BAGIAN III PERMODALAN
PENGERTIAN Yang dimaksud dengan modal BMT adalah: Dana atau sejumlah uang yang diperlukan untuk berdirinya/beroperasinya usaha simpan pinjam, yaitu: •
Modal awal untuk beroperasinya kegiatan usahanya
•
Biaya untuk kepemilikan sarana kerja
•
Biaya untuk pengelola organisasi dan usaha simpan pinjam
•
Biaya-biaya lain yang berhubungan dengan usaha tersebut, misalnya pembukaan jaringan pelayanan harus disediakan tambahan modal sendiri.
Besar kecilnya modal yang diperlukan tersebut, sebenarnya berpengaruh sekali terhadap kecepatan berkembangnya BMT yang diwujudkan, disamping tenaga pengelola yang cukup terampil.
SUMBER MODAL BMT Permodalan BMT dapat diperoleh dari 2 sumber, yaitu:
Modal yang dihimpun dari dalam koperasinya sendiri Modal ini disebut modal sendiri atau kekayaan bersih atau modal permanen. Modal sendiri dapat diperoleh dari beberapa sumber sbb: •
Modal Awal
•
Simpanan Pokok
•
Simpanan Wajib
Modal Awal Bagi BMT yang berupa KSP maka modal awal minimal adalah Rp. 15.000.000 sesuai dengan Kepmen KSP. Modal ini relatif kecil tentunya dengan kebutuhan pembiayaan yang diperlukan.
Bagi BMT yang berupa Unit Simpan Pinjam, modal awal sendiri yang digunakan
dalam
operasi
tergantung
dari
koperasi
induknya,
sesuai/sebatas anggaran unit yang ditetapkan (awalnya dinamakan modal tetap) sesuai Kepmen sejumlah Rp. 8.000.0000. Sehingga penambahan modal untuk usahanya tergantung dari penambahan dari modal koperasinya.
Simpanan Pokok 1. Simpanan pokok dibayarkan satu kali yaitu pada waktu mendaftarkan diri sebagai anggota BMT 2. Besarnya simpanan pokok minimal diatur dalam Bab IV Keanggotaan Pasal 6 Anggaran Dasar Koperasi 3. Cara pembayaran simpanan pokok dari sumber-sumber dana tersebut bisa sekaligus ataupun diangsur sesuai dengan ART 4. Penyetoran dapat dilakukan oleh yang bersangkutan atau yang diberi kuasa 5. Atas kesepakatan anggota BMT, simpanan pokok ini dapat ditambah 6. Simpanan pokok tidak boleh diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi
Simpanan Wajib 1. Simpanan wajib dibayarkan oleh semua anggota secara teratur setiap bulan
2. Besarnya simpanan wajib adalah sama untuk setiap anggota, hal tersebut diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan atau keputusan Rapat Anggota 3. Besarnya simpanan wajib ditentukan atas dasar kesepakatan anggota dengan mendasarkan pada kemampuan anggota yang paling rendah 4. Simpanan wajib tidak boleh diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota BMT
Modal yang dihimpun dari luar koperasi Modal jenis ini ada batas waktu dalam penggunaanya. Dilihat dari sifat modal yang dihimpun dari luar koperasi ini ada 2 (dua) jenis, yaitu: •
Modal Pinjaman
•
Modal Penyertaan
Modal Pinjaman Modal dari luar koperasi yang bersifat pinjaman terdiri dari: •
Pinjaman jangka pendek atau kewajiban jangka pendek, yaitu jenis pinjaman yang masa penggunaannya dan masa pengembaliannya tidak lebih dari satu dan sebaiknya digunakan untuk penambahan modal usaha. Pinjaman jangka pendeka ini dapat diperoleh dari: Pinjaman Bank, Pinjaman Koperasi lain dan Pinjaman dari anggota
•
Pinjaman jangka panjang atau kewajiban jangka panjang yaitu jenis pinjaman yang masa penggunaannya dan masa pengembaliannya lebih dari satu tahun. Jenis pinjaman ini bisa berupa pembiayaan investasi dari pembiayaan lainnya.
Pemilikan jenis-jenis pinjaman ini biasanya digunakan untuk pemilikan aktiva tetap guna menunjang usaha simpan pinjam
Modal Penyertaan Modal dari luar koperasi yang bersifat penyertaan. Dapat dihimpun dari anggota dan bukan anggota. Modal yang dihimpun dari penyertaan ini dapat digunakan untuk pemilikan aktiva tetap atau aktiva lancar.
KEBIJAKAN PENGGUNAAN MODAL BMT
Persyaratan penggunaan sumber permodalan yang dihimpun dari: 1. Modal sendiri, yang diperoleh dari simpanan pokok dan simpanan wajib anggota. Tidak ditetapkan tingkat bagi hasilnya tetapr prosentase dari jumlah simpanan anggota dikalikan dengan bagian
SHU
anggota.
Penggunaan
modal
sendiri
tidak
mempunyai batas waktu penggunaan dan apabila anggota keluar, simpanan-simpanannya tidak dapat diambil, tetapi harus diganti dengan anggota baru. 2. Modal pinjaman dari luar koperasi memerlukan persyaratan dalam penggunaannya, antara lain: •
Besarnya biaya tingkat bagi hasil yang harus dibayar
•
Agunan atas pinjaman
•
Sanksi, apabila terjadi penundaan atas pembayaran pinjaman
3. Modal pinjaman dari luar koperasi yang ditanamkan sebagai penyertaan diluar modal dasar koperasi dalam menunjang operasional usaha mempunyai persyaratan: •
Ditanam tidak lebih dari 1 tahun
•
Jasa penyertaan ditetapkan prosentasenya dari pendapatan hasil usaha yang diterima BMT dalam satu periode.
4. Ketentuan lain ditetapkan dengan Undang-undang yang berlaku tentang penyertaan modal pada koperasi.
Pengelolaan Modal dan Dana Upaya pengelolaan modal secara efisien dalam kegiatan BMT sekali khususnya
dalam
merencanakan
/menganggarkan
pengeluaran-
pengeluaran yang berhubungan dengan usaha. Sebab apabila modal yang tersedia tidak bisa dikelola secara optimal, koperasi akan banyak menanggung
beban
biaya
modal
yang
mengakibatkan
turunnya
pendapatan hasil usaha.
Sebaliknya apabila modal yang tersedia tidak bisa mengimbangi permintaan anggota /calon anggota, BMT akan mengalami kesulitan dalam
memenuhi
pelayanan
anggota/calon
anggota
yang
dapat
mengakibatkan kurang pesatnya perkembangan usaha yang dikelola.
Pertimbangan-pertimbangan yang dapat menunjang penambahan modal usaha BMT Yaitu penambahan modal dengan menggunakan dana pinjaman dari luar koperasi. Penggunaan dana pinjaman sebagai modal usaha sebaiknya juga dipertimbangkan: a. Effisien dalam penggunaannya, khususnya pertimbangan biaya bagi hasil atau biaya dana yang diambil misalnya: •
Biaya
bagi
hasil
yang
harus
di
bayar
apakah
dapat
ditutup/dibayar dari pendapatan hasil usaha yang diperoleh. •
Persyaratan penggunaan dana apakah dapat dipenuhi atau tidak oleh koperasi.
b. Perbandingan penggunaan dana pinjaman dengan dana sendiri
Keseimbangan penggunaan modal sendiri dengan penggunaan modal pinjaman dari luar Sebaiknya tidak memberikan beban yang berat bagi koperasi simpan pinjam, karena hal ini dapat mengakibatkan:
•
Pendapatan
hasil
usaha
yang
diperoleh
akan
mengalami
penurunan karena besarnya biaya modal pinjaman yang harus dibayar. •
Tingkat pendapatan hasil usaha yang diperoleh belum memperoleh perbandingan yang berarti jika dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri.
RATIO KEUANGAN BMT DARI ASPEK PERMODALAN Keseimbangan dalam penggunaan dana atau permodalan Keperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam selalu dilakukan dalam setiap periode agar kelancaran usaha dapat dijaga, pengendalian keseimbangan rasio keuangan ini dilihat dari:
Aspek Likuiditas Yaitu perbandingan antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang diterima. Dana yang diterima terdiri dari: Modal Sendiri + Modal Pinjaman + Modal Penyertaan + Simpanan Anggota
Likuiditas =
Pinjaman yang diterima × 100 % Dana yang diterima
Aspek Rentabilitas Yaitu perbandingan antara: Sisa Hasil Usaha dengan Total Asset, atau jumlah keseluruhan kekayaan.
Rentabilitas =
SHU × 100 % Total Asset
Beban Operasional, dengan pendekatan operasional
BOPO =
Beban Operasiona l × 100 % Pendapatan Operasiona l
Selanjutnya perbandingan rasio tersebut akan digunakan sebagai dasar penilaian keuangan/pengeololaan modal baik bagi BMT. Tindak lanjut dari hasil penilaian kesehatan ini adalah pembinaan terhadap BMT, untuk pengembangan pada periode mendatang dengan pertimbangan: •
Prospek usaha, cukup baik terhadap peningkatan kesejahteraan anggota, calon anggota dan masyarakat lingkungan.
•
Upaya menghimpun/mengumpulkan modal dari dalam koperasi masih dimungkinkan untuk digali
•
Pembinaan
terhadap
anggota
terus
dilakukan
untuk
menghindari pembiayaan macet atau penundaan angsuran anggota/non anggota.
Tercapainya tingkat kesehatan BMT minimal dipertahankan sampai periode pemeriksaan berikutnya dan peningkatan kesehatan pada periode seterusnya.