BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
5.1. Pencapaian Site
Jl. Sutera Boulevard
Site Terletak di kawasan Alam Sutera, Serpong yang tidak jauh dari perumahan dan pusat bisnis (area komersil). Site untuk menuju sekolah dapat dicapai melalui Jalan Sutera Utama. Area Alam Sutera termasuk area di Tangerang Selatan yang berkembang dengan pesat. Kawasan Serpong akan diperuntukkan dan direncanakan menjadi kawasan pendidikan oleh Kota Tangerang Selatan.
Gambar 5.1. Pencapaian Site
5.2. Main Entrance, Side Entrance, dan Zoning 1. Side Entrance diletakkan di sebelah timur yaitu pada Jl. Sutera Boulevard dengan arus lalu lintas sedang dan memiliki lebar jalan yang cukup besar 2. Main entrance diletakan di sebelah yang menghadap ke arah utara Jl. Sutera Utama, memiliki kepadatan lalu lintas yang sedang. Untuk mengatasi kebisingan digunakan barrier di sekitar sekolah
Gambar 5.2. Main dan Side Entrance; Zoning
Zona Publik di Luar Ruang Zona Privat Zona Semi Publik Zona Publik di Dalam Ruang
Zona publik, merupakan zoning ruang yang kurang membutuhkan ketenangan, seperti: area parkir,
plaza/ hall, lapangan/ area olahraga,
foodcourt, lobby, untuk keperluan service, seperti: gudang, ME, ruang satpam, kamar mandi. 99
Zona semi publik, merupakan zoning ruang yang memerlukan ketenangan sedang, seperti: ruang pengelola, ruang administrasi, ruang guru, ruang yayasan, ruang kepala sekolah, ruang koperasi.
Zona private, merupakan zoning ruang yang memerlukan ketenangan tinggi, seperti: perpustakaan, laboratorium/ workshop, ruang-ruang kelas.
5.2.1. Tata Masa Bangunan Tata masa bangunan disesuaikan dengan bentuk site yang ada sehingga lahan serta view yang ada dapat digunakan semaksimal mungkin, yang diaplikasikan melalui bentuk-bentuk dasar geometri seperti persegi, segitiga, lingkaran dan lain-lain. Tata masa bangunan nantinya harus,
Menghargai lansekap lingkungan.
Menyesuaikan bentuk tapak dan desain terhadap penggunaan bentuk denah, sumbu jalan dan hirarki ruang.
Memperhatikan orientasi bangunan terhadap garis edar matahari kaitannya dengan pemecahan terhadap iklim tropis.
Pemanfaatan daerah hijau untuk memperbaiki iklim mikro di sekitar banguan dan menjadi pelindung dari panas di daerah pedestrian dan plaza/ lapangan.
Penggunaan bentuk dasar geometri dengan variasi curving dan penambahan bentuk diharapkan dapat memenuhi kriteria denah dan bentuk bangunan yang diinginkan sesuai dengan penekanan desain arsitektur organik, dengan bentuk ini pemanfaatan energi alam dapat maksimal dan memberi kemudahan pengaturan sirkulasi Gambar 5.3. Iklim Mikro
100
Penggunaan
bentuk
dasar
geometri
dengan
penambahan
bentuk
diharapkan dapat memenuhi kriteria denah dan bentuk bangunan yang diinginkan sesuai dengan penekanan desain arsitektur organik kontemporer, serta dengan bentuk yang seperti ini pemanfaatan energi alam dapat maksimal, selain itu bentuk seperti ini memberikan kemudahan pengaturan sirkulasi dalam bangunan.
5.3. Konsep Bangunan 5.3.1. Program Ruang Program ruang pada bangunan Sekolah Dasar direncanakan sebagai berikut (makro):
Fasilitas Eco-Smart banyak dilakukan di luar ruang
Skema 5.1. Program Ruang Secara Makro
5.3.2. Kebutuhan Ruang Jadi, jumlah keseluruhan fasilitas ruang pada Pendidikan Sekolah Dasar di Alam Sutera adalah sebagai berikut :
Luas Unit Pengelola Yayasan Luas Unit SD Luas Unit Pelengkap Umum o Lapangan Olahraga o Ruang Umum o Luas Unit Pelayanan Teknis Umum o Luas Parkir Jumlah
932,4 28.927,2 6.879,6 283,2 1.371,6 4.344 43.738
101
No.
1
No. 1
2
3
4
Tabel 5.1. Program Ruang Pendidikan Sekolah Dasar Unit Kelompok Jenis Ruang Luas Ruang(m²) R. Ketua 50 R. Waka Bid. Pendidikan 39 R. Waka Bid. Administrasi 35 R. Kepala Sekolah Utama 40 R. Kadiv Perencanaan dan Anggaran 36 R. Kadiv Personalia 22 Pengelola Yayasan R. Kadiv Humas 22 R. Kadiv Teknis 38 R. Rapat 350 R. Arsip 50 Lavatory Pria 40 Lavatory Wanita 55 Luas + Sirkulasi 20 % 777 + 20% = 932,4 Unit SD Kegiatan Belajar R. Kelas 3.000 R. Perpustakaan + Audio Visual 1.500 R. Theater 1.400 Lab. Musik 350 R. Art 360 Lab. Komputer + penjaga ruang 410 Lab. Sains 380 Kegiatan Penunjang Lab. Bahasa Inggris + Audio Visual 400 Lab. Bahasa Asing + Audio Visual 400 Lab. Workshop + Research 600 Garden + hutan mini (taman 8.800 serangga dan fauna)+ area air Area Iptek + exhibition 2.600 Area holtikultura 600 R. Kepala Sekolah 20 R. Wakil Kepsek 20 R. Administrasi 25 Kegiatan R. Guru 218 Administrasi R. Tamu 20 Lavatory Staff 25 Gudang 60 Kantin 680 Pantry Kantin 240 Hall 670 Loker 400 Koperasi 100 R. BMOG 37 Kegiatan Pelengkap Gudang 100 R. UKS + piket dokter 98 R. Bimbingan Konseling (psikolog) 38 R. Ibadah Musholla 30 R. Ibadah Multifungsi 60 Lavatory wanita 105 102
5
6
7
8
9
Lavatory pria R. ME Control Kegiatan Layanan Teknis Gudang Umum Luas + Sirkulasi 20 % Unit Pelengkap Umum Lapangan Basket Lapangan Bola Area Outbond Mini & Taman Bermain + Track Sepeda Indoor Volleyball/ Badminton Fasilitas Olahraga R. Ganti Pria R. Ganti Wanita Gudang Lavatory Pria Lavatory Wanita Luas + Sirkulasi 20 % Ruang Umum R. Ketua BMOG Pusat R. Administrasi R. Tamu R. Penjualan R. Staff Koperasi Umum R. Fotokopi Gudang Musholla Ruang Ibadah R. Ibadah Multifungsi Luas + Sirkulasi 20 % Pos Jaga Area Daur Ulang Kegiatan Layanan Gudang Umum Teknis Umum Lavatory Umum Pantry Luas + Sirkulasi 20 % Bus Sekolah Mobil Parkir Sepeda Motor Mobil Operasional Sekolah Luas + Sirkulasi 100 % Luas Lantai Bangunan (tanpa fasilitas OR dan parkir) Luas Fasilitas Olahraga dan Parkir Luas Keseluruhan
110 80 120 24.106 + 20% = 28.927,2 650 1.000 3.330 400 50 78 40 80 105 5.733 + 20% = 6.879,6 38 22 20 20 45 8 18 25 40 236 + 20% = 283,2 625 8 110 200 200 1.143 + 20% = 1.371,6 600 2.800 120 100 3.620 + 20% = 4.344 31.514,4 11.224 43.738
5.3.3. Konsep Bentuk Konsep bentuk bangunan sekolah dasar ini memiliki kriteria bangunan sebagai berikut: 1. Menampilkan kesan bangunan pendidikan dengan bentuk multi building 103
2. Menggunakan arsitektur organik kontemporer. 3. Mengutamakan persyaratan dan kenyamanan ruang-ruang, baik di dalam maupun di luar ruangan. Menampilkan tujuh unsur pokok dalam arsitektur, yaitu: 1) Wujud: diterapkan melalui susunan masa yang solid dengan bukaanbukaan agar menimbulkan kesan ringan, mengolah Umasa mengikuti pola jalan atau pola bangunan sekitar, metafora terhadap hal yang berkaitan dengan fungsi bangunan. Knowledge = Pengetahuan Pendidikan Tree = Pohon Arsitektur organik “Tree of Knowledge” ‘Ilmu pengetahuan terdiri dari banyak cabang’, seperti pohon yang memiliki banyak cabang dahan, semakin banyak pengetahuan yang didapat maka akan semakin baik ‘Ilmu pengetahuan tidak memiliki batas, (batasan umur dan waktu)’, seperti pohon yang dapat bertahan hingga ratusan tahun
Wujud yang digunakan terdiri dari wujud-wujud dasar dengan penggabungan antara persegi dan segitiga yang dimodifikasi sedemikan rupa hingga membentuk metafora dari wujud pohon yang permukaannya tidak merata dan berkelok-kelok.
Gambar 5.4. Konsep Bentuk Melalui Metafora Sumber: Data Pribadi 104
Bentuk Modifikasi
Bentuk Konvensional
Gambar 5.5. Gabungan Beberapa Masa yang Membentuk Bangunan
Leaf
Branch Trunk
Bangunan disesuaikan dengan bentuk Kawasan dibuat seolah-olah menyerupai bagian dari pohon
Bentuk Modifikasi
Gambar 5.6. Ruang Luar Disesuaikan Dengan Metafora Masa yang Membentuk Bangunan
2) Dimensi Menyesuaikan dimensi masa bangunan dengan ruang-ruang di dalam bangunan sesuai dengan kegiatannya. Bentuk memanjang disesuaikan dengan metafora dari wujud pohon, ada bagian yang terdiri dari 2 lantai, 3 lantai dan ada juga yang satu lantai. Ketinggian masa dan ceilling yang berbeda sebagai daya tarik visual. Masa juga menggunakan void dan solid. 105
2 Lantai di semipublik 3 Lantai di area privat 2 Lantai di area privat Gambar 5.7. Dimensi Masa
3) Tekstur: kombinasi tekstur material dengan pencampuran kesan kontemporer dan kesan alami dengan cara menggabungkan materialmaterial seperti kaca, beton, besi dan baja dengan menggunakan bahan dari alam seperti kayu, batu alam, rumput.
106
4) Warna: warna-warna yang dapat mengekspresikan suatu daya tarik di dalamnya dengan menggabungkan warna-warna bernuansa alam dan warna pastel atau primer.
Gambar 5.8. Warna Pada Bangunan Sekolah Sumber: Data Pribadi
5) Posisi: bangunan posisinya relatif memanjang dengan komposisi serta konfigurasi masa bangunan diarahkan untuk dapat menciptakan ruangruang yang dibutuhkan di dalam bangunan sekolah dasar. Kemiringan posisi bangunan ±15º, agar mendapat cross ventilation baik dari angin maupun cahaya meminimalisir suhu yang masuk ke dalam bangunan.
U
Barrier sebagai penghalang cahaya matahari atau suara bising dari arah jalan Gambar 5.9. Posisi Masa dan Orientasi
6) Orientasi: orientasi bangunan mengikuti akses kota, serta orientasi terhadap peredaran matahari sebagai sumber pencahayaan alami.
107
7) Inersia Visual: bentuk bangunan yang stabil ditinjau dari proporsinya dengan bagian bangunan sebagai pendukung landscape ditampilkan menjadi sebuah point of interest.
Gambar 5.10. Lansekap Bangunan
5.3.4. Konsep Pendukung Konsep pendukung bangunan sekolah dasar adalah: a. Penampilan bangunan, penampilan bangunan sekolah dasar didasari dengan mempertimbangkan: Karakter bangunan yang ingin ditampilkan yaitu memberikan kesan komersil. Memperhatikan unsur-unsur estetika, baik eksterior maupun interior. Mampu
mencerminkan
aktivitas
bangunan,
terutama
aktivitas
pembelajaran dengan unsur lingkungan dan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. b. Masa Bangunan, penempatan masa bangunan sekolah dasar dapat merespon bentuk site. Adapun pengambilan bentuk masa dari bangunan sekolah dasar yaitu: Atraktif, menarik bagi siswa sekolah dasar agar siswa tertarik untuk sekolah. Geometris, ruang menjadi efektif dan efisien sesuai dengan kriteria arsitektur organik. Dinamis, tidak membosankan dan memberikan sensasi ruang pada interior maupun eksterior dengan menggunakan eco smart design.
108
25 m
Gambar 5.11. Zona Pada Masa Bangunan Bangunan sekolah dasar didominasi oleh ruang terbuka hijau, dan ruang terbuka publik Terjadi permainan ketinggian masa Bangunan diletakan agak jauh dari jalan utama untuk mencegah kebisingan Bangunan menyatu dengan lansekap dengan adanya green roof atau garden roof agar menciptakan ruang terbuka hijau lebih banyak Penggunaan double facade sebagai aspek interior dan penghalang sinar matahari Didominasi dengan penggunaan warna-warna alam
Gambar 5.12. Sketsa-Sketsa Masa Bangunan 109
c. Optimalisasi energi, dengan cara mengurangi luasan dinding yang terkena paparan sinar matahari, tanpa mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke dalam bangunan. Terdapat aspek Eco Smart Environmental Technology pada bangunan ini melalui, • Solar Thermal Colectors/ Photovoltaics
• Rooftop park
• Shading
• Blackwater Sewage Recycling
• Daylighting
• Chilled Ceilings
• Natural Ventilation
• Recycled Timber Louvres Used to Cool and Shade
• Mix New and Recycle Materials • Under Floor Ventilation
• Capturing and Recycling Rainwater
• Occupancy Sensors
• Radiant Slab Heating and Cooling in The Foyer
• Cooling Plant Run on Natural Gas
• Planned Hydrogen Power Plant
d. Pencapaian Bangunan OUT
AREA PARKIR Jalur Kendaraan Jalur Pedestrian Lobby sekolah
IN Gambar 5.13. Sirkulasi Pada Tapak
Pencapaian dari area parkir ke gedung sekolah menggunakan pencapaian secara langsung demi keamanan siswa. Kenyamanan dan keamanan bagi pejalan kaki. Tidak mengganggu sirkulasi kendaraan di sekitar tapak. Kemudahan dan kejelasan entrance bagi kendaraan dan pejalan kaki. Akses menuju bangunan melalui ruang terbuka hijau dikarenakan posisi bangunan berada pada jarak ±25 m dari pinggir jalan utama.
110
d. Sirkulasi Pada Tapak Jalur utama pejalan kaki dan kendaraan dibedakan dengan batas yang jelas, yaitu dengan adanya pedestrian path dengan tekstur yang berbeda. Perpotongan antara pejalan kaki dan kendaraan dibuat seminimal mungkin. 5.3.5. Konsep Sistem Ruang Penataan ruang didasarkan pada pertimbangan kelompok kegiatan yang ada di dalam bangunan sekolah dasar, antara lain: a. Kelompok Ruang Pengelompokan ruang disesuaikan dengan aktivitas yang ada yaitu kelompok ruang kegiatan utama (pembelajaran), kelompok ruang penunjang dan kelompok ruang servis. b. Sistem Hirarki Ruang Prisinp sistem hirarki ruang didasarkan pada sifat kegiatan dan bentuk pelayanan. Hal tersebut dibagi dalam tiga ruang, yaitu ruang publik, ruang semi publik dan ruang privat. Ruang publik terdiri dari kelompok kegiatan servis. Ruang semi publik merupakan kelompok kegiatan yang berhubungan dengan kelompok pengguna tertentu, yaitu kelompok kegiatan pembelajaran serta kegiatan penunjang. Ruang privat merupakan kelompok ruang yang melayani kelompok pengguna yang terbatas pada kepentingan yang dengan fungsi ruang tersebut, yaitu ruang pengelola. 5.3.6. Sirkulasi Ruang Penataan sirkulasi ruang dibedakan dan dipisahkan sesuai dengan kepentingannya, yaitu: Sirkulasi siswa, tuntutan yang utama adalah mampu memberikan arah yang jelas, sehingga memudahkan siswa mengikuti alur sirkulasi. Sirkulasi pengelola, mengutamakan kemudahan dalam pengawasan terhadap siswa dan pemeliharaan bangunan sekolah.
111
o Pola sirkulasi yang diterapkan pada ruang adalah: → Pola Sirkulasi Radial Pola ini diterapkan pada area terbuka seperti lapangan olahraga/ taman, kantin, sehingga siswa dapat langsung menuju ke ruang lainnya dengan arah sirkulasi radial melalui selasar.
Gambar 5.14. Pola Radial
→ Pola Sikulasi Linear/ Melalui Ruang-Ruang
Gambar 5.15. Pola Sirkulasi Linear
Pola sirkulasi ini mempunyai karakter yaitu kesatuan dari tiap-tiap ruang dipertahankan, konfigurasi jalan yang fleksibel dan ruang-ruang perantara dapat dipergunakan untuk menghubungkan jalan dengan ruangnya. Pola ini menghubungkan satu area dengan area lainnya secara linear atau segaris. 5.3.7. Konsep Struktur Bangunan Sistem struktur bangunan
yang
direncanakan diterapkan pada perancangan bangunan sekolah dasar adalah advance structure, yang dapat memberikan citra arsitektur
organik
kontemporer.
Diantaranya adalah dengan penggunaan bahan-bahan untuk struktur yang terbaru dan
modern
seperti
baja,
aluminium,
fiberglass dan penggunaan material alam.
Gambar 5.16. Konstruksi Beton dan Baja Sumber: Data Pribadi
Secara umum, struktur bangunan dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu base structure (pondasi), struktur rangka bangunan (kolom-balok), dan upper structure (struktur atap). Ketiganya harus membentuk suatu kesatuan sistem struktur yang tertutup, kokoh, dan kaku (rigid). Dengan ketinggian ±3 lantai dengan bentang panjang, sistem struktur yang dipakai pada bangunan ini sebatas konstruksi rangka beton dan baja. Bahan-bahan ini juga harus bebas dari jejak karbon dengan 112
menggunakan berbagai innovative bahan melalui campuran sehingga dapat mengurangi kadar karbon yang dihasilkan oleh bahan itu sendiri, seperti: Penggunaan baja dengan label green yang cara pembuatannya telah mengalami perubahan yang signifikan dengan menggunakan ban tua dan plastik bekas dalam menciptakan proses manufaktur baja ‘hijau’ atau pengurangan porsi semen yang digantikan dengan material cementitious sebagai aditif dengan kualitas yang sama, sehingga tetap diperoleh beton berkinerja tinggi, aditif tersebut adalah abu terbang, silica fume yang diolah pada silo semen dengan teknologi beton modern dapat memperoleh penghematan energi 21,1% atau mengggunakan Bahan Hebel atau b-panel sebagai komponen utama dinding bangunan berupa blok dinding yang mempunyai keunggulan dari segi kekuatan dan efisiensi waktu pada pelaksanaan pemasangan
dinding, dengan material
kapur, semen, pasir silica dan air melalui teknologi penggilingan dan pemintalan dan pencampuran di cetak dan dipotong sesuai dengan ukuran yang efisien pada dimensi dinding, sehingga mengurang waste factor pemakaian bahan, sehingga dapat dikategorikan bahan hemat sampah konstruksi; bpanel adalah panel beton pracetak-prategang, merupakan system bahan bangunan hemat energi dan ramah lingkungan yang inovatif, karena terpadu dari panel komposit beton reinforced – expanded polystyrene (EPS) yang memiliki karakteristik insulasi thermal dan akustik serta ketahanan terhadap gempa, disebut komponen bangunan ramah lingkungan karena 100% recyclable dapat didaur-ulang, jangka pemakaian lama, tidak beracun, tidak membusuk (www.b-panel.com; Inter Governmental Panel on Climate Change ).
5.4. Konsep Utilitas Menggunakan sistem Eco-Smart Building pada bangunan sekolah. 5.4.1. Jaringan Penerangan 1. Penerangan alami mengunakan terang langit. Pemecahan efek sinar matahari
dilakukan
dengan
penanaman
pohon-pohon,
skylight,
penggunaan kaca non glare dengan heat reflecting untuk mengatasi panas yang ditimbulkan. 113
2. Penerangan buatan dapat dipakai pada malam hari, untuk ruang-ruang yang penerangannya tidak dapat dipenuhi dengan penerangan alami dan untuk ruang-ruang yang membutuhkan penerangan khusus. Sistem penerangan menggunakan lampu hemat energi otomatis. 5.4.2. Sistem Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara terbagi dua yaitu secara mekanis, alami dan buatan. Secara mekanis adalah dengan exhaust fan dan focal fan pada ruang-ruang seperti dapur, tangga darurat dan ruang mesin. Sistem pengkondisian udara buatan dengan sistem AC sentral, dengan Air Handling Unit (AHU) di setiap lantai bangunan. Sistem pengkondisian udara yang alami berupa adanya bukaan-bukaan atau ventilasi dalam bangunan untuk memudahkan angin masuk ke dalam bangunan apabila cuaca memungkinkan seperti di dalam kantor, hall, ruang kelas, foodcourt, lavatory, bagian utilitas dan akses bukaan seperti lobby atau lapangan/ area olahraga. 5.4.3. Sound System dan Audio Visual Microphone dan speaker sebagai alat pengeras suara dalam aktivitas pameran dan pertemuan, simultaneous interpreter untuk mendengarkan suara dari penerjemah dalam aktivitas pertemuan, CCTV sebagai alat memantau keamanan bangunan, dan car calling untuk memanggil sopir dan mobilnya. 5.4.4. Sistem Komunikasi Sistem telekomunikasi yang nantinya akan digunakan pada bangunan sekolah dasar ini antara lain: a. Sistem Interkom d. Telepon Umum b. Internet – WiFi e. Pengeras Suara c. Faksimili 5.4.5. Jaringan Listrik
Skema 5.2. Jaringan Listrik
Sumber utama penyediaan listrik berasal dari PLN dan untuk cadangannya digunakan genset yang secara otomatis akan bekerja ketika aliran listrik padam 114
atau terputus. Selain itu, menggunakan Solar Panel dan baterai sebagai jaringan equipment (mekanikal dan elektrikal), penerangan, dan pompa. Listrik dari PLN diterima oleh trafo untuk
menstabilkan tegangan, yang diteruskan ke Main
Distribution Panel (MDP), lalu diteruskan ke Secondary Distribution Panel (SDP) untuk kemudian diterima oleh peralatan listrik. 5.4.6. Sistem Transportasi Sistem transportasi menggunakan tangga dengan kemiringan maksimal 40º dengan bordes, dapat dilalui 2-3 orang (lebar 120-160 cm), antrede anak tangga 30 cm (tidak boleh kurang dari 22,5 cm) dan optrade anak tangga antara 15-19 cm dengan tinggi tangga >2m. Selain tangga, terdapat ramps pada bangunan sekolah dasar ini tidak boleh melebihi 7º dan panjang ramps tidak melebihi 900 cm dengan lebar 95 cm – 136 cm dan pegangan ketinggian antara 65-80 cm. 5.4.7. Jaringan Air Bersih dan Air Kotor Sumber air bersih untuk bangunan sekolah dasar antara lain: 1. PDAM, digunakan untuk keperluan di Foodcourt/ canteen, shower, dapur dan untuk wastafel/ drinkable water.
Skema 5.3. Air Bersih
2. Air Hujan, ditampung untuk mengairi lansekap, toilet flush, dan urinal. Sistem yang digunakan adalah down feed system. Air dari PAM ditampung di ground reservoir, kemudian oleh pompa penekan air dialirkan menuju rooftank, dan dengan gaya gravitasi air bersih mengalir ke tiap-tiap lantai begitu juga dengan air hujan yang ditampung.
Skema 5.4. Air Hujan
Kotoran dari lavatory yang berbentuk padat langsung dialirkan ke septic tank yang berhubungan dengan sumur resapan. Pembuangan air kotor menggunakan two pipe system, yaitu limbah padat melalui soil stack, 115
sedangkan limbah cair melalui waste stack, yang kemudian keduanya disalurkan ke house drain, lalu ke house sewer untuk menghindarkan bau. Sebelum disalurkan ke saluran kota, limbah diolah agar bebas dari bahaya polutan. Jika memungkinkan air kotor atau limbah yang masih tersisa nantinya akan dikembalikan ke dalam tanah dengan cara penggunaan biopori atau diolah kembali menjadi kertas, pupuk, atau aneka kerajinan yang terbuat dari sampah. Adanya pond sebagai area resapan air hujan. 5.4.8. Sistem Pemadam Kebakaran Sistem pemadam kebakaran meliputi: 1. Sistem Sprikler 4. Sistem Stand Pipe 2. Sistem CO²
5. Fire Hydrant
3. Sistem House Real Sistem pemadam kebakaran terbagi atas: o Sistem Deteksi, sistem ini akan mendeteksi bila terjadi kebakaran dalam bangunan dan akan mebunyikan alarm. o Sistem Evakuasi (penyelamatan), yaitu cara yang diambil oleh penghuni untuk segera keluar melalui pintu-pintu darurat yang tersedia, yaitu: Konstruksi dan bahan bangunan yang tahan api. Sirkulasi, lorong dan pintu darurat yang memenuhi syarat. Tangga darurat mudah dicapai dengan jarak 25-30 m (antar tangga) dan kedap asap dan memiliki pintu tahan api yang dapat menutup sendiri. 5.4.9. Sistem Pembuangan Sampah Sistem pembuangan sampah
menggunakan
shaft
sampah,
agar
pembuangan menjadi lebih efisien. Selain itu juga ditempatkan tempat sampah pada area sirkulasi siswa. Shaft sampah nantinya dibagi menjadi 3 kategori: Sampah yang tidak bisa di daur ulang (non organik), sampah yang bisa di daur ulang (organik), dan sampah pecah belah. Sampah yang masih bisa digunakan untuk daur ulang dapat digunakan kembali baik dalam pembelajaran, pembuatan prakarya, atau menjadi bahan yang untuk perjual belikan. 116
5.4.10. Sistem Penangkal Petir Bangunan sekolah dasar ini nantinya akan menggunakan penangkal petir sistem Franklin atau menggunakan metode green yang dapat menangkap petir sebagai tenaga listrik pada bangunan sekolah itu sendiri dengan cara kerja seperti solar cell. 5.4.11. Sistem Building Automation System Fungsi pengontrolan pada building automation system meliputi beberapa aspek di bawah ini: 1. Untuk
fasilitas
tata
udara,
mencakup
pengontrolan
pemanasan,
menghidupkan dan mematikan AC, pemasukan udara bersih, jumlah kipas angin, temperatur ruangan, dan pengontrolan operasi pemanasan. 2. Untuk pengontrolan cahaya (jadwal on/ off), terang atau silaunya cahaya lampu, serta pengontrolan cahaya dari jendela. Untuk fasilitas listrik, meliputi pengontrolan daya listrik pada saat jam sibuk, daya yang reaktif, dan faktor beban daya. 3. Sensor pada lantai yang efektif dapat menghasilkan energi listrik dengan berjalan diatasnya seperti yang dilakukan oleh Sustainable Dance Club di Rotterdam, Belanda. Selain itu Sistem Building Automation System juga harus kreatif untuk menampilkan ide-ide barunya sebagai penunjang pembelajaran di sekolah berbasis eco smart ini.
117