BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
5.1
Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1
Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet terhadap bentuk ruang yang memperhatikan privasi serta teritori atlet dalam pola beristirahatnya. Dengan demikian, didapatkan konsep perancangan ruang-ruang yang mengacu pada perilaku/kebiasaan yang dilakukan atlet saat istirahat diluar istirahat inti mereka yakni tidur.
Gambar 5.1 Skematik Program Ruang Makro
Entrance Pengelola
Fasilitas Restoran
Café Hunian R. Serbaguna
Ruang-ruang yang dapat digunakan oleh atlet selain taman, yaitu ruang-ruang didalam lingkup fasilitas dan tenant, seperti internet centre, restoran, café, ruang rekreasi, hall of fame, dan sebagainya. Ruang-ruang tersebut tersedia karena kebutuhan atlet tidak hanya terletak pada taman, ada sebagian atlet yang lebih menyukai teritorinya didalam ruangan sehingga akan lebih privat.
96
Gambar 5.2 Skematik Program Ruang Mikro
Laundry
Minimarket Lobby/Plaza
Bank/ATM Parkir
Pengelola
Lantai Dasar Poliklinik
Lobby/Plaza R. Media
Lantai 1 mezanine
Pengelola
Poliklinik Restoran
R. Media
Taman Lantai 2 Fitness Centre
Kantor Cabor Hunian Taman
Taman
Kantor Cabor
Games Station Hunian
Taman
Taman
Coffee Shop
R. Rekreasi Hunian
Taman
Taman
97
Pada hunian berisi ruang-ruang tidur atlet berikut dengan fasilitas kamar mandi didalamnya. Ukuran dari ruang tidur bagi atlet olahraga individu lebih kecil dibandingkan dengan ruang tidur bagi atlet ber-regu, hal ini dikarenakan atlet ber-regu memerlukan ruang yang lebih besar untuk berbagi ruang dengan yang lain. Pembedaan ruang diperlukan karena penyesuaian kebutuhan bagi atlet individu maupun ber-regu. Selain itu, perletakan pun dibedakan sesuai dengan kebutuhan tingkat privasi atlet individu.
Gambar 5.3 Modul Ruang Tidur Atlet
Penataan ruang tidur disusun secara double loaded kedalam 2 blok massa. Penataan secara double loaded dapat menjaga privasi dengan cukup baik. Pada ruang tidur atlet olahraga individu, susunan ruang dalam dibuat lebih privat dengan memperhatikan teritori-teritori tidur, serta melakukan kegiatan lainnya. Kecenderungan atlet individu yang tidak suka mengekspos dirinya disediakan meja serta area untuk bersantai didalam kamar. Sedangkan pada ruang tidur atlet ber-regu dibuat lebih terbuka, sehingga pada saat membuka pintu masuk dapat langsung dengan leluasa berbaur kedalamnya. Teritori ruang tidur pun dibuat terkesan lebih menyatu dengan teritori tempat berkumpulnya atlet-atlet yang akan bersosialisasi didalam ruang tidur.
98
Luasan Ruang Berdasarkan hasil penelitian, luasan ruang yang digunakan dalam konsep perancangan dan akan diaplikasikan pada tahap perancangan dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1 Luasan Ruang
Luasan (m2)
Ruang
Jumlah
Total Luas
Ruang tidur
30 & 25
300
8400
Kamar mandi
4
300
1200
Ruang rekreasi
410
1
410
Internet centre
580
1
580
Toilet umum
80
8
640
Retail Fitness centre Ruang Sauna Ruang Ganti Restoran Dapur Coffee shop
90 586 36 82.5 1042 318 440
3 1 2 2 1 1 1
270 586 72 165 1042 318 440
Kantor pengelola
74
1
74
Ruang rapat
124
1
124
Kantor cabor
65.2
10
652
Ruang media
442
1
442
Gudang
18
1
18
Ruang kontrol
18
14
252
Ruang sekuriti
6
2
12
Pantry
52
1
52
Ruang utilitas
267
1
267
Lobby/plaza
Total 16016 Parkir mobil
12.5
44
550
Parkir motor
2
44
88
Parkir bus
30
5
150
Kesimpulan
Total 788 Sisa ruang yang tersisa dari total luas KDB dan KLB maka akan dibuat taman/plaza untuk memenuhi kebutuhan atlet dalam beristirahat 99
5.1.2
Sistem Organisasi Ruang Organisasi ruang terdiri dari 2 macam, organisasi ruang makro yang menampilkan hubungan ruang keseluruhan yang ada diatas tapak, dan organisasi ruang mikro yang merupakan organisasi ruang didalam ruang makro. Konsep organisasi ruang didalam wisma atlet yang perletakannya telah disesuaikan dengan kebutuhan atlet pada saat istirahat akan digunakan pada konsep perancangan wisma atlet, sebagai berikut:
Gambar 5.4 Hubungan Skematik Ruang Makro
Entrance Kendaraan
Entrance Manusia
Lobby/Plaza Bank, Laundry, Minimarket Servis Drop Off
Parkir Mobil Motor Bus Exit & Entrance Service
100
Gambar 5.5 Hubungan Skematik Mikro pada Ruang Hunian
Entrance
Ruang tidur
Walk in Closet
Kamar mandi Balkon
5.2
Konsep Perancangan Tapak 5.2.1 Pencapaian dan Orientasi Bangunan Konsep pencapaian pada wisma atlet yang akan dirancang berasal dari 2 arah yaitu utara dan selatan. Pencapaian pintu masuk pejalan kaki ada disisi utara dan selatan, pintu masuk kendaraan pribadi/pengunjung berada disisi utara, sedangkan pintu masuk jalur servis berada disisi selatan dekat dengan pintu keluar kendaraan pengunjung. Pintu keluar pengunjung berada disisi selatan dan utara wisma, hal ini mempertimbangkan kenyamanan dan kemudahan pengguna kendaraan. Dengan demikian, orientasi bangunan pun menghadap utara dan selatan mengikuti arah pencapaian pintu masuk.
Gambar 5.6 Pencapaian dan Orientasi : Pintu pejalan kaki : Pintu kendaraan : Pintu servis :Orientasi bangunan
101
5.2.2
Konsep Tata Guna Lahan
Gambar 5.7 Zona Tapak Parkir, Servis
Taman dan Podium
Wisma dan Fasilitas
Pada zona podium berisi fasilitas-fasilitas penunjang seperti restoran, pertokoan, dan lainnya Sedangkan pada ruang publik menyediakan fasilitas parkir, fasilitas servis, penghijauan/lansekap, serta jalur pedestrian yang dapat
digunakan secara umum.
Berdasarkan hasil penelitian, zoning dominan yaitu plaza dan taman, hal ini dikarenakan lokasi yang paling banyak digunakan oleh atlet untuk beristirahat adalah ruang luar bangunan wisma. Untuk memenuhi kebutuhan istirahat atlet, maka dibuatlah taman disekeliling bangunan hingga lapis teratas bangunan, sehingga atlet dapat lebih maksimal dalam menyegarkan kembali tubuhnya setelah latihan.
5.3
Konsep Perancangan Bangunan Wisma Atlet 5.3.1
Bentuk Bangunan Mengadaptasi dari pola perilaku istirahat atlet yang cenderung duduk berkelompok dan lebih sering menggunakan fasilitas ruang luar, maka terbentuk gubahan massa yang mengikuti pola istirahat atlet, namun pola yang dihasilkan dituangkan dalam bentuk vertikal.
102
Gambar 5.8 Gubahan Massa
Fasilitas istirahat dan kantor pengelola
Blok hunian dilengkapi dengan balkon
Pola perilaku istirahat atlet yang lebih cenderung mengelompok dipinggir lapangan, menghasilkan bentukkan berupa spot-spot dipinggir
103
lapangan, sedangkan berdasarkan fungsi wisma atlet, spot-spot tersebut mencerminkan kumpulan dari atlet yang sedang istirahat, lalu ditumpuk menjadi 1 berdasarkan jenis fasilitasnya agar mencapai privasi serta teritori atlet didalam ruang fasilitas dan dihubungkan dengan taman. Berdasarkan hasil pengamatan, survei, dan analisis maka wisma atlet ini memiliki pola ruang double loaded dengan 2 massa blok hunian yang dipersatukan dengan adanya ruang fasilitas disisi barat dan timur. Selain itu, konsep dasar wisma atlet ini lebih menekankan pada konsep penggunaan taman serta plaza oleh atlet yang sedang beristirahat. Penggunaan taman pun harus memperhatikan teritori dan privasi atlet agar tetap terjaga meski berada diluar ruangan, oleh karena itu perletakkan taman dapat harus mudah dicapai dan memberikan suasana privat serta nyaman. Pada desain wisma atlet ini, taman diletakkan pada sisi-sisi barat dan timur bangunan selain berfungsi sebagai taman juga berfungsi sebagai atap dari ruang-ruang fasilitas didalam wisma. Fasilitas wisma dan unit hunian dihubungkan oleh ramp.
Gambar 5.9 Penghubung Fasilitas dengan Hunian
Blok Hunian Fasilitas
Fasilitas Blok Hunian Ramp
Taman didalam tapak wisma atlet ini, selain daripada memberikan kenyamanan bagi atlet saat isitrahat, taman di wisma atlet juga diharapkan akan memberikan dampak yang baik bagi lingkungan, seperti hidupnya paru-paru kota ditengah lokasi yang padat dengan pembangunan. Selain itu, taman yang dihubungkan dengan ramp tersebut juga memberikan respon terhadap pengguna yang mengalami cacat atau cedera sehingga tidak dipersulit dengan menggunakan tangga.
104
5.3.2
Zoning Horizontal dan Vertikal Zoning Horizontal
Gambar 5.10 Zoning Horizontal
Taman
Parkir/Servis
Semiprivat
Privat/Hunian
Zoning Vertikal
Gambar 5.11 Zoning Vertikal
Unit Hunian/Privat Unit Hunian/Privat Unit Hunian/Privat Unit Hunian/Privat
Fasilitas Penunjang
Fasilitas Penunjang
Unit Hunian/Privat R. Serbaguna
Plaza/Lobby/Taman
5.3.3
Struktur Bangunan Struktur bangunan yang digunakan pada konsep perancangan bangunan wisma atlet terdiri dari sistem penahan gaya gravitasi, penahan gaya lateral, dan sistem pondasi.
105
Tabel 5.2 Sistem Struktur Wisma Atlet
Upper Structure Bentang Lebar Sistem Pondasi 5.3.4
Menggunakan sistem portal dengan kolom beton serta balok beton dan konvensional Sistem rangka ruang, digunakana pada saat pengerjaan atap ruang serbaguna Pondasi tiang pancang
Material Bangunan Material yang digunakan beragam, disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsi ruang dalam wisma atlet. Material pada struktur portal bangunan menggunakan beton konvensional dan beton prategang, sedangkan pada struktur rangka ruang menggunakan rangka baja. Material didalam bangunan namun bukan bagian dari struktur inti menggunakan bata ringan dengan pertimbangan agar waktu pengerjaan lebih cepat dan rapi. Sedangkan pada bagian luar bangunan, material yang digunakan beragam seperti kaca tempered, kayu, dan dinding precast terutama pada bagian-bagian yang sulit dijangkau untuk proses pengacian/plester dinding.
5.3.5
Utilitas Bangunan •
Air bersih: berasal dari PDAM. Dengan metode pasokan air down feed.
•
Penanggulangan kebakaran menggunakan: Hidran: kotak, halaman, dan kota Sprinkler: susunan cabang ganda dengan tiga kepala sprinkler dan pemasokan air diujung Detektor: asap, api, dan panas Tangga darurat yang terletak dikedua sisi bangunan wisma.
•
Sumber listrik: berasal dari PLN, dan listrik cadangan dari generator/genset.
•
Telekomunikasi: telepon dari Telkom, jaringan data, LAN, internet.
•
Sistem tata suara: berfungsi untuk alarm, media informasi, dan sebagainya.
106
•
Sistem otomatisasi bangunan: telekomunikasi, jaringan data, LAN, dan jaringan jarak jauh.
•
Pengelolaan sampah dan limbah: menggunakan sistem pemisah tanpa pembakaran sehingga ditampung pada bak penampungan sampah melalui corong disetiap lapis bangunan. Sistem pembuangan limbah menggunakan sistem STP, dengan pertimbangan bahwa pada umumnya STP digunakan untuk bangunan tinggi khususnya hunian.
•
Pencahayaan: berasal dari cahaya alami dan buatan, menggunakan lampu sesuai dengan kebutuhan ruang dalam wisma atlet yang telah dijelaskan pada analisis aspek bangunan bab IV.
•
Penghawaan: berasal dari udara alami dan buatan berupa AC. Penggunaan AC split pada unit-unit hunian, dan AC ducting diluar unit hunian seperti podium bangunan.
•
Keamanan: menggunakan CCTV untuk menghalau gangguan terhadap maling. Sistem kunci tanpa anak kunci sehingga menggunakan kartu ID untuk atlet, dan sidik jari untuk pengelola. Sedangkan gangguan terhadap petir menggunakan sistem penangkal petir Faraday.
107