30
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1
KESIMPULAN
5.1.1
Mengetahui cara mengoperasian mesin las GMAW
mesin las GMAW ini adalah mesin las yang menggunakan shielding gas. Shielding gas berfungsi sebagai pelindung logam las saat proses pengelasan berlangsung agar tidak terkontaminasi dari udara lingkungan pada sekitar area yang akan dilakukan pengelasan, karena logam lasan sangat rentan terhadap difusi hidrogen yang dapat menyebabkan cacat Porosity. Pengelasan GMAW dapat menggunakan gas Argon (Ar) yang biasa disebut MAG ataupun gas Karbondioksida (CO2) yang biasa disebut MIG.
a. Proses las MAG (METAL ACTIVE GAS) Pada proses pengelasan ini gas CO2 digunakan sebagai gas pelindung dan menggunakan kawat las pejal sebagai logam pengisi dan digulung dalam rol kemudian diumpankan secara terus menerus selama proses pengelasan berlangsung. Karena menggunakan gas pelindung CO2 yang bersifat oksidator maka pengelasan ini bagus untuk pengelasan pada konstruksi. Selain itu biaya operasi pada pengelasan ini lebih murah daripada pengelasan yang menggukan gas pelindung lainnya seperti Argon (Ar). Dalam penggunaan gas CO2 sebagai gas pelindung berpengaruh pada pemindahan logam cair dari elektroda ke material induk berbentuk bola – bola yang relatif besar. Hal ini dikarenakan logam yang mencair tetap melekat pada ujung elektroda karena busur yang kurang bagus. Pada proses GMAW juga sering terjadi banyak spater atau percikan – percikan, tetapi spater ini dapat dikurangi dengan cara memperpendek jarak busur las sehingga ujung elektroda seperti logam yang mencair.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
31
b. Proses las MIG (METAL INERT GAS) Pada proses pengelasan MIG ini tidak berbeda jauh dengan proses pengelasan pada GMAW, yang membedakan kedua pengelasan ini terdapat pada gas pelindung. Sesuai dengan namanya Metal Inert Gas, maka pada pengelasan MIG ini gas pelindung yang digunakan adalah inert gas atau gas Mulia seperti Argon (Ar), Helium atau Helium dicampur dengan Argon, tetapi juga dapat menggunakan gas CO2 sebagai gas Pelindung. Untuk proses pengelasan MIG ini biasanya digunakan untuk mengelas
material
yang terbuat
dari
alumunium
atau
baja
tahan
karat.
Pada Proses pengelasan GMAW dapat dikerjakan secara semi-otomatis atau otomatis. Asap dan percikan las yang terjadi pada proses GMAW lebih sedikit dibandingkan dengan SMAW, juga tidak ada slag atau terak yang harus dibersihkan setelah pengelasan selesai. Kecepatan pengelasan dan laju pengisian sama atau lebih besar dari pada SMAW. Tetapi penetrasi pada GMAW lebih dangkal dibandingkan pada proses pengelasan SMAW.[4]
Gambar 5.1 Torch Mesin las GMAW robot welding yang terdapat di PT.Systema Precision, pada robot welding ini bisa multifungsi karena dapet di setting untuk MAG (Metal Active Gas) dan juga bisa di setting pada MIG (Metal Inert Gas). Cara mengoperasikan robot welding tersebut tidaklah rumit hanya butuh ketelitian dan kecermatan dalam membuat program pada robot welding tersebut.program bertujuan untuk menjalankan robot welding yang akan nantinya program dihubungkan ke tombol start kemudian operator hanya tinggal menekan tombol start tersebut maka robot akan mengikuti
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
32
perintah
kemana
program
yang
tadi
dibuat.tidak
diperlukannya
operator
berpengalaman untuk mengoperasikan welding robot karena secara langsung yang melakukan pengelasan adalah robot bukan tangan kita jadi hasil visual pengelasan sangatlah bagus tergantung teaching pada program yang dibuat sebelumnya. Berbeda jika dibandingkan dengan manual welding yang harus membutuhkan tenaga ahli khusus untuk mengoperasikan mesin tersebut setidaknya punya pengalaman mengelas di bengkel ataupun di perusahaan-perusahaan.
Gambar 5.2 Robot welding jenis GMAW merek OTC
5.1.2
Menganalisa masalah-masalah dalam pengelasan mesin las GMAW
a. keropos hasil pengelasan yang keropos terjadi dikarenakan banyak faktor yang membuat hasil las menjadi keropos, beberapa penyebab las keropos : a. Gas karbondioksida (co2) habis saat masih dalam proses pengelasan berjalan,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
33
b. Gas yang keluar untuk melindungi kawat pada ujung torch terhempas angin yang menyebabkan kawat las tidak memiliki pelindung saat melakukan pengelasan, c. Pada permukaan plat yang akan di las terdapat oli yang menempel di jalur pengelasan tersebut, b. lubang beberapa faktor pendukung terjadinya part berlubang : a. Settingan amphere, voltage, speed pada parameter mesin las tidak sesuai dengan plat yang dikerjakan, misal: mengerjakan plat dengan ketebalan 1.2mm namun menggunakan parameter welding untuk plat 2.0mm, maka akan terjadinya lubang saat pengelasan. b. Terlalu pendek kawat las yang dikeluarkan untuk pengelasan, misal mengerjakan part menggunakan kawat dengan diameter 1mm maka kawat yang harus keluar dari ujung contact tip sampai plat harus berjarak 10mm. c. Permukaan plat yang tidak stabil satu dengan yang lain menyebabkan operator kesulitan mengatur pergerakan tangannya c. sobek Sobek pada bagian akhir pengelasan juga kerap sering dihadapi oleh divisi welding dikarenakan terlalu panjangnya jarak pengelasan sehingga menyebabkan sobekan yang berada pada ujung plat yang di las, penanganan dalam hal ini cukup mudah yaitu misalkan masalah tersebut didapat dari operator mesin las GMAW manual welding maka pengaturan tangan operator tersebut harus lebih memiliki firasat dalam pengelasan dan jika masalah tersebut didapatkan pada mesin las GMAW robot welding maka probram untuk menjalankanya harus di modif step agar pengelasan tersebut tidak terlalu panjang atau dikurangi panjang weldingan tersebut agar tidak mengalami sobek pada ujung part. d. porositas Cacat Las Porositas adalah salah satu jenis cacat pengelasan yang disebabkan karena terkontaminasinya logam las dalam bentuk gas yang terperangkap sehingga di dalam logam las terdapat rongga- rongga.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
34
Porositas merupakan cacat las yang cukup umum, tetapi juga cukup mudah untuk memperbaikinya. Porositas terjadi dalam bentuk lubang bulat, yang disebut spherical porosity, Jika lubangnya memanjang disebut wormholes atau piping. Penyebab terjadinya Porositas pada las-lasan : a.
Mengelas dengan kondisi logam pengisi terkontaminasi dengan air, cat, lemak, minyak, dan lem yang dapat menyebabkan terbentuknya dan melepaskan gas bila terjadi pengelasan.
b. Kampuh Las yang kotor oleh air, minyak, cat dan kotoran-kotoran yang lain yang dapat menyebabkan terbentuknya gas bila terjadi pengelasan. c. Selang gas yang terjepit atau rusak sehingga tidak memberikan suplay shielding gas yang cukup. d. Aliran gas terlalu tinggi. Aliran gas yang terbuka lebar yang menghasilkan kecepatan aliran gas yang tinggi menciptakan turbulensi dan dapat menarik udara luar ke zona lasan. Selain itu, itu adalah pemborosan gas dan menambah biaya yang tidak perlu untuk suatu proyek. e. Lapisan galvanisasi dapat membuat masalah. Zinc meleleh pada sekitar 420 derajat C dan titik didih sekitar 920 derajat celcius. Pada temperatur pengelasan jauh melebihi 2.000 derajat C terjadi perubahan seng (zink) dari solid menjadi gas dalam sepersekian detik. f. Kelembaban udara sekitar juga dapat menyebabkan masalah, seperti terjadinya embun pagi. g. Penyalahgunaan senyawa antispatter, semprotan, atau gel bisa menjadi penyumbang utama porositas. Bila digunakan secara berlebihan, bahan antispatter menjadi kontaminan, mendidih menjadi gas bila terkena suhu tinggi las busur. h. Hembusan angin/udara yang dapat mengganggu aliran shielding gas selama proses pengelasan. Aliran udara ini jika melebihi dari 4 sampai 5 mil per jam, dapat mempengaruhi proses pengelasan. [5]
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
35
5.2
REKOMENDASI
Rekomendasi untuk PT.Systema Precision dalam hal pengelasan atau divisi welding agar selalu dijaga kebersihan pada line produksi karena yang saya rasakan masih kurang bersih dan menyebabkan mesin welding terkadang muncul alarm overheat, saya rasa overheat itu bersumber dari kipas pembuangan untuk membuang angin atau udara namun terhambat oleh debu atau kotoran yang menempel pada dinding mesin las robot tersebut.dalam segi kemampuan dalam pengelasan berkaitan dengan para operator sudah cukup baik dalam menjalankan mesin las GMAW, para operator sudah sangat lihai dan mengetahui bagaimana cara memperbaiki atau merepair jika ada part yang NG. Cara pengelasan yang dilakukan oleh operator welding tersebut sangat cepat namun memiliki visual welding yang baik dan itu semua sudah teruji dalam hal melakukan pengelasan meskipun tidak ada alat bantu berupa penyangga atau stopper untuk mempermudah pengelasan.memperkecil tingkat NG karena selama mengikuti kerja praktik di PT.Systema Precision terhadap part NG lumayan banyak yang terbuat saat pengelasan robot welding dan sedikit sulit untuk dilakukannya repair, selama tidak bisa di repair maka part NG terrsebut akan dijadikan limbah besi saja yang tidak memiliki harga yang tinggi, maka dari itu manager memerintahkan agar harus menekan angka terjadinya NG yang berlebihan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z