadi saran untuk pengkajian dan penelitian selanjutnya. Disarankan dilakukan kajian dan penelitian lebih dalam mengenai model penemuan terbimbing secara umum. Peneliti dapat mengkaji atau meneliti model penemuan terbimbing tipe yang lain, baik itu yang didesain sendiri atau dimodifikasi dari model yang sudah ada. Model penemuan terbimbing tipe lain dapat dikaji kaitannya dengan pembelajaran aktif. Dapat juga diteliti pengaruh dari model penemuan terbimbing terhadap kemampuan atau kecakapan matematis peserta didik
5
KNPM 6
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
DAFTAR PUSTAKA Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung DePorter, B., Hernacki, M. 2001. Quantum Learning. Penerbit Kaifa : Bandung. Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E. 2009. Model of Teaching:Model-Model Pengajaran. Pustaka Pelajar : Yogyakarta. Markaban . 2008. Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika SMK. P4TK Matematika :Yogyakarta. Menteri Pendidikan Nasional. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Standar Pengelolaan Pendidikan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. BP.Cipta Jaya: Jakarta. Purnomo, Y.P. 2011. Efektivitas Model Penemuan terbimbing dan Cooperative Learning Ditinjau dari Kreativitas Siswa pada Pembelajaran Matematika di Kelas IX SMP Se-sub Rayon 04 Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011. Tesis UNS : Surakarta. Syaifudin, A. 2008. Implementasi model Pembelajaran Penemuan Terbimbing dalam Matematika untuk Mengurangi Miskonsepsi Geometri Siswa Kelas VIII SMPN 3 Bulakamba Brebes Jawa Tengah Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi UIN Sunan Kalijaga : Yogyakarta. Warsono. dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.
6