BAB VI PROFIL EKONOMI DAN KEUANGAN
6.1. Industri dan Perdagangan Kegiatan
sektor
industri
pengolahan
di
Sumba
Barat
terus mengalami
perkembangan dari tahun ke tahun. Nilai tambah bruto yang diperoleh sektor industri pada tahun 2014 dengan kontribusi terhadap total PDRB sebesar 1,50% dan pertumbuhan sebesar 3,14%. Jumlah Perusahaan/Usaha dan Tenaga Kerja Industri Pengolahan menurut kecamatan dan Golongan Industri di Kabupaten Sumba Barat dapat diamati pada tabel di bawah ini.
Tabel 26 Jumlah Perusahaan/Usaha dan Tenaga Kerja Industri Pengolahan Menurut kecamatan dan Golongan Industri di Kabupaten Sumba Barat Tahun 2014
1.
Lamboya
Besar dan Sedang -
2.
Wanokaka
-
4
9
3.
Laboya Barat
-
1
2
4.
Loli
-
6
15
5.
Kota Waikabubak
1
27
110
6.
Tana Righu
-
2
4
Tahun 2013
1
47
155
Tahun 2014
1
220
783
No.
Kecamatan
Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga 10
Tenaga Kerja (Orang) 20
Sumber : Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Sumba Barat Tahun 2014
Sektor industri dan perdagangan di Kabupaten Sumba Barat mendapat perhatian yang cukup serius dari pPemerintah karena dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, baik usaha kecil maupun menengah. Usaha industri kecil yang bertumbuh di Kabupaten Sumba Barat, misalnya makanan/minuman sebanyak 48 unit usaha mengalami peningkatan jumlah dibandingkan tahun 2013 sebanyak 33 unit, tekstil/pakaian jadi/kulit sebanyak 98 unit usaha mengalami peningkatan jumlah dibandingkan tahun 2012 sebanyak 84 unit usaha, dan usaha industri kayu/Barang dari kayu/Perabot rumah tangga mengalami penurunan jumlah dari 39 unit usaha ditahun 2012 menjadi 35 unit usaha ditahun 2013. Industri Barang galian Bukan Logam pada tahun 2013 sebanyak 38 unit usaha dengan urutan terbanyak secara berturut-turut terdapat pada wilayah kecamatan Laboya Barat Profil Daerah Kabupaten Sumba Barat Tahun 2015
97
sebanyak 20 unit; Loli 10 unit; Kota 5 unit; Tana Righu 3 unit. Industri barang dari logam, mesin dan peralatannya pada tahun 2013 sebanyak 242 unit usaha mengalami peningkatan dibandingkan keadaan tahun 2012 yaitu sebanyak 187 unit usaha. Sehingga perkembangan penyerapan tenaga kerja pada usaha industri kecil juga turut mengalami fluktuasi perkembangan yang cukup positif,yang mana pada tahun 2012 jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 783 orang mengalami peningkatan sebanyak 886 orang seiring dengan bertambahnya unit usaha industri kecil. Usaha Kerajinan rumah tangga yang bertumbuh di Sumba Barat, misalnya : industri makanan/minuman dan tembakau pada tahun 2012 sebanyak 33 unit usaha berkembang menjadi 48 unit usaha, industri tekstil/pakaian jadi dan kulit pada tahun 2012 berjumlah 84 unit usaha berkembang menjadi 98 unit usaha pada tahun 2014, industri kayu/barang dari kayu/perabot rumah tangga pada tahun 2012 sebanyak 39 unit usaha mengalami penurunan jumlah menjadi 35 unit usaha ditahun 2013. Industri Barang galian Bukan Logam pada tahun 2014 sebanyak 9 unit usaha dengan urutan terbanyak secara berturut-turut terdapat pada wilayah kecamatan Loli sebanyak 4 unit; Laboya Barat 2 unit; Kota 2 unit; Tana Righu 1 unit. Perkembangan penyerapan tenaga kerja pada usaha Kerajinan rumah tangga mengalami perkembangan yang negatif, yang mana pada tahun 2012 jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 783 orang mengalami penurunan jumlah penyerapan tenaga kerja sebanyak 644 orang, kondisi ini berbanding terbalik dengan bertambahnya unit usaha kerajinan rumah tangga.
Tabel 27 Nama-nama Sentra Industri Kecil Yang dibina, Dirinci menurut Tenaga Kerja, Tahun Pembinaan dan Lokasi/Kecamatan No.
Nama Sentra Industri
Tenaga Kerja
Tahun Pembinaan
Lokasi/Kecamatan
1.
Tahu dan Tempe
30
2011-2014
Loli,Kota
2.
Pertenunan
100
2010-2014
6 Kecamatan
3.
Perbengkelan
242
2011-2014
6 Kecamatan
4.
Pertukangan
96
2011-2014
Loli,Kota
Sumber : Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Sumba Barat Tahun 2014
Usaha sektor perdagangan berdasarkan jenisnya terbagi atas perdagangan besar, perdagangan sedang dan perdagangan kecil. Jumlah usaha sektor perdagangan besar belum ada pada tahun 2012-2014 di Sumba Barat, sedangkan jumlah perdagangan sedang dan perdagangan kecil di tahun 2012-2014 tidak mengalami perubahan jumlah masing-masing sebanyak 25 usaha perdagangan sedang dan Profil Daerah Kabupaten Sumba Barat Tahun 2015
98
66 usaha perdagangan kecil. Demikian pula dengan Perkembangan perusahaan di Kabupaten Sumba Barat menurut bentuk usaha pada tahun 2013-2014, dimana tidak mengalami perkembangan jumlah usaha dengan jumlah masing-masing: Perseroan Terbatas sebanyak 2 usaha; CV sebanyak 59 usaha; Perusahaan Perorangan sebanyak 27 usaha dan Badan usaha lainnya sebanyak 3 usaha.
6.2. Investasi Kondisi yang kondusif (aman dan tertib) suatu wilayah merupakan salah satu syarat untuk menarik investasi disamping prosedur dan proses perijinan yang tepat waktu. Menurunnya angka kriminalitas dan jumlah demo serta lebih singkatnya waktu penyelesaian perijinan diharapkan dapat mendukung iklim investasi di Kabupaten Sumba Barat. Upaya untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif merupakan tantangan yang cukup berat bagi Pemerintah Kabupaten Sumba Barat, karena menyangkut beberapa peraturan baik di tingkat pusat maupun daerah. Perbaikan iklim investasi perlu dilakukan pemerintah daerah dengan menyikapi perbaikan dibidang peraturan perundang-undangan di daerah, perbaikan pelayanan, dan penyederhanaan birokrasi. Kondisi iklim investasi di Kabupaten Sumba Barat pada Tahun 2014, dapat dilihat pada data di bawah ini:
6.2.1. Penanaman Modal Asing
Tabel 28 Penanaman Modal Asing No. 1
2
Nama Perusahaan Nomor Bidang Dan Tanggal SP Usaha PT. INDONESIA ADVENTURE SPORTS JASA 5/II/PMA/1997 AKOMODASI 08 APRIL 1997 JASA PT. SUMBA NAUTIL RESORT AKOMODASI 195/I/PMA/1999 DAN 06 APRIL 1999 REKREASI
Lokasi Proyek
Investasi (US$)
KAB. SUMBA BARAT (KEL. HOBAWAWI KEC. WANUKAKA)
9.800.000
KAB. SUMBA BARAT (KEC. LAMBOYA)
360,000
Sumber : Bidang Ekonomi - Bappeda Kabupaten Sumba Barat Tahun 2014
Profil Daerah Kabupaten Sumba Barat Tahun 2015
99
6.2.2. Penanaman Modal Dalam Negeri Tabel 29 Penanaman Modal Dalam Negeri No.
Nama Perusahaan Nomor Dan Tanggal SP
1
PT. TIMOR MITRA NIAGA 719/I/PMDN/1991 20 NOVEMBER 1991
2
PT. ARENA MAJU BERSAMA, TAHUN 2009
3
PT. USAHA TANI LESTARI APRIL 2015
Bidang Usaha
Lokasi Proyek
Investasi
KAB. SUMBA BARAT (KEC. LABOYA BARAT) KAB. SUMBA BARAT KEC. WANOKAKA) KAB. SUMBA BARAT (KEC. LAMBOYA )
PERKEBUNAN COKLAT TENAGA KELISTRIKAN TENAGA KELISTRIKAN
5.000.000.000
30.000.000.000 30.000.000.000
Sumber : Bidang Ekonomi - Bappeda Kabupaten Sumba Barat Tahun 2014
Tabel 30 Nilai Sentra Industri Kecil Yang dibina, Dirinci menurut Nilai Investasi, Nilai Produksi dan Nilai Bahan Baku (Rp. 000) No.
Nama Sentra Industri
1.
Pengolahan Pangan
2.
Pengolahan Kayu
3.
Jasa Foto Copy
4.
Jasa Perbengkelan
5.
Pertenunan
6.
Penjahitan
Nilai Investasi
Nilai Produksi
Nilai Bahan Baku
129.364.315
5.135.000
1.546.500
77.186.000
4.735.178
765.800
1.500.000
400.000
102.500
89.618.000
1.225.000
177.450
1.515.916
885.678
113.765
84.500
23.575
5.675
Sumber : Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Sumba Barat Tahun 2014
6.3. Lembaga Keuangan Perkembangan
Keuangan
di
Kabupaten
Sumba
Barat
ditandai
dengan
berkembangnya lembaga keuangan yang ada di Sumba Barat, salah satunya adalah bank. Adapun nama bank yang ada dalam wilayah Kabupaten Sumba barat seperti tertera pada tabel di bawah ini :
Tabel 31 Lembaga Keuangan (Bank) di Kabupaten Sumba Barat Tahun 2014 No.
Nama Bank
Status
Keterangan
1.
BRI
Cabang
Bank Pemerintah
2.
BNI
Cabang
Bank Pemerintah
3.
Bank NTT
Cabang
Bank PEMDA NTT
4.
Bank Danamon
Cabang
Bank Swasta
Sumber : Sumba Barat Dalam Angka Tahun 2014
Profil Daerah Kabupaten Sumba Barat Tahun 2015
100
Perkembangan Kredit Investasi Kecil (KIK) dan Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP) pada Bank-bank di Waikabubak pada tahun 2013 jumlah nasabah KIK belum terfasilitasi dan jumlah nasabah KMKP yang terfasilitasi adalah sebanyak 27 nasabah, dengan nilai nominal sebesar Rp.11.655.000.000,-, Sedangkan perkembangan pada tahun 2014, jumlah nasabah KIK yang terfasilitasi adalah sebanyak 1 nasabah, dengan nilai nominal sebesar Rp.890.000.000,-. Sedangkan nasabah KMKP belum terfasilitasi. Perkembangan Giro Perbankan pada bank-bank di Waikabubak pada tahun 2013 sebesar
Rp.153.250.584.000,-,
Rp.186.259.579.000,-
mengalami
dan
pada
peningkatan
tahun yang
2014
cukup
sebesar
signifikan
di
bandingkan keadaan tahun 2013. Salah satu lembaga keuangan yang cukup merakyat dan sangat membantu daerah dalam menggerakkan roda perekonomian rakyat Sumba Barat adalah Koperasi. Pengembangan Koperasi merupakan salah satu program prioritas daerah yang tetap selalu mendapat perhatian pemerintah secara rutin dari tahun ke tahun.Perkembangan Koperasi Unit Desa dan Koperasi lainnya menurut statusnya (Berbadan Hukum atau Belum Berbadan Hukum) di Kabupaten Sumba Barat pada tahun 2012-2014, cenderung tidak mengalami perubahan seperti yang dapat disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 32 Kopersasi Unit Desa dan Koperasi Lainnya Menurut Status Di Kabupaten Sumba Barat Tahun 2014 NO.
Kecamatan
Koperasi Unit Desa BH BBH
Jumlah Total
Koperasi Lainnya BH BBH
Jumlah Total
Jumlah Seluruhnya
1.
Lamboya
1
-
1
2
-
2
3
2.
Wanokaka
1
-
1
4
-
4
5
3.
Laboya Barat
-
-
-
1
-
1
1
4.
Loli Kota Waikabubak Tana Righu
1
-
1
14
-
14
15
-
-
-
39
-
39
39
1
-
1
2
-
2
3
Tahun 2014
4
-
4
62
-
62
66
Tahun 2013
4
-
4
62
-
62
66
5. 6.
Sumber : Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Sumba Barat Tahun 2014
Banyaknya anggota koperasi unit desa pada tahun 2013 adalah sebanyak 749 orang, tidak mengalami perubahan jumlah di tahun 2014. Demikian juga koperasi lainnya tidak mengalami perubahan jumlah anggotanya yaitu sebanyak 3.932 orang. Jumlah total keseluruhan warga masyarakat Sumba Barat yang
hidup
berkoperasi adalah sebanyak 4.681 orang. Profil Daerah Kabupaten Sumba Barat Tahun 2015
101
6.4. Pelayanan Perizinan Dengan hadirnya Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (one top services) di Kabupaten Sumba Barat, merupakan salah satu wujud tekad Pemerintah Kabupaten
Sumba
Barat
untuk
memberantas
KKN
melalui
penataan
kelembagaan, bertujuan melakukan pelayanan prima kepada masyarakat sehingga masyarakat/pelanggan merasa puas dengan pelayanan publik yang cepat, mudah, transparan, tepat waktu, pasti dan terjangkau sekaligus mendorong tumbuhnya iklim investasi, dengan sasaran meningkatkan pertumbuhan Industri Kecil Menengah (IKM) dan penurunan pengaduan terhadap kinerja pelayanan pemerintah, khususnya dalam bidang perizinan. Adapun Jenis dan Mekanisme Pelayanan Perizinan pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumba Barat, maka izin yang ditangani BPPT Kabupaten Sumba Barat adalah : 1)
Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
2)
Izin Advice Plan / Rekomendasi Ruang
3)
Izin Gangguan (HO)
4)
Izin Tempat Usaha (SITU)
5)
Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
6)
Izin Usaha Industri (SIUI)
7)
Tanda Daftar Industri (TDI)
8)
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
9)
Tanda Daftar Gudang (TDG)
10) Izin Penyelenggaraan Reklame (Izin Reklame) 11) Izin Fiskal 12) Izin Usaha Penjualan Minuman Beralkohol (SIUP-MB) 13) Izin Trayek
Profil Daerah Kabupaten Sumba Barat Tahun 2015
102