BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Akhir dari penulisan ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Dalam proses mendesain peralatan non musik, para siswa kelas XI IPA 2 SMAK SETIA BAKTI – RUTENG telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Mereka berinovasi dalam setiap proses menemukan hal baru terutama dalam mengkonstruk pengetahuannya menjadi lebih matang dan bermanfaat. Mulai dari proses mencari barang bekas, memilah, membersihkan (mencuci), proses pengeringan, pemberian efek bunyi, hingga pada tahapan finishing, yakni proses perawatan dan penyimpanan akhir, yang semuanya dilaksanakan semata – mata berdasarkan kreatifitas para siswa. Guru dan peneliti semata – mata hanyalah sebagai fasilitator dalam membantu para siswa dalam berproses di setiap pembelajarannya. 2. Pada tahap proses mendesain ritme juga dikerjakan bersama antara peneliti dan para siswa kelas XI IPA 2, dalam menata dan menghasilkan sebuah pola ritme yang indah. Melalui model pembelajaran Inovatif – Progresif, para siswa diberi kesempatan untuk bekerja. Peneliti berperan memberikan contoh ritme dalam beberapa birama, yang kemudian dikreasikan siswa dengan menghasilkan ritme – ritme baru sebagai pengembangan ritme dasar yang tawarkan guru. Pendesainan ritme ini dikerjakan dalam situasi yang menyenangkan, sehingga para siswa tidak takut untuk membangun pengetahuannya untuk berkreasi menjadi lebih maju.
3. Setelah ke dua proses diatas telah berjalan dengan baik, latihan dan persiapan sebelum pementasan juga dijalankan dengan baik pula. Walau diawal latihan para siswa merasa kesulitan untuk membunyikan sesuai ritme dan tempo permainan, tetapi karena latihan dan penanganan yang berkelanjutan, para siswa dapat bermain sesuai ritme dan tempo yang ada. Tantangan dan halangan telah menjadikan pelajaran yang berguna dalam mendapatkan hal – hal yang baru, dan akan berguna bagi masa depan mereka. Hal ini dibuktikan dengan keseriusan, kekompakan, ekspresi, sampai pada keceriaan mereka dalam mementaskan karya dan hasil keja mereka. Group XI IPA 2 percussion telah membawa nuansa baru dalam kehidupan warga SMAK SETIA BAKTI RUTENG. 4. Apresiasi yang tinggi disampaikan oleh pihak lembaga pendidikan dengan memberikan kesempatan kepada group XI IPA 2 Percussion dalam mengisi beberapa event penting di sekolah maupun di kota Ruteng. Hal ini semakin memotivasi para siswa dan juga peneliti untuk tidak berhenti berkreasi dan berinovasi dalam menemukan hal – hal yang berguna ‘tuk sedikit perubahan dalam proses pembelajaran selanjutnya. Beberapa hal penting yang juga didapatkan dari penelitian ini, yakni: 1) Siswa mesti diberi kepercayaan untuk dapat bertanggung jawab dalam setiap tugasnya. 2) Penanganan dan suasana penuh keakraban menjadi faktor utama terbangunnya komunikasi yang baik antara guru dan siswa.
3) Semakin diberi tantangan yang baru, kemauan siswa untuk belajar dan berinovasi semakin berkembang. 4) Penerapan model pembelajaran Inovatif – Progresif sangat tepat dalam mengkonstruk pengetahuan siswa. 5) Penggunaan barang bekas dalam pembelajaran ritme di kelas, menjadi salah satu alternatif menciptakan pembelajaran Seni Budaya yang menyenangkan dan bermanfaat. 6) Bentuk apresiasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran lagu daerah di kelas sangat beragam, sehingga membangun komunikasi yang baik adalah jalan keluar bagi terbentuknya kekompakan antara guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 7) Tugas guru memfasilitasi agar siswa memahami materi yang disampaikan, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengenal, dan mengajak siswa untuk menampilkan sikap apresiatifnya terhadap keunikan lagu daerahnya sendiri. 8) Apresiasi dari semua pihak juga sangat dibutuhkan terutama dalam menghargai setiap usaha yang telah dibangun para siswa. 9) Hasil yang dicapai dari pembelajaran ini mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mengalami keberhasilan.
B.
Saran Siswa perlu dibiasakan untuk menemukan dan memecahkan masalah untuk sesuatu yang berguna bagi dirinya. Dengan dasar itu, pembelajaran harus dikemas menjadi proses berinovasi, berprogresi, dan mengkonstruksi bukan hanya ‘’menerima dan menyimpan’’ pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif selama pembelajaran berlangsung. Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru. Siswa akan berkembang jika guru tidak menjadi penceramah dan mengambil alih setiap keadaan di kelas. Siswa di beri tantangan, agar mereka berlomba untuk menghadapi dan keluar dari tantangan tersebut. Adapun saran yang peneliti berikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi sekolah; Sebagai salah satu pelajaran di sekolah, Seni Budaya harus lebih diperhatikan. Pembelajaran seni budaya lebih dioptimalkan agar siswa memiliki kecerdasan emosional yang bisa didapat melalui musik. 2. Bagi guru Mata Pelajaran Seni Budaya di sekolah; pemanfaatan barang bekas dalam pembelajaran ritme di dalam kelas perlu dilestarikan agar dapat memotivasi siswa dalam bekerja seni; yang akan berguna bagi hidupnya. 3. Bagi siswa; Sebagai generasi penerus bangsa hendaknya selalu giat menemukan dan menghasilkan hal – hal baru dalam membangun pengetahuan ke arah yang lebih baik.
4. Bagi Program Studi Sendratasik; diharapkan penelitian ini menjadi literature untuk dijadikan inspirasi dan motivasi dalam menciptakan hal – hal baru yang berguna untuk pembelajaran Musik di Kampus. 5. Bagi masyarakat luas; diharapkan penelitian ini menjadi sesuatu yang berguna dan dapat menginspirasi anda.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, Penelitian Tindakan Kelas,Penerbit Yrama Widya Semarang: 2009 Djohan, Psikologi Musik , Penerbit Buku Baik Kartono, Ario dkk. Berkreasi Seni, Penerbit Ganeca Exact Jakarta: 2004 Koentjaraningrat,.Metode-metode Penelitian Masyarakat Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta: 1994. Nusantara, Yayat. Kesenian SMA (kelas X),Penerbit Erlangga, 2004 Saminanto, Ayo praktik PTK (untuk Guru), Penerbit RaSAIL Media Group Semarang: 2010
Sumber Internet:
(http://google.com, Jumlah alat musik.)
(http://google.com, Perkusi barang bekas.)
(http://google.com, Warna bunyi.)
DOKUMENTASI: Koleksi Ryan Seong, Agustus 2012. Gambar 1: Group XI IPA 2 Percussion SMAK SETIA BAKTI RUTENG
Gambar 2: Peneliti bersama group XI IPA 2 Percussion
Gambar 3: peneliti sedang mewawancarai para siswa
Gambar 4: Peneliti sedang mewawancarai guru Seni Budaya.
Gambar 5: Peneliti bersama group XI IPA 2 Percussion, pada saat pawai pembangunan di kota Ruteng
Gambar 6: Para Penari Leke Nio’ yang akan berkolaborasi dengan group XI IPA 2 Percussion.
Gambar 7: Suasana Kelas XI IPA 2 SMAK SETIA BAKTI RUTENG
Gambar 8: Gedung SMAK SETIA BAKTI RUTENG
LAMPIRAN WAWANCARA: A. Guru bidang studi, Celestinus Nabus (Wawancara ) 1) Sudah berapa lama bapak menangani mata pelajaran Seni Budaya di sekolah ini? Jawab: Sudah 9 tahun lamanya (2003-2012). 2) Apakah ada kesulitan yang bapak temukan selama proses pembelajaran Seni Budaya di dalam kelas? Jawab: Tidak ada. 3) Bagaimanakah proses pembelajaran ritme yang bapak ajarkan selama ini? Jawab: Proses yang saya terapkan selama ini yakni pembelajaran ritme langsung diaplikasikan pada permainan alat musik kolintang saja. 4) Sejauh
manakah
apresiasi
siswa/
i
selama
proses
pembelajaran musik ritme? Jawab:
Para siswa sangat antusias dan cepat menangkap semua materi yang diajarkan.
5) Bagaimanakah tanggapan bapak melihat proses pembelajaran dengan memanfaatkan peralatan non musik pada pembelajaran tentang ritme?
Jawab: Sejauh yang saya amati selama kurang lebih dua pekan ini, pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti, dengan mengambil model InovatifProgresif sebagai acuan, sangat bagus dan bermanfaat untuk siswa dan juga kami para guru Seni. Relasi yang dibangun sangat baik dan semakin menyemangati kami. Hal ini memotivasi kami untuk terus berkarya. Barang-barang bekas seperti ini ternyata dapat bermanfaat menghasilkan permainan bunyi yang indah didengar.
B. Siswa/ i XI IPA 2, yang diwakili oleh: 1. Stanislaus S. Defrino (Ketua Kelas) 2. Margaretha E. P. Widianingsih (Wakil Ketua) 3. Oktaviani I. Hamen (Wawancara 16 Agustus 2012)
1) Apa yang anda rasakan (alami) pada waktu mengikuti proses pembelajaran Seni Budaya selama ini? Jawab Siswa 1: ‘’Hanya praktik bernyanyi saja, hal ini baru bagi kami’’. Siswa 2: ‘’Mencari sendiri lagu-lagu, lalu dipentaskan di depan kelas. Perkusi barang bekas merupakan hal yang sangat baru untuk saya’’. Siswa 3: ‘’Belum memuaskan, ingin yang lebih kreatif lagi’’
2) Bagaimanakah anda menjalankan proses mendesain peralatan non musik? Jawab Siswa 1: ‘’Mencari di belakang pekarangan rumah kemudian mencucinya’’. Siswa 2: ‘’Mengambil jerigen di dapur, bekas wadah minyak goreng kemudian langsung dibungkus untuk dibawa ke sekolah’’ Siswa 3: ‘’Mengambil botol-botol bir bekas minuman yang tersimpan di belakang pekarangan rumah’’. 3) Apakah ada kesulitan selama proses berlangsung? Jawab Siswa 1: ‘’Tidak, karena barang-barang bekas seperti ini mudah ditemukan’’. Siswa 2: ‘’Tidak, tantangannya apakah kita malu atau tidak untuk membawanya ke sekolah’’. Siswa 3: ‘’Ada, karena kesulitan untuk mendapatkan botol bir’’.
4) Sejauh manakah pemahaman anda terhadap musik ritme Jawab Siswa 1: ‘’Pada dasarnya saya sangat kesulitan membunyikan ritme sambil membaca, tetapi
melalui proses pembelajaran ini saya semakin mengerti tentang ritme pada umumnya dan nilai not khususnya’’. Siswa 2: ‘’Setelah proses yang sampai pada praktik permainan perkusi barang bekas, saya baru mengerti tentang bentuk dan nilai not. Awalnya saya tidak mengerti’’. Siswa 3: ‘’Teori tentang ritme sudah cukup mengerti, tetapi karena langsung diaplikasikan dalam praktik permainan
perkusi
barang
bekas,
semakin
menambah wawasan dan pengetahuan kami’’. 5) Pernakah anda mendengar atau melihat proses penggunaan barang- barang bekas menjadi alat musik? Jawab Siswa 1: ‘’Belum pernah’’. Siswa 2: ‘’Sejauh ini, belum’’. Siswa 3: ‘’Pernah sekali pada saat ke Surabaya’’.
6) Setelah mengikuti proses pembelajaran Seni Budaya yang ‘baru’ (metode inovatif- progresif) apa yang anda rasakan? Jawab
Siswa 1: ‘’Saya semakin mengerti, terutama ketika saya bisa menemukan ritme lain untuk didesain bersama. Ternyata tidaklah sulit menciptakan ritme baru’’. Siswa 2: ‘’Saya merasa sangat senang dapat mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Ternyata semua barang bekas jika didesain akan menghasilkan sesuatu yang berguna’’. Siswa 3: ‘’saya merasa sangat senang dan berterima kasih karena telah mendapatkan hal-hal baru, yang selalu menginspirasi dan dapat berinovasi di kemudian hari’’.
7) Apakah ada kesulitan pada proses ‘baru’ ini? Jawab Siswa 1: ‘’Yang saya alami dalam proses ini belum terjaganya kekompakan tempo. Tetapi setelah dilatih berulang-ulang kesulitan ini dapat diatasi’’. Siswa 2: ‘’Tidak, karena semakin menantang, hasilnya menjadi sangat berguna dan tentunya menyenangkan’’. Siswa 3: ‘’Kesulitan ada pada cara mengekspresikan suasana jiwa pada saat memainkan perkusi barang bekas.
Hal ini menjadi motivasi buat saya agar bisa lebih baik lagi di hari-hari yang akan datang’’.