BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
V.1. Konsep Lingkungan Setelah melakukan analisis lingkungan, maka konsep lingkungan yang diterapkan adalah Konsep Interaksi. Konsep Interaksi merupakan konsep yang sesuai untuk tema Regionalisme Kritis, di mana lingkungan dalam hal ini sejarah lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk diperhatikan. Adanya potensi tapak misalnya fasilitas umum dan kesamaan aktivitas karena berada di dekat dengan kampus Universitas Bina Nusantara dimanfaatkan dengan berinteraksi.
GAMBAR 46 : ZONA PUBLIK DIBUKA UNTUK LINGKUNGAN
118
Dengan membuka diri, maka fasilitas-fasilitas tapak bisa memberikan keuntungan bagi lingkungan, sekaligus menjadi dekat dengan lingkungan, dan bisa memanfaatkan fasilitas-fasilitas di lingkungan. Adanya pembukaan area publik ke lingkungan dan set-back bangunan lebih ke dalam tapak, dengan sendirinya akan mengurangi kepadatan bangunan terutama di tepi Jalan Raya Kebun Jeruk, memberi ruang bernafas bagi lingkungan, sekaligus kontribusi hijau bagi lingkungan.
GAMBAR 47 : RUANG BERNAFAS DAN KONTRIBUSI HIJAU BAGI LINGKUNGAN Jalan masuk utama ditetapkan pada sisi yang menghadap Jalan Raya Kebun Jeruk karena pertimbangan pencapaian serta kejelasan pintu masuk. Untuk penghargaan terhadap pejalan kaki / manusia pengguna bangunan, maka entrance mobil dipisahkan dari entrance manusia. Parkir menggunakan sistem sirkulasi linear langsung menuju ke tempat parkir dan keluar di jalur pada area yang sama sehingga tidak mengganggu kelancaran jalan manusia.
119
GAMBAR 48 : SIRKULASI MANUSIA DAN KENDARAAN Sebagai imbas interaksi, massa bangunan akan menghadap ke Barat ke arah yang menghadap Jalan Raya Kebun Jeruk sebagai tempat berinteraksi dengan lingkungan sekitar tapak. Hal ini sendiri didukung dengan adanya vegetasi di area publik ini sehingga bisa mengurangi panas matahari dari arah Barat dan mengurangi polusi dari kendaraan di Jalan Raya Kebun Jeruk. Pemakaian elemen teritis dan kisikisi akan membantu mengurangi panas yang masuk ke dalam bangunan. Parkir akan direncanakan di atas tapak, tidak di basement karena mempertimbangkan mahalnya biaya pembuatan basement dan tersedianya lahan di atas tanah. Namun demikian, tempat parkir tetap diletakkan di area belakang di bawah area-area pendidikan dan fasilitas sehingga tidak mengurangi keberadaan Ruang Terbuka Hijau yang telah direncanakan.
120
V.2
Konsep Bangunan Konsep bangunan akan lebih banyak mengacu pada Tema Regionalisme Kritis sebagai jawaban atas telah ditinggalkannya lokalitas di daerah ini. Dengan menggunakan konsep mengangkat kembali unsur lokal yang ditafsirkan dan ditransformasikan menjadi bentuk yang kontemporer / sesuai dengan kekinian. Organisasi ruang akan disesuaikan dengan organisasi ruang pada bangunan tradisional Betawi yaitu adanya Ruang Depan, Ruang Tengah, dan Ruang Belakang.
GAMBAR 49 : ADOPSI DAN TRANSFORMASI ORGANISASI RUANG
121
Bangunan akan menggunakan material-material lokal yang relatif mudah ditemukan di lingkungan antara lain batu bata, beton, batu alam, dan genteng, serta kayu untuk interior. Beberapa elemen arsitektur tradisional Betawi yang akan diadopsi ke dalam bangunan antara lain adanya Tangga sebagai penanda pintu masuk ke bangunan.
GAMBAR 50 : TANGGA SEBAGAI PENANDA PINTU MASUK Sistem struktur bangunan pada bagian Upper-Structure akan menggunakan sistem struktur rangka (kolom-balok) dikombinasikan dengan struktur kantilever dengan permainan bayangan / shading. Sedangkan pada bagian Sub-Structure yaitu pondasi akan menggunakan pondasi setempat dari material beton mengingat ketinggian bangunan bertingkat rendah serta material beton mudah didapatkan di lingkungan sekitar
122
Bentukan hiasan / corak hias juga akan ditransformasikan menjadi detail fasade, sekaligus menjadi unsur penghawaan alami pada bangunan, sebagai lubang angin.
GAMBAR 51 : GERAKAN ANGIN Menurut Peraturan Pemerintah DKI Jakarta No.7 tahun 1991 tentang Bangunan dalam wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta pasal 129 ayat 1 bahwa semua bangunan harus menyediakan sumur resapan bagi penyaluran air hujan, maka sumur resapan akan ditempatkan di beberapa tempat pada tapak. Sistem utilitas akan menggunakan sistem pendaur-ulangan limbah / air kotor cair dengan menggunaka sistem Wastewater Recycling supaya dapat digunakan kembali untuk menyiram tanaman dan flushing urinoir.
123
SKEMA 8 : WASTEWATER RECYCLING (www.zenon.com) Perlunya ruang-ruang yang inspiratif mempertimbangkan adanya view baik dalam skala yang luas ( view bangunan tinggi di arah Timur Tapak) dan view ke Ruang Terbuka Hijau di dalam tapak. View ke arah Timur akan ditangkap dengan memanfaatkan ketinggian bangunan / menaikkan massa bangunan sehingga ruangruang studio akan ditempatkan di lantai teratas sedangkan ruang-ruang komunal edukatif seperti ruang-ruang baca, ruang diskusi oudoor akan memanfaatkan ruangruang terbuka hijau.
124
GAMBAR 52 : RUANG-RUANG INSPIRATIF Bangunan akan terdiri atas 4 buah massa masing-masing untuk kegiatan pendidikan, administrasi, fasilitas penunjang, dan servis yang dibagi dalam sistem cluster dengan sumbu aksis jalan dan tapak sebagai pemersatu massa.
GAMBAR 53 : GUBAHAN MASSA AWAL
125