Bab VI Kemajuan pekerjaan dan pengendalian proyek
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian umum Pengendalian adalah proses memantau kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut diselesaikan seperti yang telah direncanakan dan proses mengoreksi setiap penyimpangan yang berarti. Dasar pengendalian dapat dilihat dari fungsi pengawasan, fungsi ini diperlukan untuk menjamin terlaksananya berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Dengan memahami pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen akan memberikan kejelasan bahwa pengawasan diperlukan terutama untuk menjawab pertanyaan apakah pekerjaan yang sedang berjalan dalam organisasi sudah sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dan apabila terdapat penyimpangan perlu selanjutnya diadakan perbaikan atau koreksi, dan kesemuanya ini akan juga menjadi umpan balik bagi perencanaan selanjutnya. Secara umum proses pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Penentuan standar, yaitu penentuan tolak ukur dalam menilai hasil
pekerjaan, baik dalam hal kualitas hasil pekerjaan maupun waktu yang diperlukan. 2. Pemeriksaan, yaitu tindakan untuk mengetahui atau mengukur seberapa
jauh tingkat kesesuaian hasil pelaksanaan pekerjaan, dibandingkan dengan rencana yang ditetapkan serta disepakati bersama. 3. Perbandingan, yaitu kegiatan membandingkan hasil pekerjaan yang telah
dicapai dengan rencana yang telah ditentukan. Hasil perbandingan VI-1.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ini
Bab VI Kemajuan pekerjaan dan pengendalian proyek
akan memberi suatu kesimpulan apakah pekerjaan akan dilanjutkan atau dihentikan. 4. Koreksi, merupakan tindakan perbaikan, meluruskan penyimpangan
yang terjadi serta mengantisipasi keadaan yang tidak terduga. Tindakan koreksi dapat berupa penyesuaian, modifikasi rencana, perbaikan syaratsyarat pelaksanaan, pembongkaran diikuti pembuatan yang baru, dan lain-lain. Pengendalian di proyek world trade centre-3 ( WTC-3) dilakukan dengan mengadakan pengawasan terhadap semua pekerjaan kontruksi yang melibatkan penggunaan semua sumber daya yang terdapat dalam lokasi proyek. Adapun pengendalian dalam suatu proyek meliputi : 1. Pengendalian mutu. 2. Pengendalian biaya. 3. Pengendalian waktu. 4. Pengendalian teknis. 5. Pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
6.2 Pengendalian mutu Diadakanya pengendalian mutu pada proyek world trde centre -3 adalah dengan tujuan agar mutu dari struktur yang dihasilkan sesuai dengan spesikfikasi yang telah ditentukan. Pengendalian terhadap mutu sangatlah penting untuk menjamin kekuatan struktur yang telah direncanakan oleh konsultan perencana. Pengendalian mutu meliputi : 1. Pengendalian mutu bahan.
VI-2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VI Kemajuan pekerjaan dan pengendalian proyek
2. Pengendalian mutu pekerjaan. 3. Pengendalian mutu peralatan. 4. Pengendalian mutu tenaga kerja.
6.2.1 Pengendalian mutu bahan Terpenuhinya suatu standar bangunan sangatlah sangatlah tergantung dari mutu maaterial yang digunakan. Untuk menjaga kualitas yang sesuai dengan yang disayaratkan, maka perlu diadakanya pengawasan yang berkesinambung dalam hal ini adalah : 1. Tersedianya material
Tersedianya material yang sesuai dengan spesifikasi termasuk didalamnya persetujuan masing-masing pihak yang terkait terhadap mutu material tersebut. 2. Mutu material
Pengujian mutu material harus dilakukan secara berkala untuk mengetahui dan kualitas material yang akan digunakan. 3. Jadwal pengadaan material
Jadwal pengadaan material harus tepat waktu karena seluruh waktu yang digunakan untuk proyek saling bergantung satu sama lain. Sebelum pelakaksanaan pekerjaan proyek maka langakah pertama yang harus dilakukan agar tercapai hasil yang diharapkan maka material yang dipergunakan haruslah memenehi standar peraturan yang berlaku. Kualitas pekerjaan yang baik salah satunya didapat dari bahan yang memenuhi standar yang ditetapkan.
VI-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VI Kemajuan pekerjaan dan pengendalian proyek
Untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan suatu pekerjaan kontruksi ada beberapa standar acuan diantaranya yaitu : 1. Peraturan beton bertulang Indonesia 1971,NI-2. 2. Peeraturan semen Portland Indonesia, N-8, 1972. 3. Peraturan perencanaan baja Indonesia 1984 4. Peraturan umum bahan banguanan di Indonesia 1982, NI-3. 5. Peeraturan kontruksi kayu Indonesia 1961, NI-5 6. American standard for testing material. Pengendalian mutu bahan di proyek world trade centre – 3 meliputi inspeksi dan test, pengendalian produk yang tidak sesuai, serta pengendalian catatan mutu. Pengendalian mutu bahan dapat dilakukan dengan mengadakan pengawasan mutu terhadap material-material berikut : 1. Beton Pada proyek world trade centre – 3 aduakan beton untuk pekerjaan struktur menggunakan beton ready mix. Pemeriksaan mutu beton ini dilakukan dengan uji slump test dan tes uji kuat tekan (compression test). Percobaan ini sesuai dengan prosedur dari Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 1971 NI-2). a) Uji slump test Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang berhubungan dengan mutu beton. Pengujian ini menggunakan kerucut Abrams. Adapun langkah- langkah pengujianya adalah sebagai berikut :
Menyiapkan peralatan uji slump yaitu kerucut abrams yang mempunyai ukuran diameter atas 10 cm, diameter bawah 20 cm, dan tinggi 30 cm. VI-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VI Kemajuan pekerjaan dan pengendalian proyek
Letakkan cetakan di atas pelat, yang tidak menyerap air.
Adukan beton dimasukkan ke dalam kerucut sambil ditekan ke bawah pada penyokong – penyokongnya.
Isilah cetakan sampai penuh dengan adukan beton dalam 3 lapisan, tiap lapis berisi kira-kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 tusukan secara merata. Pada pemadatan, tongkat pemadat harus tepat masuk pada bagian bawah tiap-tiap lapisan. Pada lapisan pertama penusukan bagian tepi tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan cetakan.
Adukan yang jatuh disekitar kerucut dibersihkan, lalu permukaannya diratakan.
Kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus ke atas.
Balikkan cetakan dan letakkan perlahan-lahan di samping benda uji.
Ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji.
Gambar 6.1 Uji slump test.
VI-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VI Kemajuan pekerjaan dan pengendalian proyek
b) Test uji kuat tekan (Compresstion test) Tes uji kuat tekan ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan karakteristik beton atau kuat tekan maksimum yang dapat diterima sampai beton mengalami kehancuran (f’c). Tes uji kuat tekan ini menggunakan metode berdasarkan SNI 03-1974-1990. Adapun cara pengujiannya yaitu sebagai berikut :
Siapkan silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm yang sudah dibersihkan.
Letakkan cetakan silinder pada plat atas baja yang telah dibersihkan dan sisi dalamnya diolesi minyak pelumas seperlunya untuk mempermudah pelepasan beton dari cetakannya.
Adukan beton dimasukkan ke dalam cetakan dalam 3 lapis, setiap lapis ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali dengan besi diameter 16 mm dan dinding luarnya diketuk 10 kali.
Gambar 6.2 Silinder cetak beton.
VI-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VI Kemajuan pekerjaan dan pengendalian proyek
Ratakan bagian atasnya dan beri kode mengenai tanggal pembuatan, lokasi yang dicor, dan nomor contoh.
Diamkan selama 24 jam dan direndam dalam air (curing) selama waktu tertentu kemudian diserahkan ke laboratorium untuk dilakukan pengetesan beton pada usia 7 hari (4 buah benda uji) dan 28 hari (2 buah benda uji).
Tes uji beton dilakukan dengan mesin compressor penekanan dilakukan pada bidang sisi dari silinder beton.
Gambar 6.3 Uji kuat tekan beton.
2. Besi tulangan Besi beton merupakan komponen utama struktur beton bertulang, penggunaannya yang sangat banyak dan kontinuitas pekerjaannya yang tinggi menyebabkan pengawasan yang dilakukan juga harus sebanding. Karena kebutuhan yang banyak dan kontinuitas pekerjaan yang tinggi maka pekerjaan pengawasan dan pengendalian mutu untuk besi beton ini tidak dilakukan dengan pengetesan terhadap uji tarik di laboratorium tapi dengan pemilihan produsen yang terpercaya. Pada proyek ini, pihak kontraktor bekerja VI-7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VI Kemajuan pekerjaan dan pengendalian proyek
sama dengan produsen besi beton untuk memasok kebutuhan besi dan baja tulangan yang telah memperoleh sertifikasi ISO untuk produk-produknya. Pada proyek ini hanya diadakan pemeriksaan secara visual untuk melihat diameter tulangan serta diameter efektif tulangan yang dipakai. Pengukuran dilakukan dengan jangka sorong.
Gambar 6.4 Contoh pengecekan diameter besi.
3. Mutu bahan lainya Bahan-bahan lain yang digunakan seperti: pasir, split, kayu, semen, dan kerikil, bata harus tetap diawasi mutu bahannya sehingga bahan-bahan ini merupakan bahan-bahan pilihan yang dapat menghasilkan konstruksi bangunan yang baik. Pengujian dilakukan dengan uji visual secara langsung dengan melihat warna pasir dan memeriksa kandungan lempung dengan menggenggam pasir kemudian melepaskannya lagi. Selain itu, untuk menjaga kelancaran proyek secara keseluruhan perlu adanya pengendalian proyek yang baik terutama dalam penggunaan bahan. Oleh karena itu, kepala logistik dapat mengambil beberapa tindakan pengamanan yaitu :
Jumlah bahan yang disetujui hanya sebesar kebutuhan dalam kurun waktu tertentu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
VI-8
Bab VI Kemajuan pekerjaan dan pengendalian proyek
Untuk mencegah penyalahgunaan
bahan sebaiknya tidak
diperkenankan membawa dan memiliki material bekas, misalnya papan, kayu dan besi beton.
Sebaiknya pada material sisa yang masih baik dan masih bisa dipergunakan dilakukan pencatatan khusus, diadministrasikan secara baik dan disimpan secara khusus mengingat bahwa bahan ini beralih menjadi bahan yang rawan (dalam artian menguap atau hilang).
Gambar 6.5 Uji visual pasir.
6.2.2 Pengendalian mutu pekerjaan Pengendalian ini untuk mengontrol apakah hasil pelaksanaan telah memenuhi standar dan spesifikasi yang telah ditentukan.
Sehingga bila
terjadi kesalahan atau kekurangan bisa diperbaiki, dan untuk mencegah kesalahan yang bisa terjadi selanjutnya. Adapun metode-metode yang dilakukan dalam melakukan pengawasan kualitas mutu pekerjaan antara lain : VI-9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VI Kemajuan pekerjaan dan pengendalian proyek
1. Mengawasi langsung pelaksanaan pekerjaan secara visual 2. Melakukan inspeksi secara langsung di lapangan 3. Melakukan kontrol dengan hitungan sebelom melakukan pekerjaan, biasanya dilakukan pagi pagi hari. 4. Melakukan pengujian langsung di lapangan Pengawasan terhadap kualitas pekerjaan seperti pemasangan bekisting, penulangan ataupun pengecoran ini dilakukan langsung oleh pengawas lapangan.
Gambar 6.6 Pengawasan pekerja. .
6.2.3 Pengendalian mutu peralatan Pengendalian Mutu
peralatan ditujukan kepada pengawasan bidang
peralatan terhadap peralatan yang ada. Pengawasan peralatan berupa pencatatan kondisi alat setiap hari, dapat memaksimalkan fungsi alat karena alat yang dipakai lebih dari umur kerjanya dapat menurunkan produktivitas alat tersebut.
VI-10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VI Kemajuan pekerjaan dan pengendalian proyek
Pengecekan keadaan peralatan selama dipakai di lapangan dilakukan oleh mandor setempat kemudian dilaporkan ke bagian mekanik. Jika terjadi kerusakan ringan, maka kerusakan tersebut diperbaiki oleh site mechanic. Namun apabila kerusakan tersebut bertambah parah, maka alat diperbaiki di bengkel induk.
6.2.4 Pengendalian mutu tenaga kerja Penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu pekerjaan proyek (the right man in the right place), oleh karena itu diperlukan suatu pengawasan kualitas tenaga kerja. Pengawasan ini dilaksanakan dengan mengadakan pemilihan tenaga kerja yang sesuai dengan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki dalam pekerjaan proyek. Dalam proyek ini, tenaga kerja yang ada rata-rata mempunyai kualitas yang baik. Namun demikian adanya karakter yang berbeda-beda dari tenaga kerja memerlukan penanganan dan bimbingan yang cukup dari mandor. Adanya sistem manajemen yang baik dan hubungan kerja yang kondusif juga dapat menciptakan kualitas tenaga kerja yang lebih baik. Pemilihan dan penunjukan mandor dilakukan berdasarkan reputasi dalam menyelesaikan pekerjaan proyek dengan baik, agar diperoleh jumlah tenaga yang efisien dan optimum agar target pekerjaan dapat terpenuhi. Adapun dalam proyek World Trade Centre – 3 dalam upaya untuk menertibkan para pekerja, maka dilakukan pengabsenan para pekerja dengan mengunakan absen eletrik atau fingerprint yang merupakan aplikasi yang VI-11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VI Kemajuan pekerjaan dan pengendalian proyek
didesain untuk memenuhi kebutuhan data yang cepat dengan menggunakan verifikasi sidik jari dari para pekerja baik staf maupun pekerja lapangan.
Gambar 6.7 Fingerprint.
6.3 Pengendalian Biaya Pengawasan biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang telah dikeluarkan dengan melihat tahap pekerjaan yang telah dicapai. Besarnya biaya ini dapat dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) yang telah disusun. Dari pembandingan ini, dapat diketahui apabila pada pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut terjadi pembengkakan biaya sehingga dapat dilakukan evaluasi biaya. Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistik mencatat jumlah material yang dibeli dan besarnya biaya yang digunakan. Sedangkan pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar presensi pekerja selama satu minggu dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji pekerja. Besar total biaya inilah yang akan VI-12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VI Kemajuan pekerjaan dan pengendalian proyek
selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang telah dikeluarkan ini juga dapat digunakan untuk menyusun kurva S realisasi dan untuk memperkirakan prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.
6.4 Pengendalian Waktu Pengendalian waktu ini didasarkan pada time schedule pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh pada anggaran proyek. Jika waktu penetapan pekerjaan tidak sesuai dengan yang disetujui dalam kontrak, maka pelaksana proek akan dikenai sanksi sesuai yang tertera dalam kontrak. Agar dapat berlangsung tepat waktu, time schedule disusun sebagai alat kontrol untuk mengukur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaan. Pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus dimulai dapat terlihat dengan jelas pada time schedule, sehingga keterlambatan pekerjaan agar sebisa mungkin dapat dihindari, manfaat dari time schedule adalah :
Sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut batasan-batasan untuk masing-masing pekerjaan.
Untuk melihat pekerjaan yang masuk kedalam lintas kritis, yaitu item yang harus segera selesai agar pekerjaan lain yang berkaitan dapat segera dikerjakan.
Sebagai alat koordinasi bagi pimpinan.
Sebagai tolok ukur kemajuan pekerjaan yang dapat dipantau setiap saat dengan bantuan time schedule ini. VI-13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VI Kemajuan pekerjaan dan pengendalian proyek
Sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap kegiatan pekerjaan yang telah dilaksanakan.
Menentukan waktu untuk mendatangkan material, alat, dan tenaga kerja yang akan dipakai untuk pekerjaan tertentu.
Sebagai bahan pelaporan proyek dari kontraktor kepada manajemen kontruksi, konsultan pengawas, atau owner sebagai pemilik proyek.
Time schedule menyatakan pembagian waktu terperinci untuk setiap jenis-jenis pekerjaan, mulai dari permulaan sampai akhir pekerjaan sehingga kumulatif prosentase bobot pekerjaan ini akan membentuk kurva S.
Gambar 6.8 Progres mingguan.
VI-14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VI Kemajuan pekerjaan dan pengendalian proyek
Gambar 6.9 Progres mingguan.
6.5 Pengendalian Teknis Pengendalian teknis di lapangan ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan dan permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi proyek. Laporan kemajuan proyek dibuat dalam bentuk harian, mingguan, dan bulanan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan/ prestasi pelaksanaan proyek.
6.5.1 Laporan Harian Laporan harian merupakan laporan mengenai seluruh pekerjaan dalam satu hari kerja meliputi pekerjaan fisik, serta jumlah tenaga kerja dan peralatan serta bahan yang digunakan. Biasanya dibuat pada akhir jam kerja.
6.5.2 Laporan Mingguan Berisi laporan tentang kegiatan yang dilakukan selama satu minggu meliputi catatan prestasi kerja dalam satu minggu. Laporan mingguan merupakan proyek merupakan sebuah pertangguang jawaban dalam bentuk VI-15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VI Kemajuan pekerjaan dan pengendalian proyek
tertulis mengenai kegiatan yang sudah dijalankan selama satu minggu untuk kemudian dituangkan dalam bentuk tertulis, laporan mingguan ini dibuat oleh kontraktor atau konsultan pengawas untuk diberikan kepada owner atau pemilik proyek. Dengan adanya laporan ini maka proses pelaksnaan pekerjaan dapat diarsipkan. Adapun gambaran mengenai laporan mingguan antara lain : Besar biaya proyek yang dikeluarkan selama satu minggu dan perencanaan biaya yang akan dikeluarkan minggu berikutnya. Kemajuan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan minggu yang lalu, jenis peralatan beserta jumlahnya, jumlah tenaga kerja, serta material yang digunakan beserta volumenya. Catatan tentang ada tidaknya pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang dalam pelaksanaan proyek selama satu minggu. Catatan permasalahan yang ada selama satu minggu pelaksanaan.
Gambar 6.10 Progres mingguan.
VI-16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VI Kemajuan pekerjaan dan pengendalian proyek
6.5.3 Laporan Bulanan Laporan bulanan dibuat dari hasil rekapan laporan-lapoan mingguan, dan harus dibuat setiap bulan berisi tentang :
Catatan jenis pekerjaan selama satu bulan.
Prosentase pekerjaan selama satu bulan serta kemajuan proyek yang dicapai sampai saat laporan itu dibuat.
Nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan. Laporan bulanan ini harus disahkan dahulu oleh pengawas dan ditandatangani oleh pimpinan proyek sebagai bukti nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan.
6.5.4 Rapat koordinasi Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek masalah-masalah yang tidak terduga dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak bisa saja muncul, untuk itu maka diperlukan rapat koordinasi untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah secara bersama. Biasanya rapat ini dilaksanakan 1 minggu sekali pada hari jum’at yang dihadiri oleh semua unsur yang terlibat dalam proyek. Hal-hal yang dibahas dalam rapat ini antara lain :
Menyangkut kemajuan pekerjaan yang telah dicapai.
Hambatan-hambatan yang mungkin dijumpai dalam pelaksanaan.
Perubahan desain struktur bila dikehendaki pemberi tugas
Mengenai sasaran yang harus dicapai dalam jangka waktu yang telah ditetapkan sebelumnya.
VI-17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VI Kemajuan pekerjaan dan pengendalian proyek
6.6 Pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja (K3) Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan agar tenaga kerja dapat secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pekerjaan. Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu perlindungan dari segi fisik yang mencakup perlindungan kesehatan dan keselamatan dari kecelakaan kerja serta adanya pemeliharaan moril kerja dan perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama sebagaimana telah ditegaskan pada pasal 9 UndangUndang Nomor 14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja. Pada proyek world trade centre-3 implementasi K3 berkaitan dengan penyusunan Safety Plan, Pengamanan Proyek (Security Plan), dan pengelolaan ketertiban serta kebersihan proyek (House Keeping) dengan tidak ada kecelakaan kerja (target zero accident).
Gambar 6.11 Pengunaan rompi, helmt & sepatu safety upaya memenuhi K3.
VI-18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VI Kemajuan pekerjaan dan pengendalian proyek
6.6.1 Rencana keselamatan proyek (Safety plan) Safety plan dibuat dengan mengikuti ketentuan-ketentuan maupun arahan yang dikeluarkan oleh Depnaker selaku instansi yang melakukan kontrol terhadap hal ini. Safety plan mencakup antara lain penyusunan
safety
management,
identifikasi
bahaya
kerja
dan
penanggulangannya, rencan penempatan alat-alat pengaman seperti pagar, jaring pada tangga dan tepi bangunan, railing serta ramu-rambu K3 serta rencana penempatan alat-alat pemadam kebakaran (tabung pemadam api) dan lain sebagainya.
6.6.2 Pengamanan proyek (Security plan) Security Plan mencakup prosedur keluar masuk bahan proyek, prosedur penerimaan tamu, identifikasi daerah rawan di wilayah sekitar proyek, prosedur komunikasi di proyek.
Gambar 6.12 Pos security.
VI-19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab VI Kemajuan pekerjaan dan pengendalian proyek
6.6.3 Kebersihan dan ketertiban proyek ( House keeping) Pengelolaan kebersihan proyek adalah meliputi penempatan cerobong dan bak sampah, lokasi penempatan dan jumlah toilet pekerja, pengaturan kantor dan jalan sementara, gudang, barak pekerja dan lainlain. Berdasarkan pengamatan di lapangan, penerapan K3 dalam Proyek world trade centre-3 sudah memenuhi syarat. Hal ini dapat dilihat dari para pekerja yang memakai perlengkapan K3 seperti helm proyek dan sepatu boot dan bodyharness. Hal ini disebabkan karena kontraktor menyediakan perlengkapan tersebut, serta pengarahan tentang K3 kepada pekerja saat pekerja baru masuk proyek.
Gambar 6.13 Implementasi K3.
VI-20
http://digilib.mercubuana.ac.id/