Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
BAB V TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN A.
KEPENDUDUKAN Istilah
kependudukan
dihubungkan menyangkut struktur
dengan
(population)
hal-hal
yang
perubahan-perubahan
kependudukan,
yang
dalam meliputi
pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk, komposisi,
dan
persebaran
penduduk.
Perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi karena
kelahiran
(mortalitas),
(fertilitas),
perkawinan,
kematian perpindahan
penduduk (migration) dan mobilitas sosial. Untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan penduduk, komponen-komponen demografi tersebut perlu mendapat perhatian Pemantauan
laju
pertumbuhan
Indikator Kependudukan Kab. Donggala 2013 Kepadatan penduduk ratarata 79,76 % Tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2012 sebesar 6,09 %. Komposisi penduduk didominasi usia muda (15 s.d 39 thn) sebesar 39,83 %. Penyebaran penduduk tertinggi 330,38 jiwa/km2, sedangkan terendah 15,07 jiwa/km2. Angka ketergantungan 65, untuk setiap 65 penduduk usia produktif menanggung 100 penduduk usia tidak produktif.
penduduk sangat penting sebagai penentu kebijakan di bidang kependudukan, yaitu untuk mengendalikan jumlah penduduk. Penduduk yang besar sebenarnya menjadi modal pembangunan yang potensial apabila kualitasnya baik. Namun, jumlah penduduk yang terlalu besar dan tidak diimbangi dengan tingkat produktifitas yang tinggi akan menimbulkan dampak yang kompleks di segala bidang. Namun daerah yang wilayahnya luas dan mempunyai sumber daya alam yang potensial untuk dikembangkan sangat membutuhkan tenaga kerja dalam pengelolaannya. Dalam hal ini yang diperlukan adalah pemerataan jumlah penduduk, yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah. Sehubungan dengan hal tersebut maka salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian dalam proses pembangunan adalah masalah kependudukan yang mencakup berbagai aspek antara lain jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, persebaran dan kepadatan penduduk serta komposisi penduduk. Secara
administratif Kabupaten Donggala memiliki luas wilayah 5.275,69
2
km , diselang waktu tahun 2010 terjadi pemekaran Kecamatan yang semula 15 (lima belas) Kecamatan menjadi 16 (enam belas) Kecamatan sampai saat ini. Data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala Tahun 2012 dari 16 (enam belas)
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 123
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Kecamatan tersebut, Kecamatan Rio Pakava merupakan Kecamatan terluas dengan 2
luas mencapai 872,16 km atau 16,53 % dari luas wilayah dan Kecamatan yang paling kecil ialah Kecamatan Banawa Tengah yang hanya memiliki luas 74,62 km
2
atau 1,41 % dari luas wilayah.
Grafik DE-1. Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan Tahun 2013 Rio Pakava Pinembani Banawa 2,64 % Banawa Selatan Banawa Tengah 16,53 % 13,37 % 7,63 % Labuan 13,89 % 1,88 % Tanantovea 8,16 % Sindue Sindue Tombusabura Sindue Tobata Sirenja 3,58 % 1,41 % Balaesang 5,96 % 5,74 % 2,39 % Balaesang Tanjung 5,44 % 4,01 % 3,36 % Damsol 4,02 % Sojol Sojol Utara Besar
kecilnya
suatu
wilayah
berinteraksi
positif
dengan
kondisi
kependudukan yang berhubungan langsung dengan masyarakat atau penduduk. Peran serta penduduk dalam pembangunan wilayah mempunyai ikatan yang cukup kuat sesuai dengan tempat tinggalnya, karakteristik sosial dari masing-masing penduduk di Kabupaten Donggala. 1. Demografi Penduduk Hasil Sensus Penduduk Tahun 2013, diketahui jumlah penduduk Kabupaten Donggala mencapai 284.113 jiwa, yang terdiri dari 145.810 jiwa penduduk laki-laki dan 138.303 jiwa penduduk perempuan, dengan pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 6,09 %. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat kepadatan penduduk juga mengalami peningkatan. 2
Selama tahun 2012 kepadatan penduduk tercatat sebanyak 79,76 jiwa/km , 2
dengan luas wilayah Kabupaten Donggala 5.275,69 km . Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2012 pertumbuhan
penduduk
menurun
menjadi
6,09
%.
pada
tahun
2011
pertumbuhan penduduk sebesar 6,12 % dan tahun 2010 sebesar 8,07 %. sedangkan di tahun 2009 cenderung menurun sebesar 2,70 %, hal ini disebabkan oleh adanya pemekaran Kabupaten Sigi sehingga penduduk Kabupaten Donggala sebanyak 23.917 jiwa secara otomatis berubah status
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 124
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah menjadi penduduk Kabupaten Sigi sebagai daerah pemekaran. Adapun gambaran nilai perbandingan laju pertumbuhan penduduk dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik DE-1. Grafik Laju Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Donggala 4 Tahun Terakhir Jumlah Penduduk
300.000 250.000 200.000 150.000 100.000 50.000 -
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Laki-laki
139.990
143.579
145.128
145.810
Perempuan
132.399
136.177
137.624
138.303
Total
272.389
279.756
282.752
284.113
Bila dilihat penyebaran penduduk pada tingkat Kecamatan, dapat disimpulkan bahwa jumlahnya tidak merata pada setiap wilayah kecamatan, sisi demografi tersebut dipengaruhi oleh faktor geografis dan sosial. Bila dicermati, kecamatan dengan luas wilayah terbesar yakni Kecamatan Rio Pakava tapi dalam hal distribusi penduduk jumlahnya kecil, kepadatannya hanya mencapai 26,03 jiwa/km2. Demikian juga halnya dengan Kecamatan Sojol dan Kecamatan Damsol, wilayahnya termasuk luas namun distribusi penduduknya atau kepadatan penduduknya kurang hanya sekitar 36,83 jiwa/km2 dan 40,36 jiwa/km2. Kepadatan penduduk di tahun 2011 yakni sebesar 73,38 jwa/km2, dan di tahun 2012 meningkat sebesar 79,76 jiwa/km2 atau naik sekitar 0,38 %, secara rinci penyebaran penduduk menggambarkan bahwa Kecamatan Banawa merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan yang paling tinggi, sekitar 330.38 jiwa/km2 hal ini disebabkan karena Kecamatan Banawa sebagai Ibukota Kabupaten dimana daerah tersebut pusat kegiatan berbagai aktifitas penduduk. Sedangkan wilayah dengan kepadatan terendah adalah Kecamatan Pinembani hanya sekitar 15,07 jiwa/km2. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik berikut :
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 125
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
Grafik DE-1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Donggala Tahun 2013 Total Penduduk Sojol Utara
705,41
Damsol
732,76
Balaesang Tanjung
188,85
Balaesang
314,23
Sirenja
286,94
Sindue Tobata
211,92
Sindue Tombusabura
211,55
Sindue
177,20
Tanantovea
302,64
Labuan
126,01
Banawa Tengah
74,64
Banawa Selatan
430,67
Banawa
9.561
139,07
Sojol
Luas (km2)
25.977 29.573 10.577 23.297 20.650 8.967 11.565 18.842 15.516 13.611 10.293 24.195 32.721
99,04
Pinembani
402,61
Rio Pakava
872,16
6.066 22.702
Salah satu indikator kependudukan yang sangat penting adalah komposisi atau struktur penduduk. Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah kompisisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Komposisi atau struktur penduduk dapat dilihat dari jenis kelamin dan dapat pula dilihat dari struktur umur serta kombinasi antara keduanya. Kedua-duanya memiliki arti strategis dalam hubungannya dengan berbagai aspek kependudukan lainnya seperti fertilitas, mortalitas, migrasi dan masalah-masalah ketenagakerjaan. Indikator ini dapat digunakan untuk memprioritaskan kebijakan yang perlu diambil dalam suatu wilayah tertentu. Komposisi atau struktur umur penduduk di Kabupaten Donggala menunjukkan bahwa tercatat hampir 39,83 % penduduk masih berusia 15 sampai dengan 39 tahun ; yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 57.343 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 55.817 jiwa. Sedangkan 35,78 % penduduk
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 126
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah berada dibawah 14 tahun yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 52.292 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 49.354 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Donggala masih tergolong penduduk berusia muda. Sebagai gambaran dapat dilihat pada tabel dibawah. Tabel 5.1. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Donggala Tahun 2012 Jenis Kelamin Total Kelompok Umur No. % (Tahun) Laki-laki Perempuan Penduduk (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 0 -14 52.292 49.354 101.646 35,78 2 15 - 39 57.343 55.817 113.160 39,83 3 40 - 54 23.308 21.309 44.517 15,67 4 55 - 64 7.750 6.703 14.453 5,09 5 64 Keatas 5.217 5.120 10.337 3,64 Total 145.810 138.303 284.113 100,00 Keterangan Sumber
: :
BPS Kab. Donggala Thn 2013
Indikator yang digunakan untuk mengetahui komposisi penduduk menurut jenis kelamin adalah rasio jenis kelamin (sex ratio), yaitu perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan. Semakin besar penduduk perempuan, potensi fertilitasnya semakin tinggi. Meskipun tinggi rendahnya fertilitas dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, ekonomi, dan karakteristik demografi. Pembekalan pengetahuan yang cukup tentang fertilitas bagi kaum perempuan akan sangat berguna, terutama untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia. Data dari BPS mencatat bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Donggala yang terdiri dari 145.810 jiwa penduduk laki-laki dan 138.303 jiwa penduduk perempuan. Dimana proporsi penduduk laki-laki lebih banyak dibanding penduduk perempuan yaitu 51,32 % dan 48,68 %. Berdasarkan perbandingan jumlah tersebut menghasilkan indikator komposisi penduduk sex ratio sebesar 105, yang berarti setiap 100 penduduk perempuan terdapat 105 penduduk lakilaki seperti yang tertera pada tabel dibawah ini ; Tabel 5.2. No. (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Donggala Tahun 2012 Kecamatan/ Jenis Kelamin Total Sex Kabupaten/Kota Ratio Laki-laki Perempuan Penduduk (2) (3) (4) (5) (6) Rio Pakava 11.936 10.766 22.702 111 Pinembani 3.127 2.939 6.066 106 Banawa 16.709 16.012 32.721 104 Banawa Selatan 12.519 11.676 24.195 107 Banawa Tengah 5.336 4.957 10.293 108 Labuan 7.053 6.558 13.611 108 Tanantovea 7.865 7.651 15.516 103 Sindue 9.531 9.311 18.842 102 Sindue Tombusabora 5.940 5.625 11.565 106 Sinduae Tobata 4.632 4.335 8.967 107 Sirenja 10.492 10.158 20.650 103
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 127
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah 12 13 14 15 16
Balaesang Balaesang Tanjung Damsol Sojol Sojol Utara Total
Keterangan Sumber
: :
11.854 5.430 15.163 13.331 4.892 145.810
11.443 5.147 14.410 12.646 4.669 138.303
23.297 10.577 29.573 25.977 9.561 284.113
104 106 105 105 105 105
BPS Kab. Donggala Thn 2013
Selain itu pengelompokan menurut umur cukup penting digunakan untuk menghitung beban ketergantungan suatu wilayah, atau lebih sering dikenal dengan istilah rasio ketergantungan (dependency ratio). Caranya, dengan membandingkan jumlah penduduk pada usia belum produktif (kelompok umur 014 tahun) dan usia tidak produktif (usia 65 tahun ke atas) dibagi dengan jumlah penduduk usia produktif (kelompok umur 15-64 tahun) dikalikan konstanta 100. Beban ketergantungan Kabupaten Donggala pada tahun 2012 sebesar 65. Artinya bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif (15 - 64 tahun) menanggung sebanyak 65 orang penduduk usia tidak produktif (0 - 14 tahun dan ditambah dengan usia 65 tahun ke atas). Sebagai gambaran dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.3.
Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Donggala Tahun 2012
No
Kelompok Umur
1 1 2 3
2 0 -14 Tahun 15 – 64 Tahun > 65 Tahun Total
Keterangan Sumber
: :
Jumlah (Jiwa) 3 101.646 172.130 10.337 284.113
Persentase (%) 4 36,78 60,59 3,64 100,00
BPS Kab. Donggala Thn 2013
Sampai saat ini, secara administratif Kabupaten Donggala terdiri dari 169 desa, yang tersebar sebanyak 81 desa yang berada di wilayah pesisir dan 88 desa berada di wilayah non pesisir atau pedalaman. Berdasarkan kondisi geografis, Kecamatan Balaesang merupakan wilayah Kecamatan yang dominan jumlah desanya berada didaerah pesisir.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 128
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
Grafik DE-3. Jumlah Desa Berdasarkan Kecamatan Tahun 2013 Non Pesisir
2
Sojol Utara
Pesisir
3
1
Sojol
8 5
Damsol 2
Balaesang…
9 6
1
Balaesang
12 5
Sirenja Sindue Tobata Sindue…
2
4
2
4
Sindue Tanantovea Labuan
3
Banawa Tengah
3
Banawa Selatan
9
6 6
4 4
7
5 12
7 7 7
Banawa Pinembani
0
Rio Pakava
0
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
9 14
V - 129
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah 2. Demografi Sosial Dari
hasil
Sensus
Penduduk
Tahun 2012 menunjukkan bahwa dari total jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Donggala yaitu 284.113 jiwa. Jumlah
penduduk
terbesar
pada
kelompok muda yakni
Umur 15 - 39 tahun
= 39,83 %.
Umur 0 – 14 tahun
= 35,78 %
Sehingga penduduk Kabupaten Donggala dapat dikatakan mempunyai ciri penduduk muda dan berada pada usia sekolah. Penduduk yang didominasi oleh kelompok usia muda mengakibatkan besarnya kebutuhan fasilitas pendidikan dan
kesehatan.
Daerah
Indikator Kependudukan Kab. Donggala 2013 Persentase jumlah penduduk (10 thn keatas) yang mengeyam pendidikan - Sekolah 74,33 % - Tdk sekolah 25,67 % Persentase jumlah penduduk (10 thn keatas) dan status pendidikan tertinggi - Tdk pernah sekolah 12,94 % - Tdk tamat SD 12,73 % - SD 16,66 % - SLTP 5,41 % - SLTA 34,08 % - Akademi/ Diploma 13,99 % - Universitas S1, S2 dan S3 4,19 %
yang
penduduknya lebih banyak yang berusia muda, berarti proporsi penduduk usia produktifnya relatif kecil. Hal ini akan berpengaruh secara ekonomis pada pendapatan yang dihasilkan. Sebaliknya, daerah yang usia produktifnya relatif besar dapat meningkatkan penyediaan lapangan kerja yang memadai dan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan produktifitas tenaga kerja yang ada. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, diharapkan kebijakan-kebijakan di bidang kependudukan akan lebih tepat sasaran. Sebagai pelaku pembangunan, orang harus memiliki kualitas yang baik agar dapat berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas manusia termasuk di dalamnya kecerdasan dan keterampilannya. Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung pada kualitas pendidikan. Melihat pentingnya masalah pendidikan, diperlukan ukuran standar untuk melihat perkembangan pendidikan yang telah dicapai, untuk mendapatkan gambaran sejauh mana pembangunan pendidikan telah mencapai sasaran. Berbagai indikator yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan dan kemajuan pendidikan adalah angka melek huruf, angka partisipasi sekolah, tingkat pendidikan yang ditamatkan dan rata-rata lamanya sekolah. Angka melek huruf (kemampuan membaca dan menulis) merupakan ukuran partisipasi pendidikan secara umum, terutama untuk penduduk yang sudah tua. Pada masa sekarang pun, angka ini masih relevan dipakai karena peningkatan kualitas sumber daya manusia yang didukung dengan wawasan dan pengetahuan masyarakat, sangat ditentukan oleh kemampuan masyarakat untuk
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 130
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah dapat membaca dan menulis, apakah mereka dapat mengakses berbagai informasi yang bersifat tulisan. Di Kabupaten Donggala pada Tahun 2012, berdasarkan data BPS diketahui bahwa penduduk yang tidak pernah mengeyam dunia pendidikan atau tidak tamat sebanyak 56.942 jiwa atau sebesar 25,67 % yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 31.633 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 25.309 jiwa. Sedangkan penduduk yang mengenyam dunia pendidikan sebanyak 164.901 jiwa atau sebesar 74,33 % yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 89.079 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 75.822 jiwa Dari uraian jumlah angka partisipasi sekolah (74,33 %) tadi dapat dirinci kembali berdasarkan tingkatan pendidikannya, angka partisipasi sekolah pada tingkat SD sebanyak 36.953 jiwa atau sebesar 16,66%, pada tingkat SLTP sebanyak 12.004 jiwa atau 5,41 %, pada tingkat SLTA sebanyak 75.611 jiwa atau sebesar 34,08 % dan pada tingkat Akademi/Diploma sebanyak 31.041 jiwa atau sebesar 13,99 % dan Universitas sebanyak 9.292 jiwa atau sebesar 4,19 %. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik dibawah ini
Grafik. DS-1. Jumlah Penduduk Berusia 10 Tahun Keatas Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kabupaten Donggala Tahun 2013
Tingkat Pendidikan
Perempuan
13.076 15.632 12.233 16.001 16.635 20.318
Tidak sekolah Tidak Tamat SD SD/MI SLTP
Laki-laki
5.481 6.523 34.940 40.671
SLTA 14.467 16.574
Akademi/Diploma Universitas
4.299 4.993 Jumlah Penduduk
Penduduk yang pernah sekolah, perlu diketahui jenjang pendidikan yang ditamatkan karena tingkat pendidikan tertinggi yang diselesaikan mencerminkan kualitas sumber daya manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan, semakin tinggi kualitas sumber daya manusianya. Hal ini dapat dimengerti sebab makin tinggi pendidikan, semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang dapat diperoleh. Demikian juga akses terhadap informasi dan kemajuan teknologi semakin besar. Mayoritas penduduk Donggala hanya memiliki ijazah tertinggi SD dengan persentase sebesar 16,66 %.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 131
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Jumlah dan persentase penduduk menurut pendidikan tertinggi dapat menunjukkan kualitas sumber daya manusia pada suatu wilayah. Makin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan makin tinggi pula kualitas sumber daya manusianya. Jumlah penduduk merupakan modal yang potensial dan sangat menguntungkan bila diimbangi dengan peningkatan kualitas yang baik. Namun bila tidak, justru akan menjadi beban dan kendala dalam kegiatan pembangunan. Jumlah penduduk yang besar tatapi kesejahteraannya tidak terjamin akan menimbulkan masalah besar. Masalah yang ditimbulkan akibat banyaknya jumlah penduduk tidak hanya menyangkut pemenuhan kebutuhan pokok yang semakin besar, yaitu pangan sandang dan papan, tetapi juga masalah dalam hal pemenuhan fasilitas kehidupan yang layak sesuai dengan perkembangan zaman. Hal yang demikian juga menjadi masalah dalam penyerapan tenaga kerja. Penduduk yang kalah dalam persaingan akan menjadi pengangguran dan tentunya menyusul rentetan dampak di bidang ekonomi dan sosial lainnya. Penduduk yang tidak bekerja akan menjadi miskin karena tidak mampu menopang kehidupannya. Namun demikian, untuk daerah seperti Kabupaten Donggala yang wilayahnya luas dan sumber daya alamnya potensial untuk dikembangkan sangat membutuhkan tenaga kerja dalam pengelolaannya. Dalam hal ini kebijakan yang perlu dilakukan adalah pemerataan jumlah penduduk, yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah. Dari total penduduk usia kerja (15 -69 tahun) sekitar 60,58 % penduduk Donggala termasuk
dalam
angkatan
kerja. Sebagai konsekuensi dari
pertambahan jumlah penduduk adalah bertambahnya jumlah penduduk yang masuk ke dalam angkatan kerja.
Pertambahan penduduk yang tidak seimbang
dengan pertambahan penyediaan lapangan kerja berakibat pada timbulnya pengangguran. Data yang diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Donggala Tahun 2012 menunjukan bahwa sebagian besar pencari kerja yang terdaftar belum dapat ditempatkan karena kurangnya lowongan/ kesempatan kerja yang tersedia. Jumlah tenaga kerja yang terdaftar Tahun 2012 sebanyak 4.284 orang. Bila dirinci dari tingkat pendidikannya, pencari kerja yang paling banyak adalah didominasi oleh mereka yang berpendidikan SLTA sebanyak 2.902 jiwa atau sebesar 67,74 %, selanjutnya pencari kerja dengan pendidikan Akademi/Diploma sebanyak 1.066 atau sebesar 24,88 % dan pencari kerja yang minim adalah yang berpendidikan Sarjana (S1, S2 dan S3) sebanyak 261 jiwa atau hanya sekitar 6,09 % saja.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 132
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Tabel 5.4. Jumlah Pencari Kerja Yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Donggala tahun 2012 Jumlah Pencari Kerja No Kecamatan Jumlah SD SMP SMA Dipl. Univ. 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Rio Pakawa 61 27 4 92 2 Pinembani 104 13 117 3 Banawa 180 5 185 4 Banawa Selatan 150 1 151 5 Banawa Tengah 218 218 6 Labuan 6 119 16 18 159 7 Tanantovea 2 362 61 425 8 Sindue 782 363 52 1.197 9 Sindue 6 116 17 30 169 Tombusabora 10 Sinduae Tobata 194 18 3 215 11 Sirenja 56 133 25 214 12 Balaesang 19 22 184 35 13 273 13 Balaesang Tanjung 48 134 18 200 14 Damsol 259 68 8 335 15 Sojol 37 145 33 215 16 Sojol Utara 32 35 52 119 Total 19 36 2.902 1.066 261 4.284 Keterangan Sumber
: :
Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab. Donggala Thn 2013
3. Sarana Pendidikan Dari ulasan sebelumnya
diketahui
bahwa, penduduk
Kabupaten
Donggala masih tergolong berusia muda, dalam artian umumnya penduduknya masih berada pada usia sekolah. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang diamanatkan UUD 1945 maka diperlukan sarana dan prsarana pendidikan yang memadai, terutama dalam rangka mensukseskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Faktor pertambahan penduduk jelas akan berpengaruh terhadap aspek pendidikan, terutama terhadap penyediaan fasilitas pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah yang berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia. Hasil survey menunjukkan bahwa jumlah sarana pendidikan yang ada di Kabupaten Donggala sudah cukup memadai. Ini juga ditandai dengan adanya peran dan partisipasi dari pihak swasta yang turut andil membantu menyediakan sarana pendidikan tersebut terutama pada daerah yang jauh dan terpencil seperti pada Kecamatan Rio Pakava dan Kecamatan Pinembani. Sebagai gambaran pada diagram berikut dapat kita lihat laju pertumbuhan sarana pendidikan di Kabupaten Donggala selama 4 (empat) tahun terakhir.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 133
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
Jumlah Sekolah
Grafik DS-1. Laju Pertumbuhan Sarana Pendidikan di Kabupaten Donggala 4 Tahun Terakhir 400 350 300 250 200 150 100 50 0
2009
2010
2011
2012
TK
146
150
155
155
SD
320
337
340
340
SLTP
70
76
102
102
SLTA
22
23
25
25
SMK
6
7
12
12
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 134
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
B.
PERMUKIMAN Dengan jumlah
semakin
penduduk,
bertambahnya
kebutuhan
akan
perumahan juga semakin besar. Sesuai dengan tuntutan kemajuan zaman, maka fasilitas untuk kehidupan yang layak pun semakin bertambah. Hal inilah yang sering menimbulkan masalah, diawali dari masalah ekonomi dan sosial kemudian berkembang semakin
kompleks
ke
segala
bidang.
Masalah perumahan menjadi sangat terasa
Indikator Permukiman Kab. Donggala 2013 Jumlah RT tahun 2012 mencapai 70.779 KK, Jumlah RT Miskin tahun 2012 mencapai 12.536 KK atau sekitar 17,71% dari total. Jumlah masyarakat miskin di Kab. Donggala yang mendapat pelayanan Askeskin/Jamkesmas hanya sebanyak 107.590 jiwa atau sekitar 85,82 % saja.
di daerah perkotaan dimana lahan kosong menjadi semakin sempit. Perumahan dan fasilitas tempat tinggal/rumah dapat dijadikan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Kondisi tempat tinggal dievaluasi berdasarkan tiga komponen, yaitu perumahan, pelayanan, dan lingkungan. Indikator perumahan mencakup jenis bangunan (ukuran dan jenisnya), kepemilikan tempat tinggal (sewa atau milik sendiri), dan kelengkapan rumah tangga. Indikator pelayanan menitikberatkan pada ketersediaan dan penggunaan air minum, jasa komunikasi, listrik, dan sumber energi lainnya. Terakhir, indikator lingkungan menekankan pada level sanitasi, tingkat isolasi (ketersediaan jalan yang dapat digunakan setiap saat, lamanya waktu tempuh dan tersedianya transportasi ke tempat kerja) serta tingkat keamanan personal. 1.
Rumah Tangga Miskin Secara umum dapat diketahui bahwa rumah tangga miskin cenderung hidup dalam kondisi yang lebih berbahaya/beresiko, lingkungan yang kurang higienis sehingga tingkat kesehatannya relatif rendah dan produktivitas anggota rumah tangga menjadi rendah pula. Karena pentingnya pengukuran tingkat kesejahteraan keluarga yang dapat dilihat dari segi perumahan dan lingkungan. Di Kabupaten Donggala tahun 2012, Rumah Tangga miskin yang ada jumlahnya mencapai 12.536 KK atau sekitar 17,71 % dari total KK yang ada (70.779 KK), atau jumlahnya mencapai angka rata-rata 783 KK dari 16 Kecamatan yang ada. Jumlah Rumah Tangga miskin yang paling tinggi yakni 1.593 KK yang berada di Kecamatan Banawa, sedangkan yang paling rendah yakni 292 KK yang berada di Kecamatan Sojol Utara. Upaya Pemerintah Daerah dalam mewujudkan rasa kepedulian sosial terhadap masyarakat kurang mampu yakni dengan memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin (Askeskin/Jamkesmas) dan pemberian
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 135
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah pelayanan bantuan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin, seperti yang tertera dalam tabel berikut : Tabel 5.5. Banyaknya Keluarga Miskin Yang Mendapat Cakupan Pelayanan ASKESKIN/JAMKESMAS Tahun 2012 Total Di cakup Kecamatan/Kabupaten/ Total RT No. Masy. Askekin/ Kota Miskin Miskin Jamkesmas 1 2 3 4 5 1 Rio Pakava 1.129 11.919 11.103 2 Pinembani 450 4.501 4.441 3 Banawa 1.593 15.932 12.986 4 Banawa Selatan 1.321 13.205 11.761 5 Banawa Tengah* 6 Labuan 772 7.723 6.243 7 Tanantovea 724 7.239 6.267 8 Sindue 1.098 10.979 9.668 9 Sindue Tombusabora 1.464 14.641 12.176 10 Sinduae Tobata* 11 Sirenja 769 7.694 6.128 12 Balaesang 760 7.602 6.555 13 Balaesang Tanjung* 650 6.499 5.610 14 Damsol 722 7.219 5.971 15 Sojol 729 7.288 6.314 16 Sojol Utara 292 2.915 2.367 Total 12.536 125.356 107.590 Keterangan Sumber
: :
Profik Kesehatan Kab. Donggala 2012 Dinas Kesehatan Kab. Donggala Tahun 2013
Tabel 5.6. Banyaknya Keluarga Fakir Miskin Yang Mendapat Bantuan Kesejahteraan Sosial Tahun 2012 Jumlah Kepala Keluarga (KK) No Kecamatan 2008 2009 2010 2011 2012 1 2 3 4 5 6 7 1 Rio Pakawa 40 50 90 2 Pinembani 40 70 3 Banawa 90 100 30 4 Banawa Selatan 120 30 5 Banawa Tengah 6 Labuan 7 Tanantovea 8 Sindue 120 20 40 9 Sindue Tombusabora 5 10 Sinduae Tobata 30 11 Sirenja 120 12 Balaesang 80 120 13 Balaesang Tanjung 14 Damsol 15 Sojol 16 Sojol Utara Total 610 170 120 135 160 Keterangan : Sumber :
Dinas Sosial Kab. Donggala Tahun 2013
Dari uraian Tabel diatas dapat kita lihat bahwa, dari jumlah masyarakat miskin sebanyak 125.356 jiwa sementara yang mendapat pelayanan kesehatan
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 136
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah berupa Askeskin/Jamkesmas hanya sebanyak 107.590 jiwa atau sekitar 85,82 % saja. Sehingga masih ada masyarakat miskin sebanyak 20.865 Jiwa yang belum mendapat pelayanan kesehatan sebagai haknya. Selanjutnya dari Dinas Sosial juga telah memberikan bantuan kesejahteraan sosial untuk 160 KK pada tahun 2012, 135 KK pada tahun 2011, 120 KK pada tahun 2010, 170 KK pada tahun 2009 dan tahun 2009 dan 610 KK.
2.
Fasilitas Sanitasi Dasar Rumah
yang
sehat
adalah
bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yakni rumah tinggal yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, pembuangan air limbah, ventilasi untuk sirkulasi udara dan kepadatan yang rendah. Rendahnya sehat
di
persentase
Kabupaten
Indikator Permukiman Kab. Donggala 2013 Persentase Rumah Sehat yang ada pada tahun 2012 hanya sekitar 50,00 % Persentase jumlah RT pada tahun 2012 yang memiliki akses terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih baru mencapai 89,94 %
rumah
Donggala
disebabkan karena kurangnya pemahaman sektor-sektor terkait terhadap konsep pembangunan berwawasan kesehatan. Selain bangunan rumah yang harus memenuhi syarat, perumahan yang layak huni juga dikaitkan dengan fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh orang yang tinggal di dalamnya. Indikator fasilitas perumahan meliputi penggunaan sumber air minum, listrik, tempat pembuangan air besar. Indikator-indikator tersebut disamping sebagai salah satu indikator tingkat sosial ekonomi, juga berkaitan erat dengan masalah kesehatan lingkungan. a. Sumber Air Bersih Air Minum sangat penting bagi kehidupan seluruh mahluk hidup, berbagai sumber air minum bersih dapat diperoleh. Sebagaian besar masyarakat di Kabupaten Donggala telah mengkonsumsi air minum bersih, jumlahnya sekitar 89,94 %. Sementara di beberapa daerah pedalaman Donggala, sebagian masyarakatnya masih mengkonsumsi air yang tidak bersih, yaitu sekitar 10,06 %. Sumber air bersih yang digunakan dalam Rumah Tangga dibedakan menurut penggunaannya yaitu Air Ledeng, Sumur Pompa Tangan (SPT), Sumur Gali (SGL), Penampungan Air Hujan (PAH), Air Kemasan dan lainnya. Hasil pemutakhiran data dari Dinas Kesehatan tahun 2012, dari 58.878 KK yang diperiksa menunjukkan bahwa rumah tangga di Kabupaten Donggala yang menggunakan air bersih dari Ledeng sebanyak 29.073 KK
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 137
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah (49,38 %), SPT sebanyak 11.441 KK (19,43 %), SGL sebanyak 12.439 KK (21,13 %), PAH sebanyak 454 KK (0,77 %), Mata Air/Sungai sebanyak 2.034 KK (3,45 %), dalam bentuk kemasan sebanyak 24 KK (0,04 %) dan yang menggunakan sumber air lainnya sebanyak 3,413 (5,80 %). Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik SE-2. Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Bersih di Kabupaten Donggala Tahun 2013 0,04 % 5,80 % 0,77 %
3,45 %
Ledeng
19,43%
SGL
49,38 %
SPT Mata Air 21,13 %
PAH Kemasan lainnya
b. Fasilitas Pembuangan Akhir Tinja Sesuai data tahun 2012 oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala,
adapun
persentase
Rumah Tangga menurut fasilitas sarana
pembuangan
menunjukkan Rumah
bahwa
Tangga
yang
air
besar
dari ada
total di
Kabupaten Donggala yaitu 70.779 KK, dan dari jumlah RT yang diperiksa
(sebagai
sampling)
Indikator Permukiman Kab. Donggala 2013 Persentase jumlah RT Pada tahun 2012 yang memiliki sarana pembuangan air besar (jamban) baru mencapai 60,18 % Persentase jumlah RT pada tahun 2012 yang memiliki sarana pembuangan air akhir tinja (septictank) baru mencapai 61,28 %
sebanyak 53.233 KK. Ternyata rumah
tangga
yang
memiliki
tempat pembuangan air besar hanya 32.039 KK atau sekitar 60,18 % saja. Selebihnya menggunakan fasilitas secara bersama-sama/umum. Selain
itu,
fasilitas
rumah
tangga
lainnya
adalah
sarana
pembuangan akhir tinja (septictank). Dan dari jumlah RT yang diperiksa (sebagai sampling) sebanyak 53.233 KK. Ternyata rumah tangga yang memiliki septictank hanya 32.622 KK atau sekitar 61,28 % saja. Selebihnya menggunakan fasilitas secara bersama-sama/umum, selebihnya yang tidak memilik sebanyak 20.611 KK.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 138
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Masih tingginya persentase rumah tangga yang menggunakan pembuangan air besar yang tidak sehat (jamban plengsengan, jamban cemplung, dan tidak pakai jamban) diduga karena faktor-faktor kebiasaan, pendidikan atau pengetahuan dan ketersediaan dana.
Grafik SP-8(1). Jumlah Rumah Tangga Yang Memiliki dan Tidak memiliki Sarana Pembuangan Air Besar di Kabupaten Donggala Tahun 2013 RT Yg tdk memiliki, 16.665 RT Yg diperiksa 53.233
RT Yg memiliki, 36.568
c. Tempat Pembuangan Sampah Sistem pembuangan sampah dalam lingkungan suatu Rumah Tangga juga menjadi salah satu indikator untuk dapat dikategorikan sebagai rumah sehat. Jumlah
rumah
tangga
yang
memiliki
sarana
pembuangan
tempat/cara pembuangan sampah di Kabupaten Donggala juga minim. Adapun data hasil survey Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Donggala, jumlah rumah tangga yang diperiksa tahun 2012 adalah 53.233 KK, ternyata yang memiliki tempat
pembuangan
Indikator Permukiman Kab. Donggala 2013 Persentase jumlah RT pada tahun 2012 yang memiliki sarana pembuangan sampah baru mencapai 68,69 %
sampah
hanya sebanyak 36.568 KK atau sekitar
68,69%
saja.
Tempat
pembuangan sampah yang dimaksud adalah dengan cara pembuangan kedalam
bak
sampah didepan rumah masing-masing atau tempat
pembuangan sampah dalam kontainer (bak penampungan) sampah ditempat-tempat strategis didalam suatu lingkungan permukiman yang selanjutnya diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selebihnya itu masih ada sebanyak 16.665 KK atau sekitar 31,31 % masih memilih dengan cara membakar, bahkan ada juga membuangnya ke kali/sungai. Hal ini
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 139
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dalam hal ini adalah sampah. Masalah lain yang berkaitan dengan kebersihan rumah tangga adalah tempat pembuangan air besar (WC). Sarana pembuangan dan tempat pembuangan kotoran manusia erat kaitannya dengan resiko penularan penyakit. Dalam hal ini, sistem pembuangan kotoran manusia. Tersedianya fasilitas tempat buang air besar menunjukkan bahwa bangunan tempat tinggal sudah memenuhi salah satu kriteria hidup sehat. Tempat buang air besar secara bersama-sama memungkinkan penularan penyakit. Karena banyak orang yang memakai, biasanya kebersihan tempat tersebut kurang
diperhatikan.
Selanjutnya
tempat
itu
dapat
menjadi
media
berkembangnya berbagai penyakit. Sampah (limbah) merupakan hasil sampingan dari proses produksi termasuk kegiatan manusia. Limbah dibagi atas limbah berbahaya (tidak dapat diuraikan kembali)
dan
tidak
berbahaya
(dapat
diuraikan
kembali) atau biasa diistilahkan sampah organik. Timbulan sampah yang ada di Kabupaten Donggala umumnya bersumber dari hasil pembuangan rumah tangga dan pasar, sedangkan sampah yang berasal dari medis belum begitu tampak. Dari data jumlah penduduk dan luas wilayah yang ada di Kabupaten Donggala (khususnya Kecamatan Banawa) di tahun 2010 diketahui bahwa 3
timbulan sampah yang ada di Kota Donggala mencapai 51 m /hari, tahun 3
20119 mencapai 54 m /hari, Dan pada tahun 2012 seiring dengan meningkat jumlah penduduk timbulan sampah kembali meningkat mencapai 3
56 m /hari. Sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut Pemerintah Daerah telah menambah jumlah armada angkutan sampah di tahun 2010 yakni motor sampah 8 unit dan gerobak sampak 8 unit. Umumnya sampah yang ada diangkut dengan sarana angkutan sampah yang terdiri dari truk sampah dan amroll truk. Sedangkan untuk daerah yang tidak bisa dijangkau oleh truk digunakan armada gerobak sampah dan motor sampah. Tabel 5.7.
Sarana Angkutan Sampah di Kota Donggala s.d Tahun 2012
No. 1 1 2 3 4 5
Jenis Unit 2 Truk sampah Arm roll Amrol truk Motor sampah Gerobak sampah
Keterangan Sumber
: :
Jumlah (Unit) 3 6 2 1 12 7
Kapasitas (m3) 4 4-6 7 7 2 2
Keterangan 5
BLHD Kab. Donggala Thn 2013
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 140
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Tabel 5.8. No
Sarana Perlengkapan Pengolahan Persampahan di Kota Donggala s.d Tahun 2012 Jenis Jumlah Keterangan
1 1
2 Pencincang Sampah
3 3 Unit
4 1 Unit di Kelurahan Labuan Bajo, 1 Unit di Tanjung Karang dan 1 unit di Kelurahan Boya
2
Rotary Cleant
3 Unit
1 Unit di Kelurahan Labuan Bajo, 1 Unit di Tanjung Karang dan 1 unit di Kelurahan Boya
3
Tempat pengomposan
60 Ember
Masing-masing 20 ember di Kelurahan Labuan Bajo, Tanjung Batu dan Kabonga Kecil
Keterangan Sumber
: :
BLHD Kab. DonggalaThn 2013
Upaya untuk mengurangi timbulan sampah yang ada, yakni mencoba untuk menerapkan 3R (reduce, recycle, reuse) kepada semua komponen masyarakat yang ada. Adapun daerah pelayanan pengangkutan sampah di Kota Donggala hanya mencakup
sebagian
besar
Kelurahan
yang
ada,
yakni
7
Kelurahan
dari
total 9 Kelurahan yang ada. Kelurahan tersebut meliputi Kelurahan Kabonga Kecil, Kabonga Besar, Gunung Bale, Tanjung Batu, Boya, Labuan Bajo dan Maleni.
Secara umum, pada tabel berikut dapat kita lihat persentase rumah tangga/KK yang diperiksa selama 4 (empat) tahun terakhir berdasarkan kepemilikan terhadap sanitasi dasar di Kabupaten Donggala sebagai berikut :
Grafik SP. 8-9. Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Sanitasi Dasar di Kabupaten Donggala 4 Tahun Terakhir 60.000
Persentase
50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 -
2009
2010
2011
2012
Tempat Pembuangan Sampah
25.657
33.300
37.262
36.568
Tempat Buang Air Besar
30.578
32.449
36.235
32.039
Pengelolaan Air Limbah/Septictank
30.578
37.026
49.593
32.622
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 141
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Data dari Dinas Kesehatan, menunjukkan bahwa persentase rumah sehat hanya 50,00 % saja. Angka ini masih dibawah target Indonesia Sehat 2010 yaitu 80 %, sehingga perlu upaya program terkait untuk meningkatkan jumlah Rumah Sehat. Salah satunya adalah memberikan pengalaman belajar atau menciptakan kondisi dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Sehingga membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan. Adapun gambaran Persentase rumah sehat menurut Kecamatan yang ada di Kabupaten Donggala dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.9. Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan di Kabupaten Donggala Tahun 2012 Rumah Tangga (KK) Jumlah Jumlah Jumlah No. Kecamatan Rumah % % KK Yang RT Tangga Diperiksa Sehat Diperiksa Sehat (KK) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Rio Pakava 5.747 1.846 32,3 887 48,0 205 2 Pinembani 1.517 1.373 90,0 14,9 3 Banawa 8.242 10.910 98,9 6.235 57,1 4 Banawa Selatan 6.049 5.281 87,9 1.350 25,6 5 Banawa Tengah 2.510 6 Labuan 3.582 3.534 98,8 2.112 59,8 7 Tanantovea 3.858 3.204 78,9 983 30,7 8 Sindue 4.711 4.140 86,3 1.523 36,8 9 Sindue 3.004 4.425 92,4 1.661 37,5 Tombusabora 10 Sinduae Tobata 2.329 11 Sirenja 4.736 3.529 75,2 3.029 85,8 12 Balaesang 5.633 4.180 81,1 830 19,9 13 Balaesang 2.443 2.320 92,8 1.379 59,4 Tanjung 14 Damsol 7.173 1.774 24,6 530 29,9 15 Sojol 6.661 4.881 73,5 4.609 94,4 16 Sojol Utara 2.584 1.081 42,1 888 82,1 Total 70.779 52.478 75,0 26.221 50,0 Keterangan
:
Sumber
:
*) Kec. Banawa gabung dengan Kec. Banawa Tengah *) Kec. Sindue Tombusabora gabung dengan Kec. Sindue Tobata Profil Kesehatan Kabupaten tahun 2012 Dinas Kesehatan Kab. Donggala Thn 2013
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 142
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
C.
KESEHATAN Pembangunan dapat terselenggara dengan
lancar
jika mendapat
dukungan
maksimal dari sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan sumber daya
manusia
kesehatan. masyarakat
yang
Perbaikan akan
berkualitas mutu
adalah
kesehatan
berdampak
pada
peningkatan kualitas hidup masyarakat dan juga
peningkatan
kualitas
sumber
daya
manusia. Dan kualitas sumber daya manusia yang
baik
dapat
menjadi
modal
Indikator Kesehatan Kab. Donggala 2013 10 Jenis penyakit utama yang umumnya diderita Masyarakat pada tahun 2012 Ispa Penyakit kulit Diare Hipertensi TBC Ruda Paksa Telinga Kekurangan gisi Mata, dan Lambung
untuk
membangun bangsa kearah yang lebih maju. Kesehatan masyarakat harus menjadi acuan dalam pembangunan baik sebelum berjalan maupun sedang berjalan. Dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan, Departemen Kesehatan berpedoman pada visi ”Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan” dengan misi sebagai berikut :
Meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat,
melalui
pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat.
Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan
Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.
Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Gambaran tentang derajat kesehatan meliputi indikator mortalitas (angka
kematian), morbiditis (angka kesakitan) dan status gizi.
1. Angka kesakitan Angka kesakitan penduduk di Kabupaten Donggala didapat dari data yang berasal dari sarana pelayanan kesehatan yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan. Untuk mengambarkan angka kesakitan tersebut dapat dilihat dari angka prevalensi dan insiden dari beberapa penyakit yang umum diderita oleh penduduk secara umum. Dari 10 (sepuluh) Jenis penyakit yang masih banyak diderita oleh penduduk di daerah ini umumnya masih didominasi oleh penyakit ISPA. Jumlah penderita penyakit ISPA pada tahun 2012 sebanyak 32.097 jiwa atau 42,22 %, sedangkan yang paling minim yaitu penyakit lambung sebanyak 1.457 orang atau 2,32 %. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik berikut :
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 143
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
Grafik DS-2. Jenis penyakit Utama Yang Diderita Penduduk Tahun 2013 2,99 % 3,53 %
2,45 %
Ispa
2,32%
3,64 %
Penyakit Kulit Kholrea/Diare
3,84%
Hipertensi
42,22 %
11,50 %
TBC
11,89 %
Kecelakaan/Ruda Paksa 15,63 %
Telinga Kekurangan Gizi Mata Lambung
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, dari 31 (tiga puluh satu) jenis penyakit yang umumnya diderita di Kabupaten Donggala adalah Infeksi Ispa, penyakit kulit, diare dan hipertensi. Jenis penyakit ini juga ditentukan berdasarkan tingginya jumlah penderita dan persentase dibanding jenis penyakit lain selama 4 (empat) tahun terakhir. Jenis penyakit yang dominan adalah diare, jumlah penderitanya berkisar antara 8 – 38 % dari jumlah penderita, selanjutnya pencernaan dimana jumlah penderitanya berkisar antara 8 – 14 % dari jumlah penderita, selanjutnya penyakit hipertensi dimana jumlah penderitanya berkisar antara 11 – 14 % dari jumlah penderita. Sebagai gambaran dapat dilihat pada tabel berikut :
Penderita (Jiwa)
%
Penderita (Jiwa)
%
Penderita (Jiwa)
%
Penderita (Jiwa)
%
1 1 2 3 4
Kabupaten Donggala
%
No
Penderita (Jiwa)
Tabel 5.10. Perbandingan 5 Jenis Penyakit Utama di Kabupaten Donggala Tahun 2009 – 2012 Jenis Penyakit Utama Diare Pencernaan Hipertensi Mata Ispa
2 Thn 2012 Thn 2011 Thn 2010 Thn 2009
3 7.459 9.270 8.527 7.977
4 11,89 38,14 11,02 10,79
5 3.494 3.494 13.651 11.061
6 14,38 14,38 14,89 14,93
7 7.213 3.482 10.100 6.463
8 11,50 14,33 12,68 11,88
9 1.534 1.962 2.052 947
10 2,45 8,07 11,02 10,79
11 26.485 1.458 32.097 24.688
12 42,22 6,00 35,01 33,32
Keterangan Sumber
: :
Persentase diambil dari jumlah penderita terhadap total penderita10 penyakit utama Profil Kesehatan Tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012 Dinas Kesehatan Kab. Donggala Thn 2013
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 144
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah banyak dilakukan oleh pemerintah dengan melakukan penyuluhan kesehatan dan penyediaan fasilitas kesehatan puskesmas, posyandu, pos obat desa dan penyediaan sarana air bersih. Disamping itu, upaya pelayanan kesehatan dasar sebagai langkah awal adalah hal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik berupa pelayanan kesehatan, pemberantasan penyakit, pembinaan kesehatan dan perbaikan gizi masayarakat.. Berikut data mengenai jumlah sarana pelayanan kesehatan yang di Kabupaten Donggala sampai dengan tahun 2012. Tabel 5.11. No. (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17
Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Donggala s.d Tahun 2012 Status Kepemilikan Fasilitas Kesehatan Jumlah Swasta Pemda (2) (3) (4) (5) Rumah Sakit Umum 1 1 Rumah Sakit Jiwa Rumah Sakit Bersalin 1 1 Rumah Sakit Khusus Lainnya Puskesmas Perawatan 8 8 Puskesmas Non 6 6 Perawatan Puskesmas Keliling 18 6 12 Puskesmas Pembantu 74 2 72 Rumah Bersalin 1 1 Balai Pengobatan / Klinik Praktek Dokter Bersama Praktek Dokter 7 7 Perseorangan Poskesdes 63 63 Posyandu 450 450 Apotek 4 4 Toko Obat 10 10 GFK 1 1
Keterangan Sumber
: :
Profil Kesehatan Kabupaten tahun 2012 Dinas Kesehatan Kab. Donggala Thn 2013
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 145
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
Rumah Sakit Donggala Puskesmas Donggala Gambar 5.1. Beberapa Sarana Kesehatan di Kota Donggala
2. Perkiraan Volume Limbah Padat sebagai kesehatan
sarana
yang
meningkatkan
pelayanan
dibutuhkan derajat
masyarakat,
namun
keberadaannya
juga
untuk
kesehatan dibalik menimbulkan
Potensi Limbah Padat Kab. Donggala 2013 Perkiraan volume limbah padat dari RS Kabelotapura 1,20 m3/hari dan limbah cair sebesar 2,70 m3/hari
dilema yaitu limbah padat. Dari Tabel 4.10.
tentang
jumlah
sarana
dan
prasarana kesehatan yang berada di Kabupaten Donggala terdapat Rumah Sakit sebanyak 1 unit, Rumah Sakit Bersalin sebanyak 1 unit, Puskesmas Perawatan 8 unit, Puskesmas non Perawatan 6 unit dan Puskesmas Pembantu 74 unit. Dari seluruh rangkaian kegiatan sarana kesehatan yang ada juga menghasilkan limbah cair dan padat, termasuk limbah kliniks (medis). Limbah tersebut diproduksi setiap harinya secara langsung akan mudah dilihat sebagai sebuah tekanan terhadap lingkungan. Berdasarkan data dari dari Dinas Kesahatan diketahui limbah padat yang dihasilkan sebesar 1,20 m3/hari dan limbah cair sebesar 2,70 m3/hari. Sedangkan perkiraan volume limbah padat belum teridentifikasi:
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 146
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
D.
PERTANIAN Pembangunan di bidang ekonomi yang dilakukan pemerintah dalam tahapan pembangunan yang dilaksanakan diarahkan pada sektor industri dengan didukung oleh sektor pertanian yang tangguh. Perkembangan di sektor pertanian menjadi lebih penting lagi disebabkan jumlah penduduk yang berusaha di bidang pertanian masih sangat besar. Gambaran mengenai keadaan pertanian di Kabupaten Donggala yang menyangkut luas lahan yang digunakan, luas panen serta produksinya disajikan pada bab ini. Sektor pertanian terdiri dari beberapa subsektor yaitu : 1. Subsektor perkebunan 2. Subsektor pertanian tanaman pangan dan Hortikultura 3. Subsektor peternakan
1. Sub Sektor Perkebunan Kawasan perkebunan, merupakan kawasan
yang
diperuntukkan
produksi
tanaman
untuk
tahunan
yang
menghasilkan bahan pangan, maupun bahan baku industri dengan kriteria
Indikator Perkebunan Kab. Donggala 2013 Luas lahan perkebunan pada tahun 2012 seluas 67,021 Ha atau sekitar 12,70 % dari luas wilayah.
kawasan : ketinggian lahan < 2.000 meter dpl; kelerengan < 40%; dan kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 cm. Kawasan perkebunan di Kabupaten Donggala selain diarahkan untuk pengembangan perkebunan skala besar yang diusahakan oleh kegiatan usaha berbadan hukum, juga diarahkan bagi pengembangan perkebunan rakyat. Pengembangan perkebunan rakyat dilakukan melalui perluasan dan peningkatan produktivitas lahan dengan beragam komoditi, antara lain jenis tanaman utama kelapa, kakao, dan kelapa sawit. Total
luas kawasan perkebunan yang ada di Kabupaten Donggala yakni
kurang lebih seluas 67.021 Ha atau sekitar 12,70 % dari luas wilayah Kabupaten Donggala. Namun daerah yang saat ini memiliki potensi kawasan perkebunan adalah Kecamatan Sojol Utara, Sojol, Damsol, Balaesang, Sindue, dan Rio Pakava.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 147
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Tabel 5.12. Luas Kawasan Perkebunan Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Donggala Tahun 2013 Kawasan Perkebunan (Ha) No Kecamatan Perkebunan Perkebunan Jumlah Besar Rakyat (3) (4) (5) 1 Rio Pakawa 2.582 2.582 2 Pinembani 1.010 1.010 3 Banawa 1.432 1.432 4 Banawa Selatan 8.371 8.371 5 Banawa Tengah 628 628 6 Labuan 571 571 7 Tanantovea 1.716 1.716 8 Sindue 4.788 4.788 9 Sindue Tombusabora 4.846 4.846 10 Sinduae Tobata 3.703 3.703 11 Sirenja 3.986 3.986 12 Balaesang 4.791 4.791 13 Balaesang Tanjung 6.545 6.545 14 Damsol 11.971 11.971 15 Sojol 8.818 8.818 16 Sojol Utara 1.353 1.353 Total 2.582 64.439 67.021 Keterngan Sumber
: :
RTRW Kabupaten Donggala 2011-2031
Sektor perkebunan merupakan salah satu andalan Kabupaten Donggala. Sebagian besar masyarakatnya berusaha di sektor ini. Produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Donggala terdiri dari tanaman Cengkeh, Kopi , Kakao, Pala, Lada, Jambu Mete, Kapuk, Kelapa Sawit, dan Vanili. Komoditi perkebunan di tahun 2012 di Kabupaten Donggala mencapai 136.941 ton atau turun sebesar 14,32 % dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 159.846 ton. Sebagian besar hasil komoditi perkebunan tersebut di produksi oleh hampir semua atau sebagian Kecamatan, kecuali komoditi kelapa sawit hanya terdapat di Kecamatan Rio Pakava saja. Produksi yang paling besar adalah komoditi Kelapa sawit yakni sebesar 82.435 ton atau 60,20 % dari total produksi. Selanjutnya adalah produksi kelapa yang mencapai 30.058 ton atau sekitar 21,95 % dan produksi kakao yang mencapai 20.388 ton atau sekitar 14,89 %. Sedangkan produksi yang paling kecil adalah pala hanya sebesar 3 ton atau sekitar 0,002 % dari total produksi. Sebagai gambaran dapat dilihat pada tgrafik berikut :
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 148
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
Jenid Tanaman Perkebunan
Diagram SE-3. Jenis Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2013 Vanili Kapuk Pala Jambu Mete Lada Kopi Cengkeh Kakao Kelapa sawit Kelapa
44 9 3 157 57 356 1.422 20.388 82.435 30.058 -
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
Produksi (ton)
Gambar 5.2. Perkebunan Kelapa Sawit di Desa Polanto Jaya Kec. Rio Pakava
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 149
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Berikut gambaran hasil produksi tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten Donggala selama 3 tahun terakhir, yakni :
Produksi
Grafik SE.3 Produksi Perkebunan Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Donggala Tahun 2013 120.000 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 Kelapa
Kelapa sawit
Kakao
Cengkeh
Kopi
Lada
Jambu Mete
Pala
Kapuk
Vanili
2012
30.058
82.435
20.388
1.422
356
57
157
3
9
44
2011
45.297
96.580
14.134
1.376
308
60
27
1
8
44
2010
47.482
96.580
14.414
830
321
60
159
1
8
72
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 150
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
Gambar 5.3. Beberapa jenis tanaman perkebunan yang dijumpai di Kabupaten Donggala
Adapun rencana pengembangan kawasan peruntukan perkebunan yang ada di arahkan untuk : a. pengembangan perkebunan dilakukan dengan mengembangkan industri pengolahan hasil komoditi; b. pengembangan fasilitas sentra produksi dan pemasaran pada pusat kegiatan ekonomi di pusat wilayah pengembangan; c.
pengembangan perkebunan dengan merehabilitasi tanaman perkebunan yang rusak;
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 151
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah d. pengembangan
pasar
produksi
perkebunan
dan
pengelolaan
hasil
perkebunan
2. Sub sektor pertanian tanaman pangan Salah satu sektor yang menunjang perekonomian Kabupaten Donggala adalah sektor pertanian. Hal ini terlihat pada sektor pertanian pada tiap-tiap Kecamatan ternyata memiliki beberapa komoditi yang berpotensi dan dapat dikembangkan lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah bagi para petani melalui
pengembangan
secara
intensifikasi,
ekstensifikasi
dan
melalui
pengolahan produk dan komoditi unggulan untuk dipasarkan dalam bentuk bahan baku. Pembangunan di bidang ekonomi yang dilakukan pemerintah dalam tahapan pembangunan yang dilaksanakan diarahkan pada sektor industri dengan didukung oleh sektor pertanian yang tangguh. Perkembangan di sektor pertanian menjadi lebih penting lagi disebabkan jumlah penduduk yang berusaha dibidang pertanian masih sangat besar Kabupaten Donggala bila ditinjau dari
aspek
pembangunan
pertanian
memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat potensial dan ditunjang oleh letak yang strategis bagi pengembangan sektor pertanian. Potensi lahan pertanian Kabupaten
Donggala
sebesar
189.664,37 Ha yang terdiri dari lahan sawah sebesar 14.326 Ha, lahan kering
Indikator Pertanian Kab. Donggala 2013 Luas lahan pertanian tahun 2011 yang dimanfaatkan seluas 127.878,50 Ha atau sekitar 24,23 % dari luas wilayah Produksi padi pada tahun 2012, untuk padi sawah sebesar 116.785 ton dan padi ladang sebesar 1.783 ton
164.164,37 Ha dan lahan pekarangan sebesar 11.174 Ha. Dari total lahan tersebut telah dimanfaatkan sebesar 127.878 Ha (67,42 %), sehingga masih terdapat peluang pengembangan lahan pertanian sebesar 61.785,87 Ha (32,58 %) melalui perluasan areal (penambahan Baku Lahan) terhadap potensi lahan yang belum dimanfaatkan tersebut. Gambaran mengenai keadaan pertanian di Kabupaten Donggala adalah sebagai berikut :
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 152
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Tabel 5.13. Potensi dan Pemanfaatan Lahan Pertanian di Kabupaten Donggala Tahun 2012 Potensi Dimanfaatkan Pengembangan No. Jenis (%) (%) (Ha) (Ha) (Ha) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Lahan 14.326,00 11.465,00 80,03 2.861,00 19,97 sawah 2 Lahan 164.164,37 113.954,34 69,41 50.210,03 30,59 kering 3 Lahan 11.174,00 2.459,16 22,01 8.714,84 77,99 pekarangan Jumlah 2011 189.614,37 127.819,50 67,41 61.794,87 32,59 2010 189.614,37 127.819,50 67,41 61.794,87 32,59 Keterangan Sumber
: :
Sistem Pelayanan Informasi dan Agribisnis (SPIA) Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan Kab. Donggala Thn 2012
Memperhatikan potensi sumberdaya pertanian, wilayah Kabupaten Donggala memiliki peluang besar untuk pengembangan usaha tani padi sawah karena ditunjang oleh potensi sumber daya lahan sawah yang cukup luas, iklim dan letak geografis yang strategis. Total luas kawasan pertanian yang dimanfaatkan yakni sebesar 127.878,50 Ha atau sekitar 24,23 % dari luas wilayah Kabupaten Donggala yang terbagi dalam pertanian lahan basah sebesar kurang lebih 11.326,00 Ha dan pertanian lahan kering sebesar kurang lebih 113.954,34 Ha. Sedangkan lahan pekarangan sebesar kurang lebih 2.459,16 Ha..
Grafik SE.4-5 Luas Kawasan Pertanian di Kabupaten Donggala Tahun 2012 5,89 % 7,55%
Lahan sawah Lahan kering 86,56 %
Lahan pekarangan
a. Padi Untuk kondisi lahan tanaman padi di Kabupaten Donggala secara teknis dibagi 2 yakni ; (1) Padi sawah berada pada kawasan tanaman pangan yang mempunyai sistem atau potensi pengembangan pengairan, terletak pada ketinggian < 1.000 mpl dan kemiringan lereng < 40 %. Sedangakn (2) padi ladang terletak pada kawasan tanaman pangan yang tidak mempunyai
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 153
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah sistem atau potensi pengairan, terletak pada ketinggian > 1000 mpl dan kemiringan
< 40 %.
Produksi (ton)
Grafik SE.3 Luas Lahan dan Produksi Tanaman Padi di kabupaten Donggala Tahun 2013 140.000 120.000 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 -
2010
2011
2012
2010
Luas Panen
2011
2012
Produksi
Padi Sawah
22.812
22.384
24.466
121.449
110.246
116.785
Padi Ladang
535
546
677
1.301
1.605
1.783
Untuk sektor pertanian tanaman pangan dengan komoditi padi sawah angka produksi padi di Kabupaten Donggala pada tahun 2012 sebanyak 116.785 ton, angka ini naik sebesar 5,93 % bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni sebesar 110.246 ton. Sedangkan untuk komoditi padi ladang angka produksi padi di Kabupaten Donggala pada tahun 2012 sebanyak 1.783 ton, angka ini juga naik sebesar 11,09 % bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni sebesar 1.605 ton.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 154
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
Gambar 5.4. Tanaman padi yang dijumpai di Kabupaten Donggala
Dari Data Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan dapat kita lihat pada tahun 2012, produksi rata-rata menunjukkan angka 7.299 ton. Dimana Kecamatan Sojol merupakan Kecamatan dengan produksi padi sawah terbesar yakni sekitar 27.103 ton atau sekitar 23,21 % dari total produksi, sedangkan Kecamatan Pinembani merupakan Kecamatan dengan produksi terkecil yakni 793 ton atau sekitar 0,68 % dari total produksi yang ada. Sedangkan untuk padi ladang, Kecamatan Rio Pakava merupakan Kecamatan dengan produksi terbesar yakni 818 ton atau sekitar 45,88 % dari total produksi, sedangkan Kecamatan Sindue Tombusabora merupakan Kecamatan dengan produksi terkecil hanya sebesar 14 ton atau sekitar 0,79 % dari total produksi yang ada. Secara rinci dapat kita lihat pada table dibawah Tabel 5.14. Luas tanam dan Luas Panen Lahan Pertanian di Kabupaten Donggala Tahun 2013 Padi sawah Padi Ladang Kecamatan/ Luas Luas Luas Luas No. Kabupaten/Kota Produksi Produksi Tanam Panen Tanam Panen (ton) (ton) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Rio Pakava 1.809 1.837 7.354 337 317 818 2 Pinembani 197 231 793 48 54 147 3 Banawa 4 Banawa Selatan 1.343 1.269 5.603 79 202 534 5 Banawa Tengah 96 167 625 46 72 193 6 Labuan 178 212 1.003 7 Tanantovea 238 201 933 8 Sindue 732 860 3.950 18 27 77 9 Sindue 132 83 376 5 5 14 Tombusabora 10 Sinduae Tobata 404 315 1.460 11 Sirenja 2.154 2.423 11.272 12 Balaesang 3.340 3.571 17.391 13 Balaesang 287 201 931 Tanjung 14 Damsol 5.444 5.468 26.848 -
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 155
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah 15 16
Sojol Sojol Utara Total 2012 2011 2010 2009 2008
Keterangan Sumber
: :
6.952 2.692 25.465 22.384 22.812 22.303 21.943
5.623 2.682 24.466 23.351 23.651 23.394 22.311
27.103 12.927 116.785 110.246 121.449 114.500 109.733
533 546 535 641 -`
677 542 482 589 748
1.783 1.605 1.301 1.592 1.953
Sistem Pelayanan Informasi dan Agribisnis (SPIA) Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan Kab. Donggala Thn 2013
b. Palawija Komoditi jagung tahun 2012 produksinya hanya mencapai 7.784 ton atau naik sebesar 19,90 % dari tahun
sebelumnya
mencapai kedelai
6.492 tahun
yang
ton. 2012
hanya Komoditi
produksinya
hanya mencapai 181 ton atau naik sebesar
7,10
%
dari
tahun
sebelumnya yang hanya mencapai
Indikator Pertanian Kab. Donggala 2012 Produksi Komoditi Palawija pada tahun 2012, adalah : Jagung 7.784 ton Kedelai, 181 ton Ubi kayu, 6.173 ton Ubi jalar, 1.617 ton Kacang tanah, 861 ton Kacang hijau, 134 ton.
169 ton. Komoditi ubi kayu tahun 2012 produksinya hanya mencapai 6.173 ton atau turun sebesar 32,40 % dari tahun sebelumnya yang mencapai 9.131 ton. Komoditi ubi jalar tahun 2012 produksinya hanya mencapai 1.617 ton atau turun sebesar 26,23 % dari tahun sebelumnya yang mencapai 2.192 ton. Komoditi kacang tanah tahun 2012 produksinya hanya mencapai 861 ton atau turun sebesar 19,08 % dari tahun sebelumnya yang mencapai 1.064 ton. Dan komoditi kacang hijau tahun 2012 produksinya hanya mencapai 134 ton atau turun sebesar 30,21 % dari tahun sebelumnya yang mencapai 192 ton.
Gambar 5.5. Salah satu tanaman palawija yang dijumpai di Kabupaten Donggala
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 156
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Sebagai gambaran peningkatan produksi tanaman palawija untuk 4 tahun terakhir secara rinci dapat kita lihat pada table dibawah.
Produksi
Grafik SE.4 Produksi Tanaman Palawija di Kabupaten Donggala Selama 4 Tahun terakhir
c.
14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 Jagung
Kedelai
Ubi Kayu
Ubi Jalar
Kacang Tanah
Kacang Hijau
2009
12.629
459
11.961
4.968
1.015
247
2010
9.963
152
8.908
2.278
900
243
2011
6.492
169
9.131
2.192
1.064
192
2012
7.784
181
6.173
1.617
861
134
Holtikultura Selain
palawija,
Kabupaten
Donggala juga mempunyai produksi tanaman lainnya yakni holtikultura. Untuk tahun 2012, produksi tanaman
Indikator Pertanian Kab. Donggala 2013 Komoditi buah-buahan unggulan adalah pisang, salak, durian, rambutan dan mangga
buah-buahan di Kabupaten Donggala sebesar 21.362 ton atau naik sekitar 21,42 % dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 17.593 ton, Komoditi buah-buahan unggulan yang ada di Kabupaten Donggala adalah pisang, salak, durian, rambutan dan mangga. Tabel 5.15. Luas Tanam dan Produksi Tanaman Buah-buahan di Kabupaten Donggala Tahun 2013 Luas Luas Produksi No. Jenis Buah-buahan Tanam Panen (ton) (Ha) (Ha) (3) (4) 1 Alpokat 73 38 230 2 Duku/langsat 141 109 642 3 Durian 349 225 3.217 4 Jambu biji 27 18 142 5 Jeruk keprok 161 140 759 6 Mangga 321 240 1.676 7 Nangka 129 112 1.626 8 Nenas 27 26 461 9 Pepaya 28 28 189 10 Pisang 218 218 6.363 11 Rambutan 305 295 2.019 12 Salak 123 83 3.478 13 Semangka 16 16 135
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 157
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah 14 15
Sirsak Sukun
25 43 1.986
Total 2012 Keterangan Sumber
: :
25 43 1.646
199 226 21.362
Sistem Pelayanan Informasi dan Agribisnis (SPIA) Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan Kab. Donggala Thn 2013
Sedangkan produksi tanaman sayur-sayuran
di
Kabupaten
Donggala sebesar 9.234 ton atau turun sebesar
17,72 % dari tahun
sebelumnya yang hany mencapai
Indikator Pertanian Kab. Donggala 2012 Komoditi sayur-sayurn unggulan adalah tomat, kacang panjang, terung, cabe rawit dan kangkung.
sebesar 7.844 ton. Komoditi yang paling
tinggi
produksinya
adalah
tomat, kacang panjang, terung, cabe rawit dan kangkung. Tabel 5.16. Luas Tanam dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran di Kabupaten Donggala Tahun 2013 Luas Luas Produksi No. Jenis Sayur-sayuran Tanam Panen (ton) (Ha) (Ha) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Bawang merah 116 90 531 2 Bayam 110 110 301 3 Cabe 76 72 462 4 Kacang merah 116 90 531 5 Kacang panjang 205 188 1.357 6 Kangkung 98 98 561 7 Kentang 12 12 174 8 Ketimun 86 59 350 9 Kubis 14 14 336 10 Labu siam 38 38 499 11 Petsai 13 13 140 12 Terung 147 140 1.216 13 Tomat 198 179 1.890 14 Wortel 12 12 276 15 Cabe rawit 197 189 1.141 Total 2012 1.322 1.214 9.234 Keterangan Sumber
: :
Sistem Pelayanan Informasi dan Agribisnis (SPIA) Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan Kab. Donggala Thn 2013
Adapun rencana pengembangan kawasan pertanian yang ada dalam rangka mempertahankan produktifitas sebagai sumber pangan diantaranya, meliputi: a.
penetapan kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan;
b.
peningkatan produktivitas kawasan pertanian lahan basah dan beririgasi teknis melalui pola intensifikasi, diversifikasi, dan pola tanam yang sesuai dengan kondisi tanah dan perubahan iklim; dan
c.
pengembangan infrastruktur sumber daya air yang mampu menjamin ketersediaan air.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 158
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
Gambar 5.6. Salah satu bentuk pengembangan tanaman hortikultura yang digalakkan di Kabupaten Donggala
d. Penggunaan Pupuk Selanjutnya penggunaan pupuk kimia terutama yang menggunakan bahan utama phospor (TSP) memiliki sifat dapat bertahan didalam tanah lebih lama dibandingkan dengan Urea dan KCl. Penggunaan
pupuk
yang
diperuntukkan bagi komoditi tanaman pangan yang tersebar di Kabupaten Donggala, dilakukan secara optimal guna
meningkatkan
tanaman
dengan
produktsi
memanfaatkan
lahan dan peningkatan produktifitas dalam
rangka
peningkatan
mutu
intensifitas tanaman pangan. Berdasarkan dari
Balai
rekomendasi
Pengkajian
Teknologi
Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah,
Indikator Penggunaan Pupuk Kab. Donggala 2013 Penggunaan pupuk untuk tanaman perkebunan mencapai 734 ton, yang terdiri atas : Urea sebesar 93,19 % SP 36 sebesar 6,8%1: Penggunaan pupuk untuk tanaman padi dan palawija mencapai 346 ton, yang terdiri atas Urea sebesar 54,05 % ZA sebesar 18,21 %: NPK sebesar 13,29 %: Organik sebesar 14,45 %:
rata – rata kebutuhan pupuk untuk tanaman
padi
adalah
Urea
100
Kg/Ha, TSP 50 Kg/Ha dan KCl 50 Kg/Ha. Namun dari hasil monitoring dan evaluasi dari Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan menyimpulkan bahwa penggunaan teknologi pemupukan yang dilakukan petani belum optimal. Rata – rata penggunaan pupuk ditingkat petani baru mencapai 25% dari anjuran dan belum menerapkan teknologi pemupukan berimbang. Untuk pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) maupun pembersihan gulma tanaman, penggunaan bahan kimia (pestisida) masih rendah. Pengendalian OPT dilakukan melalui konsep pengendalian hama terpadu dengan pemanfaatan agen hayati atau secara manual begitu pula
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 159
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah dalam pembersihan gulma tanaman. Rendahnya penggunaan bahan kimia (pestisida) karena harga bahan tersebut cukup mahal di tingkat petani. Penggunaan pupuk untuk lahan perkebunan dengan jenis Urea dan SP.36. Jenis pupuk yang dimaksud umumnya digunakan untuk tanaman kelapa, kelapa sawit, kakao, cengkeh, kopi, lada, jambu mete dan vanili. Pemakaian pupuk yang paling banyak adalah untuk komoditi kakao sebagai unggulan daerah. Dalam upaya peningkatan produktifitas tersebut, peranan pemupukan sangat strategis karena dapat meningkatkan produktifitas hasil kebun. Dari data Dinas Perkebunan dan Kehutanan menunjukkan, jumlah pemakaian pupuk untuk areal perkebunan di Kabupaten Donggala selama tahun 2012 sebesar 734 ton. Dengan rincian, untuk jenis urea sebanyak 684 ton (93,19 %), sedangkan untuk jenis SP 36 sebanyak 50 ton (6,81 %). Grafik SE-3. Penggunaan Pupuk Untuk Tanaman Perkebunan di Kabupaten Donggala Tahun 2013 6,81 % 0% 0% Urea SP.36 ZA 93,19 %
NPK Organik
Sedangkan penggunaan pupuk untuk lahan pertanian dengan jenis Urea, ZA, NPK dan organik. Jenis tersebut umumnya digunakan untuk tanaman padi, jagung, kedelai serta kacang tanah. Dalam upaya peningkatan produktifitas tersebut, peranan pemupukan juga penting untuk dapat mengembalikan ketersediaan unsur hara. Kebutuhan pupuk pada tanaman palawija lebih banyak pada tanaman jagung, karena jagung merupakan salah satu komoditi unggulan setelah padi dengan luas tanam lebih luas dibanding komoditi kacang tanah, kedelai dan kacang hijau. Diantara 3 komoditi kacang hijau, kedelai dan kacang tanah, bila dilihat dari kebutuhan pupuknya di tingkat petani lebih banyak pada kacang tanah. Komoditi ini lebih diminati masyarakat dibanding komoditi kedelai dan kacang hijau. Kebutuhan pupuk urea lebih besar dibanding pupuk ZA. Penggunaan pupuk pada tanaman buah-buahan belum menjadi perhatian masyarakat dibanding tanaman sayur-sayuran. Apalagi tanaman buahbuahan cenderung menjadi tanaman pekarangan.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 160
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Hasil monitoring yang dilakukan Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan penggunaan pupuk untuk tanaman padi selama tahun 2011 mencapai 355 ton, yang terdiri atas pupuk urea 193 ton (54,37 %), pupuk ZA 64 ton (18,03 %), pupuk NPK 47 ton (13,24 %) dan organik mencapai 51 ton (14,37 %). Penggunaan pupuk sangat penting untuk pertumbuhan tanaman, dimana kecenderungan kebutuhan pupuk urea sangat meningkat, dibanding kebutuhan pupuk SP 36, ZA, NPK dan KCl. Penggunaan pupuk berimbang di tingkat petani belum maksimal, dimana monitoring di daerah terpencil masih ada tanaman padi yang tidak dipupuk sehingga nampak tanamannya berwarna kuning merata dalam suatu hamparan. Alasan petani harga pupuk mahal dan keterbatasan modal.
Grafik SE-3. Penggunaan Pupuk Untuk Tanaman Padi dan Palawija di Kabupaten Donggala Tahun 2013
14,37 %
Urea
13,24 % 54,37 % 18,03 %
SP. 36 ZA NPK Organik
0%
Selama ini di Kabupaten Donggala teknik produksi intensif diterapkan secara parsial, sawah diolah sempurna dan varietas unggul sudah ditanam, akan tetapi tanaman dipupuk dibawah standar anjuran teknis. Data dari Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Donggala menunjukkan bahwa produktifitas padi sawah melalui ubinan diperoleh tingkat produktivitas tahun 2010
mencapai 51,35 kw/ha, padahal hasil dari
Demonstrasi Plot (Demplot) mampu mencapai 50-80 kw/ha. Olehnya itu upaya Pemerintah Daerah terus menerus melakukan pembinaan teknis dengan mengikuti perkembangan inovasi teknologi pertanian.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 161
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah e. Perubahan Lahan Pertanian Adapun
besaran
perubahan lahan
luas
pertanian untuk
data tahun 2012 adalah 14.969,31 Ha yang terdiri atas area permukiman sebesar 5.308,50 Ha (35,46 %), area industri sebesar 487 Ha (3,26 %), area tanah kering sebesar 1.124,50 Ha
(7,51
%),
area
Indikator Pertanian Kab. Donggala 2013 Perubahan/alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian yang ada di Kab. Donggala s.d tahun 2012 seluas 14.969,31 Ha atau sekitar 2,84 % dari luas wilayah.
perkebunan
sebesar 5.817,31 Ha (38,86 %), area semak belukar sebesar 2.163,60 Ha (14,45 %), area tanah kosong sebesar 23,60 Ha (0,16 %), dan area perairan/kolam sebesar 44,20 Ha (0,30 %), Dari data tersebut diatas menunjukkan bahwa luas areal perubahan terbesar yakni untuk area perkebunan dan permukiman, diikuti area semak belukar dan tanah kering.
Grafik SE-5. Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian di Kabupaten Donggala Tahun 2013 0,16 %
0,30 %
14,45 %
Pemukiman Industri
35,46 %
Tanah Kering 38,86 %
Perkebunan Semak Belukar Tanah Kosong 3,26 %
Perairan/Kolam
7,51 %
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 162
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Luas perubahan lahan pertanian tersebut menurun sekitar 1,79 % dari tahun sebelumnya yang jumlahnya mencapai 15.238,55 Ha. Berikut gambaran trend perubahan lahan pertanian dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.
Luas (Ha)
Grafik SE-5. Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian di Kabupaten Donggala 3 Tahun Terakhir 8.000,00 7.000,00 6.000,00 5.000,00 4.000,00 3.000,00 2.000,00 1.000,00 Pemukiman
Industri
Tanah Kering
Perkebunan
Semak Belukar
Tanah Kosong
Perairan/Kola m
2012
5.308,50
487,60
1.124,50
5.817,31
2.163,60
23,60
44,20
2011
5.313,60
507,00
1.258,40
5.817,31
2.272,96
24,18
45,10
2010
6.480,00
650,00
1.747,78
7.094,28
2.841,20
26,87
55,00
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 163
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah 3. Sub sektor peternakan Kawasan peternakan diperuntukkan bagi kegiatan budidaya ternak besar, ternak kecil, dan padang penggembalaan, dengan kriteria ketinggian < 1.000 meter dpl; kelerengan <15%, dan jenis tanah dan iklim yang sesuai untuk padang rumput alamiah. Kawasan peternakan diarahkan bagi pengembangan peternakan skala besar dan kecil dengan jenis ternak antara lain sapi, kambing, ayam buras, dan ayam ras. Untuk mendukung kegiatan peternakan, di Kecamatan yang potensial bagi peternakan dikembangkan program HMT (hijauan makanan ternak) melalui pemanfaatan limbah pertanian, seperti kacang-kacangan, batang jagung, tanaman gamal, rumput penguat teras, cover crop pada kawasan perkebunan, dan sebagainya. Pengembangan kawasan peternakan saat ini terdapat di Kecamatan Damsol, Kecamatan Balaesang, Kecamatan Sirenja dan Kecamatan Banawa, namun masih berasosiasi dengan lahan yang potensial untuk peruntukkan lahan pertanian. Pembangunan disektor peternakan yang memihak kepada rakyat dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan salah satu misi yang diemban adalah penyediaan pangan asal ternak yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya dalam rangka pencapaian swasembada daging. Kinerja produksi peternakan dapat diukur dari perkembangan populasi, produksi daging dan produksi telur yang dapat diurai sebagai berikut :. Populasi ternak besar dan ternak kecil yang terdiri dari : sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi yang ada di Kabupaten Donggala sepanjang tahun 2012 adalah sapi sebesar 35.309 ekor (50,59 %), kerbau sebesar 43 ekor (0,06 %), kuda sebesar 75 ekor (0,11 %), kambing sebesar 27.713 ekor (39,71 %), domba sebesar 188 ekor (0,27 %) dan
Indikator Peternakan Kab. Donggala 2013 Populasi ternak besar tahun 2012 adalah ; Sapi, 35.309 ekor Kerbau, 43 ekor Kuda, 75 ekor Populasi ternak kecil tahun 2012 adalah ; Kambing, 27.713 ekor Domba, 188 ekor Babi, 6.469 ekor
babi sebesar 6.469 ekor (9,27 %).
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 164
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
Gambar 5.7. Contoh Populasi sapi dan kambing di Kec. Damsol Kabupaten Donggala
Populasi ternak sapi paling banyak dihasilkan oleh Kecamatan Damsol, yaitu sebesar 7.370 ekor atau 20,87 % dari total ternak. Sedangkan populasi ternak kambing paling banyak dihasilkan oleh Kecamatan Tanantovea yaitu sebesar 2.676 atau 9,66 % dari total ternak. dan populasi ternak babi paling banyak dihasilkan oleh Kecamatan Rio Pakava yaitu sebesar 2.246 atau 34,72 % dari total ternak. Khusus untuk populasi ternak domba hanya dihasilkan oleh Kecamatan Tanantovea saja, yaitu sebesar 188 ekor. Adapun gambaran perkembangan populasi populasi ternak dapat dilihat pada grafik berikut :
Diagram SE-8. Populasi Hewan Ternak Menurut Jenis Ternak di Kabupaten Donggala Tahun 2013
40.000 35.000 Jumlah Ternak
30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 Sapi
Kerbau
Kuda
Kambi ng
Domba
Babi
Tahun 2012
35.309
43
75
27.713
188
6.469
Tahun 2011
33.301
42
27
23.567
181
3.935
Tahun 2010
30.422
55
85
22.941
170
5.405
Tahun 2009
28.685
54
84
19.742
166
4.780
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 165
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Sementara populasi ternak unggas yang terdiri dari : ayam kampung, ayam pedaging, ayam petelur dan itik yang ada di Kabupaten Donggala sepanjang tahun 2012 adalah ayam kampung sebesar 140.689 ekor (35,37 %), ayam petelur sebesar 38.741 ekor (9,74 %), ayam pedaging sebesar 205.756 ekor (51,73 %) dan itik sebesar 12.580 ekor (3,16 %).
Gambar 5.8. Contoh Populasi ayam petelur di Kec. Damsol Kabupaten Donggala
Untuk populasi ternak ayam kampung dan ayam petelur paling banyak dihasilkan oleh Kecamatan Banawa, yaitu sebesar 110.998 atau 78,90 % dari total ternak dan sebesar 20.480 ekor atau 52,86 % dari total ternak. Sedangkan untuk populasi ayam pedaging paling banyak dihasilkan oleh Kecamatan Damsol, yaitu sebesar 25.034 ekor atau 12,17 % dari total ternak, sedangkan itik paling banyak dihasilkan oleh Kecamatan Sojol yaitu sebesar 2.900 ekor atau 23,05 % dari total ternak. Adapun gambaran perkembangan populasi populasi unggas dapat dilihat pada grafik berikut :
Jenis Unggas
Diagram SE-9. Populasi Unggas Menurut Jenis Unggas di Kabupaten Donggala Tahun 2013 250.000 200.000 150.000 100.000 50.000 -
Ayam Kampung
Ayam Petelur
Ayam Pedaging
Itik
Tahun 2012
140.689
38.741
205.756
12.580
Tahun 2011
34.859
64.250
171.857
13.393
Tahun 2010
140.621
34.275
178.174
7.352
Tahun 2009
135.006
37.417
165.374
6.447
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 166
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
Upaya penanganan dan pengelolaan kawasan peternakan di Kabupaten Donggala, yaitu : a.
Peningkatan produksi dan populasi ternak untuk mencapai swasembada protein hewani melalui : (i) peningkatan IB dan intensifikasi ayam buras, (ii) penyebaran ternak sapi dan kambing ke kelompok tani, (iii) penguatan dan pengembangan kelembagaan dan (iv) inovasi tehnologi termasuk tehnologi pakan ternak.
b.
Meningkatkan pendapatan petani ternak dan pemerataan kesempatan kerja.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 167
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
E.
INDUSTRI Kawasan industri diperuntukkan bagi Indikator Industri Kab. Donggala 2013 Jumlah Industri skala besar dan menengah sampai dengan Tahun 2013sebanyak 38perusahaan. Jumlah Industri skala kecil sampai dengan Tahun 2013 sebanyak 106 perusahaan.
pemusatan kegiatan industri dengan kriteria kawasan yang memenuhi persyaratan lokasi industri, yaitu memiliki prasarana eksternal yang memadai; tersedia sumber air untuk air baku industri; tersedia badan air permukaan untuk pembuangan limbah cair industri; tersedia sumber energi; memiliki kelerengan < 8%; tidak berpotensi menimbulkan dampak
sosial; dan bukan merupakan kawasan pertanian beririgasi teknis. Dalam wilayah Kabupaten Donggala bisa dikatakan masih kurang industri besar, Data dari Dinas Koperasi, Usaha Kesehatan Masyarakat, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Donggala (Dinas Koperasi UKM Perindag. Kabupaten Donggala) menyebutkan bahwa jumlah industri dalam skala menengah dan besar di sampai dengan tahun 2013 sebanyak 36 perusahaan, sedangkan dalam skala kecil sebanyak 106 perusahan. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik berikut ;
Jumlah Industri
Grafik SP-1. Jumlah Industri di Kabupaten Donggala s.d Tahun 2013 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 -
IndustriKegiatan Usaha Skala Besar dan Menengah
IndustriKegiatan Usaha Skala Kecil
Total Industri/Kegiatan usaha
Thn 2013
2
11
13
Thn 2012
6
27
33
Thn 2011
5
39
44
Thn 2010
2
11
13
Thn 2009
16
6
22
Thn 2008
7
12
19
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 168
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah 1.
Industri Skala Menegah dan Besar Dari jenis industri untuk kategori usaha skala menengah dan besar diketahui jumlah usaha sebanyak 38 perusahaan. Apabila dirinci berdasarkan jenis industrinya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.17. Jumlah Industri Skala Besar dan Menengah berdasarkan Jenis Industri di Kabupaten Donggala Tahun 2013 Tahun Mulai Operasi
Keterangan Sumber
: :
2010
2011
2012
2013
2 3 4 5 6 7
(2) Penggergajian kayu/ moulding dan komponen bahan bangunan/furniture kayu/ Kayu lapis Garam beryodium Minyak kayu Bahan galian bukan logam Pengolahan serabut kelapa Pengolahan rotan Bahan kosmetika TOTAL
Total Industri
2009
(1) 1
Jenis Industri
2008
No.
(3) 4
(4) 9
(5) 1
(6) -
(7) 2
(7) -
(8) 16
1 1 1 7
3 2 1 1 16
1 2
5 5
4 6
2 2
1 1 16 2 1 1 38
Dinas Kop.UKM.Perindag Kab. Donggala Thn 2013
Jenis industri yang didapati kebanyakan bergerak dibidang usaha kayu (penggergajian kayu, furniture, meubel, bahan bangunan dan kerajinan), bahan galian bukan logam (galian C), pengolahan serabut kelapa dan rotan serta bahan kosmetika. Jumlah perusahaan atau pabrik-pabrik besar yang digolongkan pada industri logam, kimia, semen dan kapur tidak terdapat di Kabupaten Donggala, hanya perusahaan galian C yang dapat dilihat. Sehingga sumber pencemaran (baik itu berupa polusi udara, limbah berbahaya) belum ditemukan secara nyata dari industri atau pabrik besar. 2.
Industri Skala Kecil Dari jenis industri untuk kategori usaha skala menengah dan besar diketahui jumlah usaha sebanyak 106 perusahaan. Apabila dirinci berdasarkan jenis industrinya dapat dilihat pada tabel berikut :
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 169
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
No.
Jenis Industri
2009
2010
2011
2012
2013
Jumlah Industri Skala Kecil berdasarkan Jenis Industri di Kabupaten Donggala Tahun 2013 Tahun Mulai Operasi 2008
Tabel 5.18.
Total
(1) 1
(2) Penggergajian kayu/ moulding dan komponen bahan bangunan/ furniture kayu/ Kayu lapis Es balok Makanan ringan Percetakan dan penerbitan Pengerjaan bahan dari logam Kain tenun ikat Pengolahan garam/ Garam beryodium Bahan pembersih keperluan rumah tangga Catering/Rumah Makan Peternakan Ayam Bengkel Kendaraan Bermotor Bengkel Las Penggilingan Padi Pengawetan Rotan Fotocopy Taylor Industri Kapuk TOTAL
(3) 8
(4) 2
(5) 10
(5) 13
(5) 5
(6) 4
(7) 42
1 1 1
-
-
-
-
1 -
1 2 1
1
1
-
-
-
3
5
-
2 1
-
16 -
2 1
-
20 2
-
-
1
-
-
-
1
-
-
-
-
4 1 1
1 1
4 2 2
12
6
11
2 5 3 39
3 1 9 27
1 11
2 4 1 5 3 9 106
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17
Keterangan Sumber
: :
Dinas Kop.UKM.Perindag Kab. Donggala Thn 2013
Dari jenis industri yang didapati kebanyakan bergerak dibidang usaha kayu (penggergajian kayu, furniture, meubel, bahan bangunan dan kerajinan), pengerjaan bahan dari logam, kain tenun ikat, es balok, makanan ringan, garam beryodium dan bahan pembersih, catering/rumah makan, bengkel kendaraan bermotor/bengkel las, penggilingan padi, pengawetan rotan, fotocopy, taylor dan industry kapuk. Sehingga sumber pencemaran (baik itu berupa polusi udara, limbah berbahaya) belum ditemukan
secara nyata dari industri atau pabrik
besar. Jumlah perusahaan atau pabrik-pabrik besar yang digolongkan pada pabrik penghasil logam tidak terdapat di Kabupaten Donggala, hanya perusahaan galian C saja.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 170
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah 3.
Perkiraan Limbah Cair Dari jenis industri untuk kategori usaha skala menengah dan besar diketahui jumlah usaha sebanyak 106 perusahaan. Apabila dirinci berdasarkan jenis industrinya dapat dilihat pada tabel berikut :
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 171
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
F.
PERTAMBANGAN Sektor merupakan
pertambangan sektor
penggalian
yang
Indikator Pertambangan Kab. Donggala 2013 Potensi bahan tambang yang ada di wilayah Kabupaten adalah ; batu gamping, andesit, lempung dan tanah liat, diorit, trass, emas, batu bara, granit, sirtu dan pasir faldeparku area. Luas areal pertambangan untuk bahan galian C dari 22 perusahaan s.d Tahun 2012 sebesar 361,45 Ha Total produksi pertambangan bahan galian C dari 22 perusahaan s.d Tahun 2012 sebesar 1.505.207 Ton
mengalami
pertumbuhan positif di Kabupaten Donggala. Sektor ini tumbuh sebesar 0,65 persen pada tahun
2010
yang
dipicu
oleh
produksi
subsektor nonmigas jenis Galian C
yang
tersebar di beberapa wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Donggala. Saat ini subsektor migas
masih
dalam
tahap
eksplorasi
di
beberapa wilayah, apabila kedepan potensi migas
dapat
dieksploitasi
maka
sektor
pertambangan dan penggalian akan menjadi salah satu sektor unggulan yang akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi Kabupaten Donggala. Kawasan
pertambangan
adalah
kawasan yang diperuntukkan bagi pertambangan, baik itu wilayah yang sedang maupun yang akan segera dilakukan kegiatan pertambangan.
Kriteria lokasi
pertambangan sesuai dengan yang ditetapkan Departemen Pertambangan, yakni sesuai dengan potensi bahan tambang yang dimiliki. Jenis pertambangan di Kabupaten Donggala adalah : 1. Kawasan pertambangan minyak bumi yang diidentifikasi di Kabupaten Donggala berada di Kecamatan Damsol, Kecamatan Balaesang dan Kecamatan Banawa Selatan. Ketiga titik potensi minyak tersebut terdapat berada di area lepas pantai dan saat ini yang berada dalam status eksploitasi adalah Blok Surumana (Kecamatan Banawa Selatan) 2. Bahan galian B sebagian besar masih dalam proses identifikasi baik jenis maupun volume potensi biji besi yang berada dalam Kecamatan Damsol dan Kecamatan Sojol yang saat ini masih dalam tahap eksploitasi. 3. Logam dan batu bara di Kecamatan Sojol Utara, Kecamatan Sojol, Kecamatan Sirenja,
Kecamatan
Sindue
Tobata,
Kecamatan
Sindue
Tombusabora,
Kecamatan Sindue, Kecamatan Labuan, Kecamatan Tanantovea dan Kecamatan Banawa. Sehingga
luasan
bahan
galian
yang
teridentifikasi
sebagai
kawasan
pertambangan adalah bahan galian C yang telah melakukan eksploitasi.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 172
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Data dan informasi lapangan yang diketahui pada beberapa kawasan pertambangan di wilayah Kabupaten Donggala terdiri dari ; Wilayah Kerja Pertambangan
(WKP)
panas
bumi,
Wilayah
Usaha
Pertambangan
(WUP)
batuan/galian C dan Wilayah Pertambangan (WP) mineral logam dan batubara. Jenis pertambangan yang paling banyak memberikan konstribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah jenis tambang galian C, bahkan menjadi PAD utama Kabupaten Donggala
dalam
memenuhi
permintaan
pasar
baik
lokal maupun
regional
(perdagangan antar pulau/Kalimantan). Besarnya potensi bahan tambang galian C yang ada di Kabupaten Donggala mengingat wilayahnya tersusun oleh variasi batuan beku, sedimen dan metamorf serta bentukan hasil fragmentasi dan transportasi dalam bentuk material lepas pasir, batu dan kerikil. Eksploitasi bahan galian di wilayah Kabupaten Donggala umumnya dilakukan secara terbuka. Bahan galiannya pun masih terbatas pada jenis sirtukil (pasir, batu dan kerikil), yang dilakukan di badan-badan sungai dan lereng-lereng bukit. Di samping itu, juga ada kegiatan penambangan batu karang oleh sebagian masyarakat yang bermukim di sekitar pantai. Kegiatan ini pernah terjadi secara intensif di Kelurahan Labuan Bajo, Desa Tolongano, Desa Tanamea dan Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan. Sekarang, berdasarkan pengamatan lapangan, terjadi secara intensif di beberapa desa di Kecamatan Damsol.
Contoh Area Pertambangan; Loli Oge Kec. Banawa
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 173
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
Contoh Area Pertambangan; Loli Oge Kec. Banawa
Gambar 5.9. Beberapa kondisi pertambangan di Kabupaten Donggala
Dari data Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Donggala menyimpulkan bahwa dari total luas area pertambangan yang ada yaitu sekitar 361,45 Ha, yang berada pada 22 (dua puluh dua) lokasi yang letaknya mulai dari daerah Pantai Barat hingga Banawa, untuk tahun 2010 produksi pertahun mencapai 3
1.393.710 m , tahun 2011 mencapai 1.457.820m
3
dan tahun 2012 mencapai
1.505.207 ton. Adapun
rincian
pertambangan galiannya
berdasarkan
yang
di
produksi jenis
Kabupaten
bahan
Donggala
selama Tahun 2012, jenis bahan galian yang paling
tinggi
adalah
batu
pecah
yang
produksinya mencapai 583.145 ton (38,74 %) sedangkan batu pondasi merupakan jenis bahan galian yang terkecil dimana total produksinya hanya mencapai 12.901 ton (0,86
Indikator Pertambangan Kab. Donggala 2013 Rincian produksi pertambangan Tahun 2012 berdasarkan jenisnya Sirtu 26,73 % Pasir 17,25 % Batu pecah 38,74 % Kerikil 9,59 % Batu pondasi 0,86 % Abu batu 6,84 %
%) saja. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik SE-6. Produksi Pertambangan Berdasarkan Jenis Bahan Galian di Kabupaten Donggala Tahun 2013 9,59 %
0,86 % 6,84 % 26,73 %
Sirtu Pasir Batu Pecah
38,74 %
17,25 %
Kerikil Batu Pondasi Abu Batu
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 174
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Sedangkan rincian produksi pertambangan dari setiap usaha pertambangan yang ada di Kabupaten Donggala selama Tahun 2012 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik SE-6. Jumlah Produksi Dari Masing-masing Usaha Pertambangan di Kabupaten Donggala Tahun 2013 Produksi
CV. Mitra Kaili
3.156
PT. Tuju Wali-wali` PT. Sinar Mutiara Megalithindo
21.950 0
PT. A Rasma Mulia
43.350
CV. Indopal
12.350
CV. Marta Dinata Indah
131.425
PT. Mutiara Alam Perkasa
33.602
CV. Prima Lestari
58.148
PT. Surya Labuan Sari
21.362
CV. Labuan Lelean Ratan
122.838
PT. Labuan Putra Corp
86.746
PT. Joyomi Sinar Labuan
103.753
PT. Sentra Labuan Tegar Mandiri
90.635
PT. Adas Sejahtera
99.188
PT. Palu Rigtom Condev Perkasa CV. Loli Munta
37.451 0
PT. Rahmat Indah
190.993
PT. Balikpapan Ready MIx
124.283
CV. Multi Sari Bumi Tama
107.180
PT. Marales Jaya Sentosa
123.033
CV. Palu Indah Tehnik PT.Bhakti Kencana Mandiri
83.773 9.993
Kabupaten Donggala memiliki kandungan bahan mineral/bahan galian yang cukup melimpah, namun sampai saat ini penelitian terhadap jenis sumber daya mineral/bahan galian masih sangat terbatas sehingga sebagian besar kandungan sumber daya mineral/bahan galian di Kabupaten Donggala belum dapat teridentifikasi baik dari segi wilayah maupun besaran volumenya, padahal sumber daya mineral tersebut memiliki potensi sangat tinggi dalam rangka mewujudkan masyarakat Kabupaten Donggala yang sejahtera dan mandiri. Adapun sumber daya yang dimaksud adalah batubara, emas, granit, diorite dan adesit, pasir feldspar-kuarsa, batu gamping, pospat, lempung dan tanah liat serta energi seperti yang telah diulas pada Bab. II
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 175
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
G.
ENERGI Sejalan
dengan
pesatnya
pembangunan, kebutuhan akan energi juga akan meningkat pula. Sementara cadangan minyak bumi sangat terbatas, maka kita perlu mengadakan penghematan energi dengan jalan
melakukan
diversifikasi
atau
penganekaragaman energi, dengan tujuan untuk
mengurangi
ketergantungan
akan
bahan bakar minyak. Penggunaan bahan bakar dapat menghasilkan polusi udara yang dihasilkan
oleh
emisi
gas
buang
dari
penggunaan bahan bakar tersebut.
polusi
Salah
satu
udara
adalah
sumber akibat
Indikator Energi Kab. Donggala 2013 Jumlah kendaraan terbanyak yakni roda dua sebanyak 1.012 unit Komsumsi bahan bakar untuk sektor industri tahun 2012, untuk jenis solar sebesar 125.000 liter sedangkan untuk jenis minyak tanah sebesar 5.000 liter. Jenis bahan bakar yang dominan dipakai untuk keperluan memasak adalah kayu bakar sebayak 42.609 KK atau sekitar 62,00 %,
pencemaran dari
benda
bergerak yaitu aktifitas unit bermotor dan aktifitas penduduk setempat. Sumber emisi di Kabupaten Donggala yang berasal dari unit bermotor dimana jumlah unit yang wajib uji di Kabupaten Donggala pada tahun 2012 sebanyak 1.585 unit unit yang terdiri dari, 1.352 unit atau 85,30 % yang menggunakan premium dan selebihnya menggunakan bahan bakar solar sebanyak 233 unit atau 14,70 %. Dari pemakaian bahan bakar berdasarkan jenis kendaraan diketahui jenis kendaraan roda dua merupakan jumlah kendaraan yang dominan sebanyak 1.012 unit atau sekitar 63,84 % dari jumlah kendaraan, urutan kedua jumlah kendaraan yang paling banyak adalah bus kecil umum sebanyak 220 unit atau sekitar 13,88 %, yang terdiri dari 202 berbahan bakar premium dan sisanya 18 unit berbahan bakar solar. Sedangkan jumlah kendaran yang paling rendah adalah bus besar pribadi dengan jumlah kendaraan 3 unit atau sekitar 0,19 %, selanjutnya roda tiga dengan jumlah kendaraan 22 unit atau sekitar 1,39 % dari total kendaraan. Secara rinci dapat dilihat pada grafik berikut :
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 176
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
Grafik SP-2. Total Kendaraan Menurut Jenis dan Bahan Bakar di Kabupaten Donggala Tahun 2013 Solar Roda dua
-
Roda tiga
-
Truk kecil Truk besar Bus kecil umum Bus besar umum Bus besar pribadi Penumpang umum Penumpang pribadi
22 77 6 41 2 18
Premium 1.012
202
21 5 3 14 32 59 71 Jumlah Kendaraan
Selain komsumsi bahan bakar dari jenis kendaraan, sektor industri juga merupakan konsumen yang patut diperhitungkan. Berdasarkan data dari Depo PT. Pertamina Kabupaten Donggala tahun 2012 mencatat bahwa, terdapat 8 (delapan) jenis industri yang menggunakan bahan bakar solar dengan total penggunaan 125.000 liter/bulan, dimana penggunanan bahan bakar jenis solar tersebut naik sebesar 5.000 liter dari tahun sebelumnya atau sekitar 8,69 %. Selain itu terdapat 1 (satu) industri yang menggunakan minyak tanah sebanyak 5.000 liter/bln, dimana pemakaian bahan bakarnya sama dengan tahun 2010. Adapun rincian komsumsi bahan bakar dari sektor industri tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 177
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Grafik SP-3. Komsumsi Bahan Bakar Minyak untuk Sektor Industri di Kabupaten Donggala tahun 2013 35.000 30.000
Angka Penjualan
25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 -
Solar
Minyak Tanah
PT. Adas Sejahtera
10.000
-
CV. Adi Rahmat
10.000
-
PT. Cipta Rondi
10.000
-
PT. Palu Ringtom Corp.
15.000
-
Bosowa Resurces
25.000
-
PT. Silkar Nastinaol
30.000
-
PLTD Siboang
25.000
-
-
5.000
PT. Amoesis Kabonga Permai
Selain komsumsi bahan bakar dari jenis kendaraan dan sektor industri. Data dari Depo PT. Pertamina Kabupaten Donggala tahun 2013 juga menyebutkan bahwa, Pembangkit listrik yang berada di wilayah Kota Palu, yaitu PLTD Silae dan PLTU PJPP juga merupakan salah satu konsumen yang menggunakan bahan bakar solar dengan total penggunaan 49.049.098 liter/tahun, disamping penggunanan bahan bakar jenis solar PLN juga menggunakan minyak pelumas. Adapun rincian komsumsi bahan bakar dari Pembangkit listrik tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 178
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Tabel 5.19. Pemakaian Bahan Bakar dan Minyak Pelumas Menurut Unit PLN Pemakaian (liter) Pembangkit No. Unit PLN Tenaga Bahan Minyak Listrik bakar pelumas 1 PLTD Silae*) Diesel 49.049.098 175.139 2 PLTU PJPP PLTU Donggala Labuan Toaya Tompe Kulawi Tambu Sabang 3 Sistem Palu diluar PLTD Silae Wuasa PLTD Wuasa 377.204 1.803 Bariri PLTD Bariri 38.695 528 Siboang PLTD Siboang 329.735 2.022 Total 2012 49.794.732 179.492 2011 47.792.345 110.560 2010 44.878.033 231.595 Keterangan
:
Sumber
:
*) PLTD Silae, melayani sistem kelistrikan Kota Palu, Kab. Donggala dan Kab. Sigi PLN Wilayah VII Cabang Palu, Thn 2013
Sedangkan untuk sektor rumah tangga, berdasarkan data dari BPS Kabupaten Donggala pada tahun 2012, rincian jumlah jenis pemakaian bahan bakar untuk kegiatan memasak mencatat bahwa kayu bakar merupakan jenis yang masih dominan digunakan, dimana jumlah mencapai 42.609 KK atau sekitar 62,00 %, urutan kedua adalah jenis bahan bakar arang atau briket yakni sebanyak 20.951 KK atau sekitar 18,11 % dan selanjutnya adalah minyak tanah yakni sebanyak 6.016 KK atau sekitar 17,84 %. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan konversi minyak tanah ke gas, dengan tujuan untuk menghemat pengeluaran publik dan sekaligus mengurangi tingkat polusi. Di kawasan Sulawesi Tengah, konversi ke Gas LPG masih dalam tahap pendistribusian. Namun untuk saat ini jenis bahan bakar LPG atau Listrik di Kabupaten Donggala merupakan jumlah pemakai terkecil, dimana jumlahnya mencapai 1.062 KK saja atau sekitar 0,963 %. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah :
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 179
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
Grafik SP-4. Jumlah Rumah Tangga Menurut Penggunaan Bahan Bakar Untuk Memasak di Kabupaten Donggala Tahun 2013 0,96 %
0,19 %
LPG/Listrik
17,84 %
Minyak Tanah Arang/Briket
18,11 % 62,00 %
Kayu Bakar Lainnya
Bila dicermati pemakaian bahan bakar untuk rumah tangga selama 3 tahun terakhir, untuk pemakaian minyak tanah pada tahun 2011 sebanyak 12.533 KK dan pada tahun 2012 jumlahnya berkurang drastic hanya 6.016 KK atau turun sebanyak 52,00 %. Demikian juga sebaliknya, untuk pemakaian LPG/Listrik pada tahun 2012 sebanyak 1.062 KK. Jumlah tersebut naik drastic dari tahun sebelumnya hanya 674 KK atau naik sekitar 57,57 %. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik dibawah..
Jumlah KK
Grafik SP-4. Komsumsi Bahan Bakar Untuk Keperluan Rumah Tangga Selama 3 Tahun terakhir 50.000 45.000 40.000 35.000 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 -
LPG/Listri k
Minyak Tanah
Arang/Bri ket
Kayu Bakar
Lainnya
2012
1.062
6.016
20.951
42.609
142
2011
674
12533
12723
44189
133
2010
368
6778
16449
45384
542
Selain yang telah diulas diatas, sumber daya panas bumi, energi surya, energi air, energi angin merupakan alternatif dalam rangka diversifikasi energi. Untuk menjamin kelangsungan penyediaan energi bagi kelancaran pertumbuhan sosial ekonomi perlu diketahui potensi, lokasi penyebaran dan rencana pemanfaatannya. Pengembangan panas bumi saat ini telah selesai dari tahap survey awal dan telah dipersiapkan untuk eksplorasi. Target perolehan tenaga diperkirakan 20 MW.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 180
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Penggunaan panas bumi secara tidak langsung, yang akan diubah dari tenaga uap panas bumi menjadi tenaga mekanik dan selanjutnya sebagai tenaga listrik. Sedangkan penggunaan langsung dipersiapkan untuk kebutuhan industri rumah tangga, pengeringan kopra, pemanas, dan sebagainya. Kawasan panas bumi saat ini yang dipersiapkan untuk eksplorasi adalah kawasan panas bumi Marana sekitar 48.000 ha. Yang mencakup 3 wilayah Kecamatan Eksplorasi yaitu Labuan, Sindue, dan Tombusabora. Listrik merupakan utilitas yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kabupaten Donggala dimasa kini dan akan datang.
Hingga tahun 2009 energi listrik di
Kabupaten Donggala sebagian besar masih disuplay dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Silae yang berada di Kota Palu. Menurut data Biro Pusat Statistik, jumlah pelanggan sampai dengan tahun 2012 sebanyak 44.289 pelanggan yang tersebar disebagian besar desa di Kabupaten Donggala. Jumlah tenaga listrik yang terpakai/terjual pada Tahun 2012 sebanyak 28.014.638 KwH dengan nilai terjual sebesar 17.011.687.000 milyar rupiah. Selain energi listrik yang berasal dari PLN, Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala juga telah berupaya memenuhi kebutuhan listrik masyarakat yang berada di desa-desa terpencil yang belum terjangkau dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) seperti di Kecamatan Pinembani (seluruh desanya belum terjangkau listrik PLN) dan sebagian desa-desa yang berada di Kecamatan Rio Pakava, Banawa Selatan dan Balaesang. Guna pengembangan jaringan energi di Kabupaten Donggala kedepan terkait dengan kelangkaan energi, salah prospek yang penting adalah memanfaatkan potensi yang ada yakni memanfaatkan sumberdaya air sungai dan air terjun sebagai sumber energi. Beberapa sungai, air terjun dan panas bumi yang telah dilakukan study kelayakan atau tahap konstruksi adalah : 1) Sungai di Desa Bale Kecamatan Tanantovea (tahap feasibility study) 2) Sungai di Desa Ogoamas II Kecamtan Sojol Utara (tahap feasibility study) 3) Sungai di Desa Ogoamas I Kecamtan Sojol Utara (tahap feasibility study) 4) Sungai di Desa Rerang Kecamtan Damsol (tahap feasibility study) 5) Sungai di Desa Bou Kecamtan Sojol (tahap konstruksi) 6) Sungai di Desa Balukang Kecamtan Sojol (tahap konstruksi) 7) Desa Sipeso Kecamtan Sindue Tobata (air terjun) 8) Desa Mapane-Tambu Kecamatan Balaesang (panas bumi) 9) Desa Lompio Kecamtan Sirenja (panas bumi) 10) Desa Marana Kecamtan Sindue (panas bumi) Dalam rangka pemerataan pembangunan, maka penerangan ke wilayah yang terisolasi atau wilayah yang belum dapat terjangkau kebutuhan akan listrik harus dilakukan melalui pengembangan jaringan baru. Maka diharapkan agar jaringan prasarana energi listrik akan mampu sudah dapat memenuhi kebutuhan akan energi
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 181
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah listrik di wilayah Kabupaten Donggala. Dan untuk mengoptimalkan pelayanan energi listrik pada masa yang akan datang. Tabel 5.20. Data Sebaran Energi Listrik di Kabupaten Donggala
2
Pinembani
3
Banawa
4
Banawa Selatan
(3) Towiora Minti Makmur Polanto Jaya Tinauka Lalundu Polando Jaya Rio Mukti Pantolobete Bonemarawa Pakava Ngovi Bukit Indah Mbulawa Palintuma Gimpubia Bambakanini Dangaraa Tamodo Bambakaenu Loli Oge Loli Tasiuri Kabonga Besar Ganti Gunung bale Kabonga kecil Tanjung batu Boya Labuan bajo Boneoge Loli pesua Loli dondo Loli saluran Mbuwu Salumpaku Watatu Surumana Lalombi Bambarimi Tanahmea Salungkaenu Lumbumamara Tolongano Tosale Lumbu Tarombo Malino
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
PANAS BUMI
(2) Rio Pakava
DESA
PLTMH
(1) 1
KECAMATAN
PLTS
No.
PLN
JENIS PEMBANGKIT LISTRIK KET.
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
√
32 unit
√
95 unit
√ √ √ √ √
100 unit
√
64 unit
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
V - 182
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
5
Banawa Tengah
6
Labuan
7
Tanantovea
8
Sindue
9
Sindue Tombusabora
10
Sinduae Tobata
11
Sirenja
Ongulara Lumbulama Powelua Lumbudolo Salubomba Towale Limboro Kola-Kola Mekar Baru Labuan Lelea Labuan Kungguma Labuan Panima Labuan Labuan Toposo Bale
√ √
Guntarano Nupa Bomba Wombo Wani I Wani II Wombo Panau Wombo Kalonggo Dalaka Lero Toaya Sumari Taripa Masaingi Marana
√ √ √ √ √ √ √
Enu Lero Tatari Toaya Vunta Kumbasa Amal Tibo Saloya Kaliburu Batusuya Batusua Go’o Tamarenja Oti Alindau Sikara Tobata Sipeso Ombo Tondo s Jono oge Dampal Sipi Tanjung padang Balentuma Sibado Tompe
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
82 unit
Potensial PLTMH
Potensial panas bumi
V - 183
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
12
Balaesang
13
Balaesang Tanjung
14
Damsol
15
16
Sojol
Sojol Utara
Keterangan Sumber
: :
Lompio
√
Lende Lende tovea UPT Meva Lombonga Labean Meli Tambu Siweli Sibualong Sibayu Palau Malino Mapane Tambu
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tovia Tambu Walandano Malei Kamonji Ketong Rano B Pomolulu Manimbaya Kambayang Budi Mukti Talaga Sabang Sioyong Karya Mukti Panii Ponggerang Malonas Rerang
√ √ √ √
Lemba Mukti Parisan Agung UPT Bayang Pangalasiang Bukit Harapan Tonggolobibi Simalili Siboang Siwalempu Balukang Bou Balukang II Pesik Lenju Ogoamas II
√ √ √
Ogoamas I
√
Potensial panas bumi
√
35 unit
√ √
Potensial panas bumi
√
30 unit
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Potensial PLTMH
√
150 unit
√ √ √ √
√ √ √
√
15 unit Potensial panas bumi Potensial panas bumi
RTRW Kabupaten Donggala 2011-2031
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 184
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
H.
TRANSPORTASI Transportasi merupakan sarana untuk memudahkan akses manusia dalam melakukan kegiatan. Jenis transportasi yang ada di Kabupaten Donggala meliputi : 1. Sarana Transpotasi Darat Terminal dari
pergerakan
merupakan transportasi
simbol suatu
wilayah yang berfungsi sebagai tempat persinggahan unit/angkutan umum yang juga mengatur pergerakan orang dan barang. Sampai dengan tahun 2012 di Kabupaten Donggala telah beroperasi 5
Indikator Transpotasi Kab. Donggala 2013 Sarana terminal kendaraan penumpang umum yang ada yakni Terminal Banawa Terminal watatu Terminal Labuan Terminal Sioyong Terminal Ogoamas
(lima) unit terminal yang berfungsi untuk melayani
dan
mengkoordinir
arus
penumpang dan barang antar wilayah, yang terdiri dari ; terminal Watatu, terminal Banawa, terminal Labuan, terminal Ogoamas dan terminal Sioyong.
Gambar 5.10. Sarana terminal angkutan darat di Kota Donggala
Fasilitas terminal yang ada di Kabupaten Donggala meliputi rute sebagai berikut : 1.
Terminal Banawa di Kecamatan Banawa meliputi trayek Malonda Surumana, Malonda - Loli, Malonda - Lalundu;
2.
Terminal Watatu di Kecamatan Banawa Selatan meliputi trayek Surumana Malonda;
3.
Terminal Labuan di Kecamatan Labuan meliputi trayek Labuan - Sioyong, Labuan - Tambu, Labuan - Balukang, Labuan - Ogoamas, Labuan Siboang, Labuan - Tompe - Toaya;
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 185
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah 4.
Terminal Sioyong di Kecamatan Damsol meliputi trayek Sioyong Karyamukti, Sioyong - Buktimukti;
5.
Terminal Ogoamas di Kecamatan Sojol Utara meliputi trayek Ogoamas Labuan, Ogoamas - Bangkir, Tambu - Kasimbar.
Garfik SP-5. Jumlah dan Luas Kawasan Sarana Terminal Kendaraan Penumpang (Type C) di Kabupaten Donggala Tahun 2013 Ogoamas Sioyong Labuan Watatu Banawa 0
Luas (Ha)
0,1
0,2
0,3
0,4
Banawa
Watatu
Labuan
Sioyong
Ogoamas
0,35
0,35
0,15
0,28
0,3
Selain itu Pemerintah Daerah juga telah mengoperasikan 5 (lima) Pos Pengawasan yang berfungsi sebagai pengawasan dan pemeriksaan unit lalu lintas, arus penumpang dan barang yang melewati wilayah-wilayah perbatasan. Ke 5 pos pengawasan tersebut terbagi di daerah ; Dusun Karumba, Desa Wani, Pasar Malonda, Desa Tambu dan Desa Loli Oge.
2. Sarana Transportasi Laut. Sistem transportasi wilayah di Kabupaten
Donggala
sangat
terkait
dengan hirarki kota yang mendukung hubungan
inter-regional
dan
intra-
regional. Berdasarkan letak geografisnya hubungan
inter-regional
berkaitan
Indikator Transpotasi Kab. Donggala 2013 Sarana Pelabuhan Laut tahun 2012, yakni : Pelabuhan Donggala Pelabuhan Wani Pelabuhan Ogoamas
dengan sarana transportasi laut. Keberadaan pelabuhan laut baik pelabuhan rakyat maupun pelabuhan nusantara dan pelabuhan feri, memegang peranan penting dalam melayani mobilitas penumpang dan barang, yang keluar masuk dalam wilayah Kabupaten Donggala. Di Kabupaten Donggala saat ini terdapat 3 (tiga) pelabuhan umum namun dengan skala pelayanan yang terbatas pada pelabuhan penyeberangan dan pelabuhan barang. Peran dan fungsi pelabuhan saat ini lebih cenderung untuk melayani kebutuhan eksport hasil bumi (baik berupa hasil pertanian dan hasil tambang/sirtu) sementara itu pelabuhan komersil sekarang diarahkan ke
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 186
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah pelabuhan Wani dan pelabuhan Ogoamas yang menghubungkan kota-kota di semenanjung Selat Makassar seperti Toli-toli dan Buol. Sementara Pelabuhan Donggala sendiri sebagai sentra ibukota Kabupaten sendiri tidak berfungsi lagi mengingat kondisinya yang tidak lagi memenuhi syarat untuk dioperasikan, untuk saat ini hanya dipergunakan untuk pelabuhan alih muat barang,
Gambar 5.11. Pelabuhan Wani di waktu matahari terbit
Perkembangan Perdagangan Antar Pulau di Kabupaten Donggala yang terdiri dari beberapa jenis komoditi, mulai dari hasil pertanian dan olahannya, bahan makanan, hasil hutan, hasil laut, pada Tahun 2012 dapat dilihat pada table berikut dibawah. Kegiatan bongkar muat barang pada pelabuhan Wani menunjukkan aktifitas yang menggembirakan, dimana bongkar barang pada Tahun 2012 sebesar 195.474 ton sedangkan muat barang sebesar 853.894 ton. Tabel 5.21. Aktifitas Bongkar Muat di Pelabuhan di Kabupaten Donggala No. (1) 1 2 3
Nama Pelabuhan
Aktifitas Bongkar (ton) Muat (ton)
(2) Pelabuhan Ogoamas Pelabuhan Wani Pelabuhan Donggala TOTAL
Keterangan Sumber
: :
(3) 125 195.474 38.185 233.784
(24) 860.341 853.894 8.064 1.722.299
Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala 2013
Disamping pelabuhan umum itu, di Kabupaten Donggala juga terdapat pelabuhan khusus yakni pelabuhan angkutan hasil tambang bahan galian C yang berada di Kabonga dan alih muat peti kemas.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 187
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah 3. Perkiraan Volume Limbah Padat Dari seluruh rangkaian kegiatan yang
terjadi
baik
itu
di
Terminal
Angkutan Umum, Pelabuhan Laut akan selalu menghasilkan limbah cair dan padat. Limbah padat yang diproduksi setiap harinya secara langsung akan mudah dilihat sebagai sebuah tekanan terhadap
lingkungan.
Kemampuan
Potensi Limbah Kab. Donggala 2013 Perkiraan volume limbah padat tahun 2012, sebesar 179,38 m3/hari yang terdiri sarana terminal angkutan darat sebesar 125,00 m3/hari dan dari pelabuhan laut sebesar 54,38 m3/hari
lingkungan untuk menguraikan limbahlimbah padat sangatlah kurang terutama jika limbah padat tersebut bersifat anorganik seperti plastik, logam, karet dan benda-benda anorganik lainnya. Limbah padat akan semakin bertambah volumenya. Sedangkan kemampuan lingkungan untuk mengurai limbah padat tidak akan sebanding dengan laju produksi limbah padat tersebut. Berdasarkan data dari dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Donggala untuk pelabuhan sekitar 1.000 orang/hari, dan rata penumpang naik dan turun di lima terminal yang ada di Kabupaten Donggala mencapai 435 orang/hr. Apabila diasumsikan para penumpang tersebut menghasilkan limbah padat per orang setiap harinya sekitar 0,125 m3/hr, maka dapat diketahui limbah padat yang dihasilkan sebesar 179,38 m3/hari, yang terdiri dari sarana transportasi terminal angkutan umum dengan limbah padat sekitar 125 m3/hari atau sekitar 69,69 % dan pelabuhan laut sekitar 54,38 m3/hari atau sekitar 30,31 %. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik SP-5. Perkiraan Volume Limbah Padat dari Sarana transportasi di Kabupaten Donggala Tahun 2013
Terminal Angkutan Umum
30,31 %
69,69 %
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
Pelabuhan Laut
V - 188
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
I.
PARIWISATA Kawasan pariwisata diperuntukkan bagi kawasan pariwisata dengan kriteria memiliki obyek keindahan alam, kebudayaan dan peninggalan sejarah dan keunikan alami sebagai suaka alam. 1. Potensi Wisata Kawasan wisata di Kabupaten Donggala dapat digolongkan sebagai kawasan wisata alam karena sebagian besar
obyek/daya
memanfaatkan
tarik
wisata
sumberdaya
alam
sebagai obyek utamanya, seperti ; kawasan
wisata
kawasan
wisata
pantai
dan
danau,
laut,
Indikator Pariwisata Kab. Donggala 2013 Obyek wisata di Kabupaten Donggala sampai dengan Tahun 2012 sebanyak 28 buah, yang terdiri dari wisata bahari 10 buah, wisata alam 16 buah dan wisata danau 2 buah.
kawasan
wisata permandian, kawasan wisata pegunungan/pulau. Kawasan wisata tersebut tersebar hampir di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Donggala karena kondisi alam yang masih tergolong baik sehingga berpotensi sebagai Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW)
7 6 5 4 3 2 1 -
Wisata Bahari Rio Pakava Pinembani Banawa Banawa Selatan Banawa Tengah Labuan Tanantovea Sindue Sindue Taombusabura Sindue Tobata Sirenja Balaesang Balaesang Tanjung Damsol Sojol Sojol Utara
Jumlah Obyek
Grafik SE-24. Jumlah Obyek Wisata Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Donggala Tahun 2012
Wisata Alam Wisata Danau
Kecamatan
Data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Donggala tahun 2012 menyebutkan, jumlah obyek wisata yang ada di dalam wilayah Kabupaten Donggala tercatat 28 lokasi, obyek tersebut terdiri dari 10 obyek wisata bahari, 16 obyek wisata alam (permandian air terjun/panorama alam pegunungan/pulau wisata), 2 obyek wisata danau.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 189
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Berikut ini beberapa gambaran obyek wisata yang ada : 1) Tanjung Karang Pantai Tanjung Karang terletak 34 Km dari Kota Palu, terdapat di Kabupaten Donggala. Pantai ini memiliki pasir putih dan alam bawah laut yang indah. Perjalanan menuju Tanjung Karang ditempuh dengan mobil dari Palu. Alam bawah laut Tanjung Karang dihuni ikan endemik dan terumbu karang yang berwarna warni. Kehidupan alam bawah laut sangat dikagumi para wisatawan. Kegiatan menyelam dapat dilakukan pada siang hari maupun malam hari. Sepanjang perjalanan menuju Tanjung Karang, kita dapat menyaksikan birunya air laut dan pemandangan pegunungan. Untuk mencapai
Pantai
Tanjung
Karang,
pengunjung
harus
melanjutkan
perjalanan sekitar 3 Km lagi. Dari jalur menuju pantai Tanjung Karang, pengunjung akan dapat melihat pemandangan Kota Donggala, lengkap dengan suasana pelabuhannya. Pantai Tanjung Karang yang putih sangat cocok untuk mandi dan berjemur. Pengunjung juga dapat melakukan snorkeling dan diving, untuk ini pengunjung dapat menyewa peralatan yang telah tersedia ditempat .
Gambar 5.12. Obyek Wisata Tanjung Karang di Kec. Banawa
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 190
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah 2) Pusentasi (Pusat Laut) Lokasi wisata Pusat laut (Pusentasi). Pusentasi adalah tempat dimana terdapat sumur besar tak jauh dari pantai dan berair asin, terlihat juga banyak ikan laut jika kita melongok ke dalam lubang sumur yang berdiameter sekitar 7 meter ini. Untuk mencapai lokasi ini, kita harus melanjutkan perjalanan kurang lebih 12 Km dari Kota Donggala, atau sekitar 47 Km dari Kota Palu. Pusentasi terdapat di Desa Towale, Kabupaten Donggala ± 12 Km dari Kota Palu. Kata Pusentasi berarti pusar air laut atau sumur laut. Sumur air laut terletak di daratan tapi airnya terasa asin. Kawasan ini dikenal sebagai obyek wisata alam. Di sekitar obyek wisata pusentasi dapat disaksikan para perajin menenun Sarung Donggala Selain melihat sumur Pusentasi yang memiliki goa bawah tanah yang menghubungkannya
dengan
lautan,
tepat
disebelah
sumur
adalah
hamparan pantai yang berpasir putih dan bersih. Walau tidak luas, pantai di Pusentasi sangat landai dan tidak dalam,
Gambar 5.13. Obyek Wisata Pusentasi di Kec. Banawa
3) Loli Indah Taman rekreasi Loli Indah pernah mencapai kejayaannya tahun 1980-an hingga akhir 1990-an. Tahun itu, Loli Indah adalah satu-satunya taman rekreasi pertama yang menyediakan kolam renang di Palu. Era tahun 2000-an belasan kolam renang telah hadir, tetapi Loli Indah masih tetap menjadi primadona dengan dukungan alamnya yang khas. Kiri-kanan dan belakang Loli Indah dikelilingi bukit. Di depannya terdapat pemandangan hamparan laut. Namun kini terhalang oleh bangunan rumah penduduk yang kian padat. Anda bisa menikmati keindahan laut, jika sedikit mengambil posisi bagian barat dari lokasi ini. Suara jengkrik melengking bak di hutan belantara menjadi satu ciri khas dari sekian banyak keindahan Loli Indah. Pepohonan yang rimbun
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 191
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah masih memberi kesejukan bagi pengunjung. Ada pohon kamboja, akasia, mangga, dan ketapang sebagai tempat bernaung dan parkiran unit tanpa pungutan retribusi. Pepohonan itu sekaligus penyejuk belasan rumah panggung ukuran 2 x 2 meter. Rumah-rumah berdinding setengah dada itu disewa hanya Rp 5.000 sekali pakai. Cocok untuk keluarga menikmati hari-hari libur. Di sana tersedia aliran listrik, bisa membawa alat elektronik seperti laptop atau radio. Cafe berbaring Anda bisa menyeburkan diri ke dalam kolam renang. “Air dari gunung masuk ke kolam menggunakan pipa. Kolam selalu kami bersihkan dengan alat khusus sehingga kesehatannya terjamin,”
Gambar 5.14. Obyek Wisata Loli Indah di Kec. Banawa
4) Pulau Pasoso Kecamatan Balaesang memiliki potensi ekowisata bahari yang sangat besar. Kawasan pulau Pasoso merupakan pulau kecil seluas 10 ha yang dikelilingi oleh paparan laut dangkal, pantai pasir putih dan memiliki berbagai ragam terumbu karang.
Secara administratif, kawasan ini
merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Balaesang.
Gambar 5.15. Obyek Wisata Pulau Pasoso di Kec. Balaesang
Berdasarkan hasil penelitian YACL (2004) bahwa kegiatan wisata seperti scuba sangat cocok di wilayah perairan Balaesang karena keindahan bawah laut yang masih baik misalnya terumbu karang dan biota laut lainnya. Selain memiliki keindahan alam laut.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 192
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Pulau Pasoso juga merupakan salah satu habitat penting bagi hewan endemik di dunia yaitu penyu hijau ((Chelonia mydas) yang berada di Kabupaten Donggala dan telah ditetapkan sebagai kawasan suaka margasatwa pada tahun 1989, dengan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Sulawesi Tengah. Masalah yang harus ditangani bagi pengembangan Kecamatan Balaesang sebagai daerah tujuan wisata ialah transportasi dan ketersediaan air.
Pada umumnya kondisi jalan menuju ke desa-desa di wilayah
Kecamatan Balesang dalam keadaan rusak berat. Masalah lain yang harus diantisipasi ialah ketersediaan air bersih. Pada umumnya wilayah pesisir Kecamatan Balaesang termasuk Pulau Pasoso merupakan wilayah yang tergolong krisis air bersih.
Berdasarkan hasil wawancara dengan
masyarakat di Desa Mapaga bahwa kesulitan air bersih ini sudah berlangsung lama. Bahkan hingga kini Desa Mapaga yang memiliki kurang lebih 200 Kepala Keluarga hanya bergantung kepada dua mata air yang fluktuasi debitnya tinggi pada saat musim hujan.
Gambar 5.16. Budidaya Penyu Hijau di Pulau Pasoso
5) Titik Khatulistiwa Disamping kawasan hutan tropis dan Danau Rano serta kawasan hutan mangrove di sepanjang pesisir pantai.
Keindahan alam lain yaitu
hamparan pasir putih yang sangat indah di sepanjang pesisir pantai baik di bagian teluk Balaesang maupun di bagian timur wilayah Kecamatan tersebut. Hal lain yang menjadi kekuatan wisata ialah letak wilayah ini yang tepat berada di garis Khatulistiwa. (0°LU dan 0°LS)
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 193
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
Gambar 5.17. Obyek Wisata Garis Khatulistiwa di Tambu Kec. Balaesang
6) Danau Rano Kecamatan Balaesang juga memiliki potensi wisata di wilayah daratan yang sangat besar misalnya kawasan hutan tropis dan Danau Rano serta kawasan hutan mangrove di sepanjang pesisir pantai. Namun sangat disayangkan bahwa dari 136 ha mangrove yang ada 74 ha telah mengalami kerusakan, yaitu di Desa Lombonga, Walandano, Malei, Ketong dan Sibayu.
Gambar 5.18. Obyek Wisata Danau Rano di Kec. Balaesang
7) Danau Talaga Di sekitar Danau Talaga ditemukan berbagai flora dan fauna yang endemik serta vegetasi tanaman durian yang langka. Selanjutnya populasi durian ini tidak banyak hingga dikhawatirkan bisa punah jika tidak dilestarikan. Karena populasinya yang sedikit maka setiap musim berbuah, durian yang disebut masyarakat setempat sebagai “Durian Blek” ini hanya habis terjual di sekitar kawasan Desa Sabang dan tidak terjual di ke Kota Palu.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 194
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
Gambar 5.19. Obyek Wisata Danau Talaga di Kec. Damsol
Selain itu, di sekitar Danau Talaga juga ditemukan obyek wisata berupa gua yang banyak dihinggapi kelelawar sehingga disebut gua kelelawar. Namun sayang obyek ini kurang diperhatikan oleh Pemerintah setempat sehingga keadaannya terkesan apa adanya saja.
Gambar 5.20. Gua kelelawar di sekitar Obyek Wisata Danau Talaga
Di kawasan hutan tropis sekitar Danau Talaga ditemukan berbagai flora yang endemik serta vegetasi tanaman yang langka.
Diantaranya
adalah Pohon Kaili, bunga kantong semar dan durian langka. Selanjutnya populasinya tidak banyak lagi ditemukan, sehingga dikhawatirkan bisa punah jika tidak dilestarikan.
Pohon Kaili
Kantong Semar
Gambar 5.21. Vegetasi Endemik di sekitar Kawasan Hutan Danau Talaga
Namun, mengembangkan
masalah
yang
dihadapi
Pemerintah
Daerah
dalam
obyek dan daya tarik wisata tersebut agar dapat
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 195
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah memberikan nilai konstribusi terhadap daerah sehubungan dengan aset pariwisata adalah : a) Upaya pengenalan (promosi) obyek wisata harus ditingkatkan terutama dengan menggunakan teknologi internet. b) Pembangunan sarana dan prasarana pendukung terutama transportasi ke lokasi tujuan wisata perlu ditingkatkan. c) Pelibatan masyarakat dalam kegiatan keparawisataan perlu lebih digalakkan. d) Pengembangan parawisata yang berbasis lingkungan perlu ditumbuh kembangkan karena Kabupaten Donggala memiliki potensi alam yang sangat besar. Obyek
wisata lain
yang perlu mendapat perhatian adalah,
pembuatan Sarung Donggala. Karena Kabupaten Donggala merupakan salah satu Kabupaten di Sulawesi Tengah yang memiliki sarung khas. Permintaan Sarung Donggala setiap tahun terus mengalami peningkatan. Walaupun sampai saat ini pembuatannya masih secara manual atau dengan alat tradisonal sehingga memerlukan waktu yang relatif lebih lama.
Gambar 5.22. Sarung Donggala
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 196
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah 2. Sarana Hotel/Penginapan Dunia pariwisata tidak akan terpisahkan dengan usaha perhotelan. Namun dari data yang ada di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Donggala, tercatat yang ada hanya berupa sarana penginapan saja. Sedangkan untuk sarana kelengkapan akomodasinya dalam hal ini penginapan, jumlah kamar hanya berkisar 7 sampai dengan 25 kamar dengan potensi jumlah pengunjung sebanyak 1.842 orang. Sarana penginapan yang ada, diketahui yang hanya berada pada obyek wisata yang berada di Ibukota Kabupaten saja, selebihnya yang di Kecamatan lain tidak diketahui.
3. Perkiraan Volume Limbah Padat Dari seluruh rangkaian kegiatan pariwisata yang ada baik itu obyek wisata bahari, wisata alam dan wisata danau juga akan menghasilkan limbah cair dan padat. Limbah padat yang diproduksi
setiap
harinya
Potensi Limbah Kab. Donggala 2013 Perkiraan volume limbah padat tahun 2012 dari obyek wisata sebesar 230,25 m3/hari
secara
langsung akan mudah dilihat sebagai sebuah
tekanan
terhadap
lingkungan.
Kemampuan
lingkungan
untuk
menguraikan limbah-limbah padat sangatlah kurang terutama jika limbah padat tersebut bersifat anorganik seperti plastik, logam, karet dan benda-benda anorganik lainnya. Limbah padat akan semakin bertambah volumenya. Sedangkan kemampuan lingkungan untuk mengurai limbah padat tidak akan sebanding dengan laju produksi limbah padat tersebut. Produksi limbah padat yang didapatkan belum cukup detail, karena data yang diperoleh hanya potensi pengunjung yang tercatat obyek wisata yang berada di Ibukota Kabupaten yakni sebesar 1.842 orang sesuai data dari dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Donggala. Apabila diasumsikan para penumpang tersebut menghasilkan limbah padat per orang setiap harinya 3
sekitar 0,125 m /hr, maka dapat diketahui limbah padat yang dihasilkan dari 3
obyek wisata sekitar 230,25 m /hari. Dari data perhitungan perkiraan volume limbah padat tersebut, diketahui obyek wisata pusat laut (pusentasi) merupakan obyek wisata dengan penghasil limbah yang paling tinggi yakni sekitar 81,25 3
m /hr dan Harmony merupakan obyek penghasil limbah terendah yakni sekitar 3
10,00 m /hr. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik berikut :
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 197
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Grafik SP-6. Perkiraan Volume Limbah Padat dari Obyek Wisata di Kabupaten Donggala Tahun 2013 12,25 m3/hr 10,00 m3/hr
11,75 m3/hr
52,50 m3/hr
Prince Jhon Harmony
62,50 m3/hr
Toverage 81,25 m3/hr
Pusentasi (Pusat Laut) Tanjung Karang Boneoge
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 198
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah
J.
LIMBAH B3 Pembangunan di bidang industri tersebut di satu pihak akan menghasilkan barang yang bermanfaat bagi kesejahteraan hidup rakyat dan di lain pihak industri itu juga akan menghasilkan limbah. Diantara lain limbah yang dihasilkan oleh kegiatan industri tersebut terdapat limbah bahan berbahaya beracun (B3). Limbah B3 yang dibuang langsung ke dalam lingkungan dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya. Mengingat resiko tersebut, perlu diupayakan agar setiap kegiatan industri dapat menghasilkan limbah B3 seminimal mungkin dan mencegah masuknya limbah B3 dari luar wilayah Indonesia. Berdasarkan PP No. 18 Tahun 1999, Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau
jumlahnya,
mencemarkan
baik
dan/atau
secara
langsung
merusakkan
maupun
lingkungan
tidak
hidup,
langsung,
dapat
dan/atau
dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain; Limbah B3 dapat diidentifikasi menurut sumbernya,meliputi : a. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik; b. Limbah B3 dari sumber spesifik; c.
Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
1. Kegiatan Penghasil Limbah B3 Secara Umum dalam lingkup wilayah Kabupaten Donggala, jenis industri/usaha/kegiatan yang
teridentifikasi mempunyai potensi menghasilkan
limbah B3 adalah kegiatan pertambangan bahan galian C, usaha kayu, kain tenun ikat, bahan pembersih keperluan rumah tangga, kosmetika, pelayanan kesehatan, perbengkelan/pemeliharaan unit dan fotocopy. Namun data mengenai volume limbah yang dihasilkan datanya tidak tersedia, sebagai gambaran dapat dilihat pada tabel berikut.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 199
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah Tabel 5.22. Identifikasi Jenis Kegiatan/Usaha Penghasil Limbah B3 di Kabupaten Donggala tahun 2013
No.
Jenis Kegiatan/Usaha
Limbah B3
Jumlah Kegiatan/Usaha (3)
Sumber Pencemar (4)
(1)
(2)
1
Pertambangan bahan galian C
22 Usaha
2
58 Usaha
3
Penggergajian kayu, moulding dan komponen bahan bangunan, meubel atau furniture dari kayu, kayu lapis Kain tenun ikat
4
Percetakan dan penerbitan
1 Usaha
5
RSU Kabelotapura
1 Usaha
20 Usaha
6
Fotocopy
5 Usaha
7
Bengkel pemeliharaan unit
2 Usaha
Keterangan Sumber
: :
Kegiatan operasional pertambangan Wadah penyimpanan oli Kegiatan operasional Sawmil Wadah penyimpanan oli MFDP Cat (termasuk vernish, politur dan pelapis lain) Proses finishing Proses drying kain MFDP Tinta Kegiatan pencetakan dan pewarnaan Seluruh rangkaiajn kegiatan RS dan Laboratorium klinis
NFDP Tuner Pemeliharaan peralatan Oli bekas Limbah Cat Asam Batere/aki bekas
BLHD Kab. Donggala Thn 2013
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 200
Uraian Jenis Limbah (5)
Oli bekas operasional kegiatan
Oli bekas operasional kegiatan Sludge cat Sludge dari proses fasilitas penyimpanan Pelarut bekas Pelarut bekas Sludge dari proses cleaning Kemasan bekas tinta Residu pencetakan dan pewarnaan Pelarut bekas Limbah klinis produk farmasi kadaluarsa, peralatan laboratorium terkontaminasi, kemasan produk farmasi, limbah laboratorium, residu dari proses insinerasi Tuner bekas
Limbah oli bekas Pelarut yang mudah terbakar Asam Logam berat
Ket. (6)
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah 2. Izin Penyimpanan Sementara, Pengelolaan dan Pengangkutan Limbah B3 Setiap orang atau badan usaha yang menghasilkan limbah B3 wajib mengolah limbah B3 yang dihasilkannya sesuai dengan teknologi yang ada dan jika tidak mampu diolah di dalam negeri dapat diekspor ke negara lain yang memiliki teknologi pengolahan limbah B3, atau paling tidak kalau tidak mampu untuk diolah atau volume limbah yang dihasilkan kurang dari 50 kg/hari sebaiknya disimpan dulu paling lama 90 hari sebelum diserahkan kepemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3. Penyimpanan yang dimaksud adalah kegiatan menyimpan limbah B3 yang dilakukan oleh penghasil dan/atau pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara; Penyimpanan limbah B3 dilakukan ditempat penyimpanan yang sesuai dengan persyaratan. Antara lain : a.
Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, tidak rawan bencana dan di luar kawasan lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang;
b.
Rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah, karakteristik limbah B3 dan upaya pengendalian pencemaran lingkungan . Berikut beberapa perusahaan yang mendapat izin penyimpanan limbah
B3 dalam wilayah Kabupaten Donggala. Antara lain : Tabel 5.23.
Kegiatan/Usaha Yang Mendapat Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3 di Kabupaten Donggala Tahun 2013
Nama Perusahaan
No. (1)
(2)
Jenis Usaha (3)
1
PT. Pertamina
Depot BBM
2
PT. Lestari Tani Teladan
Usaha perkebunan kelapa sawit
Keterangan Sumber
: :
Jenis Limbah B3 yang dihasilkan (4)
Oli bekas, sludge majun Oli bekas, limbah padat
Pemberi Izin
Ket
(5)
(6)
Bupati Donggala Bupati Donggala
BLHD Kab. Donggala Thn 2013
Dari hasil penyimpanan sementara, penghasil limbah B3 dapat menyerahkan pengolahan dan/atau penimbunan limbah B3 yang dihasilkannya itu kepada pengolah dan/atau penimbun limbah B3. Sebelum limbah B3 tersebut sebelum diolah (pengelolaan) dengan maksud untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lin, dari hasil penimbunan tersebut harus diangkut Pengangkutan limbah B3 yang dimaksud adalah suatu kegiatan pemindahan limbah B3 dari penghasil dan/atau dari pengumpul dan/atau dari
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 201
Pemerintah Kabupaten Donggala Badan Lingkungan Hidup Daerah pemanfaat dan/atau dari pengolah ke pengumpul dan/atau ke pemanfaat dan/atau ke pengolah dan/atau ke penimbun limbah B3. Namun, dalam wilayah Kabupaten Donggala belum ada badan usaha yang khusus untuk menampung dan atau mengolah serta mengangkut limbah B3.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Donggala 2013
V - 202