BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. Kesimpulan Sesuai dengan tujuan dan fokus penelitian yang dikaji dan berdasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berkaitan hubungan Free Trade Zone (FTZ) di Pulau Batam dengan segmentasi wisatawan di kawasan wisata Nongsa, yaitu: a. Bahwa hubungan penerapan FTZ di Pulau Batam khususnya di kawasan Nongsa akan lebih dapat dioptimalkan dengan cara membentuk jenis segmentasi wisatawan dengan kelas ekonomi menengah atas khususnya wisatawan asal Singapura yang merupakan warga Singapura dengan kelas ekonomi menengah atas dan kelompok ekspatriat yang tinggal di Singapura, serta wisatawan pasar potensial Singapura (Korea dan Jepang). Hal ini dipengaruhi oleh kemudahan akses kawasan Nongsa yaitu tersedianya pelabuhan Nongsa Pura Ferry Terminal yang menghubungkan dengan Harbour Front Centre (Singapura). Sedangkan wisatawan nusantara didominasi oleh wisatawan dengan kelas menengah ke atas yang merupakan masyarakat Indonesia di Batam dan kota-kota lain di Indonesia, seperti Jakarta, Medan, Surabaya, serta kelompok eskpatriat yang tinggal di Wilayah Indonesia, seperti: Jakarta, Medan, Surabaya, dan lainnya). b. Bahwa hubungan penerapan FTZ di Pulau Batam khususnya di kawasan Nongsa akan lebih dapat dioptimalkan dengan cara membentuk jenis segmentasi 131
wisatawan dengan motivasi dan preferensi kunjungan sebagai gaya hidup dan kelas sosial seperti wisata golf dan business meeting dengan pemilihan terhadap resort berkelas internasional dengan harga lebih murah dibandingkan Singapura. Sedangkan wisatawan pasar potensial Singapura (Korea dan Jepang) memiliki motivasi kunjungan untuk transit ke Leisure World Floating Casino yang merupakan wisatawan repeater dengan cara berkunjung secara individu dan kelompok bagi wisnus serta wisman yang melakukan kunjungan secara group tour dan kelompok. c. Melalui penerapan FTZ di Pulau Batam memberikan dampak terhadap kepariwisataan Nongsa, yaitu kemudahan akses dan ketersediaan infrastruktur (advanced infrastructure) berupa sarana aksesibilitas Nongsa Pura Ferry Terminal dan kemudahan birokrasi serta efisiensi bea cukai (attraction direct investment) berupa pemberian bebas visa/ pajak dan penaawaran harga lebih murah dibandingkan dengan Singapura. Sedangkan aspek-aspek lainnya dari kebijakan FTZ belum diterapkan dalam pengembangan produk wisata. Berdasarkan
hal tersebut maka penerapan kebijakan FTZ belum mampu
sepenuhnya mendorong perluasan segmentasi pasar wisatawan Nongsa, baik secara demografis maupun psikografis. 2. Berkaitan dengan pengembangan produk wisata yang sesuai dengan segmentasi wisatawan, yaitu produk wisata yang mampu menarik kunjungan wisatawan dengan memperhatikan kesesuaian fungsi kawasan sebagai kawasan perdagangan dan pariwisata dengan optimalisasi pemberlakuan FTZ dalam pengembangan kawasan wisata Nongsa. Terkait hal tersebut maka diperlukan pengembangan produk yang mampu mewadahi kebutuhan tersebut dengan klasifikasi sebagai berikut: 132
a. Pengembangan destinasi Nongsa yang mampu memperkuat image kawasan Nongsa sebagai kawasan perdagangan dan pariwisata dengan optimalisasi manfaat dari pemberlakuan kebijakan FTZ di Pulau Batam. b. Peningkatan ragam fasilitas untuk kepentingan perdagangan dan pariwisata yang berdaya saing unggul dengan destinasi serupa, seperti: Singapura dan Langkawi. Fasilitas ini bersifat sebagai sebagai generator peningkatan aktivitas dan pendapatan (activity and income generator) yang saling melengkapi. c. Peningkatan ragam atraksi dan kapasitas fasilitas yang memadukan usur wisata dan prestise sebagai pemenuhan gaya hidup wisatawan dan pasar wisatawan potensial serta mampu menarik peluang kelompok ekonomi menengah atas di Asia. d. Pengembangan produk yang memiliki nilai jual dan daya saing dengan mengedepankan unsur unique selling point, tourism, technology and investment generator, labor oriented and economic booster, dan lifestyle oriented.
5.2. Rekomendasi Terkait dengan potensi yang dimiliki kawasan Nongsa maka diperlukan pengembangan produk wisata yang sesuai dengan segmentasi wisatawan dan mampu menarik segmentasi wisatawan baru melalui optimalisasi penerapan kebijakan FTZ yang adaptif untuk terwujudnya sinergi kawasan perdagangan dan pariwisata dalam pembangunan kawasan Nongsa sebagai destinasi wisata terpadu. Beberapa implikasi kebijakan yang dapat diterapkan bagi pengembangan Nongsa, yaitu: 133
1) Memantapkan regulasi dan kelembagaan yang memiliki otoritas untuk mengelola kawasan Nongsa dalam mensinergikan bidang perdagangan dan pariwisata. 2) Meningkatkan penanaman modal yang berwawasan lingkungan dalam pemberian nilai tambah bagi daya tarik wisata yag telah dan dalam pembangunan daya tarik wisata baru. 3) Mengembangkan dan optimalisasi daya tarik wisata yang mampu meningkatkan investasi dan perdagangan (activity and income generator) yang bersifat korelatif antara aktivitas wisata dengan aktivitas perekonomian yang mampu berdaya saing dan bernilai jual. 4) Mengembangkan kawasan wisata yang berwawasan lingkungan (green environment) meliputi alam, budaya, sosial serta mendorong pengembangan ekonomi masyarakat lokal. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka strategi dan indikasi program yang perlu direncanakan adalah:
134
Tabel 5.1 Kebijakan, Strategi dan Program Pengembangan Kawasan Nongsa Kebijakan – 1: Menguatkan regulasi dan kelembagaan yang memiliki otoritas untuk mengelola kawasan Nongsa dalam mensinergikan bidang perdagangan dan pariwisata. STRATEGI a)
Memberikan pelayanan perijinan secara terpadu dan singkat di bidang perdagangan dan pariwisata.
INDIKASI PROGRAM 1) Pembentukan manajemen terpadu (one-stop investment and management services) dalam bidang perdagangan dan pariwisata. 2) Kemudahan birokrasi bagi investor dan wisatawan . 3) Kemudahan pemberian visa bagi tenaga kerja luar negeri untuk bekerja dan tinggal di Nongsa (investor dan pelaku pariwisata).
b) Mengembangkan dan menguatkan organisasi kepariwisataan yang menangani bidang pemasaran pariwisata kawasan Nongsa
1) Pengembangan struktur dan fungsi organisasi yang menangani koordinasi, integrasi dan sinergi program antar sektor dalam pengembangan pemasaran pariwisata di Nongsa, sebagai contoh Badan Promosi Pariwisata Nongsa.
c)
1) Penguatan kemampuan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program kepariwisataan Nongsa berbasis masyarakat lokal 2) Penguatan mekanisme sinkronisasi dan harmonisasi program pembangunan kepariwisataan Nongsa baik secara internal maupun lintas sektor 3) Peningkatan koordinasi pelayanan antar lembaga terkait dengan kunjungan wisatawan dan investasi ke Nongsa, seperti: keimigrasian, perhubungan, industri, perdagangan, komunikasi dan informasi, keamanan. 4) Pengembangan mekanisme sistem koordinasi – integrasi – sinergi DMO (Destination Management Organization) antar Pemerintah serta pemangku kepentingan terkait dalam meningkatkan akselerasi pembangunan kepariwisataan Nongsa.
Menguatkan mekanisme kinerja organisasi untuk mendukung kepariwisataan Nongsa.
d) Mengembangkan skema kerjasama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan masyarakat
1) Penguatan kerjasama antara pelaku pariwisata kawasan Nongsa secara terpadu, meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, dan masyarakat 2) Penguatan implementasi kerjasama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, dan masyarakat, seperti: Forum koordinasi, FGD, rembug warga, dsb. 3) Penguatan monitoring dan evaluasi kerjasama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, dan masyarakat secara berkala dalam pembangunan kepariwisataan Nongsa.
e)
1) Penyusunan rencana induk pengembangan pariwisata kawasan Nonga meliputi kebijakan, strategi, dan implementasi program. 2) Penyusunan rencana kawasan Nongsa meliputi zonasi, peruntukan lahan, tata bangunan, dsb.
Mengembangkan kajian sebagai penelitian akademis yang mampu menjadi dasar pembangunan dan pengelolaan kawasan Nongsa yang mensinergikan perdagangan dan pariwisata serta sebagai pedoman
135
bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Masyarakat, dan Sektor terkait.
3) Penyusunan rencana penanaman modal yang mendukung pembangunan kepariwisataan Nongsa meliputi: sistem informasi investasi, analisis kelayakan, dsb.
Kebijakan – 2: Meningkatkan penanaman modal yang berwawasan lingkungan dan pemberian nilai tambah bagi daya tarik wisata yang telah ada dan pembangunan daya tarik wisata baru. STRATEGI a)
Mengembangkan manajemen atraksi kawasan Nongsa yang mampu menarik kunjungan wisatawan.
b) Memberikan kemudahan birokrasi dan regulasi dalam penanaman investasi.
INDIKASI PROGRAM 1) Peningkatan kualitas manajemen atraksi melalui peningkatan inovasi daya tarik wisata untuk memperkuat daya saing produk wisata kawasan Nongsa. 2) Perbaikani kualitas interpretasi dan penguatan citra produk wisata kawasan Nongsa. 3) Penguatan kualitas produk wisata melalui peningkatan pemanfaatan teknologi dalam penguatan kualitas produk wisata kawasan Nongsa. 4) Penciptaan keunikan produk wisata melalui penggunaan unsur kelokalan 5) Peningkatan inovasi dan kreativitas pemaketan dan pengemasan atraksi pariwisata, khususnya menarik kunjungan wisatawan potesial Singapura (Korea, Jepang). 1) Fasilitasi kemudahan perijinan bagi swasta dan masyarakat dalam pengembangan sarana usaha pariwisata di kawasan Nongsa. 2) Fasilitasi kemudahan mendapatkan kredit usaha bidang pariwisata melalui kebijakan penjaminan oleh pemerintah bagi swasta dan masyarakat dalam pengembangan sarana usaha pariwisata.
Kebijakan – 3: Mengembangkan dan optimalisasi daya tarik wisata yang mampu meningkatkan investasi dan perdagangan (activity and income generator) yang bersifat korelatif antara aktivitas wisata dengan aktivitas perekonomian yang mampu berdaya saing dan bernilai jual. STRATEGI a)
INDIKASI PROGRAM
Menguatkan kemitraan antara sektor pemasaran wisata terkait
1) Penguatan program kemitraan antara badan promosi pariwisata dengan pemerintah, swasta, dan sektor terkait lainnya.
b) Meningkatkan kemudahan pergerakan wisatawan dan kemudahan akses ke kawasan Nongsa baik dari dalam maupun luar negeri.
1) Pembangunan sistem transportasi dan pelayanan terpadu dengan mengembangkan dan meningkatkan ketersediaan informasi pelayanan transportasi berbagai jenis moda dari pintu gerbang wisata terutama Singapura.
c)
1) Peningkatan penyiapan fasilitas umum fisik dasar (jaringan listrik dan penerangan, jaringan telekomunikasi, jaringan air bersih, sistem pembuangan limbah) yang dibutuhkan oleh calon investor.
Mengembangkan prasarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata dalam mendukung
136
kepariwisataan Nongsa.
2) Penyediaan fasilitas keamanan dan keselamatan (early warning system) dan kesehatan, TIC, fasilitas bagi disabilitas, pedestrian, telekomunikasi dan teknologi
d) Pengembangan dan peningkatan kemudahan akses dan pergerakan wisatawan menuju kawasan Nongsa.
1) Peningkatan ketersediaan moda transportasi sebagai sarana pergerakan wisatawan baik dalam maupun luar negeri, khususnya pasar wisatawan potensial dari Singapura, Korea, dan Jepang atau wisatawan lain yang memiliki motivasi kunjungan golf, business meeting, dan LWFC. 2) Peningkatan reliabilitas waktu dan jadual pelayanan moda transportasi yang memberikan kemudahan informasi kepada wisatawan potensial. 3) Pengembangan dan/atau peningkatan kerjasama antar maskapai dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas transportasi di kawasan Nongsa. 4) Pengembangan dan/atau peningkatan keragaman atau diversifikasi jenis moda transportasi, khususnya tranportasi umum baik menuju Nongsa maupun di dalam kawasan Nongsa.
e)
Pemantapan daya tarik wisata untuk meningkatkan daya saing produk dalam menarik kunjungan ulang wisatawan dan segmen pasar yang lebih luas ke kawasan Nongsa.
1) Pengembangan daya tarik wisata baru yang mampu memanfaatkan dari diberlakukannya kebijakan FTZ, khususnya aspek incentive dan keringanan pajak seperti wisata belanja, duty free, dsb. 2) Penataan ruang wilayah dan konservasi potensi kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung diversifikasi daya tarik wisata kawasan Nongsa, melalui manajemen atraksi, pengembangan tema, pengembangan program-program interpretasi berbasis teknologi sebagai keuntungan dari diberlakukannya kebijakan FTZ. 3) Pengembangan jejaring manajemen kunjungan terpadu dalam konteks regional, nasional dan internasional, khususnya wisatawan potensi golf, business meeting, dan transit ke Leisure World Floating Casino (LWFC). 4) Pengembangan jejaring aktivitas dengan LWFC, sebagai contoh pemberian paket wisata khusus, insentif, dsb.
f)
Pengembangan daya tarik wisata yang mampu memenuhi unsur unique selling point, tourism, technology and investment generator, labor oriented and economic booste, dan lifestyle oriented.
1) Pengembangan Nongsa sebagai kawasan wisata yang bersifat enclave yang memiliki pasar wisatawan kelompok ekonomi menengah atas (segmented tourism) dengan dilengkapi oleh fasilitas pendukung, sebagai contoh: one stop shopping center. 2) Pengembangan daya tarik wisata baru yang mampu mamenuhi kriteria sebagai contoh Wellness Center, Health and Spa, Recreation & Sports Center, Ecopark, dan lain sebagainya. 3) Pengembangan daya tarik wisata yang berdaya saing dalam harga/biaya, keunikan, jarak dan waktu, regulasi, dan lainnya dengan destinasi wisata sekitarnya, khususnya Singapura, Malaysia. 4) Pengembangan daya tarik wisata dengan menggunakan langgam arsitektural tradisional (melayu) khususnya bagi resort dan fasilitas pendukung pariwisata lainnya.
g) Penguatan jejaring akses dan aktivitas antara Nongsa dengan kawasan sekitar.
1) Pengembangan kegiatan wisata antara kawasan Nongsa dengan kawasan Nagoya, Jodoh, Batam Center, khususnya bagi tema wisata belanja.
137
2) Pengembangan akses antara kawasan Nongsa dengan kawasan Nagoya, Jodoh, Batam Center, khususnya bagi tema wisata belanja.
Kebijakan – 4: Mengembangkan kawasan wisata yang berwawasan lingkungan (green environment) meliputi alam, budaya, sosial serta mendorong pengembangan ekonomi masyarakat lokal. STRATEGI a)
Penguatan fungsi dan mata rantai industri pariwisata untuk meningkatkan daya saing dan daya jual pariwisata Nongsa
INDIKASI PROGRAM 1) Pengembangan forum dan mekanisme kerjasama antar usaha pariwisata dalam kepariwisataan Nongsa. 2) Fasilitasi kerjasama antar usaha pariwisata dalam memasarkan dan mempromosikan paket wisata kawasan Nongsa. 3) Peningkatan jejaring antar usaha pariwisata dalam memperkuat usaha pariwisata dalam berbagai skala, khususnya investasi pengembangan atraksi wisata baru. 4) Pengembangan skema regulasi untuk menjamin keadilan distributif antar usaha pariwisata dalam berbagai skala, tidak terkecuali masyarakat lokal untuk mendukung kawasan enclave Nongsa.
b) Menguatkan mata rantai penciptaan nilai tambah antara pelaku usaha pariwisata dan sektor terkait.
1) Peningkatan kualitas dan kuantitas produk dan layanan pendukung untuk usaha pariwisata 2) Pengembangan skema kerjasama antara industri pariwisata menguatkan kerjasama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan masyarakat. 3) Pengembangan forum koordinasi implementasi program kerjasama antara pemerintah dan dunia usaha dalam pengembangan dan pemasaran kepariwisataan Nongsa. 4) Penguatan monitoring dan evaluasi kerjasama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan masyarakat
c)
1) Perluasan dan peningkatan sistem perlindungan (asuransi) bagi wisatawan yang berkunjung ke Nongsa. 2) Peningkatan kemudahan prosedur investasi di bidang pariwisata.
Mengembangkan manajemen dan pelayanan usaha pariwisata Nongsa yang kredibel dan berkualitas melalui regulasi dan fasilitasi.
d) Mengembangkan manajemen usaha pariwisata yang mengacu kepada prinsip-prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan (green investment).
1) Pengembangan skema dan implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR) bagi pemberdayaan masyarakat. 2) Pengembangan implementasi sistem insentif dan disinsentif untuk usaha-usaha pariwisata serta memberikan AMDAL bagi setiap pembangunan fasilitas wisata baru di Nongsa.
138