BAB V UNCERTAIN EVENTS DALAM PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI YANG AKAN DIKELOLA DENGAN BIAYA KONTINJENSI DAN MENJADI TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
V.1 Pendahuluan
Salah satu faktor penentu untuk dapat mencapai keberhasilan pelaksanaan proyek ialah ditetapkannya kesepakatan tentang rincian dari peranan serta tanggung jawab semua pihak yang terlibat dan disetujui oleh seluruh pelakunya. Tujuan, sasaran dan strategi proyek dinyatakan secara jelas dan terinci dengan menciptakan mekanisme yang handal untuk memonitor mengkoordinasi, mengendalikan dan mengawasi setiap pelaksanaan seluruh tugas dan tanggung jawab.
Tanggung jawab terhadap uncertain events dan risiko yang diakibatkannya perlu dialokasikan kepada pihak-pihak yang tepat. Oleh karena itu dalam bagian ini akan dibahas tentang pendistribusian uncertain events yang dapat dilakukan melalui beberapa cara sehingga diperoleh uncertain events yang akan dikelola dengan biaya kontinjensi dan menjadi tanggung jawab kontraktor.
Seperti telah dibahas pada sub bab IV, berbagai uncertainty yang berasal dari berbagai sumber memberikan suatu tekanan yang sangat besar bagi kontraktor sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam mengubah dokumen perencanaan menjadi keluaran berupa bangunan fisik dan harus dihadapi oleh kontraktor di dalam proses konstruksi tersebut .
Tidak semua uncertain events yang menimbulkan risiko peningkatan biaya pelaksanaan proyek konstruksi dan menjadi tanggung jawab kontraktor layak dikelola dengan biaya kontinjensi. Perlu dilakukan identifikasi uncertain events yang seharusnya dikelola dengan biaya kontinjensi.
134
Pendistribusian tanggung jawab terhadap uncertain events yang menimbulkan risiko kenaikan biaya pelaksanaan konstruksi antara pemilik dan kontraktor dapat dilakukan sejak awal atau pada tahap tender dengan jalan memberlakukan klausaklausa dalam kontrak. Kontraktor utama juga dapat memberlakukan klausa-klausa terhadap para subkontraktor. Sedangkan proses pengadaan material dan peralatan oleh supplier dapat didasarkan pada surat perintah kerja (SPK) atau bentuk kontrak pendek. Hal ini juga berlaku bagi pengadaan tenaga kerja, pengujian dan pembelian beton. Walaupun pengadaan subkontraktor telah sesuai prosedur dan disetujui oleh pemilik proyek, namun risiko kenaikan biaya yang terjadi pada pekerjaan yang dilakukan subkontraktor tidak membebaskan kontraktor dari tanggung jawab. Oleh karena itu dalam bagian ini akan dibahas strategi yang dipergunakan untuk menangani uncertain events tersebut sehingga diperoleh bagian yang seharusnya dikelola dengan biaya kontinjensi.
V.2 Respons terhadap uncertain events
Dalam menangani
risiko seringkali kontraktor menggunakan intuisi yang
didasarkan kepada pengalaman dan penilaiannya. Al-Bahar (1990) menyatakan bahwa dengan cara intuisi, kontraktor tidak dapat mengukur ketidakpastian dan menganalisis risiko yang ada pada suatu proyek secara sisitematis. Kalaupun kontraktor dapat menilai suatu risiko dengan cara ini, dampak potensial yang berhubungan dengan risiko tersebut tidak dapat dievaluasi. Penanganan risiko secara sistematis adalah dengan menerapkan Sistem Manajemen Risiko (Flanagan,1993; Al-Bahar,1990; Bing,1999).
Sistem Manajemen Risiko adalah suatu ilmu manajemen yang bertujuan untuk melindungi asset, reputasi dan profit dengan mengurangi kemungkinan losses sebelum risiko tersebut terjadi dan untuk menjamin keuangan melalui asuransi atau cara lain (Bing,1999). Sedangkan Al-Bahar (1990) mendefinisikan manajemen risiko sebagai suatu proses formal yang secara sistimatis mengidentifikasi,menganalisis dan menangani risiko sepanjang umur proyek untuk mendapatkan tingkat minimum dari tingkat penerimaan pengurangan risiko.
135
Penerapan prinsip-prinsip sistem manajemen risiko, akan membantu para kontraktor
dalam menetapkan strategi – strategi alternatif untuk mengelola
risiko tersebut secara efektif. Disamping itu penggunaan strategi-strategi ini harus sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang spesifik dari proyek, lingkungan proyek dan pihak-pihak yang terlibat. Dalam kerangka manajemen risiko, kontraktor harus memutuskan bagaimana menangani atau memperlakukan masing-masing risiko. Inilah fungsi utama dari proses manajemen respons. Kontraktor harus merumuskan strategi-strategi penanganan risiko yang sesuai. Strategi-strategi ini pada umumnya adalah didasarkan atas sifat dan konsekuensi-konsekuensi yang potensial dari risiko tersebut.
Strategi-strategi ini memiliki dua tujuan yang sangat penting yaitu 1) menghilangkan sebanyak mungkin dampak yang potensial, dan 2) meningkatkan kontrol terhadap resiko. Berdasarkan hal tersebut maka didalam penelitian ini, setelah melalui tahap identifikasi , pemetaan dan klasifikasi, akan dilakukan penanganan terhadap uncertain events tersebut.
Bentuk-bentuk penanganan risiko yang sering digunakan oleh kontraktor menurut hasil kuesioner adalah dengan: 1. Asuransi 2. Eskalasi 3. Biaya kontinjensi, 4. Mata uang ganda 5. Kontrak, jaminan dan lain-lain.
Sedangkan metoda yang digunakan dalam menangani risiko tersebut menurut Flanagan (1993) adalah sebagai berikut : •
Penghindaran Risiko Penghindaran risiko dapat dilakukan dengan cara tidak melakukan kegiatan yang mengandung risiko tersebut.
136
•
Pengurangan Risiko Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam mengurangi risiko, yaitu yang pertama dengan mengurangi kemungkinan terjadinya risiko tersebut dan yang kedua dengan mengurangi dampak kerugian yang ditimbulkan oleh risiko tersebut.
•
Penahanan Risiko Penahanan risiko biasanya lebih cocok diaplikasikan pada risiko-risiko yang tergolong kecil dan kejadiannya berulang. Penahanan ini dilakukan dengan mempersiapkan biaya atau sesuatu untuk mengantisipasi terjadinya risiko tersebut.
• Pembagian Risiko Pembagian risiko bertujuan untuk membagi risiko yang timbul dengan pihak lain sehinga kerugiannya tidak terlalu besar. Dalam hal ini, kontrak konstruksi merupakan suatu bentuk pembagian risiko antara owner dan kontraktor ataupun bentuk kerja sama lain. •
Pengalihan Risiko Pengalihan risiko adalah cara menanggulangi risiko dengan mengalihkannya kepada pihak lain seperti asuransi, jaminan.
Pada penelitian ini pasal-pasal dalam FIDIC dipakai sebagai acuan, untuk penanganan uncertain events yang terjadi. Strategi penanganan yang mengacu pada pasal-pasal dalam FIDIC, bukanlah sesuatu yang mengikat. Masing-masing kontrator dapat melakukan penanganan terhadap uncertain events berdasarkan sikap, cara pandang masing-masing kontraktor serta lokasi proyek dan kemudian menetapkan uncertain events yang dapat dikelola dengan biaya kontinjensi.
Penanganan terhadap uncertain events yang menimbulkan risiko kenaikan biaya pelaksanaan konstruksi dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Kenaikan biaya akibat uncertain events dari lingkungan eksternal proyek
137
a. Kondisi Alam (KK-1) Negara Indonesia memiliki 2 musim yang berlangsung dalam jangka 2 semester dalam satu tahun. Untuk musim kemarau tidak ada kondisi yang signifikan yang dapat menimbulkan risiko
pada pelaksanaan proyek.
Sedangkan untuk musim penghujan pada umumnya telah dapat dipredikisi sehingga kontraktor dapat lebih awal melakukan langkah – langkah antisipasinya. Untuk ketidakpastian :gunung meletus: dan ’gempa bumi: dengan jelas diatur
dalam kontrak kerja. Sedangkan uncertain events lainnya
tergantung pada letak geografi dari lokasi proyek yang dilaksanakan.
Ketidakpastian kondisi alam (Acts of God) pada umumnya adalah bersifat sangat
mendasar dan murni, dan berkaitan dengan keadaan rugi atau tidak
rugi. Kondisi alam yang bersifat bencana memiliki dampak potensial sangat tinggi dengan probabilitas kemunculan yang rendah.
Strategi manajemen risiko dalam penanganan risiko kenaikan biaya akibat kondis alam adalah
mencakup asuransi dan pengalihan melalui kontrak.
Asuransi Contractors All Risks dapat memberikan perlindungan terhadap kerugian- kerugian atau kerusakan–kerusakan fisik yang disebabkan oleh uncertain events
tersebut. Namun bagi kontraktor perlindungan dengan
asuransi mungkin sangat mahal sehingga strategi alternatif lainnya adalah dengan mengalihkan risiko ini melalui kontrak. Kontraktor dapat bernegosiasi dengan owner mengenai kemungkinan untuk mengalihkan risiko ini kepada owner dengan jalan menyesuaikan klausa-klausa yang berkaitan dengan risiko ini sehingga kontraktor tidak perlu mengeluarkan biaya asuransi. Dengan demikian kontraktor dapat melakukan penghematan biaya
Penanganan terhadap risiko-risiko yang terdapat dalam kategori ini dapat dijelaskan dalam Tabel V.1 Tabel V.1 Penanganan risiko kenaikan biaya pelaksanaan akibat uncertain events yang bersumber dari Kondisi Alam(KK-1)
138
KK-1 K1 K2 K3 K4 K5
Bentuk Acuan / penanganan risiko Penjelas FIDIC Keterlambatan akibat cuaca yang sangat buruk dan RTOwner 20:4; tidak dapat diramalkan oleh kontraktor 44:1c FIDIC Gempa bumi Owner 20:4 FIDIC Gunung meletus Owner 20:4 FIDIC Tanah longsor Owner 20:4 Negosiasi Kondisi lapangan yang berbeda dengan desain Klausa dalam dengan (Differing site condition,keadaan hidrologi dll) kontrak owner
Ketidakpastian yang berkaitan dengan Kondisi Alam
b. Politik dan Kebijakan Pemerintah (KK-2) Uncertain events yang bersumber dari
Kebijakan Pemerintah bersifat
spekulatif, berkaitan dengan untung atau rugi. Untuk mendapatkan perlindungan yang luas maka risiko kenaikan biaya akibat uncertain events ini sebaiknya ditangani dengan asuransi. Di Indonesia, belum ada badan-badan usaha yang dapat memberikan asuransi politik. Untuk itu strategi lain yang dapat dilakukan adalah mengalihkan risiko melalui kontrak. Strategi-strategi manajemen
risiko
dalam
penanganan
risiko
yang
bersumber
dari
ketidakpastian politik dan kebijakan pemerintah adalah polis asuransi, klausaklausa dalam kontrak. Untuk uncertain events yang berkaitan dengan perubahan peraturan-peraturan, kontraktor dapat bernegosiasi dengan owner untuk penyesuaian klausa-klausa dalam kontrak. Ketidakpastian kenaikan harga BBM yang pada tahun-tahun terakhir sangat sering terjadi merupakan tanggung jawab owner dan kontraktor dan dampaknya sangat besar terhadap biaya pelaksanaan proyek dengan adanya kenaikan harga material maupun peralatan konstruksi. Dampak ikutan adalah dapat terjadi
kenaikan upah
minimum regional yang disebabkan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok. Sedangkan uncertain events lain apabila terjadi, besar kecil pengaruhnya terhadap pelaksanaan proyek, bergantung pada kondisi pada saat proyek tersebut dilaksanakan.
Penanganan terhadap risiko kenaikan biaya pelaksanaan konstruksi yang bersumber
dari ketidakpastian dalam kategori ini dapat dijelaskan dalam
Tabel V.2
139
Tabel V.2 Penanganan risiko kenaikan biaya pelaksanaan akibat uncertain events yang bersumber dari Kebijakan Pemerintah (KK-2)
KK-2
Uncertain events yang berkaitan dengan Politik dan Kebijakan Pemerintah
Bentuk Penanganan
Acuan / Penjelasan
Kontrak
FIDIC 70:2
Kontrak
FIDIC 70:2
K7
Perubahan undang-undang setempat (regulasi,hukum,dan lani-lain) Perubahan peraturan pemerintah
K8
Peningkatan pajak dan bea masuk
Kontrak
FIDIC 70:1
K9
Kenaikan harga BBM
Kontrak
FIDIC 70:1
K10
Perubahan kebijakan upah minimun regional
Kontrak
FIDIC 70:1
K11
Kebijakan deregulasi Perbankan
Kontrak
Negosiasi
K12
Kebijakan tentang analisis dampak lingkungan
Kontrak
Negosiasi
K13
Perang,invasi,tindakan musuh asing,hostilities Pemberontakan,revolusi,huru hara atau militer atau kudeta atau keadaan perang atau penyitaan atas perintah / yang berkuasa
Owner
FIDIC 20:4
Owner
FIDIC 20:4
K6
K14
c. Kondisi Sosial/Budaya (KK-3) Pada umumnya risiko akibat ketidakpastian sosial/budaya cukup sulit ditangani, sangat peka serta memiliki konsekuensi yang besar. Dalam menghadapi ketidakpastian seperti ini, kontraktor dapat bernegosiasi untuk memasukkan klausa-klausa kontrak yang dapat menentukan perpanjangan waktu dan penambahan biaya yang diakibatkan oleh demonstrasi, pemogokan umum, kekacauan dan lain-lain. Dengan demikian pengalihan risiko kenaikan biaya pelaksanaan akibat ketidakpastian ini melalui kontrak dapat memberikan perlindungan kepada kontraktor, apabila terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan serta kemungkinan untuk mendapatkan penggantian biaya yang telah dikeluarkan oleh kontraktor selama fase mobilisasi dan konstruksi. Peristiwa yang harus diperhitungkan adalah demonstrasi
para
pekerja akibat kebijakan pemerintah maupun kebijakan perusahaan kontraktor yang
sementara
melaksanakan
proyek
yang
dapat
menyebabkan
terbengkalainya proyek. Situasi seperti ini dapat saja mengakibatkan kontraktor rentan terhadap timbulnya biaya tambahan sehingga penanganan terhadap risiko ini adalah dengan biaya kontinjensi.
140
Penanganan terhadap uncertain events yang terdapat dalam kategori ini dapat dijelaskan dalam Tabel.3 Tabel V.3 Penanganan risiko kenaikan biaya pelaksanaan akibat uncertain events yang bersumber dari Kondisi sosial Budaya (KK-3)
KK-3 K15 K16 K17 K18
Uncertain events yang berkaitan dengan
Bentuk Penanganan Kondisi Sosial / Budaya Klaim dari orang terhadap lukaAsuransi luka/kematian seseorang/tenaga kerja lain akibat pekerjaan Terjadinya demonstrasi,pemogokan,atau Owner kerusuhan oleh tenaga kerja nasional Indikasi KKN Biaya kontinjensi (Korupsi,Kolusi,Nepotisme) Kontraktor
Proses penyelesaian sengketa tanah
Owner
Acuan / Penjelasan FIDIC 24:2 FIDIC 20:4 Dengan asumsi FIDIC 44:1;42:2
d. Kondisi Ekonomi&Keuangan (KK-4) Ketidakpastian kondisi ekonomi dan keuangan pada umumnya menimbulkan tindakan-tindakan yang bersifat spekulatif. Ketidakpastian ini adalah impersonal dan berkaitan dengan situasi untung /rugi. Strategi-strategi manajemen risiko alternatif dalam menghadapi risiko kenaiakn biaya akibat ketidakpastian ini, meliputi penahanan risiko, pengalihan risiko melalui kontrak , menghilangkan risiko dan biaya kontinjensi. Pada umumnya risiko ini tidak dapat diasuransikan melalui polis asuransi reguler. Menanggung risiko adalah salah satu strategi yang dapat memberikan perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya inflasi. Pada saat membuat estimasi biaya, kontraktor mungkin telah memasukkan cadangan biaya yang cukup untuk mengimbangi pengaruh-pengaruh dari inflasi dan kenaikan harga-harga yang didistribusikan atas item-item penawaran. Strategi lain adalah mengalihkan risiko melalui kontrak.Dalam hal ini klausa mengenai kenaikan harga-harga di dalam kontrak mungkin dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap perubahan harga-harga dengan membatasi persentasi kenaikan harga-harga material dan peralatan dari supplier. 141
Kemungkinan fluktuasi mata uang asing akan timbul apabila pembayaran atau kontrak dilakukan dalam mata uang asing. Salah satu alternatif yang mungkin untuk menghadapi kejadian ini adalah dengan jalan menghindarinya. Namun kondisi ini akan tetap mempengaruhi harga-harga barang yang ada. Secara umum kemungkinan inflasi dan kenaikan harga-harga menimbulkan strategi yang bersifat spekulatif. Kontraktor dapat saja atau tidak dapat menanggung biaya akibat kenaikan harga-harga tersebut. Indeks harga yang dipublikasikan oleh BPS maupun media lainnya tentang berbagai material konstruksi dan kecenderungan inflasi dapat menjadi sumber informasi yang sangat berharga dalam mempredikisi atau meramalkan inflasi dan kenaikan harga yang potensial.
Penanganan terhadap uncertain events yang terdapat dalam kategori ini dapat dijelaskan dalam Tabel.4 Tabel V.4 Penanganan risiko kenaikan biaya pelaksanaan akibat uncertain event yang bersumber dari Kondisi Ekonomi dan Keuangan (KK-4)
KK-4 K19 K20 K21 K22 K23 K24
Uncertain events yang berkaitan dengan Kondisi Ekonomi & Keuangan Inflasi Depresiasi nilai mata uang (kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika) Kenaikan tingkat suku bunga Kenaikan harga akibat kenaikan pajak bea masuk barang impor Kenaikan harga material dan peralatan Kenaikan harga upah pekerjaan
Bentuk Acuan / Penanganan Penjelasan Klausa dalam kontrak Negosiasi Klausa dalam kontrak
Negosiasi
Kontrak
FIDIC 70:1
Kontrak
FIDIC 70:1
Kontrak Kontrak
FIDIC 70:1 FIDIC 70:1
e. Lingkungan/Lokasi Proyek (KK-5) Selama fase penyelidikan site dan perencanaan, pemilik proyek memiliki kontrol yang besar terhadap risiko yang diakibatkan oleh uncertain events di lingkungan tempat pelaksanaan proyek akan berlangsung. Namun pada tahap pelaksanaan, kontraktorlah yang akan menghadapi uncertain events yang bersumber dari lingkungan/lokasi proyek ini. Strategi yang dapat diterapkan 142
dalam menangani risiko kenaikan biaya akibat ketidakpastian ini adalah biaya kontinjensi. Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi dengan kontraktor, risiko-risiko lingkungan seringkali menimbulkan adanya pengeluaran– pengeluaran biaya yang tak terduga. Hal ini dikarenakan masyarakat kita umumnya sangat cepat bereaksi negatif apabila lingkungan tempat tinggalnya mengalami perubahan atau terganggu oleh mobilisasi kegiatan proyek.
Penanganan terhadap uncertain events yang terdapat dalam kategori ini dapat dijelaskan dalam Tabel V.5
Tabel V.5
KK-5 K25 K26 K27 K28 K29 K30 K31
Penanganan risiko kenaikan biaya pelaksanaan akibat uncertain events yang bersumber dari Lingkungan/Lokasi Proyek (KK-5)
Uncertain events yang berkaitan Bentuk Acuan / Penjelasan dengan lingkungan/lokasi Penanganan proyek Perubahan kondisi lingkungan Biaya kontinjensi FIDIC 19:1 di sekitar proyek Kontraktor Peningkatan polusi udara di Biaya kontinjensi FIDIC 19:1 sekitar lokasi proyek Kontraktor Terganggunya lalu lintas di Biaya kontinjensi FIDIC 19:1;29:1 sekitar lokasi proyek Kontraktor Biaya kontinjensi Kebisingan FIDIC 19:1 Kontraktor Biaya kontinjensi Sampah konstruksi FIDIC 19:1 Kontraktor Terjadinya klaim oleh Biaya kontinjensi FIDIC 19:1(akibat dari masyarakat lingkungan sekitar Kontraktor K25,K26,K27,K28,K29) proyek Pengrusakan oleh masyarakat Biaya kontinjensi FIDIC 19:1(akibat dari sekitar Kontraktor K25,K26,K27,K28,K29)
2. Kenaikan biaya akibat uncertain events dari lingkungan internal proyek a. Disain dan Dokumen Kontrak (KK-6) ketidakpastian disain dan dokumen kontrak umumnya bersifat khusus. Strategi penanganan alternatif untuk uncertain events yang terdapat dalam kategori ini meliputi, mengalihkan risiko melalui kontrak, atau penghilangan risiko tersebut. Kontraktor dapat bernegosiasi dengan owner mengenai klausa-klausa
143
kontrak yang berkaitan dengan kategori ini untuk mendapatkan perlindungan yang memadai terhadap risiko kenaikan biaya pelaksanaan. Secara kontrak, risiko ini dapat dialihkan kepada owner atau kepada konsultan perencana (disain). Dengan demikian, konsultan bertanggung jawab atas konsekuensi dari setiap kegagalan pada pihaknya sampai batas yang diatur dalam kontrak.
Selama berlangsungnya pelaksanaan proyek uncertain events dalam kategori ini dapat saja terjadi diakibatkan perencanaan yang tidak matang oleh owner/pemberi tugas. Apabila peristiwa ini terjadi, maka umumnya liabilitas atas terjadinya peristiwa –peristiwa ini menjadi tanggung jawab owner. Namun keterjadian peristiwa ini tetap saja mempengaruhi jadwal pelaksanaan. Untuk itu kondisi ini dapat diselesaikan dengan klausa dalam kontrak.
Penanganan terhadap uncertain events yang terdapat dalam kategori ini dapat dijelaskan dalam Tabel V.6
Tabel V.6
KK-6 K32 K33 K34 K35 K36 K37 K38
Penanganan risiko kenaikan biaya pelaksanaan akibat uncertain events yang bersumber dari Disain dan Dokumen Kontrak
Uncertain events yang berkaitan dengan desain dan Bentuk dokumen kontrak Penanganan Produksi detail disain untuk kontraktor/subkontraktor Owner terlambat Perbedaan gambar dan spesifikasi yang diterima Owner kontraktor/subkontraktor Ketidakjelasan dokumen kontrak (ambiguity) Owner Detail disain yang tidak lengkap Owner Perbedaan volume pada bill of quantity dan gambar Owner Kesalahan data setting out dari konsultan untuk Owner pekerjaan Adanya perubahan disain yang diinginkan owner pada Owner pekerjaan
Acuan / Penjelasan FIDIC 6:4 FIDIC 5:2 FIDIC 5:2 FIDIC 5:2 FIDIC 5:2 FIDIC 17:1 FIDIC 44:1a
b. Kondisi Finansial Perusahaan (KK-7) Pada umumnya ketidakpastian yang berkaitan dengan finansial perusahaan, ditanggung oleh masing–masing pihak yang terlibat yaitu pemilik proyek maupun kontraktor. Untuk meminimumkan ketidakpastian ini, kontraktor harus menyeleksi proyek secara cermat dan menghindar dari kerja sama dalam bidang, yang kontraktor belum memiliki pengalaman yang cukup. Salah satu
144
faktor yang mengakibatkan adanya risiko finansial adalah estimasi biaya yang dibuat tanpa perencanaan yang baik.
Kegagalan
finansial
perusahaan,
apakah
owner,
kontraktor
maupun
subkontraktor dapat menimbulkan masalah finansial yang serius bagi kontraktor utama. Owner harus meninjau secara cermat kontraktor utama yang akan diberi tanggung jawab untuk menangani proyek. Disamping itu kontraktor
utama
harus
subkontraktor yang akan
juga
dengan
cermat
meninjau
kualifikasi
dilibatkan dalam pelaksanaan proyek. Hal ini
dikarenakan kegagalan salah satu pihak menjalankan kewajibannya atau kegagalan membayar tagihan terhadap pihak lain, secara substansial dapat mengakibatkan keterlambatan pelaksanaan proyek sehingga biaya pelaksanaan proyek bisa menjadi lebih tinggi.
Penanganan terhadap uncertain events yang terdapat dalam kategori ini dapat disajikan pada Tabel V
Tabel V.7
Penanganan risiko kenaikan biaya pelaksanaan akibat uncertain events yang bersumber dari Kondisi Finansial Perusahaan (KK-7)
KK-7
Uncertain events yang berkaitan dengan Kondisi Finansial Perusahaan Tim yang Terlibat
K39
Kesalahan estimasi
K40
Kehilangan / pencurian di lingkungan proyek
K41
Membuat fasilitas tambahan dan jalan
145
Bentuk Acuan / Penanganan Penjelasan Biaya kontinjensi Kontraktor Biaya kontinjensi FIDIC 20:2 Kontraktor Biaya kontinjensi FIDIC 42:3
K42
sementara/khusus yang melewati tanah orang untuk akses ke lokasi pekerjaan Kondisi keuangan owner
K43
Kontraktor Owner
FIDIC 69:1
Kondisi keuangan kontraktor utama
Jaminan
FIDIC 63:1
K44
Kondisi keuangan subkontraktor
Jaminan
Negosiasi
K45
Owner bangkrut
K46
Owner
FIDIC 69:1
Kontraktor utama bangkrut
Jaminan
FIDIC 63:1
K47
Subkontraktor bangkrut
Jaminan
Negosiasi
K48
Berpindahnya kepemilikan kontrak
Lainnya
Negosiasi
K49
Barang-barang kontrak utama disita oleh negara
Jaminan
FIDIC 63:1
c. Proses Administrasi Proyek (KK-8) Ketidakpastian proses administrasi proyek merupakan tangung jawab masingmasing pihak. Untuk uncertain events yang tercakup dalam kategori ini, metoda penanganan yang disaranan adalah mengurangi ketidakpastian melalui perencanaan yang baik.
Uncertain events dalam kategori ini menggambarkan kelalaian pihak-pihak yang berkepentingan dalam menjalankan kewajibannya. Perlu disadari bahwa setiapketerlambatan walaupun hanya sebentar dalam memenuhi suatu tanggal target tertentu akan dapat mengakibatkan keterlambatan penyelesaian pekerjaan .
Penanganan terhadap uncertain events dalam kategori ini dapat dijelaskan dalam Tabel V.8
Tabel V.8 Penanganan risiko kenaikan biaya pelaksanaan akibat uncertain events yang bersumber dari Proses Administrasi Proyek
KK-8
Uncertain events yang berkaitan dengan Proses Administrasi Bentuk Proyek Penanganan
K50
Keterlambatan owner membayar kontraktor utama
Owner
K51
Owner tidak/gagal membayar kontraktor utama
Owner
146
Acuan / Penjelas FIDIC 60:10 FIDIC 69:1
K52 K53 K54 K55 K56 K57 K58
Keterlambatan kontraktor utama membayar subkontraktor Perencanaan bukan karena keterlambatan pembayaran dari owner yang baik Keterlambatan konsultan pengawas memberikan persetujuan Konsultan FIDIC 2:6 (approval) kemajuan kerja Pengawas Birokrasi yang berbelit-belit oleh owner Owner FIDIC 44:1 Perencanaan Birokrasi yang berbelit-belit oleh pihak kontraktor utama yang baik K56=Kontraktor utama kurang mampu menyiapkan back-up Perencanaan Pendidikan MC (montly Certificate) yang baik Keterlambatan kontraktor utama menyampaikan laporan Perencanaan FIDIC 60:1 kemajuan atau berita acara yang baik Kesalahan administrasi atau sistem administrasi yang kurang Perencanaan Pendidikan baik yang baik
d. Kemampuan Manajerial (KK-9) Rendahnya kemampuan manajerial dari pemilik proyek , kontraktor utama maupun
subkontraktor
dapat
menimbulkan
peristiwa
yang
dapat
mengakibatkan kegagalan dalam pelaksanaan, rentan terhadap kecelakaan maupun terjadi ketidaknyamanan dalam bekerja. Hal ini disebabkan oleh keamanan dalam lingkungan proyek yang tidak tertata dengan baik.
Penanganan terhadap risiko-risiko yang terdapat dalam kategori ini dapat dijelaskan dalam Tabel V.9
Tabel V.9 Penanganan risiko kenaikan biaya pelaksanaan akibat uncertain events yang bersumber dari Kemampuan Manajerial (KK-9)
Bentuk Penanganan
Acuan / Penjelas
Jaminan
-
Kurangnya pengalaman kontraktor melaksanakan pekerjaan
Kontraktor Spesialis
FIDIC 31:1
Kurangnya penguasaan terhadap dokumen kontrak
Koordinasi
KK-9
Uncertain eventsyang berkaitan dengan Kemampuan Manajerial
K59
Buruknya reputasi dan kemampuan kontraktor utama
K60 K61
147
Pendidikan/ Pelatihan
Pelaksaan perubahan pekerjaan subkontraktor tidak sesuai dengan keinginan owner karena kesalahan instruksi kontraktor utama
Perencanaan yang baik Biaya kontinjensi Kontraktor Biaya kontinjensi Kontraktor Biaya kontinjensi Kontraktor Biaya kontinjensi Kontraktor Biaya kontinjensi Kontraktor
K68
Buruknya reputasi dan kemampuan manajerial subkontraktor
Jaminan
-
K69
Keterlambatan subkontraktor akibat keterlambatan pekerjaan sebelumnya yang mempengaruhi
K70
Keterlambatan pengadaan material dan peralatan
K71
Waktu pelaksanaan tidak sesuai penjadwalan
K72
Data dan peristiwa selama pelaksanaan proyek tidak terdokumentasi
K62
Kurangnya kemampuan pengelola keuangan
K63
Metoda pelaksanaan yang digunakan kurang tepat
K64
Kurangnya penguasaan terhadap teknologi pelaksaan
K65
Gagal melakukan koordinasi antar tenaga kerja sehingga menyebabkan ketidaktepatan,ketidakstabilan,ketidaklancaran seluruh opersi lapangan dan metode konstruksi
K66
Kegagalan kontraktor utama dalam pengawasan pelaksaan pekerjaan subkontraktor
K67
Biaya kontinjensi Kontraktor Biaya kontinjensi Kontraktor Biaya kontinjensi Kontraktor Biaya kontinjensi Kontraktor
FIDIC 8:2
FIDIC 8:2
-
FIDIC 4:1,13:1
FIDIC 47:1
-
Pelatihan
-
e. Keselamatan dan Keamanan di Lokasi Proyek (KK-10) Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi di lokasi dapat berupa cidera pribadi para karyawan, tenaga kerja atau lainnya. Kecelakaan-kecelakaan tersebut dapat berasal dari berbagai sumber, misalnya tindakan atau kelalaian dari kontraktor, atau penggunaan metoda-metoda keselamatan yang kurang tepat(tidak layak) selama berlangsungnya konstruksi. Sedangkan kebakaran mudah terjadi pada daerah-daerah penyimpanan material yang mudah terbakar atau daerah pabrikasi.
Penanganan terhadap uncertain events yang terdapat dalam kategori ini dapat disajikan pada Tabel V.10
Tabel V.10 Penanganan risiko kenaikan biaya pelaksanaan akibat uncertain events yang bersumber dari Keselamatan dan Keamanan di Lokasi Proyek
148
KK-10 K73 K74 K75 K76 K77 K78
Ketidakpastian yang berkaitan dengan Keselamatan dan Keamanan di Lokasi Proyek Kecelakaan yang menyebabkan kematian dan luka pada tenaga kerja yang disebabkan pelaksanaan pekerjaan pihak lain di bawah koordinasi kontraktor utama Keselamatan dan kesehatan kerja yang tidak terjamin di lokasi proyek Kebakaran Keamanan pengamanan dan perlindungan lingkungan proyek kurang baik Demonstrasi,pemogokan atau kerusuhan oleh tenaga kerja kontraktor Perselisihan antara tenaga kerja kontraktor utama dengan tenaga kerja subkontraktor
Bentuk Penanganan
Acuan / Penjelas FIDIC 24:1
Asuransi
Biaya kontinjensi FIDIC Kontraktor 19:1;8:2 Asuransi Biaya kontinjensi FIDIC Kontraktor 19:1;8:2 Biaya kontinjensi FIDIC Kontraktor 19:1 Biaya kontinjensi FIDIC Kontraktor 19:1
f. Kegiatan Pelaksanaan Konstruksi (KK-11) Uncertain events yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi pada umumnya adalah uncertain events yang bersifat spekulatif dan berkaitan dengan untung atau rugi. Strategi yang dapat direkomendasikan untuk menangani uncertain events ini adalah menanggung risiko, mengurangi kerugian, kontrak ataupun asuransi. Pada umumnya kontraktor bertanggung jawab terhadap sebagian besar uncertain events yang berkaitan dengan kegiatan pelaksanaan proyek.
Selain yang telah diatur dalam kontrak mengenai tanggung jawab terhadap risiko
pelaksanaan
konstruksi,
langkah-langkah
untuk
mengurangi
ketidakpastian adalah perbaikan dan perencanaan yang baik serta peningkatan dalam sistem kontrol.
Biaya kontinjensi dialokasikan untuk risiko-risiko yang berkaitan dengan kondisi-kondisi
produktifitas,
kualitas
dan
masalah-masalah
keterlambatan.Kondisi-kondisi ini dapat diramalkan, sehingga dapat diantisipasi Penanganan terhadap risiko-risiko yang terdapat dalam kategori ini dapat dijelaskan dalam Tabel V.11 Tabel V.11 Penanganan risiko kenaikan biaya pelaksanaan akibat uncertain events yang bersumber dari Kegiatan Pelaksanaan Konstruksi (KK-11) Material dan peralatan tertentu untuk pekerjaan, K79 pilihan proyek tidak tersedia Ketidakpastian yang berkaitan dengan Kegiatan KK-11 Pelaksanaan Konstruksi
149
Klausa dalam Negosiasi kontrak Acuan / Bentuk Penanganan Penjelasan
Penyediaan material dan pekerjaan yang tidak standar oleh kontraktor/subkontraktor Keterlambatan pekerjaan karena adanya fosil atau barang berharga dan antik di lokasi pekerjaan Keterlambatan akibat kelalaian owner dalam perizinan dan pembiayaannya
Biaya kontinjensi Kontraktor
Owner
FIDIC 44:1 d
K83
Pekerjaan kontraktor/subkontraktor tidak diterima oleh pemilik proyek
Biaya kontinjensi Kontraktor
FIDIC 13:1
K84
Hambatan pekerjaan akibat utilitas yang tidak terdeteksi sebelumnya
Owner
FIDIC 12:2;27:1
K85
Kesalahan pekerjaan yang dikerjakan pada malam hari
Biaya kontinjensi Kontraktor
FIDIC 13:1
Tidak tersedianya tenaga kerja terampil di tempat pelaksaaan proyek Penundaan (suspension) pekerjaan kontraktor/subkontraktor oleh pengawas/owner Penundaan (suspension) pekerjaan kontraktor/subkontraktor oleh kontraktor utama
Biaya kontinjensi Kontraktor
K80 K81 K82
K86 K87 K88 K89 K90 K91 K92 K93
K94 K95 K96
K98
Kegagalan pengawas mengidentifikasi cacat struktural
Untuk
Owner Kontraktor
Kehilangan atau kerugian atas kerusakan harta benda milik owner orang lain akibat pekerjaan Kerusakan pada fasilitas umum karena pekerjaan kontraktor/subkontraktor Pemutusan sepihak kontraktor utama dengan subkontraktor Kegagalan (breach) kontaktor utama dalam kontraktor utama akibat kegagalan/kesalahan subkontraktor Menghancurkan,membongkar atau memindahkan material atau pekerjaan-pekerjaan subkontraktor tanpa seizin kontraktor utama Perpanjangan waktu untuk penyelesaian pekerjaan akibat banyaknya atau sifat dari pekerjaan tambahan Keterlambatan pekerjaan karena kesalahan setting out (posisi,level,dimensi) dari survey mark yang diinformasikan konsultan Kerusakan atau cacat alat
V.3
Owner
Kerusakan (defektif) dari material atau pekerjaan
K97
Kontrak umum FIDIC 12:2;27:1
Biaya kontinjensi Kontraktor Biaya kontinjensi Kontraktor Biaya kontinjensi Kontraktor
Kontrak umum FIDIC 40:1, 27:1;29 Kontrak umum FIDIC 20:2 FIDIC 30 FIDIC 30
Kontraktor
Kontrak
Kontrak
FIDIC 39:2, 4:1
Subkontrak
Kontrak
Owner
FIDIC 44:1a
Owner Konsultan
FIDI 17:1
Biaya kontinjensi Kontraktor Konsultan Pengawas
FIDIC 20:2 Kontrak
Uncertain events yang mengakibatkan risiko kenaikan biaya pelaksanaan konstruksi yang akan dikelola dengan Biaya kontinjensi tujuan penelitian ini, maka beberapa strategi penanganan risiko telah
dikemukakan untuk mendapatkan risiko kenaikan biaya pelaksanaan konstruksi yang layak dikelola dengan biaya kontinjensi. Retention(RR)
dan
Pembagian
Risiko/Risk
Menanggung Risiko/Risk
Sharing(RS)
adalah
strategi
penanganan uncertain events pelaksanaan proyek konstruksi yang akan dikelola 150
dengan biaya kontinjensi oleh kontraktor dan umumnya uncertain events ini dapat dikontrol. Uncertain events yang ditanggung (RR) dapat diminimalisir dengan perencanaan yang lebih baik dan matang, pendidikan/pelatihan dan pengendalian yang terus-menerus selama
siklus proyek. Tabel berikut
memperlihatkan uncertain events yang mengakibatkan risiko kenaikan biaya pelaksanaan konstruksi dan akan dikelola dengan biaya kontinjensi.
Tabel
V.12 Uncertain events yang menimbulkan risiko kenaikan biaya pelaksanaan konstruksi yang menjadi tanggung jawab kontraktor dan akan dikelola dengan biaya kontinjensi
No 1.
Uncertain events KK-3 Kondisi Sosial/Budaya K17 Indikasi KKN (korupsi, kolusi, nepotisme)
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
KK-5 Lingkungan/Lokasi Proyek K25 Perubahan kondisi lingkungan disekitar proyek K26 Peningkatan polusi udara disekitar lokasi proyek K27 Terganggunya lalu lintas disekitar lokasi proyek K28 Kebisingan K29 Timbulnya sampah konstruksi K30 Terjadinya klaim oleh masyarakat lingkungan sekitar proyek K31 Pengrusakkan oleh masyarakat sekitar
9. 10. 11.
12. 13. 14. 15. 16.
KK-7 Kondisi Finansial Tim yang Teerlibat K39 Kesalahan Estimasi Biaya K40 Kehilangan (pencurian) di lingkungan proyek K41 Membuat fasilitas tambahan dan jalan sementara/khusus yang melewati tanah orang untuk akses ke lokasi proyek KK-9 Kemampuan Manajerial dari Tim yang Terlibat K63 Metode pelaksanaan yang digunakan kurang tepat K64 Kurangnya penguasaan terhadap teknologi pelaksanaan K65 Gagal melakukan koordinasi antar tenaga kerja sehingga menyebabkan ketidaktepatan, ketidakstabilan, ketidaklancaran seluruh operasi lapangan dan metode konstruksi K66 Kegagalan kontrak utama dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan subkontraktor K67 Pelaksanaan perubahan pekerjaan subkontraktor tidak sesuai dengan keinginan owner karena kesalahan instruksi kontraktor utama
Tabel V.12 lanjutan………..
No 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Variabel Risiko R69 Keterlambatan subkontraktor akibat keterlambatan pekerjaan sebelumnya yang mempengaruhi R70 Keterlambatan pengadaan material dan peralatan R71 Waktu pelaksanaan tidak sesuai penjadwalan R72 Data dan peristiwa selama pelaksanaan proyek tidak terdokumentasi KR-10 Keselamatan dan Keamanaan di Lokasi Proyek R74 Keselamatan dan kesehatan kerja yang tidak terjamin dialokasi proyek R76 Keamanan pengamanan dan perlindungan lingkungan proyek kurang baik R77 Demonstrasi, pemogokan atau kerusuhan oleh tenaga kerja kontraktor
151
24.
25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
R78 Perselisihan antara tenaga kerja kontraktor utama dengan tenaga kerja subkontraktor
KK-11 Kegiatan Pelaksanaan Konstruksi R80 Penyediaan material dan pekerja yang tidak standard oleh kontraktor/ subkontraktor R83 Pekerjaan kontraktor/subkontraktor tidak diterima oleh pemilik proyek R85 Kesalahan pekerjaan yang dikerjakan pada malam hari R86 Sulitnya ketersediaan resources (SDM) R89 Kerusakan/cacat (defective) material atau pekerjaan R90 Kehilangan atau kerugian atas atau kerusakan harta benda milik owner atau orang lain akibat pekerjaan R91 Kerusakan pada fasilitas umum karena pekerjaan kontraktor/subkontraktor R97 Kerusakan atau cacat alat
Perlu dipahami bahwa dalam manajemen risiko, pemilihan strategi – strategi penanganan risiko, harus sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan proyek yang spesifik, lingkungan proyek dan pihak – pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek
152