BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. KONSEP MAKRO Perancangan shopping mall merupakan upaya untuk mendukung perkembangan kota Semarang sebagai kota tujuan investasi. Sementara perancangan apartemen bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Semarang akan tempat tinggal sementara dan tempat tinggal yang dekat dengan pusat kota, area perkantoran, maupun fasilitas umum lainnya. Integrasi antara kedua fungsi bangunan ini sendiri maupun integrasi antara bangunan dengan lingkungan sekitarnya dapat meningkatkan nilai investasi dan kualitas hunian. Hal ini merupakan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan, sesuai dengan harapan pemerintah kota Semarang. 5.2. KONSEP MESSO Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031, pemerintah kota Semarang akan mengembangkan CBD (Central Bussiness District) baru yang menghubungkan tiga titik penting di kota ini, yaitu Peterongan, Tawang, dan Siliwangi. Site yang terpilih untuk bangunan mixed-use ini terletak di dalam area CBD baru, tepatnya di kecamatan Semarang Selatan sebagai upaya untuk mengembangkan area CBD baru ini. Letak site dekat dengan pusat kota Semarang, yaitu Simpang Lima dan beberapa fasilitas lainnya, seperti area perkantoran, fasilitas pendidikan, dan rumah sakit. Perancangan bangunan mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan pada kawasan CBD baru, dimana ketersediaan tanah pada kawasan ini semakin terbatas dan harganya pun semakin tinggi. 5.3. KONSEP MIKRO 5.3.1. Konsep Pencapaian Pencapaian site difokuskan melalui Jalan Jenderal Ahmad Yani yang menghubungkan site dengan pusat kota Semarang, yaitu Simpang Lima. Sementara Jalan Erlangga Timur dan Jalan Atmodirono I dimanfaatkan sebagai sirkulasi servis dan karyawan. !
87!
5.3.2. Konsep Perancangan Site Tabel 5.1. Konsep Perancangan Site
No 1
Gambar
Keterangan Site memiliki luas 16.150 m2 dengan panjang 170 meter dan lebar 95 meter. Area biru muda merupakan
area
dibangun
setelah
yang
dapat
dikurangi
sempadan selebar 29 meter di sisi timur laut serta 17 meter di sisi barat laut dan barat daya. 2
Di sekeliling site dibuat jalur pedestrian selebar 1,5 meter dan jalur keselamatan selebar 5 meter yang dibatasi oleh jalur hijau selebar 1 meter di sisi kanan dan kirinya. Jalur ini dibuat untuk penghijauan,
akses
pemadam
kebakaran, dan evakuasi. 3
Karena site terletak di sudut jalan maka massa bangunan dipotong miring pada salah satu ujungnya. Hal ini dilakukan demi keamanan jalur
lalu
lintas.
Area
yang
terpotong ini akan dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau. 4
Massa apartemen berupa dua buah tower diletakkan di atas massa shopping mall. Salah satu tower diputar
mengikuti
kemiringan
massa shopping mall.
Sumber : Analisis Pribadi
!
88!
5.3.3. Konfigurasi Massa unit hunian apartemen unit hunian apartemen
fasilitas apartemen
shopping mall area SERVIS area pengelola
lobby apartemen PARKIR
Gambar 5.1. Konfigurasi Massa Sumber : Analisis Pribadi
Massa bangunan mixed-use menggunakan konsep multitowered megastructures tipe 2 dimana terdapat dua menara yang berdiri di atas sebuah podium dasar yang luas. Kedua menara mewadahi fungsi unit hunian apartemen sementara podium dasar terdiri atas beberapa lantai yang mewadahi fungsi shopping mall, entrance dan fasilitas apartemen, area pengelola, servis, parkir, serta loading dock. Massa podium disusun dari bentuk balok yang dipotong miring pada salah satu ujungnya karena site terletak di sudut jalan. Salah satu massa hunian apartemen diputar mengikuti kemiringan massa podium. 5.3.4. Zonasi
ARE
A PA
RKIR E RBU NG M KA H ALL fasi IJAU lita s ap lobb art y ARE eme A HU n ARE NIAN A PEN GE ARE LOLA SE A RVIS
ARE
A SH
OPPI
RUA
NG T
Gambar 5.2. Zonasi Sumber : Analisis Pribadi
!
89!
Zonasi pada bangunan ini dibagi menjadi empat. Zona publik terdiri atas shopping mall dan lobby apartemen. Zona semi publik terdiri atas area pengelola dan fasilitas apartemen. Zona privat terdiri atas unit hunian. Zona servis terdiri atas parkir, utilitas, gudang, laundry, dan loading dock. Bangunan terdiri atas 15 lantai (ground floor + lantai 1-14), 1 semi basement, dan 2 basement. HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN FASILITAS APARTEMEN SHOPPING MALL SERVIS SHOPPING MALL PENGELOLA SHOPPING MALL lobby + FASILITAS APARTEMEN SHOPPING MALL PARKIR LOADING DOCK PARKIR PARKIR
HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN HUNIAN FASILITAS APARTEMEN SHOPPING MALL SHOPPING MALL SHOPPING MALL SHOPPING MALL SHOPPING MALL PARKIR PARKIR
Gambar 5.3. Potongan Skematik Sumber : Analisis Pribadi
5.3.5. Tata Ruang Luar a. Parkir Luar Parkir luar hanya terdapat pada sisi timur laut site dan dibagi menjadi dua. Sebagian digunakan untuk taksi dan sebagian lainnya digunakan untuk pengunjung. Untuk memberikan ruang bagi parkir luar, maka jalur keselamatan pada sisi timur laut digeser ke dalam sejauh 8,48 meter. area parkir taksi
area parkir pengunjung
Gambar 5.4. Area Parkir Luar Sumber : Analisis Pribadi
!
90!
b. Ruang Terbuka Hijau Menurut Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Pasal 165, Koefisien Dasar Hijau (KDH) pada site adalah 20%. Maka luas area hijau yang diperlukan adalah : 20% x 16.150 m2 = 3.230 m2 Penataan ruang terbuka hijau dibagi menjadi dua, yaitu pada site di sekitar bangunan dan pada lantai 4 dimana terdapat fasilitas-fasilitas apartemen. 5.3.6. Tata Ruang Dalam Tabel 5.2. Tata Ruang Dalam
No
Gambar
1
area parkir pengunjung shopping mall AREA PARKIR STAF DAN KARYAWAN AREA SERVIS
2
area parkir pengunjung shopping mall AREA PARKIR PENGHUNI APARTEMEN AREA SERVIS
3 ANCHOR TENANT RETAIL LOADING DOCK ATRIUM KORIDOR area parkir penghuni apartemen
!
Keterangan Basement 2 − Parkir pengunjung shopping mall − Parkir staf dan karyawan − Area servis Basement 1 − Parkir pengunjung shopping mall − Parkir penghuni apartemen − Area servis Semi basement − Parkir penghuni apartemen − Anchor tenant (supermarket) − ATM − Mushola − Loading dock
91!
4
ANCHOR TENANT MINI ANCHOR RETAIL lobby dan fasilitas apartemen AREA SERVIS ATRIUM KORIDOR
5 ANCHOR TENANT MINI ANCHOR RETAIL FASILITAS APARTEMEN KORIDOR
6 ANCHOR TENANT MINI ANCHOR RETAIL AREA PENGELOLA KORIDOR
7
FOODCOURT BIOSKOP RETAIL AREA SERVIS KORIDOR
!
Ground floor − Lobby apartemen (tinggi plafon setinggi 2 lantai) − Fasilitas apartemen − Entrance shopping mall − Atrium − Anchor tenant − Mini anchor − Retail (termasuk kafe) Lantai 1 − Anchor tenant − Mini anchor − Retail − Fasilitas apartemen Lantai 2 − Anchor tenant − Mini anchor − Retail − Area pengelola Lantai 3 − Foodcourt − Restoran − Bioskop − Area servis
92!
8
Lantai 4 − Restoran − Coffee shop − Salon dan spa − Fitness center − Lobby 2 − Drug store − Area hijau dan playground Mezanin − Kolam renang Lantai 5-7 − Hunian tipe 1 kamar tidur − Hunian tipe 2 kamar tidur − Area servis Lantai 8-14 − Hunian tipe 2 kamar tidur − Hunian tipe 3 kamar tidur − Area servis Lantai 15 − Hunian tipe penthouse − Area servis
KOLAM RENANG RESTORAN DAN coffee shop SALON dan spa fitness center FASILITAS LAIN LOBBY AREA SERVIS ruang terbuka hijau
9
hunian TIPE 1 KAMAR TIDUR HUNIAN TIPE 2 KAMAR TIDUR area servis dan sirkulasi vertikal
11 hunian TIPE 3 KAMAR TIDUR HUNIAN TIPE 2 KAMAR TIDUR area servis dan sirkulasi vertikal
12 hunian tipe penthouse area servis dan sirkulasi vertikal
Sumber : Analisis Pribadi
5.3.7. Sirkulasi di Luar Bangunan
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Gambar 5.5. Potongan Jalur Sirkulasi di Luar Bangunan Sumber : Analisis Pribadi
!
93!
Keterangan : A : Jalur hijau
G : Bangunan
B : Jalur pedestrian
H : Jalur sirkulasi
C : Jalur hijau
kendaraan
D : Area parkir
I : Jalur hijau
E : Jalur sirkulasi
J : Jalur pedestrian
kendaraan
K : Jalur hijau
F : Drop off
Gambar 5.6. Denah Jalur Sirkulasi di Luar Bangunan Sumber : Analisis Pribadi
Garis hitam menunjukkan sirkulasi kendaraan umum tanpa melalui drop off. Garis merah menunjukkan sirkulasi kendaraan umum melalui drop off. Garis biru menunjukkan sirkulasi kendaraan servis. Sementara garis hijau menunjukkan sirkulasi manusia. Site terletak dekat dengan lampu lalu lintas, maka jalur masuk dan keluar kendaraan harus dibuat jauh dari lampu lalu lintas untuk menghindari kemacetan. Sirkulasi kendaraan servis dan karyawan hampir sama dengan sirkulasi kendaraan umum, tetapi akses masuk dan keluarnya terdapat pada bagian belakang site, yaitu dari Jalan Atmodirono I.
!
94!
5.3.8. Sirkulasi di Dalam Bangunan Garis biru menunjukkan jalur sirkulasi kendaraan penghuni. Garis
orange
menunjukkan
jalur
sirkulasi kendaraan pengunjung. Gambar 5.7. Jalur Sirkulasi Kendaraan Penghuni dan Pengunjung. Sumber : Analisis Pribadi
Garis merah menunjukkan jalur sirkulasi kendaraan servis (loading dock). Garis hijau menujukkan jalur sirkulasi kendaraan karyawan. Gambar 5.8. Jalur Sirkulasi Kendaraan Servis dan Karyawan. Sumber : Analisis Pribadi
5.3.9. Konsep Integrasi Ruang a. Integrasi antara Ruang Dalam dan Ruang Luar pada Site dengan Lingkungan Sekitar Integrasi
RUANG DALAM
antara
ruang
dalam
dengan
lingkungan sekitar merupakan integrasi yang RUANG LUAR
LINGKUNGAN SEKITAR
merupakan ruang luar yang dikembangkan
Gambar 5.9. Integrasi
menjadi ruang terbuka publik dan menjadi
antara Ruang Dalam dan
penghubung antara site dengan lingkungan
Ruang Luar pada Site
sekitar. Ruang terbuka publik bertujuan
dengan Lingkungan Sekitar Sumber : Analisis Pribadi
!
saling mengunci. Bagian yang terintegrasi
untuk
memenuhi
kebutuhan
masyarakat
Semarang yang senang berkumpul.
95!
Gambar 5.10. Contoh Ruang Terbuka Publik Sumber : http://indobeta.com/pengertian-dan-manfaat-ruang-terbuka-hijaukota/10146/ dan http://buildingindonesia.biz/2011/03/02/indonesia-sudah-mendesakmenata-kota-secara-komprehensif/
b. Integrasi antar Ruang dalam Shopping Mall Seperti yang telah dijelaskan pada
zona cbd
bab sebelumnya, terdapat empat zona dalam shopping mall dimana zona pecinan
atrium
zona kota lama
setiap zona menginterpretasikan elemen-elemen
kota
Semarang.
Keempat zona dihubungkan oleh zona pelabuhan dan pantai
ruang
bersama
yang
Gambar 5.11. Integrasi antar
fungsinya dikembangkan menjadi
Ruang dalam Shopping Mall
atrium. Keempat zona tersebut
Sumber : Analisis Pribadi
i.
sebuah
adalah :
Kota Metropolitan (Kawasan CBD) Kawasan CBD merupakan area terpenting dan menjadi jantung bagi kota metropolitan ini. Dalam shopping mall ini area kota metropolitan mewadahi kelompok retail utama, yaitu retail kelompok fashion pada ground floor dan lantai 1.
!
96!
ii.
Kawasan Kota Lama
Gambar 5.12. Kawasan Kota Lama Semarang Sumber : http://wisatalternatif.blogspot.com/ dan http://seputarsemarang.com/
Kawasan kota lama merupakan tujuan wisata dan kawasan heritage di kota Semarang. Dalam shopping mall ini kawasan kota lama mewadahi tenant dengan kategori lifestyle, home appliance, dan entertainment pada lantai 2.
Gambar 5.13. Contoh Penerapan Konsep Kota Lama pada Shopping Mall Sumber : http://upload.wikimedia.org/ dan http://radjaketjil.blogspot.com/
iii.
Kawasan Pecinan
Gambar 5.14. Kawasan Pecinan Semarang Sumber : http://img607.imageshack.us/img607/3861/semawis.jpg dan http://kuliner.panduanwisata.com/files/2012/10/pasar.jpg
!
97!
Kawasan Pecinan merupakan salah satu destinasi wisata kuliner di Semarang. Dalam shopping mall ini kawasan Pecinan mewadahi retail dengan kategori food dan restaurant di lantai 3.
Gambar 5.15. Contoh Penerapan Konsep Pecinan pada Shopping Mall Sumber : http://www.labelscar.com/ dan http://www.bakerymagazine.com/
iv.
Kawasan Pelabuhan dan Pantai
Gambar 5.16. Kawasan Pelabuhan (kiri) dan Pantai (kanan) Semarang Sumber : http://seputarsemarang.com
Kawasan pelabuhan merupakan pintu perdagangan bagi kota Semarang. Sementara kawasan pantai menjadi salah satu destinasi wisata di kota ini. Dalam shopping mall ini kawasan pelabuhan dan pantai menjadi konsep untuk area terbuka hijau.
Gambar 5.17. Contoh Penerapan Konsep Pelabuhan dan Pantai pada Shopping Mall Sumber : http://farm8.staticflickr.com/ dan http://rickdortmund.wordpress.com/
!
98!
Tabel 5.3. Penerapan Ciri Khas Masing-masing Kawasan pada Shopping Mall
No
Kawasan
Ciri Khas
Penerapan
1
CBD (Central
− Arsitektur modern
Retail dengan konsep
Bussiness
− Penggunaan
modern serta
District)
elemen kaca pada
penggunaan material
fasad
kaca pada fasad retail dan area display produk.
2
Kota Lama
− Pintu dan jendela
Detil berbentuk
besar dengan
lengkung dan
kesan megah
penggunaan warna
− Detil elemen bergaya art deco − Penggunaan
putih pada fasad retail (jendela dan pintu), kolom,
mozaik dari kaca
railing, dan elemen-
berwarna
elemen mall lainnya sebagai ciri khas arsitektur art deco.
3
Pecinan
− Rumah dua lantai
Detil menyerupai
− Teras di depan
ukiran kayu dan
− Pintu dan jendela
penggunaan warna
besar − Ukiran kayu
merah pada fasad retail serta elemenelemen mall seperti signage, railing, dan lain-lain.
4
Pelabuhan dan
− Elemen air
Penggunaan elemen
Pantai
− Ruang terbuka
air pada ruang
publik
terbuka hijau.
Sumber : Analisis Pribadi
!
99!
5.3.10. Konsep Integrasi Fungsi a. Integrasi Fungsi Apartemen dan Shopping Mall Integrasi antara apartemen dan shopping mall
apartemen
menggunakan konsep integrasi antara dua
sirkulasi vertikal shopping mall
fungsi yang saling mengunci. Bagian yang terintegrasi dapat digunakan bersama oleh
Gambar 5.18. Integrasi
kedua fungsi dan dimanfaatkan sebagai
Fungsi Apartemen dan
sirkulasi vertikal. Area ini dapat diakses dari
Shopping Mall Sumber : Analisis Pribadi
apartemen maupun shopping mall.
Integrasi antara apartemen dan shopping mall terletak pada ground floor. Selain itu lift pada apartemen tower 2 dibuat menerus sampai ke lantai teratas area shopping mall sehingga penghuni apartemen dapat mengakses shopping mall secara langsung. b. Integrasi Fungsi Bangunan Mixed-Use dengan Sarana Transportasi Umum
APARTEMEN JALUR PEDESTRIAN JALUR PEDESTRIAN
HALTE TRANS SEMARANG
SHOPPING MALL
Gambar 5.19. Integrasi Bangunan Mixed-Use dengan Sarana Transportasi Umum Sumber : Analisis Pribadi
Integrasi antara bangunan mixed-use dengan sarana transportasi umum merupakan integrasi dua fungsi yang dihubungkan oleh ruang bersama. Ruang bersama ini berbentuk linier serta merupakan ruang perantara
!
100!
antara fungsi apartemen dan shopping mall dengan halte trans Semarang. Ruang perantara ini dikembangkan sebagai jalur pedestrian. Terdapat dua jalur pedestrian : − Jalur pedestrian yang menghubungkan halte trans Semarang dengan area shopping mall. − Jalur pedestrian yang menghubungkan halte trans Semarang dengan lantai fasilitas apartemen. Jalur ini menggunakan teknologi untuk membatasi akses menuju apartemen (hanya dapat diakses oleh penghuni apartemen).
Gambar 5.20. Jalur Pedestrian sebagai Ruang Perantara antara Bangunan Mixed-Use dengan Sarana Transportasi Umum Sumber : Analisis Pribadi
Halte pada site melayani jalur trans Semarang koridor 1 ke arah barat. Sementara halte untuk koridor 1 arah timur berada di seberang jalan (eksisting) dan akan dihubungkan dengan site melalui jembatan penyeberangan. 5.3.11. Struktur dan Utilitas a. Sistem Struktur Sistem struktur yang digunakan pada bangunan ini adalah sistem core, kolom, dan balok dengan material beton bertulang. !
101!
b. Sistem Jaringan Air Bersih dan Air Panas Jaringan air bersih menggunakan sistem down feed dengan spillback tank. Air dari ground tank dipompa ke
upper
tank
kemudian
didistribusikan ke bawah dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Sistem ini dilengkapi dengan spillback tank Gambar 5.21. Sistem Down Feed
untuk mencegah pipa pecah akibat
dengan Spillback Tank
tingginya tekanan air. Sementara
Sumber : Materi Kuliah Utilitas
pada sistem jaringan air panas, air
2012
!
melalui
boiler
terlebih
dahulu
sebelum dialirkan ke kamar-kamar.
c. Sistem Jaringan Air Kotor Sistem jaringan air kotor pada bangunan ini menggunakan single stack system. Pada sistem ini air tinja dan air kotor atau air sabun dialirkan melalu pipa mendatar yang berbeda, namun pipa vertikalnya menjadi satu.
Gambar 5.22. Sistem Single Stack Sumber : Materi Kuliah Utilitas 2012
! d. Sistem Transportasi Vertikal Sistem transportasi vertikal pada area shopping mall menggunakan eskalator, lift, dan tangga darurat. Sementara pada apartemen sistem transportasi vertikal menggunakan lift dan tangga darurat. Lift pada
!
102!
shopping mall berbeda dengan lift pada apartemen untuk menjaga privasi penghuni apartemen. e. Sistem Pengolahan Limbah Limbah cair pada bangunan ini diolah menggunakan Rotating Biological Contractor (RBC). Air lemak dari dapur diolah melalui bak pengangkap lemak terlebih dahulu sebelum dialirkan menuju RBC. Hasil pengolahan limbah ini diolah lagi menggunakan filter kemudian sebagian digunakan untuk menyiram tanaman dan sisanya dibuang ke riol kota.
Gambar 5.23. Rotating Biological Contractor (RBC) Sumber : http://www.seprotech.com/am_cms_media/rbc-line-drawing.jpg
Limbah padat didistribusikan melalui shaft sampah menuju ke bak penampungan sampah yang kemudian akan diangkut ke luar bangunan. f. Sistem Penghawaan Buatan Sistem penghawaan buatan digunakan pada area atrium dan tenant shopping mall, lobby apartemen, fasilitas umum pada apartemen, dan unit hunian apartemen. Sistem yang digunakan adalah AC central dengan horizontal ducting system. Sementara pada area parkir dan koridor apartemen menggunakan sistem penghawaan alami.
!
103!
g. Sistem Jaringan Listrik Terdapat dua macam sumber listrik, yaitu PLN sebagai sumber listrik utama dan genset sebagai sumber listrik cadangan. Listrik dialirkan melalui MDP (Main Distribution Panel) menuju ke SDP (Sub Distribution Panel) lalu dialirkan menuju PP (Panel Pembagi). Listrik pada area shopping mall dan apartemen berasal dari sumber listrik yang sama, namun masing-masing memiliki panel kontrol yang berbeda. h. Sistem Pencahayaan Buatan Secara umum terdapat empat teknik pencahayaan buatan pada ruangan : − Ambient lighting, yaitu pencahayaan umum yang menyebar ke seluruh ruangan. − Wall washer, yaitu pencahayaan untuk menyinari bagian dinding tertentu. − Task lighting, yaitu pencahayaan untuk menerangi aktivitas tertentu seperti pada meja kerja atau di atas cermin rias. − Accent lighting, yaitu pencahayaan untuk menonjolkan detil. Tabel 5.4. Sistem Pencahayaan Buatan
No
Nama Ruang
Teknik Pencahayaan Buatan
1
Atrium shopping mall
Ambient lighting, wall washer.
2
Koridor shopping mall
Ambient lighting, wall washer.
3
Retail shopping mall
Ambient lighting, accent lighting.
4
Toilet umum
Ambient lighting, task lighting.
5
Lobby apartemen
Ambient lighting, wall washer, accent lighting.
6
Koridor apartemen
Ambient lighting.
7
Unit hunian apartemen
Ambient lighting, task lighting, accent lighting.
8
Fasilitas apartemen
Ambient lighting, wall washer, accent lighting.
!
104!
9
Ruang pengelola
Ambient lighting, task lighting.
10
Area servis
Ambient lighting. Sumber : Analisis Pribadi
i. Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Untuk sistem pencegahan dan penanggulan kebakaran, setiap lantai dilengkapi dengan fire alarm, sprinkler, heat detector, smoke detector, fire hydrant, dan kamera CCTV. Sementara dalam setiap unit apartemen terdapat heat detector, smoke detector, dan sprinkler. Sprinkler dan fire hydrant dilengkapi dengan water supply system. Selain itu terdapat tangga darurat yang terbuat dari material tahan api untuk evakuasi jika terjadi kebakaran. j. Sistem Penangkal Petir Penangkal petir menggunakan sistem Faraday. Sistem ini terdiri atas komponen alat penerima berupa kawat tembaga mendatar dan kawat penyalur yang dipasang sampai pada bagian tanah yang basah. Sistem ini memiliki jangkauan yang lebih luas daripada sistem konvensional. k. Sistem Komunikasi Sistem komunikasi yang digunakan pada bangunan ini adalah intercom, telepon, faxilimile, dan jaringan internet. Setiap unit hunian apartemen dilengkapi dengan telepon dan jaringan internet. l. Sistem Keamanan Sistem keamanan pada apartemen maupun shopping mall menggunakan kamera CCTV. Kamera CCTV diletakkan di setiap unit retail shopping mall, koridor shopping mall, dan koridor apartemen.
!
105!