BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
V.1.
Dasar Perencanaan dan Perancangan - Luas lahan : 30.400,28 m² - KDB 20% : 20% x 30.400,28 m² = 6.080,06 m² - KLB 0,8 : 0,8 x 30.400,28 m² = 24.320,22 m² - Ketinggian maksimum : 4 lantai - Peruntukan lahan : Spd (Sekolah) - GSB (Garis Sempadan Bangunan) : 15 m dari as jalan kabupate - GSP (Garis Sempadan Pagar) : 10 m dari jalan as kabupaten - GSS (Garis Sempadan Sungai) : 15 m dari as sungai Cikeas Gambar V.1.1. Lahan
Potongan 1-1
Potongan 2-2
Sumber : BAKORSUTANAL
95
V.2.
Konsep Perencanaan Dari Aspek Manusia Konsep dari aspek manusia sangat penting dalam sekolah sepak bola ini dalam menentukan jenis ruang, jumlah ruang, dan tentu saja kebutuhan air yang digunakan. Sistem sekolah ini adalah sekolah khusus sepak bola dimana para murid diwajibkan untuk menginap dan menimba ilmu akademi dan non akademi di sekolah ini. Berdasarkan hal diatas, ruang-ruang yang dihasilkan tentu saja akan berbeda dari sekolah pada umumnya. Para murid akan membutukan ruangruang utama seperti, asrama, ruang latihan, dan ruang belajar. Untuk asrama, bentuk dari ruang tidur adalah 1 ruang ditempati oleh orang. Pemilihan kamar dengan sistem orang dimaksudkan agar para murid dapat bersosialisasi dengan murid lainnya dan salah satu cara menumbuhkan kekompakan adalah dengan lebih banyak bersosialisasi satu dengan lainnya. Kebutuhan ruang yang diperlukan oleh murid untuk memfasilitasi kegiatan, antara lain : • Lapangan Sepak Bola Outdoor Lapangan sepak bola merupakan kebutuhan utama bagi para murid. Lapangan outdoor dibuat dengan ukuran lapangan sepak bola internasional, dengan ukuran 70m x 100m. • Lapangan Sepak Bola Indoor Lapangan sepak bola indoor merupakan fasilitas pendukung yang dapat digunakan oleh para murid. Lapangan ini juga dapat difungsikan sebagai tempat latihan kedua ketika cuaca tidak mendukung, misalnya hujan besar. Untuk ukuran lapangan indoor ini, digunakan lapangan futsal dengan ukuran 25m x 40m. • Ruang Kelas Ruang kelas terletak dekat dengan lobby dan fasilitas penunjang yang dapat menunjang fasilitas bangunan. Ruang kelas difungsikan untuk memberikan pelajaran akademis kepada para murid. • Ruang Fitness, Ruang Senam Ruang fitness dan Ruang Senam merupakan fasilitas tambahan yang dapat digunakan para murid untuk latihan ringan atau latihan rutin untuk menjaga ketahanan tubuh.
96
• Ruang klinik/periksa Ruang klinik ini bertujuan untuk mengatasi murid yang mengalami cedera fisik pada saat latihan maupun murid yang sedang merasa tidak fit, dan disediakan juga ruang obat sehingga atlet bisa langsung mendapatkan obat yang diberikan oleh dokter ahli. • Kolam Renang Kolam merupakan fasilitas rekreasi yang dapat digunakan para murid untuk menghilangkan rasa stress. Selain untuk menghilangkan rasa stress, berenang juga dapat melatih pernafasan bagi murid, karena salah satu yang perlu diperhatikan oleh pemain sepak bola adalah memiliki nafas yang panjang. • Ruang Bersama Ruang bersama diletakkan dekat dengan area hunian, ruang bersama ini dapat difungsikan untuk tempat berkumpul murid untuk saling bersosialisasi dan untuk kegiatan bersama antar murid dan pelatih atau pengajar.
Luasan Ruang Bangunan Berikut ini adalah tabel analisis luasan ruang untuk unit hunian dan fasilitas-fasilitas sekolah sepak bola : Tabel V.2.1. Rekapitulasi Luas Lantai Bangunan Rekapitulasi Luas Lantai Bangunan Asrama 3685 m2 Area Kelas 450,8 m2 Area latihan 1106,75 m2 Area tribune 571 m2 Lobby 120,86 m2 Area Pengelola 523,12 m2 Klinik 94 m2 Fasilitas Penunjang 845,75 m2 Area Service 392,96 m2 Total 7790,24 m2 Sirkulasi 30% 2337,07 m2 Total Luas Lantai 10127,31 m2
Luas maksimal bangunan : 0,8 x 30.400,28 m² = 24.320,22 m² - Luas seluruh ruang 10297,42 m² < 24.320,22 m² Luas maksimal lantai dasar : 20% x 30.400,28 m² = 6.080,06 m² - 10127,31 m² : 0,8 = 12659,14 m² - Luas maksimal 20% x 12659,14 m² = 2531,83 m² < 6.080,06 m²
97
Luasan Ruang Non-Bangunan Tabel V.2.2. Luasan Ruang Non-Bangunan Ruang Lapangan Outdoor Internasional Lapangan Outdoor Kecil
Area Parkir (rasio 1:10) - Parkir Mobil - Parkir Motor - Parkir Bus
V.3.
Standar Ruang (m²) 100m x 70m
Kapasitas (orang) --------
Luasan (m²) 8800 m2
Jumlah Ruang 1 unit
60m x 35m
--------
2100 m2
1 unit
Luas Total 8800 m2 2100 m2 1705,04 m2
2.5m x 5m 50 mobil 625 m2 1 ruang 1m x 2m 60 motor 120 m2 1 ruang 107,52 m2 8.40m x 3.20m 4 bus 1 ruang Sirkulasi 100% x (625m2 + 120 m2 + 107,52 m2)
625 m2 120 m2 107,52 m2 852,52 m2
Konsep Perencanaan Dari Aspek Lingkungan
V.3.1. Penentuan Sirkulasi Dalam Tapak Gambar V.3.1.1. Entrance Tapak
Pada
bab sebelumnya telah dibahas
mengenai entrance tapak dan juga sirkulasi Akses jalan ke lahan hanya 1
kendaraan dan pejalan kaki yang terjadi. Berdasarkan hasil analisis itulah diketahui bahwa pintu masuk dan keluar hanya bisa diakses melalui satu jalan saja. Setelah menentukan jalur-jalur akses, maka berikutnya adalah menentukan jalur di
dalam tapak itu sendiri. Jalur diusahakan dibuat sesederhana mungkin untuk menghindari kebingungan dan juga crossing antara sirkulasi yang ada. Gambar V.3.1.2. Sirkulasi Dalam Tapak
Khusus kendaraan roda 2, drop off lalu parkir
Khusus kendaraan service, tidak memilki pintu masuk sendiri karena akses tapak hanya terdapat 1
Khusus pedestrian, dari pintu masuk langsung diarahkan ke lobby
98
V.3.2. Tata Letak dan Orientasi Bangunan Dalam menentukan tata letak dan orientasi bangunan, maka hal-hal yang harus dipertimbangan adalah orientasi matahari, view, sirkulasi, dan kontur. Secara sederhana dapat digambarkan dalam gambar berikut: Gambar V.3.2.1. Tata Letak dan Orientasi Bangunan
Berdasarkan gambar diatas, orientasi massa dipengarui oleh faktor view, orientasi matahari, dan kontur. Orientasi massa berdasarkan arah matahari dan arah view ke luar maupun ke dalam tapak, sedangkan tata letak bangunan diletakkan diatas dan diarahkan memanjang mengikuti alur kontur berdasarkan dari leveling kontur. V.4.
Konsep Perancangan Berdasarkan Aspek Bangunan
V.4.1. Zoning Tapak Gambar V.4.1.1. Zoning Tapak
99
Penentuan zoning baik secara horizontal maupun vertikal ditentukan oleh hubungan ruang, organisasi ruang, dan orientasi matahari. Hal-hal tersebut secara umum telah dianalisis pada bab sebelumnya.
V.4.2. Gubahan Massa Bangunan Gambar V.4.2.1. Gubahan Massa Bangunan
100
Gambar V.4.2.2. Gubahan Massa Bangunan (Lanjutan 1)
101
Gambar V.4.2.3. Gubahan Massa Bangunan (Lanjutan 2)
102
Gambar V.4.2.4. Gubahan Massa Bangunan (Lanjutan 3)
103
Gambar V.4.2.5. Sistem Pengendalian Air Pada Siteplan
104
V.4.3. Struktur Bangunan Gambar V.4.3.1. Dilatasi dan Sistem Portal Struktur Portal Struktur Portal Dilatasi
Sistem struktur portal digunakan pada hunian murid dan hunian pengajar karena memiliki bentangan yang tidak besar. Dilatasi baik digunakan pada pertemuan antara hunian murid dan hunian pengajar yang terhubung pada bagian podium. Disamping itu, bangunan yang sangat panjang seperti hunian murid ini tidak dapat menahan deformasi akibat penurunan fondasi, gempa, muai susut, karena akumulasi gaya yang sangat besar pada dimensi bangunan yang panjang dan menyebabkan timbulnya retakan atau keruntuhan struktural. Oleh karena itu, suatu bangunan yang besar perlu dibagi menjadi beberapa bangunan yang lebih kecil, dimana tiap bangunan dapat bereaksi secara kompak dan kaku dalam menghadapi pergerakan bangunan yang terjadi (Panduan Sistem Bangunan Tinggi). Gambar V.4.3.1. Dilatasi dan Sistem Portal
Struktur Hybrid
105
Sistem struktur hybrid (kombinasi konstruksi portal baja dan struktur bentang lebar) digunakan pada ruang lapangan indoor yang memerlukan bentangan sangat besar.
V.5.
Tuntutan Rancangan Tuntutan dari desain ini adalah menghasilkan rancangan yang dapat memfasilitasi kebutuhan para murid dan menghasilkan bangunan yang sustainable dengan penekanan terhadap pengendalian air. Gambar V.5.1. Rencana Siteplan
U
106